MUKOLITIK INFUSA DAUN SENGGUGU (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb) SECARA IN VITRO. Karya Tulis Ilmiah

Transkripsi

1 UJI AKTIVITAS MUKOLITIK INFUSA DAUN SENGGUGU (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb) SECARA IN VITRO Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapat Gelar Ahli Madya Pada Program Studi D III Farmasi Oleh : RIYANTI KHASANAH NIM. 13DF PROGRAM STUDI D III FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS 2016 i

2 PERSETUJUAN JUDUL : UJI AKTIVITAS MUKOLITIK DAUN SENGGUGU (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb) SECARA IN VITRO NAMA NIM : RIYANTI KHASANAH : 13DF Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing Program Studi D III Farmasi Untuk diujiankan Mengetahui, Pembimbing I Via Fitria, M.Si Ciamis, Mei 2016 NIK Pembimbing II Siti Rahmah KR, S.Farm., Apt Ciamis, Mei 2016 NIK Mengetahui, Ketua Program Studi D III Farmasi Panji Wahlanto, S.Farm., Apt NIK ii

3 PENGESAHAN JUDUL : UJI AKTIVITAS MUKOLITIK DAUN SENGGUGU (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb) SECARA IN VITRO NAMA NIM : RIYANTI KHASANAH : 13DF KTI ini telah dipertahankan dan diperbaiki sesuai dengan masukan Dewan Penguji Program Sudi D III Farmasi Pada tanggal, Juli 2016 Mengesahkan, Penguji I Penguji II Penguji III Dra. Hj. Latifah., Apt NIP Panji Wahlanto, S.Farm., Apt NIK Via Fitria, M.Si NIK Mengetahui, Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis Ketua Program Studi D III Farmasi H. Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep.Ners, M.M.Kes NIK Panji Wahlanto, S.Farm., Apt NIK iii

4 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa KTI yang berjudul Uji Aktivitas Mukolitik Daun Senggugu (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb) Secara In Vitro ini, sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang telah ditentukan institusi STIKes Muhammadiyah Ciamis apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini. Ciamis, Mei 2016 Yang membuat pernyataan Riyanti Khasanah NIM : 13DF iv

5 INTISARI UJI AKTIVITAS MUKOLITIK INFUSA DAUN SENGGUGU (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb) SECARA IN VITRO 1 Riyanti Khasanah 2, Via Fitria., M.Si 3, Siti Rahmah KR., S.Farm., Apt 4 Daun senggugu (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb) memiliki kandungan kimia polifenolat, flavonoid, alkaloid dan tanin. Dimana tanin merupakan metabolit sekunder yang memiliki khasiat sebagai mukolitik. Uji aktivitas mukolitik infusa senggugu Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb) secara in vitro dilakukan dengan membandingkan aktivitas dari baku pembanding asetilsistein terhadap sampel uji infusa daun senggugu konsentrasi 1%, 0,5% dan 0,1% dengan tujuan untuk melihat sampel uji konsentrasi berapa yang aktivitas mukolitiknya mendekati baku pembanding asetilsistein. Data hasil penelitian diuji menggunakan statistik meliputi pengujian normalitas dan dilanjutkan dengan Uji T dengan taraf kepercayaan 95% (P<0,05). Dengan hasil uji menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara sampel uji dengan asetilsistein, dan pada sampel uji konsentrasi 0,1% memiliki aktivitas mukolitik yang mendekati asetilsistein. Kata Kunci : Daun Senggugu, Infusa, Mukolitik Keterangan : 1 judul, 2 nama mahasiswa, 3 nama pembimbing I, 4 nama pembimbing II. v

6 HALAMAN PERSEMBAHAN Perjuangan merupakan pengalaman berharga yang dapat menjadikan kita manusia yang berkualitas. Syukur alhamdulillah berkat rahmat dan karuniamu ya alloh, dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. KTI ini kupersembahkan untuk : kedua orang tuaku tercinta, terima kasih atas dukungan moril maupun materil untukku selama ini. Dosen-dosen yang telah menjadi orang tua keduaku, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih sudah membimbing selama masa kuliah hingga bisa seperti ini Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan KTI ini Sahabat sahabat ku yang telah setia menemani dari awal masuk kuliah sampai sekarang Teman teman almamaterku mari kita lanjutkan perjuangan kita di dunia kerja jaga nama baik almamater dan buat harum nama kampus kita. vi

7 MOTTO Keberhasilan tidak datang secara tiba tiba tapi karena usaha dan kerja keras. MAN JADDA WA JADDA Siapa yang bersungguh sungguh pasti akan berhasil vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ilahirabbi atas Taufik, Rahmat dan Hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul UJI AKTIVITAS MUKOLITIK INFUSA DAUN SENGGUGU (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb) SECARA IN VITRO. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan D3 Farmasi dan memenuhi gelar Ahli Madya Farmasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis. Pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu kepada yang terhormat : 1. H. Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep., Ners., M.M.Kes, selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis. 2. Panji Wahlanto, S.Farm., Apt selaku penguji 2 dan Ketua Program Studi D III Farmasi STIKes Muhammadiyah Ciamis. 3. Dra. Hj. Latifah., Apt selaku penguji 1 yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Via Fitria, M.Si selaku pembimbing I dan penguji 3 yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Siti Rahmah KR, S.Farm., Apt selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Drs Sanusi Za selaku pembimbing al islam yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Seluruh staf dosen dan karyawan STIKes Muhammadiyah Ciamis yang telah memberikan bimbingan dan masukan sejak penulis mengikuti viii

9 perkuliahan di Program Studi D III Farmasi STIKes Muhammadiyah Ciamis demi tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan serta dorongan baik moril maupun materil serta yang senantiasa mencurahkan do a setiap siang dan malam, setiap kesempatan secara tulus dan ikhlas. 9. Kakak, adik dan seluruh keluargaku tercinta yang selalu memberikan dorongan serta motivasi dan selalu menjadi bagian dari hidupku. 10. Rekan-rekan kosan yang senantiasa memberikan dorongan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 11. Angkatan 5 (Farmasi 13) yang selama ini menjadi teman seperjuangan dalam perkuliahan dan sampai di akhir penyusunan karya tulis ilmiah ini. Teriring do a tulus, semoga segala bantuan dan amal baik yang telah diberikan mendapat ridho dan imbalan yang berlimpah dari Alloh SWT. Amin. Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi perkembangan Ilmu Kefarmasian dan umumnya bagi pembaca. Ciamis, Mei 2016 Penulis ix

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv INTISARI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii DARTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Batasan Masalah... 3 C. Rumusan Masalah... 3 D. Tujuan Penelitian... 3 E. Manfaat Penelitian... 3 F. Keaslian Penelitian... 4 BAB II TINJUAN PUSTAKA... 5 A. Tinjauan botani Tanaman Senggugu... 5 B. Metode Ekstraksi... 6 C. Batuk... 7 D. Mukolitik... 8 E. Mukus Manusia... 9 F. Putih Telur... 9 G. Viskositas... 9 H. Model Eksperimental Farmakologi I. Hasil Penelitian Yang Relevan x

11 J. Rancangan Penelitian K. Hipotesis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Variabel dan Definisi Operasional C. Alat dan Bahan D. Pengumpulan Data E. Prosedur Penelitian F. Data Hasil Penelitian G. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi B. Proses pengambilan sampel dan pembuatan infusa C. Pengambilan analog mukus buatan D. Pengujian aktivitas mukolitik E. Analisis data BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Keaslian Penelitian... 4 Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Tabel 3.2 Alat Yang Digunakan Tabel 3.3 Bahan Yang Digunakan Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Tabel 4.2 Grafik Penurunan Viskositas xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Tanaman Senggugu... 5 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berfikir xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Determinasi Tanaman Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 3 Data hasil Penelitian Lampiran 4 Hasil Uji T Lampiran 5 Tanaman Senggugu Lampiran 6 Pembuatan Infusa Lampiran 7 Pembuatan Analog Mukus Buatan Lampiran 8 Penyiapan Analog Mukus Buatan dan Sampel Uji Lampiran 9 Proses Inkubasi Lampiran 10 Pengujian Viskositas xiv

15 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini minat masyarakat untuk menggunakan bahan-bahan alam bagi kesehatan kembali meningkat terutama pengobatan dengan menggunakan tumbuhan, pengobatan menggunakan tumbuhan banyak digunakan untuk mengobati berbagai gejala penyakit baik yang bersifat ringan maupun gejala penyakit yang bersifat berat. Seperti yang terkandung dalam ayat al-qur an surat thaha ayat 53 yang berbunyi : Artinya : (Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan menjadikan jalan-jalan diatasnya bagimu, dan yang menurunkan air (hujan) dari langit. kemudian kami tumbuhkan dengannya (air hujan itu) berjenis-jenis aneka macam tumbuhtumbuhan. (QS. thaha 53). Diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam shahihnya, dari sahabat Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda, Tidaklah Allah turunkan penyakit kecuali Allah turunkan pula obatnya (HR. Bukhari) Berdasarkan ayat dan hadist diatas telah dijelaskan bahwa Allah swt telah menurunkan air hujan untuk menumbuhkan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan dan bahwasanya Allah swt menurunkan suatu 1

16 2 penyakit pasti Allah swt menurunkan pula obatnya. Salah satu obatnya yaitu dengan tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat. Indonesia merupakan negara dengan sejuta kekayaan hayati yang pemanfaatannya masih bersifat secara empiris. Salah satu tanaman obat yang dipercaya memiliki khasiat sebagai obat batuk yaitu tanaman senggugu (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb.). Batuk merupakan gejala penyakit yang bisa menyerang semua lapisan masyarakat. Baik anak-anak, dewasa maupun orang tua pernah merasakan batuk. Tanaman senggugu (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb.) merupakan bahan utama dalam terapi gurah dan secara empiris berkhasiat untuk obat batuk, menjernihkan suara, sesak nafas, radang saluran nafas, cacingan dan memulihkan tenaga sehabis melahirkan. Senggugu (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb.) memiliki kandungan kimia flavonoid, tanin, asam alonalat, glikosida fenol, dan manitol ( Hidayat, 2015). Biasanya masyarakat dalam mengolah atau meramu tumbuhan berkhasiat obat yaitu dengan cara merebus atau menggodog karena dinilai lebih praktis, mudah, murah, efektif untuk menghangatkan tenggorokan. Serta memiliki efek samping yang dipercaya oleh masyarakat lebih sedikit dibandingkan mengkonsumsi obat sintesis, dan kepercayaan ini telah berlaku secara empiris dari generasi ke generasi. Pemanfaatan infusa daun senggugu (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb.) sebagai obat batuk masih secara empiris, sehingga perlu dilakukan penelitian yang bersifat ilmiah dalam hal aktifitas mukolitiknya. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti uji aktifitas mukolitik daun senggugu (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb.) secara in vitro.

17 3 B. Batasan Masalah 1. Sampel yang digunakan yaitu daun senggugu (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb.). 2. Metode ekstraksi yang digunakan adalah infusa. 3. Analog mukus buatan dengan menggunakan putih telur bebek. C. Rumusan Masalah 1. Apakah infusa daun senggugu (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb.) mempunyai efek mukolitik dengan cara menurunkan viskositas analog mukus buatan? 2. Berapakah konsentrasi infusa daun senggugu yang berkhasiat mukolitik? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui adanya aktivitas mukolitik infusa daun senggugu (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb.) terhadap viskositas analog mukus buatan secara in vitro. 2. Untuk mengetahui konsentrasi infusa daun senggugu (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb.) yang berkhasiat mukolitik. E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat memberikan informasi. Khususnya untuk penulis, umumnya untuk lingkungan kampus dan masyarakat tentang khasiat daun sunggugu (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb.) sebagai mukolitik.

18 4 F. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Tabel Keaslian Penelitian Nama Judul Penelitian Tahun Kesamaan Perbedaan Peneliti Penelitian Alfiyah Uji aktivitas mukolitik 2008 Sama-sama uji Perbedaannya wahyu infusa daun pare aktifitas adalah pada wijayanti (Momordica Charantia) mukolitik secara sampel dan pada mukus usus sapi in vitro. media yang secara in vitro. digunakan. Adhi azhari Uji aktifitas mukolitik 2015 Sama-sama uji Perbedaanya N, sri peni ekstrak etanol daun aktifitas secara metode fitrianingsih pare (momordica in vitro. ekstraksi dan dan ratu Charantia L ) secara in sampel yang choesrina vitro digunakan Ririn Lispita Aktivitas mukolitik fraksi 2014 Sama-sama uji Perbedaanya Wulandari, metanol dari ekstrak aktifitas metode Yulias Ninik etanol daun sirih merah mukolitik secara ekstraksi dan Windriyati (piper crocotum ruiz in vitro. sampel yang dan Aqnes and pav.) pada mukosa digunakan Budiarti usus sapi dan kandungan kimianya Juliana Uji Efek Diuretik Infusa 2015 Sama-sama Perbedaannya Maulina, Fitri Kulit Senggugu sampel yang penelitian yang Lestari dan (Rotheca Serrata (L) digunakan dilakukan Siti Hazar Steane & Mabb) Serta Kombinasi Keduanya Terhadap Tikus Wester Jantan.

19 55 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Botani Tanaman Senggugu Gambar 2.1 Tanaman Senggugu Tinjauan botani dari tanaman senggugu (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb.) meliputi klasifikasi, nama daerah, morfologi tumbuhan, ekologi, khasiat dan kandungan kimia. 1. Klasifikasi Tanaman Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Classis : Dicotyledoneae Familia : Verbenaceae Genus : Rotheca Species : Rotheca serrata Nama biologi : Rotheca serrata (L) steane & mabb (Tjitrosoepomo, 2005). 2. Nama Daerah Tanaman senggugu memiliki nama yang berlainan di setiap daerah di Indonesia seperti : Simar baungkudu (Batak); Singgugu 5

20 6 (Sunda); sagunggu, Sringunggu (Jawa); Kutase, Pinggir tosek (Madura) (Hidayat, 2015). 3. Morfologi Tanaman Perdu tegak, tinggi 1-3 m, batangnya berongga, berbongkol besar, serta warna akarnya abu kehitaman. Daun tunggal, tebal dan kaku, bertangkai pendek, letak berhadapan, bentuk bundar telur sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi bergigi tajam, pertulangan menyirip, kedua permukaan berambut halus, panjang 8-30 cm, lebar cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk malai, berwarna putih keunguan, keluar dari ujung-ujung tangkai. Buah buni, bulat telur, masih muda hijau, setelah tua hitam (Tjitrosoepomo, 2005). 4. Ekologi dan Penyebaran Tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka atau agak terlindung, bisa ditemukan di hutan sekunder, padang alang-alang, pinggir kampung, tepi jalan atau dekat air yang tanahnya agak lembab dari dataran rendah sampai m dpl. Senggugu diduga tumbuhan asli Asia tropik (Hidayat, 2015). 5. Khasiat dan Kegunaan Tumbuhan ini berkhasiat untuk : Menjernihkan suara, Batuk, sesak napas (asma), radang saluran napas (bronchitis), Tulang patah (fraktur), memar, rematik, Perut busung, cacingan, Malaria, Memulihkan tenaga sehabis melahirkan, digigit ular dan bisul (Hidayat, 2015). 6. Kandungan Kimia Daun banyak mengandung kalium, sedikit natrium, tanin, alkaloid, dan flavonoid flavon. (Hidayat, 2015). B. Metode Ekstraksi Extractio berasal perkataan extrahore, to draw out, menarik sari, yaitu suatu cara untuk menarik satu atau lebih zat dari bahan

21 7 asal. Umumnya zat berkhasiat tersebut dapat ditarik, namun khasiatnya tidak berubah. Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90 C selama 15 menit. (Anonim, 1995). Keuntungan dari metode infusa dibandingkan dengan metode lain adalah peralatan yang digunakan sederhana dan mudah dipakai, biaya murah, dapat menyari simplisia dengan pelarut air dalam waktu singkat (Syamsuni, 2006). C. Batuk Batuk merupakan suatu mekanisme fisiologi yang bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernafasan dari dahak, zat-zat perangsang asing, dan unsur infeksi. Dengan demikian, batuk merupakan suatu mekanisme perlindungan (Tjay dan Rahardja, 2002). Menurut Tjay dan Rahardja (2002), batuk dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: 1. Batuk Produktif Batuk produktif merupakan suatu mekanisme perlindungan fungsi mengeluarkan zat-zat asing (kuman, debu dan sebagainya) dan dahak dari batang tenggorokan. Untuk meringankan dan mengurangi frekuensi batuk, terapi simptomatis diberikan dengan obat-obat pereda batuk. Disamping larangan merokok, biasanya dilakukan pengobatan sebagai berikut: a. Uap air (mendidih) yang dihirup (inhalasi) guna memperbanyak sekret yang diproduksi di tenggorokan. Cara ini efektif dan murah, terutama pada batuk dalam, yakni bila rangsangan batuk timbulnya dari bawah pangkal tenggorokan. Seringkali minum banyak air juga bisa menghasilkan efek yang sama.

22 8 b. Emolliensia (mollis = lunak) memperlunak rangsangan batuk memperlicin tenggorokan agar tidak kering dan melunakan selaput lendir yang teriritasi. c. Ekspektoransia (ex = keluar, pectus = dada) memperbanyak produksi dahak (yang encer) dan dengan demikian mengurangi kekentalannya, sehingga mempermudah pengeluarannya dengan batuk. d. Mukolitik dikatakan dapat mengencerkan sputum dan mengurangi viskositasnya, sehingga mudah dibatukkan (Tjay dan Rahardja, 2002). 2. Batuk non produktif Batuk non produktif bersifat kering tanpa adanya dahak, misalnya pada batuk rejan (pertusis) atau juga karena pengeluarannya memang tidak mungkin seperti pada tumor. Batuk jenis ini tidak ada manfaatnya, maka harus dihentikan. Untuk maksud ini tersedia obat-obat yang berdaya menekan rangsangan batuk, yaitu zat-zat pereda, antihistaminika, dan anestetika tertentu (Tjay dan Rahardja, 2002). D. Mukolitik Mukolitika adalah obat-obat yang dapat membantu menurunkan viskositas sputum, khususnya dari saluran nafas bagian bawah. Obat ini dapat meringankan pernafasan, sesak nafas dan terutama pada serangan asma hebat yang dapat mematikan jika sumbatan lendir sedemikian kentalnya, sehingga tidak dapat dikeluarkan (Tjay dan Rahardja, 2002). Asetilsistein adalah contoh obat yang digunakan sebagai mukolitik. Asetilsistein bekerja dengan memecah glikoprotein yang terdapat pada mukus menjadi molekul-molekul yang lebih kecil sehingga menjadi lebih encer. Mukus yang encer akan mudah diekspektorasikan pada saat batuk. Contoh lain adalah bromhexin

23 9 yang juga bermanfaat untuk mengurangi ketebalan mukus yang kemungkinan bekerja dengan cara memutus ikatan-ikatan yang ada dalam mukopolisakarida menghasilkan molekul-molekul yang lebih kecil (Priyanto, 2010). E. Mukus Manusia Manusia menghasilkan dua jenis mukus yaitu mukus saluran pernapasan dan mukus lambung. Mukus saluran pernapasan merupakan cairan kental yang dikeluarkan dengan bikarbonat oleh sel-sel mukosa tertentu. Mukus melapisi semua mukosa, kekentalannya berkurang bila ph nya meningkat di atas lima, komposisi mukus intestinal adalah air 97,5%; protein 0,80%; substansi organik 0,73%; dan 0,88% garam organik (Anonim, 1995). Mukus diproduksi saluran pernapasan yang merupakan cairan kompleks berupa selaput gel mukoprotein dan mukopolisakarida. Komposisi mukus adalah 95% air dan 5% glikoprotein (Brain et al, 1997). F. Putih Telur Albumin (putih telur) terdiri dari 4 lapisan, lapisan terdalam paling encer disebut Chalaziferous, lapisan kental encer dalam, lapisan kental luar dan lapisan encer luar. Albumin tersusun dari sebagian besar air dan bahan organik protein. Telur memiliki sifat fisikokimia yang sangat berguna dalam pengolahan pangan meliputi sifat berdaya busa, emulsi, koagulasi, rheologi dan warna. Berdasarkan dari sifat fisikokimia itulah putih telur dipilih sebagai media uji aktivitas mukolitik (Djojodibroto, 2009). G. Viskositas Viskositas adalah suatu ungkapan yang menyatakan tahanan yang mencegah zat cair untuk mengalir. Makin tinggi viskositasnya,

24 10 maka makin besar tahanannya jika zat diklasifikasikan menurut tipe alir dan diformasinya, maka pada umunya zat dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu: sistem newton dan sistem non newton. Pemilihannya tergantung dari apakah sifat alirnya sesuai dengan hukum alir newton atau tidak (Martin dkk, 1993). 1. Zat dengan sistem Newton Makin tinggi viskositas suatu zat cair, makin besar gaya per satuan luas (tekanan geser) yang dibutuhkan untuk menghasilkan kecepatan geser tertentu. Jadi kecepatan geser berbanding lurus dengan tekanan geser. 2. Zat dengan sistem non newton Zat bukan Newton adalah zat yang tidak mengikuti persamaan alur Newton. Termasuk di dalamnya adalah sistem disperse heterogen cair dan padat seperti larutan koloidal, emulsi, suspensi cair, salep, dan produk yang serupa. Bilamana bahan bukan Newton dianalisa di dalam viskometer dan hasilnya dibuat grafik, akan dihasilkan berbagai kurva konsistensi yang mewakili tiga kelas aliran, yaitu plastik, pseudoplastik, dan dilatan (Martin dkk, 1993). H. Model Eksperimental Farmakologi 1. In vivo Dengan hewan utuh, parameternya perubahan kelakuan atau gejala, tahu parameter biokimia. Perlakuan prikebinatangan. In vivo bisa dikatakan sebagai melihat nasib obat dalam tubuh (Soemardji, 2009). 2. In situ Dengan hewan utuh umumnya teranastesi sasaran perlakuan atau pengamatannya pada organ tertentu parameternya perubahan organ tersebut. Induksi sakit atau perubahan obat bisa oral atau cara pemberiannya lain atau lokal pada organ tersebut. Obat yang

25 11 diujikan langsung disuntikan. Misalnya peristaltik usus (Soemardji, 2009). 3. In vitro In vitro adalah eksperimen yang diluar tubuh hewan dengan organ atau sel terisolasi, keadaan dijaga agar tetap hidup dan dalam suasana fisiologis selama pengamatan. Perlu dilakukan kajian sifat organ atau sel, larutan fisiolagis yang digunakan tergantung sifat organ atau sel dan tujuan eksperimen. Parameter pengamatan terhadap perubahan organ atau sel, diperlu proses dan alat khusus seperti alat bedah, ruang steril atau kerja asepstik, organ bath, pencacat dengan atau tanpa amplifier (Soemardji, 2009). 4. In silico Kehidupan atau gambaran yang disimulasikan dalam gambar dikomputer yang terdapat ramalan efek atau kajian. Pengamatan perubahan gambaran dengan pengkuran tertentu. Digunakan dalam pengembangan obat dengan struktur analogi (Soemardji, 2009). I. Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian ashari tahun 2015 yang berjudul Uji aktifitas mukolitik ekstrak etanol daun pare (momordica Charantia L ) secara in vitro. Ekstrak etanol daun pare pada konsentrasi 15 % aktivitasnya setara dengan bromhexin. Pada penelitian jurnal Juliana maulina dengan judul Uji Efek Diuretik Infusa Kulit Senggugu (Rotheca Serrata (L) Steane & Mabb) Serta Kombinasi Keduanya Terhadap Tikus Wester Jantan tahun 2015 telah dilakukan skrining fitokimia bahwa daun senggugu mengandung tanin, alkaloid dan flavonoid flavon. Dimana tanin adalah zat yang berkhasiat sebagai mukolitik.

26 12 J. Kerangka Berfikir Daun Senggugu (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb.) - Determinasi tanaman - Ekstraksi dengan metode infusa - Uji aktifitas mukolitik Viskositas (Pengolahan Data) Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berfikir K. Hipotesis Infusa daun Senggugu (Rotheca Serrata (L.) Steane & Mabb.) memiliki aktivitas mukolitik secara in vitro.

27 26 DAFTAR PUSTAKA Al Qur an Surah thaha ayat 53 Anonim. (1995). Farmakope Indonesia, Edisi IV. Depkes RI. Jakarta. hlm 12. Ashari, dkk. (2015) Uji Aktifitas Mukolitik Ekstrak Etanol Daun Pare (Momordica Charantia L ) Secara In Vitro. Universitas Islam Bandung. Bandung. Brain, dkk. (1997) Respiratory Defense Mechanism, Part I.Marcel Dekker Inc. New York. hlm , 358, Djojodibroto, D. (2009) Respirologi (Respiratory Medicine). EGC. Jakarta. Hadist riwayat Bukhari Hidayat, Syamsul. (2015) Kitab Tanaman Obat. Agriflo. Jakarta. hlm Lispita, Ririn. (2014) Aktivitas mukolitik fraksi metanol dari ekstrak etanol daun sirih merah (piper crocotum ruiz and pav.) pada mukosa usus sapi dan kandungan kimianya. Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang. Semarang. Martin, dkk. (1993) Farmasi Fisik. Dasar-dasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu Farmasetik. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Maulina, dkk. (2015) Uji Efek Diuretik Infusa Kulit Akar dan Daun Senggugu (Rotheca Serrata (L) K. Steane & Mabb) Serta Kombinasi

28 Keduanya terhadap Tikus Wistar Jantan. Fakultas MIPA Unisba. Bandung. Priyanto. (2010) Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa farmasi dan Keperawatan. Leskonfi. Jakarta. hlm 64. Syamsuni. (2006) Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. hlm Soemardji, A.A. (2009) Metode Farmakologi Toksikologi. ITB. Bandung. hlm 12. Tjay, dan Rahardja. (2002). Obat-obat penting khasiat, penggunaan, dan efek-efek sampingnya. Edisi ke lima. PT Elek Media. Jakarta. Tjitrosoepomo, Gembong. (2002) Toksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Gadjah Mada University Press. Tjitrosoepomo, Gembong. (2002) Toksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Gadjah Mada University Press. Virginia. (2014) Uji Efektifitas Daya Antelmintik Infus Daun Ketepeng Cina (Cassia Alata L.) Terhadap Cacing Gelang (Ascaris Lumbricoides) Secara In Vitro. Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado. Manado. Wijayanti, Alfiyah. (2008) Uji Aktivitas Mukolitik Infusa Daun Pare (Momordica Charantia) Pada Mukus Usus sapi Secara In Vitro. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.