BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
|
|
- Widya Tan
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemanfaatan zat radioaktif dalam bentuk bahan nuklir ataupun sumber radioaktif telah berkembang mulai dari bidang energi, perminyakan, uji tak merusak, kesehatan, pertanian, hidrologi dan bidang lainnya. Perkembangan pemanfaatan zat radioaktif pada bidang kedokteran dapat dilihat dari banyaknya jumlah rumah sakit yang memiliki fasilitas radiodiagnostik, radioterapi dan kedokteran nuklir. Zat radioaktif dalam bidang kesehatan digunakan untuk mendiagnosis penyakit dan radioterapi penyakit kanker. Zat radioaktif apabila dipergunakan dengan seharusnya, maka akan memberikan manfaat dengan resiko mimimal dan terkendali, namun perlu disadari pemanfaatan zat radioaktif tersebut bukannya tanpa resiko. Radiasi yang dipancarkan oleh zat radioaktif dapat membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Sejak tragedi 11 September 2001 perhatian terhadap keamanan pemanfaatan zat radioaktif meningkat. Kekhawatiran akan penyalahgunaan zat radioaktif oleh para teroris atau penjahat dalam bentuk dirty bomb atau Radioactive Dispersal Device (RDD) menjadi alasan utama untuk merubah paradigma safety of radioactive source menjadi safety and security of radioactive source. International Atomic Energy Agency (IAEA) sebagai badan dunia yang bergerak di bidang tenaga nuklir menjadikan isu ini sebagai program utama. Sebelum tragedi 11 September 2001 terjadi. Pada tanggal 8 September 2003 Dewan Gubernur IAEA mengesahkan Buku Code of Conduct on the Safety and Security of Radioactive Sources tesebut sebagai acuan bagi otoritas nasional untuk memastikan bahwa zat radioaktif dimanfaatkan secara tepat dalam kerangka kerja radiation safety and security. Selain buku tersebut, dalam International Conference on Security of Radioactive Sources di Vienna (2003) juga telah disahkan buku panduan tentang Security of Radioactive Sources (IAEA TECDOC-1355).
2 2 Kurangnya perhatian terhadap keamanan pemanfaatan zat radioaktif menyebabkan munculnya beberapa kasus pencurian atau kecelakaan yang melibatkan zat radioaktif, misalnya pengambilan zat radioaktif secara sembrono di bekas instalasi radioterapi oleh pemulung di Goiania, Brasil tanggal 21 September 1987 atau pencurian zat radioaktif PT Krakatau Steel di Cilegon, Indonesia pada tanggal 20 Oktober. Guna menghindari tindak pencurian zat radioaktif terutama di rumah sakit, maka perlu dirancang suatu sistem keamanan yang handal, salah satunya adalah sistem keamanan berbasis sensor RFID (Radio Frequency Identification) dan android. Perangkat berbasiskan android sedang banyak diminati oleh pengguna dan pengembang aplikasi karena android menyediakan platform open source gratis bagi para penggunanya untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri. Android juga digunakan pada banyak smartphone. Smartphone dilengkapi dengan perangkat komunikasi, memori penyimpan yang cukup besar, dan berbagai aplikasi serta sensor. RFID merupakan teknologi nirkabel yang telah banyak digunakan dalam berbagai penelitian untuk sistem keamanan. Sistem kemanan yang berbasis RFID jika dirancang dengan baik bisa memenuhi 5 fungsi utama dari sistem proteksi fisik zat radioaktif, yaitu : menangkal (deter), mendeteksi (detect), menilai (assess), menunda (delay) dan. merespon (response). RFID memiliki berbagai kelebihan di antaranya adalah jangkauan baca dari RFID yang bisa mencapai puluhan meter, portbale, murah, dan dapat digunakan dalam kondisi yang ekstrim (radioaktivitas tinggi), sehingga penulis memutuskan untuk menggunakannya dalam perancangan sistem deteksi pencurian zat radioaktif. I.2. Tujuan Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Merancang sistem deteksi pendurian zat radioaktif yang handal guna mencegah tindak pencurian atau kehilangan zat radioaktif. 2. Membuat prototype sistem deteksi pencurian zat radioaktif.
3 3 I.3. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian tugas akhir ini yaitu : 1. Bagi penulis, penelitian tugas akhir ini bermanfaat dalam pengembangan wawasan keilmuan serta mengimplementasikan teori yang diperoleh selama perkuliahan, terutama dalam bidang keamanan zat radioaktif. 2. Bagi masyarakat dan pengguna zat radioaktif, penelitian ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi mereka yang memanfaatkan zat radioaktif. Juga dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan sistem keamanan bagi pihak pihak yang membutuhkan suatu sistem proteksi fisik zat radioaktif. 3. Bagi institusi, hasil penelitian tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk memperkaya khazanah keilmuan di Jurusan Teknik Fisik Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. I.4. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan topik penelitian yang berupa tujuan dan batasan masalah sehingga dapat dirancang sistem yang bekerja dengan handal. 2. Melakukan kajian dan pembelajaran yang mendukung penelitian ini dengan studi literatur. 3. Melakukan perancangan rangkaian sensor yang digunakan untuk melakukan pengukuran. 4. Merancang algoritma program yang dibutuhkan untuk menjalankan rangkaian agar dapat bekerja secara utuh untuk memperoleh hasil yang diinginkan. 5. Merancang algoritma program android sebagai User Interface dari sistem yang dibuat. 6. Melakukan perancangan untuk pengujian alat.
4 4 7. Melakukan pengujian alat dan dilakukan pengamatan serta analisis data yang dihasilkan dalam pengujian agar diperoleh perbandingan dengan data yang diinginkan. 8. Menyusun hasil penelitian dalam bentuk skripsi. I.5. Tujuan Bab mengenai pendahuluan diawali dengan pemaparan tentang latar belakang penelititan, tujuan penelititan, batasan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan. Studi pustaka berisi pembahasan dan pemaparan hasil yang pernah dilakukan sebelumnya maupun konsep pemrograman yang berkaitan dengan penelitian ini. Dasar teori berisi pemahaman dasar yang berkaitan dengan penelitian ini. Selain itu pada bab ini berisi pemaparan dan penjelasan komponen-komponen utama yang digunakan dalam penelitian ini. Langkah langkah penelitian dituangkan ke dalam bab pelaksanaan penelitian. Bab ini berisi tentang bagaimana tahapan penelitian dari awal hingga akhir. Dalam bab ini juga berisi pemaparan dan penjelasan mengenai perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini. Bab hasil dan pembahasan berisi pemaparan dan penjelasan mengenai pengujian unjuk kerja alat dan aplikasi yang telah dibuat. Pengujian dilakukan sesuai yang dipaparkan pada bab pelaksanaan penelitian. Kesimpulan dari hasi penelitian yang mencakup pengujian serta analisis dari alat dan aplikasi yang telah dibuat dimasukkan ke dalam bab kesimpulan dan saran. Bab ini juga berisi saran bagi penelitian selanjutnya agar kedepannya sistem ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan perancangan yang lebih baik.
5 BAB II STUDI PUSTAKA Meningkatnya tindak terorisme akhir-akhir ini mendorong masyarakat dunia mepertimbangkan kembali upaya proteksi fisik terhadap zat radioaktif dan instalasi nuklir selama pengakutan, pemanfaatan dan penyimpanan. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan International Atomic Energy Agency (IAEA) sebagai badan dunia yang bergerak di bidang tenaga nuklir merespon kekhawatiran masyarakat dunia dengan menerbitkan serangkaian pedoman dan peraturan untuk memastikan keamanan pemanfaatan zat radioaktif. Keberadaan instalasi nuklir di Indonesia mendorong pemerintah Indonesia untuk mengadaptasi peraturan internasional tersebut dalam peraturan yang berlaku di Indonesia. Pengaturan rencana proteksi fisik instalasi nuklir dan persyaratan proteksi fisik di Indonesia mengacu pada Peraturan Kepala BAPETEN No.1 tahun 2009 [1]. Belum ada data dan fakta yang menunjukkan kejadian peyalahgunaan zat radioaktif di Indonesia, sehingga potensi ancaman nasional pemanfaatan zat radioaktif ditentukan dari hasil analisis aksi fundamentalisme regional dan nasional berupa aksi terorisme. Sejak tahun 2000 hingga tahun 2009 telah terjadi 6 aksi pengeboman yang terjadi di beberapa kota di Indonesia. Berdasarkan peritimbangan potensi yang dimiliki teroris untuk menggunakan zat radioaktif sebagai dirty bom, maka aksi terorisme yang terjadi di Indonesia ditetapkan sebagai basis dugaan ancaman [2]. Teknologi pemrograman telah mengalami perkembangan yang signifikan, terlebih setelah sistem operasi android pada telpon seluler memungkinkan penggunanya mengembangkan aplikasinya sendiri. Beberapa pihak telah mengembangkan sistem keamanan berbasis andorid. Wahyu pada tahun 2012 mengembangkan rancangan sistem keamanan menggunakan webcam berbasis android [3]. Agus pada tahun 2014 merancang dan membuat sistem kemanan keandaraan berbasis GPS dan dapat ditampilkan pad smartphone android[4]. Pada tahun 2011, Mardiyono telah mengembangkan rancangan sistem pendeteksi pencurian buku di perpustakaan berbasis RFID yang dilengkapi
UPAYA PENCEGAHAN TERJADINYA ILLICIT TRAFFICKING PADA SUMBER RADIOAKTIF
UPAYA PENCEGAHAN TERJADINYA ILLICIT TRAFFICKING PADA SUMBER RADIOAKTIF B.Y. Eko Budi Jumpeno Praktisi Keselamatan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional PENDAHULUAN Pemanfaatan zat radioaktif dalam bentuk
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI B.Y. Eko Budi Jumpeno Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL, Jakarta 12070 PENDAHULUAN Pemanfaatan
Lebih terperinciKeamanan Sumber Radioaktif
Keamanan Sumber Radioaktif Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi PUSDIKLAT BATAN Latar Balakang Pengelolaan sumber radioaktif dengan tidak memperhatikan masalah keamanan dapat menyebabkan kecelakaan Maraknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kurun waktu tahun 2013 dan 2014, telah terjadi 325 insiden bahan nuklir dan radioaktif yang meliputi pencurian, kehilangan atau bahan yang berada di luar kendali
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciSihana
Surabaya, 5-9 Oktober 2015 Sihana Email: sihana@ugm.ac.id Pendahuluan Keamanan nuklir Sistem proteksi fisik SPF Fasilitas nuklir SPF pengangkutan bahan nuklir 2 Industrial Medical Isotopes Isotopes Application
Lebih terperinciHUKUM KETENAGANUKLIRAN; Tinjauan dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja, oleh Eri Hiswara Hak Cipta 2014 pada penulis
HUKUM KETENAGANUKLIRAN; Tinjauan dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja, oleh Eri Hiswara Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi berperan penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi berperan penting dalam berbagai sektor kehidupan manusia. Teknologi informasi yang terus berkembang sampai
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF ACTS OF NUCLEAR TERRORISM (KONVENSI INTERNASIONAL PENANGGULANGAN TINDAKAN
Lebih terperinciNuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua. Sarah Amalia Nursani. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya
Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua Sarah Amalia Nursani Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya PAPER Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua Sarah Amalia Nursani Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5518 PENGESAHAN. Konvensi. Penanggulangan. Terorisme Nuklir. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 2014 Nomor 59) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciKESELAMATAN DAN KEAMANAN DALAM PEMANFAATAN ZAT RADIOAKTIF NON BAHAN NUKLIR
Widyanuklida Vol. 5 No.2, Desember 2004:10-15 KESELAMATAN DAN KEAMANAN DALAM PEMANFAATAN ZAT RADIOAKTIF NON BAHAN NUKLIR B.Y. Eko Budi Jumpeno BHOP-BATAN ABSTRAK KESELAMATAN DAN KEAMANAN PEMANFAATAN ZAT
Lebih terperinciPengamanan Sumber Radiasi Oleh : Rini Rindayani'
Rini Rindayani - Pengamanan Sumber Radiasi Pengamanan Sumber Radiasi Oleh : Rini Rindayani' Abstrak Program yang lengkap dalam menghadapi penggunaan sumber radiasi untuk maksud jahat memerlukan beberapa
Lebih terperinciSihana
Surabaya, 5-9 Oktober 2015 Sihana Email: sihana@ugm.ac.id Pengantar tentang Senjata NUKLIR Ancaman teroris nuklir Ancaman serangan fasilitas nuklir Ancaman serangan dengan bahan radioaktif 2 Hiroshima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. listrik dalam wujud reaktor nuklir. Pengembangan teknologi nuklir tidak hanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal abad ke-20, perkembangan teknologi telah mendatangkan beragam inovasi baru. Salah satunya adalah pengolahan beberapa unsur kimia menjadi senyawa radioaktif
Lebih terperinci2015, No Tenaga Nuklir tentang Penatalaksanaan Tanggap Darurat Badan Pengawas Tenaga Nuklir; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 te
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.234, 2015 BAPETEN. Tanggap Darurat. Penatalaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENATALAKSANAAN TANGGAP DARURAT BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nuklir merupakan suatu energi yang memiliki banyak manfaat sekaligus bahaya dalam pengembangannya. Dikutip dari kompas.com Ken Buessler mengevaluasi data level caesium
Lebih terperinciSihana
Surabaya, 5-9 Oktober 2015 Sihana Email: sihana@ugm.ac.id Pelatihan Keamanan Nuklir Untuk First Responder Pendahuluan Definisi ADD Jenis ADD Nasional Lokal 2 Industrial Medical Isotopes Isotopes Application
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia karena terpapari sinar-x dan gamma segera teramati. beberapa saat setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut beberapa ahli, radiasi dapat menembus sel jaringan tubuh manusia secara perlahan lahan dalam jangka waktu yang lama yang dapat menyebabkan infeksi, perdarahan,
Lebih terperinci2 Sebagai pelaksanaan amanat Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran telah diberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2002 te
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Keselamatan. Keamanan. Zat Radio Aktif. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 185). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang lain, sehingga orang lain dapat membuka pintu. Untuk mempermudah suatu
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pintu merupakan sebuah media yang digunakan sebagai jalan untuk masuk atau keluar dari ruangan. Pengunci pintu yang ada saat ini masih banyak menggunakan sistem konvensional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penghitungan rute terpendek memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena harus dilakukan dalam waktu singkat dan pada saat itu juga agar segera dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan fungsi peralatan nirkabel terus mengalami peningkatan. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan fungsi peralatan nirkabel terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena perkembangan jaman. Teknologi nirkabel yang dahulu hanya dimanfaatkan
Lebih terperinciKECENDERUNGAN KEBIJAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF*) Djarot S. Wisnubroto
KECENDERUNGAN KEBIJAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF*) Djarot S. Wisnubroto Diskusi mengenai pengelolaan limbah radioaktif konvensional (pengelolaan limbah hasil operasi industri nuklir) di negara-negara
Lebih terperinci- 5 - INDIKATOR KINERJA UTAMA BAPETEN
- 5 - LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pergerakan dari device sehingga menciptakan suatu aplikasi yang menarik. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan saat ini berkembang dengan pesat. Teknologi dapat dijadikan sarana yang baik dalam kegiatan belajar,
Lebih terperinciFNP-12: PENGGUNAAN PERALATAN RADIATION PORTAL MONITOR DALAM RANGKA MENDUKUNG KEAMANAN NUKLIR NASIONAL
FNP-12: PENGGUNAAN PERALATAN RADIATION PORTAL MONITOR DALAM RANGKA MENDUKUNG KEAMANAN NUKLIR NASIONAL Nanang Triagung Edi Hermawan Direktorat Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION U M U M Peraturan Pemerintah ini, dimaksudkan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membicarakan tentang teknologi mobile sekarang ini tentu sudah sangat digemari. Pesatnya perkembangan berbagai program aplikasi yang dibutuhkan sangat cepat dan menarik,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SILABUS PELATIHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KOMPETENSI PETUGAS PROTEKSI RADIASI BIDANG MEDIS
PENGEMBANGAN SILABUS PELATIHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KOMPETENSI PETUGAS PROTEKSI RADIASI BIDANG MEDIS Nanang Triagung Edi Hermawan Direktorat Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Pengembangan TAHRMoPS Tc-99m merupakan salah satu radioisotop yang digunakan di aplikasi medis untuk keperluan teknik citra tomografi di kedokteran nuklir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Biologi atau ilmu hayat adalah ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan. Istilah biologi diadaptasi dari bahasa Yunani bios (hidup) dan logos (ilmu). Biologi
Lebih terperinci2015, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang
No.185, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Keselamatan. Keamanan. Zat Radio Aktif. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5728). PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi sekarang ini berkembang dengan pesat dan cepat pada hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Keberagaman kebutuhan manusia menyebabkan terus berkembangnya
Lebih terperinciASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI
ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI Oleh NAUSA NUGRAHA SP. 04 02 02 0471 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS. Revisi - 1 Nopember 2005 Halaman 1 dari 31 KATA PENGANTAR
Revisi - 1 Nopember 2005 Halaman 1 dari 31 KATA PENGANTAR Berbasis pada arahan Pimpinan maka telah dilaksanakan telaah pada Renstra versi 0 yang telah ditandatangani pada bulan Mei 2005 khususnya perihal
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF ACTS OF NUCLEAR TERRORISM (KONVENSI INTERNASIONAL PENANGGULANGAN TINDAKAN TERORISME
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pesatnya perkembangan teknologi dan aplikasi perangkat bergerak saat ini tidak bisa lepas dari kebutuhan akan penyajian data secara cepat dan mudah. Semakin besar kebutuhan,
Lebih terperinciKONSEP SAFETY AND SECURITY PADA PEMANFAATAN ZAT RADIOAKTIF
KARYA TULIS ILMIAH KONSEP SAFETY AND SECURITY PADA PEMANFAATAN ZAT RADIOAKTIF Oleh : I Gde Antha Kasmawan, S.Si., M.Si. I Made Yuliara, S.Si., M.T. JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun ISSN 0852-2979 PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. ABSTRAK Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
Lebih terperinciSTATUS KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DI INDONESIA
STATUS KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DI INDONESIA Ir. Sugeng Sumbarjo, M.Eng Direktur Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif KORINWAS BAPETEN, Jakarta, 12 Mei 2015 Tugas Pokok BAPETEN Pasal 14 Undang-Undang
Lebih terperincipelaksanaan program proteksi dan keselamatan sumber radioaktif yang berada di Batakan base PT. Halliburton Indonesia Balikpapan-Kalimantan Timur dapat
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan tentang pelaksanaan program proteksi dan keselamatan sumber radioaktif yang berada di Batakan base PT. Halliburton Indonesia
Lebih terperinciKETENTUAN SISTEM PROTEKSI FISIK INSTALASI NUKLIR DAN BAHAN NUKLIR DI INDONESIA
KETENTUAN SISTEM PROTEKSI FISIK INSTALASI NUKLIR DAN BAHAN NUKLIR DI INDONESIA Niniek Ramayani Yasintha 1, Surachmat 2, dan Taruniyati Handayani 3 Direktorat Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Singkat Organisasi Tahun 1954 1957 : Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktif: Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktif dilatarbelakangi oleh adanya
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tempat kos merupakan tempat yang menawarkan sebuah kamar atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu. Tempat
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) s PENGOPERASIAN RADIATION PORTAL MONITOR (RPM) DI PELABUHAN SOEKARNO HATTA, MAKASSAR 2017 Daftar Isi 1. Pendahuluan... 1 2. Definisi... 2 3. Tujuan... 4 4. Instansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radiasi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya dan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radiasi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya dan tidak bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satu penyebabnya adalah tragedi Chernobyl dan tragedi
Lebih terperinciPEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005
PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 005 Agus Gindo S., Syahrir, Sudiyati, Sri Susilah, T. Ginting, Budi Hari H., Ritayanti Pusat Teknologi Limbah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam pemanfaatan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi semakin pesat dan cepat, khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini membuat manusia bagaikan tak terpisah oleh jarak ruang dan waktu.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang merupakan salah satu negara paling padat penduduk di dunia ternyata memiliki tingkat kriminalitas yang sangat tinggi. Khususnya angka pencurian sepeda
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF ACTS OF NUCLEAR TERRORISM (KONVENSI INTERNASIONAL PENANGGULANGAN TINDAKAN TERORISME
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era modern yang serba digital ini perangkat elektronik menjadi alat yang berperan penting dalam membantu kehidupan manusia. Setiap hari kita menggunakan perangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi berbasis Information and Communications Technology (ICT)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) merupakan institusi pendidikan tinggi berbasis Information and Communications Technology (ICT) yang mempunyai banyak
Lebih terperinciPengembangan Pelatihan Pengangkutan Zat Radioaktif untuk Pemangku Kepentingan yang Terkait
p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 191 Naskah diterima: 13 Oktober 2017 Naskah direvisi: 21 November 2017 Naskah diterbitkan: 30 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/1.03210 Pengembangan Pelatihan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciBUDAYA KEAMANAN NUKLIR
BUDAYA KEAMANAN NUKLIR Yaziz Hasan Bagian Keamanan dan Pengamanan Nuklir, Biro Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Kerja Sama, Badan Tenaga Nuklir Nasional Serpong, 4 November 2015 www.batan.go.id 1 KONSEP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga nuklir merupakan salah satu jenis energi yang saat ini menjadi alternatif energi potensial. Pemanfaatan teknologi nuklir saat ini telah berkembang di berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet sebagai salah satu media informasi yang efektif dan efisien dalam penyampaian informasi yang bisa diakses setiap orang kapan saja dan dimana saja,
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI FISIK INSTALASI NUKLIR PTBBN BAGIAN I: PENERAPAN SISTEM PROTEKSI FISIK DI INSTALASI RADIOMETALURGI
No. 14/Tahun VII. Oktober 2014 ISSN 1979-2409 SISTEM PROTEKSI FISIK INSTALASI NUKLIR PTBBN BAGIAN I: PENERAPAN SISTEM PROTEKSI FISIK DI INSTALASI RADIOMETALURGI Sjafruddin, Bening Farawan Pusat Teknologi
Lebih terperinciDAFTAR ACUAN. 1 World Nuclear Association (WNA) ( Juni 2007). Nuclear Power in the World Today. Nuclear Engineering International, including Handbook.
DAFTAR ACUAN 1 World Nuclear Association (WNA) ( Juni 2007). Nuclear Power in the World Today. Nuclear Engineering International, including Handbook. http://www.world-nuclear.org./info/reactors-html 2
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. contohnya adalah sliding card, di mana sistem pengaman ini harus menggesekkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sering dijumpai masalah mengenai keamanan, seperti sistem keamanan yang memerlukan biaya yang sangat mahal ataupun sistem keamanan yang tidak efisien, contohnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari, kita sangat membutuhkan energi listrik, seperti saat kita berangkat dari rumah untuk bekerja, kuliah, rekreasi, acara keluarga ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah. Namun disamping itu masih jarang ditemukan aplikasi yang. lunak yang ada menggunakan teknik perangkingan.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Lahirnya teknologi informasi komputer dan fasilitas pendukungnya seperti layanan internet saat ini membuat perkembangan yang sangat luas. Segala informasi-informasi
Lebih terperinciPENINGKATAN EFEKTIVITAS INSPEKSI TERHADAP PENGGUNAAN ZAT RADIOAKTIF UNTUK KEGIATAN WELL LOGGING
ISSN 0216-3128 95 PENINGKATAN EFEKTIVITAS INSPEKSI TERHADAP PENGGUNAAN ZAT RADIOAKTIF UNTUK KEGIATAN WELL LOGGING Direktorat Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (DP2FRZR), Badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telemetri merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan pengukuran jarak jauh dan pelaporan informasi pada perancang atau operator. Telemetri merujuk pada komunikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi sekarang ini kian pesat, mobilisasi pun merambah ke segala bidang. Game (aplikasi permaian) adalah sebagian kecil dari teknologi yang mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan elektronika dan komunikasi, penggunaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan elektronika dan komunikasi, penggunaan komputer dan handphone semakin memasyarakat, saat ini telah banyak peralatan elektronika yang dirancang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perangkat bergerak atau yang biasa disebut dengan mobile device dibuat dengan tujuan untuk komunikasi suara seperti telepon dan pengiriman pesan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilhelm Conrad Roentgen seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman, pertama kali menemukan sinar-x pada tahun 1895 sewaktu melakukan eksperimen dengan sinar katoda. Saat
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Radiasi nuklir merupakan suatu bentuk pancaran energi. Radiasi nuklir dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan kemampuannya mengionisasi partikel pada lintasan yang dilewatinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan perangkat telepon telah sampai pada era smartphone. Telepon pada zaman dulu hanya berfungsi sebagai alat komunikasi suara atau pesan saja.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBab 5 PERKEMBANGAN PERTAHANAN BERLAPIS UNTUK REAKTOR DAYA DI MASA DEPAN
Bab 5 PERKEMBANGAN PERTAHANAN BERLAPIS UNTUK REAKTOR DAYA DI MASA DEPAN 116. Beberapa konsep mengenai reaktor maju sedang dipertimbangkan, dan pencapaian perbaikan dalam keselamatan dan keandalan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemanfaatan tenaga nuklir di bidang industri, medis, penelitian dan lain-lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan tenaga nuklir di bidang industri, medis, penelitian dan lain-lain dari hari kehari sudah sangat meluas di Indonesia dan semakin meningkat baik dari segi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab Pertama ini akan diuraikan tentang pendahuluan dari pelaksanaan Tugas Akhir ini yang menjelaskan tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dari pelaksanaan
Lebih terperinciKAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR
KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR Nur Tri Harjanto ABSTRAK KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LlNGKUNGAN (SML) DALAM
Lebih terperinciPENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL ATAS PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DAN DAMPAK LINGKUNGAN YANG MUNGKIN DITIMBULKAN 1 Oleh: Roberto Phispal 2
PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL ATAS PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DAN DAMPAK LINGKUNGAN YANG MUNGKIN DITIMBULKAN 1 Oleh: Roberto Phispal 2 A B S T R A K Hukum internasional memainkan peranan yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi nuklir kini tidak hanya di bidang energi seperti pada PLTN tetapi juga untuk berbagai bidang, salah satu yang kini telah banyak diterapkan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan yang semakin modern, banyak teknologi yang terus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan yang semakin modern, banyak teknologi yang terus berkembang untuk memudahkan kegiatan belajar dan mengajar dalam sebuah institusi atau
Lebih terperinciSTUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )
STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 ) Rima Ramadayani 1, Dian Milvita 1, Fadil Nazir 2 1 Jurusan Fisika
Lebih terperinciAndy Rachmianto Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri RI KORINWAS 12 Mei 2016
Andy Rachmianto Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri RI KORINWAS 12 Mei 2016 SAFETY SAFEGUARDS SECURITY IPTEK NUKLIR Keamanan nuklir mencakup keamanan bahan nuklir
Lebih terperinciLAMPIRAN I : PRAKTEK YANG DITERAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN YANG TIDAK DISEBUTKAN DALAM INSAG 4.
LAMPIRAN I : PRAKTEK YANG DITERAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN YANG TIDAK DISEBUTKAN DALAM INSAG 4. SISTEM DAN PROSES Pemanfaatan sistem informasi elektronik untuk mempermudah informasi dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
BAB 1 PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Anak tuna rungu dan tuna wicara merupakan salah satu klasifikasi dari anak yang dikategorikan luar biasa yang mempunyai kelainan dalam pendengarannya sehingga memberikan
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NUCLEAR ENERGY REGULATORY AGENCY BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada 8, Jakarta-10120, Telp.021-638 582 69-70, Fax: 021-638 566 13 Homepage: www.bapeten.go.id E-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan fundamental setiap manusia terdiri dari kebutuhan biologis seperti makan, minum serta tidur, dan kebutuhan sosial, seperti status sosial, peranan sosial,
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) s PENGOPERASIAN RADIATION PORTAL MONITOR (RPM) DI PELABUHAN BITUNG 2017 Daftar Isi 1. Pendahuluan... 1 2. Definisi... 2 3. Tujuan... 3 4. Instansi yang Terkait... 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi "kewajiban" yang harus dilakukan. Ring. optimal untuk menjamin keamanan. Disebabkan ring yang terdapat pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi penangkar atau peternak (breeder) burung, memasang ring kode menjadi "kewajiban" yang harus dilakukan. Ring kode bukan sekadar menunjukkan bahwa burung
Lebih terperinciEVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010
No. 07 / Tahun IV April 2011 ISSN 1979-2409 EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010 Budi Prayitno, Suliyanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI DI PTKMR
PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI DI PTKMR Maria Evalisa dan Zubaidah Alatas Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL, Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengamankan data ada bermacam-macam. Setiap metode
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Metode kriptografi digunakan untuk mengamankan data yang bersifat rahasia agar tidak diketahui oleh orang lain. Metode kriptografi yang dapat digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam mencari alat transportasi tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi
Lebih terperinci