Harto Widodo, Nurul H. Listyana, Rahma Widyastuti
|
|
- Susanti Hermawan
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI UMUR SIMPAN, SUHU DAN CAHAYA TERHADAP DAYA PERKECAMBAHAN BENIH Artemisia annua L. The effect of life storage, temperature and light on seed viability of Artemisia annua L. Harto Widodo, Nurul H. Listyana, Rahma Widyastuti Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Jl. Lawu, Tawangmangu, Karangnyar, Jawa Tengah ABSTRAK Kebutuhan Artemisinin sebagai obat untuk penyembuhan malaria semakin meningkat seiring dengan ditetapkannya Artemisininbased Combination Therapies (ACTs) oleh WHO. Sejauh ini cara yang paling ekonomis untuk mendapatkan bahan adalah melalui budidaya Artemisia annua L. Keberhasilan budidaya sangat ditunjang oleh penyediaan bibit yang bermutu, yang pada gilirannya menuntut ketersediaan benih yang berkualitas. Untuk itu dilakukan penelitian pengaruh umur simpan, suhu dan cahaya terhadap daya perkecambahan benih A. annua L. Percobaan ini menggunakan rancangan Acak Lengkap. Benih disimpan selama 22 bulan pada suhu ruangan dan lemari pendingin (12 C), serta dikecambahkan pada kondisi gelap dan terang. Setiap bulan diamati perubahan fisik dan daya kecambahnya. Hasil menunjukkan bahwa benih kehilangan daya kecambah (d.k.) setelah disimpan selama 12 bulan pada suhu ruangan (d.k.: 3,78%), sedangkan penyimpanan pada lemari pendingin walaupun telah menunjukkan penurunan d.k. benih masih cukup tinggi (85%) selama penyimpanan selama 21 bulan. A. annua L. dalam perkecambahannya memerlukan adanya cahaya. Tidak adanya cahaya dapat menurunkan d.k.hingga 53,74%. Umur simpan benih A. annua L. semakin pendek dengan adanya hama yang menyerang benih selama penyimpanan. Kata kunci: artemisinin, obat antimalarial, Artemisia annua L. ABSTRACT The use of artemisinin tends to increase due to WHO regulation that stated of artemisinin as Artemisininbased Combination Therapies (ACTs) for antimalarial drug. So far, artemisinin production still rely on the cultivation of Artemisia annua as the plant source of artemisinin. Seedling have been known play an important role in the production as well as the artemisinin content of Artemisia annua. The study on the life storage, effect of temperature and light of Artemisia annua seed viability was conducted in order to know the viability of the seed. The seed was kept for 22 months both in 24 o C room temperature and in the refrigerator (4 C), and it was observed every month for its physical change and viability. The seed was germinated in the dark and light condition. The study showed that seed kept in the room temperature (24 o C) have the low viability of (3,78%) after 12 months, while the seed kept in the refrigetaor still have the high viability of (85%) for 21 months. For the germination, Artemisia seed tends to need light condition rather than in the dark condition. The dark condition could decrease the viability of Artemisia seed up to 53.74%. Key words: artemisinin, antimalarial drug, Artemisia annua L. Volume 3, No. 1, Desember
2 Harto Widodo, Nurul H. Listyana, Rahma Widyastuti PENDAHULUAN Artemisinin merupakan senyawa seskuiterpen yang dihasilkan oleh tanaman Artemisia annua dan merupakan obat harapan baru untuk mengatasi malaria karena artemisinin mampu bereaksi cepat dengan daya bunuh tinggi dalam memerangi Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax termasuk strainstrain yang multi resisten terhadap obat (Griffee, 2006; Yang Li, Hao Huang dan Yu Lin Wu, 2006). Herba A. annua telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengatasi penyakit demam dan malaria di Cina. Dari sekitar 300 spesies dalam genus Artemisia hanya beberapa yang mengandung artemisinin antara lain A. annua, A. apiacea dan A. lancea (Klayman, 1985). Permintaan artemisinin terus meningkat sejak WHO menetapkan Artemisininbased Combination Therapies (ACTs) untuk mengobati malaria. WHO mengindikasikan kebutuhan ACTs pada tahun 2003 sekitar 2 juta pengobatan meningkat menjadi 30 juta pada tahun 2004 dan 70 juta pada tahun Bahkan untuk memenuhi kebutuhan ACTs dengan harga yang terjangkau dibutuhkan sekitar 580 juta sampai akhir tahun 2006 (Griffee, 2006), dengan demikian dibutuhkan bahan baku yang sangat besar untuk mengantisipasi kebutuhan ini. Artemisinin dapat diproduksi dengan cara sintesis, namun sulit dilakukan dan memerlukan biaya yang besar (Geldre and Eechout, 1997), sampai saat ini bahan baku utama untuk artemisinin masih bersumber dari tanaman. Budidaya merupakan cara yang secara ekonomi lebih layak dilakukan untuk produksi artemisinin. Salah satu kunci keberhasilan budidaya adalah ketersediaan bibit yang bermutu tinggi. Bibit yang berkualitas akan meningkatkan kualitas hasil panen yang diinginkan baik kualitas maupun kuantitas. Perbanyakan A. annua secara generatif atau menggunakan biji merupakan cara yang paling umum dilakukan. Oleh karena itu untuk menyediakan bibit A. annua yang baik, bibit harus berasal dari benih yang berkualitas yang dapat diperoleh dari pemanenan biji dari induk yang mempunyai sifat unggul. Namun tanpa pengelolaan hasil panen yang baik, biji yang berkualitas sekalipun akan kehilangan sifatsifat keunggulannya. Penanganan paska panen yang baik dapat mempertahankan vigor biji. Kondisi yang suboptimum selama penyimpanan biji akan menurunkan kualitas biji seperti meningkatnya jumlah biji yang rusak, daya kecambah yang semakin menurun dan kemampuan tumbuh yang rendah. Hal ini dikarenakan oleh vigor biji yang mengalami penurunan. A. annua menghasilkan biji yang tergolong dalam biji rekalsitran, sering kali biji yang tergolong jenis tersebut kurang tahan bila disimpan pada kondisi biasa. Tanpa penanganan yang baik biji akan kehilangan daya tumbuhnya meskipun dalam jangka waktu penyimpanan yang relatif pendek. Bertolak dari halhal tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui umur simpan biji dan suhu penyimpanan yang dapat mempertahankan viabilitas biji A. annua. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu pada bulan Agustus 2006 sampai Mei Biji A. annua diperoleh dari kebun koleksi B2P2TOOT, biji dari panen dijemur selama 3 hari dan diukur kadar airnya dan selanjutnya disimpan dalam 2 Volume 3, No. 1, Desember 2010
3 STUDI UMUR SIMPAN, SUHU DAN CAHAYA TERHADAP DAYA PERKECAMBAHAN BENIH Artemisia annua L. The effect of life storage, temperature and light on seed viability of Artemisia annua L. kantong plastik. Biji dibagi menjadi 2 bagian, satu bagian disimpan dalam suhu ruangan dan bagian lainya dalam lemari pendingin. Masingmasing sebanyak 50 g yang dibagi dan dimasukkan dalam 5 kantong benih yang terbuat dari alumunium foil sehingga dalam setiap kantong berisi 10 g benih. Selanjutnya setiap bulan diamati perubahan fisik dan diuji daya kecambahnya. Uji daya kecambah biji dilakukan di petridish. Uji daya kecambah terdiri dari 3 ulangan dan masingmasing ulangan terdiri dari 6 petridish, masingmasing terdiri dari 100 benih. Petridish dilapisi dengan kertas tisu dan dibasahi dengan aquadest, pengecambahan dilakukan pada dua kondisi: gelap dan terang. Untuk kondisi gelap benih yang telah disemai dalam petridish selanjutnya dibungkus dengan kertas yang tidak tembus cahaya. Hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Daya kecambah benih Artemisia annua selama penyimpanan 118 bulan menunjukkan adanya kecenderungan penurunan. Pengecambahan dalam keadaan gelap menunjukkan penurunan daya kecambah, bahkan dengan tidak adanya cahaya penurunan daya kecambah mencapai 53,74% (Tabel 1). Pada awal masa penyimpanan sampai bulan ke4 pada penyimpanan di suhu ruang dan pada bulan ke10 pada refrigerator, benih terlihat ada kecenderungan meningkat viabilitasnya, dimana keduanya pada pengecambahan dengan cahaya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Griffee (2006) untuk berkecambah A. annua membutuhkan cahaya (sinar matahari), suhu 1820 C dan kelembaban yang tinggi. Penutupan dengan tanah setelah benih disebar di lahan merupakan faktor utama kegagalan dalam pembibitan A. annua. Tabel 1. Daya kecambah biji Artemisia annua L. selama penyimpanan No Bulan Ke Tempat Penyimpanan Suhu ruangan Lemari pendingin Terang Gelap Terang Gelap 1. 0 *) 63,83% 46,25% 63,83% 46,25% Satu Dua Tiga Empat Lima Enam Tujuh Delapan Sembilan Sepuluh Sebelas Duabelas Tigabelas Empatbelas Limabelas Enambelas Tujuhbelas Delapanbelas 81,76% 80.26% 81,67% 82,57% 77,68% 71,51% 56,21% 25,25% 16,36% 11,41% 06,92% 03,26% 37,82% 41,66% 68,89% 71,86% 72,27% 70,91% 56,36% 16,16% 15,65% 14,64% 07,23% 03,68% 89,35% 89,52% 90,13% 88,72% 87,32% 85,56% 74,34% 77,63% 74,80% 68,72% 68,74% 69,01% Keterangan: *) Umur 5 hari setelah panen : tidak diukur Volume 3, No. 1, Desember
4 Harto Widodo, Nurul H. Listyana, Rahma Widyastuti Daya kecambah benih A. annua pada umur 5 hari setelah dipanen ternyata lebih rendah daripada setelah disimpan selama 16 bulan (Tabel 1). Hal ini kemungkinan disebabkan benih A. annua mengalami dormansi seperti diungkapkan oleh Justice dan Bass (2002) bahwa dormansi benih dijumpai pada hampir semua kelompok atau kelas tanaman yang baru dipanen. Dijelaskan pula oleh Wincister dalam Justice dan Bass (2002) bahwa daya kecambah Cenchrus ciliaris (rumput gajah) meningkat dari 3% menjadi 79% setelah disimpan selama 13 bulan. Daya kecambah benih A. annua L. meningkat setelah biji disimpan selama 14 bulan pada kondisi ruangan, sedangkan bila benih disimpan dalam lemari pendingin peningkatan daya kecambah masih terjadi hingga bulan ke9. Lama dan suhu penyimpanan dapat mengurangi ataupun menghilangkan dormansi benih. Penyimpanan pada lemari pendingin tampaknya dapat meningkatkan daya kecambah benih. Biji (achene) A. annua mempunyai ukuran yang kecil, dengan diameter hanya 0,20,4 mm (Tabel 2). Benih ini diperoleh dari bunga A. annua (Gambar 1a) yang dipanen setelah bunga menghasilkan biji dan malainya mulai mengering (masak fisiologis). Bunga dipisahkan malai dan dibersihkan dari ranting dan daun, selanjutnya dikeringkan. Biji yang akan dihitung daya kecambahnya dipisahkan dari bagian bunga lainnya (Gambar 1e). Daya kecambah biji dihitung tiap bulan selama masa penyimpanan disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Diskripsi benih Artemisia annua L. No Uraian Diskripsi Benih Warna Panjang Abu abu kecoklatan 0,5 0,8 mm Diameter Berat 1000 biji Kadar air 0,2 0,4 mm mg 14% Gambar 1. Tahapan perkembangan biji Artemisia annua L. 4 Volume 3, No. 1, Desember 2010
5 STUDI UMUR SIMPAN, SUHU DAN CAHAYA TERHADAP DAYA PERKECAMBAHAN BENIH Artemisia annua L. The effect of life storage, temperature and light on seed viability of Artemisia annua L. Keterangan: a. Malai bunga majemuk Artemisia annua L b. Bunga Artemisia annua L yang telah mengandung bakal biji c. Bunga hermaprodit dengan bakal biji d. Bunga hermaprodit dengan biji yang telah terbentuk ef. Biji masak Artemisia annua L. Pengamatan perkecambahan biji menunjukkan bahwa biji A. annua L. mulai berkecambah pada hari ke dua hingga hari ke sembilan setelah disemai, ratarata benih berkecambah pada hari ke 25. Jumlah benih berkecambah paling banyak terjadi pada hari ke tiga (Gambar 2). Perkecambahan benih yang disimpan dalam lemari pendingin lebih serempak, jumlah benih yang berkecambah telah mencapai jumlah yang maksimal pada hari ke tujuh (Gambar 3). Sedangkan benih yang disimpan pada suhu ruangan benih masih berkecambah hingga hari ke 14. jumlah benih berkecambah hari suhu ruangan + terang suhu ruangan + gelap lemari pendingin + terang lemari pendingin + gelap Gambar 2. Ratarata perkecambahan benih Artemisia annua L. benih berkecambah (%) hari suhu ruangan + terang suhu ruangan + gelap lemari pendingin + terang lemari pendingin + gelap Gambar 3. Total perkecambahan benih Artemisia annua L. Benih A. annua L. yang disimpan dalam kantong plastik pada suhu ruangan masih menunjukkan kondisi yang baik hingga bulan ke6, benih tidak menggumpal dan tidak dijumpai hama perusak biji. Benih yang disimpan pada bulan ke7 mulai tampak adanya gumpalan, pada bulan ke9 jumlah gumpalan semakin banyak hingga mencapai lebih dari 50%. Adanya gumpalan pada benih dikarenakan dijumpainya hama perusak biji. Kerusakan biji semakin banyak dengan semakin banyaknya gumpalan, hal ini juga diikuti dengan penurunan daya kecambah benih (Tabel 1 dan Tabel 4). Proses kemunduran benih berlangsung terus dengan semakin lamanya benih disimpan sampai akhirnya semua benih kehilangan daya kecambahnya. Proses ini semakin dipercepat dengan adanya kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, antara lain: kadar air yang semakin meningkat, suhu penyimpanan yang tinggi, kerusakan mekanik selama pengumpulan maupun penyimpanan benih seperti adanya hama yang merusak dan memakan biji serta adanya penyakit perusak biji seperti jamur. Volume 3, No. 1, Desember
6 Harto Widodo, Nurul H. Listyana, Rahma Widyastuti Tabel 3. Pengamatan Fisik Benih Artemisia annua L. No Pengamatan Bulan ke Kondisi Fisik Benih Suhu ruangan Lemari Pendingin 1. 0 (Agustus) (September) 2 (Oktober) 3 (Nopember) 4 (Desember) 5 (Januari) 6 (Februari) 7 (Maret) 8 (April) 9 (Mei) 10 (Juni) 11 (Juli) 12 (Agustus) 15 (November) 18 (Februari) 21 (Mei) Ada gumpalan (+) Ada gumpalan (++) Ada gumpalan (+++) Ada gumpalan (++++) Keterangan: : tidak menggumpal, tidak ada hama (+) : ada gumpalan kurang dari 10% dari jumlah biji yang disimpan (++) : ada gumpalan antara 1025% dari jumlah biji yang disimpan (+++ : ada gumpalan antara 2550% dari jumlah biji yang disimpan (++++) : ada gumpalan lebih dari 50% dari jumlah biji yang disimpan : tidak diamati Penyimpanan pada suhu ruangan dan kantong plastik yang tidak kedap udara menyebabkan kelembaban benih meningkat. Peningkatan kadar air benih dan suhu lingkungan yang mendukung (1822 C) mendorong terjadinya proses respirasi pada benih, yang berakibat terjadinya pembongkaran cadangan makanan. Sedangkan penyimpanan pada lemari pendingin proses respirasi lebih kecil (karena kelembaban dan suhu yang lebih rendah) sehingga umur simpan benih dapat lebih lama. Selain itu pada suhu ruangan merupakan kondisi lingkungan yang baik untuk perkembangan hama dan penyakit yang merusak benih. Hama yang dijumpai selama penyimpanan benih adalah: a. Larva Kaper (famili Pyrullidae), b. Hama gudang famili Curculionidae dan c. Hama dari famili Scolytidae (Gambar 4.) Selain itu sewaktu benih disemaikan, benih yang belum berkecambah seringkali dimakan semut. 6 Volume 3, No. 1, Desember 2010
7 STUDI UMUR SIMPAN, SUHU DAN CAHAYA TERHADAP DAYA PERKECAMBAHAN BENIH Artemisia annua L. The effect of life storage, temperature and light on seed viability of Artemisia annua L. Gambar 4. Jenis hama dan tipe perubahan tekstur benih Artemisia annua L. Keterangan: 1.a. larva dari famili Pyralidae, 1.b. dewasa,1.c. tekstur benih A. annua L. 2.a. hama dari famili Curculionidae, 2.b. tekstur benih A. annua L. 3.a. hama dari famili Scolytidae, 3.b. tekstur benih A. annua L. KESIMPULAN Benih A. annua L. setelah dikeringkan dapat disimpan selama 6 bulan pada suhu ruangan. Penyimpanan dalam lemari pendingin dapat meningkatkan umur simpan benih dan mengurangi kerusakan benih dari hama dan penyakit. Untuk berkecambah benih A. annua L. memerlukan adanya cahaya, tidak adanya cahaya dapat mengurangi daya kecambah hingga 53,74%. DAFTAR PUSTAKA Geldre E., Van A. Vergaue, and Van Den Ecchout State of Art Production of Antimalarial Compound Artemisinin Plants. Planta Molecular Biology., 33: Griffee P Artemisia. Spesies Plantarum 2:847848: (cited: May, ) Available from: ep?plant=3392. Justice OL., Bass, dan Louis N Prinsip dan Praktik Penyimpanan Benih. PT. Raja Granfindo Persada, Jakarta. 446 hal. Klayman, D Qinghaosu (Artemisinin): An Antimalarial Drug From China Science. 288: Volume 3, No. 1, Desember
8 Harto Widodo, Nurul H. Listyana, Rahma Widyastuti Li Y., Wu YL., dan Huang H Qinghaosu (Artemisinin) A Fantastic Anti Malarial Drug From a Tradicional Chinese Medicine Chemistry of Bioactive Natural Product, edited by XiaoTian and Weishou Fang. John Wiley & Sons. Inc. p: Volume 3, No. 1, Desember 2010
METODE PENYIMPANAN BENIH MERBAU (Intsia bijuga O. Ktze) Method of Seeds Storage of Merbau (Intsia bijuga O. Ktze) ABSTRACT PENDAHULUAN
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. VIII No. 2 : 89-95 (2002) Komunikasi (Communication) METODE PENYIMPANAN BENIH MERBAU (Intsia bijuga O. Ktze) Method of Seeds Storage of Merbau (Intsia bijuga O. Ktze)
Lebih terperinciPERBEDAAN LAMA PENYIMPANAN DAN MEDIA SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)
SKRIPSI PERBEDAAN LAMA PENYIMPANAN DAN MEDIA SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) UIN SUSKA RIAU Oleh: Cici Sriwahyuni 11082202882 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas
TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Secara umum, pembiakan tanaman terbagi menjadi dua cara yaitu pembiakan generatif dan pembiakan vegetatif. Pembiakan vegetatif merupakan perbanyakan tanaman tanpa melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kakao (Theobroma cacao L) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang sampai sekarang ini semakin meningkat, baik dari segi pengembangan maupun permintaan pasar.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang sangat peting, selain padi dan gandum. Jagung juga berfungsi sebagai sumber makanan dan
Lebih terperinciTanaman Artemisia Penakluk Penyakit Malaria
Tanaman Artemisia Penakluk Penyakit Malaria Ir. Agus Kardinan, M.Sc. Ahli Peneliti Utama di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (sumber
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Merbau Darat 1. Deskripsi Ciri Pohon Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut (Martawijaya dkk., 2005). Regnum Subregnum Divisi Kelas Famili
Lebih terperinciPANEN DAN PENANGANAN BENIH CENGKEH DALAM PRODUKSI BENIH BERMUTU
PANEN DAN PENANGANAN BENIH CENGKEH DALAM PRODUKSI BENIH BERMUTU Diah Pratiwi, S.P., M.P PBT Pertama BBPPTP Surabaya PENDAHULUAN Tanaman cengkeh (Syzigium aromaticum) merupakan salah satu tanaman rempah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Benih Indigofera yang digunakan dalam penelitian ini cenderung berjamur ketika dikecambahkan. Hal ini disebabkan karena tanaman indukan sudah diserang cendawan sehingga
Lebih terperinciPEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1
PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH
Fauziah Koes dan Ramlah Arief: Pengaruh Lama Penyimpanan PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Asam Jawa (Tamarindus indica) Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai umur hingga 200 tahun. Akar pohon asam jawa yang dalam, juga membuat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman rosela diklasifikasikan dengan kingdom Plantae, divisio
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman rosela diklasifikasikan dengan kingdom Plantae, divisio Spermatophyta, subdivisio Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Malvales, famili Malvaceae, genus Hibiscus,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Tidak hanya di Indonesia,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Air Berdasarkan analisis varian satu jalur terhadap variabel kadar air biji sorgum yang berasal dari posisi yang berbeda pada malai sorgum disetiap umur panennya menunjukkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Propagul Rhizophora mucronata dikecambahkan selama 90 hari (3 bulan) dan diamati setiap 3 hari sekali. Hasil pengamatan setiap variabel pertumbuhan dari setiap
Lebih terperinciVIABILITAS DAN VIGORITAS BENIH Stylosanthes guianensis (cv. Cook) YANG DISIMPAN PADA SUHU BERBEDA DAN DIRENDAM DALAM LARUTAN GIBERELIN SKRIPSI OLEH
VIABILITAS DAN VIGORITAS BENIH Stylosanthes guianensis (cv. Cook) YANG DISIMPAN PADA SUHU BERBEDA DAN DIRENDAM DALAM LARUTAN GIBERELIN SKRIPSI OLEH IKKE YULIARTI E10012026 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Biji Buru Hotong Gambar biji buru hotong yang diperoleh dengan menggunakan Mikroskop Sterio tipe Carton pada perbesaran 2 x 10 diatas kertas millimeter blok menunjukkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Jengkol Klasifikasi tanaman jengkol dalam ilmu tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam klasifikasi sebagai berikut (Pitojo,1992). Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial, yang terdiri dari 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor I : Lokasi biji
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat ketiga setelah padi dan jagung. Konsumsi penduduk dunia, khususnya penduduk negara-negara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus
Lebih terperinciyang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan
1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat rampai atau tomat ranti banyak disukai oleh konsumen karena tomat mempunyai rasa yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Oktober 2013 sampai bulan
Lebih terperinciPRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013
PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH 1 BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH Budidaya untuk produksi benih sedikit berbeda dengan budidaya untuk produksi non benih, yakni pada prinsip genetisnya, dimana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman terpenting di Indonesia. Hal ini karena padi merupakan tanaman penghasil beras. Beras adalah makanan pokok bagi sebagian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran, buah tomat sering digunakan sebagai bahan pangan dan industri, sehingga nilai ekonomi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
Analisis Keragaan Pengaruh Tingkat Kemasakan Terhadap Daya Berkecambah Benih Jarak Pagar (Jatropha curcas L) Oleh : Badrul Munir, S.TP, MP (PBT Ahli Pertama BBPPTP Surabaya) I. PENDAHULUAN Jarak pagar
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL
J. Agrotek Tropika. ISSN 27-4 24 Jurnal Agrotek Tropika 1():24-251, 21 Vol. 1, No. : 24 251, September 21 PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi yang dikenal sebagai sumber utama protein nabati yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas terpenting di dunia. Sebagai tanaman kacang-kacangan sumber protein dan lemak nabati,
Lebih terperinciI. Judul Pematahan Dormansi Biji II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit keras dengan fisik dan kimiawi.
I. Judul Pematahan Dormansi Biji II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit III. keras dengan fisik dan kimiawi. Tinjauan Pustaka Biji terdiri dari embrio, endosperma,
Lebih terperinciPERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN PERIODE YANG BERBEDA
PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN PERIODE YANG BERBEDA Firdaus Sulaiman, M. Umar Harun, dan Agus Kurniawan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Lebih terperinciPENTINGNYA PENETAPAN BERAT 1000 BUTIR DALAM MENGETAHUI KUALITAS BENIH TANAMAN PERKEBUNAN. Oleh:
PENTINGNYA PENETAPAN BERAT 1000 BUTIR DALAM MENGETAHUI KUALITAS BENIH TANAMAN PERKEBUNAN Oleh: Diana Kustantini, SP / PBT Ahli Pertama Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya
Lebih terperinciPenelitian ini dilaksanakan di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Desa Negara
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan di Laboratorium Benih
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sorgum Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor [L]. Moench) adalah : Kerajaan Subkerajaan Superdevisi Devisi Kelas Subkelas Ordo Famili
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH Faktor Genetik/ Internal Faktor Lingkungan/ Eksternal FAKTOR GENETIK Genetik merupakan faktor bawaan yang berkaitan dengan komposisi genetika benih. Mutu benih berbeda
Lebih terperinciPENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH ABSTRAK
Media Litbang Sulteng 2 (1) : 56 61, Oktober 2009 ISSN : 1979-5971 PENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH Oleh : Enny Adelina 1) ABSTRAK Dalam penyediaan
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)
SKRIPSI PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.) Oleh : IrvanSwandi 10882003293 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) ialah tanaman penghasil beras yang menjadi sumber
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oryza sativa L.) ialah tanaman penghasil beras yang menjadi sumber karbohidrat sebesar 84,83 %, protein 9,78%, lemak 2,20%, mineral 2,09%, serat kasar 1,10%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bertumpu pada satu sumber karbohidrat yaitu beras, melemahkan ketahanan. pangan dan menghadapi kesulitan dalam pengadaanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan beras sebagai bahan pangan utama Indonesia cenderung terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Menurut Suswono (2011),
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB VII PENGOLAHAN DAN PENYIMANPANAN BENIH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT
Lebih terperinciVegetalika (4): 57-67
Vegetalika. 2015. 4(4): 57-67 Pengaruh Bobot Rimpang dan Tempat Penyimpanan terhadap Mutu Bibit Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Effect of Rhizome Weight and Storage Place on Quality of Seed of
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Negeri Maulana Malik Ibrahim malang. Pada bulan Desember 2011 sampai
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim malang. Pada bulan Desember 2011 sampai dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut :
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jagung Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, menurut Purwono dan Hartanto (2007), klasifikasi dan sistimatika tanaman
Lebih terperincidalam jumlah yang cukup. Carica merupakan tanaman monokotil yang dapat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buah carica merupakan jenis buah pepaya yang tumbuh di dataran tinggi dan salah satu buah yang tidak mudah ditemukan di daerah lain di Indonesia. Tanaman carica banyak
Lebih terperinciPENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method of Saga Pohon (Adenanthera sp.
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. VIII No. 2 : 97-101 (2002) Komunikasi (Communication) PENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method
Lebih terperinciPENGARUH KEMASAKAN BUAH TERHADAP MUTU BENIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)
Pengaruh Kemasakan Buah (Sri Adikadarsih dan Choirul Anam) 125 PENGARUH KEMASAKAN BUAH TERHADAP MUTU BENIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Sri Adikadarsih Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Asal-Usul, Taksonomi kedelai, dan Morfologi Kedelai
TINJAUAN PUSTAKA Asal-Usul, Taksonomi kedelai, dan Morfologi Kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan yang berasal dari Cina dan telah dibudidayakan di Indonesia sekitar abad ke-16 di pulau Jawa dan Bali.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae, genus Lycopersicon, spesies Lycopersicon esculentum Mill. Tomat sangat bermanfaat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. secara umum dapat dikeringkan hingga kadar air 5% tanpa kerusakan. Karena sifat ini,
TINJAUAN PUSTAKA Benih Karet Benih karet tergolong benih rekalsitran. Robert (1973 dalam Farrant et al, 1988) memperkenalkan istilah benih ortodox dan rekalsitran untuk meggambarkan kondisi benih sebelum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan menggunakan 2 faktor 12 kombinasi perlakuan dan 3 kali ulangan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung di Indonesia merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri.
Lebih terperinciKata kunci : Umur pertumbuhan, Dipterocarpaceae, mersawa, Anisoptera costata Korth
PERTUMBUHAN BIBIT MERSAWA PADA BERBAGAI TINGKAT UMUR SEMAI 1) Oleh : Agus Sofyan 2) dan Syaiful Islam 2) ABSTRAK Degradasi hutan Indonesia meningkat dari tahun ke tahun dalam dekade terakhir. Degradasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala
viabilitas 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas dan Vigor Benih Viabilitas benih mencakup vigor dan daya kecambah benih. Viabilitas adalah daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau
Lebih terperinciLAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH UJI DAYA KECAMBAH
LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH UJI DAYA KECAMBAH Nama : Amul Heksa Bajafitri NIM : 125040201111131 Kelompok : Jumat 11.00 Asisten : Intan Ratri Prasundari PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH PELAPISAN CHITOSAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)
PENGARUH PELAPISAN CHITOSAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) SKRIPSI Oleh Henry Dwi Kurniawan NIM. 061510101190 PS AGRONOMI-AGROINDUSTRI KOPI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan. Berasal dari genus Oryza, famili Graminae (Poaceae) dan salah satu spesiesnya adalah Oryza
Lebih terperinciPendahuluan. ACARA I Perkecambahan Benih. (eksternal). Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :
Pendahuluan Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan embrio dari benih yang sudah matang (Taiz and Zeiger ). dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Secara struktural benih itu sama dengan biji tumbuhan yang dihasilkan dari ovula yang dibuahi. Tetapi secara fungsional benih itu tidak sama dengan biji, sebab benih digunakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim
15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Buncis Buncis berasal dari Amerika Tengah, kemudian dibudidayakan di seluruh dunia di wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan
Lebih terperinciPENGARUH PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr)
PENGARUH PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr) THE EFFECT OF DRYING TOWARD QUALITY OF SOYBEAN SEEDS ( Glycine max ( L. ) Merr ) Fauzah Shaumiyah *), Damanhuri dan Nur Basuki
Lebih terperinciI. HASIL DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id 21 I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perkecambahan Biji 1. Kecepatan Kecambah Viabilitas atau daya hidup biji biasanya dicerminkan oleh dua faktor yaitu daya kecambah dan kekuatan tumbuh. Hal
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA
AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik
Lebih terperinciBuletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun
PENGARUH UMUR SIMPAN BIBIT BAWANG MERAH VARIETAS SUPER PHILIP DAN RUBARU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN DI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Yuti Giamerti dan Tian Mulyaqin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kakao unggul dalam pembudidayaan tanaman kakao (Mertade et al., 2011).
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia yang terus mendapat perhatian untuk dikembangkan.upaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan konsumsi pangan berupa beras juga ikut meningkat. Oleh karena itu, perlu dilakukan
Lebih terperinciPENGARUH KONDISI PENYIMPANAN DAN BERBAGAI VARIETAS BAWANG MERAH LOKAL SULAWESI TENGAH TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH IF ALL 1 DAN IDRIS 2
PENGARUH KONDISI PENYIMPANAN DAN BERBAGAI VARIETAS BAWANG MERAH LOKAL SULAWESI TENGAH TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH IF ALL 1 DAN IDRIS 2 1 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
Lebih terperinciSISTEM KERING DAN SISTEM BASAH DALAM PROSESING BENIH KAPAS (Gossypium hirsutum L.)
SISTEM KERING DAN SISTEM BASAH DALAM PROSESING BENIH KAPAS (Gossypium hirsutum L.) Oleh : Septyan Adi Pramana, SP Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan
Lebih terperinciUJI DAYA KECAMBAH BENIH TANJUNG (Mimusops elengi Linn) DENGAN BERBAGAI TEKNIK DAN LAMA PENYIMPANAN BENIH
UJI DAYA KECAMBAH BENIH TANJUNG (Mimusops elengi Linn) DENGAN BERBAGAI TEKNIK DAN LAMA PENYIMPANAN BENIH Oleh/By DAMARIS PAYUNG Program Studi Budidaya Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dalam sektor perkebunan yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman ini mampu meningkatkan devisa negara melalui sumbangannya
Lebih terperinciPENGKAJIAN SUHU RUANG PENYIMPANAN DAN TEKNIK PENGEMASAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI
PENGKAJIAN SUHU RUANG PENYIMPANAN DAN TEKNIK PENGEMASAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI Indartono Program Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRACT Indartono, in this paper
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang paling dikenal. Walaupun tidak menghasilkan jumlah protein dan kalori setinggi buncis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri atas 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah suhu penyimpanan
Lebih terperinciCut Nur Ichsan (2006) J. Floratek 2 : 37 42
UJI VIABILITAS DAN VIGOR BENIH BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) YANG DIPRODUKSI PADA TEMPERATUR YANG BERBEDA SELAMA KEMASAKAN Test of Viability and Seed Vigor of Several Rice Varieties Produced
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri atas 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah suhu penyimpanan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai Kedelai termasuk tanaman kacang-kacangan dengan klasifikasi lengkap tanaman kedelai adalah sebagai berikut, divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae,
Lebih terperinciPENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)
SKRIPSI PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill) Oleh: Siti Rosmiati 10982008360 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian tanaman pangan merupakan sektor pertanian yang memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian
Lebih terperinciPENGARUH JENIS DAN KADAR AIR MEDIA SIMPAN TERHADAP VIABILITAS BENIH LENGKENG (Dimocarpus longan Lour.)
PENGARUH JENIS DAN KADAR AIR MEDIA SIMPAN TERHADAP VIABILITAS BENIH LENGKENG (Dimocarpus longan Lour.) EFFECT OF TYPE AND MOISTURE OF STORAGE MEDIA TOWARD LONGAN SEEDS VIABILITY (Dimocarpus longan Lour.)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, produksi perlu ditingkatkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan, diperkirakan dari lereng pegunungan Andes, di negara-negara Bolivia, Peru, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan konsumsi pangan juga ikut meningkat. Namun pada kenyataannya, produksi pangan yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Secara agronomis biji merupakan hasil budidaya yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (United States Department of Agriculture, 2011). vertikal dan horizontal. Bagian akar yang aktif adalah pada kedalaman cm,
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman delima diklasifikasikan sebagai berikut kingdom: Plantae, divisio : Spermatophyta, subdivisio : Angiospermae, kelas : Dicotyledonae, ordo : Myrtales, famili : Punicaceae,
Lebih terperinciOleh : Iskandar Z. Siregar
MODULE PELATIHAN 2 TEKNOLOGI PERBENIHAN Oleh : Iskandar Z. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev.
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.
I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciPENGARUH KADAR AIR AWAL BENIH DAN SUHU RUANG SIMPAN TERHADAP VIABILITAS, VIGOR, DAN PERTUMBUHAN BENIH SIRSAK (ANNONA MURICATA)
Agric. Sci. J. Vol. I (4) : 143-153 (2014) PENGARUH KADAR AIR AWAL BENIH DAN SUHU RUANG SIMPAN TERHADAP VIABILITAS, VIGOR, DAN PERTUMBUHAN BENIH SIRSAK (ANNONA MURICATA) The Effect Initial Seed Moisture
Lebih terperinciEfektifitas Kemasan dan Suhu Ruang Simpan terhadap Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Meirril)
Planta Tropika Journal of Agro Science Vol 3 No 1 / Februari 2015 Efektifitas dan Suhu Ruang Simpan terhadap Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Meirril) DOI 10.18196/pt.2015.033.1-7 Marlinda Dwi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. rekalsitran yang masak, kandungan airnya sangat tinggi, dapat mencapai 30-40%
TINJAUAN PUSTAKA Benih karet Biji tanaman karet termasuk biji rekalsitran sehingga perlu dikelola secara cepat dan tepat (Warta Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 2009). Benih rekalsitran yang masak,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai
II. TINJAUAN PUSTAK A 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai Ukuran benih kacang kedelai berbeda-beda antarvarietas, ada yang kecil, sedang, dan besar. Warna bijinya kebanyakan kuning kecoklatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor pembatas produksi benih adalah tejadinya kemunduran benih selama penyimpanan. Kemunduran benih ini dapat menyebabkan berkurangnya benih berkualitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu letak biji pada malai, yang terdiri dari: P1: Posisi biji
Lebih terperinciTEKNIK SELEKSI DAN SORTASI BIJI UNTUK BIBIT JARAK PAGAR YANG BERKUAUTAS
Workshop Pendirian Keblln Bibit Sumber. Demplot dan Feasibility Study untuk Perkebunari Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.) TEKNIK SELEKSI DAN SORTASI BIJI UNTUK BIBIT JARAK PAGAR YANG BERKUAUTAS Dr. Ir.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2. Kondisi Pols (8 cm) setelah Penyimpanan pada Suhu Ruang
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Bahan Tanam Setelah Penyimpanan Penyimpanan bahan tanam dilakukan pada kondisi suhu yang berbeda dengan lama simpan yang sama. Kondisi yang pertama ialah suhu ruang yang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman
2 I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang penting karena memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Setiap 100 gram kacang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum
11 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum Wijen (Sesamum indicum L.) merupakan tanaman setahun yang tumbuh tegak dan bisa mencapai ketinggian 1.5 m 2.0 m. Tanaman wijen berbentuk semak yang berumur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Peneletian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Peneletian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial, yang terdiri dari dua faktor: Faktor I: Umur panen jagung (Zea mays
Lebih terperinci