DAMPAK INTERVENSI TEKNIK MENYUSUI DAN PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP KENAIKAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUD NENE MALLOMO KABUPATEN SIDRAP

Transkripsi

1 DAMPAK INTERVENSI TEKNIK MENYUSUI DAN PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP KENAIKAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUD NENE MALLOMO KABUPATEN SIDRAP Wilda Rezki Pratiwi Program Studi DIII Kebidanan Stikes Muhammadiyah Sidrap Alamat korepondensi: ABSTRAK Tindakan yang relatif murah dan mudah diterapkan untuk meningkatkan kesehatan dan kelangsungan hidup bayi baru lahir. Salah satunya adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Tekhnik menyusui dan perawatan payudara merupakan perawatan yang diberikan pada ibu nifas postpartum. Jika dilakukan dengan efektif maka produksi ASI menjadi lebih baik sejak awal proses menyusui. Penelitian ini dilakukan dengan bertujuan untuk menganalisis pengaruh tekhnik menyusui dan perawatan payudara terhadap kenaikan berat badan bayi lahir rendah. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain Quasi Experiment dengan rancangan penelitian the pretestposttest two group design. Sampel penelitian 22 responden dengan menggunakan tekhnik sampling purposive.berdasarkan hasil uji independent samples t- test menunjukan pada kelompok intervensi didapatkan hasil ada pengaruh perawatan payudara dan tekhnik menyusui terhadap kenaikan berat badan bayi lahir rendah pada bulan pertama dengan nilai p 0,00 < 0,05, bulan ke dua nilai p 0,00 < 0,05, dan bulan ketiga nilai p 0,00 < 0,05. Kelompok kontrol didapatkan hasil tidak ada pengaruh tekhnik menyusui terhadap kenaikan berat badan bayi lahir rendah pada bulan pertama dengan nilai p 0,248 > 0,05, pada bulan ke dua didapatkan hasil ada pengaruh tekhnik menyusui terhadap kenaikan berat badan bayi lahir rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Nene Mallomo dengan nilai p 0,02 < 0,05 dan pada bulan ke tiga didapatkan hasil ada pengaruh tekhnik menyusui terhadap kenaikan berat badan bayi lahir rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Nene Mallomo dengan nilai p 0,00 < 0,05. Diharapkan ibu nifas dapat mengetahui tentang perawatan payudara dan tekhnik menyusui yang benar untuk kelancaran ASI pada Ibu menyusui serta dapat mempengaruhi kenaikan berat badan bayinya secara bertahap sesuai dengan usia bayinya. Kata Kunci : Tekhnik menyusui, Perawatan payudara, BBLR PENDAHULUAN Bayi berat lahir rendah (BBLR) hinggah saat ini masih merupakan masalah yang sering diseluruh dunia, karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian yang masih tinggi, (Proverawati, 2010). Sementara laporan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan bahwa jumlah kematian bayi pada tahun 2010 jumlah mengalami peningkatan sebesar 854 bayi atau 5,8 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan tahun 2011 jumlah kematian bayi mengalami peningkatan menjadi 868 bayi atau 5.90 per 1000 kelahiran hidup. Dari hasil pengumpulan data profil kesehatan tahun 2014 jumlah kematian bayi menjadi bayi atau 7.23 per 1000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Prov. Sulsel Tahun 2015). Dari data profil kesehatan Sulawesi Selatan pada tahun 2010 persentase BBLR mengalami peningkatan menjadi 1,73% dari kelahiran hidup, cakupan kunjungan bayi meningkat menjadi 78,45%, dan cakupan ASI Eksklusif meningkat menjadi 67,58%, sedangkan pada tahun 2011 persentase BBLR mengalami peningkatan menjadi 2,35% dari kelahiran hidup, cakupan kunjungan bayi meningkat menjadi bayi (88.57%), cakupan ASI Eksklusif mengalami penurunan dari tahun lalu menjadi 41,32%. Tahun 2012 persentase BBLR meningkat menjadi 3,12% dari kelahiran hidup, cakupan kunjungan bayi menjadi bayi (90,09%), untuk tahun 2013 persentase BBLR menurun menjadi 2,94% dari kelahiran hidup, cakupan ASI Eksklusif (62,70%) dan cakupan kunjungan bayi menjadi bayi (94.84%), sedangkan untuk tahun 2014 persentase BBLR menurun menjadi 3,02% dari kelahiran hidup, cakupan ASI Eksklusif (56,31%) dan cakupan kunjungan bayi menjadi bayi (94.81%).( Profil Kesehatan Sulawesi - Selatan Tahun 2014). 352

2 Mengacu pada target program, pada tahun 2013 sebesar 75% dan tahun 2014 sebesar 80%, maka secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 52,3% belum mencapai target. Hanya terdapat satu provinsi yang berhasil mencapai target yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 84,7%. Provinsi Jawa Barat, Papua Barat, dan Sumatera Utara merupakan tiga provinsi dengan capaian terendah, Sulawesi Selatan sebesar (69,3). (Ditjen Gizi dan KIA Kemenkes RI, 2015). Tindakan yang relatif murah dan mudah diterapkan untuk meningkatkan kesehatan dan kelangsungan hidup bayi baru lahir. Salah satunya adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir atau biasa disebut inisiasi menyusui dini serta pemberian ASI Eksklusif. (Aprillia, 2009). Pengambilan data awal yang dilakukan Rumah Sakit Umum Nene Mallomo Kabupaten Sidenreng Rappang didapatkan jumlah BBLR dengan KMK pada tahun 2015 sebanyak 239 bayi dan yang meninggal karena BBLR sebanyak 26 bayi, BBLR dengan premature sebanyak 26 bayi, Sedangkan pada tahun 2016 BBLR dengan KMK sebanyak 173 bayi dan yang meninggal sebanyak 29 bayi, premature sebanyak 38 bayi. (Ruangan Bayi, RSU Nene Mallomo, 2016). Hasil wawancara langsung kepada kepala ruangan KIA menyatakan bahwa penatalaksanaan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) hanya sebagian kecil yang diberikan ASI langsung kepada ibunya, melainkan diberikan pemberian ASI perah, dan kurangnya pengetahuan tentang cara teknik menyusui dan perawatan payudara sehinggah ASI ibu menjadi kurang dikarenakan tidak mendapatkan isapan dari awal bayi lahir ( Sisilia, kepala ruang KIA Nene Mallomo Kabupaten Sidrap ). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang Dampak Intervensi Teknik Menyusui dan Perawatan Payudara Terhadap Kenaikan Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Nene Mallomo Kabupaten Sidenreng Rappang. Tujuan umum dalam penelitian adalah Untuk menganalisis pengaruh teknik kenaikan berat badan bayi lahir rendah di Rumah Sakit Umum Nene Mallomo Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi dan sampel Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain Quasi Experiment dengan rancangan penelitian the pretest- posttest two group design, penelitian ini terdiri dari pengambilan data pretest (sebelum) dan posttest (setelah) untuk mengetahui keadaan sebelum dan setelah dilakukan intervensi dan rancangan ini menggunakan kelompok kontrol. Pengumpulan data Instrumen penelitian /alat pengumpulan data Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi penilaian terhadap indikator-indikator dari aspek yang diamati., timbangan untuk menilai kenaikan berat badan bayi baru lahir rendah. Analisis data Uji yang digunakan adalah uji independent samples t- test untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Jika ada perbedaan, rata-rata manakah yang lebih tinggi. HASIL PENELITIAN Memaparkan hasil penelitian dampak intervensi teknik menyusui dan perawatan payudara terhadap kenaikan berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Nene Mallomo Kabupaten Sidenreng Rappang yang dilaksanakan periode 27 Maret 30 Juni 2017 pada subyek yang memenuhi kriteria inklusi. Responden sebanyak 22 yang dibagi kedalam dua kelompok, 11 pada kelompok kasus dan 11 pada kelompok kasus. Tabel 1. Krakteristik Responden berdasarkan Lila ibu, Jenis kelamin bayi dan umur ibu Yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (n=22) Kasus Kontrol Karakteristik n % n % Lila ibu Normal (>23,5) Tidak normal (<23) Jenis Kelamin Bayi Laki laki Perempuan Umur Ibu >

3 Tabel 2. Karakteristik Responden berdasarkan pengetahuan tentang teknik menyusui dan perawatan payudara Pada Ibu Yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah Pengetahuan tentang Kasus Kontrol perawatan n % n % payudara Tahu tidak tahu Total pengetahuan tentang Kasus Kontrol teknik n % n % menyusui Tahu Tidak tahu Total Tabel 3. Analisis Statistik Perbedaan Pre dan Post Test Distribusi Pilihan Variabel ρ Value Data Statistik Intervensi Pretestpostest Kontrol Pretestpostest Intervensi Pretestpostest 0,885 Normal 0,931 Normal 0,885 Normal Paired t test Paired t test Paired t test Berdasarkan tabel 3 dapat diinterprestasikan bahwa dari hasil uji normalitas data diperoleh nilai signifikan pada kelompok kasus yang diberi intervensi teknik menyusui dan perawatan payudara yakni hasil pretest dan posttest sebesar 0,885 (ρ> 0,05), sehinggah dikatakan data berdistribusi normal atau (ρ > 0,05). dan nilai signifikan untuk kelompok kontrol yang diberikan intervensi teknik menyusui hasil pretest dan postest sebesar 0,931(ρ > 0,05), sehinggah dikatakan data berdistribusi normal (p>0.05) dan uji yang digunakan yaitu paired t test artinya uji beda dua sampel berpasangan yang subjek yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda. Tabel 4. Hasil Paired Test Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol Terhadap Kenaikan Berat Badan pada BBLR Teknik menyusui Mean ± SD ρ value Intervensi Kontrol Intervensi Kontrol Pretest -1 2,15±0,18 2,20±0,14 0,001 0,304 Postest 1 2,74±0,09 2,28±0,20 Selisih 0,58±0,19 0,77±0,20 Pretest -2 2,15±0,18 2,20±0,14 Postest 2 3,29±0,37 2,54±0,34 Selisih 2 1,13±0,24 0,34±0,42 Pretest -3 0,21±0,18 2,20±0,14 Postest 3 3,98±0,32 3,10±0,43 Selisih 3 1,82±0,19 0,90±0,45 0,001 0,304 0,004 0,234 0,001 0,982 Berdasarkan tabel 4 dapat diinterprestasikan bahwa pada bulan pertama nilai mean ± SD BBLR kelompok intervensi 2,15±0,18 dan kelompok kontrol 2,20±0,14 saat postest tidak jauh berbeda, ρ value kelompok intervensi yaitu 0,001 (ρ > 0,05) dan ρ value kelompok kontrol yaitu 0,304 (ρ > 0,05). Pada bulan kedua nilai mean ± SD 2,15± 0,18 dan kelompok kontrol 2,20±0,14 saat posttest nilai mean ± SD 3,29±0,37 dan kelompok kontrol 2,54±0,34, ρ value kelompok intervensi yaitu 0,004 (ρ > 0,05) dan ρ value kelompok kontrol 0,234 (ρ > 0,05). Sedangkan pada bulan ketiga nilai mean ± SD 0,21±0,18 dan kelompok kontrol 2,20±0,14 saat posttest nilai mean ± SD 3,98±0,32 dan kelompok kontrol3,10±0,43, ρ value kelompok intervensi yaitu 0,001 (ρ > 0,05) dan ρ value kelompok kontrol 0,982 (ρ > 0,05) artinya hasil olah data setiap bulan dikategorikan kelompok homogen (tidak ada perbedaan signifikan ) kenaikan berat badan pretest dan posttest setiap bulannya Tabel 5. Distribusi Ibu pada kelompok Kasus dengan Intervensi Teknik Menyusui dan Perawatan Payudara Terhadap Kenaikan BB menyusui & perawatan payudara Kelompok Intervensi t-test ρ value Pretest - postes bulan pertama 9,779 0,000 Pretest - postes bulan kedua 15,131 0,000 Pretest - postes bulan ketiga 30,540 0,000 Berdasarkan tabel 5 dapat diinterprestasikan bahwa hasil analisis paired t test pada bulan pertama menunjukan p value (p < 0.05) dan nilai t hitung (9,779) 354

4 > t tabel adalah 1,812 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima artinya bahwa terdapat pengaruh pemberian teknik kenaikan berat badan bayi baru lahir rendah. Pada bulan kedua menunjukan bahwa p value (p <0.05) dan nilai t hitung (15,131) > t tabel adalah 1,812 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh pemberian teknik kenaikan berat badan bayi baru lahir rendah. Sedangkan pada bulan ketiga menunjukan bahwa p value (p <0.05) dan nilai t hitung (30,540) > t tabel adalah 1,812 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh pemberian teknik menyusui dan perawatan payudara terhadap kenaikan berat badan bayi baru lahir rendah. Tabel 6. Distribusi Ibu pada kelompok Kontrol dengan Intervensi Teknik Menyusui Terhadap kenaikan BBLR Teknik menyusui Kelompok Intervensi t-test ρ value Pretest - postes bulan pertama 1,22 0,248 Pretest - postes bulan kedua 2,68 0,023 Pretest - postes bulan ketiga 6,51 0,000. PEMBAHASAN Berdasarkan intervensi teknik kenaikan berat badan bayi baru lahir rendah pada bulan pertama menunjukan p value (p < 0.05) dan nilai t hitung (9,779) > t tabel adalah 1,812, pada bulan kedua menunjukan bahwa p value (p <0.05) dan nilai t hitung (15,131) > t tabel adalah 1,812, pada bulan ketiga menunjukan bahwa p value (p <0.05) dan nilai t hitung (30,540) > t tabel adalah 1,812 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima artinya bahwa terdapat pengaruh pemberian teknik menyusui dan perawatan payudara terhadap kenaikan berat badan bayi baru lahir rendah pada bulan pertama, kedua dan ketiga. Teori yang dikemukakan Widyasih 2012 mengemukakan bahwa salah satu upaya memperbanyak produksi ASI adalah dengan memberikan bimbingan dalam perawatan payudara dan cara meningkatkan kualitas ASI dengan melakukan perawatan payudara dan Indiarti tahun 2007 mengemukakan bahwa teknik menyusui sangat mempengaruhi produksi ASI, menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehinggah produksi ASI menjadi berkurang. Berdasarkan hasi penelitian yang telah dilakukan dengan melihat selisih kenaikan berat badan bayi baru lahir rendah setiap bulannya di dapatkan kenaikan rata rata diatas 541,2 gram pada bulan pertama dan 901,2 gram pada bulan ke tiga. Namun dari hasil penelitian didapatkan kenaikan berat badan bayi tidak mencapai kenaikan berat badan sesuai standar yaitu < 135,3 gr/minggu. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Suardi tahun 2008 bahwa BBLR > 1500 gram dapat kehilangan berat badan sampai 10% itu berarti bias turun gram. Penurunan berat badan pada minggu pertama kehidupan masih dianggap normal karena terjadi akibat penyesuaian lingkungan dan asupan bayi dari dalam keluar kandungan. Dari hasil penelitian yang lain dilakukan oleh Rani Rahayu tahun 2014 kepada sampel 16 pada kelompok perlakuan dan 16 pada kelompok kontrol. Berdasarkan uji paired t-test kelompok intervensi menunjukan ada perbedaan produksi ASI sebelum dan sesudah diberikan tindakan marmet (p value) 0,000 <0,05 uji paired t-test kelompok control menunjukan ada perbedaan sebelum dan sesudah diberikan breast care (p value) 0,000 < 0,005 uji independent t-test menunjukan tidak ada perbedaan produksi ASI sebelum dan sesudah diberikan tindakan teknik marmet dan breast care antara kelompok perlakuan dan control (p value) 0,274. > 0,05. Pada kelompok kontrol dengan intervensi teknik menyusui terhadap kenaikan berat badan bayi baru lahir rendah pada bulan pertama menunjukan p value (p> 0.05) dan nilai t hitung (1,22) < t tabel adalah 1,812 sehingga dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak artinya bahwa tidak terdapat pengaruh teknik menyusui terhadap kenaikan berat badan bayi baru lahir rendah. Pada bulan kedua menunjukan bahwa p value (p < 0.05) dan nilai t hitung (2,68) > t tabel adalah 1,812 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh pemberian teknik menyusui terhadap kenaikan berat badan bayi baru lahir rendah. Sedangkan pada bulan ketiga menunjukan p value (p<0.05) dan nilai t hitung (6,51) > t tabel adalah 1,812 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima artinya bahwa terdapat pengaruh teknik menyusui terhadap kenaikan berat badan bayi baru lahir rendah. 355

5 Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mona Lismayasarah tahun 2013 pada 45 responden menunjukkan bahwa responden yang teknik menyusuinya kurang baik terdapat 11 orang responden (57,9%) yang ASInya kurang lancar, dan responden yang teknik menyusuinya baik terdapat 21 orang responden (80,8%) yang lancarnya ASI. Selanjutnya berdasarkan uji chi square pada = 0,018 didapatkan p < 0,05 dengan demikian dapat dilihat bahwa ada hubungan yang bermakna antara teknik menyusui dengan kelancaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang Aceh Besar. Perlekatan menyusu (Latch on) adalah menempelnya mulut bayi di payudara ibu. untuk itu diperlukan posisi yang memperhatikan letak tubuh bayi secara keseluruhan terhadap tubuh ibu. Hal ini akan sangat membantu bayi menelan ASI dengan mudah dan jumlah yang cukup, dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI sesuai kebutuhan bayi. Perlekatan yang benar juga menghindari luka pada puting, karena pada perlekatan yang benar, puting tidak akan bergesekan dengan langit-langit bayi yang keras, melainkan jatuh di tengah rongga tenggorokan bayi, sehingga tidak akan tergesek dan tidak akan luka. Oleh karena itu perlekatan menyusu dapat dikatakan adalah jantungnya proses menyusui (Sulytiawati, 2009). KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji statistik teknik menyusui dan perawatan payudara pada kelompok kasus didapatkan hasil pada bulan pertama, kedua dan ketiga menunjukan bahwa terdapat pengaruh pemberian teknik kenaikan berat badan bayi baru lahir rendah. Berdasarkan hasil uji statistik teknik menyusui pada kelompok kontrol di dapatkan hasil pada bulan pertama menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh teknik menyusui terhadap kenaikan berat badan bayi baru lahir rendah. Pada bulan kedua menunjukan bahwa terdapat pengaruh pemberian teknik menyusui terhadap kenaikan berat badan bayi baru lahir rendah. Sedangkan pada bulan ketiga menunjukan bahwa terdapat pengaruh teknik menyusui terhadap kenaikan berat badan bayi baru lahir rendah. SARAN Diharapkan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan yang bekerja di RSUD Nene Mallomo Kabupaten Sidrap agar selalu melaksanakan dan mengajarkan perawatan payudara dan teknik menyusui pada semua ibu nifas baik pada ibu yang melahirkan bayi normal maupun pada ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah. Serta mendapat dukungan penuh dari dinas kesehatan dan puskesmas terkait dengan wilayah tempat meneliti tentang pengawasan terkait bayi yang lahir bermasalah. DAFTAR PUSTAKA Ditjen Gizi dan KIA Kemenkes RI, Profil Dinas kesehatan Indonesia, Profil Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Selatan Profil Dinas Kesehatan Soppeng, Profil Kesehatan Sulawesi - Selatan Tahun 2014 Profil KIA RSU Nene Mallomo Kabupaten Sidenreng Rappang, Proverawati, A., Ismawati, C Berat Badan Lahir Rendah dilengkapi dengan Asuhan Pada BBLR & Pijat Bayi, Nuha Medika, Yogyakarta. Sudarti, Fauziah, A, Asuhan Neonatus Resiko Tinggi dan Kegawatan, Haikhi, Yogyakarta. Sudarti., Khoirunnisa, E, Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Balita, Nuha Medika, Yogyakarta. Susanti, R., Hasanah O, Utami, T Perbandingan Kenaikan Berat badan BBLR yang diberi ASI dan Susu Formula pada Dua Minggu pertama Perawatan. Riau. 356

6 UNICEF Angka Kematian Neonnatus di Asia Tenggara. Varney. H., Kriebs.J.., Gegor.C. L Buku Ajar Asuhan Kebidanan, EGC. Jakarta.. WHO Angka Kematian Bayi. Widyasih, H., Suherni., Rahmawati, A, Perawatan Masa Nifas, Fitramaya, Yogyakarta. Zamzara, RF., Ernawati,D Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Waktu Pengeluaran Kolostrum Ibu Post Partum Sectio Caesaria.Surabaya. 357