STUNTING DAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR

Transkripsi

1 STUNTING DAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR Siti Nur Rochimiwati 1, Zakaria 1, Sitti Sahariah Rowa 1,Ipha Aprilia 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 2 Alumni, Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar ABSTRACT Background :Stunting is a failure to achieve optimal growth caused by malnutrition situation that lasted for a long time. Based on the results Riskesdas 2013 South Sulawesi Province prevalence of stunting aged 5-12 years (34%) to the category of very short short 10.8% and 23.2%. Children who are short (stunted) showed poorer ability in diverse cognitive function and school performance compared with children who grow up normal. Children with short stature also have behavioral problems, more inhibited, and less and more show behavior disorders. Objective :This study aims to describe stunting and learning achievement of school children in the State Primary School Paccinongang Sombaopu District of Gowa. Method :This study is a descriptive research. Sampling was done by purposive sampling in all primary school children to Class V. The data was collected through a questionnaire study and the results are presented in narrative form. Result :The results obtained by stunting status as many as 15 children (21.4%) and short normal children as many as 53 children (75.8%). Student achievement show of 17 students there are 4 people (23.5%) who have less educational achievement and 13 people (76.5%) who have a good learning performance. Conclusion :It is suggested to parents to increase the consumption of foods that contain balanced nutrition and maintaining good academic achievement already. Keywords :Stunting, Learning Achievement, Primary School Children PENDAHULUAN Prevalensi stunting pada anak sekolah di Indonesia secaranasional tahun 2007 sebesar 36,8% (Balitbangkes, 2007). Secara nasional prevalensi stunting 5-12 tahun di Indonesia sebesar 35,1% terdiri dari 15,1% sangat pendek dan 20% pendek. Masih tidak jauh berbeda dengan anak balita (Balitbangkes, 2010). Prevalensi stunting umur 5-12 tahun di Indonesia sebesar 30,7% terdiri dari 12,3% sangat pendek, dan pendek 18,4% (Balitbangkes, 2013). DataRiset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 di Provinsi Sulawesi Selatan untuk kategori sangat pendek 15,8% dan pendek 23,1%, sehingga prevalensi stunting 38,9% (Balitbangkes, 2010). Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 Provinsi Sulawesi Selatan prevalensi stunting umur 5-12 tahun untuk kategori sangat pendek 10,8% dan pendek 23,2%, sehingga prevalensi stunting di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 34%. Pada tahun 2013 prevalensi stunting Provinsi Sulawesi Selatan Kabupaten Gowa umur 5-12 tahun untuk kategori sangat pendek 16,4% dan pendek 17,4%, sehingga prevalensi stunting 33,8% (Balitbangkes, 2013). Lebih dari sepertiga (36,1%) anak Indonesia tergolong pendek ketika masuk sekolah, dan hal ini merupakan indikasi,gangguan kurang gizi kronis. Prevalensi anak pendek ini semakin meningkat dan berkembang dengan bertambahnya usia, baik pada anak perempuan maupun anak lakilaki (Aritonang, 2010). Anak sekolah merupakan sasaran strategis dalam perbaikan gizi masyarakat. Hal ini menjadi penting karena pertama, anak sekolah merupakan generasi penerus tumpuan bangsa sehingga perlu dipersiapkan dengan baik kualitasnya. Kedua, anak sekolah selalu mengalami pertumbuhan fisik dan mental yang sangat diperlukan guna 11

2 menunjang kehidupannya dimasa datang.ketiga, guna mendukung keadaan tersebut diatas anak sekolah memerlukan kondisi tubuh yang optimal dan bugar, sehingga memerlukan status gizi yang baik (Depkes, 2001). Telah dilakukan penelitian gambaran stunting dan prestasi belajar anak sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri Paccinongang Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. METODE Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, bertempat di SD Negeri Pacccinongang Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa pada bulan Oktober 2015 sampai Juni 2016.Populasi dalampenelitian ini adalah semua anak stunting di SD Negeri Kabupaten Gowa. Sampel yang dambil adalah anak kelas V berjumlah 17 anak dan pengambilan sampel dilakukan dengan carapurposive Sampling. Data yang dikumpulkan berupa data primer (nama, umur, jenis kelamin dan tanggal lahir, status gizi) dan data sekunder, yaitu data yang meliputi prestasi hasil belajar dan gambaran umum sekolah dasar di SD Negeri Kabupaten Gowa dengan mencatat dari dokumen sekolah. Data primer diperoleh melalui wawancara diolah menggunakan program komputer yaitu program SPSS. Dataantropometri diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator untuk mendapatkan nilai Z-score. Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan dalam bentuk narasi.data tentang hasil belajar dikelompokkan sesuai dengan kriteria objektif prestasi belajar. HASIL SD Negeri Paccinongang merupakan Sekolah Dasar Negeri yang terletak di Jl. Mustafa Dg. Bunga No 85 berada disebelah utara Romang Polong dan berada disebelah selatan Pao-Pao Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. SD Negeri Paccinongang berdiri sejak tahun 1961 dengan luas lahan sekolah meter. Guru pendidik sebanyak 26 orang guru, dengan 1 ruang kepala sekolah, dan 1 ruang guru. Jumlah siswa yang terdaftar di SD Negeri Paccinongang sebanyak 609 orang, dengan jumlah laki-laki sebanyak 309 orang dan perempuan sebanyak 300 orang. Status Gizi Tabel 01. Distribusi Anak sekolah berdasarkan Status gizidi Sekolah Dasar Paccinongang Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa Keikutsertaan Les.n % Sangat pendek 2 2,8 Pendek Normal ,4 75,8 Total Berdasarkan tabel 01 menunjukkan bahwa sampel dengan status gizi normal sebanyak 53 anak (75,8%), pendek sebanyak 15 anak (21,4%) dan sangat pendek 2 anak (2,8%). Karakteristik Sampel Tabel 02. Distribusi Anak Stunting Berdasarkan Jenis Kelamindi Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Gowa Jenis Kelamin.n % Laki-Laki 13 76,5 Perempuan 4 23,5 Berdasarkan tabel 02 menunjukkan bahwa sebagian besar (76,5%) sampel berjenis kelamin laki-laki. Umur Tabel 03. Distribusi Anak Stunting Berdasarkan Umur di Sekolah Dasar Negeri Paccinongang Kecamatan SombaopuKabupaten Gowa Umur.n % Tahun 8 47,1 11 Tahun 9 52,9 Berdasarkan tabel 03 menunjukkan bahwa sebagian besar (52,9%) sampel berumur 11 tahun. Kategori Stunting 12

3 Tabel 04. Kategori Anak Stunting di Sekolah Dasar Negeri Paccinongang Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa Kategori Stunting.n % Sangat Pendek 2 11,8 Pendek 15 88,2 Berdasarkan tabel 04 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel (88,2%) status stunting. Prestasi Belajar Tabel 05. Distribusi Anak Stunting berdasarkan Prestasi belajardi Sekolah Dasar Paccinongang Kecamatan SombaopuKabupaten Gowa Berdasarkan tabel 05 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel (76,5%) sampel baik. Keikutsertaan Les Tabel 06. Distribusi Anak Stunting berdasarkan Keikutsertaan Lesdi Sekolah Dasar Kabupaten Gowa Keikutsertaan Les.n % Ikut Les 4 23,5 Tidak Les 13 76,5 Berdasarkan tabel 06 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel (76,5%) sampel tidak ikut les. Prestasi Belajar.n % Baik 13 76,5 Kurang 4 23,5 Stunting dan tidak stuntingberdasarkan prestasi belajar Tabel 07. Distribusi Anak stunting dan tidak stunting berdasarkan prestasi belajar di Sekolah Dasar Negeri Paccinongang Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Kategori Prestasi Belajar Jumlah Baik Kurang n % n % n % Stunting Tidak stunting Total Berdasarkan tabel 07 menunjukkan bahwa pada umumnya status gizi normal beprestasi baik sebanyak sebanyak 50 anak (94,3%). PEMBAHASAN Stunting merupakan wujud dari adanya gangguan pertumbuhan pada tubuh, bila ini terjadi, maka salah satu organ tubuh yang cepat mengalami risiko adalah otak.dalam otak terdapat sel-sel saraf yang sangat berkaitan dengan respons anak termasuk dalam melihat, mendengar, dan berpikir selama proses belajar. Usia sekolah dasar merupakan usia emas ke dua bagi pertumbuhan anak baik fisik maupun mental yang berpengaruh bagi masa depan sebagai generasi penerus bangsa. Keadaan gizi kurang seperti stunting yang dialami oleh anak usia sekolah akan memengaruhi kemampuan daya tangkap anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah dan akan mempengaruhi prestasi belajarnya. (Sarci, 2013). Hasil penelitian menunjukan status gizi anak SDN Paccinongang berdasarkan indeks TB/U yaitu sebanyak 15 anak (21.4%) pendek dan anak yang normal sebanyak 53 anak (75,8%).Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian Zulkifli (2014) pada anak sekolah dasar di SDN 44 Padaria Desa Ampekale Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros berdasarkan indeks TB/U dengan prevalensi pendek dan sangat pendek yaitu masing-masing sebesar 40% dan 7,8%. 13

4 Penentuan prestasi belajar dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menjumlahkan 3 mata pelajaran yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dimana nilai mata pelajaran yang didapatkan dari nilai rapor semester ganjil tahun 2015 dijumlahkan kemudian dibagikan dengan banyaknya mata pelajaran. Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai stunting dan prestasi belajar siswa SD Negeri Paccinongang Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa menunjukkan bahwa dari 17 siswa terdapat 4 orang(23.5%) yang memiliki prestasi belajar yang kurang dan 13 orang (76.5%) yang memiliki prestasi belajar yang baik. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sinarwati di SDN 6/75 Buareng Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone prestasi belajar yang baik (42,86%). Kedua hasil penelitian memberi gambaran bahwa sebagian besar sampel memiliki prestasi belajar yang baik.prestasi belajar merupakan hasil dari kemampuan untuk menyerap materi pelajaran yang diajarkan. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khususnya tercapai (Djamarah 2006). Prestasi belajar seorang anak juga dipengaruhi berbagai macam faktor yaitu faktor yaitu faktor lingkungan, gen, faktor kebiasaan belajar diluar maupun didalam rumah, faktor lain yang juga mempengaruhi adalah sosial ekonomi, proses dan cara belajar serta rendahnya kualitas penyerapan dan penguasaan materi yang diberikan oleh guru di Sekolah oleh siswa yang stunting (Sarci, 2013). Masalah gizi merupakan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi prestasi belajar pada anak sekolah.begitu pula dengan penghasilan orang tua sangat mempengaruhi status gizi dan prestasi belajar anak.sebab apabila ekonomi keluarga rendah, maka asupan makanan yang diberikan kepada anak juga rendah. Selain dari ekonomi keluarga hal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah pendidikan orang tua dimana orang tua yang memiliki cukup pendidikan pada umumnya akan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan anak dalam belajar, antara lain pengaturan waktu belajar serta menyediakan alat belajar, asupan gizi yang seimbang. Jika asupan gizi yang masuk kedalam tubuh baik, maka status gizinya juga akan baik pula. Faktor-faktor yang juga mempengaruhi proses dan prestasi belajar ialah tingkat kecerdasan, status gizi, les privat dan tingkat pendidikan orang tua siswa. (Farokah, 2007). Usia sekolah dasar merupakan usia emas kedua bagi pertumbuhan anak baik fisik maupun mental yang berpengaruh bagi masa depan. Keadaan gizi kurang seperti stunting yang dialami oleh anak usia sekolah akan memengaruhi kemampuan daya tangkap anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah dan akan memengaruhi prestasi belajarnya. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Almatsier (2001) yang mengatakan bahwa kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen. KESIMPULAN Gambaran status stunting anak di SDN Paccinongang pada umumnya pendek yaitu sebanyak 15 anak (21,4%) dan anak yang normal sebanyak 53 anak (75,8%) Prestasi belajar anak Stunting di SDN Paccinongang pada umumnya baik sebesar 76,5% dan yang tergolong kurang sebesar 23,5%. DAFTAR PUSTAKA Almatsier S Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan ke-5.gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Aritonang I. (2010). Menilai Status Gizi Sehat Optimal.Jakarta, Grafina Mediacipta. Balitbangkes (2010).Laporan Hasil Riset Kesehatan Nasional 2010.Jakarta; Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. Balibangkes (2013).Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar provinsi Sulawesi Selatan 2013.Jakarta; Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar. Vol.3. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Farokah, Suprihati, Suyitno S., Hubungan Tonsilitis Kronis dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar di Kota Semarang. Dalam Riyanto W.B., Cermin Dunia Kedokteran No. 155 (THT), Jakarta.34 (2)Sarci M & Intje P. Analisis determinan dan pengaruh stunting terhadap prestasi belajar anak sekolah di Kupang. Jurnal Gizi dan Pangan. Volume 8 (1). Ridwan M. (2008).Kegiatan belajar terhadap Prestasi Belajar yang Dicapai. 14

5 Slameto.(2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta; Rineka Cipta. Sarci M & Intje P. Analisis determinan dan pengaruh stunting terhadap prestasi belajar anak sekolah di Kupang. Jurnal Gizi dan Pangan. Volume 8 (1). Suniarto F. (2013). Pola makan, status sosial ekonomi keluarga dan prestasi belajar pada anak Stunting usia 9-12 tahun di Kemijen Semarang Jawa Timur.Artikel penelitian. Universitas Dipanegoro. 15