MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 8 No. 2 Tahun 2020 ISSN X

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 8 No. 2 Tahun 2020 ISSN X"

Transkripsi

1 MATHunesa Jurnal lmia Matematika Volume 8 No. 2 Taun 2020 SSN X Asri Setyowati Jurusan Matematika, FMPA, Universitas Negeri Surabaya asrisetyowati @ms.unesa.ac.id Abstrak Malaria merupakan penyakit yang ditularkan melalui nyamuk jenis Anopeles betina. Penyebaran penyakit malaria ke manusia disebabkan ole gigitan nyamuk pembawa infeksi. Virus malaria juga bisa ditularkan melalui transfusi dara dari manusia terinfeksi ke manusia seat. Metode yang dilakukan adala menelaa masala yang berkaitan dengan malaria, membuat batasan masala, menentukan asumsi-asumsi yang digunakan untuk validasi model dan merekonstruksi model penyebaran penyakit malaria. Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi model penyebaran penyakit malaria dengan pengobatan, vaksinasi dan penyemprotan berdasarkan model epidemik SRS-S. SRS adala model untuk populasi manusia ketika puli bisa kembali menjadi manusia rentan karena keilangan kekebalan tubu, dan S adala model untuk nyamuk di mana diasumsikan nyamuk pembawa infeksi tidak bisa puli. Kata kunci: Penyakit malaria, model SRS-S, treatment malaria Abstract Malaria is a disease tat is transmitted troug te mosquito type Anopeles females. Spread of malaria to uman disease is caused by mosquito bites of infectious carriers. Malaria viruses can also be transmitted troug blood transfusions from umans infected to ealty umans. Te metod is to study issues related to malaria, create constraint issue, determine te assumptions used for model validation and reconstruct te model for te spread of malaria disease. Te researc aims to reconstruct a model for te spread of malaria diseases wit treatment, vaccination and spraying based on te SRS-S epidemic model. SRS are models for uman populations wen recovering can be re-susceptible to uman immune loss, and S is a model for mosquitoes were assumed mosquito-carrying infections cannot be recovered. Keywords : Malaria disease, SRS-S model, malaria treatment 1. PENDAHULUAN Sala satu masala dalam keseatan masyarakat adala penyakit malaria. Penyakit ini banyak ditemukan di negara beriklim tropis dan subtropis. Di negara endemis malaria, penyakit ini merupakan penyakit menular yang mematikan. Menurut laporan World Healt Organization pada taun 2018, sekitar kematian orang akibat penyakit alaria. Di wilaya dengan tingkat transmisi tinggi, golongan yang berisiko tinggi menderita penyakit malaria adala anak-anak karena belum mengembangkan kekebalan teradap malaria, dan wanita amil yang kekebalan tubunya menurun karena keamilannya serta orang-orang dengan HV/ADS yang kekebalan tubunya renda (CDC, 2019). Penyebaran penyakit malaria disebabkan ole infeksi parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk jenis Anopeles. Masa inkubasi virus malaria dalam tubu manusia ada beragam sesuai dengan jenis Plasmodium yang menggigit manusia tersebut. Ada bermacam-macam jenis Plasmodium di dunia, namun ada empat macam Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax, dan Plasmodium ovale(asley, 2018). Pengendalian penyakit malaria dapat dilakukan dengan pemberantasan insektisida untuk mengurangi jumla nyamuk seperti ndoor Residual Spraying (Kemenkes, 2011). Ketika seseorang terinfeksi penyakit malaria, maka orang tersebut diberikan obat anti malaria berupa Artemisinin Combination Terapy yang di berikan dengan dosis dan aturan yang suda ditetapkan ole World Healt Organization. Selain pengobatan, dalam 30 taun terakir tela ditemukan vaksin malaria untuk melindungi anak-anak dari malaria seperti yang tela diujicobakan di tiga negara di Afrika yaitu vaksin RTS,S (WHO, 2018). Pemerinta dunia saat ini sedang menggalakkan program Malaria Elimination, yaitu membasmi malaria dan penyebarannya di seluru dunia terutama pada negara endemis malaria. Ole karena itu penulis akan merekonstruksi model dari artikel Putri dkk (2014) yang tela mengkaji model matematika penyebaran penyakit malaria dengan treatment berupa pengobatan, vaksinasi 183

2 Volume 8 No. 2 Taun 2020, Hal dan penyemprotan. Dalam penelitian ini akan ditambakan parameter ketidakefektifan vaksinasi pada populasi manusia rentan. 2. KAJAN TEOR Penyakit Malaria dan Penyebarannya Malaria merupakan penyakit yang di sebabkan ole infeksi protozoa dari genus Plasmodium. Penyakit malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk jenis Anopeles betina (Cowman, 2016). Manusia akan terjangkit penyakit malaria ketika nyamuk Anopeles membawa sporozoit malaria menggigit manusia seat. Sporozoit akan masuk ke dalam aliran dara manusia dan terbawa ke ati kemudian sporozoit akan menginfeksi sel-sel ati. Selanjutnya sporozoid akan mengalami replikasi aseksual yaitu siklus eksoeritrositer primer di mana sporozoid berkembang menjadi scizon yang mengasilkan merozoit dan akan menginfeksi sel ati di sekitarnya. Setela itu merozoit yang diasilkan akan masuk aliran dara dan menginfeksi sel dara mera dan menimbulkan gejala klinis seperti demam, batuk, mual, dan pusing. Proses ini terjadi selama ari atau disebut sebagai masa inkubasi (Waid,2016). Ada empat spesies nyamuk penyebab malaria, masing-masing spesies memiliki masa infeksi yang berbeda-beda, waktu infeksi atau disebut masa inkubasi paling pendek adala pada spesies Plasmodium falciparum. Gametosit Plasmodium falciparum berkembang antara 8-15 ari setela masuknya parasit ke dalam dara seingga seseorang yang terinfeksi penyakit malaria akan mengalami gejala 8-15 ari setela digigit ole nyamuk pembawa infeksi (Fitriany, 2018). Pada Plasmodium vivax dan Plasmodium malariae memiliki masa inkubasi yang lebi lama yaitu antara ari dan ari (Oris, 2019). Malaria merupakan sala satu penyakit yang bisa menyebabkan infeksi berulang, beberapa orang yang perna terinfeksi malaria kemudian sembu, orang tersebut dapat terinfeksi lagi namun infeksi ulang biasanya anya menyebabkan gejala ringan tidak seperti ketika infeksi pertama, karena orang tersebut memperole kekebalan parsial, namun imunitas tersebut akan mengilang selama 1-3 taun jika orang tersebut lama tidak terpapar dengan malaria (Mawuntu, 2018). Pengendalian Penyakit Malaria Proses penularan penyakit malaria pada nyamuk adala ketika nyamuk seat menggigit orang terinfeksi seingga nyamuk seat tersebut menjadi nyamuk pembawa infeksi yang bisa menyebarkan infeksi kepada orang seat, selain itu transfusi dara dari orang terinfeksi kepada orang seat juga dapat menyebarkan penyakit malaria (Klausner dan Alonso, 2004). Dari penularan tersebut ada banyak upaya untuk mengendalikan penyakit malaria. Upaya tersebut meliputi pengendalian nyamuk seperti ndoor Residual Spraying yaitu penyemprotan dinding ruma dengan tujuan untuk mengurangi populasi nyamuk (Correa,2019). Mengurangi populasi nyamuk dengan menebarkan agen larvacida juga bisa dilakukan untuk membasmi jentik nyamuk, dan mencega gigitan nyamuk atau mengurangi kontak antara manusia dengan nyamuk seperti dengan melakukan pemasangan kelambu berinsektisida (Lestari,2014). Langka pengendalian malaria yang lain adala dengan pengobatan menggunakan Artemisinin Combination Terapy (ACT) untuk orang yang suda terinfeksi penyakit malaria (Diallo, 2020). Terdapat banyak jenis kombinasi artemisinin yang digunakan dalam pengobatan penyakit malaria, seperti yang di rekomendasikan ole WHO, ACT sebagai obat malaria yaitu kombinasi Artesunate+Amodiquine (Artesdiaquine R, Arsuamoon R), kombinasi Artesunate+Sulfadoksin- Pirimetamin(Harijanto, 2011). Selain itu suda di lakukan penelitian vaksin RTS,S untuk malaria yang akan di suntikkan pada anak-anak untuk melindungi dari penyakit malaria. Terdapat empat dosis yang diberikan, tiga dosis pertama diberikan pada anak usia 5-9 bulan dilanjutkan dengan dosis ke empat setela bulan kemudian (Malaria,2017). Berdasarkan ujicoba yang tela dilakukan, vaksin RTS,S dapat memberikan perlindungan selama 4 taun pada anak-anak, seingga dalam kurun waktu tersebut imunitas teradap malaria akan bekurang dari waktu ke waktu namun vaksinasi tetap memberikan asil yang efektif dalam mengurangi jumla penderita malaria (WHO, 2018). Sistem Persamaan Diferensial Persamaan diferensial merupakan persamaan yang memuat turunan dari satu variabel dependen atau lebi, teradap satu variabel independen atau lebi (Edwards dan Penney, 2015). Contonya dy(x) = y 2 (x) + e 2 y(x), (1) dx v(s,t) s + v(s,t) t = 0, Sistem persamaan diferensial biasa adala kumpulan dari n persamaan diferensial yang saling terkait dalam bentuk x 1(t) = a 11 (t)x 1 (t) + + a 1n (t)x n (t) + f 1 (t) x 2(t) = a 21 (t)x 2 (t) + + a 2n (t)x n (t) + f 2 (t) (3) x n(t) = a n1 (t)x n (t) + + a nn (t)x n (t) + f n (t). di mana a ij (t) dan f i (t)adala fungsi yang di definisikan pada beberapa interval umum. Jika (2) 184

3 x 1 (t) a 11 (t) a 1n (t) x(t) = [ ], A(t) = [ ], x n (t) a n1 (t) a nn (t) f 1 (t) f(t) = [ ] f n (t) maka persamaan (4) dapat ditulis dalam bentuk x (t) = A(t)x(t) + f(t). (4) (Adkins, 2012) Model Epidemik SR Penyebaran penyakit menular seperti malaria dapat dimodelkan dalam sistem persamaan diferensial nonlinear. Model paling sederana adala model SR Pada model SR, populasi manusia dibagai dalam tiga kelompok, yaitu kelompok rentan(s), kelompok terinfeksi () dan kelompok puli (R). Dalam model ini diasumsikan bawa individu yang terinfeksi kemudian puli, individu tersebut tidak bisa terinfeksi lagi(hirsc, 2004). Model epidemik SR dapat diliat pada sistem persamaan diferensial berikut ds d dr dengan λ = β N S = μn λs μs, = λs γ μ, = γ μr di mana μ adala tingkat kelairan dan sekaligus tingkat kematian karena tingkat kelairan diasumsikan konstan dengan tingkat kematian, λ adala jumla individu yang menjadi terinfeksi per satuan waktu (dengan β merupakan tingkat penyebaran penyakit), γ adala jumla individu yang puli per satuan waktu (dengan γ merupakan tingkat kesembuan penyakit konstan) Model epidemik SR tersebut dapat dijelaskan seperti diagram kompartemen berikut Gambar 1. Diagram kompartemen model epidemik SR (Blackwood,2018) Model Epidemik SRS dengan Vaksinasi Sebagian besar penyakit yang ditularkan melalui vektor pembawa penyakit seperti nyamuk, akan mengasilkan kekebalan tubu yang bersifat parsial akibat terinfeksi penyakit tersebut seperti pada penyakit malaria. Ole karena itu diperole model matematika di mana individu yang puli dari penyakit akan kebal tetapi secara bertaap akan keilangan kekebalan tubu dan menjadi individu rentan lagi (Martceva, 2015). Dengan ds adala laju perubaan populasi manusia rentan, d adala laju perubaan populasi manusia (5) terinfeksi dan dr adala laju perubaan populasi manusia sembu. A adala jumla kelairan manusia yang masuk pada populasi manusia rentan, β adala tingkat penyebaran penyakit, p adala tingkat vaksin yang efektif, di mana proses pemberian vaksin dilakukan pada populasi manusia rentan. d adala tingkat kematian manusia pada populasi manusia rentan, populasi manusia terinfeksi dan manusia sembu, μ adala tingkat kesembuan manusia dan γ adala tingkat ilangnya kekebalan tubu manusia rentan seingga masuk ke dalam populasi manusia rentan, maka diperole model epidemik sebagai berikut ds d dr = b ps ds βs + γr, = βs (d + μ), = μ + ps (γ + d)r. (Ma dan Li, 2009). Gambar 2. Diagram Kompartemen Model Epidemik SRS dengan Vaksinasi (Porwal, 2015) (6) 3. METODE Penelitian ini merupakan studi literatur yang mengkaji konsep dari berbagai sumber pustaka yang berkaitan dengan masala yang di baas dalam penelitian. Alur pertama yang dilakukan adala mengumpulkan sumber dari artikel, e-book dan buku cetak yang berkaitan dengan virus malaria. Kemudian menentukan batasan masala dan menyusun asumsi yang di gunakan untuk melakukan validasi dan merekonstruksi model. Batasan masala dalam penelitian ini adala menggunakan model penyebaran penyakit malaria SRS- S dengan treatment berupa pemberian vaksin pada manusia rentan dan obat anti-malaria pada manusia terinfeksi serta penyemprotan pada nyamuk. 4. PEMBAHASAN Rekonstruksi Model Pada Penelitian ini akan dibaas penyebaran penyakit malaria model SRS-S dengan treatment berupa pengobatan pada manusia terinfeksi, pemberian vaksin pada manusia rentan dan penyemprotan pada nyamuk. Asumsi yang digunakan dalam penelitian untuk merekonstruksi model penyebaran penyakit malaria model 185

4 Volume 8 No. 2 Taun 2020, Hal SRS-S dengan pengobatan, vaksinasi dan penyemprotan sebagai berikut a. Setiap kelairan manusia masuk pada populasi manusia rentan. b. Manusia rentan akan terinfeksi karena digigit ole nyamuk pembawa infeksi. c. Manusia puli bisa kembali menjadi manusia rentan karena ilangnya kekebalan tubu. d. Manusia rentan yang divaksinasi akan enjadi manusia puli untuk waktu tertentu. e. Manusia terinfeksi sembu karena adanya pengobatan f. Setiap kelairan nyamuk masuk pada populasi nyamuk rentan. g. Nyamuk rentan dapat terinfeksi karena menggigit manusia terinfeksi.. Nyamuk pembawa infeksi tidak dapat menginfeksi nyamuk rentan. i. Nyamuk pembawa infeksi dianggap tidak bisa sembu. j. Nyamuk pembawa infeksi anya menginfeksi manusia rentan. k. Beberapa nyamuk rentan dan nyamuk pembawa infeksi mati karena penyemprotan. l. Populasi konstan dan tertutup untuk manusia dan nyamuk Pola penyebaran penyakit malaria model SRS-S dengan pengobatan, vaksinasi dan penyemprotan dapat di gambarkan dalam diagram kompartemen sebagai berikut: Gambar 3. Diagram kompartemen model epidemik malaria dengan pengobatan, vaksinasi dan penyemprotan Berdasarkan diagram pada gambar 3. diperole persamaan sebagai berikut a. Laju perubaan populasi manusia rentan ( ds ) Berdasarkan asumsi pola penyebaran penyakit malaria dengan pengobatan, vaksinasi dan penyemprotan, setiap kelairan manusia masuk pada populasi manusia rentan. Seingga pada populasi manusia rentan terjadi penambaan populasi karena adanya kelairan dengan tingkat kelairan manusia Λ dikali dengan total populasi manusia sebesar Λ. Manusia puli bisa menjadi manusia rentan akibat keilangan kekebalan tubu, dengan tingkat keilangan kekebalan tubu (σ) dikali dengan jumla populasi manusia puli (R ) sebesar σr. Vaksinasi dapat menjadikan populasi manusia rentan mennjadi puli untuk waktu tertentu, maka populasi manusia rentan akan berkurang dengan tingkat efektifitas vaksin (1 θ) dikali dengan jumla populasi manusia rentan (S ) sebesar (1 θ)s. Manusia rentan akan terinfeksi karena digigit ole nyamuk pembawa infeksi. Dengan tingkat penularan sebesar (β 1 ), rata-rata jumla gigitan nyamuk pembawa infeksi menggigit manusia rentan adala (b) dan rata-rata vaksin yang tidak efektif sebesar (θ) akan masuk pada populasi manusia terinfeksi. Seingga populasi manusia rentan akan berkurang akibat gigitan nyamuk pembawa infeksi sebesar θa β 1 m S. Manusia rentan akan berkurang karena transfusi dara dari manusia terinfeksi kepada manusia rentan. Dengan tingkat penularan karena transfusi dara sebesar (β 2 ), rata-rata jumla transfusi dara adala (a) dan rata-rata vaksin yang tidak efektif sebesar (θ) akan masuk pada populasi manusia terinfeksi. Seingga populasi manusia rentan akan berkurang karena adanya transfusi dara dari manusia terinfeksi ke manusia rentan sebesar θb β 2 S. Manusia rentan akan mengalami kematian dengan rata-rata jumla kematian (μ ) dikali dengan jumla populasi manusia rentan S, sebesar μ S. Seingga laju perubaan populasi manusia rentan dinyatakan dalam persamaan ds = Λ + σr (1 θ)s θ(a β 1 N m S + b β 1 S ) μ S. (16) b. Laju perubaan populasi manusia terinfeksi ( d ) Berdasarkan asumsi pola penyebaran penyakit malaria dengan pengobatan vaksinasi dan penyemprotan, bertambanya populasi manusia terinfeksi disebabkan adanya manusia rentan yang digigit ole nyamuk pembawa infeksi. Dengan ratarata penularan sebesar β 1 rata-rata jumla gigitan nyamuk pembawa infeksi menggigit manusia rentan adala (b) dan tingkat vaksin yang tidak efektif sebesar θ akan masuk pada populasi manusia terinfeksi. Seingga populasi manusia rentan akan 186

5 berkurang akibat nyamuk pembawa infeksi yang menggigit manusia rentan sebesar θa β 1 m S. Jumla populasi manusia terinfeksi juga akan bertamba karena adanya transfusi dara dari manusia terinfeksi kepada manusia rentan. Dengan tingkat penularan karena transfusi dara sebesar β 2, rata-rata jumla transfusi dara adala (a) dan tingkat vaksin yang tidak efektif sebesar (θ) akan masuk pada populasi manusia terinfeksi. Seingga populasi manusia rentan akan berkurang karena adanya transfusi dara dari manusia terinfeksi ke manusia rentan sebesar θb β 2 S. Sedangkan berkurangnya populasi manusia terinfeksi karena adanya kematian populasi manusia terinfeksi dengan tingkat kematian μ dikali dengan jumla manusia terinfeksi ( )sebesar μ. Manusia terinfeksi akan menjadi puli karena adanya pengobatan, manusia terinfeksi yang menjadi puli dengan tingkat kesembuan sebesar (γ) dikali dengan jumla populasi manusia terinfeksi ( ) sebesar γ. Seingga laju perubaan populasi manusia terinfeksi dinyatakan dalam persamaan d = θ (a β 1 N m S + b β 2 S ) μ γ. (17) c. Laju perubaan manusia puli ( dr ) Bertambanya populasi manusia puli terjadi saat manusia terinfeksi puli dari penyakit dengan tingkat kesembuan (γ) dikali dengan jumla populasi manusia terinfeksi ( ) sebesar γ. Manusia rentan akan menjadi manusia puli selama beberapa waktu karena adanya vaksinasi yang efektif dengan efektivitas (1 θ) dikali dengan jumla populasi manusia rentan (S ) sebesar (1 θ)s. Populasi manusia rentan akan mengalami kematian dengan tingkat kematian (μ ) dikali dengan jumla populasi manusia puli (R ), seingga berkurangnya populasi manusia puli karena adanya kematian pada populasi manusia puli sebesar μ R. Manusia puli akan keilangan kekebalan tubu seingga kembali menjadi manusia rentan dengan rata-rata ilangnnya kekebalan tubu manusia puli (σ) dikali dengan jumla populasi manusia puli (R ) sebesar σr. Seingga laju perubaan populasi manusia puli dinyatakan dalam persamaan dr = γ + (1 θ)s μ R σr. (18) d. Laju perubaan populasi nyamuk rentan ( ds m ) Berdasarkan asumsi bawa setiap kelairan nyamuk akan masuk pada populasi nyamuk rentan, maka populasi nyamuk rentan akan bertamba karena adanya kelairan nyamuk dengan tingkat kelairan Λ m dikali dengan total awal populasi nyamuk sebesar Λ m N m. Nyamuk rentan dapat terinfeksi karena menggigit manusia terinfeksi, ole karena itu populasi nyamuk rentan berkurang karena nyamuk rentan yang menggigit manusia terinfeksi dengan tingkat penyebaran penyakit (β 3 ) dan rata-rata jumla gigitan nyamuk (c), seingga populasi nyamuk rentan berkurang karena nyamuk rentan menggigit manusia terinfeksi sebesar c β 3 S m. Populasi nyamuk rentan juga mengalami kematian dengan tingkat kematian (μ m ) dikali dengan jumla nyamuk rentan (S m ) sebesar μ m S m. Sebagian populasi nyamuk akan mati karena adanya penyemprotan dengan rata-rata jumla nyamuk mati karena penyemprotan (ρ) dikali dengan jumla populasi nyamuk rentan S m sebesar ρs m. Seingga laju perubaan populasi nyamuk rentan dinyatakan dalam persamaan ds m = Λ m N m c β 3 S m μ m S m ρs m. (19) e. Laju perubaan populasi nyamuk pembawa infeksi ( d m ) Berdasarkan asumsi pola penyebaran penyakit malaria dengan pengobatan, vaksinasi dan penyemprotan, nyamuk rentan dapat terinfeksi karena menggigit manusia terinfeksi, ole karena itu populasi nyamuk pebawa infeksi bertamba karena nyamuk rentan yang menggigit manusia terinfeksi dengan tingkat penyebaran penyakit (β 2 ) dan rata-rata jumla gigitan nyamuk (b), seingga populasi nyamuk pembawa infeksi bertamba karena nyamuk rentan menggigit manusia terinfeksi sebesar c β 3 S m. Populasi nyamuk pembawa infeksi akan berkurang karena adanya kematian nyamuk dengan tingkat kematian (μ m ) dikali dengan jumla populasi nyamuk pembawa infeksi ( ) sebesar 187

6 Volume 8 No. 2 Taun 2020, Hal μ. Sebagian populasi nyamuk akan mati karena adanya penyemprotan dengan rata-rata jumla nyamuk mati karena penyemprotan (ρ) dikali dengan jumla populasi nyamuk rentan (S m ) sebesar ρs m. Seingga laju perubaan populasi nyamuk pembawa infeksi dinyatakan dalam persamaan d m = c β 3 S m μ m m ρs m. (20). 5. PENUTUP Simpulan Berdasarkan dari pembaasan maka dapat disimpulkan bawa penyebaran penyakit malaria dengan pengobatan, vaksinasi dan penyemprotan dapat dinyatakan dalam sistem sebagai berikut ds = Λ + σr (1 θ)s θ(a β 1 N m S + b β 2 S ) μ S, d = θ(a β 1 N m S + b β 2 S ) μ γ, dr = γ + (1 θ)s σr μ R, ds m = Λ m N m c β 3 S m μ m S m ρs m, d m = c β 3 S m μ m m ρ m, dengan ds adala laju perubaan populasi manusia rentan pada waktu t, d adala laju perubaan populasi manusia terinfeksi pada waktu t, dr adala laju perubaan populasi manusia puli pada waktu t, ds m waktu t, d m adala laju perubaan populasi nyamuk rentan pada adala laju perubaan populasi nyamuk pembawa infeksi pada waktu t, adala total populasi awal manusia, N m adala total populasi awal nyamuk, Λ adala tingkat kelairan manusia, Λ m adala tingkat kelairan nyamuk, μ adala tingkat kematian manusia, μ m adala tingkat kematian nyamuk, β 1 adala tingkat penyebaran penyakit karena nyamuk pembawa infeksi menggigit manusia rentan, β 2 adala tingkat penyebaran penyakit karena transfusi dara dari manusia terinfeksi ke manusia rentan, β 3 adala tingkat penyebaran penyakit karena nyamuk rentan menggigit manusia terinfeksi, a adala rata-rata jumla gigitan nyamuk pembawa infeksi menggigit manusia rentan, b adala rata-rata jumla transfusi dara dari manusia terinfeksi ke manusia rentan, c adala rata-rata jumla gigitan nyamuk rentan yang menggigit manusia terinfeksi, θ adala tingkat vaksin yang tidak efektif, σ adala tingkat ilangnya kekebalan tubu dari manusia puli, γ adala tingkat kesembuan karena pengobatan, ρ adala tingkat kematian nyamuk karena penyemprotan. Saran Saran untuk penelitian selanjutnya yang mengambil tema sama, akan lebi baik dengan membaas kasus penyakit yang lebi up to date di suatu wilaya tertentu. DAFTAR PUSTAKA Adkins, W. A., & Davidson, M. G. (2012). Ordinary Differential Equations. New York: Springer. Asley, Elizabet A., Pyo, Aung P., Woodrow, Carles J., (2018). Malaria.Te Lancet. 391: Blackwood, Julie C. dan Lauren M. Cilds.(2018). An introduction to compartmental modeling for te budding infectious disease modeler. Letters n Biomatematics.5:1, CDC. (2019). CDC - Malaria - About Malaria - Malaria Transmission in te United States. Correa, Anna Paula S. A.,dkk.(2019). Efcacy of insecticides used in indoor residual spraying for malaria control: an experimental trial on various surfaces in a test ouse. Malaria Journal.18:345. Cowman, Alan F., dkk.(2016) Malaria: Biology and Disease. Cell Diallo, Mamadou A., dkk. (2020). Efficacy and safety of artemisininbased combination terapy and te implications of Pfkelc13 and Pfcoronin molecular markers in treatment failure in Senegal. Scientific Report, 10:8907. Edwards, C. H., & Penney, D. E. (2015). Differential Equations and Boundary : Computing and Modeling Fift Edition. New York: Pearson. Fitriany, J., & Sabiq, A. (2018). Malaria. Malaria Journal, 4(1), Harijanto P.N.,(2011). ACT Sebagai Obat Pilian Malaria Ringan di ndonesia.cdk.38:2. Hirsc, M. W., Smale, S., & Devaney, R. L. (2004). Differential Equations, Dynamical System & An ntroduction to Caos (Second Edition). Elsevier Academic Press. Kemenkes. (2011). Epidemiologi Malaria di ndonesia. 188

7 Jakarta: Kementrian Keseatan R.. Klausner, R., & Alonso, P. (2004). An attack on all fronts. Nature, 430. Lestari,Yuni Eka, dkk.(2014). Hubungan Sikap Dan Pengetauan bu Hamil Dengan Penggunaan Kelambu Berinsektisida Long Lasting nsect Net (Llins) Di Wilaya Puskesmas Way Nipa Kab Tanggamus. Jurnal Keseatan Holistik. 8:1, Malaria Vaccine nitiative Our researc and development strategy. Pat-Mvi. Retrivied on Juni 30, from: ttp:// Martceva, M. (2015). An ntroduction to Matematical Epidemiology. New York: Springer. Mawuntu, A. H. P. (2018). Malaria Serebral. 1(3), Oris,Verner.(2019). A 4-Day ncubation Period of Plasmodium falciparum nfection in a Nonimmune Patient in Gana: A Case Report.OFD.1-2. Porwal,Pradeep. Preeti Srivastava. S. K. Tiwari.(2015).Study of Simple SR Epidemic Model.Pelagia Researc Library.6: Putri, R. G., Jaaruddin, & Baktiar, T. (2014). SRS-S Model of Malaria Disease wit Application of Vaccines, Anti-Malarial Drugs, and Spraying. OSR Journal of Matematics, Waid, sra.(2016).malaria. Gakken.1-8 WHO. (2018). First malaria vaccine in Africa: A potential new tool for cild ealt and improved malaria control. Wo, 4. Retrieved January 8, 2020 from ttps:// atoz/first-malaria-vaccine/en/ 189

Matematika dan Statistika

Matematika dan Statistika ISSN 4-6669 Volume 2, Juni 22 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Majala Ilmia Matematika dan Statistika Volume 2, Juni 22 PROFIL PENDERITA

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA SIS-SI DALAM PENYEBARAN PENYAKIT MALARIA DENGAN VAKSINASI TAKSEMPURNA NUR FAJRI

MODEL MATEMATIKA SIS-SI DALAM PENYEBARAN PENYAKIT MALARIA DENGAN VAKSINASI TAKSEMPURNA NUR FAJRI MODEL MATEMATIKA SIS-SI DALAM PENYEBARAN PENYAKIT MALARIA DENGAN VAKSINASI TAKSEMPURNA NUR FAJRI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 05 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Parasit Genus Plasmodium terdiri dari 4 spesies yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia.

Lebih terperinci

Malaria disebabkan parasit jenis Plasmodium. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Malaria disebabkan parasit jenis Plasmodium. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Malaria Key facts Malaria adalah penyakit yang mengancam keselamatan jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Setiap 30 detik seorang anak meninggal

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA SIS-SI DALAM PENYEBARAN PENYAKIT MALARIA DENGAN VAKSINASI TAKSEMPURNA

MODEL MATEMATIKA SIS-SI DALAM PENYEBARAN PENYAKIT MALARIA DENGAN VAKSINASI TAKSEMPURNA MODEL MATEMATIKA SIS-SI DALAM PENYEBARAN PENYAKIT MALARIA DENGAN VAKSINASI TAKSEMPURNA N FAJRI, P SIANTURI, T BAKHTIAR Abstrak Dalam penelitian ini, dibaas sebua model penyebaran penyakit malaria tipe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium yaitu makhluk hidup bersel satu yang termasuk ke dalam kelompok protozoa. Malaria ditularkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Berdasarkan data WHO (2010), terdapat sebanyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Gejala umumnya muncul 10 hingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan dalam bidang kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi penyakit endemis di beberapa daerah tropis dan subtropis dunia. Pada tahun 2006, terjadi 247 juta kasus malaria,

Lebih terperinci

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215 2337-352 (231-928X Print A-25 Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa Singgi Tawin Muammad, Erna Apriliani,

Lebih terperinci

Pemodelan Matematika Penyebaran Penyakit Leptospirosis Antara Vektor Penyebar Dengan Populasi Manusia

Pemodelan Matematika Penyebaran Penyakit Leptospirosis Antara Vektor Penyebar Dengan Populasi Manusia SEMNAR NASONAL MATEMATKA DAN PENDDKAN MATEMATKA UNY 5 T - 39 Pemodelan Matematika Penyearan Penyakit Leptospirosis Antara Vektor Penyear Dengan Populasi Manusia Fuji Lestari, Sugiyanto Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

PENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG. Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny

PENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG. Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 11 PENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny Program Studi Matematika, Jurusan MIPA, Fakultas Sains

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyebab Malaria Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium yang ditransmisikan ke manusia melalui nyamuk anopheles betina. 5,15 Ada lima spesies

Lebih terperinci

PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR)

PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PEYEBARA PEYAKIT CAMPAK DI IDOESIA DEGA MODEL SUSCEPTIBLE VACCIATED IFECTED RECOVERED (SVIR) Septiawan Adi Saputro, Purnami Widyaningsih, Dewi Retno Sari Saputro Program Studi Matematika FMIPA US Abstrak.

Lebih terperinci

KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)

KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang) KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang) Melita Haryati 1, Kartono 2, Sunarsih 3 1,2,3 Jurusan Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PERTUMBUHAN POPULASI TERHADAP EPIDEMI DEMAM BERDARAH DENGUE

PENGARUH FAKTOR PERTUMBUHAN POPULASI TERHADAP EPIDEMI DEMAM BERDARAH DENGUE Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Uniersitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PENGARUH FAKTOR PERTUMBUHAN POPULASI TERHADAP EPIDEMI DEMAM BERDARAH DENGUE

Lebih terperinci

Analisis Kestabilan Model Host-Vector Transmisi HIV/AIDS Pada Pengguna Jarum Suntik

Analisis Kestabilan Model Host-Vector Transmisi HIV/AIDS Pada Pengguna Jarum Suntik Jurnal Matematika Vol. 7 o. 1, Juni 17. : 1693-1394 Analisis Kestabilan Model Host-Vector Transmisi HV/AD Pada Pengguna Jarum untik Jafaruddin (Alm) Jurusan Matematika Uniersitas usa Cendana apmaida M.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan Indonesia sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mendapatkan sumber daya tersebut, pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

Project Status Report. Presenter Name Presentation Date

Project Status Report. Presenter Name Presentation Date Project Status Report Presenter Name Presentation Date EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA Oleh : Nurul Wandasari S Program Studi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul 2012/2013 Epidemiologi Malaria Pengertian:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan hidup dapat mempengaruhi perubahan pola penyakit yang dapat menimbulkan epidemik dan membahayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembangbiak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini ditularkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu. melahirkan, serta menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).

BAB I PENDAHULUAN. utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu. melahirkan, serta menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu melahirkan, serta menimbulkan Kejadian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus

Lebih terperinci

Simulasi Pengaruh Imigrasi pada Penyebaran Penyakit Campak dengan Model Susceptible Exposed Infected Recovered (SEIR)

Simulasi Pengaruh Imigrasi pada Penyebaran Penyakit Campak dengan Model Susceptible Exposed Infected Recovered (SEIR) SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 T - 11 Simulasi Pengaruh Imigrasi pada Penyebaran Penyakit Campak dengan Model Susceptible Exposed Infected Recovered (SEIR) Purnami Widyaningsih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Hikmah Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Hikmah Bandar 26 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adala siswa kelas VII B MTs Al Hikma Bandar Lampung semester genap taun pelajaran 2010/2011 pada pokok baasan Gerak Lurus. Dengan jumla

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V/A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS KARTU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD PT. BINTARA TANI NUSANTARA Abdul Hamid 1, Pebriyenni 1, Niniwati 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

EKSISTENSI BIFURKASI MUNDUR DAN KENDALI OPTIMAL PADA MODEL PENYAKIT VEKTOR-BORNE YANG DISEBABKAN NYAMUK

EKSISTENSI BIFURKASI MUNDUR DAN KENDALI OPTIMAL PADA MODEL PENYAKIT VEKTOR-BORNE YANG DISEBABKAN NYAMUK TUGAS AKHIR - SM141501 EKSISTENSI BIFURKASI MUNDUR DAN KENDALI OPTIMAL PADA MODEL PENYAKIT VEKTOR-BORNE YANG DISEBABKAN NYAMUK CHARISMA JUNI KUMALASARI NRP 1211 100 032 Dosen Pembimbing: Subcan, M.Sc,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibentuk model matematika dari penyebaran penyakit virus Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada parameter laju transmisi. A.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik dunia maupun Indonesia (Kemenkes RI, 2011). Penyakit malaria adalah penyakit

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 01 UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT Sutarma 1), Jon Sabari ) 1) Pascasarjana, Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

III. MODEL MATEMATIK PENYEBARAN PENYAKIT DBD

III. MODEL MATEMATIK PENYEBARAN PENYAKIT DBD III. MODEL MATEMATIK PENYEBARAN PENYAKIT DBD 8 3.1 Model SIR Model SIR pada uraian berikut mengacu pada kajian Derouich et al. (2003). Asumsi yang digunakan adalah: 1. Total populasi nyamuk dan total populasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG SIKAP TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN IBU PERIKSA HAMIL DI PUSKESMAS I GROGOL SUKOHARJO

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG SIKAP TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN IBU PERIKSA HAMIL DI PUSKESMAS I GROGOL SUKOHARJO HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG SIKAP TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN IBU PERIKSA HAMIL DI PUSKESMAS I GROGOL SUKOHARJO Ferry Yulianti* Winarsi Nur Ambarwati** Abstract Perception is processing organization,

Lebih terperinci

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Suciati

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEKAMBUHAN GASTRITIS DI RUANGAN IV & IV RSU DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA. Eli Kurniasih, S.Pd. S.Kep. Ners.

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEKAMBUHAN GASTRITIS DI RUANGAN IV & IV RSU DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA. Eli Kurniasih, S.Pd. S.Kep. Ners. HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEKAMBUHAN GASTRITIS DI RUANGAN IV & IV RSU DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Eli Kurniasi, S.Pd. S.Kep. Ners. MKM Program Studi D-III Keperawatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya

Lebih terperinci

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI Mohammad soleh 1, Leni Darlina 2 1,2 Jurusan Matematika Fakultas Sains Teknologi Universitas Islam

Lebih terperinci

DEFINISI KASUS MALARIA

DEFINISI KASUS MALARIA DEFINISI KASUS MALARIA Definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang.

Lebih terperinci

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis Nara Riatul Kasanah dan Sri Suprapti H Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl.

Lebih terperinci

PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR)

PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) oleh SEPTIAWAN ADI SAPUTRO M0112079 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA

ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA Mutholafatul Alim 1), Ari Kusumastuti 2) 1) Mahasiswa Jurusan Matematika, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 1) mutholafatul@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria masih merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, terutama di negara-negara tropis dan subtropis. Kurang lebih satu miliar penduduk dunia pada 104 negara (40%

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai model matematika penyakit campak dengan pengaruh vaksinasi, diantaranya formulasi model penyakit campak, titik ekuilibrium bebas penyakit

Lebih terperinci

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING BAB III METODE STRATIFIED RADOM SAMPIG 3.1 Pengertian Stratified Random Sampling Dalam bukunya Elementary Sampling Teory, Taro Yamane menuliskan Te process of breaking down te population into rata, selecting

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB 2015 Vol. I : ISBN :

Prosiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB 2015 Vol. I : ISBN : Vol. I : 214 228 ISBN : 978-602-8853-27-9 MODEL EPIDEMIK STOKASTIK PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI JAWA BARAT (Stochastic Epidemic Model of Dengue Fever Spread in West Java Province) Paian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit genus plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan gigitan nyamuk Anopheles

Lebih terperinci

Gambaran Infeksi Malaria di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012

Gambaran Infeksi Malaria di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012 Gambaran Infeksi di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012 Nugraheni Maraelenisa Letelay 1, Ellya Rosa Delima 2 1. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi 8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Nyamuk anopheles hidup di daerah tropis dan

Lebih terperinci

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran ANALISIS KESTABILAN PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) DENGAN VAKSINASI MENGGUNAKAN MODEL ENDEMI SIR Marhendra Ali Kurniawan Fitriana Yuli S, M.Si Jurdik Matematika FMIPA UNY Abstrak: Makalah ini bertujuan

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5

III PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5 III PEMBAHASAN 3.1 Perumusan Model Model yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini adalah model SIDRS (Susceptible Infected Dormant Removed Susceptible) dari penularan penyakit malaria dalam suatu populasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adala penelitian komparasi. Kata komparasi dalam baasa inggris comparation yaitu perbandingan. Makna dari

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH BAGI SISWA KELAS IX J DI SMPN 3 CIMAHI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH BAGI SISWA KELAS IX J DI SMPN 3 CIMAHI Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Uniersitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis terbesar di dunia. Iklim tropis menyebabkan timbulnya berbagai penyakit tropis yang disebabkan oleh nyamuk dan sering

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SIMULASI MODEL MATEMATIKA PENYAKIT DEMAM DENGUE DENGAN SATU SEROTIF VIRUS DENGUE

ANALISIS DAN SIMULASI MODEL MATEMATIKA PENYAKIT DEMAM DENGUE DENGAN SATU SEROTIF VIRUS DENGUE Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 3 (2014), hal 153 162. ANALISIS DAN SIMULASI MODEL MATEMATIKA PENYAKIT DEMAM DENGUE DENGAN SATU SEROTIF VIRUS DENGUE Hendri Purwanto,

Lebih terperinci

Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,q) UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. XYZ Selvia Dayanti 1, Ari

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL SEIR (SUSCEPTIBLE, EXPOSED, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS MODEL SEIR (SUSCEPTIBLE, EXPOSED, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BOGOR ANALII MODEL EIR (UCEPTIBLE, EXPOED, INFECTIOU, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOI DI KABUPATEN BOGOR, Rahayu Cipta Lestari Embay Rohaeti Ani Andriyati Program tudi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Konstruksi Bilangan Reproduksi pada Model Epidemik SEIRS-SEI Penyebaran Malaria dengan Vaksinasi dan Pengobatan

Konstruksi Bilangan Reproduksi pada Model Epidemik SEIRS-SEI Penyebaran Malaria dengan Vaksinasi dan Pengobatan Jurnal Matematika Integratif. Vol. 13, No. 2 (2017), pp. 105 114. p-issn:1412-6184, e-issn:2549-903 doi:10.24198/jmi.v13.n2.12332.105-114 Konstruksi Bilangan Reproduksi pada Model Epidemik SEIRS-SEI Penyebaran

Lebih terperinci

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si. PERMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG (MATHEMATICAL MODEL AND STABILITY ANALYSIS THE SPREAD OF AVIAN INFLUENZA) Oleh : Dinita Rahmalia NRP 1206100011 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

UNNES Journal of Mathematics

UNNES Journal of Mathematics Info Artikel UJM 5 (2) (2016) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm ANALISIS KESTABILAN TITIK KESETIMBANGAN MODEL MATEMATIKA PROSES TRANSMISI VIRUS DENGUE DI DALAM TUBUH

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pembimbing I : Susy Tjahjani, dr., M.Kes. Pembimbing II : Ronald Jonathan, dr., M.Sc., DTM&H

ABSTRAK. Pembimbing I : Susy Tjahjani, dr., M.Kes. Pembimbing II : Ronald Jonathan, dr., M.Sc., DTM&H ABSTRAK PENGARUH USIA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP EFIKASI ACT (ARTEMISININ-BASED COMBINATION THERAPY) PADA PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI DI KABUPATEN BANGKA BARAT, JANUARI JUNI 2009 Diaga, 2009 ;

Lebih terperinci

MODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

MODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG MODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG MANSYUR A. R.1 TOAHA S.2 KHAERUDDIN3 Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan Km.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan dan berinteraksi, ketiga nya adalah host, agent dan lingkungan. Ketiga komponen ini dapat

Lebih terperinci

Implementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Mts. Hidayatullah Mataram

Implementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Mts. Hidayatullah Mataram Implementasi Metode Pembelajaran inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII Mts. Hidayatulla Mataram Ainun Mardia, Saiful Prayogi, Samsun Hidayat Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Malaria merupakan penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada manusia oleh gigitan nyamuk Anopheles

Lebih terperinci

MODEL SEIR PADA PENULARAN HEPATITIS B

MODEL SEIR PADA PENULARAN HEPATITIS B 97 MODEL SEIR PADA PENULARAN HEPATITIS B Syafruddin Side Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Negeri Makassar syafruddin.side@yahoo.com Abstrak Penyakit Hepatitis B dapat ditafsirkan dengan persamaan

Lebih terperinci

Abstrak. : kepatuhan ibu, imunisasi bayi. Kata kunci

Abstrak. : kepatuhan ibu, imunisasi bayi. Kata kunci HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA BANDENGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS DUKUH KOTA PEKALONGAN Hilda Prajayanti Ana Setyowati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang mengungkap perilaku suatu permasalahan yang nyata. Model matematika dibuat berdasarkan asumsi-asumsi.

Lebih terperinci

Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini. sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk

Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini. sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk A. PENDAHULUAN Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan

Lebih terperinci

Jalan Soekarno-Hatta Km. 09 Tondo, Palu 94118, Indonesia.

Jalan Soekarno-Hatta Km. 09 Tondo, Palu 94118, Indonesia. JIMT Vol. 13 No. 1 Juni 2016 (Hal. 1 13) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X ANALISIS KESTABILAN MODEL HOST VEKTOR PENYEBARAN DEMAM KUNING PADA POPULASI KONSTAN A.N. Kenden 1, R.Ratianingsih

Lebih terperinci

T 1 Simulasi Laju Vaksinasi Dan Keefektifan Vaksin Pada Model Sis

T 1 Simulasi Laju Vaksinasi Dan Keefektifan Vaksin Pada Model Sis T 1 Simulasi Laju Vaksinasi Dan Keefektifan Vaksin Pada Model Sis Adi Tri Ratmanto dan Respatiwulan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret adi.triratmanto@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

T - 11 MODEL STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR)

T - 11 MODEL STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR) T - 11 MODEL STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR) Felin Yunita 1, Purnami Widyaningsih 2, Respatiwulan 3 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan plasmodium. Parasit ini hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR MINAHASA Trifena Manaroinsong*, Woodford B. S Joseph*,Dina V Rombot** *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, yang hampir ditemukan di seluruh bagian dunia terutama

Lebih terperinci

SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI

SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI Siti Komsiyah Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini banyak sekali penyakit menular yang cukup membahayakan, penyakit menular biasanya disebabkan oleh faktor lingkungan yang cukup baik untuk perkembangbiakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Thimotius Tarra Behy NIM

SKRIPSI. Oleh Thimotius Tarra Behy NIM GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENYAKIT MALARIA SERTA PEMERIKSAAN SAMPEL DARAH MASYARAKAT PERUMAHAN ADAT DI KECAMATAN KOTA WAIKABUBAK KABUPATEN SUMBA BARAT - NTT SKRIPSI Oleh Thimotius

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN 64 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejara Singkat Berdirinya Madrasa Tsanawiya Negeri I Candi Laras Utara Madrasa Tsanawiya pada awal didirikan pada taun 1983, ini

Lebih terperinci

DINAMIKA PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI SULAWESI UTARA MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINEAR SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS AND RECOVERED)

DINAMIKA PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI SULAWESI UTARA MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINEAR SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS AND RECOVERED) DINAMIKA PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI SULAWESI UTARA MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINEAR SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS AND RECOVERED) Amir Tjolleng 1), Hanny A. H. Komalig 1), Jantje D. Prang

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK PROGRAM SKRINING DAN TERAPI HIV DALAM MODEL PENYEBARAN HIV

ANALISIS DAMPAK PROGRAM SKRINING DAN TERAPI HIV DALAM MODEL PENYEBARAN HIV ANALSS DAMPAK POGAM SKNNG DAN TEAP HV DALAM MODEL PENYEBAAN HV Marsudi Jurusan Matematika, Universitas Brawijaya, Malang, ndonesia e-mail: marsudi6@ubacid Abstrak Sebuah model matematika nonlinear telah

Lebih terperinci

ABSTRAK. STUDI TATALAKSANA SKRINING HIV di PMI KOTA BANDUNG TAHUN 2007

ABSTRAK. STUDI TATALAKSANA SKRINING HIV di PMI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 vi ABSTRAK STUDI TATALAKSANA SKRINING HIV di PMI KOTA BANDUNG TAHUN 2007 Francine Anne Yosi, 2007; Pembimbing I: Freddy Tumewu Andries, dr., MS Pembimbing II: July Ivone, dr. AIDS (Acquired Immunodeficiency

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PENYEBARAN MALARIA YANG BERGANTUNG PADA POPULASI MANUSIA DAN NYAMUK SKRIPSI. Oleh : Renny Dwi Prastiwi J2A

ANALISIS MODEL PENYEBARAN MALARIA YANG BERGANTUNG PADA POPULASI MANUSIA DAN NYAMUK SKRIPSI. Oleh : Renny Dwi Prastiwi J2A ANALISIS MODEL PENYEBARAN MALARIA YANG BERGANTUNG PADA POPULASI MANUSIA DAN NYAMUK SKRIPSI Oleh : Renny Dwi Prastiwi J2A 004 039 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi demam akut yang disebabkan oleh empat serotipe virus dengue dari genus Flavivirus ditularkan melalui gigitan nyamuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat dunia yang dapat

Lebih terperinci

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI. RR Laila Ma rifatun 1, Sugiyanto 2

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI. RR Laila Ma rifatun 1, Sugiyanto 2 FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, 13 23 MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI RR Laila Ma rifatun 1, Sugiyanto 2 1, 2 Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan

Lebih terperinci

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI Mohammmad Soleh 1, Siti Rahma 2 Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl HR Soebrantas No 155 KM 15 Simpang Baru Panam Pekanbaru muhammadsoleh@uin-suskaacid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk,

BAB I PENDAHULUAN. penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai jenis penyakit semakin banyak yang muncul salah satu penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk, (2013: 64) menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit malaria sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah klien serta semakin luas penyebarannya.

Lebih terperinci

Imtiyaz, et al, Analisis Nomor P-IRT pada Label Pangan Produksi IRTP di Kecamatan...

Imtiyaz, et al, Analisis Nomor P-IRT pada Label Pangan Produksi IRTP di Kecamatan... Analisis Nomor P-IRT pada Label Pangan Produksi IRTP di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember (Analysis of P-IRT Number on Te Food Label IRTP Production in Kaliwates District Jember Regency) Andi Hilman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang serius dan fatal yang disebabkan oleh parasit protozoa genus plasmodium yang ditularkan pada manusia oleh gigitan nyamuk Anopheles

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plasmodium merupakan penyebab infeksi malaria yang ditemukan oleh Alphonse Laveran dan perantara malaria yaitu nyamuk Anopheles yang ditemukan oleh Ross (Widoyono, 2008).

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PULSE VACCINATION TERHADAP PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK

PENGARUH STRATEGI PULSE VACCINATION TERHADAP PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK PENGARUH STRATEGI PULSE VACCINATION TERHADAP PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK Dewi Putrie Lestari 1 dan Hengki Tasman 2 1 Pusat Studi Komputasi Matematika Universitas Gunadarma dewi_putrie@staffgunadarmaacid

Lebih terperinci

Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas. Jalan Sukarno-Hatta Palu,

Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas. Jalan Sukarno-Hatta Palu, Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS I. Murwanti 1, R. Ratianingsih 1 dan A.I. Jaya 1 1 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Tadulako, Jalan Sukarno-Hatta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah salah satu penyakit menular paling umum dan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Malaria disebabkan oleh parasit yang disebut Plasmodium, yang ditularkan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberkulosis. Pada Tahun 1995, WHO (World Health Organisation) mencanangkan kedaruratan

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui nyamuk yang terinfeksi protozoa obligat intraseluler dari

Lebih terperinci

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 101 110 PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS Dwi Haryanto, Nilamsari Kusumastuti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria masih menjadi masalah kesehatan di dunia baik di negara maju maupun di negara berkembang. Penyakit malaria telah menjangkiti 103 negara di dunia. Populasi orang

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MALARIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIAK KOTA PAPUA PERIODE JANUARI- DESEMBER 2011

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MALARIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIAK KOTA PAPUA PERIODE JANUARI- DESEMBER 2011 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MALARIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIAK KOTA PAPUA PERIODE JANUARI- DESEMBER 2011 Angga Cesar Batubara, 2013. Pembimbing I : Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes Pembimbing II

Lebih terperinci