UKDW BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UKDW BAB I PENDAHULUAN"

Yuliana Hardja
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan busana dan desain fashion pada akhir-akhir ini mengalami peningkatan kebutuhan di masyarakat. Hal ini membuat banyak masyarakat yang tertarik untuk dapat memproduksi busana mereka sendiri dan mengikuti program kursus menjahit. Peserta kursus menjahit ini didominasi oleh kalangan wanita baik ibu rumah tangga, wanita karir maupun mahasiswi. Dalam mengikuti program kursus menjahit, peserta kursus di wajibkan untuk membawa peralatan kursus mereka sendiri. Peserta kursus biasanya membawa peralatan tersebut menggunakan semacam tas tote yang memiliki satu kompartemen saja. Tas tersebut memudahkan saat menyimpan peralatan tersebut tetapi akan menyulitkan bagi peserta kursus ketika akan mencari peralatan yang berukuran kecil di dalam tas tersebut. Tas yang beredar dipasaran memang dapat digunakan dalam membawa peralatan jahit tersebut, tetapi tas tersebut tidak dapat mengorganisir peralatan yang dibawa, karena tas tersebut tidak memiliki fungsi khusus dalam membawa peralatan jahit. Sehingga sistem penyimpanan yang tersedia tidak cocok dengan peralatan kursus ini. Dalam kursus menjahit, peserta akan diajarkan cara membuat pakaian yang terdiri dari beberapa step kegiatan yaitu mempelajari pecah pola di buku pelajaran, pembuatan pola sebenarnya, pemotongan kain, menjiplak pola di kain, hingga pada tahap perangakaian pola menjadi sebuah pakaian. Setiap rangkaian kegiatan tersebut memerlukan peralatan yang berbeda-beda. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahawa sistem organisasi penyimpanan yang digunakan dapat berdasarkan dari rangkaian kegiatan urutan menjahit. Penataan letaknya juga dapat berdasarkan urutan kegiatan menjahit yang dilakukan selama kursus. Peserta kursus ini memiliki kebiasaan untuk membawa semua peralatan dan kebutuhan kursus, sehingga mereka pun akan menyimpan kebutuhan kursus mereka pada 2-3 tas. Dengan membawa 2-3 tas, ada beberapa peserta kursus yang merasa kerepotan ketika harus membawa barang bawaan tersebut menggunakan sepeda 1

2 motor. Ketika mereka turun dari kendaraaan mereka dan hendak masuk ketempat kursus atau rumah, terlihat sebuah masalah dalam pengangkutan barang-barang tersebut. tangan kanan, kiri mereka sudah penuh dengan menjinjing tas-tas tersebut dan menyulitkan mereka. Masalah yang muncul dari kebiasaan mereka ini akan dapat ditangani dengan menggunakan sarana bawa yang dapat menampung semua peralatan kursus yang biasa dibawa tetapi juga tidak membuat. Kebutuhan akan tas yang dapat digunakan untuk membawa peralatan menjahit ini akan dapat meningkatkan efektivitas kerja bagi para peserta kursus tersebut. Tas ini akan didesain dengan sistem modular yang akan memudahkan bagi pengguna yaitu peserta kursus dalam menata atau mengorganisir barang bawaan mereka. Sistem modular juga akan mengurangi kebiasaan para peserta untuk meletakan tas mereka diatas meja, sehingga meja kerja yang digunakan menjadi lebih luas. B. Rumusan Masalah Desain Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap permasalahan diatas,maka dapat dirumuskan masalah yang akan diangkat adalah : 1. Sistem penyimpanan dan pengelolaan yang dibutuhkan berdasarkan dari pengelompokan dan urutan kegiatan yang dilakukan selama kursus. 2. Sistem penyimpanan yang dapat mengurangi kebiasaan peserta kursus untuk meletakan semua tas nya diatas meja. 3. Sebuah sarana bawa yang memberi kemudahan pengguna dalam membawa (mobilitas). C. Batasan Desain 1. Maksimal beban angkut atau jinjing adalah 6 kg. 2. Digunakan sebagai sarana penyimpanan peralatan yang digunakan selama kursus menjahit. 3. Produk yang digunakan oleh peserta kursus menjahit dengan gender khusus wanita. 2

3 D. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan : a. Merancang tas backpack dengan sistem modular yang memberikan kemudahan pengguna dalam penyimpanan dan membawa perlengkapan menjahit. b. Merancang sarana bawa yang memberi kemudahan dan kepraktisan kepada pengguna dalam membawa peralatan kursus mereka dalam satu wadah. c. Mengurangi kebiasaan para peserta kursus yang meletekan tas dan barang bawaan lainnya di atas meja kerja. 2. Manfaat : a. Peralatan kursus yang dibutuhkan terorganisir dengan baik sesuai dengan pengelompokannya. b. Membantu pengguna mengurangi tas yang dibawa untuk menyimpan kebutuhan kursus. c. Memperluas area kerja peserta kursus dikarena tidak ada lagi tas yang terletak diatas meja. E. Metode Penelitian dan Desain 1. Penelitian Kualitatif Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 3

4 Terdapat beberapa alternative dalam design research dengan penedekatan kualitatif diantaranya adalah : a. Narrative research b. Phenomenology c. Grounded Theory d. Ethnography e. Case study Metode yang digunakan adalah metode ethnography yang adalah sebuah metode penemuan desain yang berasal dari antropologi dan sosiologi yang mana penelitian ini bertujuan untuk melihat sebuah pola kebiasaan, bahasa dan tingkah laku didalam suatu kelompok tertentu. Perolehan datanya didapat dengan melakukan observasi dan wawancara. Langkah-langkah yang digunakan dalam memperoleh data (observasi) adalah : Observasi partisipatory, observasi umum, tinjauan pustaka, wawancara dan dokumentasi. Langkah penelitian kualitatif di lakukan dengan menggunakan cara Gathering Individual (Emic) perspective from members of these sociocultural groups. Terdapat 4 tahap dalam melakukan Perspektif Emic yaitu : a. Tahap Berjarak, Tidak Terlibat : pada tahap ini peneliti akan mengamati figure dengan berjarak dan tidak ikut dalam kegiatan yang dilakukan figure. b. Tahap Berjarak, Terlibat : pada tahap ini peneliti akan membantu kegiatan yang dilakukan figure. c. Strategi Wawancara: pada tahap ini peneliti mewancarai figure dan mencari informasi sebanyak banyaknya. d. Strategi Partisipatori, Terlibat: pada tahap ini peneliti akan ber roleplay menjadi figure tersebut dengan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh figure. Setelah melakukan observasi dan wawancara, hal yang dilakukan adalah langkah coding the data. Coding adalah proses dari 4

5 pengelolaan data dengan cara mengelompokan gambar atau kalimat berdasarkan kategori. Pengelompokan ini diambil berdasarkan data yang telah dikumpulkan selama obervasi. Pemberian istilah juga wajib digunakan untuk setiap kategori yang telah dibuat. Berikut ada beberapa step melakukan proses coding the data : 1) Baca secara teliti dan temukan makna dari keseluruhan data. 2) Ambil salah satu bagian data yang menurutmu paling menarik, dan tanyakan kepada dirimu apa esensi dari data tersebut?. Tuliskan pada catatan tersebut pada lembar hasil observasi. Lanjutkan untuk pencarian bagian yang penting (topik) dikeseluruhan data. 3) Buatlah list untuk semua topic yang telah ditemukan dan kelompokan sesuai dengan kemiripannya. 4) Tuliskan kode pada setiap list yang telah disusun. 5) Temukan topik yang penting dan menarik dan ubahlah menjadi suatu kategori. Kelompokan lagi topik- topik yang ada sesuai dengan kategori dengan cara menghubungkan mereka dengan garis. 6) Himpun kategori-kategori yang ada dan beri kode lagi pada setiap kategori dan susun sesuai dengan alphabet. 2. Metode Scamper SCAMPER adalah teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas dan membantu dalam pengembangan suatu produk. Metode ini didasarkan pada sebuah gagasan yaitu bahwa segala sesuatu yang baru merupakan modifikasi dari sesuatu yang sudah ada. Scamper merupakan kepanjangan dari : S = Substitute (Mengganti) C = Combine (Menkombinasikan) A = Adapt (Mengdaptasi) M = Magnify (Memperbesar) P = Put to Other Uses (Meletakkan ke Fungsi Lain) E = Eliminate (or Minify) (Menghilangkan atau Mengecilkan) 5

6 R = Rearrange (or Reverse) (Mengatur ulang) Metode scamper ini memberikan manfaat dalam pengembangan suatu produk dari produk yang sudah ada. Scamper juga dapat dikatakan sebagai sebuah checklis pertanyaan yang dapat memacu ide dan membantu peneliti dalam pengembangan produk. 6

dokumen-dokumen yang mirip

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah bagian yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Melalui musik, terciptanya berbagai hasil karya yang membanggakan. Musik tidak dibatasi usia,