BUKU AJAR AKUNTANSI PENGANTAR PERUSAHAAN JASA DAN DAGANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU AJAR AKUNTANSI PENGANTAR PERUSAHAAN JASA DAN DAGANG"

Transkripsi

1

2 BUKU AJAR AKUNTANSI PENGANTAR PERUSAHAAN JASA DAN DAGANG Penulis : Dra. Endah Sulistyowati, MSA, Ak, CA Emi Kusmaeni, SE., M.Ak Diterbitkan Oleh : PT REVKA PETRA MEDIA Anggota IKAPI No.157/JTI/2014 Jl. Pucang Anom Timur no.5 Surabaya Telp ; Fax revkapetra.media@yahoo.com September 2016 ISBN : Dicetak oleh PT REVKA PETRA MEDIA Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta : Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini ke dalam bentuk apapun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk fotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit, Undangundang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Bab XII Ketentuan Pidana, Pasal 72, AYAT (1), (2) DAN (6)

3 KATA PENGANTAR Akuntansi merupakan suatu sistem yang menghasilkan informasi transaksi keuangan, yang dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan tanggung jawab dibidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta, pemerintah ataupun organisasi masyarakat lainnya. Buku ini bermaksud untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan melalui prosedur pencatatan, pengelompokkan, pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Agar tujuan dapat tercapai, disajikan bab demi bab dalam buku ini sebagai tuntunan mahasiswa untuk mengetahui dan memahami konsep-konsep dasar, contoh kerja dan latihan yang disajikan dalam jumlah memadai supaya mahasiswa terampil dan dapat menangani masalah akuntansi. Lingkup bahasan buku ini mencakup dua pokok yaitu akuntansi perusahaan jasa dan akuntansi perusahaan dagang dengan materi sebagai berikut: - Akuntansi Bisnis - Persamaan Akuntansi - Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa - Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang - Laporan Keuangan SAK ETAP Kami menyadari, buku ini akan terus mengalami penyempurnaan sesuai dengan perkembangan kebutuhan pembelajaran oleh karena itu, kritik dan saran membangun akan kami terima dengan senang hati. Buku ini dipakai dalam proses pembelajaran di mahasiswa yang kami ampu. Sebelumnya kami ucapkan terima kasih. Surabaya, September 2016 Tim Penulis i

4 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v Bab 1 Akuntansi dan Bisnis Pengertian, Tujuan dan Kegiatan Akuntansi Pihak Yang Membutuhkan Akuntansi Profesi Akuntansi Jenis Organisasi Perusahaan... 4 Bab 2 Persamaan Akuntansi Pengertian Persamaan Akuntansi..., Pengaruh Transaksi Keuangan Terhadap Persamaan Akuntansi Laporan Keuangan Dari Persamaan Akuntansi Bab 3 Akun dan Buku Besar Siklus Akuntansi Pengertian Akun Buku Besar Saldo Normal Akun Kode Akun Bab 4 Analisis Transaksi dengan Siklus Akuntansi Analisis Transaksi dengan Jurnal Umum Posting Buku Besar Neraca Saldo dan Laporan Keuangan Bab 5 Transaksi Penyesuaian dalam Pembukuan Perusahaan Jasa Pentingnya Penyesuaian pada Akhir Periode Kategori Akun Penyesuaian Prepayment atau Beban Dibayar Dimuka Depresiasi Pendapatan Diterima Dimuka Beban Masih Harus Dibayar Pendapatan Masih akan Diterima ii

5 5.3 Neraca Lajur Laporan Keuangan Bab 6 Jurnal Penutup dan Jurnal Penyesuaian Kembali Jurnal Penutup Jurnal Penyesuaian Kembali Bab 7 Laporan Keuangan Pada Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Neraca Laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan Bab 8 Akuntansi Perusahaan Dagang Siklus Operasi Perusahaan Dagang Perbedaan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa dan Dagang Sistem Persediaan Barang Dagang Akuntansi Persediaan Dalam Sistem Periodik Akuntansi Persediaan Dalam Sistem Perpetual Bab 9 laporan Keuangan Perusahaan Dagang Transaksi Keuangan Perusahaan Dagang Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang Neraca Lajur Perusahaan Dagang Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Jurnal Penutup Perusahaan Dagang Daftar Pustaka iii

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 : Informasi Akuntansi dan Pengguna Informasi... 3 Gambar 3.1 : Siklus Akuntansi Gambar 3.2 : Penggolongan Akun Gambar 3.3 : Saldo Normal Akun iv

7 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 : Kode Akun v

8

9 BAB 1 AKUNTANSI DAN BISNIS Akuntansi sangat diperlukan dalam berbagai dunia bisnis sebagai sumber dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen maupun pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena akuntansi memiliki peran yang besar dalam kegiatan ekonomi perusahaan, maka dibutuhkan suatu sistem informasi yang andal sehingga informasi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Untuk menghasilkan informasi yang andal, penyusunan akuntansi pun harus dilakukan oleh pihak yang berkompeten dalam bidangnya serta disusun sesuai dengan prinsipprinsip dan konsep-konsep yang berlaku umum. Sebelum membahas lebih jauh tentang proses penyusunan laporan keuangan, pada bab ini mahasiswa diperkenalkan terlebih dahulu tentang apa yang dimaksud dengan akuntansi dan bisnis, berbagai profesi akuntan, berbagai jenis usaha yang ada di Indonesia, serta dimana letak pentingnya akuntansi dalam dunia bisnis. Tujuan Pembelajaran: 1. Memahami arti dari akuntansi 2. Memahami tujuan akuntansi 3. Mengetahui pihak-pihak yang membutuhkan keberadaan akuntansi 4. Mengenal profesi-profesi akuntan dan bidang yang ditangani 5. Mengetahui berbagai macam organisasi perusahaan yang ada 6. Memahami peran akuntansi dalam dunia bisnis

10 BAB 1 AKUNTANSI DAN BISNIS 1.1 PENGERTIAN, TUJUAN DAN KEGIATAN AKUNTANSI Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, mengolah data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan (Jusup, 2011:4). Dengan kata lain akuntansi adalah bahasa bisnis karena dengan adanya akuntansi perusahaan maupun pengguna informasi mengetahui kegiatan-kegiatan ekonomi yang terjadi di perusahaan. Atas dasar pengertian akuntansi, kita dapat mengetahui tujuan dari akuntansi yaitu menyediakan informasi keuangan yang digunakan oleh pengguna atau pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan dari kejadian ekonomi yang terdapat dalam suatu entitas usaha. Menurut Jusup ( 2011:5) akuntansi didefinisikan dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang pemakai jasa akuntansi dan sudut pandang proses kegiatannya. Ditinjau dari sudut pandang pemakai, akuntansi sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu entitas. Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk: 1. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan, pengambilan keputusan oleh manajemen 2. Pertanggungjawaban entitas kepada para investor, kreditur, badan pemerintah dan sebagainya. Ditinjau dari sudut pandang kegiatannya, akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengelompokkan, peringkasan, pelaporan dan penganalisisan data keuangan suatu entitas. Yang pada dasarnya akuntansi adalah kegiatan: 1. Mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan yang akan diambil. 2. Memproses dan mengolah data yang relevan dengan kegiatan bisnis perusahaan. 3. Menganalisis hasil pengolahan data tersebut menjadi informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan. Akuntansi dan Bisnis Page 2

11 1.2 PIHAK YANG MEMBUTUHKAN AKUNTANSI Untuk menghasilkan informasi akuntansi, para pembuat sistem informasi akuntansi harus dapat mengidentifikasi pengguna atau pemakai informasi tersebut, baik pemakai atau pengguna untuk lingkungan internal maupun eksternal. Dengan melakukan identifikasi pemakai atau pengguna informasi, akuntan dapat menghasilkan jenis informasi yang dibutuhkan oleh masing-masing pihak pemakai dan akhirnya akan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut adalah ilustrasi informasi akuntansi dan pengguna informasi. Gambar 1.1 Informasi Akuntansi dan Pengguna Informasi Sumber: Reeve et.al (2008) 1.3 PROFESI AKUNTANSI Dalam Reeves et al (2008:8) menyebutkan bahwa profesi akuntansi sangatlah beragam yang mana masing-masing profesi tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Profesi tersebut antara lain akuntansi keuangan, akuntansi manajemen termasuk akuntansi biaya, akuntansi lingkungan, akuntansi pajak, sistem akuntansi, akuntansi internasional, akuntansi nirlaba, dan akuntansi sosial. Akuntansi dan Bisnis Page 3

12 Akuntansi keuangan lebih difokuskan untuk pencatatan dan pelaporan aktivitas dan data ekonomi dalam suatu bisnis dimana laporan tersebut digunakan oleh berbagai pihak yang memiliki kepentingan dalam perusahaan yang bersangkutan seperti kreditor, manajemen, pemerintahan, dan bahkan sampai dengan pemegang saham. Akuntansi manajemen menggunakan informasi yang disajikan pada akuntansi keuangan serta menggunakan data manajemen atas transaksi sehari-hari untuk digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja manajemen sehingga ketepatan dalam pengambilan keputusan akan lebih andal. 1.4 JENIS ORGANISASI PERUSAHAAN Terdapat tiga jenis organisasi perusahaan yang ada disekitar kita diantaranya adalah badan usaha perorangan, badan usaha perseketuan, dan badan usaha perseroan (Jusup, 2011:21). Badan usaha perorangan adalah bisnis yang hanya dimiliki oleh satu orang. Disini pemilik merangkap sebagai pimpinan perusahaan. Misalnya kantor pengacara, bengkel, salon kecantikan, kantor akuntan, dan toko-toko kelontong. Badan usaha persekutuan adalah suatu bisnis yang dimiliki oleh dua orang atau lebih yang bersekutu untuk melaksanakan usaha bersama dengan nama bersama. Perbedaan dengan badan usaha perorangan adalah disini perusahaan memiliki lebih dari satu pemilik yang berarti modal usaha berasal dari beberapa orang penyetor modal. Misalnya kantor akuntan publik, biro arsitek, dan kantor pengacara. Badan usaha perseroran adalah bisnis yang dimiliki oleh para pemegang saham (persero) yaitu orang-orang yang memiliki saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Disini perusahaan harus memiliki anggaran dasar yang disahkan oleh menteri hukum dan HAM. Perbedaan dengan kedua orhganisasi sebelumnya adalah disini merupakan perusahaan berbadan hukum yang terpisah dengan pemiliknya. Perbedaan yang lain dengan perorangan dan persekutuan adalah ketika kedua perusahaan terjadi kebangkrutan maka kekayaan pribadi dapat digunakan untuk melunasi kewajiban kepada pihak ketiga. Ketika perseroan bangkrut maka pemegang saham tidak memiliki kewajiban untuk melunasi utang dengan menggunakan kekayaan pribadi. Akuntansi dan Bisnis Page 4

13 BAB 2 PERSAMAAN AKUNTANSI Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan adalah aset yang terdiri dari aset lancar dan aset tidak lancar. Sedangkan yang menjadi hak atau klaim terdiri dari dua tipe yaitu hak untuk kreditor dan hak untuk pemilik. Hak untuk kreditor adalah yang disebut dengan kewajiban, yang terdiri dari kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar. Sedangkan hak untuk pemilik biasa dikenal dengan ekuitas. Dan hubungan ketiganya dikenal dengan persamaan akuntansi yang menunjukkan keseimbangan antara sisi aset dan kewajiban serta ekuitas. Tujuan Pembelajaran: 1. Memahami persamaan akuntansi 2. Memahami pengaruh transaksi dengan menggunakan persamaan akuntansi 3. Mengenal bentuk-bentuk laporan keuangan 4. Dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan persamaan akuntansi

14 BAB 2 PERSAMAAN AKUNTANSI 2.1 PENGERTIAN PERSAMAAN AKUNTANSI Persamaan akuntansi adalah suatu perhitungan matematis yang menunjukkan suatu nilai yang menjadi sumber daya perusahaan, kewajiban perusahaan, dan hak pemilik perusahaan dimana disebut ekuitas. Persamaan tersebut diilustrasikan seperti dibawah ini: Aset = Kewajiban + Ekuitas Kewajiban menunjukkan bahwa kreditor memiliki hak yang pertama atas aset yang dimiliki perusahaan sebelum pemilik perusahaan. Sedangkan yang menjadi hak pemilik adalah aset dikurangi kewajiban. Aset Kewajiban = Ekuitas Misalnya aset yang dimiliki perusahaan pada tahun 2015 sebesar Rp dan memiliki kewajiban kepada pihak ketiga senilai Rp , maka ekuitas perusahaan adalah Rp PENGARUH TRANSAKSI KEUANGAN TERHADAP PERSAMAAN AKUNTANSI Telah dijelaskan sebelumnya bahwa jumlah aset perusahaan akan selalu sama dengan jumlah kewajiban dan modal. Ini menunjukkan jika terdapat suatu transaksi yang kemudian disusun neraca pada saat itu juga, maka jumlah aset akan sama dengan jumlah kewajiban dan modal. Berikut ini akan dijelaskan contoh transaksi yang menunjukkan pengaruhnya pada aset, kewajiban, dan modal. Transaksi 1 (Penyerahan modal awal oleh pemilik) Pada tanggal Ibu Rika mendirikan sebuah usaha jasa laundry yang diberi nama Laundry Bima. Pada tanggal tersebut pemilik menyerahkan dana sebesar Rp dimana Rp secara tunai dan sisanya dibukakan rekening Bank Jatim. Untuk membantu dalam pekerjaan laundry Ibu Rika mengangkat pegawai sebanyak 2 orang dan karena Ibu Rika belum memiliki bangunan sendiri untuk Persamaan Akuntansi Page 6

15 menjalankan bisnisnya maka Ibu Rika menyewa ruangan didekat rumah. Pengaruh transaksi tersebut dalam persamaan akuntansi perusahaan adalah sebagai berikut: ASET Kas + Bank (1) KEWAJIBAN + MODAL Kewajiban Modal, Ibu Rika Dari transaksi tersebut maka dapat disusun neraca sebagai berikut: Aset Lancar Kas Bank Aset Rp Rp Neraca Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban Lancar Jumlah Aset Lancar Rp Jumlah Kewajiban Lancar - Ekuitas Rp Total Aset Rp Total Kewajiban dan Ekuitas Rp Transaksi 2 (Pembelian peralatan kredit) Pada tanggal Ibu Rika membeli mesin cuci 3 unit untuk laundry dan dibayarkan pada bulan depan Pembelian ini menyebabkan aset dan kewajiban Ibu Rika bertambah senilai Rp ASET Kas + Bank Peralatan (1) (2) KEWAJIBAN + MODAL Utang Usaha + Modal, Ibu Rika Neraca yang dapat disusun setelah transaksi tersebut adalah sebagai berikut: Neraca Aset Kewajiban dan Ekuitas Aset Lancar Kewajiban Lancar Kas Rp Utang Usaha Rp Bank Rp Jumlah Aset Lancar Rp Jumlah Kewajiban Lancar Rp Aset Tidak Lancar Kewajiban Tidak Lancar Peralatan Rp Total Kewajiban - Jumlah Aset Tidak Lancar Rp Ekuitas Rp Total Aset Rp Total Kewajiban dan Ekuitas Rp Transaksi 3 (Pembelian perlengkapan secara tunai) Kegiatan operasional akan dilaksanakan mulai tanggal , sehingga saat ini Ibu Rika mulai mempersiapkan penerimaan jasa laundry. Dan tanggal Ibu Rika membeli perlengkapan untuk mencuci secara tunai senilai Rp transaksi tersebut menyebabkan kas yang dimiliki Ibu Rika berkurang dan Persamaan Akuntansi Page 7

16 perlengkapan bertambah. Berikut adalah ilustrasi perubahan pada persamaan akuntansi. ASET Kas + Bank + Perlengkapan + Peralatan (1) (2) ( ) (3) KEWAJIBAN + MODAL Utang Usaha + Modal, Ibu Rika Neraca yang dapat disajikan dapat dilihat dibawah ini: Neraca Aset Kewajiban dan Ekuitas Aset Lancar Kewajiban Lancar Kas Rp Utang Usaha Rp Bank Rp Perlengkapan Rp Jumlah Aset Lancar Rp Jumlah Kewajiban Lancar Rp Aset Tidak Lancar Kewajiban Tidak Lancar Peralatan Rp Total Kewajiban Rp Jumlah Aset Tidak Lancar Rp Ekuitas Rp Total Aset Rp Total Kewajiban dan Ekuitas Rp Transaksi 4 (Penerimaan kas atas jasa laundry yang telah diberikan) Tanggal , Ibu Rika menerima uang tunai atas jasa laundry yang telah diberikan senilai Rp Transaksi tersebut menyebabkan penghasilan bertambah sehingga modal pun bertambah serta kas juga bertambah. ASET Kas + Bank + Perlengkapan + Peralatan (1) (2) ( ) (3) (4) KEWAJIBAN + MODAL Utang Usaha + Modal, Ibu Rika Neraca yang disajikan adalah sebagai berikut: Neraca Aset Kewajiban dan Ekuitas Aset Lancar Kewajiban Lancar Kas Rp Utang Usaha Rp Bank Rp Perlengkapan Rp Jumlah Aset Lancar Rp Jumlah Kewajiban Lancar Rp Aset Tidak Lancar Kewajiban Tidak Lancar Peralatan Rp Total Kewajiban Rp Jumlah Aset Tidak Lancar Rp Ekuitas Rp Total Aset Rp Total Kewajiban dan Ekuitas Rp Persamaan Akuntansi Page 8

17 Transaksi 5 (Pendapatan jasa secara kredit) Tanggal perusahaan menerima laundry dari salah satu pelanggan senilai Rp namun akan dibayarkan pada akhir bulan. Hal ini penyebabkan pendapatan bertambah yang berpengaruh meningkatnya modal perusahaan. Karena perusahaan tidak menerima pendapatan secara tunai, maka menyebabkan piutang usaha bertambah. ASET Kas + Bank + Piutang Usaha + Perlengkapan + Peralatan (1) (2) ( ) (3) (4) (5) KEWAJIBAN + MODAL Utang Usaha + Modal, Ibu Rika Neraca yang dapat disusun setelah transaksi tersebut adalah sebagai berikut: Neraca Aset Kewajiban dan Ekuitas Aset Lancar Kewajiban Lancar Kas Rp Utang Usaha Rp Bank Rp Piutang Usaha Rp Perlengkapan Rp Jumlah Aset Lancar Rp Jumlah Kewajiban Lancar Rp Aset Tidak Lancar Kewajiban Tidak Lancar Peralatan Rp Total Kewajiban Rp Jumlah Aset Tidak Lancar Rp Ekuitas Rp Total Aset Rp Total Kewajiban dan Ekuitas Rp Transaksi 6 (Pendapatan tunai) Ibu Rika menerima pendapatan yang belum dicatat selama tiga minggu dan baru dibukukan pada tanggal senilai Rp Jika dibukukan maka pengaruhnya adalah terdapat penambahan pada modal dan kas. ASET Kas + Bank + Piutang Usaha + Perlengkapan + Peralatan (1) (2) ( ) (3) (4) (5) (6) KEWAJIBAN + MODAL Utang Usaha + Modal, Ibu Rika Pada tanggal yang sama Ibu Rika menerima pelunasan sebagian dari pelanggan atas piutang usaha tanggal senilai Rp dan pembayaran dilakukan melalui transfer ke rekening bank Jatim. Atas transaksi tersebut maka terdapat Persamaan Akuntansi Page 9

18 penambahan pada bank dan piutang usaha berkurang yang dapat disajikan pada persamaan akuntansi berikut ini. ASET Kas + Bank + Piutang Usaha + Perlengkapan + Peralatan (1) (2) ( ) (3) (4) (5) (6) (6) ( ) KEWAJIBAN + MODAL Utang Usaha + Modal, Ibu Rika Neraca yang dapat disusun atas kedua transaksi tersebut yaitu: Neraca Aset Kewajiban dan Ekuitas Aset Lancar Kewajiban Lancar Kas Rp Utang Usaha Rp Bank Rp Piutang Usaha Rp Perlengkapan Rp Jumlah Aset Lancar Rp Jumlah Kewajiban Lancar Rp Aset Tidak Lancar Kewajiban Tidak Lancar Peralatan Rp Total Kewajiban Rp Jumlah Aset Tidak Lancar Rp Ekuitas Rp Total Aset Rp Total Kewajiban dan Ekuitas Rp Transaksi 7 (Pembayaran utang usaha kepada kreditor) Pada tanggal Ibu Rika mendapatkan tagihan untuk melakukan pelunasan atas transaksi tanggal dan dibayarkan secara tunai kepada pemasok. Transaksi ini menyebabkan kas dan utang usaha Ibu Rika berkurang senilai Rp Dan dapat dilihat pada persamaan akuntansi berikut ini. ASET Kas + Bank + Piutang Usaha + Perlengkapan + Peralatan (1) (2) ( ) (3) (4) (5) (6) (6) ( ) (7) ( ) KEWAJIBAN + MODAL Utang Usaha + Modal, Ibu Rika ( ) Tanggal yang sama Ibu Rika juga melakukan pembayaran kepada pihak pemberi sewa ruangan senilai Rp dan membayar gaji karyawannya masing-masing Rp Akibat transaksi tersebut kas Ibu Rika mengalami penurunan dan modal Persamaan Akuntansi Page 10

19 Ibu Rika menurun sebesar Rp Ilustrasi ini dapat dilihat pada persamaan akuntansi berikut ini. ASET Kas + Bank + Piutang Usaha + Perlengkapan + Peralatan (1) (2) ( ) (3) (4) (5) (6) (6) ( ) (7) ( ) (7) ( ) KEWAJIBAN + MODAL Utang Usaha + Modal, Ibu Rika ( ) ( ) Neraca yang dapat disusun adalah sebagai berikut: Neraca Aset Kewajiban dan Ekuitas Aset Lancar Kewajiban Lancar Kas Rp Utang Usaha Rp0 Bank Rp Piutang Usaha Rp Perlengkapan Rp Jumlah Aset Lancar Rp Jumlah Kewajiban Lancar Rp0 Aset Tidak Lancar Kewajiban Tidak Lancar Peralatan Rp Total Kewajiban Rp0 Jumlah Aset Tidak Lancar Rp Ekuitas Rp Total Aset Rp Total Kewajiban dan Ekuitas Rp Transaksi 8 (Pemakaian perlengkapan laundry) Tanggal diketahui saldo akhir perlengkapan laundry senilai Rp Hal ini menunjukkan bahwa perlengkapan yang terpakai adalah senilai Rp yang mempengaruhi berkurangnya modal Ibu Rika. Pada tanggal yang sama Ibu Rika mengambil kas untuk keperluan pribadi sebesar Rp dan menyebabkan modal yang dimiliki berkurang. Pengaruh transaksi-transaksi tersebut dapat dilihat pada persamaan akuntansi berikut ini. ASET Kas + Bank + Piutang Usaha + Perlengkapan + Peralatan (1) (2) ( ) (3) (4) (5) (6) (6) ( ) (7) ( ) (7) ( ) (8) ( ) ( ) KEWAJIBAN + MODAL Utang Usaha + Modal, Ibu Rika ( ) ( ) ( ) Persamaan Akuntansi Page 11

20 Neraca yang dapat disajikan atas kedua transaksi tersebut adalah sebagai berikut: Neraca Aset Kewajiban dan Ekuitas Aset Lancar Kewajiban Lancar Kas Rp Utang Usaha Rp0 Bank Rp Piutang Usaha Rp Perlengkapan Rp Jumlah Aset Lancar Rp Jumlah Kewajiban Lancar Rp0 Aset Tidak Lancar Kewajiban Tidak Lancar Peralatan Rp Total Kewajiban Rp0 Jumlah Aset Tidak Lancar Rp Ekuitas Rp Total Aset Rp Total Kewajiban dan Ekuitas Rp Berdasarkan informasi saldo akhir yang terdapat dalam persamaan akuntansi hasilnya sama dengan saldo yang terdapat dalam neraca. Informasi berikutnya yang dapat kita telusuri adalah dengan berjalan kegiatan operasional laundry milik Ibu Rika, modal yang dimiliki mengalami peningkatan dari Rp menjadi Rp LAPORAN KEUANGAN DARI PERSAMAAN AKUNTANSI Laporan keuangan utama yang dihasilkan dari proses akuntansi terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, dan Laporan Arus Kas. Laporan keuangan disusun setahun sekali namun terdapat pula perusahaan yang menyusun laporan keuangannya tiap bulan atau tiap kuartal. Laporan laba rugi adalah suatu bentuk laporan yang menunjukkan hasil kegiatan operasi perusahaan pada periode tertentu yang terdiri dari pendapatan dan beban operasi. Dengan melihat laporan laba rugi manajemen ataupun pihak yang berkepentingan dapat melihat keberhasilan kegiatan operasi perusahaan dari setiap periode. Apabila selama periode tertentu pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan lebih besar dari beban yang harus ditanggung perusahaan maka pada saat itu perusahaan memperoleh laba. Dan sebaliknya jika pendapatan lebih rendah daripada beban operasi perusahaan maka menunjukkan bahwa perusahaan mengalami rugi pada periode tersebut. Berdasarkan transaksi yang terjadi selama bulan 2016, maka dapat disusun laporan laba rugi usaha laundry Ibu Rika, yaitu sebagai berikut ini. Persamaan Akuntansi Page 12

21 Laundry Bima Laporan Laba Rugi Untuk Bulan Yang Berakhir Pendapatan Jasa Laundry Rp Beban-beban operasi: Gaji Pegawai Rp Perlengkapan Rp Sewa Rp Jumlah Beban Operasi Rp Laba Operasi Rp Penghasilan adalah aliran penerimaan kas atau aset lain yang diterima dari konsumen sebagai hasil penjualan barang atau pemberian jasa. Penghasilan meliputi pendapatan (revenue) dan keuntungan ( gains). Pendapatan adalah peghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yag biasa (penjualan barang dagangan atau pendapatan jasa). Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan namun bukan pendapatan (misalnya keuntungan dari penjualan aktiva tetap). Beban adalah beban perolehan aset yang dikonsumsi atau jasa yang digunakan dalam proses memperoleh pendapatan meliputi beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa ( expenses) dan kerugian ( losses). Laba (atau rugi) adalah selisih lebih (atau kurang) antara pendapatan dengan beban (Jusup, 2011:30). Pendapatan dan beban operasi yang diperoleh perusahaan akan berdampak pada ekuitas atau modal pemilik. Modal pemilik atau ekuitas dapat berubah karena adanya tambahan modal disetor dan perusahaan mendapatkan laba operasi. Sedangkan modal pemilik atau ekuitas dapat berkurang karena adanya pengambilan pribadi pemilik atau prive serta ketika perusahaan mengalami kerugian pada periode tertentu. Berikut adalah contoh bentuk laporan perubahan modal. Berdasarkan transaksi sebelumnya dapat disajikan laporan perubahan modal milik Ibu Rika sebagai berikut: Laundry Bima Laporan Perubahan Modal Untuk Bulan yang Berakhir Modal, Setoran modal awal, Rp0 Laba bersih 2016 Rp Rp Prive (Rp ) Rp Kenaikan modal pemilik Rp Modal, Rp Persamaan Akuntansi Page 13

22 Dalam Jusup (2011:32) menyebutkan bahwa laporan perubahan modal merupakan jembatan antara laporan laba rugi dengan neraca. Ini terjadi karena sebelum menyusun neraca, laporan perubahan modal harus tersusun terlebih dahulu. Untuk menyusun laporan perubahan modal, maka harus disusun terlebih dahulu laporan laba rugi sehingga mengetahui laba dan rugi yang mana akan berpengaruh pada laporan perubahan modal. Neraca atau disebut juga dengan laporan posisi keuangan dimana menunjukkan posisi aset (harta kekayaan), kewajiban dan modal yang dimiliki oleh perusahaan pada periode tertentu. Jumlah sisi aset dan kewajiban dan modal harus memiliki nilai yang sama. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dengan menggunakan persamaan akuntansi yang menunjukkan bahwa aset yang dimiliki berasal dari kreditur dan pemilik yang terletak pada sisi kanan neraca. Laundry Bima Neraca Aset Kewajiban dan Ekuitas Aset Lancar Kewajiban Lancar Kas Rp Utang Usaha Rp0 Bank Rp Piutang Usaha Rp Perlengkapan Rp Jumlah Aset Lancar Rp Jumlah Kewajiban Lancar Rp0 Aset Tidak Lancar Kewajiban Tidak Lancar Peralatan Rp Utang Bank Rp0 Total Kewajiban Rp0 Jumlah Aset Tdk Lancar Rp Ekuitas Rp Total Aset Rp Total Kewajiban dan Ekuitas Rp Laporan berikutnya yang disusun adalah laporan arus kas, dan untuk pembahasan laporan tersebut akan dibahas pada materi akuntansi pengantar 2. Persamaan Akuntansi Page 14

23 BAB 3 AKUN DAN BUKU BESAR Pada bab ini akan diuraikan mengenai langkah-langkah penyusunan laporan keuangan, dimana bab sebelumnya telah dijelaskan terlebih dahulu bentuk-bentuk laporan keuangan yang merupakan tahap akhir dalam siklus akuntansi. Dalam penyusunan laporan keuangan kali ini tidak lagi menggunakan persamaan akuntansi yang mana akan terlihat langsung pengaruhnya dimasing-masing akun. Hal ini tidak biasa dilakukan dalam praktek karena tidak efisien dan efektif dalam menghasilkan laporan keuangan ketika transaksi yang terjadi pada perusahaan sangat besar. Dengan menggunakan siklus akuntansi, sistem pencatatan akan lebih efisien dan informatif dalam menghasilkan laporan. Pada bab ini hanya menjelaskan pengertian akun, kode akun, dan buku besar serta fungsi dari ketiganya dalam menghasilkan suatu laporan yang andal. Kemudian dijelaskan saldo normal dari masing-masing akun yang ada disetiap transaksi. Tujuan Pembelajaran: 1. Memahami siklus akuntansi sebagai dasar penyusunan laporan keuangan 2. Memahami pengertian akun dan dapat menyusun daftar akun 3. Memahami saldo normal masing-masing akun 4. Mengetahui bentuk buku besar dan fungsinya

24 BAB 3 AKUN DAN BUKU BESAR 3.1 SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi adalah suatu proses pengolahan data-data keuangan dengan bukti yang sah kemudian dicatat dalam jurnal dan posting buku besar dan akhirnya dapat menghasilkan sebuah laporan keuangan yang andal. Hal ini sesuai dengan pengertian akuntansi seperti dijelaskan pada bab 1 yaitu suatu proses pengidentifikasian, pencatatan, pengelompokan, peringkasan dan pelaporan. diilustrasikan pada gambar berikut ini. Gambar 3.1 Siklus Akuntansi Siklus akuntansi dapat Sumber: Reeves et al (2008:160) Akun dan Buku Besar Page 16

25 Berdasarkan siklus tersebut, terdapat beberapa tahap dalam melaksanakan pembukuan transaksi yang terjadi selama periode akuntansi. Ketika transaksi terjadi, tahap pertama yang perlu dilakukan adalah menganalisis yaitu identifikasi transaksi yang kemudian dicatat dalam jurnal. Tahap kedua, setelah penjurnalan selesai yaitu dilakukan posting ke buku besar masing-masing akun. Langkah berikutnya adalah menyiapkan neraca saldo sebelum penyesuaian, yang biasanya disajikan kedalam neraca lajur. Langkah berikutnya adalah menganalisis data penyesuaian dan selanjutnya dilakukan posting ke jurnal penyesuaian dan buku besar. Pada tahap ketujuh neraca lajur yang disesuaikan disiapkan sehingga dapat menyusun laporan keuangan. Langkah terakhir adalah dilakukan jurnal penutup dan diposting ke buku besar. Sistem pembukuan berpasangan atau dikenal dengan double entry accounting adalah transaksi keuangan yang terjadi selalu dicatat dengan cara sedemikian rupa sehingga jelas pengaruhnya terhadap aset, kewajiban, modal, pendapatan dan beban. Prinsip utama sistem ini ialah bahwa setiap transaksi selalu dicatat dengan mendebet dan mengkredit dua buah akun atau lebih dengan jumlah yang sama. Dengan demikian setiap transaksi paling sedikit akan berpengaruh terhadap dua buah akun, yaitu satu akun didebet dan satu akun dikredit (Jusup, 2011:82). Ilustrasi pencatatan transaksi dengan menggunakan sistem pembukuan berpasangan dapat dilihat pada alur berikut ini. Menentukan akun-akun yang terpengaruh atas suatu transaksi Menentukan dampak akunt-akun tersebut terjadi penurunan atau peningkatan Menentukan kenaikan atau penurunan di dalam akun harus dicatat dalam debet atau kredit Menyiapkan neraca lajur sebelum penyesuaian di setiap akhir periode Posting ke buku besar Dicatat ke dalam jurnal Akun dan Buku Besar Page 17

26 3.2 PENGERTIAN AKUN Akun dapat dikatakan sebagai suatu alat yang digunakan untuk mencatat transaksitransaksi yang terjadi pada perusahaan. Dengan akun akan mempermudah dalam pengelompokan transaksi-transaksi. Dengan akun pula kita dapat mengetahui dengan tepat informasi misalnya saldo piutang usaha dan utang usaha perusahaan. Jumlah yang dibutuhkan untuk akun tidak dapat ditentukan dengan pasti, karena besar kecilnya jumlah akun tergantung dari besar kecilnya usaha perusahaan. Akun-akun tersebut digolongkan menjadi dua yaitu akun-akun riil dan akun-akun nominal yang dapat dijabarkan dengan gambar berikut ini. Gambar 3.2 Penggolongan Akun Akun Aset Akun Riil Akun Kewajiban Akun Akun Modal Akun Nominal Akun Pendapatan Akun Beban Akun riil atau akun-akun yang ada pada neraca dimana angka atau nilai yang ada masing-masing akun tersebut merupakan nilai yang kumulatif dari setiap periode perusahaan sejak perusahaan didirikan. Sedangkan akun nominal atau akun-akun yang terdapat pada laporan laba rugi seperti pendapatan dan beban-beban operasi perusahaan. 3.3 BUKU BESAR Kumpulan akun yang digunakan dalam pembukuan suatu perusahaan disebut dengan buku besar atau ledger. Buku besar dapat berupa sebuah buku yang halamanhalamannya berfungsi sebagai akun, atau bisa juga berupa kumpulan kartu-kartu. Akun dan Buku Besar Page 18

27 Dalam buku besar biasanya akun-akun disusun paling depan, dan sesudah itu barulah akun-akun yang akan dicantumkan dalam laporan laba rugi (Jusup, 2011:70). Buku besar yang paling mudah digunakan dalam proses belajar adalah dengan menggunakan akun T yang dapat dilihat pada pada ilustrasi berikut ini: Nama Akun Sisi Debet Sisi Kredit Akun ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian kanan dan bagian kiri, dimana sisi kanan adalah kredit dan kiri adalah sisi debet. Secara lebih lengkap bentuk akun T dapat dilukiskan sebagai berikut (Jusup,2011:73): KAS No.Akun: Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Setoran awal Peralatan salon Penerimaan Pembayaran piutang kewajiban 5 Pembayaran sewa Pembayaran gaji Beban listrik Prive Saldo akhir Dengan melihat akun T diatas, kita dapat mengetahui fungsi dari akun T atau buku besar adalah sebagai ringkasan transaksi yang terjadi selama satu periode akuntansi. Informasi yang didapat lainnya diketahui kas diterima dari transaksi apa saja dan digunakan untuk keperluan apa saja. Penerimaan kas dicatat pada sisi debet, dan pengeluaran kas dicatat pada sisi kredit. Setiap akhir periode sisi debet dan sisi kredit dijumlahkan untuk memperoleh saldo akhir yang dihasilkan dengan mengurangkan kedua sisi tersebut. Bentuk lain dari buku besar kita dapat mengetahui saldo setiap waktu tanpa menunggu tiap akhir periode. Bentuk dari buku besar tersebut dapat diilustraksikan pada gambar berikut ini. Akun dan Buku Besar Page 19

28 KAS No.Akun:111 Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo Setoran awal Peralatan salon Pembayaran kewajiban Penerimaan piutang Pembayaran sewa Pembayaran gaji Beban listrik Prive Jumlah SALDO NORMAL AKUN Saldo normal akun adalah saldo yang menunjukkan dimana letak akun ketika terjadi peningkatan nilai, didebet atau dikredit. Hal ini harus dipahami dengan benar karena sebagai kunci utama dalam pembuatan jurnal dan akan mempengaruhi keandalan laporan keuangan yang akan dihasilkan. Berikut adalah saldo normal setiap akun dan pengaruhnya akun laba rugi dan prive terhadap modal perusahaan. Gambar berikut ini menjelaskan saldo normal akun. Total dalam akun-akun neraca antara debet dan kredit haruslah sama besar atau dalam setiap melakukan penjurnalan, saldo debet dan kredit harus sama. Jika kita melihat gambar 3.3 dapat kita ketahui saldo normal masing-masing akun neraca dan laba rugi. Ketika menganalisis suatu transaksi, pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi akun-akun yang terlibat dan kemudian menentukan pengaruhnya terhadap kenaikan dan penurunan dari akun-akun tersebut. Untuk akun-akun aset akan selalu dicatat debet ketika terjadi kenaikan dan akan dicatat disebelah kredit jika terjadi penurunan, hal ini tidak berlaku untuk akun akumulasi depresiasi. Jika terjadi penambahan pada akun tersebut maka penambahan tersebut akan dikredit. Perbedaan ini dikarenakan akumulasi depresiasi akan mengurangi harga perolehan sehingga akan diperoleh nilai sisa dari aktiva tetap tersebut. Berbeda dengan akun-akun yang ada pada sisi kanan neraca, setiap terjadi kenaikan pada akun akan dicatat pada sisi kredit, dan sebaliknya akan didebet ketika terjadi penurunan kewajiban atau modal. Akun dan Buku Besar Page 20

29 Gambar 3.3 Saldo Normal Akun Sumber: Reeves et al (2008) Kedua pengaruh tersebut akan dicatat pada sisi kredit karena modal mengalami peningkatan. Penurunan pada modal dipengaruhi oleh pengambilan pribadi dan bebanbeban yang ditanggung perusahaan sehingga akan dicatat di sisi debet. Artinya ketika perusahaan memperoleh laba usaha maka akan dicatat disisi kredit yang akan menambah modal, sebaliknya ketika memperoleh rugi usaha akan dicatat disisi debet yang akan mengurangi modal. 3.5 KODE AKUN Akun-akun yang digunakan sangat banyak dan beragam, maka untuk mempermudah transaksi perusahaan dapat menyusun suatu kode akun untuk setiap akun-akun yang Akun dan Buku Besar Page 21

30 digunakan. Dengan kode akun (chart of account) dapat diketahui kelompok dari masingmasing induk akun. Kode akun juga membantu membuat rincian sub akun dari induk akun. Dan juga hanya dengan kode akun kita dapat mengetahui kelompok akun aset, kewajiban dan ekuitas, pendapatan dan beban. Tabel berikut adalah contoh dari penyusunan kode akun dan nama akun yang biasa digunakan dalam transaksi bisnis. Kode Akun Tabel 3.1 Kode Akun Nama Akun Sifat Kelompok Saldo Normal 110 Kas dan Bank Induk Aset Debet 111 Kas Anak Aset Debet 113 Bank Jatim Anak Aset Debet 121 Piutang Usaha Induk Aset Debet 122 Perlengkapan Induk Aset Debet 123 Asuransi Dibayar Dimuka Induk Aset Debet 180 Aktiva Tetap Induk Aset Debet 181 Tanah Anak Aset Debet 182 Gedung Anak Aset Debet 183 Akumulasi Depresiasi Gedung Anak Aset Kredit 184 Mesin Anak Aset Debet 185 Akumulasi Depresiasi Mesin Anak Aset Kredit 186 Kendaraan Anak Aset Debet 187 Akumulasi Depresiasi Kendaraan Anak Aset Kredit 210 Utang Usaha Induk Kewajiban Kredit 220 Utang Biaya Induk Kewajiban Kredit 250 Utang Bank Induk Kewajiban Kredit 301 Modal Induk Ekuitas Kredit 310 Prive Induk Ekuitas Debet 400 Ikhtisar Laba Rugi Induk Ekuitas Kredit 401 Pendapatan Induk Laba/Rugi Kredit 412 Retur Penjualan Induk Laba/Rugi Debet 413 Potongan Penjualan Induk Laba/Rugi Debet 420 Beban Pokok Penjualan Induk Laba/Rugi Debet 510 Beban Penjualan Induk Laba/Rugi Debet 520 Beban Pemasaran Induk Laba/Rugi Debet 530 Beban Umum dan Administrasi Induk Laba/Rugi Debet 599 Beban Lain-lain Induk Laba/Rugi Debet Namun tidak semua kegiatan usaha menerapkan kode akun dalam sistem akuntansi, karena semua itu disesuaikan dengan besar kecilnya dan kompleksitas transaksitransaksi yang terjadi dalam setiap harinya. Akun dan Buku Besar Page 22

31 BAB 4 ANALISIS TRANSAKSI DENGAN SIKLUS AKUNTANSI Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai tahap-tahap penyusunan laporan keuangan dengan menggunakan siklus akuntansi yang dimulai dengan adanya suatu transaksi bisnis kemudian dilakukan identifikasi dan penjurnalan transaksi ke dalam akun. Hasil dari penjurnalan tersebut diringkas dan diposting ke dalam buku besar sesuai dengan akun-akun yang dicatat dalam jurnal. Transaksi-transaksi yang terjadi haruslah didukung dengan bukti yang andal untuk menghasilkan suatu laporan keuangan yang andal pula. Pada bab ini, pengaplikasian siklus akuntansi diterapkan dengan beberapa contoh transaksi yang saling berhubungan sehingga mahasiswa memahami tahapan siklus akuntansi seperti pada kondisi nyata. Tujuan Pembelajaran: 1. Mengerti dan memahami bentuk dari jurnal umum 2. Mampu menganalisis transaksi berdasdarkan bukti pendukung yang terjadi pada suatu periode akuntansi 3. Mampu memposting transaksi ke jurnal umum dengan menggunakan akun 4. Mampu memposting transaksi ke buku besar 5. Mampu menyusun neraca saldo 6. Mampu menyusun laporan keuangan berdasarkan neraca saldo

32 BAB 4 ANALISIS TRANSAKSI DENGAN SIKLUS AKUNTANSI 4.1 ANALISIS TRANSAKSI DENGAN JURNAL UMUM Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis (berdasarkan urut waktu terjadinya) dengan menunjukkan akun yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing-masing. Pemakaian jurnal memiliki beberapa manfaat, antara lain (Jusup, 2011: 126): a. Jurnal merupakan alat pencatatan yang dapat menggambarkan akun-akun yang terpengaruh oleh suatu transaksi. b. Merupakan alat pencatatan yang memberi gambaran secara kronologis, sehingga dapat memberi gambaran yang lengkap tentang seluruh transaksi perusahaan berdasarkan urutan-urutan terjadinya. c. Jurnal dapat dipecah-pecah menjadi beberapa jurnal khusus yang dapat dikerjakan oleh beberapa orang secara bersamaan. d. Jurnal menyediakan ruang yang cukup untuk keterangan transaksi. Sebaliknya ruang yang tersedia dalam kolom keterangan di akun-akun buku besar sangat terbatas, sehingga tidak dapat memuat keterangan yang cukup. e. Apabila transaksi dicatat secara langsung ke buku besar dan terjadi kesalahan dalam mencatatnya, maka letak kesalahan tersebut di buku besar akan sulit ditemukan. Jurnal dan buku besar adalah tahapan dalam siklus akuntansi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jurnal berfungsi untuk mencatat pengaruh setiap transaksi yang terjadi pada perusahaan dengan urutan waktu terjadinya transaksi ke dalam akunakun yang terpengaruh. Sedangkan buku besar adalah ringkasan atau rangkuman dari transaksi-transaksi yang telah dijurnal dan dikelompokkan sesuai dengan nama akun yang sama. Bentuk dari jurnal sendiri terdapat dua model, jurnal sederhana yang biasa disebut dengan jurnal umum yang terdiri dari dua kolom dan jurnal khusus yang terdiri dari Analisis Transaksi dengan Siklus Akuntansi Page 24

33 jurnal kas masuk, jurnal kas keluar, jurnal penjualan, dan jurnal pembelian. Untuk jurnal khusus akan dibahas lebih lanjut pada bab berikutnya. Dalam jurnal umum tersedia dua kolom untuk mencatat rupiah yang didebet dan dikredit. JURNAL UMUM Halaman: Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Keterangan: Kolom Tanggal Kolom Keterangan Kolom Ref Kolom Debet Kolom Kredit : digunakan untuk mencatat bulan dan tahun pada kolom tanggal yang kiri, dan mencatat tanggal transaksi pada sisi kanan bagian kolom tanggal. : digunakan untuk mencatat nama akun yang didebet dan dikredit serta mencatat uraian singkat dari transaksi tersebut. : digunakan untuk mencatan kode akun dari nama akun yang didebet dan dikredit. : digunakan untuk mengisi jumlah rupiah yang didebet. : digunakan untuk mengisi jumlah rupiah yang dikredit. Prosedur dalam penjurnalan transaksi menurut Jusup (2011: 128) antara lain: 1) Tahun ditulis pada baris pertama. Tahun biasanya tidak ditulis berulang-ulang pada suatu halaman apabila tahun tidak berganti. 2) Namun bulan ditulis untuk transaksi yang pertama terjadi dalam bulan yang bersangkutan pada bagian atas kolom pertama. Nama bulan hanya ditulis lagi pada bagian atas halaman yang baru atau pada awal bulan baru. Jadi nama bulan tidak perlu ditulis berulang-ulang pada halaman yang sama, kecuali jika berganti bulan. 3) Tanggal untuk setiap transaksi dicatat pada kolom kedua bagian tanggal. Untuk setiap transaksi perlu ditulis tanggalnya meskipun dalam tanggal yang sama terjadi beberapa transaksi. Analisis Transaksi dengan Siklus Akuntansi Page 25

34 4) Nama akun yang didebet ditulis merapat ke pinggir sebelah kiri dalam kolom Keterangan dan jumlah pendebetan dimasukkan ke dalam sisi kiri atau pada kolom Debet. 5) Nama akun yang dikredit ditulis dalam baris berikutnya pada kolom Keterangan, dan ditulis sedikit masuk ke sebelah kanan bila dibandingkan dengan nama akun yang didebet. Jumlah pengkreditan dicatat pada kolom Kredit. 6) Penjelasan atau keterangan ditulis pada baris berikutnya dalam kolom Keterangan. Sebagaiknya keterangan ditulis secara singkat tanpa mengabaikan informasi yang penting, dan dapat dipahami dengan jelas. LAUNDRY BIMA JURNAL UMUM Per 2016 Halaman: 1 Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Bank Jatim Modal (Setoran awal dari pemilik) 4 Piutang Usaha Pendapatan (Penyerahan jasa laundry secara kredit) 5 Beban Lain-lain Bank Jatim (Pembayaran biaya lain-lain) Jumlah Jurnal yang dicatat pada jurnal umum untuk satu transaksi disebut dengan ayat jurnal, dimana antara ayat jurnal sebaiknya diberikan jarak satu baris sehingga terlihat batas antar ayat jurnal yang telah dibuat. Untuk mempermudah bagaimana cara membuat jurnal, berikut akan diilustrasikan sebuah transaksi keuangan dalam suatu perusahaan. Pada tanggal Ibu Rika mendirikan sebuah usaha jasa laundry yang diberi nama Laundry Bima. Pada tanggal tersebut pemilik menyerahkan dana sebesar Rp dimana Rp secara tunai dan sisanya dibukakan rekening Bank Jatim. Untuk membantu dalam pekerjaan laundry Ibu Rika mengangkat pegawai sebanyak 2 orang dan karena Ibu Rika belum memiliki bangunan sendiri untuk Analisis Transaksi dengan Siklus Akuntansi Page 26

35 menjalankan bisnisnya maka Ibu Rika menyewa ruangan didekat rumah. Dan transaksi selama bulan 2016 adalah sebagai berikut: Membeli mesin cuci 3 unit untuk laundry dan dibayarkan pada bulan depan 7 Membeli perlengkapan untuk mencuci secara tunai senilai Rp Ny.Rika mengasuransikan peralatannya kepada salah satu perusahaan asuransi yang ada di Surabaya sebesar Rp untuk satu tahun melalui Bank Jatim. 11 Menerima uang tunai atas jasa laundry yang telah diberikan senilai Rp Menerima laundry dari salah satu langganan senilai Rp namun akan dibayarkan pada akhir bulan. 29 Menerima pendapatan yang belum dicatat selama tiga minggu dan baru dibukukan pada tanggal senilai Rp Menerima pelunasan sebagian dari pelanggan atas piutang usaha tanggal senilai Rp dan pembayaran dilakukan melalui transfer ke rekening bank Jatim. 30 Mendapatkan tagihan untuk melakukan pelunasan atas transaksi tanggal dan dibayarkan secara tunai kepada pemasok. 30 Melakukan pembayaran kepada pihak pemberi sewa ruangan senilai Rp dan membayar gaji karyawannya masing-masing Rp Ny.Rika mengambil Rp untuk keperluan pribadi. Apabila transaksi-transaksi selama bulan 2016 dicatat dalam jurnal, maka akan tampak sebagai berikut: LAUNDRY BIMA JURNAL UMUM Per 31 JANUARI 2016 Halaman: 1 Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Kas Bank Jatim Modal, Ny.Rika (Setoran awal Ny Rika) 5 Mesin Utang Usaha (Pembelian mesin cuci 3 unit secara kredit) 7 Perlengkapan Kas (Pembelian perlengkapan tunai) 7 Asuransi Dibayar Dimuka Bank Jatim (Pembayaran premi asuransi dimuka 2016) Jumlah Analisis Transaksi dengan Siklus Akuntansi Page 27

36 JURNAL UMUM Halaman: 2 Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit 2016 Saldo Pindahan Kas Pendapatan (Pendapatan dari jasa laundry tunai) 12 Piutang Usaha Pendapatan (Pendapatan secara kredit) 29 Kas Pendapatan (Pendapatan 3 minggu yang belum dicatat) 29 Bank Jatim Piutang Usaha (Pelunasan piutang tanggal ) 30 Utang Usaha Kas (Pelunasan atas utang tanggal ) 30 Beban Sewa Beban Gaji Kas (Pelunasan sewa ruang dan gaji karyawan) 31 Prive Kas (Pengambilan uang untuk keperluan pribadi Ny Rika) Jumlah Bila kita ketahui hasil jurnal umum diatas, jumlah saldo debet dan kredit adalah sama. Jika tidak sama, maka penjurnalan harus dilakukan pemeriksaan lagi berdasarkan bukti transaksi. Apabila telah sama, maka langkah berikutnya adalah posting buku besar. 4.2 POSTING BUKU BESAR Proses memindahkan ayat-ayat jurnal yang telah dibuat dalam jurnal umum ke buku besar disebut posting, yaitu memindahkan angka yang tercantum dalam kolom debet jurnal ke dalam sisi debet suatu akun dan memindahkan angka yang tercantum dalam kolom kredit jurnal ke dalam sisi kredit akun yang lain (Jusup, 2011: 131). Proses posting secara manual dapat ditempuh sebagai berikut: 1) Tanggal dan jumlah yang dicatat dalam jurnal dicatat kembali dalam akun/buku besar yang bersangkutan. Apabila suatu jumlah dicatat disisi debet jurnal, maka Analisis Transaksi dengan Siklus Akuntansi Page 28

37 posting harus dilakukan ke sisi debet akun/buku besar, demikian pula bila di dalam jurnal dicatat di sisi kredit, maka posting harus dilakukan ke sisi kredit akun/buku besar. Cara mencatat tahun, bulan dan tanggal, sama dengan yang dilakukan dalam jurnal. 2) Apabila posting telah dilakukan, maka nomor halaman jurnal harus dituliskan dalam kolom F (folio)/ref di akun/buku besar. Berikut adalah ilustrasi proses posting buku besar dari jurnal umum. JURNAL UMUM Halaman: 1 Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Bank Jatim Modal (Setoran awal dari pemilik) 4 Piutang Usaha Pihak Ketiga Pendapatan (Pendapatan kredit) 5 Beban Lain-lain Bank Jatim (Pembayaran biaya lain-lain) Jumlah BANK JATIM No.Akun:113 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Setoran awal JU Beban lain-lain JU Saldo akhir PENDAPATAN No.Akun: 401 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Penjualan kredit JU Saldo akhir MODAL No.Akun: 301 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Setoran awal JU Saldo akhir Analisis Transaksi dengan Siklus Akuntansi Page 29

38 Setiap akhir periode debet dan kredit dijumlahkan, selisih keduanya merupakan saldo akhir dan akan diposting ke dalam neraca saldo. Apabila dalam neraca saldo tidak terjadi keseimbangan, menunjukkan bahwa proses posting buku besar terdapat kesalahan. Kesalahan tersebut bisa disebabkan karena salah melakukan posting, salah penjumlahan saldo, dan salah saat melakukan penjurnalan. Posting buku besar dapat dilakukan secara harian, mingguan, atau bulanan jika transaksinya sangat sedikit. Umumnya jika perusahaan tersebut besar, maka posting dilakukan setiap hari. Untuk pemakaian buku besar lebih lanjut, kita akan melakukannya atas contoh transaksi keuangan Laundry Bima berdasarkan jurnal umum yang sudah dibuat. KAS No.Akun: 111 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Setoran awal JU Perlengkapan JU tunai 11 Penjualan tunai JU Pelunasan utang JU Penjualan tunai JU Pembayaran sewa JU dan gaji 31 Prive JU Saldo akhir BANK JATIM No.Akun: 113 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Setoran awal JU Premi asuransi JU Pelunasan piutang JU Saldo akhir PIUTANG USAHA No.Akun: 121 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Kredit JU Pelunasan piutang JU Saldo akhir Analisis Transaksi dengan Siklus Akuntansi Page 30

39 PERLENGKAPAN No.Akun: 122 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Pembelian tunai JU Saldo akhir ASURANSI DIBAYAR DIMUKA No.Akun: 123 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Premi asuransi JU Saldo akhir MESIN No.Akun: 184 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Peralatan kredit JU Saldo akhir UTANG USAHA No.Akun: 210 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Pelunasan JU Peralatan JU utang tgl Saldo akhir 0 MODAL No.Akun: 301 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Setoran awal JU Saldo akhir PRIVE No.Akun: 310 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Prive januari JU Saldo akhir Analisis Transaksi dengan Siklus Akuntansi Page 31

40 PENDAPATAN No.Akun: 401 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Pendapatan tunai JU Pendapatan JU kredit 29 Pendapatan tunai JU Saldo akhir BEBAN SEWA No.Akun: 531 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Bayar sewa JU Saldo akhir BEBAN GAJI No.Akun: 532 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Gaji januari JU Saldo akhir BEBAN PERLENGKAPAN No.Akun: 533 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Saldo akhir 4.3 NERACA SALDO DAN LAPORAN KEUANGAN Setelah semua ayat jurnal yang dibuat selama periode diposting ke buku besar, maka pada akhir periode perlu disusun neraca saldo. Tujuan utama penyusunan neraca saldo adalah untuk menguji bahwa setelah semua posting dilakukan, jumlah debet sama dengan jumlah kredit. Hal ini sejalan dengan penerapan metode pembukuan berpasangan yang mencatat setiap transaksi dengan cara melakukan pendebetan dan pengkreditan dengan jumlah yang sama. Jika hal ini diterapkan dengan benar, maka di buku besar jumlah saldo akun-akun bersaldo debet akan sama dengan jumlah saldo akun-akun bersaldo kredit. Apabila tidak sama, bisa dipastikan telah terjadi kesalahan, mungkin dalam penjurnalan atau bisa juga dalam posting. Selain itu, neraca saldo juga sangat bermanfaat dalam penyusunan laporan keuangan (Jusup, 2011: 143). Analisis Transaksi dengan Siklus Akuntansi Page 32

41 Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menyusun neraca saldo yang pertama adalah buku besar harus dapat menunjukkan jumlah saldo yang di debet dan jumlah saldo yang dikredit. Selisih diantara keduanya merupakan saldo akhir, dan saldo akhir tersebut yang dimasukkan ke dalam neraca saldo. Apabila saldo akhir suatu akun berada pada sisi debet, maka dalam neraca saldo juga akan diletakkan di sisi debet, sebaliknya jika saldo buku besar berada pada sisi kredit, maka saldo tersebut juga dimasukkan ke neraca saldo sisi kredit. Dari buku besar dalam sub bab sebelumnya dapat kita susun neraca saldo sebagai berikut: LAUNDRY BIMA NERACA SALDO PER 31 JANUARI 2016 KODE AKUN NAMA AKUN DEBET KREDIT 111 KAS BANK JATIM PIUTANG USAHA PERLENGKAPAN ASURANSI DIBAYAR DIMUKA MESIN UTANG USAHA MODAL 30, PRIVE PENDAPATAN BEBAN SEWA BEBAN GAJI BEBAN PERLENGKAPAN 0 JUMLAH Langkah berikutnya adalah disusunnya laporan keuangan apabila neraca saldo telah menunjukkan angka debet dan kredit yang sama. Laundry Bima Laporan Laba Rugi Untuk Bulan Yang Berakhir Pendapatan Jasa Laundry Rp Beban-beban operasi: Gaji Pegawai Rp Perlengkapan 0 Sewa Rp Jumlah Beban Operasi Rp Laba Operasi Rp Analisis Transaksi dengan Siklus Akuntansi Page 33

42 Laundry Bima Laporan Perubahan Modal Untuk Bulan yang Berakhir Modal, Setoran modal, Rp Laba bersih tahun 2016 Rp Rp Prive Rp Kenaikan modal pemilik Rp Modal, Rp Rp0 Laundry Bima Neraca Per Aset Kewajiban dan Ekuitas Aset Lancar Kewajiban Lancar Kas Rp Utang Usaha Rp0 Bank Rp Piutang Usaha Rp Asuransi Dibayar Rp Dimuka Perlengkapan Rp Jumlah Aset Lancar Rp Jumlah Kewajiban Lancar Rp0 Aset Tidak Lancar Kewajiban Tidak Lancar Mesin Rp Utang Bank Rp0 Total Kewajiban Rp0 Jumlah Aset Tdk Lancar Rp Ekuitas Rp Total Aset Rp Total Kewajiban dan Ekuitas Rp Dapat disimpulkan bahwa penyelesaian laporan keuangan dengan menggunakan persamaan akuntansi maupun dengan siklus akuntansi, laporan keuangan yang dihasilkan tidak memiliki perbedaan. Perbedaan terletak dalam langkah-langkah penyusunan untuk menghasilkan laporan akhir. Persamaan akuntansi tidak efisien diterapkan dalam lingkup bisnis yang kompleks, dan lebih tepat apabila dengan menerapkan siklus akuntansi. Analisis Transaksi dengan Siklus Akuntansi Page 34

43 BAB 5 TRANSAKSI PENYESUAIAN DALAM PEMBUKUAN PERUSAHAAN JASA Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bagaimana laporan keuangan disusun dengan menggunakan siklus akuntansi, namun tahap-tahap tersebut belum sepenuhnya dilakukan. Pada bab 5 ini akan dibahas lebih lanjut mengenai siklus akuntansi terutama tentang transaksi penyesuaian. Transaksi penyesuaian dilakukan pada setiap akhir periode akuntansi, dan tidak semua transaksi penyesuaian dilakukan pada semua akun karena dalam suatu transaksi terdapat pencatatan dengan dasar tunai, prepaid dan accrued. Hal ini yang menyebabkan beberapa akun harus dilakukan penyesuaian di akhir periode akuntansi. Bab ini pula akan dijelaskan kategori yang termasuk transaksi penyesuaian dan bagaimana pengaruhnya terhadap neraca saldo dan laporan keuangan yang dihasilkan serta seberapa penting jurnal penyesuaian untuk menghasilkan laporan yang wajar. Tujuan Pembelajaran: 1. Memahami pentingnya penyesuaian pada akhir periode 2. Memahami kategori penyesuaian 3. Membuat jurnal penyesuaian 4. Menyusun neraca lajur 5. Menyusun laporan keuangan setelah penyesuaian

44 BAB 5 TRANSAKSI PENYESUAIAN DALAM PEMBUKUAN PERUSAHAAN JASA 5.1 PENTINGNYA PENYESUAIAN PADA AKHIR PERIODE Mengapa kita membutuhkan jurnal penyesuaian? Dan kapan kita melakukan jurnal penyesuaian? Jurnal penyesuaian perlu dilakukan karena dalam proses akuntansi menerapkan konsep dan prinsip akuntansi yang mempengaruhi pencatatan transaksi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Dengan adanya jurnal penyesuaian, memungkinkan aset, kewajiban, dan modal dilaporkan secara tepat pada neraca. Selain itu dengan adanya jurnal penyesuaian, laba rugi yang diterima menunjukkan jumlah yang wajar pada periode berjalan. Jurnal penyesuaian dicatat setiap akhir periode setelah semua transaksi selama suatu periode akuntansi telah dibukukan. Dasar yang melatarbelakangi harus dilakukannya pencatatan jurnal penyesuaian adalah adanya dasar akrual dan dasar tunai yang diterapkan oleh perusahaan. Apabila perusahaan menerapkan dasar akrual dan perusahaan tidak melakukan jurnal penyesuaian maka laporan keuangan yang dihasilkan dapat overvalue maupun undervalue pada periode bersangkutan. Alasan kedua adalah perusahaan dalam pembukuan transaksi menggunakan prinsip pendapatan dan prinsip penandingan. Alasan lainnya adalah memungkinkan neraca saldo yang disusun pertama kali belum semuanya memuat data transaksi yang paling update sehingga perlu dilakukan penyesuaian. Transaksi tersebut misalnya untuk mencatat pemakaian perlengkapan kantor yang tidak mungkin dicatat setiap terjadi transaksi atau pemakaian perlengkapan kantor, sehingga hanya dicatat pada setiap akhir periode. Sebagian biaya tidak dicatat sepanjang periode akuntansi karena akan menjadi kadaluwarsa sejalan dengan berlalunya waktu karena bukan merupakan akibat transaksi harian yang berulang kali seperti beban sewa dan beban asuransi. Beban-beban tersebut tidak dicatat harian karena tidak efektif bila dicatat harian. Berikutnya adalah transaksi yang berkaitan dengan tagihan listrik, air, dan telepon bulan berjalan yang belum diterima hingga periode akuntansi berikutnya, sehingga harus dibebankan terlebih dahulu. Transaksi Penyesuaian Dalam Pembukuan Perusahaan Jasa Page 36

45 Dalam prinsip pendapatan ditentukan kapankah suatu pendapatan akan dicatat dan berapa nilai pendapatan tersebut yang akan dibukukan. Pada prinsipnya pendapatan akan diakui ketika perusahaan telah melakukan penyerahan barang atau jasa kepada konsumen. Apabila konsumen hanya melakukan pemesanan tanpa disertai faktur penjualan, maka perusahaan tidak perlu mencatatnya sebagai pendapatan. Namun apabila perusahaan menerbitkan faktur penjualan atas barang yang dipesan oleh konsumen, maka perusahaan wajib mencatatnya sebagai pendapatan. Sedangkan jumlah yang harus dicatat sebagai pendapatan adalah sebesar nilai dari barang atau jasa yang diberikan kepada konsumen atau dalam arti berapa besar konsumen tersebut harus membayar pada saat melakukan pelunasan. Prinsip penandingan digunakan sebagai pedoman dalam pencatatan beban. Yang dimaksud beban adalah sebagai beban dalam memperoleh aset perusahaan dimana aset tersebut digunakan dalam menghasilkan pendapatan. Pengukuran prinsip penandingan bertujuan untuk mengungkapkan semua beban yang terjadi selama periode akuntansi dan mencatat nilai dari beban tersebut serta mempertemukan antara beban dan pendapatan pada periode akuntansi yang sama sehingga akan diketahui laba (rugi) perusahaan pada periode tersebut. 5.2 KATEGORI AKUN PENYESUAIAN Proses penyesuaian memiliki dua tujuan (Jusup, 2011: 187), yaitu: 1) Agar setiap akun nominal (akun -akun pendapatan dan beban) menunjukkan pendapatan dan beban yang seharusnya diakui dalam suatu periode akuntansi. 2) Agar setiap akun rill, khususnya akun-akun aset dan akun-akun kewajiban, menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Dengan pencapaian tujuan tersebut, maka laporan keuangan yang disajikan tidak akan terlalu tinggi maupun rendah dalam penyajiannnya sehingga menghasilkan suatu laporan yang wajar. Akun penyesuaian terdiri dari dua jenis, yaitu prepayment (beban dibayar dimuka) dan accrued (akrual). Atas dasar dua kategori jurnal penyesuaian, maka dapat dibagi lagi jurnal penyesuaian menjadi lima tipe, yaitu: a. Beban dibayar dimuka b. Depresiasi c. Pendapatan diterima dimuka Transaksi Penyesuaian Dalam Pembukuan Perusahaan Jasa Page 37

46 d. Beban masih harus dibayar e. Pendapatan masih akan diterima PREPAYMENT ATAU BEBAN DIBAYAR DIMUKA Prepayment atau beban dibayar dimuka adalah transaksi-transaksi yang berkaitan dengan pembayaran beban dimuka. Asuransi Dibayar Dimuka Misalnya Laundry Rika mulai berdirinya usaha akan mengasuransikan peralatannya kepada salah satu perusahaan asuransi. Pada tanggal melakukan pembayaran kepada pihak asuransi sekaligus untuk satu tahun sebesar Rp dan pembayaran melalui Bank Jatim. Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut: 07 Asuransi Dibayar Dimuka Bank Jatim Pembayaran premi asuransi untuk 1 tahun Dengan adanya pembayaran asuransi untuk 1 tahun tersebut, maka akun Asuransi Dibayar Dimuka memiliki saldo debet, dan akun Bank Jatim memiliki saldo kredit masing-masing Rp Pada akhir 2016, maka saldo dari akun Asuransi Dibayar Dimuka bukan lagi sebesar Rp , melainkan Rp dan beban asuransi bertambah sebesar Rp Mengapa hal ini terjadi? Perusahaan harus mengurangi premi yang dibayarkan dimuka sebelumnya karena Laundry Bima telah melewati masa premi 1 bulan sehingga harus dikurangi dengan Rp Jurnal penyesuaian untuk beban asuransi tersebut adalah sebagai berikut: 31 Beban Asuransi Asuransi Dibayar Dimuka Pengakuan premi asuransi 2016 Sehingga bila diposting ke buku besar akan terlihat seperti berikut ini: ASURANSI DIBAYAR DIMUKA No.Akun: 123 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Premi asuransi JU Premi januari JP Saldo akhir Transaksi Penyesuaian Dalam Pembukuan Perusahaan Jasa Page 38

47 BEBAN ASURANSI No.Akun: 534 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Premi januari JP Saldo akhir Perlengkapan Prepayment yang kedua adalah perlengkapan, yang mana perusahaan tidak mungkin melakukan pembukuan ketika setiap transaksi terjadi. Perlengkapan tersebut terdapat di kantor administrasi, bagian pabrik, ataupun di setiap bagian kantor. Pada transaksi sebelumnya, buku besar perlengkapan adalah sebagai berikut: PERLENGKAPAN No.Akun: 122 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Pembelian tunai JU Saldo akhir Saldo akun Perlengkapan per berdasarkan informasi diatas adalah sebesar Rp Selama bulan 2016 Laundry Bima telah memakai perlengkapan untuk berbagai keperluan. Harga perolehan perlengkapan yang telah dipakai merupakan beban pemakaian perlengkapan. Untuk mengetahui jumlah pemakaian perlengkapan selama periode 2016, Ny.Rika melakukan perhitungan fisik perlengkapan yang masih tersisa di bulan Jumlah yang tersisa tersebut merupakan aset yang masih dimiliki perusahaan. Diketahui harga perolehan perlengkapan yang masih tersisa pada tanggal sebesar Rp Hal ini berarti pemakaian perlengkapan selama bulan 2016 adalah sebesar Rp (Rp Rp ). Jurnal penyesuaian yang harus dibuat oleh Laundry Bima per untuk mengakui pemakaian perlengkapan sebagai beban perlengkapan dan agar akun perlengkapan menunjukkan saldo yang tersisa adalah sebagai berikut: 31 Beban Perlengkapan Perlengkapan Pengakuan pemakaian perlengkapan 2016 Transaksi Penyesuaian Dalam Pembukuan Perusahaan Jasa Page 39

48 Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah berikutnya yaitu dilakukan posting buku besar sehingga terdapat perubahan pada akun perlengkapan dan beban perlengkapan sebagai berikut: PERLENGKAPAN No.Akun: 122 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Pembelian JU Pemakaian JP tunai Saldo akhir BEBAN PERLENGKAPAN No.Akun: 533 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Pemakaian JP Saldo akhir DEPRESIASI Pada umumnya perusahaan memiliki aset-aset berupa gedung, kendaraan, mesin, peralatan dan sebagainya yang digunakan dalam mendukung terlaksananya kegiatan ekonomi suatu perusahaan. Menurut Jusup (2011: 194) ciri khas aset-aset semacam itu adalah masa penggunaannya yang panjang, bahkan ada yang bisa digunakan sampai berpuluh-puluh tahun. Karena masa penggunaannya cukup panjang, maka aset-aset semacam itu disebut aset tetap. Pada saat diperoleh, aset tetap dicatat sebesar beban perolehannya ( cost) sesuai dengan prinsip akuntansi yang mengatur hal itu. Pada hahekatnya, pengeluaran untuk membeli aset tetap merupakan beban yang ditangguhkan berjangka panjang. Dalam uraian di atas, pemakaian perlengkapan terlihat jelas dari penurunan jumlah perlengkapan. Jumlah perlengkapan yang dipakai adalah selisih antara jumlah perlengkapan yang dibeli dikurangi dengan jumlah perlengkapan yang tersisa pada akhir periode. Dalam hal aset tetap, penurunan nilainya tidak terlihat dengan jelas. Dengan adanya pemakaian aset tetap dalam operasi perusahaan, kemampuan aset untuk menghasilkan jasa yang bermanfaat menjadi menurun, dan berakibat menurunnya nilai aset teap tersebut. Penurunan kemampuan dan nilai aset karena digunakan dalam operasi perusahaan merupakan beban yang dikorbankan untuk Transaksi Penyesuaian Dalam Pembukuan Perusahaan Jasa Page 40

49 memperoleh pendapatan. Pembebanan penurunan nilai ini dilakukan akuntan dengan menyebarkan secara sistematis beban perolehan aset tetap sepanjang masa manfaat (umur ekonomis) aset tersebut. Proses pengalokasian beban perolehan ini disebut depresiasi. Konsep akuntansi untuk aset tetap sama dengan perlakukan terhadap beban dibayar dimuka. Perbedaan utama terletak pada jangka waktu pemakaian kedua kelompok aset tersebut. Beban dibayar dimuka biasanya berlaku hanya untuk beberapa bulan, sedangkan aset tetap digunakan dalam operasi perusahaan selama bertahun-tahun. Aset tetap yang dimiliki oleh Laundry Bima adalah 3 buah mesih cuci yang digunakan dalam operasi perusahaan seperti halnya perlengkapan dalam upaya memperoleh pendapatan. Pencatatan pembelian mesin cuci tersebut akan terlihat pada jurnal berikut ini: 05 Mesin Utang Usaha Pembelian mesin cuci 3 unit secara kredit Depresiasi adalah proses pengalokasian beban perolehan aset tetap secara sistematis selama masa manfaat (umur) aset tetap tersebut. Dalam proses pengalokasian tersebut dilakukan pada setiap akhir periode (Jusup, 2011: 196). Untuk mencatat depresiasi atau penyusutan aset tetap akan melibatkan dua akun diantaranya akun beban depresiasi dan akun akumulasi depresiasi. Akun akumulasi depresiasi adalah sebuah aset kontra, artinya akun ini merupakan aset yang bersaldo normal kredit. Sebuah akun kontra memiliki dua karakteristik pokok (Jusup, 2011: 197) yaitu: a. Sebuah akun kontra selalu berpasangan dengan dan mengikuti akun pasangannya. b. Saldo normal sebuah akun kontra ( debit atau kredit) adalah kebalikan dari saldo akun pasangannya. Sebagai contoh, akun akumulasi depresiasi mesin adalah akun kontra yang selalu mengikuti akun Mesin. Akun mesin adalah akun yang bersaldo debet, sedangkan akun akumulasi depresiasi mesin yang merupakan akun kontra aset selalu bersaldo kredit. Transaksi Penyesuaian Dalam Pembukuan Perusahaan Jasa Page 41

50 Ny. Rika memperkirakan ketiga mesin cuci yang dimiliki akan dapat digunakan secara ekonomis selama 5 tahun. Salah satu cara untuk menghitung beban depresiasi adalah dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan membagi harga perolehan mesin cuci dengan umur ekonomis yang dimiliki mesin tersebut (Rp /5 tahun) dihasilkan Rp Karena Laundry Bima menyusun pembukuan setiap bulan, maka penyusutan atau depresiasi setiap bulan yaitu sebesar Rp (Rp /12 bulan). Pembebanan depresiasi sebesar Rp dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian sebagai berikut: 31 Beban Depresiasi Mesin Akumulasi Depresiasi Mesin Pengakuan beban depresiasi mesin 2016 Dengan adanya jurnal penyesuaian tersebut, maka posting buku besar sebagai berikut: AKUMULASI DEPRESIASI MESIN No.Akun: 185 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Penyusutan Jan JP Saldo Akhir BEBAN DEPRESIASI - MESIN No.Akun: 535 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Penyusutan Jan JP Saldo akhir Pengaruh berikutnya atas adanya transaksi penyesuaian pada depresiasi menyebabkan nilai buku aset tetap yang berangkutan mengalami perubahan. Perhitungan nilai buku mesin adalah sebagai berikut: Mesin... Rp Dikurangi: Akumulasi Depresiasi Mesin Nilai buku Mesin... Rp PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA Kadangkala perusahaan dapat menerima sejumlah uang untuk jasa yang akan diberikan dikemudian hari, hal ini biasa disebut dengan pendapatan diterima dimuka atau yang kenal dengan uang muka penjualan. Misalnya dalam contoh kasus berikut Laundry Transaksi Penyesuaian Dalam Pembukuan Perusahaan Jasa Page 42

51 Bima menerima sejumlah uang tunai senilai Rp dari pelanggan tetap untuk jasa laundry yang akan diberikan oleh Ny.Rika. Untuk mencatat penerimaan uang dari pelanggan tersebut karena Ny.Rika belum memberikan jasa laundrynya maka jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut: 31 Kas Pendapatan Diterima Dimuka Penerimaan pendapatan dimuka Dengan adanya jurnal penyesuaian tersebut, maka buku besar mengalami perubahan sebagai berikut: KAS No.Akun: 111 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Setoran awal JU Perlengkapan JU tunai 11 Penjualan tunai JU Pelunasan utang JU Penjualan tunai JU Pembayaran sewa JU Pendapatan Dimuka dan gaji JP Prive JU Saldo akhir Dengan adanya penerimaan pendapatan atas jasa laundry dimuka menyebabkan bertambahnya kas Ny Rika menjadi Rp sedangkan sisi kewajiban untuk Pendapatan Diterima Dimuka bertambah menjadi Rp Pendapatan Diterima Dimuka No.Akun: 221 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah JP Saldo akhir Apabila setelah waktu berjalan, pada tanggal 15 bulan berikutnya terdapat penyerahan jasa laundry kepada pelanggan tetap tersebut senilai Rp maka jurnal yang dapat dicatat adalah sebagai berikut: 15 Februari Pendapatan Diterima Dimuka Pendapatan Pemberian jasa laundry ke pelanggan tetap Transaksi Penyesuaian Dalam Pembukuan Perusahaan Jasa Page 43

52 Setelah adanya ayat jurnal penyesuaian kembali, maka saldo Pendapatan Diterima Dimuka menjadi Rp dan Pendapatan menunjukkan penambahan sebesar Rp BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR Beban masih harus dibayar merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan ketika telah jatuh tempo. Dalam Jusup (2011:202) dikatakan sejumlah beban tertentu biasa dibayar di belakang yang berarti jasa telah diberikan atau beban yang telah dinikmati tetapi pembayarannya baru akan dibayarkan pada periode berikutnya. Yang tergolong dalam beban masih harus dibayar antara lain: gaji dan upah masih harus dibayar (utang gaji dan upah), bunga masih harus dibayar (utang bunga). Gaji dan Upah Masih Harus Dibayar (Utang Gaji dan Upah) Gaji dan upah dapat dikategorikan dalam beban masih harus dibayar ketika perusahaan atau pemberi kerja telah memanfaatkan tenaga maupun keahlian pegawai, namun perusahaan baru akan memberikan gaji atau upahnya pada awal periode berikutnya. Maka disini perusahaan memiliki kewajiban untuk memberikan gaji dan upah kepada mereka pada awal periode berikutnya sehingga dapat dikatakan bahwa gaji dan upah masih harus dibayar merupakan utang gaji dan upah. Misalnya Laundry Bima memiliki pegawai tambahan yang masuk mulai pada tanggal , dan pembayaran gaji untuk pegawai tersebut akan dibayarkan pada tanggal 2 Februari Dalam situasi seperti ini, Ny. Rika memiliki utang kepada pegawai selama 5 hari kerja. Untuk mengakui adanya kewajiban kepada pegawai pada akhir periode dan untuk membebankan gaji yang belum dibayarkan tersebut, maka pada tanggal , Ny.Rika harus membuat jurnal penyesuaian sebagai berikut: 31 Beban Gaji Utang Gaji Pembebanan gaji pegawai selama 5 hari kerja Setelah ayat jurnal penyesuaian tersebut maka akan diposting ke buku besar, sehingga nampak perubahan pada buku besar masing-masing akun tersebut yaitu sebagai berikut: Transaksi Penyesuaian Dalam Pembukuan Perusahaan Jasa Page 44

53 BEBAN GAJI No.Akun: 536 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Gaji januari JU Gaji pegawai 5 hari JP Saldo akhir UTANG GAJI No.Akun: 221 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Gaji 5 hari JP Saldo akhir Saldo buku besar Beban Gaji menunjukkan adanya penambahan beban gaji yang harus diakui oleh Laundry Bima pada bulan Sedangkan buku besar Utang Gaji menunjukkan bahwa Laundry Bima memiliki kewajiban kepada pegawai barunya untuk membayar gajinya pada awal bulan berikutnya. Apabila jurnal penyesuaian ini tidak dibuat maka akan menyebabkan akun Utang Gaji dan Beban Gaji masing-masing terlalu rendah (undervalued) untuk bulan Bunga Masih Harus Dibayar (Utang Bunga) Misalkan pada awal Ny.Rika menambahkan modalnya yang didapat dari pinjaman pihak bank sebesar Rp dengan suku bunga per bulan 1%. Dengan demikian, pada akhir bulan 2016 telah terutang bunga selama satu bulan, yaitu sebesar Rp (1% x Rp ). Pencatatan beban bunga b ulan dan bunga yang terutang pada akhir bulan harus dicatat melalui jurnal penyesuaian sebagai berikut: 31 Beban Bunga Utang Bunga Pembebanan bunga pinjaman januari 2016 Setelah adanya ayat jurnal penyesuaian tersebut, maka saldo akun Beban Bunga dan akun Utang Bunga yang menggambarkan kewajiban perusahaan bertambah masingmasing sebesar Rp untuk bulan Apabila ayat jurnal tersebut tidak dicatat maka kedua akun tersebut kurang saji atau disajikan terlalu rendah (undervalued). Transaksi Penyesuaian Dalam Pembukuan Perusahaan Jasa Page 45

54 PENDAPATAN MASIH AKAN DITERIMA Pada sub bab sebelumnya telah kita pelajari tentang beban dapat terjadi sebelum adanya aliran kas keluar, sehingga pada akhir periode akan menimbulkan kewajiban atau utang. Demikian pula apabila perusahaan telah menyerahkan barang atau jasa kepada pelanggan, namun perusahaan belum menerima uang atas penyerahan tersebut maka hal ini disebut dengan Pendapatan Masih Akan Diterima yaitu suatu pendapatan yang telah menjadi hak perusahaan tetapi masih dalam bentuk tagihan. Pendapatan Masih Akan Diterima biasa kita kenal dengan istilah Piutang Usaha. Sebagai contoh, misalnya Laundry Bima telah menyelesaikan pekerjaan dan telah diserahkan kepada pelanggan. Namun pelanggan tersebut baru akan melakukan pembayaran pada tanggal 1 Februari Dalam kasus seperti ini, Laundry Bima berhak menerima uang sejumlah Rp karena laundry telah selesai dan diserahkan kepada pelanggan. Namun hal ini belum nampak dalam pembukuan perusahaan, sehingga pada tanggal Laundry Bima harus mencatat jurnal penyesuaian sebagai berikut; 31 Piutang Usaha Pendapatan Pendapatan yang belum diterima Setelah terjadi penyesuaian maka buku besar masing-masing akun tersebut menjadi : PIUTANG USAHA No.Akun: 121 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Kredit JU Pelunasan JU piutang 31 KREDIT JP Saldo akhir PENDAPATAN No.Akun: 401 Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah Penjualan tunai JU Penjualan kredit JU Penjualan tunai JU Jumlah Penyesuaian JP Saldo akhir Transaksi Penyesuaian Dalam Pembukuan Perusahaan Jasa Page 46

55 5.3 NERACA LAJUR Menurut Jusup (2011:248) yang dimaksud dengan neraca lajur adalah suatu kertas berkolom yang dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan-laporan keuangan dengan cara yang sistematis. Sebenarnya neraca lajur lebih tepat disebut sebagai kertas kerja yang digunakan sebagai alat pembantu dalam menyusun laporan-laporan keuangan. Necara lajur bukan merupakan bagian dari catatan-catatan akuntansi yang formal. Oleh karena sifatnya tidak formal, maka penyusunannya dapat juga dilakukan dengan menggunakan pensil, sehingga lebih mudah dikoreksi apabila terjadi kesalahan. Dengan menggunakan neraca lajur dapat memberikan manfaat bagi penyusun laporan keuangan yang akan disajikan. Dalam neraca lajur, setiap saldo dari masing-masing buku besar disesuaikan, diseimbangkan dan disusun menurut cara-cara yang sesuai dengan siklus akuntansi. Namun perlu digaris bawahi bahwa neraca lajur bukanlah sebuah bagian dari laporan keuangan. Neraca lajur dapat digunakan sebagai pengendalian intern dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat mengetahui keseimbangan antara debit dan kredit dan digunakan sebagai alat pembantu untuk menyusun laporan keuangan. Karena neraca lajur hanya sebuah alat pembantu dalam menyusun laporan keuangan, maka neraca lajur tidak dapat menggantikan kedudukan catatan-catatan akuntansi atau laporan keuangan. Dengan adanya neraca lajur, maka akan mempermudah kita untuk mengetahuhi kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan dalam menyusun jurnal penyesuaian. Neraca lajur juga dapat digunakan sebagai suatu alat ringkasan atas informasi yang tersedia pada buku besar. Proses penyusunan neraca lajur yang pertama adalah menentukan saldo dari masingmasing akun dalam buku besar yang kemudian dicatat atas transaksi penyesuaian dan akhirnya dapat diketahui neraca saldo setelah penyesuaian. Berdasarkan informasi tersebut, kita dapat mengetahui laba atau rugi perusahaan yang diperoleh serta mengetahui perubahan modal yang dimiliki. Berdasarkan uraian kasus pada sub bab sebelumnya maka neraca lajur Laundry Bima yang dapat disusun adalah sebagai berikut: Transaksi Penyesuaian Dalam Pembukuan Perusahaan Jasa Page 47

56 48 LAUNDRY BIMA NERACA LAJUR PER 31 JANUARI 2016 KODE AKUN NAMA AKUN NERACA SALDO SEBELUM PENYESUAIAN JURNAL PENYESUAIAN NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN LABA RUGI NERACA DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBET KREDIT 111 KAS KECIL BANK JATIM PIUTANG USAHA PERLENGKAPAN ASURANSI DIBAYAR DIMUKA PERALATAN UTANG USAHA MODAL PRIVE PENJUALAN BEBAN SEWA BEBAN GAJI JUMLAH BEBAN ASURANSI BEBAN PERLENGKAPAN BEBAN DEPRESIASI -MESIN AKUMULASI DEPRESIASI MESIN PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA UTANG GAJI JUMLAH LABA BERSIH

57 5.4 LAPORAN KEUANGAN Pada bab-bab sebelumnya kita telah mempelajari langkah-langkah dalam penyusunan laporan keuangan dengan urutan sebagai berikut: 1. Mencatat transaksi ke dalam jurnal umum 2. Memposting jurnal-jurnal tersebut ke dalam buku besar 3. Menyusun neraca saldo sebelum disesuaikan, yang merupakan ringkasan dari buku besar akun-akun yang digunakan 4. Menyusun jurnal penyesuaian dan membukukannya ke dalam masing-masing buku besar 5. Menyusun neraca lajur dan neraca saldo setelah disesuaikan 6. Menyusun laporan keuangan Setelah penyusunan neraca lajur selesai, maka kita dapat menyusun laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca. Berdasarkan informasi yang telah disusun sebelumnya, maka laporan keuangan yang dapat disajikan adalah sebagai berikut: Laundry Bima Laporan Laba Rugi Untuk Bulan Yang Berakhir Pendapatan Jasa Laundry Rp Beban-beban operasi: Sewa Gaji Perlengkapan Asuransi Depresiasi Mesin Jumlah Beban Operasi (Rp ) Laba Operasi Rp Laundry Bima Laporan Perubahan Modal Untuk Bulan yang Berakhir Modal, Rp0 Setoran modal awal, Rp Laba bersih bulan 2016 Rp Rp Prive (Rp ) Kenaikan modal pemilik Rp Modal, Rp Transaksi Penyesuaian Dalam Pembukuan Perusahaan Jasa Page 49

58 Laundry Bima Neraca Per Aset Kewajiban dan Ekuitas Aset Lancar Kewajiban Lancar Kas Rp Utang Usaha Rp0 Bank Rp Utang Gaji Rp Piutang Usaha Rp Pendapatan Diterima Rp Dimuka Asuransi Dibayar Dimuka Rp Perlengkapan Rp Jumlah Aset Lancar Rp Jumlah Kewajiban Lancar Rp Aset Tidak Lancar Kewajiban Tidak Lancar Mesin Rp Utang Bank Rp0 Akumulasi Dep.Mesin Rp Total Kewajiban Rp0 Jumlah Aset Tdk Lancar Rp Ekuitas Rp Total Aset Rp Total Kewajiban dan Ekuitas Rp Transaksi Penyesuaian Dalam Pembukuan Perusahaan Jasa Page 50

59 BAB 6 JURNAL PENUTUP DAN JURNAL PENYESUAIAN KEMBALI Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan bagaimana kita menyusun jurnal umum sampai dengan menyusun laporan keuangan setelah penyesuaian. Apabila hal tersebut telah selesai maka buku besar pada suatu periode harus ditutup. Di bab ini kita akan mempelajari kapan dan bagaimana menyusun jurnal penutup dan akun-akun mana saja yang harus ditutup dan pengaruhnya terhadap neraca perusahaan. Setelah mempelajari transaksi penutup, selanjutnya kita akan mempelajari bagaimana menyusun jurnal penyesuaian kembali dan akun-akun apa saja yang harus disesuaikan kembali. Tujuannya adalah agar beberapa akun tidak mengalami overvalue maupun undervalue pada periode berikutnya. Tujuan Pembelajaran: 1. Memahami pentingnya jurnal penutup dan waktu pencatatan jurnal penutup 2. Memahami akun-akun yang perlu ditutup dan menyusun jurnal penutup 3. Memahami pentingnya jurnal penyesuaian kembali dan waktu pencatatannya 4. Menyusun jurnal penyesuaian kembali 5. Menyusun neraca saldo setelah penutupan

60 BAB 6 JURNAL PENUTUP DAN JURNAL PENYESUAIAN KEMBALI 6.1 JURNAL PENUTUP Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa akun-akun yang terdapat pada laporan keuangan dibagi menjadi dua golongan, diantaranya akun riil dan akun nominal. Dimana yang termasuk akun riil adalah aset, kewajiban dan modal dimana akun tersebut disajikan pada neraca. Saldo-saldo yang ada pada akun riil akan dibawa sampai ke periode berikutnya selama perusahaan tetap berjalan yang berarti bahwa saldo akhir akun-akun riil pada suatu periode akan menjadi saldo awal di periode berikutnya. Akun nominal merupakan akun-akun yang terdapat pada laporan laba rugi, yaitu pendapatan dan beban yang mana keduanya berpengaruh terhadap modal. Menurut Jusup (2011:290) apabila akun-akun nominal tersebut langsung dicatat mempengaruhi modal, maka perusahaan atau pengguna laporan keuangan akan kehilangan informasi yang rinci mengenai penyebab perubahan modal. Selain pendapatan dan beban, terdapat akun lain yang mempengaruhi modal yaitu akun prive. Sehingga akun pendapatan, beban dan prive merupakan akun-akun nominal. Karena bagian dari akun nominal, maka akun-akun tersebut bersifat sementara yang berarti bahwa saldo akhir dari akun tersebut tidak akan menjadi saldo awal pada periode berikutnya. Oleh sebab itu akun-akun tersebut harus ditutup pada setiap akhir periode. Untuk menutup akun-akun nominal tersebut, maka haruslah ditutup pada akhir periode dengan cara menjurnal. Jurnal yang dibuat yaitu dengan memindahkan saldo-saldo akun tersebut ke Ikhtisar Laba Rugi dan Modal. Dalam Jusup (2011:291) tujuan dilakukannya jurnal penutup adalah: 1. Untuk menutup saldo yang terdapat dalam semua akun sementara. Kata menutup berarti mengakhiri atau mengurangi saldo akun sehingga menjadi nol. Dengan demikian pada periode berikutnya semua akun sementara akan dimulai dengan saldo nol. Dengan cara ini pula akan dapat dipisahkan jumlah saldo-saldo akun sementara untuk periode ini dengan jumlah saldo-saldo akun sementara pada periode berikutnya. Jurnal Penutup dan Jurnal Penyesuaian Kembali Page 52

61 2. Agar saldo akun Modal menunjukkan jumlah yang sesuai dengan keadaan pada akhir periode yaitu saldo setelah memperhitungkan laba atau rugi dan pengambilan prive pada periode yang bersangkutan. Dengan adanya jurnal ini, maka saldo akun Modal akan sama dengan jumlah modal akhir yang dilaporkan dalam neraca. Pelaksanaan jurnal penutup memiliki empat langkah, diantaranya antara lain: 1. Memindahkan semua akun Pendapatan ke akun Ikhtisar Laba Rugi 2. Memindahkan semua akun Beban ke akun Ikhtisar Laba Rugi 3. Menutup akun Ikhtisar Laba Rugi dengan memindahkan saldo tersebut ke akun Modal 4. Menutup akun Prive dengan memindahkannya ke akun Modal. Akun-akun Beban xxx xxx Akun Pendapatan xxx xxx Ikhtisar Laba Rugi xxx xxx xxx xxx Modal xxx xxx xxx Prive xxx Akun Ikhtisar Laba Rugi merupakan akun sementara untuk menutup akun-akun nominal, diantaranya yaitu akun Pendapatan dan akun Beban. Bentuk dari jurnal penutup tergantung pada bentuk usaha perusahaan yang bersangkutan. Misalnya jurnap penutup pada perusahaan perorangan akan berbeda dengan jurnal penutup pada perusahaan persekutuan dan perseroan. Berdasarkan contoh sebelumnya merupakan perusahaan perorangan karena sumber modal usahanya berasal dari satu orang pemilik yang menyebabkan hanya ada satu akun modal dan satu akun untuk kepentingan pengambilan uang keperluan pribadi Jurnal Penutup dan Jurnal Penyesuaian Kembali Page 53

62 yaitu prive. Proses pembuatan jurnal penutup pada perusahaan perorangan hanya melibatkan akun-akun Pendapatan, Beban, Ikhtisar Laba Rugi, Prive dan Modal. Contoh penyusunan jurnal penutup untuk badan usaha tersebut dapat kita gunakan Laundry Bima. Informasi yang kita butuhkan untuk dapat menyusun jurnal penutup adalah berasal dari Neraca Lajur pada kolom Laba Rugi. Oleh karenanya kita dapat menyusun ayat jurnal penutup sebagai berikut: JURNAL PENUTUP Halaman: 1 Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Pendapatan Ikhtisar Laba Rugi Penutupan saldo akun penjualan 31 Ikhtisar Laba Rugi Beban Sewa Beban Gaji Beban Asuransi Beban Perlengkapan Beban Depresiasi-Mesin Penutupan saldo akun akun beban 31 Ikhtisar Laba Rugi Modal Penutupan saldo akun ikhtisar laba rugi 31 Modal Prive Penutupan saldo prive ke modal Jumlah Bila kita perhatikan seksama, akun Ikhtisar Laba Rugi hanya digunakan untuk menampung saldo-saldo akun Pendapatan dan Beban pada setiap akhir periode sehingga kita dapat mengetahui jumlah sisi debet dan kredit masing-masing Rp dan Rp sehingga saldo yang dapat diketahui adalah sebesar Rp Saldo tersebut menunjukkan angka yang sama dengan baris laba usaha pada neraca lajur. Yang selanjutnya saldo terebut dipindahkan ke akun Modal yang berarti bahwa jika perusahaan mengalami laba maka akan menambah modal perusahaan. Jurnal Penutup dan Jurnal Penyesuaian Kembali Page 54

63 Langkah berikutnya adalah melakukan posting buku besar atas jurnal penutup tersebut ke masing-masing akun nominal. Diagram yang dapat ditunjukkan adalah sebagai berikut: Beban Sewa JPt Penjualan JPt Beban Gaji JPt Beban Asuransi JPt Ikhtisar Laba Rugi JPt JPt Beban Perlengkapan JPt Modal JPt JPt s/a Beban Depresiasi Mesin JPt Prive JPt Diagram tersebut juga telah menunjukkan bahwa buku besar akun-akun nominal telah diakhiri setelah jurnal penutup dibuat. Setelah dilakukan posting buku atas jurnal penutup, maka akan Necara Saldo mengalami perubahan, yaitu sebagai berikut: LAUNDRY BIMA NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN PER 31 JANUARI 2016 KODE AKUN NAMA AKUN DEBET KREDIT 111 KAS BANK JATIM PIUTANG USAHA PERLENGKAPAN ASURANSI DIBAYAR DIMUKA MESIN AKUMULASI DEPRESIASI MESIN UTANG USAHA UTANG GAJI PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA MODAL JUMLAH Jurnal Penutup dan Jurnal Penyesuaian Kembali Page 55

64 6.2 JURNAL PENYESUAIAN KEMBALI Setelah laporan keuangan selesai disusun dan melakukan jurnal penutupan, langkah berikutnya adalah melakukan jurnal penyesuaian kembali pada awal periode sebelum perusahaan membukukan transaksi yang terjadi pada periode tersebut. Perusahaan kadangkala merasa perlu untuk melakukan penyesuaian kembali atas beberapa jurnal penyesuaian yang telah dilakukan pada akhir periode lalu. Jurnal tersebut biasa juga dikenal dengan jurnal pembalik karena pendebetan dan pengkreditannya merupakan kebalikan dari jurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya. Hal ini dilakukan agar necara tidak overvalue maupun undervalue. Misalnya dalam transaki Laundry Rika kita ketahui bahwa terdapat utang gaji, yang artinya Ny.Rika belum memenuhi kewajibannya untuk membayar gaji karyawan bulan namun Ny,Rika akan membayarnya pada awal periode berikutnya yaitu 2 Februari 2014 sehingga jurnal penyesuaian kembali adalah sebagai berikut: 02 Februari Utang Gaji Kas Pembayaran utang gaji 2016 Berikutnya adalah Pendapatan Diterima Dimuka, berdasarkan contoh pada bab sebelumnya adalah Ny Rika menerima uang tunai senilai Rp dari pelanggan namun belum terjadi penyerahan jasa sehingga masih menjadi kewajiban laundry. Apabila pada tanggal 15 Februari 2016 telah terjadi penyerahan jasa laundry kepada pelanggan tersebut, maka akun Pendapatan Diterima Dimuka perlu disesuaikan kembali dengan jurnal sebagai berikut: 15 Februari Pendapatan Diterima Dimuka Pendapatan Pemberian jasa laundry Pada saat ini perusahaan sudah dapat mengakui uang diterima dimuka sebagai hasil penjualan karena telah terjadi penyerahan jasa kepada pelanggan tersebut. Jurnal Penutup dan Jurnal Penyesuaian Kembali Page 56

65 BAB 7 LAPORAN KEUANGAN PADA STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK SAK ETAP digunakan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik sehingga dalam menyusun laporan keuangan memberikan informasi yang wajar sesuai kebutuhan pengguna laporan. Dalam penyusunan laporan keuangan berdasar SAK ETAP tidak berbeda jauh dengan yang telah dipelajari pada bab-bab sebelumnya di perusahaan jasa. Yang perlu diperhatikan disini adalah dalam hal bagaimana format penyusunan laporan laba rugi. Pada bab ini akan diuraikan format menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP, namun tidak akan dibahas tentang membuat laporan arus kas. Tujuan Pembelajaran: 1. Mengetahui dan memahami tentang SAK ETAP 2. Dapat menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP

66 BAB 7 LAPORAN KEUANGAN PADA STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (ETAP) 7.1 NERACA Pada sub bab ini dijelaskan mengenai ruang lingkup neraca diantaranya adalah mengenai informasi yang harus disajikan dan bagaiman menyajikannya di laporan keuangan. Di dalam neraca menginformasikan tentang nilai aset, kewajiban, dan ekuitas. Aset terdiri dari aset lancar dan aset tidak lancar, sedangkan kewajiban terdiri dari kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar serta ekuitas. Seperti yang dijelaskan sebelum pada perusahaan jasa, necara mencakup informasi akun kas dan setara kas, piutang usaha, persediaan, biaya dibayar dimuka, dan aset tetap beserta akumulasi depresiasi aset tetap tersebut. Sedangkan pada kewajiban mencakup utang usaha, utang biaya, dan utang bank dan utang tidak lancar lainnya. SAK ETAP tidak memberikan format penyusunan untuk akun-akun yang disajikan di neraca. Namun umumnya bahwa akun-akun yang dimiliki perusahaan disusun berdasarkan likuidnya suatu akun. SAK ETAP mengklasifikasikan aset lancar ketika aset yang dimiliki dapat direalisasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, aset dimiliki untuk dapat dijual, dan tidak dibatasi penggunaannya. Aset tidak lancar ketika tidak dipergunakan untuk diperdagangkan, memiliki masa manfaat melebihi satu tahun dan memiliki nilai yang material. Kewajiban jangka pendek memiliki pengertian hampir sama dengan aset lancar, yaitu diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun sedangkan kewajiban yang harus diselesaikan lebih dari satu tahun dimasukkan ke dalam kategori kewajiban jangka panjang. 7.2 LAPORAN LABA RUGI dan LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Sub bab ini akan membahas tentang bagaiman menyusun laporan laba rugi yang disajikan untuk periode tertentu sesuai dengan SAK ETAP. Seperti dijelaskan pada bab- Laporan Keuangan - ETAP Page 58

67 bab sebelumnya, laporan laba rugi mencakup informasi tentang pendapatan, beban keuangan yang ditanggung perusahaan sampai menghasilkan laba atau rugi bersih sebelum dan setelah beban pajak. Jika berdasarkan SAK ETAP, terdapat perbedaan dalam menyusun format laporan laba rugi seperti yang telah dipelajari sebelumnya. Diantaranya adalah beban diklasifikasikan menjadi dua, berdasarkan analisis sifat beban dan berdasarkan analisis fungsi beban. Sedangkan pendapatan lain selain dari operasi utama disajikan setelah pendapatan utama. a. Analisis Sifat Beban Dengan menggunakan analisis sifat beban, perusahaan harus mengumpulkan bebanbeban yang ditanggungnya berdasarkan sifatnya, sehingga tidak perlu dialokasikan berdasarkan fungsinya. Format yang disajikan sesuai dengan SAK ETAP adalah sebagai berikut: Pendapatan xxxx Pendapatan operasi lainnya xxxx Perubahan persediaan barang dagang xxxx Beban gaji karyawan xxxx Beban penyusutan dan amortisasi xxxx Beban operasi lainnya xxxx Jumlah beban operasi xxxx Laba operasi xxxx b. Analisis Fungsi Beban Jika menggunakan analisis fungsi beban, perusahaan menyajikan beban-beban yang ditanggung di periode tertentu berdasarkan fungsinya. Artinya beban dikumpulkan sebagai beban penjualan, beban pemasaran, dan beban umum dan administrasi serta beban operasi lainnya. Laporan Keuangan - ETAP Page 59

68 Format yang disajikan berdasarkan SAK ETAP adalah sebagai berikut: Pendapatan Beban pokok penjualan Laba kotor Pendapatan operasi lainnya Beban penjualan xxxx Beban pemasaran xxxx Beban umum dan administrasi xxxx Beban operasi lainnya xxxx Jumlah Beban operasi Laba operasi xxxx (xxx) xxxx xxxx (xxx) xxxx Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menginformasikan tentang pendapatan dan beban yang ditanggung yang diakui langsung di ekuitas, penambahan modal oleh pemilik serta pengambilan untuk keperluan pemilik. Kemudian kesalahankesalahan pencatatan yang diakui di periode tertentu juga mempengaruhi laporan perubahan ekuitas. 7.3 LAPORAN ARUS KAS Laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan yang mana berfungsi menyajikan informasi yang terkait dengan penggunaan kas dan setara kas pada periode tertentu. Untuk dapat menyusun laporan arus kas ini dibedakan dari tiga aktivitas, diantaranya yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Pada bab ini tidak akan dibicarakan lebih jauh tentang bagaimana menyusun laporan arus kas, dan akan dibahas pada Akuntansi Pengantar 2 terkait dengan perusahaan manufaktur. 7.4 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Ruang lingkup yang disajikan pada laporan keuangan bagian catatan atas laporan keuangan adalah mengatur tentang prinsip akuntansi yang digunakan oleh perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan ini menyajikan informasi Laporan Keuangan - ETAP Page 60

69 tambahan mengenai rincian-rincian yang terjadi pada laporan keuangan lainnya. Disini juga disajikan tentang perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga serta beban bunga yang ditanggung disetiap periodenya. Rincian tentang mutasi aktiva tetap yang dimiliki serta depresiasi yang dicatat juga terlampir pada catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan SAK ETAP catatan atas laporan keuangan memiliki syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut: a. Menyajikan informasi-informasi tentang dasar-dasar yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan serta kebijakan akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan tersebut. b. Mengungkapkan informasi yang tidak disajikan pada neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. c. Menyajikan informasi pendukung yang dapat memperjelas laporan keuangan yang disajikan. Laporan Keuangan - ETAP Page 61

70 BAB 8 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan bagaimana kita menyusun pembukuan sesuai dengan siklus akuntansi untuk perusahaan jasa. Siklus akuntansi antara perusahaan jasa dan dagang memiliki kesamaan, namun yang membedakan adalah kegiatan operasi perusahaan dagang. Terdapat beberapa perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan dagang, salah satunya yaitu pada perusahaan jasa tidak memerlukan persediaan barang dagang, sedangkan perusahaan dagang memerlukan persediaan barang dagang karena merupakan objek utama dalam kegiatan usaha. Perbedaan berikutnya adalah pada perusahaan jasa tidak memerlukan beban pokok penjualan karena akun tersebut berkaitan dengan persediaan barang dagangan. Perbedaan lainnya akan dijelaskan pada pembahasan di sub bab berikutnya. Contoh dari perusahaan dagang sering kita lihat misalnya yaitu supermarket, lebih jelasnya seperti pengecer yang mana tidak perlu dilakukan proses pengolahan lagi pada persediaan yang dimiliki perusahaan. Tujuan Pembelajaran: 1. Memahami perbedaan antara akuntansi perusahaan jasa dan akuntansi perusahaan dagang. 2. Memahami siklus operasi perusahaan dagang 3. Memahami pencatatan sistem persediaan barang dagang

71 BAB 8 SIKLUS PERUSAHAAN DAGANG 8.1 SIKLUS OPERASI PERUSAHAAN DAGANG Siklus operasi perusahaan dagang sedikit berbeda dengan siklus operasi perusahaan jasa. Pada siklus operasi perusahaan dagang terlihat dimulai ketika perusahaan memperoleh barang dagangan dari pemasok yang kemudian dijual kepada pelanggan baik secara tunai maupun kredit. Sedangkan pada perusahaan jasa aktivitas utama adalah penyerahan jasa kepada konsumen dan tidak memerlukan penyerahan barang dagang, seperti pada contoh sebelumnya adalah usaha laundry dan jasa konsultan hukum, atau dapat kita lihat juga jasa perhotelan dan persewaan kendaraan. Sedangkan di perusahaan dagang misalnya seperti supermarket dimana mereka hanya memperoleh barang dagang dari para pemasok yang kemudian langsung dapat dijual. Gambar 8.1 Siklus Operasi Perusahaan Dagang Pembelian Pengiriman Barang Dagang dari Pemasok Gudang Kas/Utang Usaha/ Piutang Usaha Pengiriman Faktur Penjualan dan Barang Dagang ke Pelanggan Penjualan Dari siklus di atas terlihat bahwa untuk melakukan pembelian, perusahaan dapat membeli secara tunai dengan menggunakan kas yang tersedia atau dengan membayar pada masa mendatang yang biasa disebut dengan utang usaha. Setelah perusahaan melakukan proses pembelian kepada pemasok, berikutnya perusahaan akan menerima barang dagang yang dipesan dan disimpan di dalam gudang maupun di display pada toko masing-masing. Ketika terjadi permintaan pelanggan, maka perusahaan mengambil barang dagang dari display ataupun gudang yang berikutnya terjadi penyerahan barang dagang dan Akuntansi Perusahaan Dagang Page 63

72 penerbitan faktur penjualan. Ketika penjualan tersebut penjualan tunai maka pada saat itu perusahaan menerima kas, namun apabila penjualan yang terjadi adalah penjualan kredit dimana perusahaan tidak menerima kas tunai dari pelanggan tersebut dan akan diterima di masa yang akan datang, maka perusahaan mencatatnya sebagai piutang usaha. Gambar 8.2 Siklus Operasi Perusahaan Jasa Kas Permintaan Pelanggan Pengerjaan Jasa Piutang Usaha Penyerahan Jasa Pada gambar 8.2 terlihat siklus utama perusahaan jasa yang lebih sederhana dibandingkan dengan perusahaan dagang. Ketika terjadi permintaan pelanggan, maka perusahaan menggunakan kas yang dimiliki untuk menghasilkan jasa yang kemudian diserahkan ke pelanggan. Penyerahan ke pelanggan diikuti dengan penerimaan kas ketika pelanggan membayar secara tunai, namun ketika pelanggan tidak membayar secara langsung maka perusahaan mencatatnya sebagai piutang usaha dan ketika terjadi pelunasan dicatat sebagai kas. 8.2 PERBEDAAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JASA DAN DAGANG Terdapat perbedaan laporan keuangan perusahaan jasa dan perusahaan dagang yang diilustrasikan pada tabel berikut ini. Perusahaan Jasa Neraca Per 31 Agustus 2016 Tabel 8.1 Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Laporan Laba Rugi Untuk Bulan Yang Berakhir 31 Agustus 2016 Aset Lancar Pendapatan Jasa xxxx Kas xxxx Beban Operasi: Piutang Usaha xxxx Beban Gaji xxxx Perlengkapan xxxx Beban Sewa xxxx Beban Dibayar Dimuka xxxx Beban Penyusutan xxxx Laba Bersih xxxx Akuntansi Perusahaan Dagang Page 64

73 Tabel 8.1 merupakan contoh sebagian neraca dan laporan laba rugi pada perusahaan jasa, dan telah kita praktekkan pada bab-bab sebelumnya. Pada tampilan tersebut tidak memerlukan adanya persediaan barang dagangan dan beban pokok penjualan. Perusahaan Dagang Neraca Per 31 Agustus 2016 Tabel 8.2 Perusahaan Dagang Perusahaan Dagang Laporan Laba Rugi Untuk Bulan Yang Berakhir 31 Agustus 2016 Aset Lancar Penjualan xxxx Kas xxxx Beban Pokok Penjualan (xxxx) Piutang Usaha xxxx Laba Kotor xxxx Persediaan Barang Dagang xxxx Beban Operasi: Perlengkapan xxxx Beban Gaji xxxx Beban Dibayar Dimuka xxxx Beban Penyusutan xxxx Total beban Laba Bersih xxxx xxxx Tabel 8.2 merupakan contoh sebagian dari neraca dan laporan laba rugi perusahaan dagang yang akan kita bahas bagaimana menyajikannya pada bab-bab berikutnya. Disini dapat dilihat perbedaan yang sangat jelas bahwa pada neraca terdapat persediaan barang dagang dan beban pokok penjualan di laporan laba rugi. 8.3 SISTEM PERSEDIAAN BARANG DAGANG Untuk dapat menyajikan nilai persediaan barang dagang yang harus ditampilkan pada neraca dan beban pokok penjualan, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan sistem persediaan barang dagang yaitu dengan menggunakan sistem persediaan periodik atau sistem persediaan perpetual AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM SISTEM PERIODIK Sistem persediaan periodik adalah sistem pencatatan persediaan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara setiap terjadi transaksi pembelian persediaan dan penjualan barang dagang tidak mempengaruhi jumlah persediaan barang dagang awal. Artinya ketika terjadi penambahan dan pengurangan persediaan dicatat pada akun pembelian. Sedangkan untuk mengetahui jumlah beban pokok penjualan yang terjadi perusahaan harus melakukan perhitungan fisik di setiap akhir periodenya. Menurut Jusup (2011: 347) terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk dapat menentukan besarnya beban pokok penjualan yang terjual, antara lain: Akuntansi Perusahaan Dagang Page 65

74 a. Menentukan biaya perolehan persediaan yang ada pada awal periode atau yang biasa dikenal dengan persediaan barang dagang awal. b. Menambahkan biaya perolehan barang dagang yang dbibeli selama periode terntentu (pembelian bersih) ke biaya perolehan persediaan barang dagang awal periode. c. Mengurangi nilai tersebut dengan biaya perolehan barang dagang yang ada pada akhir periode atau persediaan akhir. Ketika menggunakan sistem persediaan periodik, maka akun-akun yang terlibat adalah pembelian, retur dan potongan pembelian, potongan tunai pembelian, dan beban angkut pembelian. Misalkan UD SADEWO pada tanggal 7 Agustus 2016 membeli persediaan barang dagang secara kredit dengan syarat 2/10, n.30 seharga Rp dan dikeluarkan biaya angkut pembelian Rp dibayar secara tunai. Apabila menggunakan sistem periodik maka akan dicatat sebagai berikut: 07 Agustus Pembelian Biaya Angkut Pembelian Utang Usaha Kas Pembelian barang dagang secara kredit 2/10,n.30 Apabila pada tanggal 10 Agustus 2016 ternyata barang dagang yang diterima ternyata terdapat yang rusak, sehingga perusahaan mengembalikan barang dagang tersebut kepada UD SADEWO sebesar Rp Dari transaksi tersebut maka akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut: 10 Agustus Utang Usaha Retur dan Potongan Pembelian Pengembalian barang rusak UD SADEWO Jika tanggal 15 Agustus 2016 perusahaan melakukan pelunasan utang usaha kepada UD SADEWO maka akan dijurnal sebagai berikut: 15 Agustus Utang Usaha Kas Potongan Tunai Pembelian Pelunasan utang usaha periode diskon UD SADEWO Akuntansi Perusahaan Dagang Page 66

75 Ilustrasi sebelumnya merupakan transaksi pembelian, dan berikut akan diilustrasikan untuk transaksi penjualan yang terjadi. Misalnya terjadi penjualan tunai sebesar Rp pada tanggal 18 Agustus 2016 maka akan dijurnal sebagai berikut: 18 Agustus Kas Penjualan Penjualan tunai Dari penjualan tersebut ternyata terdapat barang yang rusak sebesar Rp sehingga dikembalikan oleh pelanggan pada tanggal 19 Agustus 2016 dan di jurnal sebagai berikut: 19 Agustus Retur dan Potongan Penjualan Kas Retur penjualan AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM SISTEM PERPETUAL Sistem persediaan perpetual adalah sistem pencatatan persediaan yang dilakukan oleh perusahan secara terus menerus sehingga menyajikan informasi yang update mengenai jumlah atau nilai dari beban pokok penjualan dan persediaan barang dagang. Di dalam sistem persediaan ini, setiap terjadi transaksi pembelian dan penjualan akan langsung dicatat berpengaruh ke akun persediaan barang dagang. Ketika menggunakan sistem ini, maka akun yang terkait adalah persediaan barang dagang dan kas atau utang usaha untuk transaksi pembelian kredit maupun tunai. Dan beban pokok penjualan ketika terjadi transaksi penjualan. Dari transaksi pembelian sebelumnya jika menggunakan sistem perpetual maka akan dicatat sebagai berikut: 07 Agustus Persediaan Barang Dagang Utang Usaha Kas Pembelian barang dagang secara kredit 2/10,n.30 Jika terjadi retur pembelian karena barang rusak dengan menggunakan perpetual maka jurnal dari transaksi sebelumnya adalah sebagai berikut: sistem 10 Agustus Utang Usaha Persediaan Barang Dagang Pengembalian barang rusak UD SADEWO Akuntansi Perusahaan Dagang Page 67

76 Jika tanggal 15 Agustus 2016 perusahaan melakukan pelunasan utang usaha kepada UD SADEWO dan mendapatkan diskon pembelian karena pelunasan sebelum tanggal 17 Agustus 2016 maka akan dijurnal sebagai berikut: 15 Agustus Utang Usaha Kas Persediaan Barang Dagang Pelunasan utang usaha periode diskon UD SADEWO Pada contoh sebelumnya yaitu pada sistem periodik diilustrasikan bahwa terjadi penjualan tunai pada tanggal 18 Agustus 2016 sebesar Rp , misalnya dari nilai penjualan tersebut diketahui memiliki beban pokok penjualan sebesar Rp maka jurnal yang dapat disusun adalah dua jurnal. Jurnal pertama untuk mencatat transaksi penjualan, dan jurnal kedua untuk mengakui pengurangan persediaan barang dagang ke beban pokok penjualan. Jurnal pertama: 18 Agustus Kas Penjualan Penjualan tunai Jurnal kedua: 18 Agustus Beban Pokok Penjualan Persediaan Barang Dagang Pengakuan pengurangan persediaan barang dagang Pada tanggal 19 Agustus 2016 diinformasikan bahwa pelanggan mengembalikan barang yang telah dibeli rusak sebesar Rp dimana nilai tersebut memiliki beban pokok penjualan sebesar Rp Maka jurnal yang dapat disusun dengan menggunakan sistem perpetual adalah sebagai berikut: Jurnal pertama: 19 Agustus Retur dan Potongan Penjualan Kas Retur penjualan Jurnal kedua: 19 Agustus Persediaan Barang Dagang Beban Pokok Penjualan Pengakuan pengembalian persediaan retur Akuntansi Perusahaan Dagang Page 68

77 Yang perlu diperhatikan mengenai akun retur dan potongan penjualan bahwa disini terdapat dua transaksi. Transaksi pertama adalah berkaitan dengan retur penjualan yaitu diakui pada akun retur dan potongan penjualan ketika perusahaan menerima pengembalian persediaan secara fisik yang telah terjual kepada pelanggan. Pencatatan yang harus dilakukan adalah sama seperti dua jurnal sebelumnya. Namun apabila diketahui pada saat pengiriman terjadi kerusakan barang dagang, maka perusahaan memberikan potongan penjualan dimana potongan penjualan tersebut diakui pada retur dan potongan penjualan. Ketika hal tersebut terjadi perusahaan tidak perlu melakukan pencatatan atas persediaan karena perusahaan tidak menerima pengembalian barang. Misalnya tanggal 20 Agustus 2016 diketahui potongan penjualan yang diberikan kepada pelanggan sebesar Rp atas transaksi penjualan kredit maka jurnalnya adalah sebagai berikut: 20 Agustus Retur dan Potongan Penjualan Piutang Usaha Potongan penjualan tanpa pengembalian persediaan Pada bab selanjutnya akan dibahas secara detail contoh transaksi perusahaan dagang baik dengan menggunakan siklus persediaan periodik maupun dengan siklus persediaan perpetual dan dalam penyusunan laporan laba rugi akan dipraktekkan bagaimana cara penyusunan berdasarkan analisis fungsi beban dan analisis sifat beban. Akuntansi Perusahaan Dagang Page 69

78 BAB 9 LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG Pada bab ini akan dibahas mengenai bagaimana membuat jurnal umum dari transaksi perusahaan dagang. Disini mulai dipisahkan penjurnalan dengan sistem persediaan periodik dan sistem persediaan perpetual. Setelah dibuat jurnal umum, langkah berikutnya yaitu bagaimana mempostingnya ke buku besar dan menyusun neraca saldo sebelum penyesuaian. Pada saat menyusun jurnal penyesuaian, mulai dipisahkan bagaimana laporan laba rugi di susun, apakah menggunakan analisis fungsi beban atau menggunakan analisis sifat beban yang mana akan berpengaruh pada jurnal penyesuaian. Langkah selanjutnya adalah menyusun neraca lajur dan laporan keuangan. Dan langkah terakhir pada bab ini adalah membuat jurnal penutup berdasarkan analisis fungsi beban atau analisis sifat beban. Tujuan Pembelajaran: 1. Dapat menyusun jurnal umum dengan menggunakan sistem persediaan periodik atau sistem persediaan perpetual 2. Dapat menyusun jurnal penyesuaian dan neraca lajur dengan menggunakan analisis fungsi beban dan analisis sifat beban 3. Dapat membuat laporan keuangan dan jurnal penutup dengan menggunakan analisis fungsi beban dan analisis sifat beban

79 BAB 9 LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG 9.1 TRANSAKSI KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG Transaksi keuangan yang dicontohkan pada bab sebelumnya adalah untuk perusahaan jasa. Pada bab ini akan diuraikan contoh transaksi keuangan pada perusahaan dagang sesuai dengan sifat dan fungsi beban yang dijelaskan pada bab 7. Misalnya diketahui bahwa Tuan Dewa memiliki usaha dagang yang diberi nama UD PENDAWA yang didirikan sejak tahun Neraca saldo setelah tutup buku UD PENDAWA per 31 Agustus 2016 adalah sebagai berikut: Kode Akun Akun Debit Kredit 111 Kas Rp Piutang Dagang Rp Cadangan Kerugian Piutang Rp Persediaan Barang Dagangan Rp Asuransi Dibayar Dimuka Rp Perlengkapan Rp Tanah Rp Gedung Rp Akumulasi Depresiasi Gedung Rp Kendaraan Rp Akumulasi Depresiasi Kendaraan Rp Utang Dagang Rp Utang Biaya Rp Modal, Dewa Rp Jumlah Rp Rp Dan transaksi yang terjadi selama bulan September 2016 adalah sebagai berikut: Tanggal 1 Tuan Dewa membayar biaya iklan untuk bulan September 2016 sebesar Rp Dijual barang dagang secara kredit dengan syarat 2/10, n.30 kepada Fa Masa sebesar Rp dengan beban pokok penjualan sebesar Rp Dibeli barang dagang secara kredit dengan syarat 2/10, n.30 sebesar Rp dan dibayar biaya angkut pembelian sebesar Rp Dibayar biaya listrik air telepon yang terutang bulan lalu sebesar Rp dan gaji karyawan sebesar Rp serta biaya sewa bulan Agustus sebesar Rp Dibeli barang dagangan seharga Rp dengan biaya angkut pembelian sebesar Rp secara tunai. 10 Barang dagang yang telah dijual pada tanggal 2 September 2016 dikembalikan oleh pelanggan karena rusak sebesar Rp dengan Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 71

80 harga pokok senilai Rp Dibayar utang dagang bulan lalu kepada pemasok sebesar Rp Diterima pelunasan dari pelanggan sebesar Rp atas piutang bulan lalu. 14 Dibayar kepada pemasok atas transaksi tanggal 4 September Diterima pelunasan dari pelanggan atas transaksi tanggal 2 September Dijual secara tunai kepada pelanggan sebesar Rp dengan beban pokok sebesar Rp Dijual barang dagangan secara tunai kepada pelanggan sebesar Rp dengan beban pokok penjualan Rp Dibeli barang dagangan secara kredit dengan syarat 2/10, n.30 sejumlah Rp dengan biaya angkut sebesar Rp yang akan dibayar saat jatuh tempo. 28 Dijual barang dagang secara kredit kepada CV MARDA 2/10, n.30 sebesar Rp dengan beban pokok penjualan Rp Dijual secara tunai barang dagang seharga Rp dengan beban pokok penjualan sebesar Rp Dibayar biaya angkut pembelian pada transaksi tanggal 26 September 2016 sebesar Rp Dibayar sewa kantor pemasaran bulan September 2016 sebesar Rp Tuan Dewa mengambil uang untuk keperluan pribadi sebesar Rp Atas dasar transaksi tersebut, maka dapat disusun jurnal umum dan posting buku besar dengan memperhatikan sistem persediaan periodik dan sistem persediaan perpetual. a. Penyelesaian jurnal umum untuk sistem persediaan periodik UD PENDAWA JURNAL UMUM - PERIODIK Per September 2016 Halaman: 1 Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Biaya Iklan September Kas Pembayaran biaya iklan September Piutang Dagang Penjualan Penjualan kredit syarat 2/10, n.30 Fa Masa 4 Pembelian Biaya Angkut Pembelian Utang Dagang Kas Pembelian 2/10, n.30 5 Utang Biaya Kas Pembayaran utang biaya yang terutang bulan lalu 6 Pembelian Biaya Angkut Pembelian Kas Pembelian tunai barang dagang Jumlah Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 72

81 UD PENDAWA JURNAL UMUM - PERIODIK Per September 2016 Halaman: 2 Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit 2016 Saldo Pindahan September 10 Retur dan Potongan Penjualan Piutang Dagang Pengembalian barang terjual karena rusak transaksi tanggal 2 September 12 Utang Dagang Kas Pembayaran utang dagang kepada pemasok 14 Kas Piutang Dagang Pelunasan dari pelanggan atas piutang bulan lalu 14 Utang Dagang Potongan Tunai Pembelian Kas Pelunasan utang dagang tanggal 4 September di periode diskon 15 Kas Piutang Dagang Pelunasan piutang pada tanggal 2 September tanpa diskon 17 Kas Penjualan Penjualan tunai dengan harga pokok Rp Kas Penjualan Penjualan tunai dengan harga pokok Rp Pembelian Biaya Angkut Pembelian Utang Dagang Pembelian secara kredit 2/10,n Piutang Dagang Penjualan Penjualan kredit 2/10,n.30 dengan harga pokok Rp Kas Penjualan Penjualan tunai dengan harga pokok Rp Utang Dagang Kas Pembayaran biaya angkut pembelian tangal 26 September Biaya Sewa Kas Pembayaran sewa kantor pemasaran September Prive Kas Pengambilan keperluan pribadi Tuan Dewa September 2016 Jumlah Langkah berikutnya adalah memposting ke buku besar untuk setiap akun-akun yang digunakan. Pempostingan buku besar sama halnya seperti yang dibahas pada bab sebelumnya pada saat mempelajari siklus akuntansi perusahaan jasa. Ketika proses Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 73

82 memposting buku besar selesai, maka akan dihasilkan ringkasan mutasi dan saldo akhir masing-masing buku besar seperti yang terlampir berikut ini. Saldo Awal Mutasi Saldo Akhir Ref Nama Akun Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit 111 Kas Piutang Dagang Cadangan Kerugian Piutang Persediaan Barang Dagang 115 Asuransi DDM Perlengkapan Tanah Gedung Akumulasi Dep Gedung 124 Kendaraan Akumlasi Dep Kendaraan 211 Utang Dagang Utang Biaya Modal, Dewa Prive, Dewa Ikhtisar Laba Rugi 401 Penjualan Retur & Pot.Penjualan 403 Potongan Tunai Penjualan 501 Beban Pokok Penjualan 502 Pembelian Retur & Pot.Pembelian 504 Potongan Tunai Pembelian 505 Biaya Angkut Pembelian 511 Biaya Iklan Biaya Sewa Jumlah b. Penyelesaian jurnal umum untuk sistem persediaan perpetual Untuk menyelesaikan jurnal umum dengan menggunakan sistem persediaan perpetual terdapat perbedaan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu setiap transaksi pembelian, retur dan potongan pembelian, potongan tunai pembelian dan biaya angkut pembelian akan dicatat pada akun persediaan barang dagang. Dan ketika terjadi penjualan akan dicatat dengan 2 jurnal, jurnal pertama untuk mencatat transaksi penjualan dan yang kedua untuk mengakui pengurangan persediaan dan bertambahnya beban pokok penjualan. Ilustrasi jurnal berikut hanya yang terkait dengan transaksi penjualan dan pembelian persediaan barang dagang dari contoh sebelumnya. Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 74

83 UD PENDAWA JURNAL UMUM - PERPETUAL Per September 2016 Halaman: 1 Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Piutang Dagang September Penjualan Beban Pokok Penjualan Persediaan Barang Dagang Pengakuan penjualan kredit 2/10,n.30 dan berkurangnya persediaan barang dagang 4 Persediaan Barang Dagang Utang Dagang Kas Pembelian barang dagang 2/10,n.30 dan biaya angkut secara tunai 6 Persediaan Barang Dagang Kas Pembelian persediaan barang dagang dan biaya angkut secara tunai 10 Retur dan Potongan Penjualan Piutang Dagang Persediaan Barang Dagang Beban Pokok Penjualan Pengembalian barang rusak atas tranggal 2 September Utang Dagang Beban Pokok Penjualan Kas Pelunasan utang dagang tanggal 4 September di periode diskon 17 Kas Penjualan Beban Pokok Penjualan Persediaan Barang Dagang Penjualan tunai barang dagang dan pengakuan harga pokok penjualan 24 Kas Penjualan Beban Pokok Penjualan Persediaan Barang Dagang Penjualan tunai barang dagang dan pengakuan harga pokok penjualan 26 Persediaan Barang Dagang Utang Dagang Pembelian barang dagang kredit dengan biaya angkut pembelian Rp Piutang Dagang Penjualan Beban Pokok Penjualan Persediaan Barang Dagang Penjualan kredit CV Marda 2/10,n.30 dan pengakuan beban pokok penjualan 29 Kas Penjualan Beban Pokok Penjualan Persediaan Barang Dagang Penjualan tunai dan pengakuan beban pokok penjualan Jumlah Terlihat perbedaan bahwa ketika menggunakan sistem persediaan perpetual beban pokok penjualan akan langsung dapat diketahui, sedangkan pada sistem persediaan periodik tidak akan diketahui dan akan dihitung pada setiap akhir periode. Berdasarkan Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 75

84 jurnal umum dengan sistem persediaan perpetual maka akan dihasilkan ringkasan buku besar yang diilustrasikan sebagai berikut ini. Saldo Awal Mutasi Saldo Akhir Ref Nama Akun Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit 111 Kas Piutang Dagang Cadangan Kerugian Piutang Persediaan Barang Dagang 115 Asuransi DDM Perlengkapan Tanah Gedung Ak. Dep. Gedung Kendaraan Akumlasi Dep Kendaraan 211 Utang Dagang Utang Biaya Modal, Dewa Prive, Dewa Ikhtisar Laba Rugi 401 Penjualan Retur & Pot.Penjualan 403 Potongan Tunai Penjualan 501 Beban Pokok Penjualan 511 Biaya Iklan Biaya Sewa Jumlah JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG Siklus akuntansi berikutnya adalah memposting jurnal penyesuaian perusahaan dagang yang secara teori sudah dijelaskan pada bab sebelumnya terkait dengan perusahaan jasa. Dalam penyusunan jurnal penyesuaian, perusahaan harus menentukan sebelumnya bagaimana bentuk pelaporan laba ruginya apakah menggunakan analisis fungsi beban atau menggunakan analisis sifat beban. Misalnya diketahui data penyesuaian UD PENDAWA di akhir periode September 2016 adalah sebagai berikut: a. Asuransi dibayar dimuka sebesar Rp b. Dari biaya iklan yang dibayarkan sebelumnya ternyata baru terpakai sebesar Rp c. Perlengkapan yang tersisa sebesar Rp d. Biaya listrik air telepon yang masih harus dibayar sebesar Rp e. Diperkirakan kerugian piutang yang tak tertagih sebesar 1% dari piutang dagang. f. Gaji pegawai administrasi dan umum dan gaji pegawai pemasaran yang masih harus dibayar masing-masing sebesar Rp dan Rp Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 76

85 g. Depresiasi gedung dan kendaraan bulan September 2016 masing-masing Rp dan Rp h. Persediaan barang dagangan per 30 September 2016 adalah sebesar Rp Dari data penyesuaian tersebut bila diasumsikan bahwa sistem persediaan yang digunakan oleh perusahaan adalah sistem persediaan periodik, maka jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut dengan menggunakan analisis fungsi beban. UD PENDAWA JURNAL PENYESUAIAN FUNGSI BEBAN Per September 2016 Halaman: 1 Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit 2016 a. Biaya Asuransi September Asuransi Dibayar Dimuka Penyesuaian pemakaian biaya asauransi September 2016 b. Iklan Dibayar Dimuka Biaya Iklan Penyesuaian iklan yang belum terpakai c. Biaya Perlengkapan Perlengkapan Pemakaian perlengkapan di September 2016 d. Biaya Listrik Air Telepon Utang Biaya Pemakaian LAT yang masih terurang di September 2016 e. Kerugian Piutang Cadangan Kerugian Piutang Pengakuan kerugian piutang 1% dari piutang yang tercatat f. Biaya Gaji Administrasi dan Umum Biaya Gaji Pemasaran Utang Biaya Pengakuan biaya gaji yang belum dibayarkan di September 2016 g.1 Biaya Depresiasi Gedung Akumulasi Depresiasi Gedung Pengakuan biaya depresiasi gedung bulan September 2016 g.2 Biaya Depresiasi Kendaraan Akumulasi Depresiasi Kendaraan Pengakuan biaya depresiasi kendaraan bulan September 2016 h.1 Beban Pokok Penjualan Persediaan Barang Dagang (Awal) h.2 Beban Pokok Penjualan Retur & Potongan Pembelian Potongan Tunai Pembelian Pembelian Biaya Angkut Pembelian h.3 Persediaan Barang Dagang (Akhir) Beban Pokok Penjualan Pengakuan beban pokok penjualan September 2016 Jumlah Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 77

86 Perbedaan utama analisis fungsi beban dan analisis sifat beban adalah ketika menyusun jurnal penyesuaian dengan analisis fungsi beban maka penyesuaian untuk persediaan barang dagang mencari beban pokok penjualan namun jika menggunakan analisis sifat beban maka yang dicari adalah beban pokok pembelian. Perbedaan yang berikutnya terletak pada pengakuan biaya-biaya yang berdasarkan fungsinya atau sifatnya. Berikut adalah jurnal penyesuaian sebagian untuk persediaan barang dagang dengan menggunakan analisis sifat beban. UD PENDAWA JURNAL PENYESUAIAN SEBAGIAN SIFAT BEBAN Per September 2016 Halaman: 1 Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit 2016 f. Biaya Gaji September Utang Biaya Pengakuan biaya gaji yang belum dibayarkan di September 2016 h. Beban Pokok Pembelian Retur & Potongan Pembelian Potongan Tunai Pembelian Pembelian Biaya Angkut Pembelian Pengakuan beban pokok pembelian September 2016 Jumlah Disini perusahaan tidak mengakui persediaan barang dagang awal dan akhir pada jurnal penyesuaian, namun langsung dicatat ketika perusahaan menyusun neraca lajur dan biaya yang ditanggung tidak dipisahkan berdasarkan fungsinya. 9.3 NERACA LAJUR PERUSAHAAN DAGANG Langkah selanjutnya setelah jurnal penyesuaian selesai disusun yaitu membuat neraca lajur. Neraca lajur dengan analisis sifat beban dan analisis fungsi beban memiliki perbedaan yang akan diilustrasikan di kedua neraca lajur berikut ini dengan asumsi menggunakan sistem persediaan periodik. Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 78

87 111 Kas Piutang Dagang Cadangan Kerugian Piutang Persediaan Barang Dagangan Asuransi Dibayar Dimuka Perlengkapan Tanah Gedung Akumulasi Depresiasi Gedung Kendaraan Akumulasi Depresiasi Kendaraan Utang Dagang Utang Biaya Modal, Dewa Prive Penjualan Jumlah Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 79 UD PENDAWA NERACA LAJUR - SIFAT BEBAN PER 3O SEPTEMBER 2016 Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian NS Disesuaikan Laba Rugi Neraca Ref Nama Akun Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit 400 Ikhtiar Laba Rugi Retur dan Potongan Penjualan Potongan Tunai Penjualan Beban Pokok Penjualan Pembelian Retur dan Potongan Pembelian Potongan Tunai Pembelian

88 117 Iklan Dibayar Dimuka Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 80 UD PENDAWA NERACA LAJUR - SIFAT BEBAN PER 3O SEPTEMBER 2016 Ref Nama Akun Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian NS Disesuaikan Laba Rugi Neraca Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Saldo Pindahan Biaya Angkut Pembelian Biaya Iklan Biaya Sewa Jumlah Biaya Asuransi Biaya Perlengkapan Biaya LAT Biaya Kerugian Piutang Biaya Gaji Biaya Gaji - Pemasaran Biaya Depresiasi Gedung Biaya Depresiasi Kendaraan Beban Pokok Pembelian Laba Bersih

89 111 Kas Piutang Dagang Cadangan Kerugian Piutang Persediaan Barang Dagangan Asuransi Dibayar Dimuka Perlengkapan Tanah Gedung Akumulasi Depresiasi Gedung Kendaraan Akumulasi Depresiasi Kendaraan Utang Dagang Utang Biaya Modal, Dewa Prive Penjualan Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 81 UD PENDAWA NERACA LAJUR - FUNGSI BEBAN PER 3O SEPTEMBER 2016 Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian NS Disesuaikan Laba Rugi Neraca Ref Nama Akun Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit 400 Ikhtiar Laba Rugi Retur dan Potongan Penjualan Potongan Tunai Penjualan Beban Pokok Penjualan Pembelian Retur dan Potongan Pembelian Potongan Tunai Pembelian Jumlah

90 Saldo Pindahan Iklan Dibayar Dimuka Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 82 UD PENDAWA NERACA LAJUR - FUNGSI BEBAN PER 3O SEPTEMBER 2016 Ref Nama Akun Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian NS Disesuaikan Laba Rugi Neraca Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit 505 Biaya Angkut Pembelian Biaya Iklan Biaya Sewa Jumlah Biaya Asuransi Biaya Perlengkapan Biaya LAT Biaya Kerugian Piutang Biaya Gaji - Administrasi dan Umum Biaya Gaji - Pemasaran Biaya Depresiasi Gedung Biaya Depresiasi Kendaraan Laba Bersih

91 9.4 LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG Laporan keuangan terdiri dari empat laporan dan catatan atas laporan keuangan, empat laporan tersebut diantaranya adalah laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca dan laporan arus kas. Pada buku ajar ini tidak dibahas secara detail tentang laporan arus kas dan akan dijelaskan pada buku ajar akuntansi pengantar 2. Laporan keuangan yang dapat disusun berdasarkan contoh dan uraian sebelumnya terkait dengan analisis fungsi beban dan sifat beban dan mengasumsikan sistem persediaan yang digunakan oleh perusahaan dagang adalah sistem persediaan periodik akan diilustrasikan berikut ini. a. Analisis Fungsi Beban UD PENDAWA LAPORAN LABA RUGI - FUNGSI BEBAN Untuk Yang Berakhir 30 September 2016 Penjualan Retur & Potongan Penjualan Potongan Tunai Penjualan - ( ) Penjualan Bersih Beban Pokok Penjualan: Persediaan Barang Dagang (Awal) Pembelian Retur & Potongan Pembelian - Potongan Tunai Pembelian ( ) Pembelian Bersih Biaya Angkut Pembelian Beban Pokok Pembelian Persediaan Barang Dagang Siap Jual Persediaan Barang Dagang (Akhir) ( ) Beban Pokok Penjualan ( ) Laba Kotor Biaya-biaya Operasi: Biaya Pemasaran: Biaya Gaji Biaya Iklan Biaya Administrasi & Umum Biaya Sewa Biaya Asuransi Biaya Perlengkapan Biaya Listrik Air Telepon Biaya Gaji Biaya Depresiasi Gedung Biaya Depresiasi Kendaraan Biaya Kerugian Piutang Jumlah Biaya Operasi Laba Bersih ( ) Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 83

92 Setelah penyusunan laporan laba rugi, langkah berikutnya yaitu menyusun laporan perubahan ekuitas. Untuk laporan perubahan ekuitas antara analisis fungsi beban dan analisis sifat beban tidak memiliki perbedaan. UD PENDAWA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Periode Yang Berakhir 30 September 2016 Modal, 01 September Laba Bersih Prive ( ) Kenaikan Modal Modal, 30 September UD PENDAWA NERACA Per 30 September 2016 ASET KEWAJIBAN & EKUITAS Aset Lancar Kewajiban Lancar Kas Utang Dagang Piutang Dagang Utang Biaya Cadangan Kerugian Piutang ( ) Jumlah Kewajiban Lancar Persediaan Barang Dagangan Asuransi Dibayar Dimuka Iklan Dibayar Dimuka Perlengkapan Jumlah Aset Lancar Aset Tidak Lancar Ekuitas Tanah Modal Gedung Akumulasi Depresiasi Gedung ( ) Kendaraan Akumulasi Depresiasi Kendaraan ( ) Jumlah Aset Tidak Lancar Total Aset Total Kewajiban dan Ekuitas b. Analisis Sifat Beban Untuk laporan laba rugi yang menggunakan analisis sifat beban akan terjadi seperti ilustrasi berikut ini, sedangkan laporan keuangan yang lain sama seperti pada poin analisis fungsi beban. Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 84

93 UD PENDAWA LAPORAN LABA RUGI - SIFAT BEBAN Untuk Yang Berakhir 30 September 2016 Penjualan Retur & Potongan Penjualan Potongan Tunai Penjualan - ( ) Penjualan Bersih Beban Pokok Pembelian Pembelian Retur & Potongan Pembelian - Potongan Tunai Pembelian ( ) Pembelian Bersih Biaya Angkut Pembelian Beban Pokok Pembelian Biaya-biaya Operasi: Kenaikan Persediaan Barang Dagangan ( ) Biaya Iklan Biaya Sewa Biaya Asuransi Biaya Perlengkapan Biaya Listrik Air Telepon Biaya Gaji Biaya Depresiasi Gedung Biaya Depresiasi Kendaraan Biaya Kerugian Piutang Jumlah Biaya Operasi Laba Bersih JURNAL PENUTUP PERUSAHAAN DAGANG Tahap terakhir dalam siklus akuntansi yaitu penyusunan jurnal penutup yang akan diilustrasikan berikut ini dengan pemisahan jurnal penutup dengan analisis fungsi beban dan jurnal penutup analisis sifat beban. a. Jurnal Penutup Analisis Fungsi Beban Jurnal penutup dengan menggunakan analisis fungsi beban berkonsep sama seperti jurnal penutup yang telah dipelajari pada perusahaan jasa. Berikut ini adalah jurnal penutup untuk analisis fungsi beban. UD PENDAWA JURNAL PENUTUP FUNGSI BEBAN Per September 2016 Halaman: 1 Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Penjualan September Retur & Potongan Penjualan Potongan Tunai Penjualan Ikhtisar Laba Rugi Menutup akun-akun penjualan dan retur & potongan penj ke ikhrisar laba rugi Jumlah Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 85

94 UD PENDAWA JURNAL PENUTUP FUNGSI BEBAN Per September 2016 Halaman: 2 Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo Pindahan Ikhtisar Laba Rugi September Beban Pokok Penjualan Biaya Gaji Pemasaran Biaya Gaji Administrasi & Umum Biaya Iklan Biaya Sewa Biaya Asuransi Biaya Perlengkapan Biaya Listrik Air Telepon Biaya Depresiasi Gedung Biaya Depresiasi Kendaraan Biaya Kerugian Piutang Mengakui biaya-biaya yang terjadi ke ikhtisar laba rugi 31 Ikhtisar Laba Rugi Modal, Dewa Mengakui laba bersih September 2016 ke modal 31 Prive. Dewa Ikhtisar Laba Rugi Mengakui pengambilan pribadi ke modal Jumlah b. Jurnal Penutup Analisis Sifat Beban UD PENDAWA JURNAL PENUTUP SEBAGIAN SIFAT BEBAN Per September 2016 Halaman: 1 Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Penjualan Persediaan Barang Dagang (Akhir) September Retur & Potongan Penjualan Potongan Tunai Penjualan Ikhtisar Laba Rugi Menutup akun-akun penjualan dan retur & potongan penj ke ikhrisar laba rugi 31 Ikhtisar Laba Rugi Beban Pokok Penjualan Persediaan Barang Dagang (Awal) Biaya Gaji Biaya Iklan Biaya Sewa Biaya Asuransi Biaya Perlengkapan Biaya Listrik Air Telepon Biaya Depresiasi Gedung Biaya Depresiasi Kendaraan Biaya Kerugian Piutang Mengakui biaya-biaya yang terjadi ke ikhtisar laba rugi Jumlah Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 86

95 Jurnal penutup untuk analisis sifat beban terdapat penutupan untuk persediaan barang dagang. Hasil jurnal penutup untuk analisis ini memiliki perbedaan pada pengakuan ikhtisar laba rugi, sedangkan yang lain sama seperti jurnal penutup analisis fungsi beban seperti yang akan diilustrasikan diatas. Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Page 87

96 DAFTAR PUSTAKA Jusup, Al Haryono Dasar-dasar Akuntansi. Edisi 7. Jilid 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Niswonger, dan Warren et al Prinsip-prinsip Akuntansi. Edisi 19. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Mei Ikatan Akuntan Indonesia Daftar Pustaka Page 88

97 9;mffi,'in*r*- ISEit l?a-90?-{t?o-5?-a,illljjjililluilltililil

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 04 Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN Persamaan akuntansi merupakan hal yang paling mendasar dari struktur akuntansi karena pencatatan transaksi hingga berbentuk

Lebih terperinci

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu :

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu : PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu : 1. Penekanan pada aspek fungsi yaitu pada penggunaan informasi akuntansi. Berdasarkan aspek fungsi akuntansi

Lebih terperinci

contoh soal akuntansi perusahaan dagang

contoh soal akuntansi perusahaan dagang contoh soal akuntansi perusahaan dagang 1.3 Siklus Akuntansi Pada Perusahaan Dagang Siklus Akuntansi pada Perusahaan Dagang tidak berbeda dengan Perusahaan Jasa. Baik dalam Perusahaan Jasa maupun Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 POSTING DAN BUKU BESAR

BAB 5 POSTING DAN BUKU BESAR BAB 5 POSTING DAN BUKU BESAR A. Buku Besar dan Kegunaannya Buku besar merupakan buku yang berisi kumpulan akunakun neraca dan akun-akun laba rugi Sebagaimana dijelaskan pada bab terdahulu bahwa buku besar

Lebih terperinci

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010 REKAP SOAL UN SMK Kumpulan Bank Soal UKK Teori Akuntansi AKUNTANSI 2008/2009 2009/2010 1. Definisi akuntansi adalah A. Ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perhitungan uang perusahaan B. Kegiatan

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa

Kompetensi Dasar 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa Kompetensi Dasar 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa Laporan Keuangan Tujuan utama dari siklus akuntansi suatu perusahaan, yaitu untuk menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan

Lebih terperinci

Nama Akun: Kas No. Akun: 111

Nama Akun: Kas No. Akun: 111 Kompetensi Dasar 5.6 Membuat ikhtisar siklus tansi perusahaan jasa 1. Menyusun neraca saldo berdasarkan saldo dalam buku besar. Neraca saldo adalah suatu dokumen yang berisi saldo-saldo buku besar. Tujuan

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum.

Kompetensi Dasar 5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum. Kompetensi Dasar 5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum. 1. Pengertian dan fungsi jurnal umum. Sebelum pengaruh dari suatu transaksi dimasukkan ke dalam suatu akun, terlebih dahulu dimasukkan

Lebih terperinci

BAB 3 AKUN (REKENING) DAN PENGGUNAANNYA

BAB 3 AKUN (REKENING) DAN PENGGUNAANNYA BAB 3 AKUN (REKENING) DAN PENGGUNAANNYA Dalam bab 2 telah dijelaskan bagaimana kita menganalisis transaksi bisnis dan pengaruhnya ke dalam persamaan dasar akuntansi yang disajikan dalam bentuk tabel, sebagaimana

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA. DASAR-DASAR AKUNTANSI Eka Dewi Nurjayanti, S.P.,M.Si

AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA. DASAR-DASAR AKUNTANSI Eka Dewi Nurjayanti, S.P.,M.Si AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA DASAR-DASAR AKUNTANSI Eka Dewi Nurjayanti, S.P.,M.Si DEFINISI AKUNTANSI Akuntansi adalah bahasa bisnis atau bahasa pengambilan keputusan. Dari sudut pemakai Akuntansi adalah

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES PENCATATAN TRANSAKSI

BAB 3 PROSES PENCATATAN TRANSAKSI BAB 3 PROSES PENCATATAN TRANSAKSI Definisi Akun Pengelompok kan Akun Kode Akun Bentuk Akun Jurnal Buku Besar 3.1 Akun 3.1.1. Pengertian Akun (Account) Akun atau perkiraan ialah suatu media untuk mencatat

Lebih terperinci

Nama Akun : Kas Kode : 101

Nama Akun : Kas Kode : 101 Buku besar (Ledger) adalah kumpulan akunakun yang digunakan untuk meringkas transaksi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar juga dapat diartikan tahapan catatan terakhir dalam akuntansi (book of

Lebih terperinci

JURNAL DAN POSTING. Putu Semaradana, S.Pd

JURNAL DAN POSTING. Putu Semaradana, S.Pd JURNAL DAN POSTING Putu Semaradana, S.Pd Rekening merupakan alat untuk mencatat pertambahan dan pengurangan dalam satuan uang. Penambahan dicatat pada salah satu sisi rekekning dan pengurangan dicatat

Lebih terperinci

BANK SOAL DASAR KOMPETENSI KEJURUAN (DKK) KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI

BANK SOAL DASAR KOMPETENSI KEJURUAN (DKK) KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SMK MUHAMMADIYAH MAJALENGKA KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK KENDARAAN RINGAN 2. TEKNIK KOMPUTER JARINGAN.3. AKUNTANSI Alamat : Jl. Pengeran Muhammad Km.05 Desa Palabuan

Lebih terperinci

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Siklus Akuntansi Transaksi Bukti Transaksi Jurnal Buku Besar Laporan Keuangan Posting Salah satu aktivitas di dalam siklus akuntansi yang cukup menyita waktu dan tenaga

Lebih terperinci

BAB 8 NERACA LAJUR. A. Pengertian dan Kegunaan Neraca Lajur

BAB 8 NERACA LAJUR. A. Pengertian dan Kegunaan Neraca Lajur BAB 8 NERACA LAJUR A. Pengertian dan Kegunaan Neraca Lajur Neraca lajur merupakan kertas kerja bantu penyusunan laporan keuangan dan bukan merupakan laporan keuangan Neraca lajur disebut juga kertas kerja

Lebih terperinci

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian.

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian. PENYESUAIAN Siklus Akuntansi Transaksi Bukti Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian Jurnal Penutup Neraca Saldo setelah penutupan Laporan Keuangan

Lebih terperinci

Secara umum jurnal terdiri dari jurnal umum dan jurnal khusus. Pada semester ini kita akan membahas jurnal umum saja. Bentuk jurnal umum adalah :

Secara umum jurnal terdiri dari jurnal umum dan jurnal khusus. Pada semester ini kita akan membahas jurnal umum saja. Bentuk jurnal umum adalah : A. JURNAL Jurnal (Journal) adalah catatan akuntansi permanen yang pertama (book of original entry), yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara kronologis dengan menyebutkan akun

Lebih terperinci

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI 1. Mengapa transaksi-transaksi harus dicatat di dalam jurnal? A. Untuk memastikan bahwa seluruh transaksi telah dipindahkan ke dalam Buku Besar. B. Untuk memastikan bahwa jumlah

Lebih terperinci

BAB 10 PENUTUPAN BUKU DAN JURNAL PEMBALIK

BAB 10 PENUTUPAN BUKU DAN JURNAL PEMBALIK BAB 10 PENUTUPAN BUKU DAN JURNAL PEMBALIK A. Menjelaskan Kegunaan Jurnal Penutup Akun riil (real account) merupakan akun-akun neraca Setelah jurnal penyesuaian diposting ke buku besar, maka data dalam

Lebih terperinci

BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN

BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN A. Kebutuhan Penyesuaian Penentuan besarnya pendapatan dan beban yang harus dilaporkan pada akhir periode akuntansi bisa mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan para

Lebih terperinci

PERTEMUAN III: LAPORAN KEUANGAN DAN SIKLUS AKUNTANSI. Tujuan Pembelajaran:

PERTEMUAN III: LAPORAN KEUANGAN DAN SIKLUS AKUNTANSI. Tujuan Pembelajaran: PERTEMUAN III: LAPORAN KEUANGAN DAN SIKLUS AKUNTANSI Tujuan Pembelajaran: 1. Peserta memahami tentang konsep dasar persamaan akuntansi 2. Peserta memahami tentang siklus akuntansi 3. Peserta dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB II MENGANALISIS TRANSAKSI. Pengant. Akt - Nurul - STIE PENA

BAB II MENGANALISIS TRANSAKSI. Pengant. Akt - Nurul - STIE PENA BAB II MENGANALISIS TRANSAKSI Pengant. Akt - Nurul - STIE PENA 1 MENGGUNAKAN AKUN UNTUK MENCATAT TRANSAKSI Akun suatu sistem akuntansi yang dirancang untuk menunjukkan kenaikan dan penurunan di setiap

Lebih terperinci

AKUN suatu alat untuk mencatat transaksi transaksi keuangan yang bersangkutan dengan aset, kewajiban, modal, pendapatan & beban.

AKUN suatu alat untuk mencatat transaksi transaksi keuangan yang bersangkutan dengan aset, kewajiban, modal, pendapatan & beban. AKUN suatu alat untuk mencatat transaksi transaksi keuangan yang bersangkutan dengan aset, kewajiban, modal, pendapatan & beban. Tujuan pemakaian akun mencatat data yang akan menjadi dasar penyusunan laporan-laporan

Lebih terperinci

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) 2015

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) 2015 SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) 2015 Mata Pelajaran Kelas Nama Guru : Pengantar Akuntansi dan Keuangan : SMK X : Nur Shollah, SH.I Pilihan Ganda : Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Dilihat

Lebih terperinci

RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG NAMA : EKO KRISTIAWAN NIRM : 3130076 FAKULTAS EKONOMI RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG TAHAP PENCATATAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG A. Pengertian Perusahaan Dagang Perusahaan Dagang adalah

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

LATIHAN SOAL AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA LATIHAN SOAL AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA I. PILIHAN GANDA 1. Sumber pencatatan untuk neraca saldo berasal dari a. Akun modal d. akun buku besar b. Jurnal umum e. laporan perubahan modal c. bukti transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. DEFINISI AKUNTANSI Definisi akuntansi dapat dilihat dari 2 (dua) sudut pandang yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. DEFINISI AKUNTANSI Definisi akuntansi dapat dilihat dari 2 (dua) sudut pandang yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. DEFINISI AKUNTANSI Definisi akuntansi dapat dilihat dari 2 (dua) sudut pandang yaitu: 1. Fungsi dan Kegunaan Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi memberikan informasi

Lebih terperinci

ekonomi Sesi LAPORAN KEUANGAN A. PENGERTIAN DAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN B. LAPORAN LABA/RUGI a. Unsur Laporan Laba/Rugi

ekonomi Sesi LAPORAN KEUANGAN A. PENGERTIAN DAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN B. LAPORAN LABA/RUGI a. Unsur Laporan Laba/Rugi ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 10 Sesi LAPORAN KEUANGAN A. PENGERTIAN DAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN Seperti yang telah disampaikan pada pembahasan sebelumnya, laporan keuangan merupakan produk akhir

Lebih terperinci

BAB I AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI

BAB I AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI BAB I AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI Uji Kompetensi Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Pernyataan-pernyataan tentang akuntansi berikut ini benar, kecuali.. a. Akuntansi adalah bahasa bisnis b.

Lebih terperinci

Kendala Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan CV.FATUHA

Kendala Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan CV.FATUHA Kendala Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan CV.FATUHA Risye Ayuliawati Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, riseayu19@gmail.com Abstrak Tujuan Mengetahui bagaimana implementasi penyusunan

Lebih terperinci

5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG

5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG 5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG PETA KONSEP Jurnal penyesuaian terdiri dari Persediaan Beban yang masih harus dibayar Pendapatan yang masih harus diterima Beban diterima di muka

Lebih terperinci

Praktikum Pengantar Akuntansi

Praktikum Pengantar Akuntansi Modul ke: 02Fakultas Ferry EKONOMI DAN BISNIS Praktikum Pengantar Akuntansi Mencatat dari bukti transaksi ke buku jurnal khusus Hendro Basuki, SE.,MSi.,Ak.,CA. Program Studi MANAJEMEN Abstract Mencatat

Lebih terperinci

AKUNTANSI BAB II SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

AKUNTANSI BAB II SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB II SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2. Akuntan yang bekerja di perushaan perusahaan swasta, seperti di bank, perusahaan industri, perdagangan dan lain-lain disebut.

2. Akuntan yang bekerja di perushaan perusahaan swasta, seperti di bank, perusahaan industri, perdagangan dan lain-lain disebut. 1. Akuntansi yang mengutamakan pemeriksaan terhadap pernerpan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim dan berjalannya sistem pengendalian intern untuk mendukung pendapatnya atas laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.3 Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit.

Kompetensi Dasar 5.3 Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit. Kompetensi Dasar 5.3 Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit. 1. Ciri-ciri perusahaan jasa Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menjual jasa kepada masyarakat yang membutuhkannya.

Lebih terperinci

L/R Buku Jurnal. Neraca

L/R Buku Jurnal. Neraca JURNAL & POSTING Neraca L/R Buku Jurnal Buku Besar Neraca Saldo Neraca Lajur Arus Kas PM Buku Pbt Rekening (Account) Yakni suatu alat untuk mencatat transaksitransaksi keuangan yang bersangkutan dengan

Lebih terperinci

PADA AKHIR TOPIK INI MAHASISWA DIHARAPKAN DAPAT:

PADA AKHIR TOPIK INI MAHASISWA DIHARAPKAN DAPAT: PADA AKHIR TOPIK INI MAHASISWA DIHARAPKAN DAPAT: Menjelaskan definisi jurnal Menjelaskan alasan-alasan melakukan pencatatan transaksi di dalam buku jurnal Menjelaskan bentuk buku jurnal Melakukan pencatatan

Lebih terperinci

SK : Mengelola Buku Besar KD : Mempersiapkan pengelolaan buku besar. 1. Pengertian Buku Besar dan Buku Pembantu

SK : Mengelola Buku Besar KD : Mempersiapkan pengelolaan buku besar. 1. Pengertian Buku Besar dan Buku Pembantu SK : Mengelola Buku Besar KD : Mempersiapkan pengelolaan buku besar 1. Pengertian Buku Besar dan Buku Pembantu Untuk mencatat transaksi yang berjenis jenis macamnya diperlukan formulir-formulir atau kartukartu

Lebih terperinci

Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali. I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA.

Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali. I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA. Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA. Inna Sindhu Beach Sanur Kamis, 20 September 2012 Pembukuan

Lebih terperinci

Ill. SIKLUS AKUNTANSI

Ill. SIKLUS AKUNTANSI Ill. SIKLUS AKUNTANSI Akuntansi selalu akan melaporkan posisi keuangan dengan menunjukkan aktiva sebagai sumber ekonomi dengan pasiva atau asal pendanaan aktiva tersebut. Hubungan fungsional ini juga digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Akuntansi Pengertian Akuntansi (Accounting) menurut Hasiholan (2014:1) : Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi 1. Pengertian dan klasifikasi akun (rekening). Akun merupakan suatu formulir yang digunakan untuk mencatat pengaruh perubahan nilai (penambahan atau

Lebih terperinci

BAB 3 NERACA SALDO. A. Pengertian dan Kegunaan Neraca Saldo Perusahaan Dagang

BAB 3 NERACA SALDO. A. Pengertian dan Kegunaan Neraca Saldo Perusahaan Dagang BAB 3 NERACA SALDO A. Pengertian dan Kegunaan Neraca Saldo Perusahaan Dagang Neraca saldo adalah daftar kumpulan saldo-saldo akunakun yang ada di buku besar Neraca saldo berguna untuk meringkas akun-akun

Lebih terperinci

MODUL 4 JURNAL DAN POSTING

MODUL 4 JURNAL DAN POSTING MODUL 4 JURNAL DAN POSTING Tujuan pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mampu : 1. Menerangkan alsan pembuatan jurnal. 2. Menyebutkan kolom kolom yang terdapat dalam jurnal. 3. Melukiskan

Lebih terperinci

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) II 2016

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) II 2016 SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) II 2016 Mata Pelajaran Kelas Nama Guru : Pengantar Akuntansi dan Keuangan : SMK X : Nur Shollah, SH.I Pilihan Ganda : Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Dibawah

Lebih terperinci

Contoh Soal. Referensi SK-KD

Contoh Soal. Referensi SK-KD Kelas XI, Semester 2 STANDAR KOMPETENSI 5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa KOMPETENSI DASAR 5.5.Melakukan posting dari jurnal ke buku besar INDIKATOR 5.5.1. Memindahbukukan (posting)

Lebih terperinci

LATIHAN AKHIR SEMESTER 1

LATIHAN AKHIR SEMESTER 1 LATIHAN AKHIR SEMESTER 1 Latihan Akhir Semester 1 133 I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Kegiatan utama perusahaan dagang adalah.... a. membeli dan menjual barang tanpa mengubah bentuk b. membeli

Lebih terperinci

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA OLEH: THERESIA OKTA PRADITASARI PENDIDIKAN AKUNTANSI 2009

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA OLEH: THERESIA OKTA PRADITASARI PENDIDIKAN AKUNTANSI 2009 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA OLEH: THERESIA OKTA PRADITASARI PENDIDIKAN AKUNTANSI 2009 Dicatat Diposting BUKTI TRANSAKSI JURNAL UMUM BUKU BESAR NERACA SALDO (Dibuat pada akhir periode) Angka-angka

Lebih terperinci

BAB 9 LAPORAN KEUANGAN

BAB 9 LAPORAN KEUANGAN BAB 9 LAPORAN KEUANGAN A. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Pada bab 8 sudah dijelaskan bahwa neraca lajur merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam membuat laporan keuangan yang meliputi: 1. Laporan laba

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas MATERI K.D 1.5 Kompetensi Dasar : 1.5 Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Kegiatan akhir dari proses akuntansi perusahaan dagang di antaranya adalah membuat laporan keuangan. Secara umum komponen

Lebih terperinci

AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA. Dasar Akuntansi 1

AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA. Dasar Akuntansi 1 AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA Dasar Akuntansi 1 1 Definisi Akuntansi; Dari sudut Pemakai: Suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi

Lebih terperinci

6 BAB PEMBUATAN KERTAS KERJA PERUSAHAAN DAGANG

6 BAB PEMBUATAN KERTAS KERJA PERUSAHAAN DAGANG 6 BAB PEMBUATAN KERTAS KERJA PERUSAHAAN DAGANG PETA KONSEP Prosedur akhir periode terdiri dari Penyesuaian Penerapan Pembalikan dilakukan melalui Kertas kerja 94 Ekonomi SMA/MA Jilid 3 TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor

Lebih terperinci

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI (ACCOUNTING EQUATION ) Bentuk Persamaan Dasar Akuntansi Setiap perusahaan pasti memiliki harta (aktiva/asset), yang terdiri dari harta bergerak dan tidak bergerak, harta berwujud

Lebih terperinci

PEMINDAHBUKUAN A. Pengertian Pemindahbkukuan buku besar jurnal tanggal transaksi deskripsi singkat nilai moneter posisi debet kredit dua

PEMINDAHBUKUAN A. Pengertian Pemindahbkukuan buku besar jurnal tanggal transaksi deskripsi singkat nilai moneter posisi debet kredit dua PEMINDAHBUKUAN A. Pengertian Pemindahbkukuan Setelah kita dapat menjurnal, langkah selanjutnya yaitu menyusun buku besar tiaptiap akun atau yang disebut dengan posting atau pemindahbukuan. Kegiatan ini

Lebih terperinci

MODUL 3 DASAR DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN

MODUL 3 DASAR DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN MODUL 3 DASAR DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN Tujuan pembelajaran. Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mampu untuk: 1. Menyebutkan nama nama rekening yang sering dipergunakan dan hal hal yang dicatat dalam

Lebih terperinci

Materi: 5 AKUN & MANFAATNYA

Materi: 5 AKUN & MANFAATNYA Materi: 5 AKUN & MANFAATNYA TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan mengapa akun digunakan untuk mencatat dan meringkas pengaruh dari transaksi pada laporan keuangan. 2. Menyebutkan karakteristik dari sebuah

Lebih terperinci

BAB 4 PENCATATAN TRANSAKSI BISNIS

BAB 4 PENCATATAN TRANSAKSI BISNIS BAB 4 PENCATATAN TRANSAKSI BISNIS BAB 4 PENCATATAN TRANSAKSI BISNIS A. Memahami Langkah-Langkah dalam Proses Pencatatan Pada bagian sebelumnya telah dipelajari tentang transaksi bisnis yang memberikan

Lebih terperinci

7 BAB LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG

7 BAB LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG 7 BAB LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG PETA KONSEP Laporan keuangan terdiri dari Penyesuaian mempengaruhi Penerapan mempengaruhi Pembalikan dibandingkan dengan Laporan arus kas diperoleh Neraca tahun

Lebih terperinci

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI Pencatatan transaksi usaha yang terjadi dalam perusahaan dilakukan berdasarkan konsep persamaan akuntansi (accounting equation). Persamaan akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Keuangan Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah memberikan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi adalah sebuah aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (GANJIL) 2016

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (GANJIL) 2016 SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (GANJIL) 2016 Mata Pelajaran Kelas Nama Guru : Pengantar Akuntansi dan Keuangan : SMK X : Nur Shollah, SH.I Pilihan Ganda : Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Dibawah

Lebih terperinci

Pertemuan 1. Ruang Lingkup Akuntansi

Pertemuan 1. Ruang Lingkup Akuntansi Pertemuan 1 Ruang Lingkup Akuntansi Objektif: 1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian akuntansi, kegunaan dan pemakai informasi akuntansi, konsep dasar akuntansi, dan siklus akuntansi manual. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

KD 5.7. Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa

KD 5.7. Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa KD 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa Laporan Keuangan Tujuan utama dari siklus akuntansi suatu perusahaan, yaitu untuk menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan yang memuat

Lebih terperinci

BAB I. 1. Ruang Lingkup Akuntansi

BAB I. 1. Ruang Lingkup Akuntansi 1 BAB I 1. Ruang Lingkup Akuntansi a. Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang

Lebih terperinci

Langkah-langkah pembuatan jurnal penutup adalah sebagai berikut :

Langkah-langkah pembuatan jurnal penutup adalah sebagai berikut : JURNAL PENUTUP Pada akhir periode setelah selesai menyusun laporan keuangan, maka kita mempersiapkan akunakun yang akan dibawa ke awal periode akuntansi berikutnya, yaitu akunakun Harta, Utang dan Modal.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Penyusunan Neraca Awal Periode Maret 2013 Selama melakukan penelitian di Depot Aloa penulis telah memperoleh datadata yang diperlukan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir, seperti

Lebih terperinci

Overview Siklus Akuntansi

Overview Siklus Akuntansi Overview Siklus Akuntansi Akuntansi adalah.. Secara umum Akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA Pengertian Tujuan Fungsi Pencatatan Jurnal Penyesuain Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun)

Lebih terperinci

BAB 4 PENCATATAN TRANSAKSI BISNIS

BAB 4 PENCATATAN TRANSAKSI BISNIS BAB 4 PENCATATAN TRANSAKSI BISNIS A. Memahami Langkah-Langkah dalam Proses Pencatatan Siklus akuntansi adalah siklus yang menunjukkan langkahlangkah yang diperlukan dalam penyelesaian proses akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi dan Ruang Lingkupnya 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi erat kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan terutama dengan kehidupan kita sehari-hari maupun dunia usaha,

Lebih terperinci

Biro Jasa SATRIA selama bulan Januari melakukan transaksi sebagai berikut: 2 Jan Dibayar sewa ruko untuk usaha sebesar Rp ,00 selama 2 bulan

Biro Jasa SATRIA selama bulan Januari melakukan transaksi sebagai berikut: 2 Jan Dibayar sewa ruko untuk usaha sebesar Rp ,00 selama 2 bulan Biro Jasa SATRIA selama bulan Januari melakukan transaksi sebagai berikut: 1 Jan Pemilik menyerahkan uang tunai Rp500.000,00 dan peralatan senilai Rp750.000,00 sebagai modal awal 2 Jan Dibayar sewa ruko

Lebih terperinci

URAIAN MATERI. Modul Akuntansi PPG Dalam Jabatan 2018 Page 2

URAIAN MATERI. Modul Akuntansi PPG Dalam Jabatan 2018 Page 2 URAIAN MATERI A. Pengertian Perusahaan jasa Dalam dunia bisnis dan ekonomi, dikenal beberapa jenis perusahaan dari segi produk yang dijual. Pada dunia usaha, berdasarkan kegiatan yang dilakukan terdapat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI PENGANTAR AKUNTANSI GAMBARAN UMUM AKUNTANSI Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan

Lebih terperinci

PENUTUPAN BUKU dan JURNAL PEMBALIK

PENUTUPAN BUKU dan JURNAL PEMBALIK PENUTUPAN BUKU dan JURNAL PEMBALIK A. Menjelaskan Kegunaan Jurnal Akun riil (real account) merupakan akun-akun neraca Setelah jurnal penyesuaian diposting ke buku besar, maka data dalam akun buku besar

Lebih terperinci

Pertemuan II 9/18/2012. Persamaan Dasar Akuntansi. Persamaan Dasar Akuntansi. Persamaan Dasar Akuntansi. Status awal: A = U + M

Pertemuan II 9/18/2012. Persamaan Dasar Akuntansi. Persamaan Dasar Akuntansi. Persamaan Dasar Akuntansi. Status awal: A = U + M Persamaan Dasar Pertemuan II Kreditor (/) Perusahaan Investor () Persamaan Dasar Persamaan Dasar Dengan Sistem Sederhana: Status awal: A U M Selama perioda: A U M Status akhir: A U M Dengan Sistem Pemisahan

Lebih terperinci

Siklus Akuntansi Jasa-Gitosmangi

Siklus Akuntansi Jasa-Gitosmangi Siklus Akuntansi JasaGitosmangi E. JURNAL PENYESUAIAN Jurnal penyesuaian dibuat pada akhir periode akuntansi setelah penyusunan Neraca Saldo dan sebelum penyusunan kertas kerja (worksheet). Jurnal penyesuaian

Lebih terperinci

A. Mengenal Transaksi pada Perusahaan Dagang

A. Mengenal Transaksi pada Perusahaan Dagang A. Mengenal Transaksi pada Perusahaan Dagang A. Pilihan Ganda 1. Jawaban: d Perusahaan dagang merupakan bentuk usaha yang kegiatan utamanya membeli barang dagang untuk dijual kembali kepada masyarakat.

Lebih terperinci

» Proses Akuntansi» Siklus Akuntansi» Jurnal Umum» Posting» Neraca Saldo HAL : 1

» Proses Akuntansi» Siklus Akuntansi» Jurnal Umum» Posting» Neraca Saldo HAL : 1 » Proses Akuntansi» Siklus Akuntansi» Jurnal Umum» Posting» Neraca Saldo HAL : 1 HAL : 2 HAL : 3 » Pencatatan transaksi secara langsung ke rekening buku besar tidak dibenarkan oleh siklus akuntansi Transaksi

Lebih terperinci

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI Pencatatan transaksi usaha yang terjadi dalam perusahaan dilakukan berdasarkan konsep persamaan akuntansi (accounting equation). Persamaan akuntansi merupakan catatan tentang

Lebih terperinci

diharapkan mampu memahami proses penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis atas

diharapkan mampu memahami proses penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis atas PENGANTAR AKUNTANSI ORGANISASI NIRLABA (Non- Government Organization) 1 Manfaat Materi : Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami proses penyusunan Laporan Keuangan Organisasi

Lebih terperinci

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD A. Kerangka Hukum Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH

PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH Lampiran I Peraturan Bupati Maluku Tenggara Nomor 1.a Tahun 2012 Tentang Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH I. SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi merupakan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGANTAR AKUNTANSI

MODUL PRAKTIKUM PENGANTAR AKUNTANSI MODUL PRAKTIKUM PENGANTAR AKUNTANSI Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2011 Tim Penyusun 1. Tommy Kuncara 2. 3. Laboratorium Akuntansi Dasar Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS GUNADARMA Daftar Isi

Lebih terperinci

MODUL 10 AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

MODUL 10 AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA MODUL 10 AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Tujuan pembelajaran: Setelah selesai mempelajari Bab ini, diharapkan : 1. Menganalisa dan mencatat transaksi yang menyangkut pembelian dan penjualan jasa.. 2. Membuat

Lebih terperinci

BAB 6 NERACA SALDO. A. PENGERTIAN DAN KEGUNAAN NERACA SALDO

BAB 6 NERACA SALDO. A. PENGERTIAN DAN KEGUNAAN NERACA SALDO BAB 6 NERACA SALDO. A. PENGERTIAN DAN KEGUNAAN NERACA SALDO BAB 6 NERACA SALDO A. Pengertian dan Kegunaan Neraca Saldo Setelah proses transaksi dipindahkan dari buku harian ke akun-akun yang bersangkutan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI A. Penggolongan Akun / Perkiraan Pengertian Akun / rekening (account) adalah tempat untuk mencatat perubahan setiap laporan yang setiap saat dapat menunjukkan saldo pos tersebut.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Sistem informasi sangat bervariasi dari satu bisnis ke bisnis lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem ini antara lain adalah sifat bisnis dan transaksi-transaksi yang

Lebih terperinci

BAB 6 NERACA SALDO. A. Pengertian dan Kegunaan Neraca Saldo

BAB 6 NERACA SALDO. A. Pengertian dan Kegunaan Neraca Saldo BAB 6 NERACA SALDO A. Pengertian dan Kegunaan Neraca adalah selisih antara jumlah sisi debit dengan jumlah sisi kredit dari suatu akun buku besar. Setelah proses transaksi dipindahkan dari buku harian

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN. Diisi sesuai periode aktif (awal periode) Print Date To

LAPORAN KEUANGAN. Diisi sesuai periode aktif (awal periode) Print Date To Materi 7 LAPORAN KEUANGAN PEMBUATAN LAPORAN NERACA SALDO (TRIAL BALANCE) Dengan cara memilih menu Reports/General Ledger/Trial Balance, dan kemudian akan tampil sebagai berikut : Trial Balance Print account

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI. Pemakai Laporan Keuangan Manajer Investor Kreditur Instansi Pemerintah Organisasi Nirlaba Pemakai Lainnya

PENGANTAR AKUNTANSI. Pemakai Laporan Keuangan Manajer Investor Kreditur Instansi Pemerintah Organisasi Nirlaba Pemakai Lainnya PENGANTAR AKUNTANSI DEFINISI AKUNTANSI Definisi dari sudut pemakai : Akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi

Lebih terperinci

Materi: 7, 8 & 10 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

Materi: 7, 8 & 10 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Materi: 7, 8 & 10 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA AGENDA Pengantar Matching Concept Jurnal Penyesuaian Neraca Lajur Jurnal Penutup Daftar Bacaan Materi 7,8 & 10- PA I 2 PENGANTAR Materi 7,8 & 10-

Lebih terperinci

TAHAP PENGIKHTISARAN AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

TAHAP PENGIKHTISARAN AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Judul TAHAP PENGIKHTISARAN AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Mata Pelajaran : Akuntansi Kelas : I (Satu) Nomor Modul : Akt.I.04 Penulis: Drs. Busra Amri Penyunting Materi: Dra. Endang Sri Rahayu Penyunting Media:

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG ARMINI NINGSIH POLITEKNIK NEGERI SAMARIDA

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG ARMINI NINGSIH POLITEKNIK NEGERI SAMARIDA AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG ARMINI NINGSIH POLITEKNIK NEGERI SAMARIDA PADA AKHIR PERTEMUAN INI MAHASISWA DIHARAPKAN MAMPU : 1. Menguraikan dan menggambarkan akuntansi untuk transaksi barang dagangan

Lebih terperinci

Sari, D. M., dan Fitriastuti, T Dasar Akuntansi : Pemahaman Konsep dan Praktek. Mulawarman University Press. Samarinda

Sari, D. M., dan Fitriastuti, T Dasar Akuntansi : Pemahaman Konsep dan Praktek. Mulawarman University Press. Samarinda Penulis : Dhina Mustika Sari Triana Fitriastuti ISBN : 978-602-6834-26-3 2017. Mulawarman University Press Edisi : Februari 2017 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan

Lebih terperinci

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual URAIAN MATERI A. Pengertian Akuntansi Dagang Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang aktivitas utamanya adalah membeli, menyimpan dan menjual kembali barang-barang dagang tanpa memberi nilai tambah

Lebih terperinci

BAB 2 PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

BAB 2 PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI BAB 2 PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI Ketika melakukan pencatatan akuntansi, ada istilah yang paling sering disebut Debit dan Kredit. Secara harfiah, Debit (sering disingkat Dr) berasal dari kata debere yang

Lebih terperinci