PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN
|
|
- Liana Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Pengetahuan berusaha memahami benda sebagaimana adanya, lalu akan timbul pertanyaan, bagaimana seseorang akan mengetahui kalau dirinya telah mencapai pengetahuan tentang benda sebagaimana adanya? Untuk menjawab apakah manusia telah tau dengan pengetahuannya,maka epistimologi adalah jawabnya. Kepastian yang dicari oleh epistemology dalam mencari kebenaran apakah manusia sudah benar sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimungkinkan oleh suatu keraguan. Dengan keraguan inilah akan memberi kesempatan pada epistemology untuk menjawabnya. Apa yang menjadi ukuran kebenaran sesuatu, jika dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari, bahwa apa yang dilakukan oleh seseorang tentu dianggap benar. Akan tetapi belum tentu kebenaran itu menjadi benar pula bagi orang lain. Jika demikian maka perlu ada kesepakatan yang bersifat universal tentang kriteria atau ukuran dari kebenaran. Demikian halnya perlunya kesepakatan tentang ukuran kebenaran pengetahuan. Sebagai illustrasi, bahwa jika pada wilayah atau negara tertentu Berjalan Di Sebelah Kiri bagi pejalan kaki adalah benar. Benar pada Wilayah atau negara-negara di Asia seperti di Indonesia, tetapi tidak benar di beberapa negara di Eropa, dimana bagi pejalan kaki berjalan disebelah kanan adalah benar. Benar dalam konteks ini berarti berjalan di jalan raya untuk memperoleh keselamatan. Dari illustrasi tersebut mengharuskan ada kesepakatan yang lebih bersifat universal tentang ukuran kebenaran, termasuk ukuran kebenaran pengetahuan. Sebagaimana diketahui bahwa sesungguhnya proses berpikir yang dilakukan seseorang adalah merupakan suatu aktifitas untuk menemukan kebenaran. Dalam proses berpikir tersebut perlu memenuhi kriteria kebenaran yang tepat dan bersifat universal sehingga kebenaran itu daat berlaku bagi siapa saja sebagai hasil pemikiran dari seseorang. Dapat pula disebutkan bahwa kebenaran itu sesungguhnya tak lebih dari kesepakatan bersama bahwa yang dimaksudkannya adalah benar. Hal ini menjadi penting karena Apa yang disebut benar oleh seseorang belum tentu benar bagi orang lain. Disinilah diperlukan suatu ukuran atau kriteria kebenaran. DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN Secara etimologi, pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris knowledge. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar. Sedangkan secara terminologi, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah milik atau isi dari pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam hal ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) didalam dirinya sendiri dalam kesatuan aktif. Sedangkan secara epistemologi, setiap pengetahuan manusia itu adalah hasil dari berkontaknya dua macam besaran yaitu : - Pertama, benda atau yang diperiksa, diselidiki dan akhirnya diketahui. - Kedua, manusia yang melakukan berbagai pemeriksaan dan penyidikan dan akhirnya mengetahui benda atau suatu hal. Pengetahuan dalam arti luas berarti kehadiran suatu objek kedalam subjek. Tapi dalam arti sempit, pengetahuan hanya berarti putusan yang benar dan pasti (kebenaran dan kepastian). Dalam hal ini subjek sadar akan hubungan objek dengan eksistensi. Menurut John Hospers, untuk mengetahui terjadinya pengetahuan ada enam hal, yaitu pengalaman indera, nalar, otoritas (kekuasaan sah yang diakui), intuisi, wahyu dan keyakinan. Seorang 1
2 yang pragmatis tidak membedakan pengetahuan dengan kebenaran. Jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia karena manusia adalah makhluk yang selalu mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan tapi terbatas untuk kelangsungan hidupnya (survival). Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk kelangsungan hidupnya. Dia memikirkan hal-hal baru, karena dia hidup bukan sekedar untuk kelangsungan hidup. Manusia mengembangkan kebudayaan, manusia memberi makna pada kehidupan manusia atau memanusiakan diri dalam hidupnya. Pada hakikatnya manusia dalam hidupnya mempunyai tujuan tertentu yang lebih tinggi dari sekedar kelangsungan hidupnya. Pengetahuan ini mampu dikembangkan manusia karena disebabkan oleh dua hal utama, yaitu pertama manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua adalah kemampuan berfikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. 1. Hakikat Pengetahuan Pengetahuan adalah keadaan mental (mental state). Mengetahui sesuatu adalah menyusun pendapat tentang suatu objek atau menyusun gambaran tentang fakta yang ada di luar akal. Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan, yaitu : a. Realisme Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (fakta). Dengan demikian realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuai dengan kenyataan. Ajaran realisme percaya dengan sesuatu atau lain cara, ada hal-hal yang hanya terdapat di dalam dirinya sendiri, serta tidak terpengaruh oleh seseorang. Penganut realisme mengakui bahwa seseorang bisa salah lihat pada benda-benda atau dia terpengaruh oleh keadaan sekelilingnya. b. Idealisme Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah prosesproses mental atau proses psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu pengetahuan bagi seorang idealis hanya merupakan gambaran subjektif dan bukan gambaran objektif tentang realitas. Dalam realisme mempertajam perbedaan antara yang mengetahui dan diketahui, sedangkan idealisme sebaliknya. Bagi idealisme dunia dipandang sebagai hal-hal yang mempunyai hubungan seperti organ tubuh dengan bagian-bagiannya. Idealisme tidak mengingkari adanya materi, namun materi adalah suatu gagasan yang tidak jelas dan bukan hakikat. Idealisme subjektif akan menimbulkan kebenaran yang relatif dan berhak untuk menolak kebenaran yang datang dari luar dirinya. Akibatnya kebenaran yang universal tidak diketahui. 2. Sumber Pengetahuan Pengetahuan yang ada pada kita itu di peroleh dengan menggunakan berbagai alat yang merupakan sumber pengetahuan tersebut. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain : a. Empirisme Berasal dari kata Yunani empeirikos yang berarti pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Pengalaman 2
3 yang dimaksud adalah pengalaman inderawi. Pengetahuan inderawi bersifat parsial. Ini disebabkan karena adanya perbedaan antara indera yang satu dengan yang lainya saling berhubungan dengan sifat khas fisiologis indera dan dengan objek yang dapat ditangkapnya. Jadi pengetahuan inderawi berada menurut perbedaan indera dan terbatas pada sensibilitas organ-organ tertentu. Menurut John Lock ( ), manusia itu mulanya kosong dari pengetahuan,lalu pengalaman mengisi jiwa yang kosong itu lantas ia memiliki pengetahuan. Sedangkan David Hume, mengatakan bahwa manusia itu tidak membawa pengetahuan bawaan dalam hidupnya. sumber pengetahuan adalah pengamatan. Pengamatan memberikan dua hal yaitu kesan-kesan (impressions) dan ide-ide (ideas). Ia juga menegaskan bahwa pengalaman lebih memberi keyakinan dibandingkan kesimpulan logika atau sebab akibat. Gejala-gejala alamiah meenurut anggapan kaum empiris adalah bersifat konkret dan dapat dinyatakan lewat pancaindera. Jadi dalam empirisme, sumber utama untuk memperoleh pngetahuan adalah data empiris yang diperoleh dari panca indera. Kesimpulannya aliran empirisme lemah karena keterbatasan indera manusia. b. Rasionalisme Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh pengetahuan. Laporan indera menurut rasionalisme merupakan bahan yang belum jelas. Jadi fungsi panca indera hanya untuk memperoleh data-data dari alam nyata kemudian akal yang menghubungkan data-data itu. Dalam penyusunan ini akal menggunakan konsepkonsep rasional atau ide-ide universal. Spinoza memberikan penjelasan yang lebih mudah dengan menyusun sistem rasionalisme atas dasar ilmu ukur. Menurutnya ilmu ukur merupakan dalil kebenaran yang tidak perlu dibuktikan lagi. Dari dua aliran tersebut (empirisme dan rasionalisme) terlahirlah metode ilmiah atau pengetahuan sains. Dalam hal ini pancaindera mengumpulkan data-data, sedangkan akal menyimpulkan berdasarkan pada prinsip-prinsip universal yang kemudian disebut universal. August Comte berpendapat bahwa indera itu amat penting dalam memperoleh ilmu pengetahuan, tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Pada dasarnya aliran ini hanya menyempurnakan empirisme dan rasionalisme yang bekerja sama dengan memasukkan eksperimen dan ukuran-ukuran. c. Intuisi Menurut Henfy Bergson intuisi adalah hasil dari evaluasi pemahaman tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan intuisi memerlukan suatu usaha. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa langsung diterima begitu saja karena masih perlu dibuktikan kebenarannya. Menurut Nietzchen intuisi merupakan intelegensi yang paling tinggi dan menurut Maslow intuisi merupakan pengalaman puncak (peak experience) JENIS PENGETAHUAN Dalam mempelajari jenis-jenis pengetahuan dalam filsafat, disini terangkum beberapa jenis pengetahuan yang terkait juga dengan arti dan perbedaan antara pengetahuan dan ilmu, jenis-jenis pengetahuan tersebut antara lain : 1. Pengetahuan Biasa : yaitu pengetahuan yang dalam filsafat disebut dengan common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu 3
4 dimana ia menerima secara baik. Semua orang menyebutkan benda atau barang itu berwarna merah karena memang itu merah, dan juga bisa menyebutkan benda itu terasa panas karena memang benda itu panas, dan sebagainya. 2. Pengetahuan Ilmiah : ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit, science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang bersifat kuantitatif dan objektif. Ilmu merupakan suatu metode berpikir secara objektif, tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia nyata. Ilmu merupakan milik manusia yang komprehensif, dan merupakan lukisan dari keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati panca indera manusia. 3. Pengetahuan Filsafat : yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit, filsafat membahas hal yang lebih luas dan mendalam. 4. Pengetahuan Agama : yaitu pengetahuan yang diperoleh dari Tuhan lewat Rasul-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama. Pengetahuan ini mengandung hal-hal yang pokok, yaitu ajaran tentang cara berhubungan dengan Tuhan dan cara berhubungan dengan sesama manusia. Dan yang lebih penting dari pengetahuan ini disamping informasi tentang Tuhan, juga informasi tentang hari akhir. PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN ILMU Dari jumlah pengertian yang ada, sering ditemukan kerancuan antara pengertian pengetahuan dan ilmu. Kedua kata tersebut dianggap memiliki persamaan arti, bahkan ilmu dan pengetahuan terkadang dirangkum menjadi kata majemuk yang mengandung arti sendiri. Namun jika kedua kata tersebut berdiri sendiri, akan tampak perbedaan antara keduanya. Dalam Kamus Besar Bahasa indonesia, ilmu disamakan artinya dengan pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan. Dari asal katanya kita dapat ketahui bahwa pengetahuan diambil dari kata dalam bahasa Inggris yaitu Knowledge, sedangkan ilmu diambil dari kata science dan peralihan dari kata dalam bahasa Arab Ilm. Dari pembahasan sebelumnya, pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat terwujud barang-barang fisik, pemahamannya dilakukan dengan cara persepsi baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan. Perbedaan antara ilmu dan pengetahuan dapat ditelusuri dengan melihat perbedaan ciri-cirinya. Pengetahuan dan ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti material, keduanya mempunyai perbedaan. Ilmu bertumpu pada analisa terhadap data pengamatan dan percobaan secara impersonal, yaitu suatu analisa atas hasil-hasil observasi dan eksperimen serta analisa yang objektif, tidak subjektif. Sebagai konsekuensi dari definisi ilmu ialah bahwa semua buah pikiran dan pemahaman yang diperoleh tidak melalui siklus logico, hipotetico, dan verifikatif, bukan semua ilmu kita sebut pengetahuan. Pengetahuan yang berpijak pada kenyataan empiris,bukan dinamakan ilmu. Salah satu ciri teori keilmuan ialah bahwa ia berdaya ramal (prediksi). Namun harus dibedakan antara ramalan keilmuan dan ramalan diluar keilmuan. KEBENARAN ILMIAH Kata kebenaran dapat digunakan sebagai suatu kata benda yang konkret maupun abstrak. Jika subjek hendak menuturkan kebenaran, artinya adalah proposal yang benar. Proposal maksudnya adalah makna yang dikandung dalam suatu pernyataan atau statement. Kebenaran pengetahuan adalah persesuaian antara pengetahuan dengan 4
5 objeknya. Yang terpenting untuk diketahui adalah bahwa persesuaian yang dimaksud sebagai kebenaran adalah pngertian kebenaran yang imanen yakni kebenaran yang tetap tinggal di dalam jiwa. Maka kebenaran yang melampaui batas-batas jiwa kita dinamakan pengertian kebenaran yang transenden. Kita tidak dapat hidup dengan benar hanya dengan kebenaran-kebenaran pengetahuan, ilmu dan filsafat, tanpa kebenaran agama. Sebaliknya, kita juga tidak dapat hidup dengan wajar semata-mata hanya dengan kebenaran agama yang mutlak. Kita dapat hidup dengan benar dan wajar dengan mengikuti kebenaran yang mutlak, yang juga mengakui eksistensi dan fungsi kebenaran-kebenaran lainnya yang bersesuaian atau tidak bertentangan dengan agama. Kebenaran pengetahuan dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain : Pertama, kebenaran yang berkaitan dengan kualitas pengetahuan, bahwa setiap pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang mengetahui suatu objek ditilik dari jenis pengetahuan yang dibangun. Pengetahuan itu meliputi pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah,pengetahuan filsafat dan, pengetahuan agama. Kedua, kebenaran yang berkaitan dengan sifat atau karakteristik dari bagaimana cara seseorang membangun pengetahuannya itu. Apakah dengan penginderaan (akal pikiran), rasio, intuisi ataupun keyakinan. Ketiga, nilai kebenaran pengetahuan yang dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan itu. Bagaimana hubungan antar subjek dan objek. Jika subjek yang berperan, maka jenis pengetahuan itu mengandung kebenaran yang sifatnya subjektif, sedangkan jika objek amat berperan, maka sifatnya objektif, seperti pengetahuan tentang alam. UKURAN KEBENARAN Terdapat perbedaan yang membedakan jenis kebenaran, yaitu, kebenaran epistimologis, kebenaran ontologis, dan kebenaran semantis. Adapun kebenaran epistimologis adalah kebenaran yang berhubungan dengan pengetahuan manusia. Kebenaran dalam arti ontologis adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat pada hakikat segala sesuatu yang ada atau diadakan. Sedangkan kebenaran dalam arti semantis adalah kebenaran yang terdapat serta melekat dalam tutur kata dan bahasa. Teori yang menjelaskan kebenaran epistimologis adalah sebagai berikut: 1. Teori Korespondensi Kebenaran adalah yang bersesuaian dengan fakta, yang berselaras dengan realitas, yang serasi (correspondens) dengan situasi actual. Dengan demikian, kebenaran dapat didefinisikan sebagai kesetiaan pada realitas objektif dimana suatu pernyataan yang sesuai dengan fakta atau sesuatu yang selaras dengan situasi. Teori korespondensi ini pada umumnya di anut oleh para pengikut realisme. Diantara pelopor teori korespondensi ini adalah Plato, Aristoteles, Moore, Russel, Ramsey, dan Tarski. Mengenai teori korespondensi ini kita mengenal dua hal, yaitu pernyataan dan kenyataan. Dimana kebenaran merupakan suatu kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri. 2. Teori Koherensi Tentang Kebenaran Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan (judgment) dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta atau realitas, melainkan atas hubungan antara putusan yang baru dengan putusan-putusan lain yang telah kita ketahui dan akui kebenarannya terlebih dahulu. Oleh karenanya, putusan ini akan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya dan saling menerangkan satu sama lain. Sehingga lahirlah rumusan Truth is a systematic coherence dimana kebenaran adalah saling hubungan secara sistematis.; Truth is consistency, kebenaran adalah konsistensi dan kecocokan. 5
6 Dengan demikian, suatu teori dianggap benar apabila tahan uji (testable). Artinya, suatu teori yang sudah dicetuskan oleh seseorang kemudian teori tersebut diuji oleh orang lain, tentunya dengan mengkomparasikan dengan data-data baru. Oleh karena itu, apabila teori itu bertentangan dengan data yang baru, secara otomatis teori pertama gugur atau batal (refutability). Sebaliknya, kalau data itu cocok dengan teori lama, maka teori tersebut akan kuat (corroboration). Pendapat ini ditegaskan oleh Karl Popper. 3. Teori Pragmatisme Tentang Kebenaran Menurut filsafat ini benar tidaknya suatu ucapan, dalil, atau teori semata-mata bergantung kepada asas manfaat. Sesuatu dianggap benar jika mendatangkan manfaat. Istilah pragmatisme ini sendiri diangkat pada tahun 1865 oleh Charles S. Pierce ( ). Menurut William James ide-ide yang benar ialah ide-ide yang dapat kita serasikan, kita kuatkan dan kita periksa. Sebaliknya ide yang salah ialah ide yang tidak demikian. Oleh karena itu, tidak ada kebenaran mutlak, yang ada adalah apa yang benar dalam pengalaman-pengalaman khusus. Nilai tergantung pada akibatnya dan pada kerjanya, maksudnya pada keberhasilan perbuatan yang disiapkan oleh pertimbangan tersebut. Menurut pendekatan ini tidak ada yang disebut dengan kebenaran yang tetap atau kebenaran yang mutlak. Bagi pragmatisme, suatu agama itu bukan benar karena Tuhan yang disembah oleh penganut agama itu sungguh-sungguh ada, tetapi agama itu dianggap benar karena pengaruhnya yang positif atas kehidupan manusia; berkat kepercayaan orang akan Tuhan maka kehidupan masyarakat berlaku secara tertib dan jiwanya semakin tenang. 4. Agama Sebagai Teori Kebenaran Kita sebagai manusia adalah makhluk pencari kebenaran. Salah satu untuk menemukan suatu kebenaran yaitu melalui agama yang kita anut. Dengan karakteristiknya sendiri memberikan jawaban atas persoalan asasai manusia; baik tentang alam, manusia, maupun tentang Tuhan. Kalau ketiga teori kebenaran diatas lebih mengedepankan akal, budi, rasio, dan reason manusia. Akan tetapi dalam agama yang dikedepankan adalah wahyu yang bersumber dari Tuhan. Dengan demikian, suatu hal itu dianggap benar apabila sesuai dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak. Beberapa pedoman penyelidikan agar seseorang berhasil mencapai kebenaran,sebagai berikut : a. Suatu kebenaran hendaknya tidak begitu saja dianggap benar. b. Membuat rincian masalah atau kesulitan yang dihadapi, dan mulai mencari jawaban secukupnya. c. Mengatur pikiran dan pengetahuan sedemikian rupa, yaitu dengan memulai dari yang paling rendah atau sederhana ke yang paling komplek. d. Membuat pengumpulan fakta sebanyak-banyaknya dari yang umum hingga menyeluruh. KESIMPULAN Dengan hal ini, didalam filsafat terdapat beberapa keterangan tentang ilmu, pengetahuan, dan kebenaran. Setelah kami mencoba menguraikannya dari beberapa sumber maka dapat kami tarik kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan dan kebenaran mempunyai keterkaitan satu sama lain, serta saling berhubungan, dan tidak dapat dipisahakan. Kita saja sebagai manusia tentu akan mencari suatu kebenaran untuk suatu permasalahan-permasalahan yang kita hadapi dalam kehidupan ini. Begitu juga halnya dengan Ilmu dan pengetahuan yang di dapat hanya untuk mencari sebuah kebenaran, dan kebenaran yang mutlak itu hanya dari tuhan yang harus kita yakini. Kita dapat hidup 6
7 dengan benar jika sesuai dengan kebenaran-kebenaran itu. Kebenaran seharusnya bersesuaian dengan fakta yang berselaras dengan realita kehidupan. Dan sebagai manusia kita wajib mencari suatu kebenaran dalam kehidupan ini. DAFTAR PUSTAKA Tafsir, Ahmad, FILSAFAT ILMU: Mengurai Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi Pengetahuan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010 Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2010 Bahtiar, Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010 Oleh: 1. Aprilia Rachmawati 2. Dwi Permai 3. Friska Fajareza Putri 4. Nurul Syafitri 5. Yuliana Umrotul Widayanti Dosen : Afid Burhanuddin, M.Pd. Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris 7
JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN
JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Pengetahuan berusaha memahami benda sebagaimana adanya, lalu akan timbul pertanyaan, bagaimana seseorang akan mengetahui kalau dirinya telah mencapai pengetahuan
Lebih terperinci1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya;
IDEALISME Arti kata IDEALIS secara umum: 1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya; 2. Seseorang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana
Lebih terperinciKE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT
KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT Prof. Dr. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email : asyahza@yahoo.co.id syahza.almasdi@gmail.com Website : http://almasdi.staff.unri.ac.id Pengertian
Lebih terperinciDASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU
DASAR-DASAR ILMU Ilmu adalah hal mendasar di dalam kehidupan manusia. Dengan ilmu manusia akan mengetahui hakikat dirinya dan dunia sekitarnya. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis
Lebih terperinciI. DASAR-DASAR PENGETAHUAN
I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN JENIS MANUSIA BERDASARPENGETAHUAN ADA ORANG TAHU DI TAHUNYA ADA ORANG TAHU DI TIDAKTAHUNYA ADA ORANG TIDAK TAHU DI TAHUNYA ADA ORANG TIDAK TAHU DI TIDAKTAHUNYA PENGETAHUAN DIMULAI
Lebih terperinciILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi
Lebih terperinciManusia senantiasa penasaran terhadap cita-cita hidup itu. Manusia merupakan makhluk yang berakal budi yang selalu ingin mengejar kebenaran.
Manusia senantiasa penasaran terhadap cita-cita hidup itu. Manusia merupakan makhluk yang berakal budi yang selalu ingin mengejar kebenaran. Manusia selalu bertanya karena terdorong oleh rasa ingin tahu
Lebih terperinciJENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN
JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Pengetahuan dan kebenaran adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pengetahuan merupakan hasil dari pencarian srbuah kebenaran. Kebenaran adalah hasil dari rasa
Lebih terperinciSuatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu
CATATAN: Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu Makalah ini saya peroleh dari http://bisikanpena.wordpress.com/2010/10/08/suatu-pengantar-untukmemahami-filsafat-ilmu/. Isinya cukup baik untuk memberikan
Lebih terperinciIlmu Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran
Ilmu Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Lebih terperinciJENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN
JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Di masa perkembangannya, ilmu telah mengalami banyak kemajauan. Kini telah banyak ditemukan berbagai macam bentuk pengetahuan maupun jenis penerapan ilmu yang ada.
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FILSAFAT ILMU Filsafat: upaya sungguh-sungguh dlm menyingkapkan segala sesuatu, sehingga pelakunya menemukan inti dari
Lebih terperinciTeori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan. # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1
Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1 Teori-teori kebenaran yang telah dikemukakan para filosuf: 1. Teori idealisme 2. Teori rasionalisme 3. Teori rasio murni (reinen
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dan Logika
Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan
Lebih terperinciEPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT
EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT Pengetahuan adalah sesuatu yang sangat vital dan krusial dalam masa kehidupan manusia. Berbagai kajian telah dilakukan untuk kepentingan pengembangan
Lebih terperinciJENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN
JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Pengetahuan memiliki hubungan erat dengan filsafat. Van Peursen (1985), yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi tentang
Lebih terperinciKONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN
KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN Konsep merupakan suatu gagasan atau ide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat
Lebih terperinciPengetahuan dan Kebenaran
MODUL PERKULIAHAN Pengetahuan Kebenaran Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 08 M-603 Shely Cathrin, M.Phil Abstract Kompetensi Kebenaran pengetahuan Memahami pengetahuan
Lebih terperinciIDEALISME (1) Idealis/Idealisme:
Idealis/Idealisme: IDEALISME (1) Orang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika dan agama serta menghayatinya; Orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana atau program yang belum
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 09Fakultas Dr. PSIKOLOGI PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id KONSEP PENGETAHUAN Dalam Encyclopedia of
Lebih terperinciALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Isti Yunita, M. Sc isti_yunita@uny.ac.id FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 1 Ciri makhluk hidup (manusia) 2 Sifat keingintahuan Manusia
Lebih terperinciILMU DAN ILMU PENGETAHUAN
ILMU DAN ILMU PENGETAHUAN ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH VIII METODE ILMIAH PROGRAM STUDI AGRIBISNIS, UNIVERSITAS JEMBER 2017 KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN : Mahasiswa dapat menjelaskan : 1. Ciri-ciri ilmu
Lebih terperinciBapak Dr. Rulam Ahmadi, M.Pd
DASAR-DASAR PENGETAHUAN MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Akhir Matakuliah Filsafat Ilmu Yang dibina oleh: Bapak Dr. Rulam Ahmadi, M.Pd Oleh: 1. SEPTIAN RAGIL A. NPM. 2131040055 2. NOVI NUR LAILISNA NPM. 2131040060
Lebih terperinciOleh. I Nengah Kerta Besung
Oleh I Nengah Kerta Besung Program Pascasarjana Universitas Udayana 2006 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas karunia-nya, kami dapat menyelesaikan
Lebih terperinciEPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR
EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR Slamet Heri Winarno JARUM SEJARAH PENGETAHUAN Kriteria kesamaan dan bukan perbedaan yang menjadi konsep dasar Berlaku metode ngelmu yang tidak membedakan
Lebih terperinciMata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari
1 Mata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari (i.e. keperawatan, kedokteran, biologi, antropologi,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI)
BAHAN AJAR METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI) Dosen Pengampu : TASRIF, MPD Disusun oleh SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) BIMA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Lebih terperinciLANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN. Oleh Agus Hasbi Noor
LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN Oleh Agus Hasbi Noor Ilmu dan Proses Berpikir Ilmu atau sains adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natura atau sosial yang berlaku umum dan sistematik.
Lebih terperinciJENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN
JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dengan pengetahuan mengalami perkembangan yang kuat. Pada awal sejarah Yunani, philosophia yang meliputi hampir
Lebih terperinciPENGERTIAN FILSAFAT (1)
PENGERTIAN FILSAFAT (1) Jujun S. Suriasumantri, orang yang sedang tengadah memandang bintang-bintang di langit, dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi; atau orang yang berdiri di
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN Oleh Dr. Slamet Ibrahim S. DEA. Apt. Sekolah Farmasi ITB 2008 Isi Kuliah 1. Pendahuluan 2. Pengertian Filsafat 3. Pengertian Filsafat Ilmu 4. Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran
Lebih terperinciBahasan Kajian Filsafat
PENGERTIAN FILSAFAT Secara etimologi istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani philein yang artinya cinta dan sophos yang artinya hikmah atau kebijaksanaan atau wisdom. Secara harfiah istilah filsafat
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
M.MA., MA. M.MA., MA. 09/01/2016 1 Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat. 1)
Lebih terperinciFILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd
FILSAFAT????? am_nien@yahoo.co.id PENGERTIAN FILSAFAT SECARA ETIMOLOGI Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philolophy (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani philo (love of ) dan sophia
Lebih terperinciMAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Dosen Pembimbing: Dr. Hasaruddin Hafid, M.Ed Oleh: A. Syarif Hidayatullah PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN SENI RUPA
Lebih terperinciJenis Pengetahuan dan. Ukuran Kebenaran
Jenis Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran Afid Burhanuddin Kompetensi dasar: Mahasiswa dapat memahami jenis pengetahuan dan ukuran kebenaran Indikator: Mahasiswa dapat memahami pengetahuan Indera Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli bahasa tentang asal kata filsafat dan pengertiannya. Pada bab isi makalah ini, kami mencoba menggali apa yang dimaksud dari
Lebih terperinciETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI
ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : PENGANTAR BIDANG FILSAFAT Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id MENGAPA HARUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi di dunia memungkinkan manusia untuk terarah pada kebenaran. Usahausaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kebenaran selalu aktual di zaman yang dipengaruhi perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi. Berbagai perkembangan yang terjadi di dunia memungkinkan manusia
Lebih terperinciPRAGMATISME (1) Pragmatisme:
Pragmatisme: PRAGMATISME (1) Pragmatisme merupakan gerakan filsfat Amerika yang mencerminkan sifat-sifat kehidupan Amerika. Pragmatisme banyak hubungannya dengan nama seperti Charles S. Peirce (1839-1934),
Lebih terperinciBAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,
BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika
Lebih terperinciPengetahuan, Pengetahuan Ilmiah, dan Penelitian Ilmiah
Pengetahuan, Pengetahuan Ilmiah, dan Penelitian Ilmiah 1. Pengetahuan Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa
Lebih terperinciILMU DAN MATEMATIKA. Ilmu berasal dari bahasa Arab alima, bahasa Inggris science, bahasa latin scio dan di Indonesiakan menjadi sains.
ILMU DAN MATEMATIKA ILMU Ilmu berasal dari bahasa Arab alima, bahasa Inggris science, bahasa latin scio dan di Indonesiakan menjadi sains. John Warfield; Ilmu dipandang sebagai suatu proses. Pandangan
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU. Drs. Dede Kosasih, M.Si.
FILSAFAT ILMU Drs. Dede Kosasih, M.Si. DEFINISI Pengetahuan : Persepsi subyek (manusia) atas obyek (riil dan gaib) atau fakta. Ilmu Pengetahuan : Kumpulan pengetahuan yang benar disusun dengan sistem dan
Lebih terperinciMETODE RISET (TMK602)
METODE RISET (TMK602) MATERI MINGGU I ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN 1 MANUSIA MENCARI KEBENARAN Aspek Statis Pertanyaan Gejala Alam Ingin Tahu Penelitian Kebenaran Ilmiah Aspek Dinamis Jawaban 2 DASAR-DASAR
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman
Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Berbicara mengenai filsafat, yang perlu diketahui terlebih dahulu bahwa filsafat adalah induk dari segala disiplin ilmu pengetahuan yang
Lebih terperinciKebenaran dan Cara Memperoleh Kebenaran
Kebenaran dan Cara Memperoleh Kebenaran Afid Burhanuddin, M.Pd. STKIP PGRI Pacitan Manusia selalu mencari kebenaran Afid Burhanuddin STKIP Pacitan 1 Pak Guru pembohong. Kemarin 7 itu 3 + 4, tapi kok sekarang
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009
BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Berangkat dari sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Estetika sebagai logika, mengantarkan saya untuk mencoba mendalami dan menelusuri tentang keduanya, serta
Lebih terperinciIMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM PENDEKATAN ILMIAH
IMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM PENDEKATAN ILMIAH SUMBANGAN FILSAFAT TERHADAP PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN Filsafat mampu menunjukkan batas-batas: Ontologi Epistemologi aksiologi Melahirkan ilmuwan yg
Lebih terperinciLandasan Penelaahan Ilmu
Landasan Penelaahan Ilmu (Dasar dasar Ilmu) Objek Kajian Filsafat (Jujun S. Suriasumantri) Logika (benar salah) Etika (baik buruk) Estetika (indah jelek) http://afidburhanuddin.wordpress.com 1 Aksiol ogis
Lebih terperinciFilsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU
RESENSI BUKU Judul : Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan Penulis : Mohammad Muslih Penerbit : Belukar Yogyakarta Cetakan : I, 2005 Tebal : XI + 269 halaman
Lebih terperinciidealisme: suatu aliran filsafat yang cara pandangnya sama dengan rasionalisme.
Rasionalisme rasionalisme. Relativisme Falsifikanisme idealisme: suatu aliran filsafat yang cara pandangnya sama dengan pragmatisme realism Idealisme adalah: o Orang yang menerima standar estetik, moral,
Lebih terperinciJENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN
JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Terlepas dari berbagai macam pengelompokan atau pembagian dalam ilmu pengetahuan, sejak F. Bacon (1561-1626) mengembangkan semboyannya Knowledge Is Power, kita dapat
Lebih terperinciPengetahuan Dasar Tentang Filsafat Ilmu dan Pengetahuan
Pengetahuan Dasar Tentang Filsafat Ilmu dan Pengetahuan PENGERTIAN FILSAFAT Makna Filsafat dari Segi Bahasa Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia atau philosophos. Philos atau philein berarti
Lebih terperinciFilsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Filsafat Umum Modul ke: 02 Pengantar ke Alam Filsafat 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Obyek Kajian Filsafat Obyek Materi: segala sesuatu yang ada atau yang mungkin
Lebih terperinciDr. Sri Anggraeni, MSi
Dr. Sri Anggraeni, MSi Pengertianilmu Ilmu berasal dari bahasa Arab : alima, ya lamu, ilman yang berarti mengerti, memahami benar-benar. Science (I) : ways to knows Scientia(L) : pengetahuan Episteme (Y)
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU DAN CABANG FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 02Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 02Fakultas Dr. PSIKOLOGI CABANG FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id CABANG- CABANG FILSAFAT Standar Kompetensi Setelah perkualiahan
Lebih terperinciSOSIOLOGI POLITIK. oleh : Yesi Marince, M.Si. 4 October 2012 yesimarince-materi-01 1
SOSIOLOGI POLITIK oleh : Yesi Marince, M.Si 4 October 2012 yesimarince-materi-01 1 PROSES TERBENTUKNYA PEMIKIRAN SOSIOLOGI Auguste Comte, ahli filsafat bangsa Perancis adalah bapak sosiologi dunia. Sosiologi
Lebih terperinciALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,
Lebih terperinciBentuk dasar pengetahuan ada dua: 1. Bentuk pengetahuan mengetahui demi mengetahui saja, dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati
Bentuk Dasar Pengetahuan Bentuk dasar pengetahuan ada dua: 1. Bentuk pengetahuan mengetahui demi mengetahui saja, dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati manusia 2. Bentuk pengetahuan untuk
Lebih terperinciAkal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090)
Akal dan Pengalaman Filsafat Ilmu (EL7090) EROPA History TEOLOGI ±10 Abad COSMOS RENAISSANCE Renaissance Age ITALY Renaissance = Kelahiran Kembali - TEOLOGIS - Rasionalitas dan Kebebasan Berfikir Martabat
Lebih terperinciILMU SEBAGAI AKTIVITAS PENELITIAN DAN METODE ILMIAH
ILMU SEBAGAI AKTIVITAS PENELITIAN DAN METODE ILMIAH Ilmu adalah sebagai aktivitas penelitian. Sudah kita ketahui bersama bahwa ilmu mempunyai andil yang cukup besar dalam perkembangan kehidupan manusia
Lebih terperinciModul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi
Modul ke: 12 Shely Fakultas PSIKOLOGI Materi Penutup Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Rangkuman Perkuliahan Filsafat Manusia Kompetensi Mahasiswa dapat memahami mengenai manusia
Lebih terperinciSebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika
Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika A. MATEMATIKA Matematika Sebagai Bahasa Untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada bahasa maka kita berpaling kepada
Lebih terperinciKAJIAN ILMIAH TERHADAP PANCASILA
KAJIAN ILMIAH TERHADAP PANCASILA Pertemuan ke 4 suranto@uny.ac.id 1 Pengetahuan, Ilmu Empiris, dan Filsafat Manusia adalah makhluk berpikir (animal rationale). Dengan kemampuan pikirnya, manusia memiliki
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd
FILSAFAT ILMU Irnin Agustina D.A.,M.Pd am_nien@yahoo.co.id Definisi Filsafat Ilmu Lewis White Beck Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengetahuan 1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti
Lebih terperinciIlmu Alamiah Dasar. Oleh : Dini Rohmawati
Ilmu Alamiah Dasar Oleh : Dini Rohmawati dini_rohmawati@uny.ac.id Ciri makhluk hidup (manusia) Rasa ingin tahu Sejarah perkembangan pola pikir manusia Perkembangan Pola Pikir Manusia Ciri Makhluk Hidup
Lebih terperinciMAKALAH KONSEP STRUKTUR DAN KLASIFIKASI ILMU
MAKALAH KONSEP STRUKTUR DAN KLASIFIKASI ILMU Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Oleh: 1. Dwi Indah Krisnawati (E420163278) 2. Ika Putri Agustina (E420163292) 3. Karinda Ayuk Nofiani
Lebih terperinciThe Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th
The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Kel. 14:15-31 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT?
Lebih terperinciFILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI
FILSAFAT PENGANTAR Kata-kata filsafat, filosofi, filosofis, filsuf, falsafi bertebaran di sekeliling kita. Apakah pemakaiannya dalam kalimat-kalimat sudah tepat atau sesuai dengan arti yang dimilikinya,
Lebih terperinciTUGAS KELOMPOK KEBENARAN
TUGAS KELOMPOK KEBENARAN KELOMPOK 2 FARAH NUR AFINI (16706251001) BINTI AISIAH DANING S (16706251020) JEPRI ALI SAIFUL (16706251023) JANUARI RIZKI PRATAMA RUSMAN (16706251039) DYAN PRATIWI KUSUMANINGTYAS
Lebih terperinciMEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL
MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL Oleh : Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si (Kaprogdi Akuntansi - FE) Pendahuluan Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis serta imajinatif,
Lebih terperinciPERTEMUAN 2 PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
PERTEMUAN 2 PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 2.1 Menjelaskan
Lebih terperinciONTOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME
ONTOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME Indah Wahyuni, Titsa Raky Andjani, Annisa Setyawati A. Definisi Ontologi Kata Ontologi berasal dari
Lebih terperinciPengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Afid Burhanuddin Berfilsafat diumpamakan seseorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang, dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kemestaangalaksi
Lebih terperinciJURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UJIAN AKHIR SEMESTER Mata Kuliah Dosen Hari / Tanggal Waktu Tempat : Pengantar Filsafat dan Teori Administrasi
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dan Logika
Modul ke: Filsafat Ilmu dan Logika Pokok Bahasan: Cabang-cabang Filsafat Fakultas Fakultas Masyhar zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Cabang-cabang Filsafat Pokok Permasalahan yang
Lebih terperinciSek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara
Sekilas tentang filsafat Hendri Koeswara Pengertian ilmu filsafat 1. Etimologi Falsafah (arab),philosophy (inggris), berasal dari bahasa yunani philo-sophia, philein:cinta(love) dan sophia: kebijaksanaan(wisdom)
Lebih terperinciKETERBATASAN HERMENEUTIK DALAM STUDI SASTRA
KETERBATASAN HERMENEUTIK DALAM STUDI SASTRA Luwiyanto* Abstrak: Meskipun ada beberapa model, hermeneutik dalam rangka studi sastra dihadapkan sejumlah kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut terdapat pada
Lebih terperinciEPISTEMOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME Maully Syifa Devinta, Ni matul Azizah, Reny Hanim Anggraini A. Pengertian Epistemologi. Epistemologi
Lebih terperinciEtika dan Filsafat. Komunikasi
Modul ke: Etika dan Filsafat Komunikasi Pokok Bahasan Fakultas Ilmu Komunikasi Pengantar Kepada Bidang Filsafat Dewi Sad Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pengantar Rasa
Lebih terperinciDASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU
DASAR-DASAR ILMU Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak terlepas dari peran filsafat.sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat
Lebih terperinciBab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA
Bab 3 Filsafat Ilmu Agung Suharyanto,M.Si Psikologi - UMA 2017 Definisi Filsafat Ilmu Robert Ackermann Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapatpendapat ilmiah dewasa
Lebih terperinciHendri Koeswara. Pertemuan 5
ONTOLOGI DALAM ADMINISTRASI Hendri Koeswara Pertemuan 5 KONSEP ONTOLOGI ADMINISTRASI Ontos=ada, Logos=ilmu, ilmu yang mempelajari tentang ada Ontologi membahas dengan menggunakan pemikiran secara mendalam
Lebih terperinciMETODE RISET (Research Method)
METODE RISET (Research Method) PENELITIAN Suatu penyelidikan yang sistematis dan terorganisir untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan tertentu dan masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Tujuan melakukan
Lebih terperinciDEFINISI TEORI, HIPOTESIS, MODEL, KONSTRUK, HUKUM DAN PRINSIP-PRINSIP. Jenis-Jenis Belajar. Belajar dan Survival. Studi Sistematis Terhadap Belajar
Tugas MK. Teori Belajar dan Pembelajaran DEFINISI TEORI, HIPOTESIS, MODEL, KONSTRUK, HUKUM DAN PRINSIP-PRINSIP Oleh: Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Belajar dan Perubahan Perilaku Menurut Kimble (1961:6),
Lebih terperinciBAB I PENELITIAN, PERKEMBANGAN IPTEK DAN KEBENARAN
BAB I PENELITIAN, PERKEMBANGAN IPTEK DAN KEBENARAN A. PENDAHULUAN Bagian ini membahas mengenai terminologi-terminologi penelitian dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan, kebenaran mutlak yang terdapat
Lebih terperinciOleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si
Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Konsep (pengertian) ilmu pengetahuan Memahami dan menjelaskan konsep (pengertian) ilmu pengetahuan secara umum Hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya Memahami
Lebih terperinciPENGERTIAN FILSAFAT (1)
PENGERTIAN FILSAFAT (1) Jujun S. Suriasumantri, orang yang sedang tengadah memandang bintang-bintang di langit, dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi; atau orang yang berdiri di
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PREVIEW PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI DASAR DAN ARAH KESEIMBANGAN
Lebih terperinciDosen : Nuansa Bayu Segara, M.Pd
Mata Kuliah PENGANTAR ILMU SOSIAL Dosen : Nuansa Bayu Segara, M.Pd PERTEMUAN 2 SEJARAH ALAM PIKIRAN MANUSIA Manusia Sebagai Individu JIWA RAGA Manusia Makhluk Berakal Budi Manusia berbeda dengan hewan.
Lebih terperinciBAB 4 FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
BAB 4 FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN Agung Suharyanto,M.Si PSIKOLOGI - UMA 2017 DEFINISI Pengetahuan : Persepsi subyek (manusia) atas obyek (riil dan gaib) atau fakta. Ilmu Pengetahuan : Kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Logika. B. Tujuan Penulisan
BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Logika Logika berasal dari kata Logos yaitu akal, jika didefinisikan Logika adalah sesuatu yang masuk akal dan fakta, atau Logika sebagai istilah berarti suatu metode atau
Lebih terperinciDASAR FILSAFAT PENDIDIKAN
DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA Pentingnya Filsafat Perubahan cepat yang terjadi dalam masyarakat memerlukan filsafat pendidikan jasmani yang kokoh bagi profesi agar tetap dapat bertahan
Lebih terperinciFilsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum
Lebih terperinciBAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN
BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,
Lebih terperinciILMU ALAMIAH DASAR (IAD) NANIK DWI NURHAYATI, S. SI, M.SI Telp = (271) ; Blog =nanikdn.staff.uns.ac.
ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) NANIK DWI NURHAYATI, S. SI, M.SI Telp = (271) 821585 ; 081556431053 Email : nanikdn@uns.ac.id Blog =nanikdn.staff.uns.ac.id SISTEM PENILAIAN QUIS : 30% TUGAS : 20 % UJIAN (UAS):
Lebih terperinciEtika dan profesi humas
Etika dan profesi humas NURJANAH, M.SI Falsafah sbg landasan teoritis etika Kata Filsafat dari bhs Yunani Philosopia Philo atau philien artinya cinta Sophia artinya :kebenaran Scr istilah falisafat berarti:
Lebih terperinciSejarah Perkembangan Ilmu
Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan Akal dan hati ibarat
Lebih terperinci