Tabel 1.1 Kontribusi Subsektor Industri Kreatif di Kota Bandung

Transkripsi

1 BAB I 1.1 Latar belakang Perkembangan trend fashion di Indonesia sangat dipengaruhi oleh budaya eropa dan Asia terutama busana korea belakangan ini. Fashion di Indonesia telah berkembang dengan baik dalam sejarah. Sejak munculnya non kawilarang dan Peter Sie, pada tahun tahun 1960, dunia mode Indonesia telah menunjukkan potensi dan bakat bakat yang luar biasa. Dalam perkembangan awalnya fashion Indonesia cenderung meniru gaya barat baik dalam bahan yang digunakan maupun desain. Secara usia, orang tua di Indonesia umumnya lebih nyaman dengan kostum tradisional seperti kebaya, terutama untuk menghadiri acara khusus, berbeda dengan usia muda yang lebih sering tampil dengan mode gaya barat atau gaya busana korea. Sejak saat itu busana tradisional secara harmonis berkembang sama baiknya dengan desain gaya barat hingga saat ini (https;//asti46.wordpress.com/artikel-terkait/perkembangantrend-fashion-indonesia/). Dan seiring dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah yang memberikan kewenangan pada setiap daerahnya untuk dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya secara mandiri, maka kota Bandung mulai berkembang sebagai kota yang memiliki potensi besar dalam wisata belanjanya, dengan diwujudkannya penetapan kawasan-kawasan yang khusus dikembangkan untuk kegiatan wisata yang berdampak pada terjadinya kenaikan jumlah distro di kota Bandung dari tahun ke tahun. Hal tersebut menjadikan kota ini sebagai pusat indutri kreatif ekonomi di bidang desain fashion di Indonesia. Tabel 1.1 Kontribusi Subsektor Industri Kreatif di Kota Bandung No Indusrti Kreatif Sumber PDB Persentase 1 Periklanan ,93% 2 Arsitektur ,95% 3 Pasar Barang Seni ,65% 4 Kerajinan ,51% 5 Desain ,88% 6 Fashion ,71% 7 Video, Film, Fotograpi ,24% 8 Permainan Interaktif ,32% 1

2 2 9 Musik ,65% 10 Seni Pertunjukan ,12% 11 Penerbitan dan Percetakan , Layanan Komputer & piranti lunak ,99% 13 Televisi dan Radio ,04% 14 Riset dan Pengembangan ,93% Sumber : http. Berdasarkan data tabel 1.1 menurut sumber kompas menyebutkan bahwa diantara 14 subsektor yang ada, PDB industri kreatif kota Bandung banyak disumbangkan oleh industri fashion sebesar 43,71% karena fashion merupakan jenis usaha yang beberapa tahun ini banyak dijadikan sebagai lading usaha bagi para pengusaha dan juga mempengaruhi trend anak muda di berbagai kota di Indonesia, salah satunya di kota Bandung. Saat ini fashion merupakan bagian paling penting bagi masyarakat modern, ini terbukti dengan banyak didirikannya butik, FO, distro, dan clothing di kota Bandung. Distro adalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesoris yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Distro umumnya merupakan industri kecil dan menengah (IKM) yang sandang dengan merk independen yang dikembangkan kalangan muda Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara massal, agar mempertahankan sifat eksklusif suatu produk dan hasil kerajinan. Konsep distro berawal pada pertengahan 1990-an di Bandung. Saat itu bandband independen (Indie) di Bandung berusaha menjual merchandise mereka seperti CD/kaset, t-shirt, dan sticker selain di tempat mereka melakukan pertunjukan. Bentuk awal distro adalah usaha rumahan dan dibuat etalase dan rak untuk menjual t-shirt. Selain komunitas musik, akhirnya banyak komunitas lain seperti komunitas punk dan skateboard yang kemudian juga membuat toko-toko kecil untuk menjual pakaian dan aksesori mereka. Kini, industri distro sudah berkembang, bahkan dianggap menghasilkan produk-produk yang memiliki kualitas ekspor. Pada tahun 2007 diperkirakan ada sekitar 700 unit usaha distro di Indonesia, dan 300 diantaranya ada di Bandung.

3 3 pada tabel 1.2. Berikut ini adalah perkembangan fashion di kota Bandung yang dapat dilihat Tabel 1.2 Jenis Industri Kreatif Fashion di Kota Bandung Jenis Usaha Thn Thn Thn Distro 480 Gerai 512 Gerai 574 Gerai Clothing 50 Gerai 75 Gerai 90 Gerai FO 80 Gerai 115 Gerai 150 Gerai Sumber : Distro Chronic Rock Merch didirikan pada tahun 2004, konsep distro satu ini dibuat berbeda. Chronic Rock Merchandise yang berlokasi di Jalan Sawah Kurung Raya No 19, Bandung, berhasil membuat atribut rock bisa dinikmati segala kalangan. Mulai tahun 2005 Chronic Rock mulai mencampur merchandisenya. Tidak hanya sebatas rock, tapi juga ada new wave, punk, hardcore dan tentunya metal. Selain mencampur merchandise dari berbagai aliran musik, Chronic mulai memasukkan merchandise band-band negeri sendiri. Awalnya hanya ada empat band, yaitu Burgerkill, Puppen, Rocket Rockers dan The Bahamas. Tapi semakin berkembangnya industri fashion, kualitas barang lokal sudah semakin baik, jadi barang lokalnya juga semakin banyak. Kini distro yang berdekor serba hitam ini telah bekerjasama dengan 83 clothing line. Sekarang itemnya sudah bertambah, satu clothing saja bisa dua sampai sepuluh desain. Itupun tidak hanya T-Shirt, ada juga jaket, stiker, tas dan topi. Selain itu Chronic juga menjual DVD dan piringan hitam band-band luar negeri. Berikut merupakan data pendapatan Distro Chronic berdasarkan data rilis di Chronic lima tahun terakir sampai Desember Chronic Rock Merch sudah dikenal luas oleh kalangan anak muda dikota bandung hal ini diantaranya karena owner Aris tanto atau disebut Ebenz Burgerkill adalah salahsatu gitaris band metal, beliau berkata bahwa produk saya kalah saing masalah harga dengan kompetitor lain. Selain itu Chronic Rock Merch meraih Brand Reminder di ajang Bandung rock brand festival yang diadakan bulan November (

4 4 Tabel 1.3 Data pendapatan produk Chronic No Tahun Pendapatan Rp Rp Rp Rp Rp Sumber : Data pendapatan dari Chronic Berdasarkan data Tabel 1.3 di atas jumlah pendapatan yang diperoleh Chronic mengalami fluktuasi pada tahun Jumlah pendapatan terkecil berada pada tahun 2012 sebesar Rp dan pendapatan tertinggi sebesar Rp pada tahun Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan penjualan adalah loyalitas konsumen. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua perusahaan. Tetapi kebanyakan dari perusahaan / produsen tidak mengetahui bahwa loyalitas konsumen dapat dibentuk melalui beberapa tahapan, mulai dari mencari calon pelanggan potensial sampai dengan advocate yang akan membawa keuntungan bagi perusahaan. Penjualan di Distro Chronic yang mengalami penurunan signifikan ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor pemasaran yang tidak sesuai dengan fungsinya, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan. Selain faktor pemasaran yang tidak berjalan dengan fungsinya, kemungkinan adanya persepsi terkait harga dan citra merek (brand image) menjadi faktor lain yang membuat tingkat penjualan cenderung menurun. Adapun data konsumen yang telah saya peroleh dari distro Chronic Rock Bandung adalah sebagai berikut:

5 5 Tabel 1.4 Data Penjualan Lima Tahun Terakhir Produk Chronic Rock Bandung Bulan Konsumen Fluktuasi Konsumen Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Konsumen Tahun 2016 Januari % 378 Februari % 233 Maret % 251 April % 232 Mei % 244 Juni % 276 Juli % 758 Agustus % 235 September % 181 Oktober % 132 November % 156 Desember % 129 Total Sumber:Dokumentasi Data Konsumen Chronic Rock Bandung. Pada tabel 1.4 ini menjelaskan bahwa terjadinya penurunan terhadap niat beli konsumen sebesar menjadi pada tahun Hal ini juga terkait beberapa faktor pemasaran yang digunakan. Ketatnya persaingan bisnis dalam bidang fashion khususnya distro harus mengupayakan berbagai macam strategi untuk menarik konsumen sehingga konsumen tersebut mengambil niat beli untuk membeli produknya, terlebih dari itu harapannya konsumen dapat mendorong atau mengajak konsumen lainnya untuk membeli juga produk dari distro tersebut. Karena informasi yang diberikan dari konsumen ke konsumen lainnya akan berpengaruh pada niat beli. Untuk lebih memperkuat penelitian ini, maka dari itu peneliti melakukan pra survei terhadap 30 konsumen pecinta baju band, survey ini untuk mengetahui brand manakah yang secara awal akan timbul di benak konsumen dan nantinya akan melakukan pembelian. Berikut ini adalah hasil pra survei peneliti:

6 6 Brand yang pertama di ingat konsumen Quickening 10% Rockstar 10% Chronic Merch 30% Burnerock 50% Diagram hasil pra survei menunjukan bahwa hanya 9 atau 30% orang yang memilih Chronic Merch sebagai pilihan utama dan 15 orang lainnya memilih produk lainnya. Hal ini membuktikan bahwa nama besar Chronic Merch tidak dapat mengungguli burnerock sebagai pesaingnya. Pada umumnya niat beli konsumen terhadap suatu produk terjadi apabila timbul dari keinginan `pada dirinya. Hal ini dapat mengalami perubahan dengan mempertimbangkan dalam menggunakan salah satu unsur yang terdapat dalam bauran pemasaran yaitu produk. Ada beberapa unsur penting yang terdapat dalam produk, salah satunya adalah brand image (Enden Novita Dewi, 2013:40). Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya hubungan dan Pengaruh Brand Image dan Harga niat beli, diantaranya : Dalam penelitian yang dilakukan oleh Helly Hermawan dan Budhi Haryanto (2013) dengan judul Analisis Pengaruh Persepsi Prestise, Persepsi Kualitas, Persepsi Nilai, Citra Merek, Citra Negara Asal Terhadap Niat Pembelian Produk Asing yang Dimediasi Sikap dan Variabel Customer s Ethnocentrism Sebagai Peran Moderasi (Studi Pada Niat Pembelian Produk Asing Sepatu Converse Di Kota Surakarta) Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa Persepsi kualitas berpengaruh signifikan pada

7 7 sikap konsumen. Hal ini berarti bahwa persepsi kualitas merupakan variabel penting yang di pertimbangkan oleh konsumen untuk membentuk sikap terhadap sepatu converse.. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cronin dan Taylor (1992) dalam Hadioetomon (2009) yang menunjukkan bahwa minat perilaku pembelian secara tidak langsung dipengaruhi oleh kualitas suatu produk. Apabila persepsi konsumen tentang kualitas suatu produk adalah positif, maka lebih besar pula kemungkinan untuk memunculkan minat beli. Penelitian yang dilakukan Pranata dan Saputri (2014), hasil penelitiannya mengemukakan bahwa berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial brand image smartphone iphone berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan, hal ini dibuktikan dengan nilai berdasarkan uji koefisien determinasi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa brand image memberikan pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Penelitian ini dibuat dengan maksud dan tujuan ialah untuk meneliti dari keunggulan produk dari Chronic Rock Merch apakah brand image dan harga mampu berpengaruh signifikan terhadap unggulnya produk Chronic Rock Merch sehingga menimbulkan niat beli konsumen. Ryanto Hariandy Wangean (2014), Analisis Citra Merek, Kualitas Produk Dan Harga Pengaruhnya Terhadap Niat beli Konsumen Pada Mobil All New Kia Rio Di Kota Manado, hasil penelitiannnya adalah Variabel Citra Merek, Kualitas Produk,Dan Harga Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Niat Beli. Tabel 1.5 Daftar harga kaos berdasarkan nama Brand Nama brand Harga kaos Chronic Rock Merch Rp Burner Rock Rp Rockstar Rp

8 8 Quickening Rp Sumber: Berdasarkan tabel 1.5 dapat disimpulkan bahwa harga baju brand Chronic Rock memiliki harga yang lebih terjangkau kedua setelah Burnerock sebagai brand pesaing yang ada di kota Bandung. Melihat dari Brand Image pada produk Chronic Rock dapat dikatakan baik dan pada variabel harga dapat dikatakan terjangkau hal ini seharusnya menciptakan target penjualan yang diinginkan Chronic Rock melalui niat beli yang tinggi. Penelitian ini dibuat dengan maksud dan tujuan ialah untuk meneliti dari keunggulan produk dari Chronic Rock Merch apakah brand image dan harga mampu berpengaruh signifikan terhadap unggulnya produk Chronic Rock Merch sehingga menimbulkan niat beli yang tinggi pada konsumennya. Berdasarkan uraian fenomena dan penelitian terdahulu yang telah di jelaskan pada latar belakang masalah di atas, terdapat research gap antara teori dan realita di Chronic Rock Merch Bandung. Maka penulis tertarik melakukan penelitian dalam untuk menginvestigasi apakah hasil pra-survey terbukti, penelitian ini berjudul: Pengaruh Brand Image dan Harga Terhadap Niat Beli Konsumen Clothing Chronic Rock Merch Bandung 1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah di uraikan, maka permasalahan yang dapat di indentifikasi di penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggapan konsumen tentang Brand Image pada Chronic Rock Merch Bandung 2. Bagaimana tanggapan konsumen tentang Harga pada Chronic Rock Merch Bandung 3. Bagaimana tanggapan konsumen tentang Niat Beli pada Chronic Rock Merch Bandung

9 9 4. Bagaimana pengaruh Brand Image terhadap Niat Beli pada Chronic Rock Merch Bandung. 5. Bagaimana pengaruh Harga terhadap Niat Beli pada Chronic Rock Merch Bandung. 6. Bagaimana pengaruh Brand Image dan Harga terhadap Niat Beli pada Chronic Rock Merch Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan sebagai bahan masukan dalam penyusunan suatu karya ilmiah sehingga diperoleh suatu kejelasan tentang pengaruh Brand Image dan Harga terhadap Niat Beli. Sedangkan tujuannya adalah: 1. Untuk mengetahui Bagaimana tanggapan konsumen tentang Brand Image pada Chronic Rock Merch Bandung 2. Untuk mengetahui Bagaimana tanggapan konsumen tentang Harga pada Chronic Rock Merch Bandung 3. Untuk mengetahui Bagaimana tanggapan konsumen tentang Niat Beli pada Chronic Rock Merch Bandung 4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Brand Image terhadap Niat Beli pada Chronic Rock Merch Bandung. 5. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh Harga terhadap Niat Beli pada Chronic Rock Merch Bandung. 6. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh Brand Image dan Harga terhadap Niat Beli pada Chronic Rock Merch Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan akademis Bagi perguruan tinggi dan lingkungan akademis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasinya dibidang Manajemen Pemasaran.

10 10 2. Kegunaan Praktis a. Bagi pihak perusahaan, penelitian ini memberikan informasi brand image yang dilakukan oleh perusahaan, apakah penggunaan brand image dan harga berpengaruh positif terhadap niat beli pada Chronic Rock Bandung. b. Bagi pihak peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang penerapan pelaksanaan teori yang selama ini penulis peroleh di bangku kuliah pelaksanaannya secara langsung di lapangan khususnya yang berkaitan dengan brand image dan harga terhadap niat beli. c. Bagi pembaca, penulis berhadap dengan penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi bagi pembaca dan menambah referensi bagi para peneliti lain yang melakukan penelitian tentang brand image dan harga sehingga kekurangan dari tulisan ini dapat diperbaiki. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Guna memperoleh data dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama, penulis mengadakan penelitian di store Chronic Rock Merch Jl. Sawah Kurung Raya No 19, Bandung, Jawa Barat. Adapun penelitian dilaksanakan pada bulan November 2017 sampai dengan selesai.