BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemanfaatan bahan alam yang digunakan untuk pengobatan semakin meningkat disebabkan karena tingkat keamanan serta kurangnya efek samping. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak keanekaragaman hayati dimana dapat dijadikan sebagai sumber bahan obat alami. Diantara berbagai macam tanaman, Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) adalah salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai obat. Bunga Kembang Sepatu digunakan antara lain untuk meluruhkan dahak, batuk rejan, radang saluran pernafasan (bronkhitis), mimisan (epistaxis), dan tuberkulosa (TBC) (Widjayakusuma, 2000a). Sedangkan daun Kembang Sepatu berkhasiat dalam melembutkan kulit, meluruhkan dahak, dan menurunkan panas (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1985). Ekstrak etanolik daun Kembang Sepatu pada konsentrasi 0,75 % memiliki aktivitas mukolitik secara in-vitro yang setara dengan asetilsistein 0,1% (Lilis, 2014). Ekstrak tersebut mengandung beberapa senyawa antara lain saponin, flavonoid, polifenol, dan triterpenoid (Yohanes, 2014). Namun, ekstrak daun Kembang Sepatu memiliki rasa yang pahit serta acceptability yang rendah oleh karena itu untuk meningkatkan estetika dan mengoptimalkan pemanfaatannya maka daun Kembang Sepatu diformulasikan dalam bentuk sediaan sirup. 1

2 Komponen yang ditambahkan untuk memperbaiki estetika dan acceptability sirup antara lain pemanis, peningkat viskositas, stabilisator, dan kosolven. Pemanis yang digunakan adalah sorbitol, dalam formula disamping untuk memperbaiki rasa sediaan sirup, menjaga stabilitas syrup dari cap locking (Rowe et al., 2005), sorbitol juga berfungsi untuk menutupi rasa pahit dari ekstrak etanolik daun Kembang Sepatu sehingga diharapkan sediaan sirup tersebut lebih accaptable. Sorbitol merupakan jenis pemanis yang bebas gula (Rowe et al., 2005), oleh karena itu sediaan sirup ini cukup aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes. Xanthan gum dalam sediaan sirup digunakan untuk meningkatkan viskositas dengan tujuan memperbaiki estetika penggunaan sirup. Disamping itu lebih menambah kualitas sensorik (flavour release, mouth feel) pada produk akhir (Anonim, 2006). Gliserin yang ditambahkan dalam sirup berperan sebagai kosolven yaitu untuk membantu melarutkan ekstrak kental daun Kembang Sepatu sehingga lebih mudah untuk diformulasikan dalam bentuk sediaan sirup (Rowe et al., 2005). Aplikasi statistik desain eksperimental yang dapat digunakan untuk mengoptimasi jumlah setiap komponen yang ditambahkan adalah Response Surface Methodology (RSM) seperti D-Optimal Design. Software tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh dari setiap komponen serta pengaruh dari gabungan komponen tersebut terhadap sifat fisik sirup (Yasser dan Nile, 2006) Formula optimal yang diperoleh perlu dilakukan uji aktivitas mukolitik berdasarkan penurunan nilai viskositas mukus sapi dibandingkan dengan 2

3 penurunan viskositas yang terjadi dengan penambahan sirup asetilsistein 0,1% yang sudah beredar dipasaran sebagai kontrol positif (Phyto Medica, 1991). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula optimum dari sediaan sirup ekstrak daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) berdasarkan pada sifat fisik dengan menggunakan metode D-Optimal Mixture Design, serta mengetahui aktivitas mukolitik dari formula optimum ekstrak etanolik daun Kembang Sepatu. B. Rumusan masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah formula sirup ekstrak daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) yang optimal dengan kombinasi sorbitol, xanthan-gum dan gliserin ditinjau dari parameter sifat fisik? 2. Bagaimanakah aktivitas mukolitik formula sirup ekstrak daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) yang optimal? C. Keaslian Penelitian Penelitian yang telah dilakukan antara lain (Tomkiewicz et al., 1994) meneliti kombinasi N-asetilsistein dan L-lisinat sebagai mukolitik pada hewan uji anjing. Ekstrak etanolik bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) warna merah muda memiliki aktivitas mukolitik secara in-vitro dan pengembangan ekstrak etanolik bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) warna merah muda dalam bentuk sediaan sirup dapat meningkatkan estetika 3

4 dari penggunaan ekstrak etanolik (Hapsari, 2009). Sirup fraksi tidak larut etil asetat bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) memiliki aktivitas mukolitik secara in vitro (Murrukmihadi et al., 2011). Efek pemberian fraksi yang mengandung alkaloid dari bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) varietas merah tunduk terhadap aktivitas mukolitik secara in vitro (Afiyati, 2013). Optimasi formula sirup ekstrak etanolik daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis l.) dengan bahan tambahan gliserin, sirupus simplex, dan CMC-NA (Yohanes, 2014). Pengaruh variasi kadar esktrak etanolik daun kembang sepatu (Hisbiscus rosa-sinensis L.) pada sirup terhadap aktivitas mukolitik secara in vitro pada mukus usus sapi (Lilis, 2014). Daun Kembang Sepatu berkhasiat sebagai obat batuk, obat demam pada anak-anak, dan penurun panas (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991). Sejauh ini tidak ada penelitian yang melaporkan optimasi bahan tambahan yaitu sorbitol, xanthan-gum dan gliserin untuk formulasi sediaan sirup ekstrak etanolik dari daun Kembang Sepatu untuk meningkatkan acceptability dan aktivitas mukolitik dari sediaan tersebut. D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui formula sirup ekstrak daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis L.) yang optimal dengan kombinasi sorbitol, xanthan-gum dan gliserin ditinjau dari parameter sifat fisik 2. Mengetahui aktivitas mukolitik dari formula sirup ekstrak daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) yang optimal. 4

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka