Pengaruh Laju Alir Dan Tegangan Listrik Terhadap Proses Pengayaan Oksigen Dari Udara Menggunakan Medan Elektromagnet

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Laju Alir Dan Tegangan Listrik Terhadap Proses Pengayaan Oksigen Dari Udara Menggunakan Medan Elektromagnet"

Transkripsi

1 Pengaruh Laju Alir Dan Tegangan Listrik Terhadap Proses Pengayaan Oksigen Dari Udara Menggunakan Medan Elektromagnet Nelson Saksono, Setijo Bismo, Danu Febiyanto Departemen Teknik Gas dan Petrokimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok Tel , nelson@che.ui.edu Abstrak Metode pemisahan udara yang lazim dikenal dapat memisahkan oksigen dengan kadar oksigen cukup tinggi antara lain adalah teknologi kriogenik, PSA, VSA dan membran. Selain metode tersebut, ada metode alternatif lain yang telah dikembangkan beberapa tahun terakhir ini, yaitu metode pemisahan udara dengan magnetisasi. Prinsip teknologi pemisahan ini berdasarkan sifat kemagnetan dari oksigen yang bersifat paramagnetik, dan nitrogen yang bersifat diamagnetik. Jika suatu udara dilewatkan pada daerah yang termagnetisasi, maka oksigen akan tertarik dan nitrogen akan tertolak sehingga kedua unsur tersebut akan terpisahkan. Untuk membuktikan hipotesis tersebut, digunakan alat pengayaan oksigen menggunakan medan elektromagnetik. Penelitian dilakukan dengan cara mengalirkan udara dengan laju alir tertentu melalui alat pengayaan tersebut, udara yang keluar melalui salah satu pipa adalah udara yang kaya oksigen dan di pipa lain akan kaya nitrogen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan variasi laju alir udara dan tegangan listrik didapat peningkatan konsentrasi oksigen sebesar 1,05 % dan 0,66 %. Hasil tersebut cukup membuktikan kebenaran akan hipotesis bahwa oksigen dapat terpisahkan dari udara menggunakan metode elektromagnet. Abstract The method of air separation with high oxygen rate that has widely known are cryogenic technology, PSA, VSA and membrane. Besides the method, there is another alternative method which have been developed at this last some years, that is method of air separation with magnetization. The principal of this technology is the nature of magnetism from oxygen which is paramagnetic, and nitrogen which is diamagnetic. If air is passing through an area with the magnetic field, the oxygen will be sligthly attracted by the magnetic field and the nitrogen will be repelled, so that both of the element will be dissociated. To prove the hypothesis, an appliance of oxygen enrichment using electromagnetic field is constructed. Research conducted by flowing air with certain flow rate through the appliance of the enrichment, the air flowing out through one of the outlet pipe is rich of oxygen and the othe pipe will be rich of nitrogen. Based on the of research conducted with variation of air flow rate and the electricity voltage, the improvement of oxygen concentration is equal to 1,05 % and 0,66 %.. The result prove hypothesis that oxygen can be separated from the air using electromagnet method. 1. Pendahuluan Dewasa ini, ada beberapa teknologi pemisahan udara yang lazim digunakan untuk mendapatkan oksigen dengan kadar yang cukup tinggi. Metode yang sering digunakan antara lain adalah metode pemisahan kriogenik, metode PSA (Pressure Swing Adsorption), metode VSA (Vacuum Swing Adsorption), dan metode pemisahan membran. Metode yang telah disebutkan di atas banyak digunakan dalam dunia industri dalam skala besar, prosesnya relatif rumit, dan tentunya memerlukan biaya yang tidak murah [1]. Selain metode tersebut, ada metode alternatif lain yang telah dikembangkan beberapa tahun terakhir ini, yaitu metode pemisahan udara dengan magnetisasi. Proses pemisahan ini memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kadar oksigen yang dipisahkan (enrichment) yang nantinya akan sangat berguna dalam proses aplikasi oksigen lainnya Proses magnetisasi merupakan salah satu metode pemisahan dan pengayaan oksigen (oxygen enriching) untuk keperluan industri dan rumah tangga yang tidak membutuhkan kadar oksigen yang tinggi, seperti proses pembakaran, pembuatan baja, pengelasan, dan proses air conditioning. Proses pemisahan ini relatif sederhana, sehingga mudah diterapkan dan relatif lebih ekonomis dalam hal pembiayaan, walaupun dalam hal tingkat pemisahan oksigen relatif lebih rendah dibandingkan proses yang biasa digunakan dalam industri. Prinsip teknologi ini berdasarkan sifat kemagnetan dari oksigen yang bersifat paramagnetik, dan nitrogen yang bersifat diamagnetik. Jika udara dilewatkan pada daerah yang termagnetisasi, 1

2 maka oksigen akan tertarik dan nitrogen akan tertolak sehingga kedua unsur tersebut akan terpisahkan. Dalam pembahasan ini, proses magnetisasi yang dilakukan menggunakan medan elektromagnet. Molekul oksigen bersifat paramagnetik, hal ini dapat dijelaskan berdasarkan konfigurasi elektron oksigen. Terdapat dua elektron yang memiliki propabilitas untuk tidak berpasangan. Elektron yang tidak berpasangan inilah yang menyebabkan molekul oksigen bersifat paramagnetik. Sedangkan gas nitrogen semua elektronnya berpasangan sehingga bersifat diamagnetik [2]. Sifat paramagnetik dan diamagnetik ini dapat dilihat juga berdasarkan nilai magnetic susceptibility. Yaitu sebuah sifat yang menyatakan seberapa besar kecenderungan suatu zat untuk dapat dipengaruhi oleh adanya medan magnet. Tabel 1. Magnetic Susceptibility [3] Jenis Magnetic material susceptibility (cm 3 /g) N 2 (gas) -0,43 x 10-6 O 2 (gas) +106,2 x 10-6 Material yang bersifat paramagnetik memiliki nilai magnetic susceptibilty positif, sedangkan yang bersifat diamagnetik nilainya negatif. Berdasarkan sifat ini, maka jika udara dilewatkan pada daerah yang termagnetisasi, oksigen akan tertarik dan nitrogen akan tertolak sehingga kedua unsur tersebut akan terpisahkan. Pemisahan oksigen akan efektif jika kekuatan medan magnetnya cukup besar dan adanya variasi kekuatan medan magnet secara mikroskopik yang dihasilkan dari induksi medan magnet. Variasi kekuatan medan magnet yang dimaksud mirip dengan fenomena adsorpsi-desorpsi. Ketika kekuatan medan magnet besar, oksigen akan tertarik (teradsorpsi), dan ketika kekuatan medan magnet kecil, oksigen akan lepas (terdesorpsi). Ketika oksigen lepas pada satu titik, maka akan ditarik oleh titik setelahnya yang memiki kekuatan medan magnet yang besar sehingga secara keseluruhan oksigen akan terdorong dan terpisah dari nitrogen. Untuk menghasilkan fenomena tersebut digunakan kumparan solenoida dengan arus lisrik bolak-balik. Gambar 1. Arah Arus Lisrik dan Garis-Garis Gaya Magnetik Pada Kumparan Solenoida [4] Persamaan matematika untuk kumparan solenoida adalah: B = k ni (1) B = besar kuat medan magnet (weber/m 2 ) k = konstanta kesebandingan = K. µ 0 = (Relative Permeability).4 π 10-7 n = jumlah lilitan/panjang kumparan (N/L) i = kuat arus (A) 2

3 Selain kuat medan dan gaya magnet, gradien medan medan juga sangat berpengaruh pada proses magnetisasi dalam kumparan berarus listrik. Gradien medan magnet adalah suatu perbedaan kuat medan magnet pada suatu tempat, yang dirumuskan sebagai berikut: Grad = µ 0 2 H (dh/dy) (2) Grad = gradien medan magnet (T 2 /m) µ 0 = 4 π 10-7 Wb/Am H =intensitas medan magnet (Tesla) (dh/dy) = perubahan intensitas medan magnet pada jarak tertentu (Tesla/m) Hubungan H dan B adalah sebagai berikut: B = µh = µ 0 (1+χ) H (3) µ = permeabilitas absolut χ = kemampuan kemagnetan suatu zat Jika suatu gas dilewatkan dengan kecepatan tertentu pada suatu kumparan, dan jika di dalam kumparan tersebut terdapat gradien medan magnet, maka gradien tersebut dapat menyebabkan adanya perbedaan percepatan [5]. Perbedaan percepatan yang ditimbulkan ini menyebabkan gas yang bersifat paramagnetik dapat tertarik ke dinding kumparan dan bergerak keluar dari kumparan. Jika di dalam kumparan tidak terdapat gradien medan magnet atau hanya memiliki medan magnet yang homogen, maka gas yang bersifat paramagnetik tersebut tidak dapat dipengaruhi oleh medan magnet [5]. Besar kuat medan magnet dan gradien medan maganet ini dapat menghasilkan gaya tarik magnet. Secara matematis besar gaya tarik di dalam medan magnet ini dinyatakan dengan persamaan : Fm = (χ/µ 0 ) B (db/dy) (4) Fm = gaya tarik magnet (N) χ = kemampuan kemagnetan suatu zat µ 0 = permeabilitas ruang hampa = 4 π 10-7 B = besar kuat medan magnet (weber/m 2 ) (db/dy) = gradien medan magnet Gaya tarik ini sangat efektif karena memiliki kekuatan tarik yang cukup besar. Untuk 1 mol oksigen, jika besar kuat medan magnet 1 Tesla dan gradien medan magnet sebesar 120 T 2 /m, maka dapat menghasikan gaya sebesar 4,2 Newton atau sebesar tujuh kali besar gaya gravitasi [6] 2. Metodologi Alat pengaya oksigen menggunakan medan elektromagnet terdiri dari 3 bagian uama yaitu pipa baja tahan karat, kumparan kawat tembaga dan rangkaian sumber arus listrik AC. Susunannya dapat dilihat pada Gambar 2. Udara bertekanan masuk dari sebelah kiri alat dengan tekanan 2 bar dan selanjutnya akan mengalami arah medan magnet (B) sebesar 571 Gauss. Molekul Oksigen yang bersifat paramagetik akan mengalami gaya tarik magnet (Fm) kearah dinding magnet dan selanjutnya keluar pada pipa keluaran Oksigen (pipa T), sementara molekul Nitrogen akan bergerak lurus pada arah sumbu pipa dan keluar pada pipa Nitrogen (pipa lurus). Arus listrik yang digunakan sebesar 1,3 Ampere, sementara tegangan divariasikan sebesar volt. 3

4 Gambar 2. Alat Pengayaan Oksigen Menggunakan Medan Elektromagnet Pengujian yang dilakukan meliputi variasi laju alir udara masuk dan tegangan listrik pada arus AC, kemudian sampel keluaran akan dianalisis menggunakan Kromatogrfi Gas DO Meter. Tingkat pemisahan dilakukan dengan membandingkan secara langsung komposisi oksigen dengan dan tanpa perlakukan medan elektromagnet.. Diagram alir penelitian yang dilakukan adalah seperti yang terlihat pada Gambar 3 berikut ini : Gambar 3. Diagram alir penelitian 4

5 3. Hasil dan Pembahasan Gambar 4. menunjukkan bahwa perubahan komposisi oksigen berfluktuatif terhadap variasi laju alir 60 s/d 100 cc/s, sehingga tidak dapat dilihat bagaimana pengaruh kenaikan laju alir terhadap efektifitas pemisahan oksigen. Namun pada laju alir yang sama dapat terlihat bahwa dengan adanya magnetisasi, terdapat perbedaan komposisi oksigen antara komposisi oksigen pada keluaran pipa T dengan keluaran tanpa magnet dan keluaran pipa lurus. Pada semua variasi laju alir, terlihat bahwa komposisi oksigen pada pipa T lebih besar dari pada pipa lurus dan keluaran tanpa magnet. Untuk laju alir 90 cc/s terjadi perbedaan komposisi oksigen tertinggi antara pipa T dan keluaran tanpa magnet yaitu meningkat sebesar 0,214 % atau tingkat efektifitas pemisahannya sebesar 1,05 %. Gambar 5 menunjukkan tingkat efektifitas pemisahan untuk berbagai variasi laju alir. Hal ini menjelaskan bahwa pada kondisi tersebut ada indikasi terjadinya pemisahan oksigen dari udara yang keluar melalui pipa T. Kandungan Oksigen 20.6 Kandungan O dalam udara (%) Laju Alir Udara (cc/s) Outlet Lurus Outlet T Tanpa Magnet Gambar 4. Komposisi Oksigen Sebelum dan Sesudah Termagnetisasi Pada Variasi Laju Alir Tingkat Efektifitas Pemisahan O2 1.2 Kenaikan Kandungan O (%) Laju Alir Udara (cc/s) Gambar 5. Tingkat Efektifitas Pemisahan Pada Variasi Laju Alir Fenomena pemisahan ini disebabkan molekul-molekul oksigen terpengaruhi oleh gaya tarik medan magnet, tertarik ke dinding pipa dan keluar melalui keluaran pipa T. Sedangkan nitrogen tidak dipengaruhi medan magnet dan keluar melalui keluaran pipa lurus. Sehingga komposisi oksigen pada keluaran pipa T lebih besar dari pada keluaran pipa lurus. Jika tidak termagnetisasi, komposisi oksigen di kedua keluaran tersebut akan bernilai sama. Terjadinya pemisahan ini disebabkan oleh faktor waktu tinggal udara yang melewati alat. Semakin lama waktu tinggal, yaitu pada saat laju alir rendah, maka semakin besar pula kemungkinan udara yang lewat untuk 5

6 dipengaruhi oleh medan magnet. Tetapi perubahan yang terjadi tidaklah linier, tetapi cenderung fluktuatif. Salah satu sebab yang mempengaruhinya adalah kemampuan gas untuk berdifusi. Setelah mengalami proses pemisahan karena pengaruh medan, udara kemungkinan akan berdifusi kembali dengan udara asalnya. Proses difusi ini kemungkinan besar memiliki driving force yang lebih besar dibandingkan dengan laju alir udara yang ada. Kita ketahui bahwa oksigen adalah gas yang mudah untuk berdifusi kembali ke udara asal yang memiliki konsentrasi yang lebih rendah. Selain itu konfigurasi elektron oksigen di orbital p, memiliki dua elektron yang tidak berpasangan. Menurut Kaidah Hund, konfigurasi yang lebih stabil adalah yang memiliki subkulit terisi penuh atau setengah penuh. Hal ini menyebabkan oksigen tergolong molekul yang tidak stabil, sehingga proses pemisahan yang terjadi tidak berlangsung optimal. Kandungan O dalam udara (%) Kandungan Oksigen Tegangan Listrik (Volt) Outlet Lurus Outlet T Tanpa Magnet Gambar 6. Komposisi Oksigen Sebelum dan Sesudah Termagnetisasi Pada Variasi Tegangan Listrik Dari Gambar 6 di atas terlihat bahwa pada semua variasi tegangan, komposisi oksigen pada keluaran pipa T lebih besar dari pada keluaran pipa lurus dan keluaran tanpa magnet, akan tetapi perubahannya masih fluktuatif. Hal ini cukup menjelaskan bahwa tegangan listrik (voltase) mempengaruhi efektifitas pemisahan oksigen. Komposisi oksigen pada keluaran pipa T cenderung terus meningkat bila dibandingkan pada oksigen pada pipa tanpa magnet, yaitu pada tegangan 11, 12, dan 13 Volt. Indikasi pemisahan terbesar terlihat pada tegangan 13 Volt, komposisi oksigen pada keluaran pipa T lebih besar 0,136 % dari pada keluaran tanpa magnet atau tingkat efektifitas pemisahannya sebesar 0,66 %. Tingkat efektifitas pemisahan untuk berbagai variasi tegangan listrik ditunjukkan pada Gambar 7 berikut ini. Kenaikan kandungan O (%) Tingkat Efektifitas Pemisahan O Tegangan Listrik (V olt) Gambar 7. Tingkat Efektifitas Pemisahan Pada Variasi Tegangan Listrik Sesuai dengan persamaan (1), besarnya kuat arus dan jumlah lilitan mempengaruhi besarnya kuat medan magnet pada kumparan solenoida. Sedangkan besarnya kuat arus yang dtimbulkan bergantung pada besarnya tegangan listrik yang diberikan. Pada penelitian ini, dengan melakukan berbagai variasi tegangan listrik, belum dapat dicapai kuat medan magnet yang dapat menghasilkan pemisahan oksigen yang tinggi. Hal ini disebabkan 6

7 untuk dapat mencapai kuat medan magnet yang optimal diperlukan juga jumlah lilitan dan arus yang lebih besar lagi. 4. Kesimpulan Tingkat pemisahan oksigen dari udara menggunakan alat pengkaya oksigen telah dapat mengamati terjadinya proses pemisahan oksigen dari nitrogen. Meskipun tingkat pemisahan yang didapat baru sekitar 1 %, namun hal tersebut telah menunjukkan adanya suatu indikasi kuat terjadinya pemisahan oksigen dan nitrogen dari udara akibat adanya medan magnet. Pengaruh variabel penting seperti tegangan dan laju alir umpan memang belum terlihat jelas dalam penelitian ini hal ini dapat disebabkan masih rendahnya tingkat pemisahan yang didapat. Besarnya kuat medan medan magnet akan sangat berpengaruh terhadap kinerja alat, penggunaan medan eletromagnet sebagai sumber medan magnet masih belum cukup efektif menghasilkan medan magnet yang besar jika dibandingkan dengan magnet permanen, untuk itu diperlukan suatu kajian lanjut dengan menggunakan magnet permanen sebagai sumber medan magnet. 5. Daftar Acuan [1] Faisal dan Dwi C., 2004, Laporan Kerja Praktek di PT AIR LIQUIDE Cibitung, Teknik Gas dan Petrokimia Universitas Indonesia, Depok. [2] Cotton, F. Albert,1989, Kimia Anorganik dasar, UI-Press, Jakarta. [3] Wakayama, N. I., 1999, Utilization of Magnetic Force in Space Experiments, Adv. Space Res., Vol. 24, No. 10, pp , Elsevier Science Ltd. [4] [5] Wakayama, N. I., 1994, Magnetic Acceleration and Deceleration of O 2 gas Stream Injected Air, IEEE Transactions On Magnetics, Vol. 31, No. 1. [6] Iwasaki, M., etc, 1993, Dynamic Behavior of Gas Flow in Gradient Magnetic Fields, IEEE Transactions On Magnetics, Vol. 29, No. 6. 7

MEDAN MAGNET SUGIYO,S.SI.M.KOM

MEDAN MAGNET SUGIYO,S.SI.M.KOM MEDAN MAGNET SUGIYO,S.SI.M.KOM PENDAHULUAN Magnet dalam teknologi terapan KEMAGNETAN Macam macam bentuk magnet Magnet batang, U bulat jarum 6.2 HUKUM COLUMB 6.3 PENGERTIAN MEDAN MAGNET Ruangan disekitar

Lebih terperinci

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar...

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar... Kumpulan Soal Latihan UN UNIT LISTRIK & MAGNET Gaya Coulomb, Energi & Potensial Listrik 1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar....

Lebih terperinci

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi ruang / daerah di sekitar magnet dimana benda-benda magnetik yang diletakkan di daerah ini masih dipengaruhi oleh magnet tersebut medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus listrik medan magnetik di

Lebih terperinci

OPTIMALISASI DIAMETER KAWAT UNTUK KOMPONEN SENSOR SUHU RENDAH BERBASIS SUSEPTIBILITAS

OPTIMALISASI DIAMETER KAWAT UNTUK KOMPONEN SENSOR SUHU RENDAH BERBASIS SUSEPTIBILITAS OPTIMALISASI DIAMETER KAWAT UNTUK KOMPONEN SENSOR SUHU RENDAH BERBASIS SUSEPTIBILITAS HALLEYNA WIDYASARI halleynawidyasari@gmail.com Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR Disusun oleh : Zahra Dhiyah Nafisa Kelas : XII IPA MADRASAH MULTITEKNIK ASIH PUTERA Jl. Muhammad Daeng Ardiwinata No. 199, Cimahi PEMBAHASAN A. INDUKTANSI I. SEJARAH

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC. Sri Wahyuni *, Erwin, Salomo

ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC. Sri Wahyuni *, Erwin, Salomo ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC Sri Wahyuni *, Erwin, Salomo Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB 5 KEMAGNETAN. A. SIFAT MAGNET 1. Garis Gaya Magnet

BAB 5 KEMAGNETAN. A. SIFAT MAGNET 1. Garis Gaya Magnet BAB 5 KEMAGNETAN STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep magnet dan elektromagnet KOMPETENSI DASAR Menguasai konsep kemagnetan Menguasai hukum magnet dan elektromagnet Menggunakan magnet Menggunakan elektromagnet

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN ULANGAN UB-1 KELAS XII

SOAL LATIHAN ULANGAN UB-1 KELAS XII SOAL LATIHAN ULANGAN UB-1 KELAS XII 2013-2014 Nama:...................... Kelas:....................... Kerjakan Soal-Soal Berikut Dengan benar! 1. Sebuah kompas yang diletakkan di dekat kawat listrik

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Medan Magnet - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET A. Medan Magnet 1. Medan Magnet oleh arus listrik

Lebih terperinci

MAKALAH FISIKA. Tentang KEMAGNETAN/INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

MAKALAH FISIKA. Tentang KEMAGNETAN/INDUKSI ELEKTROMAGNETIK MAKALAH FISIKA Tentang KEMAGNETAN/INDUKSI ELEKTROMAGNETIK DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 ANGGOTA : 1. AMMASE.S 2. ALIYATARRAFI AH 3. ANNISWATI NURUL ISLAMI 4. ASRIANI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

KEMAGNETAN. Setelah mempelajari topik ini Anda dapat :

KEMAGNETAN. Setelah mempelajari topik ini Anda dapat : KEMAGNETAN a. Tujuan kegiatan pembelajaran Setelah mempelajari topik ini Anda dapat : Menjelaskan medan magnet yang mengelilingi sebuah magnet. Menjelaskan bagaimana sebuah batang besi dibuat magnet dengan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

MEDAN IMBAS MAGNET I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

MEDAN IMBAS MAGNET I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MEDAN IMBAS MAGNET I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu memahami bahwa arus listrik dapat menimbulkan medan magnet II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Menyelidiki

Lebih terperinci

PENGARUH KANDUNGAN Ca PADA CaO-ZEOLIT TERHADAP KEMAMPUAN ADSORPSI NITROGEN

PENGARUH KANDUNGAN Ca PADA CaO-ZEOLIT TERHADAP KEMAMPUAN ADSORPSI NITROGEN MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS 22 PENGARUH KANDUNGAN Ca PADA CaO-ZEOLIT TERHADAP KEMAMPUAN ADSORPSI NITROGEN M. Nasikin, Tania Surya Utami dan Agustina TP Siahaan Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia,

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII Nada-Nada Pipa Organa dan Dawai Soal No. 1 Sebuah pipa organa yang terbuka kedua ujungnya memiliki nada dasar dengan frekuensi sebesar 300 Hz. Tentukan besar frekuensi dari

Lebih terperinci

BAHAN AJAR 1 MEDAN MAGNET MATERI FISIKA SMA KELAS XII

BAHAN AJAR 1 MEDAN MAGNET MATERI FISIKA SMA KELAS XII BAHAN AJAR 1 MEDAN MAGNET MATERI FISIKA SMA KELAS XII MEDAN MAGNET 1. Kemagnetan ( Magnetostatika ) Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang

Lebih terperinci

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Fluks medan magnet dari partikel yang bergerak.

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Fluks medan magnet dari partikel yang bergerak. Bab II Teori Dasar Salah satu hal utama dalam penelitian tugas akhir ini adalah magnet induksi yang digunakan sebagai aktuator pada sistem steel ball magnetic levitation. Dalam bab ini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET 1. Sebuah kapasitor keping sejajar yang tebalnya d mempunyai kapasitas C o. Ke dalam kapasitor ini dimasukkan dua bahan dielektrik yang masing-masing tebalnya d/2 dengan konstanta

Lebih terperinci

Lab Elektronika Industri Fisika 2 BAB 5 MAGNET

Lab Elektronika Industri Fisika 2 BAB 5 MAGNET BAB 5 MAGNET 1. MAGNET DAN MEDAN MAGNET Efek magnet telah diketahui dan dimanfaatkan manusia jauh sebelum mengenal listrik. Magnet mempunyai dua kutub yaitu kutub utara (U) dan selatan (S) atau NORTH dan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC

ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN Salomo 1), Erwin 1), Usman Malik 1), Maksi Ginting 1) 1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru,

Lebih terperinci

Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya.

Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya. Medan Magnetik Muqoyyanah 1 KEMAGNETAN (MAGNETOSTATIKA) Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya. Cara membuat magnet;

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

Kelas XII Semester 1

Kelas XII Semester 1 MEDAN MAGNET Kelas XII Semester 1 MEDAN MAGNET Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi STANDART KOMPETENSI Kelas XII 2 Semester 1 Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 8/7/17 OLEH : STEVANUS ARIANTO DEFINISI DAN MACAM MAGNET KUTU MAGNET GARIS GAYA MAGNET RAPAT GARIS GAYA DAN KUAT MEDAN DIAMAGNETIK DAN PARAMAGNETIK MEDAN MAGNETIK DISEKITAR ARUS LISTRIK POLA GARIS GAYA

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik.

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik. KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN SITI MAESYAROH STKIP INVADA 2015 LISTRIK adalah adalah sesuatu yang memiliki muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron) yang mengalir melalui penghantar (konduktor)

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI MEDAN ELEKTROMAGNETIK SEBAGAI SUMBER PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SKRIPSI RIKI MARDIANSYAH

UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI MEDAN ELEKTROMAGNETIK SEBAGAI SUMBER PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SKRIPSI RIKI MARDIANSYAH UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI MEDAN ELEKTROMAGNETIK SEBAGAI SUMBER PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SKRIPSI RIKI MARDIANSYAH 0906603045 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK JUNI 2012 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnet

Induksi Elektromagnet Induksi Elektromagnet Fluks magnet Sebagaimana fluks listrik, fluks magnet juga dapat diilustrasikan sebagai banyaknya garis medan yang menembus suatu permukaan. n Fluks listrik yang dihasilkan oleh medan

Lebih terperinci

19/11/2016. MAGNET Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik. Sifat-sifat magnet.

19/11/2016. MAGNET Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik. Sifat-sifat magnet. MAGNET Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik Magnetik Non Magnetik KEMAGNETAN Penggolongan bahan secara mikroskopik Bila ditinjau secara mikroskopik

Lebih terperinci

PENGERTIAN. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Apakah magnet itu?

PENGERTIAN. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Apakah magnet itu? KEMAGNETAN PENGERTIAN Apakah magnet itu? Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian Magnet adalah benda-benda yang dapat menarik besi atau baja yang berada

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SENSOR HALL EFFECT SEBAGAI SENSOR MAGNETIK PADA PROTOTIPE PENJELAJAH PENGUKUR MEDAN MAGNET DENGAN SISTEM KENDALI ANDROID

KARAKTERISASI SENSOR HALL EFFECT SEBAGAI SENSOR MAGNETIK PADA PROTOTIPE PENJELAJAH PENGUKUR MEDAN MAGNET DENGAN SISTEM KENDALI ANDROID DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.02.cip.06 KARAKTERISASI SENSOR HALL EFFECT SEBAGAI SENSOR MAGNETIK PADA PROTOTIPE PENJELAJAH PENGUKUR MEDAN MAGNET DENGAN SISTEM KENDALI ANDROID Nadya Hidayatie 1,a), Widyaningrum

Lebih terperinci

BAB 20. KEMAGNETAN Magnet dan Medan Magnet Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet

BAB 20. KEMAGNETAN Magnet dan Medan Magnet Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 20. KEMAGNETAN...2 20.1 Magnet dan Medan Magnet...2 20.2 Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet...2 20.3 Gaya Magnet...4 20.4 Hukum Ampere...9 20.5 Efek Hall...13 20.6 Quis

Lebih terperinci

MAGNET. Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik

MAGNET. Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik MAGNET Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik Magnetik Non Magnetik Penggolongan bahan secara mikroskopik Bila ditinjau secara mikroskopik ( atom )

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

MEDAN MAGNETIK DISEKITAR KAWAT BERARUS

MEDAN MAGNETIK DISEKITAR KAWAT BERARUS MEDAN MAGNETIK DISEKITAR KAWAT BERARUS I. TUJUAN PERCOBAAN a. Menentukan arah simpangan kompas di sekitar kawat berarus b. Menemukan hubungan medan magnetik dengan kuat arus II. III. RUMUSAN MASALAH a.

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 UJI SIFAT MAGNETIK PASIR BESI PANTAI DI KABUPATEN LUMAJANG MELALUI INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Alfi Firman Syah Program Studi Pendidiksn Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER alfisyah21@gmail.com Sudarti Program

Lebih terperinci

KETENTUAN MENGIKUTI PELAJARAN FISIKA : ^_^

KETENTUAN MENGIKUTI PELAJARAN FISIKA : ^_^ 1 KETENTUAN MENGIKUTI PELAJARAN FISIKA : ^_^ 1. ADA BUKU CATATAN & BUKU LATIHAN/PR 2. BUKU DISAMPUL DENGAN KERTAS EMAS / ASTURO / KARTON WARNA UNGU 3. PENAMPILAN COVER DEPAN BUKU SEPERTI GAMBAR BERIKUT

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Medan Magnet - Latihan Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0301 Version: 2016-10 halaman 1 01. Medan magnet dapat ditimbulkan oleh: (1) muatan listrik yang bergerak (2) konduktor

Lebih terperinci

PENGARUH INTI KOIL TERHADAP TEGANGANINDUKTOR DAN RESISTOR YANG DIRANGKAI SECARA SERI. Salomo, Erwin,Surya Ningsih

PENGARUH INTI KOIL TERHADAP TEGANGANINDUKTOR DAN RESISTOR YANG DIRANGKAI SECARA SERI. Salomo, Erwin,Surya Ningsih PENGARUH INTI KOIL TERHADAP TEGANGANINDUKTOR DAN RESISTOR YANG DIRANGKAI SECARA SERI Salomo, Erwin,Surya Ningsih Jurusan Fisika - Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLATIHAN SOAL BAB 3

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLATIHAN SOAL BAB 3 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLATIHAN SOAL BAB 3 1. assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/bab3%20no%2015%20fisika9.png Jika batang besi AB disentuhkan dengan batang

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS Doc. Name: K13AR12FIS01UAS Version: 2015-11 halaman 1 01. Seorang pendengar A berada di antara suatu sumber bunyi S yang menghasilkan bunyi berfrekuensi f dan tembok

Lebih terperinci

Magnet Rudi Susanto 1

Magnet Rudi Susanto 1 Magnet Rudi Susanto 1 MAGNET Sifat kemagnetan telah dikenal ribuan tahun yang lalu ketika ditemukan sejenis batu yang dapat menarik besi Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, orang telah dapat

Lebih terperinci

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6 FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6 SMA NEGERI 2 BOGOR Jl. Keranji Ujung No.1 Budi Agung, Bogor 16165; No Telp: (0251)

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI 1 LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI A. TUJUAN 1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik searah (DC).. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik bolak-balik

Lebih terperinci

medan flux...(1) tegangan emf... (2) besar magnetic flux ini adalah Φ dan satuannya Weber (Wb = T.m 2 ). Secara matematis besarnya adalah :

medan flux...(1) tegangan emf... (2) besar magnetic flux ini adalah Φ dan satuannya Weber (Wb = T.m 2 ). Secara matematis besarnya adalah : Masih ingat aturan tangan kanan pada pelajaran fisika? Ini cara yang efektif untuk mengetahui arah medan listrik terhadap arus listrik. Jika seutas kawat tembaga diberi aliran listrik, maka di sekeliling

Lebih terperinci

i : kuat arus listrik (A) a : jarak dari kawat berarus (m)

i : kuat arus listrik (A) a : jarak dari kawat berarus (m) INDUKSI MAGNETIK Hans Christian Oersted pada tahun 18 menemukan bahwa arus listrik dalam sebuah kawat penghantar dapat menghasilkan efek magnetik. Efek magnetik yang ditimbulkan oleh arus tersebut dapat

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

Magnet dapat menarik benda-benda dari bahan tertentu

Magnet dapat menarik benda-benda dari bahan tertentu BENDA MAGNET Magnet dapat menarik benda-benda dari bahan tertentu MAGNET BUATAN MAGNET BUMI Kemagnetan Material Ada 2 macam sifat magnet yang dipunyai benda / material : 1) buatan dan 2) alamiah. Magnet

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II FREKWENSI LISRIK DISUSUN OLEH: NAMA : SOIMAH NIM : 12 310 595 Kelas : A (semester 2) Kelompok Jurusan/Prodi : I B : Fisika/pendidikan Fisika UNIVERSITAS NEGERI MANADO

Lebih terperinci

HUKUM OHM. 1. STANDAR KOMPETENSI. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

HUKUM OHM. 1. STANDAR KOMPETENSI. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. HUKUM OHM 1. STANDAR KOMPETENSI. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. 2. KOMPETENSI DASAR. Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian serta penerapannya

Lebih terperinci

PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ

PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. Edisi April 2016. ISSN.1412-2960 PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ Salomo,

Lebih terperinci

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK HUKUM FARADAY DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Setelah dalam tahun 1820 Oersted memperlihatkan bahwa arus listrik dapat mempengaruhi jarum kompas, Faraday mempunyai kepercayaan

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

Gaya Lorentz. Disusun Oleh : 1. Deri Febrianto (A1E011053) 2. Esra Lenni Waty (A1E011057) 3. Faiza Maizora (A1E011073)

Gaya Lorentz. Disusun Oleh : 1. Deri Febrianto (A1E011053) 2. Esra Lenni Waty (A1E011057) 3. Faiza Maizora (A1E011073) Gaya Lorentz Disusun Oleh : 1. Deri Febrianto (A1E011053) 2. Esra Lenni Waty (A1E011057) 3. Faiza Maizora (A1E011073) Dosen Pembimbing : Sutarno,S.si M.si Asisten Dosen : 1. Jessika Dwi Rodesi (A1E009070)

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS

KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS By: DR. Ibnu Mas ud KUMPULAN SOAL SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH ATAS A. OPTIKA FISIS 1. Jarak antara garis terang ke dua ke pusat pada percobaan Young adalah 4 mm. Jarak antara

Lebih terperinci

MEDAN MAGNET DAN ELEKTROMAGNET

MEDAN MAGNET DAN ELEKTROMAGNET BAB II MEDAN MAGNET DAN ELEKTROMAGNET Kompetensi dasar : Mengenal gejala kemagnetan Indikator Oersted : - Konsep medan magnet oleh arus listrik didapatkan dari percobaan - Konsep magnet dan medan magnet

Lebih terperinci

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1)

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1) PLATIHAN OSN JAKATA 2016 LISTIK MAGNT (AGIAN 1) 1. Partikel deuterium (1 proton, 1 neutron) dan partikel alpha (2 proton, 2 neutron) saling mendekat dari jarak yang sangat jauh dengan energi kinetik masing-masing

Lebih terperinci

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1 Diameter maksimum dari pengukuran benda di atas adalah. A. 2,199 cm B. 2,275 cm C. 2,285 cm D. 2,320 cm E. 2,375 cm 2.

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB XII LISTRIK MAGNET Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

INDUKSI MAGNET B A B B A B

INDUKSI MAGNET B A B B A B nduksi Magnet 77 A A 5 NDUKS MAGNET Sumber: indnetwrk-c.id Di SMP kalian telah dikenalkan dengan magnet batang. Apakah ada sumber lain yang dapat menghasilkan medan magnet selain batang magnet? Jawabnya

Lebih terperinci

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa tebal keping adalah... A. 4,30 mm B. 4,50 mm C. 4,70

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung

BAB II DASAR TEORI. Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung BAB II DASAR TEORI 2.1 Energi Listrik Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Salah satu bentuk energi adalah energi listrik. Energi listrik adalah energi yang berkaitan dengan akumulasi arus elektron,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK DARI GERAK RELATIF PERISAI MAGNETIK TERHADAP MAGNET DAN KUMPARAN SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK DARI GERAK RELATIF PERISAI MAGNETIK TERHADAP MAGNET DAN KUMPARAN SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK DARI GERAK RELATIF PERISAI MAGNETIK TERHADAP MAGNET DAN KUMPARAN SKRIPSI RATNA PRABOWO 0706199804 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK JULI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN MODEL KERETA MAGLEV SKALA LABORATORIUM TUGAS AKHIR NUGROHO NINO NOVIHANTORO L2E

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN MODEL KERETA MAGLEV SKALA LABORATORIUM TUGAS AKHIR NUGROHO NINO NOVIHANTORO L2E UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN MODEL KERETA MAGLEV SKALA LABORATORIUM TUGAS AKHIR NUGROHO NINO NOVIHANTORO L2E 303 395 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN SEMARANG OKTOBER 2010 UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB III MAGNETISME. Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya.

BAB III MAGNETISME. Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya. BAB III MAGNETISME Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya. Magnetisme (kemagnetan) tercakup dalam sejumlah besar operasi alat listrik, seperti

Lebih terperinci

Gambar (a) Arah medan magnet, (b) Garis-garis medan magnet

Gambar (a) Arah medan magnet, (b) Garis-garis medan magnet Pada pelajaran listrik telah dikaji bahwa jika sebuah muatan diletakkan dalam medan listrik, ia mengalami gaya listrik dan energi listriknya dapat dipakai sebagai tenaga gerak untuk berpindah tempat. Hal

Lebih terperinci

KEMAGNETAN. Magnet. Dapat dibedakan menjadi. Cara membuat bentuk Cara membuat

KEMAGNETAN. Magnet. Dapat dibedakan menjadi. Cara membuat bentuk Cara membuat KEMAGNETAN PETA KONSEP Magnet Dapat dibedakan menjadi Magnet Tetap Magnet Sementara Cara membuat bentuk Cara membuat Besi/ baja digosok dengan magnet Aliran arus listrik Induksi Magnetik Batang Silinder

Lebih terperinci

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Menganalisis rangkaian listrik Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu ambar digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2011 Fisika

UN SMA IPA 2011 Fisika UN SMA IPA 2011 Fisika Kode Soal Doc. Name: UNSMAIPA2011FIS999 Doc. Version : 2012-12 halaman 1 1. Sebuah benda bergerak dengan lintasan seperti grafik berikut : Perpindahan yang dialami benda sebesar.

Lebih terperinci

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut.

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut. Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut. 1. Muatan-muatan listrik yang sejenis tolak menolak dan mauatan-muatan listrik

Lebih terperinci

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A PREDIKSI 7 1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A B C D E 2. Pak Pos mengendarai sepeda motor ke utara dengan jarak 8 km, kemudian

Lebih terperinci

2015 RANCANG BANGUN SUMBER MEDAN MAGNET DINAMIK UNTUK IDENTIFIKASI ANOMALI MAGNETIK LAPISAN TANAH

2015 RANCANG BANGUN SUMBER MEDAN MAGNET DINAMIK UNTUK IDENTIFIKASI ANOMALI MAGNETIK LAPISAN TANAH 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Medan magnet adalah ruang di sekitar magnet yang menjadikan bendabenda tertentu mengalami gaya magnet. Sumber medan magnet yang paling awal dikenal adalah magnet permanen.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Generator merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik melalui medium medan magnet. Bagian utama generator terdiri dari stator dan

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

GAYA LORENTZ Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus di dalam Medan Magnet

GAYA LORENTZ Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus di dalam Medan Magnet GAYA LORENTZ A. Tujuan Percobaan 1 Mengamati adanya gaya Lorentz penghantar kawat lurus disekitar medan magnet 2 Menentukan arah gaya Lorentz dengan kaidah tangan kanan 3 Menghitung besarnya gaya Lorentz

Lebih terperinci

3. Dari grafik di samping, pada saat t = 5 sekon, percepatannya adalah. a. 32 m/s 2 b. 28 m/s 2 c. 20 m/s 2 d. 12 m/s 2 e. 4 m/s 2

3. Dari grafik di samping, pada saat t = 5 sekon, percepatannya adalah. a. 32 m/s 2 b. 28 m/s 2 c. 20 m/s 2 d. 12 m/s 2 e. 4 m/s 2 1 5 6 0 5 Pengukuran dengan jangka sorong ditunjuk- kan seperti gambar di atas Hasil pengukuran dan banyaknya angka penting adalah a 5,04 cm dan 3 angka penting b 5,4 cm dan angka penting c 5,40 cm dan

Lebih terperinci

SMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1

SMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1 SMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1 1. Sebuah kumparan lawat dengan luas 50 cm 2 terletak dalam medan magnetik yang induksi magnetiknya 1,4 T. Jika garis normal

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATIKA )

MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATIKA ) MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATIKA ) Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang magnet ladam magnet jarum Magnet dapat diperoleh dengan cara

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet Kemagnetan Prinsip kemagnetan mempunyai peranan yang sangat penting dalam prinsip kerja suatu mesin listrik (sebutan untuk generator, transformator dan motor). Magnet mempunyai dua karakteristik. Pertama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga, penelusuran lebih jauh akan diketahui banyak hal mengenai kontstruksinya.

BAB I PENDAHULUAN. juga, penelusuran lebih jauh akan diketahui banyak hal mengenai kontstruksinya. BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Secara kasat mata, induktor akan terlihat cukup sederhana. Bagaimanapun juga, penelusuran lebih jauh akan diketahui banyak hal mengenai kontstruksinya. Dari berbagai

Lebih terperinci

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2 SOAL SOAL TERPILIH 1 1. Sebuah kumparan mempunyai 50 lilitan dalam waktu 0,02 s kumparan dimasuki fluks 310 mwb, yang kemudian turun hingga 100 mwb. Berapakah GGL induksi rata rata yang dibangkitkan oleh

Lebih terperinci

Bahan Magnetik. oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber)

Bahan Magnetik. oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber) Bahan Magnetik oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber) Historis Magnet Gejala kemagnetan merupakan cikal bakal berkembangnya pengetahuan tentang kelistrikan. Ditemukan sejak 2000 tahun

Lebih terperinci

Lenny Marcillina, Erwin, dan Tengku Emrinaldi

Lenny Marcillina, Erwin, dan Tengku Emrinaldi PENENTUAN NILAI TINGKAT KEMAGNETAN DAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK ENDAPAN PASIR BESI SEBAGAI FUNGSI KEDALAMAN DI PANTAI ARTA DAN PANTAI KATA PARIAMAN SUMATERA BARAT Lenny Marcillina, Erwin, dan Tengku Emrinaldi

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com

drimbajoe.wordpress.com 1. Suatu bidang berbentuk segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat ukur yang berbeda, diperoleh panjang 5,45 cm, lebar 6,2 cm, maka luas pelat tersebut menurut aturan penulisan angka penting adalah...

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA. Gaya Magnetik antar kawat berarus. Nama :

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA. Gaya Magnetik antar kawat berarus. Nama : LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA Gaya Magnetik antar kawat berarus Nama : Sujiyani Kassiavera Rizki Prabawati Septian Efendi Prisma Gita Azwar Dosen Pembimbing : (A1E010010) (A1E010022) (A1E010023)

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1994

Fisika EBTANAS Tahun 1994 Fisika EBTANAS Tahun 1994 EBTANAS-94-01 Diantara kelompok besaran di bawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja adalah A. kuat arus, massa, gaya B. suhu, massa, volume C. waktu, momentum, percepatan

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1993

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1993 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1993 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Peluru ditembakkan condong ke atas dengan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

C17 FISIKA SMA/MA IPA

C17 FISIKA SMA/MA IPA 1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. Diameter minimum dari pengukuran benda di bawahadalah. A. 2,085 cm B. 2,275 cm C. 2,285 cm D. 2,290 cm E. 2,305 cm 1 2. Seorang

Lebih terperinci

Mesin Arus Bolak Balik

Mesin Arus Bolak Balik Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id ACARA PERKULIAHAN DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. BAB II TRANSFORMATOR II.. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang berfungsi

Lebih terperinci

SIMAK UI Fisika

SIMAK UI Fisika SIMAK UI 2016 - Fisika Soal Halaman 1 01. Fluida masuk melalui pipa berdiameter 20 mm yang memiliki cabang dua pipa berdiameter 10 mm dan 15 mm. Pipa 15 mm memiliki cabang lagi dua pipa berdiameter 8 mm.

Lebih terperinci

PERCOBAAN e/m ELEKTRON

PERCOBAAN e/m ELEKTRON PERCOBAAN e/m ELEKTRON A. TUJUAN 1. Mempelajari sifat medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan Helmholtz.. Menetukan nilai e/m dengan medan magnet. B. PERALATAN 1. Seperangkat peralatan e/m. Sumber

Lebih terperinci

D. 85 N E. 100 N. Kunci : E Penyelesaian : Kita jabarkan ketiga Vektor ke sumbu X dan dan sumbu Y, lihat gambar di bawah ini :

D. 85 N E. 100 N. Kunci : E Penyelesaian : Kita jabarkan ketiga Vektor ke sumbu X dan dan sumbu Y, lihat gambar di bawah ini : 1. Tiga buah vektor gaya masing-masing F 1 = 30 N, F 2 = 70 N, dan F 3 = 30 N, disusun seperti pada gambar di atas. Besar resultan ketiga vektor tersebut adalah... A. 0 N B. 70 N C. 85 N D. 85 N E. 100

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah enargi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua prinsip pengoperasiannya,

Lebih terperinci