I. PENDAHULUAN. Laut Indonesia memiliki luas lebih kurang 5,8 juta km 2 dengan garis pantai
|
|
- Siska Kusuma
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Laut Indonesia memiliki luas lebih kurang 5,8 juta km 2 dengan garis pantai sepanjang km, dengan potensi sumberdaya terutama sumberdaya perikanan laut yang cukup besar. Pembangunan perikanan sebagai bagian dari pembangunan ekonomi nasional yang mempunyai tujuan antar lain untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan. Menurut catatan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan (2004), potensi lestari sumberdaya perikanan laut Indonesia yang mencapai 6,7 juta ton/tahun tersebar di wilayah perairan teritorial Indonesia dan perairan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Dari seluruh potensi sumberdaya ikan tersebut, jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,12 juta ton per tahun atau sekitar 80 persen dari potensi lestari, dan sudah dimanfaatkan sebesar 4,7 juta ton pada tahun 2004 atau 91,8 persen dari jumlah tangkapan yang diperbolehkan. Potensi perikanan laut Indonesia berasal dari sumberdaya ikan Tuna, ikan Cakalang/Tongkol, udang laut, dan perikanan laut lainnya. Jumlah produksi perikanan laut Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1. Potensi perikanan Indonesia yang besar merupakan asset potensial dalam memberikan kontribusi yang signifikan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional tersebut. Peningkatan produksi perikanan Indonesia tentunya sangat berpengaruh sebagai dampak dari pertumbuhan penduduk di dunia. Permintaan ikan dunia dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk dan kualitas hidup yang diikuti dengan perubahan pola masing-masing masyarakat. Peningkatan kualitas hidup
2 menyebabkan bergesernya komposisi jenis makanan ke makanan sehat yang dicirikan dari rendahnya kandungan kolesterol dan tingginya kandungan protein sebagaimana terdapat pada ikan. Tabel 1. Produksi Perikanan Laut Indonesia, Periode Tahun PROVINSI Satuan : Ton Rata-rata kenaikan (%) JUMLAH SUMATERA Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat R I a u J a m b i Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung J A W A Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur BALI - NUSATENGGARA B a l i Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur KALIMANTAN Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur SULAWESI Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara MALUKU - IRIAN JAYA Maluku Maluku Utara Papua Sumber : Departemen Kelautan dan Perikanan, 2004 Menurut catatan Departemen Kelautan dan Perikanan (2004), secara umum perdagangan hasil perikanan dunia terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 8,50 persen per tahun sepanjang tahun 1990-an dengan nilai US$ 10,37 2
3 miliar. Laju pertumbuhan produksi ikan dunia masih didominasi oleh perikanan tangkap sekitar 80 persen dengan laju pertumbuhan 1,7 persen per tahun. Berdasarkan data dari Badan Pangan Dunia (FAO, 1997), konsumsi ikan dunia telah meningkat dua kali lipat sejak tahun 1973 dan negara-negara berkembang mengambil peran penting dalam masalah ini. Republik Rakyat China dengan dominasi dalam faktor pendapatan dan kependudukan, telah mendominasi konsumsi ikan dunia dan menggeser posisi Jepang, dimana konsumsi ikannya sebanyak 36 persen pada tahun 1997 artinya telah terjadi peningkatan konsumsi bila dibandingkan dengan tahun 1973 hanya sebesar 11 persen. Jepang pada tahun yang sama menurun dari 24 pada tahun 1973 menjadi 11 persen pada tahun Untuk menggali potensi perikanan tersebut, sekaligus memenuhi permintaan ikan dunia, maka perlu ditumbuh-kembangkan usaha di bidang perikanan dengan menciptakan suatu kondisi yang kondusif dalam rangka pengembangan usaha perikanan dan menunjang investasi. Pelabuhan perikanan dibangun untuk mendukung pembangunan perikanan. Pelabuhan perikanan merupakan sentra perikanan laut yang sangat penting peranannya di dalam rantai sistem perikanan laut. Pelabuhan perikanan merupakan tempat berlindung atau berlabuh bagi kapal-kapal perikanan untuk melakukan berbagai kegiatan seperti mengisi bahan perbekalan, mendaratkan ikan hasil tangkapan, perawatan dan perbaikan alat tangkap dan kapal. Salah satu masalah pokok yang penting diperhatikan dalam penyediaan pelabuhan perikanan adalah pengelolaannya. Kegiatan pengelolaan pada pelabuhan perikanan meliputi kegiatan antara lain kegiatan pengoperasian, pemeliharaan, rehabilitasi dan yang utama berupa pelayanan pengusahaan pelabuhan perikanan. Jika pengelolaan pelabuhan perikanan tidak terlaksana 3
4 dengan baik, maka hal ini dapat mengganggu perwujudan fungsi dan peranan pelabuhan perikanan dalam mendukung atau menunjang pembangunan perikanan yang berkelanjutan. Menurut data Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (2004) terdapat lima Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS), sebelas Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN), empat puluh Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) yang terdiri dari tiga PPP yang dikelola oleh Departemen Kelautan dan Perikanan dan tiga puluh tujuh PPP yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. Menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Kep.26I/MEN/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan, dan dalam rangka menunjang peningkatan produksi perikanan dan pengelolaan sumberdaya ikan yang bertanggung jawab, pelabuhan perikanan dikelompokkan menjadi pelabuhan perikanan yang belum diusahakan dan pelabuhan perikanan yang diusahakan. Maksud pelabuhan perikanan yang belum diusahakan adalah bahwa seluruh kegiatan pengelolaan di pelabuhan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelabuhan Perikanan, sedangkan yang dimaksud dengan pelabuhan perikanan yang diusahakan adalah sebagian sarananya dikelola secara produktif dan ekonomis oleh Perusahaan Umum (Perum) yang merupakan bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sedangkan sarana yang bersifat untuk pelayanan umum atau tidak bersifat ekonomis dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelabuhan Perikanan. Berkaitan dengan hal tersebut, pelabuhan perikanan samudera yang belum diusahakan terdiri dari Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari, Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap dan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, 4
5 sedangkan Pelabuhan Perikanan Samudera yang diusahakan meliputi Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan dan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta yang kemudian menjadi lokasi penelitian. Berdasarkan tipenya Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta merupakan pelabuhan perikanan tipe A atau kelas I yang sekaligus menjadi pelabuhan perikanan yang terbesar dengan sarana dan prasarana yang lebih lengkap dibandingkan dengan rata-rata pelabuhan perikanan lainnya di Indonesia. Tujuan utama distribusi dan pemasaran ikan hasil tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta adalah ekspor ke manca negara. Dalam upaya menjamin kelancaran produksi hingga sampai ke konsumen maka dalam pengelolaannya Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta dilengkapi dengan berbagai sarana/fasilitas yang berfungsi menunjang kelancaran kegiatan perikanannya. Fasilitas-fasilitas yang telah dibangun di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman terdiri dari fasilitas pokok (kolam pelabuhan, pemecah gelombang, dermaga, jalan kawasan pelabuhan, tanah), fasilitas fungsional (tempat pelelangan ikan, tempat pemasaran ikan, tempat pengolahan ikan, gudang perbekalan ikan, pabrik es, ruang pendingin, tempat perawatan kapal, unit pengolahan limbah, dan lain-lain), dan fasilitas penunjang (gedung pertemuan nelayan, perkantoran, fasilitas sosial dan umum, pertokoan). Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Kep.10/MEN/2004 tentang Pelabuhan Perikanan, pasal 18 butir (3) menyebutkan pengusahaan pelabuhan perikanan terdiri atas dua bagian yaitu : (1) Penyewaan fasilitas yang bersifat tetap dikelola oleh Perum Prasarana Perikanan yang antara 5
6 lain : penyewaan lahan, penyewaan bangunan, penyewaan cold storage, penyewaan peralatan; (2) pelayanan jasa yang antara lain : jasa pelayanan kapal, barang dan alat, pemenuhan perbekalan kapal perikanan, pelelangan ikan, pas masuk dan parkir, pengujian mutu dan jasa lainnya. Direktorat Jenderal Perikanan (1999) menyatakan bahwa pengelolaan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta mulai dilakukan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi secara penuh pada tahun Sampai dengan tahun 2006, jumlah usaha yang melakukan aktivitas di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta sebesar 796 unit yang terdiri dari usaha perikanan skala besar 46 unit, usaha perikanan skala menengah 39 unit, usaha perikanan skala kecil 83 unit, pedagang eceran 521 unit dan pedagang kaki lima 107 unit (Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta, 2006). Perkembangan tersebut mengisyaratkan beberapa hal yaitu (1) tingginya animo pengusaha perikanan, khususnya usaha penangkapan dan pengolahan, (2) tingginya lapangan kerja yang tersedia, (3) semakin beratnya daya dukung lingkungan, dan (4) dalam jangka panjang dikhawatirkan nilai guna lahan dan fasilitas yang tersedia menjadi menurun. Selama 20 tahun, seluruh fasilitas yang telah dibangun dioperasikan sesuai dengan manfaatnya dalam memberikan pelayanan bagi yang membutuhkan walaupun secara faktual ternyata masih belum mampu memberikan pelayanan maksimal dan mendorong secara optimal berkembangnya industri perikanan. Belum optimalnya pelayanan kepada masyarakat dimungkinkan karena keterbatasan kapasitas fasilitas, mutu yang dihasilkan, jenis fasilitas yang dibangun dengan semakin meningkatnya jumlah armada perikanan; penyusutan nilai manfaat fasilitas dikarenakan usia pemakaiannya dan minimalnya 6
7 pemeliharaan dan tidak terlepas dari kondisi ekonomi nasional maupun internasional yang kurang kondusif, misalnya naiknya harga Bahan Bakar Minyak Solar Industri yang langsung berdampak pada kapal perikanan. Mencermati kondisi di atas maka diperlukan suatu kajian pengelolaan pelabuhan perikanan samudera dalam mendukung pembangunan perikanan yang tepat khususnya pada Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Pamudera Nizam Zahman Jakarta dalam mendukung pembangunan perikanan Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan penjelasan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengelolaan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta saat ini. 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kegiatan pengelolaan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta dalam mendukung pembangunan perikanan. 3. Bagaimana sasaran kegiatan pengelolaan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta 4. Alternatif strategi apa saja yang dapat dilakukan untuk pengelolaan pelabuhan perikanan samudera dalam mendukung pembangunan perikanan. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengkaji pengelolaan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta saat ini. 7
8 2. Mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang mempengaruhi pengelolaan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. 3. Merumuskan sasaran kegiatan pengelolaan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. 4. Merekomendasikan alternatif strategi pengelolaan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta dalam mendukung pembangunan perikanan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan solusi alternatif strategi pengelolaan pelabuhan kepada pengelola Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat perikanan guna mendukung pembangunan perikanan dan kelautan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian difokuskan pada pengelolaan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kajian dibatasi pada tahap pemberian solusi alternatif strategi pengelolaan pelabuhan perikanan. 8
Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan
Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan Iin Solihin 1, Sugeng Hari Wisudo 1, Joko Susanto 2 1 Departemen
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009
ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT
Lebih terperinciIndonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.
A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang memiliki lebih dari 17.508 pulau dan garis pantai sepanjang 81.000 km. Hal ' ini menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar
Lebih terperinci7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 7.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tempat pelelangan ikan (TPI) merupakan tempat untuk melelang hasil tangkapan, dimana terjadi pertemuan
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Menurut Lubis (2000), Pelabuhan Perikanan adalah suatu pusat aktivitas dari sejumlah industri perikanan, merupakan pusat untuk semua kegiatan perikanan,
Lebih terperinciPopulasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),
Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.3-/217 DS4538-239-5974-97 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan, kelestarian ekosistem, serta persatuan dan kesatuan. Sedangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, memiliki 17.508 buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis pantai sepanjang 81.000
Lebih terperinciNusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.
LAMPIRAN I ZONA DAN KOEFISIEN MASING-MASING ZONA Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Koefisien = 5 Koefisien = 4 Koefisien = 3 Koefisien = 2 Koefisien = 1 Koefisien = 0,5 DKI Jakarta Jawa Barat Kalimantan
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Perikanan Tangkap 4.1.1 Armada Kapal Perikanan Kapal penangkapan ikan merupakan salah satu faktor pendukung utama dalam melakukan kegiatan penangkapan
Lebih terperinciVIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN
185 VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN Ketersediaan produk perikanan secara berkelanjutan sangat diperlukan dalam usaha mendukung ketahanan pangan. Ketersediaan yang dimaksud adalah kondisi tersedianya
Lebih terperincirovinsi alam ngka 2011
Buku Statistik P D A rovinsi alam ngka 2011 Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan 2012 1 2 DAFTAR ISI Daftar Isi... i Statistilk Provinsi Dalam Angka Provinsi Aceh... 1
Lebih terperinci6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA
66 6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA 6.1 Menganalisis tujuan pembangunan PPS Nizam Zachman Jakarta Menganalisis kinerja operasional pelabuhan perikanan diawali dengan
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pengumpulan data
3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Samudera Sumatera Utara dan tangkahan-tangkahan di sekitar Pelabuhan Perikanan Samudera Sumatera Utara
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.02/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELABUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.02/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELABUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciTabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi
Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) terletak di Teluk Jakarta tepatnya di Kelurahan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Perikanan Karangantu merupakan suatu pelabuhan yang terletak di Kota Serang dan berperan penting sebagai pusat kegiatan perikanan yang memasok sebagian besar
Lebih terperinciTujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan
1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan, kelestarian ekosistem, serta persatuan dan kesatuan. Sedangkan sasaran program
Lebih terperinci. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.
S ensus Penduduk, merupakan bagian terpadu dari upaya kita bersama untuk mewujudkan visi besar pembangunan 2010-2014 yakni, Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan. Keberhasilan
Lebih terperinciRUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP) mempunyai nilai strategis dalam rangka pembangunan ekonomi perikanan. Keberadaan PP selain menunjang
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Lokasi PPS Belawan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan terletak pada koordinat geografis 03º 47 00 LU dan 98 42 BT, posisi yang cukup strategis bila ditinjau dari
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Dr. Ir. Sri Yanti JS. MPM
KATA PENGANTAR Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki laut yang dapat dikelola sebesar 5,8 juta km 2 dan mempunyai potensi serta keanekaragaman sumber daya kelautan dan perikanan
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.16/MEN/2006, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.06/MEN/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELABUHAN PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.06/MEN/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinci6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Hasil tangkapan di PPS Belawan idistribusikan dengan dua cara. Cara pertama adalah hasil tangkapan dari jalur laut didaratkan di PPS Belawan didistribusikan
Lebih terperinci4 KONDISI UMUM PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA
4 KONDISI UMUM PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA 4.1 Lokasi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta terletak di Muara
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) merupakan pelabuhan perikanan tipe B atau kelas II. Pelabuhan ini dirancang untuk melayani kapal perikanan yang
Lebih terperinciBAHAN BAKU: URAT NADI INDUSTRI PENGOLAHAN PERIKANAN MIKRO KECIL DAN MENENGAH
Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol. 1 No. 3, Desember 2014: 187-191 ISSN : 2355-6226 BAHAN BAKU: URAT NADI INDUSTRI PENGOLAHAN PERIKANAN MIKRO KECIL DAN MENENGAH Yonvitner Departemen Manajemen
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.19/MEN/2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.06/MEN/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perikanan adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan dalam bidang perikanan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan paket-paket teknologi. Menurut Porter (1990)
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.6-/21 DS264-891-4155-6432 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pasal 41 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004
Lebih terperinciRekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)
Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Kawasan Hutan Total No Penutupan Lahan Hutan Tetap APL HPK Jumlah KSA-KPA HL HPT HP Jumlah Jumlah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG KOMPONEN DALAM PENGHITUNGAN HARGA ECERAN TERTINGGI BUKU TEKS PELAJARAN MILIK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciPENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP Menuju Industri Perikanan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP Menuju Industri Perikanan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan Deputi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, yaitu sekitar 3,1 juta km 2 wilayah perairan territorial dan 2,7 juta km 2 wilayah perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE)
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEMASARAN HASIL PERIKANAN DI PASAR IKAN TERINTEGRASI PADA PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas
Lebih terperinciJUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015
JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN NO PROVINSI LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 ACEH 197 435 632 2 SUMATERA UTARA 1,257 8,378 9,635 3 SUMATERA BARAT 116 476 592
Lebih terperinciPERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada
Lebih terperinci2
2 3 c. Pejabat Eselon III kebawah (dalam rupiah) NO. PROVINSI SATUAN HALFDAY FULLDAY FULLBOARD (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. ACEH
Lebih terperinciB. SUMBER PENDANAAN (10) PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta Rupiah) Prakiraan Kebutuhan
PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta ) 2075 Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan bagi SDM Kesehatan 2075.0 Terselenggaranya Standarisasi,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015
BADAN PUSAT STATISTIK No. 48/05/Th. XVIII, 15 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL MENCAPAI US$13,08 MILIAR Nilai ekspor Indonesia April mencapai US$13,08
Lebih terperinciMENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN
Lebih terperinciPANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2
PANDUAN Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN
Lebih terperinciTabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan
BAB 1 PENDAHULUAN Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup. Pelestarian sumberdaya air secara kualitatif dan kuantitatif kurang mendapat perhatian. Secara kualitatif
Lebih terperinciTABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011
TABEL 1 GAMBARAN UMUM No. Provinsi Lembaga Pengelola Pengunjung Judul Buku 1 DKI Jakarta 75 83 7.119 17.178 2 Jawa Barat 1.157 1.281 72.477 160.544 3 Banten 96 88 7.039 14.925 4 Jawa Tengah 927 438 28.529
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan industri bioteknologi kelautan merupakan asset yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dilakukannya penelitian, batasan masalah dalam penelitian, serta pada bagian akhir sub bab juga terdapat sistematika penulisan
Lebih terperinciSensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI
Lebih terperinciBPS PROVINSI SUMATERA SELATAN
BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.53/09/16 Th. XVIII, 01 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA SELATAN MARET 2016 GINI RATIO SUMSEL PADA MARET 2016 SEBESAR
Lebih terperincimelakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 2012 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PRASARANA PERIKANAN SAMUDERA DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PERMEN-KP/2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PERMEN-KP/2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PELABUHAN PERIKANAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah laut Indonesia terdiri dari perairan teritorial seluas 0,3 juta km 2, perairan laut Nusantara seluas 2,8 juta km 2 dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas
Lebih terperinciRENCANA INDUK PEMBANGUNAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMASYARAKATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-07.OT.01.03 TAHUN 2011 RENCANA INDUK PEMBANGUNAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMASYARAKATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM
Lebih terperinci2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 454, 2016 ANRI. Dana. Dekonsentrasi. TA 2016. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pengertian pelabuhan perikanan Menurut Ditjen Perikanan Deptan RI, pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP) mempunyai nilai strategis dalam rangka pembangunan ekonomi perikanan. Keberadaan Pelabuhan Perikanan
Lebih terperinciPROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT
No. 42 / IX / 14 Agustus 2006 PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005 Dari hasil Susenas 2005, sebanyak 7,7 juta dari 58,8 juta rumahtangga
Lebih terperinci5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT
27 5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT Perkembangan Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit yang menjadi salah satu tanaman unggulan
Lebih terperinciPerum Prasarana Perikanan Samudera (PPPS) ildalah Badan Usaha. Milik Negara (BUMN), didirikan berdasarkan PP No.2 tahun 1990 dm
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perum Prasarana Perikanan Samudera (PPPS) ildalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), didirikan berdasarkan PP No.2 tahun 1990 dm selanjumya disempumakan dengan PP No.23 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara maritim dengan luas wilayah laut
Lebih terperinciTabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi
Tabel 39., dan Bawang Merah Menurut 6.325 7.884 854.064 7,4 7,4 2 Sumatera 25.43 9.70 3.39 2.628 7,50 7,50 3 Sumatera Barat 8.57 3.873.238.757 6,59 7,90 4 Riau - - - - - - 5 Jambi.466.80 79 89 8,9 6,24
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
38 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Jakarta Utara 4.1.1 Letak geografi dan keadaan topografi Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta terletak di Muara Baru. Kawasan
Lebih terperinciV. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM
V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM Hingga tahun 2010, berdasarkan ketersediaan teknologi produksi yang telah ada (varietas unggul dan budidaya), upaya mempertahankan laju peningkatan produksi sebesar
Lebih terperinciPOTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani
POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH Oleh : Ida Mulyani Indonesia memiliki sumberdaya alam yang sangat beraneka ragam dan jumlahnya sangat melimpah
Lebih terperinciFORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016
FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN PERTANIAN 2. Program : Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat 3.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat. Dari luas laut sebesar itu di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dua per tiga luas wilayah Negara Indonesia adalah perairan laut yang terdiri dari laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat. Dari luas laut sebesar itu di dalamnya
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PERMEN-KP/2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN FAKTOR X TARIF JASA PENGADAAN ES DI PELABUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan merupakan sumberdaya ekonomi yang strategis untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Makna strategis itu tercermin dari kondisi objektif kira-kira dua
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan
Lebih terperinci2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh
No.1368, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Hasil Pemetaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG
Lebih terperinci2 menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendahar
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 2100, 2014 KEMENKEU. Perbendaharaan. Anggaran Negara. Sistem. Pelaksanaan. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 278/PMK.05/2014 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia yang secara geografis adalah negara kepulauan dan memiliki garis pantai yang panjang, serta sebagian besar terdiri dari lautan. Koreksi panjang garis
Lebih terperinci2012, No
2012, No.163 12 LAMPIRAN I FASILITAS TRANSPORT NO ESELON, PANGKAT/GOL PERJALANAN DINAS PESAWAT UDARA MODA TRANSPORTASI KAPAL LAUT KERETA API LAINNYA 1 2 3 4 5 6 7 1. Eselon I B Bisnis Kelas I B 2. Eselon
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan
4 GAMBARAN UMUM 4.1 Kinerja Fiskal Daerah Kinerja fiskal yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, yang digambarkan dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan pelampung di sisi atasnya dan pemberat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016
BADAN PUSAT STATISTIK. 29/03/Th. XIX, 15 Maret 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016 RUPIAH TERAPRESIASI 3,06 PERSEN TERHADAP DOLAR AMERIKA Rupiah terapresiasi 3,06 persen
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas terdiri dari
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas terdiri dari beberapa pulau besar antara lain Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Lebih terperinci6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU
6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6.1 Tujuan Pembangunan Pelabuhan Tujuan pembangunan pelabuhan perikanan tercantum dalam pengertian pelabuhan perikanan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian
METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 009. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian di Pelabuhan Perikanan Samudera
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PRASARANA PERIKANAN SAMUDERA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sebagai Wadah Pemberdayaan Masyarakat
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat () Sebagai Wadah Pemberdayaan Masyarakat Keberhasilan pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, pemerintah dan masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Kondisi Geografis Negara Indonesia Penulis menyajikan gambaran umum yang meliputi kondisi Geografis, kondisi ekonomi di 33 provinsi Indonesia. Sumber : Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan tradisional yang mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia. Peran tersebut antara lain adalah sebagai sumber
Lebih terperinciFOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016
DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016 Disampaikan pada: MUSRENBANGTANNAS 2015 Jakarta, 04 Juni 2015 1 TARGET PROGRAM
Lebih terperinciMENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG
KEPUTUSAN NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG PENETAPAN NAMA NAMA PENERIMA DANA PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2012 Menimbang :, a. bahwa jumlah lanjut usia yang membutuhkan perhatian dan penanganan
Lebih terperinciKatalog BPS:
ht tp :// w w w.b p s. go.id Katalog BPS: 5402003 PRODUKSI PERIKANAN LAUT YANG DIJUAL DI TEMPAT PELELANGAN IKAN 2008 ISSN. 0216-6178 No. Publikasi / Publication Number : 05220.0902 Katalog BPS / BPS Catalogue
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)
No. 08/02/15/Th.IV, 1 Februari 2010 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2009 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI JAMBI SEBESAR 94,82 Pada bulan Desember 2009, NTP Provinsi Jambi untuk masing-masing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agribisnis, agroindustri adalah salah satu subsistem yang bersama-sama dengan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budidaya tanaman obat adalah salah satu cara penglolaan tanaman obat untuk mendatangkan keuntungan. Pembangunan ekonomi Indonesia bertumpu pada bidang pertanian dan
Lebih terperinciPREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi
LAMPIRAN 1 PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2013 Status Gizi No Provinsi Gizi Buruk (%) Gizi Kurang (%) 1 Aceh 7,9 18,4
Lebih terperinciKEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL INSTRUKSI KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1/Ins/II/2013 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROGRAM STRATEGIS BADAN PERTANAHAN NASIONAL TAHUN 2013 KEPALA BADAN PERTANAHAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011
BADAN PUSAT STATISTIK No.21/04/Th.XIV, 1 April PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$14,40 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$14,40
Lebih terperinci