BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah usaha untuk merekam isi jiwa sastrawannya yang berupa ungkapan pribadi manusia yang terdiri dari dari pengalaman, pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat berupa bahasa (Sumarjo dan Saini, 1986: 5). Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi, karena melalui bahasa, pendengar atau pembaca mendapatkan pengalaman, pemikiran, perasaan, ide dari apa yang diungkapkan oleh sastrawannya. Karya sastra mempunyai nilai estetika atau keindahan baik berupa lisan maupun tulisan. Bentuk karya sastra dapat dikelompokkan menjadi tiga yakni (a) prosa, (b) puisi, dan (c) drama. dari ketiga bentuk karya sastra prosa yang berupa novel yang paling dominan dalam mengungkapkan sebuah realita kehidupan. hal ini dikarenakan novel sering menampilkan unsur-unsur cerita yang paling lengkap dan memiliki media yang paling luas dalam mengungkap masalah kehidupan. untuk memahami sebuah novel, dapat dikaji dari aspek intrinsik dan aspek ekstrinsik. Aspek intrinsik sering juga disebut dengan pendekatan intrinsik, yaitu pendekatan yang manganggap bahwa karya sastra sebagai karya yang otonom yang hanya dapat berbicara dari dalam karya sastra itu sendiri. Sedangkan aspek ekstrinsik yang sering juga disebut dengan pendekatan ekstrinsik merupakan 1

2 2 pendekatan yang menganggap bahwa karya sastra dapat didalami dari berbagai disiplin ilmu. karena karya sastra terbentuk dari hasil perenungan pengarang yang melatarbelakangi oleh suatu disiplin ilmu tertentu (Saraswati, 2000: 97). Pada hakikatnya sastra lahir dari pengeksperian berdasarkan pengalaman yang telah lama ada dalam jiwa pengarang dan telah mengalami proses pengolahan jiwa secara mendalam melalui proses berimajinasi kemudian dituangkan dalam bentuk karya sastra yang diciptakannya. Karya sastra juga tidak dapat dilepaskan dari masalah kehidupan sebab cipta sastra bersumber dari kenyataan yang ada di dalam masyarakat. Realita kehidupan itu dapat berupa peristiwa-peristiwa, norma-norma, pandangan hidup, sosial budaya dan lain-lain. Nilai-nilai kehidupan itu tidak terlepas dari faktor psikologi. Sastra dan psikologi memiliki hubungan yang fungsional. Sama-sama menyentuh manusia dengan berbagai persoalannya. Secara kategori sastra berbeda dengan psikologi, sebagaimana yang sudah kita pahami sastra berhubungan dengan dunia fiksi, drama, puisi yang diklasifikasikan ke dalam seni. Sedangkan psikologi merujuk kepada studi ilmiah yang memahami tentang prilaku dan mental manusia. Meskipun keduanya berbeda, sastra dan psikologi memiliki kesamaan, yaitu keduanya berangkat dari manusia dan kehidupan yang dijadikan sebagai sumber kajian. Dalam psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan dalam penelitian, antara lain (a) studi psikologi pengarang sebagai tipe atau tipe pribadi, (b) studi proses kreatif, (c) studi tipe hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra. Dan (d) mempelajari dampak sastra pada pembaca (Wellek dan Warren,

3 3 1993: 90). Psikologi sastra adalah kajian yang memandang karya sastra sebagai aktifitas kejiwaan. Endrawarsa (2008: 96) mengatakan bahwa karya sastra dipandang sebagai fenomena psikologis yang menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokohnya. Aspek-aspek kejiwaan yang ada pada tokoh, dapat dikaji dengan perilaku-perilaku yang dilakukan tokoh tersebut. Tokoh dan segenap perilaku yang diciptakan oleh pengarang dalam sebuah karya sastra merupakan gambaran kehidupan manusia yang memiliki kepribadian tertentu. Kepribadian yang diemban oleh tokoh dalam karya sastra itu akan berhimpitan dengan hukum atau teori psikologi tertentu (Siswantoro, 2005: 24). Dengan demikian, karya sastra sebagai gejala kejiwaan yang mengandung fenomena-fenomena kejiwaan yang tampak dari tingkah laku tokoh-tokohnya, dapat dikaji dengan pendekatan psikologi. Dalam psikologi, kepribadian juga sering disebut psikologi kepribadian, menurut Allport (dalam Koeswara, 1991: 11) kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Sasaran pertama dari psikologi kepribadian itu tidak lain adalah memperoleh informasi tentang tingkah laku manusia. Dari sekian banyak manusia yang hidup di bumi, tidak akan ada manusia yang mempunyai kepribadian yang sama, termasuk dua orang kembar sekalipun. Kepribadian masing-masing individu berbeda-beda termasuk tingkah laku individu tersebut. Mempelajari tingkah laku manusia berhubungan juga dengan mempelajari kebutuhan manusia tersebut. Sebagai mahluk sosial, manusia harus dituntut berinteraksi dengan lingkungannya. Hal ini dikarenakan manusia tidak bisa hidup

4 4 sendiri dan di sisi lain manusia adalah mahluk yang tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Manusia merasakan kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya belum terpenuhi dengan baik secara lahir maupun batin. Maslow (dalam Koeswara, 1991: 118) mengatakan bahwa bagi manusia, kepuasan itu sementara. Jika kebutuhan telah terpuaskan, maka kebutuhan-kebutuhan lainya akan muncul menuntut kepuasan. Setiap manusia akan berjuang dalam hidupnya untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dalam memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, masing-masing individu mempunyai cara sendiri untuk memuaskan kebutuhannya tersebut. Salah satu teori dalam psikologi yang mengkaji kebutuhan-kebutuhan pada manusia adalah teori psikologi kepribadian Abraham Maslow. Maslow (dalam Yusuf, 2007: 156) mengatakan bahwa motivasi manusia diorganisasikan ke dalam hierarki kebutuhan yaitu susunan kebutuhan yang sistematis, suatu kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul. Kebutuhan yang ada dalam manusia adalah bawaan, tersusun menurut tingkatan dan bertingkat. Terdapat lima tingkatan dalam kebutuhan manusia yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Hal tersebut juga terdapat pada Tokoh Utama Suad dalam Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Quddus. Novel yang diterjemahkan oleh Syahid Widi Nugroho menceritakan tentang kisah perempuan yang telah menggapai ambisinya. Sebagai politisi sukses dan berbagai organisasi pergerakan perempuan. Kemudian kehampaan

5 5 menyelimuti kehidupan pribadinya. Hidupnya mulai tidak berharga lagi sejak dia mendapat status janda dan anak semata wayangnya mulai menjauhi dirinya. Akhirnya dia berusaha melakukan apa saja untuk melupakan bahwa dia adalah seorang perempuan. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik pada novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Quddus ini dijadikan sebagai objek penelitian. Karena dalam novel ini ditemukan hierarki kebutuhan manusia yang ada pada tokoh utamanya. Penelitian tentang Hierarki Kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow pernah dilakukan oleh Nurahmi (2011) yang berjudul Kajian Psikologi Humanistik Tokoh Pada Teks Drama Sabai Nan Aluih Karya Tulis Sutan Sati. Dalam penelitian tersebut memfokuskan pada wujud kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki serta harga diri yang dialami tokoh dalam naskah Sabai Nan Aluih yang dikaitkan dengan kebudayaan masyarakat Minangkabau. Sedangkan penelitian ini, peneliti memfokuskan kepada tiga kebutuhan manusia yang meliputi kebutuhan rasa aman, rasa cinta dan rasa memiliki, dan kebutuhan rasa harga diri. Budi Utomo (2010) dengan judul analisis Hierarki kebutuhan manusia menurut abraham maslow pada tokoh utama dalam kumpulan novelet Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburahman El Shirazi. Penelitian ini memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan rasa aman, rasa cinta dan harga diri. Yang membedakan dari penelitian sekarang adalah objek yang diteliti, yaitu peneliti sebelumnya menggunakan kumpulan novelet Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habirurahman El Shirazi. Sedangkan penelitian sekarang

6 6 menggunakan Novel Aku Lupa Bahwa Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus yang memfokuskan kepada tokoh utamanya. 1.2 Jangkauan Masalah Psikologi sastra adalah kajian yang memandang karya sastra sebagai aktivitas kejiwaan. Endrawarsa (2008: 96) mengatakan bahwa karya sastra dipandang sebagai fenomena pikologis yang akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokohtokohnya. Aspek-aspek kejiwaan yang ada pada tokoh, dapat dikaji dengan perilakuperilaku yang dilakukan tokoh tersebut. Tokoh dan segenap perilaku yang diciptakan oleh pengarang dalam sebuah karya sastra merupakan gambaran kehidupan manusia yang memiliki kepribadian tertentu. Kepribadian yang diemban oleh tokoh dalam karya sastra itu akan berhimpitan dengan hukum atau teori psikologi tertentu (Siswantoro, 2005: 24). Dengan demikian, sebuah karya sastra dapat didekati dengan menggunakan pendekatan psikologi. Dalam psikologi sendiri, kepribadian juga sering disebut psikologi kepribadian. Menurut Allport (dalam Koeswara, 1991: 11) kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Kepribadian individu satu dengan individu yang lain tidak sama, termasuk tingkah laku individu tersebut. Mempelajari tingkah laku manusia berhubungan juga dengan mempelajari kebutuhan manusia tersebut. Dalam Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus menjangkau mengenai hirearki kebutuhan manusia yang khususnya pada

7 7 Tokoh Utama Suad, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. 1.3 Batasan Masalah Terdapat lima tingkatan dalam teori kebutuhan menurut Abraham Maslow, yaitu berupa kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Melihat luasnya masalah yang dikaji oleh peneliti, maka pada penelitian membatasi kajian pada : a. Wujud kebutuhan akan rasa aman yang meliputi ketentraman, kepastian, dan keteraturan pada tokoh utama dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus. b. Wujud kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki pada tokoh utama dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus. c. Wujud kebutuhan harga diri yang meliputi kebebasan, prestasi dan pengakuan pada tokoh utama dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus.

8 8 1.4 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dikemumakan maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut. a. Bagaimanakah wujud kebutuhan akan rasa aman yang meliputi ketentraman, kepastian dan keteraturan pada tokoh utama pada Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Quddus? b. Bagaimanakah wujud kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki yang pada tokoh utama pada novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Quddus? c. Bagaimanakah wujud kebutuhan harga diri yang meliputi kebebasan, prestasi dan pengakuan pada tokoh utama pada novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Quddus? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang kepribadian pada tokoh utama yang terdapat dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penelitian ini sebagai berikut: a. Mendeskripsikan wujud kebutuhan akan rasa aman yang yang meliputi ketentraman, kepastian dan keteraturan pada tokoh utama pada Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Quddus?

9 9 b. Mendeskripsikan wujud kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki pada tokoh utama pada novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Quddus? c. Mendeskripsikan wujud kebutuhan harga diri meliputi kebebasan, prestasi dan pengakuan pada tokoh utama pada novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Quddus? 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai wujud hasil kajian psikologi sastra terhadap novel, sehingga bermanfaat terhadap pengembangan studi sastra dan psikologi Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengajaran sastra yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan manusia yang lebih khususnya pada kepribadian tokoh utama dalam novel Aku Lupa bahwa Aku Perempuan. Untuk pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang kebutuhan-kebutuhan pada manusia tentang aktualisasi diri yang berlaku di masyarakat lewat novel Aku Lupa bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Qudus.

10 Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan, maka perlu adanya penegasan istilah. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperoleh kesamaan pengertian terhadap istilah yang digunakan penegasan istilah yang dimaksud antara lain: a. Analisis adalah penyelidikan dan penguraian terhadap suatu masalah untuk mangetahui keadaan yang sebenar-benarnya, proses pemecahan masalah yang dimulai dengan dugaan akan kebenaran (Depdikbud, 2003:37). b. Hierarki kebutuhan adalah susunan kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam manusia. Terdapat lima tingkatan dalam kebutuhan manusia yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (Koeswara, 1991:118) c. Novel adalah Karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menunjukkan watak dan sifat setiap pelaku (Depdikbud, 2003:153). d. Tokoh utama adalah tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita (Aminuddin,1987: 79). e. Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari jiwa dan raga yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas (Koeswara. 1991:11). f. Kebutuhan rasa aman adalah sesuatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian, keteraturan dari keadaan yang ada disekelilingnya (Koeswara, 1991:121).

11 11 g. Kebutuhan rasa cinta dan rasa memiliki adalah sesuatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu yang lain (Koeswara, 1991:121). h. Kebutuhan rasa harga diri. Kebutuhan ini meliputi dua kategori, yaitu (a) harga diri meliputi kepercayaan diri, kompetensi, kecukupan, prestasi dan kebebasan, (b) penghargaan dari orang lain meliputi pengakuan, perhatian, prestesi, respek dan kedudukan (status) (Yusuf, 2007: 159).