BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak
|
|
- Hartono Lie
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa (Hurlock, 2004). Kehidupan remaja menarik untuk diteliti karena kompleksnya berbagai permasalahan yang ada di dalamnya. Stanley Hall (dalam Yusuf dan Sugandi, 2011) berpendapat bahwa masa remaja adalah masa storm and stress masa penuh konflik, yaitu sebagai periode yang berada dalam dua situasi, antara kegoncangan, penderitaan, asmara, dan pemberontakan dengan otoritas orang dewasa. Gunarsa dan Gunarsa (2008) juga mengungkapkan pada masa ini kerap ditemukan perilaku bermasalah yang dihadapi oleh remaja baik yang menyangkut dirinya maupun masyarakat sekitarnya. Erickson (dalam Santrock, 2002) menyebut masa remaja sebagai masa kebingungan identitas, remaja dihadapkan dengan banyak peran baru dan status sebagai orang dewasa. Seorang remaja menurut Dariyo (2004) seringkali mengalami kesulitan dan tidak mampu untuk menghadapi masalah masalah perubahan fisiologis, psikologis maupun psikososial dengan baik dan ditambah lagi adanya tuntutan untuk menyelesaikan tugas perkembangannya baik itu dari keluarga maupun lingkungan. Terjadinya perubahan pada harapan sosial, peran, dan perilaku remaja menyebabkan periode transisi ini sebagai periode yang penuh dengan konflik sehingga Hurlock (2004) mengemukakan bahwa masa remaja sebagai masa yang penuh masalah dan membutuhkan banyak penyesuaian diri. 1
2 2 Schneiders (1964) mengemukakan penyesuaian diri merupakan suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku individu. Seperti yang telah diungkapkan oleh Hurlock (2004) masa remaja adalah masa yang berada di antara masa anak-anak dan masa dewasa. Kemampuan yang masih kurang dalam penguasaan fungsi fisik maupun psikisnya, namun sudah harus menerima peranan sebagai orang dewasa dan harus memenuhi tuntutan sosial yang melampaui tugas masa perkembangannya saat ini (Monks, Knoers, dan Haditono, 2006; Hurlock 2004), dikhawatirkan akan menyebabkan kegagalan dalam penyesuaian diri remaja tersebut. Sunarto (2006) menyatakan bahwa remaja yang mengalami kegagalan dalam penyesuaian diri mengakibatkan remaja tersebut melakukan penyesuaian diri yang salah. Penyesuaian diri yang salah dapat meliputi tindakan tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik, dan agresif (Sunarto, 2006). Perlu disadari bahwa remaja sebagai bagian dari generasi muda akan menjadi pelaku-pelaku pembangunan masa datang. Remaja selalu berperan penting di tengah-tengah masyarakat, yakni sebagai agent of change dan agent of social control. Remaja memerlukan penyesuaian diri yang baik dalam peran yang diembannya ini. Hurlock (2004) menyebutkan bahwa penyesuaian diri merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan remaja. Remaja perlu mengadakan penyesuaian diri karena mereka harus mempersiapkan diri menerima peranan sebagai orang dewasa, dan memenuhi tanggung jawab sosial yang diharapkan masyarakat kepadanya. Permasalahan yang semakin kompleks akan timbul apabila remaja tidak mampu melakukan penyesuaian. Berbagai permasalahan yang dihadapi remaja ini mendorong remaja agar melakukan penyelesaian agar
3 3 tidak menjadi masalah yang tidak terselesaikan sehingga mengganggu perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu Hurlock (2004) menyebutkan bahwa permasalahan yang kompleks dan membutuhkan suatu penyelesaian menyeluruh merupakan penyebab mengapa masa remaja dinilai lebih rawan daripada tahaptahap perkembangan manusia yang lain. Penelitian Suryani, Syahniar dan Zikra (2013) menemukan bahwa pada masa pubertas yang ditandai dengan gejolak emosi yang meninggi, remaja kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik dan cenderung lebih suka menyendiri. Menurut Hurlock (2004) remaja yang berada diantara masa anak-anak dan dewasa masih belum dapat mengontrol emosinya dengan baik. Salovey dan Suyter (dalam Nisfiannoor dan Kartika, 2004) mengemukakan bahwa regulasi emosi diperlukan oleh remaja karena mereka masih memiliki emosi yang tidak stabil. Regulasi emosi ialah kemampuan yang dimiliki oleh individu agar dapat mengendalikan emosi yang sedang dirasakan sehingga dapat ditampilkan sesuai dengan tuntutan lingkungan (Denham dalam Coon, 2005). Saat melakukan regulasi emosi, seseorang belajar untuk mengurangi atau mengendalikan emosi negatif dan mempertahankan atau membangun emosi positif (Kostiuk dan Fouts, 2002). Thompson (dalam Garnefski, Kraaij, dan Spinhoven, 2003) mengasumsikan regulasi emosi sebagai faktor penting dalam menentukan keberhasilan seseorang dalam usahanya untuk berfungsi dengan normal di kehidupannya seperti dalam proses adaptasi, dapat berespon sesuai, dan fleksibel.
4 4 Remaja yang memiliki regulasi emosi yang baik akan mampu menyadari dan mengatur pemikiran. Seseorang yang mampu meregulasi emosinya akan mendapatkan dampak positif bagi kesehatannya, tingkah laku, dan hubungan sosial (Davidson, Putnam, dan Larson dalam Gross, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Nisfiannoor dan Kartika (2004) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kemampuan regulasi emosi dan penerimaan teman sebaya, dimana remaja yang diterima oleh kelompok teman sebayanya adalah remaja yang mampu menyesuaikan diri secara tepat dalam berbagai situasi dan pergaulan sosial (Hurlock, 2004). Desmita (2011) juga menyebutkan salah satu aspek penyesuaian diri dapat dilihat dari aspek kematangan sosial yang salah satunya adalah keakraban dan pergaulan dengan teman sebaya. Remaja diharapkan mampu meningkatkan kemampuannya dalam meregulasi emosi sehingga dapat mengurangi tingkat risiko terjadinya maladjustment atau ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri. Hal ini disebabkan karena keadaan emosional yang tidak stabil juga berpengaruh terhadap mental seseorang. Selain kemampuan regulasi emosi, komunikasi menjadi hal penting dalam melakukan interaksi dengan sesama, khususnya remaja dalam menjalin hubungan dengan lingkungan sosialnya. Seperti contoh kasus tawuran antar-pelajar yang telah dipaparkan sebelumnya, kasus ini sendiri kerap terjadi akibat kesalahpahaman antar-pelajar di jalanan. Bermula dari saling melihat lalu tersinggung dan terjadilah perkelahian. Rakhmat (2012) mengemukakan komunikasi merupakan peristiwa sosial yang terjadi ketika manusia saling berinteraksi. Sebagai seorang remaja kecakapan dalam berkomunikasi menjadi hal
5 5 yang sangat penting dalam berhubungan dengan teman dan lingkungan sekitarnya. Cassagrande (dalam Liliweri, 1997) menyatakan bahwa manusia berkomunikasi karena memerlukan orang lain untuk dapat saling mengisi kekurangan serta membagi kelebihan, dan ingin membentuk hubungan dengan orang lain. Senada dengan hal tersebut, Mulyana (2007) mengemukakan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terhindar dari ketegangan dan tekanan, yaitu melalui komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Myers dan Myers (1992) mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai transaksi antara seseorang dengan lingkungannya yang mencakup orang-orang sebagai teman, keluarga, anak-anak, rekan sekerja, bahkan orang asing. Komunikasi interpersonal menurut Bebee, Bebee, dan Raymond (2008) dapat meningkatkan kualitas hubungan dengan keluarga, teman, kolega, dan pasangan juga meningkatkan hubungan fisik dan emosi. Seseorang memerlukan komunikasi untuk dapat menciptakan hubungan sosial yang ramah dengan orang lain. Suranto (2011) menegaskan bahwa setiap orang telah menggunakan banyak waktu untuk komunikasi interpersonal guna membangun dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki komunikasi interpersonal baik akan mampu membina hubungan dengan orang lain sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan keadaan maupun lingkungan tempat ia berada. Sementara itu, untuk membina hubungan sosial, individu memerlukan komunikasi yang merupakan dasar interaksi antarmanusia (Fajar, 2009). Oleh karena itu kemampuan dalam menjalin komunikasi
6 6 interpersonal penting untuk dimiliki remaja guna memenuhi kebutuhan akan persahabatan dalam penyesuaian dirinya. Semakin baik komunikasi interpersonal maka semakin baik pula penyesuaian diri (Kusumaningsih dan Mulyana, 2013). Santrock (2002) mengungkapkan bahwa sekolah-sekolah menengah lanjutan mempertahankan orientasinya yang komprehensif, yang dirancang untuk melatih remaja tidak hanya secara intelektual tetapi dalam banyak hal lain seperti kejuruan (vocational) dan sosial. Seperti halnya pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), berdasarkan isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu. Berbagai macam jurusan pada SMK ini, salah satunya adalah Sekolah Menengah Musik (SMM). Sekolah ini memiliki dasar pendidikan keterampilan bermain musik klasik bagi para siswanya. Scheneiders (1964) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri individu adalah kondisi lingkungan atau sekolah bagi siswa. Sebagai upaya melakukan proses penyesuaian diri yang baik, lingkungan sekolah menjadi salah satu sarana remaja dalam mengembangkan kemampuan penyesuaian diri. Soeparwoto, Hariyadi, Hendriyani, dan Litfiah (2004) menyebutkan kondisi sekolah yang kondusif dimana remaja betah dan bangga terhadap sekolahnya memberikan dasar bagi remaja untuk berperilaku harmonis di masyarakat. Sebaliknya kondisi yang kurang kondusif dimana remaja kurang betah, kurang menyukai guru-gurunya, sering terjadi pelanggaran hukum,
7 7 perkelahian dan sebagainya maka akan berpengaruh terhadap proses penyesuaian diri siswanya. Sejalan dengan itu, Desmita (2011) juga menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dapat dilihat dari konsep sosiopsikogenik, yaitu faktor iklim lembaga sosial dimana individu terlibat di dalamnya. Bagi siswa yang berada di lingkungan sekolah, faktor sosiopsikogenik yang mempengaruhi penyesuaian dirinya terletak pada hubungan sosial dalam sekolah yaitu hubungan antara guru dengan siswa. Keberhasilan siswa dalam menjalin hubungan sosial akan mempengaruhi penyesuaian dirinya. Salah satu sekolah yang memberikan kenyamanan kondisi sekolah adalah Sekolah Menengah Musik (SMK Negeri 2 Kasihan Bantul). Seperti yang diungkapkan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum (Kamis, 28 November 2013), sekolah ini menerapkan sebuah hubungan keakraban layaknya hubungan orang tua dengan anak antara guru dan siswa. Berdasarkan penuturan pihak sekolah, konsep hubungan terbuka antara guru dengan murid diterapkan untuk mendukung kelancaran pembelajaran di sekolah. Selain itu para siswa juga mendapat kelonggaran dari pihak sekolah untuk berlatih dan bermain alat musik di luar jam pelajaran sekolah. Menurut David Ewen seorang pakar musik menjelaskan bahwa musik sendiri adalah ilmu pengetahuan dan seni tentang kombinasi ritmik dari nadanada, baik vokal maupun instrumental, yang meliputi melodi dan harmoni, sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan terutama aspek emosional. Musik dikenal memiliki kekuatan khusus yang mampu melampaui pikiran, emosi dan kesehatan fisik dalam masyarakat kuno.
8 8 Seperti yang diungkapkan oleh American Music Therapy Association (2009), mendengarkan musik dapat membantu dalam proses relaksasi, menenangkan emosi, mengurangi stress dan mengatur fungsi tubuh seperti denyut jantung dan pernafasan. Merritt (2003) juga menyatakan bahwa dengan melakukan aktivitas musik seperti mendengarkan sebuah karya musik atau bermain alat musik dapat mempengaruhi tubuh, jiwa maupun fikiran seseorang. Musik berfungsi sebagai sarana katarsis, yakni sebagai sarana pengekspresian diri. Musik diakui mempunyai kekuatan untuk mengantar dan menggugah emosi. Baik dituangkan melalui penjiwaan terhadap alur cerita, musik, dan watak tokoh yang diperankan, maupun sebagai sarana untuk mengkspresikan diri (Djohan, 2009). Berdasarkan pada kondisi sekolah yang nyaman, hubungan terbuka antara guru dengan siswa, kegiatan memainkan instrument musik bagi siswa yang secara tidak langsung berfungsi sebagai sarana pengekspresian diri, diasumsikan bahwa siswa Sekolah Menengah Musik (SMK Negeri 2 Kasihan Bantul) memiliki penyesuaian diri yang baik. Oleh karena itu dengan adanya kemampuan penyesuaian diri yang dimiliki, maka siswa Sekolah Menengah Musik (SMK Negeri 2 Kasihan Bantul) diharapkan mampu mengembangkan kemampuan penyesuaian diri mereka sebagai generasi muda yang akan menjadi pelaku-pelaku pembangunan masa datang. Sebagai agent of change dan agent of social control yang selalu berperan penting di tengah-tengah masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum (Kamis, 28 November 2013), para siswa Sekolah Menengah Musik (SMK Negeri 2 Kasihan Bantul) yang sebagian besar berasal dari luar kota seperti Jakarta,
9 9 Pekan Baru, Kendal, Banjarmasin, dan berbagai daerah di seluruh pelosok Indonesia, juga mengalami penyesuaian diri di lingkungan baru. Studi awal berdasarkan wawancara kepada beberapa siswa diperoleh data bahwa siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri di lingkungan baru. Latar belakang budaya dan sistem sosial yang berbeda tentunya membuat proses penyesuaian diri ini terhambat karena menurut Schneiders (1964), determinan kultur atau budaya dapat mempengaruhi penyesuaian diri individu. Berdasarkan studi pendahuluan fenomena kegagalan penyesuaian diri terlihat tidak begitu nampak pada siswa-siswa sekolah ini. Siswa dapat mengembangkan sikap sosial yang menyenangkan, seperti kesediaan untuk membantu orang lain, ramah, santun, terbuka dengan orang lain, dan menjalin hubungan keakraban dengan para guru. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti ingin meneliti mengapa siswa-siswa Sekolah Menengah Musik (SMM) dapat dengan mudah melakukan penyesuaian diri padahal seharusnya seperti kebanyakan remaja di usianya, mereka akan bermasalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya akibat masa transisi ini. Penelitian ini juga melanjutkan penelitian terdahulu oleh Prasetyorini (2004) yang menemukan bahwa remaja awal yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler musik memiliki penyesuaian diri yang lebih baik dibanding remaja yang tidak ikut serta. Peneliti tertarik untuk meneliti faktor apakah yang mempengaruhi penyesuaian diri siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler musik sehingga peneliti mengajukan dua faktor yang diduga memiliki hubungan dengan penyesuaian diri yakni kemampuan regulasi emosi dan komunikasi interpersonal.
10 10 Berlandaskan latar belakang diatas, peneliti ingin meneliti bagaimana penyesuaian diri dalam hubungannya dengan kemampuan regulasi emosi dan komunikasi interpersonal pada siswa Sekolah Menengah Musik (SMK Negeri 2 Kasihan Bantul). Berdasarkan paparan yang telah diuraikan, peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara Kemampuan Regulasi Emosi dan Komunikasi Interpersonal dengan Penyesuaian Diri Siswa Sekolah Menengah Musik. B. Perumusan Masalah 1. Apakah ada hubungan antara kemampuan regulasi emosi dan komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri siswa Sekolah Menengah Musik? 2. Apakah ada hubungan antara kemampuan regulasi emosi dengan penyesuaian diri siswa Sekolah Menengah Musik? 3. Apakah ada hubungan komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri siswa Sekolah Menengah Musik? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan regulasi emosi dan komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri siswa Sekolah Menengah Musik. b. Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan regulasi emosi dengan penyesuaian diri siswa Sekolah Menengah Musik.
11 11 c. Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri siswa Sekolah Menengah Musik. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi ilmuwan psikologi sehingga dapat memperkaya ilmu pengetahuan khususnya di bidang psikologi sosial, perkembangan serta pendidikan, terutama mengenai hubungan antara kemampuan regulasi emosi dan komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri pada remaja. b. Manfaat Praktis 1) Peneltitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada remaja terkait peranan kemampuan regulasi emosi dan komunikasi interpersonal dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan yang mereka emban sehingga remaja dapat melakukan penyesuaian diri di lingkungan sosial dengan baik. 2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihakpihak terkait seperti orang tua, pendidik, sekolah, psikolog, dan masyarakat sebagai upaya-upaya membantu remaja agar memiliki kemampuan regulasi emosi dan komunikasi interpersonal sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik selain itu dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menangani kasus penyesuaian diri yang salah.
12 12 3) Sebagai masukan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa di masa yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi dalam hidupnya. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, manusia harus dapat melakukan penyesuaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah proses panjang yang dialami seorang individu dalam kehidupannya. Proses peralihan dari masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia hidup selalu dipenuhi oleh kebutuhan dan keinginan. Seringkali kebutuhan dan keinginan tersebut tidak dapat terpenuhi dengan segera. Selain itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan tempat individu berada. Remaja menurut Monks (2002) merupakan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja ditandai dengan pertumbuhan fisik, pengembangan kepribadian, pencapaian kedewasaan, kemandirian, dan adaptasi peran dan fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial setiap manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai dorongan untuk bersosialisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang bermutu adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi siswa dalam memasuki lingkungan sekolah yang baru adalah penyesuaian diri, walaupun penyesuaian diri tidak terbatas pada siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus penggunaan narkoba pada remaja sudah sering dijumpai di berbagai media. Maraknya remaja yang terlibat dalam masalah ini menunjukkan bahwa pada fase ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja ditandai oleh perubahan yang besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musik Dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Definisi Musik Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara di urutan, kombinasi, dan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emosi adalah respon yang dirasakan setiap individu dikarenakan rangsangan baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang sering
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Proses kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti melewati tahap-tahap perkembangan yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Namun ada suatu masa dimana individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media massa, dimana sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA
HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA Skripsi Untuk memenuhi persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh : NITALIA CIPUK SULISTIARI F 100 040
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress (santrock, 2007 : 200). Masa remaja adalah masa pergolakan yang dipenuhi oleh konflik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara luas dapat diinterpretasikan sejak manusia dilahirkan dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian menjadikannya sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi, terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru. Emosi remaja sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah mereka yang berusia 12 tahun sampai 21 tahun. Usia 12 tahun merupakan awal pubertas bagi seorang gadis, yang disebut remaja kalau mendapat menstruasi (datang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja dianggap sebagai masa labil yaitu di mana individu berusaha mencari jati dirinya dan mudah sekali menerima informasi dari luar dirinya tanpa ada pemikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah besar budaya yang berbeda. Siswanya sering berpindah berpindah dari satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyesuaian diri di lingkungan sosialnya. Seorang individu akan selalu berusaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berdampingan dengan orang lain tentunya sering dihadapkan pada berbagai permasalahan yang melibatkan dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal di Indonesia merupakan rangkaian jenjang pendidikan yang wajib dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia, di mulai dari Sekolah Dasar
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan tantangan, bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan Sumber
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan tantangan, bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai modal penting untuk membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan bagian dari generasi muda yang menjadi peletak dasar bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan oleh remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan yang dialami oleh setiap individu, sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan luar. Perubahan-perubahan tersebut menjadi tantangan besar bagi
BAB I PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa peralihan atau masa transisi dari masa anakanak ke masa dewasa yang disertai dengan perubahan (Gunarsa, 2003). Remaja akan mengalami berbagai perubahan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masa remaja, menurut Stanley Hall, seorang bapak pelopor psikologi perkembangan remaja, dianggap sebagai masa topan-badai dan stres (storm and stress), karena mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak selalu membawa kebaikan bagi kehidupan manusia, kehidupan yang semakin kompleks dengan tingkat stressor
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
15 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal dasar untuk mewujudkan manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Hal ini berarti bahwa kualitas sumberdaya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja berasal dari kata adolescence yang memiliki arti tumbuh untuk mencapai kematangan, baik mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami perubahan-perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hubungan interpersonal sangat penting untuk perkembangan perasaan kenyamanan seseorang dalam berbagai lingkup sosial. Hubungan Interpersonal membantu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Marheni (dalam Soetjiningsih, 2004) masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja dapat diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak menuju masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional (Hurlock,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang menuntutnya untuk menyesuaikan diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu diawali dengan penyesuaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena di masyarakat khususnya bagi warga yang tinggal di perkotaan, aksiaksi kekerasan baik individual maupun massal mungkin sudah merupakan berita harian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori usia remaja yang tidak pernah lepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat saja terganggu, sebagai akibat dari gangguan dalam pendengaran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang paling menarik untuk dipelajari, karena banyak sekali masalah yang dihadapi. Seiring dengan perkembangan jaman dan peradaban,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan sebagai jalan bagi wanita dan laki-laki untuk mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan sebagai jalan bagi wanita dan laki-laki untuk mewujudkan suatu keluarga atau rumah tangga, hal tersebut merupakan salah satu ibadah dalam agama islam dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak akan bisa tahan untuk hidup sendiri di dunia ini. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tidak akan bisa tahan untuk hidup sendiri di dunia ini. Hal ini menuntut manusia agar selalu berusaha untuk melakukan interaksi sosial dan menjalin hubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diwarnai dengan berbagai macam emosi, baik itu emosi positif maupun
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya pasti tidak akan terlepas dari permasalahan sepanjang masa hidupnya. Hal ini dikarenakan manusia merupakan makhluk sosial yang setiap harinya pasti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan ataupun kasus tawuran dan keributan antara pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang pada akhirnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan berlanjut menjadi orang tua merupakan proses yang dilalui oleh setiap manusia secara berkesinambungan dalam hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar, dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada masa transisi ini remaja mengalami perubahan yang cepat dan fundamental menuju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan. meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar terhadap kehidupan remaja baik yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya. Siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa, salah satu dari tugas perkembangan kehidupan sosial remaja ialah kemampuan memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi mendefinisikan perkembangan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenal awal kehidupannya. Tidak hanya diawal saja atau sejak lahir, tetapi keluarga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu yang terlahir pada umumnya dapat mengenal lingkungan atau orang lain dari adanya kehadiran keluarga khususnya orangtua yg menjadi media utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa, dimana terjadi kematangan fungsi fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang cepat pada laki-laki
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS. S k r i p s i
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS S k r i p s i Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Adolescence (remaja) merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia, karena masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menghubungkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
11 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyesuaian Diri 1. Penyesuaian Diri Seorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikandiri atau tidak mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan. manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai kehidupan manusia dalam beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan saat ini, banyak terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertamatama masih sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa remaja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan salah satu masa dalam tahap perkembangan manusia yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa remaja menurut Hurlock (1973)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Sosial. Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Sosial 1. Pengertian Penyesuaian Sosial Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik, karena masa ini adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik, karena masa ini adalah periode perubahan, dimana terjadi perubahan tubuh, pola perilaku, dan peran yang diharapkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dasarnya, manusia berkembang dari masa oral, masa kanak-kanak, masa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Pada dasarnya, manusia berkembang dari masa oral, masa kanak-kanak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari eksistensi manusia di dunia. Kebahagiaan itu sendiri dapat dicapai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Aristoteles (dalam Bertens, 2004) menyebutkan bahwa kebahagiaan merupakan tujuan utama dari eksistensi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia sekolah menengah pertama pada umumnya berada pada usia remaja awal yaitu berkisar antara 12-15 tahun. Santrock (2005) (dalam http:// renika.bolgspot.com/perkembangan-remaja.html,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian diri ialah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhankebutuhan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Remaja. Menurut Havighurst (dalam Syaodih : 161) mengatakan bahwa:
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Remaja Menurut Havighurst (dalam Syaodih. 2009.: 161) mengatakan bahwa: Definisi tugas perkembangan adalah suatu tugas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari manusia lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu melibatkan orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan Indonesia saat ini kembali tercoreng dengan adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh para siswanya, khususnya siswa Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang, yaitu suatu periode yang berada dalam dua situasi antara kegoncangan, penderitaan, asmara dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan dari masa kanak-kanak menuju dewasa ditandai dengan adanya masa transisi yang dikenal dengan masa remaja. Remaja berasal dari kata latin adolensence,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Emosi sangat mendukung dalam kehidupan, apakah itu emosi positif atau emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena seseorang yang
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. dengan identitas ego (ego identity) (Bischof, 1983). Ini terjadi karena masa remaja
Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Masa remaja seringkali dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh Erickson disebut dengan identitas ego (ego identity) (Bischof, 1983). Ini terjadi karena masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hidup manusia dialami dalam berbagai tahapan, yang dimulai dari masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Dalam setiap tahapan perkembangan terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional. Salah satu tahap yang akan dihadapi individu jika sudah melewati. masa anak-anak akhir yaitu masa remaja.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti mengalami perkembangan tahap demi tahap yang terjadi selama rentang kehidupannya. Perkembangan tersebut dapat terjadi pada beberapa aspek, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penuh dengan kenangan yang tidak mungkin akan terlupakan. Menurut. dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling indah dan masa yang penuh dengan kenangan yang tidak mungkin akan terlupakan. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004) masa remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam perjalanan hidupnya manusia melewati fase-fase kehidupan sejak ia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perjalanan hidupnya manusia melewati fase-fase kehidupan sejak ia dilahirkan. Salah satu fase yang dilewati itu adalah masa remaja. Masa remaja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai dari usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan sesuai dengan fasenya, mulai sejak lahir hingga meninggal dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehidupan manusia senantiasa mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan fasenya, mulai sejak lahir hingga meninggal dunia. Dilihat dari aspek perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahapan demi tahapan perkembangan yang harus dilalui. Perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi untuk bertahan dan melanjutkan tugas dalam setiap tahap perkembangannya. Remaja tidak terlepas dari tahapan demi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana pernyataan yang diungkap oleh Spencer (1993) bahwa self. dalam hidup manusia membutuhkan kepercayaan diri, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Banyak ahli mengakui bahwa kepercayaan diri merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang berlangsung sejak usia 10 atau 11 tahun, atau bahkan lebih awal yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ikatan yang bernama keluarga. Manusia lahir dalam suatu keluarga,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sejak lahir sampai dewasa manusia tidak pernah lepas dari suatu ikatan yang bernama keluarga. Manusia lahir dalam suatu keluarga, dibesarkan dalam lingkup keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan masa yang banyak mengalami perubahan dalam status emosinya,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang sangat penting di dalam perkembangan seorang manusia. Remaja, sebagai anak yang mulai tumbuh untuk menjadi dewasa, merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan mental remaja. Banyak remaja yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres pada Wanita Karir (Guru) 1. Pengertian Istilah stres dalam psikologi menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya (dalam Munawar & Mujiono, 2012).
14 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ki Hajar Dewantoro mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. etimologis, remaja berasal dari kata Latin adolensence yang berarti tumbuh atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa yang penuh dengan dinamika. Dikatakan demikian karena memang masa remaja adalah masa yang sedang dalam tahap pertumbuhan. Ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dengan semangat yang menggebu. Awalnya mereka menyebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia bukan hanya ingin sekedar memperbaiki kelemahan mereka. Mereka menginginkan kehidupan yang bermakna, bukan kegelisahan sampai ajal menjemput. Beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan merupakan proses yang terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan yang dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan yang terjadi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan yang terjadi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan baik itu secara biologis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peristiwa merosotnya moral di kalangan remaja, akhir-akhir ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa merosotnya moral di kalangan remaja, akhir-akhir ini sangatlah memprihatinkan. Di kalangan pelajar khususnya pelajar SMP problema sosial moral ini dicirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses sosialisasi merupakan salah satu tugas perkembangan terpenting bagi anak-anak juga remaja. Menurut Hurlock (2008) tugas perkembangan adalah tugas yang
Lebih terperinci