*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
|
|
- Sucianty Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PEGAWAI DI UPTD BALAI PELATIHAN KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI UTARA Klinsman Ch. Firda*, Nova H. Kapantow*, Nita R. Momongan** *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan ABSTRAK Dalam darah memiliki zat glukosa yang buat menjadi energi atau kalori. Glukosa yang ada dalam darah berasal dari makanan yang kita makan. Di Indonesia prevalensi tingginya kadar gula darah dilihat dari data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), tahun 2013 yaitu 2,1%, Sulawesi Utara menempati urutan ketiga sebanyak 2,4%, lebih tinggi 0,4% dari prevalensi rata-rata di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara asupan energi dengan kadar gula darah pada pegawai di UPTD balai Pelatihan Kesehan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan penelitian Cross Sectional. Populasi adalah seluru pegawai yang ada di Balai Pelatihan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 52 orang dengan memenuhi criteria inklusi dan eksklusi. Analisis Bivariat menggunakan uji spearman dengan tingkat signifikan α=0,005. Hasil penelitian didapat nilai probabilitas adalah p-value = 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,005 (p < 0,005) hubungannya sebesar (r=0,656). Berdasarkan hasil tersebut maka terdapat hubungan antara asupan energi dengan kadar gula darah pada pegawai di UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun Kata Kunci: Asupan Energi, Kadar Gula Darah ABSTRACT In the blood has glucose substance made into energy or calories. Existing in blood glucose comes from the food we eat. In Indonesia the prevalence of high blood sugar levels seen from basic health research 2013 is 2,1%. North Sulawesi ranks third as much as 2,4%, 0,4% higher than the everage prevalence in Indonesia. The purpose of the research was to know correlation between energy intake with blood sugar levels on the employees at Regional Technical Implementation Unit Health Training Hall Health Departement North Sulawesi Province. The type of reaserch is observational analytic with cross sectional study. The population are total employees at Regional Technical Implementation Unit Health Training Hall Health Departement North Sulawesi Province as 52 people which fulfilled the criteria inclusion and exclusion. Spearman test using bivariate analysis with a significant level of α = 0,005. The reaserch results. Obtained probability value is p value = 0,000 is smaller an the value of α = 0,005 conjunction (r = 0,656). Based on those results there are relationship between energy intake with blood sugar levels on the employees at Regional Technical Implementation Unit Health Training Hall Health Departement North Sulawesi Province Year Keywords : Energy Intake, Blood Sugar Levels PENDAHULUAN Glukosa merupakan bahan bakar universal bagi sel-sel tubuh manusia dan berfungsisebagai sumber karbon untuk sintesis sebagian besar senyawa lainnya. Semua jenis sel manusia menggunakan glukosa untuk memperoleh energi. (Djakani, dkk., 2013). Gula atau glukosa di perlukan tubuh dalam melakukan aktifitas sehari-hari, gula di dapat dari makanan yang dikonsumsi, jika gula tidak di penuhi maka tubuh akan merasa lelah berkepanjangan dan lemas tidak bertenaga, dengan terganggunya 1
2 produksi insulin juga maka tubuh akan sulit memiliki kadar gula darah normal, tetapi cenderung menjadi tinggi. Diabetes mellitus adalah penyakit yang timbul akibat kadar gula darah yang berlebih (Boby, 2011). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal. Diabetes mellitus terbagi atas 3 tipe yaitu diabetes tipe I/diabetes juvenile yaitu diabetes yang umumnya didapat sejak masa kanak-kanak dan diabetes tipe II yaitu diabetes yang didapat setelah dewasa dan Diabetes pada ibu hamil (Riskesdas, 2013). Hasil Riset yang telah dilakukan didunia jumlah penderita Diabetes Mellitus dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, hal ini tidak lepas dari beberapa faktor, yaitu jumlah populasi yang meningkat, kebutuhan hidup bertambah dan pola hidup modern yang tidak sehat (Rizky, dkk., 2015). Tahun 2003, WHO memperkirakan 194 juta atau 5,1% dari 3,8 milyar penduduk dunia usia tahun menderita DM dan diperkirakan pada tahun 2025 akan meningkat menjadi 333 juta. Di tahun yang sama International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi DM di dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan DM sebagai penyebab kematian urutan ke tujuh di dunia. (Awad, dkk., 2013), setelah di dilakukan penelitian kembali data dari studi global sudah menunjukkan bahwa jumlah penderita Diabetes Mellitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang di dunia (Trisnawati & Setyorogo, 2013) ini sudah melampaui perkiraan WHO mengenai penderita Diabetus Mellitus. Dari hasil penelitian 4,6 juta orang meninggal akibat penyakit Diabetes Mellitus. Indonesia memilki presentase kadar glukosa darah yang tinggi. Indonesia menempati peringkat ke-enam negara dengan penderita DM terbanyak di dunia. (Betteng, dkk., 2014). Prevalensi tingginya kadar gula darah dilihat dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi DM di Indonesia yang dihitung dengan orang yang memiliki gejala DM yaitu 2,1 %. Untuk provinsi Sulawesi Utara menempati Urutan ketiga dengan prevalensi DM tertinggi Di Indonesia dengan prevalensi sebanyak 2,4% lebih Tinggi 0,3% dari prevalensi rata-rata penyakit DM di Indonesia. UPTD Balai Pelatihan Kesehatan DINKES provinsi Sulawesi Utara merupakan lembaga unit pelaksana teknis dinas kesehatan daerah yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan berfungsi untuk meningkatkan 2
3 sumber daya manusia dengan jalan mendiklatkan setiap aparatur melalui pelatihan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi melalui : knowledge, attitude and skill. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional (potong lintang). Penelitian dilakukan di UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Dinkes Provinsi Sulawesi Utara pada Agustus Oktober Populasi yaitu semua pegawai UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Dinkes Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 52 pegawai. Sampel dalam penelitian ini yaitu total populasi yaitu sebanyak 45 responden pegawai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Pelatihan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dan food recall, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Spearman. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kadar Gula Darah Kadar gula Jumlah darah n % Sangat tinggi 4 12,8 tinggi baik ,2 83,9 Total Pada tabel 1. menunjukkan terdapat 26 (83,9%) orang yang memiliki kadar gula yang baik, 1 (3,2%) orang yang memiliki kadar gula yang buruk dan 4 (12,9%) orang yang memilki kadar gula yang sangat tinggi. Tabel 2. Distribusi Asupan Energi Responden Asupan Energi (%AKG) Jumlah n % Kurang 1 3,2 Cukup 27 87,1 Lebih 3 9,7 Total Pada tabel 2. dapat dilihat asupan energi dari responden paling banyak terdapat asupan energi yang cukup yaitu 27 orang dengan persentase (87,1%), asupan energi kurang yaitu 1 orang dengan persentase (3,2%), dan asupan lebih 3 orang dengan persentase (9,7%). Tabel 3. Hubungan Antara Asupan Energi dengan Kadar Gula Darah Responden Kadar Gula Darah Asupan Total Baik Tinggi Sangat tinggi Energi n % n % N % n % Kurang 1 3,2 0 0,0 0 0,0 1 3,2 Cukup 25 80,6 0 0,0 2 6, ,1 Lebih 0 0,0 1 3,2 2 6,5 3 9,7 Total 26 83,9 1 3,2 4 `12, p - value 0,000 3
4 Pada tabel 3 menunjukkan hubungan antara asupan energi dengan kadar gula darah pada pegawai UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. didapatkan responden yang memiliki asupan energi kurang dengan kadar gula darah baik terdapat 1 (3,2%) orang, respoden dengan asupan energy yang cukup dengan kadar gula darah baik terdapat 25 (80,6%) orang responden, dan juga terdapat 2 (6,5%) orang responden dengan nilai asupan energi yang cukup tapi kadar gula darah yang buruk, sedangkan untuk asupan energi lebih terdapat 1 (3,2%) orang responden yang memilki kadar gula darah sedang dan 2 (6,5%) orang responden yang memiliki kadar gula darah buruk. Kadar Gula Darah Hasil kadar gula darah responden dalam penelitian ini didapat dari pemeriksaan darah puasa yang dilakukan dengan uji laboratorium dengan cara pengambilan sampel darah sebelum darah responden diambil untuk dijadikan sampel, responden terlebih dahulu diminta untuk puasa makanan yang mengandung gula selama jam. Setelah selesai pengukuran didapat 26 (83,9%) orang yang memiliki kadar gula yang baik, 1 (3,2%) orang yang memiliki kadar gula yang sedang atau cukup tinggi dan 4 (12,9%) orang yang memilki kadar gula yang buruk atau sangat tinggi. Hasil dari pengukuran kadar gula darah dilihat juga dari penelitian sebelumnya (american diabetes association, 2012) kadar gula yang baik saat puasa yaitu mg/dl dan puasa sesaat atau 2 jam setelah makan yaitu 140 mg/dl. pegawai dibapelkes ada 4 (12,9%) orang yang beresiko terkena penyakit Diabetes Mellitus, karena menurut (Khasanah, 2012) kadar gula darah puasa lebih dari 126 mg/dl sudah sangat tinggi, dan 1 (3,2%) pre-diabetes. Hasil yang ditemukan pada saat penelitian, responden yang berusia kurang dari 35 tahun terdapat 2 orang yang mempunyai kadar gula darah yang baik dan 1 orang mempunyai kadar gula yang sangat tinggi, pada umur tahun terdapat 18 orang yang memiliki kadar gula baik dan 3 orang memilki kadar gula sangat tinggi, dan pada umur >50 tahun 6 orang memiliki kadar gula yang baik dan 1 orang dengan kadar gula tinggi. Saat penelitian responden yang berusia yang paling banyak memilki kadar gula darah yang sangat tinggi yaitu 3 orang, hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan (Zahtamal, dkk., 2011) bahwa rata-rata seseorang terkena diabetes mellitus pada usia 45 tahun karena biasanya pada usia tersebut seseorang sudah mengurangi aktifitas berat seharihari, yang menimbulkan lemak dalam 4
5 tubuh sehingga terjadi resintensi insulin (Betteng, dkk., 2014). Penelitian yang dilakukan oleh the nurse s health study II pada usia tahun menemukan bahwa peningkatan konsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula seperti minuman bersoda yang memiliki kandungan pemanis. Responden didapatkan jenis kelamin untuk laki-laki yang memilki kadar gula yang yang baik yaitu sebanyak 13 orang dan 3 orang memiliki kadar gula yang buruk yaitu sebanyak 3 orang sedangkan untuk perempuan 13 orang memilki kadar gula yang baik, kadar gula tinggi sebanyak 1 dan 1 orang memilki kadar gula sangat tinggi. Hasil yang didapat bahwa laki-laki lebih banyak menderita kadar gula yang buruk dibandingkan dengan perempuan hal ini sama seperti penelitian yang dilakukan (Tera, 2011) yaitu Laki-laki cenderung mengkonsumsi makanan lebih banyak sehingga kadar gula pada laki-laki biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Penelitian lain juga dilakukan perempuan lebih banyak memilki kandungan lemak tubuh yang bisa menimbulkan obesitas, akan tetapi perempuan lebih banyak mengkonsumsi sayuran yang mengandung serat dan biasanya rajin melakukan aktifitas sedangkan pada laki-laki biasanya adalah perokok dan karena kesibukan kerja sehingga jarang malakukan aktifitas fisik. Asupan Energi Saat penelitian yang dilakukan di UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulut dilihat bahwa asupan energi dari responden paling banyak terdapat asupan energi yang cukup yaitu 27 orang dengan persentase (87,1%), asupan energi kurang yaitu 1 orang dengan persentase (3,2%), dan asupan lebih 3 orang dengan persentase (9,7%). Hasil ini didapatkan dengan wawanccara menggunakan metode food recall 2 kali 24 jam. Hasil diukur dari AKG (Supariasa, et al., 2002) antara lain asupan energi lebih yaitu lebih dari 110 % total asupan energi/hari, asupan energi cukup yaitu 80% sampai 110% total asupan energi/hari, sedangkan asupan energi kurang yaitu kurang dari 80% total asupan energi/hari. Penelitian yang dilakukan oleh (Anis, 2015) asupan energi yang berlebih sudah sangat banyak pada jaman modern saat ini makananmakanan cepat saji yang biasanya mengandung banyak gula sangat mudah didapat dalam porsi besar dijumpai di restoran, tempat makan cepat saji, bioskop, mall, supermarket, maupun kantin kampus. Pola makan pada yang makin tinggi memengaruhi pertumbuhan dan dapat berdampak pada penyakit kronis di kemudian hari tentunya 5
6 Ketidakseimbangan antara asupan energi dapat menimbulkan masalah gizi, baik berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang seperti penelitian yang dilakukan oleh (Inda, et al., 2015) di kabupaten minahasa bahwa banyak anak yang sudah berstatus gizi lebih. Hubungan Antara Asupan Energi Dengan Kadar Gula Darah Penelitian yang dilakukan yaitu melihat hubungan antara asupan energi dengan kadar gula darah pada pegawai UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. Didapatkan responden yang memiliki asupan energi kurang dengan kadar gula darah baik terdapat 1 (3,2%) orang, respoden dengan asupan energi yang cukup dengan kadar gula darah baik terdapat 25 (80,6%) orang responden, dan juga terdapat 2 (6,5%) orang responden dengan nilai asupan energi yang cukup tapi kadar gula darah yang sangat tinggi, sedangkan untuk asupan energi lebih terdapat 1 (3,2%) orang responden yang memilki kadar gula darah tinggi dan 2 (6,5%) orang responden yang memiliki kadar gula darah sangat tinggi. Hasil analisis statistik perhitungan menggunakan uji spearman dengan alpha (α) 0,005 maka didapat nilai probabilitas adalah p-value = 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,005 (p < 0,05) hubungannya sebesar (r=0,656). Berdasarkan hasil tersebut maka terdapat hubungan antara asupan energi dengan kadar gula darah pada pegawai di UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya (Trisnawati & Setyorogo, 2013) menyatakan bahwa demografi, faktor perilaku dan gaya hidup, serta keadaan klinis atau mental berpengaruh terhadap kadar gula dalam tubuh, pola makan termasuk dalam gaya hidup yang kurang baik sehingga asupan energi yang masuk ke dalam tubuh tidak teratur. Studi crossectional yang dilakukan oleh (Yekti & Fitri, 2012) pasien DM tipe 2 dilaporkan bahwa asupan energi berhubungan dengan kadar gula darah.2 Makanan tinggi energi berhubungan dengan obesitas, resistensi insulin sehingga dapat memacu peningkatan kadar gula darah. Beban glikemik memberikan gambaran tentang respon kadar gula darah terhadap makanan, terutama jumlah dan jenis karbohidrat tertentu di dalam makanan, Jumlah asupan karbohidrat dari makanan utama dan selingan mempengaruhi peningkatan kadar gula darah. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di UPTD Balai Pelatihan 6
7 Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. terdapat 26 (83,9%) orang yang memiliki kadar gula yang baik, 1 (3,2%) orang yang memiliki kadar gula yang tinggi 4 (12,9%) orang yang memilki kadar gula yang sangat tinggi. 2. asupan energi dari responden paling banyak terdapat asupan energi yang cukup yaitu 27 orang dengan persentase (87,1%), asupan energi kurang yaitu 1 orang dengan persentase (3,2%), dan asupan lebih 3 orang dengan persentase (9,7%). 3. Terdapat hubungan antara asupan energi dengan obesitas pada pegawai di UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara SARAN 1. Bagi Pegawai UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara a. Untuk meningkatkan aktivitas fisik untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit degenaratif seperti berolaraga. b. Membatasi konsumsi makanan yang menghasilkan kalori tinggi dan mengandung gula tinggi selalu mmengontrol jumlah asupan gizi yang dikonsumsi. 2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Penelitian ini diharapkan agar dapat dilanjutkan untuk melakukan penelitian terhadap variabelvariabel yang sama ataupun variabel lainnya yang berhubungan dengan kadar gula darah baik ataupun juga di tempat penelitian lainnya. Hasil dari penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan sumbangan untuk ilmu pengetahuan bagi DAFTAR PUSTAKA American diabetes association, Diagnosis and Classification of Diabetes. DIABETES CARE. Anis, P., hubungan frekuensi makan diluar rumah dengan jumlah uang jajan dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswi di surakarta. surakarta: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET. Awad, N., Langi, Y. A. & Pandelaki, K., GAMBARAN FAKTOR RESIKO PASIEN DIABETES MELITUS TIPE. Jurnal e- Biomedik (ebm), Volume 1, p. 46. Betteng, R., Pangemanan, D. & Mayulu, N., ANALISIS FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERJADINYA DIABETES. Jurnal 7
8 e-biomedik (ebm), Volume 2, p Boby, G., Relationship Between Age and Diabetic Treatment Type on the Frequency of Hyperglycemic Episodes Monitored by Continuous Glucose Monitoring. Hypoglycemia Causes and Occurrences. Djakani, H., Masinem, T. V. & Mewo, Y. M., gambaran kadar gula darah puasa pada laki-laki usia tahun. ebm, Volume 1. Inda, V., Fatimawali & Aaltje, E., gambaran kadar LDL pada remaja obes di minahasa. Jurnal e- Biomedik. Khasanah, N., WASPADAI BERAGAM PENYAKIT DEGENARIF AKIBAT POLA MAKANAN. In: bacaan kesehatan lengkap dan praktis. yogyakarta: laksana, p. 83. Rizky, T. M., Nasution, E. & Jumira, gambaran pola makan dan dukungan keluarga pada penderita Diabetes Melitus yang menjalani Rawat Jalan di RSU Dr. pirngadi Medan Tahun food pattern, family support, DM patient, p. 1. Supariasa, I. D. N., Bakri, B. & Fajar, I., Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Tera, B. H. A., DETERMINAN KETIDAKPATUHAN DIET. Artikel Penelitian, p. 1. Trisnawati, S. K. & Setyorogo, S., Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 5, p. 6. WHO, W. H. O. & IASO, I. A. F. T. S. O. O., The Asia Pacific Perspective: Redefining Obesity and Its Treatment. Australia: Health Communications Australia Pty Limited on behalf of the Steering Committee. Yekti, W. & Fitri, R., Asupan Energi, Karbohidrat, Serat, Beban Glikemik,Latihan Jasmani dan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. MEDIA MEDIKA. Zahtamal, Fifia, C., Suyanto & Tuti, R., faktor-faktor resiko pasien diabetes. Berita Kedokteran Masyarakat. 8
BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit diabetes secara global diderita oleh sekitar 9% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas pada tahun 2014. Diabetes menjadi penyebab besarnya jumlah
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki
5 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang melitus (DM) merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi yang dapat mengakibatkan kerusakan organ-organ tubuh dan menyebabkan kebutaan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2013, didapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan munculnya hiperglikemia karena sekresi insulin yang rusak, kerja insulin yang rusak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik adanya peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi karena kelainan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan yang besar. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita Diabetes Melitus jika ini dibiarkan
Lebih terperinciABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS
51 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS Arif Nurma Etika 1, Via Monalisa 2 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Kadiri e-mail: arif_etika@yahoo.com ABSTRACT Diabetes Mellitus
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes menjadi penyebab kematian keempat di dunia. Tiap tahun 3,2 juta orang meninggal lantaran komplikasi diabetes. Tiap sepuluh detik ada satu orang atau tiap
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
Lebih terperinciKata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT TK. III. R. W. MONGISIDI MANADO TAHUN 2017 Rianty Rahalus*, Afnal Asrifuddin*, Wulan P.J Kaunang* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan kerusakan metabolisme dengan ciri hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme karbohidrat, lemak serta protein yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolisme yang ditandai oleh glukosa darah melebihi normal yang diakibatkan karena kelainan kerja insulin maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi dunia sekarang ini banyak ditemukan penyakit yang disebabkan karena pola hidup dibandingkan dengan penyakit infeksi.
Lebih terperinciHUBUNGAN OBESITAS DENGAN GAYA HIDUP PADA PASIEN RAWAT JALAN DI BLU RSU Prof. Dr. R.D. KANDOU MANADO
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN GAYA HIDUP PADA PASIEN RAWAT JALAN DI BLU RSU Prof. Dr. R.D. KANDOU MANADO 1 Tuegeh Destyana 2 Langi Yuanita 3 Pandelaki Karel 1 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi 2
Lebih terperinciPENDAHULUAN. psikologis, dan perubahan kondisi sosial. 2 Kondisi ini membuat kebutuhan asupan gizi lansia perlu diperhatikan untuk mencegah risiko
HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT, LEMAK DAN SERAT DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA LANJUT USIA WANITA (Studi di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Kota Semarang Tahun 07) Ria Yuniati, Siti Fatimah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
Lebih terperinci: Perbandingan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat Semi Kota dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan
Artikel Article : Perbandingan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat Semi Kota dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan : Fasting Blood Glucose Comparison unto Sub Urban society and Rural Society at Village
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG
HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG Correlation Of Satisfaction Level Of Food Quality With Energy And Macronutrient
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).
BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. (Awad,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang World Health Organisation (WHO) mendefinisikan diabetes melitus (DM) sebagai penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat,
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular yang berkaitan dengan gizi seperti diabetes mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et al., 2006 dalam Sacks,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ketahun dan merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi medis secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan (Soekirman, 2000). Di bidang gizi telah terjadi perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik dan progresif dengan ciri meningkatnya konsentrasi gula dalam darah. Peningkatan tersebut
Lebih terperinciNunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
Pengaruh Konsultasi Gizi Terhadap Asupan Karbohidrat dan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Effect of Nutrition
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular (Non-Communicable diseases) terdiri dari beberapa penyakit seperti jantung, kanker, diabetes, dan penyakit paru-paru kronis. Pada tahun 2008,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah
Lebih terperinciHubungan Usia Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Disfungsi Ereksi
Hubungan Usia Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Disfungsi 1 Rian Panelewen 2 Janette M. Rumbajan 2 Lusiana Satiawati 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) sebagai penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan
Lebih terperinciPOLA KONSUMSI PANGAN BERDASARKAN INDEKS GLIKEMIK DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS KOTA MAKASSAR
POLA KONSUMSI PANGAN BERDASARKAN INDEKS GLIKEMIK DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS KOTA MAKASSAR Food Consumption Patterns Based Glycemic Index With Patients
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis penyakit. Penyakit menular sudah digantikan oleh penyakit yang tidak menular seperti penyakit degeneratif, metabolik
Lebih terperinciINTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN
INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN Herlyanie 1, Riza Alfian 1, Luluk Purwatini 2 Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...
DAFTAR ISI Sampul Dalam... i Lembar Persetujuan... ii Penetapan Panitia Penguji... iii Kata Pengantar... iv Pernyataan Keaslian Penelitian... v Abstrak... vi Abstract...... vii Ringkasan.... viii Summary...
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. HUBUNGAN ASUPAN SERAT TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD Dr.
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ASUPAN SERAT TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD Dr. MOEWARDI Disusun Oleh : ANDRYAS LUKITA SARI J 300 120 040 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciPenelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.
2 DM perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Hartati, 2008). Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat
Lebih terperinciPENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Mohamad Judha Staf pengajar Fakultas Ilmu kesehatan Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan perolehan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM gestasional. 2 Angka kejadian DM
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa serum yang terjadi akibat adanya
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak bisa menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia telah membuat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping berhasilnya pembangunan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDUDUK DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON Fera F. Liuw*, Grace D. Kandou*, Nancy S. H Malonda*
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang kerap disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung, yang merupakan salah satu masalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes merupakan kondisi kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup atau tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat diharapkan mengetahui risiko dan pencegahan dari penyakit DM, pengetahuan keluarga tentang risiko DM yang baik contohnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memulai aktifitas sehari-hari dengan sarapan pagi merupakan kebiasaan yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja, maupun dewasa. Sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurang 347 juta orang dewasa menyandang diabetes dan 80% berada di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa terdapat lebih kurang 347 juta orang dewasa menyandang diabetes dan 80% berada di negara-negara berkembang, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
13 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak dengan status gizi lebih merupakan salah satu tantangan paling serius dalam bidang kesehatan masyarakat di abad 21. Hal ini merupakan masalah global yang prevalensinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015
ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN PROSENTASE FRAGMENTOSIT ANTARA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN ORANG NON-DM DI PUSKESMAS CIMAHI TENGAH
ABSTRAK PERBANDINGAN PROSENTASE FRAGMENTOSIT ANTARA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN ORANG NON-DM DI PUSKESMAS CIMAHI TENGAH Theresia Indri, 2011. Pembimbing I Pembimbing II : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK., M.Kes.
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MILLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NIPAH PANJANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2015
FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MILLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NIPAH PANJANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2015 Erris Poltekes Kesehatan Lingkungan Korespondensi Penulis : nazra_ugm@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS
PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS Nadimin 1, Sri Dara Ayu 1, Sadariah 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan, Makassar
Lebih terperinciHubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus
Vol. 3 No 1 Mei 2018 ISSN 2541-0644 (Print) ISSN 2599-3275 (Online) Dapat di akses di http://journal.ugm.ac.id/jkesvo Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Susanti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian
Lebih terperinciPENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2
1 PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2 Misdarina * Yesi Ariani ** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Keperawatan Dasar dan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung menunjukkan masalah gizi ganda, disamping masih menghadapi masalah gizi kurang, disisi lain pada golongan masyarakat
Lebih terperinciOlahraga dengan Kadar Gula Darah
Vol 7 No.1 tahun 2011 Hubungan Ketaatan Diet dan Kebiasaan Olahraga dengan Kadar Gula Darah HUBUNGAN KETAATAN DIET DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS YANG BEROBAT
Lebih terperinciKEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2
KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 I Made Mertha I Made Widastra I Gusti Ayu Ketut Purnamawati Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar Email: mertha_69@yahoo.co.id Abstract
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN... viii SUMMARY...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek terus berkembang meskipun
Lebih terperinciNidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan
Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU
Lebih terperinciHUBUNGAN FREKUENSI MAKAN DI LUAR RUMAH DAN JUMLAH UANG JAJAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWI DI SURAKARTA TESIS
HUBUNGAN FREKUENSI MAKAN DI LUAR RUMAH DAN JUMLAH UANG JAJAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWI DI SURAKARTA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi
Lebih terperinciASUPAN ZAT-ZAT GIZI DAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DM-TIPE2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
ASUPAN ZAT-ZAT GIZI DAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DM-TIPE2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Usdeka Muliani 1) 1) Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang e-mail
Lebih terperinciKata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat
HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR ASAM URAT DARAHPADA MASYARAKAT YANG DATANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO Jilly Priskila Lioso*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang terus mengalami peningkatan prevalensi dan berkontribusi terhadap peningkatan angka kematian
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ASUPAN SERAT PENDERITA DM DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD Dr. Hi. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
ISSN CETAK. 2443-115X ISSN ELEKTRONIK. 2477-1821 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ASUPAN SERAT PENDERITA DM DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD Dr. Hi. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014 Usdeka Muliani
Lebih terperinciKedokteran Universitas Lampung
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR HBA1C PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG Aqsha Ramadhanisa (1), TA Larasati (2), Diana Mayasari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan memicu krisis kesehatan terbesar pada abad ke-21. Negara berkembang seperti Indonesia merupakan
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015
HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015 I Putu Angga Pradana Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah (hiperglikemia), disebabkan karena ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) atau disebut diabetes saja merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2000
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenaikan jumlah penduduk dunia yang terkena penyakit diabetes atau kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2000 jumlah penduduk dunia yang menderita
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SKRIPSI
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, ASUPAN KARBOHIDRAT, SERAT DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA
Lebih terperinciKata Kunci :Riwayat Keluarga, Konsumsi Alkohol, Kadar Asam Urat Darah
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KELUARGA DAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA PASIEN YANG DATANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Cindy Cicilia Bangunang*,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. II di berbagai penjuru dunia dan menurut WHO (World Health atau sekitar 2,38%. Menurut data Non-Communicable pada MDGs
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinik termasuk heterogen diakibatkan karena hilangnya toleransi karbohidrat (Price, 2006). Menurut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinciGAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI
49 GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 50
Lebih terperinciKata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT (BKMM) PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 Meisye S. Hanok*, Budi T. Ratag*, Reiny A. Tumbol** *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO Bryan Reppi*, Nova H. Kapantow*, Maureen I. Punuh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Usia
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON Daniel Hadiwinata, 2016 Pembimbing Utama : Hendra Subroto, dr.,sppk. Pembimbing Pendamping: Dani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multietiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai
Lebih terperinciJajanan tradisional jawa meningkatkan kadar gula darah pasien diabetes mellitus tipe 2 rawat jalan di RSUD Panembahan Senopati Bantul
JURNAL GIZI DAN DIETETIK Jajanan INDONESIA tradisional jawa meningkatkan Tersedia kadar online gula pada: darah http://ejournal.almaata.ac.id/index.php/ijnd pasien diabetes mellitus tipe rawat jalan 8
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya. Pada tahun 2003 prevalensi diabetes di dunia diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
Lebih terperinci