BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Letak geografis nusantara yang strategis telah menjadikannya sebagai pusat peradaban, tetapi sekaligus juga mengandung potensi alamiah yang membahayakan dan menghancurkan. Potensi gempa bumi, tsunami, badai, gunung berapi, banjir hingga tanah longsor adalah sisi lain tak terpisahkan dari kesuburan, kemakmuran, dan posisi strategis yang dimiliki negeri ini. Indonesia terletak dikawasan peremuan tiga lempeng bumi, yaitu Eurasia, Pasifik, dan Indo Australia. Indonesia juga terletak didaerah sabuk api atau yang dikenal dengan Ring Of Fire dimana terdapat 187 gunung api berderet dari barat ke timur (Majelis Tarjih, 2015:1). Gempa bumi tektonik yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 telah menelan korban jiwa sebanyak 1,045 orang dan menghacurkan sekitar bangunan dengan berbagai kualifikasi, dengan sebaran utama pada 5 (lima) kecamatan yang terletak dekat dengan patahan Jiwo dan Opak sebagai sumber terjadinya gempa. Gempa yang terjadi tersebut terasa hingga radius 95 km. Di Kabupaten Klaten sendiri 4 (empat) kecamatan terkena dampak terparah yaitu Prambanan, Gantiwarno, Wedi dan Bayat. Keempat kecamatan ini berada dalam kawasan gempa skala Modified Mercalli Intensity (MMI) VIIXII atau dengan percepatan permukaan gempa sama dengan atau lebih besar dari 0,15 g (satuan gravitasi) atau lebih besar dari 6 skala Richter (BPBD Klaten. 2007:2) Gunung Merapi merupakan gunung paling aktif di indonesia yang secara administratif terletak dalam dua Provinsi yakni Provinsi Jawa Tengah serta Provinsi DIY. Gunung Merapi terletak di 4 Kabupaten yakni Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Boyolali (Rasydin, 2015:141). Kabupaten Klaten termasuk dalam kaki Gunung Merapi terletak di sisi tenggara serta memiliki tingkat kerentanan bencana karena terdapat di kaki Gunung Merapi. 1

2 2 Kabupaten Klaten terletak di Provinsi Jawa Tengah berada di wilayah selatan memiliki potensi rentan terhadap bencana alam, yaitu gempa bumi tektonik, erupsi Gunung Merapi, angin puting beliung, banjir, kekeringan, dan tanah longsor. Potensi bencana yang sangat besar bahkan telah diketahui oleh banyak masyarakat, bahkan dunia internasional adalah bencana letusan gunung merapi dan gempa bumi tektonik kedua bencana alam ini sempat mencuri perhatian dunia, karena selain kerugian material yang ditimbulkan, korban jiwa pun juga terjadi dalam bencana tersebut (BPBD Klaten, 2007), Sehingga pentingnya pengetahuan tentang sekolah siaga bencana harus di latih sejak dini sehingga tingkat kesiapan bisa dibangun mulai dari usia sekolah, proses pembelajaran pentingnya kesiapsiagaan bencana di sekolah bisa dilakukan diluar jam sekolah sehingga tidak mengganggu aktifitas pembelajaran di sekolah, ekstrakurikuler Sekolah Siaga Bencana di Klaten terdapat buku panduan kebencanaan berisi materi seputar kebencanaan di Kabupaten Klaten. Peningkatan kemampuan menghadapi bencana Gunung Merapi perlu disiapkan antara lain sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kaki Gunung Merapi. Latihan evakuasi, persiapan dapur umum, manajemen tandu dan tenda, manajemen pengungsi, dan koordinasi pemerintah desa adalah berapa contoh pelatihan bagi masyarakat sebagai upaya menghadapi bencana meletusnya Gunung Merapi, pengetahuan tentang bencana Gunung Merapi bisa dilatih mulai dari anak anak sekolah melalui Ekstrakurikuler Sekolah Siaga Bencana (SSB), dibantu dengan pengembangan buku bahan ajar Sekolah Siaga Bencana (SSB) yang disusun semenarik mungkin guna menarik minat baca pada siswa. Sekolah Siaga Bencana (SSB) merupakan sekolah yang memiliki kemampuan untuk mengelola risiko bencana di lingkungannya. Sedangkan tujuan SSB adalah untuk membangun budaya siaga dan budaya aman di sekolah, serta membangun ketahanan dalam menghadapi bencana oleh warga sekolah (BNPB, 2011:13). Buku pegangan bahan ajar yang digunakan siswa Ekstrakurikuler Sekolah Siaga Bencana (SSB) menggunakan Buku Panduan Pembelajaran

3 3 Kebencanaan Di Kabupaten Klaten sesuai dengan peraturan bupati klaten Nomor 6 Tahun Materi didalam buku terdiri dari berbagai macam bencana yang sering terjadi di indonesia, akan tetapi peneliti hanya mengambil satu topik bencana yaitu erupsi gunung api lebih spesifiknya lagi gunung merapi, adanya pengembangan bahan ajar materi erupsi gunung api diharapkan proses pembelajaran ekstrakurikuler dapat lebih baik. Alasan pengembangan bahan ajar materi erupsi Gunung Api pada Buku Panduan Sekolah Siaga Bencana Di Klaten dinilai kurang menarik sehingga penulis mengembangkan bahan ajar agar supaya anak anak atau pembaca dapat tertarik untuk mempelajari bahkan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Buku di rancang dalam bentuk buku yang berisi materi disertai gambar-gambar agar siswa tertarik mempelajari dan memahami isi buku, selain itu terdapat info-info penting seputar materi agar siswa menambah pengetahuan, lalu dalam segi bahasa dibuat semudah mungkin agar siswa tidak kesulitan memahami gaya bahasa yang digunakan. Alat pembelajaran berisi materi pembelajaran, metode, serta batasanbatasan yang didesain secara sistematis dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diharapkan merupakan bahan ajar, selain itu bahan ajar yang digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran tidak harus mengacu pada satu bahan ajar agar supaya kelebihan dan kekurangan bisa saling melengkapi suaru bahan ajar dalam proses pembelajaran (Lestari, 2013:11). Buku bahan ajar sangat penting dalam membantu proses belajar mengajar maupun memahami suatu permasalahan terkait permasalahan terutama permasalahan kebencanaan di daerah Kabupaten Klaten terkait bencana gunung meletus dan gempa bumi. Tuntutan inovasi dalam dunia pendidikan peranan guru sangatlah berperan pelaksanaan pendidikan dituntut untuk memiliki ide atau gagasan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pendidikan yang terjadi di indonesia tetapi lebih spesifik lagi mengatasi permasalahan yang ada di sekolah. Pengaruh dalam proses pembelajaran serta dalam pembentukan karakter merupakan tugas guru dalam mendidik siswa, kewibawaan guru

4 4 sangatlah penting dalam kelangsungan proses pembelajaran maupun efek di luar kelas. Guru harus lebih pandai dalam mendidik dan membimbing anak didiknya kedalam tujuan yang ingin dicapai. Kesesuaian pemilihan metode pembelajaran, penguasaan materi, serta hubungan antar individu merupakan hal-hal yang dapat membentuk kewibawaan guru. Bahan ajar yang didesain semenarik mungkin serta dilengkapi dengan tampilan gambar dengan tujuan agar siswa tertarik untuk belajar dan lebih mudah memahami isi materi melalui bahan ajar serta dengan adanya bahan ajar dapat mempermudah pemahaman terkait isi materi sehingga kreatifitas penyusunan buku sangatlah membantu dalam proses pengembangan bahan ajar. SMP Negeri 1 Bayat Klaten merupakan salah satu sekolah yang memiliki kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Siaga Bencana (SSB) karena klaten merupakan daerah yang dekat dengan gunung aktif memiliki potensi bencana terutama dari gunung merapi, sehingga peneliti mengambil judul EFEKTIVITAS BUKU PENGAYAAN SEKOLAH SIAGA BENCANA MATERI ERUPSI GUNUNG API DI SMP NEGERI 1 BAYAT KLATEN. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Bahan ajar yang didesain kurang menarik, sedangkan siswa cenderung lebih suka dengan buku-buku yang menarik dan menyenangkan 2. Melalui pengembangan bahan ajar yang lebih baik untuk menarik minat siswa untuk belajar dan mengembangkan minat baca siswa C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari pembatasan masalah yang terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan masalah : 1. Subjek penelitian adalah siswa peserta kegiatan Ekstrakurikuler Sekolah Siaga Bencana (SSB) di SMP Negeri 1 Bayat 2. Objek penelitian adalah berupa bahan ajar Buku Panduan Kebencanaan Di Kabupaten Klaten materi erupsi gunung api khususnya Gunung Merapi.

5 5 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kriteria buku pengayaan materi erupsi Gunung Api dari buku panduan Kebencanaan di Kabupaten Klaten? 2. Bagaimanakah efektifitas buku pengayaan yang telah dikembangkan dari buku panduan kebencanaan di Kabupaten Klaten terhadap pengetahuan siswa ekskul SSB di SMP Negeri 1 Bayat? 3. Adakah hipotesis dari efektifitas buku pengayaan yang telah dikembangkan dari buku panduan kebencanaan di Kabupaten Klaten terhadap pengetahuan siswa ekskul SSB di SMP Negeri 1 Bayat? E. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui kriteria buku pengayaan dalam buku panduan kebencanaan di kabupaten klaten pada materi erupsi gunung api. 2. Mengetahui efektifitas buku pengayaan yang telah dikembangkan dari buku panduan kebencanaan di Kabupaten Klaten terhadap pengetahuan siswa ekskul SSB di SMP Negeri 1 Bayat? 3. Mengetahui hasil hipotesis dari efektifitas buku pengayaan yang telah dikembangkan dari buku panduan kebencanaan di Kabupaten Klaten terhadap pengetahuan siswa ekskul SSB di SMP Negeri 1 Bayat F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki beberapa manfaat yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat atau kegunaan teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang materi erupsi gunung api.

6 6 b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis 2. Manfaat atau kegunaan praktis a. Manfaat bagi siswa : 1. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi bencana alam khususnya materi erupsi gunung api. 2. Menambah daya tarik siswa untuk mempelajari materi erupsi gunung api 3. Terciptanya belajar yang menyenangkan 4. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menarik dalam minat membaca buku b. Manfaat bagi guru 1. Menambah referensi bahan ajar guru mengenai erupsi gunung api 2. Bahan ajar ini dapat mempermudah guru dalam kegiatan belajar mengajar ekstrakurikuler sekolah siaga bencana 3. Membantu guru dalam memberikan pelajaran kebencanaan kepada siswa c. Manfaat bagi penulis 1. Menambah wawasan penulis sebagai calon guru 2. Mengetahui keefektifan bahan ajar yang dikembangkan 3. Memberikan pengalaman menyusun bahan ajar kebutuhan dan kemampuan siswa, sekolah, dan daerah penelitian d. Manfaat bagi Universitas Muhammadiyah Surakarta khususnya FKIP 1. Menambah referensi apabila mengambil penelitian yang sama atau semacamnya 2. Dapat membandingkan antara penelitian satu dengan yang lainnya terkait sub tema yang dipilih 3. Dapat menambah wawasan terkait penelitian ditiap Program Studi yang lainnya