Nedi Sunaedi¹ Evi Rizki Jayanti²

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Nedi Sunaedi¹ Evi Rizki Jayanti²"

Transkripsi

1 PEMANFAATAN KAIN PERCA UNTUK KERAJINAN TANGAN DI KELURAHAN CIHERANG KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA Exploiting Of Cloth Waste For Handicraft in Sub-District Of Ciherang District Of Cibeureum Town of Tasikmalaya City. Nedi Sunaedi¹ Evi Rizki Jayanti² ¹ ² Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRACT Intention of this research is to know exploiting of cloth waste for handicraft in Sub- District Of Ciherang District Of Cibeureum Town of Tasikmalaya and to know factors causing society in Sub-District Of Ciherang District Of Cibeureum Town of Tasikmalaya impel to exploit cloth waste for the handicraft of. Research method the used is descriptive method, with technique data collecting of field observation, interview, documentation study and book study. Result of research prove that: (1) exploiting of cloth waste for handicraft in Sub-District Of Ciherang District Of Cibeureum Town of Tasikmalaya among others that is (a) yield earnings to worker which equal to 68% production between Rp Rp and production of port more than Rp per its week, (b) add work field of worker of mat which have silent and seasonal farmworker become worker of cloth waste, (c) improve society creativity able to exploit waste become various economic valuable crafting. (2) factors causing society in Sub- District Of Ciherang District Of Cibeureum Town of Tasikmalaya impel to exploit cloth waste for handicraft among others available of raw material, from 100% responder answer that till now available raw material always, (b) creative and skillful human being human resource seen from level of the amount of yielded crafting] and agam their crafting, (c) the existence of opportunity of marketing proved from always the existence of order to out marketing and town in Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, (e) overcoming of waste proved from one of the reason of this exploiting that is overcoming waste from rest of convection industry. Keyword: Cloth waste, Handicraft, Ciherang

2 A. PENDAHULUAN Kemajuan industri dan teknologi ternyata telah menambah jenis limbah manusia yang semula sebagian besar bersifat organik menjadi bersifat organik dan juga anorganik. Limbah anorganik salah satunya yaitu berupa limbah padat yang dapat mencemari daratan. Pemanfaatan kembali limbah padat ternyata banyak memberikan keuntungan bagi kehidupan manusia. Limbah (bahan buangan) padat yang semula tidak berharga, setelah dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang, menjadi bernilai ekonomis (Wardhana, 2001). Di wilayah sekitar Kelurahan Ciherang, Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya merupakan salah satu Kelurahan di Kecamatan Cibeureum yang mayoritas masyarakatnya bekerja di bidang home industry konveksi seperti celana pria, celana wanita, dan jaket. Jumlah home industry konveksi di Kelurahan Ciherang sekitar 16. Dari home industry konveksi tersebut menghasilkan limbah padat berupa limbah kain yang sering disebut dengan istilah kain perca, yaitu sisa-sisa potongan kain yang tidak terpakai. Limbah kain atau kain perca yang dihasilkan dari tiap home industry konveksi ini tergantung dari besar atau kecilnya jumlah pakaian yang dihasilkan dari home industry tersebut namun rata-rata sekitar 40 sampai 60 kg per minggunya. Dulu, limbah kain yang tidak terpakai ini biasanya dikumpulkan, lalu dibuang atau dibakar. Namun sekarang masyarakat Kampung Cibangun Kidul, Kelurahan Ciherang Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya dengan kreatifitas yang dimilikinya memanfaatkan kain perca dari home industry konveksi di sekitar kampung tersebut untuk dibuat kerajinan alat rumah tangga seperti keset lantai, lap pel, bantal dan menjadi salah satu kesempatan lapangan pekerjaan yang mereka miliki Dengan melihat latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Pemanfaatan Kain Perca untuk Kerajinan Tangan di Kelurahan Ciherang Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Banyak penelitian tentang pemanfaatan limbah yang dikaji dari berbagai sudut pandang, salah satunya dilakukan oleh: Sendi Permana pada tahun 2013 dengan judul skripsi Pemanfaatan Limbah Tali Plastik oleh Masyarakat di Kelurahan Gununggede Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Susy Tresnawati pada tahun 2011 dengan judul skripsi Pemanfaatan Limbah Plastik untuk Pembuatan Biji Daur Ulang Hubungannya dengan Tingkat Pendapatan Masyarakat di Kelurahan Mangkubumi Kecamatan

3 Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Erik Rijki Maulana pada tahun 2011 dengan judul skripsi Pemanfaatan Limbah Karung Plastik di Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. B. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, yang bertujuan untuk mengkaji masalah nyata yang terjadi dengan cara mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasikannya sehingga data tersebut mempunyai arti dan makna. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan: 1. Observasi Lapangan 2. Wawancara 3. Studi dokumentasi 4. Studi literatur Populasi pada penelitian ini adalah penduduk yang bermata pencaharian sebagai pengrajin kain perca di Kelurahan Ciherang Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya sebanyak 128 orang dimana terdiri dari 2 orang Bandar dan 126 pengrajin. Sampel Peneliti mengambil sampel bersifat purposive, yaitu dengan mengambil orangorang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu. Dengan mengacu pada pendapat tersebut, diambil sampel sebesar 30% yaitu 38 pengrajin untuk mewakili populasi pengrajin. Adapun pengolongan kriteria kelompok responden ini didasarkan pada pengambilan sampel secara acak (random sampling). Dan untuk sampel bandar berdasarkan total sampling yang artinya mengambil sampel 100 % dari populasi bandar yaitu 2 bandar. Teknik pengolahan data langkah-langkahnya yaitu: mengecek data, menyeleksi data, klasifikasi data, analisa data. Adapun dalam menganalisa data hasil penelitian menggunakan analisis kuantitatif sederhana yaitu teknik persentase (%). C. PEMBAHASAN 1. Deskripsi Daerah Penelitian Secara astronomis Kelurahan Ciherang Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya terletak pada S dan T. Secara administrasi

4 Kelurahan Ciherang merupakan salah satu kelurahan dari sembilan kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah kurang lebih 397,11 Ha. Berdasarkan zonefikasi fisiografi Jawa Barat, Tasikmalaya termasuk ke dalam dua zone yaitu zone Pegunungan Selatan (Tasikmalaya Selatan) dan zone Bandung (Tasikmalaya Utara). Adapun untuk Kelurahan Ciherang Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya termasuk kedalam Zone Bandung karena termasuk kedalam wilayah dari Tasikmalaya Utara. Lebar zone ini berkisar antara Km, mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu, melalui lembah Cimandiri, Daratan Tinggi Cianjur, Dataran Tinggi Bandung, Dataran Tinggi Garut, dan Lembah Citanduy kemudian berakhir di Sagara anakan. Ketinggian rata-rata daerah penelitian adalah 320 meter di atas permukaan laut dan topografinya relatif datar. Kelurahan Ciherang memiliki sumur gali sebanyak 601 unit dengan ketinggian permukaan air tanah dari sumur gali yaitu mulai dari 1,5 meter, sumur pompa sebanyak 175 unit, hidran umum 4 unit dan dilewati oleh 2 sungai yaitu sungai Ci Mulu dan sungai Ci kunten. Jumlah penduduk Kelurahan Ciherang terdiri atas penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Sehingga total keseluruhan penduduk Kelurahan Ciherang adalah jiwa. 2. Pemanfaatan Kain Perca untuk Kerajinan Tangan di Kelurahan Ciherang Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya a. Menghasilkan Pendapatan Pendapatan yang diperoleh para pengrajin dari pemanfaatan kain perca di Kelurahan Ciherang Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya dapat dihitung dengan jumlah penghasilan yang didapatkan dikurangi modal yang dikeluarkan oleh pengrajin. Jumlah modal untuk satu kali belanja kain perca adalah Rp per 100 kg kain perca, membeli benang tenun 1 gulungan adalah Rp untuk 100 kg kain perca menghasilkan 166 keset dengan harga jual kepada bandar yaitu Rp per keset. Sehingga total pendapatan Rp dikurangi modal Rp yaitu memiliki pendapatan bersih Rp dari tiap pembelian per 100 kg kain perca. Benang tenun yang dipakai

5 pun bisa sampai untuk 1 bulan. Sehingga pendapatannya bisa lebih dari Rp Apabila dihitung berdasarkan produktifitas rata-rata kerajinan tangan yang dihasilkan, maka dijumlahkan untuk per bulannya penghasilan pengrajin dapat mencapai Rp Rp Adapun untuk bandar penghasilan per bulannya dapat mencapai antara Rp sampai Rp untuk penghasilan kotor mereka sebelum dikurangi biaya pengeluaran keperluan pembuatan kerajinan tangan dari keset lantai, bantal dan lap pel tersebut. b. Menambah Lapangan Pekerjaan Pemanfaatan kain perca ini dapat menambah lapangan pekerjaan di Kelurahan Ciherang Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya ini karena lapangan pekerjaan yang semula banyak dilakukan untuk masyarakat yang rata-rata memiliki pendidikan sampai SD saja yaitu pada industri konveksi, buruh tani, pengrajin tikar, pedagang. Namun dengan usaha pemanfaatan kain perca ini, pengrajin tikar yang sudah kekurangan permintaan tikarnya karena semakin banyak yang melakukan pekerjaan sebagai pengrajin tikar bisa beralih menjadi pengrajin keset. Selain itu, untuk para ibu rumah tangga biasa yang semula memiliki hanya pekerjaan sampingan sebagai buruh tani yang bekerja hanya pada saat ada yang menyuruh, dapat membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan bekerja sebagai pengrajin keset lantai. c. Meningkatkan Kreatifitas Masyarakat Ibu rumah tangga yang semula hanya mengurus rumah tangga saja, bisa mengisi waktu luangnya sehingga membantu pendapatan suami. Selain itu, masyarakat yang semula hanya mengetahui cara menenun tikar, dapat menambah keterampilannya dengan menenun keset. Masyarakat pun tertantang untuk lebih kreatif dalam hal pengembangan ekonomi kreatif. Dimana masyarakat dapat menemukan ide untuk memanfaatkan kain perca yang semula tidak dijadikan produk yang bernilai ekonomis menjadi suatu produk ataupun beragam produk. Pada saat diselenggarakan pameran kerajinan industri kecil dan menengah, bandar mendapat undangan untuk menunjukkan hasil kerajinan tangan dari pemaanfaatan kain percanya dan Wali Kota Tasikmalaya

6 memujinya karena dapat menghasilkan suatu kerajinan tangan yang kreatif dan dihasilkan dari suatu limbah yang semula tidak memiliki nilai ekonomis menjadi suatu produk kerajinan yang memiliki nilai ekonomis. 3. Faktor-faktor yang Menyebabkan Masyarakat di Kelurahan Ciherang Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya Terdorong untuk Memanfaatkan Kain Perca untuk Kerajinan Tangan a. Tersedianya Bahan Baku Wilayah Kelurahan Ciherang Kecamatan Cibeureum memiliki masyarakat yang bekerja pada usaha industri konveksi yang memiliki permintaan pasar yang cukup tinggi. Bisa dilihat dari terus-menerusnya konveksi di Kelurahan Ciherang melakukan produksi pakaian. Sehingga dengan terus-menerusnya terjadi produksi, maka kain perca pun akan selalu dihasilkan dari sisa produksi tersebut. Kain perca yang dihasilkan dari tiap industri konveksi berbeda-beda tergantung besar kecilnya industri konveksi tersebut. Namun setidaknya tiap minggu jumlah kain perca bisa mencapai 50 kilogram per industri konveksi yang berskala sedang. Sehingga bahan baku untuk membuat kerajinan keset ini tidak akan kekurangan bahan baku. Selain itu dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap responden, seluruhnya menjawab bahwa selalu tersedia bahan baku yang dibutuhkan dan sampai saat ini tidak mengalami kekurangan bahan baku. b. Sumberdaya Manusia yang Terampil dan Kreatif Walaupun sebagian besar masyarakat pengrajin memiliki tingkat pendidikan sampai SD saja, namun masyarakat memiliki keterampilan dan kreatifitas yang tinggi dalam hal industri ekonomi kreatif khususnya kerajinan tangan. Terbukti mereka dapat memanfaatkan kain perca yang semula hanya dibuang dan dibakar, sekarang dimanfaatkan menjadi berbagai kerajinan salah satunya kerajinan rumah tangga berupa keset lantai, lap pel dan bantal. Dalam hal keterampilan pengrajin dapat dilihat dari jumlah kerajinan keset lantai yang mereka hasilkan. Pengrajin yang sudah terampil dapat menghasilkan keset lantai sampai 1 kodi lebih per harinya. Dalam hal kreatifitas yang dimiliki pengrajin dapat terlihat dari beraneka ragamnya kerajinan tangan yang mereka hasilkan, seperti corak dari keset lantai yang bervariasi dan menarik. Bandar

7 yang juga merupakan pengrajin pun dengan kreatifitasnya dapat memanfaatkan kain perca dari selimut untuk dibuat menjadi keset lantai yang lebih menarik dan lebih mahal. Serta sisa potongan kain perca selimut dari pembuatan keset lantai tersebut bisa dimanfaatkan untuk pembuatan isi bantal. Pembuatan bantal tersebut isinya merupakan kain perca dari sisa keset lantai dan dari sisa industri konveksi jaket. c. Memiliki Nilai Ekonomis Kain perca yang sudah dimanfaatkan dan diolah masyarakat menjadi kerajinan tangan berupa keset lantai, lap pel dan bantal memiliki nilai ekonomis karena dari bahan baku yang harganya terbilang murah dapat dihasilkan suatu produk kerajinan salah satunya yang banyak dibuat masyarakat yaitu berupa keset lantai, lap pel dan bantal yang berguna sebagai salah satu alat kebutuhan rumah tangga. Harga jual yang diberikan kepada bandar oleh pengrajin yaitu Rp per kodi dan harga jual saat pemasaran oleh bandar yaitu Rp per kodi. Untuk lap pel, bandar menjual seharga Rp per kodi, dan untuk bantal memiliki harga Rp untuk bantal kecil dan Rp untuk bantal normal. Selain menjual untuk partai besar, bandar juga menerima pembeli eceran yang datang ke rumah dengan harga jual disesuaikan dengan harga eceran di pasaran, yaitu untuk keset lantai biasa satu buahnya dijual dengan harga Rp 5.000, keset lantai dari kain perca selimut satu buahnya dijual dengan harga Rp , lap pel satu buahnya dijual dengan harga Rp , bantal kecil satu buahnya dijual dengan harga Rp dan bantal ukuran normal dijual dengan harga Rp Pada saat dilakukan pengecekkan ke pasar, ternyata memang terbukti bahwa harga di pasar sama atau tidak jauh berbeda dengan harga eceran yang dijual oleh bandar. d. Adanya Peluang Pemasaran Kerajinan pemanfaatan kain perca ini dijual oleh bandar ke pasar-pasar di Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar. Di Kota Tasikmalaya, pendistribusian misalnya ke Pasar Cikurubuk yang dilakukan ketika kerajinan sudah banyak yang terkumpul.

8 Pendistribusian ini dilakukan menggunakan motor milik bandar dengan membawa keset lantai sebanyak 6 kodi, lap pel 2 kodi dan bantal 10 buah ataupun menggunakan mobil sewaan jika kerajinan tangan yang dibawa cukup banyak. Selain dipasarkan, seringkali bandar mendapat pesanan dari pembeli yang merupakan pedagang yang sering mengirimkan dagangannya ke luar kota salah satunya Bandung, Jakarta, Garut dan Surabaya. Biasanya para pembeli ini datang satu minggu atau dua minggu sekali datang langsung ke tempat bandar dan membeli keset lantai, lap pel maupun bantal sebanyak sekitar kodi. Selain pembeli borongan, pedagang keliling juga banyak yang membeli keset lantai, lap pel dan bantal dari Kelurahan Ciherang ini. Harga jual dari bandar untuk 1 kodi keset lantai biasa adalah Rp , keset lantai dari kain perca selimut Rp , lap pel Rp dan harga bantal yaitu Rp untuk yang berukuran kecil dan Rp untuk yang berukuran normal. Sampai saat ini permintaan pasar untuk keset lantai, lap pel dan bantal masih tinggi. Sehingga proses pemasaran keset lantai dan lap pel dari kain perca ini masih terbuka lebar. Baik pengrajin maupun bandar berharap agar pemanfaatan kain perca untuk kerajinan tangan ini terus mendapat permintaan pasar dan lebih luas lagi pemasarannya. Harga jual kerajinan tangan pun diharapkan lebih tinggi dari harga sekarang, sehingga kebutuhan keluarga pun semakin tercukupi. e. Penanggulangan Limbah Limbah kain atau yang sering disebut dengan kain perca pada mulanya hanya dianggap sebagai sampah saja dan menambah jumlah sampah khususnya di Kelurahan Ciherang. Kain perca ini sering dibuang begitu saja lalu dibakar. Namun sekarang upaya pemanfaatan kain perca menjadi kerajinan tangan telah berjalan dan menghasilkan berbagai manfaat. Selain menghasilkan nilai ekonomis bagi para masyarakat pengrajin, pemanfaatan kain perca untuk kerajinan tangan ini juga dapat mengurangi jumlah sampah dari industri konveksi. Sehingga upaya pemanfaatan kain perca untuk kerajinan tangan di Kelurahan Ciherang Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya dapat disebut

9 sebagai upaya penanggulangan limbah yang juga menghasilkan berbagai keuntungan bagi masyarakat di Kelurahan Ciherang. D. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan a. Masyarakat pengrajin di Kelurahan Ciherang Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya dengan kreatifitas yang dimilikinya memanfaatkan kain perca dari home industry konveksi di sekitar kampung tersebut untuk dibuat kerajinan alat rumah tangga seperti keset lantai, lap pel dan bantal. Pemanfaatan kain perca untuk kerajinan tangan ini yaitu dapat menghasilkan pendapatan bagi pengrajin maupun bandar, menambah lapangan pekerjaan yaitu menjadi pengrajin keset lantai, dan meningkatkan kreatifitas masyarakat dalam hal menghasilkan berbagai macam kerajinan tangan dari kain perca. b. Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat di Kelurahan Ciherang Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya terdorong untuk memanfaatkan kain perca untuk kerajinan tangan diantaranya: tersedianya bahan baku sampai saat ini yang diakui oleh bandar maupun pengrajin yang tidak pernah kekurangan bahan baku, sumber daya manusia yang terampil dan kreatif dalam hal peningkatan jumlah kerajinan tangan yang dihasilkan dan keragaman kerajinan tangan, memiliki nilai ekonomis karena dapat dijual dan adanya peluang pemasaran baik dalam kota maupun ke luar kota. 2. Saran Penelitian yang telah penulis lakukan memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan serta mungkin belum mencapai keberhasilan. Oleh karena itu diharapkan untuk para peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi pembanding untuk penelitian selanjutnya yang memiliki kesamaan baik dari segi kajian maupun lokasinya sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih maksimal dan lebih baik lagi. E. DAFTAR PUSTAKA Bemmelen, Van RW. (1949). The Geology of Indonesia Vol 1A General Geology of Indonesia Adjacent Archipelagoes. Netherland: Martinus Nijhoff, 1970 Buku Profil Kelurahan Ciherang Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya

10 Hamid, Muhamad. (2005). Meteorologi. Bandung : Institut Teknologi Bandung (ITB). Kristanto, Philip. (2002). Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi Nasution, S. (2012). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara Pranowo Galih. (2012). Limbah Padat. Makalah Jurusan Matematika Ilmu Komputer Fakultas Sains Terapan Institut Sains dan Teknologi Akprind: Yogyakarta Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito Tjasyono, Bayong. (2004). Klimatologi. Bandung: Penerbit ITB Wardhana, Wisnu Arya. (2001). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi

PEMANFAATAN SUNGAI CI KARO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DOMESTIK MASYARAKAT DI DESA KAWUNGSARI KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN

PEMANFAATAN SUNGAI CI KARO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DOMESTIK MASYARAKAT DI DESA KAWUNGSARI KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN PEMANFAATAN SUNGAI CI KARO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DOMESTIK MASYARAKAT DI DESA KAWUNGSARI KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN Sri Novi Hastuti H. Nedi Sunaedi, M. Si, Program studi pendidikan geografi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT UTILIZATION OF SOLID WASTE OF LEATHER PRODUCTS INDUSTRY IN VILLAGES CIMUNCANG GARUT DISTRICT CITY

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo KETERKAITAN PENGELOLAAN BANK SAMPAH DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT PERUMAHAN MURIA INDAH DI

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK

PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK (PERCA BATIK) DI DESA PAWEDEN, KECAMATAN BUARAN, KABUPATEN PEKALONGAN Eky Risqiana Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT EPP.Vo. 7. No 1. 2010 : 14-19 14 DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT (Lycopersicum Esculentum L. Mill) DI DESA BANGUNREJO KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG KABUPATEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mata pencaharian dari masyarakat. Menurut konsep dasar geografi yakni, konsep

I. PENDAHULUAN. mata pencaharian dari masyarakat. Menurut konsep dasar geografi yakni, konsep 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap wilayah mempunyai potensi sumber daya alam yang berbeda-beda, mempunyai ciri khas tertentu serta cara yang berbeda dalam mengelola hasil sumber daya alam yang

Lebih terperinci

PENGARUH KEBERADAAN PABRIK SUMPIT TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA

PENGARUH KEBERADAAN PABRIK SUMPIT TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA PENGARUH KEBERADAAN PABRIK SUMPIT TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA Drs. H. Nandang Hendriawan, M.Pd 1 ( nandanghendriawan2@yahoo.co.id ) Yasinta Nur

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013 (Jurnal) Oleh : Rio Ristayudi 0743034038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH HOME INDUSTRY SANDAL TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN CIGANTANG KECAMATAN MANGKUBUMI KOTA TASIKMALAYA

PENGARUH HOME INDUSTRY SANDAL TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN CIGANTANG KECAMATAN MANGKUBUMI KOTA TASIKMALAYA PENGARUH HOME INDUSTRY SANDAL TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN CIGANTANG KECAMATAN MANGKUBUMI KOTA TASIKMALAYA The Influences s Home Industry Sandals To Economy Society in Cigantang s Political

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 11 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini berfungsi untuk memberikan arah bagi penelitian atau landasan yang dapat dijadikan bagian dari kerangka penelitian berupa

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HOME INDUSTRY INCOME RELATIONSHIP WITH PROSPERETY LEVEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah merupakan suatu barang atau material sisa yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, perindustrian, perdagangan, pertanian, serta kegiatan lain yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan pokok untuk semua makhluk hidup tanpa terkecuali, dengan demikian keberadaannya sangat vital dipermukaan bumi ini. Terdapat kira-kira

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kelurahan Tamansari 3.1.1 Batas Administrasi Kelurahan Tamansari termasuk dalam Kecamatan Bandung Wetan, yang merupakan salah satu bagian wilayah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Landasan teori merupakan konsepsional bagi penulis mengenai cara yang akan digunakan dalam memecahkan masalah yang akan diteliti. Untuk lebih

Lebih terperinci

INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI)

INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI) INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI) Oleh Ni Ketut Trisnawati Ketut Suratha dan Made Suryadi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG ANALYSIS OF USE FAMILY LABOR CULTIVATION OF SHEEP LIVESTOCK IN THE SUBDISTRICT BUAHDUA DISTRICT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya dengan cara mengedepankan sektor industri.

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS KERAJINAN KAIN PERCA

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS KERAJINAN KAIN PERCA KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS KERAJINAN KAIN PERCA Disusun Oleh Nama : Wakhid Wisnu W NIM : 11.01.2912 Kelas : D3 TI-02 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword : contribution, coal, income

ABSTRACT. Keyword : contribution, coal, income Kontribusi Usaha Pengumpulan Limbah Penambangan Batu Bara Bagi Pendapatan Rumah Tangga Nelayan (Studi Kasus: Kelurahan Pasar Bengkulu, Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu) Oleh Khairunnisa 1) Muhammad Ramli

Lebih terperinci

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung BUNGA DWIHAPSARI, SITI AINUN, KANCITRA PHARMAWATI Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA PENJAHIT KAIN PERCA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA. (Jurnal) Oleh RENI SATIVA SARI

KONTRIBUSI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA PENJAHIT KAIN PERCA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA. (Jurnal) Oleh RENI SATIVA SARI KONTRIBUSI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA PENJAHIT KAIN PERCA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA (Jurnal) Oleh RENI SATIVA SARI 0713034038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN E-JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI (TAS) Disusun oleh: Rika Parmawati

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUBAR BARCA BUSANA BATIK ANAK-ANAK HASIL DAUR ULANG KAIN PERCA PKM-K

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUBAR BARCA BUSANA BATIK ANAK-ANAK HASIL DAUR ULANG KAIN PERCA PKM-K PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUBAR BARCA BUSANA BATIK ANAK-ANAK HASIL DAUR ULANG KAIN PERCA PKM-K Diusulkan Oleh : Ahmad Solikin 4411412048 2012 Aulia Nuanza Alam 4411412055 2012 Siti Rofiatus Saadah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah tekstil yang terdapat pada pabrik garmen di Indonesia memiliki jumlah yang cukup besar, termasuk pabrik yang berada di kawasan kota Sukabumi, Jawa Barat. Menurut

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH KOTA BOGOR 1. Sifat Fisik Sampah Sampah berbentuk padat dibagi menjadi sampah kota, sampah industri dan sampah pertanian. Komposisi dan jumlah

Lebih terperinci

Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca

Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca Bagi para pelaku bisnis konveksi, mungkin kain perca hanya dianggap sebagai bagian dari limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi. Namun, lain halnya bagi para pelaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB III METODE PERENCANAAN BAB III METODE PERENCANAAN 1.1 Wilayah Perencanaan Perencanan TPST ini berlokasi di Kelurahan Pemurus Dalam yang terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan 34.623,80 km², kota Bandar Lampung merupakan Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung yang memiliki

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung

1. Pendahuluan. Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 199-206 PENDAMPINGAN USAHA KERAJINAN UNTUK MEMANFAATKAN SAMPAH KEMASAN DAN KAIN PERCA DI RW 07 KELURAHAN CIBEUREUM KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN KESET DARI LIMBAH GARMEN PADA KOPERASI WANITA MELATI. A. Strategi Pemasaran Koperasi Wanita Melati

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN KESET DARI LIMBAH GARMEN PADA KOPERASI WANITA MELATI. A. Strategi Pemasaran Koperasi Wanita Melati BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN KESET DARI LIMBAH GARMEN PADA KOPERASI WANITA MELATI A. Strategi Pemasaran Koperasi Wanita Melati Pada bab IV ini peneliti akan membahas hasil penelitian mengenai

Lebih terperinci

KONTRIBUSI INDUSTRI KERAJINAN GERABAH TERHADAP TOTAL PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI DESA PANJANGREJO KECAMATAN PUNDONG BANTUL

KONTRIBUSI INDUSTRI KERAJINAN GERABAH TERHADAP TOTAL PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI DESA PANJANGREJO KECAMATAN PUNDONG BANTUL KONTRIBUSI INDUSTRI KERAJINAN GERABAH TERHADAP TOTAL PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI DESA PANJANGREJO KECAMATAN PUNDONG BANTUL THE CONTRIBUTION OF POTTERY TOWARDS TOTAL INCOME AND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tas digunakan oleh semua kalangan, baik kalangan atas maupun kalangan bawah, pria maupun wanita di segala usia. Selain untuk menaruh barang, tas juga berfungsi untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda masyarakat. Kelangkaan tersebut menimbulkan tingginya harga-harga bahan bakar, sehingga masyarakat

Lebih terperinci

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Nurmeitama Indah Wiladatika, Yarmaidi*, Edy Haryono** Abstract

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA Beni Saputra 1), Fachri Thaib 2), Budiyono 3) This study aims to examine the factors supporting the establishment

Lebih terperinci

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN M. Handayani, dkk Pendapatan Tenaga Kerja... PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN FAMILY LABOUR INCOME ON CATTLE FARMING IN TOROH SUBDISTRICT

Lebih terperinci

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56 No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) 3.405.545,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56 Tabel 11. Rata-rata Nilai Tambah per Tenaga Kerja Industri

Lebih terperinci

massa mirip batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan tambah ditambahkan untuk

massa mirip batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan tambah ditambahkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bidang konstruksi semakin berkembang. Salah satu bahan yang paling sering digunakan dalam pekerjaan konstruksi adalah beton, karena mudah dibentuk dan harga

Lebih terperinci

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/ PROFIL USAHA ISTRI NELAYAN MANGGOPOH PALAK GADANG PADANG PARIAMAN Oleh: Hasan Basri Nasution Peneliti Pusat Kajian Mangrove dan Kawasan Pesisir Universitas Bung Hatta Jl. Sumatera Ulak Karang Padang Abstrak

Lebih terperinci

LUAS WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DAN JUMLAH WILAYAH ADMINISTRATIF KELURAHAN DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 IBU KOTA KECAMATAN

LUAS WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DAN JUMLAH WILAYAH ADMINISTRATIF KELURAHAN DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 IBU KOTA KECAMATAN KONDISI GEOGRAFI KOTA TASIKMALAYA A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Kota Tasikmalaya termasuk kedalam Wilayah Pengembangan (WP) Priangan Timur dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN

Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN PEDOMAN WAWANCARA PROFIL SENTRA INDUSTRI TAHU GUNUNG SAREN KIDUL KELURAHAN I. Pertanyaan Profil Industri Tahu 1. Sumber Daya Manusia A. Pengusaha 1). Identitas a. Nama :

Lebih terperinci

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

Lebih terperinci

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG Nama Mahasiswa : Sriliani Surbakti NRP : 3308.201.007 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Wahyono Hadi,

Lebih terperinci

PENYULUHAN DAN PELATIHAN MENGOLAH SAMPAH MENJADI PRODUK DEKORASI RUANG BAGI MASYARAKAT SIWALANKERTO SURABAYA

PENYULUHAN DAN PELATIHAN MENGOLAH SAMPAH MENJADI PRODUK DEKORASI RUANG BAGI MASYARAKAT SIWALANKERTO SURABAYA PENYULUHAN DAN PELATIHAN MENGOLAH SAMPAH MENJADI PRODUK DEKORASI RUANG BAGI MASYARAKAT SIWALANKERTO SURABAYA Chatarina Regina Soebekti Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4. V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Cisaat terletak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 125.625 Ha. Desa Cisaat berbatasan dengan Jalan Raya Cisaat di sebelah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi a. Letak Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65 persen dari luas Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan kota sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh berbagai macam faktor-faktor perubahan yang menyangkut segi-segi sosial, ekonomi, politik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Penelitian a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah Dusun Raiy terletak di Desa Raja Kecamatan Ngabang kabupaten

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu Lampiran 2. Kegiatan Wawancara dan Lokasi Penelitian Wawancara dengan Pemilik Usaha Lokasi Usaha Gebyar Cakalang Lampiran 3. Kegiatan pemindangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah termasuk permasalahan lingkungan seperti kebersihan lingkungan. Hal ini disebabkan meningkatnya

Lebih terperinci

Usulan Urutan Penanganan Limbah Produksi Garmen Berdasarkan Prioritas Menggunakan Failure Mode and Effect Analysis di PT.

Usulan Urutan Penanganan Limbah Produksi Garmen Berdasarkan Prioritas Menggunakan Failure Mode and Effect Analysis di PT. Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Usulan Urutan Penanganan Limbah Produksi Garmen Berdasarkan Prioritas Menggunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi

Lebih terperinci

FAKTOR PENDUKUNG KERAJINAN BATU BATA DI KELURAHAN RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG 2012 (JURNAL) Oleh: PERISTIANIKA

FAKTOR PENDUKUNG KERAJINAN BATU BATA DI KELURAHAN RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG 2012 (JURNAL) Oleh: PERISTIANIKA FAKTOR PENDUKUNG KERAJINAN BATU BATA DI KELURAHAN RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG 2012 (JURNAL) Oleh: PERISTIANIKA 0813034038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah merupakan produk sisa hasil pengolahan pabrik atau industri kecil berupa sampah atau cairan kimia. Bagi masyarakat yang kurang mengerti akan cara penangulangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anda tau kain perca? Ya, kain sisa potongan yang sudah tidak terpakai itu, ternyata masih bisa dimanfaatkan loh. Bahkan ditangan si kreatif, kain perca dapat disulap

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Sukajadi. Kecamatan Sukajadi merupakan salah satu kecamatan

Lebih terperinci

SUMMARY. PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya)

SUMMARY. PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya) SUMMARY PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya) Sri Wedari Rusmin Djuma, 811409010. 2013. Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUBANG JAWA BARAT KOTA SUBANG ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Subang merupakan ibukota Kecamatan Subang yang terletak di kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

INTO HANDYCRAFTS. Chairani, 2Sulyono

INTO HANDYCRAFTS. Chairani, 2Sulyono Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 159-166 PEMBERDAYAAN KELOMPOK IBU-IBU RUMAH TANGGA MELALUI PEMANFAATAN SAMPAH ANORGANIK MENJADI KERAJINAN TANGAN THE HOUSEWIFE'S GROUP EMPOWERMENT THROUGH

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI USAHA BUDIDAYA TAMBAK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

ANALISIS EKONOMI USAHA BUDIDAYA TAMBAK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI Analisis Ekonomi Usaha Budidaya Tambak dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi (Heru Susilo) 19 ANALISIS EKONOMI USAHA BUDIDAYA TAMBAK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI (Economic Analysis

Lebih terperinci

NILAI EKONOMI PEMANFAATAN HASIL HUTAN OLEH MASYARAKAT DESA SEKITAR HUTAN

NILAI EKONOMI PEMANFAATAN HASIL HUTAN OLEH MASYARAKAT DESA SEKITAR HUTAN NILAI EKONOMI PEMANFAATAN HASIL HUTAN OLEH MASYARAKAT DESA SEKITAR HUTAN (Studi Kasus di Suaka Marga Satwa Dolok Surungan Desa Meranti Utara dan Desa Meranti Tengah, Kabupaten Toba Samosir) HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRAKTIK PEMILAHAN SAMPAH DI KELURAHAN SEKARAN KECAMATAN GUNUNGPATI

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH JAMUR MENJADI PUPUK KOMPOS DI DESA SUKAKARSA KECAMATAN SUKARAME KABUPATEN TASIKMALAYA (Suatu Kajian Geografi Pertanian)

PEMANFAATAN LIMBAH JAMUR MENJADI PUPUK KOMPOS DI DESA SUKAKARSA KECAMATAN SUKARAME KABUPATEN TASIKMALAYA (Suatu Kajian Geografi Pertanian) PEMANFAATAN LIMBAH JAMUR MENJADI PUPUK KOMPOS DI DESA SUKAKARSA KECAMATAN SUKARAME KABUPATEN TASIKMALAYA (Suatu Kajian Geografi Pertanian) Dr. Siti Fadjarajani, Dra., M.T. 1 (sfadjarajani2000@yahoo.com)

Lebih terperinci

Pengaruh Pelatihan Pengelolaan Sampah Terhadap Penurunan Volume Sampah di Lingkungan Balleanging Kabupaten Bulukumba

Pengaruh Pelatihan Pengelolaan Sampah Terhadap Penurunan Volume Sampah di Lingkungan Balleanging Kabupaten Bulukumba ISSN (Print) : 2443-1141 ISSN (Online) : 2541-5301 P E N E L I T I A N Pengaruh Pelatihan Pengelolaan Sampah Terhadap Penurunan Volume Sampah di Lingkungan Balleanging Kabupaten Bulukumba Syarfaini 1 *,

Lebih terperinci

Kata kunci: kontribusi,industri kain jumputan, pendapatan rumah tangga

Kata kunci: kontribusi,industri kain jumputan, pendapatan rumah tangga KONTRIBUSI PENDAPATAN PERAJIN KAIN JUMPUTAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN TAHUNAN KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA CONTRIBUTIONS OF TIE DYE FABRIC CRAFTERS INCOME TO HOUSEHOLD

Lebih terperinci

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara.

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga (Khodijah) TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA SUPIR ANGKUT BATUBARA DI KECAMATAN MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN Oleh: Khodijah, Program Studi

Lebih terperinci

Pelatihan Pemanfaatan Barang Bekas sebagai Bahan Pembuatan Reusable Bag untuk Melatih Siswa Madrasah Ibtidaiyah dalam Melakukan Diet Plastik

Pelatihan Pemanfaatan Barang Bekas sebagai Bahan Pembuatan Reusable Bag untuk Melatih Siswa Madrasah Ibtidaiyah dalam Melakukan Diet Plastik Pelatihan Pemanfaatan Barang Bekas sebagai Bahan Pembuatan Reusable Bag untuk Melatih Siswa Madrasah Ibtidaiyah dalam Melakukan Diet Plastik Ekadina Dzawil Ulya Universitas Negeri Semarang dinadzawil@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Dulalowo 1. Geografi, Batas Wilayah Dan Iklim Kelurahan Dulalowo berada di Kecamatan Kota Tengah merupakan salah satu kecamatan yang ada

Lebih terperinci

Profil Orgic's Home Generasi Muda Peduli Sampah

Profil Orgic's Home Generasi Muda Peduli Sampah Profil Orgic's Home Generasi Muda Peduli Sampah Profil Perusahaan Nama Perusahaan : ORGIC'S HOME GENERASI MUDA PEDULI SAMPAH Logo Perusahaan : Nama Pengusaha : Team ORGIC'S HOME Alamat : Wonorejo Rt 02

Lebih terperinci

Mochamad Rizwan 1, Yarmaidi, 2, Dedy Miswar 3

Mochamad Rizwan 1, Yarmaidi, 2, Dedy Miswar 3 1 DESKRIPSI BAHAN BAKAR, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI TAHU DI KELURAHAN GUNUNG SULAH KECAMATAN SUKARAME KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 Mochamad Rizwan 1, Yarmaidi, 2, Dedy Miswar 3 Abstract

Lebih terperinci

Kata Kunci : Sub Terminal Agribisnis (STA), Pasar Pertanian, Desa Sukakerta

Kata Kunci : Sub Terminal Agribisnis (STA), Pasar Pertanian, Desa Sukakerta PERANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) SEBAGAI PASAR PERTANIAN DI DESA SUKAKERTA KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS Mia Kurniasih 1 (miakurniasih18@gmail.com) Siti Fadjarajani 2 (sfadjarajani2000@yahoo.com)

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

PELATIHAN INOVASI DESAIN KESET DESA KARANGREJO KABUPATEN PASURUAN

PELATIHAN INOVASI DESAIN KESET DESA KARANGREJO KABUPATEN PASURUAN PELATIHAN INOVASI DESAIN KESET DESA KARANGREJO KABUPATEN PASURUAN Rosita Dwi Ferdiani, Tatik Retno Murniasih, Sri Wilujeng Universitas Kanjuruhan Rositazahra22@gmail.com, tretnom@unikama.ac.id, media_myajeng@yahoo.co.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DIBIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN

HUBUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DIBIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN HUBUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DIBIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN Yulita Atik Marchita, Asih Widi Lestari Program Studi Ilmu Administrasi Negara,

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 25 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah di PPI Muara Angke Jakarta karena PPI Muara angke berperan penting dalam pemasaran hasil tangkapan di Jakarta (Gambar 1).

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah persampahan kota hampir selalu timbul sebagai akibat dari tingkat kemampuan pengelolaan sampah yang lebih rendah dibandingkan jumlah sampah yang harus dikelola.

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA BLURU KIDUL RW 11 KECAMATAN SIDOARJO

PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA BLURU KIDUL RW 11 KECAMATAN SIDOARJO PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA BLURU KIDUL RW 11 KECAMATAN SIDOARJO Ayu Fitriana, Oedojo Soedirham Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Universirtas Airlangga

Lebih terperinci

PEMANFAATAN POHON PISANG UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT

PEMANFAATAN POHON PISANG UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT PEMANFAATAN POHON PISANG UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT Oleh Siti Lestari, Entika Fani Prastikawati, Filia Prima Artharina IKIP PGRI Semarang entika_fany@yahoo.com Abstract: This community service

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah menjadi persoalan serius terutama di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh

Lebih terperinci

ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA

ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA THE ANALYSIS OF AVAILABILITY OF INFRASTRUCTURES AND FEATURES AT THE PURBARATU SUBDISTRICT IN TASIKMALAYA 1 Rendi Pirdaus

Lebih terperinci

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ) Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8035 Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ) Andri Iskandar Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara jumlah sampah yang dihasilkan dengan sampah yang diolah tidak seimbang. Sampah merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPEDULIAN KOMUNITAS SEKOLAH DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI MA RIYADLOTUT THALABAH KABUPATEN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai 31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

1. Bentuk sederhana dari adalah. a. 3 b. 3 3 c. 4 3 d. 5 3 e adalah. a b c d e.

1. Bentuk sederhana dari adalah. a. 3 b. 3 3 c. 4 3 d. 5 3 e adalah. a b c d e. 1. Bentuk sederhana dari 2 8 75 + 12 a. 3 b. 3 3 c. 3 d. 5 3 e. 15 3 2. Bentuk sederhana dari a. 2 6 b. 2 6 2 c. 2 6 d. 6 8 e. 6 8 3. Bentuk sederhana dari.... 2 a. b 8 b. c 8 c. a 16 d. b 16 e. a 10 b

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan

I. PENDAHULUAN. Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi, yang bertujuan untuk menambah nilai

Lebih terperinci

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS Nedi Sunaedi nedi_pdil@yahoo.com PENGERTIAN SAMPAH Suatu bahan yang terbuang dari sumber aktivitas manusia dan/atau alam yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian Desa Banjarharjo adalah salah satu desa di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan 77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,

Lebih terperinci

ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA SING SAE KONVEKSI

ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA SING SAE KONVEKSI ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA SING SAE KONVEKSI Nama : Evi Yanti Sidauruk NPM : 23214696 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

VI ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TEMPE

VI ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TEMPE VI ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TEMPE Setiap kegiatan produksi tidak terlepas dari biaya, begitu pula kegiatan produksi tempe. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi tempe meliputi biaya pembelian

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA PEMANFAATAN LIM-IN-DUNG (LIMBAH KAIN KERUDUNG) MENJADI BARANG MULTIGUNA DAN EKONOMIS

USULAN PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA PEMANFAATAN LIM-IN-DUNG (LIMBAH KAIN KERUDUNG) MENJADI BARANG MULTIGUNA DAN EKONOMIS USULAN PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA PEMANFAATAN LIM-IN-DUNG (LIMBAH KAIN KERUDUNG) MENJADI BARANG MULTIGUNA DAN EKONOMIS BIDANG KEGIATAN: PKM-KEWIRAUSAHAAN Diususlkan oleh: 1. Nasyiatul Iffah 8111415254

Lebih terperinci