BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN Pada pendahuluan ini, peneliti mengungkapkan mengenai: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, dan (d) manfaat penelitian. A. Latar Belakang Masalah Berbicara karya sastra secara dominan banyak mengungkap persoalan mengenai kehidupan manusia. Persoalan-persoalan seputar kehidupan yang terjadi tersebut dapat berupa persoalan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya. Semua persoalan tersebut tercerminkan dalam karya sastra. Persoalan yang terjadi dalam masyrakat tersebut terungkap melalui pengarang yang ingin berbagi pengalaman pribadinya. Melalui sebuah proses perenungan pengarang lahirlah sebuah cerita yang lebih indah dari persoalan sesungguhnya untuk disuguhkan kepada pembaca. Pengarang telah membuatnya lebih bernilai estetis dan ideal sesuai dengan imajinasinya. Karya sastra merupakan hasil pelibatan psikologis dari pengarangnya. Buah pikir pengarang menghasilkan kecenderungan dari cerita yang dibuatnya. Internalisasi satu ide dalam satu cerita merupakan puncak pelibatan psikologisnya. Tidak menutup kemungkinan kondisi psikologis pengarangnya akan menentukan kemana arah karya sastra akan bermuara. Cerita akan bermuara ke pendidikan, politik, sosial, budaya, religi, ataupun yang lainnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh latar belakang pengarangnya. Karya sastra adalah refleksi dan internalisasi dari latar belakang kehidupan pengarangnya. Wiwid Prasetyo dengan latar belakangnya seorang tentor bimbingan belajar dan aktif di dunia jurnalis menghasilkan novel yang bertemakan pendidikan. Jiwa jurnalistiknya terintegrasi dalam ceritanya dengan kritik-kritik sosial yang dimunculkan. Kritik-kritik dunia pendidikan mewarnai sebagian besar dari novel-novel karyanya. Dualisme latar belakang pengarang tersebut menghasilkan novel pendidikan, salah satunya yang berjudul Orang Miskin Dilarang Sekolah (OMDS). Pada dasarnya karya sastra hadir dalam dunia masyarakat melalui dunia pengarang. Pengarang merepresentasikan commit to sebuah user kisah dalam sebuah tulisan. 1

2 digilib.uns.ac.id 2 Pengarang memiliki gagasan, pemikiran, dan pesan yang ingin disampaikan melalui tulisannya. Menurut Sugihastuti dan Suharto (2002:7), karya sastra pada umumnya diartikan sebagai ungkapan dari kenyataan bersumber dari imajinasi sastrawan yang merupakan manifestasi kehidupan manusia atau masyarakat. Selain hal tersebut karya sastra memunyai nilai positif untuk manusia itu sendiri, antara lain karya sastra sebagai alat untuk menyampaikan pemikiran atau gagasan masyarakat. Senada dengan hal tersebut, karya sastra merupakan suatu cerita rekaan yang dibuat sastrawan sebagai luapan batin, perasaan, dan emosi dari pengalamanpengalaman pribadinya. Pradopo (2013: 94), menyatakan bahwa secara ekspresif karya sastra sebagai ekspresi, luapan, ucapan perasaan sebagai hasil imajinasi pengarang, pikiran-pikiran, dan perasaannya. Orientasi ini cenderung menimbang karya sastra dengan keasliannya, kesejatiaanya, atau kecocokan dengan visium atau keadaan pikiran dan kejiwaan pengarang. Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa pada dasarnya setiap karya sastra tidak bisa terlepas dari pengarangnya. Ada sebuah kesesuaian antara kehidupan pengarang dengan karya-karya ciptaanya. Karya sastra adalah karya atau ciptaan manusia yang berlandaskan kreatifitas dan daya imajinasi. Medium bahasa sebagai alat penyampaian tidak menggunakan bahasa yang biasa tetapi dengan bahasa yang estetis. Karya sastra mempunyai nilai estetik dominan serta mengandung pesan dan amanat yang tersirat di dalamnya. Karya sastra berkaitan erat dengan pengarang sebagai penciptanya, pembaca sebagai penilainya, dan masyarakat sebagai sumber lahirnya. Genre sastra dibagi menjadi tiga yaitu prosa, puisi dan drama. Prosa adalah cerita yang dijalankan oleh tokoh dengan pemeranannya, latar, serta tahapan, dan rangkaian ceritanya terjalin secara utuh yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya (Aminuddin, 2010:66). Novel merupakan salah satu bentuk prosa fiksi. Menurut Waluyo (2011:34) prosa fiksi yaitu prosa yang dihasilkan dari proses imajinasi. Imajinsi merupakan daya khayal pengarang yang dituangkan dalam cerita. Proses imajinasi pengarang terbentuk melalui pengalaman pengarang yang tertuang dalam cerita. Jadi novel merupakan salah satu jenis prosa yang ditulis pengarang berdasarkan commit pengalaman to user yang ditambahkan proses

3 digilib.uns.ac.id 3 imajinasi. Pengalaman pengarang dituangkan melalui tokoh-tokoh yang diciptakan dalam novel. Penelitian sastra yang dilakukan oleh peneliti memilih karya sastra berbentuk prosa sebagai objek penelitian. Pemilihan objek penelitian ini didasarkan pada pandangan peneliti bahwa prosa dalam bentuk novel lebih diminati masyarakat. Novel lebih banyak diminati dibandingkan karya sastra yang lain seperti puisi dan drama. Seseorang cenderung lebih memilih novel sebagai bacaan, karena di dalamnya disuguhi cerita yang menarik untuk diikuti. Walaupun sama-sama memiliki nilai estetis, bahasa puisi cenderung padat makna. Novel lebih menarik dibandingkan puisi yang memerlukan pemahaman mendalam untuk menemukan isinya. Genre prosa khususnya novel merupakan salah satu karya sastra yang paling banyak diminati masyarakat. Tidak seperti cerpen dan roman, novel adalah karya sastra yang dianggap masyarakat paling dominan dalam menampilkan unsurunsur sosial. Novel merupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel juga menceritakan masalah kehidupan secara beragam (Ratna, 2009:335). Peneliti memilih novel OMDS Karya Wiwid Prasetyo, karena menganggap bahwa novel tersebut memberikan pengalaman bagi pembaca dan masalah yang dikemukakan pengarang patut untuk direnungkan. Sesuai dengan Nurgiyantoro (2010:19), novel disamping memberikan hiburan, juga terimplisit tujuan memberikan pengalaman yang berharga kepada pembaca. Paling tidak, mengajak pembaca untuk meresapi dan merenungkan secara lebih sungguh-sungguh tentang permasalahan yang dikemukakan oleh pengarang. Novel selalu mengungkapkan permasalahan kehidupan manusia. Permasalahan tersebut muncul akibat adanya kesenjangan yang dialami tokoh cerita dengan lingkungan sekitarnya, dengan dirinya sendiri atau bahkan dengan Tuhannya. Tokoh dalam novel membawa sebuah tujuan atau kepentingan kemudian muncul tokoh-tokoh lain yang memungkinkan membawa kepentingan yang sama untuk menentang tokoh lain. Pertentangan-pertentangan antara dua kepentingan tersebut akan melahirkan commit konflik. to user Konflik yang muncul antartokoh

4 digilib.uns.ac.id 4 bisa berupa masalah sosial, perbedaan cara pandang, tekanan batin yang dialami tokoh, dan masalah-masalah lain terkait dengan penyebab terjadinya konflik. Tokoh yang diciptakan pengarang mempunyai karakter sebagai bentuk gambaran kejiwaan manusia. Berdasarkan kenyataan itu karya sastra juga akan menelaah aspek kepribadian individu (tokoh) dari sisi ilmu kejiwaan atau psikologi. Alasan tokoh dapat dikaji dengan teori psikologi karena pada dasarnya tokoh adalah sebuah individu khayalan pengarang. Pengarang memanusiakan tokoh yakni dengan tokoh diberi penjiwaan layaknya manusia nyata. Teori psikologi sastra akan memahami kejiwaan tokoh yang ada dalam karya sastra. Kajian psikologi sastra merupakan bentuk pemahaman dan penafsiran karya sastra melalui aspek kejiwaan tokoh yang ada dalam karya sastra. Menurut pendapat Sangidu (2004:30), secara umum psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang membicarakan persoalan-persoalan kejiwaan. Pendekatan psikologi sastra berarti pendekatan penelitian dengan menggunakan ilmu kejiwaan terhadap analisis karya sastra. Analisis psikologi terhadap karya sastra dapat berpijak pada psikologi kepribadian Sigmund Freud ataupun teori-teori psikologi lainnya bergantung pada karya sastra yang diteliti. Sejalan dengan pemikiran tersebut, Winarni (2013:194) menyatakan bahwa, bertolak dari asumsi bahwa karya sastra berkaitan erat dengan peristiwa kehidupan manusia. Keinginan mengetahui kejiwaan manusia, menyebabkan orang mencari pendekatan psikologi dalam berbagai bidang, termasuk bidang sastra. Penjelajahan ke dalam batin atau kejiwaan untuk mengetahui seluk-beluk manusia, konflik dalam diri manusia, atau kesuksesan manusia. Keinginan untuk mengetahui kejiwaan manusia dalam bidang sastra tersebut, dapat dilaksanakan melalui pendekatan psikologi sastra. Hubungan antara psikologi dan sastra yang diciptakan pengarang melalui tokoh-tokohnya. Memang teori psikologi tertentu yang dianut oleh pengarang secara sadar ataupun samar-samar akan mempengaruhi cerita dan tokoh yang diciptakannya, sehingga teori psikologi tersebut cocok untuk menjelaskan tokoh dan situasi cerita (Wellek dan Werren, 1990:106). Mengacu pada uraian tersebut dapat dihubungkan bahwa psikologi dan sastra memiliki hubungan di dalamnya. commit to user

5 digilib.uns.ac.id 5 Teori psikologi akan menelaah karya sastra dengan mendasarkan pada aspek kejiwaan yang ada pada tokoh ataupun pengarang dalam ceritanya. Berbicara psikologi, berkembang aliran psikologi yang disebut dengan psikologi humanistik. Tokoh dalam psikologi humanistik ini adalah Abraham Maslow. Psikologi humanistik berusaha mempelajari nilai-nilai yang dapat dianggap positif, sehat, dan berhubungan dengan aspek yang yang memproduksi pertumbuhan dalam tingkah laku manusia. Maslow membawa psikologi barat pada model positif pertama dan nyata, ketika menggambarkan manusia yang sehat, kreatif, dan berfungsi secara baik. Gambaran psikologi positif terlihat pada individu yang mencapai aktualisasi diri atau self-actualizing (Wilcox, 2013:31). Peneliti memilih psikologi Maslow, karena memandang bahwa teori psikologi milik Maslow lebih tepat jika digunakan untuk menganalisis novel OMDS. Psikologi Maslow menggambarkan kejiwaan manusia secara lebih ideal dan positif. Manusia dipandang sebagai sebuah kepribadian yang positif dan ideal. Sebagai individu, manusia mampu mengaktualisasi dirinya sesuai bakat dan kemampuan yang dimiliki. Gambaran perjuangan tokoh sebagai individu berjuang menuju aktualisasi diri dapat ditemukan pada tokoh utama dalam novel OMDS karya Wiwid Prasetyo. Landasan peneliti dalam menetapkan teori psikologi ditunjang oleh pendapat Gumiandari (2013:1040) dalam Conference proceedings-nya. Dinyatakan bahwa aliran psikologi humanistik telah diberi berbagai keterangan baik. Keterangan baik terlihat dari gerakan yang kuat dan bersemangat, motivasi yang tinggi, suatu gelombang masa depan, dan lain sebagainya. Hal tersebut karena tampilan konsep manusia yang ditawarkan psikologi humanistik dipandang lebih manusiawi dan bermartabat. Manusia bukan makhluk yang hanya didorong oleh keinginan biologis semata. Sebelum berkembang aliran psikologi humanistik sudah berkembang teoriteori psikologi pendahulunya. Aliran psikologi sebelumnya yang fenomenal diantaranya aliran psikoanalisis dan behaviorisme. Aliran psikoloanalisis menganggap manusia hanya sebagai makhluk biologis yang digerakkan oleh dorongan-dorongan biologis. Perspektif psikoanalisis menganggap bahwa kepribadian manusia sekarang commit dipengaruhi to user oleh masa lalunya. Aliran

6 digilib.uns.ac.id 6 behaviorisme menganggap konsep manusia sebagai selembar kertas putih yang dapat ditulis apa saja. Berbeda dengan aliran sebelumnya, dalam aliran psikologi humanistik manusia ditampilkan sebagai makhluk yang baik, bermartabat, dan bertanggung jawab. Psikologi humanistik memfokuskan telaah kualitas manusia, seperti kemampuan abstraksi, aktualisasi diri, makna hidup, pengembangan diri, dan rasa estetika. Kualitas ini khas dan tidak dimiliki oleh makhluk lain. Aliran psikologi ini juga memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki otoritas atas kehidupannya sendiri. asumsi ini menunjukkan bahwa manusia makhluk yang sadar dan mandiri, pelaku yang aktif yang dapat menentukan hampir segalanya, yang sejauh ini terabaikan dari telaah aliran psikologi sebelumnya (Wilcox, 2013:32). Manusia dilukiskan sebagai makhluk yang tidak pernah berada dalam keadaan yang sepenuhnya puas. Semua manusia dimotivasikan oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama, tidak berubah dan berasal dari sumber naluri dan genetis, secara umum menjadi spesies yang utuh dan menjadi bagian individu yang unik (Graham, 2005:86). Bagi manusia, kepuasan itu hanya bersifat sementara. Jika satu kebutuhan sudah terpuaskan, maka kebutuhan-kebutuhan lainnya akan muncul untuk menuntut kepuasan. Dengan demikian, kebutuhan itu juga bersifat psikologis bukan semata-mata fisiologis. Maslow mengajukan gagasan bahwa kebutuhan ayang ada pada manusia adalah pembawaan, tersusun menurut tingkatan kebutuhan manusia yang tersusun bertingkat itu dirinci kedalam lima tingkatan yaitu; (1) kebutuhan dasar fisiolgis; (2) kebutuhan akan rasa aman; (3) kebutuhan akan cinta dan memiliki; (4) kebutuhan akan harga diri; dan (5) kebutuhan akan aktualisasi diri (Olson dan Hergenhahn,2013: 839). Banyak karya sastra khususnya novel yang dihasilkan oleh penulis Indonesia yang memuat aspek-aspek psikologis dominan di dalamnya. Pendapat tersebut didukung oleh Purba (2010:68), beberapa kekuatan yang menonjol dalam novel indonesia kontemporer adalah (1) pengaruh politik; (2) kebudayaan; (3) akar tradisi; (4) pengaruh sejarah; (5) pengaruh psikologi; (6) acuan. Pendapat tersebut menyatakan bahwa kekuatan yang menonjol dalam novel di antaranya adalah commit to user

7 digilib.uns.ac.id 7 pengaruh psikologi. Sehingga peneliti memilih aspek psikologi sebagai aspek yang menonjol dalam novel sehingga dipilih dalam kajiannya. Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Wiwid Prasetyo selain memuat aspek psikologis juga mengandung nilai pendidikan yang baik jika diterapkan dalam kehidupan. Pengarang memberikan pesan-pesan moral dalam setiap tulisannya secara tersirat maupun tersurat. Sependapat dengan Nurgiyantoro (2010:321) bahwa, sebuah karya fiksi ditulis oleh pengarang untuk menawarkan model kehidupan yang diidealkannya. Melaui cerita, sikap, dan tingkah laku para tokoh itulah pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan yang diamanatkan. Dapat dipahami bahwa para pembaca dan penikmat sastra dapat memetik nilai-nilai di dalamnya dengan membaca secara utuh dan mengkaji novel secara lebih intens untuk menemukan nilai yang tersirat maupun tersurat dalam sebuah novel. Banyak pengarang novel Indonesia yang menghasilkan karya fenomenal. Wiwid Prasetyo merupakan salah satu pengarang fenomenal tersebut. Satu novel karangannya ditetapkan sebagai objek penelitian oleh peneliti yaitu novel Orang Miskin Dilarang Sekolah. Karya-karya lain yang pernah ditulis diantaranya, Orang Cacat Dilarang Sekolah, Sup Tujuh Samudra, Miskin Kok Mau Sekolah, Chicken soup As maul Husna, Idolaku Ya Rosulullah Saw.., Demi Cintaku Pada- Mu, Aha, Aku Berhasil Kalahkan Harry Potter, The Chronicle of Kartini, Nak, Maafkan Ibu Tak Mampu Menyekolahkanmu, dan lain-lain. Mencermati karyakarya yang pernah ditulis oleh Wiwid Prasetyo, beberapa diantaranya selalu mengangkat tema pendidikan. Menurut pertimbangan peneliti novel OMDS merupakan salah satu karyanya yang paling fenomenal karena paling banyak diminati pembaca. Novel OMDS adalah novel best seller salah satu karya dari Wiwid Prasetyo. Novel tersebut memiliki aspek psikologis dan nilai pendidikan karakter, serta yang terpenting adalah aspek psikologis tokoh utama dalam berjuang mencapai tingkatan menuju aktualisasi diri yang terpotret dalam cerita novel. Novel yang berkisah tentang anak-anak sekolah tersebut penuh dengan motivasi, semangat, optimisme untuk maju dan tidak kenal menyerah, merupakan pelajaran yang amat berharga. Tokoh utama mampu menjadi commit to diri user sendiri dalam menciptakan karakter

8 digilib.uns.ac.id 8 pribadi yang kuat dari para sahabat yang mempunyai motivasi dan kehidupan yang berbeda-beda. Novel karya Wiwid Prasetyo yang berjudul OMDS ini berkisah tentang persahabatan anak manusia. Bercerita tentang seorang anak bernama Faisal yang memiliki tiga sahabat yang disebut anak-anak alam. Faisal adalah seorang murid kelas tiga di SD Kartini, sedangkan ketiga sahabatnya yang sudah memiliki umur yang sama dengan Faisal belum juga sekolah. Suatu hari Faisal membujuk ketiga sahabatanya untuk bersekolah, namun Yudi, Pepeng, dan Pambudi menolak karena mereka merasa masih harus mambantu orang tua mereka bekerja. Suatu saat akhirnya para sahabatnya mau untuk sekolah, tetapi harus berjuang untuk mencukupi kebutuhan mereka sendiri untuk bersekolah. Cerita dalam novel OMDS menguraikan tentang pahitnya memperoleh pendidikan di sekolah. Seakan-akan sekolah hanya untuk orang-orang yang mampu dan kaya saja, Orang-orang miskin tidak dikehendaki untuk bersekolah hanya karena faktor ekonomi. Sosok Faisal dalam novel OMDS serasa tidak sepaham akan adanya alasan-alasan tersebut, oleh karena itu Faisal membuktikan bahwa untuk meraih pendidikan, tidak hanya memprioritaskan materi (biaya) saja namun sesungguhnya yang diprioritaskan ialah niat, berusaha keras dan bersungguh-sungguh dalam mengejar cita-cita. Berdasarkan uraian sebelumnya, novel OMDS karya Wiwid Prasetyo cocok untuk diteliti dengan psikologi sastra. Proses pemenuhan kebutuhan tokoh utama Faisal dalam berjuang menuju tingkatan aktualisasi diri menarik untuk dikaji menggunakan psikologi Maslow. Menurut Maslow (Wilcox, 2013: 288), secara psikologi motivasi manusia diorganisasikan ke dalam sebuah hirarki kebutuhan, yaitu suatu susunan kebutuhan yang sistematis. Suatu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul. Kebutuhan ini bersifat instinktif yang mengaktifkan atau mengarahkan perilaku manusia. Meskipun kebutuhan itu bersifat instinktif, namun perilaku yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tersebut sifatnya bisa dipelajari, sehingga terjadi variasi perilaku dari setiap orang dalam cara memuaskannya. Novel OMDS akan dianalisis dengan menggunakan teori hirarki kebutuhan Maslow. Analisis difokuskan pada commit tokoh to utama user dan tokoh dominan dalam novel.

9 digilib.uns.ac.id 9 Tokoh-tokoh yang memiliki keterlibatan dominan di samping tokoh utama juga akan dianalisis. Berdasar hal tersebut akan ditemui bagaimana setiap tokoh memenuhi kebutuhan psikologisnya. Pemenuhan kebutuhan mulai dari kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa cinta, kebutuhan penghargaan, dan aktualisasi diri seperti yang sudah diuraikan sebelumnya. Kondisi psikologis seseorang (tokoh) dapat dilihat dari bagaimana cara tokoh tersebut memenuhi kebutuhannya. Secara spesifik akan dijelaskan aspek psikologis tokoh utama (Faisal) dalam proses pemenuhan kebutuhannya serta perjuangannya untuk mengaktualisasi diri. Tokoh utama tersebut digambarkan berkepribadian sehat. Faisal mempunyai motivasi dan semangat yang tinggi untuk belajar dan berjuang untuk mengaktualisasi diri. Kepribadian tokoh tersebut sesuai hirarki kebutuhan yang digambarkan oleh Maslow. Sehingga teori psikologi Maslow lebih cocok untuk menganalisis aspek psikolologis tokoh dibandingkan dengan teori-teori lain. Novel OMDS karya Wiwid Prasetyo memiliki daya tarik untuk diteliti. Adapun argumentasi peneliti dalam ketertarikannya melakukan penelitian ini dapat diungkapkan sebagai berikut; (1) novel tersebut termasuk novel yang memiliki banyak pembaca dengan label best seller; (2) novel ini memiliki aspek psikologis yang berkaitan dengan bagaimana tokoh memenuhi setiap kebutuhannya; (3) novel ini memberikian gambaran mengenai semangat dan motivasi dalam meraih cita-cita yang tercermin dalam tokoh Faisal, Pambudi, Pepeng, dan Yudi; (4) secara psikologis tokoh-tokoh dominan dalam novel memberikan gambaran perilaku yang dimotivasi untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan teori kebutuhan Maslow. (5) novel OMDS memiliki nilai-nilai pendidikan karakter yang tercermin melalui tingkah laku, sikap,dan kepribadian tokoh yang ada dalam cerita. (6) seseorang yang telah membaca novel tersebut secara psikologis akan termotivasi melalui cerita yang ditampilkan pengarang, mengenai semangat, perjuangan, dan motivasi dalam meraih cita-cita. Sudah diketahui bahwa generasi remaja Indonesia sedang mengalami degradasi moral. Hal tersebut dibuktikan banyak kasus tindak kekerasan, tawuran antar pelajar, seks bebas, perusakan fasilitas publik, dan lain sebagainya. Berdasar fakta itulah pendidikan karakter commit di sekolah to user sangat penting bagi peserta didik.

10 digilib.uns.ac.id 10 Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU SISDIKNAS tahun 2003 menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia (Asmani, 2013:29). Pendidikan hendaknya bisa menjadi sarana humanisasi bagi peserta didik. Begitu juga dengan pendidikan karakter dalam pembelajaran sastra. Materi pembelajaran dalam bersastra dapat digunakan sebagai sarana pengajaran etika moral dan aturan budi luhur dalam membimbing peserta didik. Melalui pembelajaran tersebut peserta didik akan terbimbing dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya. Sejalan dengan Asmani (2013:23) bahwa pendidikan tidak hanya mengembangkan aspek pengetahuan dan keterampilan (hard skill) saja, tetapi harus didukung dengan aspek pengelolaan diri dan orang lain (soft skill). Sehingga, pendidikan melahirkan peserta didik yang berprestasi serta memiliki mentalitas dan moralitas tinggi. Guru memegang peranan penting dalam internalisasi pendidikan karakter berbasis sastra. Internalisasi karakter yang dilakukan guru melalui pembelajaran sastra bermaksud membentuk individu yang berkarakter. Menjadikan peserta didik sebagai individu yang memiliki etika moral dan berbudi luhur. Pembelajaran sastra akan mengarahkan peserta didik untuk tidak terlepas dari norma, etika agama, dan budaya luhur. Hal tersebut dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dengan menginternalisasikan karakter sesuai cerita dalam karya sastra. Pada dasarnya semua mata pelajaran dalam pembelajaran dapat digunakan dalam internalisasi karakter. Pembelajaran sastra merupakan salah sata sarana dalam pelaksanaan internalisasi karakter tersebut. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan sastra dalam sekolah terintegrasi menjadi satu yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Wibowo (2013:19), pengajaran sastra memiliki pertalian erat dengan internalisasi pendidikan karakter. Hal tersebut sama halnya dengan pengajaran PKn dan agama. Sastra memiliki kecocokan jika digunakan dalam internalisasi karakter sesuai mata pelajaran PKn dan agama yang membahas tentang berkepribadian dan bermasayrakat. Penelitiaan terhadap novel OMDS penting untuk dilakukan. Penelitian dengan fokus kajian psikologi sastra sampai commit tahap to user relevansi novel dengan pembelajaran

11 digilib.uns.ac.id 11 menjadikan penelitian ini berbeda dengan penelitian lain. Novel OMDS kaya akan nilai-nilai pendidikan. Novel yang memiliki nilai pendidikan dominan sesungguhnya penting untuk dijadikan sebagai referensi bacaan peserta didik. Di sekolah, novel ini bisa dijadikan sebagai bahan ajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut mengingat kompleksitas isi dari novel yang cocok untuk usia remaja yang mulai mencari sebuah perenungan tentang masa depannya. Melalui penelitian ini, nantinya internalisasi nilai pendidikan karakter yang ada dalam novel bisa diberikan kepada peserta didik. Tentu dengan pertimbangan bahwa novel ini memang layak dan memiliki relevansi untuk dijadikan bahan ajar di SMA atau sederajat. Karena tidak menutup kemungkinan isi novel juga relevan dengan Madrasah Aliyah ataupun SMK. Menurut Ratna (2014:415) adanya perbedaan usia dan jenjang pendidikan, maka materi yang disajikan pun berbeda. Pertimbangan peneliti mengenai relevansi novel dengan pembelajaran bahasa Indonesia pada SMA antara lain: (1) Membaca novel merupakan Standar Kompetensi (SK) yang ada dalam silabus kurikulum KTSP kelas XI SMA. (2) Secara psikologis perkembangan anak pada usia SMA memiliki minat pada penemuan konsep, perenungan, penalaran, berdasarkan fenomena. Menurut Rahmanto (1988:30) usia SMA merupakan tahap generalisasi, anak sudah tidak berminat pada hal praktis tetapi berminat menemukan konsep abstrak dan berpikir filsafat untuk menemukan keputusan moral. (3) Peserta didik usia SMA sudah memiliki kemampuan bernalar dan pemahaman yang cukup dalam memahami karya sastra berbentuk novel. Nilai pendidikan karakter yang dominan dalam novel menjadi tonggak awal dari penelitian ini. Hal ini bertujuan supaya pembaca (siswa) mampu memahami nilai-nilai yang terkandung dalam novel. Pembaca dapat mengimplementasikan nilai pendidikan karakter dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai pendidikan karakter tersebut diantaranya religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, gemar membaca, dan peduli sosial. Untuk menyampaikan nilai pendidikan karakter dalam novel tersebut, caranya dengan menggunakan novel OMDS sebagai bahan ajar bahasa Indonesia di sekolah. commit to user

12 digilib.uns.ac.id 12 Berdasarkan alasan-alasan yang telah diuraikan di atas, akhirnya diputuskan untuk mengangkat Aspek Psikologis Tokoh dalam Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Wiwid Prasetyo (Tinjauan Psikologi Sastra, Nilai Pendidikan Karakter, dan Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA) sebagai judul penelitian. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas maka, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana struktur novel OMDS karya Wiwid Prasetyo? 2. Bagaimana aspek psikologis tokoh dalam novel OMDS karya Wiwid Prasetyo berdasarkan hirarki kebutuhan Maslow? 3. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel OMDS karya Wiwid Prasetyo? 4. Bagaimana relevansi novel OMDS karya Wiwid Prasetyo dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan mempresentasikan novel OMDS karya Wiwid Prasetyo. 2. Tujuan Khusus Sesuai dengan tujuan umum, maka secara khusus penelitian ini bertujuan untuk; a. Mendeskripsikan dan menjelaskan struktur OMDS karya Wiwid Prasetyo. b. Mendeskripsikan dan menjelaskan aspek psikologis tokoh dalam novel OMDS karya Wiwid Prasetyo berdasarkan hirarki kebutuhan Abraham Maslow. commit to user

13 digilib.uns.ac.id 13 c. Mendeskripsikan dan menjelaskan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel OMDS karya Wiwid Prasetyo. d. Mendeskripsikan dan menjelaskan relevansi novel OMDS karya Wiwid Prasetyo dengan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini dibagi menjadi dua macam yaitu manfaat secara teoretis dan manfaat secara praktis. 1. Secara Teoretis Secara teori dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang sastra dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya untuk mengembangkan sebuah teori-teori yang terkait dengan kajian terhadap karya sastra secara lebih mendalam. 2. Secara Praktis a. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan sebagai bahan ajar untuk guru bahasa Indonesia. Serta memiliki manfaat sebagai wadah yang mampu menampung ekspresi siswa dan memberikan nilai-nilai yang bersifat mendidik untuk diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. b. Bagi guru Hasil penelitian ini bagi guru bahasa Indonesia dapat dijadikan materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya materi tentang unsur-unsur intrinsik maupun ekstrinsik yang terdapat dalam novel terutama telaah karya sastra dari sudut pandang psikologi. c. Bagi siswa Hasil penelitian ini dapat dijadikan bacaan siswa sebagai materi belajar dalam memahami nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam novel. Selanjutnya nilai-nilai positif di dalamnya dimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. commit to user

14 digilib.uns.ac.id 14 d. Bagi Peneliti lain Hasil penelitian ini bagi peneliti lain dapat dijadikan bahan referensi yang relevan, ketika akan melakukan penelitian yang sejenis dan sebagai bahan pijakan untuk melakukan penelitian lebih mendalam terkait nilai-nilai pendidikan dengan menggunakan berbagai pendekatan. commit to user

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep. 1. Pengertian Novel. Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan pencerminan dari kehidupan manusia. Karya sastra menyuguhkan potret kehidupan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu perwujudan dari seni dengan menggunakan lisan maupun tulisan sebagai medianya. Keberadaan sastra, baik sastra tulis maupun bentuk

Lebih terperinci

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang 1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai seni kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah usaha untuk merekam isi jiwa sastrawannya yang berupa ungkapan pribadi manusia yang terdiri dari dari pengalaman, pemikiran, perasaan, ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk institusi sosial dan hasil pekerjaan seni kreatif dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Hubungan antara sastra, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu zaman. Artinya, melalui karya sastra, kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra mempunyai kehidupan sosial humaniora yang luar biasa. Baik pengarang maupun pembaca dapat menyalurkan apresiasi kreatif melalui karya sastra. Kolaborasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari daya imajinasi pengarang yang dituangkan dalam sebuah wadah. Sastra sendiri adalah bentuk rekaman dari bahasa yang akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra sebagai hasil karya seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, peneliti mengungkapkan mengenai: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, dan (d) manfaat penelitian. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan yang terjadi di masyarakat ataupun kehidupan seseorang. Karya sastra merupakan hasil kreasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Aji Budi Santosa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: 11) seperti halnya budaya, sejarah dan kebudayaan sastra yang merupakan bagian dari ilmu humaniora.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan akan menentukan kelangsungan hidup manusia. Seorang manusia tidak cukup dengan tumbuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia kedudukannya di muka bumi ini, karena interaksinya dengan lingkungan tidak hanya dibekali oleh naluri (insting)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi seorang penulis yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi, buku-buku yang digunakan dalam pengkajian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keindahan dalam karya sastra dibangun oleh seni kata atau seni bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari ekspresi jiwa pengarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia dan segala macam kehidupannya. Di samping berfungsi sebagai media untuk menampung teori

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Terbukti dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan drama. Hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia. Pada konteks yang berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan kehidupan manusia subjeknya. Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah unsur penelitian yang amat mendasar dan menentukan arah pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang bersifat imajinatif. Hal tersebut sependapat dengan Nurgiyantoro (2005:2) sebagai hasil yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks. Permasalahan-permasalahan tersebut menyangkut berbagai hal, yakni permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan suatu ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman. Ungkapan-ungkapan tersebut di dalam sastra dapat berwujud lisan maupun tulisan. Tulisan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Orang dapat mengetahui nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan bagian bentuk seni yang kehadirannya untuk diapresiasi. Artinya, kehadiran karya sastra untuk dimanfaatkan, dinikmati, dihargai, dan dikaji. Karya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan dunia imajinasi yang diciptakan oleh pengarang. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar pengarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada karya sastra, bahasa yang dipergunakan berbeda dengan karya ilmiah. Dalam karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang dan menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan keyakinan pengarang. Karya sastra lahir

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang mengambil kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi kehidupan manusia. Ia tidak

Lebih terperinci