namun tetap berpegang teguh terhadap peraturan dan perundangundangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "namun tetap berpegang teguh terhadap peraturan dan perundangundangan"

Transkripsi

1

2

3

4 LAMPIRAN I KEPUTUSAN GENERAL MANAGER PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG BANJARMASIN NOMOR KEP.01/PJ.01/BJM-2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN JASA KEPELABUHANAN DI LINGKUNGAN PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG BANJARMASIN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang usaha pelayanan jasa kepelabuhanan. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin merupakan pendukung utama transportasi laut yang secara langsung maupun tidak langsung berperan aktif dalam pembangunan ekonomi Propinsi Kalimantan Selatan. Bidang Usaha Pelindo III adalah menyediakan dan mengusahakan jasa kepelabuhanan untuk menunjang kelancaran angkutan laut dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, sesuai dengan Keputusan Menteri (Kepmen) Perhubungan Nomor: KP 88 Tahun 2011 tentang pemberian izin usaha kepada PT Pelindo III (Persero) sebagai Badan Usaha Pelabuhan. Dalam rangka memenuhi pelayanan jasa kepelabuhanan yang merupakan bentuk pelayanan yang disediakan oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin, sehingga perlu untuk menciptakan standar pelayanan jasa kepelabuhanan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud Maksud disusunnya Pedoman Standar Pelayanan Jasa Kepelabuhanan di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin adalah untuk memberikan kepastian dan meningkatkan kualitas dalam melaksanakan pelayanan jasa kepelabuhanan yang meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pelayanan jasa kepelabuhanan dengan berorientasi pada kepuasan pelanggan

5 -5- namun tetap berpegang teguh terhadap peraturan dan perundangundangan yang berlaku. 2. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penetapan standar pelayanan ini adalah agar pelayanan jasa kepelabuhanan di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dapat sesuai dengan prosedur, sehingga mampu bersaing dengan badan hukum lainya dalam bidang pelayanan jasa kepelabuhanan baik domestik maupun internasional. 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup Standar Pelayanan Jasa Petikemas di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin meliputi : a. Permohonan Pelayanan Jasa Kapal; b. Permohonan Pelayanan Jasa Petikemas; c. Permohonan Pelayanan Jasa Barang; d. Pelayanan Jasa Pelayanan Kapal Masuk dari Ambang Luar ke Kolam Pelabuhan (Rede); e. Pelayanan Kapal Tambat Dari Ambang Luar/Rede; f. Pelayanan Kapal Shifting/Gerakan Tersendiri; g. Perpanjangan/ Perpendekan Pelayanan kapal Tambat; h. Pelayanan Keluar Dari Tambatan Ke Rede/Ambang Luar; i. Pelayanan Kapal Keluar Dari Rede Ke Ambang Luar; j. Pelayanan Jasa Air Kapal; k. Pelayanan Jasa Bongkar dan Muat Petikemas Domestik dan Internasional; l. Pelayanan Batal Muat dan Alih Kapal; m. Pelayanan Uncontainerized; n. Pelayanan Jasa Petikemas Reefer; o. Pelayanan Buka dan Tutup Palka; p. Pelayanan Receiving dan Delivery Petikemas; q. Konsolidasi Petikemas (Cargo Distribution Centre/CDC dan Cargo Consolidation Centre/CCC); r. Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang Secara Lossing; s. Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang Secara Non Truck Lossing; t. Pelayanan Jasa Penumpukan Barang; u. Pelayanan Jasa Embarkasi; v. Pelayanan Jasa Debarkasi; w. Pelayanan Jasa Roll On;

6 -6- x. Pelayanan Jasa Roll Off; y. Pelayanan Jasa Property; z. Pelayanan Jasa Listrik; aa. Pelayanan Jasa Air Umum. 4. Komponen Pelaksanaan Pelayanan Jasa Kepelabuhanan Pelaksanaan Standar Pelayanan ini terdiri dari beberapa komponen yaitu : a. dasar hukum; b. persyaratan; c. sistem, mekanisme dan prosedur; d. jangka waktu penyelesaian; e. biaya/tarif; f. produk pelayanan; g. sarana, prasarana, dan/atau fasilitas; h. kompetensi pelaksana; i. pengawasan internal; j. penanganan pengaduan, saran dan masukan; k. jumlah pelaksana; l. jaminan pelayanan; m. jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan; dan n. evaluasi kinerja pelaksana.

7 -7- BAB II PENGERTIAN, PRINSIP DAN KOMPONEN STANDAR PELAYANAN A. PENGERTIAN Petunjuk teknis Standar Pelayanan Jasa Kepelabuhanan ini memuat beberapa pengertian sebagai berikut: 1. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan perundangundangan bagi setiap warga dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. 2. Penyelenggara Pelayanan Publik yang selanjutnya disebut korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang untuk kegiatan pelayanan publik dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. 3. Organisasi Penyelenggara Pelayanan Publik yang selanjutnya disebut Organisasi Penyelenggara adalah satuan kerja penyelenggara pelayanan publik yang berada di lingkungan institusi Penyelenggara Negara, Korporasi, Lembaga Independen yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. 4. Standar Pelayanan adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggara pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelanggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur. 5. Maklumat Pelayanan adalah pernyataan tertulis yang berisi keseluruhan rincian kewajiban dan jasa yang terdapat dalam Standar Pelayanan. 6. Masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung. 7. Angkutan laut dalam negeri adalah kegiatan angkutan laut yang dilakukan di wilayah perairan Indonesia yang diselenggarakan angkutan laut nasional namun tidak termasuk bagi kapal-kapal yang berbendera asing.

8 -8-8. Angkutan laut luar negeri adalah kegiatan angkutan laut dari pelabuhan Indonesia ke pelabuhan luar negeri atau sebaliknya, termasuk melanjutkan antar pelabuhan di wilayah perairan laut Indonesia yang diselenggarakan oleh perusahaan angkutan laut yang mana muatan kapal merupakan kelanjutan pelabuhan asal di luat negeri atau sebaliknya. 9. Area/Kolam labuh adalah bagian dari DLKR dan DLKP yang merupakan lokasi tempat dimana kapal berlabuh, berolah gerak, kegiatan pemanduan, melakuikan aktivitas bongkar muat mengisi perbekalan yang terlindung dari ombakdan mempunyai kedalaman yang cukupuntuk kapal yang beroperasi di pelabuhan. 10. Daerah lingkungan kepentingan (DLKp) adalah perairan disekeliling daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelyaran. 11. Daerah lingkungan kerja (DLKr) adalah wilayah perairan dan daratan pada pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan. 12. Gerakan tersendiri adalah gerakan layanan pemanduan kapal dari tambatan ke rede atau sebaliknya, gerakan perpindahan kapal (shifting) yang lebih dari 10 meter termasuk perpindahan dari fasilitas tambatan di terminal ke terminal yang lain dalam lokasi area pelabuhan yang sama. 13. Kolam terminal/rede adalah perairan di depan dermaga yang merupakan bagian dari sarana dan fasilitas pelabuhan tempat dimana kapal berlabuh jangkar, berolah gerak, melakukan aktifitas bongkar muat, mengisi perbekalan yang terlindung dari ombak dan mempunyai kedalaman yang cukup untuk kapal yang beroperasi di pelabuhan. 14. Labuh adalah kegiatan kapal memasuki atau menggunakan area/kolam labuh atau kolam terminal di Lingkungan Perusahaan untuk menunggu fasilitas tambat ataupun kegiatan kapal lainnya. 15. Pelayaran rakyat adalah kegiatan angkut laut antar pelabuhan di wilayah Indonesia dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia yang telah memiliki izin berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, dengan menggunakan kapal layar bertenaga angin, kapal layar motor yang berukuran sampai denagn 500 GT dan/atau kapal motor yang berukuran 7 GT sampai dengan 35 GT. 16. Pemanduan adalah kegiatan membantu Nahkoda kapal agar navigasi dapat dilaksanakan dengan aman, tertib, dan lancar.

9 Pengepilan adalah pekerjaan mengikat, melepas, menarik tali-temali kapal yang berolah gerak untuk bertambat ke atau untuk melepas dari dermaga, breasting dolphin, pelampung, pinggiran, dan kapal lainnya dengan menggunakan atau tidak menggunakan kapal kepil. 18. Penggunaan alur pelayanaran adalah kegiatan melewati, menggunakan fasilitas alur yang diusahakan oleh Perusahaan, Anak Perusahaan, dan Perusahaan Afiliasi. 19. Penundaan adalah kegiatan menarik, mendorong, menggandeng, mengawal (escort), dan membantu (assist) kapal yang berolah gerak di alur pelayaran, daerah labuh jangkar maupun kolam pelabuha, baik untuk bertambat ke atau untuk melepas dari dermaga, jetty, trestle, pier, pelampung, dolphin, kapal, dan fasilitas tambat lainnya menggunakan kapal tunda. 20. Perusahaan Pelayaran/ Agen Pelayaran adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyelenggaraan angkutan melalui laut dengan mempergunakan kapal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 21. Tambat/Sandar adalah kegiatan kapal melakukan ikat tali di tambatan untuk melakukan bongkar/muat barang, hewan, naikturun penumpang atau kegiatan lainnya. 22. Angsur adalah pekerjaan memindahkan petikemas dari satu tempat ke satu tempat-tempat lain dalam satu lokasi penumpukan dengan menggunakan alat angkat. 23. Area Distribusi Muatan (Cargo Distibution Centre/CDC) adalah area yang digunakan untuk melakukan kegiatan stripping. Area CDC dibagi menjadi 2 (dua) lokasi, yaitu : a. Area CDC ex. General Cargo; b. Area CDC ex. Transit Truck; 24. Behandle adalah kegiatan penanganan petikemas dan barang dalam petikemas sesuai permintaan Pemilik Barang/Kuasa Pemilik Barang dengan pemeriksaan fisik barang oleh instansi berwenang. 25. Buka tutup palka adalah suatu pelayanan membuka dan menutup palka kapal petikemas dengan menggunakan alat bongkar muat. 26. Cargo Manifest adalah dokumen resmi barang di atas kapal sebagai dasar perhitungan produksi bongkar muat. 27. Closing Time adalah waktu yang menentukan berhentinya petikemas receiving yang akan dimuat ke kapal yang ditentukan pada saat proses perencanaan.

10 Container Freight Station (CFS) adalah bagian dari fasilitas di Terminal Petikemas yang terdiri dari gudang dan lapangan penumpukan digunakan untuk menumpuk petikemas LCL, pelayanan stripping/stuffing, dan untuk menumpuk barang ex pelayanan stripping/stuffing, pelayanan behandle. 29. Crane darat adalah alat angkat petikemas yang dioperasikan untuk kegiatan stevedoring yang berupa Harbour Mobile Crane (HMC), container crane, shore to ship, fix crane, luffing crane dan yang dapat dipersamakan dengan itu. 30. Crane kapal adalah alat angkat petikemas yang dioperasikan untuk kegiatan stevedoring yang menjadi satu kesatuan dengan kapal. 31. Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar/muat barang, hewan, dan menaik-turunkan penumpang. 32. Full Container Load (FCL) selanjutnya disebut FCL adalah suatu kondisi pengiriman barang dimana dalam satu container terdapat satu pemilik barang dan dilakukan pembongkaran dari atas kapal sampai dengan dilakukan stacking di Container Yard. 33. Gerakan Ekstra adalah gerakan pemindahan petikemas atas permintaan Pengguna Jasa, yang terdiri dari relokasi dan/atau angsur. 34. Haulage adalah pekerjaan mengangkut petikemas dengan menggunakan trailer/chassis dari sisi lambung kapal ke lapangan penumpukan petikemas atau sebaliknya dalam area Terminal yang sama. 35. Job Order adalah surat permintaan kerja yang diterbitkan oleh bagian Pelayanan Pelanggan dan digunakan sesuai dengan perintah kerja yang tertera di Surat Perintah tersebut. 36. Job Order Receiving CDC adalah job order yang digunakan untuk memasukkan petikemas ke area CDC yang akan melakukan kegiatan stripping. 37. Job Order Receiving CCC adalah job order yang digunakan untuk memasukkan petikemas ke area CCC yang akan melakukan kegiatan stuffing. 38. Job Order Relokasi CDC CCC adalah job order yang digunakan untuk melakukan relokasi petikemas kosong dari area CDC (stripping) ke area CDC (stuffing) untuk melakukan kegiatan stuffing. 39. Job Order Delivery ex. CDC adalah job order yang digunakan untuk menggerakan petikemas isi keluar area CDC (Stripping).

11 Job Order Delivery ex. CCC adalah job order yang digunakan untuk menggerakan petikemas isi keluar area CCC (Stuffing). 41. Lapangan Penumpukan (CY) adalah tempat penyimpanan sementara petikemas sebelum dimuat maupun yang sudah dibongkar. 42. Lapangan Penumpukan Petikemas Empty adalah tempat penyimpanan petikemas kosong. 43. Less Than Container Load (LCL) selanjutnya disebut LCL adalah suatu kondisi pengiriman barang dimana dalam satu container terdapat lebih dari satu pemilik barang dan dilakukan kegiatan stripping kemudian di susun di dalam gudang Container Freight Station (CFS) serta memindahkan petikemas kosong ke dalam lapangan petikemas kosong. 44. Lift on/lift off adalah kegiatan menaikkan/menurunkan petikemas dari atas chassis ke lapangan penumpukan atau sebaliknya. 45. Lokasi Container Distribution Center (CDC)/Cargo Consolidation Center (CCC) atau Sripping/Stuffing adalah lokasi di dalam Terminal yang disediakan untuk pelayanan sripping/stuffing untuk selanjutnya diangkut dari dan ke kendaraan angkutan barang untuk selanjutnya di distribusikan dan untuk menyimpan petikemas kosong ex stripping/stiffing untuk selanjutnya disebut area CDC,area CCC, atau area atripping/stuffing. 46. Relokasi / Angsur (Movement) adalah gerakan pemindahan petikemas dari satu lokasi ke lokasi lainnya, antara lain : a. Dari TPKB ke area CDC; b. Dari TPKB ke area CCC; c. Dari TPKB ke Depo Petikemas; d. Dari CDC ke CCC; e. Dari CDC ke Depo Petikemas; f. Dari CDC ke TPKB; g. Dari CCC ke TPKB; h. Dari Depo Petikemas ke CCC; i. Dari Depo Petikemas ke TPKB; 47. Open Stacking adalah waktu yang dimulainya receiving petikemas yang akan dimuat ke kapal yang ditentukan pada saat proses perencanaan. 48. Overbrengen petikemas adalah kegiatan memindahkan petikemas dari Terminal ke Terminal lainnya di dalam atau di luar pelabuhan.

12 Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi. 50. Pemilik Barang/Kuasa Pemilik Barang adalah badan usaha dan/atau perorangan yang mempunyai kuasa atas barang yang akan diterima dikirim melalui angkutan laut. 51. Penanganan Khusus adalah penanganan petikemas di Terminal yang dilakukan dengan penggunaan alat-alat tambahan dan penanganan petikemas yang dimuat tidak standar. 52. Penggunaan Jasa meliputi Perusahaan Pelayaran, dan/atau Pemilik Barang/Kuasa Pemilik Barang. 53. Petikemas adalah peti berbentuk empat segi panjang yang dirancang khusus dengan ukuran tertentu terbuat dari besi maupun aluminium serta memiliki pintu disalah satu sisinya serta dapat digunakan berulang kali juga digunakan sebagai tempatuntuk menyimpan sekaligus mengangkut muatan yang ada didalamnya dan telah ditetapkan berdasarkan International Standardization Organisation (ISO). 54. Petikemas Overheight/Width/Length (Over Dimension /(OD)) yang selanjutnya disingkat petikemas OH/OW/OL/OD adalah petikemas yang mempunyai ukuran berbeda dengan standar umum petikemas dan atau muatannya melebihi standar petikemas yang penanganannya memperluas alat khusus. 55. Plugging Reefer Petikemas adalah pekerjaan pelayanan pemberian aliran listrik untuk petikemas di lapangan penumpukan yang tersedia fasilitas reefer. 56. Receiving/Delivery petikemas adalah pekerjaan memindahkan petikemas dari lapangan penumpukan dan menyerahkan sampai tersusun di atas truk atau pekerjaan menerima petikemas dari luar area Terminal sampai tersusun di lapangan penumpukan dengan m,elalui gate. 57. Relokasi adalah pelayanan pemindahkan petikemas dari satu lokasi ke lokasi penumpukan lainnya dengan paket pelayanan lift on/lift off dan trucking.

13 Restowage adalah penataan kembali muatan petikemas di atas kapal, dengan proses kegiatan terdiri dari penataan petikemas row to row (tanpa melalui proses landed di demaga) dan penataan petikemas bay to bay melalui proses landed di lapangan penumpukan atau dermaga. 59. Rubah Status adalah perubahan status petikemas dari FCL menjadi LCL dimana barang dikeluarkan dari dalam petikemas dan disusun ke dalam gudang atau sebaliknya. 60. Stacking adalah pekerjaan penyusunan petikemas di lapangan penumpukan (CY). 61. Stevedoring adalah pekerjaan membongkar petikemas dari kapal ke dermaga/tongkang/truk atau memuat petikemas dari demaga/tongkang/truk ke dalam kapal sampai dengan tersusun dalam palka kapal dengan menggunakan crane kapal atau crane darat. 62. Stripping/stuffing adalah kegiatan mengeluarkan dan memasukan barang dari dan ke dalam petikemas. 63. Stock Opname adalah kegiatan pencatatan ulang tentang jumlah, jenis dan posisi petikemas di lokasi penumpukan. 64. Tarif dasar adalah tarif perhitungan atas pengenaan jasa petikemas yang ditentukan oleh Direksi. 65. Tempat Pelayanan Fisik Terpadu (TPFT) adalah sebagai fasilitas terpadu pemeriksaan kepabeanan dan karatina untuk barang-barang tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 66. Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan tempat kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun penumpang, dan atau tempat bongkar/muat barang. 67. Terminal Handling Charges (THC) adalah tarif yang dikenakan terhadap handling petikemas yang meliputi kegiatan stevedoring, haulage dan lift on/off. 68. Terminal Operating System (TOS) adalah aplikasi penunjang sistem operasi yang diterapkan oleh Pengelola Terminal di dalam memberikan pelayanan petikemas yang dapat berupa system aplikasi SPINER, CTOS, TOP O TOP X, MTOS pengelolaan terminal petikemas dan yang dipersamakan dengan itu. 69. Terminal Petikemas adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan tempat kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan petikemas, dan/atau tempat bongkar muat petikemas, serta peralatan yang layak untuk melayani kegiatan bongkar muat petikemas.

14 Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) adalah semua tenaga kerja yang terdaftar pada pelabuhan setempat yang melakukan pekerjaan bongkar muat di pelabuhan. 71. Transshipment adalah kegiatan membongkar petikemas dan memuat kembali ke kapal pengangkut ke-2 (kedua) pada Terminal yang sama. 72. Truck Lossing adalah kegiatan angkut langsung dari dan ke Pelabuhan tanpa menggunakan Fasilitas penumpukan. 73. Trucking adalah pekerjaan mengangkut petikemas dengan menggunakan trailer/chasis dari sisi lambung kapal/lapangan penumpukan petikemas ke luar area Terminal atau dari satu area lapanagn penumpukan ke lapangan penumpukan petikemas lainnya pada area Terminal, atau sebaliknya. 74. Twenty Foot Equivalent Units (TEU s) adalah sebuah satuan ukuran petikemas setara dengan ukuran dua puluh kaki. 75. Uncontainerized adalah barang tidak dalam kemasan petikemas yang dimuat atau dibongkar menggunakan kapal petikemas di fasilitas yang memberikan pelayanan petikemas. 76. Alat Bongkar Muat adalah alat yang digunakan untuk kelancaran kegiatan membongkar barang dari kapal ke darat atau sebaliknya. 77. Alat bukan Mekanik adalah alat selain alat mekanik atau segala macam alat yang digerakan tanpa tenaga mekanik baik untuk kegiatan operasional bongkar muat maupun kagiatan lainnya. 78. Alat Mekanik adalah segala macam alat yang digerakan tenaga mekanik baik untuk kegiatan operasional bongkar muat maupun kegiatan lainnya. 79. Badan Usaha Pelabuhan (BUP) adalah badan usaha yang kegiatan usahanya khusus dibidang pengusahaan terminal dan fasilitas pelabuhan lainnya. 80. Barang adalah semua jenis barang muatan kapal yang dibongkar/ dimuat dari dan ke kapal. 81. Barang Non Petikemas adalah barang tidak dalam kemasan petikemas dan dalam bentuk urai antara lain general cargo, curah kering, curah cair termasuk gas, bag cargo dan barang-barang yang diangkut dengan kapal Roro termasuk hewan. 82. Cargodoring adalah pekerjaan melepaskan barang dari tali/jala-jala (ex tackle) di dermaga dan mengangkut dari dermaga ke gudang/ lapangan penumpukan barang dan sebaliknya. 83. Fasilitas Penumpukan adalah fasilitas milik Perusahaan berupa lapangan penumpukan dan gudang penumpukan yang berada di daerah lini I maupun lini II.

15 General Cargo adalah jenis muatan kapal yang terdiri dari satu jenis komoditi atau berbagai jenis komoditi yang dikemas dalam kemasan atau tidak dalam kemasan yang dalam penanganan bongkar muatnya tidak memerlukan penanganan khusus. 85. Kade Lossing adalah kegiatan bongkar muat non petikemas yang mana barang dimaksud ditempatkan sementara di atas dermaga sambil menunggu kegiatan delivery atau menunggu proses pemuatan. 86. Kapal Roro adalah jenis kapal yang didesain untuk naik/ turun kendaraan dan alat berat dengan menggunakan rampdoor. 87. Kerjasama Pelayanan Jasa Bongkar Muat adalah kerjasama antara perusahaan dengan perseorangan, perusahaan pelayaran/agen pelayaran, PBM dan/atau pemilik barang untuk melakukan pelayanan jasa bongkar muat. 88. Lossing adalah proses bongkar muat secara langsung dari atau ke kapal menggunakan truk/chassis/angkutan sejenisnya tanpa melalui fasilitas gudang, lapangan penumpukan, atau tangki timbun. 89. Master Data Barang adalah system informasi yang berisi seluruh data barang/jenis muatan yang terdaftar di perusahaan. 90. Master Pelanggan Perusahaan adalah system informasi yang berisi seluruh data pelanggan yang terdaftar di perusahaan. 91. Ongkao Pelabuhan Pemuatan/ Ongkas Pelabuhan Tujuan (OPP/OPT) adalah harga tertentu untuk setiap jenis pelayanan jasa bongkar muat barang non petikemas yang diberikan oleh penyedia jasa bongkar muat (perusahaan bongkar muat) kepada pengguna jasa bongkar muat. 92. Perusahaan Bongkar Muat adalah Badan Hukum selain perusahaan yang melakukan usaha pelayanan jasa bongkar muat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 93. Pemilik Barang/ Kuasa Pemilik Barang adalah badan usaha dan/atau perorangan yang mempunyai kuasa atas barang yang akan diterima dikirim melalui angkutan laut. 94. Penanganan Khusus adalah penanganan terhadap barang non petikemas di Terminal yang dilakukan dengan prosedur tertentu yang tidak sama dengan penanganan barang umum lainnya yang bertujuan untuk keamanan dan keselamatan dalam penanganannya. 95. Rampdoor adalah suatu fasilitas yang menghubungkan dermaga dan kapal untuk memudahkan kendaraan naik/turun dari/ ke kapal. 96. Restowage adalah penataan barang non petikemas di atas kapal, dengan proses kegiatan terdiri dari penataan barang non petikemas melalui proses landed di lapangan penumpukan atau dermaga.

16 Stevedoring adalah pekerjaan membongkar barang dari kapal ke dermaga/ tongkang/ truk/ atau memuat barang dari dermaga/ tongkang/ truk ke dalam kapal sampai dengan tersusunnya dalam palka kapal dengan menggunakan alat bongkar muat. 98. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) adalah dokumen yang diterbitkan oleh cabang yang wajib dimiliki oleh pengguna jasa, pemilik barang atay pihak yang mewakili pemilik barang termasuk pihak penyedia jasa angkutan darat yang melaksanakan kegiatan di terminal yang dikelola Perusahaan yang digunakan sebagai bukti untuk melaksanakan kegiatan. 99. Tarif Dasar adalah tarif perhitungan atas pengenaan jasa barang non petikemas yang diusulkan oleh cabang dantelah mendapatkan persetujuan Direksi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) adalah tenaga kerja yang terdaftar pada pelabuhan setempat yang melakukan pekerjaan bongkar muat di pelabuhan Tenaga Supervisi Bongkar Muat adalah pelaksana dan pengendali kegiatan operasional bongkar muat di kapal, fasilitas penumpukan dan bertugas membuat laporan periodik hasil kegiatan bongkar muat seperti tenaga stevedoring, tenaga tally, dan tenaga foreman Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKR) adalah wilayah perairan dan daratan yang dipergunakan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan; 103. Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKP) adalah wilayah perairan disekeliling daerah lingkungan kerja pelabuhan yang dikelola oleh Perusahaan baik yang bersertifikat maupun belum bersertifikat; 104. Perairan Pelabuhan adalah area perairan di dalam lingkungan kerja Pelabuhan yang dikuasai/dikelola oleh Perusahaan; 105. Ruangan/bangunan adalah ruangan/bangunan yang dimiliki oleh Perusahaan; 106. Penyerahan penggunaan bagian-bagian tanah, perairan dan ruangan/bangunan Pelabuhan adalah penyerahan penggunaan dalam keadaan kosong, karena pengalihan penggunaan dan/atau penyerahan karena perpanjangan penggunaan, yang pada hakekatnya merupakan kerjasama yang saling menguntungkan; 107. Pemohon adalah orang atau badan hukum yang mengajukan permohonan untuk menggunakan tanah, perairan dan ruangan/ bangunan Pelabuhan.

17 Pengguna adalah pemohon yang telah mengikat perjanjian dengan Perusahaan untuk menggunakan tanah, perairan dan ruangan/ bangunan Pelabuhan Pengalihan adalah pemindahan hak atas penggunaan bagian-bagian tanah, perairan dan ruangan/ bangunan Pelabuhan dari pengguna kepada pihak lain yang teradi karena: a. Terkait dengan objek (bagian-bagian tanah, perairan dan ruangan/bangunan Pelabuhan), yakni perbuatan hukum jual-beli, hibah, hibah wasiat, pemisahan hak yang mengakibatkan pengalihan penunjukan pembeli dalam lelang, pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap, hadiah; b. Terkait dengan subjek (perorangan maupun badan hukum), yakni pemindahan hak atas penggunaan bagian-bagian tanah, perairan dan ruangan/ bangunan Pelabuhan dari pengguna (badan hukum yang melakukan pembelian saham minoritas badan hukum lain dan bukan merupakan pemegang saham lebih dari 50% dari badan hukum lain dimaksud atau anak perusahaan) kepada pihak lain (badan hukum yang dibeli saham minoritasnya), perubahan nama badan hukum akibat perubahan pemegang saham mayoritas, pemasukan saham dalam badan hukum, tukar menukar, konsolidasi, merger (dikecualikan bagi perseroan yang menggabungkan diri adalah sebagai pemegang saham mayoritas atau lebih dari 50% kepemilikan saham) atau akuisisi Agunan adalah hak tanggungan atau hak jaminan yang dibebankan pada bangunan diatas tanah Pelabuhan dalam waktu tertentu; 111. Peruntukan dan penggunaan tanah adalah rangkaian kegiatan penataan, peruntukan penggunaan dan peruntukan secara terencana dan teratur sehingga diperoleh manfaat secara optimal, seimbang dan serasi; 112. Mitra kerjasama, adalah partner Perusahaan dalam melakukan kerjasama; 113. Perjanjian adalah ikatan penyerahan penggunaan bagian-bagian tanah, perairan dan ruangan/ bangunan Pelabuhan berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dan pengguna atas penggunaan bagian-bagian tanah, perairan dan ruangan/ bangunan Pelabuhan, yang pada hakekatnya merupakan kerjasama yang saling menguntungkan;

18 Normalisasi adalah pengembalian kondisi semula terhadap keterlambatan perpanjangan pe anjian yang telah berakhir, dengan suatu ikatan pe anjian baru, bertujuan memberikan dasar hukum atas te adinya kekosongan ikatan hukum sejak tanggal berakhimya pe anjian sebelumnya sampai dengan mulai berlakunya pe anjian baru; 115. Anak Perusahaan adalah Perseroan yang memiliki hubungan khusus dengan perseroan lainnya yang terjadi karena lebih dari 50% sahamnya dimiliki oleh induk perusahaan. B. PRINSIP Dalam menyusun, menetapkan dan menerapkan Standar Pelayanan dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Sederhana. Standar Pelayanan yang mudah dimengerti, mudah diikuti, mudah dilaksanakan, mudah diukur, dengan prosedur yang jelas dan biaya terjangkau bagi masyarakat maupun penyelenggara. 2. Parsitipatif. Penyusunan Standar Pelayanan dengan melibatkan pihak terkait dan masyarakat untuk bersama membahas agar mendapatkan keselarasan atas dasar komitmen atau hasil kesepakatan. 3. Akuntabel. Hal-hal yang diatur dalam Standar Pelayanan harus dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara konsisten kepada pihak yang berkepentingan. 4. Berkelanjutan. Standar Pelayanan harus terus menerus dilakukan perbaikan sebagai upaya peningkatan kualitas dan inovasi pelayanan 5. Transparansi. Standar Pelayanan harus dapat dengan mudah diakses dan diketahui oleh seluruh masyarakat. 6. Keadilan. Standar Pelayanan harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan dapat menjangkau semua masyarakat yang berbeda status ekonomi, jarak lokasi geografis, dan perbedaan kapabilitas fisik dan mental. C. KOMPONEN Komponen Standar Pelayanan adalah komponen yang merupakan unsurunsur administrasi dan manajemen yang menjadi bagian dalam sistem dan proses penyelenggaraan pelayanan publik. Berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, setiap Standar Pelayanan dipersyaratkan harus mencantumkan komponen sekurang-kurangnya meliputi:

19 Dasar Hukum, adalah peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar penyelenggaran pelayanan. 2. Persyaratan, adalah syarat (dokumen atau hal lain) yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif. 3. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur, adalah tata cara dan pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan, termasuk pengaduan. 4. Jangka Waktu Penyelesaian, adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan. 5. Biaya/Tarif, adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat. 6. Produk Pelayanan, adalah hasil pelayanan yang diberikan dan terima sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. 7. Sarana, Prasarana, dan/atau Fasilitas, adalah peralatan dan fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggara pelayanan, termasuk peralatan dan fasilitas pelayanan bagi kelompok. 8. Kompetensi Pelaksana, adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan dan pengalaman. 9. Pengawasan Internal, adalah sistem pengendalian intern dan pengawasan langsung yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja atau atasan langsung pelaksana. 10. Penanganan pengaduan, saran, dan masukan, adalah tata cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak lanjut. 11. Jumlah Pelaksana, adalah tersedianya pelaksana sesuai dengan beban kerja. Informasi mengenai komposisi atau jumlah petugas yang melaksanakan tugas sesuai pembagian dan uraian tugasnya. 12. Jaminan Pelayanan, adalah memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan Standar Pelayanan. 13. Jaminan Keamanan dan Keselamatan Pelayanan, adalah dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, risiko, dan keragu-raguan. 14. Evaluasi Kinerja Pelaksana, adalah penilaian untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Standar Pelayanan.

20 -20- Dalam penyusunan, penetapan, dan penerapan Standar Pelayanan, untuk setiap jenis pelayanan sekurang-kurangnya meliputi 14 (empat belas) komponen tersebut. Apabila dipandang perlu, sesuai dengan karakteristik pada jenis penyelenggaraan pelayanan tertentu, maka dimungkinkan untuk menambah atau melengkapi komponen lain dalam pengembangan Standar Pelayanan. Selain itu sebagai upaya harmonisasi antar peraturan perundang-undangan maka penyusunan komponen Standar Pelayanan perlu memperhatikan peraturan perundangan lain yang terkait dengan penyusunan Standar Pelayanan seperti Standar Pelayanan (SP), Standar Operating Procedures (SOP) dan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK).

21 -21- BAB III IDENTIFIKASI KONDISI SAAT INI A. IDENTIFIKASI TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN DAN DASAR HUKUM KELEMBAGAAN Unsur / No Aspek Manajemen 1. Tugas dan Fungsi 2. Kewenang an menye lenggara Tabel : 3.1 Tugas, Fungsi, Kewenangan dan Dasar Hukum Kelembagaan Uraian - Sebagai penyedia pelayanan jasa kepelabuhanan - Permohonan Pelayanan Jasa Kapal; - Permohonan Pelayanan Jasa Dasar Hukum / Ketentuan Yang Terkait - Undang Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran; - Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tanggal 22 Oktober 2009 tentang Kepelabuhanan; - Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Pelabuhan III menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Pelabuhan Indonesia III; - Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan; - Peraturan Menteri PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut; - Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut; - KP 88 Tahun 2011 tentang Pemberian ijin usaha kepada PT Pelindo (Persero);

22 -22- No Unsur / Aspek Manajemen kan jenis Petikemas; Uraian Dasar Hukum / Ketentuan Yang Terkait - Peraturan Direksi Nomor pelayanan - Permohonan Pelayanan Jasa PER.13/PJ.5.03/P.III-2000 Barang; tentang Tarif Pelayanan Jasa - Pelayanan Jasa Pelayanan Kapal di Lingkungan PT Kapal Masuk dari Ambang Pelindo III (Persero); Luar ke Kolam Pelabuhan - Peraturan Direksi Nomor (Rede); PER.14/PJ.5.03/P.III Pelayanan Kapal Tambat Dari tentang Tarif Pelayanan Jasa Ambang Luar/Rede; Barang di Lingkungan PT - Pelayanan Kapal Shifting/ Pelindo III (Persero); Gerakan Tersendiri; - Peraturan Direksi Nomor - Perpanjangan/ Perpendekan PER.15/PJ.5.03/P.III-2000 Pelayanan kapal Tambat; tentang Tarif Pelayanan Jasa - Pelayanan Keluar Dari Petikemas Pada Terminal Tambatan Ke Rede/ Ambang Petikemas di Lingkungan PT Luar; Pelindo III (Persero); - Pelayanan Kapal Keluar Dari - Perdir Nomor PER Rede Ke Ambang Luar;; 25/PJ.01/P.III-2016 tentang - Pelayanan Jasa Air Kapal; Pelayanan Jasa Kapal; - Pelayanan Jasa Bongkar Muat - Perdir Nomor PER Petikemas Domestik dan 66/PJ.05/P.III-2017 tentang Internasional; Perubahan atas Peraturan - Pelayanan Jasa Penumpukan Direksi Nomor PER Petikemas Domestik dan 25/PJ.01/P.III-2016 tentang Internasional; Pelayanan Jasa Kapal; - Pelayanan Batal Muat dan Alih - Perdir Nomor PER Kapal; 23/PJ.05/P.III-2016 tentang - Pelayanan Uncontainerized; Pelayanan Jasa Petikemas - Pelayanan Jasa Petikemas Domestik dan Internasional; Reefer; - Perdir Nomor PER - Pelayanan Buka dan Tutup 67/PJ.05/P.III-2017 tentang Palka; Perubahan atas Peraturan - Konsolidasi Petikemas (Cargo Direksi Nomor PER Distribution Centre/CDC dan 23/PJ.05/P.III-2016 tentang Cargo Consolidation Centre/ Pelayanan Jasa Petikemas CCC); Domestik dan Internasional; - Pelayanan Jasa Bongkar Muat - Perdir Nomor PER Barang Secara Lossing; 26/PJ.05/P.III-2016 tentang

23 -23- No Unsur / Aspek Manajemen Uraian - Pelayanan Jasa Bongkar Muat Secara Non Truck Lossing; - Pelayanan Jasa Penumpukan Barang; - Pelayanan Jasa Embarkasi; - Pelayanan Jasa Debarkasi; - Pelayanan Jasa Roll On; - Pelayanan Jasa Roll Off; - Pelayanan Jasa Property; - Pelayanan Jasa Listrik; - Pelayanan Jasa Air Umum. Dasar Hukum / Ketentuan Yang Terkait Pelayanan Jasa Barang Non Petikemas; - Perdir Nomor PER 68/PJ.05/P.III-2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 26/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Barang Non Petikemas; - Perdir Nomor PER.42/PJ.06/P.III-2016 tentang Ketentuan dan Tata cara Penyerahan Penggunaan Bagian-Bagian tanah, Perairan dan Ruangan/bangunan Pelabuhan; - Peraturan General Manager Nomor PER.06/PJ.04/P.III tentang Prosedur Pelayanan dan Pengelolaan Terminal Penumpang Untuk Kegiatan Kapal Penumpang dan Kapal Ro-Ro; - Keputusan KSOP Kelas I Banjarmasin Nomor : UM.003/24/KSOPBJM15 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Debarkasi/Embarkasi Penumpang dan Kendaraan Muatan Kapal Ro-Ro; - Peraturan General Manager PT Pelindo III (Persero) Cab Banjarmasin Nomor : PER.01/PJ.06/BJM-2018 tanggal 2 Januari 2018 tentang Sistem dan Prosedur (Sispro) Ketentuan dan Tata

24 -24- No Unsur / Aspek Manajemen Uraian Dasar Hukum / Ketentuan Yang Terkait Cara Penggunaan Bagian- Bagian Tanah, Perairan dan Ruangan/Bangunan Pelabuhan, Jasa Pelayanan Listrik dan Air Umum di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Banjarmasin; - Peraturan General Manager PT Pelindo III (Persero) Cab Banjarmasin Nomor : PER.02/PJ.06/BJM-2018 tanggal 2 Januari 2018 tentang Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang dan Pelayanan Jasa Petikemas Melalui Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA) Pelabuhan Trisakti Banjarmasin.

25 B. IDENTIFIKASI JENIS PELAYANAN, PRODUK PELAYANAN, MASYARAKAT DAN PIHAK TERKAIT Tabel 3.2: Jenis Pelayanan, Produk Pelayanan, Dasar Hukum, Penguna Layanan dan Pihak Terkait No Jenis Pelayanan Produk Pelayanan Dasar Hukum Penyelenggaraan Layanan Pengguna Layanan Pihak Terkait 1. Permohonan Pelayanan Jasa Pengajuan Permohonan - Peraturan General Manager PT Pelindo III (Persero) Cab Banjarmasin Nomor : - Perusahaan Pelayaran - Instansi Pemerintah Kapal Pelayanan Jasa Kapal PER.02/PJ.06/BJM-2018 tanggal 2 - EMKL/ JPT - Penyedia 2. Permohonan Pengajuan Januari 2018 tentang Prosedur - Operator Truck Tenaga Kerja Pelayanan Jasa Permohonan Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa - Cargo Owner - TKBM Petikemas Pelayanan Jasa Petikemas Barang dan Pelayanan Jasa Petikemas Melalui Pusat Pelayanan Satu Atap - Forwading - Masyarakat 3. Permohonan Pelayanan Jasa Barang Pengajuan Permohonan Pelayanan Jasa Barang (PPSA) Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. 4. Pelayanan Kapal - Pemanduan - Perdir Nomor PER 25/PJ.01/P.III Perusahaan - Instansi Masuk dari Ambang - Penundaan tanggal 1 Juli 2016 tentang Pelayanan Pelayaran Pemerintah Luar ke Kolam Jasa Kapal - EMKL/ JPT - Penyedia Pelabuhan (Rede) - Perdir Nomor PER 66/PJ.05/P.III Operator Truck Tenaga Kerja 5. Pelayanan Kapal - Pemanduan tanggal 25 September 2017 tentang - Cargo Owner - TKBM Tambat Dari - Penundaan Perubahan atas Peraturan Direksi - Forwading

26 No Jenis Pelayanan Produk Pelayanan Dasar Hukum Penyelenggaraan Layanan Pengguna Layanan Pihak Terkait Ambang Luar/Rede - Tambat Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Kapal - Masyarakat 6. Pelayanan Kapal - Pemanduan Shifting/Gerakan - Penundaan Tersendiri - Tambat 7. Perpanjangan/ Perpendekan Pelayanan kapal - Perpanjangan/ Perpendekan Waktu Tambat Tambat 8. Pelayanan Keluar - Pemanduan Dari Tambatan Ke - Penundaan Rede/Ambang Luar 9. Pelayanan Kapal - Pemanduan Keluar Dari Rede Ke Ambang Luar - Penundaan 10. Pelayanan Jasa Air - Pengisian Air Kapal Kapal 11. Pelayanan Jasa - Stevedoring - Perdir Nomor PER 23/PJ.05/P.III Perusahaan - Instansi Bongkar Muat - Haulage tanggal 1 Juli 2016 tentang Pelayanan Pelayaran Pemerintah Petikemas Domestik - Lift Off Jasa Petikemas Domestik dan - EMKL/ JPT - Penyedia

27 No Jenis Pelayanan Produk Pelayanan Dasar Hukum Penyelenggaraan Layanan Pengguna Layanan Pihak Terkait dan Internasional - Penumpukan di CY Internasional - Operator Truck Tenaga Kerja 12. Pelayanan Batal Muat dan Alih Kapal 13. Pelayanan Uncontainerized 14. Pelayanan Jasa Petikemas Reefer 15. Pelayanan Buka dan Tutup Palka - Perdir Nomor PER 67/PJ.05/P.III Cargo Owner - TKBM - Perubahan kapal tanggal 25 September 2017 tentang - Forwading - Masyarakat tujuan Perubahan atas Peraturan Direksi Relokasi Haulage Lift On/Off Nomor PER 23/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Petikemas Domestik dan Internasional - Stevedoring - Haulage - Lift Off - Penumpukan di CY - Stevedoring - Haulage - Lift Off - Penumpukan di CY Refeer - Penyediaan listrik - Jasa monitoring - Buka Tutup Palka

28 No Jenis Pelayanan Produk Pelayanan Dasar Hukum Penyelenggaraan Layanan Pengguna Layanan Pihak Terkait 16. Receiving dan - Timbangan Delivery - Lift On/Off - Penumpukan 17. Konsolidasi - Stripping Petikemas - Stuffing (CDC/CCC) - Lift On / Off - Penumpukan - Haulage 18. Pelayanan Jasa - Stevedoring - Perdir Nomor PER 26/PJ.05/P.III EMKL/ JPT - Instansi Bongkar Muat - Cargodoring tentang Pelayanan Jasa Barang Non - Operator Truck Pemerintah Barang Secara - Receiving/ Delivery Petikemas; - Cargo Owner - Penyedia Lossing - Monitoring - Perdir Nomor PER 68/PJ.05/P.III Forwading Tenaga Kerja 19. Pelayanan Jasa - Stevedoring tentang Perubahan atas Peraturan Direksi - TKBM Bongkar Muat - Cargodoring Nomor PER 26/PJ.05/P.III-2016 tentang - Masyarakat Barang Secara Non - Receiving/ Delivery Pelayanan Jasa Barang Non Petikemas; Truck Lossing - Monitoring 20. Pelayanan Jasa - Penumpukan Penumpukan Barang

29 No Jenis Pelayanan Produk Pelayanan Dasar Hukum Penyelenggaraan Layanan Pengguna Layanan Pihak Terkait 21. Pelayanan Jasa Fasilitas Tunggu Kapal - Peraturan General Manager Nomor - Perusahaan - Instansi Embarkasi PER.06/PJ.04/P.III-2016 tentang Prosedur Pelayaran Pemerintah 22. Pelayanan Jasa Fasilitas Keluar Area Pelayanan dan Pengelolaan Terminal - Operator Truck - Penyedia Debarkasi Pelabuhan Penumpang Untuk Kegiatan Kapal - Cargo Owner Tenaga Kerja 23. Pelayanan Jasa Roll - Fasilitas Tunggu Penumpang dan Kapal Ro-Ro; - Forwading - TKBM On Kapal - Keputusan KSOP Kelas I Banjarmasin - Penumpang - Masyarakat 24. Pelayanan Jasa Roll - Fasilitas Keluar Nomor : UM.003/24/KSOPBJM15 tentang kapal laut Off Area Pelabuhan Sistem dan Prosedur Pelayanan Debarkasi/Embarkasi Penumpang dan Kendaraan Muatan Kapal Ro-Ro; - Pengantar/ Penjemput 25. Pelayanan Jasa Bagian tanah dan Perdir Nomor PER.42/PJ.06/P.III Pemerintah - Intansi Property ruangan/bangunan tentang Ketentuan dan Tata cara - Swasta Pemerintah 26. Pelayanan Jasa Pemasangan, Penyerahan Penggunaan Bagian-Bagian - Perorangan - Swasta Listrik pemutusan dan tambah daya tanah, Perairan dan Ruangan/bangunan Pelabuhan; - Masyarakat 27. Pelayanan Jasa Air Umum Pemasangan dan pemutusan instalasi air umum

30 C. IDENTIFIKASI MEKANISME DAN PROSEDUR, TARIF DAN WAKTU No Jenis Pelayanan Tarif Waktu 1. Permohonan Pelayanan Jasa Kapal Peraturan General Manager PT Pelindo III (Persero) Cab Banjarmasin Nomor : PER.02/PJ.06/BJM-2018 tanggal 2 Januari 2018 tentang Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang dan Pelayanan Jasa Petikemas Melalui Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA) Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. 2. Permohonan Pelayanan Jasa Petikemas Peraturan General Manager PT Pelindo III (Persero) Cab Banjarmasin Nomor : PER.02/PJ.06/BJM-2018 tanggal 2 Januari 2018 tentang Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang dan Pelayanan Jasa Petikemas Melalui Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA) Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. 3. Permohonan Pelayanan Jasa Barang Peraturan General Manager PT Pelindo III (Persero) Cab Banjarmasin Nomor : PER.02/PJ.06/BJM-2018 tanggal 2 Januari 2018 tentang Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.38/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) cabang Banajrmasin Surat Edaran General Manager Nomor : SE.05/PJ.05/BJM-2017 tanggal 10 Maret 2017 tentang Penundaan Pemberlakuan Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Berita Acara RApat Nomor : BA.02/TIM TARIF/I/BJM-2017 tanggal 31 Januari 2017 tentang Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Pelabuhan Banjarmasin Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.49/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa barang di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sesuai kegiatan pelayanan Sesuai kegiatan pelayanan Sesuai kegiatan pelayanan

31 No Jenis Pelayanan Tarif Waktu Pelayanan Jasa Barang dan Pelayanan Jasa Petikemas Melalui Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA) Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. 4. Pelayanan Kapal Masuk dari Ambang Luar ke Kolam Pelabuhan (Rede) Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. 5. Pelayanan Kapal Tambat Dari Ambang Luar/Rede Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. Cabang Banjarmasin Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.38/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) cabang Banajrmasin Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.38/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) cabang Banajrmasin - Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : WT : 2 Jam AT : 4 Jam ET : BT : 75% - Sesuai dengan waktu kegiatan - Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : WT : 2 Jam AT : 4 Jam ET : BT : 75% - Sesuai dengan waktu kegiatan

32 No Jenis Pelayanan Tarif Waktu 6. Pelayanan kapal shifting/gerakan tersendiri Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan 7. Perpanjangan/ Perpendekan Pelayanan kapal Tambat Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan 8. Pelayanan Keluar Dari Tambatan Ke Rede/Ambang Luar Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.38/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) cabang Banajrmasin Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.38/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) cabang Banajrmasin Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.38/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) - Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : WT : 2 Jam AT : 4 Jam ET : BT : 75% - Sesuai dengan waktu kegiatan - Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : WT : 2 Jam AT : 4 Jam ET : BT : 75% - Sesuai dengan waktu kegiatan - Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 :

33 No Jenis Pelayanan Tarif Waktu Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan 9. Pelayanan Kapal Keluar Dari Rede Ke Ambang Luar Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan 10. Pelayanan Jasa Air Kapal Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan cabang Banajrmasin Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.38/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) cabang Banjarmasin Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor : PER.03/PJ.06/BJM-2017 tanggal 1 Oktober 2017 tentang Tarif Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjaramasin WT : 2 Jam AT : 4 Jam ET : BT : 75% - Sesuai dengan waktu kegiatan - Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : WT : 2 Jam AT : 4 Jam ET : BT : 75% - Sesuai dengan waktu kegiatan Sesuai dengan waktu kegiatan

34 No Jenis Pelayanan Tarif Waktu Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. 11. Pelayanan Jasa Bongkar Muat Petikemas Domestik dan Internasional. Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. 12. Pelayanan Batal Muat dan Alih Kapal Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan Surat Edaran General Manager Nomor : SE.05/PJ.05/BJM-2017 tanggal 10 Maret 2017 tentang Penundaan Pemberlakuan Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Berita Acara RApat Nomor : BA.02/TIM TARIF/I/BJM-2017 tanggal 31 Januari 2017 tentang Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Pelabuhan Banjarmasin Surat Edaran General Manager Nomor : SE.05/PJ.05/BJM-2017 tanggal 10 Maret 2017 tentang Penundaan Pemberlakuan Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas `Berita Acara RApat Nomor : BA.02/TIM TARIF/I/BJM-2017 tanggal 31 Januari 2017 tentang Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Pelabuhan Banjarmasin Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : - Pelayanan Petikemas 20 B/C/H; Sesuai meeting perencanaan. Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : - Pelayanan Petikemas 20 B/C/H; Sesuai penggunaan.

35 No Jenis Pelayanan Tarif Waktu 13. Pelayanan Uncontainerized Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan 14. Pelayanan Jasa Petikemas Reefer Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi - Peraturan Direksi Nomor Per.23/PJ.05/P.III tentang Pelayanan Jasa Petikemas Domestik dan Internasional di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Pasal 17 ayat 2 berbunyi : dikenakan tarif tersendiri yang besarannya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara pengelola terminal dengan pengguna jasa yang berssangkutan dan mendapat persetujuan dari Direksi. - Surat Edaran General Manager Nomor : SE.05/PJ.05/BJM-2017 tanggal 10 Maret 2017 tentang Penundaan Pemberlakuan Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas - Berita Acara RApat Nomor : BA.02/TIM TARIF/I/BJM-2017 tanggal 31 Januari 2017 tentang Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Pelabuhan Banjarmasin Biaya : Surat Edaran General Manager Nomor : SE.05/PJ.05/BJM-2017 tanggal 10 Maret 2017 tentang Penundaan Pemberlakuan Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Berita Acara RApat Nomor : BA.02/TIM TARIF/I/BJM-2017 tanggal 31 Januari 2017 Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : - Pelayanan Petikemas 20 B/C/H; Sesuai meeting perencanaan. Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : - Pelayanan Petikemas 20

36 No Jenis Pelayanan Tarif Waktu Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan 15. Pelayanan Buka Tutup Palka Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan 16. Pelayanan Receiving dan Delivery Petikemas Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan tentang Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Pelabuhan Banjarmasin Surat Edaran General Manager Nomor : SE.05/PJ.05/BJM-2017 tanggal 10 Maret 2017 tentang Penundaan Pemberlakuan Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Berita Acara RApat Nomor : BA.02/TIM TARIF/I/BJM-2017 tanggal 31 Januari 2017 tentang Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Pelabuhan Banjarmasin Surat Edaran General Manager Nomor : SE.05/PJ.05/BJM-2017 tanggal 10 Maret 2017 tentang Penundaan Pemberlakuan Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Berita Acara RApat Nomor : BA.02/TIM TARIF/I/BJM-2017 tanggal 31 Januari 2017 tentang Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Pelabuhan Banjarmasin B/C/H; Sesuai meeting perencanaan Sesuai penggunaan. Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : - Pelayanan Petikemas 20 B/C/H; Sesuai meeting perencanaan. Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : - Receiving : maks 60 menit; - Delivery maks 90 menit

37 No Jenis Pelayanan Tarif Waktu Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan 17. Pelayanan Konsolidasi Petikemas (CDC/CCC) Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan 18. Pelayanan Jasa Bongkar Muat Secara Lossing - Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan; - Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor Surat Edaran General Manager Nomor : SE.05/PJ.05/BJM-2017 tanggal 10 Maret 2017 tentang Penundaan Pemberlakuan Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Berita Acara RApat Nomor : BA.02/TIM TARIF/I/BJM-2017 tanggal 31 Januari 2017 tentang Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Pelabuhan Banjarmasin Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.49/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa barang di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : - Receiving : maks 60 menit; - Delivery maks 90 menit Sesuai dengan kegiatan yang berlangsung Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : - GC : 30 T/G/J - BC : 35 T/G/J - CC : 100 T/J - CK : 100 T/J Sesuai dengan kegiatan yang berlangsung

38 No Jenis Pelayanan Tarif Waktu PER.06/OS.0102/BJM-2015 tentang Sisten dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Jasa Barang Operasional Lainnya dan Administrasi Operasional Terminal Martapura Baru dan Terminal Basirih PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin. 19. Pelayanan Jasa Bongkar Muat Secara Non Truck Lossing - Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan; - Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.06/OS.0102/BJM-2015 tentang Sisten dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Jasa Barang Operasional Lainnya dan Administrasi Operasional Terminal Martapura Baru dan Terminal Basirih PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin. Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.49/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa barang di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : - GC : 30 T/G/J - BC : 35 T/G/J - CC : 100 T/J - CK : 100 T/J Sesuai dengan kegiatan yang berlangsung

39 No Jenis Pelayanan Tarif Waktu 20. Pelayanan Jasa Penumpukan Barang; - Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan; - Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.06/OS.0102/BJM-2015 tentang Sisten dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Jasa Barang Operasional Lainnya dan Administrasi Operasional Terminal Martapura Baru dan Terminal Basirih PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin. 21. Pelayanan Jasa Embarkasi Peraturan General Manager Nomor PER.06/PJ.04/P.III tentang Prosedur Pelayanan dan Pengelolaan Terminal Penumpang Untuk Kegiatan Kapal Penumpang dan Kapal Ro-Ro; Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.49/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa barang di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Berita Acara Rapat Nomor BA.374/HK.04/BJM tanggal 31 Agustus 2016 tentang Penyesuaian tarif pas Terminal Penumpang di Pelabuhan Banjarmasin Sesuai dengan kegiatan yang berlangsung Pelayanan paling lama ± 3 menit / orang Sesuai dengan kegiatan yang berlangsung

40 No Jenis Pelayanan Tarif Waktu 22. Pelayanan Jasa Debarkasi Peraturan General Manager Nomor PER.06/PJ.04/P.III tentang Prosedur Pelayanan dan Pengelolaan Terminal Penumpang Untuk Kegiatan Kapal Penumpang dan Kapal Ro-Ro 23. Pelayanan Jasa Roll On Peraturan General Manager Nomor PER.06/PJ.04/P.III-2016 tentang Prosedur Pelayanan dan Pengelolaan Terminal Penumpang Untuk Kegiatan Kapal Penumpang dan Kapal Ro-Ro 24. Pelayanan Jasa Roll Off Peraturan General Manager Nomor PER.06/PJ.04/P.III-2016 tentang Prosedur Pelayanan dan Pengelolaan Terminal Penumpang Untuk Kegiatan Kapal Penumpang dan Kapal Ro-Ro Berita Acara Rapat Nomor BA.374/HK.04/BJM tanggal 31 Agustus 2016 tentang Penyesuaian tarif pas Terminal Penumpang di Pelabuhan Banjarmasin Peraturan Direksi Nomor : PER.88.1/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Paket Pelayanan Jasa Terminal Kendaraan secara RO- RO di Lingkungan PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Peraturan Direksi Nomor : PER.88.1/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Paket Pelayanan Jasa Terminal Kendaraan secara RO- RO di Lingkungan PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Pelayanan paling lama ± 3 menit / orang Sesuai dengan kegiatan yang berlangsung Pintu Gate Terminal Ro-Ro dibuka 3 (tiga) jam sebelum keberangkatan kapal Sesuai dengan kegiatan yang berlangsung Pintu Gate Terminal Ro-Ro dibuka 3 (tiga) jam sebelum kapal sandar Sesuai dengan kegiatan yang berlangsung

41 No Jenis Pelayanan Tarif Waktu 25. Pelayanan Jasa Property Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/PJ.06/BJM tanggal 02 Januari 2018 tentang Sistem dan Prosedur Ketentuan dan Tata Cara Penggunaan Bagian-Bagian Tanah, Perairan dan Ruangan/Bangunan Pelabuhan, Jasa Pelayanan Listrik dan Jasa Pelayanan Air Umum di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin 26. Pelayanan Jasa Listrik Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/PJ.06/BJM tanggal 02 Januari 2018 tentang Sistem dan Prosedur Ketentuan dan Tata Cara Penggunaan Bagian-Bagian Tanah, Perairan dan Ruangan/Bangunan Pelabuhan, Jasa Pelayanan Listrik dan Jasa Pelayanan Air Umum di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin 27. Pelayanan Jasa Air Umum Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/PJ.06/BJM tanggal 02 Januari 2018 tentang Sistem dan Prosedur Ketentuan dan Tata Cara Penggunaan Bagian-Bagian Tanah, Perairan dan Ruangan/Bangunan Pelabuhan, Jasa Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.70/PU,03/P.III-2014 tanggal 29 September 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.51/PU.03/P.III-2011 tentang Tarif Pedoman Penggunaan Bagian- Bagian Tanah dan Ruangan/Bangunan Pelabuhan di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin. Keputusan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor KEP.15/PU.03/BJM-2014 tentang Penetapan Tarif Dasar Listrik. Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.10/PU.03/BJM-2016 tentang Tarif Air Bersih untuk Umum di Daerah Lingkungan Kerja PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin. Sesuai dengan kegiatan yang berlangsung Sesuai dengan kegiatan yang berlangsung Sesuai dengan kegiatan yang berlangsung

42 No Jenis Pelayanan Tarif Waktu Pelayanan Listrik dan Jasa Pelayanan Air Umum di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin

43 IDENTIFIKASI SARANA dan PRASARANA 1. Sarana dan Prasarana Umum Tabel : 3.4: Sarana dan Prasarana dan Anggaran No Nama Fasilitas Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar-Pras Kapasitas Keterangan 1 Gedung PPSA Loket Pelayanan 2 Unit Ruang Tunggu Pelayanan 1 Unit Toilet 1 Unit Pendingin Ruangan 5 Unit LCD 3 Unit Smoking Area 1 Unit CCTV 1 Unit Pembayaran Non Tunai 4 Unit Free Charger and Newspaper 1 Unit 2 Pelayanan Kapal Alur Pelayaran 22 Mill Kapal Tunda 2 Unit Speed Boat 2 Unit Stasiun Pandu 2 Unit Tandon 3 Unit Ton 3 Terminal Petikemas Mesin Pompa 2 Unit Container Crane 6 unit 40 ton RTG 12 unit 40 ton Side Loader 2 unit 10 ton Reach Stacker 6 unit 45 ton Forklift 5 unit 7 ton Head Truck 21 unit 45 ton

44 -44- No Nama Fasilitas Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar-Pras Kapasitas Keterangan Refer Plug 72 unit Container Yard ± 11 ha teus/tahun Area CDC/CCC ± 5,9 ha teus/tahun Tambatan Dermaga 601 m 4 berth 4 Terminal Konvensional 5 Terminal Penumpang CCTV Mobil Hantaran Gudang Lapangan Penumpukan Mobile Crane Forklift Tambatan Dermaga GC Tambatan Dermaga Curah Cair Mobil Hantaran Ruang Tunggu Penumpang 24 unit 1 unit 6 unit ± m2 2 Unit 1 Unit m 13 berth 3 berth 1 Unit 3 Unit Area Cadangan 1 Unit 500 Ruang Kesehatan Mushola Nursery Room Area Bermain Anak Toilet Toilet Difabel Toilet VIP X-Ray Air Siap Minum Pelayanan Difabel Jalur Khusus (Ibu, 1 Unit 2 Unit 1 Unit 1 Unit 2 Unit 1 Unit 1 Unit 2 Unit 2 Unit 1 Unit 1 Unit

45 -45- No Nama Fasilitas Sarana Prasarana Layanan Lansia, Anak) Sentra PKL APAR Tempat Charger Tempat Sampah Petunjuk Arah Informasi Kipas Angin Pengeras Suara 6 Property Lahan/Ruangan/Ba ngunan Jumlah Sar-Pras 1 Unit 4 Unit 2 Unit 44 Unit 4 Unit 6 Unit 15 Unit 5 Unit 99,7 Ha Kapasitas 7 Listrik Jaringan Listrik PLN 1 Unit 5,9 Mva Genset 6 Unit Kva 8 Air Umum Instalasi Air Saluran air PDAM Keterangan 2. Sarana dan Prasarana Khusus. Sarana dan Prasarana Khusus dirancang untuk ramah terhadap Lansia, Penyandang Cacat (disabilitas) dan Wanita. Adapun sarana dan prasarana khusus tersebut serta pengunaannya dijelaskan sebagai berikut: a. Tangga/Lantai Miring. Tangga/Lantai ini terdapat disamping tangga masuk setiap gedung dan bangunan agar dapat digunakan oleh Lansia dan Penyadang Cacat yang mengunakan kursi roda. b. Relling pada Toilet. Relling toilet disediakan untuk mempermudah Lansia dan Penyandang Cacat mengunakan fasilitas yang ada.

46 -46- c. Ruang Menyusui (Nursery) Ruang ini terdapat disetiap gedung Terminal Penumpang Bandarmasih untuk digunakan oleh ibu yang menyusui anaknya.

47 -47- E. IDENTIFIKASI JUMLAH DAN KOMPETENSI SDM No Jenis Pelayanan Tabel 3.5: Jumlah dan Kompotensi SDM Pendidikan Formal Kompetensi Jumlah SDM 1 Pelayanan Jasa Operasi bongkar muat kapal Petikemas SMA S1 Operator Cotainer Crane (CC) 36 Orang Bersertefikasi 2 Stevedoring, Delivery,dan Receiving SMA/ SMK D3 Operator RTG Bersertefikasi Operator Reach Stacker Bersertefikasi Operator Forklift Stacker Bersertefikasi 46 Orang 21 Orang 15 Orang 3 Mobil Hantaran Operasional TPKB SMA D3 Driver Hantaran Bersertefikasi SIM 4 Orang 4 Pelayanan Jasa Terminal Penumpang SMA S1 Operasi, Peralatan, Perencanaan, dan 4 Orang Pengendalian 5 Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang SMA S1 Perencanaan, Penumpukan Lapangan, Pengendalian, dan Pelayanan Bongkat maut 5 Orang 6 Pelayanan Jasa Kapal SMA/SMK Nautika ANT I/ S1 Pemanduan, Penundaan, Telekomunikasi 64 Orang 7 Pelayanan Jasa Listrik,Air Kapal, dan Air Umum SMA S1 Pelayanan Air Kapal, dan Kelistrikan 4 Orang 8 Pelayanan Property D3 S1 Perencanaan dan Administrasi 2 Orang Property

48 -48- F. PENGAWASAN INTERNAL Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik Tabel 3.6: Pengawasan Internal Prosedur Dukungan SDM Sarana Keterangan Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan ± 8 orang - Ruang kerja dan perlengkapan kantor - Data pendukung ± 6 orang - Ruang kerja dan perlengkapan kantor - Data pendukung

49 -49- G. IDENTIFIKASI JAMINAN LAYANAN DAN JAMINAN KEAMANAN PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan pelayanan jasa petikemas sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan standar yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial.

50 -50- BAB IV STANDAR PELAYANAN Berdasarkan hasil identifikasi kondisi saat ini, ditetapkan Standar Pelayanan di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin ditetapkan sebagai berikut: A. Permohonan Pelayanan Jasa Kapal Tabe 4.1 : Permohonan Pelayanan Jasa Kapal 1 Dasar Hukum - Peraturan Direksi Nomor PER.13/PJ.5.03/P.III-2000 tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Lingkungan PT Pelindo III (Persero); - Perdir Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Kapal; - Perdir Nomor PER 66/PJ.05/P.III-2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Kapal; 2 Persyaratan Peraturan General Manager PT Pelindo III (Persero) Cab (persyaratan Banjarmasin Nomor : PER.02/PJ.06/BJM-2018 tanggal 2 untuk mendapat layanan) Januari 2018 tentang Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, 3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Pelayanan Jasa Barang dan Pelayanan Jasa Petikemas Melalui Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA) Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. 1. Agen Pelyaran mengajukan permohonan pelayanan jasa kapal melaui Aplikasi IBS dengan menggunakan nomor dokumen PKK sampai dengan muncul EPB; 2. Agen Pelayaran membayar menggunakan auto collection/ CMS/ ke bank yang ditunjuk sesuai dengan besaran yang tertera di EPB; 3. Petugas PPSA mengverifikasi permohonan dan kelengkapan dokumen, dengan ketentuan : 1) Apabila dokumen tidak lengkap, akan dikembalikan kepada agen pelayanan/pengguna jasa untuk dilengkapi agar dapat diajukan kembali; 2) Apabila dokumen lengkap, Petugas PPSA akan mengapproval dan menyetujui permohonan tersebut

51 -51- melalui Aplikasi INCO. 4. Untuk Pelayanan kapal dari ambang luar/rede yang berkegiatan di dermaga umum, berdasarkan permohonan PPK beserta dokumen pendukung maka akan dilakukan perencanaan posisi dan waktu tambat kapal yang diatur melaui proses meeting PPSA; 5. Setelah kegiatan meeting selesai Divisi Pelayanan Kapal dan Komersial Subdit tambatan mengirim RPKRO melalui Aplikasi VASA yang terhubung langsung ke Sistem Inaportnet; 6. Agen Pelayaran melakukan permohonan tambah jasa melalui Sistem IBS; 7. Petugas PPSA mengverifikasi permohonan tambah jasa melalui Aplikasi INCO; 8. Petugas Operator Radio PPSA atau Petugas Kepanduan menerbitkan SPK pelayanan pandu. (Lampiran 1) 4 Waktu Pelayanan Sesuai waktu pelayanan 5 Biaya dan Tarif Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.38/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) cabang Banajrmasin 6 Produk Layanan Pengajuan Permohonan Pelayanan Jasa Kapal 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal Nama Fasilitas Sarana Prasarana Layanan Gedung Loket Pelayanan PPSA Ruang Tunggu Pelayanan Toilet Pendingin Ruangan LCD Smoking Area CCTV Pembayaran Non Tunai Free Charger and Newspaper Administrasi Pelayanan Kapal Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Prosedur Jumlah Sar-Pras Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh 2 Unit 1 Unit 1 Unit 5 Unit 3 Unit 1 Unit 1 Unit 4 Unit 1 Unit

52 Penanganan Pengaduan Kantor Akuntan Publik Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan

53 -53- sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. 11 Jumlah Pelaksana 4 Orang 12 Jaminan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Pelayanan 13 Jaminan SMK3 Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Survei Kepuasan Pelanggan Pelaksana B. Permohonan Pelayanan Jasa Petikemas Tabe 4.2 : Permohonan Pelayanan Jasa Petikemas 1 Dasar Hukum - Peraturan Direksi Nomor PER.15/PJ.5.03/P.III-2000 tentang Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Pada Terminal Petikemas di Lingkungan PT Pelindo III (Persero); - Perdir Nomor PER 23/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Petikemas Domestik dan Internasional; - Perdir Nomor PER 67/PJ.05/P.III-2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 23/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Petikemas Domestik dan Internasional; 2 Persyaratan Peraturan General Manager PT Pelindo III (Persero) Cab (persyaratan Banjarmasin Nomor : PER.02/PJ.06/BJM-2018 tanggal 2 untuk mendapat layanan)

54 -54-3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Januari 2018 tentang Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang dan Pelayanan Jasa Petikemas Melalui Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA) Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. 1. Permohonan Pelayanan Receiving Petikemas a. Pengguna Jasa mengajukan permohonan receiving petikemas melalui Sistem Aplikasi IBS b. Pengguna Jasa membayar estimasi perkiraan biaya dengan menggunakan sistem pembayaran host-tohost (auto collection/ CMS/ transfer bank dengan kode bayar) sesuai dengan besaran yang tertera di EPB; c. Pengguna Jasa mencetak Job Order; 2. Permohonan Pelayanan Delivery Petikemas a. Agen Pelayaran melakukan upload Delivery Order melalui Sistem Aplikasi IBS; b. Pengguna Jasa mengajukan permohonan delivery melalui Sistem Aplikasi IBS; c. Pengguna Jasa membayar estimasi perkiraan biaya dengan menggunakan sistem pembayaran host-tohost (auto collection/ CMS/ transfer bank dengan kode bayar) sesuai dengan besaran yang tertera di EPB; d. Pengguna Jasa mencetak Job Order; 3. Permohonan Pelayanan CDC-CCC a. Pengguna Jasa mengajukan permohonan CDC-CCC melalui Sistem Aplikasi IBS; b. Pengguna Jasa membayar estimasi perkiraan biaya dengan menggunakan sistem pembayaran host-tohost (auto collection/ CMS/ transfer bank dengan kode bayar) sesuai dengan besaran yang tertera di EPB; c. Pengguna Jasa mencetak Job Order CDC/CCC. (Lampiran 1) 4 Waktu Pelayanan Sesuai waktu pelayanan 5 Biaya dan Tarif Surat Edaran General Manager Nomor : SE.05/PJ.05/BJM tanggal 10 Maret 2017 tentang Penundaan Pemberlakuan Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Berita Acara RApat Nomor : BA.02/TIM TARIF/I/BJM-2017

55 -55- tanggal 31 Januari 2017 tentang Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Pelabuhan Banjarmasin 6 Produk Layanan Pengajuan Permohonan Pelayanan Jasa Petikemas 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal 10 Penanganan Pengaduan Nama Fasilitas Sarana Prasarana Layanan Gedung Loket Pelayanan PPSA Ruang Tunggu Pelayanan Toilet Pendingin Ruangan LCD Smoking Area CCTV Pembayaran Non Tunai Free Charger and Newspaper Administrasi Pelayanan Petikemas Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik Prosedur Jumlah Sar-Pras 2 Unit 1 Unit 1 Unit 5 Unit 3 Unit 1 Unit 1 Unit 4 Unit 1 Unit Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait:

56 -56-1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. 11 Jumlah Pelaksana 4 Orang 12 Jaminan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Pelayanan 13 Jaminan SMK3 Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Survei Kepuasan Pelanggan Pelaksana

57 -57- C. Permohonan Pelayanan Jasa Barang Tabe 4.3 : Permohonan Pelayanan Jasa Barang 1 Dasar Hukum - Peraturan Direksi Nomor PER.14/PJ.5.03/P.III-2000 tentang Tarif Pelayanan Jasa Barang di Lingkungan PT Pelindo III (Persero); - Perdir Nomor PER 26/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Barang Non Petikemas; - Perdir Nomor PER 68/PJ.05/P.III-2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 26/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Barang Non Petikemas; 2 Persyaratan Peraturan General Manager PT Pelindo III (Persero) Cab (persyaratan Banjarmasin Nomor : PER.02/PJ.06/BJM-2018 tanggal 2 untuk mendapat layanan) Januari 2018 tentang Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, 3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Pelayanan Jasa Barang dan Pelayanan Jasa Petikemas Melalui Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA) Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. 1. Permohonan Pelayanan Jasa Bongkar/ Muat Barang a. Pengguna Jasa mengajukan permohonan kapal dan sudah disetujui; b. PBM/ Pengguna jasa mengajukan permohonan pelayanan jasa barang melalui Aplikasi IBS dengan menyertakan dokumen pendukung; c. Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal melakukan verifikasi permohonan dan kelengkapan dokumen, dengan ketentuan : 1) Apabila dokumen tidak lengkap, akan dikembalikan kepada agen pelayaran/pengguna jasa untuk dilengkapi agar dapat diajukan kembali; 2) Apabila dokumen lengkap, Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal akan melakukan approval dan menyetujui permohonan tersebut melalui Aplikasi GenC.

58 -58- d. Untuk pelayanan barang yang berkegiatan di dermaga umum, berdasarkan permohonan PPK beserta dokumen pendukung maka akan dilakukan perencanaan posisi dan waktu tambat kapal yang diatur melaui proses meeting PPSA; e. Setelah kegiatan meeting disetujui, maka Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal melakuan entry operation plan melalui Aplikasi Gen-C untuk penetapan kegiatan; f. PBM/ Pengguna Jasa membayar estimasi perkiraan biaya dengan menggunakan sistem pembayaran host-to-host (auto collection/ CMS/ transfer bank dengan kode bayar) sesuai dengan besaran yang tertera di EPB dan mencetak BPJK; g. Selanjutnya Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal menerbitkan SPMK. 2. Permohonan Pelayanan Jasa Penumpukan Barang, Receiving dan Ex Bongkar (Delivery) a. Pengguna Jasa mengajukan permohonan kapal dan sudah disetujui; b. Pengguna Jasa mengajukan permohonan jasa bongkar/ muat barang dan sudah disetujui; c. PBM/ Pengguna jasa mengajukan permohonan pelayanan jasa barang kepada Dinas Perencanaan dan Administrasi Terminal untuk penumpukan; d. Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal melakukan entry permohonan tersebut melalui Aplikasi Warehouse untuk perencanaan; e. PBM/ Pengguna Jasa membayar estimasi perkiraan biaya dengan menggunakan sistem pembayaran host-to-host (auto collection/ CMS/ transfer bank dengan kode bayar) sesuai dengan besaran yang tertera di EPB untuk memperoleh bukti lunas/bpjk; f. Selanjutnya Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal menerbitkan SPMK. 3. Permohonan Pelayanan Pengeluaran Barang dan/atau Muat ke Kapal a. Pengguna Jasa mengajukan permohonan kapal dan sudah disetujui;

59 -59- b. Pengguna Jasa mengajukan permohonan jasa bongkar/ muat barang dan sudah disetujui; c. PBM/ Pengguna jasa mengajukan permohonan pelayanan jasa barang kepada Dinas Perencanaan dan Administrasi Terminal untuk pengeluaran barang dan/atau muat ke kapal; d. Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal melakukan entry permohonan tersebut melalui Aplikasi Warehouse untuk perencanaan; e. PBM/ Pengguna Jasa membayar estimasi perkiraan biaya dengan menggunakan sistem pembayaran host-to-host (auto collection/ CMS/ transfer bank dengan kode bayar) sesuai dengan besaran yang tertera di EPB untuk memperoleh bukti lunas/bpjk; f. Selanjutnya Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal menerbitkan SPMK. (Lampiran 1) 4 Waktu Pelayanan Sesuai waktu pelayanan 5 Biaya dan Tarif Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.49/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa barang di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin 6 Produk Layanan Pengajuan Permohonan Pelayanan Jasa Barang 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal Nama Fasilitas Sarana Prasarana Layanan Gedung Loket Pelayanan PPSA Ruang Tunggu Pelayanan Toilet Pendingin Ruangan LCD Smoking Area CCTV Pembayaran Non Tunai Free Charger and Newspaper Administrasi Pelayanan Barang Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Prosedur Jumlah Sar-Pras Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh 2 Unit 1 Unit 1 Unit 5 Unit 3 Unit 1 Unit 1 Unit 4 Unit 1 Unit

60 Penanganan Pengaduan Kantor Akuntan Publik Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan

61 -61- sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. 11 Jumlah Pelaksana 5 Orang 12 Jaminan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Pelayanan 13 Jaminan SMK3 Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Survei Kepuasan Pelanggan Pelaksana D. Permohonan Pelayanan Kapal Masuk dari Ambang Luar ke Kolam Pelabuhan (Rede) Tabe 4.4 : Pelayanan Kapal Masuk dari Ambang Luar ke Kolam Pelabuhan (Rede) 1 Dasar Hukum - Perdir Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tanggal 1 Juli 2016 tentang Pelayanan Jasa Kapal; - Perdir Nomor PER 66/PJ.05/P.III-2017 tanggal 25 September 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Kapal 2 Persyaratan Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (persyaratan (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor untuk mendapat layanan) PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan

62 -62-3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. 1. Berdasarkan penetapan PPK, khusus untuk kapal wajib pandu, Petugas Perwira Dinas (Padis) Pemanduan sebagai pendelegasian wewenang dari Asman Pelayanan Kapal menerbitkan SPK dan atau e- SPK (Surat Perintah Kerja Elektronik) apabila sudah menggunakan alat komunikasi data kepada pandu yang telah ditetapkan untuk melaksanakan pelayanan pemanduan. 2. Apabila ada perubahan pandu sebagaimana yang telah ditetapkan, maka Perwira Dinas (Padis) Pemanduan melakukan penjadualan kemudian dan membuat SPK dan atau e-spk dengan mencantumkan alas an perubahan. 3. Khusus kapal wajib pandu, Petugas Pandu melaksanakan pemanduan kapal dari ambang luar ke rede, sedangkan untuk kapal tidak wajib pandu, Nahkoda kapal wajib melaporkan posisi kapal kepada Petugas Operator Radio / Petugas Pemanduan. 4. Petugas Pemanduan, Penundaan dan Telekomunikasi melakukan monitoring kegiatan pemanduan berdasarkan SPK dan atau e-spk yang sudah diterbitkan. 5. Petugas Pandu setelah selesai melakukan pelayanan membuat bukti pelayanan pemanduan (2A-1) yang ditandatangani oleh Nahkoda dan atau melalui Radio Komunikasi (Voice) untuk selanjutnya dientri kedalam aplikasi dan atau langsung melalui alat komunikasi data dan diserahkan kepada Petugas Pemanduan, Penundaan dan Telekomunikasi untuk ditandatangani sebagai pendelegasian wewenang Asman Pelayanan Kapal. 6. Berdasarkan bukti pelayanan pemanduan, Petugas Pemanduan, Penundaan dan Telekomunikasi melakukan entri data setiap kegiatan ke dalam

63 -63- aplikasi. 7. Untuk selanjutnay Petugas Penambatan membuat rekapitulasi laporan harian kapal yang berlabuh di Kolam Pelabuhan (Rede). (Lampiran 2) 4 Waktu Pelayanan - Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : WT : 2 Jam AT : 4 Jam ET : BT : 75% - Sesuai dengan waktu kegiatan 5 Biaya dan Tarif Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.38/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) cabang Banajrmasin 6 Produk Layanan - Pemanduan - Penundaan 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal 10 Penanganan Pengaduan Nama Fasilitas Sarana Prasarana Layanan Pelayanan Alur Pelayaran Kapal Tunda Kapal Speed Boat Stasiun Pandu Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Pelayanan Jasa Kapal Pelayanan Jasa Listrik,Air Kapal, dan Air Umum Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik SMA/SMK Nautika ANT I/ S1 SMA S1 Prosedur Jumlah Sar- Pras 22 Mill 2 Unit 2 Unit 2 Unit Kompetensi Pemanduan, Penundaan, Telekomunikasi Pelayanan Air Kapal, dan Kelistrikan Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat

64 -64- semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan.

65 Jumlah Pelaksana 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Jumlah SDM Pelayanan Jasa Kapal 64 Orang Pelayanan Jasa Listrik,Air Kapal, dan Air Umum 4 Orang 12 Jaminan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Pelayanan 13 Jaminan SMK3 Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Pelaksana Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial. E. Pelayanan Kapal Tambat Dari Ambang Luar/Rede Tabe 4.5 : Pelayanan Kapal Tambat Dari Ambang Luar/Rede 1 Dasar Hukum - Perdir Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tanggal 1 Juli 2016 tentang Pelayanan Jasa Kapal; - Perdir Nomor PER 66/PJ.05/P.III-2017 tanggal 25 September 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Kapal 2 Persyaratan Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (persyaratan (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor untuk mendapat layanan) PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas,

66 -66-3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. 1. Berdasarkan penetapan PPk,khusus untuk kapal wajib pandu, Petugas Perwira Dinas (Padis) Pemanduan sebagai Pendelegasian wewenang dari Asman Pelayanan Kapal menerbitkan SPK dan atau e-spk (Surat Perintah / Surat Perintah Kerja Elektronik) apabila sudanh menggunakan alat komunikasi data kepada pandu yang telah ditetapkan untuk melaksanakan pelayanan pemanduan. 2. Apabila ada perubahan pandu sebagai mana yang telah ditetapkan, maka Perwira Dinas (Padis) Pemanduan melakukan Penjadwalan kembali dan membuat SPK dan atau e-spk baru dengan mencantumkan alasan perubahan. 3. Khusu kapal wajib pandu, Petugas Pandu melaksanakan Pemanduan kapal dari ambang luar / rede ketambatan, sedangkan untuk kapal tidakl wajib pandu, Nahkoda Kapal wajib melaporkan posisi kapal Kepada Petugas Operator Radio / Petugas Pemanduan. 4. Petugas pemanduan, penundaan dan telekomunikasi melakukan monitoring kegiata pemanduan dan penundaan berdasarkan SPK dan atau e-spk yang sudah diterbitkan. 5. Petugas Pandu setelah selesai melakukan pelayanan membuat bukti pelayanan pemanduan (2A-1) yang ditandatangani oleh Nahkoda dan atau melalui Radio Komunikasi (Voice) untuk selanjutnay dienrty ke dalam aplikasi dan atau langsung dan melalui alat komunikasi data dan diserahkan kepoda Petugas Pemanduan, Penundaan dan Telekomunikasi untuk ditandatangani sebagai pendelegasian wewenang Asman Pelayanan Kapal. 6. Berdasarkan bukti pelayanan pemanduan, petugas Pemanduan, Penundaan dan Telekomunikasi melakukan entry data setiap kegiatan kedalam aplikasi serta membuat jurnal kegiatan harian sebagai bahan evaluasi. 7. Petugas Penambatan melakukan pelayanan penyandaran kapal dan memberi tanda posisi kode

67 -67- meter,mengawasi serta mencatat kapal tambat (first line) dan selanjutnya membuat Bukti Pemakaian Fasilitas Tambat yang ditandatangani oleh Agen dan Petugas Penambatan dan atau melalui Radio Komunikasi (Voice) untuk selanjutnya dientri ke dalam aplikasi dan atau langsung melalui alat komunikasi data. 8. Untuk selanjutnya Petugas Penambatan membuat Rekapitulasi Laporan harian kapal yang tambat di Dermaga. (Lampiran 2) 4 Waktu Pelayanan - Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : WT : 2 Jam AT : 4 Jam ET : BT : 75% - Sesuai dengan waktu kegiatan 5 Biaya dan Tarif Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.38/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) cabang Banajrmasin 6 Produk Layanan - Pemanduan - Penundaan - Tambat 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal Nama Fasilitas Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar- Pras Pelayanan Alur Pelayaran 22 Mill Kapal Kapal Tunda 2 Unit Speed Boat 2 Unit Stasiun Pandu 2 Unit Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Kompetensi Pelayanan Jasa Kapal Pelayanan Jasa Listrik,Air Kapal, dan Air Umum Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal SMA/SMK Nautika ANT I/ S1 SMA S1 Prosedur Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pemanduan, Penundaan, Telekomunikasi Pelayanan Air Kapal, dan Kelistrikan

68 Penanganan Pengaduan Kantor Akuntan Publik Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan

69 Jumlah Pelaksana sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Jumlah SDM Pelayanan Jasa Kapal 64 Orang Pelayanan Jasa Listrik,Air Kapal, dan Air Umum 4 Orang 12 Jaminan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Pelayanan 13 Jaminan SMK3 Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Pelaksana Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial. F. Pelayanan Kapal Shifting/Gerakan Tersendiri Tabe 4.6: Pelayanan Kapal Shifting/Gerakan Tersendiri 1 Dasar Hukum - Perdir Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tanggal 1 Juli 2016 tentang Pelayanan Jasa Kapal; - Perdir Nomor PER 66/PJ.05/P.III-2017 tanggal 25 September 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Kapal 2 Persyaratan (persyaratan Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III

70 -70- untuk mendapat (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor layanan) PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan 3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. 1. Perusahaan Pelayaran / Agen mengajukan permohonan pelayanan kapal pindah lokasi penambatan / shifting dengan mengisi formulir PPK tambahan dengan mencantumkan nomor PPK pertama dan menyerahkannya kepada petugas loket di PPSA selambat-lambatnya 2 jam sebelum kapal pindah lokasi penambatan / shifting. 2. Apabila kegiatan kapal pindah diperkirakan mengakibatkan tambahan biaya melebihi UPER yang telah dibayar maka Perusahaan Pelayaran / Agen diwajibkan untuk menambah UPER, selanjutnya melakukan pembayaran melalui Bank dan atau pembayaran tunai melalui Kasir Pelindo. 3. Petugas Perwira Dinas (Padis) Pemanduan sebagai pendelegasian wewenangn dari Asman Pelayanan Kapal menerbitkan SPK dan atau e-spk apabila sudah menggunakan alat komunikasi data kepada pandu yang telah ditetapkan untuk melaksanakan pelayanan pemanduan. 4. Berdasarkan SPK dan atau e-spk, Petugas Pandu yang telah ditetapkan telah ditetapkan melaksanakan pelayanan pemanduan kapal kepada lokasi yang telah ditentukan. 5. Petugas Pemanduan, Penundaan dan Telekomunikasi melakukan monitoring proses kapal pindah / shifting. 6. Untuk gerakan kapal dari tambatan ke tambatan, Petugas Penambatan mengawasi serta mencatat kapal ikat tali (first line)dan lepas tali (last line) dengan membuat Bukti Pemakaian Fasilitas Tambat sesuai Berita Acara Tambat (BAT) yang ditandatangani oleh Agen dan Petugas Penambatan dan atau langsung

71 -71- melaui Alat Radio Komunikasi ( Voice) untuk selanjutnya di entri kedalam aplikasi dan atau langsung memalui alat komunikasi. 7. Untuk gerakan kapal dari rede ke rede, bagi kapal yang wajib pandu Petugas Pandu diwajibkan membuat bukti pelayanan diketahui oleh Nahkoda Kapal dan atau melalui Radio Komunikasi (Voice) untuk selanjutnya di entri kedalam aplikasi dan atau langsung melalui alat komuniklasi data, selanjutnya Petugas Pandu wajib menyerahkan dokumen tersebut kepada Petugas Pemanduan, Penundaan dan Telekomunikasi untuk selanjutnya dilakukan entri kedalam aplikasi. 8. Untuk kapal dari posisi tambatan, Petugas Penambatan Kapal melakukan monitoring dan mencatat perubahan posisi kapal. 9. Berdasarkan catatn perubahan posisi kapal, Petugas Penambatan melakukan entri data setiap perubahan ke dalam aplikasi serta membuat jurnal kegiatan harian sebagai bahan evaluasi. (Lampiran 2) 4 Waktu Pelayanan - Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : WT : 2 Jam AT : 4 Jam ET : BT : 75% - Sesuai dengan waktu kegiatan 5 Biaya dan Tarif Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.38/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) cabang Banajrmasin 6 Produk Layanan - Pemanduan - Penundaan - Tambat 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas Nama Fasilitas Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar- Pras Pelayanan Alur Pelayaran 22 Mill Kapal Tunda 2 Unit Kapal Speed Boat 2 Unit Stasiun Pandu 2 Unit 8 Kompetensi Pendidikan Jenis Pelayanan Kompetensi Formal

72 -72- Pelaksana Pelayanan Jasa Kapal SMA/SMK Nautika ANT I/ S1 9 Pengasawan Internal 10 Penanganan Pengaduan Pelayanan Jasa Listrik,Air Kapal, dan Air Umum Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik SMA S1 Prosedur Pemanduan, Penundaan, Telekomunikasi Pelayanan Air Kapal, dan Kelistrikan Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah

73 Jumlah Pelaksana tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 3) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 4) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Jumlah SDM Pelayanan Jasa Kapal 64 Orang Pelayanan Jasa Listrik,Air Kapal, dan Air Umum 4 Orang 12 Jaminan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Pelayanan 13 Jaminan SMK3 Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Pelaksana Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial.

74 -74- G. Pelayanan Perpanjangan/ Perpendekan Pelayanan kapal Tambat Tabe 4.7: Pelayanan Perpanjangan/ Perpendekan Pelayanan kapal Tambat 1 Dasar Hukum - Perdir Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tanggal 1 Juli 2016 tentang Pelayanan Jasa Kapal; - Perdir Nomor PER 66/PJ.05/P.III-2017 tanggal 25 September 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Kapal 2 Persyaratan Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (persyaratan (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor untuk mendapat layanan) PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan 3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. 1. Perusahaan Pelayanan /Agen mengajukan permohonan perpendekan / perpanjangan waktu kapal tambat dengan mengisi formulir PPK dan menyerahkan kepada petugas loket di PPSA selambat-lambatnya 4 jam sebelum pelaksanaan perpendekan/ perpanjangan waktu kapal tambat dengan mencantumkan nomor PPK sebelumnya. 2. Apabila perpendekan / perpanjangan waktu kapal tambat yang terjadi karena bukan kesalahan / kelalaian dari Perusahaan Pelayaran / Agen maka perpendekan / perpanjangan dimaksud cukup dilakukan dengan membuat Berita Acara perpendekan / perpanjangan waktu kapal tambat dengan mencantumkan nomor PPK sebelumnya yang ditandatangani bersama Asman Perencanaan & Adm Komersial dan Asman Pelayanan Kapal dengan Perusahaan Pelayanan / Agen.

75 Asman Perencanaan & Adm Komersial melakukan perpendekan / perpanjangan waktu kapal tambat berdasarkan penetapan PPK dan atau Berita Acara perpendekan / perpanjangan Waktu Tambat. 4. Petugas Penambatan Kapal melakukan monitoring dan pencatatan perpendekan / perpanjangan waktu kapal tambat. 5. Berdasarkan catatan perpendekan / perpanjangan waktu kapal tambat, Petugas Penambatan melakukan entri data setiap perpendekan / perpanjangan kedalam aplikasi serta membuat jurnal kegiatan harian sebagai bahan evaluasi. (Lampiran 2) 4 Waktu Pelayanan - Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : WT : 2 Jam AT : 4 Jam ET : BT : 75% - Sesuai dengan waktu kegiatan 5 Biaya dan Tarif Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.38/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) cabang Banajrmasin 6 Produk Layanan - Pemanduan - Penundaan - Tambat 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal Nama Fasilitas Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar- Pras Pelayanan Alur Pelayaran 22 Mill Kapal Kapal Tunda 2 Unit Speed Boat 2 Unit Stasiun Pandu 2 Unit Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Kompetensi Pelayanan Jasa Kapal Pelayanan Jasa Listrik,Air Kapal, dan Air Umum Status/Bentuk Organisasi SMA/SMK Nautika ANT I/ S1 SMA S1 Prosedur Pemanduan, Penundaan, Telekomunikasi Pelayanan Air Kapal, dan Kelistrikan

76 Penanganan Pengaduan Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat

77 Jumlah Pelaksana Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Jumlah SDM Pelayanan Jasa Kapal 64 Orang Pelayanan Jasa Listrik,Air Kapal, dan Air Umum 4 Orang 12 Jaminan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Pelayanan 13 Jaminan SMK3 Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Pelaksana Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial. H. Pelayanan Keluar Dari Tambatan Ke Rede/Ambang Luar Tabel 4.8: Pelayanan Keluar Dari Tambatan Ke Rede/Ambang Luar 1 Dasar Hukum - Perdir Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tanggal 1 Juli 2016 tentang Pelayanan Jasa Kapal; - Perdir Nomor PER 66/PJ.05/P.III-2017 tanggal 25 September 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tentang

78 -78- Pelayanan Jasa Kapal 2 Persyaratan Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (persyaratan (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor untuk mendapat layanan) PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan 3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. 1. Berdasarkan penetapan yang sudah di entri kedalam aplikasi, selanjutnya Petugas Perwira Dinas (Padis) menerbitkan surat perintah kerja (SPK) dan surat perintah elektronik ( e-spk) apabila sudah menggunakan alat komunikasi data, untuk selanjutnya melakukan pelayanan pemanduan ke rede / ambang luar. 2. Petugas Pandu melaksanakan pemanduan kapal dari tamabatan ke rede / ambang luar khusus kapal yang wajib pandu. 3. Untuk pelayanan kapal wajib pandu setelah selesai kegiatan pemanduan, Petugas Pandu diwajibkan membuat bukti pelayanan diketahui oleh Nahkoda kapal dan atau melalui Radio Komunikasi (Voice) untuk selanjutnya di entri kedalam aplikasi dan atau langsung melalui Alat Komunikasi Data, selanjutnya Petugas Pandu menyerahkan dokumen tersebut kepada Petugas Pemanduan, Penundaan dan Telekomunikasi untuk selanjutnya dilakukan entri ke dalam aplikasi. 4. Petugas Penambatan mencatat kapal keluar dan dientri melalui aplikasi, selanjutnya mencetak laporan harian kapal yang menuju rede / ambang luar; 5. Setelah kegiatan selesai atau kapal berangkat meninggalkan tambatan menuju ke rede / ambang luar: a) Petugas Penambatan mengawasi dan mencatat kapal keluar (last line) dengan membuat Bukti

79 -79- Pemakaian Fasilitas Tambatan sesuai Berita Acara Tambat (BAT) yang ditandatangani oleh Perusahaan Pelayaran / Agen dan Petugas Penambatan, serta bukti pelayanan pemanduan yang sudah ditandatangani oleh Nahkoda dan Petugas Pandu dientri ke dalam aplikasi; b) Petugas Penambatan mendistribusikan dokumen pendukung pelayanan jasa kapal kepada petugas Administrasi Komersial; 6. Petugas Administrasi Komersial melakukan verifikasi dokumne pendukung pelayanan jasa kapal (pranota) dan selanjutnya melakukan approval serta mendistribusikan pranota kepada Divisi Keuangan. (Lampiran 2) 4 Waktu Pelayanan - Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : WT : 2 Jam AT : 4 Jam ET : BT : 75% - Sesuai dengan waktu kegiatan 5 Biaya dan Tarif Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.38/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) cabang Banajrmasin 6 Produk Layanan - Pemanduan - Penundaan 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal Nama Fasilitas Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar- Pras Pelayanan Alur Pelayaran 22 Mill Kapal Kapal Tunda 2 Unit Speed Boat 2 Unit Stasiun Pandu 2 Unit Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Kompetensi Pelayanan Jasa Kapal Pelayanan Jasa Listrik,Air Kapal, dan Air Umum Status/Bentuk Organisasi SMA/SMK Nautika ANT I/ S1 SMA S1 Prosedur Pemanduan, Penundaan, Telekomunikasi Pelayanan Air Kapal, dan Kelistrikan

80 Penanganan Pengaduan Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat

81 Jumlah Pelaksana Perusahaan/Instansi terkait 3) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 4) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Jumlah SDM Pelayanan Jasa Kapal 64 Orang Pelayanan Jasa Listrik,Air Kapal, dan Air Umum 4 Orang 12 Jaminan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Pelayanan 13 Jaminan SMK3 Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Pelaksana Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial. I. Pelayanan Kapal Keluar Dari Rede Ke Ambang Luar Tabel 4.9: Pelayanan Kapal Keluar Dari Rede Ke Ambang Luar 1 Dasar Hukum - Perdir Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tanggal 1 Juli 2016 tentang Pelayanan Jasa Kapal; - Perdir Nomor PER 66/PJ.05/P.III-2017 tanggal 25 September 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tentang

82 -82- Pelayanan Jasa Kapal 2 Persyaratan Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (persyaratan (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor untuk mendapat layanan) PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan 3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. 1. Berdasarkan penetapan yang sudah dientri ke dalam aplikasi, selanjutnya Petugas Perwira Dinas (Padis) menerbitkan surat perintah kerja (SPK) dan atau surat perintah kerja elektronik (e-spk) apabila sudah menggunakan alat komunikasi data, untuk selanjutnya melakukan pelayanan pemanduan ke ambang luar; 2. Khusus kapal wajib pandu, Petugas Pandu melaksanakan pemanduan kapal dari red eke ambang luar, sedangkan untuk kapal tidak wajib pandu, Nahkoda kapal wajib melaporkan posisi kapal kepada Petugas Operator Radio / Petugas Pemanduan, Penundaan dan Telekomunikasi; 3. Petugas Pemanduan, Penundaan dan Telekomunikasi mencatat kapal keluar dan melakukan entri ke dalam aplikasi, selanjutnya mencetak laporan harian kapal yang menuju ambang luar; 4. Setelah kegiatan selesai atau kapal berangkat meninggalkan pelabuhan : a) Petugas Pandu membuat bukti pelayanan diketahui oleh Nahkoda Kapal dan atau melalui Radio Komunikasi (Voice) untuk selanjutnya dientri ke dalam aplikasi dan atau langsung melalui Alat Komunikasi Data, selanjutnya Petugas Pandu menyerahkan dokumen tersebut kepada Petugas Pemanduan, Penundaan dan Telekomunikasi, untuk selanjutnya dilakukan entri kedalam aplikasi;

83 -83- b) Petugas Pemanduan, Penundaan dan Telekomunikasi mendistribusikan dokumen pendukung pelayanan jasa kapal kepada Petugas Administrasi Komersial; 5. Petugas Administrasi Komersial melakukan verifikasi dokumen pendukung pelayanan jasa kapal (pranota) dan selanjutnya melakukan approval serta mendistribusikan pranota kepada Divisi Keuangan. (Lampiran 2) 4 Waktu Pelayanan - Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : WT : 2 Jam AT : 4 Jam ET : BT : 75% - Sesuai dengan waktu kegiatan 5 Biaya dan Tarif Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.38/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) cabang Banajrmasin 6 Produk Layanan - Pemanduan - Penundaan 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal Nama Fasilitas Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar- Pras Pelayanan Alur Pelayaran 22 Mill Kapal Kapal Tunda 2 Unit Speed Boat 2 Unit Stasiun Pandu 2 Unit Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Kompetensi Pelayanan Jasa Kapal Pelayanan Jasa Listrik,Air Kapal, dan Air Umum Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal SMA/SMK Nautika ANT I/ S1 SMA S1 Prosedur Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pemanduan, Penundaan, Telekomunikasi Pelayanan Air Kapal, dan Kelistrikan

84 Penanganan Pengaduan Kantor Akuntan Publik Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan

85 Jumlah Pelaksana sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Jumlah SDM Pelayanan Jasa Kapal 64 Orang Pelayanan Jasa 4 Orang Listrik,Air Kapal, dan Air Umum 12 Jaminan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Pelayanan 13 Jaminan SMK3 Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Pelaksana Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial. J. Permohonan Pelayanan Jasa Air Kapal Tabe 4.10 : Permohonan Pelayanan Jasa Air Kapal 1 Dasar Hukum - Perdir Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tanggal 1 Juli 2016 tentang Pelayanan Jasa Kapal - Perdir Nomor PER 66/PJ.05/P.III-2017 tanggal 25 September 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 25/PJ.01/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Kapal

86 -86-2 Persyaratan Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (persyaratan (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor untuk mendapat layanan) PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan 3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. 1. Berdasarkan permohonan Pelayanan Jasa Air Kapal yang sudah dientri di aplikasi, Petugas Administrasi Komersial membuat Surat Perintah Kerja Pengisian Air Kapal; 2. Berdasarkan Surat Perintah Kerja Pengisian Air Kapal, Petugas Pelayanan Air Kapal memberikan pelayanan pengisian air kapal dan melakukan monitoring proses pelayanan air kapal; 3. Setelah melakukan pelayanan, Petugas Pelayanan Air Kapal membuat Bukti Pengisian Air Kapal (2A-3) dan ditandatangani oleh Mualim / Nahkoda, untuk selanjutnya diserahkan kepada Petugas Administrasi Komersial untuk dilakukan verifikasi dan di entri ke dalam aplikasi serta membuat rekapitulasi laporan harian pengisian air kapal. (Lampiran 2) 4 Waktu Pelayanan Sesuai waktu pelayanan 5 Biaya dan Tarif Rp ,-/ Ton (belum termasuk Pajak) 6 Produk Layanan Pelayanan Jasa Air Kapal 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana Nama Fasilitas Pelayanan Air Kapal Jenis Pelayanan Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar- Pras Kapasitas Tandon 3 Unit Ton Mesin Pompa Pelayanan Jasa Listrik,Air Kapal, dan Air Umum Pendidikan Formal SMA S1 2 Unit Kompetensi Pelayanan Air Kapal, dan Kelistrikan

87 -87-9 Pengasawan Internal 10 Penanganan Pengaduan Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik Prosedur Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan.

88 Jumlah Pelaksana b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Pelayanan Jasa Listrik,Air Kapal, dan Air Umum 12 Jaminan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Pelayanan 13 Jaminan SMK3 Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Audit Internal dan Eksternal Pelaksana Survei Kepuasan Pelanggan Jumlah SDM 4 Orang K. Pelayanan Jasa Bongkar Muat Petikemas Domestik dan Internasional Tabe 4.11 : Pelayanan Jasa Bongkar Muat Petikemas Domestik dan Internasional 1 Dasar Hukum 1. Perdir Nomor PER 23/PJ.05/P.III-2016 tanggal 1 Juli 2016 tentang Pelayanan Jasa Petikemas Domestik dan Internasional 2. Perdir Nomor PER 67/PJ.05/P.III-2017 tanggal 25 September 2017 tentang Perubahan atas Peraturan

89 -89- Direksi Nomor PER 23/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Petikemas Domestik dan Internasional 2 Persyaratan (persyaratan untuk mendapat layanan) 3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. a. Pengajuan permohonan bongkar dan/atau muat petikemas : 1) Pelayaran/agen mengajukan permohonan pelayanan jasa kapal (PPK) kepada petugas loket PPSA paling lambat 1 x 24 jam sebelum kapal tiba dengan proses sesuai dengan prosedur pelayanan yang berlaku; 2) Perusahaan pelayaran/agen mengajukan permohonan pelayanan petikemas kepada Divisi terminal Petikemas cq Dinas Perencanaan dan Administrasi dengan mengisi formulir permohonan container handling dan melampirkan dokumen : a) Salinan PPK permohonan b) Bukti pelunasan jasa kepelabuhanan c) Master cable d) Daftar petikemas bongkar e) Daftar petikemas berisi dangerous cargo (bila ada) f) Ijin syahbandar untuk dangerous cargo (bila ada) g) Daftar petikemas reefer (bila ada) h) Daftar petikemas khusus/special container/over dimention (bila ada) i) Daftar petikemas transshipment (bila ada) j) Permohonan shifting petikemas (bila ada) k) Bay plan discharge dan loading 3) Divisi Terminal Petikemas cq Dinas Perencanaan dan Administrasi menerima dan meneliti Permohonan Container Handling (PCH) beserta kelengkapan

90 -90- dokumen pendukungnya (termasuk juga meneliti apakah daftar bongkar/muat yang dikirim via sudah diterima) dengan ketentuan : a) Apabila dokumen tidak lengkap/tidak benar, maka akan dikembalikan kepada Pelayaran/Agen untuk dilengkapi; b) Apabila dokumen dinyatakan lengjkap/benar, maka dokumen dapat diterima sebagai bahan meeting Perencanaan dan Pengendalian. 4) Berdasarkan PCH, maka Dinas Perencanaan dan Administrasi merencanakan meeting Perencanaan dan Pengendalian. b. Perencanaan dan Pengendalian 1) Berdasarkan PCH, maka Dinas Perencanaan dan Administrasi mengadakan dan memimpin meeting RENDAL yang diikuti oleh Pelayaran/Agen, Spv Perencanaan, Spv Shift (A/B/C/D), Spv CC dan RTG, Spv Head Truck, Ship dan Yard Planner, Koordinator Tally, Koordinator TKBM untuk membahas urutan penyandaran kapal berdasarkan master cable dengan prioritas utama dan monthly ship s schedule, penentuan ETB dan ETD, posisi sandar kapal, posisi kade meter tempat sandar, jumlah petikemas yang akan dibongkar/muat, jumlah restowage dan special cargo (bila ada), kesiapan dan kebutuhan lapangan penumpukan, kesiapan dan kebutuhan peralatan bongkar/muat, penetapan waktu closing time, dan permintaan TKBM; 2) Setelah selesai meeting, maka Dinas Perencanaan dan Administrasi : a) Membuat hasil meeting sebagai berthing plan b) Menyampaikan berthing plan kepada Petugas Pelayaran/Agen untuk diketahui c) Mendistribusikan berthing plan kepada : (1) Ship dan Yard Planner, sebagai bahan perencanaan kapal dan lapangan (2) Asman Operasi Petikemas, sebagai bahan persiapan pelayanan (3) Asman Peralatan Petikemas, sebagai bahan persiapan pelayanan (4) Spv Perencanaan dan PPSA, sebagai dasar penetapan PPKB

91 -91- (5) Koordinator Tally, sebagai bahan persiapan pelayanan (6) Koordinator TPKB, sebagai bahan persiapan pelayanan (7) Pelayaran/Agen, sebagai dasar untuk penetapan PPKB c. Perencanaan Kapal dan Perencanaan Lapangan 1) Berdasarkan berthing plan dan PPK Penetapan, maka Dinas Perencanaan dan Administrasi melakukan proses perencanaan kapal (ship planning) dan perencanaan lapangan (yard planning): a) Ship Planning Petugas Perencanaan Kapal (Ship Planner) dengan menggunakan system aplikasi petikemas melakukan perencanaan kapal : (1) Melakukan entry data - Vessel master untuk registrasi (kapal baru) - Vessel route - Vessel schedule - Vayage notification (2) Melakukan proses pemindahan data baplie edi via atau data baplie.xls ke system aplikasi serta mencetak discharging list (3) Melakukan perencanaan penggunaan alat bongkar/muat (CC, RTG, Head Truck) (4) Membuat loading plan kapal sesuai loading list dari Pelayaran/Agen serta menerbitkan general srowage plan dan bay plan loading untuk dibawa ke Chief Officer sebagai penetapan persetujuan pemuatan. (5) Monitoring kegiatan dan melakukan koreksi apabila terdapat perubahan atau ketidaksesuaian antara rencana bongkar/muat dan posisi aktual petikemas diatas kapal. (6) Melakukan proses pengiriman data actual baplie.edi/baplie.xls melalui ke masingmasing Pelayaran/Agen/Pelabuhan tujuan setelah seluruh kegiatan kapal selesai. b) Yard Planning Petugas Perencana Lapangan (Yard Planner) dengan menggunakan sistim aplikasi petikemas

92 -92- melakukan perencanaan lapangan (1) Membuat yard allocation sesuai dengan pre discharging dan pre loading (2) Merencanakan alokasi lapangan penumpukan untuk penerimaan (receiving) petikemas dengan cara pembagian blok, slot, per kapal, per tujuan (port destination) (3) Monitoring kegiatan dan melakukan koordinasi dengan petugas operasi lapangan untuk melakukan update apabila terdapat perubahan atau penambahan lokasi penumpukan. 2) Supervisor Perencanaan mendistribusikan document planning kepada Supervisor Shift yaitu dokumendokumen a) Berthing plan b) Discharging list c) Loading list (bila suda closing stack) d) Daftar penggunaan alat B/M e) Yard allocation 3) Supervisor Shift meneliti dokumen dengan ketentuan a) Apabila terdapat kekeliruan maka dokumen dikembalikan ke Supervisor Perencanan untuk dikoreksi dan diperbaiki b) Apabila tidak terdapat kekeliruan maka dokumen diserahkan ke Foreman Kapal sebagai dasar perintah pelaksanaan pelayanan bongkar/muat petikemas. d. Pelayanan Bongkar/Muat 1) Operasi Kapal (Bongkar/Muat) a) Spv Shift mempersiapkan pelaksanaan pelayanan, yaitu dengan : (1) Mengkoordinasikan Operator CC, RTG dan Head Truck untuk melaksanakan bongkar/muat petikemas; (2) Menginstruksikan Operator CC untuk menempatkan CC di posisi yang aman pada saat olah gerak penyandaran kapal atau pada saat kapal akan berangkat; (3) Menyerahkan discharging list, loading list dan bay plan loading ke Foreman Kapal sebagai perintah pelaksanaan pelayanan

93 -93- bongkar/muat petikemas. b) Selanjutnya Foreman Kapal : (1) Menghubungi pihak kapal untuk koordinasi pelaksanaan bongkar/muat petikemas; (2) Menyerahkan discharging list dan bay plan discharge kepada Tally sebagai dasar pelaksanaan bongkar petikemas; (3) Menyerahkan loading list dan stowage plan loading kepada Tally sebagai dasar pelaksanaan muat petikemas 2) Operasi Bongkar Petikemas a. Berdasarkan bay plan discharge/dischargeing list, maka Foreman Kapal menginstruksikan kepada : (1) TKBM untuk melepas petikemas (twist lock, bridge fitting, dll) setelah pengikat petikemas (lashing) yang berada di atas palka (on-deck) dilepas oleh ABK kapal; (2) Operator CC untuk membongkar petikemas dari kapal dan meletakkannya ke atas Head Truck. b. Selanjutnya Tally Dermaga : (1) Memeriksa adanya kerusakan pada petikemas yang dibongkar, dengan ketentuan : - Apabila ada kerusakan maka memberi keterangan kerusakan dan membuat Berita Acara Kerusakan (CDR) untuk dilaporkan dan diketahui bersama dengan Foreman Kapal dan Perugas Perusahaan/Agen; - Apabila tidak ada kerusakan maka petugas Tally menginstruksikan Operator Head Truck mengangkut petikemas ke CY blok bongkar. (2) Petugas Tally melakukan konfirmasi nomor petikemas yang telah dibongkar menggunakan Head Heald Terminal (HHT) yang terkoneksi dengan system aplikasi petikemas. 3) Operasi Muat Petikemas a) Berdasarkan loading list maka Foreman Kapal menginstruksikan kepada : (1) Operator CC untuk mengangkat petikemas dari Head Truck dan memuatnya ke kapal; (2) TKBM untuk memasang pengait antar

94 -94- petikemas (twist lock, bridge fitting, dll) sebelum pihak kapal memasang pengikat petikemas (lashing) yang berada di atas palka (on-deck). b) Selanjutnya Tally Dermaga : (1) Menginstruksikan Operator Head Truck kembali ke CY blok muat untuk mengambil petikemas selanjutnya; (2) Melakukan konfirmasi nomor petikemas yang telah dimuat menggunakan HHT yang terkoneksi dengan system aplikasi petikemas. 4) Monitoring Operasi Spv Shift, Foreman Kapal dan Ship Planner melakukan monitoring serta bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasi kapal (bongkar/muat). e. Laporan dan Bukti Pelayanan Berdasarkan laporan hasil kerja bongkar/muat maka Spv Shift : 1) Membuat bukti pelayanan kegiatan bongkar/muat petikemas/tdr (terminal Departure Report); 2) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan bongkar muat petikemas (TDR dan dokumen lainnya) untuk ditandatangani dan disahkan bersama dengan pihak kapal/pelayaran; 3) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan bongkar/muat petikemas (TDR dan dokumen lainnya) yang telah disahkan tersebut kepada Dinas Operasi serta Dinas Perencanaan dan Administrasi sebagai dasar pembuatan pra nota. (Lampiran 3) 4 Waktu Pelayanan Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : - Pelayanan Petikemas 20 B/C/H; Sesuai meeting perencanaan. 5 Biaya dan Tarif - 20 Full Rp , Full Rp , Empty Rp , Empty Rp ,-

95 -95-6 Produk Layanan - Stevedoring - Haulage - Lift Off - Penumpukan di CY 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal 10 Penanganan Pengaduan Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar-Pras Kapasitas Container Crane 6 unit 40 ton RTG 12 unit 40 ton Side Loader 2 unit 10 ton Reach Stacker 6 unit 45 ton Forklift 5 unit 7 ton Head Truck 21 unit 45 ton Refer Plug 72 unit Container Yard ± 11 ha teus/tahun Area CDC/CCC ± 5,9 ha teus/tahun Tambatan Dermaga 601 m 4 berth CCTV 24 unit Mobil Hantaran 1 unit Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Kompetensi Pelayanan Jasa Operasi bongkar muat kapal Petikemas Stevedoring, Delivery,dan Receiving Mobil Hantaran Operasional TPKB Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik SMA S1 SMA/ SMK D3 SMA D3 Operator Cotainer Crane (CC) Bersertefikasi Operator RTG Bersertefikasi Operator Reach Stacker Bersertefikasi Operator Forklift Stacker Bersertefikasi Driver Hantaran Bersertefikasi SIM Prosedur Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat

96 -96- semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan.

97 Jumlah Pelaksana 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Pelayanan Jasa Operasi bongkar muat kapal Petikemas Stevedoring, Delivery,dan Receiving Kompetensi Operator Cotainer Crane (CC) Bersertefikasi Operator RTG Bersertefikasi Operator Reach Stacker Bersertefikasi Operator Forklift Stacker Bersertefikasi ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Jumlah SDM 36 Orang 46 Orang 21 Orang 15 Orang 12 Jaminan Pelayanan 13 Jaminan SMK3 Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Pelaksana Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial. L. Pelayanan Batal Muat dan Alih Kapal Tabe 4.12 : Pelayanan Jasa Batal Muat dan Alih Kapal 1 Dasar Hukum 1. Perdir Nomor PER 23/PJ.05/P.III-2016 (dasar hukum yang tanggal 1 Juli 2016 tentang Pelayanan Jasa terkait dengan layanan) Petikemas Domestik dan Internasional 2. Perdir Nomor PER 67/PJ.05/P.III-2017 tanggal 25 September 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 23/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Petikemas Domestik dan Internasional

98 -98-2 Persyaratan (persyaratan untuk mendapat layanan) 3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. a. Permohonan Pelayanan Batal Muat/Alih Kapal 1) Pengguna jasa mengajukan permohonan pelayanan batal muat/alih kapal ke Spv Perencanaan Cq Ship dan Yard Planner dengan ketentuan : a) Apabila tidak ada kegiatan pergerakan/relokasi petikemas dari satu blok ke blok lainnya hanya dikenakan biaya administrasi; b) Apabila ada kegiatan pergerakan/ relokasi petikemas dikenakan biaya sesuai dengan ketentuan tarif yang berlaku; c) Apabila petikemas batal muat ditarik keluar/delivery dikenakan biaya sesuai ketentuan tarif yang berlaku. 2) Pengguna jasa melakukan pembayaran sesuai dengan perhitungan biaya batal muat/alih kapal melalui bank untuk mendapatkan bukti pelunasan jasa kepelabuhanan; 3) Apabila kegiatan tersebut butir 3.a.1 di atas terjadi pada malam hari dan atau di luar jam kerja normal, maka pengguna jasa menyerahkan permohonan batal muat/alih kapal pada saat hari kerja ke

99 -99-4 Waktu Pelayanan (jangka waktu yang diperlukan dalam memberikan pelayanan 5 Biaya dan Tarif (biaya yang harus dikeluarkan) 6 Produk Layanan (output layanan mis : sertifikal dll) petugas loket di PPSA; 4) Petugas Ship dan Yard Planner melakukan cetak ulang loading list terkait batal muat/alih kapal untuk diserahkan kepada petugas operasi lapangan. b. Operasi Pelayanan Batal Muat/Alih Kapal 1) Berdasarkan job batal muat/alih kapal loading list Petugas Operasi terminal Petikemas (Spv Shift/ Foreman) melakukan pengaturan proses pemindahan petikemas yang dipersiapkan untuk kegiatan alih kapal petikemas; 2) Foreman berkoordinasi dengan petugas terkait/pengguna jasa untuk memastikan kelancaran pelayanan kegiatan batal muat/alih kapal; 3) Spv Shift/Foreman membuat laporan hasil kegiatan batal muat/alih kapal. c. Monitoring Pelayanan Batal Muat/Alih Kapal Spv Operasi dan Koordinator Tally melakukan monitoring serta bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pelayanan batal muat/alih kapal. (Lampiran 3) Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : - Pelayanan Petikemas 20 B/C/H; Sesuai meeting perencanaan. a. Petikemas Isi 1) 20 : Rp ,- 2) 40 : Rp ,- b. Petikemas Kosong 1) 20 : Rp ,- 40 : Rp ,- - Perubahan kapal tujuan - Relokasi - Haulage - Lift On/Off 7 Sarana, Prasarana, Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar-Pras Kapasitas

100 -100- dan/atau fasilitas Container Crane 6 unit 40 ton RTG 12 unit 40 ton Side Loader 2 unit 10 ton Reach Stacker 6 unit 45 ton Forklift 5 unit 7 ton Head Truck 21 unit 45 ton Refer Plug 72 unit Container Yard ± 11 ha teus/tahun Area CDC/CCC ± 5,9 ha teus/tahun Tambatan Dermaga 601 m 4 berth CCTV 24 unit Mobil Hantaran 1 unit 8 Kompetensi Pelaksana Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Kompetensi 9 Pengasawan Internal Pelayanan Jasa Operasi bongkar muat kapal Petikemas Stevedoring, Delivery,dan Receiving Mobil Hantaran Operasional TPKB Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik SMA S1 SMA/ SMK D3 SMA D3 Prosedur Operator Cotainer Crane (CC) Bersertefikasi Operator RTG Bersertefikasi Operator Reach Stacker Bersertefikasi Operator Forklift Stacker Bersertefikasi Driver Hantaran Bersertefikasi SIM Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 10 Penanganan Pengaduan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila

101 -101- penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 3) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 4) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan.

102 Jumlah Pelaksana 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Pelayanan Jasa Operasi bongkar muat kapal Petikemas Stevedoring, Delivery,dan Receiving Kompetensi Operator Cotainer Crane (CC) Bersertefikasi Operator RTG Bersertefikasi Operator Reach Stacker Bersertefikasi Operator Forklift Stacker Bersertefikasi Driver Hantaran Bersertefikasi SIM Mobil Hantaran Operasional TPKB 12 Jaminan Pelayanan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Jumlah SDM 36 Orang 46 Orang 21 Orang 15 Orang 4 Orang 13 Jaminan Keamanan dan SMK3 Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Pelaksana Kementerian Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial. M. Pelayanan Uncontainerized Tabe 4.13 : Pelayanan Uncontainerized 1 Dasar Hukum 1. Perdir Nomor PER 23/PJ.05/P.III-2016 (dasar hukum yang tanggal 1 Juli 2016 tentang Pelayanan Jasa terkait dengan layanan) Petikemas Domestik dan Internasional 2. Perdir Nomor PER 67/PJ.05/P.III-2017 tanggal 25 September 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor

103 -103- PER 23/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Petikemas Domestik dan Internasional 2 Persyaratan (persyaratan Peraturan General Manager PT Pelabuhan untuk mendapat Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin layanan) Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang 3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. a. Pengajuan permohonan bongkar dan/atau muat uncontainerized : 1) Pelayaran/agen mengajukan permohonan pelayanan jasa kapal (PPK) kepada petugas loket PPSA paling lambat 1 x 24 jam sebelum kapal tiba dengan proses sesuai dengan prosedur pelayanan yang berlaku; 2) Perusahaan pelayaran/agen mengajukan permohonan pelayanan petikemas kepada Divisi terminal Petikemas cq Dinas Perencanaan dan Administrasi dengan mengisi formulir permohonan container handling dan melampirkan dokumen : a) Salinan PPK permohonan b) Bukti pelunasan jasa kepelabuhanan c) Master cable d) Daftar uncontainerized bongkar e) Bay plan discharge dan loading 3) Divisi Terminal Petikemas cq Dinas Perencanaan dan Administrasi menerima dan meneliti Permohonan Container Handling (PCH) beserta kelengkapan dokumen pendukungnya (termasuk juga

104 -104- meneliti apakah daftar bongkar/muat yang dikirim via sudah diterima) dengan ketentuan : a) Apabila dokumen tidak lengkap/tidak benar, maka akan dikembalikan kepada Pelayaran/Agen untuk dilengkapi; b) Apabila dokumen dinyatakan lengjkap/benar, maka dokumen dapat diterima sebagai bahan meeting Perencanaan dan Pengendalian. 4) Berdasarkan PCH, maka Dinas Perencanaan dan Administrasi merencanakan meeting Perencanaan dan Pengendalian. b. Perencanaan dan Pengendalian 1) Berdasarkan PCH, maka Dinas Perencanaan dan Administrasi mengadakan dan memimpin meeting RENDAL yang diikuti oleh Pelayaran/Agen, Spv Perencanaan, Spv Shift (A/B/C/D), Spv CC dan RTG, Spv Head Truck, Ship dan Yard Planner, Koordinator Tally, Koordinator TKBM untuk membahas urutan penyandaran kapal berdasarkan master cable dengan prioritas utama dan monthly ship s schedule, penentuan ETB dan ETD, posisi sandar kapal, posisi kade meter tempat sandar, jumlah petikemas yang akan dibongkar/muat, jumlah restowage dan special cargo (bila ada), kesiapan dan kebutuhan lapangan penumpukan, kesiapan dan kebutuhan peralatan bongkar/muat, penetapan waktu closing time, dan permintaan TKBM; 2) Setelah selesai meeting, maka Dinas Perencanaan dan Administrasi : a) Membuat hasil meeting sebagai berthing plan b) Menyampaikan berthing plan kepada Petugas Pelayaran/Agen untuk diketahui c) Mendistribusikan berthing plan kepada:

105 -105- (1) Ship dan Yard Planner, sebagai bahan perencanaan kapal dan lapangan (2) Asman Operasi Petikemas, sebagai bahan persiapan pelayanan (3) Asman Peralatan Petikemas, sebagai bahan persiapan pelayanan (4) Spv Perencanaan dan PPSA, sebagai dasar penetapan PPKB (5) Koordinator Tally, sebagai bahan persiapan pelayanan (6) Koordinator TPKB, sebagai bahan persiapan pelayanan (7) Pelayaran/Agen, sebagai dasar untuk penetapan PPKB c. Perencanaan Kapal dan Perencanaan Lapangan 1) Berdasarkan berthing plan dan PPK Penetapan, maka Dinas Perencanaan dan Administrasi melakukan proses perencanaan kapal (ship planning) dan perencanaan lapangan (yard planning) : a) Ship Planning Petugas Perencanaan Kapal (Ship Planner) dengan menggunakan system aplikasi petikemas melakukan perencanaan kapal : (1) Melakukan entry data - Vessel master untuk registrasi (kapal baru) - Vessel route - Vessel schedule - Vayage notification (2) Melakukan proses pemindahan data baplie edi via atau data baplie.xls ke system aplikasi serta mencetak discharging list (3) Melakukan perencanaan penggunaan alat bongkar/muat (CC, RTG, Head Truck) (4) Membuat loading plan kapal sesuai loading list dari Pelayaran/Agen serta menerbitkan general srowage

106 -106- plan dan bay plan loading untuk dibawa ke Chief Officer sebagai penetapan persetujuan pemuatan. (5) Monitoring kegiatan dan melakukan koreksi apabila terdapat perubahan atau ketidaksesuaian antara rencana bongkar/muat dan posisi aktual petikemas diatas kapal. (6) Melakukan proses pengiriman data actual baplie.edi/baplie.xls melalui ke masing-masing Pelayaran/Agen/Pelabuhan tujuan setelah seluruh kegiatan kapal selesai. b) Yard Planning Petugas Perencana Lapangan (Yard Planner) dengan menggunakan sistim aplikasi petikemas melakukan perencanaan lapangan (1) Membuat yard allocation sesuai dengan pre discharging dan pre loading (2) Merencanakan alokasi lapangan penumpukan untuk penerimaan (receiving) petikemas dengan cara pembagian blok, slot, per kapal, per tujuan (port destination) (3) Monitoring kegiatan dan melakukan koordinasi dengan petugas operasi lapangan untuk melakukan update apabila terdapat perubahan atau penambahan lokasi penumpukan. 2) Supervisor Perencanaan mendistribusikan document planning kepada Supervisor Shift yaitu dokumen-dokumen : Berthing plan, Discharging list, Loading list (bila suda closing stack), Daftar penggunaan alat B/M, dan Yard allocation 3) Supervisor Shift meneliti dokumen dengan ketentuan a) Apabila terdapat kekeliruan maka dokumen dikembalikan ke Supervisor Perencanan untuk dikoreksi dan

107 -107- diperbaiki b) Apabila tidak terdapat kekeliruan maka dokumen diserahkan ke Foreman Kapal sebagai dasar perintah pelaksanaan pelayanan bongkar/muat uncontainerized. d. Pelayanan Bongkar/Muat 1) Operasi Kapal (Bongkar/Muat) a) Spv Shift mempersiapkan pelaksanaan pelayanan, yaitu dengan : (1) Menyediakan tenaga kerja yang cukup dan peralatan sesuai untuk pelayanan uncontainerized; (2) Mengkoordinasikan Operator CC, RTG, Head Truck, dan/atau alat yang sesuai untuk melaksanakan bongkar/muat uncontainerized; (3) Menginstruksikan Operator alat untuk menempatkan alat di posisi yang aman pada saat olah gerak penyandaran kapal atau pada saat kapal akan berangkat; (4) Menyerahkan discharging list, loading list dan bay plan loading ke Foreman Kapal sebagai perintah pelaksanaan pelayanan bongkar/muat uncontainerized. b) Selanjutnya Foreman Kapal : (1) Menghubungi pihak kapal untuk koordinasi pelaksanaan bongkar/muat uncontainerized; (2) Menyerahkan discharging list dan bay plan discharge kepada Tally sebagai dasar pelaksanaan bongkar uncontainerized; (3) Menyerahkan loading list dan stowage plan loading kepada Tally sebagai dasar pelaksanaan muat uncontainerized 2) Operasi Bongkar Uncontainerized a) Berdasarkan bay plan discharge/dischargeing list, maka Foreman Kapal menginstruksikan

108 -108- kepada : (1) TKBM untuk melepas petikemas (twist lock, bridge fitting, dll) setelah pengikat petikemas (lashing) yang berada di atas palka (on-deck) dilepas oleh ABK kapal; (2) Operator alat untuk membongkar uncontainerized dari kapal dan meletakkannya ke atas Head Truck atau dermaga. b) Selanjutnya Tally Dermaga : (1) Memeriksa adanya kerusakan pada uncontainerized yang dibongkar, dengan ketentuan : - Apabila ada kerusakan maka memberi keterangan kerusakan dan membuat Berita Acara Kerusakan (CDR) untuk dilaporkan dan diketahui bersama dengan Foreman Kapal dan Perugas Perusahaan/Agen; - Apabila tidak ada kerusakan maka petugas Tally menginstruksikan Operator Head Truck mengangkut uncontainerized ke CY blok bongkar. (2) Petugas Tally melakukan konfirmasi uncontainerized yang telah dibongkar menggunakan Head Heald Terminal (HHT) yang terkoneksi dengan system aplikasi petikemas. 3) Operasi Muat Uncontainerized a) Berdasarkan loading list maka Foreman Kapal menginstruksikan kepada : (1) Operator alat untuk mengangkat uncontainerized dari Head Truck dan memuatnya ke kapal; (2) TKBM untuk memasang pengaman atau pengait antar petikemas (twist lock, bridge fitting, dll) sebelum pihak kapal memasang pengikat petikemas (lashing) yang berada di

109 Waktu Pelayanan (jangka waktu yang diperlukan dalam memberikan pelayanan 5 Biaya dan Tarif (biaya yang harus dikeluarkan) atas palka (on-deck). b) Selanjutnya Tally Dermaga : (1) Menginstruksikan Operator Head Truck kembali ke CY blok muat untuk mengambil uncontainerized selanjutnya; (2) Melakukan konfirmasi uncontainerized yang telah dimuat menggunakan HHT yang terkoneksi dengan system aplikasi petikemas. 4) Monitoring Operasi Spv Shift, Foreman Kapal dan Ship Planner melakukan monitoring serta bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasi kapal (bongkar/muat). e. Laporan dan Bukti Pelayanan Berdasarkan laporan hasil kerja bongkar/muat maka Spv Shift : 1) Membuat bukti pelayanan kegiatan bongkar/muat uncontainerized/tdr (terminal Departure Report); 2) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan bongkar muat uncontainerized (TDR dan dokumen lainnya) untuk ditandatangani dan disahkan bersama dengan pihak kapal/pelayaran; 3) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan bongkar/muat uncontainerized (TDR dan dokumen lainnya) yang telah disahkan tersebut kepada Dinas Operasi serta Dinas Perencanaan dan Administrasi sebagai dasar pembuatan pra nota. (Lampiran 3) Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : - Pelayanan Petikemas 20 B/C/H; Sesuai meeting perencanaan. a) Dibongkar ke atas chassis/trailer atau muat dari chassis/trailer pengguna jasa 1) 20 : Rp ,- 2) 40 : Rp ,- b) Shifting

110 Produk Layanan (output layanan mis : sertifikal dll) 1) Tanpa Landing (a) 20 : Rp ,- (b) 40 : Rp ,- 2) Dengan Landing (a) 20 : Rp ,- (b) 40 : Rp ,- 3) Transhipment (a) 20 : Rp ,- (b) 40 : Rp ,- - Stevedoring - Haulage - Lift Off - Penumpukan di CY 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar-Pras Kapasitas Container Crane 6 unit 40 ton RTG 12 unit 40 ton Side Loader 2 unit 10 ton Reach Stacker 6 unit 45 ton Forklift 5 unit 7 ton Head Truck 21 unit 45 ton Refer Plug 72 unit Container Yard ± 11 ha teus/tahun Area CDC/CCC ± 5,9 ha teus/tahun Tambatan Dermaga 601 m 4 berth CCTV 24 unit Mobil Hantaran 1 unit Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Kompetensi Pelayanan Jasa Operasi bongkar muat kapal Petikemas Stevedoring, Delivery,dan Receiving Mobil Hantaran Operasional TPKB 9 Pengasawan Internal Status/Bentuk Organisasi SMA S1 SMA/ SMK D3 SMA D3 Prosedur Operator Cotainer Crane (CC) Bersertefikasi Operator RTG Bersertefikasi Operator Reach Stacker Bersertefikasi Operator Forklift Stacker Bersertefikasi Driver Hantaran Bersertefikasi SIM

111 -111- Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 10 Penanganan Pengaduan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan.

112 Jumlah Pelaksana 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Pelayanan Jasa Operasi bongkar muat kapal Petikemas Stevedoring, Delivery,dan Receiving Kompetensi Operator Cotainer Crane (CC) Bersertefikasi Operator RTG Bersertefikasi Operator Reach Stacker Bersertefikasi Operator Forklift Stacker Bersertefikasi Driver Hantaran Bersertefikasi SIM Mobil Hantaran Operasional TPKB 12 Jaminan Pelayanan ISO 9001 : 2015 dan ISO : Jaminan Keamanan dan Keselamatan Pelayanan SMK3 Jumlah SDM 36 Orang 46 Orang 21 Orang 15 Orang 4 Orang

113 Evaluasi Kinerja Pelaksana Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial. N. Pelayanan Jasa Petikemas Reefer Tabe 4.14 : Pelayanan Jasa Petikemas Reefer 1 Dasar Hukum 1. Perdir Nomor PER 23/PJ.05/P.III-2016 (dasar hukum yang tanggal 1 Juli 2016 tentang Pelayanan Jasa terkait dengan layanan) Petikemas Domestik dan Internasional 2. Perdir Nomor PER 67/PJ.05/P.III-2017 tanggal 25 September 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 23/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Petikemas Domestik dan Internasional 2 Persyaratan (persyaratan untuk mendapat layanan) 3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. a. Pengajuan permohonan bongkar dan/atau muat petikemas : 1) Pelayaran/agen mengajukan permohonan pelayanan jasa kapal (PPK) kepada petugas

114 -114- loket PPSA paling lambat 1 x 24 jam sebelum kapal tiba dengan proses sesuai dengan prosedur pelayanan yang berlaku; 2) Perusahaan pelayaran/agen mengajukan permohonan pelayanan petikemas reefer kepada Divisi terminal Petikemas cq Dinas Perencanaan dan Administrasi dengan mengisi formulir permohonan container reefer handling dan melampirkan dokumen: a) Salinan PPK permohonan b) Bukti pelunasan jasa kepelabuhanan c) Master cable d) Daftar petikemas reefer bongkar e) Permohonan shifting petikemas reefer (bila ada) f) Bay plan discharge dan loading 3) Divisi Terminal Petikemas cq Dinas Perencanaan dan Administrasi menerima dan meneliti Permohonan Container Handling (PCH) beserta kelengkapan dokumen pendukungnya (termasuk juga meneliti apakah daftar bongkar/muat yang dikirim via sudah diterima) dengan ketentuan : a) Apabila dokumen tidak lengkap/tidak benar, maka akan dikembalikan kepada Pelayaran/Agen untuk dilengkapi; b) Apabila dokumen dinyatakan lengjkap/benar, maka dokumen dapat diterima sebagai bahan meeting Perencanaan dan Pengendalian. 4) Berdasarkan PCH, maka Dinas Perencanaan dan Administrasi merencanakan meeting Perencanaan dan Pengendalian. b. Perencanaan dan Pengendalian 1) Berdasarkan PCH, maka Dinas Perencanaan dan Administrasi mengadakan dan memimpin meeting RENDAL yang diikuti oleh Pelayaran/Agen, Spv Perencanaan, Spv Shift (A/B/C/D), Spv CC dan RTG, Spv

115 -115- Head Truck, Ship dan Yard Planner, Koordinator Tally, Koordinator TKBM untuk membahas urutan penyandaran kapal berdasarkan master cable dengan prioritas utama dan monthly ship s schedule, penentuan ETB dan ETD, posisi sandar kapal, posisi kade meter tempat sandar, jumlah petikemas yang akan dibongkar/muat, jumlah restowage dan special cargo (bila ada), kesiapan dan kebutuhan lapangan penumpukan, kesiapan dan kebutuhan peralatan bongkar/muat, penetapan waktu closing time, dan permintaan TKBM; 2) Setelah selesai meeting, maka Dinas Perencanaan dan Administrasi : a) Membuat hasil meeting sebagai berthing plan b) Menyampaikan berthing plan kepada Petugas Pelayaran/Agen untuk diketahui c) Mendistribusikan berthing plan kepada: (1) Ship dan Yard Planner, sebagai bahan perencanaan kapal dan lapangan (2) Asman Operasi Petikemas, sebagai bahan persiapan pelayanan (3) Asman Peralatan Petikemas, sebagai bahan persiapan pelayanan (4) Spv Perencanaan dan PPSA, sebagai dasar penetapan PPKB (5) Koordinator Tally, sebagai bahan persiapan pelayanan (6) Koordinator TPKB, sebagai bahan persiapan pelayanan (7) Pelayaran/Agen, sebagai dasar untuk penetapan PPKB c. Perencanaan Kapal dan Perencanaan Lapangan 1) Berdasarkan berthing plan dan PPK Penetapan, maka Dinas Perencanaan dan Administrasi melakukan proses perencanaan kapal (ship planning) dan

116 -116- perencanaan lapangan (yard planning) : a) Ship Planning Petugas Perencanaan Kapal (Ship Planner) dengan menggunakan system aplikasi petikemas melakukan perencanaan kapal : (1) Melakukan entry data - Vessel master untuk registrasi (kapal baru) - Vessel route - Vessel schedule - Vayage notification (2) Melakukan proses pemindahan data baplie edi via atau data baplie.xls ke system aplikasi serta mencetak discharging list (3) Melakukan perencanaan penggunaan alat bongkar/muat (CC, RTG, Head Truck) (4) Membuat loading plan kapal sesuai loading list dari Pelayaran/Agen serta menerbitkan general srowage plan dan bay plan loading untuk dibawa ke Chief Officer sebagai penetapan persetujuan pemuatan. (5) Monitoring kegiatan dan melakukan koreksi apabila terdapat perubahan atau ketidaksesuaian antara rencana bongkar/muat dan posisi aktual petikemas diatas kapal. (6) Melakukan proses pengiriman data actual baplie.edi/baplie.xls melalui ke masing-masing Pelayaran/Agen/Pelabuhan tujuan setelah seluruh kegiatan kapal selesai. b) Yard Planning Petugas Perencana Lapangan (Yard Planner) dengan menggunakan sistim aplikasi petikemas melakukan perencanaan lapangan (1) Membuat yard allocation sesuai dengan pre discharging dan pre

117 -117- loading (2) Merencanakan alokasi lapangan penumpukan untuk penerimaan (receiving) petikemas dengan cara pembagian blok, slot, per kapal, per tujuan (port destination) (3) Monitoring kegiatan dan melakukan koordinasi dengan petugas operasi lapangan untuk melakukan update apabila terdapat perubahan atau penambahan lokasi penumpukan. 2) Supervisor Perencanaan mendistribusikan document planning kepada Supervisor Shift yaitu dokumen-dokumen : a) Berthing plan b) Discharging list c) Loading list (bila suda closing stack) d) Daftar penggunaan alat B/M e) Yard allocation 3) Supervisor Shift meneliti dokumen dengan ketentuan a) Apabila terdapat kekeliruan maka dokumen dikembalikan ke Supervisor Perencanan untuk dikoreksi dan diperbaiki; b) Apabila tidak terdapat kekeliruan maka dokumen diserahkan ke Foreman Kapal sebagai dasar perintah pelaksanaan pelayanan bongkar/muat petikemas reefer. d. Pelayanan Bongkar/Muat 1) Operasi Kapal (Bongkar/Muat) a) Spv Shift mempersiapkan pelaksanaan pelayanan, yaitu dengan : (1) Mengkoordinasikan Operator CC, RTG dan Head Truck untuk melaksanakan bongkar/muat petikemas reefer; (2) Menginstruksikan Operator CC untuk menempatkan CC di posisi yang aman pada saat olah gerak penyandaran kapal atau pada saat kapal akan berangkat;

118 -118- (3) Menyerahkan discharging list, loading list dan bay plan loading ke Foreman Kapal sebagai perintah pelaksanaan pelayanan bongkar/muat petikemas reefer. b) Selanjutnya Foreman Kapal : (1) Menghubungi pihak kapal untuk koordinasi pelaksanaan bongkar/muat petikemas reefer; (2) Menyerahkan discharging list dan bay plan discharge kepada Tally sebagai dasar pelaksanaan bongkar petikemas reefer; (3) Menyerahkan loading list dan stowage plan loading kepada Tally sebagai dasar pelaksanaan muat petikemas reefer. 2) Operasi Bongkar Petikemas Reefer a) Berdasarkan bay plan discharge/dischargeing list, maka Foreman Kapal menginstruksikan kepada : (1) TKBM untuk melepas petikemas (twist lock, bridge fitting, dll) setelah pengikat petikemas (lashing) yang berada di atas palka (on-deck) dilepas oleh ABK kapal; (2) Operator CC untuk membongkar petikemas dari kapal dan meletakkannya ke atas Head Truck. b) Selanjutnya Tally Dermaga : (1) Memeriksa adanya kerusakan pada petikemas reefer yang dibongkar, dengan ketentuan : - Apabila ada kerusakan maka memberi keterangan kerusakan dan membuat Berita Acara Kerusakan (CDR) untuk dilaporkan dan diketahui bersama dengan Foreman Kapal dan Perugas Perusahaan/Agen; - Apabila tidak ada kerusakan maka petugas Tally

119 -119- menginstruksikan Operator Head Truck mengangkut petikemas ke CY blok bongkar. (2) Petugas Tally melakukan konfirmasi nomor petikemas reefer yang telah dibongkar menggunakan Head Heald Terminal (HHT) yang terkoneksi dengan system aplikasi petikemas. 3) Pelayanan Penumpukan Petikemas Reefer a) Setelah Petugas Tally melakukan konfirmasi nomor petikemas reefer melalui HHT, Petugas Tally menginstruksikan kepada Operator Head Truck untuk mengangkut petikemas reefer ke CY khusus petikemas reefer; b) Setelah tiba di CY khusus petikemas reefer, Petugas Tally Lapangan melakukan konfirmasi nomor petikemas reefer apakah telah sesuai dengan Yard Planning List dengan ketentuan : (1) Apabila sesuai maka Petugas Tally menginstruksikan kepada Operator RTG/RS untuk menurunkan petikemas reefer ke lokasi penumpukan petikemas reefer dan Petugas Lapangan akan melakukan pemasangan suplai listrik; (2) Apabila tidak sesuai maka Petugas Tally Lapangan akan menginstruksikan Operator Head Truck untuk membawa container reefer ke lokasi sesuai dengan yang tertera pada Yard Planning List. c) Selanjutnya Petugas Lapangan akan melakukan pengawasan dan/atau mengontrol suplai listrik dan temperatur yang diperlukan untuk tiap petikemas reefer. 4) Operasi Muat Petikemas Reefer a) Berdasarkan loading list maka Foreman

120 -120- Kapal menginstruksikan kepada : (1) Operator CC untuk mengangkat petikemas reefer dari Head Truck dan memuatnya ke kapal; (2) TKBM untuk memasang pengait antar petikemas (twist lock, bridge fitting, dll) sebelum pihak kapal memasang pengikat petikemas (lashing) yang berada di atas palka (on-deck). b) Selanjutnya Tally Dermaga : (1) Menginstruksikan Operator Head Truck kembali ke CY blok muat untuk mengambil petikemas reefer selanjutnya; (2) Melakukan konfirmasi nomor petikemas reefer yang telah dimuat menggunakan HHT yang terkoneksi dengan system aplikasi petikemas. 5) Monitoring Operasi Spv Shift, Foreman Kapal dan Ship Planner melakukan monitoring serta bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasi kapal (bongkar/muat). e. Laporan dan Bukti Pelayanan Berdasarkan laporan hasil kerja bongkar/muat maka Spv Shift : 1) Membuat bukti pelayanan kegiatan bongkar/muat petikemas reefer /TDR (terminal Departure Report); 2) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan bongkar muat petikemas reefer (TDR dan dokumen lainnya) untuk ditandatangani dan disahkan bersama dengan pihak kapal/pelayaran; 3) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan bongkar/muat petikemas (TDR dan dokumen lainnya) yang telah disahkan tersebut kepada Dinas Operasi serta Dinas Perencanaan dan Administrasi sebagai dasar pembuatan pra nota. (Lampiran 3) 4 Waktu Pelayanan Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar

121 -121- (jangka waktu yang diperlukan dalam memberikan pelayanan 5 Biaya dan Tarif (biaya yang harus dikeluarkan) 6 Produk Layanan (output layanan mis : sertifikal dll) DJPL Tahun 2016 : - Pelayanan Petikemas 20 B/C/H; Sesuai meeting perencanaan. a. Suplai Listrik 1) 20 : Rp ,- 2) 40 : Rp ,- b. Monitoring 1) 20 : Rp ,- 2) 40 : Rp ,- - Stevedoring - Haulage - Lift Off - Penumpukan di CY - Penyediaan listrik - Jasa monitoring 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar-Pras Kapasitas Container Crane 6 unit 40 ton RTG 12 unit 40 ton Side Loader 2 unit 10 ton Reach Stacker 6 unit 45 ton Forklift 5 unit 7 ton Head Truck 21 unit 45 ton Refer Plug 72 unit Container Yard ± 11 ha teus/tahun Area CDC/CCC ± 5,9 ha teus/tahun Tambatan Dermaga 601 m 4 berth CCTV 24 unit Mobil Hantaran 1 unit Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Kompetensi Pelayanan Jasa Operasi bongkar muat kapal Petikemas Stevedoring, Delivery,dan Receiving Mobil Hantaran Operasional TPKB SMA S1 SMA/ SMK D3 SMA D3 Operator Cotainer Crane (CC) Bersertefikasi Operator RTG Bersertefikasi Operator Reach Stacker Bersertefikasi Operator Forklift Stacker Bersertefikasi Driver Hantaran Bersertefikasi SIM

122 Pengasawan Internal Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik Prosedur Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 10 Penanganan Pengaduan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan

123 Jumlah Pelaksana pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Pelayanan Jasa Operasi bongkar muat kapal Petikemas Stevedoring, Delivery,dan Receiving Kompetensi Operator Cotainer Crane (CC) Bersertefikasi Operator RTG Bersertefikasi Operator Reach Stacker Bersertefikasi Operator Forklift Stacker Bersertefikasi Driver Hantaran Bersertefikasi SIM Mobil Hantaran Operasional TPKB 12 Jaminan Pelayanan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Jumlah SDM 36 Orang 46 Orang 21 Orang 15 Orang 4 Orang

124 Jaminan Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Pelaksana SMK3 Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial. O. Pelayanan Buka Tutup Palka Tabe 4.15 : Pelayanan Buka Tutup Palka 1 Dasar Hukum 1. Perdir Nomor PER 23/PJ.05/P.III-2016 tanggal 1 (dasar hukum yang terkait dengan layanan) Juli 2016 tentang Pelayanan Jasa Petikemas Domestik dan Internasional 2. Perdir Nomor PER 67/PJ.05/P.III-2017 tanggal 25 September 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 23/PJ.05/P.III tentang Pelayanan Jasa Petikemas Domestik dan Internasional 2 Persyaratan (persyaratan Peraturan General Manager PT Pelabuhan untuk mendapat Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor layanan) PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan 3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. a. Pengajuan permohonan bongkar dan/atau muat petikemas : 1) Pelayaran/agen mengajukan permohonan

125 -125- pelayanan jasa kapal (PPK) kepada petugas loket PPSA paling lambat 1 x 24 jam sebelum kapal tiba dengan proses sesuai dengan prosedur pelayanan yang berlaku; 2) Perusahaan pelayaran/agen mengajukan permohonan pelayanan petikemas kepada Divisi terminal Petikemas cq Dinas Perencanaan dan Administrasi dengan mengisi formulir permohonan container handling dan melampirkan dokumen : a) Salinan PPK permohonan b) Bukti pelunasan jasa kepelabuhanan c) Master cable d) Daftar petikemas bongkar e) Daftar petikemas berisi dangerous cargo (bila ada) f) Ijin syahbandar untuk dangerous cargo (bila ada) g) Daftar petikemas reefer (bila ada) h) Daftar petikemas khusus/special container/over dimention (bila ada) i) Daftar petikemas transshipment (bila ada) j) Permohonan shifting petikemas (bila ada) k) Bay plan discharge dan loading 3) Divisi Terminal Petikemas cq Dinas Perencanaan dan Administrasi menerima dan meneliti Permohonan Container Handling (PCH) beserta kelengkapan dokumen pendukungnya (termasuk juga meneliti apakah daftar bongkar/muat yang dikirim via sudah diterima) dengan ketentuan : a) Apabila dokumen tidak lengkap/tidak benar, maka akan dikembalikan kepada Pelayaran/Agen untuk dilengkapi; b) Apabila dokumen dinyatakan lengjkap/benar, maka dokumen dapat diterima sebagai bahan meeting Perencanaan dan Pengendalian. 4) Berdasarkan PCH, maka Dinas Perencanaan dan Administrasi merencanakan meeting Perencanaan dan Pengendalian. b. Perencanaan dan Pengendalian 1) Berdasarkan PCH, maka Dinas Perencanaan

126 -126- dan Administrasi mengadakan dan memimpin meeting RENDAL yang diikuti oleh Pelayaran/Agen, Spv Perencanaan, Spv Shift (A/B/C/D), Spv CC dan RTG, Spv Head Truck, Ship dan Yard Planner, Koordinator Tally, Koordinator TKBM untuk membahas urutan penyandaran kapal berdasarkan master cable dengan prioritas utama dan monthly ship s schedule, penentuan ETB dan ETD, posisi sandar kapal, posisi kade meter tempat sandar, jumlah petikemas yang akan dibongkar/muat, jumlah restowage dan special cargo (bila ada), kesiapan dan kebutuhan lapangan penumpukan, kesiapan dan kebutuhan peralatan bongkar/muat, penetapan waktu closing time, dan permintaan TKBM; 2) Setelah selesai meeting, maka Dinas Perencanaan dan Administrasi : a) Membuat hasil meeting sebagai berthing plan b) Menyampaikan berthing plan kepada Petugas Pelayaran/Agen untuk diketahui c) Mendistribusikan berthing plan kepada : (1) Ship dan Yard Planner, sebagai bahan perencanaan kapal dan lapangan (2) Asman Operasi Petikemas, sebagai bahan persiapan pelayanan (3) Asman Peralatan Petikemas, sebagai bahan persiapan pelayanan (4) Spv Perencanaan dan PPSA, sebagai dasar penetapan PPKB (5) Koordinator Tally, sebagai bahan persiapan pelayanan (6) Koordinator TPKB, sebagai bahan persiapan pelayanan (7) Pelayaran/Agen, sebagai dasar untuk penetapan PPKB c. Perencanaan Kapal Berdasarkan berthing plan dan PPK Penetapan, maka Dinas Perencanaan dan Administrasi melakukan proses perencanaan kapal (ship planning) dan perencanaan lapangan (yard

127 -127- planning) : 1) Ship Planning Petugas Perencanaan Kapal (Ship Planner) dengan menggunakan system aplikasi petikemas melakukan perencanaan kapal : a) Melakukan entry data - Vessel master untuk registrasi (kapal baru) - Vessel route - Vessel schedule - Vayage notification b) Melakukan proses pemindahan data baplie edi via atau data baplie.xls ke system aplikasi serta mencetak discharging list c) Melakukan perencanaan penggunaan alat bongkar/muat (CC, RTG, Head Truck) d) Membuat loading plan kapal sesuai loading list dari Pelayaran/Agen serta menerbitkan general srowage plan dan bay plan loading untuk dibawa ke Chief Officer sebagai penetapan persetujuan pemuatan. e) Monitoring kegiatan dan melakukan koreksi apabila terdapat perubahan atau ketidaksesuaian antara rencana bongkar/muat dan posisi aktual petikemas diatas kapal. f) Melakukan proses pengiriman data actual baplie.edi/baplie.xls melalui ke masing-masing Pelayaran/Agen/Pelabuhan tujuan setelah seluruh kegiatan kapal selesai. 2) Supervisor Perencanaan mendistribusikan document planning kepada Supervisor Shift yaitu dokumen-dokumen : a) Berthing plan b) Discharging list c) Loading list (bila suda closing stack) d) Daftar penggunaan alat B/M 3) Supervisor Shift meneliti dokumen dengan ketentuan a) Apabila terdapat kekeliruan maka dokumen dikembalikan ke Supervisor Perencanan untuk dikoreksi dan

128 Waktu Pelayanan (jangka waktu yang diperlukan dalam memberikan pelayanan 5 Biaya dan Tarif (biaya yang harus dikeluarkan) 6 Produk Layanan (output layanan mis : sertifikal dll) 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas diperbaiki; b) Apabila tidak terdapat kekeliruan maka dokumen diserahkan ke Foreman Kapal sebagai dasar perintah pelaksanaan pelayanan bongkar/muat petikemas. d. Pelayanan Buka Tutup Palka Berdasarkan dokumen planning (berthing plan, discharging list, dll), maka Foreman Kapal menginstruksikan kepada : 1) TKBM untuk mengikat sling ke CC; 2) Operator CC untuk membuka/menutup palka baik dengan landing atau tanpa landing di dermaga. e. Laporan dan Bukti Pelayanan Berdasarkan laporan hasil kerja buka/tutup palka maka Spv Shift : 1) Membuat bukti pelayanan kegiatan buka tutup palka/tdr (terminal Departure Report); 2) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan buka tutup palka (TDR dan dokumen lainnya) untuk ditandatangani dan disahkan bersama dengan pihak kapal/pelayaran; 3) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan buka tutup palka (TDR dan dokumen lainnya) yang telah disahkan tersebut kepada Dinas Operasi serta Dinas Perencanaan dan Administrasi sebagai dasar pembuatan pra nota. (Lampiran 3) Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : - Pelayanan Petikemas 20 B/C/H; Sesuai meeting perencanaan. a) Menggunakan crane darat : Rp ,- b) Menggunakan crane kapal : Rp ,- - Buka tutup palka Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar-Pras Kapasitas Container Crane 6 unit 40 ton RTG 12 unit 40 ton Side Loader 2 unit 10 ton

129 Kompetensi Pelaksana Reach Stacker 6 unit 45 ton Forklift 5 unit 7 ton Head Truck 21 unit 45 ton Refer Plug 72 unit Container Yard ± 11 ha teus/tahun Area CDC/CCC ± 5,9 ha teus/tahun Tambatan Dermaga 601 m 4 berth CCTV 24 unit Mobil Hantaran 1 unit Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Kompetensi 9 Pengasawan Internal Pelayanan Jasa Operasi bongkar muat kapal Petikemas Stevedoring, Delivery,dan Receiving Mobil Hantaran Operasional TPKB Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik SMA S1 SMA/ SMK D3 SMA D3 Prosedur Operator Cotainer Crane (CC) Bersertefikasi Operator RTG Bersertefikasi Operator Reach Stacker Bersertefikasi Operator Forklift Stacker Bersertefikasi Driver Hantaran Bersertefikasi SIM Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 10 Penanganan Pengaduan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat

130 -130- melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari

131 Jumlah Pelaksana tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Pelayanan Jasa Operasi bongkar muat kapal Petikemas Stevedoring, Delivery,dan Receiving Kompetensi Operator Cotainer Crane (CC) Bersertefikasi Operator RTG Bersertefikasi Operator Reach Stacker Bersertefikasi Operator Forklift Stacker Bersertefikasi Driver Hantaran Bersertefikasi SIM Mobil Hantaran Operasional TPKB 12 Jaminan Pelayanan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Jumlah SDM 36 Orang 46 Orang 21 Orang 15 Orang 4 Orang 13 Jaminan Keamanan dan SMK3 Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Pelaksana Kementerian Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial. P. Pelayanan Receiving dan Delivery Petikemas Tabe 4.16 : Pelayanan Receiving dan Delivery Petikemas 1 Dasar Hukum 1. Perdir Nomor PER 23/PJ.05/P.III-2016 (dasar hukum yang tanggal 1 Juli 2016 tentang Pelayanan Jasa terkait dengan layanan) Petikemas Domestik dan Internasional 2. Perdir Nomor PER 67/PJ.05/P.III-2017 tanggal 25 September 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 23/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Petikemas Domestik dan Internasional 2 Persyaratan (persyaratan Peraturan General Manager PT Pelabuhan untuk mendapat Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin layanan) Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang

132 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. a. Pelayanan Delivery Petikemas 1) Permohonan Pelayanan Delivery Petikemas a) Pengguna jasa (EMKL/JPT) melakukan pembayaran sesuai dengan perhitungan biaya delivery melalui bank untuk mendapatkan bukti pelunasan jasa kepelabuhanan; b) Pengguna jasa (EMKL/JPT) mengajukan permohonan pelayanan delivery petikemas ke Petugas Loket Pelayanan Petikemas di PPSA dengan mengisi formulir Permohonan Container Delivery (PCD) dan melampirkan dokumen : - Bukti pelunasan jasa kepelabuhanan - Delivery order (asli) dari perusahaan pelayaran/agen - Untuk petikemas impor wajib melampirkan Surat Pemberitahuan Pengeluaran Barang (SPPB) yang diterbitkan oleh Kantor Bea dan Cukai. c) petugas Loket Pelayanan Petikemas di PPSA menerima dan meneliti PCD beserta kelengkapan dokumen pendukung dengan ketentuan : (1) apabila dokumen dinyatakan tidak lengkap/tidak benar, maka dikembalikan ke Pengguna Jasa

133 -133- untuk dilengkapi/diperbaiki; (2) apabila dokumen dinyatakan lengkap/benar, maka Petugas Loket melakukan entri data ke system aplikasi petikemas dan menerbitkan job order delivery. d) Petugas Loket menyerahkan job order delivery ke Pengguna Jasa untuk diteruskan kepada Pengemudi Trailer. 2) Operasi Pelayana Delivery Petikemas a) Berdasarkan job order delivery, maka pengemudi trailer menyerahkan job order delivery ke petugas gate in; b) Petugas gate in melakukan entri data ke system aplikasi petikemas, selanjutnya mengembalikan job order delivery ke pengemudi trailer dan menginstruksikan pengemudi trailer menuju CY blok bongkar; c) Pengemudi trailer menuju CY blok bongkar menyerahkan job order delivery ke petugas Tally Lapangan; d) Berdasarkan job order delivery, maka Tally Lapangan : (1) Menginstruksikan Operator alat untuk mengangkat petikemas dari CY blok bongkar dan menempatkannya di atas trailer; (2) Melakukan konfirmasi petikemas (unstack) dan CY blok bongkar dengan HHT; (3) Menginstruksikan Pengemudi Trailer menuju gate out. e) Pengemudi Trailer menuju gate out menyerahkan job order delivery kepada Petugas Gate Out; f) Berdasarkan job order delivery, maka Petugas Gate Out meneliti fisik petikemas, yaitu : Kebenaran prefix dan nomor petikemas, Ukuran petikemas, Tipe petikemas, dan Kondisi petikemas dengan ketentuan : (1) Apabila terdapat ketidaksesuaian,

134 -134- maka job order delivery dikembalikan ke Pengemudi Trailer, dan selanjutnya petikemas ditolak keluar dan dikembalikan ke CY; (2) Apabila ada kerusakan maka memberi keterangan kerusakan dan membuat berita acara kerusakan (CDR) untuk dilaporkan dan diketahui bersama Petugas Gate In dan Pengemudi Trailer kemudian dilaporkan ke Spv Operasi Gate; (3) Apabila sesuai, maka Petugas Gate Out melakukan konfirmasi petikemas keluar melalui system aplikasi petikemas dan selanjutnya petikemas dapat dibawa keluar. 3) Monitoring Pelayanan Delivery Petikemas Spv Operasi Gate dan Koordinator Tally melakukan monitoring serta bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pelayanan delivery petikemas. b. Pelayanan Receiving Petikemas 1) Permohonan Pelayanan Receiving Petikemas a) Pengguna Jasa (EMKL/JPT) melakukan pembayaran sesuai dengan perhitungan biaya receiving melalui bank untuk mendapatkan bukti pelunasan jasa kepelabuhanan; b) Pengguna jasa (EMKL/JPT) mengajukan permohonan pelayanan receiving petikemas ke Petugas Loket Pelayanan Petikemas di PPSA dengan mengisi formulir Permohonan Container Receiving (PCR) dan melampirkan dokumen : - Bukti pelunasan jasa kepelabuhanan - Shipping Instruction dengan booking number dari Perusahaan Pelayaran - Untuk petikemas ekspor wajib melampirkan Surat Pemberitahuan

135 -135- Ekspor Barang (PEB) yang diterbitkan oleh Kantor Bea dan Cukai. c) Petugas Loket Pelayanan Petikemas di PPSA menerima dan meneliti PCR beserta kelengkapan dokumen pendukung dengan ketentuan : (1) Apabila dokumen dinyatakan tidak lengkap/tidak benar, maka dikembalikan ke Pengguna Jasa untuk dilengkapi/diperbaiki; (2) Apabila dokumen dinyatakan lengkap/benar, maka Petugas Loket melakukan entri data ke system aplikasi petikemas dan menerbitkan job order receiving. d) Petugas Loket menyerahkan job order receiving ke Pengguna Jasa untuk diteruskan kepada Pengemudi Trailer. 2) Operasi Pelayana Delivery Petikemas a) Berdasarkan job order receiving, maka pengemudi trailer menyerahkan job order receiving ke petugas gate in; b) Berdasarkan job order receiving, maka Petugas Gate in meneliti fisik petikemas, yaitu : Kebenaran prefix dan nomor petikemas, Ukuran petikemas, Tipe petikemas, dan Berat petikemas (tidak melebihi berat yang dipersyaratkan oleh TPKB) dengan ketentuan: (1) Apabila terdapat ketidaksesuaian, maka job order receiving dikembalikan ke Pengemudi Trailer, dan selanjutnya petikemas ditolak masuk ke CY; (2) Apabila sesuai, maka Petugas Gate In memeriksa kondisi fisik petikemas (yaitu : kondisi atap, dinding, lantai dan seal/segel), yang selanjutnya : (a) Apabila ada kerusakan maka memberi keterangan kerusakan

136 -136- dan membuat berita acara kerusakan (CDR) untuk dilaporkan dan diketahui bersama Petugas Gate In dan Pengemudi Trailer kemudian dilaporkan ke Spv Operasi Gate; (b) Melakukan entri data ke system aplikasi petikemas (yaitu : data nomor polisi trailer, berat petikemas sesuai hasil timbangan dan kondisi petikemas); (c) Mencetak job slip stacking (blok, slot, row, tier); (d) Menyerahkan job slip stacking dan job order receiving ke Pengemudi Trailer dan menginstruksikan Pengemudi Traiker menuju CY blok muat. c) Berdasarkan job slip stacking, maka Pengemudi Trailer menuju CY blok muat dan menyerahkan job slip stacking dan job order receiving kepada tally Lapangan; d) Berdasarkan job slip stacking maka Tally Lapangan : (1) Menginstruksikan Operator RTG untuk mengangkat petikemas dari trailer dan menempatkannya di CY; (2) Melaksanakan konfirmasi petikemas yang di stack dengan HHT; (3) Menginstruksikan Pengemudi Trailer keluar menuju gate out. e) Petugas Gate Out melakukan konfirmasi trailer keluar melalui system aplikasi petikemas. 4) Monitoring Pelayanan Delivery Petikemas Spv Operasi Gate dan Koordinator Tally melakukan monitoring serta bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pelayanan receiving petikemas. (Lampiran 3) 4 Waktu Pelayanan Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL

137 -137- (jangka waktu yang diperlukan dalam memberikan pelayanan 5 Biaya dan Tarif (biaya yang harus dikeluarkan) Tahun 2016 : - Receiving : maks 60 menit; - Delivery maks 90 menit NO. II URAIAN JASA PENUMPUKAN TARIF 12.5% 12.5% 20" 40" SATUAN Petikemas Isi 15,750 31,500 Per Box/hari Petikemas Kosong 6,188 12,375 Per Box/hari Petikemas OH /OW / OL 27,563 55,125 Per Box/hari Petikemas Reefer 27,563 55,125 Per Box/hari Uncontainerized Cargo 27,563 55,125 Per Box/hari Petikemas IMDG Code 23,625 47,250 Per Box/hari Chassis Kosong 11,813 23,625 Per Box/hari Chassis Bermuatan 11,813 23,625 Per Box/hari 9 III 1 Barang Umum GERAKAN PETIKEMAS Lift On atau Lift Off Per Ton/M3/har i 2 a. Petikemas Isi 104, ,938 Per Box b. Petikemas Kosong 72, ,000 Per Box c. Petikemas OH /OW / OL 209, ,875 Per Box d. Uncontainerized Cargo 313, ,813 Per Unit Haulage 6 Produk Layanan (output layanan mis : sertifikal dll) 3 a. Petikemas Isi 90, ,000 Per Box b. Petikemas Kosong 60,750 91,125 Per Box c. Petikemas OH /OW / OL 180, ,000 Per Box d. Uncontainerized Cargo 270, ,000 Per Unit Gerakan Ekstra a. Yang dikerjakan dengan Transtainer 299, ,875 Per Box atau Top Loader Tanpa Alat Khusus/Sling b. Yang dikerjakan dengan Transtainer 448, ,313 Per Box atau Top Loader ditambah Alat Khusus/ Sling (OH/OW/OL) - Timbangan - Lift On/Off

138 Penumpukan 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar-Pras Kapasitas Container Crane 6 unit 40 ton RTG 12 unit 40 ton Side Loader 2 unit 10 ton Reach Stacker 6 unit 45 ton Forklift 5 unit 7 ton Head Truck 21 unit 45 ton Refeer Plug 72 unit Container Yard ± 11 ha teus/tahun Area CDC/CCC ± 5,9 ha teus/tahun Tambatan Dermaga 601 m 4 berth CCTV 24 unit Mobil Hantaran 1 unit Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Kompetensi 9 Pengasawan Internal Pelayanan Jasa Operasi bongkar muat kapal Petikemas Stevedoring, Delivery,dan Receiving Mobil Hantaran Operasional TPKB Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik SMA S1 SMA/ SMK D3 SMA D3 Prosedur Operator Cotainer Crane (CC) Bersertefikasi Operator RTG Bersertefikasi Operator Reach Stacker Bersertefikasi Operator Forklift Stacker Bersertefikasi Driver Hantaran Bersertefikasi SIM Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 10 Penanganan Pengaduan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban

139 -139- atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager

140 Jumlah Pelaksana 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Pelayanan Jasa Operasi bongkar muat kapal Petikemas Stevedoring, Delivery,dan Receiving Kompetensi Operator Cotainer Crane (CC) Bersertefikasi Operator RTG Bersertefikasi Operator Reach Stacker Bersertefikasi Operator Forklift Stacker Bersertefikasi Driver Hantaran Bersertefikasi SIM Mobil Hantaran Operasional TPKB 12 Jaminan Pelayanan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Jumlah SDM 36 Orang 46 Orang 21 Orang 15 Orang 4 Orang 13 Jaminan Keamanan dan SMK3 Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Pelaksana Kementerian Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial. Q. Pelayanan Konsolidasi Petikemas (CDC/CCC) Tabe 4.17 : Pelayanan Konsolidasi Petikemas (CDC/CCC) 1 Dasar Hukum 1. Perdir Nomor PER 23/PJ.05/P.III-2016 (dasar hukum yang tanggal 1 Juli 2016 tentang Pelayanan Jasa terkait dengan layanan) Petikemas Domestik dan Internasional

141 Perdir Nomor PER 67/PJ.05/P.III-2017 tanggal 25 September 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 23/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Petikemas Domestik dan Internasional 2 Persyaratan (persyaratan untuk mendapat layanan) 3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan. 1. Perencanaan dan pengendalian a. Sebelum dilakukan kegiatan operasional di CDC dan CCC, maka Divisi TPKB mengadakan dan memimpin meeting perencanaan dan pengendalian, yang di ikuti oleh : a) Pelayanan / Agen Pelayaran; b) EMKL/JPT; c) Operator Alat; d) Penyedia Trucking; e) Supervisi Divisi Terminal Multipurpose; f) Koordinator Tally. Untuk membahas : a) Jumlah slot ysng tersedia di area penumpukan CDC dan ataupun CCC; b) Jumlah petikemas yang akan di relokasi maupun angsur; c) Kesiapan pengoperasian alat; d) Kesiapan pengoperasian truck / trailer; e) Kelancaran operasional di area CDC,

142 -142- CCC dan depo petikemas. b. Selanjutnya selesai meeting, maka Divisi TPKB : a) Membuat berita acara hasil meeting; b) Menyampaiakan berita acara diketahui dan ditandatangani secara bersama; c) Mendistribusikan berita acara kepada peserta meeting dimaksud. 2. Kegiatan Sripping di Area CDC a. Permohonan Stripping 1) Petugas Loket CDC-CCC di PPSA menerima dan meneliti permohonan receiving CDC beserta kelengkapan dokumen pendukung dengan ketentuan : a) Apabila dokumen dinyatakan tidak lengkap, maka dikembalikan ke Perusahaan Pelayaran / Agen / EMKL untuk dilengkapi / diperbaiki; b) Apabila dokumen dinyatakan lengkap, maka petugas loket melakukan entri data ke sistem aplikasi; c) Perusahaan pelayaran / Agen / EMKL melakukan pembayaran sesuai dengan perhitungan biaya receiving CDC melalui Bank maupun langsung melakukan pembayaran secara tunai ke kasir untuk mendapatkan bukti pelunasan; d) Perusahaan Pelayaran / Agen / EMKL menyerahkan bukti pelunasan kepada petugas loket PPSA, selanjutnya Petugas Loket PPSA menerbitkan Job Order Receiving CDC. 2. Petugas Loket menyerahkan Job Order Receiving CDC kepada Perusahaan pelayaran / Agen / EMKL dan diteruskan kepada Pengemudi Trailer pengangkut petikemas; b. Pelayanan Stripping 1) Berdasarkan Job order Receiving CDC, Pengemudi Trailer membawa petikemas menuju CDC dan

143 -143- menyerahkan Job Order Receiving kepada Petugas Gate-In; 2) Berdasarkan Job Order Receiving CDC tersebut, maka petugas Gate-In meneliti kesesuaian antara Job order Receivong CDC dengan fisik petikemas, yaitu: a) Kebenaran prefix dan nomor petikemas; b) Ukuran petikemas dan tipe petikemas; Dengan ketentuan : a) Apabila terdapat ketidaksesuaian, maka Job Order Receiving CDC dikembalikan ke Pengemudi Trailer dan petikemas ditolak masuk area CDC; b) Apabila sesuai, maka petugas Gate- In melakuakan entri data ke dalam system, dan menyerahkan Job Order Receiving CDC kepada pengemudi trailer untuk menuju blok yang telah ditentukan. 3) Selanjutnya Pengemudi Trailer menuju blok yang sudah di tentukan, Pengemudi trailer menyerahkan Job Order Receiving CDC kepada Tally Lapangan 4) Berdasarkan Job Order Receiving CDC, maka Tally Lapangan: a) Memberikan intruksi kepada operator alat angkat untuk mengangkat petikemas dari trailer dan menempatkan di CY blok stripping; b) Mencatat nomor, ukuran dan jenis petikemas serta alat angkut, alat angkut dan lokasi penumpukan petikemas pada tally sheet; c) Memberikan intruksi kepada pengemudi trailer untuk keluar dari area CDC melalui Gate-Out. 5) Setelah petikemas berada di CY blok

144 -144- strinpping, maka Perusahaan pelayaran / Agen Pelayaran atau EMKL dapat mulai melakukan kegiatan stripping petikemas; 6) Setelah kegiatan stripping petikemas selesai dilakukan, Tally lapangan melakukan pencatatan status petikemas dari full menjadi empty selanjutnya petikemas kosong harus segera di relokasi keluar dari area CDC. 3. Kegiatan Stuffing di Area CCC a) Permohonan Stuffing 1) Perusahaan Pelayaran / Agen / EMKL mengajukan permohonan receiving CCC ke Petugas Loket Pelayanan CDC- CCC di PPSA dengan mengisi formulir Permohonan: a) Receiving CCC untuk gerakan petikemas dari luar masuk ke area CCC; b) Relokasi CDC CCC untuk gerakan petikemas dari area CDC ke area CCC. Dengan melampirkan dokumen Surat Pemberitahuan Pemasukan Barang (SPEB) dari Bea dan Cukai khusus untuk petikemas ekspor; 2) Petugas Loket Pelayanan CDC-CCC di PPSA menerima dan meniliti Permohonan Receiving / Delivery CDC- CCC / Relokasi CDC-CCC beserta kelengkapan dokumen pendukung, dengan ketentuan: a) Apabila dokumen dinyatakan tidak lengkap, maka dikembalikan ke Perusahaan Pelayaran / Agen / EMKL untuk dilengkapi / diperbaiki; b) Apabila dokumen dinyatakan lengkap, maka petugas loket melakukan entri data ke sistem aplikasi;

145 -145- c) Perusahaan Pelayaran / Agen / EMKL melakukan pembayaran sesuai dengan perhitungan biaya Receiving / Delivery CDC-CCC melalui Bank maupun langsung melakukan pembayaran secara tunai ke kasir untuk mendapatkan bukti pelunasan; d) Perusahaan Pelayaran / Agen / EMKL menyerahkan bukti pelunasan kepada Petugas Loket PPSA, selanjutnya menerbitkan Job Order Receiving / Delivery CDC- CCC. 3) Petugas Loket menyerahkan Job Order Receiving / Delivery CDC-CCC / Job Order Relokasi CDC-CCC kepada Perusahaan Pelayaran / Agen / EMKL, kepada Pengemudi Trailer. b) Operasional Stuffing 1) Receiving CCC a) Berdasarkan Job Order Receiving CCC, Pengemudi Trailer membawa petikemas masuk ke area CCC melalui Gate-In dan menunjukkan Job Order Receiving CCC kepada Petugas Gate-In b) Berdasarkan Job Order Receiving CCC tersebut, maka Petugas Gate-In meneliti kesesuaian antara Job Order Receiving CCC dengan fisik petikemas, yaitu: 1) Kebenaran prefix dan nomor petikemas; 2) Ukuran petikemas dan tipe petikemas. Dengan ketentuan: 1) Apabila terdapat ketidaksesuaian, maka Job Order Receiving CCC dikembalikan ke Pengemudi Trailer dan petikemas ditolak

146 -146- masuk area CCC; 2) Apabila sesuai, maka Petugas Gate-In melakukan entry data ke dalam sistem, dan menyerahkan Job Order Receiving CCC kepada Pengemudi Trailer serta memberikan instruksi kepada Pengemudi Trailer untuk menuju blok yang telah ditentukan. c) Selanjutnya Pengemudi Trailer menuju blok yang sudah ditentukan, menyerahkan Job Order Receiving CCC kepada Tally Lapangan. d) Berdasarkan Job Order Receiving CCC, maka Tally Lapangan: (1) Memberikan instruksi kepada operator alat angkat untuk mengangkat petikemas dari trailer dan menempatkan di CY blok stuffing; (2) Mencatat nomor, ukuran dan jenis petikemas serta alat angkut, alat angkat dan lokasi penumpukan petikemas pada tally sheet; (3) Memberikan instruksi kepada Pengemudi Trailer untuk keluar dari area CCC melalui Gate-Out. e) Setelah petikemas berada di CY blok stuffing, maka Perusahaan Pelayaran / Agen / EMKL dapat mulai melakukan kegiatan stuffing petikemas. f) Setelah kegiatan stuffing petikemas selesai dilakukan, maka petikemas isi harus segera direlokasi keluar dari area CCC. 2) Relokasi dari CDC ke CCC a) Berdasarkan Job Order Relokasi CDC CCC, Pengemudi Trailer membawa trailer kosong masuk ke

147 -147- area CDC melalui Gate-In dan menunjukkan Job Order Relokasi CDC CCC kepada Petugas Gate-In; b) Petugas Gate-In meneiliti Job Order Relokasi CDC CCC dan memberikan instruksi kepada Pengemudi Trailer untuk menuju blok lokasi petikemas yang akan di relokasi; c) Selanjutnya Pengemudi Trailer menuju blok lokasi petikemas yang akan di relokasi, dan ketika sampai di blok tersebut Pengemudi Trailer menyerahkan Job Order Relokasi CDC CCC kepada Tally Lapangan; d) Berdasarkan Job Order Relokasi CDC / CCC, maka Tally Lapangan: (1) Memberikan instruksi kepada operator alat angkat untuk mengangkat petikemas yang sesuai dengan Job Order Relokasi CDC CCC yang ada di CY blok stripping dan menempatkannya di trailer; (2) Mencatat nomor, ukuran dan jenis petikemas serta alat angkut, alat angkat dan lokasi penumpukan petikemas pada tally sheet; (3) Memberikan instruksi kepada Pengemudi Trailer untuk keluar dari area CDC melalui Gate-Out dan menuju area CCC. e) Kemudian Pengemudi Trailer membawa petikemas ke area CCC dan masuk area CCC melalui Gate-In dengan menunjukkan Job Order Relokasi CDC CCC kepada Petugas Gate-In; f) Berdasarkan Job Order Relokasi CDC CCC tersebut, maka Petugas Gate-In meneliti kesesuaian antara

148 -148- Job Order Relokasi CDC CCC dengan fisik petikemas, yaitu: (1) Kebenaran prefix dan nomor petikemas; (2) Ukuran petikemas dan tipe petikemas. Dengan ketentuan: (1) Apabila terdapat ketidaksesuaian, maka Job Order Relokasi CDC CCC dikembalikan ke Pengemudi Trailer dan petikemas ditolak masuk area CCC; (2) Apabila sesuai, maka Petugas Gate- In melakukan entry data ke dalam sistem, dan menyerahkan Job Order Relokasi CDC CCC kepada Pengemudi Trailer serta memberikan instruksi kepada Pengemudi Trailer untuk menuju blok yang telah ditentukan. g) Selanjutnya Pengemudi Trailer menuju blok yang sudah ditentukan, dan ketika sampai di blok yang sudah ditentukan Pengemudi Trailer menyerahkan Job Order Relokasi CDC CCC kepada Tally Lapangan; h) Berdasarkan Job Order Relokasi CDC CCC, maka Tally Lapangan: (1) Memberikan instruksi kepada operator alat angkat untuk mengangkat petikemas dari trailer dan menempatkan di CY blok stuffing ; (2) Mencatat nomor, ukuran dan jenis petikemas serta alat angkut, alat angkat dan lokasi penumpukan petikemas pada tally sheet; (3) Memberikan instruksi kepada Pengemudi Trailer untuk keluar dari area CCC melalui Gate-Out.

149 -149- i) Setelah petikemas berada di CY blok stuffing, maka Perusahaan Pelayaran / Agen Pelayaran atau EMKL / Perusahaan Freight Forwarding dapat mulai melakukan kegiatan stuffing petikemas; j) Setelah kegiatan stuffing petikemas selesai dilakukan, Tally CCC melakukan pencatatan status petikemas dari empty menjadi full selanjutnya petikemas isi harus segera di relokasi keluar dari area CCC. 4. Kegiatan Penumpukan Petikemas Kosong a. Permohonan Penumpukan Petikemas Kosong (Empty) 1) Perusahaan Pelayaran / Agen / EMKL mengajukan permohonan receiving / delivery depo empty ke Petugas Loket Pelayanan CDC-CCC di PPSA dengan mengisi formulir Permohonan: a) Receiving untuk gerakan petikemas dari luar masuk ke area depo empty; b) Delivery untuk gerakan petikemas keluar dari area depo empty. 2) Petugas Loket Pelayanan CDC-CCC di PPSA menerima dan meniliti Permohonan Receiving / Delivery depo empty beserta kelengkapan dokumen pendukung, dengan ketentuan: a) Apabila dokumen dinyatakan tidak lengkap, maka dikembalikan ke Perusahaan Pelayaran / Agen / EMKL untuk dilengkapi / diperbaiki. b) Apabila dokumen dinyatakan lengkap, maka petugas loket melakukan entri data ke sistem aplikasi; c) Perusahaan Pelayaran / Agen / EMKL melakukan pembayaran

150 -150- sesuai dengan perhitungan biaya Receiving / Delivery depo empty melalui Bank maupun langsung melakukan pembayaran secara tunai ke kasir untuk mendapatkan bukti pelunasan; d) Perusahaan Pelayaran / Agen / EMKL menyerahkan bukti pelunasan kepada Petugas Loket PPSA, selanjutnya menerbitkan Job Order Receiving / Delivery depo empty. 3) Petugas Loket menyerahkan Job Order Receiving / Delivery depo empty kepada Perusahaan Pelayaran / Agen / EMKL, dan diteruskan kepada Pengemudi Trailer. b. Pelayanan Penumpukan Petikemas Kosong (Empty) 1) Receiving a. Berdasarkan Job Order Receiving Depo Empty, Pengemudi Trailer membawa petikemas masuk ke area Depo Petikemas selanjutnya diserahkan kepada Petugas Gate-In; b. Petugas Gate-In meneliti kesesuaian antara Job Order Receiving / Delivery Depo Empty dengan fisik petikemas, yaitu: (1) Kebenaran prefix dan nomor petikemas; (2) Ukuran petikemas dan tipe petikemas. Dengan ketentuan: (1) Apabila terdapat ketidaksesuaian, maka Job Order Receiving Depo Empty dikembalikan ke Pengemudi Trailer dan petikemas ditolak masuk area Depo Empty; (2) Apabila sesuai, maka Petugas Gate-In melakukan entri data ke dalam sistem, dan menyerahkan

151 -151- Job Order Receiving Depo Empty kepada Pengemudi Trailer serta memerintahkan Pengemudi Trailer menuju blok yang telah ditentukan. c. Selanjutnya Pengemudi Trailer menuju blok yang sudah ditentukan dan menyerahkan Job Order Receiving Depo Empty kepada Tally Lapangan. d. Berdasarkan Job Order Receiving Depo Empty, maka Tally Lapangan: (1) Memberikan instruksi kepada operator alat angkat untuk mengangkat petikemas dari trailer dan menempatkan di CY; (2) Mencatat nomor, ukuran dan jenis petikemas serta alat angkut, alat angkat dan lokasi penumpukan petikemas pada tally sheet; (3) Memberikan instruksi kepada Pengemudi Trailer untuk keluar dari area Depo Empty melalui Gate-Out. 2) Delivery a) Berdasarkan Job Order Defivety Depo Empty, Pengemudi Trailer membawa trailer kosong masuk ke area Depo Empty melalui Gate-In dan menunjukkan Job Order Delivery Depo Empty kepada Petugas Gate-In; b) Petugas Gate-In meneliti Job Order Delivery Depo Empty dan memberikan instruksi kepada Pengemudi Trailer menuju depo empty sesuai dengan blok yang ditentukan; c) Selanjutnya Pengemudi Trailer menuju blok yang ditentukan,

152 -152- Pengemudi Trailer menyerahkan Job Order Delivery Depo Empty kepada Tally Lapangan; d) Berdasarkan Job Order Delivery Depo Empty, maka Tally Lapangan: (1) Memberikan instruksi kepada operator alat angkat untuk mengangkat petikemas yang sesuai dengan Job Order Delivery Depo Empty yang ada di CY depo empty dan meletakkan petikemas di atas trailer; (2) Mencatat nomor, ukuran dan jenis petikemas serta kode alat angkut, kode alat angkat dan lokasi penumpukan petikemas pada tally sheet; (3) Memberikan instruksi kepada Pengemudi Trailer untuk keluar dari area depo empty menuju Gate-Out. e) Kemudian Pengemudi Trailer membawa petikemas keluar dengan menyerahkan Job Order Delivery Depo Empty kepada Petugas Gate- Out f) Petugas Gate-Out meneliti kesesuaian antara Job Order Delivery Depo Empty dengan fisik petikemas, yaitu: (1) Kebenaran prefix dan nomor petikemas; (2) Ukuran petikemas dan tipe petikemas. Dengan ketentuan: (1) Apabila terdapat ketidaksesuaian, maka Job Order Delivery Depo Empty dikembalikan ke Pengemudi Trailer dan ditolak keluar dari area depo empty; (2) Apabila sesuai, maka Petugas Gate- Out melakukan entri data ke dalam sistem, dan menyerahkan Job Order

153 Waktu Pelayanan (jangka waktu yang diperlukan dalam memberikan pelayanan 5 Biaya dan Tarif (biaya yang harus dikeluarkan) Delivery Depo Empty kepada Pengemudi trailer. 5. Monitoring Kegiatan Stripping dan Stuffing a. Petugas Operasi Divisi Terminal Multipurpose dan Petugas Tally melakukan monitoring atas kegiatan stripping dan stuffing ; b. Petugas Tally mencatat petikemas yang sudah selesai berkegiatan stripping / stuffing; c. Petugas Tally melakukan update status petikemas ke dalam sistem dan melaporkan kepada Divisi Terminal Multipurpose serta Perusahaan Pelayaran / Agen / EMKL untuk setiap petikemas yang sudah selesai berkegiatan stripping / stuffing untuk segera dilakukan relokasi. 6. Laporan dan Bukti Pelayanan a. Laporan Kegiatan Lapangan CDC dan CCC 1. Petugas administrasi operasi lapangan Divisi Terminal Multipurpose menerima laporan produksi penumpukan dari petugas tally sebagai daftar rincian produksi penumpukan petikemas per hari; 2. Petugas administrasi operasi lapangan Divisi Terminal Multipurpose menerbitkan laporan produksi lapangan perhari/tanggal melalui sistem aplikasi komputer. (Lampiran 3) Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : - Receiving : maks 60 menit; - Delivery maks 90 menit Sesuai dengan kegiatan yang berlangsung NO I 1 URAIAN JASA PENUMPUKAN TARIF 5.0% 2.5% 20" 40" SATUAN Petikemas Isi 15,750 31,500 Per Box/hari

154 II 1 Petikemas Kosong 6,188 12,375 Per Box/hari Petikemas OH /OW / OL 27,563 55,125 Per Box/hari Petikemas Reefer 27,563 55,125 Per Box/hari Petikemas IMDG Code 23,625 47,250 Per Box/hari Uncontainerized Cargo 27,563 55,125 Per Box/hari Chassis Kosong 11,813 23,625 Per Box/hari Chassis Bermuatan 11,813 23,625 Per Box/hari GERAKAN PETIKEMAS Lift On atau Lift Off a. Petikemas Isi 101, ,719 Per Box 2 b. Petikemas Kosong 71, ,903 Per Box Trucking a. Petikemas Isi 94, ,750 Per Box 6 Produk Layanan (output layanan mis : sertifikal dll) b. Petikemas Kosong 66,150 99,225 Per Box V LAINNYA 1 Share Stripping/Stuffing 19,688 31,500 Per Box - Stripping - Stuffing - Lift On/Off - Penumpukan - Haulage 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar-Pras Kapasitas Container Crane 6 unit 40 ton RTG 12 unit 40 ton Side Loader 2 unit 10 ton Reach Stacker 6 unit 45 ton Forklift 5 unit 7 ton Head Truck 21 unit 45 ton Refer Plug 72 unit Container Yard ± 11 ha teus/tahun Area CDC/CCC ± 5,9 ha teus/tahun Tambatan Dermaga 601 m 4 berth CCTV 24 unit Mobil Hantaran 1 unit

155 Kompetensi Pelaksana Jenis Pelayanan Pendidikan Formal Kompetensi Pelayanan Jasa Operasi bongkar muat kapal Petikemas Stevedoring, Delivery,dan Receiving Mobil Hantaran Operasional TPKB SMA S1 SMA/ SMK D3 SMA D3 Operator Cotainer Crane (CC) Bersertefikasi Operator RTG Bersertefikasi Operator Reach Stacker Bersertefikasi Operator Forklift Stacker Bersertefikasi Driver Hantaran Bersertefikasi SIM 9 Pengasawan Internal Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik Prosedur Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 10 Penanganan Pengaduan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang

156 -156- memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya.

157 Jumlah Pelaksana Jenis Pelayanan Pelayanan Jasa Operasi bongkar muat kapal Petikemas Stevedoring, Delivery,dan Receiving Kompetensi Operator Cotainer Crane (CC) Bersertefikasi Operator RTG Bersertefikasi Operator Reach Stacker Bersertefikasi Operator Forklift Stacker Bersertefikasi Driver Hantaran Bersertefikasi SIM Mobil Hantaran Operasional TPKB 12 Jaminan Pelayanan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Jumlah SDM 36 Orang 46 Orang 21 Orang 15 Orang 4 Orang 13 Jaminan Keamanan dan SMK3 Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Pelaksana Kementerian Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial. R. Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang Secara Lossing Tabe 4.18 : Permohonan Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang Secara Lossing 1 Dasar Hukum - Perdir Nomor PER 26/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Barang Non Petikemas; - Perdir Nomor PER 68/PJ.05/P.III-2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 26/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Barang Non Petikemas; 2 Persyaratan - Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (persyaratan untuk mendapat (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor layanan) PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang,

158 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan; - Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.06/OS.0102/BJM-2015 tentang Sisten dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Jasa Barang Operasional Lainnya dan Administrasi Operasional Terminal Martapura Baru dan Terminal Basirih PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin. 1. Penunjukan Pelaksanaan Kegiatan Bongkar Muat Barang a. Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Divisi Terminal Konvensional menerima penunjukan pelayanan jasa bongkar muat barang dari pemilik barang atau wakil/ kuasa pemilik barang untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat dengan dilampiri : 1) Bill of loading 2) Cargo manifest b. Berdasarkan Surat Penunjukan dari pemilik barang atau wakul/ kuasa pemilik barang, Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Divisi Terminal Konvensional bersama pemilik barang atau wakil/ kuasa pemilik barang menyusun kesepakatan kerjasama bongkar muat antara lain : 1) Biaya tarif jasa bongkar muat 2) Hak dan kewajiban masing-masing pihak 3) Hal-hak lain yang dipandang perlu berkenaan dengan teknis pelaksanaan kegiatan bongkar muat diatur dalam berita acara kesepakatan tersendiri. 2. Perencanaan Kegiatan Bongkar Muat a. Pemilik barang atau wakil/ kuasa pemilik barang menyampaikan informasi rencana kegiatan bongkar muat kepada Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Divisi Terminal Konvensional

159 -159- yang berisi antara lain: 1) Rencana waktu kegiatan bongkar muat; 2) Daftar jumlah rincian barang dan spesifikasinya; 3) Gambaran penataan muatan di kapal (stowage profile); 4) Permintaan pemilik barang atau wakil/ kuasa pemilik barang terhadap teknis penanganan bongkar muat secara khusus untuk jenis barang tertentu sesuai karakteristik barangnya; 5) Dokumen pendukung lainnya seperti ijin barang berbahaya dari syahbandar, Pemberitahuan Info Barang (PIB)/ Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) terkait kegiatan bongkar muat ekspor dan impor. b. Berdasarkan penunjukan pelayanan jasa bongkar muat barang dari pemilik barang atau wakil/ kuasa pemilik barang, Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Divisi Terminal Konvensional membuat pemberitahuan kegiatan bongkar muat barang kepada KSOP; c. Divisi Terminal Konvensional menyusun antara lain: 1) Rencana kegiatan operasional termasuk perhitungan target waktu bongkar muat; 2) Kebutuhan sumber daya operasional antara lain: a) Jumlah Tenaga Kerja Operasional; b) Jumlah TKBM; c) Penyiapan fasilitas 9alokasi gudang dan lapangan penumpukan); d) Kebutuhan peralatan bongkar muat. 3) Kebutuhan biaya operasional bongkar muat; d. Bersama-sama perusahaan pelayaran/ agen pelayaran Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Divisi Terminal Konvensional mengikuti rapat penentuan alokasi penambatan kapal (PPSA) guna memperoleh kepastian lokasi dan waktu tambat kapal. 3. Pelaksanaan Kegiatan Bongkar Muat Barang Secara Lossing a. Petugas operasi Terminal Divisi Terminal Konvensional melakukan : 1) Memonitor proses pelaksanaan penyandaran kapal sesuai dengan alokasi penambatan kapal; 2) Memastikan kesiapan peralatan dan tenaga kerja

160 -160- bongkar muat; 3) Melaksanakan kegiatan pembongkaran (discharging) dan/ atau pemuatan (loading) barang sesuai perencanaan operasi bongkar muat; 4) Berkoordinasi dengan init terkait (EMKL, Perusahaan Pelayaran) dan pemilik barang atau wakil/ kuasa pemilik barang untuk memastikan kelancaran operasi bongkar muat; 5) Membuat laporan hasil kegiatan bongkar muat (tally sheet, time sheet, gaily report) untuk didistribusikan kepada Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Konvensional. b. Setelah kegiatan pelayanan jasa bongkar muat selesai, selanjutnya Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Divisi Konvensional melakukan verifikasi dan selanjutnya dientry ke dalam system aplikasi. (Lampiran 4) 4 Waktu Pelayanan Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : - GC : 30 T/G/J - BC : 35 T/G/J - CC : 100 T/J - CK : 100 T/J Sesuai dengan kegiatan yang berlangsung 5 Biaya dan Tarif Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.49/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa barang di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin 6 Produk Layanan - Stevedoring - Cargodoring - Receiving/ Delivery - Monitoring 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas Nama Fasilitas Sarana Prasarana Layanan Terminal Konvensional Gudang Lapangan Penumpukan Mobile Crane Forklift Tambatan Dermaga GC Jumlah Sar- Pras 6 unit ± m2 2 Unit 1 Unit m

161 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal 10 Penanganan Pengaduan Tambatan Dermaga Curah Cair Mobil Hantaran Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik SMA S1 Prosedur Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 3 berth 1 Unit Kompetensi Perencanaan, Penumpukan Lapangan, Pengendalian, dan Pelayanan Bongkat muat 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat

162 Jumlah Pelaksana jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang Kompetensi Perencanaan, Penumpukan Lapangan, Pengendalian, dan Pelayanan Bongkat muat Jumlah SDM 5 Orang 12 Jaminan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Pelayanan 13 Jaminan SMK3 Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Pelaksana Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial.

163 -163- S. Pelayanan Jasa Bongkar Muat Muat Barang Secara Non Truck Lossing Tabe 4.19 : Permohonan Pelayanan Jasa Bongkar Muat Muat Barang Secara Non Truck Lossing 1 Dasar Hukum - Perdir Nomor PER 26/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Barang Non Petikemas; - Perdir Nomor PER 68/PJ.05/P.III-2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 26/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Barang Non Petikemas; 2 Persyaratan - Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (persyaratan (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor untuk mendapat layanan) PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan 3 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan; - Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.06/OS.0102/BJM-2015 tentang Sisten dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Jasa Barang Operasional Lainnya dan Administrasi Operasional Terminal Martapura Baru dan Terminal Basirih PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin. 1. Penunjukan Pelaksanaan Kegiatan Bongkar Muat Barang a. Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Divisi Terminal Konvensional menerima penunjukan pelayanan jasa bongkar muat barang dari pemilik barang atau wakil/ kuasa pemilik barang untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat dengan dilampiri : 1) Bill of loading

164 -164-2) Cargo manifest b. Berdasarkan Surat Penunjukan dari pemilik barang atau wakul/ kuasa pemilik barang, Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Divisi Terminal Konvensional bersama pemilik barang atau wakil/ kuasa pemilik barang menyusun kesepakatan kerjasama bongkar muat antara lain : 1) Biaya tarif jasa bongkar muat 2) Hak dan kewajiban masing-masing pihak 3) Hal-hak lain yang dipandang perlu berkenaan dengan teknis pelaksanaan kegiatan bongkar muat diatur dalam berita acara kesepakatan tersendiri. 2. Perencanaan Kegiatan Bongkar Muat a. Pemilik barang atau wakil/ kuasa pemilik barang menyampaikan informasi rencana kegiatan bongkar muat kepada Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Divisi Terminal Konvensional yang berisi antara lain: 1) Rencana waktu kegiatan bongkar muat; 2) Daftar jumlah rincian barang dan spesifikasinya; 3) Gambaran penataan muatan di kapal (stowage profile); 4) Permintaan pemilik barang atau wakil/ kuasa pemilik barang terhadap teknis penanganan bongkar muat secara khusus untuk jenis barang tertentu sesuai karakteristik barangnya; 5) Dokumen pendukung lainnya seperti ijin barang berbahaya dari syahbandar, Pemberitahuan Info Barang (PIB)/ Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) terkait kegiatan bongkar muat ekspor dan impor. b. Berdasarkan penunjukan pelayanan jasa bongkar muat barang dari pemilik barang atau wakil/ kuasa pemilik barang, Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Divisi Terminal Konvensional membuat pemberitahuan kegiatan bongkar muat barang kepada KSOP; c. Divisi Terminal Konvensional menyusun antara lain: 1) Rencana kegiatan operasional termasuk perhitungan target waktu bongkar muat; 2) Kebutuhan sumber daya operasional antara lain:

165 -165- a) Jumlah Tenaga Kerja Operasional; b) Jumlah TKBM; c) Penyiapan fasilitas 9alokasi gudang dan lapangan penumpukan); d) Kebutuhan peralatan bongkar muat. 3) Kebutuhan biaya operasional bongkar muat; d. Bersama-sama perusahaan pelayaran/ agen pelayaran Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Divisi Terminal Konvensional mengikuti rapat penentuan alokasi penambatan kapal (PPSA) guna memperoleh kepastian lokasi dan waktu tambat kapal. 3. Pelaksanaan Kegiatan Bongkar Muat Barang Secara Lossing a. Petugas operasi Terminal Divisi Terminal Konvensional melakukan : 1) Memonitor proses pelaksanaan penyandaran kapal sesuai dengan alokasi penambatan kapal; 2) Memastikan kesiapan peralatan dan tenaga kerja bongkar muat; 3) Melaksanakan kegiatan pembongkaran (discharging) dan/ atau pemuatan (loading) barang sesuai perencanaan operasi bongkar muat; 4) Berkoordinasi dengan init terkait (EMKL, Perusahaan Pelayaran) dan pemilik barang atau wakil/ kuasa pemilik barang untuk memastikan kelancaran operasi bongkar muat; 5) Membuat laporan hasil kegiatan bongkar muat (tally sheet, time sheet, gaily report) untuk didistribusikan kepada Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Konvensional. b. Setelah kegiatan pelayanan jasa bongkar muat selesai, selanjutnya Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Divisi Konvensional melakukan verifikasi dan selanjutnya dientry ke dalam system aplikasi. (Lampiran 4) 4 Waktu Pelayanan Waktu Pelayanan Maksimal sesuai Standar DJPL Tahun 2016 : - GC : 30 T/G/J - BC : 35 T/G/J - CC : 100 T/J - CK : 100 T/J

166 -166- Sesuai dengan kegiatan yang berlangsung 5 Biaya dan Tarif Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.49/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa barang di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin 6 Produk Layanan - Stevedoring - Cargodoring - Receiving/ Delivery - Monitoring 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal 10 Penanganan Pengaduan Nama Fasilitas Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar- Pras Terminal Gudang 6 unit Konvensional Lapangan Penumpukan ± m2 Mobile Crane 2 Unit Forklift 1 Unit Tambatan Dermaga GC m Tambatan Dermaga Curah Cair 3 berth Mobil Hantaran 1 Unit Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Kompetensi Jum Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik SMA S1 Prosedur Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan Perencanaan, Penumpukan Lapangan, Pengendalian, dan Pelayanan Bongkat muat 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang 5 Oran

167 -167- dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan

168 Jumlah Pelaksana 12 Jaminan Pelayanan 13 Jaminan Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Pelaksana Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang Kompetensi Perencanaan, Penumpukan Lapangan, Pengendalian, dan Pelayanan Bongkat muat ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 SMK3 Jumlah SDM 5 Orang Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial. T. Pelayanan Jasa Penumpukan Barang Tabe 4.20 : Permohonan Pelayanan Jasa Penumpukan Barang 1 Dasar Hukum - Perdir Nomor PER 26/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Barang Non Petikemas; - Perdir Nomor PER 68/PJ.05/P.III-2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direksi Nomor PER 26/PJ.05/P.III-2016 tentang Pelayanan Jasa Barang Non Petikemas; 2 Persyaratan - Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (persyaratan untuk mendapat (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor layanan) PER.01/ /BJM-2014 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang, Pelayanan Jasa Konsolidasi Petikemas, Pelayanan Jasa Petikemas, Pelayanan Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin dan Kawasan;

169 Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) - Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor PER.06/OS.0102/BJM-2015 tentang Sisten dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Jasa Barang Operasional Lainnya dan Administrasi Operasional Terminal Martapura Baru dan Terminal Basirih PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin. 1. Perencanaan Kegiatan Bongkar Muat a. Pemilik barang atau wakil/ kuasa pemilik barang menyampaikan informasi rencana kegiatan bongkar muat kepada Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Divisi Terminal Konvensional yang berisi antara lain: 1) Rencana waktu kegiatan bongkar muat; 2) Daftar jumlah rincian barang dan spesifikasinya; 3) Gambaran penataan muatan di kapal (stowage profile); 4) Permintaan pemilik barang atau wakil/ kuasa pemilik barang terhadap teknis penanganan bongkar muat secara khusus untuk jenis barang tertentu sesuai karakteristik barangnya; 5) Dokumen pendukung lainnya seperti ijin barang berbahaya dari syahbandar, Pemberitahuan Info Barang (PIB)/ Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) terkait kegiatan bongkar muat ekspor dan impor. b. Berdasarkan penunjukan pelayanan jasa bongkar muat barang dari pemilik barang atau wakil/ kuasa pemilik barang, Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Divisi Terminal Konvensional membuat pemberitahuan kegiatan bongkar muat barang kepada KSOP; c. Divisi Terminal Konvensional menyusun antara lain: 1) Rencana kegiatan operasional termasuk perhitungan target waktu bongkar muat; 2) Kebutuhan sumber daya operasional antara lain: a) Jumlah Tenaga Kerja Operasional; b) Jumlah TKBM; c) Penyiapan fasilitas 9alokasi gudang dan lapangan penumpukan); d) Kebutuhan peralatan bongkar muat.

170 -170-3) Kebutuhan biaya operasional bongkar muat; 2. Bersama-sama perusahaan pelayaran/ agen pelayaran Petugas Perencanaan dan Administrasi Terminal Divisi Terminal Konvensional mengikuti rapat penentuan alokasi penambatan kapal (PPSA) guna memperoleh kepastian lokasi dan waktu tambat kapal. 3. Pelayanan Jasa Penumpukan a. Berdasarkan penetapan pelayanan barang, Petugas Operasi Terminal Divisi Terminal Konvensional melakukan pengawasan dan pengendalian operasi penumpukan barang; b. Petugas Operasi Terminal Divisi Konvensional berkoordinasi dengan PBM terkait untuk pelaksanaan bongkar muat barang dari atau ke gudang/ lapangan penumpukan, selanjutnya melaksanakan pengawasan dan pencatatan kegiatan penumpukan; c. Petugas Operasi Terminal Divisi Konvensional membuat Bukti Pemakaian Ruang Penumpukan paling lambat 1 hari setelah kegiatan bongkar muat selesai berdasarkan berita acara kebenaran volume barang serta berdasarkan dokumen pencatatan pengeluaran/ penerimaan barang secara harian (surat jalan) dan selanjutnya diserahkan ke Petugas Perencanaan dan Administrasi Divisi Terminal Konvensional; d. Petugas Perencanaan dan Administrasi Divisi Konvensional melakukan pengentrian Bukti Pemakaian ruang Penumpukan ke dalam aplikasi dan mencetak pra nota; e. Petugas Perencanaan dan Administrasi Divisi Konvensional melakukan approval pra nota jasa barang yang sudah ditandatangani Asman Perencanaan dan Administrasi Divisi Konvensional, selanjutnya mendistribusikan berserta dokumen pendukung ke Divisi Keuangan. (Lampiran 4) 4 Waktu Pelayanan Sesuai dengan kegiatan yang berlangsung 5 Biaya dan Tarif Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor PER.49/PU.03/P.III-2015 tentang Tarif Pelayanan Jasa barang di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III

171 Produk Layanan Penumpukan 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal 10 Penanganan Pengaduan (Persero) Cabang Banjarmasin Nama Fasilitas Sarana Prasarana Layanan Terminal Gudang Konvensional Lapangan Penumpukan Mobile Crane Forklift Tambatan Dermaga GC Tambatan Dermaga Curah Cair Mobil Hantaran Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik SMA S1 Prosedur Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan Jumlah Sar- Pras 6 unit ± m2 2 Unit 1 Unit m 3 berth 1 Unit Kompetensi Perencanaan, Penumpukan Lapangan, Pengendalian, dan Pelayanan Bongkat muat 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan

172 Jumlah Pelaksana 12 Jaminan Pelayanan 13 Jaminan Keamanan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang Kompetensi Perencanaan, Penumpukan Lapangan, Pengendalian, dan Pelayanan Bongkat muat ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 SMK3 dan Jumlah SDM 5 Orang

173 -173- Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Pelaksana Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial; Audit Internal dan Survei Kepuasan Pelanggan. U. Permohonan Pelayanan Jasa Embarkasi Tabe 4.21 : Permohonan Pelayanan Jasa Embarkasi 1 Dasar Hukum 1. Keputusan GM Nomor : PER.06/PJ.04/BJM-2016 tanggal 04 Januari Keputusan Kepala KSOP Kelas I Banjarmasin Nomor : UM.003/24/4/KSOP/BJM15 tanggal 14 Desember 2015 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Debarkasi/Embarkasi Penumpang dan Kendaraan Muatan Kapal Ro-Ro di Pelabuhan Banjarmasin 2 Persyaratan Memiliki tiket keberangkatan kapal laut dan pas masuk (persyaratan terminal penumpang untuk mendapat layanan) 3 Sistem, 1. Petugas terminal penumpang memastikan kesiapan Mekanisme dan penggunaan ruangan embarkasi penumpang untuk Prosedur masing-masing kapal penumpang (SOP berupa 2. Petugas Perusahaan Pelayanan / Agen Pelayaran flowchart) (operator kapal penumpang) melakukan pendataan kedatangan calon penumpang di loket masuk (check-in) untuk pendataan ulang calon penumpang 3. Batas waktu penutupan (closing time) pelayanan check-in oleh operator kapal ditetapkan selambatlambatnya 30 (tiga puluh) menit sebelum kapal berangkat 4. Penumpang diperbolehkan masuk ke ruang tunggu dalam Terminal Penumpang maksimal 1 (satu) jam sebelum embarkasi 5. Petugas Terminal Penumpang dan petugas port security memeriksa tiket masuk (boarding pass) dan memastikan bahwa penumpang tersebut bebas dari bawaan barang berbahaya melalui alat detector dan x-

174 -174- ray serta mengatur kelancaran lalu lintas setiap calon penumpang yang memasuki ruang tunggu penumpang 6. Petugas Terminal Penumpang menginformasikan kepada calon penumpang untuk naik ke kapal yang telah ditunjuk sesuai tiket 7. Petugas Terminal Penumpang dan Perusahaan Pelayaran / Agen Pelayaran menginformasikan kepada calon penumpang tentang kepastian keberangkatan kapal penumpang dan pelayanan terminal penumpang 8. Petugas Terminal Penumpang, petugas operator kapal, penumpang, dan petugas instansi terkait dibantu oleh petugas Port Security mengatur kelancaran dan ketertiban calon penumpang yang akan naik ke kapal (boarding pass) melalui pintu keluar menuju dermaga yang telah ditentukan lokasinya untuk penyandaran kapal dimaksud 9. Petugas Terminal Penumpang wajib membuat laporan tentang hasil pelayanan embarkasi sesuai format 10. Laporan hasil kegiatan wajib diarsip sebagai dokumen / arsip pelayanan yang dapat dijadikan sebagai catatan mutu sesuai retensinya (Lampiran 5) 4 Waktu Pelayanan - Pelayanan Pas Masuk Terminal Penumpang paling lama 2 menit / orang - Pelayanan ruang tunggu penumpang 3 jam sebelum keberangkatan kapal 5 Biaya dan Tarif No URAIAN TARIF (Rp) 1 Penumpang Dalam Negeri Penumpang Luar Negeri Pengantar/Penjemput Produk Layanan Layanan Embarkasi 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar-Pras Kapasitas Ruang Tunggu Penumpang Area Cadangan Ruang Kesehatan 1 Mushola 2 Nursery Room 1 Area Bermain Anak 1 Toilet 2 Toilet Difabel 1 Toilet VIP 1 X-Ray 2 Air Siap Minum 2 Pelayanan Difabel 1 Jalur Khusus (Ibu, Lansia, Anak) 1 Sentra PKL 1 APAR 4 Tempat Charger 2

175 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal 10 Penanganan Pengaduan Tempat Sampah 44 Petunjuk Arah 4 Informasi 6 Kipas Angin 15 Pengeras Suara 5 Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik SMA S1 Prosedur Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan Kompetensi Operasi, Peralatan, Perencanaan, dan Pengendalian 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait

176 Jumlah Pelaksana melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Kompetensi Pelayanan Jasa Operasi, Peralatan, Terminal Penumpang Perencanaan, dan Pengendalian 12 Jaminan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Pelayanan 13 Jaminan SMK3 Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Survei Kepuasan Pelanggan Pelaksana Audit Internal dan Eksternal Jumlah SDM 4 Orang

177 -177- V. Permohonan Pelayanan Jasa Debarkasi Tabe 4.22 : Permohonan Pelayanan Jasa Debarkasi 1 Dasar Hukum 1. Keputusan GM Nomor : PER.06/PJ.04/BJM-2016 tanggal 04 Januari Keputusan Kepala KSOP Kelas I Banjarmasin Nomor : UM.003/24/4/KSOP/BJM15 tanggal 14 Desember 2015 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Debarkasi/Embarkasi Penumpang dan Kendaraan Muatan Kapal Ro-Ro di Pelabuhan Banjarmasin 2 Persyaratan (persyaratan Penumpang Kapal untuk mendapat layanan) 3 Sistem, 1. Petugas Terminal Penumpang memastikan kesiapan Mekanisme dan penggunaan area debarkasi penumpang Prosedur 2. Petugas Terminal Penumpang dan Perusahaan (SOP berupa Pelayaran / Agen Pelayaran menginformasikan kepada flowchart) calon penumpang tentang kepastian kedatangan / sandar kapal penumpang dan pelayanan terminal penumpang 3. Petugas Terminal Penumpang dan petugas Port Security mengatur ketertiban selama penumpang memasuki area debarkasi penumpang 4. Petugas Terminal Penumpang dibantu oleh petugas Port Security mengatur kelancaran dan ketertiban debarkasi penumpang melalui pintu keluar (gate out) ruang kedatangan terminal penumpang 5. Petugas Terminal Penumpang wajib membuat laporan tentang hasil pelayanan debarkasi sesuai format 6. Laporan hasil kegiatan wajib diarsip sebagai dokumen / arsip pelayanan yang dapat dijadikan sebagai catatan mutu sesuai retensinya (Lampiran 5) 4 Waktu Pelayanan - Pelayanan paling lama ± 3 menit / kendaraan setelah ramdoor dibuka 5 Biaya dan Tarif No URAIAN TARIF (Rp) 1 Penumpang Dalam Negeri Penumpang Luar Negeri Pengantar/Penjemput 7.000

178 Produk Layanan Layanan Debarkasi 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar-Pras Kapasitas Ruang Tunggu Penumpang Area Cadangan Ruang Kesehatan 1 Mushola 2 Nursery Room 1 Area Bermain Anak 1 Toilet 2 Toilet Difabel 1 Toilet VIP 1 X-Ray 2 Air Siap Minum 2 Pelayanan Difabel 1 Jalur Khusus (Ibu, Lansia, Anak) 1 Sentra PKL 1 APAR 4 Tempat Charger 2 Tempat Sampah 44 Petunjuk Arah 4 Informasi 6 Kipas Angin 15 Pengeras Suara 5 Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Kompetensi Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal SMA S1 Prosedur Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Operasi, Peralatan, Perencanaan, dan Pengendalian 10 Penanganan Pengaduan Kantor Akuntan Publik Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam

179 Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya.

180 Jumlah Pelaksana 12 Jaminan Pelayanan 13 Jaminan Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Pelaksana Jenis Pelayanan Kompetensi Pelayanan Jasa Operasi, Peralatan, Terminal Penumpang Perencanaan, dan Pengendalian ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 SMK3 Survei Kepuasan Pelanggan Audit Internal dan Eksternal Jumlah SDM 4 Orang W. Permohonan Pelayanan Jasa Roll On Tabe 4.23 : Permohonan Pelayanan Jasa Roll On 1 Dasar Hukum 1. Keputusan GM Nomor : PER.06/PJ.04/BJM-2016 tanggal 04 Januari Keputusan Kepala KSOP Kelas I Banjarmasin Nomor : UM.003/24/4/KSOP/BJM15 tanggal 14 Desember 2015 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Debarkasi/Embarkasi Penumpang dan Kendaraan Muatan Kapal Ro-Ro di Pelabuhan Banjarmasin 2 Persyaratan Memiliki tiket keberangkatan kapal Ro-Ro, pas masuk (persyaratan Terminal Ro-Ro untuk mendapat layanan) 3 Sistem, 1. Petugas Terminal Penumpang memastikan kesiapan Mekanisme dan fasilitas untuk kegiatan Kapal Ro-Ro Prosedur 2. Pintu gate terminal Ro-Ro dibuka 3 (tiga) jam sebelum (SOP berupa kapal sandar flowchart) 3. Semua kendaraan truk/angkutan barang wajib memiliki tiket kapal sesuai jadwal keberangkatan apabila memasuki area Terminal Ro-Ro 4. Petugas Terminal Penumpang, Petugas Agen Pelayaran, Petugas dari KSOP Kelas I Banjarmasin dibantu Petugas Security memeriksa tiket kapal kendaraan truk/angkutan barang yang akan masuk Terminal Ro-

181 -181- Ro di pintu masuk 5. Kendaraan yang akan naik ke kapal dilarang membawa penumpang melebihi ketentuan yang berlaku dari Perusahaan Pelayaran 6. Apabila terjadi kerusakan fasilitas yang diakibatkan kesalahan Perusahaan Pelayaran /Sopir merupakan tanggung jawab Perusahaan Pelayaran atau Pemilik Kendaraan 7. Petugas Perusahaan Pelayaran / Agen Pelayaran (operator kapal Ro-Ro) bersama-sama petugas Terminal Penumpang melakukan pendataan jumlah kendaraan yang akan naik (Roll-On) dari kapal Ro-Ro 8. Petugas Terminal Penumpang dibantu oleh petugas Port Security mengatur kelancaran dan ketertiban naiknya kendaraan melalui jalur masuk khusus kendaraan (Ro-Ro access) dari lapangan penumpukan maupun pintu masuk (gate in) Terminal Penumpang menuju dermaga dan ke atas kapal 9. Petugas Terminal Penumpang wajib membuat laporan tentang hasil pelayanan kendaraan naik (Roll-On) sesuai format 10. Laporan hasil kegiatan kendaraan naik (Roll-On) wajib diarsip sebagai dokumen / arsip pelayanan yang dapat dijadikan sebagai catatan mutu sesuai retensinya (Lampiran 5) 4 Waktu Pelayanan - Pelayanan pemeriksaan pas paling lama ± 3 menit / 5 Biaya dan Tarif kendaraan apabila tidak ada kendala; - Pintu Gate Terminal Ro-Ro dibuka 3 (tiga) jam sebelum kapal sandar 6 Produk Layanan - Layanan Kendaraan naik (Roll On) 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar-Pras Kapasitas Ruang Tunggu Penumpang Area Cadangan Ruang Kesehatan 1 Mushola 2 Nursery Room 1 Area Bermain Anak 1

182 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal 10 Penanganan Pengaduan Toilet 2 Toilet Difabel 1 Toilet VIP 1 X-Ray 2 Air Siap Minum 2 Pelayanan Difabel 1 Jalur Khusus (Ibu, Lansia, Anak) 1 Sentra PKL 1 APAR 4 Tempat Charger 2 Tempat Sampah 44 Petunjuk Arah 4 Informasi 6 Kipas Angin 15 Pengeras Suara 5 Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik Prosedur SMA S1 Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan Kompetensi Operasi, Peralatan, Perencanaan, dan Pengendalian 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak

183 Jumlah Pelaksana 12 Jaminan Pelayanan lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Kompetensi Pelayanan Jasa Terminal Operasi, Peralatan, Penumpang Perencanaan, dan Pengendalian ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Jumlah SDM 4 Orang

184 Jaminan Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Pelaksana SMK3 Survei Kepuasan Pelanggan Audit Internal dan Eksternal X. Permohonan Pelayanan Jasa Roll Off Tabe 4.24 : Permohonan Pelayanan Jasa Roll Off 1 Dasar Hukum 1. Keputusan GM Nomor : PER.06/PJ.04/BJM-2016 tanggal 04 Januari Keputusan Kepala KSOP Kelas I Banjarmasin Nomor : UM.003/24/4/KSOP/BJM15 tanggal 14 Desember 2015 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Debarkasi/Embarkasi Penumpang dan Kendaraan Muatan Kapal Ro-Ro di Pelabuhan Banjarmasin 2 Persyaratan (persyaratan Kendaraan dari Atas Kapal untuk mendapat layanan) 3 Sistem, 1. Petugas Terminal Penumpang memastikan kesiapan Mekanisme dan fasilitas untuk kegiatan Kapal Ro-Ro Prosedur 2. Petugas Perusahaan Pelayaran / Agen Pelayaran (SOP berupa (operator kapal Ro-Ro) bersama-sama petugas Terminal flowchart) Penumpang melakukan pendataan jumlah kendaraan yang akan turun (Roll-Off) dari kapal Ro-Ro 3. Petugas Terminal Penumpang dibantu oleh petugas Port Security mengatur kelancaran dan ketertiban turunnya kendaraan melalui jalur keluar khusus kendaraan (Ro-Ro access) menuju lapangan penumpukan maupun pintu keluar (gate out) Terminal Konvensional 4. Petugas Terminal Penumpang wajib membuat laporan tentang hasil pelayanan kendaraan turun (Roll-Off) sesuai format 5. Laporan hasil kegiatan kendaraan turun (Roll-Off) wajib diarsip sebagai dokumen / arsip pelayanan yang dapat dijadikan sebagai catatan mutu sesuai retensinya

185 -185- (Lampiran 5) 4 Waktu Pelayanan - Pelayanan paling lama ± 3 menit / kendaraan apabila tidak 5 Biaya dan Tarif ada kendala setelah ramdoor dibuka 6 Produk Layanan Layanan Kendaraan Turun (Roll-Off) 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal Sarana Prasarana Layanan Jumlah Sar-Pras Kapasitas Ruang Tunggu Penumpang Area Cadangan Ruang Kesehatan 1 Mushola 2 Nursery Room 1 Area Bermain Anak 1 Toilet 2 Toilet Difabel 1 Toilet VIP 1 X-Ray 2 Air Siap Minum 2 Pelayanan Difabel 1 Jalur Khusus (Ibu, Lansia, Anak) 1 Sentra PKL 1 APAR 4 Tempat Charger 2 Tempat Sampah 44 Petunjuk Arah 4 Informasi 6 Kipas Angin 15 Pengeras Suara 5 Pendidikan Jenis Pelayanan Formal Kompetensi Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal SMA S1 Prosedur Operasi, Peralatan, Perencanaan, dan Pengendalian Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh 10 Penanganan Pengaduan Kantor Akuntan Publik Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS)

186 Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang

187 Jumlah Pelaksana ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Kompetensi Pelayanan Jasa Operasi, Peralatan, Terminal Penumpang Perencanaan, dan Pengendalian 12 Jaminan ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 Pelayanan 13 Jaminan SMK3 Keamanan dan Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Survei Kepuasan Pelanggan Pelaksana Audit Internal dan Eksternal Jumlah SDM 4 Orang Y. Permohonan Pelayanan Jasa Property Tabe 4.25 : Permohonan Pelayanan Jasa Property 1 Dasar Hukum Perdir Nomor PER.42/PJ.06/P.III-2016 tentang Ketentuan dan Tata cara Penyerahan Penggunaan Bagian-Bagian tanah, Perairan dan Ruangan/bangunan Pelabuhan; 2 Persyaratan Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (persyaratan (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor untuk mendapat layanan) PER.01/PJ.05/BJM-2018 tanggal 2 Januari Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa tentang Sistem dan Prosedur Ketentuan dan Tata Cara Penggunaan Bagian Tanah, Perairan dan Bangunan/Ruangan Pelabuhan, Pelayanan Jasa Listrik dan Air Umum di Pelabuhan Banjarmasin. 1. Pemohon mengajukan permohonan secara tertulis sesuai dengan jenis permohonannya yaitu penggunaan baru atau perpanjangan atau permohonan peralihan

188 -188- flowchart) dengan dilengkapi dokumen-dokumen yang disyaratkan yang ditujukan kepada General Manager dan diserahkan kepada Divisi Pelayanan Kapal dan Komersial; 2. Petugas Divisi Pelayanan Kapal dan Komersial melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sejak permohonan diterima; 3. Dokumen permohonan yang telah di verifikasi dan dinyatakan lengkap serta memenuhi syarat, selanjutnya diserahkan kepada Manager Pelayanan kapal dan Komersial atau Asman yang membidangi pengusahaan properti, sedangkan dokumen yang tidak lengkap dan tidak memenuhi syarat akan dikembalikan kepada pemohon; 4. Manajer Pelayanan kapal dan Komersial atas Asman yang membidangi pengusahaan property setelah menerima pelimpahan berkas permohonan dari petugas Divisi Pelayanan Kapal dan Komersial akan menindaklanjuti dengan hal-hal sebagai berikut : a. Melakukan pengecekan dan verifikasi terhadap dokumen permohonan yang telah diterima; b. Melakukan evaluasi terhadap lokasi yang dimohon guna disesuaikan dengan rencana bisnis perusahaan maupun afiliasi perusahaan; c. Melakukan evaluasi terhadap hal-hal lain dan melakukan tinjau/pengukuran lokasi bersama Dinas lainnya jika diperlukan); d. Membuat berita acara kesepakatan dengan pengguna jasa. 5. Setelah dilakukan pengecekan dan evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (4), Manager Pelayanan Kapal dan Komersial atau Asman yang membidangi pengusahaan property selanjutnya mengajukan usulan lebih lanjut kepada General Manager sesuai dengan kewenangannya : a. Apabila hasil pengecekan dan evaluasi tersebut memenuhi persyaratan, maka General Manager sesuai kewenangannya memberikan persetujuan permohonan kepada pengguna jasa selambatlambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak

189 -189- permohonan diterima dari Petugas Divisi Pelayanan Kapal dan Komersial; b. Apabila hasil pengecekan dan evaluasi tersebut tidak memenuhi persyaratan, maka General Manager sesuai kewenangannya memberikan penolakan permohonan kepada pengguna selambatlambatnya dalam waktu 5 (lima) han kerja sejak permohonan diterima dari petugas Divisi Pelayanan Kapal dan Komersial; c. Apabila hasil pengecekan dan evaluasi tersebut bukan merupakan kewenangan Pelabuhan Cabang, maka General Manager akan menindaklanjuti dengan penyampaian rekomendasi persetujuan/penolakan kepada Direksi selambatlambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah permohonan diterima dari petugas Divisi Pelayanan Kapal dan Komersial; d. Apabila hasil penelitian dan penilaian tersebut ayat (5) huruf c memenuhi persyaratan, maka Direksi atau pejabat yang ditunjuk sesuai kewenangannya memberikan persetujuan pennohonan selambatlambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja terhitung mulai diterimanya surat permohonan rekomendasi dari General Manager Pelabuhan Cabang. 6. Apabila hasil penelitian dan penilaian tersebut ayat (5) huruf c tidak memenuhi persyaratan, maka Direksi berhak menolak permohonan selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja terhitung mulai diterimanya surat permohonan rekomendasi dari General Manager Pelabuhan Cabang; 7. Selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal dikeluarkannya surat persetujuan atau penolakan tersebut ayat (5) dan (6), Pelabuhan Cabang harus memberitahukan kepada pemohon penggunaan tanah serta melakukan proses lebih lanjut termasuk pembuatan nota tagihan, dan penandatanganan Perjanjian Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah, Perairan dan Ruangan/Bangunan Pelabuhan; (Lampiran 6)

190 Waktu Pelayanan - Sesuai dengan kegiatan berlangsung 5 Biaya dan Tarif 6 Produk Layanan Pemanfaatan bagian tanah dan ruangan/bangunan 7 Sarana, Prasarana, dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana 9 Pengasawan Internal 10 Penanganan Pengaduan JASA INDUSTRI INSTANSI >100 M2 NO URAIAN PARIWISATA / PERKANTORA LAINNY SOSIAL KEPELAB INDUSTRI KONSOLIDASI PERKAPAL PEMERINTA 100 M2 s/d 200 > 200 M2 MARINA N & BISNIS A UHANAN AN H M2 1 TRISAKTI 56,000 67,000 72,500 56,000-61,500 17,000 18,000 6,000 7,000 8,000 2,500 2 MARTAPURA LAMA 112, , , , ,000 34,000 17,000 7,000 9,000 11,500 4,500 3 BASIRIH 9,000 9,000 9,000 10,000-10,000 7, PULANG PISAU 8,000 8,000 8,000 9,000-9,000 4,500 4,500 2,000 2,500 3,000 1,500 5 KUALA KAPUAS 7,000 7,000 7,000 8,000-8,000 4,500 3,500 2,000 2,500 3,000 1,500 6 BAHAUR 7,000 7,000 7,000 8,000-8,000 4,500 3,500 2,000 2,500 3,000 1,500 pelabuhan Lahan/Ruangan/Bangunan ± 99,7 Ha Jenis Pelayanan Pendidikan Formal Kompetensi Pelayanan Property D3 S1 Perencanaan dan Administrasi Property Status/Bentuk Organisasi Satuan Pengawas Internal Kantor Akuntan Publik USAHA Prosedur Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun sekali secara menyeluruh dalam bidang keuangan NON USAHA LAINNYA 1. Pelanggan mengajukan keluhan melalui media keluhan (Surat Kotak Saran dan Kartu Saran Telepon dan Faximile ,SMS) 2. Tim keluahan pelanggan menerima dan mencatat semua keluhan pelanggan ke dalam logbook 3. Tim keluhan pelanggan melakukan verifikasi keluhan pelanggan 4. Tim keluhan pelanggan memberikan jawaban atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam 5. Tim keluhan pelanggan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam 6. Tim keluhan pelanggan di dalam melakukan investigasi dan analisis keluhan dapat melibatkan General Manager/Deputy General Manager setempat dan melakukan pengkategorian dan langkah tindak

191 Jumlah Pelaksana 12 Jaminan Pelayanan 13 Jaminan Keamanan lanjut sebagai berikut: a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang memerlukan koordinasi Kantor Pusat Peluasan/Instansi terkait: 1) Tim keluhan pelanggan membuat surat pemberitahuan keluhan yang diajukan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani oleh General Manager dan disampaikan ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait. 3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait melakukan investigasi dan membuat surat jawaban atas keluhan pelanggan kemudian disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan. 4) General Manager mendisposisi langkah tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud kemudian disampaikan kepada Tim keluhan pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan kepada pelanggan sesuai media keluhan. b. Penyelesaian keluah pelanggan yang tidak memerlukan koordinasi Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait 1) Tim keluhan pelanggan membuat jawaban keluhan yang ditujukan kepada pelanggan sesuai media keluhan 2) Terhadap surat jawaban keluhan ditandatangani oleh General Manager 7. Tim keluhan pelanggan melakukan monitoring pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan. 8. Tim keluhan pelanggan melakukan rekapitulasi keluhan pelanggan setiap semester kemudian dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau ke alamat pada minggu pertama bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya. Jenis Pelayanan Kompetensi Pelayanan Property Perencanaan dan Administrasi Property ISO 9001 : 2015 dan ISO : 2015 SMK3 dan Jumlah SDM 2 Orang

192 -192- Keselamatan Pelayanan 14 Evaluasi Kinerja Pelaksana Survei Kelupasan Pelanggan dan Hasil Audit Internal dan Eksternal Z. Permohonan Pelayanan Jasa Listrik Tabe 4.26 : Permohonan Pelayanan Jasa Listrik 1 Dasar Hukum Perdir Nomor PER.42/PJ.06/P.III-2016 tentang Ketentuan dan Tata cara Penyerahan Penggunaan Bagian-Bagian tanah, Perairan dan Ruangan/bangunan Pelabuhan; 2 Persyaratan Peraturan General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (persyaratan (Persero) Cabang Banjarmasin Nomor untuk mendapat layanan) PER.01/PJ.05/BJM-2018 tanggal 2 Januari Sistem, Mekanisme dan Prosedur (SOP berupa flowchart) tentang Sistem dan Prosedur Ketentuan dan Tata Cara Penggunaan Bagian Tanah, Perairan dan Bangunan/Ruangan Pelabuhan, Pelayanan Jasa Listrik dan Air Umum di Pelabuhan Banjarmasin. 1. Pemohon mengajukan permohonan instalasi listrik pasang baru, tambah daya, dan pemutusan aliran listrik secara tertulis dengan dilengkapi dokumendokumen yang disyaratkan yang ditujukan kepada General Manager dan diserahkan kepada Divisi Pelayanan Kapal dan Komersial; 2. Petugas Divisi Pelayanan Kapal dan Komersial Dinas Administrasi dan Aneka Usaha melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan 3. Dinas Administrasi dan Aneka Usaha melakukan koordinasi dengan Divisi Teknik terhadap ketersediaan daya dan lokasi pemohon dan melakukan perhitungan biaya; 4. Dokumen permohonan yang telah diverifikasi dan dinyatakan lengkap serta memenuhi syarat, selanjutnya diserahkan kepada Manager Pelayanan kapal dan Komersial atau Asman yang membidangi pengusahaan properti, sedangkan dokumen yang

193 -193- tidak lengkap dan tidak memenuhi syarat akan dikembalikan kepada pemohon; 5. Manajer Pelayanan kapal dan Komersial atas Asman yang membidangi pengusahaan property setelah menerima pelimpahan berkas permohonan dari petugas Divisi Pelayanan Kapal dan Komersial Dinas Administrasi dan Aneka Usaha akan menindaklanjuti dengan melakukan pengecekan dan verifikasi terhadap dokumen permohonan yang telah diterima; 6. Setelah dilakukan pengecekan dan evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (4), Manager Pelayanan Kapal dan Komersial atau Asman yang membidangi pengusahaan property selanjutnya mengajukan usulan lebih lanjut kepada General Manager : a. Apabila hasil pengecekan dan evaluasi tersebut memenuhi persyaratan, maka General Manager memberikan persetujuan permohonan kepada pengguna jasa; b. Apabila hasil pengecekan dan evaluasi tersebut tidak memenuhi persyaratan, maka General Manager memberikan penolakan permohonan kepada pengguna; 7. Selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal dikeluarkannya surat persetujuan atau penolakan tersebut ayat (5) dan (6), Pelabuhan Cabang harus memberitahukan kepada pemohon serta melakukan proses lebih lanjut termasuk pembuatan nota tagihan, dan penandatangan berita acara persetujuan tarif. (Lampiran 6) 4 Waktu Pelayanan Sesuai waktu pelaksanaan 5 Biaya dan Tarif

KEPUTUSAN DIREKSI (Persero) PELABUHAN INDONESIA II NOMOR HK.56/2/25/PI.II-02 TANGGAL 28 JUNI 2002

KEPUTUSAN DIREKSI (Persero) PELABUHAN INDONESIA II NOMOR HK.56/2/25/PI.II-02 TANGGAL 28 JUNI 2002 KEPUTUSAN DIREKSI (Persero) PELABUHAN INDONESIA II NOMOR HK.56/2/25/PI.II-02 TANGGAL 28 JUNI 2002 TENTANG TARIF PELAYANAN JASA PETIKEMAS PADA TERMINAL PETIKEMAS DI LINGKUNGAN PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA

Lebih terperinci

Pesawat Polonia

Pesawat Polonia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara maritim sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa dibantah bahwa pelabuhan menjadi cukup penting dalam membantu peningkatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1955, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Dari Dan Ke Kapal. Bongkar Muat. Penyelenggaraan dan Pengusahaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 152 TAHUN

Lebih terperinci

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN LAMPIRAN 1 i DAFTAR ISI 1. Ruang Lingkup 2. Acuan 3. Istilah dan Definisi 4. Persyaratan 4.1. Kriteria dan Variabel Penilaian Pelabuhan 4.2. Pengelompokan

Lebih terperinci

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In No.1817, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Bongkar Muat. Barang. Kapal. Penyelenggaraan. Pengusahaan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 60 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR : 45 TAHUN : 2001 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN DI KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara No.492,2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Tarif. Jasa Kepelabuhan. Jenis. Struktur. Golongan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 15 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1867, 2016 KEMENHUB. Pelabuhan Laut. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 146 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, telah diatur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Perdagangan Internasional Menurut Setiawan (2011: 2) perdagangan internasional adalah proses tukar menukar barang dan jasa antara dua negara atau lebih yang berbeda

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1523, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Angkutan Laut. Penyelenggaraan. Pengusahaan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 93 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 70 TAHUN 1996 (70/1996) Tanggal : 4 DESEMBER 1996 (JAKARTA) Sumber : LN 1996/107; TLN PRESIDEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN LAMONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN LAMONGAN SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 74 TAHUN 2016 TENT ANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN NOMOR PM 93 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN, : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan telah diatur ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) selanjutnya disingkat Pelindo IV merupakan bagian dari transformasi sebuah perusahaan yang dimiliki pemerintah,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENYERAHAN JASA KEPELABUHANAN TERTENTU KEPADA PERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT YANG MELAKUKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENYERAHAN JASA KEPELABUHANAN TERTENTU KEPADA PERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT YANG MELAKUKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Pelabuhan merupakan tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2007 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2007 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2007 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengatur dan mengurus

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM NOMOR: KP 99 TAHUN 2017 NOMOR: 156/SPJ/KA/l 1/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 70-1996 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 127, 2001 Perhubungan.Pelabuhan.Otonomi Daerah.Pemerintah Daerah.Tarif Pelayanan. (Penjelasan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN UMUM Pelabuhan sebagai salah satu unsur dalam penyelenggaraan pelayaran memiliki peranan yang sangat penting

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L No.394, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Terminal Khusus. Terminal untuk Kepentingan Sendiri. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 20 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH BUPATI BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara kepaulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai 17.508 pulau dan dengan bentangan laut yang sangat panjang yaitu 94.166

Lebih terperinci

3 Jasa Pemanduan a Tarif Tetap 40, per kapal per gerakan b Tarif Variabel per GT kapal per gerakan

3 Jasa Pemanduan a Tarif Tetap 40, per kapal per gerakan b Tarif Variabel per GT kapal per gerakan TARIF JASA KEPELABUHANAN PELABUHAN BATAM BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN KETUA OTORITA BATAM NO. 19 DAN 20 TAHUN 2004 NO JENIS PELAYANAN BIAYA IDR US$ KETERANGAN I PELAYANAN KAPAL 1 Jasa Labuh a Kapal Niaga

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Penyelenggaraan. Pengusahaan. Angkutan Multimoda. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 8 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

~ 1 ~ PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO) CABANG PANJANG NOMOR. TENTANG STANDAR PELAYANAN CURAH KERING DI TERMINAL CURAH KERING PELABUHAN PANJANG

~ 1 ~ PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO) CABANG PANJANG NOMOR. TENTANG STANDAR PELAYANAN CURAH KERING DI TERMINAL CURAH KERING PELABUHAN PANJANG ~ 1 ~ LAMPIRAN I : SURAT KEPUTUSAN GENERAL MANAGER Nomor : Tanggal : PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO) CABANG PANJANG NOMOR. TENTANG STANDAR PELAYANAN CURAH KERING DI TERMINAL CURAH KERING PELABUHAN

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No. 5742 KEUANGAN. PPN. Jasa Kepelabuhanan. Perusahaan Angkutan Laut. Luar Negeri. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 220). PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara No.785, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Harga Jual. Jasa Kepelabuhan. Badan Usaha Pelabuhan. Penetapan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 95 TAHUN 2015

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG KEPELABUHANAN DI KOTA PANGKALPINANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG KEPELABUHANAN DI KOTA PANGKALPINANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 09 TAHUN 2005 TENTANG KEPELABUHANAN DI KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PELABUHAN PENGUMPAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PELABUHAN PENGUMPAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PELABUHAN PENGUMPAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI ALOR, : a. bahwa pelabuhan mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara Indonesia, jasa kepelabuhanan merupakan hal strategis untuk kebutuhan logistik berbagai industri dan perpindahan masyarakat dari satu tempat ke tempat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 276, 2015 KEMENHUB. Penumpang. Angkatan Laut. Pelayanan. Standar. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 37 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelabuhan Pelabuhan (Port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga di mana kapal dapat bertambat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH K E P E L A B U H A N A N KABUPATEN CILACAP NOMOR 26 TAHUN 2003 SERI D NOMOR 21

LEMBARAN DAERAH K E P E L A B U H A N A N KABUPATEN CILACAP NOMOR 26 TAHUN 2003 SERI D NOMOR 21 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 26 TAHUN 2003 SERI D NOMOR 21 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG K E P E L A B U H A N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM 51 TAHUN 2015 TENT ANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM 51 TAHUN 2015 TENT ANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM 51 TAHUN 2015 TENT ANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 9 TAHUN 2004 KEPELABUHANAN DAN IZIN KEPELABUHANAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 9 TAHUN 2004 KEPELABUHANAN DAN IZIN KEPELABUHANAN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG KEPELABUHANAN DAN IZIN KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di

Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di terminal barang potongan, terminal peti kemas, terminal barang

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb

2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.216, 2015 KEMENHUB. Penyelenggara Pelabuhan. Pelabuhan. Komersial. Peningkatan Fungsi. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 23 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Kriteria Pelabuhan yang Dapat Diusahakan Secara Komersial dan Non Komersial a. Kriteria Pelabuhan yang Dapat Diusahakan Secara Komersial 1) Memiliki fasilitas

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal 10A

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 220, 2015 KEUANGAN. PPN. Jasa Kepelabuhanan. Perusahaan Angkutan Laut. Luar Negeri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5742). PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pelabuhan merupakan tempat untuk melaksanakan kegiatan pemindahan barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi laut yang prosesnya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.281, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Tarif Jasa Kepelabuhan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 6 TAHUN 2013 TENTANG JENIS, STRUKTUR,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 9 TAHUN : 2003 SERI : D NOMOR : 7

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 9 TAHUN : 2003 SERI : D NOMOR : 7 KOTA DUMAI LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 9 TAHUN : 2003 SERI : D NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 551 TAHUN : 2001 SERI : A PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK PENGELOLAAN DERMAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TARIF JASA PEMANDUAN DAN PENUNDAAN KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG KEPELABUHANAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG KEPELABUHANAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG KEPELABUHANAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang pelaksanaan

Lebih terperinci

Siti Nurul Intan Sari.D ABSTRACT

Siti Nurul Intan Sari.D ABSTRACT UPAYA MENCIPTAKAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT DALAM USAHA JASA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN MELALUI PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN

Lebih terperinci

~ 1 ~ PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO) CABANG PANJANG NOMOR. TENTANG STANDAR PELAYANAN JASA PETIKEMAS DI TERMINAL PETIKEMAS CABANG PANJANG

~ 1 ~ PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO) CABANG PANJANG NOMOR. TENTANG STANDAR PELAYANAN JASA PETIKEMAS DI TERMINAL PETIKEMAS CABANG PANJANG ~ 1 ~ LAMPIRAN I : SURAT KEPUTUSAN GENERAL MANAGER Nomor : Tanggal : PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO) CABANG PANJANG NOMOR. TENTANG STANDAR PELAYANAN JASA PETIKEMAS DI TERMINAL PETIKEMAS CABANG PANJANG

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN A. Prosedur Pelaksanaan Administrasi Bongkar dan Muat Petikemas dengan Sistem Alih Kapal (Transshipment) PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak di

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KETAPANG dan BUPATI KETAPANG MEMUTUSKAN :

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KETAPANG dan BUPATI KETAPANG MEMUTUSKAN : 1 BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPELABUHANAN, ANGKUTAN SUNGAI, DAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI PERHUBUNGAN. Menimbang :

MENTERI PERHUBUNGAN. Menimbang : KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 1994 TENTANG TARIF JASA KEPELABUHAN UNTUK KAPAL ANGKUTAN LAUT LUAR DI PELABUHAN LAUT YANG DIUSAHAKAN MENTERI PERHUBUNGAN Menimbang : Mengingat : a.

Lebih terperinci

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Buku Laporan ini disusun oleh Konsultan PT. Kreasi Pola Utama untuk pekerjaan Studi Penyusunan Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Laporan ini adalah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia usaha dan masyarakat dalam menjalankan usahanya, karena

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa angkutan di perairan selain mempunyai peranan yang strategis dalam

Lebih terperinci

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112,

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1439, 2015 KEMENHUB. Kepelabuhanan. Konsensi. Bentuk Kerja Sama. Pemerintah. Badan Usaha Pelabuhan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 15 TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN BADAN USAHA PELABUHAN PT. PELABUHAN TANJONG BATU BELITONG INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELABUHAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELABUHAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELABUHAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN A. SEJARAH SINGKAT PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Perturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan akte Notaris Imas Fatimah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa angkutan laut sebagai salah satu sarana

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Membaca : 1. surat

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar.

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR ISTILAH... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.213, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pabean. Kawasan. Penimbunan Sementara. Tempat. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PMK.04/2015 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Paparan Publik Tahunan PT ICTSI JASA PRIMA Tbk Tahun 2013

Paparan Publik Tahunan PT ICTSI JASA PRIMA Tbk Tahun 2013 Paparan Publik Tahunan Tahun 2013 Selasa, 17 Desember 2013 Meeting Room 2 PT ICTSI Jasa Prima Tbk Graha Kirana Lt.7, Suite 701, Jl. Yos Sudarso 88, Jakarta Utara 17/12/2013 1 GAMBARAN UMUM PERSEROAN 17/12/2013

Lebih terperinci

EASE OF DOING BUSINESS Indikator Perdagangan Lintas Negara (Trading Across Border) From serving to driving Indonesia's growth

EASE OF DOING BUSINESS Indikator Perdagangan Lintas Negara (Trading Across Border) From serving to driving Indonesia's growth EASE OF DOING BUSINESS Indikator Perdagangan Lintas Negara (Trading Across Border) From serving to driving Indonesia's growth Latar belakang project Ease of Doing Business (EODB) Ease of Doing Busines

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelabuhan merupakan simpul transportasi laut yang menjadi fasilitas penghubung dengan daerah lain untuk melakukan aktivitas perdagangan. Pelabuhan memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PELABUHAN KAPAL PADA PELABUHAN REGIONAL DI PROPINSI SULAWESI TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor : 17 Tahun 1988 Tanggal: 21 Nopember Presiden Republik Indonesia,

PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor : 17 Tahun 1988 Tanggal: 21 Nopember Presiden Republik Indonesia, PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor : 17 Tahun 1988 Tanggal: 21 Nopember 1988 Menimbang : Presiden Republik Indonesia, a. bahwa angkutan laut sebagai salah satu

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI DWELLING TIME 2016

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI DWELLING TIME 2016 RAHASIA SDT16 - PELABUHAN Triwulan - 2016 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI DWELLING TIME 2016 Tujuan Survei : Memperoleh informasi tentang perkembangan waktu lamanya petikemas / barang berada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebelum laporan Tugas Akhir yang penulis kerjakan, telah banyak penelitian terdahulu yang memiliki pembahasan yang sama mengenai ekspor dan impor, hal ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Objek Penelitian. cabang dari PT. Sarana Bandar Nasional. PT. Sarana Bandar Nasional sendiri

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Objek Penelitian. cabang dari PT. Sarana Bandar Nasional. PT. Sarana Bandar Nasional sendiri BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah PT Sarana Bandar Nasional PT. Sarana Bandar Nasional cabang Tanjung Priok adalah perusahaan cabang dari PT. Sarana Bandar Nasional.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN TARIF PELAYANAN JASA BONGKAR MUAT BARANG DARI DAN KE KAPAL DI PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. 1 1.1 Latar Belakang Penelitian. BAB 1 PENDAHULUAN Pelabuhan merupakan tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal laut serta kendaraan air lainnya, menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A.

LAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A. L1 LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A. Bisnis Proses Kegiatan Pemindahan Lokasi Penumpukan ke Lapangan 215x L2 L3 L4 Bisnis Proses Kegiatan Pemindahan Lokasi Penumpukan (PLP)

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1401, 2016 KEMENHUB. UPP. Kelas III Tanjung Redeb. Standar Pelayanan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 111 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN PELABUHAN DI KOTA TANJUNGPINANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN PELABUHAN DI KOTA TANJUNGPINANG PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN PELABUHAN DI KOTA TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa angkutan di perairan selain mempunyai peranan yang strategis dalam

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. diprediksi kebutuhan Lapangan penumpukan Peti Kemas pada tahun 2014

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. diprediksi kebutuhan Lapangan penumpukan Peti Kemas pada tahun 2014 BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis dan evaluasi masterplan pelabuhan maumere, maka dapat diambil kesimpulan berikut ini. 1. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Pelabuhan Indonesia Pemerintah telah mengembangkan kawasan pelabuhan di Indonesia sejak tahun 1960. PERUM Pelabuhan dibagi menjadi 4 wilayah operasi yang dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.215, 2012 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5357) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam upaya

Lebih terperinci

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 CABANG SIBOLGA

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 CABANG SIBOLGA RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 CABANG SIBOLGA Medan, 29 September 2016 1 PELABUHAN SIBOLGA 1. Dermaga Umum : 03,5 x 15,5 m 2. Dermaga Ferry : 35 x 10,2 m & 35,7 x 6 m 3. Trestel : 127,2 x

Lebih terperinci

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN, TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, dalam

Lebih terperinci