BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap tahun, berjuta-juta kehidupan manusia di bumi. terselamatkan oleh kegiatan transfusi darah.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap tahun, berjuta-juta kehidupan manusia di bumi. terselamatkan oleh kegiatan transfusi darah."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap tahun, berjuta-juta kehidupan manusia di bumi terselamatkan oleh kegiatan transfusi darah. Agar didapatkan hasil transfusi darah yang optimal maka harus ada penyediaan darah yang aman dan diperlukan suatu alur kerja yang berkesinambungan, sehingga dapat menunjang pengobatan penderita. Tingginya angka kematian akibat kekurangan darah masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu bukti akan pernyataan di atas tercermin dalam angka kematian ibu melahirkan (AKI) yang sebagian besar akibat perdarahan, masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Sebagai negara berkembang Indonesia menempatkan permasalahan kesehatan ini menjadi salah satu titik perhatian utama. Untuk itu dalam rangka pencapaian Millennium Development Goals (MDGs), penurunan AKI menjadi prioritas yang harus dilakukan. Adapun salah satu upaya mendukung penurunan AKI ini, adalah dengan penyediaan darah yang aman (safe blood) untuk transfusi. Tranfusi darah mencakup pemberian darah 1

2 2 utuh ataupun salah satu lebih komponen darah dari satu individu (pendonor) ke individu lain (resipien), dan tindakan transfusi darah ini merupakan salah satu terapi penunjang yang penting dalam manajemen pasien yang dirawat di rumah sakit. Berdasarkan data yang ada, di Yogyakarta saja, jumlah kebutuhan darah berkisar sampai kantung per bulan (kemasan kantung baku berisi 450ml sampai 500ml darah, adapun kantung darah dengan isi 250ml yang umum dipakai oleh Palang Merah Indonesia atau PMI). Angka kejadian penyakit-penyakit yang berujung pada trombositopenia pun diperkirakan akan semakin meningkat dari tahun ke tahun, seperti penyakit Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP), keganasan hematologi dan keganasan non hematologi. Pada penyakit keganasan contohnya, tiap tahunnya ditemukan 12 juta kasus baru dengan 7 juta kematian. Angka ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipatnya pada tahun 2020 dan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2030 (GLOBOCAN, 2008). Pengobatan penyakit-penyakit autoimun yang berujung pada trombositopenia banyak melibatkan transfusi (theurapetic apheresis maupun transfusion apheresis). Adapun pengobatan konvensional untuk keganasan juga masih terbatas dalam

3 3 kemoterapi yang menimbulkan beberapa efek samping pada komponen darah secara langsung; seperti leukopenia, trombositopenia, dan lain-lain, sehingga membutuhkan transfusi darah. Oleh karena hal itu, prosedur transfusi darah menjadi hal yang substansial dalam kerangka penanganan penyakit. Dalam pedoman yang dikeluarkan World Health Organization atau WHO (Sibinga, 1995), disebutkan: (1) Transfusi tidak boleh diberikan tanpa adanya indikasi yang kuat; dan (2) transfusi yang diberikan hanya berupa komponen darah pengganti yang hilang atau kurang. Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi darah cenderung memakai komponen darah yang disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya kebutuhan akan sel darah merah, granulosit, trombosit, dan plasma darah yang mengandung protein dan faktor-faktor pembekuan. Diperlukan pedoman dalam pemberian komponen-komponen darah untuk pasien yang memerlukannya, sehingga efek samping transfusi dapat diturunkan seminimal mungkin. Karl Landsteiner ( ), salah seorang perintis transfusi darah berkata, Transfusi darah tidak boleh diberikan, kecuali manfaatnya melebihi risikonya.

4 4 Salah satu komponen darah yang umum digunakan adalah trombosit atau platelet. Prosedur thrombopheresis sendiri masih terbilang jarang dilakukan di Indonesia meskipun jumlah permintaan transfusi trombosit cukup banyak, terutama pada pasien autoimun dan keganasan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal; antara lain mesin apheresis yang terbilang mahal, dan belum banyak pendonor apheresis yang tersedia akibat syarat-syarat dan prosedur yang lebih berat dibanding dengan prosedur pendonor whole blood (Stroncek & Rebulla, 2007). Berangkat dari hal itu, maka peneliti merasa perlu untuk mengulas lebih dalam metode pemisahan trombosit untuk transfusi atau thrombopheresis. Thrombopheresis (sering juga disebut plateletpheresis atau trombocytapheresis) adalah suatu proses pengumpulan trombosit atau platelet atau keeping darah, yaitu komponen darah yang terlibat dalam pembekuan darah. Istilah thrombopheresis mengacu pada metode pengumpulan trombosit, yang dilakukan oleh sebuah alat yang digunakan dalam donor darah yang memisahkan trombosit dan mengembalikan bagian lain dari darah ke pendonor. Transfusi trombosit dapat menjadi prosedur menyelamatkan jiwa dengan mencegah atau mengobati komplikasi serius dari perdarahan

5 5 dan pula pada pasien yang memiliki gangguan produksi trombosit, atau disebut juga trombositopenia (jumlah trombosit rendah) atau disfungsi trombosit. Proses ini juga dapat digunakan sebagai terapi atau yang dikenal dengan theurapetic apheresis, untuk mengobati penyakit-penyakit yang mengakibatkan jumlah trombosit yang tinggi di atas batas normal (di atas keping/mm 3 ), seperti trombositosis esensial. I.2. Perumusan Masalah Teknik thrombopheresis masih terbilang baru di Indonesia, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) dan RSUP DR Sardjito, khususnya Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD), menjadi salah satu pioneer dalam pelaksanaan dan pengembangan transfusi thrombopheresis. Dibutuhkan peralatan yang memadai, prosedur yang tepat sehingga diharapkan dapat menghasilkan karakteristik produk atau keluaran seperti yang diinginkan, serta petugas yang kompeten dalam teknik transfusi tersebut. Berangkat dari hal-hal tersebut peneliti tertarik dan merasa perlu mengkaji lebih dalam mengenai hal-hal yang

6 6 berkaitan dengan profil donasi thrombopheresis, faktorfaktor yang mempengaruhi produk thrombopheresis, sehingga nantinya diharapkan dapat secara optimal meningkatkan dedikasi atau keberhasilan transfusi. Pengkajian tersebut juga dirasakan perlu karena masih sedikit penelitian (khususnya dalam lingkup propinsi DIY) yang membahas tentang profil donasi thrombopheresis tersebut. Maka berdasarkan pemaparan di atas, perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana profil donasi thrombopheresis di UPTD RSUP DR Sardjito? 2. Bagaimana pengaruh karakteristik dan profil hematologi pendonor serta karakteristik prosedur donasi terhadap kualitas produk donasi thrombopheresis? 3. Bagaimana pengaruh kualitas produk donasi thrombopheresis terhadap efikasi transfusi? I.3. Tujuan Penelitian Tujuan umum Mengetahui profil donasi thrombopheresis di UPTD RSUP DR Sardjito.

7 7 Tujuan khusus Penelitian memiliki tujuan untuk: 1. Mengetahui gambaran usia, jenis kelamin, berat badan, body mass index (BMI), jumlah trombosit dan hematokrit pra donasi pada pendonor dengan yield produk thrombopheresis. 2. Mengetahui korelasi antara volume produk thrombopheresis dan durasi donasi dengan yield produk thrombopheresis. 3. Mengetahui korelasi antara yield produk thrombopheresis dengan kenaikan jumlah trombosit pasca transfusi pada resipien. I.4. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis, terhitung waktu penyusunan proposal penelitian, belum ada penelitian mengenai profil donasi thrombopheresis dalam lingkup propinsi DIY. Di Indonesia, penelitian dalam konteks transfusi darah secara umum pun masih terbilang sangat terbatas. Kendati demikian, ditemukan beberapa penelitian terkait thrombopheresis atau judul pada penelitian ini dalam jurnal internasional. Beberapa penelitian internasional yang mengkaji faktor-

8 8 faktor yang berpengaruh terhadap kualitas produk thrombopheresis (dalam hal ini yield produk thrombopheresis) beserta efikasi transfusi thrombopheresis pada resipien antara lain: 1. Patel et al., 2013 Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari aspek pendonor dan prosedur terhadap yield dari single donor platelets (SDP). Metode penelitian ini adalah dengan menganalisis 265 prosedur thrombopheresis yang dikerjakan menggunakan mesin apheresis CS 3000 plus Advance Membrane System (AMS) cell separator (Fenwal, USA) yang terkait dengan data-data dari aspek pendonor, prosedur, dan resipien. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini ada uji korelasi Pearson ( r value). Hasil penelitian ini menunjukkan rerata jumlah trombosit pra donasi 286 ± 55 x10 3 /cu mm dan rerata yield dari semua prosedur 3,3 ± 0,68 x Yield berkorelasi positif dengan jumlah trombosit pasca donasi. Berat badan, hemoglobin, dan hematokrit pendonor tidak berkorelasi dengan yield dan tidak mempengaruhi yield dari single donor platelets.

9 9 2. Arun et al., 2013 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji aspek demografis pendonor dan prediktor-prediktor laboratorium terhadap single donor platelets. Metode penelitian ini adalah menganalisis data demografis pendonor dan yang terkait hasil laboratorium sebelum melakukan transfusi thrombopheresis untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi yield. Prosedur dilakukan pada 130 pendonor sehat, pertama kali donasi thrombopheresis dalam periode waktu 4 tahun. Prosedur thrombopheresis menggunakan mesin apheresis Frenius Kabi COM.TEC dan Hemonetics Mobile Collection System (MCS) plus Separator. Korelasi antara jumlah trombosit pra donasi dengan yield dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan rerata jumlah trombosit pra transfusi 3,16 ± 0,62 x10 11 per unit. Terdapat korelasi positif antara yield dengan jumlah trombosit pra transfusi dan BMI, sedangkan antara usia dan yield terdapat korelasi negatif.

10 10 3. Landzo et al., 2013 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi pengumpulan trombosit menggunakan mesin apheresis Fenval Baxter AMICUS dan membandingkan efisiensi dan kualitas produk transfusi dengan nilai hematokrit pendonor. Metode penelitian ini dengan membagi pendonor dalam kelompok-kelompok berdasarkan nilai hematokrit. Grup C terdiri dari pendonor dengan nilai hematokrit kurang dari atau sama dengan 46%. Grup D terdiri dari pendonor dengan nilai hematokrit lebih dari 46%. Dilakukan analisis terhadap kelompok tersebut kaitannya dengan efisiensi dan kualitas produk transfusi. Hasil penelitian ini menunjukkan tingginya nilai hematokrit secara signifikan mengurangi efisiensi pengumpulan trombosit dan kualitas produk transfusi. Perbedaan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan di atas dengan penelitian ini antara lain terdapat pada waktu penelitian, tempat atau lokasi penelitian, subjek

11 11 dan karakteristik subjek, karakteristik alat thrombopheresis, serta jumlah subjek. I.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat, antara lain: 1) Bagi penulis Dapat menambah ilmu dan pengetahuan mengenai profil donasi thrombopheresis serta dapat menyelesaikan persyaratan untuk penulisan skripsi atau tugas akhir. 2) Bagi kalangan akademisi dan institusi Membuktikan adanya korelasi antara faktor-faktor pada pendonor dengan kualitas produk thrombopheresis sehingga membuka peluang untuk dikembangkan lebih jauh, guna mendapatkan hasil yang lebih spesifik serta menambah perbendaharaan karya tulis ilmiah. 3) Bagi tenaga medis Dapat dijadikan refleksi, pengembangan dan aplikasi untuk perbaikan pelayanan kepada masyarakat. 4) Bagi masyarakat luas Dapat bermanfaat untuk mengenal lebih jauh tentang prosedur donasi thrombopheresis serta faktor-faktor

12 12 dari aspek pendonor yang dapat mempengaruhi kualitas produk transfusi, dibandingkan dengan donasi konvensional atau darah lengkap.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Trombosit merupakan salah satu komponen penyusun

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Trombosit merupakan salah satu komponen penyusun BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Trombosit merupakan salah satu komponen penyusun darah manusia. Mayoritas masyarakat mengenal trombosit sebagai salah satu komponen yang berperan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi. darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi. darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total donasi darah tersebut terkumpul dari negara yang memiliki pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin 42 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kadar hemoglobin digunakan sebagai patokan dalam dunia medis untuk mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin seseorang sulit ditentukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI... ABSTRAK... ABSTRACK... v KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI... ABSTRAK... ABSTRACK... v KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI... ABSTRAK... i ii iii iv ABSTRACK... v KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... vi vii ix DAFTAR SINGKATAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat perdarahan pada pasien anak leukemia yang menjalani kemoterapi (Freireich,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat perdarahan pada pasien anak leukemia yang menjalani kemoterapi (Freireich, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transfusi thrombocyte concentrate (TC) merupakan salah satu bentuk penggunaan komponen darah sebagai tindakan suportif pada pasien dengan trombositopenia. Tindakan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian yang dilakukan European Survey on Cancer Anemia (ECAS), dengan nilai potong kadar Hb 12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasien-pasien dengan penyakit hematologi atau onkologi yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasien-pasien dengan penyakit hematologi atau onkologi yang mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transfusi trombosit memiliki peran penting dalam regimen terapi pada pasien-pasien dengan penyakit hematologi atau onkologi yang mengalami trombositopenia berat. Trombositopenia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Donasi darah merupakan praktik klinis yang umum. dilakukan. Pada tahun 2012 World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Donasi darah merupakan praktik klinis yang umum. dilakukan. Pada tahun 2012 World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Donasi darah merupakan praktik klinis yang umum dilakukan. Pada tahun 2012 World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat sekitar 108 juta donasi darah terkumpul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut. menunjang dinamika dunia kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut. menunjang dinamika dunia kesehatan. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut menunjang dinamika dunia kesehatan. Apabila berjalan dengan baik, transfusi dapat menyelamatkan nyawa pasien dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Darah adalah komponen penting dalam tubuh yang membawa nutrisi dan oksigen ke semua organ tubuh, termasuk organ vital seperti otak, jantung, ginjal, paru-paru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Trombosit merupakan sel darah yang berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Trombosit merupakan sel darah yang berperan penting BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Trombosit merupakan sel darah yang berperan penting dalam hemostasis, yakni suatu proses penghentian perdarahan dari suatu pembuluh darah yang rusak (Ciesla,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan keempat dari semua jenis kanker ginekologi yang paling sering terjadi diseluruh dunia dan merupakan

Lebih terperinci

9/12/2014. Aktivasi. yang teraktivasi akan mengekspresikan P-Selectin (CD62P) yaitu suatu protein membran 140 kd yang berasal dari granula alfa.

9/12/2014. Aktivasi. yang teraktivasi akan mengekspresikan P-Selectin (CD62P) yaitu suatu protein membran 140 kd yang berasal dari granula alfa. Teguh Triyono Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran UGM/ RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Di dunia, jumlah donasi darah 107 juta kantong/th, 50% terdapat di negara dengan pendapatan tinggi. Di negara maju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Darah Rumah Sakit Umum Salatiga adalah suatu unit dirumah sakit yang merupakan bagian dari instalasi laboratorium yang menyelenggarakan pelayanan darah untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting dalam. pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting dalam. pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Transfusi darah merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara benar, transfusi darah dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI NOMOR 31 TAHUN 2009 TE N TAN G

WALIKOTA KEDIRI NOMOR 31 TAHUN 2009 TE N TAN G WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 31 TAHUN 2009 TE N TAN G BIAYA PENGGANTI PENGOLAHAN DARAH (BPPD) PADA U NI T TR ANS FUS I D AR AH P AL AN G M E R AH I NDONE S I A CABANG KOTA KEDIRI WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin,

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang dalam mendiagnosis suatu penyakit. Salah satu pelayanan laboratorium adalah pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab terbanyak cedera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Gejala umumnya muncul 10 hingga

Lebih terperinci

Pengelolaan dan pelaksanaan usaha transfusi darah ditugaskan kepada Palang Merah Indonesia, atau Instansi lain yang ditetapkan oleh Menteri.

Pengelolaan dan pelaksanaan usaha transfusi darah ditugaskan kepada Palang Merah Indonesia, atau Instansi lain yang ditetapkan oleh Menteri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah merupakan cairan yang memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Ketika manusia kekurangan dan kehilangan darah dari dalam tubuhnya dalam jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas

BAB I PENDAHULUAN. diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan transfusi darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan (WHO,2009). Terapi

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan (WHO,2009). Terapi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern.transfusi darah adalah suatu rangkaian proses pemindahan darah donor ke dalam sirkulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009). A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hipertensi merupakan penyakit kronis yang dapat merusak organ tubuh. Jumlah penderita penyakit hipertensi di dunia hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan darah berperan penting dalam menunjang pelayanan kesehatan terutama dalam penanganan pasien dengan kegawatdaruratan medis yang memerlukan transfusi darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian masyarakat internasional. World Health Organization (WHO) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi darah (PMI,2011). Transfusi

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan

Lebih terperinci

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H Shabrina Jeihan M XI MIA 6 G O LO N G A N D A R A H,U JI G O LO N G A N D A R A H D A N SISTEM TR A N SFU SI D A R A H G olongan darah Golongan darah -> klasifikasi darah suatu individu berdasarkan ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Intensive Care Unit (ICU) dengan rerata lima unit per pasien. Packed red cell

BAB 1 PENDAHULUAN. Intensive Care Unit (ICU) dengan rerata lima unit per pasien. Packed red cell BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transfusi darah modern menggunakan komponen darah merupakan salah satu terapi medis standar yang paling sering dilakukan. Sebanyak 14 juta unit packed red cell (PRC)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan, tekanan darah mencapai nilai 140/90

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai leukopenia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid merupakan infeksi bakteri sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang dijumpai di berbagai negara berkembang terutama di daerah tropis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit. kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit. kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006). Pada sirosis hati terjadi kerusakan sel-sel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Palang Merah Indonesia, menyatakan bahwa kebutuhan darah di. Indonesia semakin meningkat sehingga semakin banyaklah pasokan darah

BAB 1 PENDAHULUAN. Palang Merah Indonesia, menyatakan bahwa kebutuhan darah di. Indonesia semakin meningkat sehingga semakin banyaklah pasokan darah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Palang Merah Indonesia, menyatakan bahwa kebutuhan darah di Indonesia semakin meningkat sehingga semakin banyaklah pasokan darah yang diperlukan. Pasokan darah yang

Lebih terperinci

Hasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64

Hasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64 14 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Frekuensi Karakteristik Trombosit, Perdarahan Kulit, Petechiae, Perdarahan Mukosa, Epistaxis, Perdarahan Gusi, Melena 60 Hasil Uji Statistik Trombosit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Trombosit merupakan salah satu komponen sel darah yang tidak berinti dalam jumlah normal 150-450x10 9 sel/l. Ukuran sel ini bervariasi dengan rerata diameter 8-10 fl

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Akan tetapi dalam pelaksanaaannya

BAB I PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Akan tetapi dalam pelaksanaaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada hakekatnya transfusi darah merupakan salah satu tugas pemerintah di bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Akan tetapi dalam pelaksanaaannya tanggung jawab penyediaan

Lebih terperinci

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh darah vaskular. Tekanan yang semakin

Lebih terperinci

TRANSFUSI DARAH SEJARAH & PERKEMBANGANNYA SAAT INI

TRANSFUSI DARAH SEJARAH & PERKEMBANGANNYA SAAT INI TRANSFUSI DARAH SEJARAH & PERKEMBANGANNYA SAAT INI dr Elida Marpaung, M Biomed RSUPN Ciptomangunkusumo What is blood? Darah adalah organ tubuh Darah adalah organ tubuh yang berbentuk cair Melakukan transfusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi termasuk dalam masalah global yang melanda dunia. Menurut data WHO (World Health Organization) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh pertumbuhan sel jaringan tubuh yang tidak terkontrol sehingga berubah menjadi sel kanker (1). Data Riset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab kematian dan kecacatan dari fungsional tubuh manusia setelah penyakit kanker dan jantung. Setiap tahunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan besarnya jumlah penderita kehilangan darah akibat

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan besarnya jumlah penderita kehilangan darah akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehubungan dengan besarnya jumlah penderita kehilangan darah akibat trauma, operasi, syok, dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah maka tranfusi darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengue shock syndrome (DSS). Kewaspadaan dini terhadap. tanda-tanda syok pada penderita demam berdarah dengue (DBD)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengue shock syndrome (DSS). Kewaspadaan dini terhadap. tanda-tanda syok pada penderita demam berdarah dengue (DBD) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi virus dengue dapat menimbulkan manifestasi yang serius yaitu dengue shock syndrome (DSS). Kewaspadaan dini terhadap tanda-tanda syok pada penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Polisitemia Vera (PV) adalah salah satu jenis keganasan mieloproliferatif.

BAB I PENDAHULUAN. Polisitemia Vera (PV) adalah salah satu jenis keganasan mieloproliferatif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polisitemia Vera (PV) adalah salah satu jenis mieloproliferatif. Pada penderita PV, terdapat produksi berlebih sel-sel darah akibat hipersensitifitas proses hematopoesis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut National Heart, Lung and Blood Institute, transfusi darah adalah aman dan suatu proses umum dimana pemindahan darah atau komponenkomponen darah dari satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypty dan atau Aedes albopictus. Infeksi virus

Lebih terperinci

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehat dengan umur yang panjang adalah harapan bagi setiap orang. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. sehat dengan umur yang panjang adalah harapan bagi setiap orang. Tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan anugerah yang tak ternilai harganya. Hidup sehat dengan umur yang panjang adalah harapan bagi setiap orang. Tidak ada satu orang pun di dunia

Lebih terperinci

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit dan pola pengobatan,

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit dan pola pengobatan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir-akhir ini, biaya pelayanan kesehatan semakin meningkat diakibatkan berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit dan pola pengobatan, peningkatan penggunaan

Lebih terperinci

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG 2 0 1 5 BAB I DEFINISI Transfusi darah adalah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test design sehingga dapat diketahui perubahan yang terjadi akibat perlakuan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui

BAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti atau aedes albopictus (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan FKUI, 2002:Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah banyak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan terkait angka kematian ibu dan anak merupakan masalah global yang sejak dulu hingga sekarang masih merupakan persoalan besar dalam dunia kesehatan. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Leukemia Mieloid Akut (LMA) adalah salah satu kanker darah yang ditandai dengan transformasi ganas dan gangguan diferensiasi sel-sel progenitor dari seri mieloid. Bila

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan di PMI antara lain mencakup pengerahan donor, penyumbangan darah, pengambilan, pengamanan, pengolahan, penyimpanan, dan penyampaian darah kepada pasien. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia menurut World Health Organization (WHO) mencapai 289.000 jiwa terbagi atas beberapa negara antara lain Amerika Serikat sebanyak 9300

Lebih terperinci

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan dunia karena di berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya peningkatan angka insidensi dan prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKAMARA BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup penelitian bidang Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

PERBEDAAN REAKSI PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH WHOOLE BLOOD (WB) DAN PACKED RED CELL (PRC) PADA PASIEN SECTIO CAESARE

PERBEDAAN REAKSI PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH WHOOLE BLOOD (WB) DAN PACKED RED CELL (PRC) PADA PASIEN SECTIO CAESARE PERBEDAAN REAKSI PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH WHOOLE BLOOD (WB) DAN PACKED RED CELL (PRC) PADA PASIEN SECTIO CAESARE Rahmatul Fuadda 1* Neila Sulung 2 Lisa Vina Juwita 3 Keperawatan STIKes Fort De Kock Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yaitu % pada solid tumor dan % pada keganasan hematologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yaitu % pada solid tumor dan % pada keganasan hematologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Neutropenia merupakan komplikasi yang sering terjadi selama kemoterapi yaitu 20-40 % pada solid tumor dan 50-70 % pada keganasan hematologi. Durasi dan keparahan neutropenia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hendak menjalani tindakan operasi, pasien dengan kelainan darah bawaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. hendak menjalani tindakan operasi, pasien dengan kelainan darah bawaan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting dalam bidang kesehatan. Secara keseluruhan, transfusi darah dibutuhkan untuk menangani pasien yang mengalami perdarahan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. (1) Obesitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azasi manusia dan setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya. (Undang Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap instansi, baik itu instansi pemerintah ataupun swasta. Informasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. setiap instansi, baik itu instansi pemerintah ataupun swasta. Informasi tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap instansi, baik itu instansi pemerintah ataupun swasta. Informasi tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit idiopatik, yang diperkirakan melibatkan. reaksi imun dalam tubuh terhadap saluran

BAB I PENDAHULUAN. penyakit idiopatik, yang diperkirakan melibatkan. reaksi imun dalam tubuh terhadap saluran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Inflammatory bowel disease (IBD) merupakan penyakit idiopatik, yang diperkirakan melibatkan reaksi imun dalam tubuh terhadap saluran pencernaan. Dua tipe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. Penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus dengue tersebut telah dilaporkan semenjak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih menjadi masalah karena merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada bayi baru lahir. Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 27,6% meskipun angka ini tidak menggambarkan populasi umum. baru (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 27,6% meskipun angka ini tidak menggambarkan populasi umum. baru (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi, terutama di negara-negara tropis. Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit kulit yang sering muncul di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I. berbagai program dan upaya kesehatan (Depkes, 2004). mutu pelayanan dan mutu hasil pemeriksaan di laboratorium.

BAB I. berbagai program dan upaya kesehatan (Depkes, 2004). mutu pelayanan dan mutu hasil pemeriksaan di laboratorium. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin pesatnya kemajuan teknologi serta meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan akan mendorong tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit infeksi Dengue seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) kini

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit infeksi Dengue seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) kini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit infeksi Dengue seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dibanyak negara tropis Asia Tenggara dan wilayah Pasifik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu. lintas banyak terjadi di dunia. Tidak hanya di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu. lintas banyak terjadi di dunia. Tidak hanya di dunia, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas banyak terjadi di dunia. Tidak hanya di dunia, salah satu faktor terbesar kematian di Indonesia juga disebabkan

Lebih terperinci

OUT LINE. Kontrol Kualitas Komponen darah. Dasar Kebijakan. Dasar Kebijakan. Dasar Kebijakan Kontrol kualitas komponen darah Spesifikasi

OUT LINE. Kontrol Kualitas Komponen darah. Dasar Kebijakan. Dasar Kebijakan. Dasar Kebijakan Kontrol kualitas komponen darah Spesifikasi OUT LINE Kontrol Kualitas Komponen darah Dasar Kebijakan Kontrol kualitas komponen darah Spesifikasi 1 Jakarta,23 April 2016 2 Dasar Kebijakan PP no 11 / 2011, tentang Pelayanan Darah Permenkes no 83 /

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan jaringan yang berasal dari struktur intraokuler disebut tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan jaringan yang berasal dari struktur intraokuler disebut tekanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tekanan jaringan yang berasal dari struktur intraokuler disebut tekanan intraokuler (TIO). Tekanan rata-rata normal intraokuler besarnya bervariasi antara 10-20

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah merupakan komponen yang sangat penting bagi tubuh manusia yang berfungsi mengantarkan zat-zat dan oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Persediaan darah di Indonesia

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan curah hujan tinggi memiliki risiko untuk penyakit-penyakit tertentu, salah satunya adalah penyakit demam berdarah dengue. Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepsis dan syok sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepsis dan syok sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepsis dan syok sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di intensive care unit (ICU), mengakibatkan kematian lebih dari 30% pada 28 hari pertama

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM KERJA SAMA ANTARA PUSKESMAS, UNIT TRANSFUSI DARAH, DAN RUMAH SAKIT DALAM PELAYANAN DARAH UNTUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, didapatkan peningkatan insiden dan prevalensi dari gagal ginjal, dengan prognosis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga menyulitkan masyarakat jika membutuhkan darah (Susanto, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga menyulitkan masyarakat jika membutuhkan darah (Susanto, 2012). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perilaku masyarakat sangat menentukan terhadap status kesehatan individu dan masyarakat. Dewasa ini banyak kalangan masyarakat tidak mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu atau 280 hari yang dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir. Pada umumnya kehamilan akan berlangsung antara 38-42 minggu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 92

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada manusia yang sudah berusia 40 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritroprotein. Akibatnya volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transfusi darah merupakan satu dari banyak kegiatan yang sering dilakukan di Rumah Sakit pada penyakit-penyakit tertentu. Tindakan transfusi darah merupakan

Lebih terperinci

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Amaylia Oehadian Sub Bagian Hematologi Onkologi Medik Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Kelainan darah pada lupus Komponen darah Kelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum merupakan penyakit yang mengerikan. Banyak orang yang merasa putus harapan dengan kehidupannya setelah terdiagnosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis menunjukkan bahwa

Lebih terperinci