IV.HASIL DAN PEMBAHASAN. di peroleh hasil-hasil yang di susun dalam bentuk tabel sebagai berikut: 1.Pengujian pada jarak ½.l(panjang batang) =400 mm
|
|
- Hadi Jayadi
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 38 IVHASIL DAN PEMBAHASAN A Hasil Berdasarkan pengujian defleksi yang di lakukan sebanyak tiga kali maka di peroleh hasil-hasil yang di susun dalam bentuk tabel sebagai berikut: 1Pengujian pada jarak ½l(panjang batang) =400 mm P C 800 Tabel 1hasil pengujian defleksi NO Beban Defleksi P1 (gr) Y(mm) , , , , ,14
2 39 2Pengujian pada jarak ¼l(panjang batang) =200 mm P C 800 Tabel 2hasil pengujian defleksi NO Beban Defleksi P2 (gr) Y(mm) , , , , ,080
3 40 3Pengujian pada jarak ¾l(panjang batang) =600 mm P C 800 Tabel 3hasil pengujian defleksi NO Beban Defleksi P3 (gr) Y(mm) , , , , ,091
4 41 B Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan maka dapat di lakukan analisa defleksi yang terjadi pada balok dengan mengguanakan persamaanpersamaan defleksi seperti yang di jabarkan pada BAB IIIkemudian dapat di lakukan poengolahan data sehingga di peroleh perbandingan antara hasil eksperimental dengan teoritissecara teoritis data-data hasil penelitian dapat di lihat pada tabel hasil perhitungan yang ada pada lampiran I Pada tabel 1 defleksi maksimum terjadi pada pembebanan 2500 gr sebesar 0,13 mm dengan jarak pembebanan ½l(panjang batang) =400 mm sedangkan defleksi minimum terjadi pada pembebanan 500 gr sebesar 0,02 mmpada tabel 2 defleksi maksimum juga terjadi pada pembebanan 2500 gr sebesar 0,07 mm sedangkan defleksi minimum terjadi pada pembebanan 500 gr sebesar 0,01 mm pada jarak pemebebanan ¼l(panjang batang) =200 mm dan pada tabel 3 defleksi maksimum juga terjadi pada pembebanan 2500 gr sebesar 0,083 mm pada jarak pembebanan ¾l(panjang batang) =600 mm Selain itu dapat pula di jabarkan dalam bentuk perhitungan dengan menggunakan persamaan-persamaan defleksi,seperti contoh perhitungan berikut ini 1 Contoh perhitungan: Pengaruh variasi pembebanan terhadap defleksi pada balok dengan perbedaan ketebalan dapat di lihat dalam contoh perhitungan berikut ini 1 Variasi pembebanan
5 42 Perhitungan-perhitungan secara teoritis untuk pembebanan P1, P2,dan P3 adalah sebagai berikut: 11 Data No1 Pengujian pada jarak (x)= ½l =400 mm a P = 0,5 Kg b E =2,1x104 Kg/mm2 c L = 800 mm d a = 400 mm e b = 400 mm f I = 9765,1 mm4 ; g B1 = 10 mm h B2=5 mm i H1=25 mm j H2=25 mm 12 Data No2 Pengujian pada jarak (x)= ¼ l =200 mm a P = 1 Kg b E =2,1x104 Kg/mm2 c L = 800 mm d a = 200 mm e b = 600 mm f I = 9765,1 mm4 ; g B1 = 10 mm
6 43 h B 2 =5 mm i H 1 =25 mm j H 2 =25 mm k X = 200 mm 13 Data No2 pengujian pada jarak ¾l=600 mm a P = 1 Kg b E =2,1x10 4 Kg/mm 2 c L = 800 mm d a = 600 mm e b = 200 mm f I = 9765,1 mm 4 g B 1 = 10 mm h B 2 =5 mm i H 1 =25 mm j H 2 =25 mm k X = 447,2 mm Di mana: 1 P adalah besarnya beban yang di gunakan 2 E adalah nilai elastisitas bahan 3 L adalah panjang keseluruhan balok (specimen uji) 4 a adalah jarak pembebanan terhadap tumpuan engsel
7 44 5 b adalah jarak pembebanan terhadap tumpuan rol 6 I adalah momen inersia benda 7 B 1 dan B 2 adalah ketebalan balok (specimen) 8 H 1 dan H 2 adalah lebar balok (specimen) 2 Perhitungan momen inersia Momen inersia balok dapat di hitung sebagai berikut: I 1 = (B 1 ) +( H 1 ) 3 12 = (10) +( 25) =(10) + (15625) 12 = 13020,8 mm 4 I 2 = (B 2 ) +( H 2 ) 3 12 = (5) +( 25) =(5) + (15625) 12 = 6510,417 mm 4
8 45 I = I1 + I2 2 = 13020, ,417 2 = 9765,1 mm4 3 Perhitungan reaksi-reaksi pada tumpuan 31 Data No1 Pengujian pada jarak (x)= ½l (panjang batang)=400 mm 0,5 Kg C 800 a Diagram benda bebas: P a RAX b A RAY B C l RBY
9 46 b Reaksi Tumpuan + M A = -R B L+Pa=0 R B = = = 0,25 Kg + F Y = R A + R B -P=0 R A =P- R B =P- = (L-a) R A = = = 0,25 Kg c Persamaan momen pada bagian kiri batang (potongan 1) 0 x a x m M R A n v + M mn = -M + R A = 0 M = R A x = 0,25x Kgmm d Persamaan momen pada bagian kanan batang (potongan 2) a x L a P (x-a) m M R A x n v
10 47 + Mmn = -M + RAx -P(x-a) = 0 = RAx- P(x-a) M = 0,25x- 0,5(x-400) =0,75 x +200 Kg mm 32 Data No2 Pengujian pada jarak (x)= ¼ l(panjang batang) =200 mm 0,5 Kg C 800 a Di agram benda bebas P a RAX b A RAY B C l RBY
11 48 b Reaksi Tumpuan + M A = -R B L+Pa=0 R B = = = 0,125 Kg + F Y = R A + R B -P=0 R A =P- R B =P- = (L-a) R A = = = 0,375 Kg c Persamaan momen pada bagian kiri batang (potongan 1) 0 x a x m M R A n v + M mn = -M + R A = 0 M = R A x = 0,375x Kgmm
12 49 d Persamaan momen pada bagian kanan batang (potongan 2) a x L P a m x RA + (x-a) M n v Mmn = -M + RAx -P(x-a) = 0 = RAx- P(x-a) M = 0,375x- 0,5(x-200) =-0,125 x +100 Kg mm 33 Data No2 pengujian pada jarak ¾l (panjang batang )= 600 mm 1 Kg C 800 a Di agram benda bebas P RAX A b a C RAY l B RBY
13 50 b Reaksi Tumpuan + M A = -R B L+Pa=0 R B = = = 0,75 Kg + F Y = R A + R B -P=0 R A =P- R B =P- = (L-a) R A = = = 0,25 Kg c Persamaan momen pada bagian kiri batang (potongan 1) 0 x a x m M R A n v + M mn = -M + R A = 0 M = R A x = 0,25x Kgmm d Persamaan momen pada bagian kanan batang (potongan 2) a x L a P (x-a) m M R A x n v
14 51 + M mn = -M + R A x -P(x-a) = 0 = R A x- P(x-a) M = 0,25x- 1(x-600) =-0,75 x +600 Kg mm 4 Perhitungan lendutang 41 Besarnya defleksi yang terjadi pada pengujian dengan jarak (x)= ½l (panjang batang)=400 mm adalah sebagai berikut: 42 Besarnya defleksi yang terjadi pada pengujian dengan jarak (x)= ¼ l (panjang batang)=200 mm adalah sebagai berikut:
15 52 43 Besarnya defleksi yang terjadi pada pengujian dengan jarak (x)= ¾ l (panjang batang)=600 mm adalah sebagai berikut: = = = 6 ( )+ ( ) 6 (1)(200)(447,2) ( ,2 ) (2,1 10 )(9765,1)(6)(800) + 1(447,2 600) ( 6 2,1 10 )(9765,1) = 0,033 Untuk mengetahui perbandingan antara hasil penelitian defleksi pada balok dengan kriteria variasi pembebanan dan ketebalan baik secara eksperimental maupun teoritis dapat pula di analisa melalui grafik hubungan antara pembebanan(p) terhadap besarnya defleksi(y)dari data-data penelitian maka dapat diperoleh grafik perbandingan antara hasil eksperimental dengan teoritis sebagai berikut:
16 53 2 Pembahasan Grafik Y vs P1 160 Defleksi Y (mm) x 10 ³ eksperimental 60 teoritis Beban P1 (gr) Grafik 1hubungan antara pembebanan (P) dengan defleksi (Y) pada ½l (panjang balok) =400 mm jarak
17 54 Y vs P2 90 Defleksi Y (mm) x 10 ³ eksperimental 30 teoritis Beban P2 (gr) Grafik2 hubungan antara pembebanan (P) dengan defleksi (Y) pada jarak ¼ l(panjang balok) =200 mm
18 55 Y vs P Defleksi Y (mm) x 10 ³ eksperimental 40 teoritis Beban P 3(gr) Grafik 3 hubungan antara pembebanan (P) dengan defleksi (Y) pada jarak ¾ l(panjang balok) =600 mm Berdasarkan ketiga grafik (1-3) di atas dapat di lihat pengaruh pembebanan terhadap defleksi yang terjadi pada balok misalnya pada grafik 1 dengan pembebanan (P1)pada jarak (½l =400 mm),besarnya defleksi (Y) yang terjadi berbanding lurus terhadap besarnya pembebanan (P),semakin besar pembebanan yang di berikan maka semakin besar pula defleksi yang
19 56 terjadi pada balok,hal ini di sebabkan karena desakan yang di sebabkan adanya pembebanan terhadap balok mengakibatkan kekuatan balok akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya pembebanandefleksi juga di pengaruhi oleh letak pembebanan pada balok,di mana defleksi maksimum terjadi pada pembebanan yang terletak pada jarak ½l (panjang balok),dari ketiga grafik di atas defleksi maksimum dengan pembebanan yang sama terdapat pada grafik 1 yaitu sekitar 0,14 mm pada pembebanan 2500 grsedangkan defleksi minimum terdapat pada grafik 2 yaitu sekitar 0,8 mm dengan pembebanan 2500 gr perbandingan antara hasil eksperimental dengan teoritis dapat pula di bandingkan berdasarkan grafik di atas, berdasarkan ke tiga grafik di atas secara eksperimental defleksi yang terjadi pada balok lebih besar jika di bandingkan dengan besarnya defleksi secara teoritis hal ini di sebabkan karena secara eksperimental pembebanan terjadi secara berkesinambungan yang berpengaruh terhadap kekuatan balok yang semakin lama semakin menurun sehingga menyebabkan defleksi yang terjadi pada balok akan semakin besar Dari hasil pengamatan yang telah di lakukan besarnya defleksi yang terjadi pada balok dengan tumpuan sederhana, di peroleh perbandingan antara hasil eksperimental dengan teoritis yang pada umumnya hasil eksperimental cenderung lebih besar dari hasil teoritissecara teoritis untuk mengetahui besarnya defleksi yang terjadi pada balok maka di gunakan metode integrasi ganda Adanya perbedaan antara hasil eksperimental dengan teoritis di sebabkan karena beberapa factor,misalnya:
20 57 1 Besarnya defleksi yang terjadi pada balok secara eksperimental sebagian besar di pengaruhi oleh berat balok yang mana hal tidak di perhitungkan dalam perhitungan secara teoritis sehingga dapat menyebabkan terjadinya perbedaan antara hasil eksperimental dengan teoritis 2 Kekurangakuratan alat ukur (Dial gauge) dalam pembacaan besarnya defleksi yang terjadi pada balok selama penelitian berlangsung sehingga selisih antara hasil eksperimental dengan teoritis lebih besar di bandingkan dengan hasil teoritis yang hanya menggunakan persamaan defleksi seperti yang di jabarkan pada BAB IV 3 Nilai modulus elastisitas yang di gunakan dalam perhitungan secara teoritis adalah nilai modulus elastisitas yang di pengaruhi oleh tegangan teoritis,berbeda dengan nilai modulus elastisitas yang di gunakan dalam perhitungan secara eksperimental yang di dasarkan pada tegangan actual 4 Kemudian faktor selanjutnya adalah pengguanaan bahan (alat uji) yang berulang dengan variasi pembebanan yang berpengaruh terhadap kekuatan bahan atau material Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas masih banyak lagi hal yang memepengaruhi besar kecilnya defleksi yang terjadi pada sebuah balok misalnya momen inersia (dalam hal ini di pengaruhi oleh ketebalan dan lebar balok),letak pembebanan serta jenis tumpuan yang di gunakandalam penelitian ini berdasarkan data yang di peroleh maka dapat di jabarkan presentase kesalahan anatara hasil eksperimental dengan hasil teoritis yang tentunya besar klecilnya presentase kesalahan tidak terlepas dari factor-faktor
21 58 tersebut di atasseperti pada data persentase kesalahan yang ada pada lampiran II 3 Persentase kesalahan Misalnya data no1-5 pada pengujian jarak pembebanan ½ L =400 mm di peroleh persentase kesalahan sebagai berikut: 1 = 7,1% 2 = = 8,7% 3 = = 4,8% 4 = = 6,3% 5 = = 7,1%
22 59 Data No1-5 pada pengujian jarak pembebanan ¾ L =200 mm di peroleh persentase kesalahan sebagai berikut: 1 = = 7,1% 2 = = 6,8% 3 = = 2,3% 4 = = 6,4% 5 = = 8,7%
23 60 Data No1-5 pada pengujian jarak pembebanan ¼ L =600 mm di peroleh persentase kesalahan sebagai berikut: 1 = 6,2% 2 = 6,06% 3 = 9,09% 4 = 7,04% 5 = 8,7% Dari analisis data-data hasil penelitian di peroleh persentase kesalahan berkisar antara 2 %-10 %,untuk lebih jelasnya persentase kesalahn tiap-tiap
24 61 pengujian dapat di lihat pada tabel 1,tabel 2 dan tabel 3 yang ada pada lembar lampiran II,berdasarkan tabel persentase kesalahan tersebut di peroleh persentase pengujian dengan jarak pembebanan ½ L(panjang batang) =200 mm yaitu persentase kesalahan maksimum sebesar 7,14 % dan persentase kesalahan minimum 4,8% sedangkan persentase kesalahan terjadi pada pengujian dengan jarak pembebanan ¼ L(panjang batang) =200 mm yaitu persentase kesalahan maksimum sebesar 8,75 % dan persentase kesalahan minimum 2,3% serta persentase pengujian dengan jarak pembebanan ¾ L(panjang batang) =600 mm yaitu persentase kesalahan maksimum sebesar 9,09 % dan persentase kesalahan minimum 6,06%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu pengujian mekanik beton, pengujian benda uji balok beton bertulang, analisis hasil pengujian, perhitungan
Lebih terperinciKAJI NUMERIK DAN EKSPERIMENTAL LENDUTAN BALOK BAJA KARBON ST 60 DENGAN TUMPUAN ENGSEL - ROL
Jurnal Mekanikal, Vol. 3 No. 1: Januari 01: 1-30 ISSN 086-3403 KAJI NUMERIK DAN EKSPERIMENTAL LENDUTAN BALOK BAJA KARBON ST 60 DENGAN TUMPUAN ENGSEL - ROL Mustafa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian rangka Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya, sehingga membentuk suatu rangka
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAKSI... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinci\ / BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan. Spesimen uji yang digunakan pada pengujian ini adalah kayu kamfer. 1. UjiTarik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Spesimen uji yang digunakan pada pengujian ini adalah kayu kamfer. 1. UjiTarik Spesimen uji dibuat dengan memenuhi standar (American Standart for Testing Material) Wood
Lebih terperinciBAB III PENGUJIAN, PENGAMBILAN DATA DAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHANI HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR ABSTRAKSI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lebih terperinciBAB III...24 PERANCANGAN SISTEM Rancangan Alat Flow Chart... 34
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv HALAMAN MOTTO...v KATA PENGANTAR...vi ABSTRAKSI...viii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xi
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
DAFTAR SIMBOL BJ : Berat Jenis ρ : Berat Jenis (kg/cm 3 ) m : Massa (kg) d : Diameter Kayu (cm) V : Volume (cm 3 ) EMC : Equilibrium Moisture Content σ : Stress (N) F : Gaya Tekan / Tarik (N) A : Luas
Lebih terperinciKUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL Ade Lisantono
Lebih terperinciBAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM
BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan perilaku struktur bambu akibat beban rencana. Pengujian menjadi penting karena bambu merupakan material yang tergolong
Lebih terperinciJurnal Teknika Atw 1
PENGARUH BENTUK PENAMPANG BATANG STRUKTUR TERHADAP TEGANGAN DAN DEFLEKSI OLEH BEBAN BENDING Agung Supriyanto, Joko Yunianto P Program Studi Teknik Mesin,Akademi Teknologi Warga Surakarta ABSTRAK Dalam
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuat Tekan Beton SNI 03-1974-1990 memberikan pengertian kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya
Lebih terperinciSTUDI KUAT LENTUR BALOK PROFIL C GANDA DENGAN PERANGKAI TULANGAN DIAGONAL. Oleh : JONATHAN ALFARADO NPM :
STUDI KUAT LENTUR BALOK PROFIL C GANDA DENGAN PERANGKAI TULANGAN DIAGONAL Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : JONATHAN
Lebih terperinciPERILAKU RUNTUH BALOK DENGAN TULANGAN TUNGGAL BAMBU TALI TUGAS AKHIR
PERILAKU RUNTUH BALOK DENGAN TULANGAN TUNGGAL BAMBU TALI TUGAS AKHIR OLEH : Gusti Ayu Ardita Fibrianti 1004105096 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 ABSTRAK.Baja merupakan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuat Tekan Beton Sifat utama beton adalah memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya. Kekuatan tekan beton adalah kemampuan beton untuk menerima
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN TEGANGAN REGANGAN LENTUR BALOK BAJA AKIBAT BEBAN TERPUSAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN REGANGAN LENTUR BALOK BAJA AKIBAT BEBAN TERPUSAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA AFRIYANTO NRP : 0221040 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinci3.1. Kuda-kuda Rangka Batang 8
DAFTAR ISI HALAMANJUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI INTISARI i ii Hi iv Vi ix x xiii xiv xvi BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Tatar
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH PLAT BESI TERHADAP DEFLEKSI PEMBEBANAN PADA PENGUJIAN SUPERPOSISI Andi Kurniawan 1),Toni Dwi Putra 2),Ahkmad Farid 3) ABSTRAK
PENGARUH JUMLAH PLAT BESI TERHADAP DEFLEKSI PEMBEBANAN PADA PENGUJIAN SUPERPOSISI Andi Kurniawan 1),Toni Dwi Putra 2),Ahkmad Farid 3) ABSTRAK Pada semua konstruksi teknik bagian-bagian pelengkap haruslah
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput
BAB II DASAR TEORI 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput Mesin ini merupakan mesin serbaguna untuk perajang hijauan, khususnya digunakan untuk merajang rumput pakan ternak. Pencacahan ini dimaksudkan
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG PADA BADAN BALOK
ANALISIS KAPASITAS BETON BERTULANG DENGAN LUBANG PADA BADAN Yacob Yonadab Manuhua Steenie E. Wallah, Servie O. Dapas Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado Email : jacobmanuhua@gmail.com
Lebih terperinci1.2. Tujuan Penelitian 2
DAFTA R 1SI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN ii HALAMAN MOTTO iii HALAMAN PERSEMBAHAN iv KATA PENGANTAR v DAFTARISI vii DAFTARNOTASI x DAFTARGAMBAR xn DAFTARTABEL xiv DAFTAR LAMPIRAN xv ABSTRAKSI xvi
Lebih terperinciII. GAYA GESER DAN MOMEN LENTUR
II. GAYA GESER DAN MOMEN LENTUR 2.1. Pengertian Balok Balok (beam) adalah suatu batang struktural yang didesain untuk menahan gaya-gaya yang bekerja dalam arah transversal terhadap sumbunya. Jadi, berdasarkan
Lebih terperinci3.2 Kapasitas lentar penampang persegi beton bertulang tunggal...8
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATAPENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI INTISARI j ii iii v vrj jx xi xii xiii xv BAB
Lebih terperinciPertemuan V,VI III. Gaya Geser dan Momen Lentur
Pertemuan V,VI III. Gaya Geser dan omen entur 3.1 Tipe Pembebanan dan Reaksi Beban biasanya dikenakan pada balok dalam bentuk gaya. Apabila suatu beban bekerja pada area yang sangat kecil atau terkonsentrasi
Lebih terperinci8. Sahabat-sahabat saya dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang telah membantu dalam menyelesaikan dan menyusun Tugas Akhir ini.
KATA HANTAR Puji dan syukur yang melimpah kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala cinta kasih, berkat, bimbingan, rahmat, penyertaan dan perlindungan-nya yang selalu menyertai sehingga penulis dapat menyelesaikan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN GAYA-GAYA PADA STRUKTUR BOX
BAB IV PERHITUNGAN GAYA-GAYA PADA STRUKTUR BOX Perhitungan konstruksi dilakukan dengan metode kesetaraan yaitu analisa dilakukan pada konstruksi yang sudah ada dengan mengasumsikan sebagai beban merata
Lebih terperinciPENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL
PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL Muhammad Igbal M.D.J. Sumajouw, Reky S. Windah, Sesty E.J. Imbar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menampilkan hasil pengujian karakteristik material bata dan elemen dinding bata yang dilakukan di Laboratorium Rekayasa Struktur Pusat Rekayasa Industri ITB. 4.1. Uji
Lebih terperinciOPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN
OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN Sugeng P. Budio 1, Retno Anggraini 1, Christin Remayanti 1, I Made Bayu Arditya Widia 2 1 Dosen / Jurusan Teknik Sipil /
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kuat Tekan Beton Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi
Lebih terperinciJenis Jenis Beban. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT
Jenis Jenis Beban Apabila suatu beban bekerja pada area yang sangat kecil, maka beban tersebut dapat diidealisasikan sebagai beban terpusat, yang merupakan gaya tunggal. Beban ini dinyatakan dengan intensitasnya
Lebih terperinciKOLOM PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK
KOLOM PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK Ade Lisantono 1 dan Deny Petrisius Probo Jiwandono 2 1 Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
Lebih terperincid b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek
DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas
Lebih terperinciRancang Bangun Peralatan Praktikum Pengujian Defleksi pada Beam dan Shaft untuk Mata Kuliah Mekanika Kekuatan Material
Rancang Bangun Peralatan Praktikum Pengujian pada Beam dan Shaft untuk Mata Kuliah Mekanika Kekuatan Material Erwin Sumantri 1, Alief Wikarta 1,b*, Indra Sidharta 1 dan Unggul Wasiwitono 1 1 Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS DEFLEKSI BATANG LENTURMENGGUNAKAN TUMPUAN JEPIT DAN ROLPADA MATERIAL ALUMINIUM 6063 PROFIL U DENGAN BEBAN TERDISTRIBUSI
ANALISIS DEFLEKSI BATANG LENTURMENGGUNAKAN TUMPUAN JEPIT DAN ROLPADA MATERIAL ALUMINIUM 6063 PROFIL U DENGAN BEBAN TERDISTRIBUSI Basori, Syafrizal, Suharwanto Teknik Mesin, FakultasTeknik dan Sains, UniversitasNasional
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
KAPASITAS KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoeh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KRISTIAN
Lebih terperincisumbu longitudinalnya. Hal ini menyebabkan balok itu melentur. Apabila memvisualisasi balok untuk analisis maupun desain, akan lebih mudah dengan
BAB in LANDASAN TEORI 3.1 Penjelasan Umum Balok adalah elemen struktur yang memikul beban arah tegak lurus dengan sumbu longitudinalnya. Hal ini menyebabkan balok itu melentur. Apabila memvisualisasi balok
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Rangka Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya, sehingga membentuk suatu rangka
Lebih terperinciIII. TEGANGAN DALAM BALOK
. TEGANGAN DALA BALOK.. Pengertian Balok elentur Balok melentur adalah suatu batang yang dikenakan oleh beban-beban yang bekerja secara transversal terhadap sumbu pemanjangannya. Beban-beban ini menciptakan
Lebih terperinciANALISADEFLEKSI PLAT STOPPER PADA MESIN UJI TARIK HIDROLIK Budi Hartono. Abstrak
ANALISADEFLEKSI PLAT STOPPER PADA MESIN UJI TARIK HIDROLIK Budi Hartono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor Jl.K.H.Sholeh Iskandar Km 2 kd badak kota Bogor 16162 Abstrak
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Perencanaan Rangka Mesin Peniris Minyak Proses pembuatan mesin peniris minyak dilakukan mulai dari proses perancangan hingga finishing. Mesin peniris minyak dirancang
Lebih terperinciANALISIS KOLOM BAJA WF MENURUT TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG ( SNI ) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002
ANALISIS KOLOM BAJA WF MENURUT TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG ( SNI 03 1729 2002 ) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002 Maulana Rizki Suryadi NRP : 9921027 Pembimbing : Ginardy Husada
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU
PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU Ristinah S., Retno Anggraini, Wawan Satryawan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinci1.2 Tujuan Penelitian 2
DAFTAR ISI Halaman Judul * Halaman Pengesahan Prakata Daftar isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran Daftar Notasi Abstraksi n 1U v V1U x,-x1 xn X1V BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA
STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA Roland Martin S 1*)., Lilya Susanti 2), Erlangga Adang Perkasa 3) 1,2) Dosen,
Lebih terperinciBesarnya defleksi ditunjukan oleh pergeseran jarak y. Besarnya defleksi y pada setiap nilai x sepanjang balok disebut persamaan kurva defleksi balok
Hasil dan Pembahasan A. Defleksi pada Balok Metode Integrasi Ganda 1. Defleksi Balok Sumbu sebuah balok akan berdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya semula apabila berada di bawah pengaruh gaya terpakai.
Lebih terperinciKUAT LENTUR BALOK PROFIL LIPPED CHANNEL GANDA BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 21 KUAT LENTUR BALOK PROFIL LIPPED CHANNEL GANDA BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN Ade Lisantono 1, Siswadi 2 dan Panji Satria Trihono
Lebih terperinciANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN
ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN Darmanto*, M.Nursalim, dan Imam Syafaat Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Semarang
Lebih terperinciSTUDI KUATLENTURBALOKKOMPOSIT PROFIL C GANDA MENGGUNAKANBETON RINGAN
STUDI KUATLENTURBALOKKOMPOSIT PROFIL C GANDA MENGGUNAKANBETON RINGAN Laporan Tugas Akhir Sebagaisalahsatusyarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma JayaYogyakarta Oleh: Ibnu Rahman NPM:
Lebih terperinciDIAGRAM BAGAN ALIR PENELITIAN
LAMPIRAN 86 Lampiran 1 87 DIAGRAM BAGAN ALIR PENELITIAN Mulai Data Hasil Uji Eksperimental - Tegangan Geser di Titik E - Regangan Geser di Titik E - Lendutan Maksimum Perhitungan Analitis (Perhitungan
Lebih terperinciPERBANDINGAN KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG ANTARA YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN SEMEN PORTLAND TIPE I TUGAS AKHIR.
PERBANDINGAN KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG ANTARA YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN SEMEN PORTLAND TIPE I ( Kajian Eksperimental) TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
Lebih terperinciDRAFT ANALISIS STRUKTUR Metode Integrasi Ganda (Double Integration) Suatu struktur balok sedehana yang mengalami lentur seperti pada Gambar
2. Metode Integrasi Ganda (Double Integration) Suatu struktur balok sedehana yang mengalami lentur seperti pada Gambar 2.1, dengan y adalah defleksi pada jarak yang ditinjau x, adalah sudut kelengkungan
Lebih terperinciMetode pengujian lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur. bangunan berbasis kayu
Metode pengujian lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur 1 Ruang lingkup bangunan berbasis kayu Metode pengujian ini menyediakan penurunan sifat lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur bangunan
Lebih terperinci2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT
2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT Pendahuluan Elemen struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari 2 material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U TUGAS AKHIR. Disusun oleh : LOLIANDY
STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian pendidikan sarjana Teknik Sipil Disusun oleh :
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib. Yohanes, ST.
TUGAS AKHIR Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib PEMBIMBING Yohanes, ST. Msc SYAMSUL ARIF 2110 106 023 LATAR BELAKANG Kualitas dari
Lebih terperinciPENGARUH DAN FUNGSI BATANG NOL TERHADAP DEFLEKSI TITIK BUHUL STRUKTUR RANGKA Iwan-Indra Gunawan PENDAHULUAN
PENGARUH DAN FUNGSI BATANG NOL TERHADAP DEFLEKSI TITIK BUHUL STRUKTUR RANGKA Iwan-Indra Gunawan INTISARI Konstruksi rangka batang adalah konstruksi yang hanya menerima gaya tekan dan gaya tarik. Bentuk
Lebih terperinciMESIN PEMINDAH BAHAN
MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Umum Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral dan aksial. Suatu batang yang menerima gaya aksial desak dan lateral secara bersamaan disebut balok
Lebih terperinciSTUDI KUAT LENTUR BALOK PROFIL C GANDA DENGAN VARIASI JARAK SAMBUNGAN LAS
STUDI KUAT LENTUR BALOK PROFIL C GANDA DENGAN VARIASI JARAK SAMBUNGAN LAS Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : FX.ADITYO
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kuat Tekan Beton Sifat utama beton adalah memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya. Kekuatan tekan beton adalah kemampuan beton untuk menerima
Lebih terperinciTUGAS MAHASISWA TENTANG
TUGAS MAHASISWA TENTANG o DIAGRAM BIDANG MOMEN, LINTANG, DAN NORMAL PADA BALOK KANTILEVER. o DIAGRAM BIDANG MOMEN, LINTANG, DAN NORMAL PADA BALOK SEDERHANA. Disusun Oleh : Nur Wahidiah 5423164691 D3 Teknik
Lebih terperinciV. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal
V. BATANG TEKAN Elemen struktur dengan fungsi utama mendukung beban tekan sering dijumpai pada struktur truss atau frame. Pada struktur frame, elemen struktur ini lebih dikenal dengan nama kolom. Perencanaan
Lebih terperinciANALISA MOMEN PELAT DAN BALOK TEPI DENGAN POLA PEMBEBANAN HIDUP TERHADAP PBI-1971
ANALISA MOMEN PELAT DAN BALOK TEPI DENGAN POLA PEMBEBANAN HIDUP TERHADAP PBI-1971 A. PELAT 1. Model Pelat Gambar 1 Model pelat dengan perletakkan sederhana dan denah pelat Pelat dimodelkan dengan perletakkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik ( portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (admixture
Lebih terperinciBab 9 DEFLEKSI ELASTIS BALOK
Bab 9 DEFLEKSI ELASTIS BALOK Tinjauan Instruksional Khusus: Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep dasar defleksi (lendutan) pada balok, memahami metode-metode penentuan defleksi dan dapat menerapkan
Lebih terperinci1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN i ii in KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI INTISARI v viii xii xiv xvii xxii BAB I PENDAHIJLUAN 1 1.1 Latar
Lebih terperinciPerancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu
Perancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu Arusmalem Ginting Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta Jurnal Janateknika Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciSoal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m
Soal 2 Suatu elemen struktur sebagai balok pelat berdinding penuh (pelat girder) dengan ukuran dan pembebanan seperti tampak pada gambar di bawah. Flens tekan akan diberi kekangan lateral di kedua ujung
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Impak dan Pembahasan Dari hasil pengujian impak yang telah didapat data yaitu energi yang terserap oleh spesimen uji untuk material komposit serat pelepah
Lebih terperinci3.1 Tegangan pada penampang gelagar pelat 10
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI ABSTRAKSI i ii iii iv vi x xijj xiv xvi{ BAB I PENDAHULUAN 1
Lebih terperinciviii DAFTAR GAMBAR viii
vi DAFTAR ISI HALAMAN DEPAN... I LEMBAR PENGESAHAN... II HALAMAN PERNYATAAN... III HALAMAN PERSEMBAHAN... IV KATA PENGANTAR... V DAFTAR ISI... VI DAFTAR GAMBAR... VIII DAFTAR TABEL... XI INTISARI... XII
Lebih terperinciKata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban yang mampu diterima serta pola kegagalan pengangkuran pada balok dengan beton menggunakan dan tanpa menggunakan bahan perekat Sikadur -31 CF Normal
Lebih terperinciANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR. Anton Wijaya
ANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian Pendidikan sarjana teknik sipil Anton Wijaya 060404116 BIDANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN...1
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii HALAMAN PERNYATAAN...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR PERSAMAAN...xiv INTISARI...xv ABSTRACT...xvi
Lebih terperinciPERILAKU BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PELAT BAJA DALAM MEMIKUL LENTUR (Penelitian) NOMI NOVITA SITEPU
PERILAKU BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PELAT BAJA DALAM MEMIKUL LENTUR (Penelitian) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil
Lebih terperinciANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR
ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana
Lebih terperinciBAB 5 ANALISIS. pemilihan mekanisme tersebut terutama pada proses pembuatan dan biaya. Gambar 5-1 Mekanisme Rack Gear
BAB 5 ANALISIS 5.1 Desain Teleskopis Desain teleskopis yang dirancang ada 2 pilihan yaitu menggunakan mekasisme rack gear dan mekanisme rantai. Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam pemilihan mekanisme
Lebih terperinciANALISIS TEORITIS DAN EKSPERIMENTAL LENDUTAN BATANG PADA BALOK SEGIEMPAT DENGAN VARIASI TUMPUAN Mustopa* dan Naharuddin** *
NLISIS TEORITIS DN EKSERIMENTL LENDUTN BTNG D BLOK SEGIEMT DENGN VRISI TUMUN Mustopa* dan Naharuddin** * bstract The aim of this researh is to analye about deflection which is theoretically or experimentally
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menampilkan hasil pengujian karakteristik material bata dan elemen dinding bata yang dilakukan di Laboratorium Rekayasa Struktur Pusat Rekayasa Industri ITB. 4.1. Uji
Lebih terperinci5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul
Sistem Struktur 2ton y Sambungan batang 5ton 5ton 5ton x Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul a Baut Penyambung Profil L.70.70.7 a Potongan a-a DESAIN BATANG TARIK Dari hasil analisis struktur, elemen-elemen
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam menganalisis tegangan yang terjadi pada balok beton dengan beban yang
III. METODOLOGI PENELITIAN Dalam menganalisis tegangan yang terjadi pada balok beton dengan beban yang sama pada setiap balok beton. Balok beton yang awalnya tunggal disusun hingga menjadi multi-profil
Lebih terperinciKOLOM LANGSING KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK
KOLOM LANGSING KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : BONAVENTURA
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON SAPI
RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON SAPI PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Disusun Oleh : DANANG SATRIO I8110013 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL MOMEN BATAS PADA PELAT BERUSUK AKIBAT PEMBEBANAN MERATA
STUDI EKSPERIMENTAL MOMEN BATAS PADA PELAT BERUSUK AKIBAT PEMBEBANAN MERATA Siti Nurlina, Edhi Wahyuni, Ming Narto Wijaya Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Brawijaya Malang Jl.
Lebih terperinciAPLIKASI METODE FUNGSI TRANSFER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA
APLIKASI METODE UNGSI TRANSER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA Naharuddin, Abdul Muis Laboratorium Bahan Teknik, Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP Perancangan sistem perpipaan
BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Dari hasil perancangan dan analisis tegangan sistem perpipaan sistem perpipaan berdasarkan standar ASME B 31.4 (studi kasus jalur perpipaan LPG dermaga Unit 68 ke tangki
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA
PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA Alderman Tambos Budiarto Simanjuntak NRP : 0221016 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, S.T.,M.T. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:
III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut: 1. Pembuatan kampuh dan proses pengelasan dilakukan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung, 2.
Lebih terperincid x Gambar 2.1. Balok sederhana yang mengalami lentur
II DEFEKSI DN ROTSI OK TERENTUR. Defleksi Semua balok yang terbebani akan mengalami deformasi (perubahan bentuk) dan terdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya. Dalam struktur bangunan, seperti : balok
Lebih terperinciSTUDI PERILAKU MEKANIK KEKUATAN BETON RINGAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK
STUDI PERILAKU MEKANIK KEKUATAN BETON RINGAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : SATRIA
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. produk yang berkualitas dan tentunya dengan harga yang terjangkau.
I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi,persaingan pun semakin kuat khususnya di bidang industri dalam melayani setiap kebutuhan hidup manusia yang terus maningkat
Lebih terperinciDaftar Tabel. Rasio tegangan lentur versus tegangan Leleh (F/F y ) profil-i Momen kritis Versus Momen Plastis Profil Castella Hasil
Daftar Tabel Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 5.5 Tabel 5.6 Hasil Uji Kuat Tarik Baja...37 Hasil Uji Kuat Tarik Las...39 Beban Maksimum Benda Uji...45 Analisa Kekakuan Dari Hubungan Beban-Lendutan...45
Lebih terperinciPERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN
PERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN TUJUAN: 1. Dapat menerapkan rumus tegangan tekuk untuk perhitungan batang tekan. 2. Dapat merencanakan dimensi batang tekan. PENDAHULUAN Perencanaan batang tekan
Lebih terperinciANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH
ANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH Disusun sebagai salah satu syarat untuk lulus kuliah MS 4011 Metode Elemen Hingga Oleh Wisnu Ikbar Wiranto 13111074 Ridho
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:
BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API 3.1. Kerangka Berpikir Dalam melakukan penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir, penulis melakukan penelitian berdasarkan pemikiran: LATAR
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. xxvii. A cp
A cp Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C C m Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas bruto penampang (mm²) = Luas bersih penampang (mm²) = Luas penampang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Bangunan Gedung SNI pasal
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Analisis Penopang 3.1.1. Batas Kelangsingan Batas kelangsingan untuk batang yang direncanakan terhadap tekan dan tarik dicari dengan persamaan dari Tata Cara Perencanaan Struktur
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI (3.1)
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kelangsingan Kelangsingan suatu kolom dapat dinyatakan dalam suatu rasio yang disebut rasio kelangsingan. Rasio kelangsingan dapat ditulis sebagai berikut: (3.1) Keterangan:
Lebih terperinciPENGUJIAN KUAT LENTUR PANEL PELAT BETON RINGAN PRACETAK BERONGGA DENGAN PENAMBAHAN SILICA FUME
PENGUJIAN KUAT LENTUR PANEL PELAT BETON RINGAN PRACETAK BERONGGA DENGAN PENAMBAHAN SILICA FUME Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Lebih terperinci