PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL VOTING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN CEMBUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL VOTING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN CEMBUNG"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL VOTING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN CEMBUNG Morita Dewi Yuliana 1, Marmi Sudarmi 1, Diane Noviandini 1 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga50711, Jawa Tengah - Indonesia ci.tata@yahoo.com Abstrak Pada umumnya, untuk memperoleh umpan balik siswa, guru memberikan tes atau tugas setiap akhir pelajaran atau akhir bab. Namun dengan kapasitas kelas yang menampung >30 siswa menjadikan koreksi terhadap tugas atau tes tersebut membutuhkan waktu yang lama sehingga kesalahan siswa terlambat diketahui. Untuk mengatasi hal tersebut, metode fast feedback yaitu metode yang teknik koreksinya cepat dapat menjadi solusi sehingga kesalahan siswa dapat segera diketahui dan dilakukan perbaikan. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh feedback secara cepat pada kelas besar, mengembangkan model fast feedback yang baru yaitu metode fast feedback model voting, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menerapkan metode fast feedback model voting dengan materi tentang pembentukan bayangan pada cermin cembung serta menguji keberhasilan pembelajaran yang menerapkan metode fast feedback model voting terhadap pemahaman siswa pada pembentukan bayangan pada cermin cembung. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan guru sebagai peneliti. Sampel yang digunakan yaitu siswa kelas X yang berjumlah 30 siswa. RPP diimplementasikan di kelas. Kartu tugas yang diberikan dikerjakan secara individu dan mengelompokkannya berdasarkan opsi yang tersedia dengan pengawasan pengajar. Jika jumlah siswa yang menjawab benar 70%, maka diberikan tugas baru yang lebih sulit tingkat kesulitannya. Jika belum mencapai 70% dilakukan pembelajaran. Demikian seterusnya sampai tugas selesai. Lembar observasi diisi oleh rekan peneliti lain saat pembelajaran berlangsung. Data yang telah diperoleh dianalisa secara deskriptif kualitatif. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa waktu yang dibutuhkankan untuk memperoleh satu siklus feedback adalah kurang dari alokasi waktu yang disediakan sehingga metode fast feedback model voting efektif digunakan untuk memperoleh feedback dalam kelas besar untuk mengetahui kesalahan siswa tanpa membutuhkan waktu koreksi yang lama sehingga dapat segera dilakukan perbaikan dan siswa juga dapat mengetahui kesalahannya. Kata kunci : fast feedback, kelas besar, voting 1. Pendahuluan Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 kapasitas kelas dibatasi hanya 32 siswa [12]. Namun berdasarkan pengalaman yang telah didapatkan selama mengikuti Program Pengenalan Lapangan di sebuah SMA di Salatiga, ditemukan jumlah siswa lebih dari 32 siswa di setiap kelasnya. Dengan keadaan yang demikian tentu 1

2 perkembangan belajar setiap individu khususnya dalam segi pemahaman terhadap materi yang diajarkan kurang dapat diperhatikan dengan baik. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diterima dibutuhkan evaluasi yang biasanya berupa tugas atau tes. Tetapi dengan banyaknya siswa yang ada akan berdampak pada lamanya waktu koreksi. Sedangkan tujuan dari evaluasi adalah untuk mendapatkan umpan balik, maksudnya evaluasi digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran [4,9], sehingga jika terjadi kesalahan dapat dengan segera dilakukan perbaikan. Tetapi karena pengoreksiannya membutuhkan banyak waktu kesalahan siswa menjadi terlambat diketahui. Sementara itu pembelajaran terus berlanjut sehingga siswa yang belum mengerti materi sebelumnya dianggap sudah mengerti dan guru terus melanjutkan pembelajaran. Hal ini berakibat siswa yang tidak paham pada suatu materi tertentu seterusnya tidak akan paham karena dalam pelajaran fisika materi yang diajarkan saling berkesinambungan. Untuk mengatasi permasalahan tentang evaluasi yang pengoreksiannya memakan waktu lama ini, ada teori tentang metode evaluasi dengan teknik pengoreksian cepat yaitu fast feedback atau umpan balik secara cepat. Kelebihan dari metode ini yaitu pengoreksian dapat dilakukan secara cepat dan dapat langsung diketahui hasilnya dan tentu dapat dengan segera diberikan perbaikan jika terjadi miskonsepsi siswa [2]. Selain itu fast feedback dapat dilakukan selama dalam proses pembelajaran dan sesering mungkin. Saat ini sudah pernah dilakukan penelitian tentang metode fast feedback oleh beberapa mahasiswa seperti Debora N. Sudjito dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback secara Klasikal dalam Pembelajaran Fisika Tentang Cermin Datar, Singgih A.S. Utami dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback Model Peer to Peer Support In Group dalam Pembelajaran Fisika Tentang Gaya-Gaya yang Bekerja pada Benda Jatuh Bebas dan Benda Diam, Pratiwi Oktaviani dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback Model Stick Card dalam Pembelajaran Fisika tentang Kinematika Gerak Lurus, Siti Kongidah dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback Model Grouping Answer dalam Pembelajaran Fisika tentang Kecepatan dan Percepatan, dan Indah Dwi Lestari dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback Model Papan Angkat dalam Pembelajaran Fisika tentang Hukum III Newton. Dalam penelitian ini akan dikembangkan model Fast Feedback yang baru yaitu Voting. Dalam model voting ini disediakan opsi jawaban kemudian jawaban siswa dikelompokkan sesuai dengan opsi jawaban tersebut. Jika terdapat jawaban yang berbeda dengan opsi jawaban, maka dikelompokkan tersendiri. Dengan pengelompokkan ini, guru dapat melihat variasi jawaban salah dan dapat dengan cepat menghitung persentase jawaban benar siswa. Permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah apakah jika diterapkan metode fast feedback model voting dapat memperoleh feedback secara cepat dalam kelas besar sehingga kesalahan siswa dapat segera terdeteksi dan dapat diberikan pembelajaran saat itu juga untuk mengatasi kesalahan siswa. 2

3 Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh feedback secara cepat pada kelas besar, mengembangkan model fast feedback yang baru yaitu metode fast feedback model voting, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menerapkan metode fast feedback model voting dengan materi tentang pembentukan bayangan pada cermin cembung serta menguji keberhasilan pembelajaran yang menerapkan metode fast feedback model voting terhadap pemahaman siswa pada pembentukan bayangan pada cermin cembung. Manfaat dari penelitian ini adalah (i) meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran tentang cermin cembung serta dapat mengidentifikasi kesalahan yang terjadi dalam diri siswa dengan cepat sehingga dapat segera diperbaiki, (ii) melatih guru dalam menyusun pembelajaran yang efektif bagi siswa dengan memanfaatkan metode fast feedback model voting sehingga siswa dapat mencapai kompetensikompetensi yang diharapkan, (iii) membuat pihak sekolah semakin menyadari pentingnya umpan balik yang berguna untuk peningkatan mutu sekolah, dan (iv) menambah wawasan serta referensi bagi peneliti lain yang akan mengembangkan model-model lain dari metode fast feedback. 2. Dasar Teori 2.1. Evaluasi Suatu proses belajar atau transformasi belajar dapat dinilai keberhasilannya melalui evaluasi pembelajaran karena evaluasi pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, melalui kegiatan penilaian atau pengukuran belajar dan pembelajaran [4]. Evaluasi juga merupakan suatu bentuk umpan balik yang diberikan guru bagi siswanya. Tujuan dari evaluasi pembelajaran yaitu: a. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran [4,9]. b. Untuk menghimpun keterangan-keterangan atau bahan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh peserta didik [7]. c. Mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pembelajaran yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran [7]. d. Untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya [7]. Sedangkan fungsi dari evaluasi pembelajaran itu sendiri yaitu: a. Sebagai alat diagnostik untuk mengetahui kelemahan siswa dan sebab-sebab dari kelemahan tersebut [3,4,9]. b. Sebagai pengukur keberhasilan dalam pembelajaran [3,4,9]. c. Sebagai sarana untuk memperbaiki dan melakukan penyempurnaan kembali [7] Umpan Balik Cepat(Fast Feedback) Umpan balik (feedback) memegang peranan sangat penting baik bagi siswa maupun bagi guru. Melalui umpan balik, siswa dapat mengetahui sejauh mana dia 3

4 mengerti materi yang diajarkan oleh guru. Sedangkan bagi guru, dapat digunakan sebagai sarana untuk mengetahui sejauh mana materi yang diajarkannya dimengerti oleh siswa. Dengan kata lain, umpan balik bisa dijadikan sarana koreksi bagi siswa dalam belajar sekaligus menjadi koreksi bagi guru dalam mentransformasikan ilmu [8]. Umpan balik atau Feedback terbagi menjadi dua, yaitu slow feedback dan fast feedback. Contoh dari slow feedback (umpan balik lambat) yaitu guru memberi evaluasi berupa tugas atau tes. Setelah tugas atau tes dikumpulkan, guru membutuhkan waktu lama untuk koreksi sehingga kesalahan siswa terlambat diketahui dan kesalahan itu sudah terlanjur tertanam dalam otak mereka. Hal ini mengakibatkan siswa yang tidak mengerti seterusnya tidak akan mengerti karena dalam pembelajaran fisika materi yang satu dengan yang lainnya saling berkesinambungan. Dan untuk mengatasi masalah di atas digunakan metode fast feedback (umpan balik cepat), yang bisa dilaksanakan saat pelajaran berlangsung tanpa membuang banyak waktu untuk koreksi [8]. Secara umum, langkah-langkah fast feedback yaitu : 1. Topik pembelajaran diperkenalkan oleh guru. 2. Diberikan ketentuan-ketentuan seperlunya (misal : menggambar sinar pantul dengan pen warna merah). 3. Tugas pertama diberikan oleh guru kepada siswa, tugas dikerjakan secara individu atau bisa juga berpasangan. Siswa dipastikan agar konsentrasi dalam pengerjaan tugas tersebut. 4. Pekerjaan siswa diamati oleh guru dan beberapa siswa diwawancarai selama detik. 5. Kesalahan umum yang dilakukan siswa dibahas serta diberikan penjelasan dari jawaban yang benar sebagai feedback untuk siswa. 6. Tugas kedua diberikan kepada siswa. 7. Jawaban siswa diamati dan beberapa siswa diwawancarai selama detik. 8. Jika tugas sudah selesai, siswa dibiarkan untuk mendiskusikan jawaban mereka. 9. Kesalahan umum dibahas dan diberikan penjelasan jawaban yang benar. 10. Demikian seterusnya hingga pembelajaran usai [2]. Yang menjadi catatan penting dalam metode ini bahwa fast feedback tidak digunakan untuk memberikan nilai raport akhir kepada siswa, tetapi dipakai untuk mendeteksi kesalahan konsep siswa dan dapat langsung dibenahi sehingga proses pembelajaran selanjutnya lebih efektif Penelitian Tindakan Kelas Di dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat [11]. 4

5 Selain itu PTK juga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki proses pembelajaran menjadi lebih efektif karena guru melakukan sendiri penelitian terhadap proses pembelajaran. Dengan hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut, guru akan dapat menggali dan menemukan metode pembelajaran baru yang lebih inovatif dalam upaya perbaikan serta dapat meningkatkan profesionalisme tugas guru [10,11]. Tahapan dalam melakukan peneitian tindakan yaitu: 1. Menyusun Rancangan Tindakan Dalam tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. 2. Pelaksanaan Tindakan Tahap ini merupakan pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenai tindakan yang dilakukan di kelas. 3. Pengamatan Dalam tahapan ini tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan tindakan karena pengamatan dilakukan saat tindakan sedang berlangsung dalam waktu yang sama. 4. Refleksi Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan ini sangat tepat dilakukan oleh guru pelaksana yang telah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan [1] atau dilakukan sendiri oleh peneliti untuk melihat apakah penelitian tindakan kelas yang dilakukan sudah berhasil ataukah perlu diulang kembali sampai batas keberhasilan yang diinginkan tercapai Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung Suatu sinar yang ditembakkan ke arah cermin akan dipantulkan, dimana arah pantulnya memenuhi hukum pemantulan cahaya sebagai berikut: 1. Sinar datang, garis normal, sinar pantul terletak pada satu bidang datar. 2. Besarnya sudut datang sama dengan besarnya sudut pantul ( θ = d θ )[6]. p Gambar 1.Hukum Pemantulan Cahaya Hukum pemantulan cahaya tersebut berlaku untuk semua cermin, baik cermin datar, cermin cekung, maupun cermin cembung. Penerapan hukum pemantulan cahaya pada cermin cembung dapat dilihat pada Gambar 2. 5

6 Gambar 2. Hukum Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung Keterangan gambar 2: N= garis normal F= titik fokus R= pusat kelengkungan atau jari-jari Ada 3 sinar istimewa pada cermin cembung sesuai hukum pemantulan cahaya yaitu sebagai berikut: 1. Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus. Gambar 3. Sinar datang sejajar sumbu utama 2. Sinar datang yang menuju titik fokus dipantulkan sejajar dengan sumbu utama. Gambar 4. Sinar datang menuju fokus 3. Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik itu juga [5,6]. Gambar 5. Sinar datang menuju pusat kelengkungan Sinar-sinar istimewa di atas hanya berlaku jika sinarnya adalah sinar paralax atau sinar yang dekat dengan sumbu utama. 6

7 Untuk melukis bayangan dari sebuah benda, dua sinar istimewa dari ketiga sinar yang disebut di atas sudah cukup [6]. Letak benda di depan cermin cembung mempengaruhi kedudukan bayangan dan ukurannya seperti pada gambar di bawah ini: Gambar 6. Posisi benda mempengaruhi kedudukan dan ukuran bayangan Dalam prinsip pembentukan bayangan, setiap satu titik benda menghasilkan satu titik bayangan. Bayangan tersebut diperoleh dari cahaya yang datang ke cermin kemudian dipantulkan oleh cermin dan membentuk bayangan. Secara praktis, untuk menggambarkan bayangan dari benda yang ada di depan cermin cembung dicari perpotongan sinar pantul. Tetapi sinar pantul pada cermin cembung menyebar sehingga dalam menggambarkan bayangan dicari perpotongan dari perpanjangan sinar pantulnya dan bayangan yang dihasilkan adalah bayangan maya. 3. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas jenis guru sebagai peneliti. Hal-hal yang dilakukan yaitu menentukan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian (perencanaan), menyusun tindakan atau langkah dalam memecahkan permasalan dalam pembelajaran (tindakan), pengamatan terhadap tindakan dalam proses pembelajaran (observasi), dan mengulas kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas (refleksi). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah siswa kelas X yang berjumlah 30 siswa. Siswa kelas X dipilih sebagai sampel karena sudah mendapatkan materi tentang optik khususnya materi tentang Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung sehingga cocok digunakan sebagai sampel penelitian. Alat pengumpul data yang digunakan berupa (1) RPP: untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan selama dalam proses pembelajaran atau sebagai acuan guru dalam mengajar, (2) Kartu Tugas: untuk mengetahui respon siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru dan (3) Lembar Observasi: untuk mengetahui waktu yang untuk setiap fast feedback, keaktifan dan respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan. Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti yaitu: (1) Persiapan: pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kartu tugas, dan lembar observasi KBM yang diisi oleh observer. (2) Pelaksanaan: sebelum pelajaran dimulai, tempat duduk siswa diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan pengajar saat berkeliling melihat jawaban siswa. Disiapkan empat buah meja yang diberi nomor untuk meletakkan jawaban siswa. RPP yang telah dibuat 7

8 diimplementasikan di kelas. Mulai dari siswa diberi tugas, mengerjakan tugas, sampai guru menghitung persentase siswa yang menjawab benar merupakan 1 siklus feedback. Satu siklus feedback dikatakan berhasil jika memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Minimal 70% siswa menjawab benar tugas yang diberikan guru. 2. Minimal 70% siswa merespon aktif tugas yang diberikan guru. 3. Waktu untuk melakukan siklus feedback tahap 1-5 dan 7 adalah 5 menit sedangkan untuk tahap 6 dan 8 adalah 10 menit Siswa akan diberi tugas baru yang tingkat kesulitannya lebih tinggi jika persentase siswa yang menjawab benar 70%, namun kartu tugas yang setara tingkat kesulitannya dapat diberikan kembali kepada siswa untuk meningkatkan pemahaman sebelum masuk ke tahap berikutnya. Jika belum mencapai persentase tersebut, diberikan pembelajaran sesuai RPP dan diberikan kartu tugas yang setara tingkat kesulitannya. Tugas dari Guru Respon Siswa Cek oleh Guru 70 Tugas Baru Pembelajaran oleh Guru Gambar 7. Bagan siklus feedback <70% Jalannya Pembelajaran Tugas pembelajaran Respon Cek Tugas pembelajaran Respon Cek Tahap Pembelajaran 2 Tahap Pembelajaran 1 Waktu Gambar 8. Bagan langkah memperoleh feedback dan memperbaiki kesalahan siswa dengan menggunakan Metode Fast Feedback (3) Observasi: pada tahap ini peneliti yang bertindak sebagai guru meminta satu orang rekan peneliti untuk menjadi pengamat dan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti, tujuannya adalah untuk mengamati jalannya pembelajaran, keefektifan waktu yaitu cepat atau lambat dalam memperoleh feedback dan melaksanakan pembelajaran serta keaktifan siswa dalam bertanya, berdiskusi dan merespon setiap tugas yang diberikan guru. (4) Refleksi: dalam tahapan ini jawaban siswa dan lembar observasi dikaji. 8

9 Data yang diperoleh dari kartu tugas siswa dan lembar observasi KBM dianalisa secara diskriptif kualitaif. Keefektifan pembelajaran menggunakan metode fast feedback model voting yang dilakukan oleh guru dalam memperbaiki kesalahan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang menjawab benar, jumlah kartu tugas yang dikeluarkan dan waktu yang digunakan untuk memberikan pembelajaran. Persentase jawaban siswa yang menjawab benar dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut: Keterangan: : persentase keberhasilan : jumlah siswa yang menjawab benar : jumlah siswa 4. Hasil dan Analisa Data = % Tahap Tabel 1. Tahapan, siklus, waktu dan hasil belajar siswa. Kartu Waktu untuk 1 x siklus feeback Prosentase Siswa Tugas ke- Alokasi Realita Benar ,33 % ,33 % 3 Tidak Perlu ,67 % % 3 Tidak Perlu ,33 % ,67% 3 Tidak Perlu % ,33 % 3 Tidak Perlu ,33 % 2 Tidak Perlu 3 Tidak Perlu % ,33 % ,67 % ,67 % 2 Tidak Perlu 3 Tidak Perlu % ,33 % ,33 % 9

10 Analisa Data Kegiatan Pembelajaran Dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran dibagi menjadi 8 tahap pembelajaran. Setiap tahap pembelajaran terdapat 3 buah kartu tugas yang tingkat kesulitannya setara. Untuk setiap 1 kartu tugas terdapat 3 buah opsi jawaban dan opsi jawaban nomor 3 digunakan sebagai jawaban benar. Tahap-tahap pembelajaran sebagai berikut: 1. Tahap Pembelajaran 1 Di dalam tahap ini soal diberikan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap hukum pemantulan cahaya pada cermin datar sebelum masuk ke pemantulan cahaya pada cermin cembung. Kartu Tugas 1 (menggambarkan arah sinar pantul, garis normal, serta menunjukkan sudut datang dan sudut pantul pada cermin datar) Untuk kartu tugas 1, opsi jawaban yang disediakan adalah sebagai berikut: opsi jawaban 1 opsi jawaban 2 opsi jawaban 3 Gambar 9. Opsi jawaban kartu tugas 1 tahap 1 Semua opsi jawaban yang tersedia dipilih oleh siswa. Banyaknya siswa yang memilih masing-masing opsi jawaban di atas sebagai berikut: Sebanyak 3,33% siswa (1 orang) memilih opsi jawaban 1. Kesalahan tersebut dikarenakan belum mengetahui bahwa sudut datang adalah sudut yang terbentuk antara sinar datang dan garis normal dan siswa tersebut tidak mempedulikan besarnya sudut. Sebanyak 30% siswa (9 orang) memilih opsi jawaban 2. Mereka beranggapan bahwa sudut datang itu dibentuk oleh permukaan cermin dan sinar datangnya. Begitupun dengan sudut pantul, mereka beranggapan sudut pantul dibentuk oleh sinar pantul dan bidang datar. Sebanyak 33,33% siswa (10 orang) memilih opsi jawaban 3. Dan ini merupakan jawaban benar karena mereka sudah bisa menggambarkan garis normal yang tegak lurus dengan permukaan cermin dan sudah mengetahui bahwa sudut datang adalah sudut yang dibentuk oleh sinar datang dan garis normal sedangkan sudut pantul adalah sudut yang dibentuk oleh sinar pantul dan garis normal serta dapat menunjukkan bahwa besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul. Sedangkan sisanya memilih jawaban lain di antaranya 16,67% siswa (5 orang) sudah paham meskipun secara praktis belum teliti mengukur sudutnya. 10

11 Gambar 10. Jawaban siswa tidak teliti mengukur sudut Dan 16,67% siswa (5 orang) tidak bisa menentukan sudut datang dan sudut pantulnya sehingga hanya menggambarkan sinar pantulnya. Gambar 11. Jawaban siswa yang menggambar sinar pantul saja Siklus feedback 1 berlangsung selama 4 menit 5 detik. Karena jumlah siswa yang menjawab benar masih kurang dari 70% maka dilakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yaitu dengan melakukan demonstrasi menggunakan kotak cahaya yang disorotkan pada cermin datar dengan posisi seperti dalam kartu soal 1. Kemudian siswa diminta mengamati arah sinar pantulnya. Permukaan cermin, sinar datang, dan sinar pantul tersebut diperjelas dengan menggambarkannya pada kertas, setelah selesai menggambar kemudian ditentukan garis normalnya. Sudut datang yang dibentuk oleh sinar datang dan garis normal diukur dengan busur derajat begitu juga dengan sudut pantul yang dibentuk oleh sinar pantul dan garis normalnya untuk membuktikan bahwa besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul sesuai dengan hukum pemantulan cahaya. Setelah pembelajaran selesai, siswa diberikan kartu tugas 2 sebagai konfirmasi. Kartu Tugas 2 (menggambarkan arah sinar pantul, garis normal, serta menunjukkan sudut datang dan sudut pantul pada cermin datar) Dalam kartu tugas 2 disediakan opsi jawaban sebagai berikut: Opsi jawaban 1 opsi jawaban 2 opsi jawaban 3 Gambar 12. Opsi jawaban kartu tugas 2 tahap 1 Dari ketiga opsi jawaban yang disediakan, siswa memilih opsi jawaban 2 dan 3 yaitu sebagai berikut: 11

12 Sebanyak 3,33% siswa (1 orang) memilih opsi jawaban 2. Kesalahan tersebut karena siswa masih bertahan dengan anggapannya bahwa sudut datang adalah sudut yang dibentuk oleh sinar datang dan prmukaan cermin sedangkan sudut pantul terbentuk antara sinar pantul dan permukaan cermin. Sejumlah 93,33% (28 orang) memilih opsi jawaban 3. Dan ini merupakan jawaban benar karena mereka sudah dapat menggambarkan garis normal yang tegak lurus dengan permukaan cermin, arah sinar pantul, dan dapat menunjukkan besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul. Sedangkan 3,33% siswa lagi (1 orang) memiliki jawaban lain karena tidak dapat membedakan sinar dan sudut. Gambar 13. Jawaban siswa yang tidak dapat membedakan sinar dan sudut Siklus feedback 2 berlangsung selama 3 menit 37 detik. Berdasarkan cek cepat yang dilakukan diperoleh persentase siswa yang menjawab benar sudah mencapai 70%. Dengan melakukan demonstrasi yang telah dilakukan dapat meningkatkan persentase siswa yang menjawab benar sebesar 60% sehingga pembelajaran dilanjutkan ke tahap berikutnya. 2. Tahap pembelajaran 2 Di dalam tahap ini tugas siswa sama dengan tugas yang diberikan pada tahap pembelajaran 1 tetapi pada tahap ini menggunakan cermin cembung. Kartu Tugas 1 (menggambarkan arah sinar pantul, garis normal, serta menunjukkan sudut datang dan sudut pantul pada cermin cembung) Untuk kartu tugas 1, opsi jawaban yang disediakan sebagai berikut: opsi jawaban 1 opsi jawaban 2 opsi jawaban 3 Gambar 14. Opsi jawaban kartu tugas 1 tahap 2 Dari ketiga opsi jawaban yang disediakan, siswa memilih opsi jawaban 2 dan 3 sebagai berikut: Sebanyak 6,67% siswa (2 orang) memilih opsi jawaban 2. Kesalahan tersebut karena belum paham bahwa sudut datang terbentuk oleh sinar datang dan garis normal sedangkan sudut pantul terbentuk oleh sinar pantul dan garis normal. 12

13 Sebanyak 56,67% siswa (17 orang) memilih opsi jawaban 3 yang merupakan jawaban benar karena garis normal digambarkan tegak lurus terhadap bidang singgung cermin cembung atau perpanjangan dari jari-jari kelengkungan serta dapat menunjukkan besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul sehingga diperoleh gambar sinar pantul seolah-olah dari titik fokus. Sedangkan sisanya memilih jawaban lain di luar opsi jawaban yang disediakan antara lain: Terdapat 10% siswa (3 orang) belum mengetahui garis normal pada cermin cembung tersebut sehingga ketika dicek dengan memperpanjang sinar pantul ternyata sinar pantul seolah-olah dari pusat kelengkungan (R). Padahal perpanjangan dari jari-jari kelengkungan cermin merupakan garis normal yang tegak lurus dengan garis singgung cermin cembung. Gambar 15. Jawaban siswa kartu tugas 1 tahap 2 Sebanyak 10% siswa (3 orang) kurang teliti dalam mengerjakan soal, sehingga mereka hanya menggambarkan sinar pantulnya saja. Sebanyak 10% siswa (3 orang) kurang teliti dalam mengukur besarnya sudut pantul sehingga antara sudut datang dan sudut pantul besarnya tidak sama. Padahal dalam hukum pemantulan cahaya besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul. Sedangkan 6,67% siswa lainnya (2 orang) tidak serius mengerjakan soal yang diberikan dan kurang memperhatikan hukum pemantulan cahaya yang menyebutkan bahwa sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar. Gambar 16. Jawaban siswa yang tidak serius mengerjakan soal Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan siklus feedback 3 ini 5 menit. Persentase yang diperoleh pada kartu tugas ini masih belum mencapai 70% sehingga perlu dilakukan pembelajaran untuk memperbaiki kesalahan siswa. Pembelajaran diberikan dengan melakukan demonstrasi menggunakan kotak cahaya yang disorotkan sejajar dengan sumbu utama. Tugas siswa mengamati arah sinar pantulnya. Kemudian permukaan cermin cembung, sinar datang, dan sinar pantul diperjelas dengan 13

14 menggambarkannya pada kertas seperti pada pembelajaran yang dilakukan pada tahap pembelajaran 1 dan sudut-sudutnya diukur dengan busur derajat untuk membuktikan besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul. Setelah pembelajaran selesai, kartu tugas 2 diberikan pada siswa sebagai konfirmasi. Kartu Tugas 2 (menggambarkan arah sinar pantul, garis normal, serta menunjukkan sudut datang dan sudut pantul pada cermin cembung) Opsi jawaban yang disediakan dalam kartu tugas 2 ini adalah sebagai berikut: Opsi jawaban 1 opsi jawaban 2 opsi jawaban 3 Gambar 17. Opsi jawaban kartu tugas 2 tahap 2 Dari ketiga opsi jawaban yang disediakan, hanya opsi jawaban 3 yang dipilih siswa yaitu sebanyak 70% (21 orang). Siswa tersebut sudah dapat menggambarkan garis normal, sinar pantul serta dapat menunjukkan besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul sesuai hukum pemantulan cahaya. Sedangkan 30% siswa lain memilih jawaban lain di luar opsi jawaban yang tersedia antara lain 6,67% siswa (2 orang) hanya menggunakan perkiraan dalam menggambar garis normal sehingga garis normal tidak tegak lurus dengan garis singgung cermin cembung. Gambar 18. Jawaban siswa yang hanya memperkirakan garis normal Sebanyak 16,67% (5 orang) tidak teliti dalam mengukur sudut-sudutnya sehingga besarnya sudut datang tidak sama dengan sudut pantul. Padahal berdasarkan hukum pemantulan cahaya besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul. Sedangkan sisanya yaitu 6,67% siswa (2 orang) tidak serius mengerjakan soal dan tidak memperhatikan hukum yang berlaku untuk pemantulan cahaya. Siklus feedback 4 berlangsung selama 4 menit 7 detik. Berdasarkan cek cepat yang dilakukan sudah diperoleh 70% siswa menjawab benar. Dengan demonstrasi yang dilakukan ternyata pesentase tersebut naik sebesar 13,33% sehingga pembelajaran dilanjutkan ke tahap berikutnya. 14

15 3. Tahap Pembelajaran 3 Dalam tahap pembelajaran 3, indikator yang ingin dicapai yaitu siswa dapat menggambarkan sinar pantul, garis normal, sudut datang, dan sudut pantul untuk sinar yang datangnya sembarang menuju cermin cembung. Kartu Tugas 1 (menggambarkan arah sinar pantul, garis normal, serta menunjukkan sudut datang dan sudut pantul pada cermin cembung jika sinar datangnya sembarang) Dalam kartu tugas 1, opsi jawaban yang disediakan sebagai berikut: Opsi jawaban 1 opsi jawaban 2 opsi jawaban 3 Gambar 19. Opsi jawaban kartu tugas 1 tahap 3 Dari ketiga opsi jawaban tersebut, yang dipilih oleh siswa hanya opsi jawaban 3 sebanyak 73,33% siswa (22 orang). Mereka sudah dapat menggambarkan garis normal dengan memperpanjang jari-jari kelengkungan cermin, dapat menunjukkan bahwa besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul, serta sudah mengerti bahwa sudut datang dibentuk oleh sinar datang dan garis normal sedangkan sudut pantul dibentuk oleh sinar pantul dan garis normal. Sedangkan sisanya memilih jawaban lain di luar opsi jawaban yang disediakan yaitu sebanyak 6,67% siswa (2 orang) karena menggambar garis normal dengan memperpanjang fokus cermin cembung. Padahal garis normal digambarkan tegak lurus dengan garis singgung cermin cembung atau dengan memperpanjang jari-jari kelengkungan cermin. Gambar 20. Jawaban siswa yang menggambar garis normal dengan memperpanjang fokusnya Dan sebanyak 20% siswa (6 orang) tidak teliti saat mengukur sudut sehingga besarnya sudut datang tidak sama dengan sudut pantul. Padahal dalam hukum pemantulan cahaya besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul. Waktu yang diperlukan untuk melakukan siklus feedback 5 yaitu 4 menit 43 detik. Berdasarkan cek cepat yang dilakukan tenyata diperoleh lebih dari 70% siswa yang menjawab benar, akan tetapi kartu tugas 2 diberikan kepada siswa untuk meyakinkan jawaban. 15

16 Kartu Tugas 2 (menggambarkan arah sinar pantul, garis normal, serta menunjukkan sudut datang dan sudut pantul pada cermin cembung jika sinar datangnya sembarang) Opsi yang disediakan untuk kartu tugas 2 yaitu sebagai berikut: Opsi jawaban 1 opsi jawaban 2 opsi jawaban 3 Gambar 21. Opsi jawaban kartu tugas 2 tahap 3 Dari ketiga opsi jawaban yang disediakan, yang dipilih siswa hanya opsi jawaban 3 yaitu sebanyak 86,67% siswa (26 orang). Siswa-siswa tersebut sudah dapat menggambarkan sinar pantul, garis normal, sudut datang, dan sudut pantul dengan benar sesuai dengan hukum pemantulan cahaya. Dan sisanya yaitu sebanyak 13,33% (4 orang) kurang teliti dalam mengukur sudutsudutnya sehingga besarnya sudut datang tidak sama dengan sudut pantul. Padahal dalam hukum pemantulan cahaya besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul. Waktu yang diperlukan untuk melakukan siklus feedback 6 yaitu 4 menit 50 detik. Karena persentase jawaban siswa yang menjawab benar lebih dari 70% dan hasil lebih tinggi dari kartu tugas 1, pembelajaran dilanjutkan ke tahap berikutnya. 4. Tahap Pembelajaran 4 Dalam tahap pembelajaran ini, soal yang diberikan hanya untuk melakukan cek kembali pembelajaran yang sudah dilakukan pada tahap pembelajaran 2 dengan indikator yang sama pula tetapi posisi cermin yang diubah. Kartu Tugas 1 (menggambarkan arah sinar pantul, garis normal, serta menunjukkan sudut datang dan sudut pantul pada cermin cembung) Dalam kartu tugas 1 terdapat opsi jawaban sebagai berikut: Opsi jawaban 1 opsi jawaban 2 opsi jawaban 3 Gambar 22. Opsi jawaban kartu tugas 1 tahap 4 Dari opsi jawaban yang disediakan hanya opsi jawaban 1 dan 3 yang dipilih oleh siswa yaitu sebagai berikut: Sebanyak 20% siswa (6 orang) memilih opsi jawaban 1. Kesalahan itu karena mereka tidak paham jika sinar yang menuju pusat kelengkungan akan membentuk sudut datang maupun pantul sebesar 0 sehingga sinar pantul akan melalui lintasan yang sama juga dengan sinar datangnya. 16

17 Sebanyak 80% (24 orang) memilih opsi jawaban 3. Dan ini merupakan jawaban benar karena sinar datang yang menuju pusat kelengkungan cermin cembung membentuk sudut datang 0 sehingga besarnya sudut pantul juga 0 dan sinar akan dipantulkan melalui lintasan yang sama. Siklus feedback 7 berlangsung selama 4 menit 56 detik. Berdasarkan cek cepat yang dilakukan sudah diperoleh lebih dari 70% siswa yang menjawab benar untuk kartu soal 1 ini akan tetapi kartu soal 2 diberikan pada siswa untuk dikerjakan kembali. Kartu Tugas 2 (menggambarkan arah sinar pantul, garis normal, serta menunjukkan sudut datang dan sudut pantul pada cermin cembung jika sinar datangnya sembarang) Opsi jawaban yang disediakan untuk kartu tugas 2 adalah sebagai berikut: Opsi jawaban 1 opsi jawaban 2 opsi jawaban 3 Gambar 23. Opsi jawaban kartu tugas 2 tahap 4 Dari ketiga opsi jawaban tersebut, hanya opsi jawaban 3 saja yang dipilih sebanyak 83,33% (25 orang). Dan ini merupakan jawaban benar karena garis normal digambarkan dengan memperpanjang jari-jari kelengkungan cermin cembung dan dapat menunjukkan besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul sesuai hukum pemantulan cahaya. Sedangkan sisanya memilih jawaban lain di luar opsi jawaban yang disediakan yaitu sebanyak 16,67% (5 orang) karena kurang teliti saat mengukur sudut pantulnya sehingga sudut datang tidak sama dengan sudut pantul. Gambar 24. Jawaban siswa kurang teliti mengukur sudut Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan siklus feedback 8 adalah 4 menit. Persentase jawaban siswa yang menjawab benar berdasarkan cek cepat yang dilakukan sudah mencapai lebih dari 70% sehingga pembelajaran dilanjutkan ke tahap berikutnya. 5. Tahap Pembelajaran 5 Dalam tahap pembelajaran ini, soal yang diberikan untuk memberikan cek kembali terhadap soal yang sudah diberikan pada tahap pembelajaran 3 namun posisi cermin cembung diubah. Indikator yang ingin dicapai sama dengan tahap-tahap sebelumnya. 17

18 Kartu Tugas 1 (menggambarkan arah sinar pantul, garis normal, serta menunjukkan sudut datang dan sudut pantul pada cermin cembung jika sinar datangnya sembarang) Dalam kartu tugas 1 terdapat opsi jawaban yang disediakan sebagai berikut: Opsi jawaban 1 opsi jawaban 2 opsi jawaban 3 Gambar 25. Opsi jawaban kartu tugas 1 tahap 5 Dari ketiga opsi yang disediakan, siswa hanya memilih opsi jawaban 3 (jawaban benar) yaitu sebanyak 83,33% siswa (25 orang) karena garis normal digambarkan dengan memperpanjang jari-jari kelengkungan cermin yang ternyata berimpit dengan sumbu utama dan dapat menunjukkan besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul. Sedangkan sisanya yaitu 16,67% siswa (5 orang) memilih jawaban lain. Kesalahan tersebut dikarenakan kurang teliti dalam mengukur sudutnya sehingga besarnya sudut datang tidak sama dengan sudut pantul. Siklus feedback 9 berlangsung selama 5 menit. Dari cek cepat yang dilakukan didapatkan persentase siswa yang menjawab benar sudah mencapai lebih dari 70% sehingga dapat dikatakan bahwa demonstrasi yang dilakukan dengan memakai cermin cembung dan kotak cahaya yang sinarnya disorotkan sesuai dengan soal dapat meningkatkan pemahaman serta dapat memperbaiki konsep yang salah pada siswa. Kemudian pembelajaran dilanjutkan dengan merangkum sinar-sinar istimewa. Setelah itu masuk ke tahap pembelajaran berikutnya. 6. Tahap Pembelajaran 6 Untuk tahap ini, siswa diminta untuk menggambarkan bayangan benda dengan menggunakan sinar istimewa yang merupakan hasil rangkuman. Kartu Tugas 1 (menggambarkan bayangan benda pada cermin cembung dengan menggunakan sinar-sinar istimewa) Dalam kartu tugas 1, opsi jawaban yang disediakan sebagai berikut: Opsi jawaban 1 opsi jawaban 2 opsi jawaban 3 Gambar 26. Opsi jawaban kartu tugas 1 tahap 6 Dari ketiga opsi jawaban yang disediakan, siswa hanya memilih opsi jawaban 3 yang merupakan jawaban benar yaitu sebanyak 20% (6 orang) karena dalam menggambarkan bayangan minimal menggunakan dua sinar istimewa pada cermin 18

19 cembung. Setelah digambarkan sinar istimewanya, dicari perpotongan dari perpanjangan sinar pantul untuk menggambarkan bayangan. Sedangkan sebanyak 80% (24 orang) siswa memilih jawaban lain diantaranya 36,67% (11 orang) siswa menggambar bayangan hanya dengan menggunakan satu sinar istimewa, sedangkan yang benar untuk menggambarkan bayangan menggunakan minimal dua sinar istimewa. Gambar 27. Jawaban siswa yang menggambar bayangan menggunakan satu sinar istimewa Dan sisanya yaitu 43,33% (13 orang) tidak menggambarkan bayangan karena belum mengerti untuk menggambarkan bayangan minimal menggunakan dua sinar istimewa kemudian dicari perpotongan dari perpanjangan sinar pantulnya. Siklus feedback 10 berlangsung selama 7 menit 9 detik. Berdasarkan cek cepat, persentase siswa yang menjawab benar masih berada di bawah 70% sehingga dilakukan pembelajaran dengan mengingatkan kembali sinar-sinar istimewa pada cermin cembung, kemudian soal dalam kartu tugas 1 dipakai sebagai contoh untuk menjelaskan cara menggambarkan bayangan benda yang berada di depan cermin cembung tersebut. Setelah selesai melakukan pembelajaran, kartu tugas 2 dikeluarkan sebagai konfirmasi. Kartu Tugas 2 (menggambarkan bayangan benda pada cermin cembung dengan menggunakan sinar-sinar istimewa) Untuk kartu tugas ini, soalnya masih sama dengan kartu tugas 1 hanya posisi bendanya yang digeser. Opsi jawaban yang digunakan dalam kartu soal ini sebagai berikut: Opsi jawaban 1 opsi jawaban 2 opsi jawaban 3 Gambar 28. Opsi jawaban kartu tugas 2 tahap 6 Dari ketiga opsi jawaban yang tersedia, siswa hanya memilih opsi jawaban 3 sebanyak 73,33% (22 orang) karena menggambarkan bayangan dengan menggunakan minimal dua sinar istimewa pada cermin cembung dan mencari perpotongan dari perpanjangan sinar pantulnya. Sedangkan 26,67% siswa lainnya (8 orang) memilih opsi jawaban lain diantaranya yaitu 10% (3 orang) masih menggambarkan bayangan dengan menggunakan satu sinar istimewa pada cermin cembung. Seharusnya dalam menggambar bayangan minimal 19

20 menggunakan dua sinar istimewa kemudian dicari perpotongan dari perpanjangan sinarsinar pantulnya. Dan sisanya sebanyak 16,67% (5 orang) masih tidak mengerti cara menggambarkan bayangan. Untuk menggambarkan bayangan minimal menggunakan 2 sinar istimewa kemudian dicari perpotongan dari perpanjangan sinar-sinar pantulnya. Siklus feedback 11 berlangsung selama 8 menit. Berdasarkan cek cepat yang dilakukan persentase siswa yang menjawab benar sudah meningkat dan sudah mencapai lebih dari 70% sehingga pembelajaran tidak perlu diberikan kembali. Berarti dengan menggunakan contoh untuk menjelaskan cara menggambar bayangan dari benda yang berada di depan cermin cembung dapat meningkatkan pemahaman siswa. Namun kartu tugas 3 tetap diberikan sebagai konfirmasi. Kartu tugas 3 (menggambarkan bayangan benda pada cermin cembung dengan menggunakan sinar-sinar istimewa) Soal yang diberikan sama dengan kartu tugas 1 dan kartu tugas 2 tetapi posisi benda yang digeser. Opsi jawaban yang disediakan untuk kartu tugas 3 ini sebagai berikut: Opsi jawaban 1 opsi jawaban 2 opsi jawaban 3 Gambar 29. Opsi jawaban kartu tugas 3 tahap 6 Dari ketiga opsi jawaban yang disediakan, siswa hanya memilih opsi jawaban 3 (jawaban benar) yaitu sebanyak 86,67% (26 orang). Mereka dapat menggambarkan bayangan dengan menggunakan minimal dua sinar istimewa kemudian dicari perpotongan dari prepanjangan sinar-sinar pantulnya. Sedangkan sisanya yaitu 13,33% (4 orang) memilih jawaban lain di luar opsi jawaban yang tersedia. Kesalahan tersebut karena mereka masih belum mengerti cara menggambar bayangan benda yang berada di depan cermin. Siklus feedback 12 berlangsung selama 7 menit 58 detik. Karena persentase siswa yang menjawab dengan benar sudah meningkat atau sudah mencapai lebih dari 70%, pembelajaran dilanjutkan ke tahap berikutnya. 7. Tahap Pembelajaran 7 Untuk tahap pembelajaran 7 ini, siswa diminta untuk menggambarkan sinar pantul jika sudah ada sinar datang dan bayangan bendanya. Indikator yang ingin dicapai yaitu siswa dapat menggambarkan arah sinar pantul jika sinar datang dari benda menuju cermin cembung. Kartu Tugas 1 (menggambarkan arah sinar pantul jika sudah ada sinar datang dan bayangan benda) Dalam kartu tugas 1 disediakan opsi jawaban sebagai berikut: 20

21 Opsi jawaban 1 opsi jawaban 2 opsi jawaban 3 Gambar 30. Opsi jawaban kartu tugas 1 tahap 7 Dari ketiga opsi jawaban yang disediakan tersebut, siswa hanya memilih opsi jawaban 1 dan 3 yaitu sebagai berikut: Sebanyak 3,33% (1 orang) memilih opsi jawaban 1. Kesalahan siswa tersebut karena sinar datang dan sinar pantul tidak berpotongan pada satu titik. Dan sebanyak 96,67% (29 orang) memilih opsi jawaban 3 yang merupakan jawaban benar. Selain menggambarkan sinar pantul dengan menarik garis dari bayangan benda, mereka menggambarkan sinar pantul dan sinar datang berporongan pada satu titik di permukaan cermin. Siklus feedback 13 ini berlangsung selama 5 menit. Berdasarkan cek cepat yang dilakukan, persentase siswa yang menjawab benar sudah mencapai lebih dari 70% sehingga tidak perlu diberikan pembelajaran dan dilanjutkan ke tahap berikutnya. 8. Tahap Pembelajaran 8 Terdapat 2 indikator yang ingin dicapai pada tahap ini adalah siswa dapat memprediksikan bayangan yang nampak jika salah satu sisi cermin ditutup dan dapat menjelaskan jawaban dengan gambar. Kartu Tugas 1 (memprediksikan bayangan yang nampak jika ada bagian dari cermin cembung yang ditutup) Dalam kartu tugas 1 ini, siswa diminta untuk memprediksikan bayangan yang nampak jika bagian bawah cermin cembung ditutup. Opsi jawaban yang tersedia sebagai berikut: opsi jawaban 1 opsi jawaban 2 opsi jawaban 3 Gambar 31. Opsi jawaban kartu tugas 1 tahap 8 Dari ketiga opsi jawaban yang tersedia, siswa hanya memilih opsi jawaban 1 dan 3 yaitu sebagai berikut: Sebanyak 13,33% (4 orang) memilih opsi jawaban 1. Kesalahan tersebut karena mereka berpikir jika bagian bawah cermin cembung ditutup maka bayangan yang akan terlihat adalah bagian atasnya. 21

22 Gambar 32. Jawaban siswa yang berpikir bayangan terbentuk bagian atas Sebanyak 70% (21 orang) memilih opsi jawaban 3 yang merupakan jawaban benar. Bayangan akan nampak seluruhnya meskipun bagian bawah cermin cembung ditutup. Karena cahaya menyebar ke segala arah, maka masih ada cahaya yang menuju permukaan cermin bagian atas sehingga terbentuk bayangan tetapi intensitas cahayanya berkurang sehingga nampak lebih redup. Gambar 33. Jawaban siswa yang menjawab bayangan terbentuk seluruhnya Sedangkan sisanya yaitu 16,67% (5 orang) menganggap bayangan tidak nampak karena ada salah satu bagian cermin yang ditutup sehingga tidak menggambarkan bayangan. Siklus feedback 14 berlangsung selama 9 menit. Berdasarkan cek cepat diperoleh persentase siswa yang menjawab benar sudah mencapai 70%, untuk lebih meyakinkan jawaban siswa, kartu tugas 2 dibagikan untuk dikerjakan kembali. Kartu Tugas 2 (memprediksikan bayangan yang nampak jika ada bagian dari cermin cembung yang ditutup) Di dalam kartu tugas ini, siswa diminta memprediksikan bayangan yang nampak jika bagian atas cermin cembung ditutup. Opsi jawaban yang disediakan sebagai berikut: Opsi jawaban 1 opsi jawaban 2 opsi jawaban 3 Gambar 34. Opsi jawaban kartu tugas 2 tahap 8 Dari ketiga opsi jawaban yang tersedia, siswa hanya memilih opsi jawaban 3 sebanyak 13,33% (4 orang). Dan ini merupakan jawaban benar karena mereka sudah paham ketika 22

23 bagian atas cermin ditutup masih ada cahaya yang menuju bagian bawahnya sehingga dapat membentuk bayangan yang utuh sesuai prinsip pembentukan bayangan yaitu setiap satu titik benda menghasilkan satu titik bayangan. Gambar 35. Jawaban siswa yang menjawab bayangan terbentuk seluruhnya Sedangkan sebanyak 86,67% siswa (26 orang) memilih jawaban lain di luar opsi yang disediakan. Mereka menganggap bahwa bayangan tidak nampak saat bagian atas cermin cembung ditutup. Mereka tidak memperhatikan bahwa cahaya menyebar ke segala arah dan masih ada cahaya menuju bagian bawah cermin sehingga bayangan dapat terbentuk dan nampak utuh namun intensitas cahayanya berkurang. Siklus feedback 15 berlangsung selama 8 menit 33 detik. Berdasarkan cek cepat untuk kartu tugas 2 ini diperoleh persentase siswa yang menjawab benar kurang dari 70% sehingga pembelajaran perlu diberikan. Pembelajaran yang diberikan berupa percobaan menggunakan lilin yang diletakkan di depan cermin cembung (kaca spion), di dalam percobaan tersebut siswa mengamati bahwa bayangan api lilin nampak utuh meskipun bagian atas cermin cembung ditutup dan itu menunjukkan bahwa sinar yang berasal dari lilin menyebar ke seluruh permukaan cermin karena saat bagian atas cermin ditutup, cahaya masih dapat masuk melalui bagian bawah cermin. Setelah pembelajaran selesai, kartu tugas 3 diberikan sebagai konfirmasi Kartu Tugas 3 (memprediksikan bayangan yang nampak jika ada bagian dari cermin cembung yang ditutup) Opsi jawaban yang disediakan untuk kartu tugas 3 adalah sebagai berikut: Opsi jawaban 1 opsi jawaban 2 opsi jawaban 3 Gambar 36. Opsi jawaban kartu tugas 3 tahap 8 Dari ketiga opsi jawaban yang disediakan, hanya opsi jawaban 3 yang dipilih oleh siswa yaitu sebanyak 73,33% (22 orang). Dan ini merupakan jawaban benar karena saat bagian tengah cermin ditutup, masih ada cahaya yang menuju bagian atas dan bawah. Cahaya yang menuju bagian atas dan bawah cermin cembung dapat dipantulkan dan membentuk bayangan yang utuh karena berdasarkan prinsip pembentukan bayangan 23

24 setiap satu titik benda menghasilkan satu titik bayangan. Tetapi intensitas cahaya dari benda berkurang sehingga nampak redup. Gambar 37. Jawaban siswa yang menjawab bayangan terbentuk seluruhnya Sedangkan sisanya yaitu 26,67% siswa (8 orang) memilih jawaban lain di luar opsi jawaban yang tersedia yaitu masih bertahan dengan jawabannya yaitu menyebutkan bahwa bayangan tidak nampak karena ada bagian yang tertutup. Mereka masih belum paham bahwa bayangan akan nampak utuh meskipun bagian tengah cermin cembung ditutup karena cahaya menyebar ke segala arah dan cahaya mengenai bagian yang tidak tertutup. Siklus feedback 16 berlangsung selama 9 menit. Berdasarkan cek cepat yang dilakukan diperoleh persentase siswa yang menjawab benar sudah mencapai lebih dari 70% dan telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan kartu tugas 2. Itu berarti dengan menggunakan percobaan telah mampu mengubah konsep siswa yang salah. Secara praktis, bayangan digambarkan dengan menggunakan minimal dua sinar untuk setiap titik benda, kemudian dicari perpotongan dari kedua sinar pantul untuk memperoleh bayangannya. 5. Kesimpulan dan Saran Metode Fast Feedback Model Voting efektif digunakan untuk memperoleh feedback secara cepat sehingga kesalahan siswa dapat segera terdeteksi dan dapat dilakukan pembelajaran saat itu juga untuk memperbaiki kesalahan siswa. Saran bagi peneliti lain yaitu: (i) pastikan soal yang diberikan pada siswa jelas sehingga siswa tidak bertanya saat mengerjakan, (ii) pengelompokkan jawaban yang dolakukan siswa sebaiknya tidak terlepas dari pengawasan pengajar supaya tidak terjadi kesalahan penempatan jawaban, (iii) koreksi yang dilakukan harus teliti karena akan mempengaruhi pembelajaran dan penekanan yang diberikan kepada sisiwa, (iv) penguasaan kelas harus diperhatikan untuk menciptakan suasana kondusif dalam kelas. 24

25 Daftar Pustaka [1] Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara. [2] Berg Teaching, Learning, and Quick Feedback Methods. Netherland: University of Amsterdam Kruislaan 404. [3] Daryanto, Haji Evaluasi Pendiidikan. Jakarta: Rineka Cipta. [4] Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. [5] Halliday, David dan Robert Resnick Fisika. Jakarta: Erlangga. [6] Huis, Cor van dan Gerry van Klinker. Optika Geometri. Amsterdam: Vrije Universiteit. [7] Sudijono,Anas Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo persada. hal 8-16 [8] Sudjito, Debora Natalia Skripsi Penggunaan Fast Feedback secara Klasikal dalam Pembelajaran Fisika tentang Cermin Datar. Salatiga : UKSW. [9] Suharsimi, Arikunto Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. [10] Suroso Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pararaton. [11] Wardhani, IGAK dan Kuswaya Wihardit Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. [12] Akhmadsudrajat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA Siti Noor Fauziah 1, Ferdy S. Rondonuwu 1,2, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG Umbu Rangga Landu Aang 1, Marmi Sudarmi 1, Diane Noviandini 1 1 Program

Lebih terperinci

Lampiran 1. Soal. c) sinar datang menuju pusat kelengkungan. a) sinar datang sejajar sumbu utama. b) sinar datang menuju fokus

Lampiran 1. Soal. c) sinar datang menuju pusat kelengkungan. a) sinar datang sejajar sumbu utama. b) sinar datang menuju fokus L A M P I R A 26 Lampiran 1. Soal Tahap Soal Kartu Tugas Kartu Tugas 1 Kartu Tugas 2 Kartu Tugas 3 1. Gambarkan arah sinar pantul, garis normal serta sudut datang dan sudut pantulnya jika sinar datang

Lebih terperinci

diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa.

diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa. 2 diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa. Berdasarkan pengalaman peneliti pada Program Pengalaman Lapangan (PPL)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Pemecahan Masalah Hamsah (2003), mengatakan bahwa pemecahan masalah dapat berupa menciptakan ide baru, menemukan teknik atau produk baru. Bahkan di dalam

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL CLOSED EYES PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG SIFAT SUSUNAN PARTIKEL ZAT PADAT, ZAT CAIR, ZAT GAS

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL CLOSED EYES PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG SIFAT SUSUNAN PARTIKEL ZAT PADAT, ZAT CAIR, ZAT GAS PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL CLOSED EYES PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG SIFAT SUSUNAN PARTIKEL ZAT PADAT, ZAT CAIR, ZAT GAS Meylani Aljeinie Tijow 1, Marmi Sudarmi 1 Ferdy S. Rondonuwu 1, 1

Lebih terperinci

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! LAMPIRAN Tahap I : Menggambarkan garis normal dari bidang batas yang datar No. Soal No. Soal 1. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL MASUK BARISAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR BERARUS LISTRIK

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL MASUK BARISAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR BERARUS LISTRIK PRODNG EMNAR NAONAL AN DAN PENDDKAN AN V KW PENGGNAAN METODE AT EEDACK MODEL MAK ARAN DALAM PEMELAJARAN KA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR ERAR LTRK Nanik ugiarti 1, Marmi udarmi 1, Alvama Pattiserlihun

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Fast Feedback Model Rainbow Card dalam Pembelajaran Fisika tentang Suhu dan Kalor

Penggunaan Metode Fast Feedback Model Rainbow Card dalam Pembelajaran Fisika tentang Suhu dan Kalor Penggunaan Metode Fast Feedback Model Rainbow Card dalam Pembelajaran Fisika tentang Suhu dan Kalor Ni P. D. Purnamasari, Debora N. Sudjito, Marmi Sudarmi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains

Lebih terperinci

2. DASAR TEORI UMPAN BALIK CEPAT

2. DASAR TEORI UMPAN BALIK CEPAT PEDAHULUA. Suatu realita sehari-hari, di dalam suatu ruang kelas ketika sesi Kegiatan belajarmengajar (KBM) berlangsung, nampak beberapa atau sebagian besar siswa belum belajar sewaktu guru mengajar. Sebagian

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA

PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA Retno Tiyas, Marmi Sudarmi, Diane Noviandini Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika - Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LENSA CEMBUNG

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LENSA CEMBUNG PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LENSA CEMBUNG Sahidah, Marmi Sudarmi, Made Rai Suci Shanti Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

Oleh, Darmayani NIM: TUGAS AKHIR. Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh, Darmayani NIM: TUGAS AKHIR. Program Studi Pendidikan Fisika PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL TRUE-FALSE CARD DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG HUKUM 1 NEWTON. Oleh, Darmayani NIM: 192009802 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

PEMBUATAN ANIMASI PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH LUBANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DAN UJICOBA KEBERHASILANNYA DI KELAS

PEMBUATAN ANIMASI PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH LUBANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DAN UJICOBA KEBERHASILANNYA DI KELAS PEMBUATAN ANIMASI PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH LUBANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DAN UJICOBA KEBERHASILANNYA DI KELAS Suwardi 1, Diane Noviandini 1,2, Marmi Sudarmi 1,2 1 Program Studi Pendidikan Fisika,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mahluk hidup pada siswa kelas VII-1 SMPN-2 Pangkalan Banteng, penggunaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mahluk hidup pada siswa kelas VII-1 SMPN-2 Pangkalan Banteng, penggunaan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya Pada penelitian sebelumnya (Henny Rusiani) dengan materi Ciri-ciri mahluk hidup pada siswa kelas VII-1 SMPN-2 Pangkalan Banteng, penggunaan pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

hafal rumus [7]. Secara umum siswa tidak mengerti bagaimana konsep fisika dan akhirnya hasil belajar yang diperoleh kurang optimal [1,5].

hafal rumus [7]. Secara umum siswa tidak mengerti bagaimana konsep fisika dan akhirnya hasil belajar yang diperoleh kurang optimal [1,5]. hafal rumus [7]. Secara umum siswa tidak mengerti bagaimana konsep fisika dan akhirnya hasil belajar yang diperoleh kurang optimal [1,5]. Banyak faktor yang menyebabkan hasil pembelajaran fisika kurang

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [FISIKA] [1.6 Sifat Cermin] [Susilo] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017 1.6 Materi

Lebih terperinci

4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN

4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN 4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Membuktikan hukum pemantulan. 2. Menentukan jarak fokus cermin cekung. 3. Menentukan jarak fokus cermin cembung. II. PENGANTAR

Lebih terperinci

KONSEPSI MAHASISWA MENGENAI RAMBATAN DAN KECEPATAN CAHAYA

KONSEPSI MAHASISWA MENGENAI RAMBATAN DAN KECEPATAN CAHAYA Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 KONSEPSI MAHASISWA MENGENAI RAMBATAN DAN KECEPATAN CAHAYA Rodemtus R.Bintoro,

Lebih terperinci

2. DASAR TEORI Pengertian Konsep, Konsepsi, dan Perkembangan konsep

2. DASAR TEORI Pengertian Konsep, Konsepsi, dan Perkembangan konsep menginformasikan teori-teori yang ada di buku tanpa menunjukkan bagaimana teori itu diperoleh. nak tidak menerima begitu saja informasi-informasi atau istilah-istilah yang diajarkan guru atau yang dipaparkan

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI Ignasia Evi Susanti 1, Diane Noviandini 1, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas yang dikembangkan berdasarkan model Kurt Lewin tetapi lebih detail dan rinci pada

Lebih terperinci

: 1. Menggambar Gaya Pada Benda Diam. Tahap 1 : Menggambar gaya pada benda diam diatas meja. balok

: 1. Menggambar Gaya Pada Benda Diam. Tahap 1 : Menggambar gaya pada benda diam diatas meja. balok 23 Lampiran 1 Kartu Tugas KARTU TUGAS. Topik : 1. Menggambar Gaya Pada Benda Diam Tahap 1 : Menggambar gaya pada benda diam diatas meja. Tugas 1a balok Gambarkan gaya gaya yang bekerja pada balok yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Kristen Kanaan Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : VIII /1 Materi Pokok : Cahaya dan Alat Optik Alokasi Waktu : 6x40 menit (2 Pertemuan)

Lebih terperinci

Gambar 1. Gambar 2. Hukum Pemantulan atau Hukum Snellius

Gambar 1. Gambar 2. Hukum Pemantulan atau Hukum Snellius 1. Pemantulan dan Cermin a. Pemantulan Kita dapat melihat benda disekitar kita karena benda memantulkan cahaya Pemantulan cahaya bergantung pada tempat jatuhnya cahaya Pemantulan baur adalah pemantulan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I RPP SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SATUAN PEMBELAJARAN

LAMPIRAN I RPP SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SATUAN PEMBELAJARAN LAMPIRAN I RPP SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SATUAN PEMBELAJARAN Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X3 / II Sekolah : SMA Nation Star Academy Surabaya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) Satuan Pendidikan : SMPK Santo Yusup Mojokerto

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) Satuan Pendidikan : SMPK Santo Yusup Mojokerto LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) Satuan Pendidikan : SMPK Santo Yusup Mojokerto Mata Pelajaran : Fisika Kelas : VIII A Semester : Genap Alokasi Waktu : 4 X 40 menit I. Standart Kompetensi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS SNAKES AND LADDERS GAME PADA PEMBELAJARAN TENTANG CERMIN CEKUNG

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS SNAKES AND LADDERS GAME PADA PEMBELAJARAN TENTANG CERMIN CEKUNG IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS SNAKES AND LADDERS GAME PADA PEMBELAJARAN TENTANG CERMIN CEKUNG Miyati, Marmi Sudarmi, Diane Noviandini Program studi Pendidikan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN

PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN KEGIATAN BELAJAR A. Landasan Teori PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN Dalam modul Fisika Dasar anda telah mempelajari optik geometrik. Dengan demikian, sampai sejauh ini sesungguhnya diharapkan anda telah

Lebih terperinci

LAMPIRAN I (Tab.1) Tabel Data Hasil Observasi Awal Siswa. Jenis Kelamin Skor Keterangan

LAMPIRAN I (Tab.1) Tabel Data Hasil Observasi Awal Siswa. Jenis Kelamin Skor Keterangan 97 LAMPIRAN I (Tab.1) Tabel Data Hasil Observasi Awal Siswa Skor nilai ulangan harian No Nomor Induk Jenis Kelamin Skor Keterangan 1. 1758 P 60 Tidak Tuntas 2. 1735 P 53 Tidak Tuntas 3. 1737 L 63 Tidak

Lebih terperinci

Eko Budiono, Hadi Susanto PENDAHULUAN

Eko Budiono, Hadi Susanto PENDAHULUAN PENYUSUNAN DAN PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SUB POKOK BAHASAN ANALISA KUANTITATIF UNTUK SOAL-SOAL DINAMIKA SEDERHANA PADA KELAS X SEMESTER I SMA Eko Budiono, Hadi

Lebih terperinci

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK Disusun oleh: Nita Nurtafita 107016300115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

OPTIK IRA RAHAYU

OPTIK IRA RAHAYU OPTIK IRA RAHAYU 060097 RIZAL MAULANA 0606028 TUJUAN Menentukan Fokus Cermin dan Lensa Menyelidiki Siat-Siat Bayangan dari Suatu Cermin dan Lensa DASAR TEORI Cermin Datar cermin datar adalah cermin yang

Lebih terperinci

BAB I : KONSEP PEMANTULAN

BAB I : KONSEP PEMANTULAN BAB I : KONSEP PEMANTULAN I.3. Cermin Cekung Sinar-sinar yg mengenai cermin pada titik dekat dgn sumbu utama AV dipantulkan melalui titik bayangan. Sinar tsb disebut sebagai sinar paraksial. Shg bayangan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII Puji Sumiati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:

Lebih terperinci

Lembar Observasi Awal Keaktifan Siswa. A = Kesiapan mengikuti pelajaran. C = Aktif bertanya saat KBM. B = Menyimak penjelasan guru. D = Merespon tugas

Lembar Observasi Awal Keaktifan Siswa. A = Kesiapan mengikuti pelajaran. C = Aktif bertanya saat KBM. B = Menyimak penjelasan guru. D = Merespon tugas 106 LAMPIRAN I-A Hari/Tanggal : Lembar Observasi Awal Keaktifan Siswa Berikan penilaian sesuai dengan rubrik yang dilaksanakan oleh tiap-tiap siswa dengan cara memberi tanda cek () pada kolom yang sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika sangat berperan penting dalam kehidupan karena setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan selalu berhubungan dengan fisika. Salah satu pokok bahasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Jenis Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian a. Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus pada peserta didik kelas

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG PERISKOP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG PERISKOP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG PERISKOP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Oleh, Destya Kusuma Astuti NIM: 192008006 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna

Lebih terperinci

EKSPERIMEN FISIKA DASAR II

EKSPERIMEN FISIKA DASAR II EKSPERIMEN FISIKA DASAR II PERCOBAAN 1 CERMIN CEMBUNG TUJUAN ; Menentukan Titik Fokus Cermin Cembung Menyelidiki sifat-sifat bayangan dari suatu cermin cembung. DASAR TEORI A A` f C S S` Gambar di atas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE BERBANTUAN ANIMASI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE BERBANTUAN ANIMASI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE BERBANTUAN ANIMASI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH : TARI PURNAMA SARI NIM F15111012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

1. Rumus descrates umum pada cermin Cara 1. Maka diperoleh

1. Rumus descrates umum pada cermin Cara 1. Maka diperoleh . Rumus descrates umum pada cermin Cara. Maka diperoleh b = a + i dan c = b + i a + c = 2i Dengan menganggap sudut b, c, dan i sangat kecil (yaitu sinar-sinarnya paraksial dan karen jarak OB sangat kecil

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA. Oleh, Siti Noor Fauziah

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA. Oleh, Siti Noor Fauziah PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA Oleh, Siti Noor Fauziah NIM : 192008027 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

13. Cahaya; Optika geometri

13. Cahaya; Optika geometri mitrayana@ugm.ac.id 3. Cahaya; Optika geometri 9/7/202 Benda terlihat Benda tersebut sumber cahaya: bola lampu, matahari, bintang dll Benda terlihat dari cahaya yang dipantulkannya . Model Berkas Cahaya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : XI/2 Materi Pokok : OPTIK GEOMETRI Alokasi Waktu : 1 x 3 Jam Pelajaran A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di SD Cokrowati Kecamatan Todanan Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah sekolah di daerah pedesaan yang berjarak ±1 Km dari pusat pemerintahan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama sekolah Kelas/Semester Mata Pelajaran Sub Pokok Bahasan Alokasi Waktu : SMA : X (Sepuluh)/ II (Dua) : Fisika : Cermin Datar : 2 x 45 Menit (Satu kali pertemuan)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). PTK merupakan penelitian berupa tindakan yang dilakukan guru di dalam kelas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : XI/2 Materi Pokok : OPTIK GEOMETRI Alokasi Waktu : 1 x 3 Jam Pelajaran A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian 1. Prosedur Penelitian Menurut pendapat Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2008:1.7) pengertian tindakan kelas yang merupakan terjemahan dari bahasa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 53 Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Matematika Materi : Teorema Phytagoras Kelas / Semester : Kelas VIII / II Alokasi Waktu : 6 x 80 menit (6 pertemuan) Standar Kompetensi :

Lebih terperinci

Lampiran XI: Soal Pemahaman Konsep Fisika Uji Coba. Soal Uji Coba Tes

Lampiran XI: Soal Pemahaman Konsep Fisika Uji Coba. Soal Uji Coba Tes 130 Lampiran XI: Soal Pemahaman Konsep Fisika Uji Coba Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Materi Alokasi Waktu Kompetensi Dasar Nama : Kelas : Hari/Tanggal : Soal Uji Coba Tes : IPA Terpadu : MTsN Durian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B Alat-alat Optik 119 B A B B A B 6 ALAT-ALAT OPTIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian pernah melihat alat seperti gambar di atas? Apakah alat tersebut? Alat itu dinamakan teropong. Teropong merupakan

Lebih terperinci

C E R M I N. Oleh: Anggi Budi Wirawan NIT: Akademi Pelayaran Niaga Semarang Desember

C E R M I N. Oleh: Anggi Budi Wirawan NIT: Akademi Pelayaran Niaga Semarang Desember C E R M I N Oleh: Anggi Budi Wirawan NIT: 13.49.1030 Akademi Pelayaran Niaga Semarang Desember - 2013 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, setiap harinya manusia tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas V SD Negeri 3 Grabagan Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan dengan jumlah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA 3 MAN 3 BANJARMASIN MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA VIRTUAL

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA 3 MAN 3 BANJARMASIN MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA VIRTUAL MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA 3 MAN 3 BANJARMASIN MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA VIRTUAL Siti hadijah, Muhammad Arifuddin Jamal, Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SDN Plumutan Penelitian ini dilaksanakan di SDN Plumutan Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan pendidikan : SMA. Kelas / semester : XI/ 2 Alokasi waktu :1 x 45 menit Materi pokok : Sifat Lensa Cembung A. Kompetensi Inti KI1 : Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung. Bab 7 Cahaya Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 7. Pensil yang dicelupkan ke dalam air Coba kamu perhatikan Gambar 7.. Sebatang pensil yang dicelupkan ke dalam gelas berisi air akan tampak bengkok jika dilihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tegalrejo yang terletak di Jalan Jumprit Km 4 Desa Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo

Lebih terperinci

merespon kesulitan siswa dalam waktu singkat dan dapat dilakukan setiap saat tanpa waktu koreksi yang lama?

merespon kesulitan siswa dalam waktu singkat dan dapat dilakukan setiap saat tanpa waktu koreksi yang lama? tahu, siswa tidak tahu, guru mengajar dan siswa diajar) berubah ke siswa aktif dan guru membantu. Peran guru lebih sebagai fasilitator yang membantu agar bentukan siswa itu berjalan efektif, efisien, dan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI IPS

STANDAR KOMPETENSI IPS 53 54 Lampiran I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Siklus I Sekolah : SD Negeri Tlogodalem Mata Pelajaran : Matematika (Tematik) Kelas/Semester : III (tiga) / 2 (dua) Alokasi Waktu : 4x35 menit (2xpertemuan)

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS SNAKES AND LADDERS GAME PADA MATERI TENTANG CERMIN CEKUNG. Oleh, Miyati NIM:

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS SNAKES AND LADDERS GAME PADA MATERI TENTANG CERMIN CEKUNG. Oleh, Miyati NIM: IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS SNAKES AND LADDERS GAME PADA MATERI TENTANG CERMIN CEKUNG Oleh, Miyati NIM: 192009045 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika,

Lebih terperinci

Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolahan : SD Negeri Watu Agung 1 Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Meteri Pokok : Sifat-Sifat Cahaya Kelas/Semester : V/II Alokasi Waktu : 2

Lebih terperinci

Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran

Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran vi Lembar Pengesahan Riwayat Hidup Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran DAFTAR ISI i ii iii iv vi ix xi xii BAB I : PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Identifikasi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING Bahrudin, Zainuddin, dan Suyidno Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

DESAIN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS CLEBO TOURNAMENT PADA MATERI FISIKA TENTANG CERMIN DATAR. Oleh, Krispina Marjayanti NIM:

DESAIN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS CLEBO TOURNAMENT PADA MATERI FISIKA TENTANG CERMIN DATAR. Oleh, Krispina Marjayanti NIM: DESAIN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS CLEBO TOURNAMENT PADA MATERI FISIKA TENTANG CERMIN DATAR Oleh, Krispina Marjayanti NIM: 192009002 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2011-2012, antara bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2012 di SDN

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN DAN LENSA. Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo

PERANGKAT LUNAK PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN DAN LENSA. Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo PERANGKAT LUNAK PEBENTUKAN BAYANGAN PADA CERIN DAN LENSA Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo Email: nirsal_e@yahoo.co.id Abstrak Dalam Ilmu isika banyak materi yang menarik untuk

Lebih terperinci

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. : Sifat-sifat Cahaya dan Proses Melihat

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. : Sifat-sifat Cahaya dan Proses Melihat RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I SMP / MTs Mata Pelajaran Tema Pokok bahasan Kelas / Semester : SMP N 1 Semanu : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : Cahaya dan Mata : Sifat-sifat Cahaya dan

Lebih terperinci

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII G SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 TOROH GROBOGAN 1 Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas Classroom Action Research (CAR) atau sering disebut dengan PTK. PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Nurhasnah, Rizal, dan Anggraini Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN Andy Sapta Program Pendidikan Matematika, Universitas Asahan e-mail : khayla2000@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Pra Siklus a. Pelaksanaan Tindakan Tabel

Lebih terperinci

Contoh Silabus dan RPP

Contoh Silabus dan RPP Lampiran 2 Contoh Silabus dan RPP PRODI PEDIDIKAN SAINS UNESA 2013 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa CONTOH SILABUS IPA SMP Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : IPA

Lebih terperinci

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 1 PEUSANGAN email: raudhatuljannah183@yahoo.com email: asrulkarim@ymail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tlogodalem. SD Negeri Tlogodalem terletak di Dusun Ngadisari, Desa Tlogodalem, Kecamatan Kertek, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkuyudan No.2. Lokasi sekolah berada di jalan Samanhudi No.32 Kelurahan Purwosari,

Lebih terperinci

LAMPIRAN I ( RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ) A. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. : SMP Kristen Sendang Tulungagung

LAMPIRAN I ( RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ) A. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. : SMP Kristen Sendang Tulungagung LAMPIRAN I ( RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ) A. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah Kelas/Semester Mata Pelajaran Pokok Bahasan : SMP Kristen Sendang Tulungagung : VIII/II : Fisika

Lebih terperinci

FIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA

FIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA A. PENDAHULUAN Optika adalah ilmu yang mempelajari tentang cahaya. Siatsiat cahaya: ) Memiliki cepat rambat 3,0 x 0 8 m/s 2) Merupakan gelombang transversal dan elektromagnetik 3) Merambat dalam arah lurus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 08 Fisika

Antiremed Kelas 08 Fisika Antiremed Kelas 08 Fisika Cahaya - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: AR08FIS0699 Version: 2012-08 halaman 1 01. Berikut yang merupakan sifat cahaya adalah. (A) Untuk merambat, cahaya memerlukan medium

Lebih terperinci

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus.

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus. Bab XXIII CAHAYA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Peta Konsep Cahaya mengalami Perambatan cahaya Pemantulan cahaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu action research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas (Wardhani, 2007:1.3).

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH : SUCI SEKARWATI NIM F15111030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu 50 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Siklus I 1. Implementasi Siklus I Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu pada tanggal 16 September 2014. Pembelajaran pada siklus

Lebih terperinci

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI OPTIK GEOMETRI (Kelas XI SMA) TRI KURNIAWAN 15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI 1 K o m p u t e r i s a s i P e m b e l a j a r a n F i s i k a OPTIK GEOMETRI A. Kompetensi

Lebih terperinci

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan belajarberupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan belajarberupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi 24 Bab III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Kelas (PTK). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Aursati Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar

Lebih terperinci

Syamsinar Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9

Syamsinar Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Pemahaman Konsep Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Palu pada Materi Pembiasan Cahaya Syamsinar inarnore@yahoo.com Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mlilir 01, yaitu sekolah dasar yang terletak di Dusun Mlilir, Desa Mlilir, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci