HUBUNGAN DINAMIKA DAN PERAN KELOMPOK DENGAN KEMAMPUAN ANGGOTA DALAM PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI USAHATANI KOPI RAKYAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN DINAMIKA DAN PERAN KELOMPOK DENGAN KEMAMPUAN ANGGOTA DALAM PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI USAHATANI KOPI RAKYAT"

Transkripsi

1 HUBUNGAN DINAMIKA DAN PERAN KELOMPOK DENGAN KEMAMPUAN ANGGOTA DALAM PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI USAHATANI KOPI RAKYAT (Kasus di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur) Oleh: SUDARKO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul: Hubungan Dinamika dan Peran Kelompok dengan Kemampuan Anggota dalam Penerapan Inovasi Teknologi Usahatani Kopi Rakyat (Kasus di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir tesis ini. Bogor, Mei 2010 Sudarko NRP. I

3 ABSTRACT SUDARKO. The Correlation of Dynamic and Role of Groups with Member s Capability in Technological Innovation Implementation of smallholder Coffee Farming (Study In Sidomulyo Village Silo District Jember Regency East Java). Supervised by AMIRUDDIN SALEH and PANG S. ASNGARI. The objectives of this study were as follows: (1) to analyze the characteristics of farmer group members in implementing technological innovation of smallholders coffee farming; (2) analyze the ability level of farmer group members and (3) describe the characteristics of members, dynamic and role of groups that associated with member s capability. The study was designed as a descriptive correlation study that conducted in January-March The number of 88 respondents using proportionate stratified random sampling method of all smallholder coffee farming groups in Sidomulyo Village Silo District Jember Regency. Primary and secondary data were analyzed using descriptive and inferential statistics with Tau-B Kendall correlation. Results showed that there were some differences in the characteristic between members of smallholder coffee farming groups for intermediate level and advanced level. Group dynamic and role intermediate and advanced level were high, but for advanced level still low on group role as an economic units. Member s capability level of them were high but for advanced level still low in the technological innovation implementation of post harvest and access to information, capital and markets. Characteristics of group members that showed significantly positive correlation with capability in the technological innovation implementation of coffee farming were the experience of farming, membership mass of farming group, the cosmopolite level and motivation. Group dynamic that showed significantly positive correlation with capability in the technological innovation implementation of coffee farming were group goals, group building, cohesiveness, group atmosphere, pressure and effectiveness of group. Likewise, the significantly positive correlation was found in the role of farming groups and capability in the technological innovation implementation of coffee farming. Keywords: dynamic, role of group, capability, coffee

4 RINGKASAN SUDARKO. Hubungan Dinamika dan Peran Kelompok dengan Kemampuan Anggota dalam Penerapan Inovasi Teknologi Usahatani Kopi Rakyat (Kasus di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur). Di bimbing oleh AMIRUDDIN SALEH dan PANG S. ASNGARI. Pembangunan pertanian subsektor perkebunan mempunyai arti penting terutama di negara yang sedang berkembang. Kesadaran petani kopi rakyat untuk menerapkan inovasi teknologi merupakan kunci adanya perubahan menuju tercapainya produksi dan produktivitas kopi yang tinggi, sehingga peningkatan kesadaran dalam penerapan inovasi teknologi perlu mendapatkan prioritas perhatian bagi pihak-pihak yang terkait. Berdasarkan berbagai permasalahan yang berkembang, maka secara spesifik tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) untuk mengkaji karakteristik anggota kelompoktani, tingkat dinamika dan peran kelompok baik tingkat madya dan lanjut dalam menerapkan inovasi teknologi usahatani kopi rakyat; (2) menganalisis tingkat kemampuan anggota kelompoktani tingkat madya dan lanjut dalam menerapkan inovasi teknologi usahatani kopi rakyat dan (3) menjelaskan karakteristik, dinamika dan peran kelompok baik tingkat madya dan lanjut yang berhubungan dengan kemampuan anggota dalam menerapkan inovasi teknologi usahatani kopi rakyat. Penelitian dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional dengan metode survei yang dilaksanakan pada bulan Januari-Maret Jumlah sampel adalah 88 responden dengan metode proportionate stratified random sampling dari semua kelompoktani kopi rakyat yang ada di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Data penelitian meliputi data primer dan sekunder dengan menggunakan instrumen dari definisi operasional setiap peubah penelitian. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan inferensial dengan menguji hipotesis menggunakan korelasi Tau-B Kendall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Karakteristik anggota Kelompoktani Kopi Rakyat Tingkat Madya (KKRTM) mayoritas adalah berkategori umur lanjut (46-65 tahun), berpendidikan formal berkategori rendah (tamat SD), berpendidikan nonformal berkategori tinggi (5-6 kali/triwulan), jumlah anggota keluarga berkategori sedang (4-5 orang), memiliki luas lahan berkategori luas (1,25-2,80 ha), pengalaman berusahatani kopi berkategori banyak (13-37 tahun), masa keanggotaan kelompoktani berkategori lama (10-25 tahun), kekosmopolitan dan motivasi berkelompok berkategori tinggi; (2) Karakteristik anggota Kelompoktani Kopi Rakyat Tingkat Lanjut (KKRTL) mayoritas adalah berkategori umur lanjut (46-65 tahun), berpendidikan formal berkategori rendah (tamat SD), berpendidikan nonformal berkategori sedang (3-4 kali/triwulan), jumlah anggota keluarga berkategori sedang (4-5 orang), memiliki luas lahan berkategori sedang (0,90-1,00 ha), pengalaman berusahatani berkategori kurang (3-6 tahun), masa keanggotaan berkategori baru (2-7 tahun), kekosmopolitan dan motivasi berkelompok berkategori tinggi; (3) Tingkat dinamika KKRTM maupun KKRTL berkategori tinggi. Unsur dinamika KKRTM yang masih berkategori sedang yaitu: struktur dan tekanan kelompok, sedangkan unsur dinamika KKRTL yang berkategori sedang yaitu struktur dan kekompakkan kelompok, namun unsur tekanan masih berkategori rendah. Tingkat peran KKRTM berkategori tinggi dan

5 KKRTL juga berkategori tinggi namun masih rendah pada peran kelompok sebagai kelas belajarmengajar dan unit ekonomi; (4) Tingkat kemampuan anggota KKRTM dan KKRTL dalam penerapan inovasi teknologi usahatani kopi berkategori tinggi namun pada anggota KKRTL masih kurang dalam penerapan inovasi teknologi pascapanen dan mengakses informasi inovasi teknologi, modal dan pasar; (5) Karakteristik anggota kelompoktani kopi rakyat yang berhubungan nyata positif dengan kemampuan dalam penerapan inovasi teknologi usahatani kopi rakyat yaitu: pengalaman usahatani, masa keanggotaan kelompoktani, tingkat kekosmopolitan dan motivasi berkelompok; (6) Unsur dinamika kelompoktani kopi rakyat yang berhubungan nyata positif dengan kemampuan dalam penerapan inovasi teknologi usahatani kopi rakyat yaitu: tujuan, pembinaan, kekompakkan, suasana, tekanan dan efektivitas kelompok; (7) Peran kelompoktani kopi rakyat yang berhubungan nyata positif dengan kemampuan dalam penerapan inovasi teknologi usahatani kopi rakyat yaitu: peran kelompok sebagai kelas belajarmengajar, unit produksi, wahana kerjasama dan unit ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan sebagai berikut: (1) KKRTL perlu meningkatkan kedinamisan dan perannya sebagai kelas belajar mengajar dan unit ekonomi terutama dalam pemupukan modal dan pemanfaatan modal secara rasional dengan mendirikan koperasi yang mampu menjalin kerjasama dengan lembaga lainnya. Kemampuan anggota KKRTL juga segera perlu diperbaiki terutama dalam penerapan inovasi teknologi pascapanen dan akses informasi inovasi teknologi, modal dan pasar; (2) KKRTM sebaiknya terus memperkuat jaringan kerjasama kemitraan kelembagaan antara koperasi kelompok dengan pihak-pihak pemerintah (Dinas terkait, Perbankan, Lembaga penelitian dan Perguruan Tinggi) dan swasta pelaku agribisnis kopi (penyedia input produksi, pedagang, eksportir, dan industri pengolahan) melalui peningkatkan program pendidikan, penyuluhan, pelatihan dan pendampingan kepada kelompoktani guna mempercepat dan memantapkan penerapan inovasi teknologi usahatani kopi; (3) Untuk meningkatkan daya saing usahatani kopi rakyat perlu terus ditingkatkan peran KKRTM dan KKRTL melalui kerjasama aktif dengan lembaga-lembaga pemerintah dan stakeholder kopi yang terkait terutama untuk kemudahan dalam mengakses inovasi teknologi, modal dan pasar.

6 Hak Cipta milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

7 HUBUNGAN DINAMIKA DAN PERAN KELOMPOK DENGAN KEMAMPUAN ANGGOTA DALAM PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI USAHATANI KOPI RAKYAT (Kasus di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo, Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur) SUDARKO Tesis sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

8 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Basita Ginting, MA

9 Judul Tesis Nama Mahasiswa NRP Program Studi : Hubungan Dinamika dan Peran Kelompok dengan Kemampuan Anggota dalam Penerapan Inovasi Teknologi Usahatani Kopi Rakyat (Kasus di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur) : Sudarko : I : Ilmu Penyuluhan Pembangunan Disetujui: Komisi Pembimbing, Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS Ketua Prof. Dr. Pang S Asngari Anggota Mengetahui: Ketua Program Studi, Ilmu Penyuluhan Pembangunan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc Prof. Dr. Khairil A. Notodiputro, MS Tanggal Ujian: 10 Mei 2010 Tanggal Lulus:

10 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya, sehingga tesis yang berjudul Hubungan Dinamika dan Peran Kelompok dengan Kemampuan Anggota dalam Penerapan Inovasi Teknologi Usahatani Kopi Rakyat dapat diselesaikan. Penelitian ini merupakan salah satu prasyarat bagi mahasiswa untuk menyelesaikan studi pada Sekolah Pascasarjana IPB. Penulis menyampaikan banyak terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: (1) Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS dan Prof. Dr. Pang S Asngari selaku ketua dan anggota komisi pembimbing serta Dr. Ir. Basita Ginting, MA selaku penguji luar komisi yang telah dengan sabar dalam membimbing, mengarahkan, memberikan motivasi, dukungan, masukan dan saran demi perbaikan dan penyelesaian penelitian ini. (2) Koordinator dan wakil koordinator Program Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan Pascasarjana IPB, Fakultas Ekologi Manusia dan seluruh staf yang telah memberikan fasilitasi dan bantuan dalam penyelesaian penelitian. (3) Rektor Universitas Jember yang telah memberikan ijin belajar dan Beasiswa melalui Program IMHERE Departemen Pendidikan Nasional RI. (4) Kepala Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Ir. Adikarta sebagai PPL Perkebunan dan P. Suwarno yang telah menyediakan tempat tinggal selama proses pengumpulan data serta seluruh kelompoktani kopi rakyat dan tokoh masyarakat yang bersedia menjadi responden dan informan penelitian. (5) Keluarga besar tercinta di Malang dan Lumajang serta istri penulis Hesti Herminingsih, SP. MP. dan Huga Hamdi S anak kami atas segala doa restu, dukungan, perhatian, pengertian dan kasih sayangnya. (6) Seluruh rekan mahasiswa PPN atas dukungan, semangat dan dorongannya untuk terus maju serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat. Bogor, Mei 2010 Sudarko

11 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Malang Jawa Timur pada tanggal 03 Februari 1980 sebagai anak kedua dari dua bersaudara, pasangan Bapak Ratemin (almarhum) dan Ibu Tukinah. Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 02 Kalirejo Kalipare Malang tamat tahun 1993, melanjutkan pendidikan ke SLTP di SMP Islam Hasanuddin Kesamben Blitar tamat tahun 1996 dan melanjutkan ke SLTA di SMUN I Talun Blitar tamat tahun Pada tahun 1999 penulis mengikuti UMPTN masuk Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Jember (UNEJ) dan tamat tahun 2003 dengan predikat Cumlaude. Pada tahun 2004 penulis mengikuti test CPNS Dikti dan diterima sebagai staf pengajar di Fakultas Pertanian Universitas Jember dan masuk pada Laboratorium Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian. Mata kuliah yang pernah diampu adalah: Sosiologi Pertanian, Komunikasi dan Penyuluhan, Evaluasi Program Pembangunan, Metodologi Penelitian Sosek dan Komunikasi Bisnis. Pengalaman penelitian dan karya ilmiah adalah: Pengembangan Pertanian Organik yang Berkelanjutan, Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan Provinsi Jawa Timur, Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Produksi Agroindustri Tempe Pasca Kenaikan BBM, Penyusunan Indeks Pembangunan Pertanian di Kabupaten Mojokerto, Kajian Evaluasi Persiapan, Pelaksanaan dan Prospektif PAM-DKB Bidang Penciptaan Lapangan Kerja yang Kontinyu dan Sustain di Jawa Timur, Pengembangan Wilayah Agropolitan Kabupaten Mojokerto, Perencanaan Kebijakan Pembangunan Pertanian di Dataran Tinggi Kabupaten Bondowoso, Model Strategi Pemberdayaan UKM di Jawa Timur, Prospek dan Perilaku Peternak Ayam Ras Pasca Isu Flu Burung di Kabupaten Blitar. Pengalaman penulisan artikel jurnal adalah: Tingkat Keuntungan Kompetitif Usahatani Wijen dan Kelayakan Finansial Agroindustri Minyak Wijen Di Kabupaten Situbondo dimuat di Jurnal Sosiohumaniora, Efisiensi Biaya dan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Produksi Agroindustri Tempe Pasca Kenaikan Harga BBM dimuat di Jurnal J-SEP. Pada tahun 2008 penulis mendapatkan beasiswa dari Diknas melalui program IMHERE melanjutkan jenjang master di Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB), Fakultas Ekologi Manusia.

12 xii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... PENDAHULUAN... Latar Belakang Penelitian... Masalah Penelitian... Tujuan Penelitian... Manfaat Penelitian... Definisi Istilah... TINJAUAN PUSTAKA... Pengertian Kelompok... Dinamika Kelompok... Peran Kelompok... Kemampuan Anggota Kelompok Teori Adopsi Inovasi... Penerapan Inovasi Teknologi... Karakteristik Individu... KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS... Kerangka Pemikiran... Hipotesis Penelitian... METODE PENELITIAN... Rancangan Penelitian... Lokasi dan Waktu Penelitian... Populasi dan Sampel... Data dan Instrumentasi... Analisis Data... Definisi Operasional... HASIL DAN PEMBAHASAN... Gambaran Umum Daerah Penelitiaan... Letak Geografis dan Keadaan Wilayah... Keadaan Penduduk menurut Kelompok Usia... Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian... Keadaan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan... Sarana Pendidikan dan Kesehatan... Sarana dan Prasarana Perekonomian... Keadaan dan Potensi Perkebunan... Sarana Perhubungan dan Komunikasi... Sektor Usahatani Kopi Rakyat Desa Sidomulyo... Halaman xiv xv xvi

13 xiii Kegiatan Penyuluhan di Desa Sidomulyo... Keadaan Kelompoktani Kopi Rakyat di Desa Sidomulyo... Karakteristik Anggota Kelompoktani Responden... Umur... Pendidikan Formal... Pendidikan Nonformal... Jumlah Anggota Keluarga... Luas Lahan... Pengalaman Berusahatani Kopi... Masa Keanggotaan Kelompoktani... Kekosmopolitan... Motivasi Berkelompok... Tingkat Dinamika Kelompoktani Kopi Rakyat... Tujuan Kelompok... Struktur Kelompok... Fungsi Tugas Kelompok... Pembinaan Kelompok... Kekompakkan Kelompok... Suasana Kelompok... Tekanan Kelompok... Efektivitas Kelompok... Tingkat Peran Kelompoktani Kopi Rakyat... Peran Kelompok sebagai Kelas Belajarmengajar... Peran Kelompok sebagai Unit Produksi Usahatani... Peran Kelompok sebagai Wahana Kerjasama... Peran Kelompok sebagai Unit Ekonomi... Tingkat Kemampuan Anggota dalam Penerapan Inovasi Teknologi Usahatani Kopi Rakyat... Kemampuan Anggota dalam Penerapan Inovasi Teknologi Budidaya... Kemampuan Anggota dalam Pemenuhan Saprodi... Kemampuan Anggota dalam Teknik Pemanenan... Kemampuan Anggota dalam Teknik Pascapanen... Kemampuan Anggota dalam Mengakses Informasi Inovasi Teknologi, modal dan pasar... Hubungan Karakteristik Anggota Kelompok dengan Kemampuan Penerapan Inovasi Teknologi Usahatani Kopi Rakyat... Hubungan Dinamika Kelompok dengan Kemampuan Penerapan Inovasi Teknologi Usahatani Kopi Rakyat... Hubungan Peran Kelompok dengan Kemampuan Penerapan Inovasi Teknologi Usahatani Kopi Rakyat... KESIMPULAN DAN SARAN... Kesimpulan... Saran... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN

14 xiv DAFTAR TABEL Halaman 1 Populasi dan sampel petani kopi rakyat di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember Luas wilayah Desa Sidomulyo Kecamatan Silo menurut penggunaan Jumlah penduduk Desa Sidomulyo Kecamatan Silo berdasarkan kelompok usia Distribusi penduduk Desa Sidomulyo Kecamatan Silo berdasarkan struktur mata pencaharian Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Banyaknya sekolah, murid dan guru Desa Sidomulyo Banyaknya sarana kesehatan dan tenaga medis Desa Sidomulyo Luas perkebunan dan potensi produksi kopi rakyat Desa Sidomulyo Prasarana perhubungan darat Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Sarana transportasi desa Sidomulyo Kecamatan Silo Sarana komunikasi Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Sarana dan fasilitas kelompoktani Suluhtani Sarana dan fasilitas kelompoktani Sidomulyo Sarana dan fasilitas kelompoktani Curah Manis Sarana dan fasilitas kelompoktani Tunas Jaya Sarana dan fasilitas kelompoktani Barokah Deskripsi karaktersitik anggota kelompoktani kopi rakyat Rataan skor dinamika kelompoktani kopi rakyat Desa Sidomulyo Rataan skor peran kelompoktani kopi rakyat Desa Sidomulyo Rataan skor kemampuan anggota kelompoktani dalam penerapan inovasi teknologi kopi rakyat Desa Sidomulyo Hubungan karakteristik anggota kelompoktani dengan kemampuan anggota dalam penerapan inovasi teknologi usahatani kopi rakyat Hubungan dinamika kelompoktani dengan kemampuan anggota dalam penerapan inovasi teknologi usahatani kopi rakyat Hubungan peran kelompoktani dengan kemampuan anggota dalam penerapan inovasi teknologi usahatani kopi rakyat

15 xv DAFTAR GAMBAR Halaman Kerangka pemikiran penelitian Struktur kelompoktani Suluhtani Struktur kelompoktani Sidomulyo Struktur kelompoktani Curahmanis Struktur kelompoktani Tunas Jaya Struktur kelompoktani Barokah... 87

16 xvi DAFTAR LAMPIRAN Halaman Peta lokasi penelitian Hasil out put uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian Hasil out put analisis korelasi Tau-B Kendall

17 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian subsektor perkebunan mempunyai arti penting dan strategis terutama di negara yang sedang berkembang, yang selalu berupaya: (1) memanfaatkan kekayaan sumberdaya alam secara lestari dan berkelanjutan dan (2) memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan produksi perkebunan dan bahan baku industri. Secara nasional, subsektor perkebunan telah memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional. Selama ini Indonesia dikenal sebagai negara produsen utama kopi robusta dunia dengan pangsa pasar sebesar 20 persen dari ekspor kopi robusta dunia. Namun beberapa tahun terakhir, yaitu sejak 1998 telah digeser oleh Vietnam yang saat ini pangsa pasar kopi robustanya telah mencapai lebih dari 30 persen dari perdagangan kopi robusta dunia. Saat ini Indonesia merupakan negara produsen kopi utama keempat setelah Brasil, Vietnam dan Colombia. Secara umum, rendahnya tingkat produktivitas dan produksi kopi Indonesia disebabkan sebagian besar areal tanaman kopi merupakan perkebunan rakyat yang umumnya diusahakan secara monokultur dan belum menerapkan kultur teknis yang sesuai anjuran dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dan lembaga terkait lainnya, kesadaran petani akan benih unggul bermutu masih rendah (Ditjenbun 2007). Ambarsari et al. (2004) juga menyatakan bahwa kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan subsektor perkebunan yang mempunyai peluang untuk dikembangkan dalam rangka usaha memperbesar pendapatan negara dan meningkatkan penghasilan pengusaha dan petani. Yahmadi (2007) mencatat bahwa sumbangan ekspor kopi terhadap nilai ekspor hasil pertanian adalah cukup besar berkisar antara persen. Areal tanaman kopi tersebar mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi dan Nusa Tenggara dan sekitar persen areal tersebut merupakan perkebunan rakyat. Pengembangan kopi di Indonesia dimulai sejak periode tahun 1960-an, dalam bentuk perkebunan rakyat. Selama tiga dasa warsa, pengembangan kopi telah memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Pada tahun 1968 luas areal tanaman kopi masih ha dengan produksi ton, pada tahun 2006

18 2 luas areal kopi Indonesia total mencapai ha dengan produksi nasional sebanyak ton. Perkebunan kopi merupakan sumber mata pencaharian utama bagi rumah tangga petani (Ditjenbun 2007). Kesadaran petani kopi rakyat untuk menerapkan inovasi teknologi merupakan kunci adanya perubahan menuju tercapainya produksi dan produktivitas kopi yang tinggi, sehingga peningkatan kesadaran dalam penerapan inovasi teknologi perlu mendapatkan prioritas perhatian bagi pihak-pihak yang terkait. Demikian juga dengan wilayah Kabupaten Jember Jawa Timur sebagai daerah yang secara umum sesuai untuk menempatkan kegiatan perkebunan sebagai kegiatan ekonomi penduduk yang paling dominan. Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah produsen kopi terbesar kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Malang dengan jumlah petani kopi di tahun 2008 mencapai sekitar orang dan jumlah produksi 1.976,87 ton. Produksi tersebut sebagian besar kontribusinya adalah dari wilayah Kecamatan Silo dengan produksi 788,83 ton, dengan luas areal 2.192,23 ha dan rata-rata produktivitasnya sekitar 0,4 ton/ha (Dishutbun Kabupaten Jember 2006). Perkebunan kopi di Kabupaten Jember sebagian besar didominasi oleh kumpulan kebun-kebun kecil yang dimiliki petani (perkebunan rakyat) dengan luas lahan antara satu sampai dua hektar. Petani yang memiliki perkebunan rakyat ini belum mempunyai modal, teknologi dan pengetahuan yang cukup untuk mengelola tanaman secara optimal. Dengan demikian, produktivitas tanaman adalah relatif rendah dibandingkan dengan potensinya. Selain itu, petani umumnya juga belum mampu menghasilkan biji kopi dengan mutu seperti yang dipersyaratkan untuk ekspor. Dengan demikian upaya meningkatkan produksi dan mutu kopi perkebunan rakyat dengan meningkatkan kemajuan penerapan inovasi teknologi melalui kelembagaan kelompok tani perlu segera mendapat perhatian dari berbagai pihak yang terkait. Syahyuti (1995) berpendapat bahwa pembangunan pertanian dan pedesaan melalui penetrasi besar-besaran pihak luar, baik pemerintah maupun non pemerintah umumnya menggunakan pendekatan kelompok sebagai sebuah bentuk rekayasa sosial, dengan menciptakan pola-pola ikatan baru secara coercive (seragam dan bertarget). Pengembangan kelompoktani produktif pada saat ini

19 3 dipandang sebagai langkah strategis dalam menumbuhkan kewirausahaan di kalangan masyarakat pedesaan. Pemberdayaan para petani pada dasarnya adalah sebagai langkah untuk membangun ekonomi masyarakat. Mosher (1986) berpendapat bahwa salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kegiatan kerjasama kelompoktani. Subyek pembangunan pertanian adalah masyarakat petani (kelompoktani). Pangarsa et al. (2003) juga berpendapat bahwa sebagai salah satu komponen sistem agribisnis maka peran kelompok sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian. Petani harus berkelompok, mengingat usahatani pada umumnya dihadapkan pada banyaknya intervensi dari lingkungan agribisnisnya. Perlu diingat bahwa semua yang mengintervensi usahatani tersebut pada dasarnya adalah sebuah lembaga, karena yang mengintervensi adalah lembaga, maka usahatani yang diusahakan secara individu kurang mempunyai posisi tawar, karena petani berhadapan dengan lembaga yang jauh lebih kuat. Intervensi lembaga pada usahatani tidak selalu menguntungkan. Untuk itu, usahatani harus diperkuat untuk menghadapi lingkungan yang mempengaruhinya. Upaya penguatan kelompoktani harus menyentuh tiga aspek, yaitu kelompok sebagai media belajar, sebagai unit produksi dan sebagai lembaga ekonomi. Pada era agribisnis seperti sekarang ini kelompoktani sebagai unit ekonomi, telah mendapatkan perhatian yang lebih banyak sebagai media belajar dan unit produksi. Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa (khususnya petani) dan memajukan kesejahteraan umum merupakan salah satu kunci sukses dalam rangka memperkuat kelompoktani, selain dukungan inovasi teknologi serta kebijaksanaan makro ekonomi yang berpihak pada petani.. Banyak kelompoktani telah ditumbuhkan, tetapi banyak pula yang dipertanyakan eksistensinya. Sering kelompok tumbuh menjamur seiring dengan adanya tawaran paket kredit, tawaran subsidi sarana produksi, bantuan fisik dan dalam rangka dianjurkan untuk menerapkan teknologi. Fakta juga telah menunjukkan, dengan berakhirnya bantuan tersebut, maka berakhir pula kelompoknya dan teknologi anjuran mulai ditinggalkan (Purwanto & Wardani 2006). Kelompoktani sebagai lembaga pelaksana pembangunan pertanian di tingkat desa, sampai saat ini tetap menarik untuk ditelaah, karena meskipun kelompoktani

20 4 telah terbentuk lebih dari dua dasarwarsa yang lalu sebagai satu jenis institusi sosial penting pada masyarakat pertanian-pedesaan, masih ada kelompoktani yang belum menunjukkan kinerja ataupun prestasi yang cukup baik. Hal ini terjadi, di samping karena kondisi usaha pertanian yang kurang menggembirakan juga diakibatkan adanya ketidakpastian kebijakan pemerintah. Menurut Purwanto dan Wardani (2006), adanya Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pertanian dan Menteri Dalam Negeri Tahun 1991 yang menjadikan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) tidak berfungsi, karena BPP berfungsi sebagai instalasi Dinas Subsektor. Selanjutnya keluar lagi SKB Menteri Pertanian dan Menteri Dalam Negeri 1996 yang ingin mengusahakan berfungsinya Balai Informasi Penyuluhan Pertanian (BIPP) dan BPP, namun belum sampai berhasil sudah tersusul oleh adanya otonomi daerah. Pada kenyataannya otonomi daerah mengakibatkan bervariasinya pengelolaan penyuluhan di masing-masing daerah tingkat II. Ada yang mempertahankan keberadaan BIPP, namun ada juga yang menghapuskan sama sekali, karena telah terjadi polemik bahkan menganggap penyuluhan sebagai beban bila dikaitkan dengan anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD). Balai Informasi Penyuluhan Pertanian yang mempunyai instalasi BPP adalah pengelola kelompoktani, sehingga apabila lembaga pengelolanya tidak jelas maka keberadaan kelompoktani juga tidak jelas pula. Artinya, walaupun kelompoktani tersebut ada namun akibat tidak jelas pembinaannya umumnya kelompoktani tersebut kurang atau tidak dinamis, peran dan fungsi kelompoktani tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Selanjutnya terbit Undang-undang Nomor 16 tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan untuk menata kembali pelaksanaan penyuluhan, sehingga di era reformasi ini perlu kiranya dikaji keefektivan undang-undang tersebut dalam pembinaan dan pemberdayaan kelompoktani. Menurut Setiana (2005), pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh masyarakat. Jadi, pendekatan pemberdayaan petani mementingkan masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisasi diri sendiri. Adanya kerangka pemberdayaan diharapkan tercipta kondisi, suasana atau iklim yang

21 5 memungkinkan potensi yang ada berkembang melalui kegiatan organisasi dan kelompok-kelompok. Di samping itu, berbagai kemampuan dan potensi petani dapat dikembangkan dalam suatu kegiatan kelompok yang memiliki kesamaan kepentingan. Petani yang tergabung dalam kelompok dapat saling menukar informasi, pengetahuan, inovasi teknologi dan pengalaman mengenai usahataninya melalui wadah kelompok. Melalui wadah kelompoktani, petani juga dapat saling bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan dalam usahataninya sehingga cita-cita dibentuknya suatu kelompok dapat terwujud, yaitu menjadi petani yang memiliki kemampuan dalam pengembangan kapasitas; produktivitas, pemasaran, keamanan usahatani, berkelompok, berjaringan dan kapasitas dalam peningkatan kemajuan usaha. Terbentuknya kelompoktani tersebut akan memudahkan dalam menyampaikan program, tujuan dan proyek yang akan dan hendak dicapai oleh kelompoktani. Kelompoktani yang telah terbentuk, diharapkan dapat dijadikan sebagai media untuk berkelompok dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas petani dengan atau tanpa adanya intervensi dari luar sehingga pendapatan dan kesejahteraannya dapat meningkat. Dengan demikian akan timbul kedinamisan dari kelompok-kelompok tersebut. Peran kelompoktani terhadap anggotanya diharapkan akan berdampak terhadap pembangunan perkebunan kopi rakyat, sehingga para anggota akan dengan serius terus mengembangkan usahataninya. Mawardi (2008) menyebutkan bahwa untuk membangun daya saing komoditas kopi salah satu upaya strategisnya adalah pemberdayaan kelembagaan petani kopi. Petani kopi rakyat pada umumnya merupakan petani kecil dengan luas areal usahatani sekitar satu hektar. Oleh karena itu, pemberdayaan kelompoktani akan menjadi salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan daya saing produk kopi yang dihasilkan. Pemberdayaan kelompoktani selain diharapkan akan menunjang produktivitas kebun juga dapat meningkatkan mutu. Pemberdayaan kelompoktani dalam rangka peningkatan daya saing pasar kopi sekurang-kurangnya memiliki tiga unsur penting, yaitu: (1) pembentukan dan penguatan kelompoktani; (2) penguatan penerapan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi di tingkat petani dan (3) membangun prasarana dan sarana produksi

22 6 yang diperlukan. Kelompoktani diharapkan sebagai wahana bagi petani untuk meningkatkan kinerja dan menyelesaikan masalah sosial ekonomi melalui penguasaan inovasi teknologi guna meningkatkan produktivitas dan mutu kopi. Petani kopi rakyat di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember Jawa Timur sudah membentuk wadah kelompoktani yaitu sebanyak lima kelompoktani kopi rakyat dengan masing-masing sudah tingkat lanjut sampai madya. Kelompok tersebut bertujuan untuk dapat mengelola usahatani kopi rakyat secara baik dengan jalan menerapkan inovasi teknologi. Namun kenyataannya sampai saat ini belum memberikan hasil yang maksimal. Ketidakberhasilan kelompok mengindikasikan tidak tercapainya tujuan kelompok dan peran kelompok dalam meningkatkan kemampuan anggotanya. Selanjutnya karena pencapaian tujuan kelompok adalah gambaran dari dinamika kelompok maka ketidakberhasilan tersebut sekaligus merupakan gambaran dari dinamika kelompok itu sendiri. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan petani kopi melalui kelompok sangat penting guna menjawab permasalahan pengelolaan usahatani kopi rakyat tersebut. Maka dari itu dinamika dan peran kelompok tersebut masih terus perlu pembinaan dan peningkatan dalam upaya peningkatan penerapan inovasi dan teknologi (Puslitkoka Indonesia 2005). Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirasakan perlu dilakukan penelitian yang mengkaji mengenai hubungan dinamika dan peran kelompoktani kopi rakyat terhadap kemampuan anggota dalam penerapan inovasi teknologi di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Usahatani kopi tersebut diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di kawasan perkebunan rakyat Desa Sidomulyo pada khususnya dan kawasan perkebunan rakyat di Indonesia pada umumnya. Masalah Penelitian Pengembangan dan pembangunan perkebunan bertujuan untuk mewujudkan partisipasi masyarakat perkebunan menuju masyarakat maju, mandiri, dan sejahtera. Menyadari kondisi dan potensi masyarakat yang beragam maka pemberdayaan melalui pendekatan kelompok-kelompok menjadi lebih efisien dalam penerapan dan pengembangan inovasi teknologi. Teknologi yang

23 7 tepatguna di era globalisasi sangat diperlukan demi kemajuan dan kesejahteraan petani. Pengelolaan perkebunan kopi rakyat pada umumnya masih kurang dalam penerapan inovasi teknologi, sehingga tidak jarang petani mengalami permasalahan dalam peningkatan produktivitas dan mutu produk kopi yang dihasilkannya. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas kopi robusta di Wilayah Kabupaten Jember Jawa Timur ialah masih banyak petani kopi yang belum menggunakan bibit unggul sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. Selain itu, petani di lokasi tersebut pada umumnya masih banyak yang menggunakan teknologi tradisional dalam panen dan pascapanen. Akibatnya, mutu kopi yang dihasilkan tidak masuk pada kategori mutu pertama dan hanya masuk pada mutu kopi asalan atau kualitas rendah. Kesadaran petani kopi rakyat untuk menerapkan inovasi teknologi tersebut merupakan kunci dari adanya perubahan menuju tercapainya produksi dan produktivitas kopi yang tinggi. Oleh sebab itu, peningkatan kesadaran dalam mengadopsi dan menerapkan teknologi baru perlu mendapatkan prioritas perhatian bagi pihak-pihak yang terkait. Masalah penerapan inovasi teknologi merupakan masalah yang kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang terkait satu dengan yang lain, sehingga keberadaan kelompok petani kopi rakyat yang diakui dan merupakan kebutuhan semua anggota dapat menjadi pendorong keberhasilan usahatani kopi rakyat. Suatu kelompok yang sudah terbentuk diharapkan dapat meningkatkan dinamikanya dan berperan sebagai: (1) kelas belajar-mengajar, (2) unit produksi usahatani, (3) wahana kerjasama dan (4) unit ekonomi antara anggota kelompok dengan kelompok lainnya dalam upaya menghadapi tantangan perbaikan sistem produksi sesuai dengan permintaan pasar dan mendorong pengembangan industri pedesaan agar tercipta pasar lokal (emerging market) dan lapangan kerja produktif. Kelompoktani kopi rakyat perlu dilakukan pembinaan yang intensif melalui program-program penyuluhan, sehingga keberadaannya dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kemampuan anggotanya. Mengingat masih banyak keberadaan kelompok yang kurang dinamis dan kurang berperan dalam meningkatkan kemampuan anggotanya karena lebih mementingkan terealisasinya

24 8 program pembangunan. Akibatnya anggota kelompok semakin tergantung pada adanya bantuan program-program pemerintah dan lembaga penyandang dana lainnya. Kondisi tersebut merupakan masalah yang harus segera dipecahkan, sehingga kelompoktani kopi rakyat dapat menjadi wadah untuk meningkatkan kemampuan anggotanya dalam mengelola usahatani kopi rakyat dan memainkan peranan penting dalam pembangunan pertanian dan perkebunan. Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: (1) Seperti apakah karakteristik anggota, dinamika dan peran Kelompoktani Kopi Rakyat Tingkat Madya maupun Tingkat Lanjut di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember? (2) Seberapa besar tingkat kemampuan anggota Kelompoktani Tingkat Madya maupun Tingkat Lanjut dalam menerapkan inovasi teknologi usahatani kopi rakyat di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember? (3) Sejauhmana hubungan karakteristik anggota, dinamika dan peran Kelompoktani Kopi Rakyat Tingkat Madya maupun Tingkat Lanjut dengan kemampuan anggota dalam menerapkan inovasi teknologi usahatani kopi rakyat di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember? Tujuan Penelitian Berdasarkan berbagai permasalahan yang berkembang, secara spesifik tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengkaji karakteristik anggota, dinamika dan peran Kelompoktani Kopi Rakyat Tingkat Madya maupun Tingkat Lanjut di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. (2) Menganalisis kemampuan anggota Kelompoktani Kopi Rakyat Tingkat Madya maupun Tingkat Lanjut dalam menerapkan inovasi teknologi usahatani kopi rakyat di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. (3) Menjelaskan hubungan karakteristik anggota, dinamika dan peran Kelompoktani Kopi Rakyat Tingkat Madya maupun Tingkat Lanjut dengan kemampuan anggota dalam menerapkan inovasi teknologi usahatani kopi rakyat di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

25 9 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: (1) Memberikan informasi dan pengetahuan bagi para petani kopi rakyat, penyuluh, dan masyarakat pada umumnya tentang pentingnya dinamika dan peran kelompok bagi peningkatkan kemampuan petani dalam menerapkan inovasi teknologi. (2) Memberikan masukan yang berarti bagi pemerintah desa, pemerintah daerah, perusahaan perkebunan dan pihak-pihak yang terkait sebagai dasar dalam menentukan kebijaksanaan dalam pembinaan, strategi pengembangan dan pemberdayaan kelompoktani kopi rakyat. (3) Sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang dinamika dan peran kelompok terkait dengan kemampuan petani dalam penerapan inovasi teknologi usahatani kopi rakyat. Definisi Istilah (1) Usahatani kopi rakyat adalah pengelolaan tanaman kopi yang diusahakan oleh perkebunan rakyat atau selain perkebunan milik negara dan milik swasta. (2) Kelompoktani kopi rakyat adalah kumpulan petani kopi rakyat (bapak, ibu dan pemuda tani) yang terikat secara nonformal atas dasar keserasian, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya), keakraban, kepentingan bersama dan saling percayamempercayai serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama. (3) Kelompoktani Kopi Rakyat Tingkat Madya (KKRTM) adalah kelompoktani yang memiliki skor penilaian ( poin) dari rentang skor ( poin) dari lima jurus kemampuan, yaitu: (1) Kemampuan kelompok dalam merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usahatani dengan menerapkan teknologi yang tepat dan memanfaatkan sumber daya secara optimal; (2) Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain; (3) Kemampuan pemupukan modal dan pemanfaatan modal secara rasional; (4) Kemampuan meningkatkan hubungan kelembagaan antara kelompok dengan koperasi/kud dan (5) Kelompok menerapkan

26 10 teknologi, pemanfaatan informasi, serta kerja sama kelompok dicerminkan oleh tingkat produksi dari usaha tani para anggota kelompok. (4) Kelompoktani Kopi Rakyat Tingkat Lanjut (KKRTL) adalah kelompoktani yang memiliki skor penilaian ( poin) dari rentang skor ( poin) dari lima jurus kemampuan, yaitu: (1) Kemampuan kelompok dalam merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usaha tani dengan menerapkan teknologi yang tepat dan memanfaatkan sumber daya secara optimal; (2) Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain; (3) Kemampuan pemupukan modal dan pemanfaatan modal secara rasional; (4) Kemampuan meningkatkan hubungan kelembagaan antara kelompok dengan koperasi/kud dan (5) Kelompok menerapkan teknologi, pemanfaatan informasi, serta kerja sama kelompok dicerminkan oleh tingkat produksi dari usaha tani para anggota kelompok. (5) Varietas kopi adalah jenis tanaman kopi yang ada di lokasi penelitian yaitu varietas kopi jenis Robusta. Kopi Robusta merupakan keturunan beberapa spesies kopi, terutama Coffee canephora. Tumbuh baik di ketinggian m di atas permukaan laut (dpl), temperatur C dengan bulan kering 3-4 bulan secara berturut-turut dan 3-4 kali hujan kiriman. (6) Inovasi teknologi adalah sesuatu teknologi yang mempunyai sifat kebaruan yang meliputi teknologi budidaya, panen, pascapanen dan akses informasi inovasi teknologi, modal dan pasar dalam usahatani kopi rakyat. (7) Penerapan inovasi teknologi usahatani kopi rakyat adalah tingkat kemampuan petani kopi rakyat dalam menerapkan inovasi teknologi yang dianjurkan oleh penyuluh dan dinas-dinas terkait. (8) Karakteristik adalah keberagaman ciri dan sifat-sifat dari individu petani kopi rakyat. (9) Dinamika kelompok adalah tingkat kegiatan dan keefektifan kelompok dalam rangka mencapai tujuannya. (10) Peran adalah aspek dinamis terhadap kedudukan/status sehubungan dengan hak dan kewajiban. (11) Kemampuan adalah keragaman kemampuan yang dimiliki individu petani dalam mengerjakan usahatani kopi rakyat.

27 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kelompok Kelompok merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan sosiologis, ekonomis maupun kebutuhan psikologisnya. Dengan berkelompok, manusia dapat mengembangkan potensi, aktualisasi dan eksistensi dirinya (Soekanto 2006). Beberapa ahli telah merumuskan beberapa definisi tentang kelompok, antara lain: (1) Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang bergaul (berinteraksi satu sama lain secara teratur dalam suatu periode waktu serta menganggap dirinya saling bergantung dalam kaitannya dengan pencapaian satu tujuan bersama atau lebih (Wexley & Yuki 2005). (2) Kelompok adalah kumpulan individu yang terdiri dari dua atau lebih individu dan kehadiran masing-masing individu mempunyai arti serta nilai bagi orang lain dan ada dalam situasi saling mempengaruhi (Kartono 2006). (3) Menurut Johnson dan Johnson (Sarwono 2005), sebuah kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka yang masing-masing menyadari keanggotaannya dalam kelompok, masing-masing menyadari keberadaan orang lain yang juga anggota kelompok, masing-masing menyadari saling ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama. (4) Kelompok adalah kumpulan dari dua individu atau lebih dengan tingkat interaksi yang sangat bervariasi, demikian pula dengan tingkat kesadaran atau pencapaian tujuan bersamanya (Sarwono 2005). (5) Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Robbins 2007). (6) Menurut Cohen (Simamora 1992), kelompok adalah sejumlah orang yang berinteraksi secara bersama dan memiliki kesadaran sebagai anggota yang didasarkan pada kehendak-kehendak perilaku yang disepakati. (7) Secara sosiologis, kelompok sosial didefinisikan sebagai himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan tersebut menyangkut kaitan timbalbalik yang saling mempengaruhi dan juga kesadaran untuk saling tolong-menolong (Soekanto 2006).

28 12 (8) Chaplin (Walgito 2003) menyebutkan bahwa kelompok adalah kumpulan individu yang secara umum memiliki karakteristik yang sama, atau yang sedang mengejar suatu tujuan bersama, dan saling berinteraksi baik secara bertatap muka maupun tidak. Pengertian kelompok menurut Iver dan Page (Mardikanto 1993) adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama sehingga terdapat hubungan timbalbalik dan saling pengaruh mempengaruhi serta memiliki kesadaran untuk saling tolong menolong. Sherif dan Sherif (Ahmadi 1991) menyatakan bahwa kelompok adalah suatu unit sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sudah terdapat pembagian tugas, mempunyai struktur dan norma-norma tertentu yang khas bagi kelompok tersebut. Sprott memberikan pengertian kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain. Kurt Lewin juga berpendapat bahwa The essence of a group is not the similarity or dissimilarity of its members but their interdependence. Selain itu, Smith mendefinisikan kelompok sebagai suatu unit yang terdapat beberapa individu yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi (Santoso 2004). Mardikanto (1993) juga memberikan pengertian bahwa kelompok merupakan himpunan yang terdiri dari dua atau lebih individu manusia yang memiliki ciri-ciri seperti memiliki ikatan yang nyata, interaksi dan interelasi sesama anggotanya, memiliki struktur dan pembagian tugas yang jelas dan memiliki kaidah atau norma tertentu yang disepakati bersama, serta keinginan dan tujuan bersama. Menurut Tomosoa (Mardikanto 1993), salah satu ciri kelompok ialah sebagai suatu kesatuan sosial yang memiliki kepentingan bersama dan tujuan bersama. Selain itu, Cartwright dan Zander (1968) mengemukakan sepuluh ciri kelompok, yaitu: (1) kelompok ditandai oleh adanya interaksi;(2) adanya pembatasan tertentu sebagai anggota; (3) menyadari bahwa anggota adalah kepunyaan kelompok; (4) berpartisipasi sesuai dengan kedudukannya terhadap objek model ideal yang sesuai dengan super egonya; (5) adanya ganjaran dari kelompok terhadap anggota yang melanggar norma dan ketentuan kelompok lainnya; (6) adanya norma sesuai dengan kepentingan umum; (7) harus ada

29 13 identifikasi terhadap objek modelnya; (8) mempunyai sifat saling ketergantungan antar sesama anggota kelompok dalam mencapai tujuan bersama;(9) mempunyai persepsi kolektif yang sama tentang segala sesuatu hal sepanjang menyangkut kelangsungan hidup kelompok dan (10) adanya kecenderungan berperilaku yang sama terhadap lingkungan kelompok. Kelompoktani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Kelompoktani pada dasarnya adalah organisasi nonformal di perdesaan yang ditumbuhkembangkan dari, oleh dan untuk petani. Ciri-ciri kelompoktani yaitu: (1) saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota, (2) mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusahatani, (3) memiliki kesamaan dalam tradisi atau pemukiman, hamparan usaha, jenis usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan dan ekologi, (4) ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan kesepakatan bersama. Penumbuhan kelompoktani didasarkan pada prinsip-prinsip: (1) kebebasan, menghargai individu petani untuk berkelompok sesuai keinginan dan kepentingannya, (2) keterbukaan, penyelenggaraan penyuluhan dilakukan secara terbuka antara penyuluh dan pelaku utama serta pelaku usaha, (3) partisipatif, semua anggota terlibat dan memiliki hak serta kewajiban yang sama dalam mengembangkan serta mengelola kelompoktani, (4) keswadayaan, mengembangkan kemampuan penggalian potensi diri sendiri para anggota dalam penyediaan sumberdaya guna terwujudnya kemandirian, (5) kesetaraan, hubungan antara penyuluh, pelaku utama dan usaha merupakan mitra sejajar dan (6) kemitraan, berdasarkan saling menghargai, menguntungkan, memperkuat dan saling membutuhkan ( Deptan 2007). Dinamika Kelompok Menurut Setiana (2005), perubahan perilaku petani secara individu biasanya lebih lambat dibandingkan apabila petani aktif dalam kegiatan kelompok. Demikian pula dalam hal penyebaran dan penerapan inovasi teknologi umumnya lebih cepat dan meluas jangkauannya. Karena keunggulan penyebaran inovasi teknologi melalui keberadaan kelompok, maka perlu diketahui tingkat

30 14 dinamika kelompok. Ada tiga peranan penting dari keberadaan kelompok yaitu: (1) media sosial atau media penyuluhan yang hidup, wajar dan dinamis, (2) alat untuk mencapai perubahan sesuai dengan tujuan penyuluhan dan (3) tempat atau wadah untuk pernyataan aspirasi yang murni dan sehat sesuai dengan tujuan dan keinginan. Kemampuan suatu kelompok dalam mengakses informasi teknologi dan menyebarkan teknologi tersebut dalam anggota kelompok sangat tergantung pada seberapa dinamis kelompok tersebut. Dinamika kelompok sendiri diartikan sebagai kekuatan-kekuatan yang terdapat di dalam atau lingkungan kelompok yang akan menentukan perilaku anggota kelompok dan perilaku kelompok yang bersangkutan dalam bertindak melaksanakan kegiatan demi tercapainya tujuan bersama yang merupakan tujuan kelompok. Mardikanto (1993) berpendapat bahwa untuk melakukan analisis terhadap dinamika kelompok pada hakekatnya dapat dilakukan melalui dua macam pendekatan antara lain: (1) pendekatan sosiologis, yaitu analisis dinamika kelompok melalui analisis terhadap bagian-bagian atau komponen kelompok dan analisis terhadap proses sistem sosial tersebut. Pendekatan seperti ini, terutama dilakukan untuk melakukan analisis dinamika kelompok terhadap kelompokkelompok sosial dan (2) pendekatan psikososial, yaitu analisis dinamika kelompok melalui analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kelompok itu sendiri. Pendekatan seperti ini, lebih sering diterapkan pada kelompok-kelompok tugas. Meskipun demikian, karena masih banyak kelompok (termasuk kelompoktani) yang merupakan bentuk peralihan dari kelompok sosial ke kelompok tugas, di dalam analisis dinamika kelompoknya seringkali masih dilakukan penggabungan terhadap kedua macam pendekatan tersebut. Pendekatan sosiologis meliputi dua analisis, yaitu analisis terhadap bagian-bagian organisasi dan proses sosial yang terjadi di dalam kelompok. Analisis terhadap bagian organisasi pada dasarnya merupakan analisis terhadap unsur-unsur yang terdapat di dalam kelompok yang diatur dan disediakan oleh kelompok yang bersangkutan demi berlangsungnya kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan bersama.

31 15 Unsur-unsur tersebut menurut Krech (Mardikanto 1993) mencakup: (1) tujuan kelompok yaitu hasil akhir yang ingin dicapai baik berupa sesuatu objek atau keadaan serta keinginan-keinginan lain yang diinginkan dan dapat memuaskan semua anggota kelompok yang bersangkutan; (2) unsur-unsur kelompok yang menyangkut pembagian tugas dan hak serta kewajiban anggota-anggota kelompok, yang meliputi: (a) jenjang sosial, pelapisan kelompok ini menunjukkan perbedaan nilai atau prestise tertentu yang akan membedakan penghargaan, kehormatan, dan hak atau wewenang anggota-anggotanya. Adanya jenjang sosial akan menjadi faktor pendorong bagi setiap anggota untuk bekerja keras agar memperoleh tingkat penghormatan dan kekuasaan atau wewenang yang lebih tinggi di dalam kelompoknya; (b) peran kedudukan yakni peran yang harus dilakukan atau ditunjukkan oleh anggota kelompok sesuai dengan kedudukan yang diperolehnya dalam struktur sistem sosial yang bersangkutan dan (c) kekuasaan, yaitu kewenangan yang mampu menggerakkan orang lain demi tercapainya tujuan yang diinginkan; (3) unsur-unsur yang berkaitan dengan aturan dan kebiasaan-kebiasaan yang harus ditaati oleh semua anggota dalam menunjukkan perilaku, melaksanakan peran dan tindakan demi tercapai tujuan kelompok, meliputi: (a) kepercayaan, yakni segala sesuatu yang secara akal atau perasaan anggota kelompok dinilai dan diterima sebagai kebenaran yang digunakan sebagai landasan kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan; (b) sanksi, yakni perlakuan yang diberikan kepada setiap anggota kelompok yang berupa penghargaan bagi yang mentaati atau melaksanakan dengan benar dan hukuman bagi yang melanggar aturan-aturan atau kebiasaan kelompok; (c) norma, yakni aturan-aturan tentang perilaku yang harus ditaati dan ditunjukkan oleh setiap anggota kelompok dan (d) perasaan-perasaan, yakni tanggapan emosional yang diberikan atau ditunjukkan oleh setiap anggota terhadap kelompoknya dan (4) unsur-unsur dalam kelompok yang harus diupayakan atau disediakan demi terlaksananya kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, meliputi: (a) kemudahan, yaitu segala sesuatu yang memiliki nilai, yang

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian subsektor perkebunan mempunyai arti penting dan strategis terutama di negara yang sedang berkembang, yang selalu berupaya: (1) memanfaatkan kekayaan

Lebih terperinci

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING (Kasus Kelompok Tani Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok) DIARSI EKA YANI SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PENGUATAN PERAN LEMBAGA KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA TANI KOPI RAKYAT

PENGUATAN PERAN LEMBAGA KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA TANI KOPI RAKYAT PEGUATA PERA LEMBAGA KELOMPOK TAI DALAM PEGEMBAGA USAHA TAI KOPI RAKYAT (Studi Kasus Kelompok Tani di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember) Hesti Herminingsih Staf Pengajar pada Fakultas MIPA

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang NTT) IRIANUS REJEKI ROHI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR

MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL (Studi Kasus Di Desa Hambapraing, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur) KATARINA RAMBU BABANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH (Kasus Desa Waimital Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat) RISYAT ALBERTH FAR FAR SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA (Kasus Kelompok Tani Mandiri, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) SKRIPSI RENDY JUARSYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL (Kasus di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat) HENDRO ASMORO SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU

ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Saya

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu, usahatani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

Oleh : Apollonaris Ratu Daton A

Oleh : Apollonaris Ratu Daton A ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAMBU MENTE (Anacardium Occidentale L.) (Kasus di Desa Ratulodong, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur ) Oleh : Apollonaris Ratu

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 69 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Kerangka berpikir penelitian ini dimulai dengan pendapat Spencer dan Spencer (1993:9-10) menyatakan bahwa setiap kompetensi tampak pada individu dalam

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di 63 BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil analisis kesesuaian, pengaruh proses pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende dapat dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan perekonomian Indonesia secara keseluruhan ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas pertanian tertentu, seperti

Lebih terperinci

KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT

KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT M A L T A SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) BIMA DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT ENIRAWAN

STUDI PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) BIMA DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT ENIRAWAN STUDI PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) BIMA DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT ENIRAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK KETERKAITAN PERSEPSI ANGGOTA KELOMPOK TANI DENGAN PERAN KELOMPOK TANI DALAM PEROLEHAN KREDIT USAHATANI BELIMBING (Kasus Kelompok Tani di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Depok) Diarsi Eka Yani

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Agenda revitalisasi pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan pertanian yang dicanangkan pada tahun 2005 merupakan salah satu langkah mewujudkan tujuan pembangunan yaitu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bagi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, pembangunan pertanian pada abad ke-21 selain bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN A. Lembaga dan Peranannya Lembaga: organisasi atau kaidah, baik formal maupun informal, yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu

Lebih terperinci

DUKUNGAN PENYULUH DI KELEMBAGAAN PETANI PADA PENGUATAN PERKEBUNAN KOPI RAKYAT

DUKUNGAN PENYULUH DI KELEMBAGAAN PETANI PADA PENGUATAN PERKEBUNAN KOPI RAKYAT DUKUNGAN PENYULUH DI KELEMBAGAAN PETANI PADA PENGUATAN PERKEBUNAN KOPI RAKYAT Dayat Program Studi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Bogor E-mail: sttp.bogor@deptan.go.id RINGKASAN Indonesia merupakan

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DAN BEBERAPA FAKTOR PENDUKUNG DENGAN PARTISIPASINYA DALAM PELESTARIAN HUTAN DI KAWASAN PEMANGKUAN HUTAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR YAYUK SISWIYANTI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN AGROPOLITAN BATUMARTA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU ROSITADEVY

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN AGROPOLITAN BATUMARTA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU ROSITADEVY ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN AGROPOLITAN BATUMARTA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU ROSITADEVY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Pertumbuhan dan perkembangan sektor usaha perkebunan di Indonesia dimotori oleh usaha perkebunan rakyat, perkebunan besar milik pemerintah dan milik swasta. Di Kabupaten

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN MENDASARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis LOUR var) MELALUI TENGKULAK (Studi Kasus Desa Wringinagung Kecamatan Gambiran Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MODEL PRIMA TANI SEBAGAI DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI DESA CITARIK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT

ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MODEL PRIMA TANI SEBAGAI DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI DESA CITARIK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MODEL PRIMA TANI SEBAGAI DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI DESA CITARIK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT FIRMANTO NOVIAR SUWANDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya memiliki beberapa fungsi sistem penyuluhan yaitu: 1. Memfasilitasi

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DAN BEBERAPA FAKTOR PENDUKUNG DENGAN PARTISIPASINYA DALAM PELESTARIAN HUTAN DI KAWASAN PEMANGKUAN HUTAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR YAYUK SISWIYANTI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) SKRIPSI SETYO UTOMO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PROGRAM INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN (INBUDKAN) DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI EVA SUSANTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

KOMPETENSI PETERNAK DALAM PENGELOLAAN USAHA SAPI POTONG DI KABUPATEN KONAWE PROVINSI SULAWESI TENGGARA Y U S U F

KOMPETENSI PETERNAK DALAM PENGELOLAAN USAHA SAPI POTONG DI KABUPATEN KONAWE PROVINSI SULAWESI TENGGARA Y U S U F KOMPETENSI PETERNAK DALAM PENGELOLAAN USAHA SAPI POTONG DI KABUPATEN KONAWE PROVINSI SULAWESI TENGGARA Y U S U F SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 i PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI. (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi)

PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI. (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi) PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi) RONALD FRANSISCO MARBUN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN

ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN (Studi Kasus di Bungakondang Kabupaten Purbalingga) BUDI BASKORO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG Kasus pada Kelompok Ternak Lembu Jaya dan Bumi Mulyo Kabupaten Banjarnegara SKRIPSI TAUFIK BUDI PRASETIYONO PROGRAM

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA

IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA PROGRAM STUDI ILMU PERENCANAAN WILAYAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN DAN POLA TANAM DI LAHAN HUTAN NEGARA DAN LAHAN MILIK INDRA GUMAY FEBRYANO

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN DAN POLA TANAM DI LAHAN HUTAN NEGARA DAN LAHAN MILIK INDRA GUMAY FEBRYANO PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN DAN POLA TANAM DI LAHAN HUTAN NEGARA DAN LAHAN MILIK Studi Kasus di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung INDRA GUMAY

Lebih terperinci

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadikan sektor pertanian yang iiandal dalam menghadapi segala perubahan dan tantangan, perlu pembenahan berbagai aspek, salah satunya adalah faktor kualitas sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 2001 berdasarkan UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya 48 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Lampung Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja). Kecamatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 15 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ

STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN BIOFARMAKA

PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN BIOFARMAKA PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN BIOFARMAKA Oleh Wida Pradiana Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor Corr : wpradiana@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, pembangunan pertanian pada abad ke-21 selain bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS VIDEO INSTRUKSIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN

EFEKTIVITAS VIDEO INSTRUKSIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN EFEKTIVITAS VIDEO INSTRUKSIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN (Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah) MUHAMMAD

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena merupakan tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia. Lebih dari setengah angkatan kerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan tradisional yang mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia. Peran tersebut antara lain adalah sebagai sumber

Lebih terperinci

KOMPETENSI PENYULUH DALAM PENGEMBANGAN MODAL USAHA KECIL DI BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT. Fini Murfiani

KOMPETENSI PENYULUH DALAM PENGEMBANGAN MODAL USAHA KECIL DI BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT. Fini Murfiani KOMPETENSI PENYULUH DALAM PENGEMBANGAN MODAL USAHA KECIL DI BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Fini Murfiani SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kelembagaan Pertanian Kelembagaan merupakan terjemahan langsung dari istilah socialinstitution. Dimana banyak pula yang menggunakan istilah pranata

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA

PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA ( Kasus Desa Kudi, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah ) RAHMAT IMAM SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang menopang kehidupan masyarakat, karena sektor pertanian menjadi mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia.

Lebih terperinci

APLIKASI CONTINGENT CHOICE MODELLING (CCM) DALAM VALUASI EKONOMI TERUMBU KARANG TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA FAZRI PUTRANTOMO

APLIKASI CONTINGENT CHOICE MODELLING (CCM) DALAM VALUASI EKONOMI TERUMBU KARANG TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA FAZRI PUTRANTOMO APLIKASI CONTINGENT CHOICE MODELLING (CCM) DALAM VALUASI EKONOMI TERUMBU KARANG TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA FAZRI PUTRANTOMO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL Dwi Nugroho Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Jember, 26 Maret 2018 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian sudah selayaknya tidak hanya berorientasi pada produksi atau terpenuhinya kebutuhan pangan secara nasional, tetapi juga harus mampu meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI RELATIF KOMODITAS KELAPA PADA LAHAN PASANG SURUT DAN LAHAN KERING. Oleh: BEDY SUDJARMOKO

ANALISIS EFISIENSI RELATIF KOMODITAS KELAPA PADA LAHAN PASANG SURUT DAN LAHAN KERING. Oleh: BEDY SUDJARMOKO ANALISIS EFISIENSI RELATIF KOMODITAS KELAPA PADA LAHAN PASANG SURUT DAN LAHAN KERING Oleh: BEDY SUDJARMOKO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK BEDY SUDJARMOKO. Analisis Efisiensi

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU

MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU MOTIVATION OF FARMERS TO JOINT FARMER GROUPS IN PAGARAN TAPAH VILLAGE PAGARAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. Komoditas yang ditanami diantaranya kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan komoditas

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA

PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kinerja penyuluh pertanian yang baik merupakan dambaan setiap stakeholder pertanian. Petani yang terbelenggu kemiskinan merupakan ciri bahwa penyuluhan pertanian masih perlu

Lebih terperinci

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembagunan pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, yang memiliki warna sentral karena berperan dalam meletakkan dasar yang kokoh

Lebih terperinci

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) SKRIPSI DISTI LASTRIANI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU 15 PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU Kausar \ Cepriadi ^, Taufik Riaunika ^, Lena Marjelita^ Laboratorium Komunikasi dan Sosiologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 SURAT PERNYATAAN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 SURAT PERNYATAAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN AKTIVITAS KOMUNIKASI DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SITU BABAKAN JAKARTA SELATAN USMIZA ASTUTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA LAYANAN PERIZINAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN RI

EVALUASI IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA LAYANAN PERIZINAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN RI EVALUASI IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA LAYANAN PERIZINAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN RI Oleh : Ongki Wiratno PROGRAM STUDI MAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 @ Hak cipta

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA

ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN PERTANIAN (ROPP) ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA 2015-2019 DEDI SUGANDI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014 RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian mengenai strategi pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Pacitan, maka prioritas strategi yang direkomendasikan untuk mendukung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan manusia, kreativitas dan keterampilan serta kemampuan orang-orang dalam masyarakat. Pengembangan

Lebih terperinci

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Pembangunan Pertanian

Lebih terperinci

HUBUNGAN SEJUMLAH KARAKTERISTIK PETANI METE DENGAN PENGETAHUAN MEREKA DALAM USAHATANI METE DI KABUPATEN BOMBANA, SULAWESI TENGGARA

HUBUNGAN SEJUMLAH KARAKTERISTIK PETANI METE DENGAN PENGETAHUAN MEREKA DALAM USAHATANI METE DI KABUPATEN BOMBANA, SULAWESI TENGGARA JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 Juni 2006, Vol. 2, No. 2 HUBUNGAN SEJUMLAH KARAKTERISTIK PETANI METE DENGAN PENGETAHUAN MEREKA DALAM USAHATANI METE DI KABUPATEN BOMBANA, SULAWESI TENGGARA (THE RELATIONSHIP

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN (Studi Kasus di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB) CHANDRA APRINOVA SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 @ Hak Cipta

Lebih terperinci

EVALUASI POLA PENGELOLAAN TAMBAK INTI RAKYAT (TIR) YANG BERKELANJUTAN (KASUS TIR TRANSMIGRASI JAWAI KABUPATEN SAMBAS, KALIMANTAN BARAT)

EVALUASI POLA PENGELOLAAN TAMBAK INTI RAKYAT (TIR) YANG BERKELANJUTAN (KASUS TIR TRANSMIGRASI JAWAI KABUPATEN SAMBAS, KALIMANTAN BARAT) EVALUASI POLA PENGELOLAAN TAMBAK INTI RAKYAT (TIR) YANG BERKELANJUTAN (KASUS TIR TRANSMIGRASI JAWAI KABUPATEN SAMBAS, KALIMANTAN BARAT) BUDI SANTOSO C 25102021.1 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEMANDIRIAN NELAYAN IKAN DEMERSAL DI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEMANDIRIAN NELAYAN IKAN DEMERSAL DI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEMANDIRIAN NELAYAN IKAN DEMERSAL DI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA M A R D I N PROGRAM STUDI ILMU PENYULUHAN PEMBANGUNAN SEKOLAH

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Sago, Farmers Group Dynamics

ABSTRACT. Keywords : Sago, Farmers Group Dynamics ANALISIS DINAMIKA KELOMPOKTANI SAGU DI DESA LUKUN KECAMATAN TEBING TINGGI TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI ANALYSIS DYNAMIC OF FARMERS GROUP SAGO IN THE VILLAGE OF LUKUN DISTRICTS TEBING TINGGI TIMUR

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI HESTI INDRAWASIH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

PERANAN PRODUKSI USAHATANI DAN GENDER DALAM EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH: STUDI KASUS DI KABUPATEN BOGOR SOEPRIATI

PERANAN PRODUKSI USAHATANI DAN GENDER DALAM EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH: STUDI KASUS DI KABUPATEN BOGOR SOEPRIATI PERANAN PRODUKSI USAHATANI DAN GENDER DALAM EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH: STUDI KASUS DI KABUPATEN BOGOR SOEPRIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Saya

Lebih terperinci

ANALISIS PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU UTARA: PENDEKATAN MULTISEKTORAL MUHAMMAD ZAIS M. SAMIUN

ANALISIS PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU UTARA: PENDEKATAN MULTISEKTORAL MUHAMMAD ZAIS M. SAMIUN ANALISIS PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU UTARA: PENDEKATAN MULTISEKTORAL MUHAMMAD ZAIS M. SAMIUN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ii ABSTRACT MUHAMMAD ZAIS M. SAMIUN. Analysis of Northern

Lebih terperinci

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN Pada tahun 2009, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian melakukan kegiatan analisis dan kajian secara spesifik tentang

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH 1 PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH (Studi Di Kampung Jetisharjo, Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)

Lebih terperinci

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM 48 6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 6.1. Kebijakan di dalam pengembangan UKM Hasil analisis SWOT dan AHP di dalam penelitian ini menunjukan bahwa Pemerintah Daerah mempunyai peranan yang paling utama

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN SAYURAN ORGANIK PT. PERMATA HATI ORGANIC FARM CISARUA. Oleh: Laura Juita Pinem P

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN SAYURAN ORGANIK PT. PERMATA HATI ORGANIC FARM CISARUA. Oleh: Laura Juita Pinem P FORMULASI STRATEGI PEMASARAN SAYURAN ORGANIK PT. PERMATA HATI ORGANIC FARM CISARUA Oleh: Laura Juita Pinem P056070971.38 PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 Hak cipta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ERLI YUNEKANTARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

Lebih terperinci