KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Ridho dan perkenan-nya kami dapat menyelesaikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Ridho dan perkenan-nya kami dapat menyelesaikan"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Ridho dan perkenan-nya kami dapat menyelesaikan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kaur Tahun 2018, sesuai waktu yang telah ditetapkan. Penyusunan LAKIP dimaksudkan sebagai bentuk tertulis pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten Kaur atas pelaksanaan program dan kegiatan selama Tahun Kewajiban penyusunan LAKIP bagi setiap Instansi pemerintah ini, didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP menyajikan informasi tentang ukuran sejauh mana keberhasilan ataupun kekurangan dalam pencapaian target kinerja pemerintah yang telah dilaksanakan selama satu tahun anggaran dalam kerangka perwujudan tujuan RPJMD. Kami sangat menyadari, bahwa dalam laporan ini masih terdapat berbagai hal yang masih memerlukan penyempurnaan baik menyakut pada aspek penulisan, data - data dan materi laporan, yang disebabkan berbagai kendala - kendala, sehingga kami membuka diri untuk menerima informasi berupa saran dan masukan, koreksi bahkan kritik sebagai bahan evaluasi dan perbaikan terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintah secara menyeluruh. Akhirnya tak lupa kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi sehingga dapat diselesaikannya LAKIP ini. Wassalamu alaikum Wr Wb. BUPATI KAUR, GUSRIL PAUSI, S.Sos

3 DAFTAR ISI Judul Halaman KATA PENGANTAR i RINGKASAN EKSEKUTIF ii DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang I-1 B. Dasar Hukum I- 2 C. Maksud dan Tujuan I-4 D. Gambaran Umum Kab. Kaur I-4 E. Organisasi Perangkat Daerah I-11 F. Sistematika Penyajian I-17 BAB II Perencanaan Kinerja A. Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Kaur II-1 B. Indikator dan Target Kinerja II-10 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Kerangka Pengukuran dan Evaluasi Kinerja III-3 B. Capaian Kinerja Organisasi III-5 C. Akuntabilitas Keuangan Sasaran III-57 BAB IV PENUTUP IV-1 PERNYATAAN LAKIP TA.2018 TELAH DIREVIU

4

5 RINGKASAN EKSEKUTIF kuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun 2018 merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan dan kebijakan dalam pengelolaan sumber daya. Keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2018 diukur dengan membandingkan antara perencanaan dengan realisasi pencapaian sasaran strategis. Penyusunan LAKIP Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun 2018 mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun 2018 ini merupakan tahun ketiga yang mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kabupaten Kaur untuk periode Capaian Kinerja yang tertuang dalam LAKIP tahun 2018 ini merupakan hasil pengukuran kinerja terhadap 13 (tiga belas) tujuan strategis dan 25 (dua puluh lima) sasaran melalui 50 (lima puluh) indikator kinerja sasaran. Sebagai pembanding, kualitas capaian kinerja penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten secara umum dapat dilihat dari gambaran perkembangan kondisi makro Kabupaten Kaur. Indikator makro Kabupaten Kaur, mencerminkan angka-angka atau nilai-nilai perkembangan atau perubahan kondisi sosial, ekonomi dan pembangunan manusia. Gambaran kondisi sosial dilihat dari data kependudukan, laju pertumbuhan penduduk dan angka kemiskinan. Gambaran kondisi ekonomi dilihat dari kondisi PDRB, laju pertumbuhan PDRB, pengeluaran perkapita disesuaikan dan gambaran

6 keberhasilan pembangunan manusia/kualitas sumber daya manusia baik fisik maupun non fisik dapat terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indikator Makro di Kabupaten Kaur No Indikator Ket 1 Jumlah Penduduk (jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk 1,77 1,33 1,23 1,26 1,12 3 PDRB atas Dasar Harga Berlaku (miliar rupiah) 4 PDRB atas Dasar Harga Konstan (miliar rupiah) 5 Laju Pertumbuhan PDRB atas Dasar Harga Konstan 6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 7 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 1.914, , , , , , , , , ,59 5,05 4,98 4,96 5,34 5,11 63,17 63,75 64,47 64,95 65,28 7,76 7,76 7,78 7,80 7,96 8 Angka Harapan Hidup (Tahun) 65,45 65,46 65,76 65,84 65,92 9 Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Persentase Penduduk Miskin 21,96 22,87 22,36 21,54 19,40 11 Pengeluaran Perkapita Disesuaikan (ribu rupiah) Garis Kemiskinan (rupiah) Harapan Lama Sekolah (Tahun) 14 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI 15 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs 16 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA 17 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI 18 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs 12,42 12,82 12,85 12,94 12,95 97,98 98,62 95,73 98,98 99,99 86,87 83,97 80,20 61,83 71,19 57,77 63,97 66,02 70,67 69,71 109,93 112,47 113,95 110,50 119,51 99,91 96,56 95,38 77,92 77,12 19 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA 63,25 73,17 93,10 97,23 91,66 Sumber: BPS Kabupaten Kaur Tahun 2018 Dari tabel diatas, secara umum dapat dijelaskan bahwa penduduk Kabupaten Kaur mengalami penambahan setiap tahunnya. Pada tahun 2018

7 laju pertumbuhan penduduk 1,22, mengalami penurunan 0,14 jika dibanding tahun Secara umum laju pertumbuhan penduduk mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2014, 2015 dan 2016, ini berarti laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kaur berhasil ditekan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pada tahun 2018, PDRB Kabupaten Kaur atas dasar harga berlaku telah mencapai 2.960,34 miliar rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 sebesar 2.054,59 miliar rupiah. Apabila dibandingkan dengan tahun 2017, PDRB Kabupaten Kaur tahun 2018 atas harga berlaku maupun konstan mengalami peningkatan. Keadaan sosial penduduk Kabupaten Kaur digambarkan dalam beberapa variabel antara lain pendidikan, kesehatan dan kemiskinan. Dalam bidang pendidikan, semakin tinggi jenjang pendidikan, APM dan APK semakin mengecil. Pada tahun 2018 hanya APK SD yang mencapai angka diatas 100%. Yang artinya dibanding jumlah penduduk usia 7-12 tahun, terdapat 119,51% penduduk yang masih bersekolah di SD tanpa memperhatikan umur. Sementara ditinjau dari APM SD, terdapat 0,01% penduduk usia 7-12 tahun yang tidak sedang bersekolah di SD. Hal ini menandakan pembangunan fasilitas sekolah di Kabupaten Kaur sudah memberikan manfaat sesuai yang diharapkan. Fasilitas kesehatan merupakan salah satu tolak ukur dalam pencapaian pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Kaur. Pada tahun 2018 terdapat satu buah rumah sakit pemerintah di wilayah Kabupaten Kaur khususnya di Kecamatan Semidang Gumay. Sedangkan fasilitas kesehatan lainnya yakni puskesmas sebanyak 16 buah, posyandu sebanyak 210 buah tersebar di setiap kecamatan dan polindes sebanyak 4 yang ada di Kecamatan Nasal dan Kinal. Tenaga kesehatan hampir merata di setiap kecamatan kecuali tenaga kefarmasian yang masih sangat kurang. Selain itu, jumlah dokter gigi juga masih sangat kurang, hanya ada 3 dokter gigi untuk satu kabupaten.

8 Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kaur pada tahun 2018 sebesar jiwa atau 19,40%. Dibandingkan dengan penduduk miskin pada tahun sebelumnya yang berjumlah jiwa atau 21,54%, berarti jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kaur mengalami penurunan atau 2,14%. Nilai indeks pembangunan manusia Kabupaten Kaur mulai tahun 2014 hingga 2018 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2018, IPM mencapai 65,28%. Kenaikan juga terjadi pada rata-rata lama sekolah, angka harapan hidup dan pengeluaran per kapita disesuaikan. Hasil pengukuran atas seluruh target indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan menjadi tolok ukur kinerja penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Kaur, diperoleh nilai rata-rata capaian kinerja sebesar 129,05%. Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa Pemerintah Kabupaten Kaur pada Tahun 2018, telah melaksanakan dan menyelesaikan tugas pemerintahannya dengan baik dan mencapai target kinerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan disusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Kaur tahun 2018 ini, berarti Pemerintah Kabupaten Kaur telah mempertanggungjawabkan segala upaya yang telah dilaksanakan dalam mencapai visi dan misi Kabupaten Kaur. Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Kaur tahun 2018 ini dapat memberikan kontribusi penting bagi peningkatan kinerja dimasa yang akan datang.

9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pelaporan Kinerja Pemerintahan tersebut diantaranya adalah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP). Pelaporan didasarkan pada realisasi capaian kinerja tahunan perencanaan strategis dan pengaruhnya terhadap proses perwujudan kondisi akhir rencana lima tahunan, yang ditetapkan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Sehingga pelaporan ini pada prinsipnya menggambarkan realisasi tahapan pencapaian proses perwujudan cita-cita Kepala Daerah yang dituangkan kedalam visi, misi dan program strategis RPJMD. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimasi sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). BAB I-1

10 Bahwa dalam rangka berupaya meningkatkan kinerja instansi Pemerintah Kabupaten Kaur sebagai wujud pertanggung jawaban dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis instansi Pemerintah Kabupaten Kaur, serta dalam rangka perwujudan ke Pemerintah yang baik (good governance) dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kaur maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kaur yang berisikan laporan pertanggungjawaban atas keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai target-target kinerja yang sesuai dengan tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis. B. Dasar hukum Peraturan perundang-undangan yang melatarbelakangi penyusunan LAKIP Tahun 2018 Kabupaten Kaur adalah: 1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelengaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; BAB I-2

11 8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 11. Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Kaur; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 15 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD Kabupaten Kaur ; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 04 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kaur tahun Anggaran 2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Kaur Tahun 2017 Nomor 243); 16. Peraturan Bupati Kaur Nomor 96 Tahun 2017 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kaur Anggaran 2018 (Berita Daerah Kabupaten Kaur Tahun 2017 Nomor 565). C. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun 2018 adalah: BAB I-3

12 1. Akuntabilitas atau pertanggung jawaban atas hasil (outcome) terhadap penggunaan anggaran dalam rangka terwujudnya pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result oriented government) 2. Mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan dari penyelenggaraan negara yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan yang dipercayakan kepada Pemerintah Kabupaten Kaur. 3. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai. 4. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya. D. Gambaran Umum Kabupaten Kaur 1. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Kaur terletak pada , ,12 Bujur Timur dan , ,77 Lintang Selatan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Muko-Muko, Seluma dan Kaur di Provinsi Bengkulu, kemudian diperjelas dengan Surat Mendagri Nomor: 136/205/PUM tanggal 12 September 2005, maka ditetapkan bahwa luas wilayah daratan Kabupaten Kaur mencapai km2 atau Ha, panjang garis pantai 89,17 km. Secara administrasi Kabupaten Kaur berbatasan dengan: Sebelah Utara : Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan Sebelah Timur : Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi BAB I-4

13 Sumatera Selatan Sebelah Selatan : Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung Sebelah Barat : Samudera Hindia Luas wilayah daratan mencapai km2 atau Ha yang terbagi dalam 15 kecamatan seperti pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Kecamatan dan Luas Wilayahnya di Kabupaten Kaur BAB I-5

14 No Kecamatan Luas (Km2) Desa/ Kelurahan Ibukota 1 Nasal 519,92 17 Merpas 2 Maje 361,04 19 Linau 3 Kaur Selatan 92,75 19 Desa, 1 Kelurahan Kecamatan Bintuhan 4 Tetap 87,92 12 Tetap 5 Kaur Tengah 26,40 8 Desa 1 Kelurahan Tanjung Iman 6 Luas 124,88 12 Benua Ratu 7 Muara Sahung 256,00 7 Ulak Lebar 8 Kinal 154,03 14 Gedung wani 9 Semidang Gumay 64,91 13 Mentiring 10 Tanjung Kemuning 72,91 20 Tj. Kemuning 11 Kelam Tengah 35,84 13 Rigangan I 12 Kaur Utara 49,80 10 Desa 1 Kelurahan Simpang Tiga 13 Padang Guci Hilir 115,96 9 Gunung Kaya 14 Lungkang Kule 32,00 9 Sukananti 15 Padang Guci Hulu 370,64 11 BunginTambun II Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Kaur 2. Topografi Kabupaten Kaur merupakan daerah perbukitan bergelombang dengan perbedaan ketinggian yang sangat besar, bervarisi antara 0 s.d.>1000 m di atas permukaan laut. Jalur pertama 3,31 % dari luas wilayah terletak di ketinggian 0-25 m di atas permukaan laut terdapat BAB I-6

15 disepanjang pantai, jalur kedua 21,65 % dari luas wilayah terletak di ketinggian m di atas permukaan laut terdapat di wilayah timur dari jalur pertama yang merupakan lereng pegunungan Bukit Barisan dengan klasifikasi Bukit Range. Sedangkan yang terletak di ketinggian m DPL seluas 29,02%, ketinggian m DPL seluas 25,06% dan yang di atas 1000 m DPL seluas 20,96% terdapat di lokasi lebih ke timur dari jalur kedua sampai ke puncak Bukit Barisan yang merupakan daerah vulkanis dan tektonis. Suhu udara di Kabupaten Kaur berkisar antara 28 s.d C dengan curah hujan minimum terjadi pada bulan Agustus sebanyak 49 mm, dan curah hujan maksimum terjadi di bulan Desember sekitar 631 mm. Topografi wilayah Kabupaten Kaur terbagi menjadi 3 (tiga) jalur yaitu: 1. Jalur Low Land (dataran rendah) dengan ketinggian m di atas permukaan laut. Wilayah yang termasuk dalam Jalur Low Land mencapai 9% atau Ha. Kecamatan yang termasuk ke dalam Jalur Low Land adalah Kecamatan Tanjung Kemuning, Semidang Gumay, Kaur Utara, Tetap, Kaur Selatan, Maje dan Nasal. 2. Jalur Bukit Range dengan ketinggian m. Wilayah yang termasuk dalam Jalur Bukit Range mencapai 61% atau 144,026 Ha. Semua kecamatan di Kabupaten Kaur sebagian wilayahnya ada yang masuk katagori jalur ini. 3. Jalur Pegunungan dengan ketinggian > m. Wilayah yang termasuk dalam Jalur Pegunungan mencapai 30% atau 71,585 Ha. Di Kabupaten Kaur, yang termasuk ke dalam jalur ini adalah kawasan Bukit Barisan. Selain kondisi di atas, bila ditinjau dari kondisi dan kemiringan tanah yang ada di Kabupaten Kaur sangat cocok untuk tanaman BAB I-7

16 pangan yakni padi, kedele, jagung dan sebagainya. Untuk tanaman palawija seperti cabe, tomat, kacang-kacangan dan sayuran juga merupakan tanaman yang potensial di wilayah ini. Selanjutnya selain jenis tanaman di atas, wilayah Kabupaten Kaur juga sangat cocok juga untuk dikembangkan tanaman perkebunan rakyat berupa kopi, kakao, cengkeh, kelapa, kelapa sawit ataupun sejenisnya karena selain letaknya di sisi Samudera Indonesia juga datarannya terbentang di jajaran Bukit Barisan yang terkenal subur. Tekstur Tanah yang dimiliki Kabupaten Kaur terdiri atas: (1) tekstur tanah halus seluas ,00 Ha; (2) tekstur tanah cukup halus seluas ,00 Ha; (3) tekstur tanah cukup kasar seluas ,00 Ha; (4) tekstur tanah kasar seluas ,00 Ha. Dari penjelasan di atas, ditinjau pada faktor topografi dapat disarikan bahwa Kabupaten Kaur memiliki potensi besar dalam pembangunan bidang pertanian dan perkebunan. Data topografi menunjukkan bahwa kecamatan di Kabupaten Kaur wilayahnya masuk katagori jalur Bukit Range (61% atau hektar) dan Jalur Low Land mencapai 9% atau hektar. Sisanya merupakan Jalur Pegunungan yaitu kawasan Bukit Barisan. Sedangkan jika ditinjau menurut masing-masing Kecamatan berdasarkan posisi Kantor Camat, Kecamatan dengan posisi tertinggi dari permukaan laut adalah Kecamatan Padang Guci Hulu dengan ketingggian ± 287 m DPL. Adapun klasifikasi topografi diuraikan sebagai berikut: 1. Terdapat 9 (Sembilan) Kecamatan yang termasuk dalam kelompok topografi Jalur Low Land (dataran rendah) dengan ketinggian m, antara lain: a. Kecamatan Nasal; b. Kecamatan Maje; BAB I-8

17 c. Kecamatan Kaur Selatan; d. Kecamatan Tetap; e. Kecamatan Kaur Tengah; f. Kecamatan Kinal; g. Kecamatan Semidang Gumay; h. Kecamatan Tanjung Kemuning; 2. Terdapat 6 (enam) Kecamatan yang termasuk dalam Jalur Bukit Range dengan ketinggian m, antara lain: a. Kecamatan Muara Sahung; b. Kecamatan Luas; c. Kecamatan Lungkang Kule; d. Kecamatan Kaur Utara; e. Kecamatan Padang Guci Hulu; f. Kecamatan Kelam Tengah. 3. Demografi Sumber utama data kependudukan adalah sensus penduduk yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali. Sensus penduduk terakhir dilaksanakan pada bulan Mei Tahun Penduduk Kabupaten Kaur adalah semua orang yang berdomisili di wilayah Kabupaten Kaur selama enam bulan atau lebih atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. Menerangkan apa yang dirilis BPS Kabupaten Kaur yang terpublikasi melalui Kabupaten Kaur Dalam Angka (KDA Tahun 2018), bahwa Laju Pertambahan Penduduk Kabupaten Kaur tahun 2017 sebesar 1,12 persen, dimana penduduk Kabupaten Kaur pada tahun 2017 mencapai Jiwa. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2017 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 107. BAB I-9

18 Adapun jumlah penduduk Kabupaten Kaur Tahun 2018 adalah: Tabel 1.2 Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Kaur Dirinci Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2018 No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Nasal Maje Kaur Selatan Tetap Kaur Tengah Kinal Semidang Gumay Muara Sahung Luas Tanjung Kemuning Lungkang Kule Kaur Utara Padang Guci Hulu Padang Guci Hilir Kelam Tengah J u m l a h Sumber: Dinas Dukcapil Kab. Kaur Tahun 2018 BAB I-10

19 E. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kaur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 03 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Kaur, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Mukomuko di Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara 4266). Kabupaten Kaur merupakan pemekaran Kabupaten Bengkulu Selatan yang terdiri dari eks lima Kecamatan di Kabupaten Bengkulu Selatan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka Kabupaten Kaur merupakan daerah otonom. Dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas kepala daerah Kabupaten Kaur, telah dibentuk perangkat daerah dengan mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Kaur, berdasarkan Peraturan Daerah tersebut organisasi perangkat daerah terdiri dari: 1) Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah, mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tatalaksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah kabupaten. Sekretariat Daerah mempunyai fungsi: 1. Perumusan kebijakan Pemerintah Daerah pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga daerah; 2. Penyelenggaraan administarsi pemerintahan; BAB I-11

20 3. Pembina pegawai negeri sipil daerah; 4. Pengelolaan sumber daya manusia aparatur, keuangan, prasarana dan sarana pemerintah daerah; dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2) Sekretariat DPRD Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat secara teknis operasional berada dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah, yang mempunyai tugas memberikan pelayanan kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, serta mempunyai fungsi menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD; menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD; mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD; menyediakan dan mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. 3) Inspektorat Daerah Inspektorat Daerah sebagai unit yang melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah, bertugas melaksanakan kewenangan desentralisasi dalam bidang pengawasan serta mempunyai fungsi perumusan kebijakan teknis pengawasan sesuai dengan lingkup tugasnya, bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 4) Dinas Daerah Dinas Daerah berada dan bertanggungjawab kepada Kepala BAB I-12

21 Daerah yang bertugas melaksanakan kewenangan desentralisasi, serta mempunyai fungsi perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; pemberian pelayanan terhadap masyarakat umum, pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dalam lingkup tugasnya; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dinas Daerah Kabupaten terdiri dari: 1. Dinas sosial; 2. Dinas Lingkungan Hidup; 3. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; 4. Dinas Pendidikan; 5. Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga; 6. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; 7. Dinas Kesehatan; 8. Dinas komunikasi, Informasi, Statistik dan Persandian; 9. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 10. Dinas Pertanian; 11. Dinas Perikanan; 12. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; 13. Dinas Perpustakaan; 14. Dinas Ketahanan Pangan; 15. Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan; BAB I-13

22 16. Dinas Perhubungan; 17. Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu; 18. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman; 19. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 20. Satuan Polisi Pamog Praja dan Pemadam Kebakaran. 5) Badan Daerah Badan Daerah dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Badan Daerah dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Badan Daerah Kabupaten Kaur terdiri dari: 1. Bappeda dan Litbang 2. Badan Keuangan Daerah 3. Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. 6) Kecamatan Kecamatan dan kelurahan merupakan unit organisasi yang mempunyai wilayah tertentu, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah Kabupaten BAB I-14

23 Kaur, yang menerima pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan dari Kepala Daerah. Kecamatan mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Kepala Daerah sesuai dengan karakteristik wilayah, kebutuhan daerah dan tugas pemerintahan lainnya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. Disamping itu juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan meliputi: mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan ditingkat kecamatan; membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan atau kelurahan; melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan Desa atau Kelurahan. 7) Sedangkan perangkat daerah yang pembentukannya masih menunggu peraturan perundang-undangan urusan pemerintahan bidang Bencana, Bidang Kesbangpol dan Bidang Rumah sakit di Undangkan yaitu: 1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik 3. Rumah Sakit Umum Daerah Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Kaur tahun 2018 sebanyak orang, sebagaimana tercantum pada tabel berikut: Tabel 1.3 Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Kaur Berdasarkan Golongan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2018 BAB I-15

24 JENIS KELAMIN GOLONGAN Laki laki Perempuan JUMLA H Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV JUMLAH Sumber: Badan Kepegawaian Daerah 2018 Jumlah pejabat eselon Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun 2018 sebanyak 609 orang dengan komposisi Eselon II sebanyak 31 orang, Eselon III berjumlah 147 dan Eselon IV berjumlah 431 orang, sebagaimana tercantum pada tabel berikut: Tabel 1.4 Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Kaur Berdasarkan Eselon Menurut Jenis Kelamin Tahun 2018 JENIS KELAMIN GOLONGAN Laki laki Perempuan JUMLAH Eselon II Eselon III Eselon IV BAB I-16

25 JUMLAH Sumber: Badan Kepegawaian Daerah 2018 F. Sistematika Penyajian Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Kaur selama tahun Capaian kinerja (Performance Results) 2018 tersebut diperoleh dari perbandingan atas hasil capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan setiap tahun terhadap rencana kinerja (Performance Plan) 2018 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini menguraikan keberhasilan, hambatan, dan permasalahan sehingga memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (Performance Gap) bagi perbaikan kinerja dimasa datang. Berdasarkan pola pikir tersebut, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Kaur tahun 2018, adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Menjelaskan latar belakang, dasar hukum penyusunan LAKIP, maksud dan tujuan penyusunan LAKIP, gambaran umum Kabupaten Kaur, struktur organisasi pemerintah Kabupaten Kaur, sistematika penyajian LAKIP. BAB II : Rencana Strategis BAB I-17

26 Menjelaskan muatan RPJMD untuk priode Tahun , Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis, Program Prioritas Pembangunan Daerah dan Indikator Target Sasaran Prioritas Pembangunan Tahun BAB III : Akuntabilitas Kinerja Menjelaskan kerangka pengukuran dan evaluasi kinerja, pengukuran capaian hasil kinerja pemerintah Tahun 2018, evaluasi dan analisis capaian kinerja Kabupaten Kaur. BAB IV : Penutup Menjelaskan kesimpulan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun 2018, Permasalahan dan kendala secara umum yang dihadapi, upaya-upaya penyelesaian dan langka serta solusi dalam perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan di masa yang akan datang. BAB I-18

27 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Kaur Pemerintah Kabupaten Kaur telah menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 15 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kabupaten Kaur tahun , yang pada akhir tahun 2018 telah diubah dengan Peraturan Daerah tentang Revisi atas peraturan daerah Kabupaten Kaur Nomor 15 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka Menengah daerah kabupaten kaur tahun Penyusunan Revisi RPJMD dilakukan dengan tujuan untuk memberikan arah bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun kedepan. Pemerintah Daerah diwajibkan menyusun dan menetapkan perencanaan jangka menengah daerah karena merupakan amanat pelaksanaan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kabupaten Kaur tahun merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan, sasaran dan program Kepala Daerah. RPJMD tersebut memuat strategi pembangunan daerah, arah kebijakan pembangunan daerah dan program kerja yang akan dilaksanakan satuan kerja perangkat daerah dalam implementasi strategi yang ditetapkan didalam RPJMD dalam bentuk program dan kegiatan yang lebih terfokus. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kabupaten Kaur tahun merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Kaur beserta unit kerja dilingkungannya dalam melaksanakan dan menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat. Rencana Pembangunan Jangka Menengah tersebut selanjutnya akan dijabarkan secara lebih rinci ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan aktivitas analisis dan pengambilan keputusan di depan untuk menetapkan tingkat kinerja yang diinginkan dengan menetapkan serangkaian BAB II-1

28 indikator dan target kinerja dalam rangka mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam satu tahun anggaran. 1. SASARAN STRATEGIS Sasaran yang akan dicapai dalam RPJMD tersebut terdiri dari 5 (Lima) sasaran strategis sebagai berikut: 1. Mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik dan bertanggung jawab 2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur wilayah yang berkualitas pada wilayah-wilayah pedesaan secara seimbang, selaras dan serasi 3. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, berbudaya, agamis dan beradab 4. Mewujudkan masyarakat sehat, cerdas, unggul dan berdaya saing. 5. Mengembangkan perekonomian daerah melalui percepatan pembangunan ekonomi berbasis agrobisnis dan maritim melalui pembangunan industri perikanan, pariwisata bahari dan pertambangan yang berorientasi ekonomi kerakyatan. 2. VISI DAN MISI a. Pernyataan Visi Berbagai isu global dan nasional turut dipertimbangkan dalam upaya penyelesaian isu lokal dan berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Isu yang dihadapi Kabupaten Kaur antara lain: pelayanan publik, lingkungan hidup dan bencana, kualitas sumber daya manusia (pendidikan, kesehatan), pembangunan pedesaan dan ketahanan pangan, infrastruktur wilayah dan tata ruang, serta kemiskinan. Dalam menangani isu tersebut diperlukan penguatan kepemimpinan yang didukung oleh segenap komponen masyarakat dan penyelenggara pemerintahan.dengan mempertimbangkan isu yang ada, maka visi Pemerintah Daerah Kabupaten Kaur, yang termuat dalam RPJMD tahun , yang hendak dicapai adalah : KAUR MANDIRI DAN SEJAHTERA BAB II-2

29 Melalui visi tersebut, diharapkan Kabupaten Kaur dapat mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan UUD Visi ini harus dapat diukur keberhasilannya dalam rangka mewujudkan Kaur sebagai Kabupaten yang Mandiri dan Sejahtera, dalam kerangka tujuan Jangka Panjang Kaur. Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut : MANDIRI SEJAHTERA Berarti mampu mewujudkan kehidupan sejajar dengan daerah lain menggunakan kemampuan dan kekuatan sendiri dengan mengadalkan dan mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki oleh darah Mengandung arti terwujudnya peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat melalui peningkatan pembangunan ekonomi, peningkatan IPM yang berlandaskan pada keunggulan kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia, IPTEK, dan kebudayaan daearah. b. Penyataan Misi Visi KAUR YANG MANDIRI DAN SEJAHTERA akan dicapai melalui 5 (lima) misi pembangunan sebagai berikut : 1. Mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik dan bertanggung jawab 2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur wilayah yang berkualitas pada wilayah-wilayah pedesaan secara seimbang, selaras dan serasi 3. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, berbudaya, agamis dan beradab 4. Mewujudkan masyarakat sehat, cerdas, unggul dan berdaya saing 5. Mengembangkan perekonomian daerah melalui percepatan pembangunan ekonomi berbasis agrobisnis dan maritim melalui pembangunan industri perikanan, pariwisata bahari dan pertambangan yang berorientasi ekonomi kerakyatan. BAB II-3

30 berikut: Penjabaran misi pembangunan Kabupaten Kaur adalah sebagai 1. Mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik dan bertanggung jawab Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang jujur, bersih, dan pro rakyat sebagai pengimplementasian prinsip-prinsip dasar good governance. Jika prinsip-prinsip dasar good governance dapat diimplementasikan dengan baik, maka indikasinya minimal adalah; 1) meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah, dan 2) meningkatnya kualitas pelayanan publik. Birokrasi pemerintahan daerah tidak saja menitikberatkan kepada kualitas atau kinerja aparatur, namun juga kepada kelembagaan dan ketatalaksanaan. Era reformasi birokrasi saat ini, perwujudan pemerintah yang baik merupakan salah satu fokus dari reformasi birokrasi. Pemerintah daerah yang ditopang oleh aparatur dengan kinerja baik, bertanggung jawab, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan mampu menciptakan pemerintahan yang bersih, transparan, profesional, dan efektif dalam menjalankan tugasnya. Kondisi ini diharapkan mampu menjamin kinerja pemerintah dalam menciptakan pelayanan publik yang prima serta menciptakan kepastian hukum dan akuntabilitas publik. Reformasi birokrasi meliputi beberapa aspek tentang pelayanan masyarakat, peningkatan kinerja, dan penegakan hukum. Dalam melakukan reformasi birokrasi, pemerintah melakukan pembenahan sistem birokrasi, mulai dari penataan kewenangan, prosedur operasi standar, kerjasama, sinergi, dan integrasi organisasi, serta penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Di samping itu, pembenahan dan penataan manajemen kepegawaian juga perlu dilakukan, serta upaya-upaya terobosan guna meningkatkan kapasitas, mutu, dan kinerja aparatur pemerintah. Upaya ini dilakukan untuk mengawal pencapaian tata kelola pemerintahan yang lebih baik serta peningkatan kualitas pelayanan publik. BAB II-4

31 2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur wilayah yang berkualitas pada wilayah-wilayah pedesaan secara seimbang, selaras dan serasi Ketimpangan hasil-hasil pembangunan terutama pada penyediaan dan kelengkapan infrastruktur dasar antar kota dan desa menjadi fenomena penyebab munculnya misi kedua pembangunan Kabupaten Kaur. Ketimpangan yang cukup lebar antar desa dan kota di Kabupaten Kaur disebabkan karena intensitas kegiatan ekonomi masyarakat baik secara kuantitas maupun kualitas. Penyebabnya adalah karena masih belum tersedianya infrastruktur dasar yang memadai, terutama di wilayah pedesaan. Pembangunan Rencana pembangunan jangka menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kaur infrastruktur dasar secara merata merupakan faktor penting untuk mendorong konektivitas dan kunci pertumbuhan suatu wilayah sebagai penentu pertumbuhan ekonomi dan daya saing. Penyediaan infrastrukur yang berkualitas akan menurunkan biaya transportasi dan biaya logistik sehingga dapat meningkatkan dayasaing produk, mempercepat gerak ekonomi, serta mengurangi ketimpangan pembangunan antar daerah. Penyediaan infrastruktur dasar pedesaan yang berkualitas secara merata, linear dengan sektor unggulan Kabupaten Kaur berupa sektor agribisnis dan agroindustri. Dengan demikian terjadi penurunan biaya transportasi dan biaya logistik sehingga dapat meningkatkan baik secara kuantitas dan kualitas intensitas ekonomi serta mempercepat gerak ekonomi sektor agribisnis dan agroindustri di Kabupaten Kaur. Selain itu diperlukan juga penguatan infrastruktur disimpul-simpul jalur ekonomi yang secara notabene merupakan simpul-simpul perkotaan sebagai jalur masuk dan keluarnya dari sebuah rangkaian jalur ekonomi termasuk infrastruktur dasar penunjang lainnya yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat di kabupaten Kaur dengan melalui suatu penataan yang baik. 3. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, berbudaya, agamis dan beradab BAB II-5

32 Mewujudkan masyarakat kabupaten Kaur yang memiliki dan memelihara kerukunan antar umat beragama dan menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral dan estetika pembangunan di kabupaten Kaur. Masyarakat berakhlak mulia yang berbudaya mengandung makna suatu masyarakat memiliki kepribadian yang baik dengan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kesantunan, kesopanan, nilai-nilai sosial, budaya dan adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari, mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagian baik yang bersifat jasmani maupun rohani baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, agar dapat dijadikan dasar dalam menyikapi berbagai problematika budaya berkembang dimasyarakat. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan penciptaan kondisi masyarakat yang agamis dalam artian kondisi masyarakat yang taat kepada ajaran agama menghayati dan mengamalkan nilainilai luhur keagamaan sehingga dapat menyelaraskan cipta, karsa dan rasa untuk mencapai suatu tingkat peradaban yang baik. 4. Mewujudkan masyarakat sehat, cerdas, unggul dan berdaya saing Kualitas sumberdaya manusia Kabupaten Kaur relatif masih berada pada papan bawah kabupaten/kota lainnya di Bengkulu. Indikasinya adalah nilai Indeks Pembangunan Manusia yang hanya berada pada urutan ke 9 dari 10 kabupaten/kota Bengkulu. Masih rendahnya nilai IPM Kaur menunjukkan kondisi pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang juga masih rendah. Mewujudkan masyarakat Kaur yang memiliki sumber daya manusia yang sehat dan mampu menguasai serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dalam mengembangkan dan pengelolaan potensi-potensi sumberdaya alam dan lingkungan di kabupaten Kaur guna meningkatkan pembangunan di segala sektor. Dalam mewujudkan masyarakat sehat, cerdas, unggul dan berdaya saing mencakup beberapa sistem, yaitu: meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, melalui upaya peningkatan status gizi, pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, mewujudkan masyarakat yang memiliki kemampuan intelektual, emosional dan spiritual yang seimbang serta penguatan daya saing sumberdaya BAB II-6

33 manusia dan ilmu pengetahuan berbasis teknologi Rencana pembangunan jangka menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kaur Mengembangkan perekonomian daerah melalui percepatan pembangunan ekonomi berbasis agrobisnis dan maritim melalui pembangunan industri perikanan, pariwisata bahari dan pertambangan yang berorientasi ekonomi kerakyatan. Pembangunan daerah sangat ditentukan oleh potensi yang dimiliki oleh suatu daerah, maka kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah daerah harus mengacu kepada potensi daerah yang berpeluang untuk dikembangkan. Kabupaten Kaur yang berbasis pertanian maka pengembangan ekonomi pun dilakukan dengan melihat potensi yang dimiliki Kabupaten Kaur. Pada saat ini sumber daya ekonomi yang dimiliki daerah dan berpotensi untuk didayagunakan dalam pembangunan ekonomi adalah sumber daya ekonomi yang berbasis agribisnis seperti sumber daya alam (lahan, air agriklimat, keragaman hayati), sumber daya manusia, teknologi serta sarana dan prasarana lainnnya. Dengan demikian alternatif yang paling rasional adalah melalui percepatan pembangunan agribisnis sebagai leading sektor dalam pembangunan ekonomi wilayah Oleh karena itu, dalam upaya pemberdayaan ekonomi rakyat, keberpihakan pada pembangunan sektor agribisnis perlu disertai dengan suatu mekanisme yang menjamin bahwa manfaat pembangunan dapat dinikmati oleh rakyat sampai ke pedesaan. Selain potensi agribisnis, sumber daya yang juga tersedia dan berpotensi untuk didayagunakan dalam pembangunan ekonomi adalah sumber daya kelautan/maritim bahari yang belum dikembangkan secara optimal. Melalui misi kedua ini diharapkan kabupaten Kaur mampu meningkatkan perekonomian melalui pengembangan potensi-potensi yang tersedia secara produktif, efisien, berkeadilan dan ramah lingkungan secara secara berkelanjutan untuk kemajuan, kesejahteraan masyarakat. 3. Tujuan dan Sasaran BAB II-7

34 Tujuan dan sasaran pada hakekatnya merupakan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah dalam mendukung pelaksanaan misi, untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Kaur selama kurun waktu Tujuan dan sasaran pada masing-masing misi diuraikan sebagai berikut: Tabel 2.1 Tujuan dan Sasaran Misi 1: Mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik dan bertanggung jawab Tujuan 1. Akuntabilitas dan transparansi pemerintah daerah pada level yang lebih baik 2. Kinerja layanan public pemerintah daerah berbasis pada Standar Pelayanan Minimum (SPM) 3. Optimalisasi daya dukung tata kelola pemerintah melalui peningkatan sarana dan prasarana yang lebih kondusif Sasaran a. Meningkatnya kualitas tata administrasi dan keuangan daerah b. Meningkatnya akses terhadap informasi publik a. Meningkatnya kualitas layanan publik b. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparat a. Bertambah dan/atau meningkatnyan kualitas dan fungsi dari sarana dan prasarana pokok maupun pendukung milik pemerintah daerah sebagai pusat kegiatan interaksi pemerintah dan Misi 2 : Meningkatkan pembangunan infrastruktur wilayah yang berkualitas pada wilayah-wilayah pedesaan secara seimbang, selaras dan serasi Tujuan Sasaran 1. Mudahnya aksesbilitasi masyarakat terhadap infrastruktur strategis kewilayahan yang berkualitas a. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur layanan transportasi. b. Meningkatnya kuantitas dan kualitas Penerangan Jalan Umum (PJU). c. Meingkatnya kualitas dan kuantitas masyarakat yang menikmati air bersih. d. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup BAB II-8

35 Misi 3 : Mewujudkan Masyarakat yang Berakhlak Mulia, Berbudaya, Agamis dan Beradab Tujuan 1. Terciptanya tata kehidupan masyarakat yang budaya dan agamis 2. Terciptanya kesejahteraan social berbasis kearifan lokal Sasaran a. Meningkatnya pengalaman ajaran agama yang toleran b. Meningkatnya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal a. Meningkatnya stabilitas social yang sesuai dengan budaya lokal Misi 4: Mewujudkan Masyarakat Sehat, Cerdas, Unggul dan Berdaya Saing Tujuan 1. Mudahnya akses kesehatan masyarakat yang kualitas 2. Mudahnya akses pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat 3. Optimalnya kemampuan dan daya saing masyarakat Sasaran a. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat a. Meningkatnya kualitas pendidikan dasar b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan informal dan nonformal a. Meningkatnya kemampuan dan daya saing masyarakat b. Meningkatnya prestasi olahraga c. Meningkatnya sumberdaya berpendidikan tinggi Misi 5 : Mengembangkan perekonomian daerah melalui percepatan pembangunan ekonomi berbasis agrobisnis dan maritim melalui pembangunan industri perikanan, pariwisata bahari dan pertambangan yang berorientasi ekonomi kerakyatan. 1. Terjaganya ketersediaan pangan secara berkelanjutan a. Meningkatnya ketahanan pangan dan sektor agrobisnis daerah 2. Berkembangnya industri perikanan 3. Berkembangnya sector pariwisata bahari a. Meningkatnya produksi perikanan tangkap dan budidaya b. Berkembangnya industry pengolahan hasil perikanan a. Banyaknya dan terpeliharanya objek wisata pariwisata bahari BAB II-9

36 4. Percepatan pengembangan ekonomi berbasis maritime yang berorientasi ekonomi kerakyatan a. Meningkatnya perekonomian masyarakat pesisir pantai b. Meningkatnya kinerja UMKM BUMDES c. Meningkatnya kinerja pasar tradisional B. Indikator dan Target Kinerja 1. Indikator dan Target Kinerja Tujuan Pengukuran capaian kinerja Pemerintah Kabupaten kaur dalam upaya perwujudan tujuan strategis yang telah ditetapkan, selanjutnya disusun dan ditetapkan indicator kinerja dan target capaian kinerja tujuan berdasarkan sasaran yang ditetapkan dalam Rancangan Kerja Pemerintah Daerah sampai tahun 2018, sebagaimana diuraikan dibawah ini : Meningkatnya kualitas tata administrasi dan keuangan daerah Tabel 2.2 Indikator dan target Kinerja Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Target 2018 Opini atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) Meningkatnya akses terhadap informasi publik. Meningkatnya kualitas layanan publik. Ketersediaan akses terhadap informasi public Persentase OPD dengan SPM baik WTP untuk tahun buku 2016 dan nilai CC untuk dokumen LKJ Publikasi di 1 (satu) website 51 % Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparat birokrasi. Bertambah dan/atau Meningkatnya kualitas dan fungsi dari sarana dan prasarana pokok maupun pendukung milik pemerintah daerah sebagai pusat kegiatan interaksi pemerintah dan masyarakat. Nilai Lakip Tahapan pelaksanaan pembangunan sarana prasarana Kepala Daerah Jumlah kegiatan yang terselenggara Nilai CC 75% 0 BAB II-10

37 Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur layanan transportasi. Meningkatnya kuantitas dan kualitas Penerangan Jalan Umum (PJU). Rasio minimal ruas jalan dalam kondisi baik. Prosentase minimal jumlah PJU (penerangan Jalan Umum) terbangun yang berfungsi baik % Meingkatnya kualitas dan kuantitas masyarakat yang menikmati air bersih. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup. Meningkatnya pengamalan ajaran agama yang toleran Meningkatnya nilai-nilai budaya dan kearifan local Prosentase rumah tangga pengguna layanan air bersih Rasio infrastruktur irigasi dalam kondisi baik Prosentase Taman/Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang memenuhi kriteria Persentase pemukiman yang layak dan berwawasan lingkungan Persentase sekolah dengan pendidikan karakter berkategori baik Jumlah seni budaya yang dilestarikan 65 % 70 % 74,84 Ha/ 9400 m 85 % 100% 10 Meningkatnya stabilitas sosial yang sesuai dengan budaya lokal Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Meningaktnya kualitas Pendidikan Dasar Persentase penurunan jumlah masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Prosentase Balita bergizi buruk Angka Kematian Ibu per Angka Kematian Bayi per Jumlah Puskesmas yang terakreditasi 10 % Angka Partisipasi Kasar SD Angka Partisipasi Murni SD (7-12 Tahun) 98,84-99,04 BAB II-11

38 Angka Partisipasi Kasar SMP Angka Partisipasi Murni SMP (13-15 Tahun) 85,99-87,99 Meningkat kan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan informal dan non formal Meningkat nya kemampuan dan daya saing masyarakat Meningkat nya prestasi olah raga Meningkat nya sumber daya berpendidikan tinggi Meningkatnya ketahanan pangan dan sektor agrobisnis daerah Angka Rata-rata Lama Sekolah (ARLS) Persentase SD yang terakreditasi Persentase SMP yang terakreditasi 9 Tahun 85,01-88, Jumlah perpustakaan desa 13 Jumlah motor pintar (perpustakaan keliling) Angka buta aksara 1,32-0,88 Jumlah wirausaha baru berbasis IPTEK 150 Jumlah atlet yang meraih prestasi tingkat provinsi dan nasional Jumlah penerima beasiswa dalam negeri Jumlah penerima beasiswa luar negeri Score Pole Pangan Harapan (PPH)/ angka pola harapan Jumlah panen per hektar dan/atau total per tahun Padi 1. Jagung 2. Kedelai 3. Cabe 4. Bawang Merah 5. Sawo 6. Jumlah kecamatan yang konsisten sebagai cluster Orang 17 Orang 74, , ,2-0, Meningkatnya produksi Produksi perikanan tangkap 4.275,5 BAB II-12

39 perikanan tangkap dan budidaya Berkembangnya pengolahan perikanan industri hasil Banyaknya dan terpelihatanya obyek wisata pariwisata bahari Meningkatnya perekonomian masyarakat pesisir pantai Meningkatnya kinerja UMKM dan BUMDES Meningkatnya pasar tradisional kinerja (ton) Produksi perikanan budidaya (ton) 4.010,5 Jumlah Unit Pengolahan hasil perikanan (unit) Jumlah kunjungan/wisatawan Persentase kemiskinan 20,43 Persentase pengangguran tingkat 4,57-4,37 Persentase Peningkatan PAD Jumlah UMKM yang aktif 753 Jumlah Pasar tradisional yang di revitalisasi 3 Sumber : RPJMD Kabupaten Kaur C. PERENCANAAN ANGGARAN 1. Kebijakan dan Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Kaur terbesar berasal dari dana perimbangan. Oleh karena itu, mempengaruhi kemampuan keuangan Pemerintah Daerah. Dikarenakan masih belum begitu tingginya kemampuan fiscal Kabupaten Kaur di dalam membiayai pembangunan daerah, maka perlu diambil kebijakan-kebijakan guna meningkatkan pendapatan daerah seperti: a. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) baik intensifikasi maupun ekstensifikasi dengan menggali dan mengembangkan sumber-sumber penerimaan yang sudah ada maupun sumber-sumber penerimaan baru. b. Kebijakan dalam meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat / wajib pajak. c. Membangun sistem dan prosedur adminstrasi pelayanan perpajakan dan retribusi yang nyaman dan sederhana. d. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta profesionalisme sumber daya manusia (SDM) aparatur. BAB II-13

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2017 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KAUR TAHUN 2016 LAKIP Kabupaten Kaur Tahun 2017 Page 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Puji syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera BAB - V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Misi Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan rangkaian kegiatan pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan,

Lebih terperinci

PASANGAN CALON WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA TANJUNGBALAI ASAHAN SUMATERA UTARA PERIODE

PASANGAN CALON WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA TANJUNGBALAI ASAHAN SUMATERA UTARA PERIODE VISI &MISI PASANGAN CALON WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA TANJUNGBALAI ASAHAN SUMATERA UTARA PERIODE 2016 2021 Dr. MILVAN HADI, M.Ked (OG), Sp.OG & T. DIRKHANSYAH ABU SUBHAN ALI, SE. Ak A. LatarBelakang Undang-Undang

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, khususnya dalam Pasal 1, angka 12 disebutkankan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

BAB III Visi dan Misi

BAB III Visi dan Misi BAB III Visi dan Misi 3.1 Visi Pembangunan daerah di Kabupaten Bandung Barat, pada tahap lima tahun ke II Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) atau dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 15 Tahun 1996 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Purbalingga lahir pada tanggal

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1. Sasaran Pokok dan Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tujuan akhir pelaksanaan pembangunan jangka panjang daerah di Kabupaten Lombok Tengah

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana

Lebih terperinci

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-nya, penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN BAB V VISI DAN MISI Secara Nasional, isu strategis yang telah dirumuskan pada RPJM nasionaldalam sembilan agenda prioritas dan dikenal dengan Nawa Cita adalah sebagai berikut: 1. Menghadirkan kembali Negara

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4 DAFTAR ISI Halaman: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Pemerintahan... 1 1.2 Kepegawaian... 2 1.3

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat BAB VI INDIKATOR KINERJA BIRO BINA SOSIAL YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 6.1. TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 2015, telah ditetapkan Visi Pemerintah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2014 PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 15.A TAHUN 2012

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2014 PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 15.A TAHUN 2012 BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2014 PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 15.A TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN TAHUN 2011

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2013 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2013 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Kabupaten Lingga Tahun 2013 ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 SASARAN INDIKATOR TARGET MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT-UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN

Lebih terperinci

Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211

Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211 Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEPUTUSAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH

Lebih terperinci

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-nya yang tidak terhingga bagi bangsa dan negara tercinta ini, sehingga kita dapat selalu berikhtiar untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada tanggal 30 Desember 2013 Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2013 tentang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN KEAMANAN NEGARA 1 Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BARRU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2016-2021 BUPATI BARRU, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : H.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi dan Misi ini dibuat sebagai pedoman dalam penetapan arah kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pelayanan kepada masyarakat

Lebih terperinci

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses penyelenggaraan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

diwujudkan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, yaitu suatu kondisi pelaksanaan pemerintahan yang

diwujudkan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, yaitu suatu kondisi pelaksanaan pemerintahan yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, yaitu suatu kondisi pelaksanaan pemerintahan yang bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme sesuai dengan arah pelaksanaan reformasi birokrasi

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 34 Tahun 2016 Seri E Nomor 25 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 34 Tahun 2016 Seri E Nomor 25 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 34 Tahun 2016 Seri E Nomor 25 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (ILPPD) PROVINSI BANTEN TAHUN 2013 I. Pendahuluan Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci