LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBAR PENGESAHAN JURNAL"

Transkripsi

1 LEMBAR PENGESAHAN JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VIII B SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 16 KOTA GORONTALO

2 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIFUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VIII B SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 16 KOTA GORONTALO Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 2014 ABSTRAK SOFIAN. Nim Penerapan Model Pembelajaran Berpikir Induktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas VIII B Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Kota Gorontalo. Skripsi 2014 Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan, Prodi S1 Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Dengan Pembimbing I Hj. Maisara Sunge, SH. MH dan pembimbing II Asmun W. Wantu, S.Pd, M.Sc. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model pembelajaran berpikir induktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Kota Gorontalo? Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui model pembelajaran berpikir induktif, di kelas VIII B SMP Negeri 16 Kota Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa Kelas VIII B SMP Negeri 16 Kota Gorontalo mengalami peningkatan setelah penerapan model pembelajaran berpikir induktif. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada rata-rata hasil belajar siswa siklus I dan II dimana rata-rata hasil belajar siswa siklus I sebesar 67,90 %, dan siklus II adalah sebesar 80,68 %. Kata kunci: Model Pembelajaran Berpikir Induktif, Hasil Belajar, Mata Pelajaran Pendidikan Kewarga Nearaan.

3 Perumusan tujuan pembelajaran PKn di sekolah menurut Permen Diknas No. 22 tahun Meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. (2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti korupsi. (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyatakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangasa-bangsa lainya. (4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan tujuan tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran PKn tidak cukup dengan hanya menguasai materi sesuai dengan tuntutan kurikulum, tetapi disertai dengan pemaknaan dimana para siswa dapat menggunakan kemampuan dan rasa ingin tahunya secara bebas dan tanpa tekanan. Guna memenuhi tuntutan tersebut berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah. Misalnya melalui berbagai kebijakannya, mengajukan bahwa pembelajaran PKn hendaknya tidak berpusat pada guru melainkan berpusat pada siswa. Dalam artian ini diharapkan bukan guru yang lebih berperan untuk kelancaran proses pembelajran dalam kelas melainkan siswalah yang diharapkan lebih aktif dan partisipatif yang tujuanya adalah yang dituntut dalam kurikulum dapat tercapai dalam hal ini adalah warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hakhak dan kewajibanya untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter. Pelaksanaan kurikulum tersebut mengharuskan guru mata pelajaran PKn pada berbagai jenjang sekolah berusaha mengimplementasikan kurikulum yang dianjurkan oleh pemerintah. Namun demikian, dalam pelaksanaannya tidak selalu mulus sesuai harapan. Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar sehingga siswa mengalami perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman belajar. Siswa tidak belajar pada batasan tatap muka di kelas saja tetapi lebih luas lagi seperti belajar menggunakan media cetak, Jurnal, alat audio visual dan lain-lain. Peranan guru sebagai teman,

4 motivator, fasilitator, dan penuntun. Secara aktif siswa terlibat baik berpikir maupun bertindak dalam sebuah pengalaman yang dapat memberi makna bagi hidupnya di masyarakat. Pembelajaran merupakan kegiatan gabungan unsur-unsur yang berkaitan dengan media pembelajaran, psikologi pembelajaran dan pendekatan/model pembelajaran yang digunakan. Keberhasilan pembelajaran itu tergantung dari 3 (Tiga) aspek tersebut. Di sinilah peranan guru sangat diperlukan dan konsep mentransfer ilmu tidak lagi berlaku namun lebih mengajak siswa mengarah pada proses berpikir. Hal ini akan menyebabkan siswa menjadi kreatif dan kritis dalam menghadapi berbagai masalah di masyarakat. Model pembelajaran adalah sebuah kerangka berpikir untuk mengarahkan seorang guru untuk merancang, melaksanakan, dan membimbing sehingga terjadi interaksi belajar mengajar yang lebih terarah. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 16 Kota Gorontalo merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang ada diwilayah administrative Kota Gorontalo senantiasa berupaya untuk menjalankan kurikulum yang ada demi peningkatan sumber daya manusia peserta didik. Meskipun demikian, masih terdapat berbagai persoalan yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn. Berdasarkan informasi yang diperoleh pada saat observasi awal di sekolah tersebut, didapat bahwa kendala yang dihadapi adalah kurangnya kreatifitas guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat, rendahnya motivasi belajar siswa serta kurangnya fasilitas penunjang proses pembelajaran (ruang perpustakaan, Buku panduan belajar siswa, dan bahan ajar). Kondisi ini membuat pendidik/guru selalu menggunakan model serta metode belajar yang masih monoton dan sumber belajar seluruhnya bersumber dari guru, sehingga kreatifitas siswa untuk belajar maupun memecahkan masalah sendiri sangat kurang. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Somantri menyatakan, bahwa Dewasa ini guru-guru PKn sudah terbiasa dan cenderung menggunakan pendekatan deduktif dalam mengajarnya. Kecenderungan ini disebabkan oleh pendekatan deduktif yang tidak terlalu sulit untuk dipraktekkan oleh siapa saja dan buku-buku PKn yang digunakan lebih

5 menekankan pada pendekatan deduktif, walaupun sudah ada yang mengunakan pendekatan induktif meskipun sifatnya semu. Padahal tujuan pendidikan dan kebijakan pengembangan kurikulum telah memberi arah yang menuntut guru untuk menggunakan pendekatan induktif. Berdasarkan informasi yang diperoleh pada saat melakukan observasi awal, didapat data bahwa Kelas VIII/B berjumlah 22 orang yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki, yang seluruhnya adalah peserta ulangan semester ganjil. Mata pelajaran PKn ditetapkan dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75. Data hasil ulangan semester ganjil Tahun ajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa dari total jumlah siswa sebanyak 22 orang, hanya 9 (Sembilan) siswa yang tuntas atau sebesar 40,09%, dan yang tidak tuntas sebanyak 13 (tiga belas) orang atau sebesar 59,91%. Apabila kita bandingkan total keseluruhan jumlah siswa (22 orang), dengan siswa yang tuntas (9 orang) maka menunjukkan suatu keadaan yang tidak proporsional atau pembelajaran yang kurang berhasil. Keadaan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya rendahnya semangat belajar siswa, ketidaksesuaian pemilihan metode/model pembelajaran, keterbatasan fasilitas penunjang, oleh karena itu peneliti bermaksud melakukan suatu penelitian untuk melihat peningkatan atau perbandingan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran berpikir induktif. Bertolak dari latar belakang di atas, maka peneliti berinisiatif untuk melakukan suatu penelitian ilmiah dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Berpikir Induktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Di Kelas VIII B SMP Negeri 16 Kota Gorontalo METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas di SMP Negeri 16 Kota Gorontalo. Pemilihan lokasi penelitian karena kodisi riil berdasarkan observasi awal menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 Kota Gorontalo sangat rendah. Dimana hasil obserfasi awal didapat data bahwa Kelas VIII/B berjumlah 22 orang yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 11

6 siswa laki-laki, yang seluruhnya adalah peserta ulangan semester ganjil. Mata pelajaran PKn ditetapkan dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75. Data hasil ulangan semester ganjil Tahun ajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa dari total jumlah siswa sebanyak 22 orang, hanya 9 (Sembilan) siswa yang tuntas atau sebesar 40,09%, dan yang tidak tuntas sebanyak 13 (tiga belas) orang atau sebesar 59,91 %. Apabila kita bandingkan total keseluruhan jumlah siswa (22 orang), dengan siswa yang tuntas (9 orang) maka menunjukkan suatu keadaan yang tidak proporsional atau pembelajaran yang kurang berhasil., sehingga peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian disekolah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan selama ± 2 bulan, yang dimulai dari 26 April sampai dengan 31 Mei di kelas VIII B SMP Negeri 16 Kota Gorontalo. Dalam penelitian tindakan kelas ada tiga unsur konsep, yakni sebagai berikut: (1). Penelitian adalah aktivitas mengamati suatu objek tertentu melalui metodologi alamiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (2). Tindakan adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan dua siklus dimana tiap siklus terdiri dari tahapan masing-masing siklus terdiri atas tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan dan tahap refleksi pada setiap akhir pelaksanaan siklus, dalam pelaksanaan tindakan meliputi tahap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Untuk memperoleh data yang valid, data dikumpulkan dengan cara sebagai berikut: a. Lembar observasi aktivitas guru, lembar obserfasi aktivitas guru ini dijadikan sebagi alat untuk melihat tingkat kemampuan guru dalam melakukan suatu pembelajaran dalam kelas. b. Lembar observasi aktivitas siswa, lembar obserfasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama prose pembelajaran.

7 c. Lembar Post Test atau Tes Tertulis, lembar post tes atau tes tertulis ini bertujuan untuk melihas hasil belajar siswa sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada tiap siklus, apakah hasil belajar siswa mengalami peningkatan atau tidak. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengertian Belajar Menurut Slameto, Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya secara harfiah belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan utama proses belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dari peserta didik, oleh karena itu konsepsei belajar yang mendorong setiap peserta didik untuk mengalami perubahan tersebut menjadi aspek utama dalam kegiatan belajar. Menurut S. Suryabrata, menjelaskan bahwa hal-hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut: (a) adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas; (b) adanya sifat yang kreatif yang ada pada diri manusia dan keinginan untuk selalu maju; (c) adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman; (d) adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun kompetisi; (e) adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran; (f) adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Lebih lanjut Fransen mengemukakan bahwa ada beberapa motif untuk belajar, yaitu: (a) adanya kebutuhan fisik; (b) adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran; (c) adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain; (d) adanya kebutuhan untuk mendapatkan

8 kehormatan dari masyarakat; (e) sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri. Kegiatan belajar lebih difokuskan pada siswa sebagai pelaku utamtaa akan tetapi, juga mempunyai peranan untuk mengelola proses pembelajaran yang dapat menuntun siswa untuk mengalami perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut dapat terjadi melalui pengalam atau latihan. Menurut Mulyasa (2007: 69) mengemukakan bahwa Belajara adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan pada diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku yang baru akibat dari pengalaman dan latihan. Robert M. Gagne bahwa belajar adalah perubahan kemampuan yang terjadi pada diri manusia akibat melakukan kegiatan secara terus menerus (dari waktu ke waktu). Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesipulan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan pengetahuan dari proses pengamatan sehingga menimbulkan suatu perubahan tingkah laku pada diri manusia. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Ainamulyana (Januari 2014) hasil belajar adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester. Menurut Sudjana, hasil belajar memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajarnya. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar juga dapat di nilai dari proses belajar mengajar terutama untuk melihat sejauh mana keaktifan siswa mengikuti proses belajar mengajar. Menurut Nana Sudjana, keaktifan siswa dapat dilihat dari segi : (1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya (2) Terlibat dalam pemecahan masalah (3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang

9 dihadapinya (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah (5) Meneliti kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya (6) Melatih diri dalam memecahkan soal masalah yang sejenis (7) Kesempatan menggunakan atau menetapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Hal diatas mengindikasikan bahwa siswa harus bisa aktif dalam proses pembelajaran agar hasil belajar yang di inginkan dapat tercapai. Hasil belajar bukan hanya di lihat dari kemajuan nilai rapor siswa tapi juga kecakapan, keterampilan dan pengetahuan lainnya yang membuat siswa aktif memahami pelajaran. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ainamulyana, juga menyatakan bahwa Hasil belajar adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester. Selanjutnya menurut Sudjana, menjelaskan bahwa Hasil belajar memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajarnya. Dengan demikian, Hasil belajar dapat disimpulkan sebagai bentuk kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan cara/teknik penyajian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa

10 model-model pembelajaran seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, studi kasus, bermain peran (role play) dan lain sebagainya. Yang tentu saja masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Metode/model sangat penting peranannya dalam pembelajaran, karena melalui pemilihan model/metode yang tepat dapat mengarahkan guru pada kualitas pembelajaran yang efektif. Strategi menurut Kemp adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agara tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapatnya kemp, Dick and Carey menjelaskan bahwa Strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan meteri atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Selanjunya Joyce dan weil berpendapat bahwa Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan dasar yang digunakan untuk menentukan perangkat pembelajaran yang berupa: buku, media, model ataupun metode dan lainlain, yang mempunyai tujuan meyajikan pesan kepada siswa. Suatu pembelajaran harus direncanakan dengan baik, terutama dalam menentukan tujuan, strategi, dan media yang akan digunakan agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan tertib sehingga tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai. Perencanaan kegiatan pembelajaran yang baik dapat dilihat dari kesiapan perangkat, pemilihan model/metode yang tepat, penggunaan alat/bahan yang relevan serta kesiapan guru dan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Peningkatan hasil belajar siswa dapat tercapai jika unsur-unsur tersebut diatas dapat dipenuhi secara baik dan lengkap, sebagai upaya peningkatan kualitas dan mutu pendidikan.

11 Model Pembelajaran Berpikir Induktif Model pembelajaran berpikir induktif merupakan model pembelajaran yang dikembangakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi. Model pembelajaran berpikir induktif menekankan pada pentingnya mengajarkan kemampuan memecahkan masalah dan mengarah pada prosedur mengajarkan proses berpikir secara khusus. Menurut Taba (dalam Wahab, 2009: 63), Berpikir induktif adalah berpikir dari spesifik ke umum. Dalam berpikir induktif seseorang melakukan beberapa pengamatan yang kemudian berproses kedalam sebuah konsep atau generalisasi. Di dalam berpikr induktif seseorang tidak mempunyai tentang abstraksi tetapi mencapainya setelah mengamati dan mengkaji hasil-hasil pengamatanya. Model pembelajaran ditujukan untuk membangun mental kognitif. Karenanya sangat sesuai untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Namun demikian strategi ini sangat membutuhkan banyak informasi yang harus digali oleh siswa. Sagala (2010:77) yang mengatakan bahwa Dalam konteks pembelajaran pendekatan induktif adalah pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu prinsip atau aturan. Sedangkan menurut Yamin (2008:89) menyatakan bahwa: Pendekatan induktif dimulai dengan pemberian kasus, fakta, contoh, atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing untuk berusaha keras mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran tersebut. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan induktif adalah pedekatan pengajaran yang berawal dengan menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu kesimpulan, prinsip atau aturan yang lebih khusus. Menurut Ruminiati (dalam winarno, 2013:129), mengatakan bahwa Langkah-langkah atau tahapan yang harus dilakukan dalam model pembelajaran dengan pendekatan induktif adalah:

12 1) Guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan induktif. 2) Guru menyajikan contoh-contoh khusus, prisip, atau aturan yang memungkinkan siswa memperkirakan sifat umum yang terkandung dalalam contoh. 3) Guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau mengangkat perkiraan. 4) Guru menyusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti berdasarkan langkah-langkah terdahulu. 5) Menyimpulkan memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian disimpulkan dari contoh tersebut serta tindak lanjut. Penelitian ini bertujuan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berpikir induktif. Keberhasilan proses belajar di kelas sangat ditentukan oleh ketepatan guru dalam memilih model/metode pembelajaran serta keberhasilan dalam mengelola kelas. Keberhasilan tersebut dapat diukur dengan melihat hasil belajar siswa, Semakin tinggi hasil belajar siswa, maka semakin baik pula proses pembelajaran di kelas tertentu. Hasil belajar merupakan hasil penilaian oleh guru terhadap siswa setelah mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada setiap siklus, didapat data bahwa nilai yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I, dari 22 orang siswa terdapat 12 orang siswa atau sebesar 54,55% memperoleh nilai dibawah 75 sedangkan 10 orang siswa atau sebesar 45,45% memperoleh nilai diatas 75. Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus II adalah dari 22 orang terdapat 2 orang atau sebesar 9,09 % memperoleh nilai dibawah 75 dan yang memperoleh nilai diatas 75 berjumlah 20 orang atau sebesar 90,90%. Berdasarkan data hasil belajar siswa pada siklus I dan II, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 Kota Gorontalo mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I dan II dimana nialai rata-rata pada siklus I yaitu mencapai 67,90 % sedangkan pada siklus II mencapai 80,68 %. Model pembelajaran merupakan cara/teknik penyajian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Untuk melihat

13 keberhasilan penerapan suatu model pembelajaran, maka perlu dilakukan evaluasi guna melihat sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kusnandar (2008: 271) bahwa : Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum, bentuk Penilaian yang dilakukan berupa test terhadap masing-masing siswa. Model sangat penting peranannya dalam pembelajaran, karena melalui pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat mengarahkan guru pada kualitas pembelajaran yang efektif sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Model pembelajaran berpikir induktif merupakan model pembelajaran yang dikembangakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi. Model pembelajaran berpikir induktif menekankan pada pentingnya mengajarkan kemampuan memecahkan masalah dan mengarah pada prosedur mengajarkan proses berpikir secara khusus. Menurut Taba menjelaskan bahwa Berpikir Induktif adalah berpikir dari spesifik ke umum. Dalam berpikir induktif seseorang melakukan beberapa pengamatan yang kemudian berproses kedalam sebuah konsep atau generalisasi. Lebih lanjut Sagala (2010:77) mengatakan bahwa Dalam konteks pembelajaran pendekatan induktif adalah pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu prinsip atau aturan. Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ditujukkan untuk membangun mental kognitif, oleh karena itu sangat sesuai untuk upaya pengembangan kemampuan berpikir siswa. Penggunaan dan penerapan model pembelajaran berpikir induktif dapat berjalan maksimal jika dalam pelaksanaannya tetap mengacu serta sesuai dengan format atau langkah langkah yang telah dirumuskan sebelumnya oleh para ahli.

14 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, diperoleh bahwa penggunaan model pembelajaran berpikir induktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada rata-rata hasil belajar siswa di siklus I dan II, dimana nilai rata-rata siklus I yaitu mencapai 67,90 % sedangkan pada siklus II mencapai 80,68 %. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Dyah Sari, 2013) bahwa: Pembelajaran dengan menerapkan model berpikir induktif dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa, utamanya keterampilan berpikir induktif yang berdampak juga pada peningkatan hasil belajar siswa. Model pembelajaran berpikir induktif ini bertujuan untuk membangun mental kognitif siswa, sehingga sangat tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir, utamanya berpikir induktif. Hasil penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Listyaningrum tahun 2012 yang menerapakan model pembelajaran berpikir induktif, dan hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran berpikir induktif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa. KESIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) siklus, masing-masing siklus terdiri atas tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan dan tahap refleksi pada setiap akhir pelaksanaan siklus, dalam pelaksanaan tindakan meliputi tahap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Data yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I, yaitu dari 22 orang siswa yang dikenakan tindakan, yang memenuhi kriteria ketuntasan berjumlah sepuluh orang sedangkan pada siklus II dari 22 orang siswa yang dikenakan tindakan, yang memenuhi kriteria ketuntasan berjumlah 19 orang. Data hasil pengamatan aktivitas guru dan hasil pengamatan aktivitas siswa mengalami peningkatan, hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus 1, dari 22 aspek yang diamati 18 aspek atau sebesar 40,91% kriteria baik, 9 aspek atau

15 sebesar 40,91% kriteria cukup. Selanjutnya data yang diperoleh dari rata-rata hasil belajar siswa, didapat bahwa pada siklus I adalah sebesar 67,90 %, dan siklus II sebesar 80,68 %. Dengan demikian hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa Jika menggunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif pada Mata Pelajaran PKn, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP N 16 Kota Gorontalo, Diterima. SARAN Akhir penyusunan skripsi/laporan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Terkait dengan peningkatan hasil belajar siswa guru hendaknya lebih kreatif dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan; 2. Guru hendaknya lebih meningkatkan kemampuan dalam mengelola kelas guna menciptakan kondisi pembelajaran yang baik dan efektif. 3. Guru juga sangat perlu untuk terus mendorong partisipasi siswa dalam setiap pembelajaran PKn, sehingga ada semangat kompetisi diantara sesama siswa dalam setiap pembelajaran, melalui usaha melatih kepercayaan diri siswa dalam menyelesaikan setiap permasalahan; 4. Penulis juga menyarankan kepada pihak lain untuk melakukan penelitian lanjutan yang sejenis demi penyempurnaan penelitian ini dimasa masa yang akan datang; DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Arifin, Zainal Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru). Bandung: Rosdakarya. Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Ibrahim, R. & Syaodih S. Nanah, Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

16 Listyaningrum, I. R. Surabaya : Unesa University Press Penerapan ModelPembelajaran Inductive Thinking. Mahmud Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Rusman Model-Model Pembelajaran (Mengembangakan Profesionalisme Guru) Jakarta: Grafindo Persada. Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada. Slameto Belajar dan Factor-Faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta. Jakarta: Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Bandung: Rosdakarya Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya. Suryabrata, Sumadi Psikologi pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Supardie Didi & Darmawan, Deni Komunikasi pembelajaran. Bandung: Rosdakarya. Uno, Hamzah Model Pembelajaran (Menciptakan Pros Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif). Jakarta: Bumi Aksara Perencanaan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Wahab, Abdul Azis Metode dan Model-Model Mengajar (Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)). Bandung: Alfabeta Winarno Pembelajaran Pendidikan Kewarga Negaraan (Isi, Strategi, dan Penilaian). Jakarta: Bumi Aksara. Ainamulyana pengertian-hasil-belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Tersedia di: Diakses: 12 Januari Dyah Sari, Suryanti Peningkatan Keterampilan Berpikir Induktif Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berpikir Induktif Pada Mata Pelajaran. IPA SD. Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya.Tersedia di: Diakses: 9 Juli 2014

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Sardiman belajar

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 01 KEDUNGJERUK MOJOGEDANG KARANGANYAR TAHUN 2012/2013 Disusun Oleh : SUMARNO A. 54A100001

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI FAUZIAH NASUTION Guru SMP Negeri 5 kota Tebing Tinggi Email

Lebih terperinci

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta. UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KASIHAN Reny Tri Setia Ningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan Bangsa Indonesia dan berdasar kepada pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI STRATEGI ACTIVE LEARNING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI STRATEGI ACTIVE LEARNING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN Machful Indra Kurniawan Prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo machful.indra.k@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil

Lebih terperinci

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Suwardi kei1, Salma Bowtha2, Melizubaida Mahmud3 Jurusan Pendidikan Ekonomi. Abstrak

Suwardi kei1, Salma Bowtha2, Melizubaida Mahmud3 Jurusan Pendidikan Ekonomi. Abstrak Meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan Model pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching pada Mata pelajaran IPS Terpadu Di Kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Botumoito Suwardi kei1, Salma Bowtha2, Melizubaida

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 34 Nomor 1 Tahun 2017 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR Dyah Kartika Sari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Jaka Nugraha & Choirul Nikmah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya jaka.unesa@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA) PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA) Sukaedi 4 Abstrak. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II di MIN Sumberjati Kademangan Blitar pada mata pelajaran Fiqih dengan melalui penerapan model

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126 NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh : SRI

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 1 MINGGIR Dian Safitri Universitas

Lebih terperinci

Peningkatan Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Percontohan pada Siswa Kelas I SD Karya Thayyibah Baiya

Peningkatan Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Percontohan pada Siswa Kelas I SD Karya Thayyibah Baiya Peningkatan Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Percontohan pada Siswa Kelas I SD Karya Thayyibah Baiya Ragwan SD Karya Thayyibah Baiya, Palu Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Di Indonesia, semua orang tanpa terkecuali berhak untuk mendapatkan pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THE POWER OF TWO PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VSDN 04 KINALI PASAMAN BARAT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THE POWER OF TWO PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VSDN 04 KINALI PASAMAN BARAT PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THE POWER OF TWO PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VSDN 04 KINALI PASAMAN BARAT Rema Junida¹,Yusrizal¹, Hendrizal¹ 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Di era globalisasi saat ini menuntut setiap manusia agar dapat bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, berbagai masalah dan tantangan dalam segala aspek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Teknik Cek Kosong a. Pengertian Teknik Pembelajaran Hamdani menjelaskan bahwa teknik pembelajaran diartikan sebagai suatu susunan, pendekatan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Model Memorisasi Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media dan evaluasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan zaman, seperti era globalisasi

Lebih terperinci

Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII

Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII JPK 3 (2) (2017): 143-148 Jurnal Profesi Keguruan https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpk Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IXA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRI DI SMP NEGERI 4 TOLITOLI.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IXA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRI DI SMP NEGERI 4 TOLITOLI. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IXA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRI DI SMP NEGERI 4 TOLITOLI Oleh: Nunu Faraningsih Alumni Prodi PPKn FKIP Universitas Tadulako Palu Pendahuluan

Lebih terperinci

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan dengan yang lainnya. Jika pembelajaran melibatkan dari

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

SKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA DI KELAS IV SD NEGERI NO.76/IX MENDALO DARAT SKRIPSI OLEH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka membentuk ouput sumber daya manusia yang unggul, baik dalam pengetahuan, keterampilan, maupun sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) pembelajaran PKn

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) pembelajaran PKn 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) pembelajaran PKn di SD memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir secara kritis, rasional,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Rinendah Sihwinedar 16

Rinendah Sihwinedar 16 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL) PADA SISWA KELAS III SDN REJOAGUNG 01 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Rinendah Sihwinedar

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI SAMPALI

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI SAMPALI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI 101774 SAMPALI DAITIN TARIGAN * DAN SYAFRIYANI YUNINGSIH ** *Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menghidupkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

Diajukan oleh: DESI KUSUMA NURDINI A

Diajukan oleh: DESI KUSUMA NURDINI A PENERAPAN STRATEGI PEMBELJARAN WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA TEMA 6 SUBTEMA 2 KELAS IV SD NEGERI 2 TRUCUK KLATEN TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling Rini, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII-B DI SMP NEGERI 1 BOLAANG Tjitriyanti Potabuga 1, Meyko

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG 13-130 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG Gusmaweti. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan sikap seseorang

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Konsep Pembelajaran Materi Perubahan Benda dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing

Konsep Pembelajaran Materi Perubahan Benda dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut p-issn: 1907-932X; e-issn: 2579-9274 Konsep Pembelajaran Materi Perubahan Benda dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing Siti Hadijah Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta mempelajari masalah-masalah yang ada di dalamnya. Mata

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta mempelajari masalah-masalah yang ada di dalamnya. Mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum. Mata pelajaran ini mengajarkan tentang berbagai tentang berbagai

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun : PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TEGALGONDO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT Rosmiati 1, Yusrizal 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 IMOGIRI

Lebih terperinci

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang 721 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya. Pendidikan sebagai aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Belajar Proses belajar mengajar merupakan aktivitas antara guru dengan siswa di dalam kelas. Dalam proses itu terdapat proses pembelajaran yang berlangsung akibat penyatuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Penggunaaan media gambar dalam pembelajaran IPS dapat

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 SENTOLO Nurul Arum Sulistyowati FKIP, Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG Dwi Wahyuning Tiyas 1, Suminah 2, Sutansi 3 Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sistematis oleh karena proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karna itu dari waktu ke waktu selalu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tertentu, dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku. siswa dari tidak tahu menjadi tahu (Slavin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tertentu, dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku. siswa dari tidak tahu menjadi tahu (Slavin, 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan serangkaian interaksi yang baik antar siswa dengan guru yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Ani Rosidah, M.Pd anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka (UNMA) ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ruslan Siregar Guru SD Negeri 010 Ratu Sima Dumai Selatan siregarruslan972@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE RAMLI SITORUS Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD Email: ramlisitorus105@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses jangka pendek dan jangka panjang. Pencapaian tujuan pendidikan nasional memerlukan pertahapan

Lebih terperinci

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK Jurnal Sainsmat, September 2016, Halaman 167-174 Vol. V, No. 2 ISSN 2579-5686 (Online) ISSN 2086-6755 (Cetak) http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat Penerapan Model Pembelajaran Treffinger dengan Bantuan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO Djotin Mokoginta, Irvin Novita Arifin dan Taufik Masengge

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS PENGESAHAN ARTIKEL MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS.2 DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa Vol. 2 No. 2, ISSN

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa Vol. 2 No. 2, ISSN PENERAPAN PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) DALAM PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TEAM QUIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMPN 2 BATULAYAR Syifaul Gummah 1, Saiful Prayogi 2, Sukainil

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI PAILKEM METODE GALLERY WALK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI PAILKEM METODE GALLERY WALK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI PAILKEM METODE GALLERY WALK Diani Riska Sari PGSD, FIP, Universitas Negeri Surabaya (diani_hf@yahoo.co.id) Mintohari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar Matematika 1. Pengertian Hasil Belajar Matematika Kasful Anwar menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu proses untuk menggambarkan perubahan dari diri siswa setelah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH : UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENOLAK PADA TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING SISWA KELAS X-1 MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 KOTA KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BERMAIN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Stategi Problem Solving Strategi problem solving adalah strategi yang mengajarkan kepada siswa bagaimana cara memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul.

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat bagi manusia. Pendidikan sangat penting, sebab dengan proses pendidikan manusia dapat mengembangkan semua potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional, pendidikan merupakan usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Lebih terperinci

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI MTs MUHAMMADIYAH 7 HASAHATAN JULU Muhammad Darwis Dosen Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI MASALAH BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV MI AL-YUSRA DI KECAMATAN DUNGINGI KOTA GORONTALO Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penulis Utama:

Lebih terperinci

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 PADA KOMPETENSI DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JASA DI SMA NEGERI 18 SURABAYA Agung Listiadi

Lebih terperinci

PELAJARAN PAI NASKAH

PELAJARAN PAI NASKAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN JIGSAW DAN TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PAI (KELAS X TKR 3 SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Oleh: IMAM

Lebih terperinci

Arnot Pakpahan Surel :

Arnot Pakpahan Surel : PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAI SISTEM TATA SURYA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Arnot Pakpahan Surel : arnotpakpahan20@gmail.com

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

MUHAMMAD A. DJAKARIA NIM ABSTRAK

MUHAMMAD A. DJAKARIA NIM ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGKLASIFIKASIKAN BANGUN SEGI EMPAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS II SDN I BUA KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Oleh MUHAMMAD A. DJAKARIA NIM. 151 410 323

Lebih terperinci

berkomunikasi dahulu, bagaimana mungkin seorang guru dapat

berkomunikasi dahulu, bagaimana mungkin seorang guru dapat Pendahuluan Manusia adalah makhluk sosial. Makhluk sosial mempunyai dalam berkomunikasi sehingga bisa menjalin hubungan dengan orang lain. Namun, ternyata tidak semua orang mempunyai dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil 1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1 Hasil Belajar Para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil belajar.

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR Vicky Budi Utomo 1, Dedi Kuswandi 2, Saidah Ulfa 3 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1) WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 24 Nopember sampai 3 Desember tahun 2009 Penentuan waktu penelitian mengacu pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yag ada di sekitar individu. Pembelajaran dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa, terdapat pengaruh positif model pembelajaran kooperatif tipe

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YANTI REFITA Guru SMP Negeri 3 Dumai yantirefita3@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran PKn di SD mempunyai kedudukan yang penting dalam upaya mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten

Lebih terperinci

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 68 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Menurut M.J.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Menurut M.J. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Menurut M.J. Langeveld (2015), pendidikan adalah upaya manusia dewasa

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Materi Piutang mata pelajaran Akuntansi Kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Limboto. Oleh Nama : Risnawati Lahiya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

Lebih terperinci

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu 153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Dahyana SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Dahyana SMP Negeri 33 Makassar Abstrak PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Dahyana SMP Negeri 33 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci