BAB I PENDAHULUAN. satu perhatian besar dari berbagai negara-negara di dunia. Sumber daya energi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. satu perhatian besar dari berbagai negara-negara di dunia. Sumber daya energi"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi, baik energi primer dan energi sekunder menjadi salah satu perhatian besar dari berbagai negara-negara di dunia. Sumber daya energi telah menjadi salah satu ukuran bagi perkembangan dan kemajuan suatu negara tak terkecuali energi sekunder seperti energi listrik. Listrik dan akses energi lainnya adalah faktor utama dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Energi diperlukan sebagai input bersama dengan mesin, tanah, sumber daya alam, modal manusia dalam basis produktif. 1 Pengalaman negara-negara maju menunjukkan bahwa listrik memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi mereka tidak hanya sebagai faktor input dalam pengembangan industri mereka, tetapi juga sebagai faktor kunci dalam meningkatkan kualitas hidup rakyat mereka. 2 Sebagaimana kita ketahui, akhir-akhir ini listrik menjadi bahan perhatian semua pihak. Baik pihak pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat rumah tangga. Ditambah dengan gencarnya pemberitaan tentang listrik diberbagai media, beberapa diantaranya berkaitan dengan fenomena beban puncak. Berdasarkan gambar 1.1 terlihat bahwa sejalan dengan peningkatan pemakaian energi listrik, kondisi beban listrik sistem kelistrikan Jawa-Bali juga 1 Winkler, Harald,et.al Access and Affordability of Electricity in Developing Countries.Elsevier.Vol 39.No. 6, p 1 2 Rosenberg N., (1998). The role of electricity in industrial development, Energy Journal vol 19: p7 1

2 mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, beban puncak siang mencapai MW, sedangkan beban puncak malam mencapai MW. Beban puncak ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hingga Triwulan I 2014, beban puncak siang mencapai MW, sedangkan beban puncak malam mencapai MW. Berdasarkan perhitungan PLN, rata-rata kenaikan beban puncak dari tahun , beban puncak siang mencapai MW/tahun. Sedangkan beban puncak malam mencapai MW/tahun. 3 Akibat dari beban puncak yang berlebihan ini, salah satu efeknya adalah menimbulkan pemadaman bergilir. Terutama pada waktu tersebut kondisi beban puncak cenderung meningkat. Grafik 1.1 Kondisi Beban Puncak Sistem Kelistrikan Jawa-Bali, tahun (MW) Menurut catatan PLN, sejak April hingga Juni 2014, tercatat tiga kali rekor beban puncak pada sistem jaringan Jawa-Bali. Rekor beban puncak bulan April 2014 sebesar megawatt, pada Mei 2014 mencapai Statistik PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D.I Yogyakarta Tahun

3 megawatt, sedangkan pada awal Juni sebesar megawatt sementara kemampuan kapasitas listrik sistem Jawa-Bali sekitar MW. 4 Menurut Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Tumiran margin kapasitas terpasang sistem interkoneksi Jawa Bali mencapai MW atau sekitar 19,55 persen. Padahal idealnya, margin seharusnya berada diatas 30 persen. Fenomena beban puncak ini bermuara pada adanya pemadaman bergilir yang tidak hanya semakin sering tetapi juga semakin lama. Ditengah munculnya pemadaman bergilir, pemerintah justru telah menaikkan tarif listrik. Pelanggan yang mengalami penyesuaian tarif listrik antara lain golongan rumah tangga besar (daya 6600 VA keatas), golongan pemerintah skala menengah (daya 6600 VA sampai 200 kva, golongan bisnis menengah (daya 6600 sampai 200 kva) dan golongan bisnis besar (daya diatas 200 kva), golongan industri skala menengah merupakan go public (dengan daya diatas 200 kva), golongan industri skala besar (daya 30 MVA). Kenaikan tarif akan diberlakukan dengan besaran 5,36 persen hingga 11,57 persen setiap dua bulan sekali tergantung jenis pelanggan. 5 Kenyataan seperti diatas keberlanjutannya mengarah pada excess demand listrik yaitu apabila kenaikan beban puncak tidak diimbangi oleh kenaikan energi listrik. Mencegah terjadinya excess demand, dua hal dapat dilakukan dari sisi pemerlu atau sisi penyedia. Dari sisi penyediaan merupakan hak prerogratif pemerintah seperti diamanatkan dalam UU No 20 tahun Dalam UU tersebut 4 k.listrik.tertinggi diakses pada tanggal 13 September 2014 Pukul Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 09 Tahun 2014 Tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan oleh PT. PLN (Persero). Lihat Lampiran. 3

4 pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan dan pemegang ijin usaha ketenagalistrikan di Indonesia diserahkan kepada PLN yang bentuknya persero, kemudian disebut sebagai PT. PLN (Persero). Dalam UU tersebut juga diupayakan agar tenaga listrik dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masayarakat, menjaga keselamatan ketenagalistrikan dan kelestarian fungsi lingkungan, serta memanfaatkan sebesar-besarnya tenaga kerja, barang dan jasa produksi dalam negeri. Hal ini menjadikan peneliti sulit untuk melakukan penelitian dari sisi penyedia dikarenakan kecenderungannya lebih bersifat teknis. Dan sisi lebih teknis lebih cocok dilakukan oleh mahasiswa teknik elektro. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan pada sisi pemerlu. Penelitian ini memilih sampel 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Fenomena beban puncak, pemadaman bergilir, serta penyesuaian tarif juga dirasakan oleh Jawa Tengah. Jawa Tengah diprediksi menghadapi ancaman krisis listrik pada tahun Perkiraan ini didasarkan pada pertumbuhan konsumsi listrik di Jawa Tengah yang terus mengalami kenaikan hingga 10 persen per tahun. Beban puncak listrik di Jawa Tengah saat ini mencapai megawatt (mw). Sedang kapasitas terpasang di Jawa Tengah hanya MW. Saat ini pasokan listrik kita selalu tergantung dengan interkoneksi Jawa- Bali. Padahal interkoneksi Jawa- Bali tidak hanya memasok Jawa Tengah saja 6 Jawa Tengah adalah provinsi yang memiliki pelanggan listrik terbanyak di Indonesia setelah Jawa Barat dan Jawa Timur. Pelanggan listrik yang besar dapat 6 diakses pada 26 Agustus

5 diartikan konsumsi listrik yang besar dan menuntut adanya peningkatan penyediaan pelayanan konsumsi listrik bagi masyarakat di Jawa Tengah. Secara rinci jumlah pelanggan listrik di provinsi Jawa Tengah dapat dilihat dari tabel 1.1. Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah, Menurut Jenis Pelanggan, tahun Tahun Rumah Tangga Kelompok Pelanggan Industri Bisnis Sosial Gedung Kantor Pemerintah Penerangan Jalan Umum Sumber: Statistik PT. PLN (Persero), 2013 Jumlah pelanggan listrik PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dilihat dari kelompok pelanggan yang ada, pelanggan listrik terbesar adalah kelompok pelanggan rumah tangga sebanyak pelanggan. Kemudian disusul oleh kelompok bisnis sebesar pelanggan, kelompok pelanggan sosial (seperti rumah sakit) pelanggan, penerangan jalan umum sebanyak , disusul oleh kelompok pelanggan gedung kantor pemerintah sebanyak pelanggan, dan terakhir kelompok pelanggan industri sebanyak pelanggan. Selama tahun daya tersambung mengalami kenaikan dari kva pada tahun 2006 menjadi kva pada tahun Daya tersambung ini adalah besarnya daya yang disepakati oleh PLN dan pelanggan 5

6 dalam perjanjian jual beli tenaga listrik yang menjadi dasar perhitungan biaya beban. Energi terjual juga mengalami peningkatan dari tahun 2006 sebesar MWh menjadi MWh di tahun Hal ini bisa dilihat pada gambar 1.3 Grafik 1.2 Jumlah Daya Tersambung dan Energi Listrik Terjual, PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY, tahun Sumber : Statistik PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY, 204 (diolah peneliti) Banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi energi listrik. Variabel-variabel yang mempengaruhi peneliti mengambil dari berbagai literatur. Variabel-variabel tersebut adalah jumlah rumah tangga, PDRB Nominal, realisasi PMDN, dan kepadatan penduduk. 6

7 1.2 Rumusan Masalah Dari penjelasan latar belakang dapat dirumuskan masalah kelistrikan di Indonesia adalah telah sangat menipisnya margin penyediaan listrik yang jika dibiarkan berpotensi memunculkan permasalahan excess demand. Pengendalian pasar listrik dari sisi konsumsi dapat dilakukan melalui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi energi listrik. Untuk itu pertanyaan penelitian adalah 1. Apakah jumlah rumah tangga berpengaruh terhadap konsumsi energi listrik?. 2. Apakah PDRB Nominal berpengaruh terhadap konsumsi energi listrik?. 3. Apakah realisasi PMDN berpengaruh terhadap konsumsi energi listrik?. 4. Apakah jumlah rumah tangga berpengaruh terhadap konsumsi energi listrik?. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis pengaruh jumlah rumah tangga terhadap konsumsi energi listrik. 2. Menganalisis pengaruh pengaruh Produk Domestik Regional Bruto Harga Berlaku (PDRB Nominal) terhadap konsumsi energi listrik. 3. Menganalisis pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap konsumsi energi listrik. 7

8 4. Menganalisis pengaruh pengaruh kepadatan penduduk terhadap konsumsi energi listrik. 1.4 Batasan Penelitian Untuk menghindari terjadinya pembahasan yang terlalu luas, maka perlu diberikan batasan terhadap permasalahan. Batasan terhadap permasalahan pada penelitian ini yaitu: 1. Penelitian ini menggunakan data observasi 26 kabupaten dan 9 kota di provinsi Jawa Tengah untuk periode Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap konsumsi energi listik di Jawa Tengah yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah variabel jumlah rumah tangga, PDRB nominal, nilai realisasi PMDN, kepadatan penduduk untuk seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah. 3. Variabel realisasi PMDN merepresentasikan variabel industri/bisnis 4. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel. 1.5 Manfaat Penelitian berikut: Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai 1. Bagi instansi/pemerintah yang terkait, penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam mengambil langkah untuk meningkatkan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen dan sebagai pertimbangan pemecahan masalah. 8

9 2. Bagi masyarakat (pelanggan rumah tangga) dan pelaku industri, penelitian ini dapat menjadi referensi dalam menyusun rencana maupun strategi penggunaan secara efektif dan efisien. 3. Bagi mahasiswa dan mahasiswi, penelitian ini dapat dijadikan tambahan masukan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. 4. Bagi penulis, penelitian ini sebagai penerapan ilmu yang telah diterima di bangku kuliah. 1.6 Hipotesa Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka sebagai pedoman proses penelitian disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: a. Bahwa jumlah rumah tangga berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap konsumsi energi listrik.. b. Bahwa PDRB nominal berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap konsumsi energi listrik. c. Bahwa nilai realisasi PMDN berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap konsumsi energi listrik. d. Bahwa kepadatan penduduk berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap konsumsi energi listrik. 1.7 Metodologi Penelitian Data Data yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari Badan Pusat Stastistik (BPS), Statistik PLN Pusat, Statistik PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY, Laporan Realisasi Penanaman Modal BPMD Jawa Tengah. Data 35 9

10 kabupaten dan kota merupakan jumlah kabupaten yang ada di provinsi Jawa Tengah. Data jumlah daya listrik terjual diperoleh dari PLN dalam aplikasi laporan statistik PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY, Data rumah tangga mengambil data jumlah rumah tangga dari BPS dalam laporan daerah dalam angka, Data Pendapatan mengambil data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB Nominal) dari BPS dalam laporan Tinjauan PDRB Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah, Data investasi mengambil data Reaslisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dari BPMD dalam laporan rekapitulasi realiasasi penanaman modal kabupaten kota di Jawa Tengah, Data kepadatan penduduk mengambil data penduduk dibagi dengan luas wilayah dari BPS dalam laporan Jawa Tengah Dalam Angka, Model Penelitian Dalam penelitian ini melakukan replikasi model dari penelitian yang dilakukan oleh Arman Nur Rohmawanto dan Dr. Faried Widjaja Mansoer., M.A dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Listrik di Indonesia. Variabel dependen dalam penelitian tersebut adalah daya listrik terjual (MWh) sementara variabel independennya adalah jumlah pelanggan dan PDRB. Model ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Y = f (X1, X2, X3, X4, ε) Dimana: Y: Daya listrik terjual (MWh). Daya listrik terjual digunakan sebagai indikator konsumsi energi listrik. X1: Rumah tangga (dalam unit) 10

11 X2: Produk Domestik Regional Bruto (Milyar rupiah) X3: Penanaman Modal Dalam Negeri (Jutaan Rupiah) X4: Kepadatan Penduduk (/km2) ε: error term Persamaan regresi jika model yang digunakan linier: Y=β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + ε Persamaan regresi jika model yang digunakan non=linier: ln y= β 0 + β 1 ln X 1 + β 2 ln X 2 + β 3 ln X 3 + β 4 ln X 4 + ε dimana: β 0 adalah konstanta. Β 1, β 2, β 3, β 4 adalah koefisein. ε adalah error term Alat Analisis Alat analisis yang digunakan untuk mengestimasi model dalam penelitian ini adalah regresi untuk data panel yaitu common effect/pooled least square, fixed effect model, dan random effect model. Pemilihan pendekatan terbaik untuk mengestimasi regresi data panel dengan beberapa uji, yaitu uji Chow, uji LM, dan uji Hausman. Uji Chow digunakan untuk memilih pendekatan yang lebih baik antara Pooled Least Square atau Fixed Effect Model (PLS atau FEM). Uji LM digunakan untuk memikih pendekatan antara Pooled Least Square atau Random Effect Model (PLS atau REM). 11

12 Secara grafik, hubungan antara ketiga uji tersebut adalah sebagai berikut: Gambar 1. 1 Uji Pemilihan Model Terbaik Uji Chow PLS FEM Uji Lagrange Multiplier Uji Hausman REM Sumber: Agus Widarjono. 1.8 Sistematika Penulisan Bagian utama dari penulisan ini disusun dengan mempergunakan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, hipotesis penelitian dan metodologi penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan teoritis yang merupakan dasari pemikiran konseptual dan hasil studi empiris sebelumnya yang membicarakan permasalahan yang sama. Selain itu, bab ini juga berisi mengenai variabel penelitian, metode penelitian dan metode analisis dara yang digunakan dalam penelitian. 12

13 BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini menjelaskan gambaran umum mengenai ketenagalistrikan di Indonesia dan gambaran umum mengenai provinsi Jawa Tengah baik keadaan geografis, kependudukan, ketenagakerjaan dan industri besar sedang. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai hasil analisis penelitian secara rinci disertai dengan langkah-langkah analisis data yang dilakukan. BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Berisi tentang kesimpulan dan implikasi yang berkaitan dengan hasil. 13

DAFTAR TABEL. Jawa Tengah Tahun Realisasi Proyek dan Investasi Penanaman Modal di Provinsi

DAFTAR TABEL. Jawa Tengah Tahun Realisasi Proyek dan Investasi Penanaman Modal di Provinsi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ix HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup lama untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Dengan pertimbangan di setiap wilayah mempunyai sumber daya dan potensi dalam peningkatan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta). BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara kerja atau prosedur mengenai bagaimana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengumpulkan dan memahami objek-objek yang menjadi sasaran dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur dimana peneliti mengambil di daerah tersebut karena peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia sebagai negara berkembang yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan BAB III METODE PENELITIAN A. Obejek Penelitian Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan suatu negara diarahkan pada upaya meningkatkan pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator yang digunakan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.3.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah seluruh pemerintah Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun 2011 2015,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil Provinsi Jawa Timur sebagai lokasi penelitian untuk menganalisis pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB) dan investasi terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai pengaruh jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap retribusi daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Provinsi Jawa Tengah yang meliputi 35 kabupaten/kota dengan objek penelitian adalah tingkat kemiskinan dan faktor penyebab kemiskinan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian dalam menyusun penelitian ini adalah pada 29 kabupaten dan 9 kota di Provinsi Jawa Timur, dengan pertimbangan bahwa Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, Indonesia dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah, ekspor dan jumlah penduduk terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2003), penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belanja modal sendiri terjadi akibat kebutuhan sarana dan prasarana suatu daerah

BAB I PENDAHULUAN. belanja modal sendiri terjadi akibat kebutuhan sarana dan prasarana suatu daerah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pengalokasian anggaran belanja modal merupakan suatu pengalokasian dana dalam bentuk APBD yang bertujuan untuk menambah aset tetap. Anggaran belanja modal sendiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek penelitian Penelitian yang digunakan ini mengunakan obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Jawa Timur yang totalnya ada 38 Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang digunakan penulis dalam menyususn penelitian ini adalah di Indonesia, khusunya per Provinsi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir konseptual yang digunakan dalam studi ini secara rinci tergambarkan dalam Gambar 3.1 berikut ini: LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir konseptual yang digunakan dalam studi ini secara rinci tergambarkan dalam Gambar 3.1 berikut ini: LATAR BELAKANG 3.1. Kerangka Pikir Konseptual BAB III METODOLOGI Kerangka pikir konseptual yang digunakan dalam studi ini secara rinci tergambarkan dalam Gambar 3.1 berikut ini: LATAR BELAKANG Fakta: Penggunaan listrik

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh keterbatasan dari daya saing produksi (supply side), serta

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh keterbatasan dari daya saing produksi (supply side), serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survei Bank Dunia pada tahun 2012 menunjukkan, masalah terbesar kedua di Indonesia yang menghambat kegiatan bisnis dan investasi adalah infrastruktur yang tidak

Lebih terperinci

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah selalu digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jawa Periode tahun karena di Pulau Jawa termasuk pusat pemerintahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jawa Periode tahun karena di Pulau Jawa termasuk pusat pemerintahan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian di Indonesia khususnya di Pulau Jawa dengan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pada lokasi penelitian ini diambil pada Kabupaten/Kota yang terdiri dari 29 kabupaten dan 6 kota di Provinsi Jawa tengah dengan variabel penelitian pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE 2004-2013 JURNAL PUBLIKASI Disusun dalam rangka menulis skripsi

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data merupakan variabel yang diukur dan diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel atau populasi. Data menurut

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data sekunder

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Objek Penelitian Daerah penelitian yang digunakan adalah seluruh kabupaten dan kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terdiri dari 1 Kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, Indonesia dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja. III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan variabel terikat yaitu PDRB, dan variabel bebas yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan A. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian adalah di Kawasan SWP Gerbangkertosusila Plus yang terdiri dari 12 Kabupaten/Kota yaitu: Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik,

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%. A. Uji Kualitas Data 1. Uji Heteroskedastisitas BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidakstabilan varians dari residual

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah di provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 38 kota dan kabupaten yaitu 29 kabupaten dan 9 kota dengan mengambil 25 (Dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara maupun suatu daerah terdiri dari berbagai faktor-faktor yang saling berinteraksi antara lain, sumber daya manusia (SDM), sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kota/kabupaten yang termasuk dalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. B. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), ketimpangan dan memberantas kemiskinan untuk mencapai kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), ketimpangan dan memberantas kemiskinan untuk mencapai kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), pembangunan ekonomi merupakan suatu proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam sebuah penenelitian tentunya terdapat metodologi penelitian yang merupakan sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbankan syariah, dan data dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbankan syariah, dan data dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produk domestik regional bruto (PDRB), data total pembiayaan perbankan syariah, data total aset perbankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di Pulau Jawa Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota di antaranya dari Kab Pacitan, Kab Ponorogo, Kab Trenggalek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya upaya pembangunan Negara Sedang Berkembang (NSB) diidentikkan dengan upaya meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan lokasi penelitian wilayah Provinsi Bali yang merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Luas Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Peneltian dan Definisi Operasional Untuk mempermudah analisis dan memperjelas variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini maka dilakukan variabel operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Provinsi Jawa Timur terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta dalam beberapa tahun terakhir sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta dalam beberapa tahun terakhir sedang melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi DKI Jakarta dalam beberapa tahun terakhir sedang melakukan pembangunan fasilitas publik secara besar-besaran. Hal ini dilihat dari proyekproyek pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara, tetapi pembangunan memiliki perspektif yang luas lebih dari itu. Dimensi

I. PENDAHULUAN. negara, tetapi pembangunan memiliki perspektif yang luas lebih dari itu. Dimensi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan pada dasarnya bukan hanya sekedar fenomena ekonomi. Tidak hanya ditunjukkan oleh prestasi pembangunan yang dicapai oleh suatu negara, tetapi pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan studi yang membahas hubungan fungsional

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan studi yang membahas hubungan fungsional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi merupakan studi yang membahas hubungan fungsional antara variabel-variabel yang dinyatakan dalam persamaan matematik. Didalam analisis regresi

Lebih terperinci

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat 37 Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat M. Iqbal Arsyad Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura iqbalarsyad@yahoo.co.id Abstract Electrical sector plays important

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di Indonesia diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan nilai GDP (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa melihat apakah kenaikan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya kebutuhan listrik bagi rumah

BAB I PENDAHULUAN. melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya kebutuhan listrik bagi rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PLN (Perusahaan Listrik Negara) merupakan salah satu Perusahaan Milik Negara yang memberikan pelayanan kepada calon pelanggan dan masyarakat dalam penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang dilakukan suatu negara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, energi listrik merupakan salah satu komponen terpenting dalam perkembangan suatu daerah. Perkembangan pembangunan secara berkelanjutan serta berkembangnya

Lebih terperinci

ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA. Febriana Nur Rahmawati

ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA. Febriana Nur Rahmawati ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA Febriana Nur Rahmawati 14313072 Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman dan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman dan Kota 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan secara sensus dengan data sekunder berbentuk time series dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015, dan yang berbentuk cross section

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Seiring dengan kemajuan teknologi, permasalahan pada dunia listrik sering terjadi salah satunya pada kebutuhan energi listrik. Kebutuhan energi listrik yang semakin bertambah

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD Cross-section F Pemilihan model estimasi

Lebih terperinci

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008 Zulhajji, Penghematan Energi Listrik Rumah Tangga dengan Metode Demand Side Management PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN METODE DEMAND SIDE MANAGEMENT (DSM) Zulhajji Jurusan Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia tahun 2010-2014. Alat analisis yang digunakan adalah data panel dengan model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Variabel penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Variabel penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Variabel penelitian dan Definisi Operasional Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian, diperlukan beberapa variabel yang perlu diteliti.variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data numerik atau angka-angka. Metode deskriptif yaitu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan

Lebih terperinci

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2-2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan menggunakan data Tingkat Pengangguran Terbuka, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Upah Minimum dan Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Karesidenan adalah sebuah pembagian administratif dalam sebuah provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang BAB III METODOLOGI 3.1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang bersumber dari BPS adalah

Lebih terperinci

Pemodelan Konsumsi Energi Listrik Pada Sektor Industri di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Metode Regresi Data Panel

Pemodelan Konsumsi Energi Listrik Pada Sektor Industri di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Metode Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-169 Pemodelan Konsumsi Energi Listrik Pada Sektor Industri di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Metode Regresi Data Panel 1 Marsha Fitrantie

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume xx, No. x (tahun), hal xx xx. ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian 34 BAB III Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis penelitian ini menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berwujud dalam kumpulan angka-angka. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah Kemiskinan sebagai variabel dependen, sedangkan untuk variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia tahun 005-008, dengan variabel yang mempengaruhinya yaitu pertumbuhan ekonomi, pengeluaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Bengkulu yang terdiri dari 9 Kabupaten dan 1 kota, antara lain Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu Tengah,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang digunakan dalam studi ini, yang terdiri dari spesifikasi model, definisi operasional variabel, data dan sumber data, serta metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di lakukan di Provinsi Jawa Timur yang mempunyai 38 Kabupaten/Kota. Alasan di lakukan penelitian di Provinsi Jawa Timur adalah karena Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan, rasio gini dan upah minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia (IPM) sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kota Malang. Pemilihan obyek penelitian di Kota Malang adalah dengan pertimbangan bahwa Kota Malang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penelitian ada tiga jenis, yaitu data deret waktu (time series), data silang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penelitian ada tiga jenis, yaitu data deret waktu (time series), data silang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam analisis perekonomian, ketersediaan data yang sesuai sangat mempengaruhi hasil analisis yang diperlukan. Data yang biasa digunakan dalam melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional memiliki hakekat mewujudkan masyarakat aman, damai dan sejahtera. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terus berupaya melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki 29 kabupaten dan 6 kota. Dan dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

PEMILIHAN MODEL EFEK TETAP ATAU EFEK RANDOM PADA DATA PANEL PENDAPATAN PT. PLN

PEMILIHAN MODEL EFEK TETAP ATAU EFEK RANDOM PADA DATA PANEL PENDAPATAN PT. PLN PEMILIHAN MODEL EFEK TETAP ATAU EFEK RANDOM PADA DATA PANEL PENDAPATAN PT PLN Faiz Fisher Al Faraby, Yuliana Susanti, Purnami Widyaningsih Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Kualitas Data A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan suatu kegiatan, manusia selalu memanfaatkan energi, baik yang disadari maupun tidak disadari. Namun, setiap kegiatan yang memanfaatkan energi memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya yang meliputi pada aspek sosial, ekonomi maupun politik.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya yang meliputi pada aspek sosial, ekonomi maupun politik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara terus-menerus dalam rangka mencapai kesejahteraan bagi masyarakatnya. Pencapaian kesejahteraan tersebut

Lebih terperinci

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 34); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 34); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan No.40, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Jaringan Tenaga Listrik PT. PLN. Operasi Paralel Pembangkit Tenaga Listrik. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diproxykan dengan NPF. Subjek penelitian ini menggunakan inklusi. ini selama 8 tahun yaitu dari tahun 2009Q3-2016Q4.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diproxykan dengan NPF. Subjek penelitian ini menggunakan inklusi. ini selama 8 tahun yaitu dari tahun 2009Q3-2016Q4. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah stabilitas perbankan syariah yang diproxykan dengan NPF. Subjek penelitian ini menggunakan inklusi keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan Obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu, Satu kota madya kota Yogyakarta,

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( ) SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT (1996-2010) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program Studi S1 Ilmu Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

2014, No dalam huruf a telah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sesuai hasil Rapat Kerja Komisi VII Dewan Perwakil

2014, No dalam huruf a telah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sesuai hasil Rapat Kerja Komisi VII Dewan Perwakil BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1770, 2014 KEMEN ESDM. Listrik. PT PLN. Tarif. Pencabutan PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG TARIF TENAGA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data sekunder

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji. Multikolinearitas dan uji Heteroskedastisitas.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji. Multikolinearitas dan uji Heteroskedastisitas. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen dan Data Uji kualitas data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Variabel penelitian merupakan atribut atau perlengkapan yang digunakan untuk mempermudah suatu penelitian dan sebagai sara untuk pengukuran serta memberikan

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah daerah tempat akan diadakannya penelitian yang mendukung dalam penulisan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini yang akan dijadikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci