GAS FERMI ELEKTRON BEBAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAS FERMI ELEKTRON BEBAS"

Transkripsi

1 TUGAS MAKALAH PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT GAS FERMI ELEKTRON BEBAS Disusun Oleh : 1. Resita Astika Jantu ( ) 2. Titi Mustikawati ( ) 3. Ismail Hamka Muhammad Zaid ( ) 4. Putri Ari Zuliyanti ( ) 5. Kusuando ( ) Pendidikan Fisika Non-Reguler 2009 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta 2012

2 PENDAHULUAN Telah diketahui banyak sifat fisik yang dimiliki dari logam tidak hanya logam sederhana, namun juga berkaitan dengan model elektron bebas. Menurut model ini, elektron valensi dari suatu unsur atom menjadi elektron konduksi dan bergerak bebas pada keseluruhan volume logam. Bahkan ketika logam memiliki model elektron bebas, distribusi pengisian elektron konduksi menggambarkan kekuatan potensial elektrostatik dari inti ion. Kegunaan dari model elektron bebas pada dasarnya merupakan sifat yang bergantung pada sifat kinetik dari elektron konduksi. Interaksi dari elektron konduksi dengan kisi ion akan dibahas pada bab selanjutnya. Logam yang paling seberhana adalah logam alkali, misalnya litium, sodium, potassium, cesium dan rubidium. Pada atom bebas elektron valensi dari sodium adalah 3s. Pada logam, elektron ini menjadi elektron konduksi dalam pita konduksi 3s. Kristal tunggal yang terdiri dari N atom akan memiliki N elektron konduksi dan N inti ion positif. Inti ion Na + teridiri dari 10 elektron yang menempati kulit 1s, 2s dan 2p pada ion bebas dengan distribusi ruang yang pada dasarnya sama ketika logam dalam ion bebas. Inti ion menempati hanya 15% volume kristal sodium, seperti pada gambar dibawah. Jari-jari ion bebas Na + adalah 0.98 Å, sedangkan jarak tetangga terdekat logam adalah 1.83 Å. Gambar 1. Skema model kristal dari logam sodium

3 Penjelasan mengenai sifat logam dalam hal ini gerak elektron bebas telah lama dikembangkan sebelum ditemukannya mekanika kuantum. Teori klasik memiliki beberapa keberhasilan, terutama penurunan dari Hukum Ohm dan hubungan antara daya hantar listrik dan panas. Teori klasik tidak dapat menjelaskan kapasitas panas dan kelemahan sifat kemagnetan yang dimiliki elektron konduksi. (Hal ini bukan merupakan kegagalan dari model elektron bebas, tetapi kegagalan pada fungsi distribusi kalsik Maxwell). Selanjutnya adalah kesulitan dengan model klasik. Dari banyak jenis percobaan mengenai elektron konduksi dari logam yang dapat bergerak secara bebas pada banyak lintasan lurus atom, tubrukan elektron konduksi terjadi satu sama lain atau bahkan tubrukan dengan inti atom. Pada temperatur rendah, lintasan bebas antar atom akan sepanjang 10 8 (lebih dari 1cm). Mengapa zat yang terkondensasi secara transparan akan menjadi elektron konduksi? Jawaban pertanyaan tersebut terdiri dari dua: (a) Elektron konduksi tidak membelokkan inti ion yang menyusun kisi periodik karena gelombang zat tersebut dapat menyebar bebas pada susunan periodik. (b) Elektron konduksi tersebar hanya pada frekuensi tertentu antara elektron konduksi laiinya. Sifat inilah yang dibahas pada Asas Pauli. Gas Fermi elektron bebas akan menjelaskan bagaimana elektron bebas pada gas dengan menggunakan Asas Pauli. A. Tingkat Energi Dalam Satu Dimensi Gas elektron bebas dalam satu dimensi sesuai dengan perhitungan dari teori kuantum dan asas Pauli. Sebuah elektron yang bermassa m terkurung sepanjang L yang tak terhingga (Gambar 2). Fungsi gelombang (x) pada elektron merupakan solusi persamaan Schrödinger dengan mengabaikan energi potensial maka kita dapatkan dimana p adalah momentum. Dalam teori kuantum p dapat direpresentasikan sebagai sehingga:...(1)

4 dimana adalah energi pada orbital elektron. Kita dapat menggunakan orbital untuk menunjukan solusi persamaan gelombang hanya untuk sistem satu dimensi. Hal ini menunjukan perbedaan antara persamaan gelombang secara pasti pada keadaan kuantum untuk N elektron yang berinteraksi dan secara perkiraan pada keadaan kuatum yang menyebutkan N elektron menjadi N orbital yang berbeda dimana setiap orbital merupakan solusi persamaan gelombang untuk satu elektron. Model orbital dapat tepat terjadi jika tidak ada interaksi antar elektron. Dengan batasan ; yang merupakan batasan tak terhingga pada energi potensial. Ini memenuhi fungsi gelombang sinus dengan bilangan integral n dari setengah panjang gelombang antara 0 dan L :....(2) dimana A, konstan. Persamaan (2) merupakan solusi dari persamaan (1) karena,, dimana energi adalah.. (3) Jika kita ingin mendapatkan N elektron pada satu persamaan. Menurut Asas Pauli, tidak dapat dua elektron memiliki bilangan kuantum yang sama. Tiap orbital dapat ditempati lebih dari 1 elektron. Hal ini berlaku untuk elektron pada atom, molekul dan zat padat. Gambar 2. Tiga tingkat energi pertama dan fungsi gelombang pada elektron bebas dengan massa m yang terkurung garis dengan panjang L

5 Pada zat padat, bilangan kuantum suatu orbital elektron konduksi adalah n dan, dimana n adalah bilangan bulat positif dan bilangan kuantum magnet menurut orientasi spin. Pasangan orbital ditandai dengan bilangan kuantum n yang didapat dari dua elektron, satu dengan spin up dan satu lagi spin down. Jika terdapat enam elektron, maka keadaan dasar suatu system aka terisi oleh orbital yang terlihat pada table dibawah: Elektron yang dimiliki Elektron yang dimiliki Lebih dari satu orbital mungkin memiliki energi yang sama. Jumlah orbital dengan energi yang sama disebut degenerasi. Misalkan merupakan tingkat energi yang terisi paling atas, dimana kita dapat mulai mengisi tingkatan tersebut dari bawah ( n = 1) dan selanjutnya mengisi tingkat paling tinggi dengan elektron sampai semua N elektron terpenuhi. Hal ini baik digunakan untuk N adalah bilangan genap. Keadaan = N menunjukan, nilai n untuk tingkat yang terisi paling atas. Energi Fermi merupakan definisi dari tingkat energi yang terisi paling atas pada keadaan dasar dari N elektron. Dari persamaan (3) dengan n =, kita dapatkan energi dalam satu dimensi yaitu :.. (4)

6 B. Pengaruh Temperatur Pada Distribusi Fermi Dirac Keadaan dasar merupakan dimana N elektron berada pada keadaan nol. Apa yang terjadi jika temperatur meningkat? Ini adalah masalah biasa pada statistik dasar mekanik dan solusi yang diberikan berupa distribusi fungsi Fermi-Dirac. Energi kinetik pada gas elektron yang meningkat seperti halnya temperatur yang meningkat sehingga beberapa tingkat energi yang ditempati oleh kekosongan berada pada keadaan nol, dan beberapa tingkat merupakan kekosongan yang ditempati pada keadaan nol. Distribusi Fermi-Dirac memberi kemungkinan mengenai orbital pada energi akan menempati elektron gas ideal dalam keseimbangan termal: Jumlah adalah fungsi dari temperatur, dapat dipilih menjadi masalah utama dengan demikian jumlah total partikel dalam suatu sistem dapat dihitung dengan tepat yaitu sama dengan N. Pada keadaan nol, karena batas T 0 dengan fungsi berubah dari nilai 1 (terisi) menjadi nilai 0 (kosong) pada. Untuk seluruh temperatur sama dengan ketika, maka untuk persamaan (5) akan memiliki nilai 2.

7 Gambar 3. Fungsi persamaan (5) distribusi Fermi-Dirac pada saat diberi variasi temperatur saat Jumlah merupakan potensial kimia dan kita dapat mengetahui keadaan nol pada potensial kimia sama dengan energi Fermi, tetapan tesebut sama seperti energi pada orbital terisi paling atas dalam keadaal nol. Distribusi energi tinggi berada pada fungsi pada persamaan 5, menjadi. Batasan ini disebut sebagai distribusi Maxwell Boltzmann. C. Gas Elektron Bebas dalam Tiga Dimensi Persamaan partikel bebas Schrodinger pada 3 dimensi yaitu : (1) Jika elektron-elektron itu diletakkan di dalam sebuah kubus dengan panjang sisi-sisinya sebesar L, maka fungsi gelombangnya adalah gelombang berdiri.(2) dimana n x, n y, dan n z adalah bilangan bulat positif Jika menggunakan sebuah fungsi gelombang yang periodik pada x,y,z dan periodik L, maka (3) Fungsi gelombang yang memenuhi persamaan Schordinger dan yang periodik adalah berbentuk gelombang berjalan sebagai berikut:..(4) Nilai komponen-komponen k sebagai berikut:.(5) begitu juga untuk ky dan kz Setiap komponen dari k merupakan 2nπ/L yang merupakan bilangan bulat positif atau negatif. Komponen-komponen dari k tersebut adalah merupakan

8 bilangan kuantum dari partikel tersebut. Disamping itu, bilangan kuantum yang digunakan untuk menandai partikel tersebut yang dalam hal ini elektron adalah bilangan kuantum magnetik m s yang berkaitan dengan spin elektron itu sendiri. Kita dapat menghitung nilai k sesuai persamaan (3) yaitu.(6) Substitusikan persamaan 4 ke 1 kita akan mendapatkan energi Єk dari orbital dengan vector gelombang k :...(7) Besarnya vektor gelombang berhubungan dengan panjang gelombang oleh k = 2π/ Momentum linier P dihasilkan pada mekanika kuantum oleh operator untuk orbital persamaan (4).(8) Maka pada gelombang berjalan merupakan fungsi eigen dari momentum linear dengan nilai eigen. Kecepatan partikel pada orbital k diberikan oleh Dalam keadaan dasar semua tingkat energi yang terletak di bawah energi Fermi dan energi Fermi itu sendiri akan ditempati elektron. Oleh karena itu, vektor gelombang terbesar adalah vektor gelombang untuk elektron yang berada pada tingkat energi Fermi. Dengan demikian, jika kita misalkan vektor gelombang Fermi dengan huruf kf, maka energi Fermi dapat ditulis sebagai berikut :...(9) Dari persamaan (5) kita dapat lihat bahwa ada 1 mengikuti vector gelombang ini berbeda dari bilangan kuantum untuk elemen volume (2 /L) 3 dari kulit k. Maka pada volume bola total jumlah orbital adalah :

9 (10) Dimana factor 2 berasal dari 2 mengikuti nilai dari m s, bilangan spin kuantum, untuk masing-masing nilai k yaitu :... (11) Yang hanya tergantung pada konsentrasi partikel Menggunakan persamaan (9) (12) Hubungan dari energy Fermi untuk konsentrasi elektron N/V. Elektron memberikan nilai jumlah T F yang didefinisikan sebagai (jumlah T F tidak menentukan temperatur dari elektron gas) Kita telah menemukan jumlah orbital per unit tingkat energy, D yang disebut densitas. Kita gunakan persamaan 12 untuk jumlah bilangan orbital energy (13) Maka densitas pada gambar disamping yaitu (14) Persamaan 13 dapat ditulis secara sederhana yaitu dimana (15) Nomor orbital per unit tingkat energy pada energy Fermi adalah total nomor konduksi elektron yang dibagi oleh energy Fermi. D. Kapasitas Panas dari Gas Elektron Pada awal perkembangannya, teori elektron dalam logam menemui kesulitan dalam menjelaskan kapasitas panas dari elektron konduksi.

10 Mekanika statistika klasik meramalkan bahwa sebuah elektron bebas harus memiliki kapasitas panas sebesar (3/2) kb, dimana kb adalah tetapan Boltzmann. Jadi jika kita memiliki N buah elektron bebas, maka menurut mekanika statistika klasik tersebut kapasitas panas elektron itu adalah sebesar (3/2) NkB, untuk ato yang gas monoatomik. Tetapi kenyataannya menunjukan lain, pada temperatur ruangan kapasitas panas elektron konduksi ternyata kurang dari Kesulitan ini akhirnya terjawab setelah penemuan Prinsip Pauli dan fungsi distribusi Fermi-Dirac. Fermi mengatakan menulis kalimat sebagai berikut: seseorang memahami bahwa panas jenis menghilang pada suhu nol derajat Kelvin, dan pada suhu yang rendah panas jenis (atau kapasitas panas) itu adalah sebanding dengan suhu mutlaknya. Jika kita memanaskan sebuah logam sampel dari suhu nol derajat Kelvin, menurut distribusi Fermi-Dirac tidak semua elektron di dalam logam itu akan memperoleh energi sebesar - kbt. Tetapai hanya sebagian kecil saja dari elektron-elektron itu yang akan memperoleh energi sebesar kbt. Jadi jika kita memiliki N buah elektron bebas, hanya fraksi dari T/Tf dapat dieksitasi panasnya pada suhu T. Setiap elektron dari N(T/Tf) akan memiliki energi sebesar kbt. Sehingga total energi kinetik termal (U) dari elektron konduksid itu adalah sebesar..(1) Persamaan untuk kapasitas panas elektron konduksi, yaitu sebagai berikut.(2) Pada temperatur ruangan Cel lebih rendah nilai klasikal 3/2 NkB oleh factor 0.01 atau kurang, dari Tf ~ 5 x 10 4 K Kita memperoleh kuantitatif untuk kapasitas panas elektron pada temperatur rendah kbt<<<ef. Kenaikan pada total energy dari system N buah elektron ketika dipanaskan dari 0 sampai T (3)

11 merupakan fungsi Fermi Dirac dan merupakan jumlah per tingkatan energy. Sehingga (4) untuk memperoleh (5) Persamaan 5 ke 3 (6) Kapasitas panas gas elektron ditemukan perbedaan berhubungan dengan T. hanya temperatur mempengaruhi panas pada persamaan 6 yaitu, dimana kita dapat gabungkan panas menjadi...(7) Pada temperatur logam / < 0.01, kerapatan pada dapat ditulis dalam integral.(8) gambar disamping menunjukan variasi temperatur dari potensial kimia, untuk elektron bebas gas Fermi pada 1 dan 3 dimensi. Pada umumnya logam / 0.01 pada temperatur ruangan sehingga mendekati. Sehingga,.(9) Dengan..(10) Sehingga persamaan 8 dan 9 (11)

12 Kita dapat mengubah limit - karena faktor menjadi jika kita ragu dengan suhu pada integral dapat diabaikan ~ 100 atau lebih, sehingga...(12) (eksperimen kapasitas panas pada potassium, grafik menunjukan C/T dan T 2 ) Kapasitas panas pada elektron gas yaitu (13) Dari persamaan densitas kita peroleh...(14) Untuk gas elektron bebas dengan = maka persamaan 13 menjadi (15) Tf disebut suhu Fermi yang bukan suku sebenarnya teta 1. Eksperimen Kapasitas Panas dari Logam Pada temperatur di bawah temperatur Debye dan temperatur Fermi, kapasitas panas logam dapat ditulis sebagai kontribusi jumlah elektron dan phonon :, dimana dan A merupakan karakteristik material konstan. Istilah elektronik yang linear pada T yaitu dominan pada temperatur rendah. Untuk lebih mudah persamaannya menjadi :.(1)

13 Perbandingan nilai elektron bebas dari elektronik kapasitas panas yaitu perbandingan dari massa panas efektiv m th untuk massa elektron m, yaitu :..(2) Bentuk ini muncul secara alami karena berbanding terbalik dengan massa elektron, dimana. Hal ini melibatkan 3 efek : 1. Interaksi dari konduksi elektron dengan kecepatan periodic dari kisi Kristal. Massa efektif sebuah elektron pada potensial ini disebut pita massa efektif dan diperlakukan kemudian. 2. Interaksi dari konduksi elektron dengan phonon. Sebuah elektron cenderung untuk mempolarisasikan atau memputarbalikan kisi terdekatnya, sehingga perpindahan elektron menyeret ion terdekat, dengan demikian menaikkan massa efektif elektron 3. Interaksi dari konduksi elektron dengan dirinya sendiri. Perpindahan elektron menyebabkan reaksi di dalam lingkungan gas elektron, sehingga menaikkan massa efektif elektron. 2. Fermion Berat Beberapa senyawa logam telah ditemukan yang nilai besar, dua atau tiga kali lipat lebih tinggi dari biasanya, dari kapasitas elektronik panas γ konstan. Senyawa fermion berat termasuk UBe 13, CeAl 3, dan CeCu 2 Si 2. Itu telah mengemukakan bahwa f elektron dalam senyawa ini mungkin memiliki massa inersia setinggi 1000 m, karena tumpang tindih lemah dari fungsi gelombang dari elektron pada ion sebelahnya. Senyawa fermion Berat membentuk tingkat superkonduktor dikenal sebagai "superkonduktor eksotik".

14 E. Konduktivitas Listrik dan Hukum Ohm Momentum dari elektron bebas ini berkaitan dengan vector gelombang mv= ħk. Dalam medan listrik E dan medan magnet B gaya F pada sebuah elektron dari muatan-e adalah, sehingga hukum kedua Newton tentang gerak menjadi. (1) Dengan tidak adanya tumbukan bola fermi (Gbr. 10) bergerak dalam ruang k pada tingkat sama oleh medan listrik yang konstan. Kita bisa mengintegrasikan persamaan (1) dengan B = 0 untuk memperoleh....(2) Jika gaya F = - e E diterapkan pada waktu t = 0 sampai gas elektron yang mengisi bola Fermi berpusat pada sembarang jarak k kemudian pada waktu t, bola akan dipindahkan ke pusat baru pada. (3) Perhatikan bahwa bola fermi dipindahkan secara keseluruhan karena setiap elektron digantikan oleh ħk yang sama.

15 Karena tumbukan elektron dengan( impurities,ketidaksempurnaan kisi) dan fonon,ruang jarak dapat dipertahankan dalam keadaan stabil dalam medan listrik. Jika waktu tumbukan adalah,perpindahan dari fermi dalam steady state (3) dengan. Dengan arus listriknya adalah....(4) Konduktivitas listrik σ didefinisikan bvj= = t.e, dari persamaan (4) Tahanan listrik p didefinisikan sebagai kebalikan dari konduktivitas, sehingga.(5) Nilai konduktivitas listrik dan tahanan dari elemen diberikan dalam Tabel 3. Dalam unitgaussian torsi memiliki dimensi frekuensi 1. Eksperimen Reisistivitas Listrik dari Logam Tahanan listrik dari logam yang paling didominasi pada suhu (300 K) oleh tumbukan dari elektron konduksi dengan fonon kisi dan pada suhu cair (4K) dengan tumbukan atom pengotor ketidaksempurnaan mekanika dalam kisi (Gbr. 11). Tingkat tabrakan ini sering terikat pada satu pendekatan yang baik, sehingga jika medan listrik yang dimatikan distribusi momentum akan kembali ke keadaan dasar dengan waktu relaksasi.

16 Dimana dan saat tumbukan untuk hamburan fonon oleh dan dengan ketidaksempurnaan, masing-masing. Resistivitas bersih diberikan oleh Gambar 11. Gambar 11 resistivitas listrik di sebagian besar logam muncul daritabrakan elektron dengan penyimpangan dalam kisi saya seperti dalam (a) dengan fonon dan (b) dengan kotoran kisi kosong. Dimana adalah resistivitas yang disebabkan oleh foton termal dan ada;ah resistivitas yang disebabkan oleh hamburan gelombang elektron oleh cacat statis yang mengganggu periodisitas. Sering tidak tergantung pada jumlah cacat ketika konsentrasi mereka kecil dan sering tidak bergantung pada suhu. Bagian suhu tergantung dari tahanan listrik yang sebanding dengan tingkat dimana sebuah elektron bertabrakan dengan fonon normal dan elektron termal. Tingkat tabrakan dengan fonon sebanding dengan konsentrasi fonon termal. Salah satu batas yang sederhana adalah pada

17 suhu lebih dari suhu Debye (θ): di sini konsentrasi Fonon sebanding dengan suhu T,Sehingga p T untuk T > θ. 2. Hamburan Umpklapp Hamburan elektron umklapp oleh phonons menjelaskan sebagian besar tahanan listrik pada logam pada saat suhu rendah. Proses merupakan proses hamburan elektron-phonon dimana timbal balik kisi vector G terlibat, sehingga dalam proses ini mungkin saja terjadi perubahan momentum elektron yang lebih besar dari proses hamburan normal elektron-photon pada suhu rendah (dalam proses umclapp vector gelombang satu partikel dapat terbalik). Mempertimbangkan bagian tegak lurus melalui dua wilayah brillouin yang bersebelahan pada kalium bcc, dengan bola Fermi setara dengan yang tertera dalam masing-masing. Setengah bagian bawah dari gambar menunjukkan terjadinya tabrakan normal elektron-phonon, sedangkan setengah bagian atas menunjukkan kemungkinan terjadinya proses hamburan melibatkan phonon yang sama dan berakhir di luar wilayah brillouin pertama, pada titik A. Titik ini persis sama dengan titik A didalam wilayah asli, dimana AA adalah kisi resiprokal vector G. Hamburan yang terjadi tersebut merupakan proses umklapp, dengan analogi phonon. Tabrakan tersebut merupakan hamburan yang kuat karena sudut hamburan hampir mendekati π, dan tabrakan tunggal dapat mengembalikan elektron ke dasar orbitalnya. Ketika permukaan Fermi tidak berpotongan dengan batas wilayah, ada beberapa gelombang vector pnonon minimal untuk hamburan umklapp. Pada suhu yang cukup rendah jumlah phonon yang tersedia untuk hamburan umklapp menurun ketika, dimana adalah suhu karakteristik yang dapat dihitung dari geometri pada permukaan Fermi di dalam wilayah brillouin. Untuk permukaan bola Fermi dengan satu orbital

18 elektron per atom di dalam wilayah Brilloouin BCC, dapat ditunjukkan dengan geometri. Data eksperimen untuk kalium memiliki perkiraan eksponensial dengan dibandingkan dengan debye. Pada suhu yang sangat rendah (sekitar di bawah 2 K pada kalium) jumlah proses umklapp diabaikkan dan resistivitas kisi hanya disebabkan oleh hamburan sudut kecil, yang merupakan hamburan normal. Bloch memperoleh hasil analitik untuk hamburan normal pada suhu yang sangat rendah. Ini merupakan hasil pembatasan klasik. Proses normal ini berkontribusi terhadap resistivitas di semua logam, tetapi belum secara jelas mengisolasi untuk setiap logam karena besarnya efek persaingan ketidaksempurnaan hamburan, hamburan elektron-elektron, dan hamburan umklapp. F. Pergerakan Dalam Medan Magnetik Persamaan gerak untuk perpindahan partikel bola Fermi ditindak lanjuti oleh gaya (F) dan oleh gesekan yang diwakili oleh tabrakan. Istilah percepatan partikel bebas adalah dan efek tabrakan (gesekan) diwakili oleh oleh, dimana τ adalah waktu tabrakan. Pada gerakan system dalam medan magnet statis B. gaya Lorentz pada sebuah elektron adalah :

19 (CGS) (SI) Jika, maka persamaan geraknya : (CGS) Jika medan magnet statis B dibiarkan terletak disepanjang sumbu Z, maka persamaan geraknya adalah : (CGS) Hasil dari SI diperoleh dengan mengganti c dengan 1 Dalam keadaan tetap dalam medan listrik statis turunan waktunya adalah nol, sehingga kecepatannya adalah Dimana siklotron dalam semikonduktor). adalah frekuensi siklotron (seperti resonansi 1. Efek Hall Bidang ruang adalah medan listrik yang melintasi dua permukaan konduktor, dalam arah, ketika arus j mengalir melintasi medan magnet B. Mempertimbangkan specimen berbentuk batang didalam bidang listrik longitudinal dan medan magnet transversal. Jika arus tidak dapat mengalir keluar dari batang dalam arah y kita harus memilki. Dari persamaan sebelumnya hanya mungkin terjadi jika ada medan listrik transversal. (CGS) (SI)

20 Persamaan di atas disebut koefisien ruang. Untuk mengevaluasi model sederhana, digunakan : (CGS) (SI) Ini adalah elektron bebas, untuk e positif. Semakin rendah konsentrasi pembawa, semakin besar koefisien bidangnya. Pengukuran R H merupakan cara yang penting untuk mengukur konsentrasi carier. Symbol RH menunjukkan koefisien bidang, tetapi terkadang digunakan dengan makna yang berbeda, bahwa resistansi bidang dalam masalah dua dimensi. Kita justru akan membiarkan menotasikan resistensi bidang, dimana j x adalah rapatan arus permukaan. Hasil sederhana mengikuti asumsi bahwa semua waktu relaksasi adalah sama, tergantung pada kecepatan elektron. Factor numeric kesatuan urutan masuk jika waktu relaksasi merupakan fungsi dari kecepatan. Istilah tersebut menjadi lebih rumit jika kedua elektron dan lubang berkontribusi pada konduktivitas. Teori efek bidang

21 menjadi sederhana dalam medan magnet tinggi dengan, dimana merupakan frekuensi siklotron dan τ waktu relaksasi. Pada tabel 4 nilai-nilai yang diamati dari koefisien bidang dibandingkan dengan nilai-nilai yang dihitung dari konsentrasi pembawa. Yang paling akurat sebagai suatu masalah delam bab 10. Dalam tabel conv berdiri untuk konvensional Nilai-nilai yang akurat untuk natrium dan kalium dalam kesepakatan yang sangat baik dengan nilai-nilai yang dihitung untuk satu elektron konduksi per atom, dengan menggunakan. Bagaimanapun, nilai-nilai eksperimental untuk element aluminium trivalent dan indium : ini setuju dengan nilai-nilai yang dihitung untuk satu pembawa muatan positif per atom dan tidak setuju dalam jumlah dan tanda dengan nilai-nilai yang dihitung untuk perkiraan ketiga pembawa. Masalah tanda positif terlihat juga untuk pembawa muatan Be dan As. Seperti yang terlihat dalam tabel. Anomaly dari tanda itu dijelaskan oleh Peierls (1928). Gerakan pembawa tampak tanda positif, yang kemudian di sebut lubang oleh Heisenberg, tidak dapat dijelaskan oleh gas elektron bebas, tetapi menemukan penjelasan alamiah dalam hal teori pita energy. teori band juga menyumbang terjadinya nilai-nilai yang sangat besar dari koefisien bidang, seperti untuk As, Sb, dan Bi. G. Konduktivitas Termal Pada Logam Pada bab 5 kita temukan persamaan untuk konduktivitas thermal pada sebuah partikel, dimana dengan kecepatan = v, kapasitas kalor = C / volume, dengan konstanta. Maka persamaan konduktivitas termal gas, dengan

22 Dimana : n = konsentrasi elektron T = waktu kolisi Dalam logam murni, kontribusi elektron dominan di segala temperatur. Dalam logam yang campuran, elektron berarti jalan bebas dikurangi dengan tabrakan dengan campuran, dan kontribusi foton mungkin sebanding dengan kontribusi elektronik. 1. Rasio Termal Terhadap Konduktivitas Listrik Hukum Wiedermann-Franz menyatakan bahwa logam yang berada pada suhu yang tidak sangat rendah, rasio termal terhadap konduktivitas listriknya sebanding dengan suhu, dengan nilai konstanta yang bergantung pada jenis logam. Hasil ini sangat penting dalam eksperimen mencari nilai yang ditampilkan pada tabel Landolt-Bornstein. Tabel Perbandingan Koefisien Hall Dengan Teori Kebebasan Elektron Eksperimental Membawa Perhitungan - Loga Metode dalam atom 1/nec dalam m CGS units (asumsi) CGS Units Li Conv -1,89 1 elektron -1,48 Na Helicon -2,619 Conv -2,3 1 elektron -2,063 K Helicon -4,946 Conv -4,7 1 elektron -4,944 Rb Conv -5,6 1 elektron -6,04 Cu Conv -0,6 1 elektron -0,82 Ag Conv -1,0 1 elektron -1,19 Au Conv -0,8 1 elektron -1,18 Be Conv +2,7 - - Mg Conv -0, Al Helicon +1,136 1 lubang +1,135 In Helicon +1,774 1 lubang +1,780

23 As Conv Sb Conv Bi Conv Tabel Eksperimen Nilai Lorentz L* watt.-ohm/ Logam 0 C 100 C Ag 2,31 2,37 Au 2,35 2,4 Cd 2,42 2,43 Cu 2,23 2,33 Mo 2,61 2,79 Pb 2,47 2,56 Pt 2,51 2,6 Sn 2,52 2,49 W 3,04 3,2 Zn 2,31 2,33 Untuk mencari nilai gaya Lorentz (L) dapat menggunakan rumus: Nilai eksperimen L pada suhu 0 C dan 100 C yang ditmapilkan pada tabel di atas merupakan pendapat yang baik jika dibandingkan dengan nilai L =. Pada suhu yang rendah (T<<<θ) nilai Lorentz akan cenderung berkurang (lihat buku Zyman). H. Struktur Nano

24 Struktur materi yang memiliki dimensi yang sangat kecil antara 1nm (10Å) and 10nm (100Å). Struktur ini mungkin dapat berupa partikel, kawat, atau film yang tipis. Tipikal partikel yang baik terdiri dari antara 10 sampai 1000 atom. Teknologi semikonduktor telah memungkinkan untuk membuat polling kecil dari elektron yang disebut dengan berbagai cara: transistor elektron tunggal, titik kuantum, atom buatan, hukum Coulumb, atau kandang kuantum. Sifat fisik dari struktur nano unsual dibandingkan dengan padatan massal yang disebabkan oleh beberapa faktor yang melibatkan sifat dirawat di atas dan dalam bab kemudian: - Ratio jumlah atom pada permukaan dengan jumlah atom pada bagian dalam, mungkin merupakan suatu kesatuan - Ratio energi pada bagian permukaan dengan total energi, mungkin merupakan suatu kesatuan - Konduksi atau elektron valensi berubah menjadi lebih kecil, maka panjang gelombang kuantum pada keadaan elektrostatis terendah dipengaruhi dan akibatnya panjang gelombang minimum menjadi lebih pendek dibanding dengan di zat padat Bulk - Panjang gelombang atau pemantulan kondisi akan mengubah resapan optikal spektrum - Penggunaan nanoclusters logam mungkin memiliki kekerasan yang besar dan kekuatan hasil, karena sulit untuk membuat dan memindahkan dislocasions di daerah spasial terbatas

tak-hingga. Lebar sumur adalah 4 angstrom. Berapakah simpangan gelombang elektron

tak-hingga. Lebar sumur adalah 4 angstrom. Berapakah simpangan gelombang elektron Tes Formatif 1 Petunjuk: Jawablah semua soal di bawah ini pada lembar jawaban yang disediakan! =============================================================== 1. Sebuah elektron ditempatkan dalam sebuah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron PENDAHUUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron bebas dalam satu dimensi dan elektron bebas dalam tiga dimensi. Oleh karena itu, sebelum mempelajari modul

Lebih terperinci

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam Elektron Bebas Beberapa teori tentang panas jenis zat padat yang telah dibahas dapat dengan baik menjelaskan sifat-sfat panas jenis zat padat yang tergolong non logam, akan tetapi untuk golongan logam

Lebih terperinci

MAKALAH PITA ENERGI. Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna ( ) Rombel 1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor

MAKALAH PITA ENERGI. Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna ( ) Rombel 1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor MAKALAH PITA ENERGI Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna (4211412011) Rombel 1 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Kristal Semikonduktor yang mencakup:

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Kristal Semikonduktor yang mencakup: PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Kristal Semikonduktor yang mencakup: kristal semikonduktor intrinsik dan kristal semikonduktor ekstrinsik. Oleh karena itu, sebelum mempelajari modul

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron bebas dalam satu dimensi dan elektron bebas dalam tiga dimensi. Oleh karena itu, sebelum mempelajari modul

Lebih terperinci

Bab 6. Elektron Dalam Zat Padat (Teori Pita Energi)

Bab 6. Elektron Dalam Zat Padat (Teori Pita Energi) Bab 6 Elektron Dalam Zat Padat (Teori Pita Energi) Teori Pita Energi Untuk Zat Padat (Model Untuk Teori Pita Energi) Berdasarkan daya hantar listrik, zat padat dibedakan menjadi tiga jenis : Logam dan

Lebih terperinci

MODUL 1 KULIAH SEMIKONDUKTOR

MODUL 1 KULIAH SEMIKONDUKTOR MODUL 1 KULIAH SMIKONDUKTOR I.1. LOGAM, ISOLATOR dan SMIKONDUKTOR. Suatu bahan zat padat apabila dikaitkan dengan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik, maka bahan zat padat dibedakan menjadi tiga

Lebih terperinci

FONON I : GETARAN KRISTAL

FONON I : GETARAN KRISTAL MAKALAH FONON I : GETARAN KRISTAL Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat Disusun Oleh: Nisa Isma Khaerani ( 3215096525 ) Dio Sudiarto ( 3215096529 ) Arif Setiyanto ( 3215096537

Lebih terperinci

BAB IV OSILATOR HARMONIS

BAB IV OSILATOR HARMONIS Tinjauan Secara Mekanika Klasik BAB IV OSILATOR HARMONIS Osilator harmonis terjadi manakala sebuah partikel ditarik oleh gaya yang besarnya sebanding dengan perpindahan posisi partikel tersebut. F () =

Lebih terperinci

Nama Anggota Kelompok: 1. Ahmad Samsudin 2. Aisyah Nur Rohmah 3. Dudi Abdu Rasyid 4. Ginanjar 5. Intan Dwi 6. Ricky

Nama Anggota Kelompok: 1. Ahmad Samsudin 2. Aisyah Nur Rohmah 3. Dudi Abdu Rasyid 4. Ginanjar 5. Intan Dwi 6. Ricky Nama Anggota Kelompok: 1. Ahmad Samsudin 2. Aisyah Nur Rohmah 3. Dudi Abdu Rasyid 4. Ginanjar 5. Intan Dwi 6. Ricky A. Aplikasi Statistik Bose-Einstein 1.1. Kondensasi Bose-Einstein Gambar 1.1 Salah satu

Lebih terperinci

BAB FISIKA ATOM. Model ini gagal karena tidak sesuai dengan hasil percobaan hamburan patikel oleh Rutherford.

BAB FISIKA ATOM. Model ini gagal karena tidak sesuai dengan hasil percobaan hamburan patikel oleh Rutherford. 1 BAB FISIKA ATOM Perkembangan teori atom Model Atom Dalton 1. Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibagi-bagi 2. Atom-atom suatu unsur semuanya serupa dan tidak dapat berubah

Lebih terperinci

MATERI II TINGKAT TENAGA DAN PITA TENAGA

MATERI II TINGKAT TENAGA DAN PITA TENAGA MATERI II TINGKAT TENAGA DAN PITA TENAGA A. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa memahami konsep tingkat tenaga dan pita tenaga untuk menerangkan perbedaan daya hantar listrik.. Tujuan Khusus a. Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Getaran atom dalam zat padat dapat disebabkan oleh gelombang yang merambat pada Kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digelombang yang digunakan dan dibandingkan

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Fisika Zat Padat Pendahuluan halaman 1 dari 9 GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) MATA KULIAH : FISIKA ZAT PADAT PENDAHULUAN KODE/BOBOT : PAF 225 / 2 SKS DESKRIPSI SINGKAT : Dalam pembelajaran iniakan

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES Nama Kelompok: 1. Diah Ayu Suci Kinasih (24040115130099) 2. Alfiyan Hernowo (24040115140114) Mata Kuliah Dosen Pengampu : Ilmu Material Umum : Dr.

Lebih terperinci

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell 1 Ika Wahyuni, 2 Ahmad Barkati Rojul, 3 Erlin Nasocha, 4 Nindia Fauzia Rosyi, 5 Nurul Khusnia, 6 Oktaviana Retna Ningsih Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensial Coulomb untuk Partikel yang Bergerak Dalam bab ini, akan dikemukakan teori-teori yang mendukung penyelesaian pembahasan pengaruh koreksi relativistik potensial Coulomb

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Anda harus dapat

PENDAHULUAN Anda harus dapat PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Teori Pita Energi yang mencakup : asal mula celah energi, model elektron hampir bebas, model Kronig-Penney, dan persamaan sentral. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Contoh Simpulan Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai energi panas dan temperatur.

Lebih terperinci

Mengenal Sifat Material. Teori Pita Energi

Mengenal Sifat Material. Teori Pita Energi Mengenal Sifat Material Teori Pita Energi Ulas Ulang Kuantisasi Energi Planck : energi photon (partikel) bilangan bulat frekuensi gelombang cahaya h = 6,63 10-34 joule-sec De Broglie : Elektron sbg gelombang

Lebih terperinci

Mekanika Kuantum. Orbital dan Bilangan Kuantum

Mekanika Kuantum. Orbital dan Bilangan Kuantum Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Mendeskripsikan struktur atom dan sifat-sifat periodik serta struktur molekul dan sifat-sifatnya. Menerapkan teori atom mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi

Lebih terperinci

STRUKTUR ATOM. Perkembangan Teori Atom

STRUKTUR ATOM. Perkembangan Teori Atom STRUKTUR ATOM Perkembangan Teori Atom 400 SM filsuf Yunani Demokritus materi terdiri dari beragam jenis partikel kecil 400 SM dan memiliki sifat dari materi yang ditentukan sifat partikel tersebut Dalton

Lebih terperinci

MOLEKUL, ZAT PADAT DAN PITA ENERGI MOLEKUL ZAT PADAT PITA ENERGI

MOLEKUL, ZAT PADAT DAN PITA ENERGI MOLEKUL ZAT PADAT PITA ENERGI MOLEKUL, ZAT PADAT DAN PITA ENERGI MOLEKUL ZAT PADAT PITA ENERGI edy wiyono 2004 PENDAHULUAN Pada umumnya atom tunggal tidak memiliki konfigurasi elektron yang stabil seperti gas mulia, maka atom atom

Lebih terperinci

Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya.

Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton (bermuatan positif) dan neutron

Lebih terperinci

ATOM BERELEKTRON BANYAK

ATOM BERELEKTRON BANYAK ATOM BERELEKTRON BANYAK A. MODEL ATOM BOHR * Keunggulan Dapat menjelaskan adanya : 1. Kestabilan atom. Spektrum garis pada atom hidrogen (deret Lyman, Balmer, Paschen, Brackett, Pfund) * Kelemahan Tidak

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN IKATAN KIMIA DALAM BAHAN Sifat Atom dan Ikatan Kimia Suatu partikel baik berupa ion bermuatan, inti atom dan elektron, dimana diantara mereka, akan membentuk ikatan kimia yang akan menurunkan energi potensial

Lebih terperinci

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1. Pendahuluan BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti Alam. Karena itu Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

BAGIAN 1 PITA ENERGI DALAM ZAT PADAT

BAGIAN 1 PITA ENERGI DALAM ZAT PADAT 1.1. Partikel bermuatan BAGIAN 1 PITA ENERGI DALAM ZAT PADAT - Muatan elektron : -1,6 x 10-19 C - Massa elektron : 9,11 x 10-31 kg - Jumlah elektron dalam setiap Coulomb sekitar 6 x 10 18 buah (resiprokal

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 1. Dra. Sukmriah M & Dra. Kamianti A, Kimia Kedokteran, edisi 2, Penerbit Binarupa Aksara, 1990

DAFTAR PUSTAKA. 1. Dra. Sukmriah M & Dra. Kamianti A, Kimia Kedokteran, edisi 2, Penerbit Binarupa Aksara, 1990 DAFTAR PUSTAKA 1. Dra. Sukmriah M & Dra. Kamianti A, Kimia Kedokteran, edisi 2, Penerbit Binarupa Aksara, 1990 2. Drs. Hiskia Achmad, Kimia Unsur dan Radiokimia, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 2001 3.

Lebih terperinci

KB.2 Fisika Molekul. Hal ini berarti bahwa rapat peluang untuk menemukan kedua konfigurasi tersebut di atas adalah sama, yaitu:

KB.2 Fisika Molekul. Hal ini berarti bahwa rapat peluang untuk menemukan kedua konfigurasi tersebut di atas adalah sama, yaitu: KB.2 Fisika Molekul 2.1 Prinsip Pauli. Konsep fungsi gelombang-fungsi gelombang simetri dan antisimetri berlaku untuk sistem yang mengandung partikel-partikel identik. Ada perbedaan yang fundamental antara

Lebih terperinci

D. (1) dan (3) E. (2)

D. (1) dan (3) E. (2) 1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini : Yang sesuai dengan rumus vektor gaya resultan secara analisis adalah gambar... A. (1), (2) dan (3) B.

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KISI KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KISI KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Mata Pelajaran : Fisika Kurikulum : KTSP Alokasi waktu : 120 menit Jenis Sekolah : Madrasah Aliyah Jumlah soal : 40 butir Penyusun : FARLIN

Lebih terperinci

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA FI-5002 Mekanika Statistik SEMESTER/ Sem. 2-2016/2017 QUIZ 2 Waktu : 120 menit (TUTUP BUKU) 1. Misalkan sebuah

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

PARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI

PARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI PARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI Atom terdiri dari inti atom yang dikelilingi oleh elektron-elektron, di mana elektron valensinya bebas bergerak di antara pusat-pusat ion. Elektron valensi geraknya

Lebih terperinci

TUGAS 4 FISIKA ZAT PADAT. Penurunan Rumus Amplitudo Hamburan. Oleh : Aldo Nofrianto ( /2014 ) Pendidikan Fisika A. Dosen Pengampu Mata kuliah

TUGAS 4 FISIKA ZAT PADAT. Penurunan Rumus Amplitudo Hamburan. Oleh : Aldo Nofrianto ( /2014 ) Pendidikan Fisika A. Dosen Pengampu Mata kuliah TUGAS 4 FISIKA ZAT PADAT Penurunan Rumus Amplitudo Hamburan Oleh : Aldo Nofrianto ( 14033047/2014 ) Pendidikan Fisika A Dosen Pengampu Mata kuliah Drs. Hufri, M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA Benda = Materi = bahan Wujud benda : 1) Padat 2) Cair 3) Gas Benda Padat 1. Mekanis kuat (tegar), sukar berubah bentuk, keras 2. Titik leleh tinggi 3. Sebagian konduktor

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

Modul - 4 SEMIKONDUKTOR

Modul - 4 SEMIKONDUKTOR Modul - 4 SEMIKONDUKTOR Disusun Sebagai Materi Pelatihan Guru-Guru SMA/MA Provinsi Nangro Aceh Darussalam Disusun oleh: Dr. Agus Setiawan, M.Si Dr. Dadi Rusdiana, M.Si Dr. Ida Hamidah, M.Si Dra. Ida Kaniawati,

Lebih terperinci

ILMU FISIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

ILMU FISIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. ILMU FISIKA Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DEFINISI ILMU FISIKA? Ilmu Fisika dalam Bahasa Yunani: (physikos), yang artinya alamiah, atau (physis), Alam

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL. : permeabilitas magnetik. : suseptibilitas magnetik. : kecepatan cahaya dalam ruang hampa (m/s) : kecepatan cahaya dalam medium (m/s)

DAFTAR SIMBOL. : permeabilitas magnetik. : suseptibilitas magnetik. : kecepatan cahaya dalam ruang hampa (m/s) : kecepatan cahaya dalam medium (m/s) DAFTAR SIMBOL n κ α R μ m χ m c v F L q E B v F Ω ħ ω p K s k f α, β s-s V χ (0) : indeks bias : koefisien ekstinsi : koefisien absorpsi : reflektivitas : permeabilitas magnetik : suseptibilitas magnetik

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Energi getaran selaras : A. berbanding terbalik dengan kuadrat amplitudonya B. berbanding terbalik dengan periodanya C. berbanding lurus dengan kuadrat amplitudonya. D. berbanding lurus dengan kuadrat

Lebih terperinci

Struktur Atom. Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang

Struktur Atom. Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton (bermuatan positif) dan neutron

Lebih terperinci

FISIKA MODERN. Pertemuan Ke-7. Nurun Nayiroh, M.Si.

FISIKA MODERN. Pertemuan Ke-7. Nurun Nayiroh, M.Si. FISIKA MODERN Pertemuan Ke-7 Nurun Nayiroh, M.Si. Efek Zeeman Gerakan orbital elektron Percobaan Stern-Gerlach Spin elektron Pieter Zeeman (1896) melakukan suatu percobaan untuk mengukur interaksi antara

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN JUDUL MATA KULIAH : FISIKA DASAR NOMOR KODE / SKS : FIS 101 / 3(2-3) DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah Fisika Dasar ini diberikan di TPB untuk membekali seluruh mahasiswa

Lebih terperinci

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) BIDANG KIMIA SUB KIMIA FISIK 16 Mei 2017 Waktu : 120menit Petunjuk Pengerjaan H 1. Tes ini terdiri atas

Lebih terperinci

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J

Lebih terperinci

Komponen Materi. Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi

Komponen Materi. Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi Komponen Materi Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi Pengamatan ke Arah Pandangan Atomik Materi Konservasi Massa Komposisi Tetap Perbandingan Berganda Teori Atom Dalton Bagaimana Teori Dalton Menjelaskan Hukum

Lebih terperinci

KB 1. Usaha Magnetik Dan Pendinginan Magnetik

KB 1. Usaha Magnetik Dan Pendinginan Magnetik KB 1. Usaha Magnetik Dan Pendinginan Magnetik 1.1 Usaha Magnetik. Interaksi magnetik merupakan hal yang menarik dalam bidang Fisika. Interaksi magnetik ini merupakan hal yang sangat penting dalam mempelajari

Lebih terperinci

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02 MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan

Lebih terperinci

Bilangan Kuantum Utama (n)

Bilangan Kuantum Utama (n) Bilangan Kuantum Utama (n) Menyatakan nomer kulit tempat elektron berada atau bilangan ini juga menyatakan ukuran orbital/ jarak/ jari-jari atom. Dinyatakan dengan bilangan bulat positif. Mempunyai dua

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN FISIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN FISIKA MATA DIKLAT : FISIKA TUJUAN : 1. Menggunakan pengetahuan fisika dalam kehidupan sehari-hari 2. Memiliki kemampuan dasar fisika untuk mengembangkan kemampuan dibidang teknologi bangunan gedung KOMPETENSI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN Maksud dan tujuan kuliah ini adalah memberikan dasar-dasar dari fenomena radiaktivitas serta sumber radioaktif Diharapkan agar dengan pengetahuan dasar ini kita akan mempunyai

Lebih terperinci

Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p. Menghasilkan: Merasakan:

Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p. Menghasilkan: Merasakan: KEMAGNETAN Menu hari ini (2 minggu): Medan dan Gaya Magnet Medan Gravitasi Listrik Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p Menghasilkan: Merasakan: Magnet Batang Kutub sejenis

Lebih terperinci

Inti Atom dan Penyusunnya. Sulistyani, M.Si.

Inti Atom dan Penyusunnya. Sulistyani, M.Si. Inti Atom dan Penyusunnya Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Eksperimen Marsden dan Geiger Pendahuluan Teori tentang atom pertama kali dikemukakan oleh Dalton bahwa atom bagian terkecil dari

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

BAB 2 STRUKTUR ATOM PERKEMBANGAN TEORI ATOM

BAB 2 STRUKTUR ATOM PERKEMBANGAN TEORI ATOM BAB 2 STRUKTUR ATOM PARTIKEL MATERI Bagian terkecil dari materi disebut partikel. Beberapa pendapat tentang partikel materi :. Menurut Democritus, pembagian materi bersifat diskontinyu ( jika suatu materi

Lebih terperinci

9/17/ KALOR 1

9/17/ KALOR 1 9. KALOR 1 1 KALOR SEBAGAI TRANSFER ENERGI Satuan kalor adalah kalori (kal) Definisi kalori: Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. Satuan yang lebih sering

Lebih terperinci

Bab 1. Semi Konduktor

Bab 1. Semi Konduktor Bab 1. Semi Konduktor Operasi komponen elektronika benda padat seperti dioda, LED, Transistor Bipolar dan FET serta Op-Amp atau rangkaian terpadu lainnya didasarkan atas sifat-sifat semikonduktor. Semikonduktor

Lebih terperinci

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2 1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah

Lebih terperinci

U = Energi potensial. R = Jarak antara atom

U = Energi potensial. R = Jarak antara atom IKATAN KRISTAL Zat padat merupakan zat yang memiliki struktur yang stabil Kestabilan sruktur zat padat disebabkan oleh adanya interaksi antara atom membentuk suatu ikatan kristal Sebagai contoh: Kristal

Lebih terperinci

ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK

ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK Objektif: Pada Bab ini, mahasiswa diharapkan untuk dapat memahami, Teori dasar orbital atom dan ikatan kimia organik, Orbital molekul orbital atom dan Hibridisasi orbital

Lebih terperinci

2 A (C) - (D) - (E) -

2 A (C) - (D) - (E) - 01. Gaya F sebesar 12 N bekerja pada sebuah benda yang masanya m 1 menyebabkan percepatan sebesar 8 ms -2. Jika F bekerja pada benda yang bermassa m 2 maka percepatannya adalah 2m/s -2. Jika F bekerja

Lebih terperinci

E 2 E 1. E 3s r 2 r 1. energi. Jarak antar atom

E 2 E 1. E 3s r 2 r 1. energi. Jarak antar atom Teori Pita Zat Padat Atom Na : Nomor atomnya 11, punya 1 elektron valensi, menempati kulit 3s (energinya E 3s ) Saat 2 atom Na didekatkan (Na A dan Na B), elektron valensi A akan berinteraksi dengan elektron

Lebih terperinci

C17 FISIKA SMA/MA IPA

C17 FISIKA SMA/MA IPA 1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. Diameter minimum dari pengukuran benda di bawahadalah. A. 2,085 cm B. 2,275 cm C. 2,285 cm D. 2,290 cm E. 2,305 cm 1 2. Seorang

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

SISTEM PERIODIK UNSUR

SISTEM PERIODIK UNSUR SISTEM PERIODIK UNSUR Abad 18, baru 51 unsur diketahui (gas mulia belum ditemukan) John Newland (1864) : Penyusunan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom. Di alam ada 109 unsur, bagaimana penyusunan

Lebih terperinci

Latihan Soal UN Fisika SMA. 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 C. ML-1T-2 D. ML2 T-2 E. ML-2T-2

Latihan Soal UN Fisika SMA. 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 C. ML-1T-2 D. ML2 T-2 E. ML-2T-2 Latihan Soal UN Fisika SMA 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 ML-1T-2 ML2 T-2 ML-2T-2 2. Apabila tiap skala pada gambar di bawah ini = 2 N, maka resultan kedua gaya tersebut adalah...

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 UJI COBA MATA PELAJARAN KELAS/PROGRAM ISIKA SMA www.rizky-catatanku.blogspot.com PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 : FISIKA : XII (Dua belas )/IPA HARI/TANGGAL :.2012

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Dua buah bola A dan B dengan massa m A = 3 kg;

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur atom Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran

Lebih terperinci

D. 85 N E. 100 N. Kunci : E Penyelesaian : Kita jabarkan ketiga Vektor ke sumbu X dan dan sumbu Y, lihat gambar di bawah ini :

D. 85 N E. 100 N. Kunci : E Penyelesaian : Kita jabarkan ketiga Vektor ke sumbu X dan dan sumbu Y, lihat gambar di bawah ini : 1. Tiga buah vektor gaya masing-masing F 1 = 30 N, F 2 = 70 N, dan F 3 = 30 N, disusun seperti pada gambar di atas. Besar resultan ketiga vektor tersebut adalah... A. 0 N B. 70 N C. 85 N D. 85 N E. 100

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion)

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion) ARUS LISTRIK Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion) Konduktor terisolasi Elektron-elektron tersebut tidak mempunyai

Lebih terperinci

Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version:

Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version: SBMPTN 2015 Fisika Kode Soal Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version: 2015-09 halaman 1 16. Posisi benda yang bergerak sebagai fungsi parabolik ditunjukkan pada gambar. Pada saat t 1 benda. (A) bergerak dengan

Lebih terperinci

Karakterisasi XRD. Pengukuran

Karakterisasi XRD. Pengukuran 11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 15) Temperatur Skala Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor dan Energi Internal Kalor Jenis Transfer Kalor Termodinamika Temperatur? Sifat Termometrik?

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

HANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd.

HANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd. HANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU 2013 HandOut Mata Kuliah Konsep Dasar Fisika Prodi. PGSD Semester

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10 SMA IPA Kelas Atom Bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi disebut atom (berasal dari bahasa Yunani atomos yang berarti tidak dapat dibagi lagi). Namun, berakhir pendapat tersebut

Lebih terperinci

MIKROELEKTRONIKA. Gejala Transport dalam Semikonduktor. D3 Teknik Komputer Universitas Gunadarma

MIKROELEKTRONIKA. Gejala Transport dalam Semikonduktor. D3 Teknik Komputer Universitas Gunadarma MIKROELEKTRONIKA Gejala Transport dalam Semikonduktor D3 Teknik Komputer Universitas Gunadarma MOBILITAS & KONDUKTIVITAS Gambaran gas elektron dari logam Bagian yang gelap menyatakan bagian yang mempunyai

Lebih terperinci

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan . (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan

Lebih terperinci

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD. BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET Hani Nurbiantoro Santosa, PhD hanisantosa@gmail.com 2 BAB 1 PENDAHULUAN Atom, Interaksi Fundamental, Syarat Matematika, Syarat Fisika, Muatan Listrik, Gaya Listrik, Pengertian

Lebih terperinci

Apa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur

Apa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur Struktur Atom Apa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur Atom tersusun atas partikel apa saja? Partikel-partikel penyusun atom : Partikel Lambang Penemu Muatan Massa 9,11x10-28g

Lebih terperinci

Atom silikon dan germanium masingmempunyai empat elektron valensi. Oleh karena itu baik atom silikon maupun atom germanium disebut juga dengan atom

Atom silikon dan germanium masingmempunyai empat elektron valensi. Oleh karena itu baik atom silikon maupun atom germanium disebut juga dengan atom Mata Kuliah Pertemuaan Pokok Bahasan Waktu : Elektronika Analog : I : Bahan Semikonduktor : 2x55 menit Berdasarkan sifat hantantaran listrik bahan dapat dibagi atas 3 jenis yaitu: bahan yang tidak dapat

Lebih terperinci

Pertambahan arus ΔI yang melalui pertambahan permukaan ΔS yang normal pada rapatan arus ialah

Pertambahan arus ΔI yang melalui pertambahan permukaan ΔS yang normal pada rapatan arus ialah KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI Muatan listrik yang bergerak membentuk arus. Satuan arus ialah ampere (A) yang didefinisikan sebagai laju aliran muatan yang melalui titik acuan sebesar satu coulomb

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMAN 1 SANDEN : Kimia : X / Ganjil : Struktur Atom : 3 x 45 menit A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati

Lebih terperinci

kimia KONFIGURASI ELEKTRON

kimia KONFIGURASI ELEKTRON K-13 Kelas X kimia KONFIGURASI ELEKTRON Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami konfigurasi elektron kulit dan subkulit. 2. Menyelesaikan

Lebih terperinci

PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015

PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015 PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015 Drs. Setyo Warjanto setyowarjanto@yahoo.co.id 081218074405 SK 1 Ind 1 Memahami prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak

Lebih terperinci