BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian
|
|
- Glenna Kusumo
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian yang dilakukan European Survey on Cancer Anemia (ECAS), dengan nilai potong kadar Hb 12 g/dl, didapatkan prevalensi anemia pada keganasan sebesar 40% (Ludwig et al., 2004). Anemia pada keganasan terjadi akibat dampak langsung dari penyakitnya dan diperberat karena efek samping terapi (Estrin, 1999; Rouli & Amalia, 2005). Anemia pada keganasan menyebabkan penurunan kualitas hidup, penurunan efektifitas pengobatan dan peningkatan mortalitas hingga 65% (Rouli & Amalia, 2005; Sobrero et al., 2001; Vaupel et al., 2001). Transfusi packed red cell (PRC) merupakan salah satu terapi pendukung untuk mengatasi anemia pada keganasan (Schrijvers, 2011). Pemakaian PRC pada pasien keganasan cukup tinggi, penelitian yang dilakukan ECAS menunjukkan 14,9% pasien keganasan mendapat transfusi PRC (Ludwig et al., 2004), dan pada anak dengan keganasan menunjukkan 60% mendapatkan transfusi PRC (Ruggiero & Riccardi, 2002). Di dunia, jumlah donasi darah dalam satu tahun berkisar 107 juta kantong, dimana hampir 50% terdapat di negara-negara dengan pendapatan tinggi. Di negara-negara maju lebih kurang 97% darah diproses menjadi komponen, sedangkan di negara-negara berkembang berkisar 40-78% (American Association of Blood Banks, 2013). Di Indonesia, produksi darah keseluruhan pada tahun 2014 adalah sebanyak kantong darah yang terdiri dari 16,18% whole 1
2 2 blood dan 83,82% komponen. Jumlah komponen tersebut terdiri atas PRC 58%, plasma segar 22%, thrombocyte concentrate (TC) 13%, fresh frozen plasma (FFP) 6%, washed erythrocyte 0,18%, cryoprecipitate 0,65% dan trombosit aferesis 0,17% (Kemenkes RI, 2015). Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (2011) tercatat sekitar kantong darah ditransfusikan setiap bulan. Sebagian besar merupakan komponen PRC yaitu sekitar 50%, sedangkan komponen TC menduduki peringkat kedua yaitu sekitar 30%, diikuti oleh komponen FFP dan lainnya. Di ruang anak RSUP Dr Kariadi Semarang ( ) menunjukkan terdapat peningkatan rerata utilisasi darah 5678 kantong darah per tahun, penggunaan selama 3 tahun terakhir, secara berurutan adalah 3751, 6496, dan 6787 kantong. Komponen darah yang paling banyak digunakan berturut-turut adalah TC 3228 kantong, PRC 1682 kantong, FFP 295 kantong, dan cryo 133 kantong. Penggunaan PRC dominan pada pasien thalassemia 539 kantong/tahun, diikuti leukemia 359 kantong/tahun, sepsis 206 kantong/tahun, tindakan perioperatif 160 kantong/tahun dan keganasan non leukemia 119 kantong/tahun (Nency & Sumantri, 2011). Episode transfusi PRC yang cukup tinggi tersebut pada pasien keganasan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain usia, jenis dan derajat penyakit keganasan, jenis terapi, macam obat kemoterapi, intensitas dan durasi pemberian terapi, kadar hemoglobin (Hb) pre-transfusi, dan riwayat transfusi PRC sebelumnya, selain itu perdarahan dan gangguan fungsi ginjal yang disebabkan oleh penyakit keganasan, efek samping terapi atau penyebab lainnya juga mempengaruhi episode transfusi PRC (Estrin, 1999; Nency & Sumantri,
3 3 2011; Ruggiero & Riccardi, 2002; Yong et al., 2011; Lightdale et al., 2012). Penelitian Nency (2011) di RSUP Dr Kariadi Semarang tentang perbedaan kebutuhan transfusi darah selama fase induksi pada pasien dengan leukemia limfoblastik akut didapatkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kebutuhan kelompok risiko standar dan tinggi terhadap kebutuhan transfusi komponen darah PRC selama fase induksi, akan tetapi penelitian lainnya yang terkait faktor-faktor yang mempengaruhi episode transfusi PRC khususnya pada pasien anak dengan keganasan di Indonesia belum banyak diteliti. Banyaknya faktor yang mempengaruhi episode transfusi PRC menyebabkan banyak variasi dalam penentuan transfusi PRC dan tingginya episode transfusi PRC pada pasien keganasan khususnya pada anak, hal ini menyebabkan munculnya beberapa permasalahan yang dihadapi terkait transfusi PRC seharihari diantaranya penggunaan yang tidak rasional dan tepat indikasi, ketersediaan jumlah produk darah yang aman digunakan, risiko efek samping yang terjadi setelah pemberian komponen darah dan tingginya pembiayaan untuk penggunaan komponen darah tersebut (Rouli & Amalia, 2005; Sobrero et al., 2001; Vaupel et al., 2001). Hal ini sangat merugikan, dampaknya tidak hanya bagi pasien tetapi juga institusi penyedia darah. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pengetahuan tentang faktor faktor yang mempengaruhi episode transfusi PRC pada pasien anak dengan keganasan, sehingga diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan transfusi PRC dan menurunkan permasalahan yang dihadapi.
4 4 B. Perumusan Masalah Transfusi PRC pada keganasan anak cukup tinggi dan banyak permasalahan yang dihadapi dalam transfusi PRC tersebut. Faktor yang paling mempengaruhi dalam episode transfusi PRC pada pasien keganasan khususnya pada anak di Indonesia belum banyak diteliti. Informasi ini penting untuk mengurangi permasalahan yang ditimbulkan akibat tingginya episode transfusi PRC pada pasien anak dengan keganasan. Dari uraian tersebut kami mengajukan pertanyaan penelitian yaitu Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi episode transfusi PRC pada anak dengan keganasan, sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan transfusi PRC sesuai dengan indikasi dan menurunkan permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan PRC. C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum: Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi episode transfusi PRC pada anak dengan keganasan. Tujuan Khusus: Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh usia, kadar Hb pre-transfusi, riwayat transfusi PRC sebelumnya, jenis penyakit keganasan, jenis terapi, dan klinis perdarahan terhadap episode transfusi PRC pada anak dengan keganasan.
5 5 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Unit Pelayanan Transfusi Darah dan Pihak Manajemen RSUP Dr. Sardjito Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam menyusun strategi penyediaan darah yang berhubungan dengan penggunaan PRC pada pasien anak dengan penyakit keganasan. 2. Bagi tenaga kesehatan (dokter, perawat) Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi episode transfusi PRC pada anak dengan keganasan, sehingga menjadi pertimbangan untuk lebih hati hati dalam mengambil keputusan untuk melakukan transfusi PRC. 3. Bagi peneliti lain Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan penelitian selanjutnya yang berfokus pada transfusi PRC pada pasien anak dengan penyakit keganasan. E. Keaslian Penelitian Penelitian terkait faktor yang mempengaruhi episode transfusi PRC pada keganasan anak telah banyak dilakukan di beberapa negara (tabel 1).
6 Tabel 1. Penelitian-penelitian lain tentang faktor-faktor yang mempengaruhi episode transfusi PRC No. Peneliti Judul Penelitian Desain Penelitian 1. Estrin, 1999 A retrospective review of blood transfusions in cancer patients retrospektif with anemia 2. Yong et al., 2011 Predictors and patterns of red blood cell transfusion use among newly diagnosed cancer patients with chemotherapyassociated anemia in Western Denmark ( ) 3. Nency & Sumantri, 2011 Latar belakang penyakit pada penggunaan transfusi komponen darah pada Anak 4. Nency, 2011 Perbedaan kebutuhan transfusi darah selama fase induksi pada leukemia limfoblastik akut 5. Lightdale et al., 2012 Impact of a conservative red blood cell transfusion strategy in children undergoing hematopoietic stem cell transplantation prospektif retrospektif retrospektif retrospektif Hasil Mengidentifikasi kebutuhan tarnsfusi yang berhubungan dengan kelompok pasien keganasan tertentu dan dengan macam kemoterapi tertentu 40% mendapat transfusi PRC, biasanya pada pasien rawat inap, dan sebagian besar memerlukan transfusi berulang, usia muda meningkatkan kemungkinan mendapat transfusi PRC dan derajat keganasan awal atau kanker payudarah menurunkan kemungkinan transfusi PRC Terdapat hubungan antara latar belakang penyakit penyebab dengan penggunaan transfusi komponen darah. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kebutuhan kelompok risiko standar dan tinggi terhadap kebutuhan transfusi komponen darah PRC selama fase induksi. Kadar Hb pre transfusi < 7 g/dl, tidak menurunkan jumlah pasien yang mendapatkan transfusi dibandingkan dengan pasien dengan kadar Hb pre transfusi 9 g/dl (96% dan 98,5%, p = 0,38), akan tetapi menurunkan jumlah kantong PRC yang ditransfusikan (median 3 (2 5) kantong dan 4 (3 8) kantong, p = 0,002). 6
7 7 Penelitian kami berbeda dengan penelitian sebelumnya karena menilai faktor faktor yang mempengaruhi episode transfusi PRC pada keganasan anak sekaligus (usia, kadar Hb pre-transfusi, riwayat transfusi PRC sebelumnya, jenis penyakit keganasan dan jenis terapi, dan klinis perdarahan), serta menilai pengaruh faktorfaktor tersebut terhadap transfusi PRC. Penelitian yang ada sebelumnya hanya menilai sebagian dari faktor yang mempengaruhi dan tidak semua menilai pengaruh faktor tersebut terhadap episode transfusi PRC.
BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin
42 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kadar hemoglobin digunakan sebagai patokan dalam dunia medis untuk mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin seseorang sulit ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasien-pasien dengan penyakit hematologi atau onkologi yang mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transfusi trombosit memiliki peran penting dalam regimen terapi pada pasien-pasien dengan penyakit hematologi atau onkologi yang mengalami trombositopenia berat. Trombositopenia
Lebih terperinciTRANSFUSI DARAH. Maimun ZA. Laboratorium Patologi Klinik FKUB-RSSA Malang
TRANSFUSI DARAH Maimun ZA Laboratorium Patologi Klinik FKUB-RSSA Malang Pendahuluan Transfusi darah adalah terapi medis yang memiliki risiko penyulit terbesar baik dalam waktu pendek (reaksi transfusi),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan (WHO,2009). Terapi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern.transfusi darah adalah suatu rangkaian proses pemindahan darah donor ke dalam sirkulasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Intensive Care Unit (ICU) dengan rerata lima unit per pasien. Packed red cell
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transfusi darah modern menggunakan komponen darah merupakan salah satu terapi medis standar yang paling sering dilakukan. Sebanyak 14 juta unit packed red cell (PRC)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Leukemia Mieloid Akut (LMA) adalah salah satu kanker darah yang ditandai dengan transformasi ganas dan gangguan diferensiasi sel-sel progenitor dari seri mieloid. Bila
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI... ABSTRAK... ABSTRACK... v KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI... ABSTRAK... i ii iii iv ABSTRACK... v KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... vi vii ix DAFTAR SINGKATAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pemberian transfusi darah yang aman. tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 83
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dalam perkembangan pelayanan kesehatan dewasa ini, kebutuhan akan pelayanan darah yang berkualitas, mudah didapat dan jumlah yang semakin bertambah khususnya
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, ilmu bedah onkologi, dan ilmu gizi 4.2 Tempat dan waktu Lokasi penelitian ini adalah ruang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat perdarahan pada pasien anak leukemia yang menjalani kemoterapi (Freireich,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transfusi thrombocyte concentrate (TC) merupakan salah satu bentuk penggunaan komponen darah sebagai tindakan suportif pada pasien dengan trombositopenia. Tindakan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap tahun, berjuta-juta kehidupan manusia di bumi. terselamatkan oleh kegiatan transfusi darah.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap tahun, berjuta-juta kehidupan manusia di bumi terselamatkan oleh kegiatan transfusi darah. Agar didapatkan hasil transfusi darah yang optimal maka harus ada
Lebih terperinciPermintaan produk darah pada praktek
Artikel Asli Latar Belakang Penyakit pada Penggunaan Transfusi Komponen Darah pada Anak Yetty Movieta Nency, Dana Sumanti Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RSUP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit. kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006). Pada sirosis hati terjadi kerusakan sel-sel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembuluh darah yang disebabkan karena terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang yang paling sering
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru adalah penyakit keganasan yang berasal dari sel epitel saluran napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari organ lain (tumor
Lebih terperinciPERBEDAAN REAKSI PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH WHOOLE BLOOD (WB) DAN PACKED RED CELL (PRC) PADA PASIEN SECTIO CAESARE
PERBEDAAN REAKSI PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH WHOOLE BLOOD (WB) DAN PACKED RED CELL (PRC) PADA PASIEN SECTIO CAESARE Rahmatul Fuadda 1* Neila Sulung 2 Lisa Vina Juwita 3 Keperawatan STIKes Fort De Kock Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Trombosit merupakan sel darah yang berperan penting
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Trombosit merupakan sel darah yang berperan penting dalam hemostasis, yakni suatu proses penghentian perdarahan dari suatu pembuluh darah yang rusak (Ciesla,
Lebih terperinciBAB 4. METODE PENELITIAN
BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1.Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bagian Hematologi Onkologi. 4.2.Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan transfusi darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran darah otak. Terdapat dua macam stroke yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik dapat terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi. darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total donasi darah tersebut terkumpul dari negara yang memiliki pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nyeri merupakan pengalaman sensoris atau emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Kementrian Kesehatan
Lebih terperinciPemeriksaan Kadar Protein Supernatan Akhir Pada Pemantapan Mutu Komponen Washed Red Cells (WRC) di UTDC PMI Kota Semarang
Pemantapan Mutu WRC Melalu Pemeriksaan Kadar Protein 151 Pemeriksaan Kadar Protein Supernatan Akhir Pada Pemantapan Mutu Komponen Washed Red Cells (WRC) di UTDC PMI Kota Semarang The Protein Concentration
Lebih terperinciTRANSFUSI DARAH SEJARAH & PERKEMBANGANNYA SAAT INI
TRANSFUSI DARAH SEJARAH & PERKEMBANGANNYA SAAT INI dr Elida Marpaung, M Biomed RSUPN Ciptomangunkusumo What is blood? Darah adalah organ tubuh Darah adalah organ tubuh yang berbentuk cair Melakukan transfusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah
BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi darah (PMI,2011). Transfusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2008; American Cancer. sisanya sebagian besar AML (Rudolph, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia adalah sekumpulan penyakit yang ditandai oleh adanya akumulasi leukosit ganas dalam sumsum tulang dan darah (Hoffbrand, Pettit & Moss, 2005). Leukemia merupakan
Lebih terperinci9/12/2014. Aktivasi. yang teraktivasi akan mengekspresikan P-Selectin (CD62P) yaitu suatu protein membran 140 kd yang berasal dari granula alfa.
Teguh Triyono Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran UGM/ RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Di dunia, jumlah donasi darah 107 juta kantong/th, 50% terdapat di negara dengan pendapatan tinggi. Di negara maju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepsis adalah penyakit mengancam jiwa yang disebabkan oleh reaksi tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit misalnya pada pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi penyumbang morbiditas dan mortalitas tertinggi di dunia dari sekian banyak penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan masalah kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian di
Lebih terperinciADMINISTRATION PERIODE OF PRC TRANSFUSION TOWARD TO HEMOGLOBIN VALUES
ADMINISTRATION PERIODE OF PRC TRANSFUSION TOWARD TO HEMOGLOBIN VALUES Caring, Vol., No.2, Maret 205 Sumiati, Endang Sri P. Ningsih 2, Nurhikmah 3 ABSTRACT Background: PRC on is conducted to increase hemoglobin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antibiotik merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan di dunia terkait dengan banyaknya kejadian infeksi bakteri. Sekitar 10-40% anggaran kesehatan di dunia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. penciptaan barang dan jasa. Manajemen Operasi (operation management--om)
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Manajemen Operasi Menurut Heizer dan Render (2008), produksi (production) adalah proses penciptaan barang dan jasa. Manajemen Operasi (operation management--om)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah salah satu penyakit dengan risiko
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah salah satu penyakit dengan risiko mortalitas dan morbiditas yang sangat tinggi di dunia. Sekitar 26 juta orang dewasa di Amerika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global Action Againts Cancer (2006) dari WHO menyatakan bahwa angka kematian akibat kanker dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Donasi darah merupakan praktik klinis yang umum. dilakukan. Pada tahun 2012 World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Donasi darah merupakan praktik klinis yang umum dilakukan. Pada tahun 2012 World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat sekitar 108 juta donasi darah terkumpul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tetap terjadi perubahan dalam morfologi, biokimia, dan metabolik yang disebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Packed red cell (PRC) adalah produk darah paling penting yang dapat disimpan sekitar 35-42 hari di bank darah dan merupakan terapi terbanyak yang diberikan di dunia.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Bedah khususnya Ilmu Bedah Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. 4. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta menyelenggarakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. angka kejadian pada anak dibawah 14 tahun sebesar 30% dan 10% pada anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia akut merupakan keganasan yang sering ditemui pada anak, angka kejadian pada anak dibawah 14 tahun sebesar 30% dan 10% pada anak remaja usia 15-19 tahun (Ward
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasien Gagal Ginjal Kronis (GGK) yang menjalani hemodialisa pada umumnya mengalami anemia. Anemia pada pasien GGK terjadi terutama karena kekurangan erytropoietin.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut. menunjang dinamika dunia kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut menunjang dinamika dunia kesehatan. Apabila berjalan dengan baik, transfusi dapat menyelamatkan nyawa pasien dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab terbanyak cedera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, didapatkan peningkatan insiden dan prevalensi dari gagal ginjal, dengan prognosis
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik subyek penelitian Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Bagian Penyakit Saraf RSUP Dr. Kariadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. 2. di vena sehingga menimbulkan kenaikan tekanan vena. 3 Penyebab utama gagal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan sindroma klinis yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. 1 Dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai sebuah sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala neurologis klinis fokal dan/atau global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang sering dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini disebabkan oleh demam dimana terdapat kenaikan suhu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat infeksi saluran nafas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Albumin merupakan protein terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari total
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Albumin merupakan protein terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari total plasma protein, dengan nilai normal 3,5 5,5 g/dl. Albumin juga didapatkan pada ruang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran oleh karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan wawancara Riskesdas 2013 didapatkan prevalensi penderita kanker pada penduduk semua umur di Indonesia sebesar 1,4% per 1000 penduduk, dengan prevalensi kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola hidup menyebabkan berubahnya pola penyakit infeksi dan penyakit rawan gizi ke penyakit degeneratif kronik seperti penyakit jantung yang prevalensinya
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test design sehingga dapat diketahui perubahan yang terjadi akibat perlakuan. Perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak. menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit kanker yang menyerang wanita di dunia dan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup penelitian adalah bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya sub bagian Neurologi. 4.1.2 Ruang lingkup tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sepsis merupakan suatu sindrom kompleks dan multifaktorial, yang insidensi, morbiditas, dan mortalitasnya sedang meningkat di seluruh belahan dunia. 1 Sindrom klinik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sakit kritis nondiabetes yang dirawat di PICU (Pediatric Intensive Care Unit)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperglikemia sering terjadi pada pasien kritis dari semua usia, baik pada dewasa maupun anak, baik pada pasien diabetes maupun bukan diabetes. Faustino dan Apkon (2005)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu keganasan yang terjadi karena adanya sel dalam tubuh yang berkembang secara tidak terkendali sehingga menyebabkan kerusakan bentuk dan fungsi dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Tim Cancer Helps, 2010). Data di Eropa pada tahun 1988 dan 1997 telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia merupakan suatu penyakit keganasan yang terjadi pada sel darah putih, yang ditandai dengan proliferasi dini yang berlebihan (Handayani, 2008). Di negara Barat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut pada parenkim paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan keempat dari semua jenis kanker ginekologi yang paling sering terjadi diseluruh dunia dan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak dan investasi, dan semua warga negara berhak atas kesehatannya termasuk masyarakat miskin. Diperlukan suatu sistem yang mengatur pelaksanaan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks (sekumpulan tanda dan gejala) akibat kelainan struktural dan fungsional jantung. Manifestasi gagal jantung yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Sepsis merupakan suatu respon sistemik yang dilakukan oleh tubuh ketika menerima sebuah serangan infeksi yang kemudian bisa berlanjut menjadi sepsis berat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah sekelompok kondisi metabolik, dicirikan dengan kenaikan kadar glukosa darah dikarenakan ketidakmampuan tubuh untuk menghasilkan insulin
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : NURHIDAYAH J FAKULTAS KEDOKTERAN
HUBUNGAN STATUS GIZI BERDASAR KADAR ALBUMIN SERUM DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI PASCA APENDEKTOMI PADA PASIEN APENDISITIS AKUT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciPengelolaan dan pelaksanaan usaha transfusi darah ditugaskan kepada Palang Merah Indonesia, atau Instansi lain yang ditetapkan oleh Menteri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah merupakan cairan yang memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Ketika manusia kekurangan dan kehilangan darah dari dalam tubuhnya dalam jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pascaoperasi (postoperative mortality) adalah kematian yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mortalitas pascaoperasi (postoperative mortality) adalah kematian yang terjadi oleh apapun penyebabnya yang terjadi dalam 30 hari setelah operasi di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Trombosit merupakan salah satu komponen penyusun
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Trombosit merupakan salah satu komponen penyusun darah manusia. Mayoritas masyarakat mengenal trombosit sebagai salah satu komponen yang berperan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya (National Cancer Institute,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker adalah penyakit dimana sel-sel membelah secara abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya (National Cancer Institute, 2009). Menurut
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat menyerang siapa saja. Kanker muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari selsel jaringan tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan ibu telah dipersiapkan sebelum dan selama kehamilan bertujuan untuk mendapatkan bayi yang sehat. Gangguan kesehatan yang terjadi selama kehamilan dapat
Lebih terperinciPANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG
PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG 2 0 1 5 BAB I DEFINISI Transfusi darah adalah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan karena pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Triple burden disease yang tengah dihadapi Indonesia menimbulkan sejumlah permasalahan. Masalah yang timbul bukan hanya seputar mewabahnya penyakit menular baru,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke tertinggi di Asia. Jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 2014). Pneumonia pada geriatri sulit terdiagnosis karena sering. pneumonia bakterial yang didapat dari masyarakat (PDPI, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut pada parenkim paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persentase populasi ADB di Indonesia sekitar %. Prevalensi ADB di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia paling umum ditemukan di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia adalah Anemia Defisiensi Besi (ADB). Data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. juta orang atau 8,05 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Persentase keluhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk usia lanjut di Indonesia semakin meningkat karena angka harapan hidup semakin tinggi. Jumlah penduduk usia lanjut mencapai 20,04 juta orang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan tindakan pembedahan. Beberapa penelitian di negara-negara industri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkiraan tindakan pembedahan di dunia adalah 234 juta tindakan setiap tahunnya bahkan melebihi jumlah kelahiran. Pada tahun 2002, bank dunia melaporkan bahwa dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu merupakan beban
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu merupakan beban masalah kesehatan masyarakat terutama ditemukan di daerah tropis dan subtropis. DBD banyak ditemukan di
Lebih terperinciLeukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Trombosit merupakan salah satu komponen sel darah yang tidak berinti dalam jumlah normal 150-450x10 9 sel/l. Ukuran sel ini bervariasi dengan rerata diameter 8-10 fl
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Leukemia akut merupakan 30-40% dari keganasan pada masa anak-anak. Insiden
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia akut merupakan 30-40% dari keganasan pada masa anak-anak. Insiden rata-rata 4-4,5 kasus/tahun/100.000 anak dibawah 15 tahun (Ugrasena, 2006). Secara luas terapi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan belah lintang ( cross sectional ). 3.2. Ruang lingkup
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) semakin menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai 30%-40% dari seluruh keganasan. Insidens leukemia mencapai 2,76/100.000 anak usia 1-4 tahun (Permono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak saja di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Selain virus sebagai penyebabnya,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Darah adalah komponen penting dalam tubuh yang membawa nutrisi dan oksigen ke semua organ tubuh, termasuk organ vital seperti otak, jantung, ginjal, paru-paru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan kemakmuran di negara berkembang banyak disoroti. Peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme atau parasit dalam jaringan tubuh (1). Infeksi tidak hanya menjadi masalah kesehatan bagi Indonesia bahkan di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti kardiovaskular, stroke, kanker, diabetes mellitus, penyakit paru kronik obstruktif di banyak negara, terutama di negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari. dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penumothorax merupakan kasus kegawatan paru. di Inggris laki-laki 24 per 100.000 penduduk dan perempuan 9,8 per 100.00 penduduk per tahun. Beberapa penelitian mengatakan
Lebih terperinci