BAB I PENDAHULUAN. psikologi dan emosi (Manuaba, 2007, p.178). hubungan suami istri (Suririnah, 2008, p.13).

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah seksologi selalu menarik perhatian untuk dibicarakan, karena menyangkut tata nilai kehidupan manusia yang lebih tinggi.keinginan untuk melakukan hubungan seksual dala arti sempit disebut libido (nafsu syahwat, nafsu birahi).hubungan seksual antar manusia ditujukan untuk dapat mempertahan keturunan manusia disamping kenikmatan. Hubungan seks manusia merupakan pencetusan dari rasa cinta antar individu dimana daya tarik dan panca indraikut berperan. Oleh karena itu dalam hubungan seks bukan hanya alat kelamin dan daerah erogen (mudah terangsang) yang ikut berperan tetapi juga psikologi dan emosi (Manuaba, 2007, p.178). Hubungan seksual merupakan salah satu bagian penting karena hubungan seksual merupakan kebutuhan primer bagi pasangan suami istri. Hubungan seksual juga merupakan suatu pernyataan perasaan kasih sayang, rasa aman dan tenang, kebersamaan dan kedekatan perasaan dalam hubungan suami istri (Suririnah, 2008, p.13). Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terahir (Prawirohardjo, 2007, p.36). 1

2 2 Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap transisi lain dalam fase kehidupan, peristiwa itu dapat pula menimbulkan stress, sehingga respon yang terjadi dapat berupa kebahagian, maupun sebaliknya, seperti krisis lain dalam kehidupan, dapat juga menyebabkan kekecewaan (Pusdiknakes, 2003, p.17). Kehamilan merupakan satu ujian berat bagi wanita, dan menimbulkan ketakutan-ketakutan tertentu. Ketakutan itu antara lain berupa kerisauan yang disebabkan oleh kelelahan dan kesakitan jasmaniah, bingung, kecemasan karena tidak mendapatkan dukungan emosional, mengembangkan reaksi-reaksi kecemasan terhadap cerita dan takhayul yang mengerikan, atau takut akan keadaan janinnya. Sehingga ibu hamil takut untuk melakukan aktivitas yang dianggap membahayakan kehamilannya, salah satunya adalah aktivitas seksual (Murkoff, 2006, p.20). Wanita hamil beranggapan bahwa dalam kondisi mengandung tubuh menjadi gampang lemah, sehingga malas beraktivitas, termasuk berhubungan seksual (Mirza, 2009, p.12). Pada kebanyakan pasangan akan timbul kecemasan karena perubahan saat istri hamil antara lain rasa takut pada keguguran sehingga suami memilih untuk menghentikan hubungan seks. Kebanyakan wanita

3 3 hamil terutama wanita yang hamil untuk pertama kalinya merasa takut dan khawatir untuk melakukan hubungan seks selama kehamilan. Keengganan berhubungan seks saat istri sedang hamil juga dipengaruhi oleh perubahan hormon yang terjadi pada wanita. Banyak istri saat hamil yang kurang bergairah, bahkan ada yang tidak mau disentuh sama sekali. Hal ini disebabkan penurunan gairah dan kecemasan pada kehamilannya. Saat hamil muda sebagian wanita akan kehilangan dorongan seksualnya. Khususnya bagi wanita yang selama hamil muda mengalami efek samping kehamilan, seperti muntah-muntah berlebihan, tidak ada nafsu makan, atau tekanan darah yang meningkat. Tetapi, pada sebagian wanita hamil lain yang sehat dan tidak mengalami efek samping kehamilan mengalami peningkatan dorongan seksual. Peningkatan dorongan seksual ini terjadi karena aliran darah ke vagina semakin banyak, sehingga wanita merasakan kehangatan pada vaginanya. Saat usia kehamilan mendekati waktu melahirkan, pada umumnya dorongan seksual akan hilang. Pasalnya, saat itu sudah mulai timbul rasa sakit di rahim, serta semakin besarnya beban yang dipikul karena kehamilan yang semakin membesar (Arief,2008, p.39). Pada wanita hamil libido atau hasrat seksual, serta keinginan untuk menikmati hubungan seks agak menurun pada trimester pertama karena perubahan hormon dapat menimbulkan mual-mual sehingga membuat wanita hamil enggan melakukan hubungan seksual, memasuki trimester

4 4 kedua dorongan seks wanita hamil akan kembali meningkat seiring dengan hilangnya keluhan mual-mual. Libido turun kembali pada trimester ketiga yang disebabkan oleh ukuran berat janin yang semakin membesar dan mulai timbul rasa sakit dirahim(lestariningsih, 2006, p.26). Dalam hal ini Llewelyn-Jones (2005, p.74) menambahkan bahwa alasan berkurangnya minat seksual yang dialami banyak wanita hamil khususnya dalam minggu-minggu terakhir kehamilan dikarenakan banyak wanita hamil beranggapan bersenggama akan merusak bayi atau menyebabkan kelahiran prematur. Bayi aman terlindung didalam cairan amnion yang melindunginya, selain itu didepan mulut rahim terdapat gumpalan lendir yang akan mencegah masuknya infeksi bakteri kedalam rahim. Hubungan seks juga akan mempersiapkan untuk proses persalinan nantinya melaui latihan otot panggul yang akan membuat otot tersebut menjadi kuat dan fleksibel (Jane, 2003, p.61). Pemahaman tentang mengapa berhubungan seks selama kehamilan menjadi berbeda dengan biasanya, akan dapat meredakan ketakutan dan kecemasan sehingga pasangan dapat merasa tenang dengan keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan hubungan seks (Arief, 2008, p.19). Berdasarkan studi pendahuluan di BPM Ida Purwanto Amd. Kebdengan melakukan studi pada 30 ibu hamil primigravida yang memeriksakan kehamilannya. Dari 10 ibu hamil TM I yang melakukan ANC di bidan, 8 ibu mengalami ketakutan dalam melakukan hubungan

5 5 seksual selama kehamilan, padahal tidak ada larangan dari bidan atau dokter untuk melakukan hubungan seksual dengan suami. 4 dari delapan ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam melakukan hubungan seks, jarangatau bahkan tidak pernah melakukan hubungan seks selama kehamilan muda. Ibu mengatakan takut akan terjadi keguguran, jika melakukan hubungan seksual pada kehamilan muda. Pada 10 ibu hamil TM II yang melakukan ANC di bidan, 6 ibu hamil mengatakan lebih sering melakukan hubungan seks dan dorongan untuk melakukan hubungan seks meningkat dari pada saat hamil muda. Sedangkan 4 ibu yang lain mengatakan masih merasa takutdalam melakukan hubungan seks selama kehamilan. Pada 10 ibu TM III yang melakukan ANC di bidan, 9 ibu mengatakan enggan dan takut dalam melakukan hubungan seks selama kehamilan. Ibu takut jika melakukan hubungan seks pada usia akhir kehamilan, karena berdasarkan mitos yang ada akan menyebabkan kecacatan pada janin dan akan menyebabkan kelahiran prematur. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Usia Kehamilan dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Dalam Melakukan Hubungan Seks Selama Kehamilan Di BPM Ida Purwanto Amd. Keb.

6 6 B. Rumusan Masalah Pada wanita hamil libido atau hasrat seksual, serta keinginan untuk menikmati hubungan seks agak menurun pada trimester pertama karena perubahan hormon dapat menimbulkan mual-mual sehingga membuat wanita hamil enggan melakukan hubungan seksual, memasuki trimester kedua dorongan seks wanita hamil akan kembali meningkat seiring dengan hilangnya keluhan mual-mual. Libido turun kembali pada trimester ketiga yang disebabkan oleh ukuran berat janin yang semakin membesar dan mulai timbul rasa sakit dirahim. Kebanyakan wanita hamil terutama wanita yang hamil untuk pertama kalinya merasa takut dan khawatir untuk melakukan hubungan seks selama kehamilan. Padahal hubungan seks selama kehamilan dapat meningkatkan perasaan cinta, keintiman, dan kepedulian antar suami dan istri. Tidak ada alasan fisiologik yang mengatakan bahwa sebaiknya tidak melakukan hubungan seks selama kehamilan, kecuali bila bidan atau dokter melarang karena alasan medis tertentu. Dari uraian pada latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah yaitu apakah ada hubungan usia kehamilan dengan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dalam melakukan hubungan seks selama kehamilan di BPM Ida Purwanto Amd. Keb.

7 7 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan usia kehamilan dengan tingkat kecemasan ibu hamil primigravidadalam melakukan hubungan seks selama kehamilan di BPM Ida Purwanto Amd. Keb. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan usia kehamilan ibu. b. Mendeskripsikan tingkat kecemasan ibu dalam melakukan hubungan seksual. c. Menganalisis hubungan usia kehamilan dengan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dalam melakukan hubungan seks selama kehamilan di BPM Ida Purwanto Amd. Keb. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Dapat menerapkan riset kebidanan tentang hubungan usia kehamilan dengan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dalam melakukan hubungan seks selama kehamilan. b. Bagi Ibu hamil Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada ibu hamil, sehingga dapat mengatasi atau mengurangi kecemasan ibu dalam melakukan hubungan seksual khususnya pada primigravida.

8 8 c. Bagi Institusi Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan atau informasi bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dalam kebidanan. d. Bagi Tempat Penelitian Sebagai masukan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan antenatal care, khususnya dalam pemberian konseling tentang berhubungan seksual dalam kehamilan. e. Bagi Masyarakat Sebagai informasi bagi masyarakat bahwa seksualitas dalam kehamilan adalah diperbolehkan, bukan untuk di cemaskan atau pun untuk ditakutkan.asalkan sesuai dengan kondisi yang dianjurkan oleh bidan ataupun dokter. 2. Manfaat Teoritis Bagi ilmu pengetahuan dan metodologi penelitian, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

9 9 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian penelitian Nama Mariska Amalia Bahari 2009 Judul Hubungan Pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap perilaku seksual pada kehamilan TM III di RB Nur-Hikmah, Desa Kwaron Kecamatan Gubuk Kabupaten grobokan Jenis Penelitian Cross Sectional Variabel penelitian Variabel bebas pengetahuan dan sikap ibu hamil TM III tentang seksual Variabel terikat perilaku seksual ibu hamil Hasil Hasil menunjukan bahwa frekuensi responden yang berprilaku baik 61,9% dari pada responden yang tidak baik dalam melakukan hubungan seksual pada TM III Sri Endang Mega wati 2009 Studi deskriptif tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang berhubungan seks pada kehamilan TM I di BPS. Ny. Subiatun, Ungaran Cross Sectional Variabel yang digunakan pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seks pada kehamilan TM I yang meliputi pengetahuan ibu untuk bisa merespon, menerima, menghargai, dan bertanggung jawab Dari 30 responden diperoleh yang berpengetahuan baik 18 responden (60%),pengetahu an sedang9 responden (30%), dan pengetahuan kurang 5 responden (10%) Sunani 2010 Hubungan kecemasan dengan aktifitas seks(coitus) pada ibu hamil multipara TM II & TM III di BPS. Sunanni Kec. Sayung Kab. Demak Cross Sectional Variabel bebas : kecemasan Variabel terikat: aktivitas seks (coitus) pada ibu hamil multipara TM II & TM III Dari 40 ibu hamil 6 responden tidak cemas (15%), 14 responden (35%) kecemasan ringan, 19 responden kecemasan sedang (47,5%), dan I responden kecemasan berat

10 10 Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu pada variabel yang digunakan dan tempat penelitiannya, variabel bebasnya yaitu usia kehamilan dan variabel terikatnya yaitu tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dalam melakukan hubungan seks selama kehamilan. Penelitian ini dilakukan BPM Ida Purwanto Amd. Keb Kecamatan Gunungpati.