Japan International Cooperation Agency

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Japan International Cooperation Agency"

Transkripsi

1 Japan International Cooperation Agency

2 KATA PENGANTAR Daftar isi Sistem penyediaan air bersih bantuan Jepang memberikan kebahagiaan dan peningkatan kesehatan bagi anak-anak Kamboja Globalisasi yang cepat dan tantangan-tantangan baru, khususnya kondisi krisis keuangan dan perubahan iklim, telah menyebabkan terjadinya perubahan mendasar dalam ekonomi politik baik di dunia negara berkembang maupun komunitas donor internasional. Sejak pembentukannya pada 1974, Badan Kerjasama Internasional Jepang, yang dikenal dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) telah membangun berbagai bentuk kerjasama teknik di lebih dari 150 negara dan wilayah. Seiring dengan berjalannya waktu, peranan JICA pun telah berubah. Kini JICA lebih berorientasi pada lapangan, bekerja lebih dekat dengan mitra pemerintah, organisasi donor internasional, perusahaan swasta dan, yang terpenting dari semua itu adalah bekerja sama dengan penduduk serta masyarakat lokal untuk mewujudkan harapan bagi masa depan yang lebih baik. Pada Oktober 2008, JICA bergabung dengan bagian Operasi Kerjasama Ekonomi Luar Negeri (OECO), sebagai bagian dari organisasi Bank Jepang untuk Kerjasama Internasional atau dikenal dengan JBIC (Japan Bank for International Cooperation). Kini JICA baru, sebagai badan donor bilateral terbesar dunia, dapat memberikan dukungan dalam bentuk Kerjasama Teknik, Pinjaman Bersyarat Lunak dan Hibah secara terpadu dan harmonis, untuk berbagai bidang pembangunan, mulai dari proyek infrastruktur hingga proyek ditingkat akar rumput. JICA Profile ini memberikan gambaran mengenai strategi organisasi dan kegiatan operasional JICA baru yang beraneka ragam. Adapun Visi organisasi JICA adalah mewujudkan Pembangunan yang Inklusif dan Dinamis untuk mencapai ketahanan manusia bagi seluruh masyarakat dunia. KATA PENGANTAR...2 Kerjasama Internasional Tantangan Global dan Dukungan bagi Negara-Negara Berkembang...3 Inisiatif JICA Sebagai Jembatan Penghubung antara Jepang dan Negara-Negara Berkembang...5 Inisiatif dalam Konteks Wilayah [Asia] Membangun Kerjasama Sesuai Kebutuhan dengan Keragaman Wilayah...9 [Timur Tengah dan Eropa] Dukungan bagi Stabilitas,Perdamaian dan Kesejahteraan Wilayah...11 [Afrika] Dukungan bagi Terwujudnya Rasa Memiliki Afrika dalam Pembangunan...12 [Amerika Latin dan Kepulauan Karibia] Dukungan bagi Pelestarian Lingkungan dan Penanganan Perubahan Iklim, Pertumbuhan Ekonomi yang Berkesinambungan serta Pengentasan Kemiskinan...13 [Wilayah Pasifik] Memperluas Dukungan dalam Mengatasi Ketidakstabilan Negara-Negara Kepulauan Kecil...14 Kemitraan JICA Menuju Efektifitas...15 Rangkuman JICA...17 Sadako O GATA Presiden Japan International Cooperation Agency 1 2

3 Kerjasama Internasional Tantangan Global dan Dukungan bagi Negara-Negara Berkembang --- Selama lebih dari setengah abad, JICA telah berkiprah sebagai badan pelaksana Pembangunan Resmi (ODA) Jepang --- Isu Globalisasi dan Keragaman Saat ini jumlah penduduk dunia telah mencapai lebih dari 6 milyar, dimana 80% dari total jumlah tersebut berada di negara-negara berkembang. Walaupun dalam beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan ekonomi terus berlanjut di sebagian negara-negara berkembang, namun kenyataannya masih terdapat 1,2 miliar penduduk yang hidup dengan penghasilan kurang dari satu dolar Amerika per hari, sementara masih banyak yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman, pendidikan yang memadai atau pelayanan kesehatan dan medis yang layak. Seiring dengan cepatnya perkembangan globalisasi ekonomi dan masyarakat, ada kekhawatiran bahwa isu-isu tersebut selain memberikan dampak bagi negara-negara berkembang, pada akhirnya akan berdampak juga pada komunitas internasional secara keseluruhan. Oleh karena itu, dukungan terhadap negara berkembang menjadi sangat penting dalam menyelesaikan isu-isu global, seperti lingkungan, sumber daya dan pangan. Untuk mengatasi tantangan tersebut, pada 2000, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi Deklarasi Milenium PBB (UN Millennium Declaration), yang menetapkan beberapa Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs) yang harus dilaksanakan oleh dunia agar dapat dicapai sebelum MDGs menjelaskan target kuantitatif untuk delapan bidang, seperti pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesetaraan gender (meningkatkan status wanita), pelayanan kesehatan dan lingkungan. Apabila penduduk yang menempati planet kita ini terdiri dari 100 orang.. maka : Penduduk yang tinggal di negara berkembang Mereka yang tetap bertahan walau hanya dengan pendapatan kurang dari 2 dolar per hari Mereka yang tidak memiliki akses terhadap sarana air minum yang aman Anak-anak yang tidak dapat bertahan hidup sampai usia 5 tahun Mereka yang tidak mendapatkan gizi yang cukup Mereka yang tidak memiliki akses terhadap sarana listrik Penduduk yang buta huruf 80 (sekitar 5,2 milyar) 40 (sekitar 2,6 milyar) 17 (sekitar 1,1 milyar) 8 (sekitar 0,5 milyar) 17 (sekitar 1,1 milyar) 25 (sekitar 1,6 milyar) 18 (sekitar 1,2 milyar) Mendukung Negara-Negara Berkembang menjadi Anggota Komunitas Global yang Aktif Jepang mengimpor lebih dari 90% untuk sumber daya alamnya, seperti minyak, gas alam, dan bijih besi, serta 60% untuk pangan. Jepang juga mengekspor banyak produknya ke dunia. Perdagangannya dengan negara-negara berkembang mencapai 60% dari keseluruhan impornya dan 40% dari ekspornya, sehingga negara-negara tersebut menjadi mitra yang sangat penting bagi Jepang. Untuk mempererat kemitraan dengan negara-negara berkembang dan memberikan sumbangsih terhadap stabilitas internasional, Jepang telah menyediakan Pembangunan Resmi (ODA) bagi negara-negara berkembang selama lebih dari setengah abad. Sebagai organisasi yang berperan dalam menyediakan ODA, JICA telah membantu pengembangan sumber daya manusia (SDM), alih teknologi dan pengembangan infrastruktur di berbagai negara melalui kerjasama teknik, pinjaman ODA dan memberikan bantuan hibah dalam kerangka kerjasama bilateral. Kegiatannya telah mendapat pengakuan yang tinggi atas kesuksesannya dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan di berbagai negara Asia dan di berbagai belahan dunia. JICA juga telah membangun kerjasama yang erat dengan pemerintah negaranegara industri maju dan organisasi bantuan internasional dalam mencapai MDGs dan mengatasi isu-isu global seperti perubahan iklim. Sumber: UNDP, Laporan Pembangunan Manusia 2007 / Angka dalam kurung mengindikasikan angka sebenarnya yang berkaitan dengan penduduk dunia. 4

4 Inisiatif JICA Sebagai Jembatan Penghubung antara Jepang dan Negara-Negara Berkembang JICA memberikan bantuan dan dukungan bagi negara-negara berkembang karena perannya sebagai badan pelaksana ODA Jepang. Sesuai dengan visinya Pembangunan yang Inklusif dan Dinamis, JICA mendukung upaya negara-negara berkembang dalam mengatasi persoalan yang dihadapinya dengan cara-cara yang paling tepat melalui berbagai pendekatan bantuan dengan menggabungkan pendekatan berbasis regional, negara, maupun berorientasi isu pembangunan. ODA dan JICA Sejak bergabung dalam Colombo Plan* 1 pada 1954, Jepang telah memberikan bantuan teknik dan pendanaan bagi negara-negara berkembang melalui ODA, dengan tujuan untuk memberikan kontribusi terhadap perdamaian dan kemajuan pembangunan masyarakat internasional yang akhirnya dapat memberikan keamanan dan kemakmuran Jepang* 2. JICA memiliki tanggung jawab untuk mengelola seluruh ODA, seperti kerjasama teknik, pinjaman ODA dan bantuan hibah secara terpadu, kecuali kontribusi yang diberikan melalui organisasi internasional. JICA, sebagai badan donor bilateral terbesar di dunia, berada di lebih dari 150 negara dan wilayah serta memiliki sekitar 100 kantor perwakilan di seluruh dunia. *1 Colombo Plan merupakan suatu organisasi kerjasama yang dibentuk pada 1950 dengan tujuan mendukung pembangunan ekonomi dan sosial negara-negara di Asia Selatan, Asia Tenggara dan wilayah Pasifik. Kantor pusatnya berada di Kolombo, Srilanka. *2 Dikutip dari ODA Charter, yang direvisi pada Agustus (ODA) Bilateral Jepang Berdasarkan Sektor Pembangunan Perlindungan lingkungan hidup, dll. 8,1% Sektor produksi (pertanian, kehutanan, perikanan, perdagangan, pariwisata, dll.) 9,9% 2007 Infrastruktur & pelayanan sosial (pendidikan, kesehatan, penyediaan air, dll.) 27,1% Sumber: Japan s Official Development Assistance White Paper 2008 Pencairan (bruto) * (Dalam juta Dolar AS) pinjaman 5.682,67 49% Lain-lain 31,3% (ODA) Bilateral Jepang Berdasarkan Jenis Personil yang Terlibat dalam Operasional Kegiatan JICA 2007 Infrastruktur & pelayanan ekonomi (transportasi, energi, dll.) 23,6% hibah 3.413,91 29% Kerjasama teknik 2.568,91 22% *Pencairan (bruto) tidak termasuk jumlah yang diterima dari bantuan pinjaman. Sumber: Japan s Official Development Assistance White Paper 2008 Pembangunan Resmi (ODA) bilateral Bentuk Kerjasama multilateral Peserta pelatihan teknik Penugasan Tenaga Ahli Penugasan Tenaga Ahli Muda Jepang (JOCV) JICA Kontribusi keuangan melalui organisasi internasional Penugasan Sukarelawan Lainnya Informasi terkini tersedia di situs JICA. TA Kerjasama Teknik Pinjaman ODA (Pinjaman Lunak) Hibah* *Beberapa jenis Hibah akan tetap diberikan langsung oleh Kementrian Luar Negeri Jepang dalam rangka kebijakan diplomatik. (Orang) Total Kumulatif Guna pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan perumusan sistem administrasi di negara-negara berkembang, kerjasama teknik melibatkan penugasan tenaga ahli Jepang, penyediaan peralatan yang dibutuhkan dan penerimaan para personil dari negara-negara berkembang untuk pelatihan di Jepang serta negara lainnya. Rencana kerjasama bisa disesuaikan sehingga dapat mencakup berbagai isu pembangunan. pertanian untuk Uganda Pinjaman ODA dapat mendukung negaranegara berkembang yang memiliki tingkat pendapatan di atas level tertentu dengan memberikan pinjaman lunak, tingkat bunga rendah dan pengembalian jangka panjang, (dalam Yen Jepang) untuk membiayai pembangunannya. Pinjaman ODA digunakan untuk pembangunan infrastruktur skala besar dan berbagai sarana dan prasarana lainnya yang memerlukan pembiayaan atau dana besar bagi pembangunan. Jembatan Bosphorus kedua di Turki hibah adalah penyediaan dana yang tidak memerlukan pengembalian bagi negara-negara berkembang yang memiliki tingkat pendapatan rendah. hibah dimanfaatkan untuk meningkatkan infrastruktur dasar seperti sekolah, rumah sakit, fasilitas penyediaan air dan jalan, termasuk penyediaan pelayanan kesehatan dan medis, berikut peralatan yang diperlukan serta berbagai kebutuhan lainnya. Pembangunan sekolah dasar dan menengah di Yaman (ODA) Negara-Negara Anggota Utama DAC* (Juta Dolar AS) (Pencairan Neto ) United States Germany France United Kingdom Japan Italy Canada (Tahun kalender) *DAC : Development Assistance Committee (Komite Pembangunan) Sumber : OECD DAC Pengiriman tenaga ahli Tenaga ahli Jepang (kiri) mengajarkan teknik pemurnian air di Kamboja Penerimaan peserta pelatihan Para peserta pelatihan mempelajari teknik pertanian di Jepang Darurat Tim Darurat Jepang di Algeria Kerjasama melalui Partisipasi Masyarakat JICA Global Plaza di Tokyo Kerjasama ini memberikan kontribusi bagi pengembangan SDM dan perumusan sistematika kelembagaan melalui pengiriman tenaga ahli ke negara-negara berkembang melalui berbagi teknologi yang diperlukan oleh negara-negara yang terkait dan memberi rekomendasi untuk para pejabat administratif serta personil di bidang teknik dalam rangka pembangunan ekonomi dan sosial negara-negara tersebut. Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan teknologi khusus Jepang melalui pelatihan administrator, teknisi dan peneliti dari negara-negara berkembang, serta memberikan kontribusi untuk membantu pemecahan masalah yang dihadapi oleh negaranegara tersebut. Program pelatihan ini dilaksanakan di Jepang melalui kerjasama dengan pemerintahan pusat dan daerah, universitas, perusahaan swasta, organisasi non pemerintah (ORNOP) serta pihak dan institusi Jepang terkait lainnya. Jika terjadi bencana besar di luar negeri, JICA mengirim Tim Darurat Jepang (JDR) untuk menanggapi kebutuhan yang mendesak atas dasar usulan pemerintah negara yang terkena bencana atau organisasi internasional sesuai dengan keputusan Pemerintah Jepang. Tim-tim ini bertugas mencari orang hilang, terlibat dalam upaya penyelamatan, memberikan pertolongan pertama dan perawatan medis untuk para korban yang terluka atau sakit, serta memberikan masukan mengenai proses pemulihan terbaik. JICA juga melakukan pengiriman barang dan peralatan darurat seperti selimut, tenda dan obat-obatan. JICA menugaskan sukarelawan seperti Tenaga Ahli Muda Jepang (JOCV), mengelola proyek berdasarkan donasi melalui JICA Fund, dan meningkatkan pendidikan pembangunan (dalam hal peningkatan pemahaman isu-isu internasional) untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Jepang tentang berbagai permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara berkembang. JICA bekerjasama melalui berbagai cara seperti bermitra dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM), pemerintah daerah, universitas dan organisasi lain yang terlibat dalam kegiatan kerjasama internasional. 6

5 Inisiatif JICA Visi, Misi dan Strategi JICA Ada banyak permasalahan dunia yang harus diatasi oleh masyarakat internasional, sehingga tidak bisa ditangani oleh masing-masing negara. Dalam menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut, sesuai dengan Visinya, JICA telah mencanangkan empat Misi yang dapat dicapai melalui empat pilar Strategi utamanya. Operasional kerjasama JICA akan dilaksanakan berdasarkan Visi dan Misi-Misinya ini. Alur Operasional JICA dalam Menyediakan JICA berupaya memberikan dukungan secara efisien dan efektif sesuai kebijakan bantuan Pemerintah Jepang, yang dikembangkan dengan menghindari adanya bias dan memiliki perspektif yang lebih luas dari sekedar skema bantuan seperti kerjasama teknik, pinjaman ODA dan bantuan hibah. Pada intinya, JICA secara cepat melakukan perancangan dan pelaksanaan proyek berdasarkan survei persiapan untuk mempelajari substansi bantuan yang diperlukan di lokasi proyek sebelum menerima proposal bantuan dari negara mitranya. Misi 1 Menitikberatkan pada agenda global, seperti perubahan iklim, air, pangan, energi, penyakit menular dan keuangan Misi 3 Menitikberatkan pada Agenda Global Penguatan Tata Kelola Pemerintahan Penguatan kebijakan, institusional, organisasi dan sumber daya manusia (SDM) sebagai pranata atau perangkat dasar pembangunan Visi Pembangunan yang Inklusif dan Dinamis Misi 2 Menekankan pentingnya pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan melalui pertumbuhan yang inklusif dan merata Misi 4 Pengentasan Kemiskinan melalui Pertumbuhan yang Berkeadilan Pencapaian Ketahanan Manusia* Melindungi diri manusia dari berbagai ancaman dan membangun masyarakat untuk dapat hidup secara bermartabat [Pemerintah Jepang] Kebijakan Luar Negeri, Kebijakan Proposal bantuan dari negara-negara mitra [Pemerintah Jepang] Persetujuan, Penandatanganan Perjanjian Internasional Penilaian kerjasama teknik JICA Strategi bantuan berbasis wilayah, negara dan tematik Survei persiapan untuk perancangan proyek Penilaian pinjaman ODA Pelaksanaan, pengawasan Penilaian bantuan hibah Masukan 4 strategi *Definisi Ketahanan Manusia menurut Komisi Ketahanan Manusia adalah melindungi inti dari seluruh kehidupan manusia melalui perluasan kebebasan manusia dan pemenuhan kebutuhan manusia. Human Security Now, Komisi Ketahanan Manusia 2003, New York Evaluasi* * JICA melakukan evaluasi terhadap proyek-proyeknya dengan menggunakan siklus Rencana-Tindakan-Pemeriksaan-Aksi (Plan-Do-Check-Act atau PDCA) untuk setiap skema baik kerjasama teknik, pinjaman ODA maupun bantuan hibah, dan selanjutnya sistem tersebut diterapkan pula untuk memperbaiki mekanisme operasional dan untuk mencapai akuntabilitas publik yang lebih memadai. Strategi1 Strategi2 Strategi3 Strategy 4 yang Terintegrasi Menggabungkan dukungan kebijakan, penguatan institusi, pengembangan kapasitas SDM serta pembangunan infrastruktur yang bersifat lintas batas dan lintas sektor yang Berkesinambungan Penyediaan bantuan yang cepat dan berkesinambungan, mulai dari bantuan darurat sampai pada rehabilitasi atau rekonstruksi dan membangun perdamaian Memenuhi kebutuhan pembangunan yang fleksibel sesuai dengan tingkat pencapaian pembangunan secara spesifik, mulai dari negara-negara yang paling terbelakang sampai pada negaranegara berpenghasilan menengah Promosi terhadap Kemitraan dalam Pembangunan Mempromosikan kemitraan pemerintah - swasta Menerapkan teknologi dan pengetahuan Memperkuat kemitraan dalam komunitas donor internasional Pengembangan Penelitian dan Berbagi Pengetahuan (Knowledge-Sharing) Peningkatan fungsi penelitian dalam pembangunan dengan memanfaatkan pengalaman JICA yang luas di berbagai negara Berbagi hasil temuan penelitian dan mempelopori berbagai diskusi terkait bantuan pembangunan internasional Misi Pusat Penelitian JICA Pusat Penelitian JICA (JICA-RI) melakukan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan berbagai masalah pembangunan di negara-negara berkembang dan memberikan kontribusi terhadap strategi bantuan JICA dalam mendukung penyelesaian berbagai isu tersebut mengacu pada tiga Misinya, yaitu : Orientasi terhadap kebijakan, studi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan kontribusi yang substantif bagi bidang pembangunan internasional Analisis isu-isu pembangunan di negara berkembang dan memberikan kontribusi bagi penyusunan strategi bantuan JICA Memperkuat keterbukaan informasi di Jepang dan di luar negeri serta meningkatkan eksistensi Jepang Informasi lebih lengkap tersedia di situs JICA. JICA-RI juga mengelola Perpustakaan JICA

6 Inisiatif Wilayah / Asia Membangun Kerjasama Sesuai Kebutuhan dengan Keragaman Wilayah Di wilayah Asia, walaupun beberapa negara telah memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun negara-negara lainnya masih bergelut dengan kemiskinan atau konflik. Bahkan untuk negara yang telah memiliki pertumbuhan tinggipun, masih ada kesenjangan yang semakin meningkat antara wilayah pedesaan dan perkotaan serta tantangan dalam pengentasan kemiskinan dan penyelesaian masalah pengangguran yang dihadapinya. Selain itu, seiring dengan tingkat pertumbuhan ekonomi, kemerosotan kualitas lingkungan di wilayah perkotaan seperti timbulnya polusi semakin meningkat. JICA memfokuskan kegiatan operasionalnya pada isu-isu yang dipertimbangkan memberikan dampak terhadap keamanan dan kemakmuran Jepang dengan cara memberikan dukungan yang paling tepat dalam memenuhi beragam kebutuhan di negara-negara tersebut. Asia Tenggara Asia Selatan Asia Timur, Tengah dan Kaukasus Hasil Operasional di Asia (TA 2007) (juta dolar AS) Pinjaman ODA 7.891,80 Kerjasama teknik 401,48 hibah 503,13 (Orang) Penugasan Tenaga Ahli Penugasan Tenaga Ahli Muda (JOCV) Peserta pelatihan teknik Asia Tenggara Pertumbuhan yang Berkesinambungan melalui Kemitraan Pemerintah - Swasta JICA melakukan advokasi dan memberikan kontribusi bagi stabilitas ekonomi makro dan pendanaan publik di masing-masing negara dalam wilayah ini. Peningkatan dan perbaikan iklim usaha dan investasi juga dibutuhkan untuk mengembangkan investasi dari sektor swasta. Untuk tujuan tersebut, JICA mengutamakan pengembangan infrastruktur ekonomi dan SDM sehingga dapat mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Kerjasama dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan (Menurunkan Kesenjangan Sosial) Dalam rangka menurunkan kesenjangan sosial di tingkat domestik dan intra-regional, JICA memberikan dukungan untuk memperluas pelayanan sosial dasar dan pengembangan masyarakat melalui perbaikan mata pencaharian, penyediaan pelayanan kesehatan dan pendidikan untuk masyarakat yang masih di bawah garis kemiskinan. Sebagai contoh, JICA berupaya menciptakan perdamaian di Mindanao (Filipina) dan membangun kawasan Timur Indonesia. Mengatasi Masalah-Masalah Lintas Batas Sumber: Japan s Official Development Assistance Data by Country 2008, Japan International Cooperation Agency Annual Report 2008 Saat integrasi ASEAN mencapai momentumnya di Asia Tenggara, JICA memfokuskan pada penyelesaian masalah-masalah transnasional, seperti pelestarian lingkungan, adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim, pemulihan, rekonstruksi dan pencegahan bencana, pengendalian penyakit menular dan peningkatan keselamatan maritim. Pembangunan terminal bandara internasional guna memfasilitasi pergerakan orang dan barang (Vietnam) Seorang tenaga ahli Jepang memberikan bimbingan teknis pada para bidan di sebuah pusat kesehatan (Kamboja) Asia Selatan Menciptakan Perdamaian dan Mendukung Demokratisasi Sebagai anggota masyarakat internasional, JICA bekerja untuk memajukan perdamaian dan stabilitas di Afghanistan, Pakistan dan Sri Lanka serta memberikan dukungan untuk demokratisasi di Nepal. Khusus untuk Afghanistan, JICA memberikan dukungan yang bertujuan untuk menciptakan stabilitas di tingkat regional sehingga diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap situasi politik di negara-negara tetangganya, seperti Pakistan. Pertumbuhan Ekonomi yang Berkesinambungan JICA terus mendukung terciptanya pertumbuhan yang berkelanjutan di negara-negara yang telah mengalami peningkatan ekonomi yang sangat pesat, seperti India, melalui pinjaman ODA untuk pengembangan infrastruktur, termasuk sektor transportasi dan energi. JICA juga mendukung usaha pencegahan polusi lingkungan yang disebabkan oleh pembangunan ekonomi. Pencegahan Bencana Alam dan Rekonstruksi Paska-Bencana Sehubungan dengan adanya berbagai kekhawatiran terhadap dampak perubahan iklim, termasuk naiknya permukaan laut dan erosi glasial, di negara-negara seperti Pakistan, Bangladesh, Bhutan dan Maladewa, JICA berupaya untuk memberikan dukungan pada pencegahan dan rehabilitasi paska-bencana serta pengiriman bantuan darurat bencana. * Angka yang tertera menurut kategori wilayah JICA * Nilai tukar yang ditentukan oleh DAC (2007) : US$ 1 = 117,80 Dukungan untuk pendidikan dasar dalam rangka meningkatkan kualitas kegiatan belajar-mengajar (Afghanistan) Delhi Metro dibangun dengan teknologi dan pengalaman Jepang (India) Asia Timur, Tengah dan Kaukasus Fokus pada konservasi bakau sebagai salah satu langkah adaptasi perubahan iklim yang efektif (Indonesia) Revetment pantai di Pulau Male dibangun untuk mengurangi dampak tsunami (Maladewa) Kerjasama Jepang-Cina untuk Isu-isu Lingkungan Hidup Dalam rangka menangani masalah-masalah lingkungan yang tidak hanya ada di Cina, tetapi juga pada tingkat global, JICA memanfaatkan pengalaman dan teknologi Jepang secara efektif untuk mendukung langkah-langkah anti-polusi, pelestarian ekologis, pengembangan sistem dan kebijakan lingkungan, serta pengembangan SDM di bidang lingkungan hidup. Melanjutkan Kerjasama di Asia Tengah JICA mendukung kerjasama di Asia Tengah dan Kaukasus melalui pengembangan infrastruktur transportasi sesuai kebijakan Pemerintah Jepang yang dicanangkan dalam Dialog Asia Tengah plus Jepang dan dukungan terhadap pengentasan kemiskinan melalui reformasi ekonomi yang berorientasi pasar dan pembangunan wilayah pedesaan di negara-negara terkait. 9 Mengidentifikasi asal-muasal debu kuning dengan meng analisa pasir yang dikumpulkan dari wilayah padang pasir (Cina) Mendukung kemandirian pembangunan melalui transisi menuju ekonomi pasar (Kirgistan) 10

Sejarah AusAID di Indonesia

Sejarah AusAID di Indonesia Apakah AusAID Program bantuan pembangunan luar negeri Pemerintah Australia merupakan program yang dibiayai Pemerintah Federal untuk mengurangi tingkat kemiskinan di negaranegara berkembang. Program ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan Indonesia dengan Jepang telah berlangsung cukup lama dimulai dengan hubungan yang buruk pada saat penjajahan Jepang di Indonesia pada periode tahun 1942-1945

Lebih terperinci

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

BAB II. Penerapan Program Official Development Assistance (ODA) di Indonesia

BAB II. Penerapan Program Official Development Assistance (ODA) di Indonesia BAB II Penerapan Program Official Development Assistance (ODA) di Indonesia Pada bab ini berisi penjelasan mengenai sejarah beserta latar belakang diadakannya Program ODA Jepang secara umum danjuga khususnya

Lebih terperinci

Dukungan bagi Terwujudnya Rasa Memiliki Afrika dalam Pembangunan

Dukungan bagi Terwujudnya Rasa Memiliki Afrika dalam Pembangunan Inisiatif Wilayah / Timur Tengah dan Eropa Inisiatif Wilayah / Afrika Dukungan bagi Stabilitas, Perdamaian, dan Kesejahteraan Wilayah Timur Tengah dan Eropa adalah dua wilayah yang memiliki gambaran berbeda

Lebih terperinci

Lembar Data Proyek. Pembiayaan. Tanggal Pembuatan PDS. PDS Diperbarui 2 Apr 14. Nama Proyek

Lembar Data Proyek. Pembiayaan. Tanggal Pembuatan PDS. PDS Diperbarui 2 Apr 14. Nama Proyek PDS terjemahan ini didasarkan pada versi Inggrisnya yang bertanggal 10 April 2014. Lembar Data Proyek Lembar Data Proyek (Project Data Sheets/PDS) berisi informasi ringkas mengenai proyek atau program:

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR KEP.99/M.PPN/HK/11/2011 TENTANG RENCANA PEMANFAATAN HIBAH TAHUN 2011-2014 MENTERI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Jepang merupakan salah satu negara maju dimana Official Development

BAB V KESIMPULAN. Jepang merupakan salah satu negara maju dimana Official Development BAB V KESIMPULAN Jepang merupakan salah satu negara maju dimana Official Development Assistance (ODA) digunakan sebagai kebijakan bantuan luar negeri yang bergerak dalam hal pembangunan bagi negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. <http://www.japantimes.co.jp/news/2013/06/01/world/the-evolution-of-ticad-since-its-inception-in-1993/>, diakses 16 Juni 2016.

BAB I PENDAHULUAN. <http://www.japantimes.co.jp/news/2013/06/01/world/the-evolution-of-ticad-since-its-inception-in-1993/>, diakses 16 Juni 2016. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak kebijakan ODA Jepang mulai dijalankan pada tahun 1954 1, ODA pertama kali diberikan kepada benua Asia (khususnya Asia Tenggara) berupa pembayaran kerusakan akibat

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs Outline Presentasi PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II Bengkulu, 14 Oktober 2014 Kristanto Sinandang UNDP Indonesia Proses Penyusunan SDGs Tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA Agenda Perserikatan Bangsa-Bangsa 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan Indikator

Lebih terperinci

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan Dr. Hefrizal Handra Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang 2014 Deklarasi MDGs merupakan tantangan bagi negara miskin dan negara berkembang untuk mempraktekkan good governance dan komitmen penghapusan

Lebih terperinci

ASIAN DEVELOPMENT BANK OPERASI SEKTOR SWASTA

ASIAN DEVELOPMENT BANK OPERASI SEKTOR SWASTA ASIAN DEVELOPMENT BANK OPERASI SEKTOR SWASTA Siapa Kami Private Sector Operations Department (PSOD) dari Asian Development Bank (ADB) mendorong, menjembatani, dan memberi pembiayaan pada perusahaan swasta

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED)

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED) ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED) Latar Belakang The Asia-Pacific Parliamentarians' Conference on Environment and Development (APPCED) didirikan oleh Parlemen

Lebih terperinci

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan PENGENTASAN KEMISKINAN & KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan Pengantar oleh: Rajiv I.D. Mehta Director Pengembangan ICA Asia Pacific 1 Latar Belakang Perekonomian dunia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan

BAB V KESIMPULAN. internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan BAB V KESIMPULAN Penelitian ini merupakan sarana eksplanasi tentang perilaku organisasi internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan suatu program atau agenda yang diimplementasikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya BAB V KESIMPULAN Keamanan energi erat hubungannya dengan kelangkaan energi yang saat ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya industrialisasi dan kepentingan militer. Kelangsungan

Lebih terperinci

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Bapak Presiden SMU PBB, Saya ingin menyampaikan ucapan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 [Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Kajian Tengah Waktu Strategi 2020. Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

Kajian Tengah Waktu Strategi 2020. Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Kajian Tengah Waktu Strategi 2020 Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Kajian Tengah Waktu (Mid-Term Review/MTR) atas Strategi 2020 merupakan

Lebih terperinci

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM MUHAMMAD NAFIS 140462201067 PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM Translated by Muhammad Nafis Task 8 Part 2 Satu hal yang menarik dari program politik luar negeri Jokowi adalah pemasukan Samudera Hindia sebagai

Lebih terperinci

MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN

MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN 11. Penanggulangan perubahan iklim merupakan tema inti agenda pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

Lebih terperinci

Deklarasi Dhaka tentang

Deklarasi Dhaka tentang Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini lebih mengacu pada tulisan-tulisan yang berkaitan dengan peran organisasi internasional dalam peacebuilding.

Lebih terperinci

Press Release The Asia Pacific Regional Parliamentarian and CSO Forum on MDG Acceleration and the Post 2015 Development Agenda

Press Release The Asia Pacific Regional Parliamentarian and CSO Forum on MDG Acceleration and the Post 2015 Development Agenda Press Release The Asia Pacific Regional Parliamentarian and CSO Forum on MDG Acceleration and the Post 2015 Development Agenda Nusa Dua Bali, 25 26 Maret 2013 --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

Diskusi Post event Feedback G20 Summit. INFID, 3 Oktober 2013

Diskusi Post event Feedback G20 Summit. INFID, 3 Oktober 2013 Diskusi Post event Feedback G20 Summit INFID, 3 Oktober 2013 Framework G20 Usulan Masyarakat Sipil: Hasil G20 Summit Inklusif sebagai pilar keempat dari Strong, Framework G20 tetap yaitu Strong, Sustainable

Lebih terperinci

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017 LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017 A. Dasar Pemikiran Tanggal 10 Juli 2017, Pemerintah Indonesia telah mengundangkan Peraturan Presiden

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Proyek yang berfokus pada pemulihan masyarakat adalah yang paling awal dijalankan MDF dan pekerjaan di sektor ini kini sudah hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam kekurangan uang dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain seperti tingkat kesehatan,

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS) KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS) LATAR BELAKANG KONDISI KABUPATEN MAROS PASCA MDGs (RPJMD PERIODE 2010 2015) DATA CAPAIAN INDIKATOR MDGs TAHUN 2010 2015 MENUNJUKAN

Lebih terperinci

Mobilisasi Sumber Daya untuk Transformasi Sosial: Tantangan Kita

Mobilisasi Sumber Daya untuk Transformasi Sosial: Tantangan Kita Mobilisasi Sumber Daya untuk Transformasi Sosial: Tantangan Kita Kamala Chandrakirana Seminar Nasional Program Studi Kajian Gender UI Depok, 11 Februari 2015 Disampaikan dalam Seminar Nasional "Jaringan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Kebijakan Pemerintahan Daerah telah termuat dalam Peraturan Daerah Nomor 015 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

Meninjau Kerjasama Pembangunan bagi Pembiayaan Kesejahteraan

Meninjau Kerjasama Pembangunan bagi Pembiayaan Kesejahteraan Meninjau Kerjasama Pembangunan bagi Pembiayaan Kesejahteraan Mickael B. Hoelman choki.nainggolan@gmail.com Twitter: @ChokiHoelman Naskah disampaikan pada Konferensi PRAKARSA 2014 Akselerasi Transformasi

Lebih terperinci

KERANGKA STRATEGIS Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global

KERANGKA STRATEGIS Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global KERANGKA STRATEGIS 2012-2015 Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global Pertemuan Tahunan Para Presiden APRU ke 16 Universitas Oregon 27-29 Juni 2012 Draf per 24 Mei 2012 APRU: Sekilas Pandang 42

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. asing. Indonesia telah menjadikan Jepang sebagai bagian penting dalam proses

BAB V KESIMPULAN. asing. Indonesia telah menjadikan Jepang sebagai bagian penting dalam proses BAB V KESIMPULAN Dinamika hubungan diplomatik Indonesia dengan Jepang telah mengalami berbagai perkembangan, mulai dari masa penjajahan, kerjasama ekonomi hingga bidang politik dan keamanan. Politik luar

Lebih terperinci

Pedoman Pertimbangan Lingkungan dan Sosial Japan International Cooperation Agency

Pedoman Pertimbangan Lingkungan dan Sosial Japan International Cooperation Agency Pedoman Pertimbangan Lingkungan dan Sosial Japan International Cooperation Agency April 2004 Japan International Cooperation Agency JICA Daftar Isi Pedoman Pertimbangan Lingkungan dan Sosial Japan International

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses integrasi di berbagai belahan dunia telah terjadi selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam bidang ekonomi. Proses integrasi ini penting dilakukan oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN p PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Versi ke 3 akan diluncurkan tahun 2013

Versi ke 3 akan diluncurkan tahun 2013 2013 Versi ke 3 akan diluncurkan tahun 2013 Pesan Presiden Republik Indonesia (Peluncuran FSVA Nasional tahun 2009) Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhannya tidak hanya untuk

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009 KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009 Â Krisis keuangan global yang melanda dunia sejak 2008 lalu telah memberikan dampak yang signifikan di berbagai sektor perekonomian, misalnya

Lebih terperinci

Indonesia: Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik

Indonesia: Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik PDS terjemahan ini didasarkan pada versi Inggrisnya yang bertanggal 28 Oktober 2016. Indonesia: Akses Energi erkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik Nama Akses Energi erkelanjutan

Lebih terperinci

Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia

Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia Situasi Penelitian di Indonesia Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta orang, adalah negara terbesar keempat di dunia. Tingkat buta huruf rendah dan negara

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan sekuritas di Indonesia. Dahulu terdapat dua bursa efek di Indonesia, yaitu

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Endah Murniningtyas Deputi Bidang SDA dan LH Kementerian PPN/Bappenas Lokakarya Mengarusutamakan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Agenda

Lebih terperinci

ARENA KEBIJAKAN INTERNASIONAL

ARENA KEBIJAKAN INTERNASIONAL ARENA KEBIJAKAN INTERNASIONAL Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Pentingnya Analisa Kebijakan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

Presented by: M Anang Firmansyah IMF. system Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian

Presented by: M Anang Firmansyah IMF. system Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian Presented by: M Anang Firmansyah IMF Dana Moneter Internasional adalah Salah satu badan khusus dalam system Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian internasional pada tahun 1945

Lebih terperinci

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan urat-nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan nasional yang sangat vital perannya dalam ketahanan nasional. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2003, telah diterbitkan sebuah komisi independen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2003, telah diterbitkan sebuah komisi independen untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada tahun 2003, telah diterbitkan sebuah komisi independen untuk Indonesia yang dinamakan Indonesian Commission dan merupakan bagian dari Pusat Tindak Pencegahan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dampak globalisasi di bidang ekonomi memungkinkan adanya hubungan saling terkait dan saling memengaruhi antara pasar modal di dunia. Dampak globalisasi di bidang ekonomi diikuti

Lebih terperinci

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN 3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : 7 TAHUN 2015 TANGGAL : 18 SEPTEMBER 2015 KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Sekretariat Kementerian

Lebih terperinci

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia H T T P : / / U S. A N A L I S I S. V I V A N E W S. C O M / N E W S / R E A D / 2 8 4 0 2 5 - I N D O N E S I A - B I S A - J A D I - M A S A L A H - B A R U - B A G I - A S I A "Indonesia Bisa Jadi Masalah

Lebih terperinci

Latar Belakang. Tujuan setiap warga negara terhadap kehidupannya adalah

Latar Belakang. Tujuan setiap warga negara terhadap kehidupannya adalah STRATEGI DAN INOVASI PENCAPAIAN MDGs 2015 DI INDONESIA Oleh Dr. Afrina Sari. M.Si Dosen Universitas Islam 45 Bekasi Email: afrina.sari@yahoo.co.id ABSTRACT Indonesia telah berhasil mengurangi kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. BAB I PENDAHULUAN Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. Penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, terusmenerus, dan terpadu dengan menekankan pendekatan

Lebih terperinci

STUDI RENCANA INDUK TRANSPORTASI TERPADU JABODETABEK (TAHAP 2)

STUDI RENCANA INDUK TRANSPORTASI TERPADU JABODETABEK (TAHAP 2) Japan International Cooperation Agency (JICA) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Republik Indonesia No. STUDI RENCANA INDUK TRANSPORTASI TERPADU JABODETABEK (TAHAP 2) (The Study on Integrated

Lebih terperinci

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015 Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 segera dimulai. Tinggal setahun lagi bagi MEA mempersiapkan hal ini. I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA PERTEMUAN KHUSUS PARA PEMIMPIN NEGARA-NEGARA ASEAN, NEGARA-NEGARA LAIN, DAN ORGANISASI-ORGANISASI INTERNASIONAL

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Jepang sudah lama memiliki peran penting di dalam masyarakat internasional,

BAB IV KESIMPULAN. Jepang sudah lama memiliki peran penting di dalam masyarakat internasional, BAB IV KESIMPULAN Jepang sudah lama memiliki peran penting di dalam masyarakat internasional, khususnya dalam pembangunan negara-negara berkembang melalui pemberian ODA. Kebijakan ODA Jepang ini sangat

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PAKET KEBIJAKAN EKONOMI MENJELANG DAN SESUDAH BERAKHIRNYA PROGRAM KERJASAMA DENGAN INTERNATIONAL MONETARY FUND PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Oleh: Wahyu Susilo dalam Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil untuk SDGs Jakarta, 6-7 Oktober 2015

Oleh: Wahyu Susilo dalam Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil untuk SDGs Jakarta, 6-7 Oktober 2015 Oleh: Wahyu Susilo dalam Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil untuk SDGs Jakarta, 6-7 Oktober 2015 MDGs (dan dokumen luasnya Millennium Development Goals) diadopsi oleh UN GA September 2000 oleh 189 negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Logistik Nasional memiliki peran strategis dalam menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya sistem pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM

Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM 2016-2025 RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM 2016-2025

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN -62- BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2005-2025 4.1. Visi Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi Kabupaten Bangkalan sampai saat ini, isuisu strategis dan dengan memperhitungkan

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN

SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN Pertemuan Tingkat Tinggi Tentang Kewirausahaan akan menyoroti peran penting yang dapat dimainkan kewirausahaan dalam memperluas kesempatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah dicerminkan oleh besar kecilnya angka PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan PDRB Per Kapita. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasca perang Dunia II, Jepang telah menekankan kawasan Asia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pasca perang Dunia II, Jepang telah menekankan kawasan Asia sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasca perang Dunia II, Jepang telah menekankan kawasan Asia sebagai salah satu fokus dari kebijakan diplomatik khususnya kawasan Asia Tenggara. Hingga saat

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Perencanaan Dokumen perencanaan tahunan daerah yang digunakan sebagai acuan perencanaan pembangunan dan penyusunan anggaran Tahun 2014, adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL.

BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL BADAN-BADAN KERJASAMA EKONOMI KERJA SAMA EKONOMI BILATERAL: antara 2 negara KERJA SAMA EKONOMI REGIONAL: antara negara-negara dalam 1 wilayah/kawasan KERJA SAMA EKONOMI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Millenium Development Goals disingkat MDGs merupakan sebuah cita-cita

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Millenium Development Goals disingkat MDGs merupakan sebuah cita-cita 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Millenium Development Goals disingkat MDGs merupakan sebuah cita-cita pembangunan global yang menitikberatkan pembangunan pada pembangunan manusia (human development).

Lebih terperinci

Pengalaman ICA Cooptrade Project & Potensi Cooptrade 1978 to Rajiv I.D. Mehta Director Development, ICA AP Mantan Technical Officer Cooptrade

Pengalaman ICA Cooptrade Project & Potensi Cooptrade 1978 to Rajiv I.D. Mehta Director Development, ICA AP Mantan Technical Officer Cooptrade Pengalaman ICA Cooptrade Project & Potensi Cooptrade 1978 to 1992 Rajiv I.D. Mehta Director Development, ICA AP Mantan Technical Officer Cooptrade COOPTRADE TAHAP 1 1978 to 1982 Diselenggarakan oleh ILO

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Asia Pasific Ministerial and Governors Conference, Jakarta,28 Agustus 2012 Selasa, 28 Agustus 2012

Sambutan Presiden RI pada Asia Pasific Ministerial and Governors Conference, Jakarta,28 Agustus 2012 Selasa, 28 Agustus 2012 Sambutan Presiden RI pada Asia Pasific Ministerial and Governors Conference, Jakarta,28 Agustus 2012 Selasa, 28 Agustus 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA ASIA PASIFIC MINISTERIAL AND

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci