ATLAS SIDIKJARI MINYAK BUMI INDONESIA. Puslitbang Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" **) Sekretariat Badan Litbang ESDM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ATLAS SIDIKJARI MINYAK BUMI INDONESIA. Puslitbang Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" **) Sekretariat Badan Litbang ESDM"

Transkripsi

1 ATLAS SIDIKJARI MINYAK BUMI INDONESIA Imam B. Sosrowidjojo *), Hermansyah ** ), F.X. Widiarto *), dan Desi Yensusnimar *) *) Puslitbang Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" **) Sekretariat Badan Litbang ESDM S A R I Badan Litbang ESDM seringkali diminta masukan sebagai narasumber bagi pemecahan permasalahan industri minyak dan gas di Indonesia. Mulai dari permasalahan eksplorasi, produksi sampai dengan permasalahan kriminal (pencurian dan lingkungan). Seiring dengan perkembangan teknologi, permasalahan yang ditimbulkan menjadi semakin besar, bervariasi dan lebih kompleks. Ketersediaan database yang lengkap, kredibel dan mudah di akses sangat dibutuhkan untuk memperoleh kesimpulan yang benar dan akurat dalam waktu yang relatif singkat. Pengembangan atlas ini dimulai dengan pemetaan kegiatan industri minyak di setiap cekungan hidrokarbon di wilayah Indonesia kemudian mengumpulkan sampel minyak yang mewakili geografi dan reservoar dari setiap cekungan di Indonesia. Sebanyak 934 sampel minyak bumi diambil dari kepala sumur dan tiga sampel minyak rembesan dari Cekungan Waipoga, dikumpulkan sejak tahun 2009 sampai tahun Setelah analisis geokimia (GC dan GCMS-MS) data tersebut dimasukkan ke dalam aplikasi. Atlas sidikjari minyak bumi dalam platform sistem informasi geografi membukukan karakteristik biomarker minyak bumi dari berbagai reservoar seluruh cekungan minyak di Indonesia yang dikemas dalam struktur database. Tersedianya database atlas sidikjari (fingerprints) minyak bumi dapat membantu pemecahan permasalahan dan pengambilan keputusan secara cepat dan akurat terhadap beberapa masalah seperti eksplorasi, alokasi produksi pada sumuran dengan reservoar lebih dari satu lapisan dan permasalahan-permasalahan lain yang muncul dari aktifitas migas. Disamping permasalahan perminyakan, atlas ini juga akan sangat bermanfaat bagi pemecahan kasus-kasus kriminal meliputi pencurian minyak bumi dan permasalahan lingkungan khususnya untuk kasus tumpahan minyak di perairan Indonesia di mana dengan melakukan analisis sampel minyak hasil kriminal, lalu membandingkannya dengan data pustaka yang sudah ada akan sangat mudah dan cepat dibuat kesimpulan dan keputusan mengenai problem yang ada. Kata kunci : atlas, database, petroleum system, pencemaran lingkungan, kriminal, sidikjari 1. PENDAHULUAN Semakin berkembangnya teknologi pada industri minyak dan gas di Indonesia, juga memicu berkembangnya permasalahanpermasalahan baru di dunia perminyakan. Mulai dari permasalahan eksplorasi, alokasi produksimaupun permasalahan kriminal seperti pencurian minyak bumi dan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh akitivitas dari industri migas tersebut. Badan Litbang ESDM sering dijadikan rujukan untuk mengatasi 17

2

3 literatur mengenai cakupan wilayah yang akan dilakukan pengambilan sampel termasuk jumlah blok produksi, jumlah sumur, dan reservoar yang terdapat di tiap cekungan Pengambilan Sampel Pengambilan sampel yang dilakukan mencakup seluruh cekungan yang terdapat di wilayah Indonesia. Pengambilan sampel minyak didasarkan pada penyebaran geografis sumur yang terdapat pada suatu lapangan produksi, mewakili setiap layer reservoar pada lapangan minyak, dan diprioritaskan untuk mengambil sampel dari single well (sumur).setelah dilakukan pemilihan sumur berdasarkan kriteria tersebut diatas, pengambilan sampel langsung dilakukan pada kepala sumur (Gambar 2). Untuk pengambilan sampel minyak dari area lepas pantai (offshore) dilakukan pada setiap stasiun pengumpul maupun dari data processing unit yang terdapat di lapangan tersebut. Selain itu, sebanyak tiga sampel rembesan dari Cekungan Waipoga juga diambil untuk melengkapi sampel yang berada di Cekungan tersebut, mengingat cekungan tersebut masuk dalam katagori belum matang. Pada tahap pengambilan sampel, sekaligus juga direkam berbagai informasi terkait sampel tersebut, seperti koordinat sumur, layer reservoar, nama lapangan dan nama sumur. Data tersebut juga untuk dimasukkan kedalam database sebagai atribut pada atlas sidik jari Analisis Minyak Bumi Setelah didapatkan sampel minyak bumi yang mewakili tiap cekungan, tiap blok, dan tiap lapangan produksi, maka dilakukan analisis minyak bumi itu tersebut dengan menggunakan whole oil Gas Chromatography (GC), high resolution Gas Chromatography Mass Spectroschopy (GCMS). Analisis sidikjari whole oil sampel menggunakan Agilent 6890N GC yang dipasangkan dengan flame ionization detector (FID). Sedangkan untuk analisis menggunakan GC-MS memakai GC Agilent 6890 yang dipasangkan dengan Mass Selective Detector (MSD) Agilent Interpretasi sidikjari didasarkan pada pristane dan phytane dari kromatogram whole oil dan sterana serta triterpanas dari GC-MS. Hasil analisis minyak bumi kemudian divalidasi apakah hasilnya dapat diteruskan pada tahap selanjutnya atau proses harus diulang. Data sidikjari yang telah divalidasi, kemudian dilakukan Key-in untuk meng-upload data tersebut ke dalam aplikasi yang telah dibangun Analisis Karakter Biomarker Data hasil analisis dengan GC, GCMS di interpretasi dengan meggunakan dasar-dasar interpretasi biomarker dari data pustaka dan juga dengan metoda multivariasi statistik. Analisis yang dilakukan sebanyak 15 variabel termasuk rasio Pr/Ph dan 14 rasio biomarker. Kemudian Gambar 2. Pengambilan sampel minyak dari kepala sumur 19

4 tersebut sudah baik atau perlu diulang kembali. Hasil dari interpretasi inilah yang kemudian dijadikan dasar untuk membangun katalog minyak bumi pada aplikasi atlas sidikjari minyak bumi Indonesia Pembangunan Aplikasi dan Database Pembangunan aplikasi dan database ini dilakukan secara paralel dengan pelaksanaan pengambilan sampel dan analisis dan interpretasi sampel minyak bumi. Aplikasi dan database user friendly menggunakan sistem informasi geografi berbasis web, web server Apache dengan didukung Map Server untuk menjelajah (browsing) peta melalui intranet atau internet, dan memuat semua hasil analisis sampel minyak bumi berupa data kromatogram dan data lainnya dari hasil pengambilan sampel dan hasil interpretasi sampel. 3. ATLAS SIDIKJARI Aplikasi Atlas Sidikjari (Fingerprints) ini merupakan aplikasi web-gis berisi peta dasar (base map), Peta Regional, Peta Oil and Gas, dan Peta Basin dan menyimpan data karakteristik biomarker minyak bumi yang tersebar di berbagai reservoar di seluruh Indonesia. Upaya ini penting manakala terjadi kebocoran/tumpahan minyak dan sulit untuk ditelusuri sumber minyak tersebut. Dengan adanya Atlas sidikjari diharapkan masalah tersebut dapat teratasi, yaitu dengan cara membandingkan karakteristik dari tumpahan minyak tersebut dengan karakteristik yang ada dalam sistem/aplikasi. Saat ini database tersebut baru memuat data geokimia sebanyak 934 sampel minyak bumi dengan rincian 400 sampel dari tahun 2009, 348 sampel pada tahun 2010 dari kawasan Indonesia Barat dari 185 sampel Kawasan Indonesia Timur pada tahun Untuk mengakses data, pengguna terlebih dahulu memasukkan (log in) kata kuncinya. Menu log-in dengan level security tertentu disiapkanuntuk memfilter para pengguna, sehingga keamanan data lebih terjamin. Aplikasi Atlas sidikjari berjalan diatas web server Apache dengan didukung Map Server untuk menjelajah peta pada sebuah browser. Sehingga dibutuhkan sebuah browser seperti Internet Explorer yang direkomendasikan untuk membuka Atlas sidikjari, penggunaan Browser lain tidak direkomendasikan. Gambar 3 memperlihatkan tampilan awal Atlas sidikjari. Pada halaman ini terdapat menu login, pengguna diminta untuk login terlebih dahulu Gambar 3. Halaman utama aplikasi Atlas Sidikjari 20 M&E, Vol. 10, No. 4, Desember 2012

5 dilakukan validasi, apakah hasil interpretasi dengan memasukkan Personal ID, User Name dan Password. Semua aktifitas pengguna di dalamnya direkam dalam sebuah log file, sehingga apabila terdapat kesalahan atau penambahan atau pengurangan data dapat ditelusuri dengan mudah, dan dapat dipertanggungjawabkan. Terdapat 3 level akses untuk masuk, yaitu : LEVEL Level 1 Level 2 Admini strator AKSES Pengguna hanya dapat melihat tanpa dapat mencetak data. Pengguna dapat melihat dan mencetak tapi tidak dapat merubah data Pengguna memiliki akses penuh, termasuk memberi ijin seorang pengguna memiliki akses tertentu. Setelah pengguna memasukan Personal ID, User Name dan Password, tampilan berikutnya memperlihatkan peta Indonesia dan beberapa tombol menu navigasi. Peta dasar meliputi Pulau, Jalan, sungai, batas provinsi, batas kabupaten seluruh Indonesia ini dibuat sedemikian interaktif sehingga dapat digunakan untuk menjelajah data geologi seperti data cekungan migas, seismik, litologi, struktur, formasi dan sebagainya. Aplikasi ini juga dapat digunakan untuk menjelajah sumur-sumur atau lapangan-lapangan migas disamping terdapat data lain yang berkenaan dengan data eksplorasi dan eksploitasi hidrokarbon. Aplikasi ini menyediakan fasilitas untuk memperbesar, memperkecil, menggeser kanan, kiri, atas atau bawah Peta yang ada. Aplikasi ini dilengkapi dengan menu navigasi seperti Map Size untuk merubah ukuran peta, Organize Layer yang digunakan untuk menampilkan layer tertentu pada peta, Print dan Report Generator untuk mencetak, Adm Console untuk menyunting data pengguna, data minyak, kromatogram, diagram dan sebagainya. Gambar 4. memperlihatkan halaman utama Atlas Sidikjari Input Atribut dan Kromatogram Sampel Minyak Sampel minyak dikumpulkan dari berbagai sumur di lapangan minyak yang tersebar di seluruh indonesia. Atribut sampel tersebut juga dikumpulkan, seperti asal sumur, reservoar, struktur, formasi dan bahkan perusahaan Gambar 4. Halaman dalam Atlas Sidikjari 21

6 pengelola sumur tersebut juga ikut menjadi data atribut yang di masukan untuk melatarbelakangi keberadaan sampel. Atribut sampel tersebut dikumpulkan dan dimasukan kedalam database. Gambar 5.memperlihatkan titik-titik pada peta yang merepresentasikan sumur di wilayah Bunyu, Tarakan. Jika di klik salah satu titik tersebut akan memberikan informasi rinci mengenai sumur yang bersangkutan. Pada Gambar 6 adalah formulir yang digunakan untuk memasukan data atribut sampel, sumur, perusahaan dan reservoar sebagai data atribut yang melengkapi informasi sampel. Keluaran hasil pengukuran sampel dengan GC dan GCMS-MS adalah sebuah file cromtab.csv Gambar 5. Lokasi sumur dan informasi atribut, Cekungan Tarakan, Kalimantan Timur Gambar 6.Halaman penyuntingan database atribut sampel 22 M&E, Vol. 10, No. 4, Desember 2012

7 yang menjadi input atau masukan Atlas sidikjari. Hasil pengukuran GC atas sampel menghasilkan kromatogram untuk whole oil (Gambar 7), sementara hasil pengukuran dengan GCMS-MS menghasilkan kromatogram untuk sterana dan triterpana. Data kromatogram dari setiap sampel minyak dimasukan ke dalam database pada Atlas sidikjari. Apabila terdapat sampel minyak yang tidak memiliki atribut, Atlas sidikjari dapat mencari atribut yang telah tersedia dalam database dengan cara membandingkan kromatogram sampel yang tidak diketahui dengan kromatogram sampel yang ada didalam database secara otomatis. Gambar 8 memperlihatkan halaman yang digunakan untuk melakukan penyuntingan data kromatogram. Gambar 7. Kromatogram minyak bumi Gambar 8. Uploadfile DBF Kromatogram 23

8 a. Atribut dan Referensi Cekungan Aplikasi Atlas sidikjari tidak hanya berisi atribut sampel dan kromatogram saja, tetapi juga dilengkapi dengan atribut lain yang berhubungan dengan lokasi sampel, seperti cekungan, petroleum system, general stratigraphy dan juga referensi yang tersedia pada cekungan tersebut (Gambar 9). Pengguna (user) juga dapat mengakses informasi lebih rinci tentang seluruh cekungan migas yang ada di Indonesia, seperti type, status, area, source rock dan sebagainya. Caranya dengan mengklik 'console petsys' pada 'Query Result' (Gambar 9) cekungan yang diinginkan pada peta.gambar 10 memperlihatkan petroleum system cekungan Barito, sedangkan Gambar 11 memperlihatkan atribut yang ada pada cekungan dimaksud. Selain itu pada aplikasi ini (hanya disediakan untuk administrator) dapat meng-update data petroleum system apabila dimiliki data baru. Aplikasi Atlas sidikjari menyediakan data Referensi, yaitu berupa tulisan atau makalah dari berbagai jurnal yang ada, hasil pengukuran atau data terkait pada setiap cekungan. Pengguna dapat mengakses dengan mengklik tombol 'References' pada 'Query Result' (Gambar 9). Gambar 12 memperlihatkan salah satu referensi yang ada pada Cekungan Barito. b. Data Statistik dan Diagram Aplikasi Atlas sidikjari dilengkapi dengan data statistik yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan secara obyektif, terutama untuk mengambil kesimpulan terhadap fakta dan data yang telah dimiliki dalam database. Gambar 9. Atribut dari cekungan Barito yang didapat dengan cara meng-klik Cekungan Barito pada aplikasi Atlas sidikjari 24 M&E, Vol. 10, No. 4, Desember 2012

9 Gambar 10. Petroleum System Cekungan Barito Gambar 11. Atribut cekungan secara detil yang ada dalam database 25

10 Gambar 12. Salah satu tampilan Referensi Cekungan Barito dalam bentuk PDF pada browser Internet Explorer Data statistik dapat ditampilkan sesuai dengan kebutuhan para pengguna. Saat inibaru tersedia beberapa diagram yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan seperti Dendrogram, Radar Diagram dan Ternary Diagram. Hasil dari perhitungan pada Gambar 13, akan menghasilkan radar diagram yang dapat dilihat pada Gambar Data Biomarker Data biomarker yang saat ini merupakan hasil analisis 934 sampel, dengan rincian sampel minyak bumi untuk Indonesia Barat 744 sampel dan Indonesia Timur sebanyak185 sampel dengan rincian seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Dari hasil interpretasi hasil analisis sebagian besar minyak bumi cekungan migas yang terdapat di Indonesia bagian barat termasuk ke dalam tipe minyak lakustrin dan terrestrial, dengan sebagian kecil terdapat tipikal marine seperti pada beberapa minyak di cekungan Sumatera Utara. Contoh dari minyak-minyak tersebut diperlihatkan oleh kromatogram dari hasil analisis whole oil GC, biomarker sterana dan triterpana (Gambar 15 dan Gambar 16). Data biomarker yang terdapat dalam atlas sidikjari merupakan hasil dari pengambilan sampel yang dilakukan pada setiap cekungan yang terdapat di Indonesia. a. Akuatik Marine Minyak jenis marine dapat dicirikan dengan tingginya jumlah perbandingan sterana dan hopane, tingginya kandungan C 27 sterana serta pada beberapa kasus diindikasikan oleh kehadiran senyawa C 30 sterana, dan rendahnya perbandingan senyawa pristan terhadap fitana (ten Haven & Schiefelbein, 1995). Beberapa minyak yang berasal dari cekungan Sumatera Utara termasuk ke dalam jenis minyak marine ini. Dominasi dari C 27 sterana pada minyak juga merupakan indikasi bahwa minyak tersebut termasuk ke dalam kelompok ini. 26 M&E, Vol. 10, No. 4, Desember 2012

11 Gambar 13. Halaman yang digunakan untuk memasukan data untuk diagram radar Gambar 14. Radar diagram sebagai hasil dari perhitungan data yang dimasukan 27

12 Tabel 1. Jumlah sampel dari tiap cekungan No Cekungan JumlahSumur/ Sampel Minyak Indonesia Barat 1 (2009) 1. Sumatra Utara Sumatra Tengah Sub-Cekungan Jambi Sumatra Selatan Sunda 76 Indonesia Barat 2 (2010) 1. JawaTimur Tarakan Kutei Barito NatunaBarat 14 IndonesiaTimur(2011) 1. Banggai 6 2. Seram Salawati Waipoga 3 Total Gambar 15. Sidikjari biomarker sterana minyak akuatik lakustrin(atas) dan delta (bawah) 28 M&E, Vol. 10, No. 4, Desember 2012

13 Gambar 16. Sidikjari kromatogram triterpana minyak akuatik lakustrin (atas) dan delta (bawah) b. Lakustrin Jenis minyak ini terdapat pada cekungan Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Sunda. Tipe minyak jenis ini dapat diketahui dari perbandingan antara C 26 -tricyclic terpanes dengan C 24 -tetracyclic terpanes lebih atau sama dengan 1. Munculnya puncak puncak C 28, C 29 dan C 30 juga mengindikasikan tipikal minyak jenis ini. Gamacerane juga merupakan penanda minyak yang berasal dari lingkungan lakustrin, walaupun gamacerane tidak selalu terdapat pada kromatogram minyak lakustrin (Gambar 17). Pada minyak yang berasal dari lapangan Minas dan Duri pada Cekungan Sumatera Tengah terdapat isoprenoid botryococcane. Botryococcane merupakan senyawa yang berasal dari alga botryococcusbraunii, sehingga menguatkan bahwa minyak yang berasal dari cekungan ini merupakan minyak berjenis lakustrin atau payau (brackish), dan berdasarkan pembagian yang dibuat oleh ten Haven dan Schiefelbein, 1995 minyak jenis ini merupakan minyak lakustrin Tipe A. Sebagian besar tipelakustrin A ini berasal dari minyak Sumatera Tengah tetapi juga sebagian terdapat pada cekungan Sunda dan beberapa di cekungan Sumatera Selatan. Walaupun ternyata menurut ten Haven, Tipe Lakustrin A pada cekungan Sunda tidak memiliki kesamaan yang besar dengan minyak yang berasal dari lapangan Minas. Minyak cekungan Sunda memiliki nilai isotopkerogen yang lebih besar dibandingkan dengan nilai isotopkerogen pada cekungan Sumatera Tengah. 29

14 Response_ Signal: SWB-878.D\FID1A.CH View Mode: Integration Time Response_ Signal: 758W.D\FID1A.CH Time Gambar 17. Sidikjari kromatogram gas minyak marin deltaik (atas) dan marin karbonat (bawah) c. Minyak Terestrial Resinitik Minyak resinitik mengindikasikan adanya kelimpahan resin damar yang berasal dari pohon-pohon famili Dipterocarpus yang terdapat di dalam minyak tersebut. Adanya struktur bicadinane pada minyak jenis ini dapat diketahui dari interpretasi pada kromatogram triterpana. Bicadinane ini merupakan salah satu penciri minyak yang berasal dari Asia Tenggara, dan di Indonesia minyak dengan kandungan bicadinane tinggi ini sebagian besar terdapat di cekungan Sumatera Selatan selain tentunya beberapa terdapat di cekungan Sumatera Tengah. Bicadinane pertama kali ditemukan oleh Grantham et al. (1983) di dalam minyak yang berasal dari Timur Jauh, dan diberi penanda sebagai "W", "T" dan "R" yang kemudian pada perkembangannya dikenal sebagai bicadinane triterpana group. Dan pada tahun 1990, van Aarsen et al. menggunakan NMR untuk mengetahui kandungan dari "T" yaitu trans-trans-transbicadinane dan "W" yaitu cis-cis-transbicadinane (Peters dan Moldowan, 1986). d. Minyak Kandungan Oleanana Tinggi Minyak yang memiliki kandungan oleanana yang tinggi diketahui berasal dari tumbuhan berfamili Angiosperma yang dimulai pada umur Kapur Akhir. Minyak jenis ini ditemukan terutama selain pada Cekungan Sumatera Tengah dan Cekungan Sunda-Asri. 30 M&E, Vol. 10, No. 4, Desember 2012

15 Gambar 18 menunjukkan pengelompokan minyak bumi dari wilayah Indonesia berdasarkan data yang diperoleh dari analisis kromatografi gas, disamping biomarker terpilih seperti bisiklik alkana, sterana dan triterpana (Gambar 19) serta diagram segitiga dengan contoh data biomarker sterana (Gambar 20). 4. PENEMUAN SUMBER SAMPEL MINYAK UNKNOWN Atlas Sidikjari (database) mempunyai fleksibilitas yang besar untuk dikembangkan setiap saat guna memberikan akses kepada pemecahan permasalahan perminyakan seperti produksi sumur, alokasi produksi pada sumur dengan reservoar lebih dari satu lapisan dan permasalahan-permasalahan lain yang muncul dari aktivitas migas. Dalam hal penentuan alokasi produksi sumur comingle (produksi lebih dari satu zona reservoir) atau penentuan alokasi produksi masing-masing lapangan dapat ditentukan komposisinya dengan cara mencampur kedua sumber minyak dalam beberapa komposisi di dalam laboratorium. Masing-masing campuran sampel tersebut dianalisis dan diplot datanya sesuai dengan komposisinya. Maka data beberapa rasio kunci hasil analisis di plot ke dalam diagram XY dan garis yang menghubungkan data rasio tersebut merupakan tempat kedudukan komposisi kedua minyak hasil alokasi produksi baik dari produksi sumur comingle maupun pencampuran minyak hasil kedua lapangan yang dikirim ke pasar. Keunikan lain, adalah ketika eksplorasi menemukan minyak baik dari sumur maupun dari rembesan di lapangan, maka data karakter biomarker dari minyak bumi yang baru diketemukan tersebut dapat dirujuk ke dalam atlas sidikjari ini. Apabila diketemukan persamaan data karakter biomarker-nya dan posisi geografi kedua data tersebut secara geologi berhubungan, maka penemuan baru Pristane/n-C Phytane/n-C18 KUTAI BASIN BARITO WNATUNA TRK-BUNYU NEJAVA NSB CSB SSB SERAM SALAWATI Gambar 18. Diagram Pr/nC17 terhadap Ph/nC18 menunjukkan pengelompokan minyak bumi dari beberapa cekungan di Indonesia 31

16 Bisiklik alkana homodriman diasterana Sterana C29 C27 driman C28 Rearranged C30 Triterpana Trisiklik terpana C29 C21 C23 C24 C19 C20 C24Te C25 C26 Ts Tm C31 HM C28 C29 C32 C33 C34 C35 oleanan Gambar 19. Biomarker terpilih untuk mengetahui karakteristik minyak bumi dari kandungan senyawa-senyawa bisiklik alkana (m/z 123), sterana (m/z 217) dan triterpana (m/z 191). C 28 environment open marine lacustrine estuarine bay terrestrial phytoplankton zooplankton higher plant C 27 C 29 SERAM SALAWATI BANGGAI WJAVA SSB OMBILIN NE. JAWA CSB NSB JSB Gambar 20. Diagram segitiga menampilkan Biomarker terpilih untuk mengetahui karakteristik minyak bumi dari kandungan senyawa-senyawa bisiklik alkana (m/z 123), sterana (m/z 217) dan triterpana (m/z 191). 32 M&E, Vol. 10, No. 4, Desember 2012

17 tersebut berasal dari famili minyak bumi yang sudah diketahui. Sebaliknya apabila kondisi yang sama baik secara geografis maupun geologinya namun sampel minyak tersebut memiliki karakter biomarker yang berbeda dengan famili minyak bumi yang sudah diketahui, maka dapat diindikasikan bahwa diketemukan famili baru minyak bumi di sekitar penemuan. Dengan perkataan lain diketemukan Petroleum System baru. Penemuan ini akan berimplikasi besar terhadap eksplorasi minyak bumi ke depan di sekitar penemuan minyak bumi tadi. Salah satu keunggulan aplikasi ini adalah pemecahan permasalahan kriminal seperti pencurian minyak bumi dan pencemaran lingkungan seperti tumpahan minyak di perairan Indonesia. Sebagai contoh kasus pencurian minyak menggunakan kapal tanker yang tertangkap tangan baru-baru ini dapat diketahui minyak hasil curian tersebut berasal dari mana saja. Bahkan ketika pencurian tersebut dilakukan dari berbagai lokasi dan dimasukkan ke dalam satu kapal tangker yang sama mampu dilacak sumbernya. Kapal tanker yang penuh dengan minyak bumi tersebut diambil sampelnya secara grid baik vertikal maupun horisontal, kemudian sampel tersebut dianalisis dan dibandingkan dengan data yang terdapat dalam atlas sidikjari. Data sidikjari yang berbeda-beda dari sampel minyak dalam kapal tanker tersebut menunjukkan bahwa kapal tanker tersebut berisi minyak bumi yang diambil dari beberapa sumber (lapangan minyak). Umumnya minyak bumi memiliki viskositas yang berbeda, sehingga apabila dimasukkan ke dalam suatu tempat (dalam hal ini ke dalam kapal tanker) tanpa diaduk dengan baik, maka keberadaan minyak buminya akan tetap terpisah-pisah. Dengan pengambilan sampel melalui sistem grid akan dapat diketahui masing-masing sidikjari minyak buminya, sehingga dapat disimpulkan dari mana asal minyak bumi tersebut. Kondisi ini hanya akan dapat terlacak apabila, sampel minyak yang dicuri tersebut datanya ada dalam atlas sidikjari. Selain itu, dalam kasus pencemaran lingkungan akibat tumpahan minyak pada suatu area di perairan Indonesia, dapat ditentukan apakah minyak pencemar tersebut berasal dari lapangan produksi sekitarnya atau minyak tersebut berasal dari tempat lain yang tertransportasikan melalui arus laut ke tempat lain. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam kasus pencemaran lingkungan yang terjadi tersebut, ternyata berasal dari sumber yang bermacam-macam, antara lain berasal dari pembuangan (cleaning) kapal tanker atau dari lapangan produksi lainnya/ rembesan minyak yang tertransportasikan ke lokasi pencemaran. Produksi lapangan minyak di sekitar pencemaran disimpulkan juga memiliki andil dalam pencemaran tersebut. Bahkan, ketika Atlas Sidikjari memiliki contoh sampel yang komplit, atlas mampu menemukan sumber pencemarnya sampai kepada sumur tertentu. Kesimpulan ini memastikan bahwa sumur/ lapangan yang ditunjuk tersebut, memang pada waktu tertentu telah diperbaiki karena terjadi kebocoran salah satu pipa yang menyalurkan ke stasiun pengumpul. Prinsip kerja dari atlas sidikjari tersebut menyediakan data karakter minyak bumi se Indonesia yang diwakili oleh beberapa sentra produksi minyak bumi di seluruh Indonesia. Dengan data yang ada dalam atlas tersebut, hasil analisis data minyak bumi hasil kriminal diupload ke dalam aplikasi, kemudian dengan menggunakan mesin pencarian, maka sistem secara otomatis akan menampilkan hasil pattern recognation antara unkown sampel dengan database yang dimiliki dalam aplikasi. Tingkat kesamaan yang sangat tinggi mengindikasikan bahwa sampel minyak bumi hasil kriminal tersebut berkorelasi dengan beberapa data yang ada di dalam atlas sidikjari. Korelasi positif dapat disimpulkan dengan cara rekonstruksi dengan bantuan data lain seperti letak geografis sampel minyak unknown dan data minyak reference (dalam atlas) atau data pola arus dan lain sebagainya termasuk data kapal tanker. Gambar 21 mendemonstrasikan kerja sistem dengan cara membandingkan data minyak hasil kriminal dengan data yang sudah ada dalam database atlas sidikjari sehingga dengan mudah dan cepat dapat ditelusuri dari 33

18 Gambar 21. Metode pencarian unknown sampel 34 M&E, Vol. 10, No. 4, Desember 2012

19 mana minyak tersebut berasal serta perusahan yang mengoperasikannya. Jadi sesuai dengan tujuan pembuatannya, atlas sidikjari ini salah satunya akan sangat bermanfaat bagi pemecahan permasalahan kriminal seperti kasus pencurian minyak bumi dan pencemaran lingkungan. 5. PENUTUP Tersedianya database atlas sidikjari (fingerprints) minyak bumi diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan secara cepat dan akurat terhadap beberapa masalah yang terjadi dalam industri perminyakan secara efektif maupun permasalahan-permasalahan kriminal yang terjadi di wilayah Indonesia. Aplikasi ini menyediakan data geokimia minyak bumi yang lengkap dan kredibel dari seluruh wilayah Indonesia. DAFTAR PUSTAKA LEMIGAS, 2010, Pengembangan Atlas Sidikjari Minyak Bumi Indonesia Bagian Barat, Kementrian ESDM, Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS", Jakarta, Desember 2010, tidak dipublikasikan LEMIGAS, 2011, Pengembangan Atlas Sidikjari Minyak Bumi Kawasan Indonesia Timur, Kementrian ESDM, Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM Mineral, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS", Jakarta, Desember 2011, tidak dipublikasikan Peters K. E. and Moldowan, J. M., 1993, The Biomarker Guide, Interpreting Molecular Fossils in Petroleum and Ancient Sediments. Prentice Hall, Englewood Ten Haven, H.L. and Schiefelbein, C., 1995, The Petroleum System of Indonesia, 24th Annual Convention Indonesian Petroleum Association Proceedings. 35

BAB IV GEOKIMIA PETROLEUM

BAB IV GEOKIMIA PETROLEUM BAB IV GEOKIMIA PETROLEUM 4.1 Analisis Sampel Sampel yang dianalisis dalam studi ini berupa sampel ekstrak dari batuan sedimen dan sampel minyak (Tabel 4.1). Sampel-sampel ini diambil dari beberapa sumur

Lebih terperinci

KAJIAN KORELASI GENETIKA GEOKIMIA MOLEKULAR MINYAK BUMI CEKUNGAN SUMATRA TENGAH, RIAU

KAJIAN KORELASI GENETIKA GEOKIMIA MOLEKULAR MINYAK BUMI CEKUNGAN SUMATRA TENGAH, RIAU ISSN 2085-0050 KAJIAN KORELASI GENETIKA GEOKIMIA MOLEKULAR MINYAK BUMI CEKUNGAN SUMATRA TENGAH, RIAU Emrizal Mahidin Tamboesai Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam melakukan eksplorasi hingga pengembangan lanjut di daerah suatu lapangan, diperlukan pemahaman akan sistem petroleum yang ada. Sistem petroleum mencakup batuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zona Kendeng memiliki sistem minyak dan gas bumi yang masih terus

BAB I PENDAHULUAN. Zona Kendeng memiliki sistem minyak dan gas bumi yang masih terus BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Zona Kendeng memiliki sistem minyak dan gas bumi yang masih terus didiskusikan para ahli. Kegiatan eksplorasi yang dilakukan pada zona ini diawali dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Cekungan Jawa Timur merupakan salah satu cekungan minyak yang produktif di Indonesia. Dari berbagai penelitian sebelumnya, diketahui melalui studi geokimia minyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Korelasi geokimia petroleum merupakan salah satu pendekatan untuk pemodelan geologi, khususnya dalam memodelkan sistem petroleum. Oleh karena itu, studi ini selalu dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Pusat Provider Jaringan Internet Kota Medan di Sumatera Utara dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lapangan Devon merupakan salah satu lapangan migas yang sudah berproduksi, dimana lapangan tersebut adalah bagian dari Blok Jabung yang dikelola oleh Petrochina Indonesia.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Peta lokasi daerah penelitian yang berada di Cekungan Jawa Timur bagian barat (Satyana, 2005). Lokasi daerah penelitian

Bab I Pendahuluan. Peta lokasi daerah penelitian yang berada di Cekungan Jawa Timur bagian barat (Satyana, 2005). Lokasi daerah penelitian Bab I Pendahuluan I.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah studi batuan induk hidrokarbon di Cekungan Jawa Timur bagian barat (Gambar I.1), sedangkan objek penelitian meliputi data geokimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah penelitian, yaitu Cekungan Sunda merupakan salah satu cekungan dari rangkaian cekungan sedimen busur belakang berumur Tersier yang terletak di Sumatra dan Laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam memenuhi kebutuhan minyak dan gas bumi di dunia, dibutuhkan pengembangan dalam mengeksplorasi dan memproduksi minyak dan gas bumi tersebut. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan penggerak di seluruh aspek kehidupan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Energi diartikan sebagai daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Analisis dan Diskusi

Bab IV Hasil Analisis dan Diskusi Bab IV Hasil Analisis dan Diskusi IV.1 Kekayaan dan Kematangan Batuan Induk IV.1.1 Kekayaan Kekayaan batuan induk pada daerah penelitian dinilai berdasarkan kandungan material organik yang ada pada batuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cekungan Asri adalah salah satu cekungan sedimen penghasil hidrokarbon di

I. PENDAHULUAN. Cekungan Asri adalah salah satu cekungan sedimen penghasil hidrokarbon di I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Cekungan Asri adalah salah satu cekungan sedimen penghasil hidrokarbon di utara lepas pantai Sumatra Tenggara, Indonesia bagian barat. Kegiatan eksplorasi pada Cekungan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN PENGGUNAAN WEBSITE WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN 1. PENDAHULUAN Website Webgis

Lebih terperinci

Lalu masukkan user name anda yang telah diberitahukan oleh administrator anda, misalnya seperti contoh dibawah ini.

Lalu masukkan user name anda yang telah diberitahukan oleh administrator anda, misalnya seperti contoh dibawah ini. 1. Penggunaan Aplikasi Untuk menjalankan aplikasi ini, anda dapat mengetik http://dosen.bundamulia.ac.id/ pada browser Internet Explorer. Setelah itu, maka akan tampil Menu Login seperti dibawah ini :

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN PENGGUNAAN WEBSITE WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN 1. PENDAHULUAN Website Webgis

Lebih terperinci

I.2 Latar Belakang, Tujuan dan Daerah Penelitian

I.2 Latar Belakang, Tujuan dan Daerah Penelitian Bab I Pendahuluan I.1 Topik Kajian Topik yang dikaji yaitu evolusi struktur daerah Betara untuk melakukan evaluasi struktur yang telah terjadi dengan mengunakan restorasi palinspatik untuk mengetahui mekanismenya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kebutuhan minyak bumi di Indonesia terutama untuk kebutuhan industri semakin meningkat. Namun meningkatnya kebutuhan akan minyak bumi tersebut tidak diiringi

Lebih terperinci

STUDI GEOKIMIA HUBUNGAN BATUAN INDUK CINTAMANI DAN JANTUNG DENGAN MINYAK BUMI BLOK OK, CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

STUDI GEOKIMIA HUBUNGAN BATUAN INDUK CINTAMANI DAN JANTUNG DENGAN MINYAK BUMI BLOK OK, CEKUNGAN SUMATERA SELATAN STUDI GEOKIMIA HUBUNGAN BATUAN INDUK CINTAMANI DAN JANTUNG DENGAN MINYAK BUMI BLOK OK, CEKUNGAN SUMATERA SELATAN Muhammad Arief Lagoina 1*, Ildrem Syafri 2, Yoga Andriana S. 3, Bayu Sapta F. 4. 1, 2, 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Blok Mambruk merupakan salah satu blok eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi yang terdapat pada Cekungan Salawati yang pada saat ini dikelola oleh PT. PetroChina

Lebih terperinci

KANDUNGAN MATERIAL ORGANIK DAN SIFAT GEOKIMIA BATULEMPUNG PALEOGEN DAN NEOGEN DI CEKUNGAN SERAYU: Suatu Analisis Potensi Batuan Induk Hidrokarbon

KANDUNGAN MATERIAL ORGANIK DAN SIFAT GEOKIMIA BATULEMPUNG PALEOGEN DAN NEOGEN DI CEKUNGAN SERAYU: Suatu Analisis Potensi Batuan Induk Hidrokarbon KANDUNGAN MATERIAL ORGANIK DAN SIFAT GEOKIMIA BATULEMPUNG PALEOGEN DAN NEOGEN DI CEKUNGAN SERAYU: Suatu Analisis Potensi Batuan Induk Hidrokarbon E. Slameto, H. Panggabean dan S. Bachri Pusat Survei Geologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi di Indonesia masih menjadi komoditas pokok yang memegang peranan penting dalam roda perekonomian. Berdasarkan data Kementerian Energi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah lapangan gas telah berhasil ditemukan di bagian darat Sub-

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah lapangan gas telah berhasil ditemukan di bagian darat Sub- BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebuah lapangan gas telah berhasil ditemukan di bagian darat Sub- Cekungan Tarakan, Kalimantan Utara pada tahun 2007. Lapangan gas ini disebut dengan Lapangan BYN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Rumah Ibadah Kota Medan di Sumatera Utara dapat dilihat sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perminyakan adalah salah satu industri strategis yang memegang peranan sangat penting saat ini, karena merupakan penyuplai terbesar bagi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri baik lokal maupun global yang membutuhkan minyak bumi sebagai sumber energi mengakibatkan semakin tingginya tuntutan dalam meningkatkan kegiatan

Lebih terperinci

Microsoft Internet Explorer 7 atau versi diatas (direkomendasikan) Mozilla FireFox 3.6 atau versi diatas (direkomendasikan)

Microsoft Internet Explorer 7 atau versi diatas (direkomendasikan) Mozilla FireFox 3.6 atau versi diatas (direkomendasikan) Cara Input Kasus Pada etb Manager e-tb Manager merupakan sistem berbasis web, oleh karena itu memerlukan penjelajah jaringan (web browser) untuk dapat menggunakan. Banyak terdapat program penjelajah jaringan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI DAN KORELASI GEOKIMIA BATUAN INDUK DAN MINYAK DI BLOK JABUNG, SUB-CEKUNGAN JAMBI, CEKUNGAN SUMATRA SELATAN TUGAS AKHIR

KARAKTERISASI DAN KORELASI GEOKIMIA BATUAN INDUK DAN MINYAK DI BLOK JABUNG, SUB-CEKUNGAN JAMBI, CEKUNGAN SUMATRA SELATAN TUGAS AKHIR KARAKTERISASI DAN KORELASI GEOKIMIA BATUAN INDUK DAN MINYAK DI BLOK JABUNG, SUB-CEKUNGAN JAMBI, CEKUNGAN SUMATRA SELATAN TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan sarjana S1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi utama yang sangat penting dan berpengaruh pada kehidupan manusia. Dengan meningkatnya kebutuhan akan minyak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lapangan TERRA adalah salah satu lapangan yang dikelola oleh PT.

BAB I PENDAHULUAN. Lapangan TERRA adalah salah satu lapangan yang dikelola oleh PT. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lapangan TERRA adalah salah satu lapangan yang dikelola oleh PT. Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) dalam eksplorasi dan produksi minyak bumi. Lapangan ini terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari pembuatan Sistem Informasi Geografis Lokasi Yang Terkena Dampak Bencana Gunung Sinabung Berbasis Web

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Loket Bus di Kota Medan dapat dilihat sebagai berikut : IV.1.1. Hasil

Lebih terperinci

MANUAL PROGRAM. Sebelum mulai menjalankan aplikasi ini, terlebih dahulu dilakukan instalasi

MANUAL PROGRAM. Sebelum mulai menjalankan aplikasi ini, terlebih dahulu dilakukan instalasi MANUAL PROGRAM Sebelum mulai menjalankan aplikasi ini, terlebih dahulu dilakukan instalasi software pendukung untuk menjalankan aplikasi ini. Langkah-langkahnya yaitu : 1. Buka folder Software Pendukung

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Studi analisa sekatan sesar dalam menentukan aliran injeksi pada lapangan Kotabatak, Cekungan Sumatera Tengah.

Laporan Tugas Akhir Studi analisa sekatan sesar dalam menentukan aliran injeksi pada lapangan Kotabatak, Cekungan Sumatera Tengah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kondisi perminyakan dunia saat ini sangat memperhatinkan khususnya di Indonesia. Dengan keterbatasan lahan eksplorasi baru dan kondisi sumur-sumur tua yang telah melewati

Lebih terperinci

KAJIAN BIOMARKER STEARANA UNTUK MENUNJUKKAN HUBUNGAN GENETIK MINYAK BUMI DURI RIAU, CEKUNGAN SUMATERA TENGAH

KAJIAN BIOMARKER STEARANA UNTUK MENUNJUKKAN HUBUNGAN GENETIK MINYAK BUMI DURI RIAU, CEKUNGAN SUMATERA TENGAH SNHKI 2011 KAJIAN BIOMARKER STEARANA UNTUK MENUNJUKKAN HUBUNGAN GENETIK MINYAK BUMI DURI RIAU, CEKUNGAN SUMATERA TENGAH Emrizal Mahidin Tamboesai Jurusan Sain Kimia Universitas Riau Kampus Bina Widya Km

Lebih terperinci

BAB IV METODE DAN PENELITIAN

BAB IV METODE DAN PENELITIAN 40 BAB IV METODE DAN PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lapangan T, berada di Sub-Cekungan bagian Selatan, Cekungan Jawa Timur, yang merupakan daerah operasi Kangean

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Subjek dan Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Permasalahan 1.3 Masalah Penelitian

Bab I Pendahuluan 1.1 Subjek dan Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Permasalahan 1.3 Masalah Penelitian Bab I Pendahuluan 1.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini berupa studi stratigrafi sekuen dalam formasi Pulau Balang di lapangan Wailawi, Cekungan Kutai Bagian Selatan Kalimantan Timur.

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 Pendahuluan Sesuai dengan perkembangan teknologi yang sudah dapat dicapai hingga pada saat ini, khususnya di bidang komputer grafik, web application, dan teknologi informasi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan dari Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spasial atau koordinat-koordinat geografi. Sistem Informasi Geografis memiliki

BAB I PENDAHULUAN. spasial atau koordinat-koordinat geografi. Sistem Informasi Geografis memiliki BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis merupakan sistem informasi berbasis komputer yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Spesifikasi sistem Informasi Geografis (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berjalannya waktu jumlah cadangan migas yang ada tentu akan semakin berkurang, oleh sebab itu metoda eksplorasi yang efisien dan efektif perlu dilakukan guna

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI SURVEY PEMETAAN

PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI SURVEY PEMETAAN PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI SURVEY PEMETAAN Berikut adalah cara untuk memulai akses terhadap Aplikasi Survey Pemetaan Aset SPAM Khusus dan Regional: Dengan menggunakan handphone yang terhubung dengan internet,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fosil, dimana reservoir-reservoir gas konvensional mulai mengalami penurunan

BAB I PENDAHULUAN. fosil, dimana reservoir-reservoir gas konvensional mulai mengalami penurunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CBM (Coal Bed Methane) atau Gas Metan Batubara pada beberapa tahun terakhir ini menjadi salah satu kandidat alternatif pemenuhan kebutuhan energi fosil, dimana reservoir-reservoir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Cekungan Kutai merupakan cekungan Tersier terbesar dan terdalam di Indonesia bagian barat, dengan luas area 60.000 km 2 dan ketebalan penampang mencapai 14 km. Cekungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Data seismik dan log sumur merupakan bagian dari data yang diambil di bawah permukaan dan tentunya membawa informasi cukup banyak mengenai kondisi geologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cekungan penghasil minyak dan gas bumi terbesar kedua di Indonesia setelah

BAB I PENDAHULUAN. cekungan penghasil minyak dan gas bumi terbesar kedua di Indonesia setelah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Pertamina BPPKA (1996), Cekungan Kutai merupakan salah satu cekungan penghasil minyak dan gas bumi terbesar kedua di Indonesia setelah Cekungan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTRIAN KEHUTANAN BERBASIS WEB 1. Pendahuluan Sistem

Lebih terperinci

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP Media Informatika, Vol. 4, No. 1, Juni 2006, 13-26 ISSN: 0854-4743 APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP M. Irfan Ashshidiq, M. Andri Setiawan, Fathul Wahid Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Area Mahakam Selatan merupakan area lepas pantai yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Area Mahakam Selatan merupakan area lepas pantai yang berada di BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Area Mahakam Selatan merupakan area lepas pantai yang berada di sebelah tenggara Provinsi Kalimantan Timur. Secara geologi, Area Mahakam Selatan merupakan bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejarah eksplorasi menunjukan bahwa area North Bali III merupakan bagian selatan dari Blok Kangean yang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejarah eksplorasi menunjukan bahwa area North Bali III merupakan bagian selatan dari Blok Kangean yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejarah eksplorasi menunjukan bahwa area North Bali III merupakan bagian selatan dari Blok Kangean yang dioperasikan oleh Atlantic Richfield Bali North Inc (ARCO),

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N I.1. Latar Belakang Ketersediaan cadangan energi fosil di seluruh dunia mengakibatkan pola kebijakan energi dunia lebih menekankan pada kegiatan eksplorasi terhadap sumber-sumber

Lebih terperinci

STUDI BATUAN INDUK HIDROKARBON DI CEKUNGAN JAWA TIMUR BAGIAN BARAT TESIS

STUDI BATUAN INDUK HIDROKARBON DI CEKUNGAN JAWA TIMUR BAGIAN BARAT TESIS STUDI BATUAN INDUK HIDROKARBON DI CEKUNGAN JAWA TIMUR BAGIAN BARAT TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh DANIS AGOES WILOSO NIM

Lebih terperinci

Karakterisasi Dan Penentuan Kematangan Minyak Mentah (Crude Oil Langgak, Riau

Karakterisasi Dan Penentuan Kematangan Minyak Mentah (Crude Oil Langgak, Riau Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Karakterisasi Dan Penentuan Kematangan Minyak Mentah (Crude Oil Langgak, Riau M.Hatta I 1, Emrizal. M.T 2, S.Anita 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cekungan Sumatera Selatan termasuk salah satu cekungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Cekungan Sumatera Selatan termasuk salah satu cekungan yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Cekungan Sumatera Selatan termasuk salah satu cekungan yang menghasilkan hidrokarbon terbesar di Indonesia. Minyak bumi yang telah diproduksi di Cekungan Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian geologi dilakukan untuk mengenal dan memahami kondisi geologi suatu daerah. Penelitian tersebut dapat meliputi penelitian pada permukaan dan bawah permukaan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dari aplikasi sistem informasi geografis letak lokasi taxi di Kota Medan. IV.1.1. Tampilan Menu Utama Tampilan menu utama dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cekungan Sumatera Selatan merupakan salah satu cekungan di Indonesia yang berada di belakang busur dan terbukti menghasilkan minyak dan gas bumi. Cekungan Sumatera

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 94 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Hardware Spesifikasi hardware minimum yang diperlukan untuk menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Processor

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS & MANAJEMEN ASET

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS & MANAJEMEN ASET SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS & MANAJEMEN ASET PT.. Sool luussi i Teekknool looggi i IInnffoorrmaassi i Jln. Kalibata Raya No. 11-12B JAKARTA SELATAN 1274 Telp. : +62 (21) 7949534 / 7949535 Fax : +62 (21)

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Transmisi TVRI Di Sumatera Utara yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Geologi (2009), Subcekungan Enrekang yang terletak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Geologi (2009), Subcekungan Enrekang yang terletak BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Badan Geologi (2009), Subcekungan Enrekang yang terletak pada bagian utara-tengah dari Sulawesi Selatan merupakan salah satu subcekungan yang memiliki

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN z KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN PENGGUNAAN WEBSITE DAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 61 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari perancangan sistem informasi akuntansi penjualan es balok pada PT. Cita Sumatera Agung. IV.1.1. Tampilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Batuan Induk Batuan induk merupakan batuan sedimen berbutir halus yang mampu menghasilkan hidrokarbon. Batuan induk dapat dibagi menjadi tiga kategori (Waples, 1985), di antaranya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari pembuatan Sistem Informasi Geografis Lokasi toko perabot jepara kota Medan berbasis online dapat dilihat

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENJALANKAN PROGRAM

LANGKAH-LANGKAH MENJALANKAN PROGRAM LANGKAH-LANGKAH MENJALANKAN PROGRAM 1 2 Sofware pendukung dalam menjalankan program ini adalah : 1. Instal Program PHP dalam MySQL dalam ke komputer yang akan digunakan 2. Instal Macromedia Dreamweaver

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Penjualan Material Bangunan Di Kota Medan Berbasis Web dapat dilihat

Lebih terperinci

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hidrokarbon masih menjadi sumber energi utama di dunia yang digunakan baik di industri maupun di masyarakat. Bertolak belakang dengan meningkatnya permintaan, hidrokarbon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Cekungan Sumatra Tengah merupakan cekungan sedimentasi tersier. Dari posisi tektoniknya, Cekungan Sumatra Tengah merupakan cekungan busur belakang yang berkembang sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai geologi terutama mengenai sifat/karakteristik suatu reservoir sangat penting dalam tahapan eksploitasi suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Pencarian Lokasi Kursus Pengemudi Mobil di Kota Medan Menggunakan Metode

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN ELEARNING UNIVERSTAS PENDIDIKAN GANESHA

PANDUAN PENGGUNAAN ELEARNING UNIVERSTAS PENDIDIKAN GANESHA PANDUAN PENGGUNAAN ELEARNING UNIVERSTAS PENDIDIKAN GANESHA Oleh: UPT-TIK Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2017 DAFTAR ISI 1. PENGANTAR E-LEARNING... 1 2. MENGAKSES E-LEARNING... 2 a. Eksplorasi Menu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN GEOICIMIA MOLEKULAR MINYAK BUMI SUMUR PRODUICSI DURI, LANGGAK DAN MINAS, RIAU

PERBANDINGAN GEOICIMIA MOLEKULAR MINYAK BUMI SUMUR PRODUICSI DURI, LANGGAK DAN MINAS, RIAU PERBANDINGAN GEOICIMIA MOLEKULAR MINYAK BUMI SUMUR PRODUICSI DURI, LANGGAK DAN MINAS, RIAU Emrizal Mahidin Tamboesai Jurusan Sain Kimia Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Panam, Pekanbaru-28293

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cekungan Tarakan terbagi menjadi empat Sub-Cekungan berdasarkan Pertamina BPPKA (1996), yaitu Sub-Cekungan Muara, Sub-Cekungan Berau, Sub-Cekungan Tarakan, dan Sub-Cekungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Tampilan Hasil Pada Sistem Informasi Geografis Penentuan Jumlah Penduduk Yang Kurang Mampu Pada Kecamatan Medan Labuhan Berbasis Web ini terdapat beberapa tampilan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia produksi hidrokarbon dari lapangan-lapangannya. Untuk itulah, sebagai tinjauan

BAB I PENDAHULUAN. usia produksi hidrokarbon dari lapangan-lapangannya. Untuk itulah, sebagai tinjauan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Cekungan Asri yang berada di lepas pantai Sumatera Tenggara, telah berproduksi dari 30 tahun hingga saat ini menjadi area penelitian yang menarik untuk dipelajari

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO STUDI FAMILI MINYAK DI LAPANGAN EDELWEISS DAN CRISAN SERTA KORELASI TERHADAP KEMUNGKINAN BATUAN INDUK, CEKUNGAN JAWA TIMUR

UNIVERSITAS DIPONEGORO STUDI FAMILI MINYAK DI LAPANGAN EDELWEISS DAN CRISAN SERTA KORELASI TERHADAP KEMUNGKINAN BATUAN INDUK, CEKUNGAN JAWA TIMUR UNIVERSITAS DIPONEGORO STUDI FAMILI MINYAK DI LAPANGAN EDELWEISS DAN CRISAN SERTA KORELASI TERHADAP KEMUNGKINAN BATUAN INDUK, CEKUNGAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR ELOK ANNISA DEVI 21100113120033 FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4. 1 Implementasi Sistem Atau Aplikasi 4. 1. 1 Spesifikasi Sistem Aplikasi pengolahan jurnal online berbasis web dibuat dengan menggunakan bahasa PHP 5.0 sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Suardy dan Taruno (1985), Indonesia memiliki kurang lebih 60 cekungan sedimen yang tersebar di seluruh wilayahnya. Dari seluruh cekungan sedimen tersebut, penelitian

Lebih terperinci

Pemanfaatan Teknologi Seismik 4D dalam Pengelolaan Lapangan Minyak Tua ( Usulan Sumur Tambahan untuk Pengurasan Bypass-Oil )

Pemanfaatan Teknologi Seismik 4D dalam Pengelolaan Lapangan Minyak Tua ( Usulan Sumur Tambahan untuk Pengurasan Bypass-Oil ) Pemanfaatan Teknologi Seismik 4D dalam Pengelolaan Lapangan Minyak Tua ( Usulan Sumur Tambahan untuk Pengurasan Bypass-Oil ) Sugiharto Danudjaja Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO

UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO EVALUASI BATUAN INDUK FORMASI TANJUNG BERDASARKAN DATA GEOKIMIA HIDROKARBON PADA LAPANGAN ROSSA DI CEKUNGAN MAKASSAR SELATAN, INDONESIA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri. Manual Book. Sistem Informasi Database Resources Balai. .Versi 1.0

Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri. Manual Book. Sistem Informasi Database Resources Balai. .Versi 1.0 Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri Manual Book Sistem Informasi Database Resources Balai.Versi 1.0 12 ii MANUAL BOOK SISTEM APLIKASI DATABASE RESOURCES BALAI Pendahuluan Database Pemetaan

Lebih terperinci

3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL

3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL 3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL Berikut adalah cara untuk memulai akses terhadap website Pemetaan Aset SPAM Khusus dan Regional: 1. Dengan menggunakan computer yang terhubung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kebutuhan energi terutama energi fosil yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kebutuhan energi terutama energi fosil yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan kebutuhan energi terutama energi fosil yang semakin meningkat sementara produksi minyak akan semakin berkurang, perusahaanperusahaan minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertamina EP yang berada di Jawa Barat (Gambar 1.1). Lapangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pertamina EP yang berada di Jawa Barat (Gambar 1.1). Lapangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lapangan Ibrahim merupakan salah satu lapangan minyak dari PT. Pertamina EP yang berada di Jawa Barat (Gambar 1.1). Lapangan tersebut mulai diproduksi pada

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. a. Spesifikasi perangkat keras minimum: 3. Harddisk dengan kapasitas 4, 3 GB

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. a. Spesifikasi perangkat keras minimum: 3. Harddisk dengan kapasitas 4, 3 GB BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi 4.1.1. Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras yang dibutuhkan untuk mengoperasikan program SIG ini adalah: a. Spesifikasi perangkat keras minimum:

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Maksud dan Tujuan

Bab I Pendahuluan. I.1 Maksud dan Tujuan Bab I Pendahuluan I.1 Maksud dan Tujuan Pemboran pertama kali di lapangan RantauBais di lakukan pada tahun 1940, akan tetapi tidak ditemukan potensi hidrokarbon pada sumur RantauBais#1 ini. Pada perkembangan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SEKATAN SESAR

BAB V ANALISIS SEKATAN SESAR BAB V ANALISIS SEKATAN SESAR Dalam pembahasan kali ini, penulis mencoba menganalisis suatu prospek terdapatnya hidrokarbon ditinjau dari kondisi struktur di sekitar daerah tersebut. Struktur yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya memiliki status plug and abandon, satu sumur menunggu

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya memiliki status plug and abandon, satu sumur menunggu BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak dan gas bumi yang cukup besar, baik dari jumlah minyak dan gas yang telah diproduksi maupun dari perkiraan perhitungan

Lebih terperinci

b. Spesifikasi komputer yang disarankan pada client Processor : Intel Pentium IV 1,8 Ghz

b. Spesifikasi komputer yang disarankan pada client Processor : Intel Pentium IV 1,8 Ghz 212 b. Spesifikasi komputer yang disarankan pada client Processor : Intel Pentium IV 1,8 Ghz Memory (RAM) : 256 MB Hard Disk : 40 GB 4.2.2 Perangkat Lunak yang dibutuhkan a. Perangkat lunak yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Cabang BRI di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidrokarbon merupakan salah satu energi yang sangat penting di dunia. Semakin menipisnya hidrokarbon dan semakin besarnya jumlah permintaan mengakibatkan kegiatan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi GeraiIndosat di Kota Medan Berbasis Webdapat dilihat sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Rute Bus Angkutan Penumpang di Sumatera Utara dapat dilihat sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. IMPLEMENTASI Setelah ada nya tahap desain mengenai Sistem Informasi Monitorig Pembayaran Dan Pengambilan Produk Kartu Perdana Bundling ini maka diperlukan sebuah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari perancangan sistem. 1. Halaman Login Pada halaman Login, user memasukkan nama pengguna ( user name ) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHALUAN. kondisi geologi di permukaan ataupun kondisi geologi diatas permukaan. Secara teori

BAB I PENDAHALUAN. kondisi geologi di permukaan ataupun kondisi geologi diatas permukaan. Secara teori 1 BAB I PENDAHALUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencari lapangan-lapangan baru yang dapat berpotensi menghasilkan minyak dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu kegiatan pengumpulan data bawah permukaan pada kegiatan pengeboran sumur minyak dan atau gas bumi baik untuk sumur eksplorasi maupun untuk sumur

Lebih terperinci