ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY E GIIIP2A0 DENGAN KEHAMILAN NORMAL (NYERI PUNGGUNG) DI PMB KUNTUM KHOLIDAH, SST DS. KEMAMBANG KEC.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY E GIIIP2A0 DENGAN KEHAMILAN NORMAL (NYERI PUNGGUNG) DI PMB KUNTUM KHOLIDAH, SST DS. KEMAMBANG KEC."

Transkripsi

1 i ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY E GIIIP2A0 DENGAN KEHAMILAN NORMAL (NYERI PUNGGUNG) DI PMB KUNTUM KHOLIDAH, SST DS. KEMAMBANG KEC. DIWEK KAB. JOMBANG LAPORAN TUGAS AKHIR LISA NOFIATIN PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2018 i

2 ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY E GIIIP2A0 DENGAN KEHAMILAN NORMAL (NYERI PUNGGUNG) DI PMB KUNTUM KHOLIDAH, SST DS. KEMAMBANG KEC. DIWEK KAB. JOMBANG LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D III Kebidanan Oleh : LISA NOFIATIN PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2018 ii

3 iii

4 iv

5 v

6 vi

7 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penulis di lahirkan di Bojonegoro pada tanggal 10 Januari 1998 dari Bapak Kusdi dan Ibu Sri Murni. Penulis merupakan putri pertama dari satu bersaudara. Pada tahun 2009 penulis lulus dari MI Nurul Islamiyah Mlideg, tahun 2012 penulis lulus dari MTs Muhammadiyah 2 Kedungadem, pada tahun 2015 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kedungadem, dan pada tahun 2015 penulis masuk Perguruan Tinggi STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. Penulis memilih program studi DIII Kebidanan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes ICME Jombang. Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jombang, Februari 2018 Lisa Nofiatin vii

8 vi KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat- Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny E GIII P2 A0 dengan Kehamilan Normal (Nyeri Punggung), sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D-III Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. H. Imam Fatoni, SKM., MM selaku ketua STIKes Insan Cendekia Medika Jombang yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini. 2. Nining Mustika Ningrum, S.S.T.,M.Kes selaku Ketua Program Studi D-III Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini. 3. Hidayatun Nufus, S.Si.T.,M.Kes selaku penguji utama yang telah bersedia memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini. 4. Lilis Surya wati, SST.,M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. 5. Yana Eka Mildiana, SST.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. vi

9 6. Bidan Kuntum Kholidah, SST yang telah memberikan ijin untuk melakukan penyusunan Laporan Tugas Akhir di PMB. 7. Ibu Erlina selaku responden atas kerjasamanya yang baik. 8. Bapak, Ibu saya atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga Laporan Tugas Akhir ini selesai pada waktunya. 9. Teman-teman saya serta rekan mahasiswa seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam hal ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengharapkan masukan dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Jombang, Mei 2018 Penulis vii

10 RINGKASAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY E GIIIP2A0 DENGAN KEHAMILAN NORMAL (NYERI PUNGGUNG) DI PMB KUNTUM KHOLIDAH, SST DS. KEMAMBANG KEC. DIWEK KAB. JOMBANG Oleh : Lisa Nofiatin Ketidaknyamanan yang sering terjadi pada kehamilan trimester II dan III adalah striae gravidarum, hemoroid, keputihan, sembelit, kram pada kaki, napas sesak, perut kembung, pusing, varises, pada kaki dan nyeri punggung. Tujuan LTA ini adalah memberikan asuhan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, Neonatus dan KB pada ibu dengan keluhan nyeri punggung. Metode Asuhan dalam LTA ini adalah dengan wawancara, observasi, dan penatalaksanaan asuhan. Subyek dalam asuhan ini adalah Ny E GIIIP2A0 dengan kehamilan normal (Nyeri Punggung) di PMB Kuntum Kholidah, SST Ds. Kemambang Kec. Diwek Kab. Jombang. Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny E selama kehamilan trimester II dan III dengan nyeri punggung, pada persalinan secara spontan tanpa ada penyulit, pada masa nifas dengan nifas normal, pada BBL dengan BBL normal, pada masa neonatus dengan neonatus normal, dan menjadi akseptor baru KB Suntik 3 bulan. Kesimpulan dari asuhan kebidanan secara komprehensif ini didapat dengan melakukan asuhan kebidanan secara mandiri dan kolaborasi serta penanganan secara dini, tidak ditemukan adanya penyulit dari mulai kehamilan, persalinan, BBL, nifas, neonatus dan KB. Disarankan kepada bidan untuk melakukan asuhan kebidanan secara continue of care dalam melakukan pelayanan yang berkualitas dan juga memberikan masukan tentang pemeriksaan Hb selama kehamilan awal, kehamilan akhir dan juga saat nifas. Kata kunci: Asuhan Kebidanan, Komprehensif, Nyeri Punggung. viii

11 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi RINGKASAN... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR.... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii DAFTAR SINGKATAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan Trimester II dan III Konsep Dasar Persalinan Konsep Dasar Nifas Konsep Dasar BBL Konsep Dasar Neonatus Konsep Dasar KB BAB III ASUHAN KEBIDANAN 3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Kunjungan ANC Ke-1 (Trimester II) Kunjungan ANC Ke-2 (Trimester III) Asuhan Kebidanan Persalinan Asuhan Kebidanan Nifas Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Asuhan Kebidanan Neonatus Asuhan Kebidanan KB BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Asuhan Kebidanan Persalinan Asuhan Kebidanan Nifas Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Asuhan Kebidanan Neonatus Asuhan Kebidanan KB ix

12 BAB V PENUTUP 5.1 Penutup Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

13 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri... 8 Tabel 2.2 Rekomendasi Penambahan BB berdasarkan IMT Tabel 2.3 Jadwal Imunisasi TT Tabel 2.4 Perubahan Involusi Uterus Tabel 2.5 Kunjungan Pada masa Nifas Tabel 4.1 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel ANC Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel PNC Tabel 4.4 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel BBL Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel Neonatus Tabel 4.6 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel KB xi

14 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Skala Nyeri A. Deskriptif xii

15 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Lembar Identitas Lampiran 2 Lembar Catatan Perkembangan Ibu Hamil Lampiran 3 Lembar Hasil ANC Terpadu Lampiran 4 Lembar KSPR Lampiran 5 Lembar Hasil USG Lampiran 6 Lembar Hasil Lab ANC Terpadu Lampiran 7 Lembar partograf Lampiran 8 Lembar partograf halaman belakang Lampiran 9 Lembar Surat Kelahiran Lampiran 10 Lembar Kunjungan Nifas Lampiran 11 Lembar Kunjungan Neonatus Lampiran 12 Lembar Imunisasi Lampiran 13 Lembar Inform Consent KB Lampiran 14 Lembar Kunjugan KB Lampiran 15 Lembar Surat Permohonan izin Bidan Lampiran 16 Lembar surat persetujuan pasien Lampiran 17 Lembar persetujuan Bidan xiii

16 DAFTAR SINGKATAN AKDR ANC APN ASI BAB BAK BB BBL BCG BTA DJJ FSH GDA GPAPIAH HB HBSag HCG HIV HPHT HPL IM IMD KB KBA KIA KIE LH LILA MAL Mg N PBM PDVK PPIA RR S SMA SOAP TB TBJ TFU TT TTV UK : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim : Antenatal Care : Asuhan Persalinan Normal : Air Susu Ibu : Buang Air Besar : Buang Air Kecil : Berat Badan : Bayi Baru Lahir : Bacille Calmette Geurin : Bakteri Tahan Asam : Denyut Jantung Janin : Follicel Stimulating Hormone : Gula Darah Acak : Gravida Para Aterm Premature Imatur Abortus Hidup : Hemoglobin : Hepatitis B surface antigen : Human Chorionic Ghonadotropin : Human Immuno Virus : Haid Pertama Hari Terakhir : Hari Perkiraan Lahir : IntraMuskular : Inisiasi Menyusu Dini : Keluarga Berencana : Keluarga Berencana Alami : Kesehatan Ibu dan Anak : Komunikasi Informasi Edukasi : Luteinizing Hormone : Lingkar Lengan Atas : Metode Amenorhe Laktasi : Miligram : Nadi : Praktik Bidan Mandiri : Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K1 : Pencegahan penularan HIV dari ibu ke Anak : Respiration Rate : Suhu : Sekolah Menengah Atas : Subjektif Objektif Asassment Planning : Tinggi Badan : Tafsiran Berat Janin : Tinggi Fundus Uteri : Tetanus Toxoid : Tanda-tanda Vital : Usia Kehamilan xiv

17 USG WIB : Ultrasonografi : Waktu Indonesia Barat xv

18 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehamilan sering terjadi ketidaknyamanan yang meskipun hal itu adalah fisiologis dan mungkin saja bisa mengganggu aktivitas. Ketidaknyaman yang sering terjadi pada kehamilan trimester II dan III adalah striae gravidarum, hemoroid, keputihan, sembelit, kram pada kaki, napas sesak, nyeri ligamentum rotundum, perut kembung, pusing, varises pada kaki dan nyeri punggung 1. Nyeri punggung adalah gangguan yang umum terjadi, dan mungkin saja memiliki riwayat sakit punggung dimasa lalu. Sebagai kemungkinan lain, nyeri punggung mungkin dirasakan pertama kalinya dalam kehamilan sehingga digambarkan sebagai salah satu gangguan minor dalam kehamilan 2. Nyeri tulang belakang terjadi karena perubahan struktur anatomis, hormonal dan stress. Perubahan anatomis terjadi karena peran tulang belakang semakin berat untuk menyeimbangkan tubuh dengan membesarnya uterus dan janin. Peningkatan hormon relaksin yang menyebabkan ligamen tulang belakang tidak stabil sehingga mudah menjepit pembuluh darah dan serabut syaraf 3. Nyeri punggung atas terjadi pada bagian leher, bahu dan punggung. Ukuran pertumbuhan bayi dan rahim mengubah pusat gravitasi tubuh yang bergeser kearah depan, yang memberikan lebih banyak tekanan pada otot punggung 4. Survey online yang dilaksanakan oleh University of Ulster pada tahun 2014, dari 157 orang ibu hamil yang mengisi kuesioner, 70% pernah 1

19 2 mengalami nyeri tulang belakang (Sinclair et al, 2014). Penelitian serupa di Women s Health Clinic Kuwait tahun 2012, dari 280 pasien yang hamil, 91% (255) mengalami nyeri tulang belakang (Al Syegh et al 2012). Penelitian lainnya di Raja Mutiah Medical Collage and Hospital dari 172 ibu hamil, 104 (60,5%) mengalami nyeri tulang belakang (Kurup et al, 2012). Prevalensi nyeri tulang belakang saat kehamilan di Indonesia baru didapatkan dari penelitian yang dilaksanakan oleh Suharto 2001, menjelaskan bahwa dari 180 ibu hamil yang diteliti, 47% mengalami nyeri tulang belakang 5. Di provinsi Jawa Timur di perkirakan sekitar 65 % dari 100% ibu hamil masih mengalami back pain (nyeri punggung) 6. Berdasarkan survey pada tanggal 29 Nopember 2017 yang dilakukan oleh penulis di PMB Kuntum Kholidah, SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang ditemukan data rekam medik selama 1 bulan terakhir yaitu bulan Oktober di dapatkan 37 ibu hamil dan ibu hamil dengan nyeri punggung sebanyak 17 orang (46 %). Dari 17 ibu hamil yang mengeluh nyeri punggung, salah satunya Ny E. Dalam kehamilannya sering mengeluh nyeri punggung mulai dari trimester II sampai saat ini. Salah satu keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil trimester II adalah nyeri punggung. Ibu hamil dapat mengalami peningkatan berat badan selama hamil yang memberikan lebih banyak tekanan pada otot punggung. Kondisi ini melemahkan otot punggung dan menyebabkan rasa sakit didaerah punggung. Efek nyeri punggung untuk ibu hamil adalah apabila rasa nyeri terlalu berlebihan akan mengakibatkan stress pada ibu hamil, jika stress berkelanjutan maka berdampak pada persalinan yang berpengaruh pada hormone oksitosin

20 3 yang menyebabkan kontraksi tidak adekuat sehingga menjadikan persalinan lama. Berpengaruh juga pada janin yang menyebabkan fetal distress atau asfiksia ( bayi berwarna kebiruan). Selain itu, pada masa nifas bisa mengakibatkan perdarahan dikarenakan Atonia uteri ( uterus tidak berkontraksi dengan baik). Adapun dampak dari nyeri punggung yang lain yaitu dalam masa kehamilan adalah ibu akan mengalami gangguan tidur yang menyebabkan keletihan dan iritabilitas serta ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas 7. Pada kehamilan normal ibu perlu melakukan pelayanan asuhan antenatal (ANC) rutin pada trimester 2 setiap 1 bulan sekali atau jika ada keluhan, selain itu juga di lakukan ANC terpadu sebagai skrining atau pemantauan untuk ibu hamil, mengkonsumsi tablet tambah darah dan calk 1x1 tab, makan dengan menu seimbang. Kasus pada ibu hamil dengan gangguan rasa nyaman nyeri punggung dapat diantisipasi dengan memberikan konseling posisi tubuh yang baik, cara tidur dengan posisi kaki ditinggikan, duduk dengan posisi punggung tegak, hindari duduk atau berdiri terlalu lama, menggunakan kasur yang keras dan memakai bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung 8. Cara lain untuk mengatasi rasa nyeri punggung, tidur menyamping, relaksasi, senam hamil, massage, rendam air hangat dapat meredakan otot-otot dan agar ibu hamil trimester II mengurangi aktifitas dan menjaga postur tubuhnya, tulang punggungnya harus selalu tegak dan tidak membungkuk 9. Oleh karena itu, kasus diatas membutuhkan peran penting bidan dalam mengatasi masalah nyeri punggung dalam kehamilan. Melihat dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan pada masa kehamilan sampai masa nifas dengan menggunakan

21 4 asuhan yang berkesinambungan (Continuity of care) dengan Kehamilan Normal (Nyeri Punggung). 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan pada Ny E dengan Kehamilan Normal (Nyeri Punggung) di PMB Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang?. 1.3 Tujuan Penyusunan LTA Tujuan Umum Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan pada Ny E dengan Kehamilan Normal (Nyeri Punggung) di PMB Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Tujuan Khusus 1. Melakukan asuhan kebidanan ibu hamil trimester II sampai dengan trimester III pada Ny E dengan Kehamilan Normal (Nyeri Punggung) di PMB Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. 2. Melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny E di PMB Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.

22 5 3. Melakukan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny E di PMB Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. 4. Melakukan asuhan kebidanan BBL pada Bayi Ny E di PMB Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. 5. Melakukan asuhan kebidanan pada neonatus Ny E di PMB Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. 6. Melakukan asuhan kebidanan KB pada Ny E di PMB Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. 1.4 Manfaat Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya pada ibu hamil dengan nyeri punggung Manfaat Praktis 1. Bagi Institusi Pendidikan

23 6 Berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai tambahan referensi tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu hamil dengan nyeri punggung. 2. Bagi Peneliti Dapat meningkatkan keterampilan, serta dapat mengaplikasikan dalam menerapkan proses manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan nyeri punggung. 3. Bagi Pelayanan Kesehatan Sebagai bahan informasi dan masukan bagi tenaga kesehatan, bidan khususnya dalam meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas di hadapan masyarakat terutama ibu hamil dengan keluhan nyeri punggung. 4. Bagi Klien Sebagai penyuluhan keterampilan serta informasi (KIE) agar keluarga dapat ikut serta melaksanakan tindakan perawatan pada ibu hamil dengan nyeri punggung. 1.5 Ruang Lingkup Sasaran Sasaran dalam asuhan continue of care ini adalah Ny E dengan Kehamilan Normal (Nyeri Punggung) mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, dan KB yang dilakukan sesuai standar asuhan kebidanan di PMB Kuntum Kholidah, SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.

24 Tempat PMB Kuntum Kholidah, SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Waktu Asuhan kebidanan ini dilaksanakan pada bulan November 2017 sampai dengan April tahun 2018.

25 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan TM II dan TM III Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya masa kehamilan adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan Trimester II berlangsung 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan kehamilan trimester III berlangsung 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) Perubahan Fisiologis dan Psikologis Pada Ibu Hamil 1. Perubahan Fisiologis Kehamilan a. Sistem Reproduksi 1) Uterus Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion 11. Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Kehamilan Usia kehamilan TFU cm 12 minggu 3 jari diatas simpisis 16 minggu Pertengahan simpisis pusat 20 minggu 3 jari di bawah pusat 24 minggu Setinggi pusat 28 minggu 3 jari diatas pusat 8

26 9 32 minggu Pertengahan pusat prosesus xiphoideus (px) 36 minggu 40 minggu 3 jari dibawah prosesus xipoideus (px) Pertengahan pusat prosesus xipoideus (px) (Sumber: Ari Sulistyawati, 2009) 12 2) Serviks Penurunan konsentrasi kolagen dengan melunaknya serviks. proses remodelling sangat kompleks dan melibatkan proses kaskade biokiinteraksi antara komponen selular dan matriks ekstreseluluer, serta infiltrasi stroma serviks oleh selsel inflamasi seperti netrofil dan makrofog 13. 3) Ovarium Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda 14. 4) Vagina dan Perineum Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot diperinium dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda chadwick. 5) Payudara Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis laktosa yang akan meningkatkan produksi air susu. Aerola akan lebih besar dan kehitaman dan cenderung menonjol keluar 15. b. Perubahan Metabolik Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4

27 10 kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg. Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraseluler. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Tabel 2.2 Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh Kategori IMT Rekomendasi (kg) Rendah < 19,8 12,5 18 Normal 19, ,5 16 Tinggi ,5 Obesitas >29 7 Gemeli 16 20,5 Dikutip dari Cunningham). c. Sistem Kardiovaskular Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi telentang. Sehingga akan mengurangi darah balik vena ke jantung. d. Sistem Respirasi Selama kehamilan sirkum ferensia torak akan bertambah ± 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik ± 4 cm selama kehamilan 16.

28 11 e. Traktus Digestivus Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung, dan usus akan tergeser. f. Traktus Urinarius Sering buang air kecil, pembesaran rahim dan penurunan bayi ke PAP membuat tekanan pada kandung kemih ibu 17. g. Sistem Endokrin Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ± 135 % akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam kehamilan. h. Sistem Muskuloskeletal Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang kearah dua tungkai 18. i. Sistem Persyarafan Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala neurologis dan neuromuscular sebagai berikut: 1) Kompresi syaraf Kompresi syaraf panggul atau statis vascular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori ditungkai bawah. 2) Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi akar syaraf.

29 12 3) Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan carpal tunned syndrome selama TM III. 4) Akroetesia (rasa gatal ditangan) yang timbul akibat posisi tubuh yang membungkuk berkaitan dengan tarikan pada segmen fleksus barkialis. 5) Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuscular seperti kram otot dan tetanus Perubahan Psikologis pada Trimester II a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi. b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya. c. Merasakan gerakan anak Perubahan Psikologis pada Trimester III a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik. b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu. c. Merasa sedih karena akan terpisah dengan bayinya Kebutuhan Kesehatan Pada Ibu Hamil Trimester II dan III 1. Kebutuhan Fisik a. Nutrisi Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal harganya 22. b. Oksigen

30 13 Kebutuhan oksigen adalah yang paling utama pada manusia termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung 23. c. Personal Hygiene Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat 24. d. Pakaian selama kehamilan Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta bahan mudah menyerap keringat. Menganjurkan ibu untuk menghindari pemakaian sabuk dan stoking yang terlalu ketat, karena akan mengganggu aliran balik dan menghindari sepatu dengan hak tinggi karena akan menambah lordosis sehingga sakit pinggang akan bertambah 25. e. Eliminasi (BAB dan BAK) Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih 26. f. Perawatan payudara Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai persiapan menyambut kelahiran sang bayi dalam proses menyusui. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara adalah sebagai berikut :

31 14 1) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang menggunakan busa, karena akan mengganggu penyerapan keringat payudara. 2) Gunakan bra dalam bentuk yang menyangga payudara. 3) Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena akan menyebabkan iritasi. Bersihkan putting susu dengan minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat. 4) Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari payudara, berarti produksi ASI sudah mulai 27. g. Sikap tubuh yang baik Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan mengadakan penyesuaian fisik dengan bertambahnya ukuran janin. Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke belakang dibandingkan sikap tubuh ketika belum hamil 28. h. Body mekanik Ibu hamil harus memperhatikan sikap tubuh saat duduk, berdiri, berjalan, tidur, bangun dan baring, membungkuk dan mengangkat. Semua sikap harus dilakukan dengan hati-hati untuk menimalisir resiko yang mungkin terjadi akibat salah posisi dan kemungkinan yang tidak diinginkan lainnya. i. Imunisasi

32 15 Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus Toxoid (TT). Tabel 2.3 Jadwal pemberian imunisasi TT Pemberian Selang waktu minimal TT1 TT2 TT3 TT4 TT5 Saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada kehamilan) 4 minggu settelah TT1 (pada kehamilan) 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang waktu minimal dipenuhi) 1 tahun setelah TT3 1 tahun setelah TT4 (Dikutip dari Kemenkes, 2013) 2. Kebutuhan Psikologi a. Support keluarga Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil 29. b. Support Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannya melalui dukungan aktif yaitu melalui kelas antenatal dan dukungan pasif dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami masalah untuk berkonsultasi 30. c. Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan

33 16 Peran keluarga khususnya suami sangat diperlukan bagi seorang wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepada kehamilan akan mempererat hubungan antara ayah anak dan suami istri Tanda Bahaya kehamilan TM II dan TM III 1. Perdarahan Pervaginam Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan. Perdarahan yang tidak normal berupa darah merah, banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri. Dimungkinkan merupakan plasenta previa (plasenta berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian/seluruh ostium uteri internum) atau solusio plasenta (lepasnya plasenta sebelum waktunya) Sakit kepala hebat Sakit kepala yang menunjukkan satu masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklampsia Penglihatan kabur Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam adalah perubahan visual/pandangan yang mendadak misalnya pandangan kabur dan berbayang, perubahan

34 17 penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan preeklampsia Bengkak diwajah dan jari-jari tangan Bengkak menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah istirahat disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau preeklampsia Gerakan janin tidak terasa Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan trimester 3, tanda dan gejala gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan janin yang berkurang atau tidak terasa dimungkinkan terjadinya IUFD (Intra Uteri Fetal Death). 6. Nyeri perut hebat Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam ke selamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti kehamilan ektopik, penyakit radang panggul, persalinan preterm atau infeksi lain Keluhan keluhan pada Ibu hamil TM II dan TM III 1. Obstipasi Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon dan usus yang terdesak oleh rahim. Tekanan pada rectum oleh kepala, usaha untuk melancarkan buang air besar dengan minum banyak,

35 18 gerak badan yang cukup, makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran dan buah-buahan. 2. Sering kencing Pada wanita hamil sering terjadi kencing, karena kandung kemih di tekan oleh rahim yang membesar sering dengan usia kehamilan. 3. Sakit punggung Disebabkan karena postur tubuh yang berubah karena titik berat badan pindah ke depan disebabkan perut yang membesar. Untuk memperbaiki postur tubuh yaitu, jangan terlalu sering membungkuk, berdiri serta jalan-jalan dengan punggung dan bahu yang tegak, gunakan sepatu bertumit rendah. 4. Varises Dalam kehamilan disebabkan karena peredaran darah di kaki kurang lancer. 5. Hemorhoid Hemorhoid adalah pelebaran vena-vena dari anus, jadi tidak ada bedanya dengan varises hemorhoid dapat bertambah besar dalam kehamilan karena ada bendungan darah di dalam rongga panggul. Hemorhoid disebabkan karena progesteron serta adanya hambatan arus balik vena Sesak nafas

36 19 Disebabkan karena rahim yang membesar, mendesak daerah dada. Dapat diatasi dengan senam hamil atau latihan pernafasan ANC Terpadu 1. Pengertian Pelayanan antenatal care terpadu adalah pelayanan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil yang bersifat komprehensif. 2. Standart 10 T Pelayanan ANC Terpadu a. Ukur tinggi badan timbang berat badan b. Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA) c. Ukur Tekanan Darah d. Ukur Tinggi Fundus Uteri e. Tentukan Presentasi Janin f. Berikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) g. Berikan Tablet zat Besi h. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium meliputi : 1) Pemeriksaan laboraturium (rutin dan khusus) 2) Pemeriksaan kadar Hb 3) Pemeriksaan Golongan Darah 4) Pemeriksaan Urine 5) Pemeriksaan kadar gula darah 6) Pemeriksaan darah malaria

37 20 7) Pemeriksaan tes HIV 8) Pemeriksaan tes Sifilis 9) Pemeriksaan tes BTA i. Tata laksana atau penanganan j. Materi Konseling, Informasi, dan Edukasi (KIE) 1) Kesehatan Ibu 2) Peran suami dan keluarga selama kehamilan dan persalinan 3) Tanda-tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi Deteksi Dini Preeklamsia Skrining untuk deteksi dini preeklamsia pada ibu hamil dilakukan pemeriksaan dengan cara sebagai berikut : 1. Riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu, riwayat kehamilan dan persalinan ibu dari ibu hamil, apa pernah Preeklamsia Eklamsia. 2. BMI (Body Mass Index) yaitu BB / TB X TB. bila > 29, ada potensi PE/E. 3. Ukur MAP (Mean Arterial Pressure,. yaitu (2x Diastolik + Sistolik) x 1/3. Bila > 90, ada potensi PE/E. 4. Ukur ROT ( Role Over Test, yaitu beda tekanan darah sistolik pada posisi terlentang dan posisi miring. Bila > 15 mm Hg, ada potensi PE/E Masase 1. Pengertian Masase

38 21 Perkataan massase berasal dari bahasa Arab Maas yang berarti menyentuh atau meraba. Massase diambil dari bahasa Francis. Dalam bahasa Indonesia disebut pijat atau mengurut (lutut). Massase dapat diartikan pijat yang telah disempurnakan dengan ilmu-ilmu tentang tubuh manusia. Dapat pula didefinisikan dengan gerakan-gerakan tangan yang mekanis terhadap tubuh manusia dengan mempergunakan bermacammacam bentuk pegangan atau manipulasi. 2. Tujuan Masase a. Mengurangi ketegangan otot. b. Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis. c. Mengkaji kondisi kulit. d. Meningkatkan sirkulasi/peredaran darah pada area yang dimassase 3. Teknik Pemijatan Punggung a. Effleurage di seluruh punggung. Gerakan diawali mengusap punggung bagian bawah di atas bokong meng-gunakan kedua tangan. Masing masing tangan mengurut sisi punggung.gerakan tangan menuju ke arah leher. Ketika tangan mencapai ujung atas punggung, tangan di-pisahkan ke arah luar melewati bahu. Tangan dikembalikan ke posisi awal, tangan diluncurkan tanpa tekanan.

39 22 b. Effleurage menyamping di seluruh punggung. Kedua tangan ditaruh mendatar di bagian tengah punggung bawah di atas bokong, dengan kedua pangkal tangan saling bersisikan. Gerakkan ke dua tangan ke arah sisi tubuh dengan menggun akan pangkal tangan. Gerakan diulang menuju ke atas punggung sampai seluruh punggung terurut. c. Friction pada otot-otot punggung. Ujung jempol diposisikan pada dua lekukan tulang punggung yang tampak di dasar punggung kemudian melakukan gerakan memutar dan tidak boleh melakukan tekanan langsung pada punggung. Usahakan jarak antara kedua sama ketika kedua tangan merambah menuju ke bagian atas punggung. Gerakan melingkar ke arah luar dilakukan dengan perlahan tapi tegas, dan menyusup ke dalam ketika jari jempol mencari simpul otot. Jika melakukannya dengan benar, maka jempol akan terasa sakit setibanya di bagian leher. Kemudian kembali ke awal dengan gerakan yang ringan. d. Meluncurkan jempol pada punggung. Bantalan jempol dilet akkan pada lekukan punggung lagi, dan jempol diluncurkan ke arah atas menuju leher dengan tekanan yang kuat. Pada saat luncuran ke arah bawah, tekanan jempol dikurangi dengan tekanan yang lebih ringan. e. Mengurut otot-otot tulang punggung Mulai dari wilayah bokong, pijat pada satu sisi menggunakan gerakan

40 23 menggosok dan mendorong dengan kedua tangan bergantiganti. Ikuti gerakan sepanjang lengan, dengan menuju ke arah atas sampai bahu lalu turun lagi, tidak memijat langsung pada tulang punggung. Gerakan diulangi dengan menggosok pada sisi lain dari punggung. f. Gerakan effleurage menyamping. Gerakan langkah kedua diulagi tetapi hanya di wilayah bagian bawah punggung dan bokong. g. Gerakan friction pada iliac crest (bagian atas pinggul). Bantalan jempol diletakkan kembali pada lekukan tulang punggung. Lalu melakukan gerakan memutar yang dalam melewati iliac crest bagian atas pinggul. h. Gerakan memutar pada bokong. Salah satu tangan ditempatkan mendatar pada sacrum (tulang ekor) dan taruh tangan satunya di atas tangan pertama, lalu tangan pertama diputar dengan gerakan menuju bokong kanan dan kembali ke sacrum. Kemudian gerakan diulangi dengan memutar ke arah bokong kiri dan kembali lagi ke sacrum. i. Meremas (petrissage) bagian bawah punggung dan bokong Meremas dari sisi yang berlawanan dengan klien. Pada bokong bagian bawah punggung. Pijat otot-ototnya perlahan dan sepenuhnya saat meremas, menggelindingkan dan memeras bokong tersebut. Gerakan ini diulangi pada sisi bagian bokong lainnya.

41 24 j. Tapotement Pijat cupping dengan telapak tangan dilengkung-kan membentuk mangkuk dan gerakan pijat hacking dengan cara memukul-mukul mengguna-kan sisi tangan, pada bokong, atau dapat juga memukul dan memalu ringan bagian ini dengan tangan terkepal. k. Effleurage Pijat effleurage pada seluruh punggung meng-gunakan tekanan yang kuat saat gerakan ke atas, dan lembut sampai gerakan kembali turun. l. Gerakan lingkar pada bahu. Taruh satu tangan mendatar di atas tangan lainnya lalu dengan kedua tangan, gerakkan tangan bertumpuk tersebut melingkar sekeliling tulang belikat, sampai bahu terasa hangat dan lemas. m. Friction pada tulang belikat. Klien sebaiknya pada posisi melengkung dan lengan berada di punggung agar lebih mudah melihat tulang belikat. Jika posisi ini tidak nyaman, maka lengan boleh ditaruh di samping tubuh dengan gerakan memutar meng-gunakan tekanan di sekeliling tulang belikat. Ketika akan mencair-kan simpul-simpul saraf, menggunakan gerakan friction melingkar beberapa kali. Langkah ini dilakukan pada kedua belah tulang belikat. n. Petrisage pada bahu. Gerakan-gerakan secara ritmik dilakukan pada bagian atas bahu: mencomot, meremas, dan

42 25 memeras otot-otot bahu dan sekitarnya menggunakan dua tangan bergantian. o. Mengeringkan wilayah bahu. Untuk menghilangkan racunracun tubuh yang dikeluarkan melalui ketiak, lakukan pijat effleurage dengan kuat dari arah bagian dalam tulang belikat ke arah luar dan bawah simpul-simpul limfa di ketiak. p. Melemaskan leher. Kepala klien bertumpu pada kedua tangannya agar tulang Iehernya lurus. Sebuah handuk kecil digulung dan Ietakkan di keningnya agar klien merasa nyaman. kedua telapak tangan ditaruh menghadap ke bawah pada kontur tulang leher, otot-otot leher dicomot dan diremas perlahan dan hati-hati menggunakan seluruh telapak tangan, bukan hanya jari-jari tangan, karena akan menghasilkan rasa sakit seperti cubitan pada klien. q. Effleurage Pijat effleurage dilakukan lagi pada seluruh bagian punggung. r. Usap Punggung. Kedua tangan dilemaskan, sentuh setiap sisi punggung dengan jari-jari tangan dan gerakkan tangan ke arah. gerakan mengusap dilakukan dengan ujung jari (ke arah bawah) beberapa kali.

43 26 s. Penyelesaian Seluruh punggung klien ditutup dengan handuk dan dengan sangat hati-hati tangan digerakkan ke arah bawah secara intuitif Konsep Nyeri Punggung 1. Pengertian Nyeri Punggung Nyeri punggung adalah gangguan yang umum terjadi, dan ibu hamil mungkin pernah memiliki riwayat sakit punggung di masa lalu. Sebagai kemungkinan lain, nyeri punggung dapat dirasakan pertama kalinya dalam kehamilan. Nyeri punggung bawah sangat sering terjadi dalam kehamilan sehingga digambarkan sebagai salah satu gangguan minor dalam kehamilan. Ibu hamil mencondongkan perut sehingga menambah lengkungan pada bagian bawah punggung yang menimbulkan rasa nyeri. Gejala nyeri punggung ini disebabkan oleh hormon estrogen dan progesteron yang mengendurkan sendi, ikatan tulang dan otot di pinggul Etiologi Nyeri Punggung Peningkatan berat badan selama hamil yang memberikan lebih banyak tekanan pada otot punggung. Kondisi ini melemahkan otot punggung dan pertumbuhan bayi dan rahim mengubah pusat gravitasi tubuh yang bergeser kearah depan, yang memberikan lebih banyak tekanan pada otot punggung dan menyebabkan rasa sakit didaerah punggung 39.

44 27 3. Dampak Nyeri Punggung Efek nyeri punggung untuk ibu hamil adalah apabila rasa nyeri terlalu berlebihan akan mengakibatkan stress pada ibu hamil, jika stress berkelanjutan maka berdampak pada persalinan yang berpengaruh pada hormone oksitosin yang menyebabkan kontraksi tidak adekuat sehingga menjadikan persalinan lama. Berpengaruh juga pada janin yang menyebabkan fetal distress atau asfiksia ( bayi berwarna kebiruan). Selain itu, pada masa nifas bisa mengakibatkan perdarahan dikarenakan atonia uteri ( uterus tidak berkontraksi dengan baik). Adapun dampak dari nyeri punggung yang lain yaitu dalam masa kehamilan adalah ibu akan mengalami gangguan tidur yang menyebabkan keletihan dan iritabilitas serta ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas 40. Hal tersebut akan menyebabkan janin menjadi fetal distress dimana keadaan ibu sangat erat kaitannya dengan kondisi janin yang dikandungnya, menghambat mobilitas, yang sudah mempunyai anak akan menghambat merawat anak. Selain itu nyeri dapat mempengaruhi pekerjaan ibu dan apabila pekerjaannya tidak dapat terselesaikan, ia mungkin harus cuti melahirkan lebih cepat dari yang diperkirakan. 4. Klasifikasi Nyeri Nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan durasinya dibedakan menjadi nyeri akut dan nyeri kronik :

45 28 A. Deskriptif a. Nyeri Akut yang tajam, dalam dan langsung maupun tiba-tiba. Seorang tidak dapat beristirahat dengan tenang dan setiap gerak bagian punggung yang terkena bertambah nyeri yang terjadi selama kurang dari 8 minggu. b. Nyeri kronis yang terus menerus dan tidak berkurang meskipun pikiran bisa teralihkan dengan sesuatu yang mempesona. Nyeri biasanya dalam beberapa hari tetapi kadang kala membutuhkan waktu selama satu atau bahkan beberapa minggu. Kadang-kadang nyeri berulang tetapi untuk kekambuhan ditimbulkan untuk aktivitas fisik yang sepele Penilaian Respon Intensitas Nyeri Penilaian intensitas nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala sebagai berikut: Tidak nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri yang Ringan Sedang Berat tidak Tertahankan Gambar 2.1 Skala Nyeri A. Deskriptif. Keterangan : a. 0 : tidak nyeri. b. 1-3 : nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. c. 4-6 : nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsik annya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

46 29 d. 7-9 : nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tetapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripkannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi. e. 10 : nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul Penatalaksanaan Nyeri Punggung Memberikan konseling posisi tubuh yang baik, cara tidur dengan posisi kaki ditinggikan, duduk dengan posisi punggung tegak, hindari duduk atau berdiri terlalu lama, menggunakan Kasur yang keras dan memakai bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung 43. Cara untuk mengatasi rasa nyeri punggung, gunakan bantal tambahan sebagai penopang pada bagian pinggang dan punggung pada saat tidur, tidur menyamping untuk menghindari nyeri punggung, relaksasi, senam hamil, massage, rendam air hangat dapat meredakan otot-otot dan agar ibu hamil trimester III mengurangi aktifitas dan menjaga postur membungkuk 44.

47 Konsep dengan SOAP 1. Data Subjektif Nyeri punggung terjadi pada bagian leher, bahu dan punggung Data Objektif Adanya nyeri punggung dan ligamen pada kehamilan tua disebabkan meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus 46. a. Pemeriksaan fisik umum keadaan umum Kesadaran Postur tubuh Tinggi Badan Berat Badan LILA : baik, lemah : composmentis : lordosis. : < 145 cm : 6,50 16,50 kg : 23,5 cm TTV : TD :110/70 130/90 mmhg S N RR :36,5 37,5 0 C : x/menit : x/menit b. Pemeriksaan Fisik Khusus Wajah Mata : Pucat, tidak bengkak. : Sklera putih, konjungtiva pucat, fungsi penglihatan baik. Mulut Leher : Mukosa bibir pucat. : Normal, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan bendungan vena jugularis.

48 31 Payudara : 1) Puting susu : bersih dan menonjol. 2) Kolostrum : belum keluar. Abdomen : Leopold I Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada difundus. Normal : pada fundus teraba bagian lunak dan tidak melenting ( bokong) Leopold II : Untuk mengetahui batas kanan atau kiri pada uterus ibu, yaitu: punggung pada letak bujur dan kepala pada letak lintang. Normal : teraba bagian panjang, keras seperti papan ( punggung) pada satu sisi uterus dan pada sisi lain teraba bagian kecil. Leopold III : Mengetahui bagian terendah janin, dan apakah sudah masuk PAP atau belum. Normal : pada bagian bawah janin teraba bagian bulat, keras dan melenting (kepala janin) Leopold IV : Untuk mengetahui seberapa jauh masuknya bagian terendah janin kedalam PAP. Posisi tangan masih bisa bertemu dan bertemu PAP

49 32 (konvergen), posisi tangan tidak bertemu dan sudah masuk PAP ( divergen ). DJJ (terdengar jelas) : Pada bagian samping abdomen, atas atau bawah umbilikalis. Cara menghitung dilakukan selama 1 menit penuh. Jumlah DJJ normal antara x/menit. Punggung : skala 4-6 ( nyeri sedang), secara obyektif klien mendesis,menyeringai,dapat menunju kan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikan nya, dapat mengikuti perintah dengan baik. Ekstrimitas : Pemeriksaan ekstrimitas pada ibu hamil trimester III, meliputi: a) Atas : simetris, tidak oedema. b) Bawah : simetris, tidak oedema, tidak varises. Reflek patella normal, tungkai bawah akan sedikit bergerak ketika tendon diketuk. Skala nyeri : 4-5 (nyeri sedang) c. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Lab Hb Urine : gr% : pemeriksaan reduksi urine dan kadar albumin dalam urine sehingga diketahui apakah ibu menderita preeklamsi atau tidak Analisa Data : Kesimpulan pengambilan keputusan klinis.

50 33 Diagnosa kebidanan : G.P.A.UK.Minggu Kehamilan Normal dengan Nyeri Punggung (Nyeri Sedang) Janin Tunggal Hidup 4 Penatalaksanaan Pada ibu hamil dengan kasus keluhan nyeri punggung, didapati penatalaksanaan sebagai berikut : 1) Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini 2) Menganjurkan ibu untuk duduk dengan posisi punggung tegak. 3) Menganjurkan tetap menjaga posisi atau sikap tubuh yang baik selama melakukan aktivitas. 4) Menganjurkan menggunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung. 5) Menganjurkan ibu tidur menyamping untuk menghindari nyeri punggung. 6) Menganjurkan ibu senam hamil. 7) Melakukan massase punggung pada ibu. 8) Menganjurkan ibu untuk meminum obat yang telah diberikan oleh bidan yaitu Kalk 1x/hari dan tablet fe 1x//hari. 9) Menganjurkan ibu melakukan kontrol ulang ke petugas kesehatan 1 bulan lagi atau jika ada keluhan sewaktu-waktu Konsep Dasar Persalinan Pengertian Persalinan

51 34 Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin Perubahan fisiologi pada persalinan 1. Uterus Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh ototnya berkontraksi. Proses ini akan efektif hanya jika his bersifat fundal dominan, yaitu kontraksi didominasi oleh otot fundus yang menarik otot bawah rahim ke atas sehingga akan menyebabkan pembukaan serviks dan dorongan janin ke bawah secara alami. 2. Serviks Pada kala II, serviks sudah menipis dan dilatasi maksimal. Saat dilakukan pemeriksaan dalam, porsio sudah tak teraba dengan pembukaan 10 cm. 3. Ketuban Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan hampir atau sudah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan sudah lengkap. 4. Tekanan darah Tekanan darah dapat meningkat lagi mmhg selama kala II persalinan. Upaya meneran juga akan memengaruhi

52 35 tekanan darah, dapat meningkat dan kemudian menurun kemudian akhirnya kembali lagi sedikit di atas normal. Rata- rata normal peningkatan tekanan darah selama kala II adalah 10 mmhg. 5. Metabolisme Peningkatan metabolisme terus berlanjut hingga kala II persalinan. Upaya meneran pasien menambah aktivitas otot- otot rangka sehingga meningkatkan metabolisme. 6. Suhu Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat proses persalinan dan segera setelahnya, peningkatan suhu normal adalah 0,5-1 0 C. 7. Detak Jantung Perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai peningkatan selama fase peningkatan, penurunan selama titik puncak sampai frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi diantara kontraksi, dan peningkatan selama fase penurunan hingga mencapai frekuensi lazim diantara kontraksi. 8. Pernafasan

53 36 Sedikit peningkatan frekuensi pernafasan dianggap normal selama persalinan, hal tersebut mencerminkan peningkatan metabolisme. 9. Perubahan gastrointestinal Penurunan motilitas lambung dan absorbsi yang hebat berlanjut sampai pada kala II. Biasanya mual dan muntah pada saat transisi akan mereda selama kala II persalinan, tetapi bisa terus ada pada beberapa pasien. 10. Hematologi Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2mg% selama persalinan dan kembali ke kadar sebelum persalinan pada hari pertama pascapersalinan jika tidak ada kehilangan darah yang abnormal Faktor Yang Mempengaruhi proses persalinan 1. Passage (Jalan Lahir) Jalan lahir dibagi atas : a. bagian keras tulang-tulang panggul (ranfka panggul) b. bagian lunak : otot-otot,jaringan jaringan, ligamen ligament. c. Ukuran ukuran pangul : 1) Distansia spinarum : jarak antar spina iliaka anterior superior cm 2) Distansia kristarum : jarak antara kedua krista iliaka kanan dan kiri 28-30cm

54 37 3) Konjugata ekstrena : cm 4) Lingkaran panggul : cm 5) Conjugata diagonalis : 12,5 cm 2. Power (Kekuatan Ibu) a. His His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi otot rahim dimulai dari daerah tuba dan ligamentum rotundum kemudian menjalar ke seluruh bagian uterus. b. Meneran Tenaga meneran pasien akan semakin menambah kekuatan kontraksi uterus. Pada saat pasien meneran, diafragma dan otot-otot dinding abdomen akan berkontraksi Passanger (Isi Kehamilan) Letak janin, posisi janin, prosentase janin, dan letak plasenta Mekanisme Persalinan Persalinan kala II dimulai setelah pembukaan serviks lengkap dan berakhir dengan lahirnya seluruh badan janin. Mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa tahap gerakan kepala janin di dasar panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh anggota badan bayi.

55 38 a. Penurunan kepala Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari pasien. b. Penguncian Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala janin telah melalui lubang masuk panggul pasien. c. Fleksi Dalam proses masuknya kepala janin ke dalam panggul, fleksi menjadi hal yang sangat penting karena dengan fleksi diameter kepala janin terkecil dapat bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar panggul. d. Putaran paksi dalam Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter anteroposterior (yang lebih panjang) dari kepala menyesuaikan diri dengan diameter anteroposterior dari panggul pasien. e. Lahirnya kepala dengan cara ekstensi Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput posterior. Proses ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya tersebut membentuk lengkungan carus, yang mengarahkan kepala ke atas menuju lorong vulva. f. Restitusi Restitusi ialah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik ke kanan atau ke kiri.

56 39 g. Putaran paksi luar Putaran ini terjadi secara bersamaan dengan putaran internal dari bahu. h. Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi Bahu posterior akan menggembungkan perineum dan kemudian dilahirkan dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu dilahirkan, seluruh tubuh janin lainnya akan dilahirkan mengikuti sumbu carus Kebutuhan Dasar Ibu Dalam Persalinan 1. Makan dan minum per oral Ibu bersalin sangat dianjurkan untuk minum cairan yang manis dan berenergi sehingga kebutuhan kalorinya tetap akan terpenuhi. 2. Akses intravena Akses intravena adalah tindakan pemasangan infus pada pasien. Kebijakan ini diambil dengan pertimbangan sebagai jalur obat, cairan, atau darah untuk mempertahankan keselamatan jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat dan untuk mempertahankan suplai cairan bagi pasien. 3. Posisi dan ambulasi Posisi yang nyaman selama persalinan sangat diperlukan bagi pasien. Selain mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi tertentu justru akan membantu proses penurunan kepala janin sehingga persalinan dapat berjalan lebih cepat (selama tidak ada kontra indikasi dari keadaan pasien).

57 40 4. Eliminasi selama persalinan (BAK atau BAB) a) Buang Air Kecil (BAK) Selama proses persalinan, pasien akan mengalami poliuri sehingga penting untuk difasilitasi agar kebutuhan eliminasi dapat terpenuhi. b) Buang Air Besar (BAB) Jika pasien dapat berjalan sendiri ke toilet, maka cukup bagi pendamping untuk menemaninya sampai ia selesai Proses Persalinan Dengan 60 Langkah APN Tatalaksana pada kala II, III, IV tergabung dalam 60 langkah APN 54. Mengenali tanda dan gejala kala dua 1. Memeriksa tanda berikut: a. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran. b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vaginanya. c. Perineum menonjol dan menipis. d. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka. Menyiapkan Pertolongan Persalinan 2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial. a. Klem, gunting, benang tali pusat, penghisap lendir steril/dtt siap dalam wadahnya. b. Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayi dalam kondisi bersih dan hangat.

58 41 c. Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan termometer dalam kondisi baik dan bersih. d. Patahkan ampul oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit steril sekali pakai di dalam partus set/wadah DTT. e. Untuk resusitasi: tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi. f. Persiapan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu: cairan kristaloid, set infus. 3. Kenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih, sepatu tertutup kedap air, tutup kepala, masker, dan kacamata. 4. Lepas semua perhiasan pada lengan dan tangan lalu cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih kemudian keringkan dengan handuk atau tisu bersih. 5. Pakai sarung tangan steril/dtt untuk pemeriksaan dalam. 6. Ambil spuit dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin 10 unit dan letakkan kembali spuit tersebut di partus set/wadah DTT atau steril tanpa mengontaminasi spuit. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik 7. Bersihkan vulva dan perineum, dari depan ke belakang dengan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT. 8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Lakukan amniotomi bila selaput ketuban belum

59 42 pecah, dengan syarat: kepala sudah masuk ke dalam panggul dan tali pusat tidak teraba. 9. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, kemudian lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelahnya. 10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) segera setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal ( kali/menit). Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal. Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses Bimbingan Meneran 11. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. 12. Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. merasa Bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan dia nyaman. Anjurkan ibu untuk cukup minum. 13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran. a. Perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai. b. Nilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai. 14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit. Mempersiapkan Pertolongan Kelahiran Bayi

60 Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi. 16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu. 17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan. 18. Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan. Membantu Lahirnya Kepala 19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering, sementara tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran sambil bernapas cepat dan dangkal. 20. Periksa lilitan tali pusat dan lakukan tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi. Jika lilitan tali pusat di leher bayi masih longgar, selipkan tali pusat lewat kepala bayi. Jika lilitan tali pusat terlalu ketat, klem tali pusat di dua titik lalu gunting di antaranya. Jangan lupa untuk tetap lindungi leher bayi. 21. Tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. Membantu Lahirnya Bahu 22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. a. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis.

61 44 b. Gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang. 23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada di bawah ke arah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan yang berada di atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas. 24. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan penelusuran tangan yang berada di atas ke punggung, bokong, tungkai dan kaki bayi. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara kaki dan pegang masingmasing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya). Asuhan Bayi Baru Lahir 25. Lakukan penilaian selintas dan jawablah tiga pertanyaan berikut untuk menilai apakah ada asfiksia bayi: a. Apakah kehamilan cukup bulan? b. Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap? c. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif? 26. Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan manajemen bayi baru lahir normal. Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu a. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya. b. Ganti handuk basah dengan handuk yang kering. c. Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas dada atau perut ibu. 27. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain dalam uterus (hamil tunggal). Manajemen Aktif Kala II

62 Beritahukan kepada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin untuk membantu uterus berkontraksi baik. 29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan oksitosin 10 unit IM di sepertiga paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin). 30. Dengan menggunakan klem, 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat pada sekitar 3 cm dari pusat (umbilikus) bayi (kecuali pada asfiksia neonatus, lakukan sesegera mungkin). Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama. 31. Potong dan ikat tali pusat. a. Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian. b. Gunting tali pusat di antara 2 klem tersebut (sambil lindungi perut bayi). c. Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan simpul kunci. d. Lepaskan klem dan masukkan dalam larutan klorin 0,5%. 32. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering dan pasang topi pada kepala bayi.

63 46 Manajemen Aktif kala III Persalinan 33. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva. 34. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di tepi atas simfisis dan tegangkan tali pusat dan klem dengan tangan yang lain. 35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah dorso-kranial secara hatihati, untuk mencegah terjadinya inversio uteri. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk menstimulasi putting susu. Mengeluarkan Plasenta 36. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, lalu minta ibu meneran sambil menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir dengan tetap melakukan tekanan dorso-kranial. a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta. b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM. c. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya. d. Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir. e. Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual.

64 47 37.Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal. Rangsangan Taktil ( Masasse ) Uterus 38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar secara lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras). Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil/masase. Menilai Perdarahan 39. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan pastikan bahwa selaputnya lengkap dan utuh. 40. Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan aktif. Melakukan Asuhan Pasca Persalinan (Kala IV) 41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam. 42. Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh lakukan kateterisasi. Evaluasi 43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5 %, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas di air dtt tanpa melepa sarung tangan, kemudin keringkan dengan handuk.

65 Ajarkan ibu atau keluarga cara melakukan massase uterus dan menilai kontraksi. 45. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keaddan umum ibu baik. 46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan arah. 47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik ( x / menit). Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau atraksi, diresusitasi dan segera merujuk kerumah sakit. Jika bayi napas terlalu cepat atau sesak napas, segera rujuk ke rumah sakit. Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan kembali kontak kulit ibu bayi dan hangatkan ibu bayi dalam selimut. Kebersihan Dan Keamanan 48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dala larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi ( 10 menit ). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi. 49. Buang bahan bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai. 50. Bersihkan ibu dari paparan darah an cairan tubuh degan menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lender dan darah di ranjang atau sekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering 51. Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan eluarga utuk memberi ibu minuman dan makanan yang diingunkan. 52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.

66 Celupkan tangan yang masih meakai sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik, dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. 54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering. 55. Pakai sarung tangan bersih atau DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi. 56. Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pastikan kondisi bayi baik, pernapasan normal ( x/menit ) dan temperature tubuh normal ( 36,5 37,5 0 c ) setiap 15 menit. 57. Setelah 1 jam pemberian vitamin k1, berikan suntikan Hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam jangkuan ibu agar sewaktu waktu dapat di susukan. 58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam didala arutan klorin 0,5% selama 10 menit. 59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering. Dokumentasi 60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV persalinan 2.3 Konsep Dasar Nifas Pengertian Masa Nifas Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

67 50 keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kirakira 6 minggu Tahapan Masa Nifas 1. Puerperium Dini Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. 2. Puerperium Intermedial Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu. 3. Remote Puerperium Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau atau waktu persalinan mempunyai komplikasi Perubahan Fisiologi pada Masa Nifas 1. Perubahan Uterus Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi neorotic (layu/mati) 57. Dibawah ini adalah tabel perubahan involusi uterus menurut. Tabel 2.4 Perubahan involusi uterus Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat uterus Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram

68 51 1 minggu Pertengahan pusat symphysis 500 gram 2 minggu Teraba di atas symphysis 350 gram 6 minggu Fundus uteri mengecil (tidak teraba) 50 gram (Sumber: Ari Sulistyawati. 2009) Lokhea Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya: a. Lokhea rubra/merah Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), mekonium. b. Lokhea sanguinolenta Lokhea ini berwarna kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum. c. Lokhea serosa Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung serum, leukosit dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14. d. Lokhea alba/putih Lokhea ini mengandung leukosit, sel desisua, sel epitel, selaput lendir serviks,dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat

69 52 berlangsung selama 2-6 minggu post partum Perubahan Serviks, Vagina, dan Perineum 1) Perubahan pada Serviks Perubahan yang terjadi pada serviks ialah bentuk serviks agak menganga seperti corong, segera setelah bayi lahir. 2) Perubahan pada Vulva dan Vagina Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta perengangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. 3) Perubahan pada Perineum Segara setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju 60. 4) Perubahan Sistem Pencernaan Biasanya ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan kurangnya asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktivitas tubuh. Bila ini tidak berhasil dalam 2-3 hari dapat diberikan obat laksansia.selain konstipasi ibu juga mengalami anoreksia akibat penurunan dari sekresi kelenjar pencernaan dan mempengaruhi perubahan sekresi, serta penurunan kebutuhan kalori yang menyebabkan kurang nafsu makan. 5) Perubahan Sistem Perkemihan

70 53 Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Urine dalam jumlah besar terjadi dalam jam post partum. 6) Perubahan Sistem Muskuloskeletal Otot-otot berkontraksi segera setelah partus. Pembuluhpembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini mengentikan pendarahan setelah plasenta dilahirkan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang meregang pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum menjadi kendor. Tidak jarang pula wanita mengeluh kandungannya turun setelah melahirkan karena ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan. 7) Perubahan Sistem Endokrin a. Hormon Plasenta Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. HCG (Human Chorionic Gonadotropin) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke 7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke 3 post partum. b. Hormon Pituitary

71 54 Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak menyusui, prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat pada fase konsentrasi folikuler (minggu ke-3) dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi. c. Hypotalamik Pituitary Ovarium Lamanya seorang wanita mendapat menstruasi juga dipengaruhi oleh faktor menyusui. Menstruasi pertama ini bersifat anovulasi karena rendahnya kadar estrogen dan progesteron. d. Kadar Estrogen Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna sehingga aktifitas prolaktin yang juga sedang meningkat dapat memepengaruhi kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI. 8) Perubahan Tanda-tanda Vital a. Suhu Tubuh Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik sedikit (37,5-38 C) sebagai akibat kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. b. Denyut Nadi

72 55 Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah kali per menit. Denyut nadi sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. c. Tekanan darah Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan 61. d. Pernapasan Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal maka pernapasan juga akan mengikutinya, kecuali bila ada gangguan khusus pada saluran pencernaan 62. 9) Perubahan Sistem Kardiovaskuler Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar cc. bila kelahiran melalui section caesaria kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri dari volume darah dan hemokonsentrasi. Apabila pada persalinan pervaginam hemokonsentrasi akan naik dan pada section caesaria haemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu Proses Adaptasi Psikologis Pada Masa Nifas Terbagi periode menjadi 3 bagian antara lain : 1. Periode Taking In

73 56 Periode yang terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif dan tergantung, perhatianya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya. 2. Periode Taking Hold Periode terjadi pada hari ke 2-4 post partum. Ibu menjadi perhatian pada kemampuanya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi. 3. Periode Letting Go Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang kerumah. Periode ini pun sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga Kebutuhan Dasar Ibu pada Masa Nifas 1. Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi akan sangat mempengaruhi produksi ASI. Seperti kebutuhan : a. Energi Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama pasca partum mencapai 500 kkal. Rekomendasi ini berdasarkan pada asumsi bahwa tiap 100cc ASI berkemampuan memasuki kkal. b. Protein

74 57 Selama menyusui ibu membutuhkan tambahan protein diatas normal sebesar 20gr/hari. Dasar ketentuan ini adalah tiap 100cc ASI mengandung 1,2gr protein. 2. Ambulasi dini Ambulasi dini adalah kebijakan untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbing untuk berjalan. 3. Eliminasi Dalam 6 jam pertama post partum, pasien harus sudah dapat buang air kecil. Semakin lama urin tertahan dalam kandung kemih maka dapat mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan. 4. Kebersihan diri Karena keletihan dan kondisi psikis yang belum stabil, biasanya ibu post partum masih belum cukup kooperatif untuk membersihkan dirinya. Bidan harus bijaksana dalam memberikan motivasi ini tanpa mengurangi keaktifan ibu untuk melakukan personal hygiene secara mandiri. 5. Istirahat Istirahat ibu postpartum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memulihkan kembali keadaan fisiknya. Keluarga disarankan untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup sebagai persiapan untuk energi untuk menyusui bayinya nanti. 6. Seksual

75 58 Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. 7. Senam nifas Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya latihan masa nifas dilakukan seawal mungkin dengan catatan ibu menjalani persalinan deenga normal dan tidak ada penyulit post partum. Dibawah ini adalah tabel kunjungan pada masa nifas berfungsi untuk mempercepat involusi uterus 65. Tabel 2.5 Kunjungan Pada masa Nifas Kunjungan Waktu Tujuan 1 6 jam sampai 3 hari a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada pendarahan abnormal, tidak ada tandatanda infeksi dan lochea sanguinolenta. b. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi, cairan dan istirahat. c. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan memperhatikan tanda-tanda penyulit. d. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan merawat bayi sehar-hari. 2 4 hari sampai 28 hari e. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada pendarahan abnormal, tidak ada tandatanda infeksi dan lochea serosa.

76 hari sampai 42 hari (Sumber : Ari Sulistyawati. 2009) Komplikasi Pada Masa Nifas 1. Pendarahan Per Vagina a. Antonia uteri b. Robekan jalan lahir c. Retensio plasenta d. Tertinggalnya sisa plasenta e. Inversio uterus. 2. Infeksi Masa Nifas a. Infeksi pada vulva, vagina, dan serviks. f. Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang dialami ibu maupun bayi. g. Memberi konseling KB secara dini. b. Endometritis,Peritonitis, Salpingitis, dan ooforitis. c. Sakit kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan kabur. d. Pembengkakan di wajah dan ekstremitas. e. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih. f. Payudara berubah menjadi merah, panas dan sakit. g. Kehilangan nafsu makan untuk jangka waktu yang lama. h. Rasa sakit, merah, dan pembekakan kaki. i. Merasa sedih atau tidak mampu untuk merawat bayi dan diri sendiri Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir Pengertian

77 60 Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan minggu dengan berat lahir gr Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal 1. Lahir cukup bulan dengan usia kehamilan minggu 2. Berat badan lahir gram 3. Panjang badan cm 4. Lingkar kepala biparietal cm 5. APGAR SKOR antara Lingkar badan cm 7. Bunyi jantung kali/menit 8. Pernafasan kali/menit 9. Refleks Moro (memeluk) positif 10. Refleks Rooting (mencari) positif Manajemen Bayi Baru Lahir 1. Pengaturan Suhu Bayi kehilangan panas melalui 4 cara : 1) Konveksi adalah melalui benda-benda padat yang berkontak dengan kulit bayi 2) Konduksi adalah pendinginan melalui aliran udara disekitar bayi 3) Evaporasi adalah kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit bayi yang basah 4) Radiasi adalah melalui benda padat dekat bayi yang tidak berkontak secara langsung dengan kulit bayi. 2. Resusitasi Bayi Baru Lahir

78 61 Resusitasi tidak dilakukan pada semua bayi baru lahir. Akan tetapi penilaian untuk menentukan apakah bayi memerlukan resusitasi harus dilakukan pada setiap bayi baru lahir. 3. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernafasan, Mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan incubator, Menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi. 4. Pengikatan dan Pemotongan Tali Pusat Pengikatan dan pemotongan tali pusat segera setelah persalinan banyak dilakukan secara luas di seluruh dunia, Tetapi penelitian menunjukkan kali ini tidak bermanfaat bagi ibu dan bayi, Bahkan dapat berbahaya bagi bayi. Penundaan pengikatan tali pusat memberikan kesempatan bagi terjadinya transfuse fetomaternal sebanyak 20-50% (rata-rata 21%) volume darah bayi. 5. Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu pertama secara alami mengurangi insiden infeksi pada bayi baru lahir 6. Pemberian Salep Mata Pemberian antibiotic profilaksis pada mata dapat mencegah terjadinya konjungtivitis.

79 62 7. Pemberian Vitamin K Pemberian vitamin K baik secara intramuskuler maupun oral terbukti menurunkan insiden PDVK (Pendarahan Akibat Definsiesi Vitamin K1). 8. Pengukuran Berat dan Panjang lahir Bayi yang baru lahir harus di timbang dan di ukur panjang badannya untuk mengetahui kondisi fisik bayi. 9. Memandikan Bayi Bayi baru lahir dapat di mandikan 6 jam setelah kelahirannya Adaptasi Fisiologis BBL Terhadap Kehidupan Diluar Uterus Adaptasi bayi terhadap kehidupan diluar kandungan meliputi : 1. Awal pernafasan Pada saat lahir bayi berpindah tempat dari suasana hangat dilingkungan rahim kedunia luar tempat dilakukannya peran eksistensi mandiri. 2. Adaptasi paru Hingga saat lahir tiba, janin bergantung pada pertukaran gas daerah maternal melalui paru maternal dan plasenta. 3. Adaptasi Kardiovaskuler Sebelum lahir, janin hanya bergantung pada plasenta untuk semua pertukaran gas dan ekskresi sisa metabolic. Dengan pelepasan plasenta pada saat lahir, sistem sirkulasi bayi harus melakukan penyesuaian mayor guna mengalihkan darah yang tidak mengandung oksigen menuju paru untuk di reoksigenasi 71.

80 Konsep Neonatus Pengertian Neonatus Neonatal adalah jabang bayi baru lahir hingga berumur empat minggu.neonatus adalah fase awal ketika seorang manusia lahir ke bumi. Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan intrauterine ke kehidupan ektrauterin. Pertumbuhan dan perkembangan normal masa neonatal adalah 28 hari Periode Neonatal Periode neonatal meliputi jangka waktu sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 4 minggu terbagi menjadi 2 periode, antara lain : 1. Periode neonatal dini yang meliputi jangka waktu 0-7 hari setelah lahir. 2. Periode lanjutan merupakan periode neonatal yang meliputi jangka waktu 8-28 hari setelah lahir Pertumbuhan dan perkembangan Usia Neonatal 1. Sistem Pernafasan Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dan pertukaran gas melalui plasenta, setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat terpotong). 2. Jantung dan Sistem Sirkulasi

81 64 Setelah bayi lahir baru akan berkembang yang mengakibatkan tekanan antreol dalam paru menurun yang diikuti dengan menurunya tekanan jantung kanan. 3. Saluran Pencernaan Pada masa neonatal saluran pencernaan mengeluarkan tinja pertama biasanya dalam 24 jam pertama berupa mekonium (zat berwarna hitam kehijauan). 4. Hepar Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis yang berupa kenaikan kadarprotein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. 5. Metabolisme BBL harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energi dapat diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak. 6. Kulit Kulit neonatal yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan.kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna kekuningan terutama di daerah-daerah lipatan dan bahu yang disebut vernikaseosa. 7. Imunologi Bayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum tulang dan juga memiliki lamina propia ilium dan apendiks.

82 65 Neonatal memiliki perilaku atau refleks. Beberapa refleks primitif yang terdapat pada neonatal antara lain: 1. Reflek kedipan, merupakan respon terhadap cahaya terang yang mengindikasi normalnya saraf optik. 2. Reflek menghisap (rooting refleks) merupakan reflek bayi yang membuka mulut atau mencari putting susu. 3. Sucking reflex, yang dilihat pada saat bayi menyusu. 4. Tonick neck reflex, letakkan dalam posisi telentang, putar kepala ke satu sisi dengan badan ditahan, ekstermitas terekstensi pada sisi kepala yang diputar, tetapi ekstermitas pada sisi lain fleksi. 5. Reflek menggenggam (grasping refleks) dengan perlakuan bila telapak tangan dirangsang akan member reaksi seperti menggenggam. 6. Reflek moro dengan perlakuan bila diberi rangsangan yang mengejutkan atau spontan akan terjadi reflek lengan dan tangan terbuka. 7. Reflek berjalan (walking refleks) dengan perlakuan apabila bayi diangkat tegak dan kakinya ditekankan pada satu bidang datar, maka bayi akan melakukan gerakan melangkah seolaholah berjalan. 8. Babinsky refleks apabila diberi rangsangan atau digores pada sisi lateral telapak kaki kearah atas kemudian aka nada gerakan jari sepanjang telapak tangan 74.

83 Kunjungan neonatal Perencanaan pada neonatus, meliputi: 1. Kunjungan I (6-24 jam) 1) Menjaga kehangatan bayi. 2) Membantu memberikan ASI. 3) Memberikan KIE kepada ibu cara merawat kebersihan bayi terutama tali pusat. 2. Kunjungan II (umur 4-7 hari) 1) Melakukan observasi TTV, BAB, dan BAK untuk Mencegah terjadinya tanda bahaya neonatus. 2) Mengevaluasi pemberiaan nutrisi, yaitu pemberian ASI. 3) Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda bahaya pada neonatus. 4) Menjadwalkan kunjungan ulang neonatus untuk Mengevaluasi keadaan bayi dan menjadwalkan program imunisasi. 3. Kunjungan III (umur 8-28 hari) 1) Observasi TTV, BAB, dan BAK untuk Mencegah terjadinya tanda bahaya neonatus. 2) Memberikan imunisasi BCG untuk memberikan kekebalan tubuh bayi terhadap virus tuberculosis. 3) Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda bahaya pada neonatus. 4) Menjadwalkan kunjungan ulang neonatal untuk mengevaluasi keadaan bayi dan menjadwalkan imunisasi selanjutnya 75.

84 Kondisi-kondisi Kegawatdaruratan Neonatus Kondisi-kondisi Kegawatdaruratan Neonatus meliputi: 1. Hipotermia Hipotermia adalah kondisi dimana suhu tubuh < 36 C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.untuk mengukur suhu tubuh hipotermia diperlukan thermometer ukuran rendah (low reading thermometer) sampai 25 C. 2. Hipertermia Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi karena kegagalan termoregulasi.hipertermia terjadi ketika tubuh menghasilkan atau menyerap lebih banyak panas daripada mengeluarkan panas. 3. Hiperglikemia Hiperglikemia adalah suatu kondisi di mana jumlah glukosa dalam plasma darah berlebihan. Disebabkan oleh diabetes mellitus karena kadar insulin yang rendah atau oleh resistensi insulin pada sel. 4. Tetanus Neonaturum Tetanus Neonaturum adalah penyakit tetanus yang diderita oleh bayi baru lahir yang disebabkan oleh basil klotridium tetani Konsep Dasar/Teori KB Pengertian KB Kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel

85 68 sperma. Untuk itu, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan intim/seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan Macam-macam KB 1. Metode amenorea laktasi (MAL) 2. KB alamiah, terdiri dari system kalende dan metode suhu basal 3. Senggama terputus 4. Metode Barier, terdiri dari kondom, diafragma dan spermisida 5. Pil KB 6. Suntik KB Jenis KB suntik : Suntikan/bulan Suntikan/2 bulan Suntikan/3 bulan : Cyclofem : Noristerat : Depo provera, Depogeston 7. Implant 8. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) 9. Alat kontrasepsi mantap, terdiri dari : a. Tubektomi b. Vasektomi (Affandi, 2012) Tujuan KB Tujuan pokok program Keluarga Berencana Indonesia sebagai berikut:

86 69 1. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. 2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga Manfaat KB 1. Untuk ibu : Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek, Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak, untuk istirahat, dan menikmati waktu luang, serta melakukan kegiatan-kegiatan lain. 2. Untuk anak yang baru dilahirkan : Dapat tumbuh secara normal, karena ibu yang mengandungnya berada dalam keadaan sehat, Sesudah lahir anak tersebut akan memperoleh perhatian, pemeliharaan, dan makanan yang cukup. Hal ini disebabkan oleh kehadiran anak tersebut yang memang diinginkan dan diharapkan Akseptor KB Baru Akseptor KB Baru adalah pasangan usia subur (PUS) yang pertama kali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir dengan keguguran atau kelahiran KB Suntik 3 Bulan Kontrasepsi suntik 3 bulan adalah Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA. Diberikan setiap 3 bulan

87 70 dengan cara disuntikkan intramuskuler (IM) didaerah bokong. Suntikan KB 3 bulan mencegah kehamilan dengan melepaskan hormone progestin ke dalam pembuluh darah. Depoprovera ialah 6-alfamedroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi perenteral, mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif Suntik Progestin Sangat efektif dan aman, Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi, Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan, Cocok untuk masa menyusui, karena tidak menekan produksi ASI. Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin yaitu : 1. Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikkan secara Intramuskuler (daerah bokong). 2. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskuler Cara Kerja : Mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkn kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi, menghambat transportasi gamet oleh tuba Efektivitas :

88 71 Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan/tahun,asal penyuntikkannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan Keuntungan : Sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi produksi ASI, efek samping yang ditimbulkan sedikit, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan >35 tahun sampai perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kemungkinan terjadinya penyakit jinak payudara, mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul, menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell) Keterbatasan : 1. Beberapa ibu yang menggunakan metode KB suntik 3 bulan mengalami penambahan berat badan 2. Ibu mengalami jerawat, sakit kepala, nyeri payudara, perubahan suasana hati, dan perut kembung` 3. Pada beberapa kasus, kesuburan wanita baru pulih setelah beberapa bulan menghentikan penggunaan KB suntik 77.

89 72 BAB III ASUHAN KEBIDANAN 3.1 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Kunjungan ANC Ke 1 ( pada trimester II) Tanggal : 02 Desember 2017 Pukul Tempat : WIB : PMB Kuntum Kholidah, SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Oleh : Lisa Nofiatin 1. Pengkajian Data Identitas Nama : Ny E ang Umur : 33 tahun Agama : Islam Nama : Tn T Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Umur : 42 tahun Pendidikan : SMA Agama : Islam Pekerjaan : IRT Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Penghasilan : - Alamat : Dsn. Pendidikan Pekerjaan : SMA : Pekerja Pabrik Diwek, Ds. Penghasilan : ,00 Diwek, Kec. Alamat : Dsn. Diwek Diwek, Jomb Ds. Diwek Kec. Diwek 72

90 73 Jombang 2. Prolog Ny E GIIIP2A0 UK 25 minggu, HPHT : , HPL : , riwayat kehamilan terakhir dengan persalinan nomal, jenis kelamin : perempuan. Anak terakhir usia : 6 tahun. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menurun, menular ataupun menahun. Pada kehamilan trimester II ibu sudah periksa sebanyak 3 kali di PBM Kuntum Kholidah, SST, BB sebelum hamil : 62 kg, TB : 154 cm. Lila : 27 cm. Pada tanggal 10 Oktober 2017 ibu sudah melakukan ANC terpadu di puskesmas Brambang dengan hasil Hb : 11 gr/dl, Albumin : negatif, Reduksi : negatif, Golongan darah : B, PPIA: Nonreaktif,GDA: 81, HIV-HbsAg: Nonreaktif, pemeriksaan gigi baik. Sebelum hamil ibu menggunakan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan. Hasil USG tanggal 24 september 2017 di dr. Adi Nugroho, Sp.OG, janin tunggal, hidup, presentasi kepala, plasenta corpus anterior grade II, ketuban cukup, usia kehamilan 16 minggu dengan tafsiran berat janin gram. Perkiraan persalinan tanggal 08 Maret Data Subyektif Ingin kontrol ulang dan nyeri punggung kira-kira selama 30 detik pada saat beraktifitas sejak 1 bulan yang lalu secara berturut-turut dan semakin sering. 4. Data Obyektif a. Pemeriksaan fisik umum Keadaan umum Kesadaran Postur tubuh : Baik : Composmentis : Lordosis

91 74 Cara berjalan Ekspresi wajah : condong ke belakang : menyeringai kesakitan TTV : TD :110/70 mmhg S : 36,6 C N :82 x/menit RR : 22x/menit BB Sekarang Kenaikan BB Indeks Masa Tubuh Mean Arterial Pressure Roll Over Test : 68 Kg : 6 Kg : Berat badan (kg = 28 (Berat Badan Lebih) Tinggi badan (m) 2 : (2x diastole) + Sistole 3 (2x70) = 83 (Negatif) 3 : (diastol miring diastole terlentang) ( ) = 10 (Negatif b. Pemeriksaan fisik khusus (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) Muka Mata : simetris, tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum. : konjungtiva merah muda, sclera putih, palpebrae tidak odema Dada : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bunyi wheezing dan ronchi. Mamae : terdapat hiperpigmentasi areola mamae, puting susu menonjol, kolostrum belum keluar Abdomen : TFU setinggi pusat (24 cm), bokong, puka, letak kepala, kepala belum masuk PAP. TBJ DJJ : (24 12 ) x 155 = gram : ( ) x 4 = 140x / menit.

92 75 Ekstremitas atas : simetris, tidak odeme. Ekstremitas bawah : simetris, tidak odeme,reflek patella+/+ Punggung : terdapat nyeri tekan didaerah punggung bagian kanan dengan skala nyeri 4-6 (nyeri sedang). 5. Analisa Data GIIIP2A0 UK 25 Minggu Kehamilan Normal dengan Nyeri Punggung (Nyeri Sedang) Janin Tunggal Hidup 6. Penatalaksanaan Tanggal : 02 Desember 2017 Waktu Tempat : WIB : PMB Kuntum Kholidah, SST (16.00) 1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini, ibu mengerti tentang kondisinya bahwa kondisinya baik. (16.02) 2. Mengajarkan ibu untuk senam hamil, ibu bisa melakukannya sendiri dan bersedia melakukan setiap hari dirumah. (16.05) 3. Melakukan massase punggung, setelah dilakukan massase ibu merasa nyaman. (16.35) 4. Mengajarkan ibu posisi tubuh yang baik dan benar, ibu bisa melakukan dengan benar dan bersedia melakukannya dirumah sebagai aktifitas sehari-hari. (16.40) 5. Memberikan KIE tentang istirahat yang cukup, ibu mengerti..

93 76 (16.42) 6. Memberikan terapi Novabion 1x1 dan kalk 1x1 1 strip (10 tablet), obat telah diberikan. (16.45) 7. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi pada tanggal 02 Januari 2018 / bila ada keluhan, ibu bersedia Kunjungan ANC ke 2 ( pada trimester III) Tanggal : 02 Januari 2018 Pukul Tempat : WIB : PMB Kuntum Kholidah, SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Oleh : Lisa Nofiatin 1. Data Subyektif Ingin kontrol ulang dan sudah tidak merasakan nyeri punggung. 2. Data Obyektif a. Pemeriksaan fisik umum Keadaan umum Kesadaran Postur tubuh Cara berjalan Ekspresi wajah : Baik : Composmentis : Lordosis : Normal : Tidak kesakitan TTV : TD : 120/80 mmhg S : 36,5 o C N : 80 x/menit RR : 20x/menit BB sekarang Kenaikan BB : 68 kg : 6 kg.

94 77 Indeks Masa Tubuh Mean Arterial Pressure Roll Over Test : Berat badan (kg = 28 (Berat Badan Lebih) Tinggi badan (m) 2 : (2x diastole) + Sistole 3 (2x80) = 93 (positif) 3 : (Diastol miring Diastole terlentang) ( ) = 0 (Negatif b. Pemeriksaan fisik khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebrae tidak odema Mammae : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan, colostrum belum keluar. Abdomen : 3 jari diatas pusat (27 cm), bokong, puka, letak kepala, kepala belum masuk PAP. TBJ DJJ : (27 12 ) x 155 = gram : ( ) x 4= 152x / menit Punggung : tidak ada nyeri tekan di bagian punggung. Ekstremitas atas : simetris, tidak odeme. Ekstremitas bawah : simetris, tidak odeme, reflek patella+/+ 3. Analisa Data GIIIP2A0 UK 29 Minggu dengan Kehamilan Resiko PE Janin tunggal hidup. 4. Penatalaksanaan Tanggal : 02 Januari 2018.

95 78 Jam : WIB (16.30) 1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan, ibu mengerti (16.35) 2. KIE tanda tanda bahaya trimester III, nutrisi (gizi seimbang dengan mengurangi Karbohidrat) dan body mekanik untuk ibu hamil, ibu memahami (17.05) 3. Melakukan masase punggung pada ibu, masase telah dilakukan dan ibu merasa nyaman. (17.10) 4. Menyarankan ibu untuk konsultasi dengan dokter Sp.OG, ibu bersedia (17.13) 5. Memberikan tablet Novabion 1x1/hari, Novakal 1x1/hari 1 strip (10 tablet) dan memotivasi ibu untuk mengkonsumsi secara teratur, ibu bersedia. (17.15) 6. Menginformasikan pada ibu untuk kontrol ulang 2 minggu lagi yaitu pada tanggal 15 Januari 2018 atau bila ada keluhan, ibu bersedia. 3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan Tanggal : 09 Maret 2018 Jam : WIB Tempat : PMB Kuntum K,SST Oleh : Lisa Nofiatin KALA I 1. Data Subyektif Ibu merasakan kenceng-kenceng disertai keluar lendir bercampur darah yang keluar dari jalan lahir sejak jam wib. 2. Data Obyektif a. Pemeriksaan fisik umum.

96 79 HPHT : 12 Juni 2017 TP : 19 Maret 2018 Keadaan umum Kesadaran TTV: TD N S P : Baik : Composmentis : 110/70 mmhg : 88x /menit : 36.6 o C : 22x/menit b. Pemeriksaan fisik khusus Muka Mata Abdomen : Tidak pucat, tidak odema. : Konjungtiva merah muda, sklera putih. : Terdapat His dan gerak janin. Leopold I : Pada fundus teraba bulat tidak melenting (bokong), TFU pertengahan pusat dengan prosesus xyfoideus (33cm). Leopold II : Bagian kanan ibu teraba keras memanjang seperti papan (punggung) Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras bulat, melenting (kepala) tidak bisa digoyangkan. Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP (divergen) 3/5. DJJ : ( ) x 4 = 148x/menit.

97 80 Kontraksi : His 3x10 selama 35 Genetalia : Keluar lendir bercampur darah. VT (dilakukan pukul wib) : Pembukaan 4 cm, effecement 50%, Ketuban utuh (+), presentasi kepala, Denominator : UUK kanan depan, Moulase tidak ada, hodge II, Tidak teraba bagian terkecil janin (tangan / tali pusat) di samping kepala. Anus : Tidak ada hemoroid Ekstremitas : Atas dan bawah tidak odema 3. Analisa Data G3P2A0 UK 39 minggu inpartu kala I fase aktif 4. Penatalaksanaan : Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik, ibu mengerti dan senang mengetahuinya : Memfasilitasi inform consent, ibu dan keluarga menyetujui pertolongan persalinan normal oleh bidan : Melakukan observasi TTV dan CHPB, hasil terlampir pada lembar partograf : Memberitahu kepada ibu untuk istirahat makan dan minum disela-sela his, ibu minum 1 gelas teh : Mengajari ibu untuk miring kiri, ibu miring kiri : Membimbing ibu untuk relaksasi agar rasa sakit ibu dapat berkurang, ibu bisa melakukannya.

98 : Memberitahu ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya, ibu sudah BAK Kala II Tanggal : 09 Maret 2018 Jam : WIB 1. Data Subyektif Ibu merasa mulas semakin kuat dan sering, terasa ada dorongan kuat untuk meneran, dan ingin mengedan seperti BAB. 2. Data Obyektif a. Pemeriksaan fisik umum Keadaan umum Kesadaran : Baik : Composmentis TTV : TD : 110/70 mmhg S : 36 ºC N : 80x/menit P : 20x/menit b. Pemeriksaan fisik khusus Muka Genetalia : Tidak pucat : Vulva membuka, perineum menonjol, tampak tekanan pada anus. DJJ : ( ) x 4 = 144x/menit Kontraksi : 4x10 selama 50 Genetalia : Tidak odema, keluar lendir dan darah VT pembukaan 10 cm, Effesement 100%, ketuban jernih, presentasi kepala, denominator: UUK.

99 82 kanan depan, moulase 0, tidak teraba bagian terkecil janin, hodge IV, kepala sudah kroning. 3. Analisa Data G3P2A0 UK 39 minggu inpartu kala II 4. Penatalaksanaan : Memberitahu pada ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap, ibu dan keluarga mengerti : Memakai alat pelindung diri (APD) dan mencuci tangan, APD terpakai dan tangan bersih : Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran senyaman mungkin, ibu sudah nyaman dengan posisi setengah duduk : Menyiapkan alat, handuk bersih diatas perut ibu dan kain bersih yang dilipat di bawah bokong ibu : Memimpin ibu untuk meneran saat ada dorongan yang kuat untuk meneran, ibu dapat mengikuti dengan baik : Melakukan pertolongan kelahiran bayi, bayi lahir dengan spontan, menangis kuat, gerak aktif,warna kulit kemerahan dengan jenis kelamin laki-laki : Mengeringkan bayi dan ganti handuk dengan yang kering, bayi dalam keadaan kering.

100 : Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi, tidak ada bayi kedua : : : Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin, menyuntikkan oksitosin 10 UI di 1/3 paha kanan atas bagian luar secara IM, ibu mengerti dan oksitosin telah disuntikkan. Klem tali pusat, potong dan ikat tali pusat, tali pusat sudah dipotong dan sudah diikat. Memfasilitasi bayi untuk IMD dan selimuti ibu dengan kain hangat dan kering dan pasang topi dikepala bayi, bayi mencari putting susu KALA III Jam : wib 1. Data Subyektif Perut ibu masih terasa mules. 2. Data Obyektif a. Pemeriksaan fisik umum Keadaan umum Raut muka Kesadaran : Ibu tampak lemah : Tampak kelelahan : Composmentis b. Pemeriksaan fisik khusus.

101 84 Abdomen : TFU setinggi pusat, kontaksi baik, uterus membulat dan mengeras, kandung kemih kosong. Genetalia : Terdapat tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu tali pusat memanjang, dan semburan darah. 3. Analisa Data P3A0 inpartu kala III 4. Penatalaksanaan Jam : wib : Memindahkan klem 5-10 cm didepan vulva, klem telah dipindahkan : Menegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah dorso-kranial secara hati-hati saat uterus berkontraksi, ada tandatanda pelepasan plasenta : Saat plasenta tampak 5-10 cm di vulva lahirkan plasenta dengan cara memutar searah jarum jam hingga plasenta lahir, plasenta lahir pada jam WIB : Melakukan masase uterus hingga uterus teraba keras atau kontraksi baik, kontraksi uterus baik : Mengecek kelengkapan plasenta, plasenta lahir utuh, kotiledon lengkap, selaput menutup sempurna, insersi tali pusat sentral.

102 : Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum, tidak terdapat laserasi : Mengecek adanya perdarahan, perdarahan ± 100 cc Kala IV Tanggal : 09 Maret 2018 Jam : WIB 1. Data Subyektif Ibu lega bayi dan plasenta sudah lahir, dan perut ibu masih terasa mules dan nyeri pada jalan lahir. 2. Data Obyektif a. Pemeriksaan fisik Umum Keadaan umum Kesadaran : Ibu tampak lemah : Composmentis TTV : TD : 110/70 mmhg N S P : 84 x/menit : 36,6 0 C :20 x/menit b. Pemeriksaan fisik khusus Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, uterus keras, kandung kemih kosong. Genetalia : Perdarahan + 100cc. 3. Analisa Data P3A0 dengan Kala IV 4. Penatalaksanaan.

103 Mengajari ibu masase uterus, fundus teraba keras dan kontraksi baik, ibu bisa melakukan sendiri dengan baik Membersihkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 untuk didekontaminasi (10 menit), alat sudah bersih Membersihkan ibu dengan kain waslap yang telah di basahi dengan air bersih, bantu ibu memakai pakaian, ibu sudah bersih dan memakai pakaian bersih Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%, tempat bersalin sudah bersih Melanjutkan observasi 2 jam PP, memeriksa TTV, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, perdarahan, hasil observasi terlampir pada lembar belakang partograf Memfasilitasi bayi IMD lagi, bayi tampak mencari puting susu 3.3. Asuhan Pada Masa Nifas Kunjungan I (6 jam Post Partum) Tanggal : 09 Maret 2018 Jam Tempat : WIB : PMB Kuntum Kholidah, SST 1. Data Subjektif.

104 87 Ibu masih merasakan mulas pada perutnya, ibu sudah makan dan minum. 2. Data Objektif a. Pemeriksaan fisik umum Keadaan umum Kesadaran : baik : composmentis TTV : TD : 120/80 mmhg N S P : 82 x/ menit : 37 0 C : 20 x/menit. BAK BAB : 1 kali/hari (kuning jernih) : Belum BAB b. Pemeriksaan fisik khusus Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, dan palpebra tidak oedema. Dada : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bunyi wheezing dan ronchi. Payudara : Kolostrum sudah keluar, tidak ada nyeri tekan dan benjolan, puting menonjol, hiperpigmentasi areola. Abdomen : Bersih, tidak ada luka bekas operasi, kandung kemih kosong, perut masih teraba keras, dan TFU 2 jari di bawah pusat, terdengar bising usus..

105 88 Genetalia : Bersih, terdapat pengeluaran lochea berwarna merah (rubra), berlendir dan tidak berbau, perdarahan ± 50 cc, Perineum Anus : Bersih, terdapat sedikit lecet, tidak terdapat jahitan. : Bersih, tidak ada hemoroid Ekstremitas : atas bawah tidak odem. 3. Analisa Data P3A0 6 jam post partum fisiologis. 4. Penatalaksanaan : Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik, ibu faham dan senang mendengarnya : Mengobservasi TTV, perdarahan, kandung kemih, hasil terlampir : Mengajarkan ibu untuk mobilisasi dini dan cara menyusui yang baik dan benar, ibu mengerti dan mau melakukannya dirumah : Memberikan KIE tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, personal hygiene dan makan makanan bergizi dan tidak tarak makanan, ibu mengerti dan bersedia.

106 : : Memberikan terapi tablet Fe 1x1 tab, Asmef 3x1 dan memberikan Vitamin A 1x1 sehari, ibu mengerti dan bersedia meminumnya. Memberitahu kepada ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi tanggal 16 Maret 2018 atau jika ada keluhan, ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan kunjungan ulang Kunjungan II (7 Hari Post Partum) Tanggal : 16 Maret 2018 Jam Tempat : WIB : PMB Kuntum Kholidah, SST 1. Data Subjektif Ibu mengatakan keadaannya baik-baik saja, ASI ibu keluar lancar dan bayi ibu minum dengan adekuat. Ibu sudah makan 3x/hari porsi sedang (nasi, lauk, sayur), minum 2-3 gelas setelah selesai menyusui. 2. Data Objektif a. Pemeriksaan fisik umum Kesadaran : Composmentis TTV : TD : 120/80 mmhg N : 82 x/ menit.

107 90 P : 22 x/menit S : 36,7 0 C. BAK BAB : + 4 kali/hari ( kuning jernih) : 1 kali/hari (konsistensi keras) b. Pemeriksaan fisik khusus Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, dan palpebra tidak oedema. Payudara : Puting menonjol, puting susu tidak lecet, ASI keluar lancar, tidak ada bendungan ASI, tidak ada nyeri tekan. Abdomen : Bersih, tidak ada luka bekas operasi kandung kemih kosong, TFU Pertengahan pusat sympisis, terdengar bising usus. Genetalia : Bersih, terdapat pengeluaran lochea sanguinolenta berwarna merah kecoklatan, berlendir dan tidak berbau, perdarahan ± 25 cc. Perineum : Bersih, terdapat lecet sedikit, tidak terdapat luka jahitan. Anus : Bersih, tidak ada hemoroid Ekstermitas : atas bawah tidak odema. 3. Analisa Data P3A0 hari ke 7 post partum fisiologis. 4. Penatalaksanaan.

108 : Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien, ibu mengerti dan faham dengan keadaannya saat ini : Memberikan KIE tentang perawatan payudara pada ibu, ibu bersedia dan mau melakukannya dirumah : Memberikan konseling KB secara dini pada ibu, ibu mengerti dan akan membicarakan dengan suami KB yang akan di pilih : Memberitahu pada ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 14 april 2018 atau jika ada keluhan, ibu mengerti dan bersedia kunjungan ulang. Kunjungan III ( 36 Hari Post Partum) Tanggal : 14 April 2018 Jam Tempat : WIB : PMB Kuntum Kholidah, SST 1. Data Subjektif Ibu datang ingin kunjungan ulang dan tidak ada keluhan. 2. Data Objektif a. Pemeriksaan fisik umum Kesadaran : Composmentis TTV : TD : 110/70 mmhg N P : 82 x/ menit : 20 x/menit S : 36 0 C..

109 92 b. Pemeriksaan fisik Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih. Payudara : Puting susu tidak lecet, ASI keluar lancar + /+, tidak ada bendungan ASI. Abdomen : Bersih, tidak ada luka bekas operasi, kandung kemih kosong, TFU tidak teraba. Genetalia : Bersih, terdapat pengeluaran cairan berwarna putih (alba) ± 10 cc 3. Analisa Data P3A0 hari ke 36 post partum fisiologis. 4. Penatalaksanaan Menjelaskan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaannya dalam batas normal dan tidak ada penyulit, ibu mengatakan senang atas keadaannya saat ini KIE kepada ibu untuk tetap menjaga personal hygiene dan menjaga kebersihan payudara serta asupan nutrisi dan istirahat, ibu mengerti dan sudah melakukanya dirumah Memberikan konseling kepada ibu untuk segera menggunakan alat kontrasepsi (KB) dan memberikan penjelasan tentang macam-macam KB, cara kerja, Keuntungan, Kerugian, dan efektifitas KB, ibu mengerti dan bersedia. 3.4 Asuhan pada BBL.

110 BBL (1 jam) Tanggal : 09 Maret 2018 Jam : WIB Tempat : PMB Kuntum Kholidah, SST 1. Data Subjektif Bayi sudah menyusu dan gerakan aktif. 2. Data Objektif a. Pemeriksaan Fisik Umum Keadaan umum Tonus otot Tingkat kesadaran Warna kulit Tangis bayi : Baik : Baik : Composmentis : Merah : Sedang 1) TTV Frekuensi nafas Frekuensi jantung Suhu : 40 x/menit : 140 x/menit : 36,5 C 2) Antropometri Berat Badan Panjang Badan Lingkar dada Lingkar Kepala : 3500 gram : 51 cm : 32 cm : 35 cm Sirkum ferentia Mento-Oksipito Sirkum ferentia Fronto-Oksipito : 35 cm : 33 cm.

111 94 Sirkum ferentia Suboksipito-Bregmatika Lingkar lengan : 32 cm : 10 cm 3) Pemeriksaan Reflek Reflek rooting Reflek sucking Reflek Swallowing Reflek moro Reflek babinski : ada : ada : ada : ada : ada b. Pemeriksaan Fisik Khusus Kepala : Tulang kepala tidak tumpang tindih, tidak ada cephal hematoma maupun caput succedaneum. Muka : Tidak ada kelainan, tidak pucat dan tidak oedema. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, papebra tidak oedema, tidak ada secret mata, reflek korneal aktif. Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung. Mulut : Tidak ada labio skisis maupun labio palatoskisis. Telingga Leher : Simetris, daun telinga sejajar dengan mata. : Pergerakan baik, tidak ada kelainan pada tulang leher..

112 95 Dada : Pernapasan normal, tidak ada retraksi pada dada. Abdomen : Tali pusat bersih terbungkus dengan kasa steril. Genetalia : Dua testis sudah berada dalam skrotum, ada lubang uretra dan terletak diujung. Anus Ekstremitas : Tidak ada atresia ani. : Pergerakan aktif, jari-jari lengkap, dan tidak fraktur 3. Analisa Data Bayi Baru Lahir usia 1 jam fisiologis. 3. Penatalaksanaan : Memberitahu ibu bahwa bayinya dalam keadaan baik, ibu mengerti : Menjaga kehangatan bayi dengan dibedong, bayi tetap hangat : Memantau tanda bahaya Bayi Baru Lahir, bayi dalam keadaan baik : Memberikan injeksi vit K 1 mg IM dipaha kiri, vit K terinjeksi dan tidak ada alergi : Memberikan salep mata kepada bayi, salep mata telah diberikan dan mata tidak merah..

113 : Memberikan imunisasi hepatitis B 0,5 ml IM, di paha bagian kanan anterolateral setelah 1 jam pemberian vit K1, paha tidak odema : Memfasilitasi bayi untuk IMD kembali, bayi dapat menghisap dengan kuat. 3.5 Asuhan Pada Neonatus Kunjungan I Neonatus (1 Hari) Tanggal : 10 Maret 2018 Jam Tempat : WIB : PMB Kuntum Kholidah, SST 1. Data Subyektif Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya. 2. Data Objektif a. Pemeriksaan fisik umum 1) Keadaan Umum Pergerakan Warna kulit : Aktif : Merah muda 2) Tanda-tanda Vital Frekuensi jantung : 140 x/menit Frekuensi nafas : 48 x/menit Suhu BB PB : 37 o C : 3500 gram : 51 cm.

114 97 3) Pemeriksaan Reflek Reflek rooting Reflek sucking Reflek Swallowing Reflek moro Reflek babinski : ada : ada : ada : ada : ada b. Pemeriksaan fisik Kepala Muka Mata : Tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan. : Simetris, tidak tampak kuning, tangisan kuat. : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra tidak oedema, tidak ada secret mata, reflek corneal aktif. Hidung Dada : Tidak ada pernapasan cuping hidung : Tidak ada retraksi dinding dada, tidak terdengar ronchi maupun wheezing. Mulut Abdomen Genetalia Anus : Tidak ada oral trush. : Tali pusat bersih, terbungkus dengan kasa steril. : Bersih. : Bersih. Ekstremitas : Normal, tidak ada gangguan pergerakan ekstremitas atas dan bawah, tidak oedema. 3. Analisa Data Neonatus cukup bulan usia 1 hari fisiologis. 4. Penatalaksanaan.

115 : Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan normal, ibu mengatakan senang dengan keadaan bayinya : Melakukan perawatan tali pusat, tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat : Mengevaluasi anjuran yang telah diberikan kepada ibu untuk menyusui bayinya tiap 2 jam, atau tiap bayi menangis dan tidak memberikan makanan pendamping ASI apapun kepada bayinya, ibu menyusui bayinya tiap 2 jam dan tanpa tambahan lainnya (ASI eksklusif) : KIE kepada ibu tentang tanda bahaya dan personal hygiene pada bayi, ibu mengerti dan bersedia melakukannya dirumah : Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi tanggal 16 Maret 2018 atau sewaktu-waktu apabila ada keluhan, ibu bersedia datang untuk kunjungan ulang..

116 Kunjungan II Neonatus (7 Hari) Tanggal : 16 Maret 2018 Jam Tempat : WIB : PMB Kuntum Kholidah, SST 1. Data Subyektif a. Keluhan utama Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, bayinya sudah sering di beri ASI dan tidak memberi makanan tambahan. b. Pola kebiasaan sehari-hari 1) Nutrisi Minum ASI 10-12x/hari 2) Eliminasi BAK BAB : 7-8x/hari ( jernih, kuning, bau khas) : 3x/hari ( hijau kehitaman, konsistensi encer). 3) Aktivitas Menangis, tidur 16 jam/hari, minum ASI 2-3 jam sekali, lamanya 5-10 menit. 2. Data Obyektif a. Pemeriksaan umum 1) Keadaan umum :Baik Kesadaran :Composmentis.

117 100 Pergerakan Warna kulit Tangis bayi : Aktif : Merah muda : Kuat 2) Tanda-tanda Vital Frekuensi jantung Frekuensi nafas Suhu : 136x/menit : 46 x/menit : 36,2 0 C 3) BB saat lahir : 3500 gram BB sekarang Kenaikan BB : 3700 gram : 200 gram b. Pemeriksaan fisik Muka Mata : Simetris,tidak tampak kuning, tangisan kuat : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra tidak oedema Hidung Mulut Dada : Tidak ada pernapasan cuping hidung : Tidak ada oral trush : Tidak ada retraksi dinding dada Abdomen : Tali pusat sudah lepas. 3. Analisa Data Neonatus cukup bulan usia 7 hari fisiologis. 4. Penatalaksanaan : Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, keadaan bayi normal dan sehat. Ibu mengerti bahwa keadaan bayi normal dan sehat..

118 : Memberitahu ibu cara merawat bayi sehari-hari, ibu mengerti dan sudah melakukanya : Mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI esklusif tanpa pendamping makanan apapun sampai usia 6 bulan, dan di lanjutkan sampai 2 taun dengan MP ASI, ibu bersedia : Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang dengan membawa bayinya pada tanggal 30 maret 2018 atau jika ada keluhan sewaktu-waktu, ibu bersedia Kunjungan III Neonatus (21 Hari) Tanggal : 30 Maret 2018 Jam Tempat : WIB : PMB Kuntum Kholidah, SST 1. Data Subyektif a. Keluhan utama Ibu mengatakan bayinya sehat dan minum ASI dengan kuat. b. Pola kebiasaan sehari-hari 1) Nutrisi Minum ASI 10-12x/hari 2) Eliminasi BAK : 7-8x/hari ( jernih, kuning, bau khas).

119 102 BAB : 2-3x/hari ( hijau kehitaman, konsistensi encer). 3) Aktivitas Menangis, tidur 16 jam/hari, minum ASI 2-3 jam sekali, lamanya 5-10 menit. 2. Data Obyektif 1) Pemeriksaan fisik umum 1) Keadaan Umum Pergerakan Warna kulit Tangis bayi : Aktif : Merah muda : Kuat 2) Tanda-tanda Vital Frekuensi jantung Frekuensi nafas Suhu : 140 x/menit : 46 x/menit : 36,4 0 C 3) BB sekarang : gram Kenaikan BB : 300 gram 2) Pemeriksaan fisik khusus Muka Mata : Simetris,tidak tampak kuning. : Konjungtiva merah muda, sklera putih, reflek pupil normal,reflek berkedip normal. Hidung Mulut Dada : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung. : Simetris, lidah bersih. : Simetris, tidak ada ronchi dan wezhing..

120 103 Abdomen : Tidak ada benjolan abnormal, tali pusat sudah lepas, tidak ada tanda-tanda infeksi. Ekstremitas : Tidak sianosis, gerak aktif. 3. Analisa Data Neonatus cukup bulan usia 21 hari fisiologis. 4. Penatalaksanaan : Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, keadaan bayi normal dan sehat. Ibu mengerti bahwa keadaan bayi normal dan sehat : Memastikan dan mengingatkan kembali ibu untuk menyusui dengan baik dan benar, ibu mengerti dan bersedia menyusui bayinya dengan baik : Mengingatkan ibu untuk membawa bayinya kepetugas kesehatan agar mendapatkan imunisasi BCG, dan polio, pada tanggal 6 april 2018 ibu mengerti dan bersedia : Memberitahu ibu untuk kontrol ulang 2 minggu pada tanggal 13 april 2018 atau jika ada keluhan, ibu mengerti dan bersedia. 3.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana (KB) Kunjugan Ke I Tanggal : 14 April 2018 Jam Tempat : WIB : PMB Kuntum Kholidah, SST 1. Data Subjektif.

121 104 Ibu merencanakan menggunakan alat kontrasepsi. 2. Data Objektif a. Pemeriksaan fisik umum Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis TTV : TD : 110/70 mmhg N R : 82 x/ menit : 20 x/menit S : 36 0 C. BB : 68 kg 5. Analisa Data P3A0 Calon Akseptor baru KB. 4. Penatalaksanaan : Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu memahami dan mengerti : Menganjurkan ibu untuk segera menggunakan alat kontrasepsi (KB) dan memberikan penjelasan tentang macam-macam KB, cara kerja, Keuntungan, Kerugian, dan efektifitas KB, ibu mengerti dan akan menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan : Menjelaskan kembali efektivitas, keuntungan, kerugian dari kontrasepsi suntik 3 bulan. Ibu mengerti..

122 : Menanyakan ulang dan meyakinkan ibu untuk menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan, ibu tetap memilih KB suntik 3 bulan : Menganjurkan ibu untuk segera datang ketenaga kesehatan jika akan memakai alat kontrasepsi KB suntik, ibu sepakat dan akan datang tanggal 20 April 2018 untuk memakai KB Kunjungan Ke II Tanggal : 20 April 2018 Jam Tempat : WIB : PMB Kuntum Kholidah, SST 1. Data Subyektif Ibu mengatakan ingin KB suntik 3 bulan. 2. Data Obyektif Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis Pemeriksaan TTV : BB : 68 kg TD : 110/70 mmhg N : 78 x/menit P : 18 x / menit S : 36 o C 3. Analisa Data P3A0 Calon Akseptor baru KB suntik 3 bulan 4. Penatalaksanaan : Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu memahami dan mengerti..

123 : Menjelaskan kembali keuntungan dan kerugian dari kontrasepsi suntik 3 bulan, ibu mengerti. Menanyakan ulang dan meyakinkan ibu untuk menggunakan kontrasepsi suntik, ibu sudah siap dan yakin untuk menggunakan KB suntik 3 bulan : Melakukan inform consent kepada ibu dan suami bahwa ibu sudah meilih KB suntik 3 bulan : Menyiapkan alat yang diperlukan saat melakukan KB suntik 3 bulan seperti, spuit, kapas alkohol, dan obat Triclofem : Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan penyuntikan, ibu bersedia : Melakukan penyuntikan secara IM di bokong ibu sepertiga antara spina isiadika dan tulang ekor, tidak terjadi odem atau alergi : Merapikan alat dan melakukan pendokumentasian, alat sudah dirapikan dan dokumentasi telah dilakukan : Menganjurkan klien untuk datang atau kunjungan ulang sesuai jadwal tanggal 13 Juli 2018, ibu mengerti..

124 107 BAB IV PEMBAHASAN Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesesuaian antara teori dan kenyataan yang terjadi pada kasus yang diambil dan teori yang mendukung di antara fakta dan kenyataan serta ditambahnya opini yang luas dari penulis sebagai pendamping klien yang melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari asuhan kebidanan pada ibu hamil, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana pada Ny. E dengan Kehamilan Normal (Nyeri Punggung) di PMB Kuntum Kholidah, SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. 4.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester II dan III Berdasarkan data yang diperoleh dan penulis membuat asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana, untuk itu saya sebagai penulis akan membahas hasil dari data yang didapatkan serta melakukan asuhan adalah tentang pemeriksaan pada Antenatal Care yang dilakukan oleh Ny. E dengan Kehamilan Normal (Nyeri Punggung) di PMB Kuntum Kholidah, SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Asuhan antenatal Care yang akan disajikan meliputi asuhan kebidanan dari trimester I, trimester II dan trimester III. Berikut data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang Antenatal Care. Dalam pembahasan ini yang berkaitan dengan Antenatal Care maka, dapat diperoleh data berikut ini: 107

125 Tanggal Riwayat Yang Dilaksanakan ANC 02 Sept Okt Nov Des Jan Feb Feb Maret Maret 2018 Ket UK Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg Umur ibu 33 tahun Anamnesa Batuk Taa Nyeri Punggung Nyeri Punggung Taa Taa Taa Taa Kencengkenceng Gerak Janin dirasakan Tekanan pertama UK 20 Mg Darah 110/70 mmhg 110/80 mmhg 110/70 mmhg 110/70 mmhg 120/80 mmhg BB 67 kg 68 kg 68 kg 68 kg 68 kg 69 kg 69 kg 70 kg 70 kg Sebelum hamil 62 kg TFU WHO Mc. Donald - 3 jari bawah pusat 3 jari bawah pusat Setinggi Pusat 3 jari atas pusat 110/70 mmhg Pertengahan px-pusat 110/80 mmhg 3 jari bawah px 110/70 mmhg Pertengahan px-pusat 110/70 mmhg Pertengahan px-pusat 24 cm 27 cm 30 cm 32 cm 33 cm 33 cm Hasil USG janin tunggal, hidup, presentasi kepala, plasenta corpus anterior grade II, ketuban cukup, Terapi Fe, Kalk Fe, Kalk Fe, Kalk Fe, Kalk Fe, Kalk Fe, Kalk Fe, Kalk Fe, Kalk ANC Tepadu Penyuluhan Baca Hal 1- Senam Gizi Istirahat Nutrisi Istirahat Istirahat Istirahat 4 Hamil Seimbang Cukup cukup Hasil Lab: 108

126 110 Hb : 11 gr% Golda : B Protein (-) Reduksi (-) 109 Tabel 4.1 Distribusi data Subyektif dan Obyektif dari Variabel ANC Ny E di PMB Kuntum Kholidah, SST Diwek Jombang Keterangan : Pada usia kehamilan minggu adalah riwayat Pada usia kehamilan minggu adalah yang dilaksanakan.

127 111 Dari fakta diatas dapat diperoleh analisa sebagai berikut: 1. Data Subyektif a. Umur Umur Ny. E 33 tahun, menurut penulis umur 33 tahun masih diperbolehkan untuk hamil, karena masih termasuk usia reproduksi. Hal ini sesuai pendapat menurut Mufdlilah (2009) range usia reproduksi sehat dan aman antara tahun. Berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. b. Kontrol ANC Berdasarkan fakta kunjungan ANC yang dilakukan Ny. E yaitu 10x. Pada TM I 1x, TM II 3x, TM III 5x, dan ANC Terpadu 1x. Menurut penulis kontrol ANC Ny E sudah memenuhi standart yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan teori terbaru dari WHO ( World Health Organization) untuk meningkatan kualitas dan kunjungan ANC. ANC harus dilakukan minimal 8x selama kehamilan. Berdasarkan hal tersebut tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan teori. c. Keluhan selama Trimester II 1) Nyeri punggung Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, keluhan yang di alami Ny E adalah nyeri punggung, nyeri punggung yang dikeluhkan Ny E masih dalam skala ringan.

128 112 Menurut penulis keluhan tersebut merupakan keluhan yang dalam batas normal yang di alami pada ibu hamil. Ny E mengeluhkan nyeri punggung pada saat kehamilan yang ketiga ini, nyeri punggung masih dalam skala ringan dan masih dapat diatasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa nyeri punggung selama kehamilan merupakan gangguan minor dalam kehamilan. (Sulistyawati, 2009) Dan Nyeri ringan Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya dan dapat mengikuti perintah dengan baik. Nyeri punggung pada saat kehamilan trimester II bisa terjadi karena perubahan struktur anatomis, hormonal dan stress. Perubahan anatomis terjadi karena peran tulang belakang semakin berat untuk menyeimbangkan tubuh dengan membesarnya uterus dan janin. Peningkatan hormon relaksin yang menyebabkan ligament tulang belakang tidak stabil sehingga mudah menjepit pembuluh darah dan serabut syaraf. (Hakiki, 2015) Dari hal tersebut tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori karena pada TM II keluhan nyeri punggung merupakan hal yang fisiologis yang dikeluhkan oleh sebagian besar ibu hamil. 2. Data Obyektif a. Pemeriksaan umum 1) Tekanan Darah Pada kasus ini tekanan darah ibu normal yaitu 110/70 mmhg. Menurut penulis batas normal tekanan darah untuk ibu hamil adalah

129 /70-130/90 mmhg, kondisi ibu baik karena di tunjang dengan pola makan yang sehat, psikologi dan emosional yang stabil dan dukungan dari keluarga yang dapat mendukung selain itu juga ibu rutin melakukan ANC sehingga keracunan kehamilan/preeklamsia dan anemia pada klien tidak terjadi. Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmhg. Pada ibu hamil trimester III, tekanan darah masih dalam batas normal. Kenaikan tekanan darah dapat di peroleh ibu secara genetik, dapat juga karena tingkat aktifitas atau keadaan psikologis dan digunakan untuk mengukur tekanan darah agar tidak lebih dari 140/90mmHg (Sarwono, 2009). Berdasarkan hal ini tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 2) Berat Badan Berat badan Ny E sebelum hamil 62 kg, pada akhir kehamilan 70 kg terjadi peningkatan 8 kg dengan hasil indeks massa tubuh berat badan lebih yaitu 28. Kenaikan berat badan Ny. E normal. Menurut penulis kenaikan berat badan dikatakan normal yaitu hasil dari perhitungan indeks massa tubuh dan pemantauan berat badan sebelum hamil sampai akhir kehamilan, dan untuk mengindikasikan ada atau tidaknya malnutrisi yang dapat mengganggu pertumbuhan janin, ibu hamil disarankan mengatur berat badan agar selalu berada pada kondisi ideal dan tetap menjaga pola makan dengan gizi cukup dan seimbang.

130 114 Hal ini sesuai dengan pendapat (Cunningham, 2014), bahwa kenaikan berat badan lebih pada ibu hamil sesuai dengan hasil indeks massa tubuh yaitu antara 7-11,5 kg. Berdasarkan hal tersebut tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan teori. 3) LILA (Lingkar Lengan Atas) Pada pemeriksaan kehamilan ukuran LILA Ny. E 27 cm tersebut dalam batas normal. Menurut penulis pengukuran LILA sangatlah penting dilakukan karena menjadi indikator akan status gizi ibu baik atau buruk Hal ini sesuai dengan pendapat (Manuaba, 2009) ukuran LILA lebih menggambarkan keadaan atau status gizi ibu hamil sendiri. Berdasarkan hal tersebut tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan teori. b. Pemeriksaan Fisik Hasil pemeriksaan fisik pada Ny E saat hamil trimester II dan III yaitu dalam batas normal. Menurut penulis, banyak perubahan yang dialami oleh ibu hamil, perubahan tersebut merupakan perubahan fisiologis yang dialami oleh setiap ibu hamil, karena setiap ibu hamil memiliki perubahan yang berbeda-beda. Pemeriksaan fisik untuk ibu hamil harus dilakukan untuk mengetahui kesehatan dari ibu dan janin yang dikandungnya. Sesuai dengan pendapat romauli (2011) perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil trimester II dan III didapatkan tidak ada odema pada

131 115 muka, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis, punting susu menonjol. Berdasarkan hal tersebut tidak di temukan kesenjangan antara fakta dan teori. 1) TFU (Tinggi Fundus Uteri) Pada Ny E TFU selama hamil sesuai dengan masa kehamilan yaitu pada UK 25 minggu (24 cm), pada UK 29 (27 cm). Menurut penulis TFU Ny E normal karena membesar sesuai usia kehamilan. Fundus Uteri Hal ini sesuai dengan pendapat Mochtar ( 2008 ) Tinggi mgg cm diatas simpisis 28 mgg 26,7 cm diatas simpisis 30 mgg 29,5-30 diatas simpisis 32 mgg 29,5-30 diatas simpisis 34 mgg 31 cm diatas simpisis 36 mgg 32 cm diatas simfisis 38 mgg 33 cm diatas simfisis 40 mgg 37,7 cm diatas simfisis Berdasarkan hal diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 2) Pemeriksaan DJJ Pada pengkajian yang dilakukan terhadap Ny E didapatkan bahwa presentasi janin kepala, denyut jantung janin ( )= 152x/menit. Menurut penulis hal ini fisiologis, DJJ bayi normal sehingga dipastikan perkembangan janin baik dan tidak ada distress janin. Menurut Prawirohardjo (2014) bahwa Pemeriksaan DJJ normalnya antara kali/menit.

132 116 Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. c. Pemeriksaan khusus (penunjang) 1) Pemeriksaan darah (Hb) Hasil pemeriksaan Hemoglobin Ny E pada UK 17 minggu dalam batas normal yaitu 11 gr%. Menurut penulis hasil pemeriksaan hemoglobin tersebut dikategorikan normal pada ibu hamil, pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar Hb dalam darah dan menentukan derajat anemia, tetapi pemeriksaan Hb yang dilakukan oleh Ny E tidak memenuhi standart minimal selama kehamilan. Hal ini sesuai pendapat Sarwono (2014), pada kehamilan lanjut kadar hemoglobin dibawah 11gr/dl itu merupakan suatu hal yang abnormal. Pemeriksaan Hb dilakukan minimal 2x selama kehamilan yaitu TM I dan TM III. Berdasarkan hal tersebut, terdapat kesenjangan antara fakta dan teori. Kesenjangan yang muncul pada hal tersebut dapat disebabkan karena adanya pemeriksaan Hb pada saat ANC Terpadu yang hanya sekali selama masa kehamilan. Akan tetapi berdasarkan teori pemeriksaan Hb sangat diperlukan pada TM akhir karena untuk menghindari anemia pada kehamilan. Berdasarkan hal tersebut, terdapat kesenjangan antara fakta dan teori. 2) Pemeriksaan urine albumin Hasil pemeriksaan urine albumin Ny. E selama kehamilan adalah dalam batas normal yaitu hasilnya negatif.

133 117 Menurut penulis pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui adanya dan tingginya kadar protein dalam urin yang menjadi salah satu tanda dari diagnosa pre-eklampsi, tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya albumin dalam air keruh dan berapa tinggi kadar albumin dalam air keruh. Menurut Romauli (2011) bahwa pemeriksaan urine albumin normal bila hasilnya negatif (urine tidak keruh). Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 3) Pemeriksaan urine reduksi Hasil pemeriksaan urine reduksi Ny. E selama kehamilan adalah dalam batas normal hasilnya yaitu negatif. Menurut penulis pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine sehingga deteksi dini ibu yang menderita diabetes bisa segera diatasi. Menurut Romauli (2011) bahwa pemeriksaan urine dikatakan normal jika hasilnya negatif. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 3. Analisa Data Analisa data pada Ny. E adalah G3P2A0 kehamilan normal dengan masalah nyeri punggung. Menurut penulis kehamilan dikatakan normal apabila tidak terjadi komplikasi selama kehamilan dan kondisi ibu dan janin baik selama kehamilan. Analisa data merupakan acuan dalam melakukan tindakan atau terapi sesuai

134 118 keadaan pasien. Dan nyeri punggung merupakan masalah fisiologis dalam kehamilan apabila masih dalam skala ringan dan masih dapat diatasi. Menurut Sulistyawati (2011) kehamilan normal adalah kehamilan yang berlangsung normal dari awal hingga proses persalinan tanpa ada komplikasi dan penyulit kehamilan. Menurut pendapat (Hakiki, 2015) Nyeri punggung pada saat kehamilan trimester II bisa terjadi karena perubahan struktur anatomis, hormonal dan stress. Perubahan anatomis terjadi karena peran tulang belakang semakin berat untuk menyeimbangkan tubuh dengan membesarnya uterus dan janin. Peningkatan hormon relaksin yang menyebabkan ligament tulang belakang tidak stabil sehingga mudah menjepit pembuluh darah dan serabut syaraf. Analisa menurut Mufdillah (2009) merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam subyektif maupun data obyektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga dapat diambil keputusan atau tindakan yang tepat. Berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 4. Penatalaksanaan Asuhan pada masa hamil, penulis melakukan penatalaksanaan Ny E sebagaimana asuhan yang diberikan untuk kehamilan dengan Nyeri Punggung, karena ditemukan suatu masalah yaitu Nyeri Punggung. Asuhan yang diberikan meliputi Pada kehamilan normal yaitu ibu perlu melakukan pelayanan asuhan antenatal (ANC) rutin pada trimester 2 setiap 1 bulan sekali atau jika ada keluhan, selain itu juga di lakukan ANC terpadu sebagai skrining atau

135 119 pemantauan untuk ibu hamil, mengkonsumsi tablet tambah darah dan calk 1x1 tab, makan dengan menu seimbang. Kasus pada ibu hamil dengan gangguan rasa nyaman nyeri punggung dapat diantisipasi dengan memberikan konseling posisi tubuh yang baik, cara tidur dengan posisi kaki ditinggikan, duduk dengan posisi punggung tegak, hindari duduk atau berdiri terlalu lama, menggunakan kasur yang keras dan memakai bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung. Cara lain untuk mengatasi rasa nyeri punggung, tidur menyamping, relaksasi, senam hamil, massage, rendam air hangat dapat meredakan otot-otot dan agar ibu hamil trimester II mengurangi aktifitas dan menjaga postur tubuhnya, tulang punggungnya harus selalu tegak dan tidak membungkuk. Menurut penulis asuhan yang diberikan pada Ny E sudah sesuai dengan kasus nyeri punggung, Menurut Harsono (2013) asuhan yang diberikan untuk mengatasi rasa nyeri punggung, gunakan bantal tambahan sebagai penopang pada bagian pinggang dan punggung pada saat tidur, tidur menyamping untuk menghindari nyeri punggung, rel aksasi, senam hamil, massage, rendam air hangat dapat meredakan otot-otot dan agar ibu hamil trimester III mengurangi aktifitas dan menjaga postur membungkuk Berdasarkan data diatas tidak ditemukan adanya suatu kesenjangan antara fakta dengan teori. 4.2 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Pada pembahasan yang kedua, akan dijelaskan tentang kesesuaian antara fakta dan teori pada INC (Intra Natal Care). Berikut akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang Intranatal Care.

136 120 Dalam pembahasan yang berkaitan dengan INC (Intra Natal Care) maka dapat diperoleh data pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC (Intra Natal Care) Ny E KALA I KALA II KALA III KALA IV S Ibu merasakan kencengkenceng disertai keluar lendir bercampur darah yang keluar dari jalan lahir sejak tanggal 09- maret-2018 jam Wib Ibu merasa mulas semakin kuat dan sering,terasa ada dorongan kuat untuk meneran, dan ingin mengedan seperti BAB. Perut ibu masih terasa mules. Ibu lega bayi dan plasenta sudah lahir, dan perut ibu masih terasa mules dan nyeri pada jalan lahir. O WIB : TD: 110/70 mmhg N: 88x/mnt S: 36,6 o C P: 22x/ mnt DJJ 148x/mnt His : 3x35 lamanya 10 menit VT : ø 4 cm, Eff 50%, ketuban positf, presentasi kepal a, Hodge II, UUK kanan depan, moulase 0. A G3P2A0 UK 39 minggu dengan inpartu WIB : TD : 110/70 mmhg, N : 80 x / mnt,s : 36 0 C, P: 20 x / mnt.djj : 146 x / mnt. His : 4 x 50 lamanya 10 menit. Palpasi WHO : 0/5 VT : Ø lengkap 10 cm, eff 100%, Hodge IV, presentase ke pala, denominator UUK kanan depan, ketuban(-), Moulase 0. G3P2A0 UK 39 minggu inpartu kala II Keadaan umum ibu tampak lemah, Terdapat tandatanda lepasnya plasenta yaitu tali pusat memanjang, dan semburan darah. P 3A 0 inpartu kala III Perdarahan : ± 100 cc Observasi 2 jam pp : TD : 110/70 mmhg N : 84 x/mnt S : 36,6 0 C P:20 x/mnt TFU : 2 jari bawah pusat UC : Baik Konsistensi : keras, kandung kemih kosong. P 3A 0 dengan Kala IV

137 121 kala I fase aktif. P Melakukan observasi TTV dan CHPB, hasil terlampir pada lembar partograf. Melakukan pertolongan kelahiran bayi, bayi lahir dengan spontan, menangis kuat, gerak aktif, warna kulit kemerahan dengan jenis kelamin lakilaki jam WIB Melahirkan plasenta, plasenta lahir utuh, kotiledon lengkap, selaput me nutup sempurna, insersi tal i pusat sentral jam WIB Melanjutkan observasi 2 jam PP, memeriksa TTV, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, perdarahan, hasil observasi terlampir pada lembar belakang partograf. Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut : KALA I 1. Data Subyektif S : Ibu merasakan kenceng-kenceng dan keluar lendir bercampur darah sejak tanggal 09 Maret 2018 jam WIB. Menurut penulis pasien mengalami kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir bercampur darah yang terjadi karena adanya pembuluh darah yang pecah akibat pendataran dan pembukaan servik yang merupakan tanda inpartu. Maka akan membantu mempercepat persalinan sehingga persalinannya lancar. Hal ini sesuai dengan pendapat manuaba (2010) keluhan yang sering dirasakan ibu bersalin yaitu dimulai dengan adanya his yang dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron. Selanjutnya keluar lendir darah terjadi karena adanya pembuluh darah yang pecah akibat pendataran dan pembukaan servik.

138 122 Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 2. Data Obyektif O : diperoleh data pada Ny. E muka tidak odema, konjungtiva merah muda, sklera putih, mukosa bibir lembab, payudara bersih, putting susu menonjol, colostrums belum keluar, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan abnormal. Pemeriksaan abdomen yaitu TFU pertengahan pusat-px (33cm) teraba bokong, punggung sebelah kanan, bagian terbawah janin (kepala) dan divergen 3/5, DJJ 148x/menit, genetalia : pembukaan 4 cm, eff 50%, ketuban utuh, denominator UUK kanan depan, hodge II, tidak ada moulase. Menurut penulis berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan masih dalam batas normal. Hal ini sesuai pendapat Manuaba (2010), pemeriksaan fisik pada ibu bersalin meliputi muka tidak oedema, konjungtiva merah muda, sklera putih, mukosa bibir lembab, payudara bersih, puting susu menonjol, kolostrum sudah keluar, tidak ada bendungan/ massa abnormal, pemeriksaan abdomen pada ibu bersalin, meliputi: TFU Mc. Donald (cm) sesuai dengan umur kehamilan, pemeriksaan Leopold (Leopold I, II, III, dan IV), DJJ (normalnya x/menit). Genetalia bersih, tidak oedema, tidak varises, tidak ada kondiloma talata maupun akuminata, tidak ada tandatanda infeksi, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini maupun scene. Ekstremitas atas dan bawah tidak oedema.

139 123 Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori. 3. Analisa Data A : G3P2A0 UK 39 minggu dengan inpartu kala I fase aktif. Menurut penulis pemeriksaan pada Ny E merasakan kencengkenceng dan mengeluarkan lendir bercampur darah serta pembukaan 4 cm dalam hal ini merupakan tanda tanda kala 1 fase aktif. Menurut Aziz dan Manuaba (2010) tanda tanda kala 1 fase aktif dimulai dengan adanya his yang mulai sering serta keluarnya lendir bercampur dengan darah. Berdasarkan data di atas, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan teori. 4. Penatalaksanaan P : Berdasarkan fakta, persalinan kala I fase aktif Ny. E tidak melebihi batas normal, berlangsung selama ± 4 jam ( WIB). Menurut penulis hal ini fisiologis, merupakan kemajuan persalinan yang bagus bahwa batas pembukaan persalinan yaitu pada multigravida 8-10 jam. Hal ini sesuai dengan JNPK-KR (2008), persalinan kala I pada multigravida berlangsung kurang lebih 14 jam, yang terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 sampai pembukaan kurang dari 4 cm, dan fase aktif (6-7 jam) dari pembukaan serviks 4 cm sampai 10 cm). dalam fase aktif ini masih dibagi menjadi 3 fase, yaitu

140 124 fase akselerasi, dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm, fase dilatasi maksimal, yakni dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung cepat, dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm, fase deselerasi, dimana pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm. Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif. Hal ini sesuai antara fakta dan teori, lama kala 1 ± 4 jam dari pembukaan 4 cm sampai pembukaan lengkap 10 cm. Hal ini tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. KALA II 1. Data Subyektif S : Ibu merasa mulas semakin kuat dan sering,terasa ada dorongan kuat untuk meneran, dan ingin mengedan seperti BAB. Menurut penulis hal ini fisiologis karena tanda-tanda mulainya persalinan yaitu keinginan untuk meneran semakin kuat, kontraksi semakin sering. Menurut mochtar (2011) tanda gejala kala II yaitu his semakin kuat menjelang akhir kala 1 ketuban pecah,dua kekuatan yaitu his dan ingin meneran Hal ini tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 2. Data Obyektif O : TD : 110/70 mmhg, N : 80 x / mnt,s : 36 0 C, P: 20 x / mnt. DJJ : 144 x/mnt. His: 4x50 lamanya 10 menit. Palpasi WHO : 0/5 VT : Ø lengkap 10 cm, eff 100%, Hodge IV, presentase kepala, denominator UUK kanan depan, ketuban (-), Moulase 0, tidak ada tali pusat yang menumbung, perinium menonjol, vulva membuka, adanyan tekanan anus.

141 125 Menurut penulis berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan masih dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan pendapat Manuaba (2010) adanya pembukaan lengkap, vulva membuka, perinium menonjol, dan tekanan pada anus merupakan tanda-tanda persalinan kala II. Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 3. Analisa Data A : G3P2A0 UK 39 minggu inpartu kala II Menurut penulis berdasarkan hasil pemeriksaan Ny E merasakan kenceng-kenceng semakin sering dan kuat serta adanya keinginan ibu untuk meneran, pembukaan 10 cm, lendir dan darah semakin banyak. Menurut teori mochtar (2011) tanda gejala inpartu kala II yaitu dimulainya dari adanya dorongan meneran, tekanan anus, perineum menonjol serta vulva membuka. kekuatan his yang semakin kuat dan lender serta darah yang keluar banyak Berdasarkan data diatas, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan teori. 4. Penatalaksanaan P : Berdasarkan fakta, persalinan kala II Ny E berlangsung normal selama 35 menit ( ) bayi lahir jam (14.35), jenis kelamin lakilaki, tidak terdapat penyulit selama proses persalinan. Menurut penulis, kala II pada Ny E berlangsung normal dikarenakan tidak melebihi batas normal dengan tanda-tanda adanya

142 126 dorongan untuk meneran, ada tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka, TTV : pemantauan kala II secara fisiologis untuk multigravida berlangsung 1 jam, jika lebih dari waktu tersebut maka akan terjadi asfiksia maka dari itu harus dilakukan pemantauan secara optimal agar tidak terjadi resiko pada bayi maupun pada ibu. Hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat Sumarah (2009), kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 1 jam pada multigravida. Berdasarkan hal tersebut diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. KALA III 1. Data Subyektif S: Perut ibu masih terasa mules. Menurut penulis hal tersebut fisiologis karena perut mulas merupakan tanda plasenta akan lahir Hal ini sesuai pendapat Sumrah (2009), tanda-tanda inpartu kala III diantaranya perut terasa mules. Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 2. Data Obyektif O : Terdapat tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu tali pusat memanjang, dan semburan darah. Menurut penulis hal ini fisiologis karena terjadinya kala III karena ada tali pusat memanjang, terdapat semburan darah dan uterus globuler.

143 127 Sesuai dengan teori ( Obstetri Fisiologis, 2009) yang merupakan tanda tanda pelepasan plasenta yaitu uterus globuler disertai semburan darah dan tali pusat memanjang. Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 3. Analisa Data A : P3A0 inpartu kala III. Menurut penulis pemeriksaaan Ny E terdapat tanda tanda pelepasan plasenta yaitu uterus globuler,terdapat semburan darah dan tali pusat memanjang, plasenta lahir lengkap 9 menit setelah bayi lahir. Menurut teori mochtar (2011) waktu untuk pelepasan plasenta setelah kala II berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan tanda tanda pelepasan plasenta yaitu uterus golbuler, adanya semburan darah serta tali psat bertambah panjang Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan opini. 4. Penatalaksanaan P : Persalinan kala III pada Ny E berlangsung normal selama 9 menit ( ), plasenta lahir lengkap. Menurut penulis pada asuhan kala III ( pengeluran plasenta) Secara fisiologis berlangsung ± 9 menit, jika sampai 15 menit tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta seperti perdarahan menyembur, tali pusat memanjang, uterus bundar, maka akan terjadi perdarahan (haemoragic post partum) tetapi pada kala III tidak ditemukan hal yang patologis pada Ny E karena kontraksi uterus baik sehingga tidak terjadi perdarahan.

144 128 Sesuai dengan pendapat Sulistyawati (2013), kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Berdasarkan hal diatas, tidak dijumpai kesenjangan antara fakta dan teori. KALA IV 1. Data Subyektif S : perut ibu masih terasa mules dan nyeri pada jalan lahir. Menurut penulis itu hal yang wajar dirasakan setelah persalinan karena merupakan proses involusi uterus pengembalian organ-organ rahim kesemula. Menurut Sarwono (2010) rasa mules dan nyeri pada jalan lahir merupakan tanda-tanda inpartu kala IV. Berdasarkan hal diatas,tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori. 2. Data Obyektif O : diperoleh data Ny E tekanan darah 110/70 mmhg, nadi 84x/menit, suhu 36,6 0 C, pernafasan 20x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, uterus keras, kandung kemih kosong, perdarahan + 100cc. Menurut penulis hal tersebut masih dalam keadaan normal pada inpartu kala IV. Berdasarkan pendapat Kuswanti dan Melina (2014), kala IV adalah pengawasan selama 1-2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum. Observasi

145 129 yang harus dilakukan pada kala IV adalah: tingkat kesadaran klien, pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, kontraksi uterus, TFU, perdarahan, perdarahan dikatakan normal apabila jumlahnya tidak melebihi cc. Berdasarkan hal diatas, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori. 3. Analisa Data A : P3A0 inpartu kala IV. Menurut penulis berdasarkan pemeriksaan Ny E pada observasi kala IV mulai plasenta lahir sampai 2 jam PP berjalan normal. Menurut teori Mochtar (2011) kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2jam PP dilakukan observasi perdarahan, TTV, kontraksi uterus. Berdasarkan hal diatas, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori. 4. Penatalaksanaan P : Persalinan kala IV Ny E berlangsung normal selama ± 2 jam ( ), perdarahan 100 cc. Menurut penulis, observasi 2 jam post partum harus dilakukan agar tidak terjadi komplikasi seperti perdarahan, atonia uteri, anemia, pre eklampsia yang bisa membahayakan ibu, observai 2 jam post partum juga mengantisipasi adanya komplikasi darurat yang dapat mengancam nyawa ibu.

146 130 Hal ini sesuai dengan pendapat Manuaba,(2009), kala IV ini berlangsung mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 2 jam. Pada saat ini diamati apakah terjadi perdarahan pasca melahirkan. Berdasarkan hal diatas, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori. 4.3 Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Pada pembahasan yang ketiga akan dijelaskan tentang kesesuaian fakta dan teori pada Post Natal Care (PNC). Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel PNC (Post Natal care) Ny E di PMB Kuntum Kholidah, SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Tanggal Kunjungan 09 Maret Maret April jam 7 hari 36 hari Anamnesa Merasa mulas, sudah makan dan minum Eliminasi BAK 1 x/ hari, warna kuning jernih Ibu belum BAB Tidak ada keluhan BAK 4 x/ hari, warna kuning jernih BAB 1x/ hari, konsistensi keras Tidak ada keluhan BAK 4 x/ hari, warna kuning jernih BAB 1x/ hari, konsistensi lembek Tekanan Darah 120/80 mmhg 120/80 mmhg 110/70 mmhg Laktasi ASI sudah keluar, tidak ada bendungan, tidak ada massa abnormal TFU TFU 2 jari bawah pusat, Involusi kontaksi uterus baik ASI keluar lancar, tidak ada bendungan, tidak ada massa abnormal TFU pertengahan pusat simfisis Lochea Lochea rubra Lochea sanguinolenta ASI keluar lancar, tidak ada bendungan, tidak ada massa abnormal TFU tidak teraba Lochea Alba

147 131 Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut: 1. Data Subyektif a. Keluhan Berdasarkan fakta, pada 6 jam post partum Ny. E mengeluh perut mules, pada kunjungan 7 hari post partum ibu tidak ada keluhan, dan pada kunjungan 36 hari ibu tidak ada keluhan. Menurut penulis masa nifas pada Ny E ibu merasa mules itu merupakan fisiologis karena rasa mules tersebut merupakan tanda involusi uteri, kontraksi uterus yang baik dan tidak ada tanda-tanda bahaya. Karena selama masa nifas keadaan ibu dalam batas normal dan status gizi baik. Menurut Sulistyawati (2009) bahwa involusi/pengerutan rahim merupakan suatu keadaan kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil. Pada involusi ini, lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi neurotic (layu/mati). Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori b. Eliminasi Berdasarkan fakta, Ny. E sudah BAK sejak hari pertama post partum, BAB pada 7 hari post partum dengan konsistensi keras, BAK dan BAB sudah lancar. Menurut penulis semakin lama urine tertahan dalam kandung kemih maka dapat mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan,

148 132 misalnya infeksi. Bila 6 jam post partum belum BAK bisa dilakukan dengan dirangsang dengan menggunakan air mengalir atau dengan kompres hangat bila tidak dapat dilakukan katerisasi. Namun hal ini fisiologis selama masa post partum, Hal ini sesuai dengan pendapat Sulistyawati (2009), klien harus BAK dalam waktu 6 jam post partum. Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 2. Data Obyektif a. Laktasi Berdasarkan fakta, ASI Ny. E sudah keluar lancar, tidak ada bendungan, tidak ada massa abnormal. Menurut penulis proses laktasi yang baik dapat membantu mempercepat proses involusi uteri dan mempererat hubungan psikologis ibu dan bayi. Kolostrum merupakan cairan berwarna kuning yang keluar pertama kali pada payudara dan pada hari selanjutnya pengeluaran ASI yang keluar. Hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat (Sulistyawati, 2009), cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibunya sesudah dilahirkan adalah kolostrum, mengandung campuran yang kaya akan protein, mineral dan antibodi daripada ASI yang telah matur, ASI mulai ada kira-kira pada hari ke 3 atau ke 4 setelah kelahiran bayi dan kolostrum berubah menjadi ASI yang matur kira-kira 15 hari sesudah bayi lahir.

149 133 Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. b. Involusi Berdasaran fakta pada Ny E pada 6 jam post partum TFU teraba 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, pada 7 hari post partum TFU pertengahan pusat-symphisis, kontraksi uterus baik, pada 36 hari post partum TFU tidak teraba. Menurut penulis Involusi Ny E berjalan dengan normal karena uterus bertambah kecil sesuai dengan masa involusinya. Hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat Mochtar,(2011) yaitu TFU pada saat bayi lahir tinggi fundus uterus setinggi pusat, uri lahir tinggi fundus uterus dua jari bawah pusat, 1 minggu tinggi fundus uterus pertengahan pusat-symphisis, 2 minggu tinggi fundus uterus tak teraba, 6 minggu tinggi fundus uterus bertambah kecil. Berdasarkan hal diatas tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori. c. Lochea Berdasarkan fakta pada Ny. E, pada 6 jam post partum lochea rubra, pada 7 hari post partum lochea Sanguinolenta, dan pada 36 hari post partum lochea Alba. Menurut penulis perubahan tersebut sesuai masa nifas hal itu menandakan bahwa keluarnya lochea lancar dan tidak berbau, seiring dengan berlangsungnya masa nifas karena proses involusi. sehingga

150 134 proses nifas berlangsung normal. karena gizi pada ibu hamil sudah tercukupi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sulistyawati (2009) bahwa Lochea rubra berwarna merah, berlangsung selama 1-3 hari post partum. Lochea sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi pada hari ke 4-7 hari post partum. Lochea serosa berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 post partum. Lochea alba berwarna cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu post partum. Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 3. Analisa Data Analisa data pada Ny. E adalah P3A0 6 jam post partum fisiologis. Menurut penulis analisa data pada Ny E sudah sesuai dengan aturan penulisan diagnosa dengan tanpa ada keluhan dan penyulit pada masa nifas, TFU dalam batas normal, pengeluaran lochea sesuai dengan teori yang ada dan tidak ada tanda tanda infeksi sehingga nifas berjalan secara fisiologis. Hal ini sesuai dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada Ny E yaitu ibu tidak keluhan, ASI keluar lancar, perdarahan dalam batas normal. Menurut teori Sulistyowati, 2011 post partum fisiologis adalah post partum yang di mulai setalh kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti semula sebelum hamil yang

151 135 berlangsung kira-kira 6 minggu dengan kondisi yang baik tanpa ada penyulit dan komplikasi masa post partum Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 4. Penatalaksanaan Berdasarkan fakta penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. E sebagaimana untuk ibu nifas normal karena tidak ditemukannya masalah, seperti melakukan observasi pengeluaran pervaginam, tinggi fundus uteri, KIE tentang tanda bahaya nifas, perawatan payudara dan personal hygiene, cara menyusui, ASI eksklusif, nutrisi, istirahat, KB, dan kontrol ulang. Menurut penulis dengan diberikan implementasi yang sesuai dengan asuhan pada ibu nifas dapat mencegah terjadinya tanda bahaya masa nifas seperti demam, perdarahan, lochea berbau, bendungan ASI. Implementasi tersebut juga memberikan dampak yang positif bagi ibu dan bayi seperti mengajari ibu bagaimana cara menyusui yang benar, melakukan perawatan bayi sehari-hari, konseling tentang KB yang digunakan agar ibu merasa mantap dan nyaman menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai dengan keadaan ibu sekarang yaitu salah satu alat kontrasepsi yang boleh digunakan oleh wanita yang menyusui adalah KB suntik 3 bulan. Hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat Rimandini (2014), seperti melakukan observasi pengeluaran pervaginam, tinggi fundus uteri,

152 136 dan proses laktasi, memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas, ASI eksklusif, nutrisi, dan kontrol ulang. Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 4.4 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir (BBL) Pada pembahasan yang keempat, akan dijelaskan tentang kesesuaian teori dan kenyataan pada bayi baru lahir. Berikut disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan bayi baru lahir. Tabel 4.4 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel Bayi Baru Lahir Asuhan BBL 09 Maret 2018 Nilai Jam Penilaian Awal WIB Menangis spontan, warna kulit kemerahan, reflek baik. BAK WIB 1x warna kuning jernih. PB WIB 51 cm BB WIB 3500 gram Lingkar Kepala WIB SOB : 32 cm, MO : 35 cm, FO : 33 cm, Lingkar Dada WIB 32 cm. LILA WIB 10 cm. Inj. Vit K WIB Sudah diberikan. Salep mata WIB Sudah diberikan. Inj. HB WIB Sudah diberikan. BAB WIB Keluar mekonium. Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut : 1. Data Subyektif a. Eliminasi

153 137 Berdasarkan fakta, pada usia 1 jam bayi Ny. E sudah BAK 1x, warna kuning, jernih, dan belum BAB. Menurut penulis, hal ini memang keadaan normal atau pada umumnya terjadi pada BBL, jika bayi BAK ini pertanda bayi cukup baik dalam berkemih dan menunjukkan bayi cukup nutrisi. Sesuai dengan pendapat Hidayat (2009), Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat jam pertama kelahirannya, BAK lebih dari 8 kali sehari salah satu tanda bayi cukup nutrisi. Berdasarkan data tersebut diatas, tidak dijumpai kesenjangan antara fakta dan teori. b. Nutrisi Berdasarkan fakta, bayi Ny E sudah menyusu pada saat dilakukan IMD setelah kelahiran. Menurut penulis, saat bayi lahir langsung lakukan IMD yang bertujuan untuk mendekatkan kontak ibu dengan bayi agar bayi bisa mencari putting susu, pelaksanaan IMD ±1 jam dan asupan nutrisi bayi terpenuhi. Pemberian ASI eksklusif sedini mungkin sangat penting bagi tumbuh kembang bayi, mudah dicerna dan efisien, mencegah infeksi, dan bisa menjadi alat kontrasepsi alamiah (amenore laktasi). Bayi Ny E bisa menghisap putting dengan bantuan bidan serta dilakukan IMD selama ± 1 jam. Hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat (Wafi Nur Muslihatun, 2010), anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini (30 menit-1 jam setelah lahir) dan eksklusif. Prosedur pemberian ASI dijadwal siang

154 138 malam (minimal 8 kali dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan. Berdasarkan fakta diatas tidak dijumpai kesenjangan antara fakta dan teori. 5. Data Obyektif a. Tanda-tanda vital Berdasarkan fakta tanda-tanda vital bayi Ny. E dalam batas normal. Menurut penulis TTV bayi baru lahir dalam batas normal yaitu frekuensi jantung 140 x/menit, suhu 36,5 0 C, pernafasan 40 x/menit. Menunjukkan bahwa bayi dalam kondisi baik. Hal ini sesuai pendapat Muslihatun (2010) bahwa suhu aksiler 36,5 o C-37,5 o C, menurut Dewi (2010) pernafasan x/menit tanpa adanya retraksi dada dan suara merintih, serta frekuensi denyut jantung x/menit. Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. b. Antropometri Berat badan lahir bayi Ny. E 3500 gram, panjang badan bayi 51 cm, lingkar dada 32 cm, SOB : 32 cm, FO : 33 cm, MO : 35 cm, lingkar kepala : 35 cm.. Menurut penulis, hasil pengukuran antropometri bayi dalam batas normal. Karena gizi saat hamil tercukupi dan pemberian suplemen baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi (2010), pengukuran antropometri, minimal meliputi BB ( gram), PB (48-52 cm), LK (33-38 cm), LD (32-34 cm).

155 139 Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. c. Pemeriksaan fisik Pada Bayi Ny. E warna kulit kemerahan, tidak ada pernapasan cuping hidung, mengangis kuat, tidak ada retraksi dinding dada, dan tali pusat masih basah, anus ada, tidak ada kelainan pada ekstremitas. Menurut penulis, hal ini fisiologis, karena dari hasil pemeriksaan memang pada umumnya warna bayi merah muda tidak menunjukkan bayi ikterus dan dari pemeriksaan lainnya dalam keadaan normal. Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi (2010) bahwa warna kulit bayi harus berwarna kemerahan, menangis kuat, tidak ada kelainan pada anggota tubuh, dan tidak ada tanda-tanda infeksi tali pusat. Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori. d. Pemeriksaan refleks Berdasarkan fakta bayi Ny E mempunyai reflek rooting, sucking, moro, swallowing, Babinski, yang baik. Menurut penulis, reflek pada bayi Ny E fisiologis. Karena nutrisi pada saat hamil tercukupi. Hal ini sesuai dengan Dewi (2010) bahwa reflek bayi baru lahir merupakan indikator penting perkembangan normal. Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori. 2. Analisa data

156 140 Berdasarkan fakta analisa data pada Ny E adalah bayi baru lahir usia 1 jam fisiologis. Menurut penulis analisa data pada Bayi Ny E dalam keadaan normal mulai dari pemeriksaan fisik dan tanda tanda vital semua normal. Hal ini sesuai dengan pendapat Nanny Lia Dewi (2011) bahwa ciri ciri bayi normal yaitu BB gr, PB 48-52, LK 33-35, LD 30-38, RR 40-80x/mnit dan nadi x/menit. Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 3. Penatatalaksanaan Pada asuhan Bayi baru Lahir, peneliti melakukan penatalaksanaan pada Bayi Ny. E sebagaimana untuk Bayi Baru Lahir normal karena tidak ditemukan masalah. Asuhan yang diberikan yaitu mencegah kehilangan panas, KIE perawatan tali pusat, KIE ASI eksklusif, memberikan salep mata, vitamin K, dan imunisasi HB0. Menurut penulis, KIE yang diberikan pada Bayi Baru Lahir yang terpenting adalah selalu menjaga kehangatan bayi karena pada bayi baru lahir sangat rentan dengan suhu sekitar sehingga mudah sekali terjadi hipotermi, perawatan tali pusat untuk menjaga kelembaban tali pusat agar cepat kering dan tidak terjadi infeksi, imunisasi, kontrol ulang. Menurut penulis pemberian KIE untuk bayi baru lahir sangat perlu karena bertujuan untuk mencegah terjadinya resiko pada bayi seperti tali pusat berbau, sianosis, hipotermi, dan ikterus. Hal ini sesuai dengan pendapat Wafi Nur Muslihatun (2010), penatalaksanaan pada neonatus fisiologis, meliputi KIE seperti KIE tanda

157 141 bahaya bayi, imunisasi, ASI eksklusif, mempertahankan kehangatan tubuh, mencegah infeksi, perawatan bayi sehari-hari dan lain-lain. KIE diberikan secara bertahap agar ibu lebih mudah dan memahami penjelasan yang diberikan, imunisasi, kontrol ulang. Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 4.5 Asuhan Kebidanan pada Neonatus Pada pembahasan kelima ini akan dijelaskan tentang kesesuaian fakta dan teori asuhan kebidanan pada neonatus. Berikut ini akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan kebidanan pada neonatus. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada neonatus, maka dapat diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Neonatus Bayi Ny E di PMB Kuntum Kholidah, SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Tgl.Kunjungan 10 Maret Maret Maret 2018 Neonatus ASI Ya Ya Ya BAK BAK 4-5 x/hari, warna kuning jernih BAK 7-8 kali dalam 24 jam BAK 7-8 kali dalam 24 jam BAB BAB 1x/hari BAB ± 3x/hari warna BAB 2x/hari, hijau konsistensi lembek hijau kehitaman kehitaman BB 3500 gram 3700 gram 4000 gram Ikterus Tidak Tidak Tidak Tali pusat Basah tidak kemerahan, tidak bau, tidak bengkak Sudah lepas - Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut : 1. Data Subyektif a. Eliminasi Berdasarkan fakta pada usia 1 hari bayi Ny E sudah BAK dan sudah BAB dengan konsistensi lembek.

158 142 Menurut penulis jika bayi BAB warna hitam berarti normal karena mekonium yang telah keluar dalam 24 jam pertama setelah lahir menandakan anus telah berfungsi. Dan jika BAK bayi warna kuning jernih berarti normal karena jika bayi tidak BAK dalam 24 jam pertama setelah lahir maka bidan harus mengkaji kondisi uretra. Bayi Ny E normal karena pada usia I hari sudah mengeluarkan mekonium atau kotoran. Hal ini sesuai dengan pendapat (Wafi Muslihatun (2010), proses pengeluaran defekasi dan urine terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir adalah cc/24 jam atau 1-2 cc/kg BB/jam. Bayi selalu mengkonsumsi ASI, karena seringnya mengkonsumsi ASI pencernaan bayi menjadi lancar. Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. b. Nutrisi Berdasarkan fakta, bayi Ny. E sudah menyusu pada saat dilakukan IMD bayi Ny. E sudah bisa menghisap puting susu dengan kuat. Menurut penulis saat bayi lahir melakukan IMD yang bertujuan untuk mendekatkan kontak ibu dengan bayi dan asupan nutrisi bayi terpenuhi. Pemberian ASI eksklusif sedini mungkin sangat penting bagi tumbuh kembang bayi, mudah dicerna dan efisien, mencegah infeksi, mengurangi perdarahan pada ibu, dan bisa menjadi alat kontrasepsi alamiah.

159 143 Hal ini sesuai dengan pendapat Menurut Muslihatun (2010) setelah lahir bayi segera disusukan pada ibunya, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau bayi). Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 2. Data Obyektif a. Tanda-tanda vital Berdasarkan fakta frekuensi jantung 140x/menit, suhu 36,5 0 C, pernafasan 40 x/menit. Tanda-tanda vital bayi Ny. E dalam batas normal. Menurut penulis bayi baru lahir dengan nadi, suhu, dan pernafasan yang normal menunjukan bahwa secara fisik dan nutrisi bayi baik. Hal ini sesuai pendapat Muslihatun (2010) bahwa suhu aksiler 36,5 o C-37,5 o C, menurut Dewi (2010) pernafasan x/menit tanpa adanya retraksi dada dan suara merintih, serta frekuensi denyut jantung x/menit. Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. b. Antropometri Berat badan lahir bayi Ny. E 3500 gram, panjang badan bayi 51 cm, lingkar dada 32 cm, SOB : 32 cm, MO : 35 cm, lingkar kepala : 35

160 144 cm.. Menurut penulis, hasil pengukuran antropometri bayi dalam batas normal. Karena gizi saat hamil tercukupi, dan pemberian suplemen baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi (2010), pengukuran antropometri, minimal meliputi BB ( gram), PB (48-52 cm), LK (33-38 cm), LD (32-34 cm). Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. c. Pemeriksaan fisik Pada By. Ny E, warna kulit selama kunjungan merah muda, tidak ada kelainan pada anggota tubuh, tidak ada tanda-tanda infeksi tali pusat, anus ada, tidak ada kelainan pada ekstremitas. Menurut penulis pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir sangatlah penting karena untuk mengetahui keadaan bayi baru lahir, adanya kelainan pada anggota tubuh atau tanda-tanda infeksi pada bayi. Hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat Latief (2013) warna kulit bayi harus berwarna merah muda yang bersih, tidak ada kelainan pada anggota tubuh, dan tidak ada tanda-tanda infeksi tali pusat. Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori. 3. Analisa Data Analisa data pada bayi Ny E adalah Neonatus cukup bulan usia 1 hari fisiologis.

161 145 Menurut penulis, bayi Ny E dalam keadaan normal semua pemeriksaan dilakukan dengan hasil normal. Hal ini sesuai dengan pendapat Saminem (2010) pemeriksaan pad neonatus dilakukan 3 kali kunjungan untuk mengobservai TTV, nutrisi, eliminasi dan laktasi serta membrikan konseling tanda tanda bahaya neonatus. maka tidak ditemukan adanya suatu kesenjangan antara fakta dengan teori. 4. Penatalaksanaan Pada asuhan kebidanan neonatus, penulis melakukan penatalaksanaan pada bayi Ny E sebagaimana untuk neonatus normal karena tidak ditemukan masalah selama kunjungan. Asuhan yang diberikan yaitu mengobservasi TTV, memberikan KIE seperti KIE perawatan bayi seharihari, perawatan tali pusat, imunisasi, ASI eksklusif, tanda bahaya neonatus, mempertahankan kehangatan tubuh, mencegah infeksi, kontrol ulang. Menurut penulis asuhan yang diberikan pada Ny E yaitu memberikan KIE seperti perawatan bayi sehari-hari, perawatan tali pusat, ASI eksklusif, pertahankan kehangatan tubuh, mencegah infeksi, kontrol ulang. KIE diberikan secara bertahap agar ibu lebih mudah dalam memahami penjelasan yang diberikan, imunisasi, kontrol ulang. Hal ini sesuai dengan pendapat (Saminem, 2010), penatalaksanaan pada neonatus fisiologis, meliputi KIE seperti KIE tanda bahaya Neonatus, imunisasi, ASI eksklusif, mempertahankan kehangatan tubuh, mencegah infeksi, perawatan bayi sehari-hari dan lain-lain. KIE diberikan secara

162 146 bertahap agar ibu lebih mudah dan memahami penjelasan yang diberikan, imunisasi, kontrol ulang. Berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan fakta dan teori. 4.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada pembahasan yang keenam, akan dijelaskan tentang kesesuaian teori dan kenyataan pada keluarga berencana. Berikut disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan keluarga berencana. Tabel 4.6 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel Keluarga Berencana Asuhan KB 14 April April 2018 Subyektif Ibu merencanakan menggunakan alat kontrasepsi Ibu sudah menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan. Tekanan Darah 100/70 mmhg. 110/70 mmhg. BB 68 kg. 68 kg. Haid Belum haid. Sudah haid. Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut: 1. Data Subyektif Berdasarkan fakta, ibu ingin menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan. Menurut penulis, Ny. E diperbolehkan menggunakan KB suntik 3 bulan karena tidak ditemukan kontra indikasi menggunakannya seperti hamil, perdarahan pervaginam yang tidak jelas penyebabnya, dan menderita atau riwayat kanker payudara. KB suntik 3 bulan juga tidak mengganggu produksi ASI, sehingga Ny. E dinyatakan aman menggunakan KB suntik 3 bulan.

163 147 Hal ini sesuai dengan pendapat Bakar (2014) bahwa kontrasepsi yang baik bagi ibu menyusui adalah kontasepsi suntik 3 bulan dikarenakan suntik KB 3 bulan mengandung hormon progesteron yang baik bagi ibu menyusui. Hal ini sesuai dengan pendapat BKKBN (2006) salah satu alat kontrasepsi yang boleh digunakan oleh wanita yang menyusui adalah KB suntik 3 bulan. Berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan fakta dan teori. 2. Data Obyektif Berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny. E adalah keadaan umum, TTV, dan pemeriksaan fisik dalam batas normal. Menurut penulis, hasil data objektif yang normal menunjukan tidak adanya kontra indikasi untuk menggunakan KB suntik 3 bulan. Hal ini sesuai dengan pendapat Affandi (2011) bahwa data objektif yang diobservasi pada akseptor KB suntik 3 bulan adalah keadaan umum, TTV, dan pemeriksaan fisik. Berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 3. Analisa Data Analisa data pada Ny. E terkait dengan KB adalah P3A0 akseptor baru KB suntik 3 bulan. Menurut penulis, ibu adalah akseptor baru alat kontrasepsi suntik 3 bulan, pemeriksaan fisik pada Ny E yang berkaitan dengan kb suntik 3 bulan tidak ada penyimpangan, sementara Ny E masih dalam proses menyusui dan kb suntik 3 bulan tidak mempengaruhi proses laktasi

164 148 Hal ini sesuai dengan teori Saifudin (2010) pemeriksaan fisik untuk kb suntik 3 bulan yaitu ASI keluar lancar dan tidak banyak efek samping. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 4. Penatalaksanaan Pada asuhan kebidanan untuk akseptor KB, penulis melakukan penatalaksanaan pada Ny I sebagaimana untuk akseptor baru KB suntik 3 bulan, karena tidak ditemukan masalah ibu diberi KIE efek samping normal KB suntik 3 bulan, tanda bahaya Kb suntik 3 bulan dan kunjungan ulang. Menurut penulis dengan keikut sertaan ibu dalam program KB ibu sudah menyadari pentingnya pengendalian pencegahan kehamilan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Saifuddin, 2010), penatalaksanaan pada akseptor KB suntik 3 bulan meliputi KIE efek samping normal KB suntik 3 bulan, tanda bahaya dan kunjungan ulang. Berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

165 149 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Asuhan kebidanan pada Ny. E telah dilakukan selama kurang lebih 6 bulan yang dimulai dari masa hamil dengan usia kehamilan 24 minggu, persalinan, nifas, neonatus dan KB menggunakan dokumentasi SOAP maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Asuhan kebidanan ibu hamil trimester II dan III pada Ny. E kehamilan normal dengan keluhan Nyeri Punggung. 2. Asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny. E persalinan normal 3. Asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. E dengan nifas normal. 4. Asuhan kebidanan BBL pada By Ny. E dengan Berat Badan Lahir Normal. 5. Asuhan kebidanan neonatus pada By Ny. E neonatus cukup bulan normal. 6. Asuhan kebidanan KB pada Ny E dengan Akseptor baru KB suntik 3 bulan. 5.2 Saran 1. Bagi Bidan Diharapkan bidan dapat meningkatkan asuhan kebidanan secara continuity of care dalam melakukan pelayanan yang berkualitas bagi kesehatan ibu, anak dan masyarakat dengan cara pendampingan ke ibu hamil dengan cara ANC terpadu dan kelas ibu hamil dengan mengajarkan ibu senam hamil agar bisa 149

166 150 dilakukan setiap hari, dan mengajari suami masase untuk mengurangi nyeri punggung pada ibu hamil mulai trimester 2 sampai akhir kehamilan, dapat memberikan masukan bagi Bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya konseling tentang kehamilan yang beresiko dan juga pemeriksaan Hb selama kehamilan awal, kehamilan akhir dan pada saat nifas. 2. Bagi Institusi Diharapkan institusi kesehatan dapat menerapkan pendidikan asuhan kebidanan secara continuity of care dengan tepat dalam proses belajar mengajar dan memperbaiki praktek pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien, memberikan pembekalan tentang nyeri punggung serta resiko yang bisa terjadi pada masa kehamilan dan melakukan pendampingan pada mahasiswa tentang asuhan pada ibu hamil, persalinan, nifas, BBL, neonatus, dan KB, serta memperbanyak referensi tentang nyeri dan cara penanganannya. 3. Bagi Penulis Diharapkan dapat menerapkan asuhan kebidanan komprehensif yang bisa dilakukan dari trimester pertama agar lebih baik lagi dan menambah wawasan, meningkatkan pemahaman, dan menambah pengalaman nyata tentang asuhan kebidanan secara komprehensif (continuity of care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan kontrasepsi dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan pada kasus gangguan rasa nyaman nyeri punggung, dan menjadi bahan refrensi atau rujukan bagi peneliti selanjutnya dalam kasus nyeri punggung serta melakukan screening (deteksi awal) pada awal kehamilan di semua ibu hamil untuk melakukan kunjungan awal pada trimester I kehamilan.

167 Lampiran 1 Lembar Identitas 151

168 Lampiran 2 Lembar Catatan Kesehatan Ibu Hamil 152

169 153 Lampiran 3 Hasil pemeriksaan ANC Terpadu Lampiran 4 lembar KSPR

170 Lampiran 5 Lembar Hasil USG 154

171 Lampiran 6 Lembar Hasil Pemeriksaan Lab ANC Terpadu 155

172 156

173 Lampiran 7 Partograf 157

174 Lampiran 8 Partograf Halaman Belakang 158

175 159 Lampiran 9 Surat Keterangan Lahir Lampiran 10 Lembar Kunjungan Nifas

176 Lampiran 11 Lembar Kunjungan Neonatus 160

177 Lampiran 12 Lembar Imunisasi 161

178 Lampiran 13 Inform Consent KB 162

179 Lampiran 14 Kunjungan KB 163

180 Lampiran 15 Surat Permohonan Izin Bidan 164

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama. digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap Dari data subjektif didapatkan hasil, ibu bernama Ny. R umur 17 tahun, dan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. minggu sampai bersalin, nifas serta asuhan pada bayi selama masa neonatus.

BAB IV PEMBAHASAN. minggu sampai bersalin, nifas serta asuhan pada bayi selama masa neonatus. BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan analisis asuhan kebidanan pada Ny. A 32 tahun G2P1A0. Penulis melakukan asuhan mulai dari usia kehamilan 27 minggu sampai bersalin, nifas serta asuhan pada

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. S UMUR 30 TAHUN G III P II A O DENGAN DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 I. Pengkajian Tanggal :.. Jam. Tempat :.. Nama Mahasiswa

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY.Y MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB DI BPM SITI SAUDAH LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: DIANA IXMAWATI NIM.

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY.Y MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB DI BPM SITI SAUDAH LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: DIANA IXMAWATI NIM. ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY.Y MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB DI BPM SITI SAUDAH LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh: DIANA IXMAWATI NIM. 13621302 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. D DARI MASA HAMIL SAMPAI DENGAN MASA KB DI KLINIK AL-HIKMAH LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. D DARI MASA HAMIL SAMPAI DENGAN MASA KB DI KLINIK AL-HIKMAH LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. D DARI MASA HAMIL SAMPAI DENGAN MASA KB DI KLINIK AL-HIKMAH LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh : LINDARTI MARSIYAH NIM.13621436 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO FAKULTAS

Lebih terperinci

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI Oleh : Rita Purnamasari Tanggal : 11 November 2011 Waktu : 10.00 WIB I. PENGKAJIAN A. IDENTITAS ISTERI SUAMI Nama : Ny. Y Tn. A Umur

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN MASA HAMIL TM III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: NOVIA AFIDA NIM.

ASUHAN KEBIDANAN MASA HAMIL TM III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: NOVIA AFIDA NIM. ASUHAN KEBIDANAN MASA HAMIL TM III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh: NOVIA AFIDA NIM. 13621399 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator keberhasilan pembangunan kesehatan. Sehingga kesehatan ibu merupakan komponen yang penting

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 06.45

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan suatu keadaan yang alamiah. Dimulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas yang secara berurutan berlangsung

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum yang menghasilkan sel tunggal (zigot), selama kehamilan pada

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum yang menghasilkan sel tunggal (zigot), selama kehamilan pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan fertilisasi hasil implantasi dari penyatuan spermatozoa dan ovum (Prawirohardjo, 2008). Masa kehamilan membutuhkan perawatan khusus, agar

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGI PADA Ny J UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 2 HARI DI PUSKESMAS PATTOPAKANG TANGGAL 9 DESEMBER 2013

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGI PADA Ny J UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 2 HARI DI PUSKESMAS PATTOPAKANG TANGGAL 9 DESEMBER 2013 ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGI PADA Ny J UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 2 HARI DI PUSKESMAS PATTOPAKANG TANGGAL 9 DESEMBER 2013 No. Register : 01.01.018 Tanggal kunjungan : 9 Desember 2013, Jam 10.20

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat. Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan mengakibatkan ancaman, baik bagi jiwa

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY E MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB DI KLINIK AL-HIKMAH LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: HASLINDA ROHMAH

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY E MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB DI KLINIK AL-HIKMAH LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: HASLINDA ROHMAH ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY E MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB DI KLINIK AL-HIKMAH LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh: HASLINDA ROHMAH NIM. 13621432 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan LTA Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis/alamiah, namun

Lebih terperinci

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal Persalinan Normal 60 Langkah Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal PERSALINAN NORMAL 60 Langkah Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat KEGIATAN I. MELIHAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan pemilihan metode keluarga berencana merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap Pada pemeriksaan didapatkan hasil data subjektif berupa identitas pasien yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN PADA UJIAN SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR TANGGAL 27 JULI 2016

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN PADA UJIAN SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR TANGGAL 27 JULI 2016 LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN PADA UJIAN SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR TANGGAL 27 JULI 2016 Oleh: Pembimbing Utama (NOVI SUSANTI, SST.M.KES) Pembimbing pendamping

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Peranan

Lebih terperinci

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA 1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Indonesia, diantara negara

Lebih terperinci

TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL

TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL Langkah I : Pengumpulan data dasar Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta)nyang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. N MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB DI BPM ANNA LAILY LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH: ANDIKA FITRI ASTARINA

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. N MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB DI BPM ANNA LAILY LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH: ANDIKA FITRI ASTARINA ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. N MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB DI BPM ANNA LAILY LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH: ANDIKA FITRI ASTARINA NIM. 13621380 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. N di Puskesmas Kedungwuni I mulai dari

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. N di Puskesmas Kedungwuni I mulai dari BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas analisa hasil penatalaksanaan studi kasus dengan harapan untuk memperoleh gambaran secara nyata dan sejauh mana asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis/alamiah, namun dalam prosesnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Pengertian Persalinan Dan APN Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui janin lahir atau

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. N MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB DI BPM INDAH RAHMAWATI LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. N MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB DI BPM INDAH RAHMAWATI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. N MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB DI BPM INDAH RAHMAWATI LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH: WAHYU ENI PUJIATI NIM. 13621383 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Ketua : Novi Susanti,SST.M.Kes ( ) Anggota 1 : Holijah Siregar, SST, MKM ( ) Anggota II : Chainny Rhamawan, SST, M.kes ( )

Ketua : Novi Susanti,SST.M.Kes ( ) Anggota 1 : Holijah Siregar, SST, MKM ( ) Anggota II : Chainny Rhamawan, SST, M.kes ( ) LEMBARAN PENGESAHAN Laporan Tugas Akhir Ini Telah Di Pertahankan Di Depan Tim Penguji Sidang Laporan Tugas Akhir Program Studi Kebidanan Audi Husada Medan Pada Tanggal 07 Juli 2016 MENGESAHKAN TIM PENGUJI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di mulai dari kehamilan, persalinan bayi baru lahir dan nifas yaang secara berurutan berlangsung secara fisisologis dan diharapkan ibu pasca melahirkan menggunakan

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANANCONTINUITY OF CARE PADA NY. I MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB DI BPM SITI SAUDAH LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: ERWIN MARTINA NIM.

ASUHAN KEBIDANANCONTINUITY OF CARE PADA NY. I MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB DI BPM SITI SAUDAH LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: ERWIN MARTINA NIM. ASUHAN KEBIDANANCONTINUITY OF CARE PADA NY. I MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB DI BPM SITI SAUDAH LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh: ERWIN MARTINA NIM. 13621315 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN PADA UJIAN SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh : PembimbingUtama

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN PADA UJIAN SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh : PembimbingUtama LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN PADA UJIAN SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh : PembimbingUtama (Chenny rahmawan, SST, M.Kes) Pembimbing Pendamping (Tiram haloho,

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. Y MULAI MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA DI KLINIK INAGURKI MEDAN TUNTUNGAN LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. Y MULAI MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA DI KLINIK INAGURKI MEDAN TUNTUNGAN LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. Y MULAI MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA DI KLINIK INAGURKI MEDAN TUNTUNGAN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli

Lebih terperinci

PROSES PERSALINAN & KELAHIRAN. R. Nety

PROSES PERSALINAN & KELAHIRAN. R. Nety PROSES PERSALINAN & KELAHIRAN R. Nety Rustikayanti @2018 Tujuan Menjelaskan 5 faktor yang mempengaruhi proses persalinan Mendeskripsikan struktur anatomi tulang panggul Mengenali ukuran normal diameter

Lebih terperinci

PERSALINAN KALA I. 1. kala 1 persalinan

PERSALINAN KALA I. 1. kala 1 persalinan PERSALINAN KALA I Persalinan normal yaitu proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan yang mencakup pengeluaran bayi, plasenta dan selaput ketuban, dengan presentasi kepala (posisi belakang kepala),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang 1 BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepasnya dari

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014 77 KUESIONER PENELITIAN SETELAH UJI VALIDITAS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014. Responden :... (Diisi peneliti) Petunjuk pengisian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas referat yang berjudul Persalinan Sungsang dengan lancar. Dalam pembuatan referat ini, penulis

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS I. PENGUMPULAN DATA A. Identitas Nama Ibu : Marni Umur : 26 Tahun Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Alamat : Jl. Tebing

Lebih terperinci

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY.N MASA HAMIL SAMPAI DENGAN (KB) DI BPM TITIK MUSTIKA S.ST LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY.N MASA HAMIL SAMPAI DENGAN (KB) DI BPM TITIK MUSTIKA S.ST LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY.N MASA HAMIL SAMPAI DENGAN (KB) DI BPM TITIK MUSTIKA S.ST LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh : Pangestu Riaswati 13621415 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan Program Studi DIII Kebidanan Universitas Respati Yogyakarta

Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan Program Studi DIII Kebidanan Universitas Respati Yogyakarta LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNGAN (CONTINUITY OF CARE) PADA NY. R UMUR 34 TAHUN DI BPM AGUS SRI WIRYANI KARANGMOJO, KINGKANG, KLATEN Disusun Untuk Memenuhi Sebagai

Lebih terperinci

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG I. PENGKAJIAN isteri (klien) Suami Nama : Ny.S Tn. H Umur : 21 Tahun 22 Tahun Agama : Islam Islam Pendidikan : SMA SMU Pekerjaan : Ibu rumah tangga Wiraswasta Suku / Bangsa : Jawa Jawa Alamat : Ngawi Ngawi

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS

DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS I. PEMERIKSAAN KEHAMILAN 1. Melakukan validasi klien 2. Melakukan kontrak 3. Menyiapkan alat 4. Mencuci tangan 5. Mengkaji keadaan umum klien 6. Melakukan

Lebih terperinci

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS 1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN. Laporan Tugas Akhir Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Pada Ujian Sidang Laporan Tugas Akhir tanggal 25 Juli 2016

LEMBAR PERSETUJUAN. Laporan Tugas Akhir Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Pada Ujian Sidang Laporan Tugas Akhir tanggal 25 Juli 2016 LEMBAR PERSETUJUAN Laporan Tugas Akhir Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Pada Ujian Sidang Laporan Tugas Akhir tanggal 25 Juli 2016 Oleh : Pembimbing Utama (Marta Imelda Sianturi, SST.M.Kes) Pembimbing

Lebih terperinci

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH Jadwal kunjungan di rumah Manajemen ibu post partum Post partum group Jadwal Kunjungan Rumah Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hamil adalah suatu proses fisiologis yang dialami oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hamil adalah suatu proses fisiologis yang dialami oleh manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hamil adalah suatu proses fisiologis yang dialami oleh manusia akibat adanya pembuahan antara sel kelamin laki laki dan sel kelamin perempuan, dimulai dari adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan konseling asuhan kebidanan yang mencakup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002). BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persalinan 2.1.1. Definisi Persalinan Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadinya dilatasi serviks lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002). Persalinan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN Disusun Oleh : MUHAMMAD JAMAL MISHBAH 6143027 STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS S1 Keperawatan 3A Tahun

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan

BAB IV PEMBAHASAN. Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan BAB IV PEMBAHASAN Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan kebidanan 7 langkah varney dan asuhan kebidan SOAP, dari bab pembahasan ini membahas kesenjangan yang di temukan saat

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN Laporan Tugas Akhir Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Pada Ujian Sidang Laporan Tugas Akhir tanggal 28 Juli2016

LEMBAR PERSETUJUAN Laporan Tugas Akhir Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Pada Ujian Sidang Laporan Tugas Akhir tanggal 28 Juli2016 LEMBAR PERSETUJUAN Laporan Tugas Akhir Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Pada Ujian Sidang Laporan Tugas Akhir tanggal 28 Juli2016 Oleh : Pembimbing Utama (Linda Siregar, SST, MKM) Pembimbing Pendamping

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN Laporan Tugas Akhir Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Pada Ujian Sidang Laporan Tugas Akhir Pada Tanggal 30 Juni 2016

LEMBAR PERSETUJUAN Laporan Tugas Akhir Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Pada Ujian Sidang Laporan Tugas Akhir Pada Tanggal 30 Juni 2016 LEMBAR PERSETUJUAN Laporan Tugas Akhir Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Pada Ujian Sidang Laporan Tugas Akhir Pada Tanggal 30 Juni 2016 Oleh : PembimbingUtama ( Marta Imelda Sianturi, SST,M.Kes

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN) Aspek Yang Dinilai Nilai MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA 1 2 3 4 1. Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua Ibu merasa

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY S MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA DI BPM TUKIYEM WIJAYANTI BRINGIN LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY S MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA DI BPM TUKIYEM WIJAYANTI BRINGIN LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY S MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA DI BPM TUKIYEM WIJAYANTI BRINGIN LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny 60 DENGAN PERIODE ANTENATAL G 1 P 1002 UK MINGGU T/H DI PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN TANGGAL 16 MEI 2014

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny 60 DENGAN PERIODE ANTENATAL G 1 P 1002 UK MINGGU T/H DI PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN TANGGAL 16 MEI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny 60 DENGAN PERIODE ANTENATAL G 1 P 1002 UK 23-24 MINGGU T/H DI PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN TANGGAL 16 MEI 2014 I. PENGKAJIAN A. IDENTITAS PASIEN PASIEN PENANGGUNG Nama : MU

Lebih terperinci

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila : 4 Oksigen / Cairan & Elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Rekreasi / Aman & 5 Promotif / Preventif/ Kuratif/Rehabilitatif 6 Pengkajian/Penentuan Diagnosis/Perencanaan/ Implementasi/Evaluasi/Lainlain 7 Maternitas/Anak/KMB/Gadar/Jiwa/Keluarga/Komunitas/Gerontik/Manajemen

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Niken Andalasari Periode Post Partum Periode post partum adalah masa enam minggu sejak bayi baru lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN LETAK LINTANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN LETAK LINTANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011 ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN LETAK LINTANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011 Fitriana Ikhtiarinawati Fajrin* Arissa Fitriani** *Dosen Program Studi Diploma

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post partum spontan di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung Semarang pada tanggal 14 sampai dengan

Lebih terperinci

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1

LAMPIRAN. Lampiran 1 LAMPIRAN Lampiran 1 407 408 Lampiran 2 408 409 Lampiran 3 409 410 Lampiran 4 BUKU KIA 410 411 412 413 414 Lampiran 5 KSPR 414 415 416 Lampiran 6 416 LEAFLET PERSIAPAN PERSALINAN 417 418 LEAFLET TANDA-TANDA

Lebih terperinci

4/5/2011. Oleh. Riwayat kesehatan Pemeriksaan fisik Pemeriksaan psikologis Laboratorium : Ht, gol darah dan Rh.

4/5/2011. Oleh. Riwayat kesehatan Pemeriksaan fisik Pemeriksaan psikologis Laboratorium : Ht, gol darah dan Rh. Oleh Ida Maryati, Sp.Mat 1 Kala I Fase laten : true labor dilatasi serviks 3 cm (20 jam pada nullipara, 14 jam pada multipara). Fase aktif : dari dilatasi serviks > 3 cm sampai 10 cm. Kala II: dari dilatasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Anemia Ibu Bersalin a. Definisi Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunya hemoglobin sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Manajemen Asuhan Kebidanan yang dilakukan pada kasus ini menggunakan

BAB IV PEMBAHASAN. Manajemen Asuhan Kebidanan yang dilakukan pada kasus ini menggunakan BAB IV PEMBAHASAN Manajemen Asuhan Kebidanan yang dilakukan pada kasus ini menggunakan manajemen 7 langkah varney dan dengan catatan perkembangan menggunakan metode SOAP. Pada pembahasan Studi Kasus ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi. keluarga sehat dan bahagia (Anggraini, 2010.h.10).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi. keluarga sehat dan bahagia (Anggraini, 2010.h.10). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. H MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA DI KLINIK AL- HIKMAH PONOROGO LAPORAN TUGAS AKHIR.

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. H MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA DI KLINIK AL- HIKMAH PONOROGO LAPORAN TUGAS AKHIR. ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. H MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA DI KLINIK AL- HIKMAH PONOROGO LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh : NANRIA NIRWANA DAYCA NIM. 14621478 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

Referat Fisiologi Nifas

Referat Fisiologi Nifas Referat Fisiologi Nifas A P R I A D I Definisi Masa Nifas ialah masa 2 jam setelah plasenta lahir (akhir kala IV) sampai 42 hari/ 6 bulan setelah itu. Masa Nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN MENGESAHKAN TIM PENGUJI. TANDA TANGAN Ketua : Marta Imelda Sianturi, SST, M.Kes ( ) Anggota :Chenny Rahmawan, SST, M.

LEMBAR PENGESAHAN MENGESAHKAN TIM PENGUJI. TANDA TANGAN Ketua : Marta Imelda Sianturi, SST, M.Kes ( ) Anggota :Chenny Rahmawan, SST, M. LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR INI TELAH DIPERTAHANKAN DI DEPAN TIM PENGUJI UJIAN SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI KEBIDANAN AUDI HUSADA MEDAN PADA TANGGAL 26 JULI 2016 MENGESAHKAN TIM PENGUJI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/ PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/ PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/ PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Dari hasil anamnesa yang dilakukan kepada pasien pada tanggal 05 Maret 2014 didapatkan data

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN IBU HAMIL / ANTENATAL CARE STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ASUHAN IBU HAMIL KUNJUNGAN AWAL / PERTAMA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN IBU HAMIL / ANTENATAL CARE STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ASUHAN IBU HAMIL KUNJUNGAN AWAL / PERTAMA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN IBU HAMIL / ANTENATAL CARE Disahkan oleh Sukmawati, S.ST Dibuat oleh Junitha Ch.G.Kereh, S.ST,M.Kes Kepala Puskesmas Gogagoman Unit Pelayanan KIA/KB STANDAR

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN MAHASISWA

RENCANA PEMBELAJARAN MAHASISWA RENCANA PEMBELAJARAN MAHASISWA MATA KULIAH / KODE ASUHAN BIDANAN HAMILAN SKS CAPAIAN PEMBELAJARAN: KODE MK MWF212 TEORI PRAKTIK KLINIK PROGRAM STUDI D-IV BIDANAN 3 2 - FAKULTAS ILMU SEHATAN SEMESTER DOSEN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri atau

Lebih terperinci

PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL. Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:

PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL. Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.: PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.: 1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan seharusnya

Lebih terperinci

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA PERSALINAN NORMAL 3 faktor yang menentukan prognosis persalinan, yaitu : Jalan lahir (passage)

Lebih terperinci

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi )

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi ) JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR ( Revisi ) PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN MENGGUNAKAN PENUNTUN BELAJAR. Perubahan Buku

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA NY.D G1P0A0 UMUR 31 TAHUN HAMIL 37 MINGGU DENGAN ANEMIA SEDANG DI RUANG HJ.

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA NY.D G1P0A0 UMUR 31 TAHUN HAMIL 37 MINGGU DENGAN ANEMIA SEDANG DI RUANG HJ. BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA NY.D G1P0A0 UMUR 31 TAHUN HAMIL 37 MINGGU DENGAN ANEMIA SEDANG DI RUANG HJ. MAHMUDAH MAWARDI RUMAH SAKIT ISLAM NAHDLOTUL ULAMA (RSI NU) DEMAK

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS DI SUSUN OLEH: KELOMPOK : 10 1. REVIA MONALIKA 2. RIA PRANSISKA 3. RENI 4. RIKA DOSEN PEMBIMBING : VERA YUANITA, SST SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA PROGRAM

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud Lampiran 1 468 469 Lampiran 2 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Prodi D. III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA PERTEMUAN II * Persalinan - Tanda - tanda persalinan - Tanda bahaya pada persalinan - Proses persalinan - Inisiasi Menyusui Dini (IMD) * Perawatan Nifas - Apa saja

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Program Studi : D III Kebidanan Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan I (Kehamilan) Kode Mata Kuliah : KEB. 301 Semester : II (dua) SKS : 4 SKS (T : 1 SKS, P : 3 SKS) Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Varney (2006) dijelaskan bahwa Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan suatu tindakan pemeriksaan pada pasien yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK minggu. dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan bahwa :

BAB V PENUTUP. kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK minggu. dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan bahwa : BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis dalam asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK 35 +1 minggu dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P 00000 TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DI. Pengkajian secara autoanamnesa / alloanamnesa Hari / tanggal : Jam : A. DATA SUBYEKTIF 1. Identitas pasien : - Nama : - Umur : - Pekerjaan : - Agama : - Alamat : 2.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud. Kebidanan pada Masa Hamil sampai Masa Nifas. Asuhan Kebidanan ini

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud. Kebidanan pada Masa Hamil sampai Masa Nifas. Asuhan Kebidanan ini Lampiran 1 289 Lampiran 2 290 Lampiran 3 291 292 Lampiran 4 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Prodi D. III Kebidanan Fakultas

Lebih terperinci

Lampiran 1 PERMOHONAN DATA AWAL LTA

Lampiran 1 PERMOHONAN DATA AWAL LTA Lampiran 1 PERMOHONAN DATA AWAL LTA 379 Lampiran 2 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Prodi D III Kebidanan Fakultas Ilmu

Lebih terperinci