: Perbandingan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat Semi Kota dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan

Transkripsi

1 Artikel Article : Perbandingan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat Semi Kota dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan : Fasting Blood Glucose Comparison unto Sub Urban society and Rural Society at Village District South Minahasa Oleh: OLIVIA KALANGI Dosen Pembimbing : Dr. dr. Billy J. Kepel, MMedSc dr. Dina V. Rombot, M.Kes FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2013

2 Kalangi, Olivia. Perbandingan Kadar Gula darah Puasa pada Masyarakat Semi Kota dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan Skripsi. Pembimbing : (I) Dr. dr. Billy J. Kepel, MMedSc., (II) dr. Dina V. Rombot. M.Kes Olivia_jifalisty@yahoo.com ABSTRAK Latar Belakang: World Health Organisation (WHO) melaporkan Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia saat ini. Dari 57 juta kematian global pada tahun 2008, 36 juta kematian di sebabkan oleh PTM yaitu 63% dari total kematian di seluruh dunia. Yang termasuk dalam penyakit tidak menular yaitu salah satunya penyakit Diabetes Melitus (WHO, 2013). Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara 2008 pada masyarakat di perkotaan untuk diabetes yang terdiagnosis sebesar 1,2% sedangkan di wilayah pedesaan berjumlah 0,9%. Untuk kasus diabetes yang di sertai dengan gejala pada masyarakat perkotaan sebesar 2,3 % sedangkan di wilayah pedesaaan sebesar 1,2%. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukan sebaran pasien diabetes di Indonesia yang melebihi 1,5% penduduk terdapat di tiga provinsi yang salah satunya termasuk Sulawesi Utara Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Instrumen penelitian yang digunakan adalah GlukoDr (alat pengukur kadar gula darah). Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari - Juli 2013 di Kelurahan Bitung dan Desa Kapoya Kabupaten Minahasa Selatan. Sampel penelitian yaitu 251 responden. Di wilayah semi kota berjumlah 133 responden dan di wilayah desa berjumlah 118 responden. Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji Chi-Square dengan α = (0,05) didapatkan hasil p=0,02 utuk hubungan kadar gula darah puasa dengan umur pada masyarakat semikota dan p=0,284 utuk hubungan kadar gula darah puasa dengan umur pada masyarakat desa. Dengan uji mann whitney didapatkan hasil p=0,13. Kesimpulan: hal ini menunjujkkan tidak ada perbedaan rerata kadar gula darah puasa pada masyarakat semikotadan desa di Kabupaten Minahasa Selatan. Kata Kunci : Gula Darah Puasa, Wilayah

3 Kalangi, Olivia. Comparison of Fasting Blood Glucose at Sub Urban society and Rural Society in South Minahasa regency Undergraduate Thesis. Faculty Of Public Health. Sam Ratulangi University Manado. Supervisor :: (I) Kepel, J. B, Dr. dr. Mmed,Sc II) Rombot, D.V, MKes ABSTRACT Background : World Health Organisation (WHO reported that Non Communicable diseases is the main causes of death on the world today. Of the 57 million global deaths in 2008, 36 million, or 63%, were due to noncommunicable disesases. One of the main Non Communicabe dieseases is Diabetes Mellitus (WHO, 2013). Based on helath profil in 2008 of North Sulawesi, at urban Society for diabetes mellitus was 1,2% and in rural Society 0,9%. Diabetes with Symtopms at urban Society 2,3% and at rurl society 1,2%. Basic on medical research show the distribution of diabetes melitus in Indonesia exceed 1,5% of the population are in the three provinces, including North Sulawesi. Observational method: This research is a obervational analytic with cross sectional study. Research instrument by using GlukoDr (Measure Blood Glucose levels). This study wa conducted on February-July Sample in this study are 251 respondents. At the sub urban there are 133 respondents and in rural there are 118 respondents. Observational result: By using Chi-Square test with α = (0,05) get result p=0,02 for relation between fasting blood glucose and age at sub urban society and p=0,284 for relation between fasting blood glucose and age at rural society. With mann whitney test get result p=0,13. Conclusion: there is no diferrences of fasting blood glucose betweeen Glucose at Sub Urban society and Rural Society in South Minahasa regency. Key word: fasting blood glucose, region

4 PENDAHULUAN World Health Organisation (WHO) melaporkan Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia saat ini. Dari 57 juta kematian global pada tahun 2008, 36 juta kematian di sebabkan oleh PTM yaitu 63% dari total kematian di seluruh dunia. Yang termasuk dalam penyakit tidak menular yaitu salah satunya penyakit Diabetes Melitus (WHO, 2013). Prevalensi diabetes di Sulawesi Utara lebih tinggi dari angka nasional. Penyakit ini menyebar di seluruh Kabupaten dan Kota di Sulawesi Utara termasuk Minahasa Selatan (Dinkes, 2008). Masalah diabetes di Indonesia umumnya tidak terdiagnosis karena sebanyak 73,7% dari penderita diabetes melitus tidak menyadari dirinya sudah sakit. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian diabetes melitus pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan berada pada ranking ke-2 yaitu 14,7% dan di daerah pedesaan diabetes melitus menduduki rangking ke-6 yaitu 5,8% (Depkes, 2009). Penyakit diabetes melitus menyerang 8% penduduk dewasa, 13% penduduk berusia lebih dari 40 tahun, dan 20% berusia lebih dari 65 tahun. Dengan semakin bertambahnya usia kemampuan jaringan dalam tubuh untuk mengambil glukosa darah dalam tubuh semakin menurun. prevalensi diabetes melitus meningkat pada perempuan umur 35 tahun dan pada lakilaki umur 45 tahun (Soetiarto dkk, 2007). Sesuai dengan hasil peneltian dari Khairani R (2007) bahwa pada usia lanjut kadar gula Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rerata kadar gula darah puasa pada masyarakat semi kota dan desa di Kabupaten Minahasa Selatan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan bersifat observasional analitik dengan menggunakan deain cross sectional study dan simple random sampling. a. Kriteria Inklusi 1. Bersedia menjadi subjek penelitian. 2. Umur tahun 3. Responden yang telah tinggal di tempat penelitian (Kelurahan

5 Bitung dan Desa Kapoya) selama minimal 10 tahun. 4. Dapat berkomunikasi dengan baik. 5. Tidak sedang mengkonsumsi obat Diabetes b. Kriteria Eksklusi 1. Responden yang sedang dalam masa kehamilan Sampel dalam penelitian ini mengganakan rumus perbedaan rerata dua populasi independent sebagai berikut (Mudiyono B dkk, 2011) : Z α + Z β s n 1 = n 2 = 2 χ 1 χ 2 Dari rumus tersebut didapatkan hasil hitung sampel berjumlah 251 orang. Data karakteristik responden (umur, dan jenis kelamin) di peroleh melalui lembar persetujuan responden sedangkan data kadar gula darah puasa di dapatkan dengan pengambilan darah dimana responden yang bersangkutan diharuskan untuk berpuasa sejak 10 jam terakhir sebelum darahnya 2 HASIL Karakteristik Responden Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki yang paling banyak terdapat pada masyarakat semi kota yaitu 47 orang (35,3%), sedangkan pada masyarakat desa responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 30 orang (25,4%). Responden berjenis kelamin perempuan yang paling banyak terdapat pada masyarakat desa yaitu 88 orang (74,6%), sedangkan responden berjenis kelamin perempuan yang paling sedikit terdapat pada masyarakat semi-kota yang berjumlah 86 orang (64,7%). Jumlah responden yang berumur tahun lebih banyak berada pada masyarakat desa yaitu 92 (77,9%) dan pada masyarakat semi-kota yaitu 89 (66,9%), sedangkan jumlah responden yang berumur tahun lebih banyak pada masyarakat semi-kota yaitu 44 (33,1%) dan pada masyarakat desa yaitu 26 (22,1%). diperiksa. Pengambilan darah dilakukan dengan menggunakan alat GlukoDr oleh tenaga ahli dari laboratorim. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis Analisis Bivariat 1. Hubungan umur denga kadar gula drah puasa pada masyarakat semi kota dengan mengguanakan uji Chi Square dan Mann Whitney.

6 Faktor Resiko Nor mal Tin ggi Jumlah (%) χ 2 P OR CI 95% Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat di wilayah semi kota berumur >40 tahun yaitu 82 responden dengan persentase nilai 62%. Sedangkan responden yang berusia 40 berjumlah 51 responden dengan persentase nilai 38%. Dengan menggunakan uji chi-square maka didapat hasil analisis statistik untuk analisis hubungan umur dengan kadar gula darah puasa pada masyarakat semi kota dididapatkan p=0,02 atau (p<0,05) hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan kadar gula darah puasa atau umur merupakan faktor resiko terhadap Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat di wilayah semi kota berumur >40 tahun yaitu 85 responden dengan persentase nilai 72%. Sedangkan responden yang berusia 40 berjumlah 33 responden dengan persentase nilai 28%. Dengan menggunakan uji chisquare maka didapat hasil analisis statistik untuk analisis hubungan umur dengan kadar gula darah puasa pada masyarakat semi kota dididapatkan p=0,284 atau (p>0,05) hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan kadar gula darah 3. Perbandingan Kadar Kadar Gula Darah puasa dengan berbagai faktor resiko dengan menggunakan Mann-Whitney Faktor Resiko Wilayah Mean Rank Z p peningkatan kadar gula darah puasa. 2. Hubungan umur dengan kadar gula Semi Kota 132,51 Desa 118,67-1,51 0,13 Faktor Resiko Umur darah puasa pada masyarakat desa Normal Tinggi Jumlah (%) (28,0) > (72,0) Jumlah% (100) χ 2 P OR 1,7 0,284 2 CI 95% Umur (38,0) 1,9-9 0,002 5,2 14,7 > (62,0) Jumlah (100) 0,9-4,9 Berdasarkan uji Mann-Whitney U dimana untuk mengetahui perbedaan rerata kadar gula darah puasa pada masyarakat semi-kota dan desa maka didapatkan nilai z = -1,51 dan p = 0,13 atau p>0,05. Hal itu berarti bahwa tidak ada perbedaan rerata kadar gula darah puasa pada masyarakat semi-kota dan desa.

7 PEMBAHASAN Pada hasil hubungan antara umur dengan kadar gula darah puasa pada masyarakat semi kota dapat dilihat bahwa secara statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh hasil p=0,002 atau p<0,00 pada masyarakat di wilayah semi kota yang berarti faktor umur merupakan faktor resiko terjadinya peningkatan kadar gula darah puasa yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit diabetes melitus. Namun pada masyarakat di wilayah desa di dapatkan nilai p=0,284 atau p>0,05 hal ini berarti tidak ada hubungan antara faktor umur dengan peningkatan kadar gula darah puasa. Penyakit diabetes melitus menyerang 8% penduduk dewasa, 13% penduduk berusia lebih dari 40 tahun, dan 20% berusia lebih dari 65 tahun. Dengan semakin bertambahnya usia kemampuan jaringan dalam tubuh untuk mengambil glukosa darah dalam tubuh semakin menurun. prevalensi diabetes melitus meningkat pada perempuan umur 35 tahun dan pada lakilaki umur 45 tahun (Soetiarto dkk, 2007). Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Waspadji dkk (2013) sebagian besar penduduk yang terdiagnosis dalam kategoi umur tahun diikuti dengan umur tahun. Sementara itu, sesuai dengan hasil peneltian dari Khairani R (2007) bahwa pada usia lanjut kadar gula darah yang tinggi dapat menurunkan kualitas hidup manusia. Dengan uji Chi-Square dan Mann-Whitney U diketahui kadar gula darah puasa masyarakat semi kota yang mobilitas penduduknya lebih tinggi karena akses transportasi yang mendukung dan adanya fasilitas-fasilitas umum berupa pasar maupun toko-toko dan tempat makan yang cukup banyak ternyata tidak memiliki perbedaan yang bermakna. Ini dikarenakan masyarakat semi kota masih memiliki sifatsifat atau karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan desa, dimana bisa dikatakan masyarakat semi kota mempunyai sifat atau karakteristik penduduk diantara masyarakat desa dan kota. Tidak seperti di kota masyarakat semi kota yaitu di Kelurahan Bitung sebagian penduduknya masih bergantung pada bidang pertanian ataupun perikanan sebagai nelayan. Meskipun jumlah toko-toko dan tempat jual makanan cukup banyak dan akses untuk pergi ke tempat-tempat seperti itu memadai namun masih sedikit yang menjual makanan cepat saji seperti di kota.

8 KESIMPULAN 1. Ada hubungan umur dengan kadar gula darah puasa pada masyarakat semi kota Kabupaten Minahasa Selatan. 2. Tidak ada hubungan umur dengan kadar gula darah puasa pada masyarakat desa di Kabupaten Minahasa Selatan. 3. Tidak ada perbedaan rerata kadar gula darah puasa di wilayah semi kota dan desa. SARAN 1. Untuk mengontrol kadar gula darah DAFTAR PUSAKA Allender, S Level of Urbanization and Noncommunicable disease in taemil Nadu India Vol 88 dalam /en/ yang diakses pada 4 Februari American Diabetes Association, 2011: Diagnosis and Classification Of Diabetes Mellitus.pdf Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, Profil Kesehatan Sulawesi dalam kisaran batas normal maka bagi Utara. Dalam masyarakat desa dan semi kota harus tetap memberlakukan gaya hidup sehat dalam kesehariannya. 2. Perlu kerja sama dari semua pihak baik untuk melakukan pencegahan terjadi peningkatan penyakit diabetes melitus yang ditandai dengan tingginya hasil pemeriksaan kadar gula darah. 3. Perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut tentang perbandingan kadar gula darah puasa masyarakat desa dan semi kota yang bisa dilakukan di daerahdaerah lain di Indonesia yang diakses pada tanggal 22 Januari Mudiyono, B dkk Perkiraan Besar Sampel; dalam Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV Sagung Seto Suyono dkk Pedoman Diet Diabetes Melitus. Jakarta: Balai Penerbit FKUI World Health Organization (WHO) 2013: Deaths from NCDs dalam y_morbidity/ncd_total_text/en/index. html, yang diakses pada tanggal 25 Juli 2013.

9