BAB I PENDAHULUAN. berarti terdapat jumlah sumber daya manusia yang berlimpah untuk diserap dalam. multipilier effect yang positif untuk perekonomian.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. berarti terdapat jumlah sumber daya manusia yang berlimpah untuk diserap dalam. multipilier effect yang positif untuk perekonomian."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Indonesia, menurut CIA World Factbook tahun 2015, merupakan negara dengan jumlah penduduk nomor empat terbanyak di dunia. Fakta ini tentunya bisa menjadi sebuah keuntungan karena dengan jumlah penduduk yang banyak ini berarti terdapat jumlah sumber daya manusia yang berlimpah untuk diserap dalam berbagai sektor perekonomian. Namun di sisi lain, fakta ini bisa menjadi musibah jika sumber daya manusia yang banyak ini tidak produktif dan tidak memberikan multipilier effect yang positif untuk perekonomian Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir hingga sekarang, jika dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami transisi demografi. Transisi demografi merupakan perubahan komposisi jumlah penduduk yang salah satunya ditandai dengan peralihan jumlah penduduk usia produktif yang meningkat dibanding dengan jumlah penduduk tidak produktif. Komposisi jumlah penduduk Indonesia menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan jumlah penduduk dalam usia tidak produktif (dibawah 15 tahun atau diatas 64 tahun). Peningkatan jumlah penduduk usia produktif ini akan menurunkan dependency ratio antara penduduk usia tidak produktif terhadap penduduk usia produktif. Pada tahun 2010 dependency ratio di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik adalah sebesar 50,5 sedangkan pada tahun 2015 angka ini menurun menjadi 48,6. Hal ini 1

2 menunjukkan terjadi peningkatan jumlah usia produktif dan jumlah penduduk usia tidak produktif semakin berkurang atau tidak sebanyak jumlah penduduk usia produktif. Fenomena ini akan terus berlanjut hingga mencapai puncaknya pada tahun 2030 yang disebut bonus demografi. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia selalu mengalami peningkatan, hal ini setidaknya tercermin dari hasil sensus penduduk sepuluh tahun sekali yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sepuluh tahun sekali sejak 1971 hingga 2010, jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan yang cukup pesat seperti yang terlihat dalam grafik berikut ini: Gambar 1.1. Jumlah Penduduk Indonesia Hasil Sensus Jumlah Penduduk Indonesia Sumber: BPS, diolah Dalam grafik di atas, bisa dilihat bahwa setiap diadakan sensus penduduk jumlah penduduk Indonesia selalu meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi 2

3 tingkat kelahiran yang tinggi, angka harapan hidup yang tinggi, dan juga tingkat kematian yang rendah. Indonesia yang memiliki luas wilayah dan pulau yang banyak juga sangat memungkinkan memiliki jumlah penduduk yang banyak karena jumlah wilayah yang cukup luas untuk dijadikan tempat tinggal para penduduknya. Memakai data BPS tahun 2010, jumlah penduduk di Indonesia didominasi oleh penduduk yang berada di provinsi-provinsi di Pulau Jawa yakni sebanyak orang atau 57,4 persen dari total pendudk Indonesia. Provinsiprovinsi yang ada di Pulau Sumatra memiliki jumlah penduduk sebanyak orang atau 21,3 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Provinsi-provinsi yang ada di Pulau Sulawesi memiliki persentase penduduk 7,3 persen dari total jumlah penduduk indonesia, sedangkan sebanyak 5,5 persen dan 5,8 persen dari total jumlah penduduk Indonesia dimililki oleh provinsi-provinsi yang ada di Pulau Bali bersama Nusa Tenggara dan Pulau Kalimantan. Provinsiprovinsi yang ada di Pulau Maluku dan Papua menyumbang persentase penduduk terkecil dari total penduduk Indonesia yakni hanya sekitar 2,5 persen. Supartoyo, Tatuh, dan Sendouw (2015) menjelaskan bahwa ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat penting untuk dikaji. Negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar serta penyediaan kesempatan kerja yang terbatas akan menghadapi masalah yang serius dengan tingkat pengangguran. Perkembangan yang terjadi dalam jumlah angkatan kerja tidak bisa dilepaskan dari laju pertumbuhan jumlah penduduk di suatu wilayah. Semakin banyaknya tenaga kerja diharapkan mampu memacu roda perekonomian berjalan semakin cepat dan berujung pada pertumbuhan ekonomi 3

4 yang semakin tinggi. Pertumbuhan ekonomi merupakan aspek yang penting dalam perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, banyak negara yang berlomba-lomba untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak terkecuali Indonesia. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan diharapkan masyarakat bisa menaikkan taraf kehidupannya dan menjadi semakin sejahtera. Todaro dan Smith (2008) menjelaskan bahwa pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pedapatan per kapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Pembangunan ekonomi tersebut tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi dimana pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Dengan kata lain adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Menurut Supartoyo, Tatuh, dan Sendouw (2015), pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian. Pengukuran akan kemajuan sebuah perekonomian memerlukan alat ukur yang tepat, berupa alat pengukur pertumbuhan ekonomi antara lain yaitu Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam jangka waktu satu tahun dan dinyatakan dalam harga pasar. Pertumbuhan ekonomi diukur dari perbedaan Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Dengan mengamati tingkat perbedaan PDB 4

5 suatu negara dari tahun ke tahun bisa dilihat tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi suatu negara. Di tingkat negara pertumbuhan ekonomi diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB), di tingkat daerah pertumbuhan ekonomi diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB mencerminkan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam jangka waktu satu tahun dan dinyatakan dalam harga pasar. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dari perbedaan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Dengan mengamati tingkat perbedaan PDRB suatu daerah dari tahun ke tahun bisa dilihat tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dalam 5 tahun terkahir, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada tingkat yang cukup baik. Hal ini ditandai dengan angka Produk Domestik Bruto yang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun seperti yang terlihat dari grafik berikut ini: 5

6 Miliar Rupiah Gambar 1.2. PDB Indonesia tahun Harga Konstan 2000 (Dalam Miliar Rupiah) PDB Indonesia tahun PDB Indonesia Sumber: BPS, diolah Dilihat dari data di atas, Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia selama 5 tahun sejak 2010 sampai 2014 selalu dalam angka yang positif dan mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan perekonomian Indonesia sedang tumbuh. Pertumbuhan ekonomi yang terus terjadi ini tentunya diharapkan mampu mendorong tingkat kesejahteraan masyarakat agar lebih tinggi lagi. Dengan terus bertumbuhnya perekonomian di Indonesia beberapa tahun terakhir ini, maka layak untuk diteliti apa saja faktor yang mempengaruhinya dan bagaimana hubungannya dengan pertumbuhan jumlah penduduk usia produktif yang juga sedang mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan memerlukan modal fisik maupun non fisik yang cukup besar untuk memacu roda perekonomian 6

7 berjalan cepat dan berdampak positif terhadap kesejahteraan. Salah satu faktor yang sangat penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi adalah modal manusia. Modal manusia bisa dicerminkan dari jumlah angkatan kerja yang bisa diberdayakan sebagai sumber daya dalam perekonomian. Ketika jumlah angkatan kerja tinggi maka sumber daya yang siap untuk diberdayakan dalam perekonomian juga banyak, begitupun sebaliknya, jika jumlah angkatan kerja sedikit perekonomian juga akan sulit untuk berjalan karena kekurangan sumber daya manusia. Seperti yang sudah dijelaskan di awal, Indonesia sedang mengalami transisi demografi yang menunjukkan peningkatan jumlah usia produktif. Peningkatan jumlah penduduk usia produktif saat ini merupakan buah keberhasilan dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui kebijakan Keluarga Berencana sejak tahun an. Keberhasilan kebijakan keluarga berencana ini menghasilkan jumlah penduduk usia produktif dalam jumlah yang besar dan menjadi mesin pertumbuhan bagi perekonomian. Angka Total Fertility Rate Indonesia menunjukkan tren yang menurun selama 4 dekade terakhir seperti yang bisa dilihat dari grafik berikut ini: Gambar 1.3. Total Fertility Rate Hasil Sensus Total Fertility Rate TFR Sumber: BKKBN, diolah 7

8 Pada tahun 1971, Total Fertility Rate (TFR) adalah sebesar 5,6 (setiap wanita usia tahun rata-rata mempunyai 5-6 anak) dan terus menurun hingga tahun 2010 sebesar 2,41. Pada saat bersamaan, adanya peningkatan harapan hidup dari 45,7 tahun menjadi 70,7 tahun sebagai hasil dari keberhasilan pembangunan di sektor kesehatan yang berhasil menekan angka kematian seperti digambarkan grafik berikut: Gambar 1.4. Angka Harapan Hidup Hasil Sensus 80 Angka Harapan Hidup Angka Harapan Hidup Sumber: BKKBN, diolah Pada tahun 1971 setiap 1000 kelahiran terjadi 145 kematian, sedangkan pada tahun 2010 bisa ditekan menjadi 26 kematian untuk setiap 1000 kelahiran seperti yang ditunjukkan pada grafik dibawah ini: 8

9 Gambar 1.5. Angka Kematian Bayi Hasil Sensus Angka Kematian Bayi angka kematian bayi Sumber: BKKBN, diolah Peningkatan angka harapan hidup yang semakin tinggi dan penurunan angka kematian bayi ini yang memicu adanya transisi demografi. Perubahan komposisi penduduk Indonesia yang mayoritas terdiri penduduk berusia produktif merupakan peluang yang besar untuk memacu pertumbuhan ekonomi karena dengan banyaknya jumlah penduduk usia kerja berarti terdapat sumber daya yang cukup untuk memacu perekonomian tumbuh lebih tinggi. Fenomena transisi demografi yang terjadi Indonesia ini bisa dilihat dari jumlah angkatan kerja yang terus meningkat selama 5 tahun yakni pada tahun Menurut definisi BPS, penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Jadi bisa dikatakan bahwa angkatan kerja merupakan sumber daya perekonomian yang bisa diberdayakan dalam banyak sektor perekonomian. Data angkatan kerja di Indonesia selama tahun ini sebagai berikut: 9

10 Gambar 1.6. Jumlah Angkatan Kerja Tahun ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,316, ,170, ,819, ,425, ,998, Angkatan Kerja Sumber: BPS, diolah Data di atas menunjukkan tren jumlah angkatan kerja terus meningkat selama 5 tahun dari tahun Ini menggambarkan bahwa potensi sumber daya manusia yang bisa diberdayakan dalam sektor ekonomi terus meningkat. Peningkatan jumlah angkatan kerja ini jika direspon dengan baik melalui penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk menampung angkatan kerja ini akan membuka ruang perekonomian untuk bergerak cepat dan tumbuh tinggi karena kegiatan perekonomian akan lebih banyak dan akan meningkatkan produktivitas. Fakta ini perlu menjadi perhatian bahwa dengan jumlah angkatan kerja yang terus meningkat dari tahun ke tahun ini apakah memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan total output yang dihasilkan oleh suatu negara yang dicerminkan melalui pertumbuhan ekonomi. Yang juga perlu diingat adalah komposisi angkatan kerja adalah antara penduduk yang bekerja, mencari kerja, dan yang menganggur. Jika dilihat dari keaktifannya dalam perekonomian, maka 10

11 yang paling memiliki porsi besar dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah unsur penduduk yang bekerja. Pertumbuhan penduduk usia produktif yang tinggi juga harus diiringi dengan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni. Dalam hal ini, penduduk usia produktif yang berlimpah harus memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan perekonomian melalui cara-cara yang aktual dan inovatif. Data dari BPS menunjukkan bahwa pada bulan Februari 2015 jumlah total pegawai atau buruh atau karyawan di Indonesia yang tingkat pendidikannya diatas SMA sebanyak orang atau 62 persen dari total pegawai atau buruh atau karyawan yang jumlahnya orang. Transisi demografi yang berlimpah akan menjadi musibah jika tidak dibarengi dengan kualitas human capital yang memadai. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi bisa dicapai jika sumber daya manusia yang menggerakkan roda perekonomian adalah orang-orang yang berkualitas secara teknis maupun nonteknis. Kualitas sumber daya manusia salah satunya bisa dicapai melalui pendidikan. Tingkat pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia yang merupakan supply di pasar tenaga kerja. Semakin tinggi pendidikan formal seorang tenaga kerja, maka produktivitasnya juga akan tinggi pula. Produktivitas yang tinggi akan memacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan memacu tingkat kesejahteraan tenaga kerja itu sendiri. Dao (2012) menerangkan bahwa interaksi antara pertumbuhan ekonomi dan dinamika populasi bisa menghasilkan poverty trap. Ini bisa terjadi ketika mmpertimbangkan dua hal: satu negara memiliki pendapatan per kapita yang rendah dan memiliki pertumbuhan populasi yang tinggi, sedangkan negara lain 11

12 memiliki pendapatan per kapita yang tinggi dan memiliki perrtumbuhan populasi yang rendah. Transisi demografi yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi sangat erat kaitannya dengan tingkat pendapatan per kapita suatu negara. Ketika negara dengan tingkat pendapatan per kapita yang rendah dan sedang mengalami transisi demografi maka bisa jadi negara tersebut akan masuk ke jebakan kemiskinan. Salah satu faktor yang dapat memberikan dampak terhadap pertumbuhan jumlah penduduk usia produktif terhadap pertumbuhan ekonomi adalah dalah kesiapan sektor industri dalam menampung jumlah angkatan kerja yang sangat banyak tersebut. Transisi demografi yang terjadi harus diimbangi dengan ekspansi sektor industri untuk memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya bagi penduduk usia produktif yang berjumlah banyak. Ekspansi sektor industri ini ditandai dengan penambahan jumlah investasi untuk menambah kapasitas produksi dan nantinya akan memberikan lapangan pekerjaan untuk angkatan kerja. Investasi di sektor industri bisa dalam 2 bentuk yakni, Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Baik PMA maupun PMDN bisa digunakan untuk melihat seberapa besar dan banyak investasi yang telah dikucurkan untuk menyuntik sektor industri untuk mengembangkan industrinya ke arah yang lebih luas. Ketika ada pihak swasta atau pemerintah baik itu domestik maupun asing yang menanamkan modal dalam kegiatan ekonomi, maka itu akan memberikan stimulus kepada perekonomian untuk tumbuh lebih tinggi karena tingkat produksi negara tersebut meningkat. Ristiananingsih (2013) menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Dalam rangka 12

13 mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah memegang peranan yang sangat penting dalam mengendalikan perekonomian. Salah satunya melalui pengeluaran pemerintah yang diharapkan akan memberikan dampak langsung pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Ada tiga alasan mengapa porsi pengeluaran pemerintah sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi yakni: 1. Ketika industrialisasi berlangsung, aktivitas sektor publik akan menggantikan aktivitas sektor swasta karena fungsi-fungsi administrasi negara dan perlindungan akan meningkat selama proses industrialisasi. 2. Pengeluaran pemerintah akan meningkat karena elastisitas pendapatan yang tinggi akibat industrialisasi. Ini berarti akan terjadi peningkatan pendapatan per kapita yang disebabkan oleh peningkatan permintaan di sektor industri. 3. Perubahan tekonologi dan skala pertumbuhan perusahaan akan cenderung menciptakan monopoli yang menyebabkan negara harus menutup kerugiannya. Pengeluaran pemerintah diidentifikasi sebagai alat kebijakan untuk mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan fluktuasi output jangka pendek. Pemotongan pengeluaran pemerintah atau pengurangan defisit fiskal dapat memberikan dampak langsung pada penurunan permintaan agregat pendapatan. Hal ini akan mempengaruhi permintaan agregat melalui efek multiplier yang negatif, sehingga akan menurunkan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pengangguran. 13

14 1.2. Rumusan Masalah Indonesia sedang mengalami transisi demografi dalam beberapa tahun terakhir dan akan mencapai puncaknya pada tahun Dalam transisi demografi ini jumlah penduduk, didominasi oleh penduduk usia produktif yang mana akan menurunkan dependency ratio. Seiring dengan fenomena ini, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di 33 provinsi di Indonesia juga sedang mengalami tren yang positif dalam beberapa tahun terakhir yang mana ini merupakan indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi. Adanya transisi demografi dan tren pertumbuhan penduduk usia produktif yang seiring waktu ini layak untuk diteliti tentang pengaruh transisi demografi terhadap pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan oleh tingkat PDRB. Dalam penelitian ini, faktor-faktor demografi yang digunakan digunakan untuk diteliti pengaruhnya terhadap PDRB adalah jumlah penduduk yang bekerja, tingkat keterdidikan penduduk yang bekerja, dan rasio jumlah penduduk usia kerja terhadap total jumlah penduduk. Selain faktor demografi ada faktor lain dalam penelitian ini yang akan diteliti pengaruhnya terhadap PDRB yakni Faktor Investasi yaitu Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan pengeluaran pemerintah agregat. Faktor investasi dipilih karena merupakan faktor yang cukup dominan dalam perekonomian yang mampu memacu ekspansi dalam sektor industri. Saat tingkat investasi meningkat diharapakan pertumbuhan ekonomi juga tumbuh pesat karena roda perekonomian bergerak. Sedangakan faktor pengeluaran pemerintah merupakan faktor yang digunakan untuk membiayai pembangunan, dalam hal ini misalnya untuk pembiayaan infastruktur, 14

15 yang dapat memacu roda perekonomian lebih bergerak cepat dan menghasilkan PDRB yang tinggi Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah faktor demografi yaitu jumlah penduduk yang bekerja, tingkat keterdidikan penduduk yang bekerja, dan rasio jumlah penduduk usia kerja terhadap total jumlah penduduk berpengaruh terhadap PDRB? 2. Apakah faktor investasi yaitu Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berpengaruh terhadap PDRB? 3. Apakah tingkat pengeluaran pemerintah agregat berpengaruh terhadap PDRB? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor demografi yaitu jumlah penduduk yang bekerja, tingkat keterdidikan penduduk yang bekerja, dan rasio jumlah penduduk usia kerja terhadap total jumlah penduduk terhadap PDRB; 2. Untuk mengetahui pengaruh faktor ekonomi yaitu Penanaman Modal Asing (PMA) Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan pengeluaran pemerintah agregat terhadap PDRB. 15

16 1.5. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang disusun dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor demografi yaitu jumlah penduduk yang bekerja, tingkat keterdidikan penduduk yang bekerja, dan rasio jumlah penduduk usia kerja terhadap total jumlah penduduk diduga berpengaruh positif terhadap PDRB. 2. Faktor investasi yaitu Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) diduga berpengaruh positif terhadap PDRB. 3. Tingkat pengeluaran pemerintah agregat diduga berpengaruh positif terhadap PDRB Batasan Penelitian Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian menggunakan data tahunan terkait dengan perekonomian Indonesia dari tahun Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi. Sedangkan variabel independennya adalah jumlah penduduk yang bekerja, tingkat keterdidikan penduduk yang bekerja, dan rasio jumlah penduduk usia kerja terhadap total jumlah penduduk, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan pengeluaran pemerintah agregat. 3. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi, dengan berbagai alat uji yang relevan yaitu uji Mackinon, White, 16

17 dan Davidson (MWD), uji hausman, uji chow, regresi data panel (fixed effect/random effect/common effect), uji asumsi klasik, uji t-statistik, dan uji F-statistik Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Hasil dari penelitian ini bisa memberikan bukti tentang ada atau tidaknya pengaruh faktor-faktor demografi dan faktor lain yaitu investasi(modal), dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi. 2. Hasil dari penelitian ini bisa digunakan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat sebagai pertimbangan dalam penyusunan kebijakan. 3. Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan sebagai khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu ekonomi Data Penelitian Data penelitian ini diperoleh dari: 1. Data kepustakaan diambil dari buku-buku, jurnal, dan publikasi ilmiah lainnya. 2. Data untuk keperluan analisis adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yakni dari Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan institusi resmi lainnya. 17

18 1.9. Alat Analisis Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Keterangan: adalah PDRB Harga Konstan 2000 adalah jumlah penduduk yang bekerja adalah tingkat keterdidikan penduduk yang bekerja adalah rasio jumlah penduduk usia kerja terhadap total jumlah penduduk adalah jumlah Penanaman Modal Asing (PMA) adalah jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah jumlah pengeluaran pemerintah agregat adalah error term Persamaan model regresi linear adalah Persamaan jika model regresi non linear (log) adalah Model regresi ini diuji dengan alat-alat uji sebagai berikut: 1. Uji Mackinnon White Davidson (MWD) untuk mengetahui model regresi yang lebih tepat antara model regresi linear atau non-linear. 2. Uji Chow dan Uji Hausman. Uji Chow untuk mengetahui model regresi yang lebih tepat antara Pooled Least Squares atau Fixed Effect. Uji 18

19 Hausman untuk mengetahui model regresi yang lebih tepat antara Fixed Effect Model atau Random Effect Model. 3. Regresi Data Panel menggunakan Pooled Least Squares atau Fixed Effect Model atau Random Effect Model. 4. Uji asumsi klasik dengan menggunakan uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinieritas, dan uji autokorelasi 5. Uji statistik yakni uji t-statistik dan uji F-statistik untuk melihat valid atau tidaknya hasil estimasi. Uji t-statistik untuk mengetahui pengaruh individual variabel independen terhadap variabel dependen. Uji F-statistik untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan ini adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, model penelitian, alat analisis penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teori dan Metodologi Penelitian. Yang pertama berisi tinjauan literatur, tinjauan teoritis, landasan teori pendukung hipotesis. Yang kedua berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian 19

20 BAB III : Gambaran umum yang berisi uraian kondisi data setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini dari setiap provinsi sepanjang periode BAB IV : Analisis data dan pembahasan yang berisi tentang hasil analisis data dan pembahasannya BAB V : Kesimpulan dan implikasi yang berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan implikasi penelitian berdasarkan kesimpulan. 20

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup lama untuk dapat

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( ) SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT (1996-2010) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program Studi S1 Ilmu Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan proses multidimensial yang meliputi perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam kelembagaan (institusi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat, jumlah penduduk menentukan efisiensi perekonomian dan kualitas dari tenaga kerja itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit untuk dihindari bagi suatu negara, baik di negara berkembang maupun negara maju, namun pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta pembangunan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Hakikat pembangunan ini mengandung makna bahwa pembangunan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 1980-2006 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Jawa Tengah Tahun Realisasi Proyek dan Investasi Penanaman Modal di Provinsi

DAFTAR TABEL. Jawa Tengah Tahun Realisasi Proyek dan Investasi Penanaman Modal di Provinsi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ix HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional.

Lebih terperinci

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah selalu digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta dalam beberapa tahun terakhir sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta dalam beberapa tahun terakhir sedang melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi DKI Jakarta dalam beberapa tahun terakhir sedang melakukan pembangunan fasilitas publik secara besar-besaran. Hal ini dilihat dari proyekproyek pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perubahan yang cukup berfluktuatif. Pada

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi mempengaruhi perkembangan penyerapan tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung semakin membuka penyerapan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan suatu negara secara terus menerus dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Dan Penanaman Modal Asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi suatu negara, khususnya di negara berkembang. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi suatu negara, khususnya di negara berkembang. Semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyerapan tenaga kerja menjadi salah satu elemen penting dalam tercapainya pertumbuhan ekonomi suatu negara, khususnya di negara berkembang. Semakin besar jumlah angkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam yang berlimpah pada suatu daerah umumnya akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada sumber daya alam yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Ketenagakerjaan merupakan isu penting dalam sebuah aktivitas bisnis dan perekonomian Indonesia. Angkatan kerja, penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, memperluas angkatan kerja dan mengarahkan pendapatan yang merata

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, memperluas angkatan kerja dan mengarahkan pendapatan yang merata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah sebuah usaha meningkatan taraf hidup masyarakat, memperluas angkatan kerja dan mengarahkan pendapatan yang merata yang diukur melalui tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,

Lebih terperinci

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL 2.1 Indeks Pembangunan Manusia beserta Komponennya Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM; Human Development Index) merupakan salah satu indikator untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan nilai GDP (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa melihat apakah kenaikan tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil Provinsi Jawa Timur sebagai lokasi penelitian untuk menganalisis pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB) dan investasi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan kestabilan. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari Dalam UU No 22 tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari Dalam UU No 22 tahun 1999 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada peraturan pemerintah Republik Indonesia, pelaksanaan otonomi daerah telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari 2001. Dalam UU No 22 tahun 1999 menyatakan bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi nasional,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek yang sangat menonjol dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan masalah ketenagakerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan ekonomi nasional yang dapat dicapai melalui pembenahan taraf hidup masyarakat, perluasan lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya upaya pembangunan Negara Sedang Berkembang (NSB) diidentikkan dengan upaya meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita diharapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari

I. PENDAHULUAN. Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan suatu negara diarahkan pada upaya meningkatkan pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator yang digunakan untuk melihat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tujuan pembangunan ekonomi secara makro adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tujuan pembangunan ekonomi secara makro adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan ekonomi secara makro adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi disamping dua tujuan lainnya yaitu pemerataan dan stabilitas. Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Hal ini tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta). BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara kerja atau prosedur mengenai bagaimana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengumpulkan dan memahami objek-objek yang menjadi sasaran dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah memiliki kaitan erat dengan demokratisasi pemerintahan di tingkat daerah. Agar demokrasi dapat terwujud, maka daerah harus memiliki kewenangan yang lebih

Lebih terperinci

DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN IV. DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Bertambahnya jumlah penduduk berarti pula bertambahnya kebutuhan konsumsi secara agregat. Peningkatan pendapatan diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam meningkatkan kesejahteraan tersebut, salah satunya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi. Judul : Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Investasi Terhadap Pengangguran di Provinsi Bali Tahun 1995-2014. Nama : I Nyoman Bayu Dirga NIM : 1215151004 ABSTRAK Pengangguran merupakan suatu ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal manusia merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. modal manusia merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modal manusia memiliki peran sentral dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka peran modal manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita akan selalu mengalami kenaikan. Adanya resesi

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita akan selalu mengalami kenaikan. Adanya resesi 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Suatu perekonomian dapat dikatakan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung naik. Namun bukan berarti bahwa pendapatan perkapita

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kesenjangan Ekonomi Antar Wilayah Sjafrizal (2008) menyatakan kesenjangan ekonomi antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 telah menggariskan bahwa Visi Pembangunan 2010-2014 adalah Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state of mind) dari suatu masyarakat yang telah melalui kombinasi tertentu dari proses sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah dari perekonomian dalam suatu negara adalah masalah pertumbuhan ekonomi dengan jangka waktu yang cukup lama. Perkembangan perekonomian diukur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi bertujuan antara lain pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, mengentaskan kemiskinan, menjaga kestabilan harga dengan memperhatikan tingkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menguraikan gambaran dan analisis terkait dengan implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini juga menjelaskan pengaruh

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Abstrak. Abstract. Pendahuluan Ryan Z., Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan... 187 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan Upah Minimum Regional Terhadap Pengangguran Terdidik di

Lebih terperinci

Herdiansyah Eka Putra B

Herdiansyah Eka Putra B ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE CHOW TEST PERIODE TAHUN 1991.1-2005.4 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu daerah didasarkan pada bagaimana suatu daerah dapat meningkatkan pengelolaan serta hasil produksi atau output dari sumber dayanya disetiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi wilayah atau regional merupakan salah satu bagian penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : 1215151009 ABSTRAK Kemiskinan menjadi masalah besar di Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari ekonomi. Semakin tinggi ekonomi semakin baik pula perekonomian negara tersebut. Laju ekonomi harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akandibahas mengenai teori yang menjadi dasar pokok permasalahan. Teori yang akan dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang dilakukan suatu negara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi seyogyanya dapat memperlihatkan perkembangan yang meningkat dari tahun ke tahun karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan guna mempercepat perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sasaran pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam mencapai sasaran tersebut maka pemerintah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dibutuhkannya investasi. Investasi merupakan salah satu pendorong untuk mendapatkan pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengentasan kemiskinan merupakan masalah pembangunan yang mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak hanya menjadi permasalahan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk menyelesaikan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk menyelesaikan analisis terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu dari tujuan besar dari pembangunan ekonomi secara makro ialah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, ditambahkan dengan dua tujuan besar lainnya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan salah satu alternatif terbaik yang dapat dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh karena itu perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Termasuk dalam tujuan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan pelayanan publik yang lebih efisien, efektif, dan merata serta

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan pelayanan publik yang lebih efisien, efektif, dan merata serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, pembangunan daerah memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi di 5 pulau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data

Lebih terperinci

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA Abstrak yang berkualitas adalah pertumbuhan yang menciptakan pemerataan pendapatan,pengentasan kemiskinan dan membuka kesempatan kerja yang luas. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara/daerah ini terkandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pencapaian kesejahteraan tersebut dapat diukur dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan pertumbuhan GNP yang setinggi-tingginya dan penyediaan lapangan pekerjaan, juga menginginkan adanya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang 52 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data tahunan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji heteroskedastisitas Berdasarkan hasil Uji Park, nilai probabilitas dari semua variable independen tidak signifikan pada tingkat 5 %. Keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi ekonomi merupakan dunia kegiatan dan keterkaitan perekonomian. Kegiatan-kegiatan perekonomian tidak lagi sekedar nasional tapi bahkan internasional, bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan taraf hidup atau mensejahterakan seluruh rakyat melalui pembangunan ekonomi. Dengan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi pada hakekatnya adalah langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi dan mencerminkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah sehingga akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu perhatian besar dari berbagai negara-negara di dunia. Sumber daya energi

BAB I PENDAHULUAN. satu perhatian besar dari berbagai negara-negara di dunia. Sumber daya energi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi, baik energi primer dan energi sekunder menjadi salah satu perhatian besar dari berbagai negara-negara di dunia. Sumber daya energi telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan, yang dilakukan setiap negara ataupun wilayah-wilayah administrasi dibawahnya, sejatinya membutuhkan pertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan. Keberhasilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi melalui produktivitas yang tinggi, dan mendatangkan lebih banyak input ke dalam proses produksi.

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE 1995-2010 Fitri Suciani Jaka Pratama Tetiyeni Dwi Lestari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari 54 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil dari estimasi faktor-faktor yang memengaruhi migrasi ke Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari investasi sumber daya manusia. Adapun variabel

Lebih terperinci