BAB I PENDAHULUAN. negara yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang tanpa mendapat

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan pembayaran wajib oleh setiap wajib pajak kepada negara yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang tanpa mendapat timbal balik secara langsung. Pajak sangat berperan bagi kemajuan negara karena pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang cukup besar. Penerimaan tersebut digunakan oleh negara untuk membiayai pengeluaran negara seperti pembiayaan infrastruktur pembangunan. Salah satu sumber penerimaan negara yang berasal dari pajak adalah Pajak Penghasilan. Pajak penghasilan menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri. Sebagai wajib pajak, orang pribadi subjek pajak dalam negeri wajib menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri Pajak Penghasilannya. Menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri Pajak Penghasilan dikenal dengan self assessment system. Akan tetapi sistem ini sangat bergantung pada kesadaran wajib pajak untuk melakukannya. Oleh karena itu, pemerintah juga menerapkan sistem yang disebut with holding system. 1

2 With holding system adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak yang bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak. Dengan sistem ini dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak karena penghasilan yang diterima oleh wajib pajak akan langsung dipotong pajak penghasilan pasal 21. Pajak Penghasilan Pasal 21 yang telah dipotong harus disetor ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Setelah melakukan penyetoran, wajib pajak harus melakukan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21. Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak. Dalam melakukan penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 terdapat aturan yang harus dipatuhi. Jika aturan tersebut tidak dipatuhi maka wajib pajak akan menerima sanksi. Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan (DPDPK) Kota Yogyakarta merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Sebagai salah satu unit kerja di lingkungan pemerintah, Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan (DPDPK) Kota Yogyakarta mempunyai pegawai yang cukup banyak. Pegawai tersebut memiliki status dan penghasilan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam melakukan perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan (DPDPK) Kota Yogyakarta memungkinkan terjadi kesalahan atau tidak sesuai dengan undang-undang yang berlaku. 2

3 Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin melakukan penelitian mengenai perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak (DPDPK) Kota Yogyakarta dan mengambil judul tugas akhir Analisis Perhitungan, Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan (DPDPK) Kota Yogyakarta. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak Kota Yogyakarta? 2. Apakah perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak Kota Yogyakarta telah sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah sebagai berikut. 3

4 1. Untuk mengetahui perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui kesesuaian antara perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/ Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Peneliti Dengan melakukan penelitian ini dapat menambah wawasan terkait perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada instansi pemerintah. 2. Bagi Instansi Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan terkait perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta. 3. Bagi Pembaca Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terkait perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak 4

5 Penghasilan Pasal 21 sesuai dengan ketentuan dan Undang-Undang Pajak Penghasilan yang berlaku. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN, menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan Tugas Akhir. BAB II GAMBARAN UMUM, menjelaskan tentang gambaran umum instansi yaitu Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta, tinjauan pustaka, metodologi dan jenis data serta sumber data dalam penulisan Tugas Akhir. BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN, menjelaskan tentang perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta beserta analisisnya. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN, berisi rangkuman dari penulisan Tugas Akhir dan rekomendasi yang diberikan penulis terkait hasil analisis. 5