MODEL BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA. Hendrik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA. Hendrik"

Transkripsi

1 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 3, Januari 2015 ISSN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA IKIP PGRI Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia Abstrak Kematangan karir merupakan gambaran sikap dan kompetensi yang dimiliki siswa dalam menentukan pilihan karirnya. Siswa yang memiliki kematangan karir yang tinggi akan mampu mengambil keputusan pilihan karirnya. Tujuan penelitian ini menghasilkan model layanan bimbingan kelompok berbasis nilai-nilai entrepreneurship yang efektif meningkatkan kematangan karir siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and Development dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut: (1) Tahap studi pendahuluan; (2) Perencanaan; (3) Tahap pengembangan model hipotetik; (4) penelaahan model hipotetik, (5) uji lapangan, (6) uji akhir produk. Sampel 10 orang siswa dipilih secara purposif sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor rata-rata evaluasi awal 160,2 poin dan skor evaluasi akhir 217,7 poin atau meningkat sebesar 56,6 poin sama dengan 20,21. Hal ini menunjukkan bahwa model bimbingan kelompok berbasis nilai-nilai entrepreneurship yang di kembangkan terbukti efektif meningkatkan kematangan karir siswa Didaktikum Kata Kunci: Kematangan karir; Model bimbingan kelompok; Nilai-nilai entrepreneurship. PENDAHULUAN Kematangan karir merupakan gambaran sikap dan kompetensi yang dimiliki siswa dalam menentukan pilihan karirnya. Siswa yang memiliki kematangan karir yang tinggi akan mampu mengambil keputusan pilihan karirnya. Sedangkan siswa yang tidak mempunyai kematangan karir akan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan karir kedepannya. Dengan kematangan karir siswa mampu merencanakan masa depannya dengan baik serta akan berdampak pada kebahagiaan hidup. Kenyataan di atas tentunya bisa dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan (khususnya sekolah menengah) untuk menjawab tuntutan kebutuhan di lapangan, dengan menyiapkan lulusan yang (1) mandiri, (2) kreatif, (3) berorientasi pada tindakan, (4) kepemimpinan, (5) berani mengambil resiko, dan (6) kerja keras (Wibowo, 2011). Hal ini berarti bahwa lembaga pendidikan perlu mengintegrasikan nilai-nilai entrepreneurship dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar kepada siswanya. Kemendiknas (2010) memperkuat pendapat di atas dengan mengkonsepkan bahwa, kewirausahaan adalah nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku seseorang yang selalu kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Oleh karena itu, pendidikan sudah semestinya menyentuh dunia kehidupan peserta didik secara individual, karena pada hakikatnya individu itu bersifat kompleks. Pendidikan tidak cukup hanya dilakukan oleh guru saja, tetapi juga oleh profesi pendidik lainnya yaitu guru bimbingan dan MODEL BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA 25

2 konseling, melalui strategi layanan bimbingan dan konseling yang mampu mensinergikan nilai-nilai entrepreneurship tersebut ke dalam pengembangan kurikulum di sekolah. Bimbingan dan Konseling yang merupakan bagian integral dari sistem pendidikan juga memiliki peran utama untuk meningkatkan kematangan karir pada diri siswa. Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sukardi (2008) menyatakan bahwa layanan bimbingan kelompok mampu memberikan kesempatan yang luas bagi siswa untuk berpendapat dan membicarakan berbagai hal yang terjadi di sekitarnya, memiliki pemahaman yang objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal yang sedang didiskusikan, menimbulkan sikap yang baik terhadap keadaan diri dan lingkungan, serta melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung dalam rangka membuahkan hasil yang positif. Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan yang dapat digunakan sebagai intervensi tindakan dalam meningkatkan kematangan karir siswa. Penyebab rendahnya kematangan karir siswa yang ditunjukkan dengan (1) rendahnya siswa yang merencanakan karir, (2) rendahnya siswa yang mencari informasi karir, (3) kurangnya pengetahuan tentang membuat keputusan karir, (4) kurangnya pengetahuan tentang dunia kerja, (5) kurangnya pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai, dan (6) rendahnya realisasi keputusan karir siswa. Padahal kematangan karir merupakan kompetensi inti yang harus dimiliki oleh siswa. Richard (2007) menyatakan kematangan karir merupakan refleksi dari proses perkembangan karir individu untuk meningkatkan kapasitas membuat keputusan karir. Melihat fenomena yang terjadi diatas dibutuhkan suatu pengembangan model dalam layanan bimbingan dan konseling, khususnya layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kematangan karir siswa di SMAN 1 Mempawah, dengan basis yang digunakan nilai-nilai entrepreneurship yang terdiri dari nilai mandiri, kreatif, berorientasi pada tindakan, kepemimpinan, berani mengambil resiko dan kerja keras. Pengintegrasian nilai-nilai entrepreneurship melalui pendidikan kewirausahaan dapat diinternalisasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri. Dimana kegiatan ekstrakurikuler menekankan pada berkembangnya potensi bakat, minat, serta tumbuhnya kemandirian sedangkan pengembangan diri menekankan pada pengembangan karir dan kreativitas (Kemendiknas, 2010). Nilai-nilai entrepreneurship jika diintegrasikan ke dalam layanan bimbingan kelompok dimungkinkan mampu mengakomodasi kematangan karir, diharapkan siswa mampu merencanakan pilihan karir, mengetahui tentang kelompok pekerjaan yang disukai dan keterampilan untuk menentukan pilihan karir dan mampu mengeksplorasi karir serta realisasi keputusan karir. Salah satu upaya untuk meningkatkan kematangan karir di atas dapat dilakukan melalui intervensi layanan bimbingan kelompok. Pendapat ini diperkuat oleh Super (dalam Tapip, 2008) yang menyatakan bahwa, kematangan karir merupakan gambaran tingkat kesesuaian individu dengan pilihan karir, sehingga individu mampu mengambil suatu keputusan tentang pilihan karir, dalam artian memilih dari beberapa alternatif yang ada, karena pilihan tersebut membawa konsekuensi pada kebahagian hidup. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaiitu Bagaimana kondisi objektif pelaksanaan bimbingan kelompok di SMAN 1 Mempawah dan bagaimana tingkat kematangan karir siswanya sebelum diberi layanan bimbingan kelompok berbasis nilai-nilai entrepreneurship? Bagaimana model bimbingan kelompok berbasis nilai-nilai entrepreneurship untuk meningkatkan kematangan karir siswa di SMAN 1 Mempawah? Bagaimana proses pelaksanaan (uji coba lapangan) model bimbingan kelompok berbasis nilai-nilai entrepreneurship untuk meningkatkan kematangan karir siswa di SMAN 1 Mempawah? Bagaimana efektivitas model bimbingan kelompok berbasis nilainilai entrepreneurship dalam meningkatkan kematangan karir siswa di SMAN 1 Mempawah? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model bimbingan 26 Dinamika: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 3. (2015)

3 kelompok berbasis nilai-nilai entrepreneurship dalam meningkatkan kematangan karir siswa SMAN 1 Mempawah. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (research and development) yang didasarkan pada prinsip-prinsip dan langkah-langkah Borg dan Gall, dengan penyederhanaan langkah-langkah menjadi enam tahapan (Samsudi, 2009) yaitu: 1) Tahap studi pendahuluan; 2) Perencanaan; 3) Tahap pengembangan model hipotetik; 4) penelaahan model hipotetik, 5) uji lapangan, 6) uji akhir produk. Penelitian pengembangan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2013 bertempat di SMAN 1 Mempawah Kabupaten Pontianak dengan subjek penelitian kelas X yang berjumlah 37 siswa merupakan subjek uji coba pre-test dalam penelitian ini. Selanjutnya untuk pemilihan anggota kelompok ditentukan sebanyak 10 orang siswa sebagai subjek uji coba post test.. Metode pengumpulan datanya menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi, lembar validasi (ahli dan praktisi), dan skala psikologis yang selanjutnya dilakukan triangulasi teknik dimana untuk menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan kuantitatif secara terpadu, maka teknik analisis data yang dilakukan juga secara terpadu. Analisis data dalam penelitian ini diarahkan dalam tiga tahapan, yaitu: Pertama, data kualitatifnya akan dilakukan dengan analisis deskriptif kondisi objektif tentang: (1) kebutuhan akan peningkatan kematangan karir siswa; (2) pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah. Kedua, data pada tahapan ini menggunakan prosedur kualitatif. Bentuk analisisnya adalah menelaah kondisi objektif kebutuhan siswa akan pengembangan kematangan dalam perencanaan karir, dan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok sebagai dasar untuk merumuskan model awal layanan bimbingan kelompok berbasis nilai-nilai entrepreneurship. Ketiga, analisis kualitatif yang dilakukan adalah menelaah proses implementasi model yang akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun model akhir bimbingan kelompok berbasis nilai-nilai entrepreneurship untuk meningkatkan kematangan karir siswa di SMA. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Mempawah pada dasarnya sudah melaksanakan layanan bimbingan kelompok. Namun didalam pelaksanaannya guru bimbingan dan konseling hanya melaksanakan layanan bimbingan kelompok antara 2 sampai 4 kali dengan alokasi waktu yang di sediakan sangat terbatas. Guru bimbingan dan konseling (sebagai pemimpin kelompok) lebih aktif, lebih banyak memberikan intervensi yang bersifat memerintah dari pada pemberian rangsangan untuk menumbuhkan inisiatif pada diri siswa, dan seringkali menjadi penentu dalam memutuskan hasil dari layanan yang diberikan. Hal ini bearti bahwa layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan tidak terfokus pada siswa sebagai anggota kelompok karena peran siswa dalam setiap tahapan cenderung terabaikan. Oleh karena itu bisa dikatakan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di SMA N 1 Mempawah belum mengintegrasikan nilai-nilai entrepreneurship pada siswa sebagai anggota kelompok secara optimal. Sebagai perbandingan model hipotetik awal dengan pengembangan bimbingan kelompok berbasis nilai-nilai entrepreneurship untuk meningkatkan kematangan karir siswa, dapat dilihat seperti tabel 4.3 dibawah ini: MODEL BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA 27

4 Tabel 4.3 Perbandingan Desain Model Layanan Bimbingan Kelompok Berbasis Nilai-Nilai Entrepreneurship dengan Layanan Bimbingan Kelompok di SMA N 1 Mempawah Aspek Layanan Bimbingan Kelompok di Layanan Bimbingan Kelompok SMA N 1 Mempawah Berbasis Kematangan Karir Siswa Rasional Layanan bimbingan kelompok Layanan bimbingan kelompok yang adalah layanan bimbingan yangdiberikan kepada siswa dalam suasana diberikan kepada siswa dalam kelompok yang mengintegrasikan nilainilai entrepreneurship (nilai kemandirian, suasana kelompok, guru bimbingan dan konseling atau konselor disebut kreativitas, berani mengambil resiko, sebagai pemimpin kelompok, berorientasi pada tindakan, adapun layanan yang diberikan kepemimpinan dan kerja keras). kebiasaannya masih bersifat Sehingga nantinya siswa memiliki insidental. kematangan karir dalam menghadapi kehidupan masa depan yang lebih baik. Tujuan Masalah yang ditangani terkait Membantu siswa memiliki pemahaman dengan pelanggaran tata tertib tentang kematangan karir (perencanaan sekolah, (mencontek, membolos, karir, eksplorasi karir, pengetahuan tentang perkelahian, tidak membayar uang membuat keputusan karir, pengetahuan sekolah dan tidak rapi dalam tentang dunia kerja, pengetahuan tentang berpakaian dsb. kelompok pekerjaan yang lebih disukai, realisasi keputusan karir) melalui proses layanan bimbingan kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Konselor Kualifikasi Pendidikan Guru bimbingan dan konseling yang Guru bimbingan dan konseling berlatar tidak semuanya berlatar belakang belakang pendidikan S1 BK pendidikan S1 BK Peran Sebagai pemberi nasihat dan Sebagai perencana, model motivator, evaluator fasilitator, dan evaluator. Anggota Kelompok Sifat kelompok Jumlah Bersifat homogen, didominasi oleh Bersifat heterogen sesuai dengan tingkat siswa yang melanggar tata tertib kematangan karirnya, berlaku untuk sekolah, masalah yang terjadisemua siswa yang bermasalah. bersifat insidental. Peran Jumlah anggota kelompok tidak Jumlah anggota kelompok dibatasi terlalu diperhatikan dan sering sekali hanya 10 siswa dengan rincian: 2 siswa lebih dari 10 siswa. dengan kematangan karir tinggi, 2 siswa dengan kematangan karir sedang, 3 siswa dengan kematangan karir kurang dan 3 siswa dengan kematangan karir rendah. Menjadi pendengar yang baik, tetapi Menjadi pendengar yang aktif dan aktif pasif dalam menyampaikan juga dalam menyampaikan pendapat. pendapat. 28 Dinamika: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 3. (2015)

5 Materi, perlakuan Materi bahasan merupakan topik Materi yang dibahas disusun secara dan teknik tugas dengan membahas sistematis, merupakan topik tugas yaitu permasalahan aktual yang dialami topik kematangan karir (perencanaan anggota kelompok, tidak karir, eksplorasi karir, pengetahuan tentang mempunyai metode khusus untuk membuat keputusan karir, pengetahuan menumbuhkan anggota kelompok, tentang dunia kerja, pengetahuan tentang serta teknik yang digunakan hanya kelompok pekerjaan yang lebih disukai, satu arah. realisme keputusan karir). Perlakuan disesuaikan dengan materi bahasan (permainan, simulasi/praktik). Teknik yang digunakan multi arah, dorongan minimal dan diskusi analisis. Tahapan pelaksanaan Evaluasi Melalui 4 tahapan, yakni Melalui 4 tahapan, yakni pembentukan, pembentukan, peralihan, kegiatan peralihan, kegiatan dan pengakhiran. dan pengakhiran. Dengan masing-masing-masinmasing tahapan tahapan tidak semuanya mengintegrasikan nilai-nilai dilaksanakan. entrepreneurship. Evaluasi yang dilaksanakan lebih Evaluasi yang dilaksanakan terfokus cenderung hanya terfokus pada pada evaluasi hasil dan proses dan evaluasi hasil dan proses namun dilakukan secara menyeluruh. Evaluasi belum dilakukan secara menyeluruh. hasil dilaksanakan melalui layanan segera, jangka pendek, dan jangka panjang. Sedangkan evaluasi prosesnya untuk melihat keefektifan layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan hasil analisis data kuantitatif peningkatan kematangan karir siswa bisa dilihat dari perbandingan nilai evaluasi awal dan evaluasi akhir yang diperoleh masing-masing anggota kelompok. Berikut rincian perolehan skor evaluasi awal dan evaluasi akhir anggota kelompok pada semua indikator: Tabel Perolehan Skor Total Evaluasi Awal dan Evaluasi Akhir Tingkat Kematangan Karir Siswa No Anggota Kelompok Frekuensi Eval. Awal Kategori Eval. Akhir Kategori Peningkatan 1 SN F T ,07 T AN F T ,28 T AWI F S ,71 T SMR F 5 ESH F S ,28 K ,21 T 46 16,42 S 79 28,21 MODEL BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA 29

6 6 MSB F K ,28 S 61 21,78 7 KP F K ,42 S 44 15,71 8 MSI F R ,92 S IA F R ,71 S 82 29,28 10 NAP F R ,57 S 86 30,71 Rata-rata 160,2 S 217,7 S 56,6 Sajian tabel diatas dapat dilihat pada gambar gafik dibawah ini: SN AN AWI SMR ESH MSB KP MSI Post-test IA NAP Pre-test Gambar 4.1. Grafik Perolehan Skor Total Evaluasi Awal dan Evaluasi Akhir Tingkat Kematangan Karir Siswa SIMPULAN Model bimbingan kelompok berbasis nilai-nilai entrepreneurship yang di kembangkan terbukti efektif meningkatkan kematangan karir siswa di SMAN 1 Mempawah.Hal ini dapat dilihat dari gambaran awal kematangan karir siswa di SMAN 1 Mempawah berdasarkan hasil penyebaran skala kematangan karir siswa diperoleh data 5 siswa (14.41) tinggi, 23 siswa (62.16) sedang, 6 siswa (15.31) kurang, dan 3 siswa (8.10) dengan rendah. Dengan perbandingan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor rata-rata evaluasi awal 160,2 poin dan skor evaluasi akhir 217,7 poin atau meningkat sebesar 56,6 poin sama dengan 20,21. Model bimbingan kelompok berbasis nilai-nilai entrepreneurship dapat digunakan sebagai solusi memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kematangan karir siswa. DAFTAR PUSTAKA Kemendiknas Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta: Puskur Balitbang. Richard, Goerge, et.al Career Maturity of Students in Accelerated Versus Tradisional Programs. The Career Development Quarterly Vol.56 Iss. 2 December p (diunduh September, 2013) Sukardi, D.K Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Samsudi Desain Penelitian Pendidikan. Semarang: UNNES Press Tapip Program Bimbingan dan Konseling Kecakapan Hidup untuk Mengembangkan Kematangan Karir Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Tesis. Bandung. Program Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana UPI. Wibowo, A Pendidikan Kewirausahaan: Konsep dan Strategi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 30 Dinamika: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 3. (2015)

Jurnal Bimbingan Konseling

Jurnal Bimbingan Konseling Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014) Jurnal Bimbingan Konseling http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk MODEL BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN

Lebih terperinci

MODEL BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS PENDEKATAN HUMANISTIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

MODEL BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS PENDEKATAN HUMANISTIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 MODEL BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS PENDEKATAN HUMANISTIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR Aliwanto Program Studi Bimbingan dan Konseling IKIP-PGRI

Lebih terperinci

Jurnal Bimbingan Konseling

Jurnal Bimbingan Konseling Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014) Jurnal Bimbingan Konseling http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS PENDEKATAN HUMANISTIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Lebih terperinci

MODEL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SIMULASI BERTINGKAT UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN INTERPERSONAL SISWA SMK

MODEL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SIMULASI BERTINGKAT UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN INTERPERSONAL SISWA SMK MODEL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SIMULASI BERTINGKAT UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN INTERPERSONAL SISWA SMK (Studi Pengembangan di SMK PGRI Batang) Ulul Azam BK FKIP UNISRI ABSTRAK Tujuan yang ingin

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 2, Mei 2016 ISSN 2442-9775 PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Novi Wahyu Hidayati dan Hassana Nofari

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Novi Wahyu Hidayati dan Hassana Nofari Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 3, September 2015 ISSN 2442-9775 MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK Novi Wahyu Hidayati

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 1 UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Rifai Fahrudin ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Rantiyan SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Rantiyan SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 14 ISSN 87-3557 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK SMP 1 Wonokerto Kabupaten

Lebih terperinci

PEMBERIAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN UNTUK MENINGKATKAN KESIAPAN KARIER MAHASISWA IKIP PGRI PONTIANAK

PEMBERIAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN UNTUK MENINGKATKAN KESIAPAN KARIER MAHASISWA IKIP PGRI PONTIANAK ISSN 2407-5299 PEMBERIAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN UNTUK MENINGKATKAN KESIAPAN KARIER MAHASISWA IKIP PGRI PONTIANAK Riki Maulana 1, Novi Wahyu Hidayati 2, Martin 3 1,2,3 Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT Endang Wahyuni

Lebih terperinci

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Sri Mulwati

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Sri Mulwati Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI LAYANAN SMP Negeri 9 Tegal Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan rasa

Lebih terperinci

Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal.

Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal. PENGEMBANGAN MDEL LAYANAN BIMBINGAN KELMPK TEKNIK BUZZ GRUP UNTUK MENINGKATKAN KMUNIKASI INTERPERSNAL SISWA SMA leh: Tita Maela Margawati Abstrak Komunikasi interpersonal memiliki arti yang penting untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X SMAN 7 KOTA TANGERANG SELATAN (Penelitian Tindakan Kelas di SMAN 7 Kota Tangerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang memasuki masa remaja madya yang berusia 15-18 tahun. Masa remaja merupakan suatu periode

Lebih terperinci

CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL EVALUASI LAYANAN INFORMASI

CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL EVALUASI LAYANAN INFORMASI Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 342-347 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL

Lebih terperinci

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR (CAREER CHOICE) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Oleh : Ahmad Roni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Kustanti Prasetyaningtyas SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Kustanti Prasetyaningtyas SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur Dinamika Vol. 5, No. 3, Januari 215 ISSN 854-2172 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah pengembangan model bimbingan kelompok berbasis islami yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah pengembangan model bimbingan kelompok berbasis islami yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini adalah pengembangan model bimbingan kelompok berbasis islami yang dilaksanakan di SMA 2 Bae Kudus. 3.2 Subjek Penelitian Subjek dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri, dewasa, dan juga berprestasi maka setiap siswa diharapkan untuk mempersiapkan diri agar dapat menjalankan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK Rustam Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

1. Ringkasan Hasil Penelitian, Tahun Dosen FPMIPA IKIP PGRI Semarang

1. Ringkasan Hasil Penelitian, Tahun Dosen FPMIPA IKIP PGRI Semarang PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI KEWIRAUSAHAAN UNTUK PENINGKATAN BERPIKIR KREATIF, MINAT BERWIRAUSAHA DAN HASIL BELAJAR SISWA 1 Oleh: Endah Rita Sultiya Dewi 2, Prasetiyo 2, Filia Prima

Lebih terperinci

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269 Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU YANG TELAH DISERTIFIKASI DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN PADA SEKOLAH BINAAN DI SAMBAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam rentang kehidupan manusia, terdapat tahap-tahap perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal. Masa remaja merupakan salah

Lebih terperinci

Jurnal Bimbingan Konseling

Jurnal Bimbingan Konseling Jurnal Bimbingan Konseling 1 (2) (2012) Jurnal Bimbingan Konseling http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS AJARAN ISLAM UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. Layanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian yang terintegral dari program pendidikan di sekolah. Bukti pengakuan tersebut dengan dicantumkannya layanan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LATIHAN BERTANGGUNGJAWAB

MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LATIHAN BERTANGGUNGJAWAB Dinamika Vol. 5, No. 3, Januari 2015 ISSN 0854-2172 MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LATIHAN BERTANGGUNGJAWAB Turiyah SMP 3 Kesesi Kabupaten Pekalongan Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGNMENT. Budi Sutrisno dan Heri Saptadi Ismanto

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGNMENT. Budi Sutrisno dan Heri Saptadi Ismanto Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 3, September 2015 ISSN 2442-9775 MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGNMENT Budi Sutrisno

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA Tingkat Kean Layanan...(Triska Rahayu) 293 TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA SATISFACTION LEVEL OF A CLASSICAL GUIDANCE AND INDIVIDUAL

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M.

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA Oleh : Taufik Yusuf * dan M. Fatchurahman ** Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN ORIENTASI KARIER MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UPAYA MENINGKATKAN ORIENTASI KARIER MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 UPAYA MENINGKATKAN ORIENTASI KARIER MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING Kamaruzzaman 1, Aliwanto 2, Ema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta terbukanya pasar global akan menstimulus kita untuk selalu meningkatkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN Oleh : SYUKRI MARZUKI NPM: 11060269 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Dimana biasanya anak mulai memasuki dunia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan kepada pemaparan hasil penelitian yang sudah disajikan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: Pertama, penerapan metode diskusi kelompok

Lebih terperinci

STRATEGI BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PEMBIMBING

STRATEGI BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PEMBIMBING Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 1, Januari 2016 ISSN 2442-9775 STRATEGI BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PEMBIMBING Tuti Retnowati Pengawas Pendidikan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan perubahan yang terjadi kian cepat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum pendidikan harus disusun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah menengah atas cenderung bersifat monoton dan tidak menghasilkan banyak kemajuan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

NASKAH PUBLIKASI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBASIS MEDIA VISUAL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (PTK Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banyudono Tahun Ajaran 2012/2013)

Lebih terperinci

Jurnal Bimbingan Konseling

Jurnal Bimbingan Konseling Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014) Jurnal Bimbingan Konseling http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk CAREER INFORMATION SERVICE MODEL MULTIMEDIA-ASSISTED FOR INCREASING STUDENTS CAREER MATURITY

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Alasan pemilihan lokasi penelitian yakni belum tersedianya suatu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal berikut. 1. Rumusan kesadaran karir anak sekolah dasar diturunkan dari enam aspek kesadaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah, meskipun pada dasarnya proses pendidikan dapat dilaksanakan di

Lebih terperinci

PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP

PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP 305 PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP Sri Susilogati Sumarti Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW inamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR ERITA PENEK MELALUI METOE JIGSAW S Negeri Kasimpar Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Berliana Fenny Gultom Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

Lebih terperinci

Jurnal Bimbingan Konseling

Jurnal Bimbingan Konseling Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013) Jurnal Bimbingan Konseling http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk MODEL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS KECAKAPAN HIDUP UNTUK MENINGKATKAN ENTREPRENEURSHIP

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri untuk mengembangkan kecakapan pribadi mahasiswa dipaparkan sebagai berikut. 1. Model

Lebih terperinci

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI AJAR POWER POINT (PPt) SMP Teuku Umar Semarang Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari seperempat angkatan muda Indonesia kini menganggur dan masih banyak lagi yang mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketrampilannya (underemployed)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya mampu menciptakan individu yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya mampu menciptakan individu yang berkualitas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya mampu menciptakan individu yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita-cita yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika

Lebih terperinci

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Volume 3 Number 2 December 2017. Page 8-14 p-issn: 2443-2202 e-issn: 2477-2518 Homepage: http://ojs.unm.ac.id/index.php/jppk Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Pemahaman Kepribadian Siswa Kelas X... 25 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA SMA Negeri 1 Ulujami

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba model, dan uji validasi model, serta pembahasan penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan senantiasa mengalami perubahan yang bertujuan untuk mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai pengembangan kebijakan tentang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Tingkat II Tahun

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN METODE SIMULASI. Wirahanteng SMP 2 Kajen Kabupaten Pekalongan

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN METODE SIMULASI. Wirahanteng SMP 2 Kajen Kabupaten Pekalongan Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN METODE SIMULASI SMP 2 Kajen Kabupaten Pekalongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih kepekaan dan keterampilan melalui media suara. Unsur-unsur musik menurut Jamalus (1998 :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran guru sangat strategis pada kegiatan pendidikan formal, non formal maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara pendidik dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dan metode dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dan metode dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan 99 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan dan metode dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan dan metode berikut: 1. Pendekatan Kualitatif Dalam praktek, penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari Guidance dan Counseling dalam bahasa Inggris. Istilah ini mengandung arti : (1) mengarahkan (to direct),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk lembaga pendidikan adalah sekolah. Sekolah sebagai suatu lembaga formal yang berperan dalam membantu siswa untuk mencapai tugas-tugas perkembangan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS BERBASIS PROYEK TERHADAP PENGEMBANGAN LIFE SKILL MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS BERBASIS PROYEK TERHADAP PENGEMBANGAN LIFE SKILL MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENGARUH PEMBERIAN TUGAS BERBASIS PROYEK TERHADAP PENGEMBANGAN LIFE SKILL MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO Mutmainna Ekawati 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia dihadapkan pada tantangan era globalisasi yang semakin berat, yaitu diharapkan mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Lebih terperinci

Rustam. Program Studi Bimbingan dan Konseling IKIP-PGRI Pontianak Jalan Ampera No. 88 Pontianak

Rustam. Program Studi Bimbingan dan Konseling IKIP-PGRI Pontianak Jalan Ampera No. 88 Pontianak PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIER MENGGUNAKAN MEDIA WEBQUEST TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERENCANAAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK KELAS XII SMA NEGERI 10 PONTIANAK Rustam Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL. Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL. Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah Dinamika Vol. 5, No. 3, Januari 2015 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah Abstrak

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN 79 EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN Oleh: Ivani Mirasari 1 Dra. Gantina Komalasari, M.Psi. 2 Dra. Retty Filiani 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan menilai keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses jangka pendek dan jangka panjang. Pencapaian tujuan pendidikan nasional memerlukan pertahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memungkinkannya pencatatan dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas secara kolaboratif antara guru kelas 6 dan peneliti. Peran guru kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, oleh siswa dimulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pada jenjang

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM: LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMINIMALISIR PESERTA DIDIK YANG KURANG BERMINAT DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 2 BAYANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL PENELITIAN Oleh : SOTRIADI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian,

Lebih terperinci

Jurnal Bimbingan Konseling. Model Konseling Kelompok Teknik Self Instruction untuk Meningkatkan Self Confidence Siswa SMP

Jurnal Bimbingan Konseling. Model Konseling Kelompok Teknik Self Instruction untuk Meningkatkan Self Confidence Siswa SMP JUBK 6 (1) (2017) Jurnal Bimbingan Konseling http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk Model Konseling Kelompok Teknik Self Instruction untuk Meningkatkan Self Confidence Siswa SMP Ardhaneswari Habiba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pendidikan adalah suatu usaha untuk mencerdaskan dan membudayakan manusia serta mengembangkannya menjadi sumber daya yang berkualitas. Berdasarkan UU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Jaka Nugraha & Choirul Nikmah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya jaka.unesa@gmail.com

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perkembangan yang dialami oleh seseorang agar dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan

Lebih terperinci

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar Efektifitas Penggunaan Penugasan Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil Dan Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VII SMPN 7 Kota Bima Olahairullah Abstrak:Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita individu. Pendidikan secara filosofis merupakan proses yang melibatkan berbagai

Lebih terperinci

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

PENDEKATAN PERKEMBANGAN DALAM BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK

PENDEKATAN PERKEMBANGAN DALAM BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK Pendekatan Perkembangan dalam Bimbingan di Taman Kanak-kanak 47 PENDEKATAN PERKEMBANGAN DALAM BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK Penata Awal Bimbingan perkembangan merupakan suatu bentuk layanan bantuan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU Aisan Saniapon 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kedisiplinan anak dapat ditingkatkan melalui

Lebih terperinci

SIMPOSIUM GURU. Oleh ASEP INDRAYANA, S.Pd., M.Pd.,M.Pd.,Kons NIP Guru Bimbingan Konseling SMK Negeri 5 Surakarta

SIMPOSIUM GURU. Oleh ASEP INDRAYANA, S.Pd., M.Pd.,M.Pd.,Kons NIP Guru Bimbingan Konseling SMK Negeri 5 Surakarta SIMPOSIUM GURU JUDUL : Upaya Meningkatkan Kesehatan Mental Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Siswa Kelas X TS A SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh ASEP INDRAYANA, S.Pd., M.Pd.,M.Pd.,Kons

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1 B.

Lebih terperinci

TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU OFF- TASK DALAM LAYANAN INFORMASI. Slamet Riyadi SMA Negeri 1 Subah Batang, Jawa Tengah

TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU OFF- TASK DALAM LAYANAN INFORMASI. Slamet Riyadi SMA Negeri 1 Subah Batang, Jawa Tengah Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU OFF- TASK DALAM LAYANAN INFORMASI Slamet Riyadi SMA Negeri 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. mengembangkan kematangan karir siswa SMA disajikan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. mengembangkan kematangan karir siswa SMA disajikan sebagai berikut. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan tentang program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kematangan karir siswa SMA disajikan sebagai berikut. 1. Kematangan karir siswa kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk mengerjakan sesuatu sendiri, melainkan orang tua harus menemani dan memberi bimbingan sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bimbingan Kelompok dengan Teknik Symbolic Modeling a. Bimbingan Kelompok 1) Pengertian Bimbingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bimbingan Kelompok dengan Teknik Symbolic Modeling a. Bimbingan Kelompok 1) Pengertian Bimbingan 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bimbingan Kelompok dengan Teknik Symbolic Modeling a. Bimbingan Kelompok 1) Pengertian Bimbingan Kelompok Bimbingan dan Konseling memiliki layanan untuk

Lebih terperinci