PROTEIN 1 - Protein dan asam amino

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROTEIN 1 - Protein dan asam amino"

Transkripsi

1 PROTEIN 1 - Protein dan asam amino Protein merupakan komponen penyusun tubuh manusia nomer dua terbesar setelah air. Jumlah protein dalam tubuh manusia berkisar antara 15-20% berat tubuh. Sebanyak V 3 bagian terdapat dalam otot, 1 / 5 bagian dalam tulang dan sisanya terdapat dalam darah, jaringan lunak dan gigi. Protein disusun oleh asam amino-asam amino yang membentuk molekul polipeptida yang umumnya merupakan kombinasi macam asam amino yang urutannya dapat berbeda-beda. Menurut zat penyusunnya protein digolongkan menjadi tiga yaitu: 1. Protein sederhana, yaitu senyawa protein bila dihidrolisis menghasilkan asam amino. Contoh: albumin. 2. Protein konjugasi, yaitu senyawa protein yang berikatan dengan molekul non-protein, misalnya dengan logam. Contoh: haemoglobin dan kasein 3. Derivat protein, yaitu hasil pemecahan protein, contoh pepton, polipeptida Menurut fungsi fisiologisnya dibagi menjadi: 1. Enzim, berfungsi untuk mengkatalisis serangkaian reaksi di dalam tubuh. 2. Mormon, berfungsi mengatur proses reaksi dalam tubuh. 3. Antibodi, berfungsi mencegah penyakit 4. Penyusun jaringan, misalnya pada kulit, rambut dan kuku. 5. Pengangkut, misalnya darah. Menurut kualitasnya dikelompokkan menjadi tiga yaitu: 1. Protein sempurna, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial yang lengkap baik macam maupun jumlahnya. Protein jenis ini dapat dipakai untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan. Misalnya albumin dan kasein. 2. Protein kurang sempurna yaitu protein yang mengandung asam amino esensial yang lengkap macamnya tetapi jumlahnya ada yang tidak mencukupi. Protein jenis ini dapat dipakai untuk mempertahankan

2 jaringan tetapi tidak cukup menjamin pertumbuhan. Contoh: gliadin. 3. Protein tidak sempurna, yaitu protein yang mengandung asam amiono kurang lengkap baik macam maupun jumlahnya. Protein jenis ini kurang cukup menjamin pertumbuhan maupun mempertahankan jaringan. Contoh: zein. 2 - Fungsi protein Protein mempunyai fungsi untuk pertumbuhan, pemeliharaan jaringan, mengatur reaksi dalam tubuh, dan sumber energi. Protein terdapat dalam tiap-tiap sel tubuh. Protein yang berada dalam sel dari berbagai macam jaringan mempunyai sifat yang berbeda-beda. Protein otot diperlukan untuk kontraksi. Protein otot mempunyai kemampuan untuk menahan air cukup besar sehingga jaringan otot menjadi kukuh. Protein pada jaringan epitel sangat keras dan tidak larut sehingga bersifat melindungi tubuh. Protein pada dinding pembuluh darah bersifat elastis sehingga sangat esensial untuk menjaga tekanan darah tetap normal. Protein diperlukan untuk membangun jaringan tubuh selama pertumbuhan yaitu sejak janin berada dalam kandungan sampai dewasa. Selama satu tahun kandungan protein bayi meningkat 11% menjadi 14,6% berat tubuh. Selain itu, juga terjadi kenaikan kebutuhan nitrogen untuk pembentukan enzim, hormon, darah sehingga kebutuhan proteinnya meningkat. Bayi pada enam bulan pertama pertumbuhannya sangat cepat karena terjadi penimbunan jaringan lemak secara cepat yang kemudian semakin lama semakin lambat. Pertumbuhan jaringan otak terjadi sangat cepat pada masa bawah lima tahun (balita). Pada umurdua tahun ukuran jaringan otaknya memiliki separuh ukuran jaringan otak dewasa. Pada umur 6 tahun ukuran jaringan otaknya sama dengan orang dewasa. Bagi orang dewasa fungsi protein untuk pertumbuhan adalah pertumbuhan rambut dan kuku yang berlangsung selama hidup manusia. Protein juga diperlukan untuk mengganti jaringan yang rusak dan mempertahankan jaringan yang sudah ada sepanjang hidup manusia. Protein dalam tubuh tidak berada dalam keadaan stabil tetapi dinamis, artinya bahwa protein secara kontinyu dirombak dan diganti dengan mensintesis protein baru dari asam amino yang berasal dari diet (eksogenous protein) maupun yang berasal dari dalam tubuh (endogenous protein).

3 Fungsi protein untuk mengatur proses dalam tubuh dilakukan oleh hormon dengan maksud agar reaksi tetap berlangsung dengan normal. Sebagai contoh, apabila kekurangan iodium, hormon tiroksin akan lebih banyak dfkeluarkan dari kelenjar tiroid agar proses metabolisme yang diatur oleh tiroksin dapat berlangsung secara normal. Protein mengatur aliran cairan ke dalam darah, mengatur keseimbangan asam basa. Bila darah bereaksi alkalis, haemoglobin membawa CO 2 ke paru-paru untuk dikeluarkan. Bila CO 2 tidak dikeluarkan, gas tersebut larut dalam air dan terbentuk asam karbonat. Pada saat aktifitas fisik meningkat, lebih banyak asam laktat dihasilkan. Protein akan mengikat asam laktat sehingga keasaman darah dapat dipertahankan normal. Protein digunakan sebagai sumber energi apabila karbohidrat dan lemak yang dioksidasi tidak menghasilkan sejumiah energi yang diperlukan. Setiap gram protein dihasilkan 4 kalori energi. 3 - Asam amino penyusun protein Asam amino penyusun protein mengandung gugus amonia (NH 3 ) dan karboksil (COOH). Di alam terdapat macam asam amno. Asam amino tersebut ada yang berasa manis (glisin, alanin, serin), ada yang berasa tawar (triptofan, leusin), dan ada yang berasa pahit (arginin). Asam amino satu sama lain saling berikatan membentuk poiipeptida. Ikatan antar asam amino disebut ikatan peptida yaitu antara gugus karboksil dan gugus amino. Asam amino dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu asam amino esensial (indispensible amino acid} dan asam amino non-esensial (dispensible amino acid). Asam amino esensial sangat diperlukan oleh tubuh tetapi tidak bisa disinteis dalam tubuh sehingga harus ada dalam makanan. Untuk bayi diperlukan 10 macam asam amino esensial yaitu arginin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Pada anak-anak, arginin dapat disintesis sehingga hanya dibutuhkan 9 macam asam amino esensial. Pada orang dewasa, arginin dan histidin dapat disintesis dalam tubuh sehingga hanya diperlukan 8 macam asam amino esensial. Untuk pertumbuhan yang normal dalam diet harus tersedia asam amino esensial dan non esensial dengan perbandingan 4:1.

4 4 - Nilai gizi protein Macam asam amino, jumlah tiap asam amino, dan susunan asam amino dalam molekul protein sangat menentukan nilai gizi protein. Protein yang berkualitas tinggi adalah protein yang dapat berfungsi dalam tubuh. Beberapa cara penilaian kualitas baik secara kimia, invitro, maupun invivo banyak dilakukan. Penilaian kualitas protein antara lain: 1. Nilai kimia Pada penilaian kualitas protein ini digunakan protein telur sebagai standar. Komposisi asam amino dalam telur paling baik. Untuk menghitung nilai kimia maka perlu diketahui komposisi dan jumlah asam amino tersebut dalam bahan makanan, kemudian dibandingkan dengan asam amino yang sama dalam protein telur. Nilai asam amino atau sering disebut skor asam amino adalah: mq asam amino esensial/ q protein yang diuji mg asam amino esensial/ g protein telur Asam amino yang menunjukkan perbandingan terkecil disebut asam amino pembatas (limiting amino acid). Protein makanan yang mempunyai nilai kimia rendah dapat ditingkatkan melalui manipulasi genetik dengan menggunakan strain unggul, suplementasi dengan asam amino yang kurang, dan dengan diet campuran sehingga kekurangan asam amino dapat saling dilengkapi, misalnya beras dengan kacang-kacangan. 2. Protein Efficiency Ratio (PER) Pengukuran kualitas protein terhadap PER menggunakan tikus sapih sebagai hewan percobaan. Pengujian dilakukan selama 28 hari. Komposisi dietnya mengandung protein 10%. Sebagai standar digunakan protein kasein yang mempunyai nilai PER sebesar 2,5. PER merupakan perbandingan kenaikan berat badan dengan jumlah protein yang dimakan. PER kenaikan berat badan, g = Berat protein yang dimakan, g

5 3. Keseimbangan nitrogen dan nilai biologis Nitrogen yang digunakan tubuh dapat dihitung dari jumlah nitrogen dalam makanan dan jumlah nitrogen dalam tinja. Dengan perkataan lain, nitrogen yang tertinggal dalam tubuh merupakan sisa nitrogen yang dimakan dengan nitrogen dalam tinja dan urin. Keseimbangan nitrogen dapat berharga positif atau negatif. Positif apabila banyak nitrogen yang tertinggal dalam tubuh. Keseimbangan positif dicapai pada masa pertumbuhan, sedangkan keseimbangan nitrogen negatif apabila banyak terjadi pembongkaran protein dalam jaringan. Hal ini terjadi pada waktu sakit ataupun pada waktu masukan nitrogen dari makanan tidak mencukupi. Nilai biologis adalah perbandingan antara protein yang dapat ditahan dalam tubuh dengan protein yang dapat diabsorbsi. Nilai biologis = N makanan - N tinja - N urin N makanan - N tinja 5 - Kualitas dan kuantitas protein Untuk mengetahui nilai protein suatu bahan pangan adalah penting untuk mengetahui berapa banyak protein total yang dikandung, jenis asam amino dan berapa jenis asam amino esensial yang terdapat dalam bahan pangan tersebut dan dalam proporsi yang bagaimana. Teiah banyak diketahui mengenai masingmasing protein yang terdapat dalam berbagai jenis makanan, termasuk kandungan asam aminonya dan karena itu dapat diketahui kualitas dan kuantitasnya. Beberapa disebutkan memiliki campuran asam amino yang lebih baik dibandingkan dengan yang lain, dan yang demikian dikatakan mempunyai nilai biologikal yang lebih baik. Sebagai contoh, protein albumin di telur dan kasein di susu, m engandung semua asam amino esensial dalam proporsi yang bagus dan secara nutrisi jauh lebih baik dibandingkan protein semacam zein di jagung, yang hanya mengandung sedikit trypthopan atau lysine, dan protein di gandum, yang mengandung lysine dalam jumlah yang kecil. Namun demikian, tidaklah tepat jika dikatakan bahwa protein dalam jagung dan gandum kurang bernilai. Walaupun jagung dan gandum mengandung sedikit asam amino, namun tetap mengandung semua asam amino esensial sebagaimana bahan pangan penting lainnya. Defisiensi relatif dari protein jagung dan gandum dapat diimbangi

6 dengan menyediakan makanan lain yang mengandung asam amino yang mungkin juga terbatas. Dengan demikian, dimungkinkan dua jenis makanan dengan nilai protein rendah untuk saling melengkapi guna membentuk campuran protein yang baik ketika dikonsumsi bersamaan. Manusia, khususnya anak-anak dengan diet yang rendah protein hewaninya, memerlukan beragam makanan yang berasal dari sayur-sayuran, tidak hanya satu jenis makanan saja. Pada berbagai diet, biji-bijian seperti kacang tanah, kedele dan cowpeas, walaupun sedikit mengandung asam amino sulphur, merupakan sumber yang baik untuk protein sereal, yang kebanyakan kurang mengandung lysine. Beragam makanan dari sayuran, terutama jika dikonsumsi secara bersamaan, dapat sebagai pengganti protein hewani. FAO telah membuat suatu Tabell yang menunjukkan kandungan asam amino esensial dalam berbagai macam makanan, yang dari informasi tersebut dapat dilihat makanan mana yang bagus dikombinasikan satu dengan yang lainnya. Tentu saja penting untuk mengetahui kuantitas total protein dan asam amino dalam setiap makanan. Kualitas protein ditentukan oleh komposisi asam amino dan kecernaannya. Jika suatu protein kurang satu atau lebih asam amino esensial, maka kualitasnya lebih rendah. Asam amino esensial yang paling rendah di dalam protein disebut dengan "asam amino pembatas". Asam amino pembatas menentukan efisiensi penggunaan protein yang terdapat dalam makanan atau kombinasi makanan. Manusia biasanya makan dengan sajian yang mengandung berbagai macam protein; mereka jarang mengkonsumsi hanya satu jenis protein saja. Olah karena itu, para ahli gizi lebih tertarik kepada kualitas protein pada diet seseorang, dibandingkan hanya pada satu jenis makanan. Jika salah satu asam amino esensial tidak terdapat atau terdapat dalam jumlah sangat sedikit di dalam diet, maka akan membatasi pemenfaatan asam amino lain untuk membangun protein. Berbagai metoda telah digunakan untuk menentukan kualitas protein, salah satunya adalah eksperimen terhadap pertumbuhan dan retensi nitrogen pada tikus muda. Metoda lainnya melibatkan penentuan asam amino atau nilai kimia, umumnya dengan menguji efisiensi pemanfaatan protein yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi dengan membandingkan komposisi asam aminonya dengan protein yang dianggap berkuaiitas tinggi, seperti telur. Dengan demikian, nilai kimia dapat diartikan sebagai efisiensi penggunaan protein makanan dibandingkan dengan protein telur. Net protein utilization (NPU) ialah

7 sebuah ukuran jumlah atau persentase protein yang dapat dimanfaatkan dibandingkan dengan yang dikonsumsi. Sebagai contoh, Tabel 4 menunjukkan nilai kimia dan NPU protein pada lima jenis makanan. Tabell 4. Nilai kimia dan net protein utilization beberapa makanan Makanan Nilai kimia NPU ditentukan pada NPU ditentukan anak-anak pada tikus Telur (utuh) AS I Beras Jagung Gandum Sumber: FAO/WHO, 1985 Tidaklah biasa atau mudah untuk mendapatkan nilai NPU pada manusia, dan kebanyakan studi menggunakan tikus. Tabel 1 menunjukkan adanya korelasi antara nilai pada tikus dan pada anak-anak, dan nilai kimia memberikan perkiraan yang baik akan kualitas protein. Tabel 5 menunjukkan kandungan asam amino dan nilai batas asam amino untuk sejumlah makanan nabati. Karena lysine merupakan asam amino pembatas yang paling sering dijumpai pada bahan pangan nabati maka diberikan juga nilai lysine. Kebanyakan protein dalam tubuh manusia terdapat dalam jaringan otot. Tidak ada penyimpanan protein khusus di dalam tuuh sebagaimana halnya lemak yang dapat disimpan dalam bentuk glikogen. Namun demikian, saat ini muncul keraguan bahwa seseorang yang sehat dan bergizi baik dengan akumulasi protein yang cukup dapat bertahan untuk tetap dalam kondisi sehat selama beberapa hari tanpa adanya penambahan protein sama sekali.

8 Tabel 5. Kandungan protein, nilai batas asam amino dan nilai lysine beberapa bahan pangan nabati Bahan pangan Kandungan protein (%) Nilai batas asam Nilai lysine amino Sereal Jagung (Lys) 49 Beras (putih) (Lys) 62 Tepung gandum (Lys) 38 Millet 11,0 33 (Lys) 33 Legume Kidney beans Cowpea Kacang tanah (Lys) 62 Sayuran Tomat (Leu) 64 Labu (Thr) 95 Lada (Lys Leu) 77 Ubi kayu (Leu) 56 Kentang (Leu) Metabolisme protein Asam amino hasil pencernaan protein makanan dan asam amino hasil katabolisme disebut pool asam amino. Asam amino tersebut digunakan oleh tubuh melalui tiga jalur. Pertama, asam amino membentuk asam amino yang baru misalnya pembentukan asam amino non-esensial dari asam amino esensial. Kedua, melalui oksidasi asam amino untuk dihasilkan energi. Oksidasi asam amino dapat dilakukan melalui jalur karbohidrat (asam amino glukogenik) atau melalui jalur lemak (asam amino ketogenik). Ketiga, sintesis protein dalam ribosoma. Inti sel akan mengeluarkan kode genetik yang dibawa oleh messenger RNA yang selanjutnya dibawa ke ribosoma. Di dalam ribosoma terdapat RNA yang disebut transport RNA (trna) yang membawa tiga basa atau kodon. Di dalam ribosoma trna akan memasangkan kodon sesuai dengan duplikatnya. Demikian seterusnya sampai diperoleh polipeptida dan protein.

9 7 - Kebutuhan protein dan asam amino Cara untuk menentukan kebutuhan protein adalah dengan keseimbangan nitrogen. Nitrogen minimal yang dibutuhkan disebut kebutuhan minimal. Keseimbangan nitrogen dapat dicapai apabila protein dalam diet berada di atas minimal. Dengan demikian keseimbangan nitrogen dipergunakan untuk menentukan kebutuhan protein minimal tetapi bukan kebutuhan optimal. Faktor yang menentukan kebutuhan protein adalah: 1. Keadaan fisiologis 2. Kecukupan energi yang diperoleh dari lemak dan karbohidrat. 3. Kemampuan untuk mengatur jumlah protein yang dimakan. Tabel 6. Pencernaan protein Enzim Kondisi Substrat Hasil akhir Pepsin ph 1,0-2,0 Protein Pepton, proteosa Renin ph 4, Ca Kasein Gumpalan susu Tripsin ph 5,2-6,0 Protein Proteosa Pepton Khimotripsin ph8,0 Protein Proteosa Pepton Karboksipeptidase Aminopeptidase Polipeptida Dipeptida Polipeptida Dipeptida Polipeptida COOH Tripeptida Asam bebas amino Polipeptida NH 2 bebas Peptida Asam amino Dipeptidase Dipeptida Asam amino Asam amino hasil pemecahan protein akan masuk ke dalam mukosa usus dengan dibantu oleh pembawa (carrier). Sistem pembawa untuk asam amino netral, asam, dan basa berbeda. Peptida yang berat molekulnya rendah dengan dibantu oleh pembawa ditransport ke dalam mukosa usus kemudian dihidrolisis sehinggga dihasilkan asam amino. Asam-asam amino tersebut ditransport ke dalam darah melewati membran basalis. Anak-anak lebih memerlukan protein dibandingkan orang dewasa karena mereka memerlukannya untuk pertumbuhan. Bayi pada bulan-bulan awal

10 pertumbuhannya memerlukan sekitar 2,5 g protein per kilogram berat badan. Kebutuhan ini akan menurun hingga sekitar 1,5 g/kg pada umur 9 hingga 12 bulan. Narhun demikian, kecuali intake energi cukup, protein tidak akan dipergunakan semuanya untuk pertumbuhan. Seorang wanita hamil memerlukan tambahan suplai protein untuk menumbuhkan janin yang ada dalam kandungannya. Sama halnya dengan ibu menyusui juga memerlukan ekstra protein, karena air susu ibu mengandung protein. Kebutuhan protein dan nilai yang direkomendasikan telah menjadi subjek dari banyak penelitian, diskusi dan ketidaksetujuan dalam 50 tahun terakhir. FAO (Food and Agriculture Organization) dan WHO (World Health Organization) secara periodik mengumpulkan para ahli untuk mengkaji perkembangan yang terjadi dan menetapkan petunjuk bagi konsumen. Salah satu petunjuk yang paling akhir dan berarti adalah hasil dari Konsultasi Gabungan para Ahli dari FAO, WHO dan United Nations University (UNU) yang diselenggarakan di Roma tahun 1981 (WHO, 1985). Kisaran asupan yang aman untuk anak berumur satu tahun ditetapkan 1,5 g per kilogram berat badan. Nilai tersebut turun menjadi 1 g/kg pada umur enam tahun. Amerika Serikat menetapkan rekomendasinya sedikit lebih tinggi, yakni 1,75 g/kg pada umur satu tahun dan 1,2 g/kg saat berumur enam tahun. Bagi orang dewasa, anjuran asupan protein yang ditetapkan oleh FAO/WHO/UNU adalah 0,8 g/kg untuk wanita dan 0,85 g/kg untuk laki-laki. 8 - Kekurangan protein Kekurangan protein tersebar secara luas di seluruh dunia. Penyebab utama adalah jumlah protein yang dikonsumsi jumlahnya tidak mencukupi dan kualitas protein yang dimakan sangat rendah. Kekurangan protein dapat mengakibatkan: 1. Busung lapar 2. Pellagra 3. Kwashiorkor 4. Penyakit hati kurang gizi Kwashiorkor yaitu penyakit kurang protein yang diderita oleh anak-anak, terutama terjadi di daerah yang konsumsi protein utamanya dari protein nabati.

11 Kwashiorkor atau diartikan sebagai penyakit anak terlantar, memberikan gejala yaitu pertumbuhan lambat, kulit mengalami hiperpigmentasi, bersikap apatis, sering mengalami diare, nafsu makan sangat rendah, rambut merah dan jarang, gigi banyak berlubang, dan anemia. PUSTAKA WHO, Energy and protein requirements. Report of a Joint FAO/WHO/UNU Expert Consultation, Rome, 5 October WHO Technical Report Series No Geneva, Switzerland.

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan

Lebih terperinci

Asal kata: Yunani: Proteos, yg utama / yg didahulukan 1/5 bag tubuh ½ dlm otot, 1/5 dlm tulang, 1/10 dlm kulit, selebihnya dlm jar lain & cairan

Asal kata: Yunani: Proteos, yg utama / yg didahulukan 1/5 bag tubuh ½ dlm otot, 1/5 dlm tulang, 1/10 dlm kulit, selebihnya dlm jar lain & cairan PROTEIN Asal kata: Yunani: Proteos, yg utama / yg didahulukan 1/5 bag tubuh ½ dlm otot, 1/5 dlm tulang, 1/10 dlm kulit, selebihnya dlm jar lain & cairan tubuh Fungsi khas: membangun & memlihara sel2 &

Lebih terperinci

PROTEIN. Rizqie Auliana

PROTEIN. Rizqie Auliana PROTEIN Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id Sejarah Ditemukan pertama kali tahun 1838 oleh Jons Jakob Berzelius Diberi nama RNA dan DNA Berasal dari kata protos atau proteos: pertama atau utama Komponen

Lebih terperinci

PROTEIN. Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Maret 2010

PROTEIN. Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Maret 2010 PROTEIN Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Maret 2010 PROTEIN merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena disamping sebagai bahan bakar tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur.

Lebih terperinci

PROTEIN. Yosfi Rahmi Ilmu Bahan Makanan

PROTEIN. Yosfi Rahmi Ilmu Bahan Makanan PROTEIN Yosfi Rahmi Ilmu Bahan Makanan 2-2015 Contents Definition Struktur Protein Asam amino Ikatan Peptida Klasifikasi protein Sifat fisikokimia Denaturasi protein Definition Protein adalah sumber asam-asam

Lebih terperinci

Metabolisme Protein. Tenaga. Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA

Metabolisme Protein. Tenaga. Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA Metabolisme Protein Tenaga Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA Metabolisme protein Tenaga Pendahuluan Metabolisme protein dan asam amino Klasifikasi asam amino Katabolisis

Lebih terperinci

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan A. Protein Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino

Lebih terperinci

protein PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE

protein PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE protein A. PENGERTIAN PROTEIN PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE ARTINYA : TERUTAMA ATAU PENTING G. MULDER MENEMUKAN BAHWA SENYAWA INI DITEMUKAN PADA SEMUA ORGANISME

Lebih terperinci

BIOMOLEKUL II PROTEIN

BIOMOLEKUL II PROTEIN KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 22 Sesi NGAN BIOMOLEKUL II PROTEIN Protein dan peptida adalah molekul raksasa yang tersusun dari asam α-amino (disebut residu) yang terikat satu dengan lainnya

Lebih terperinci

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. II. Tujuan : Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. III. Alat dan bahan : Rak tabung reaksi Tabung reaksi Gelas

Lebih terperinci

Metabolisme Protein - 2

Metabolisme Protein - 2 Protein Struktur asam amino Asam amino essensial Metabolisme asam amino Pengaruh hormon dalam metabolisme asam amino Anabolisme asam amino Katabolisme asam amino Keseimbangan nitrogen Siklus urea Perubahan

Lebih terperinci

10/30/2015. Protein adalah makromolekul. Mereka dibangun dari satu atau lebih rantai asam amino. Protein dapat mengandung asam amino.

10/30/2015. Protein adalah makromolekul. Mereka dibangun dari satu atau lebih rantai asam amino. Protein dapat mengandung asam amino. Protein Struktur asam Asam essensial Metabolisme asam Pengaruh hormon dalam metabolisme asam Anabolisme asam Katabolisme asam Keseimbangan nitrogen Siklus urea Perubahan rangka karbon asam menjadi zat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Proksimat Sampel Tabel 8 menyajikan data hasil analisis proksimat semua sampel (Lampiran 1) yang digunakan pada penelitian ini. Data hasil analisis ini selanjutnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan GIZI & PANGAN PENDAHULUAN Gizi seseorang tergantung pada kondisi pangan yang dikonsumsinya Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan

Lebih terperinci

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan Pakan ternak Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan Melalui proses pencernaan, penyerapan dan metabolisme SUMBER ENERGI (JERAMI,

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

PROTEIN. Sulistyani, M.Si

PROTEIN. Sulistyani, M.Si PROTEIN Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id KONSEP DASAR Kata protein berasal dari kata Yunani, proteios yang berarti pertama. Dalam kehidupan sehari-hari, protein terdapat dalam telur, kacangkacangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Susu Kedelai Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari kedelai. Protein susu kedelai memiliki susunan asam amino yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Energi dan Protein 1. Kebutuhan Energi Energi digunakan untuk pertumbuhan, sebagian kecil lain digunakan untuk aktivitas, tetapi sebagian besar dimanfaatkan untuk metabolisme

Lebih terperinci

Vitamin. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis jenis vitamin, dan sumber makanan yang mengandung vitamin

Vitamin. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis jenis vitamin, dan sumber makanan yang mengandung vitamin Vitamin Pengertian Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena vitamin berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (vitamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Konsumsi Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fuit Soy Bar Fruit soy bar (Gambar 1) adalah makanan ringan berbentuk batang yang terbuat dari tepung kedelai utuh dan buah-buahan kering. FSB diolah dengan cara pengolahan oven

Lebih terperinci

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan GIZI Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan Lanjutan Gizi : Arab gizzah : zat makanan sehat Makanan : segala sesuatu yang

Lebih terperinci

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN 1 KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Zat makanan adalah unsur atau senyawa kimia dalam pangan / pakan yang dapat

Lebih terperinci

Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat Kelangsungan Hidup BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme

Lebih terperinci

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial PROTEIN KEGUNAAN 1. Zat pembangun dan pengatur 2. Sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N 3. Sumber energi Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino

Lebih terperinci

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati) BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA Drs. Refli., MSc ?? ENERGI PENDAHULUAN MAKANAN Protein Lemak Polisakarida Vitamin Mineral Asam-asam amino Asam lemak + gliserol Monosakarida (gula) Vitamin Mineral AKTIVITAS

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Zat besi Besi (Fe) adalah salah satu mineral zat gizi mikro esensial dalam kehidupan manusia. Tubuh

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1 1. Manusia membutuhkan serat, serat bukan zat gizi, tetapi penting untuk kesehatan, sebab berfungsi untuk menetralisir keasaman lambung

Lebih terperinci

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein II. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah : 1. Menganalisis unsur-unsur yang menyusun protein 2. Uji Biuret pada telur III. DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah gizi yang umum melanda negara berkembang seperti Indonesia adalah malnutrisi. Malnutrisi merupakan kesalahan pangan terutama dalam ketidakseimbangan komposisi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum terhadap Total Protein Darah Ayam Lokal Jimmy Farm

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum terhadap Total Protein Darah Ayam Lokal Jimmy Farm IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum terhadap Total Protein Darah Ayam Lokal Jimmy Farm Pengaruh tingkat energi protein ransum terhadap total protein darah ayam lokal Jimmy

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di alam yang berguna sebagai sumber pakan yang penting dalam usaha

I. PENDAHULUAN. di alam yang berguna sebagai sumber pakan yang penting dalam usaha 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakan terdiri dari pakan buatan dan pakan alami. Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dan disesuaikan dengan jenis hewan baik ukuran, kebutuhan protein, dan kebiasaan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1 Pertumbuhan benih C. macropomum Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari pemeliharaan disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Pertumbuhan C.

Lebih terperinci

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan

Lebih terperinci

Asam Amino, Peptida dan Protein. Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes

Asam Amino, Peptida dan Protein. Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes Asam Amino, Peptida dan Protein Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes Pendahuluan Protein adalah polimer alami terdiri atas sejumlah unit asam amino yang berkaitan satu dengan yg lainnya Peptida adalah oligomer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Oleh karena itu setiap makanan yang kita makan akan berubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Oleh karena itu setiap makanan yang kita makan akan berubah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah salah satu unsur penting yang mempengaruhi kesehatan seseorang. Oleh karena itu setiap makanan yang kita makan akan berubah menjadi zat-zat gizi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Pra-Sekolah Anak pra-sekolah / anak TK adalah golongan umur yang mudah terpengaruh penyakit. Pertumbuhan dan perkembangan anak pra-sekolah dipengaruhi keturunan dan faktor

Lebih terperinci

KOMPOSISI DAN NUTRISI PADA SUSU KEDELAI

KOMPOSISI DAN NUTRISI PADA SUSU KEDELAI ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.net KOMPOSISI DAN NUTRISI PADA SUSU KEDELAI Oleh: C. Budimarwanti Staf Pengajar Jurdik Kimia FMIPA UNY Pendahuluan Susu adalah

Lebih terperinci

KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI. Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc

KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI. Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc Tujuan Pembelajaran Mengetahui ruang lingkup gizi Mengetahui hubungan gizi dengan kesehatan Mengetahui Pengelompokan

Lebih terperinci

BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia

BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia KODE MK: IKF 207 DOSEN: DR.dr. BM.WARA KUSHARTANTI MS RUANG LINGKUP BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia yang terjadi pada makhluk hidup.

Lebih terperinci

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata Paham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang disertai dengan perkembangan pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggandaan dan penyediaan asam amino menjadi amat penting oleh karena senyawa tersebut dipergunakan sebagai satuan penyusun protein. Kemampuan jasad hidup untuk membentuk

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan. Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC

Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan. Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan: 1. Pakan Buatan dalam Industri Akuakultur: Pengenalan 2. Nutrisi

Lebih terperinci

Pencernaan dan Penyerapan Makanan

Pencernaan dan Penyerapan Makanan Pencernaan dan Penyerapan Makanan Makanan (KH, Lipid, Protein, Mineral, Vitamin dan Air) energi Makanan diubah molekul2 kecil masuk ke dalam sel Rx kimia energi Proses penguraian bahan makanan menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Frekuensi Pemberian Makanan Sumber Protein Pada Balita 1. Frekuensi Pangan Frekuensi pemberian makanan sumber protein pada balita adalah berapa kali perhari pemberian pangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN PROTEIN I UJI NINHYDRIN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN PROTEIN I UJI NINHYDRIN LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN PROTEIN I UJI NINHYDRIN Diajuakan untuk memenuhi persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Shinta Selviana NRP :123020011 Kel /Meja : A/5 (Lima) Asisten :Noorman

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA. CICA YULIA, S.Pd, M.Si

GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA. CICA YULIA, S.Pd, M.Si GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA CICA YULIA, S.Pd, M.Si Remaja merupakan kelompok manusia yang berada diantara usia kanak-kanak dan dewasa (Jones, 1997). Permulaan masa remaja dimulai saat anak secara seksual

Lebih terperinci

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. B. KOMPETENSI DASAR 1. Mahasiswa dapat membedakan komposisi kimia anorganik dan organik

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Bahan Baku Lintah laut yang digunakan pada penelitian ini adalah Discodoris sp. yang berasal dari kepulauan Belitung. Lintah laut yang digunakan berupa lintah laut

Lebih terperinci

NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN

NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN Oleh Rizka Apriani Putri, M.Sc Jurdik Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta Email : rizka_apriani@uny.ac.id Makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola konsumsi pangan di Indonesia saat ini belum sesuai dengan. Harapan (PPH) merupakan rumusan komposisi pangan yang ideal yan g

BAB I PENDAHULUAN. Pola konsumsi pangan di Indonesia saat ini belum sesuai dengan. Harapan (PPH) merupakan rumusan komposisi pangan yang ideal yan g xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola konsumsi pangan di Indonesia saat ini belum sesuai dengan pola pangan harapan ideal seperti yang tertuang dalam PPH. Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan rumusan

Lebih terperinci

METABOLISME PROTEIN/ ASAM AMINO. Dr.Yahwardiah Siregar,PhD Dr. Hidayat

METABOLISME PROTEIN/ ASAM AMINO. Dr.Yahwardiah Siregar,PhD Dr. Hidayat METABOLISME PROTEIN/ ASAM AMINO Dr.Yahwardiah Siregar,PhD Dr. Hidayat PENCERNAAN PROTEIN Sebagian besar zat makanan harus dipecahkan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum diabsorpsi

Lebih terperinci

Mekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia

Mekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia Mekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia Protein adalah salah satu zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh sebagai bahan baku energi, pembentukan dan perbaikan sel, sintesis hormon, enzim,

Lebih terperinci

Asam Amino dan Protein. Tri Rini Nuringtyas

Asam Amino dan Protein. Tri Rini Nuringtyas Asam Amino dan Protein Tri Rini Nuringtyas Protein Molekul yg sangat vital untuk organisme terdapt di semua sel Polimer disusun oleh 20 mcm asam amino standar Rantai asam amino dihubungkan dg iktn kovalen

Lebih terperinci

1 2 1. Sumber energi 4 kkal/gram 2. Membangun jaringan baru 3. Mempertahankan darah tetap netral 4. Mengatur cairan dan keseimbangan elektron 5. C,H,O,N,S,P 6. Nabati dan Hewani 7. Enzim rusak karena panas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udang galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang sangat potensial karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Hal ini

Lebih terperinci

Manfaat Protein untuk Mendukung Aktifitas Olahraga, Pertumbuhan, dan Perkembangan Anak Usia Dini

Manfaat Protein untuk Mendukung Aktifitas Olahraga, Pertumbuhan, dan Perkembangan Anak Usia Dini Manfaat Protein untuk Mendukung Aktifitas Olahraga, Pertumbuhan, dan Perkembangan Anak Usia Dini Oleh: Nawan Primasoni (email: nawan_primasoni@uny.ac.id) Abstrak Akibat dari kurangnya asupan makanan baik

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : 1. ISABELLA 2. NURAIDAR 3. SEPTIAN 4. WAHYU NINGSIH LASE 5. YUTIVA IRNANDA 6. ELYANI SEMBIRING. FKep USU 1

DISUSUN OLEH : 1. ISABELLA 2. NURAIDAR 3. SEPTIAN 4. WAHYU NINGSIH LASE 5. YUTIVA IRNANDA 6. ELYANI SEMBIRING. FKep USU 1 DISUSUN OLEH : 1. ISABELLA 2. NURAIDAR 3. SEPTIAN 4. WAHYU NINGSIH LASE 5. YUTIVA IRNANDA 6. ELYANI SEMBIRING FKep USU 1 PENGERTIAN NUTRISI Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting. Dengan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu sumber mineral mikro yang berperan sangat penting dalam proses metabolisme tubuh (Indira, 2015). Mineral mikro sendiri merupakan mineral

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis sering menyerang mereka yang telah berusia lanjut

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang paling baik adalah pada masa menjelang dan saat prenatal, karena: (1) penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram putih ( Pleurotus ostreatus ) atau white mushroom ini merupakan salah satu jenis jamur edibel yang paling banyak dan popular dibudidayakan serta paling sering

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA SISTEM PENCERNAAN MANUSIA A. MAKANAN DAN FUNGSINYA BAGI MANUSIA Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia, diantaranya adalah makanan. Makanan mempunyai peranan yang sangat penting

Lebih terperinci

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I UJI ASAM AMINO UJI MILLON UJI HOPKINS-COLE UJI NINHIDRIN Oleh LUCIANA MENTARI 06091010033 PROGRAM PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi guna menunjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Pakan Bahan pakan sapi perah terdiri atas hijauan dan konsentrat. Hijauan adalah bahan pakan yang sangat disukai oleh sapi. Hijauan merupakan pakan yang memiliki serat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Status gizi yang baik pada masa bayi dapat dipenuhi dengan pemberian ASI secara eksklusif

Lebih terperinci

TUGAS ILMU HAMA TANAMAN PENGARUH PROTEIN BAGI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERANGGA

TUGAS ILMU HAMA TANAMAN PENGARUH PROTEIN BAGI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERANGGA TUGAS ILMU HAMA TANAMAN PENGARUH PROTEIN BAGI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERANGGA Oleh: KELOMPOK 2 BAYU WIDHAYASA (0910480026) DIAN WULANDARI (0910480046) EVANA NUZULIA P (0910480060) FADHILA HERDATIARNI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyelenggaraan Makanan Penyelenggaraan makanan merupakan suatu kegiatan atau proses menyediakan makanan dalam jumlah yang banyak atau dalam jumlah yang besar. Pada institusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi terhadap kondisi alam setempat (Sumardianto et al., 2013). Selain itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi terhadap kondisi alam setempat (Sumardianto et al., 2013). Selain itu 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Kacang Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang memiliki keunggulan antara lain pemeliharaan yang mudah serta memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein 59 4. PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan pengujian peran sorbet buah naga yang ditambahkan isolat protein Spirulina platensis pada perubahan kadar gula darah. Pengujian dilakukan uji in vivo menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar. Demikian. (The Tree of Life) atau pohon yang amat

BAB I PENDAHULUAN. seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar. Demikian. (The Tree of Life) atau pohon yang amat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas strategis yang memiliki peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Manfaat tanaman kelapa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daging Sapi Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan

Lebih terperinci

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ayam Kampung Super dan Produktivitasnya. Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2014), populasi ayam kampung di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ayam Kampung Super dan Produktivitasnya. Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2014), populasi ayam kampung di 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Kampung Super dan Produktivitasnya Ayam kampung atau disebut pula ayam lokal merupakan kekayaan sumber daya genetik ternak unggas lokal Indonesia yang berpotensi besar

Lebih terperinci

ENERGI. Universitas Gadjah Mada

ENERGI. Universitas Gadjah Mada ENERGI Energi Bahan Pangan Energi adalah kapasitas untuk mengerjakan sesuatu untuk mengerjakan sesuatu kegiatan dan dalam hal ini energi mengalami transformasi menjadi jenis energi yang sesuai dengan jenis

Lebih terperinci

Asam Amino dan Protein

Asam Amino dan Protein Modul 1 Asam Amino dan Protein Dra. Susi Sulistiana, M.Si. M PENDAHULUAN odul 1 ini membahas 2 unit kegiatan praktikum, yaitu pemisahan asam amino dengan elektroforesis kertas dan uji kualitatif Buret

Lebih terperinci

Eko Winarti, SST.,M.Kes

Eko Winarti, SST.,M.Kes (SATUAN ACARA PENYULUHAN) Nutrisi Ibu Hamil Disusun oleh : Eko Winarti, SST.,M.Kes PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI SATUAN ACARA PENYULUHAN 1 Tema : Nutrisi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tahap Pertama Pembiakan Kultur Tahap pertama dari penelitian ini adalah pembiakan kultur bakteri asam laktat hasil isolat dari daging sapi. Bakteri asam laktat yang digunakan

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

B A B II TINJAUAN PUSTAKA B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. STATUS GIZI Status gizi atau tingkat konsumsi pangan adalah suatu bagian penting dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya status gizi yang mempengaruhi status kesehatan

Lebih terperinci

Mineral. Pandangan Nutrisi : bahan inorganik yang dibutuhkan. untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau

Mineral. Pandangan Nutrisi : bahan inorganik yang dibutuhkan. untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau Mineral Mineral Pandangan Nutrisi : bahan inorganik yang dibutuhkan untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau elemen bebas. Diperoleh dari makanan (tubuh tidak dpt memproduksi) Fungsi Sebagai katalisator

Lebih terperinci

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol. Menentukan Kadar Protein Dengan Metode Titrasi Formol I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol. II. Tinjauan Pustaka Protein berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II T1NJAUAN PUSTAKA

BAB II T1NJAUAN PUSTAKA BAB II T1NJAUAN PUSTAKA A. Pola Konsumsi Anak Balita Pola konsumsi makan adalah kebiasaan makan yang meliputi jumlah, frekuensi dan jenis atau macam makanan. Penentuan pola konsumsi makan harus memperhatikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi

PENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan susu merupakan salah satu faktor pendorong bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi peningkatan konsumsi susu

Lebih terperinci

Proses pencernaan di dalam Rongga mulut Saliva gl.salivarius Proses mengunyah memecah makanan dengan menaikkan kelarutannya, memperluas daerah permuka

Proses pencernaan di dalam Rongga mulut Saliva gl.salivarius Proses mengunyah memecah makanan dengan menaikkan kelarutannya, memperluas daerah permuka PENCERNAAN DAN ABSORBSI PENCERNAAN Perubahan kimiawi bahan makanan lebih sederhana Karbohidrat Monosakarida Protein Asam amino Lemak Asam lemak, monoasilgliserol, gliserol Enzim hidrolase pencernaan, proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur merupakan ternak unggas petelur yang banyak dikembangkan di Indonesia. Strain ayam petelur ras yang dikembangkan di Indonesia antara lain Isa Brown,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berlanjut hingga dewasa bila tidak diatasi sedari dini.

BAB 1 PENDAHULUAN. berlanjut hingga dewasa bila tidak diatasi sedari dini. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Periode emas tersebut dapat diwujudkan apabila pada masa ini, bayi dan anak mendapatkan asupan

Lebih terperinci

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK Oleh : Titian Rahmad S. H0506010 JURUSAN/PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 MINERAL Mineral merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoghurt merupakan salah satu produk minuman susu fermentasi yang populer di kalangan masyarakat. Yoghurt tidak hanya dikenal dan digemari oleh masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

PROTEIN. Makalah Metabolisme Zat Gizi Makro

PROTEIN. Makalah Metabolisme Zat Gizi Makro PROTEIN Makalah Metabolisme Zat Gizi Makro Disusun oleh: 1. Arpin Eka Septiawan 201532222 2. Novi Zahrani 201532223 3. Delia Sri Yusfikasari 201532224 4. Cindy Dwi Astuti 201532225 5. Yola Dwi Jayanti

Lebih terperinci