UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI"

Transkripsi

1 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI (Suatu penelitian kelas di SMPN 2 Tanjungsari Kabupaten Sumedang) Siti Latifah 1, Mimin Nurjhani K 2, Widi Purwianingsih 2 1 Guru SMPN 2 Tanjungsari Kabupaten Sumedang 2 Staf Pengajar di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI I. PENDAHULUAN Pendidikan sains, seperti pendidikan pada umumnya, memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan intelektual siswa. Pembaruan dan pengembangan pendidikan sains diupayakan kearah yang lebih menekankan pada kesesuaian antara perkembangan sains dan kebutuhan masyarakat. Kehidupan di masyarakat tentu tidak terlepas dari kemampuan kemampuan social (social skills). Pengembangan ini tentu membawa konsekuensi pada bentuk-bentuk pengelolaan kelas yang agak berbeda dari pada pengelolaan kelas yang berorientasi pada konsep. Kurikulum Nasional terbaru yang dikeluarkan oleh BSNP pada tahun 2004 merupakan kurikulum yang agak berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini memberikan porsi yang lebih besar pada kebebasan guru untuk menentukan kurikulum tingkat satuan pendidikannya sendiri serta bergeser dari pembelajaran yang berorientasi konsep kearah kompetensi. Oleh sebab itu sudah menjadi suatu kewajban bagi guru untuk membelajarkan siswa dengan tujuan utama menguasai kompetensi melalui pembelajaran topic tertentu. Beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa SMP adalah memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab, berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun. Kompetensi ini bisa dilatihkan melalui mata pelajaran, termasuk mata pelajaran IPA. Pada pembelajaran IPA siswa diajarkan untuk mengamati lingkungan, mengenali keanekaragaman dan keunikan makhluk hidup, serta berbagai proses interaksi yang terjadi di lingkungan. Jika siswa benar-benar diajak untuk melakukan pengamatan secara teliti, maka mereka akan banyak menemukan hal yang menarik sehingga siswa dapat membuat deskripsi dan bisa dijadikan bahan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Oleh sebab itu kemampuan 1

2 mengamati sebenarnya sangat penting dan berhubungan dengan kemampuan komunikasi. Siswa kelas VII SMP merupakan siswa yang baru saja menginjak bangku SMP sehingga mereka masih memiliki karakteristik siswa SD yang menyukai pembelajaran dengan banyak contoh konkrit serta melibatkan lebih banyak kegiatan fisik. Jadi guru yang mengajar di kelas VII harus merancang pembelajaran yang memberikan banyak contoh konkrit sambil secara perlahan mengajak mereka mengenal konsep abstrak lebih banyak. Dari pengalaman hal yang menurut guru masih sangat kurang dikuasai yaitu bagaimana cara mengelola dan mengoptimalkan kemampuan siswa menggunakan keterampilan observasinya dan mengemukakan pendapat pada saat membahas hasil pengamatan atau hasil percobaan. Pada saat diskusi kebanyakan siswa kurang bisa mengemukakan argument berdasarkan hasil pengamatan atau kegiatan karena ketika melakukan observasi kurang teliti. Berdasarkan penerapan model pembelajaran ditemukan fakta bahwa guru seringkali tergesa-gesa dalam menyimpulkan konsep setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Akibatnya guru merasa bahwa konsep maupun kemampuan siswa yang menjadi target, pencapaiannya kurang merata. Kegiatan ini dicoba untuk mengembangkan model pembelajaran yang mudah untuk dilaksanakan, mudah untuk mendapatkan bahan-bahan, membuat siswa aktif (mindson dan hands-on), dan berupaya untuk memunculkan kemampuan observasi dan membuat deskripsi dari suatu objek pengamatan. Diharapkan setelah kegiatan ini selesai guru memperoleh peningkatan keterampilan dalam melakukan pengelolaan penguatan konsep sehingga penguasaan konsep serta kemampuan siswa lebih merata dan menyeluruh. II. TUJUAN 1. Meningkatkan kualitas pembelajaran IPA khususnya Biologi di SLTP 2. Meningkatkan kemampuan siswa melakukan observasi terhadap suatu objek 3. Meningkatkan kemampuan siswa membuat deskripsi hasil pengamatan dan menyampaikannya di depan kelas III. Metodologi A. Definisi operasional 2

3 Kemampuan komunikasi merupakan kemampuan siswa dalam hal menyampaikan ide, pendapat maupun hasil pengamatannya pada orang lain, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. Kemampuan tersebut diukur melalui dua cara yaitu dari deskripsi tertulis dan dari skor ulangan. B. Metode dan desain penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kelas. Penelitian ini bertujuan mengumpulkan data dan menganalisis permasalahan seputar plaksanaan pembelajaran di kelas dengan maksud selanjutnya akan dilakukan perbaikanperbaikan agar pembelajaran dengan topic yang sama bisa terlaksana lebih baik. C. Subjek Penelitian Sebagai subjek penelitian dipilih siswa kelas VII (x) semester 2 di SMPN 2 Tanjungsari Kabupatn Sumedang. Kelas ini dipilih karena dianggap kurang dalam hal kemampuan mengemukakan pendapat sehingga perlu diidentifikasi penyebab dan cara mengatasinya agar siswa dapat meningkat kemampuannya. D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan adalah LKS, Lembar observasi pembelajaran, dan seperangkat soal tes. LKS digunakan untuk melihat tulisan siswa tentang deskripsi dari objek pengamatan. Lembar observasi pembelajaran digunakan untuk melihat bagaimana guru dan siswa berinteraksi saat melaksanakan rencana pembelajaran, sehingga situasi dan kondisi saat pembelajaran yang diperkirakan mempengaruhi hasil belajar dapat diidentifikasi. Soal tes digunakan untuk melihat apakah konsep yang diajarkan melalui kemampuan observasi dan komunikasi telah dikuasai siswa. E. Prosedur Penelitian 1. Guru menentukan pendekatan yang akan digunakan, topic yang dipilih, serta waktu pelaksanaan implementasi.. 2. Perancangan model pembelajaran meliputi perencanaan langkah-langkah pembelajaran, persiapan instrument, dan observer. 3. Uji coba langkah pembelajaran dan penyempurnaan media pembelajaran di kelas lain yang kurang lebih mempunyai karakteristik yang mirip dengan tujuan melihat dan melengkapi hal-hal yang masih perlu disiapkan. 3

4 IV. 4. Penyempurnaan rancangan model pembelajaran 5. Pelaksanaan pembelajaran di kelas dihadiri oleh sejumlah observer teman guru dan beberapa orang dosen UPI. 6. Refleksi hasil pembelajaran dengan cara diskusi melibatkan semua yang hadir di kelas pada saat itu. 7. Pengolahan hasil secara keseluruhan berdasarkan inferensi hasil pengolahan data berupa skor pretes dan postes serta angket dan hasil observasi. Hasil & Pembahasan A. Skor LKS Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan cara mengajak siswa melakukan kegiatan pengamatan terhadap 2 objek yaitu anak ayam dan batu untuk mengidentifikasi cirri makhluk hidup. Hasil pengamatan siswa ditulis dalam LKS dan LKSnya dinilai berdasarkan kelengkapan deskripsi dan kata-kata yang digunakan dalam deskripsi. Hasil penilaiannya dapat dilihat pada table berikut. Tabel 1. Perolehan Skor Deskripsi Siswa No. Kelompok Skor 1 I 70 2 II 70 3 III 70 4 IV 65 5 V 70 6 VI 70 7 VII 80 8 VIII 60 Dari table terlihat bahwa satu kelompok mendapatkan nilai 80, lima kelompok mendapat skor 70, dan dua kelompok mendapat skor 60 dan 65. Jadi sebenarnya 75% telah dapat membuat deskripsi walaupun sempurna. B. Skor Tes Konsep 4

5 Pada penelitian ini dilakukan dua kali tes yaitu satu minggu sebelum pembelajaran dan satu minggu setelah pembelajaran. Tujuan tes ini adalah untuk melihat ada tidaknya peningkatan penguasaan konsep setelah siswa dilatih membuat deskripsi hasil pengamatan. Rincian hasil pretes dan postes dapat dilihat pada table berikut. Tabel 2.Skor pretes dan postes siswa No. Kode Pretes Postes Selisih No. Kode Pretes Postes Selisih Siswa Siswa 1 Ag Des Ikh Iym Cec St j Arf dpi Da Mft To St i As Rsm Ag Iks Mym Nnd Abd Yd Ni Rsy Alf Cnd Wwt Spd Jyg opk Kar Dn Wrd Iv Jjg Zlh Iis suci Rin Des Dari table hasil tes tampak bahwa 99% siswa mengalami peningkatan dan hanya 1 orang saja yang tidak mengalami skor tes karena siswa tersebut perolehan pada tes awalnya sudah tinggi. Walaupun demikian tampaknya sejak awal sebagian besar siswa memang sudah mengenal konsep ini yang dilihat dari skor pretes yang sebagian besar di atas 6. Setelah pembelajaran terjadi peningkatan rata-rata 2 hingga 3 poin. Tampaknya pembelajaran ada 5

6 pengaruhnya paling tidak untuk menambah motivasi blajar siswa dalam mempelajari Konsep Ciri-Ciri Makhluk Hidup dengan cara selain membaca dari buku. a. Hasil Pengolahan Data Berupa Lembar Observasi Observasi dilakukan oleh sekurang-kurangnya 15 orang observer yang hadir saat penerapan pembelajaran. Hasil observasi dirangkum dalam tabel berikut : Tabel 3. Hasil Pengolahan Data Lembar Observasi Untuk Guru No. Aspek yang Dinilai Penilaian Ya Tidak 1. Organisasi dan uji coba praktikum 100 dilakukan sebelumnya oleh guru 2. Melakukan kegiatan awal dengan lengkap 3. Terampil mengoperasikan media pembelajaran 4. Pengelolaan kegiatan praktikum rapi dan terfokus 5. Menerapkan disiplin kerja pada 100 saat praktikum 6. Menciptakan iklim kerja kelompok yang baik 7. Memotivasi siswa untuk bekerja 100 dan berpikir secara aktif 8. Meminta siswa membereskan alat dan bahan setelah praktikum Menyelenggarakan diskusi 100 pembahasan hasil kegiatan praktikum 10. Mengarahkan siswa pada kesimpulan yang benar 11. Melaksanakan asesmen sesuai dengan yang direncanakan 6

7 Berdasarkan hasil pengolahan lembar observasi kinerja guru, secara umum tampak siswa telah dapat mengikuti prosedur kegiatan pada topic "Mengidentifikasi cirri-ciri makhluk hidup" yang ditentukan oleh guru dalam LKS, walaupun ada tahap yang tampak agak tersendat. Pada tahap persiapan kegiatan, tidak semua siswa (70%) membawa alat dan bahan yang ditugaskan walaupun ada siswa yang membawa anak ayam dengan jenis yang berbeda dari yang telah ditentukan. Pada tahap awal pembelajaran, terjadi kefakuman kelas karena ada beberapa siswa yang dating terlambat karena mencari dulu anak ayam yang ditugaskan, sehingga guru harus menunggu beberapa menit untuk memulai pembelajaran. Setelah siswa masuk, dilaksanakan pretes. Ketika pretes banyak siswa yang tidak membawa alat tulis karena tas mereka disimpan di perpustakaan dan sudah dikunci sehingga bberapa siswa tidak sempat membawa alat tulis. Pada tahap pelaksanaan, tidak semua siswa (80%) telah memahami pentingnya pengamatan yang detil dan teliti, siswa memerlukan bimbingan guru untuk memahami pentingnya mengamati untuk membuat deskripsi yang nantinya akan dikomunikasikan. Kurangnya objek pengamatan karena ada kelompok yang tidak membawa menyebabkan beberapa kelompok tidak melakukan pengamatan dan mengisi LKS hanya dari pengalaman. Catatan lain adalah suasana kelas yang cukup rebut bukan karena suara siswa yang sedang berdiskusi tetapi karena suara anak ayam yang terus menerus menciap. Pada saat diskusi dalam kelompok, ada beberapa siswa yang selama ini kurang aktif ternyata menunjukkan partisipasi lebih aktif dalam kegiatan pengamatan dengan cara sering mengajukan pertanyaan pada guru. Sebagian besar kelompok tampak terlibat dalam kegiatan diskusi. Kegiatan diskusi menjadi aktif karena semua siswa diajak berpartisipasi oleh guru, dan hal itu dilakukan cukup sering oleh guru. Prosedur kegiatan tampaknya kurang dipahami karena guru menjelaskannya sebelum LKS berada di tangan siswa. Selain itu, siswa tampak kurang terbiasa mengisi LKS dengan cara menuliskan hasil pengamatan secara terbuka. Hal ini menyebabkan banyak siswa yang pada awalnya bingung apa yang harus dilakukan. Setelah penerapan model pembelajaran, dilakukan diskusi antara guru dengan observer. Diskusi dilakukan setelah kegiatan pembelajaran selesai, dengan cara 7

8 sepertti ini guru mendapat masukan bukan hanya dari dosen tetapi juga dari guru lain yang terlibat dalam program ini sehingga wawasan guru lebih luas. Selain itu banyak terjadi pertukaran ide pada saat diskusi. Rangkuman hasil refleksi akan disajikan dalam bentuk table berikut. Tabel 4. Rencana Tindakan Berdasarkan Hasil Refleksi No. Refleksi 1. Apakah siswa belajar dan bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung? Kurang memperhatikan fakta hasil pengamatan untuk dihubungkan dengan konsep Pengetahuan awal siswa yang berkaitan dengan konsep sudah dimiliki Penjelasan tentang cara mengisi LKS hendaknya dilakukan saat siswa sudah memegang LKS di tangan Objek pengamatan terlalu seragam, batu kurang dimanfaatkan sebagai objek pengamatan Dalam diskusi sudah diusahakan untuk memeratakan kesempatan berbicara melalui teknik belajar kooperatif tetapi masih ada beberapa kelompok yang kurang memahami prosedur diskusi sehingga interaksi antar anggota kelompok masih kurang lancar 2. Apakah ada siswa yang tidak belajar? LKS yang jumlahnya terbatas menyebabkan siswa kurang siap menjawab pertanyaan Satu kali pertemuan belum cukup untuk memunculkan kemampuan berkomunikasi siswa 3. Apa yang dilakukan guru untuk mengatasi siswa yang tidak belajar? Guru cukup tanggap untuk member respon pada situasi kelas yang berubah Guru memberikan dorongan pada siswa untuk bertanya pada temannya 8

9 V. Kesimpulan & Rekomendasi A. Kesimpulan 1. Model pembelajaran yang terdiri dari alur pembelajaran, rencana pembelajaran/scenario pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal kemampuan menginterpretasikan data dibuat dan diterapkan oleh guru di SMPN 2 Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Penekanan model pembelajaran ini adalah melatih siswa membuat deskripsi hasil pengamatan yang nantinya dapat digunakan untuk berkomunikasi. 2. Secara umum siswa belum terbiasa membuat deskripsi hasil pengamatan yang bnar-benar ada di hadapannya sehingga siswa kurang memperhatikan detil. 3. Setelah pembelajaran selesai terjadi peningkatan penguasaan konsep walaupun tidak banyak, tetapi tampak motivasi belajar siswa meningkat. B. Rekomendasi 1. Perluasan wawasan guru dalam hal variasi pendekatan pembelajaran, mencari alternative pengganti alat bahan untuk media pembelajaran, serta variasi asesmen perlu ditingkatkan 2. Modifikasi model pembelajaran, terutama untuk memperbaiki kekurangan dapat direkomendasikan untuk penyempurnaan model pembelajaran dan dijadikan bahan untuk melakukan tindakan. 9

Pengalaman Lesson Study di Tanjungsari Kabupaten Sumedang Mimin Nurjhani K *) & Widi Purwianingsih* *)

Pengalaman Lesson Study di Tanjungsari Kabupaten Sumedang Mimin Nurjhani K *) & Widi Purwianingsih* *) Pengalaman Lesson Study di Tanjungsari Kabupaten Sumedang Mimin Nurjhani K *) & Widi Purwianingsih* *) mimin_nk@yahoo.co.id I. PENDAHULUAN Pendidikan sains, seperti pendidikan pada umumnya, memiliki peranan

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PILOTING DI SMP NEGERI 12 BANDUNG, SMP NEGERI 1 LEMBANG DAN SMP LAB. SCHOOL UPI

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PILOTING DI SMP NEGERI 12 BANDUNG, SMP NEGERI 1 LEMBANG DAN SMP LAB. SCHOOL UPI LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PILOTING DI SMP NEGERI 12 BANDUNG, SMP NEGERI 1 LEMBANG DAN SMP LAB. SCHOOL UPI I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan sains, seperti pendidikan pada umumnya, memiliki

Lebih terperinci

Berita Acara Open Lesson KEGIATAN Lesson Study Kabupaten Sumedang BIDANG STUDI BIOLOGI

Berita Acara Open Lesson KEGIATAN Lesson Study Kabupaten Sumedang BIDANG STUDI BIOLOGI PROGRAM FOR ENHANCHING QUALITY OF JUNIOR SECONDARY EDUCATION Berita Acara Open Lesson KEGIATAN Lesson Study Kabupaten Sumedang BIDANG STUDI BIOLOGI Tanggal Tempat Bidang studi Nara Sumber : 21 Februari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MENINGKATKAN PRODUKSI PANGAN MELALUI HIDROPONIK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MENINGKATKAN PRODUKSI PANGAN MELALUI HIDROPONIK IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MENINGKATKAN PRODUKSI PANGAN MELALUI HIDROPONIK 1) 2) Iis Siti Aisyah 1) dan Mimin Nurjhani K 2) Guru Biologi kelas 3 di SMP Negeri 12 Bandung Staf Pengajar di Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di SMP Negeri 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di SMP Negeri 2 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di SMP Negeri 2 Tanjung Bintang Lampung Selatan. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan dibangun oleh peserta didik (siswa)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam penelitian ini diamati tentang penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi SPLDV kelas

Lebih terperinci

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam dunia kehidupan manusia. Pendidikan adalah interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil penelitian, mengenai kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematik siswa melalui pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 di SMP Negeri 21 Bandar Lampung yaitu pada bulan Oktober 2015. B. Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pertanyaan siswa ketika pembelajaran menggunakan pendekatan studi kasus pada konsep sistem indera. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif yang ditujukan untuk menilai dan mendeskripsikan fakta sebanyakbanyaknya terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelaksanaan kegiatan pembelajaran khususnya pada tahapan kegiatan inti merupakan proses yang diselenggarakan untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DI DALAM KELAS MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY DI SMPN 1 JATINANGOR

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DI DALAM KELAS MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY DI SMPN 1 JATINANGOR PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DI DALAM KELAS MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY DI SMPN 1 JATINANGOR Oleh : Siti Sriyati dan Ammi Syulasmi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING Yosi Ermalinda, Ratu Betta Rudibyani, Emmawaty Sofya, Ila Rosilawati. Pendidikan Kimia, Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan awal belajar siswa di kelas kemudian bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan selama ini,

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Hildayanti Anwar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak

Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak Jurnal Euclid, vol.3, No.1, p.394 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN PENDEKATAN INQUIRY/DISCOVERY Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; dheti_ah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode delivery from memory ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan bahwa ilmu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan bahwa ilmu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan bahwa ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya sebagai kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan studi lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan studi lapangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan studi lapangan pendidikan fisika di salah satu SMA Negeri di Bandung, menunjukkan bahwa pembelajaran aktif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kepada siswa sejak tingkat dasar secara umum dalam mata pelajaran ilmu

I. PENDAHULUAN. kepada siswa sejak tingkat dasar secara umum dalam mata pelajaran ilmu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran sains terdiri dari beberapa cabang ilmu pengetahuan alam, yaitu Fisika, Biologi, dan Kimia. Dalam dunia pendidikan, fisika telah diperkenalkan kepada

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN Dwi Muchindasari SMP Negeri 4 Madiun E-mail: dwimuchin@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum, melalui pendekatan inkuiri pada subkonsep faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Furchan dalam Hatimah, I (2007:81) adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Karanggondang 01, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada semester 2 Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pematangan kualitas hidup yang diarahkan pada proses berfungsinya semua potensi siswa secara manusiawi agar mereka menjadi dirinya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN 79 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Data hasil yang diperoleh dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian pada bab I. Adapun deskriptif data hasil penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Awang Baru Hulu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Awang Baru Hulu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Awang Baru Hulu Sungai Tengah. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan 29 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Satap Mootilango khususnya pada materi Wujud Zat dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan Kalianda tahun pelajaran 2015/2016. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam uji coba ini

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Muhammad Abdul Karim, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan informasi hasil penelitian yang terdiri dari: minat dan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) peserta didik sebelum diterapkan pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII, merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran biologi disekolah. Sistem gerak merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih lemahnya proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu.

III. METODE PENELITIAN. yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu. III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini diadakan di SMPN 1 Gadingrejo yang terletak di Jl. Raya Gadingrejo yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penguasaan konsep siswa melalui Lembar Kerja Rumah (LKR) dan tes proses

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penguasaan konsep siswa melalui Lembar Kerja Rumah (LKR) dan tes proses 61 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang diperoleh dalam penelitian dan sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui profil penguasaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi dan observasi terhadap guru kelas mengenai proses

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI POKOK NORMA DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DEBAT DI KELAS VII-B SMP NEGERI 3 SATU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini mempunyai bentuk deskriptif kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING Oleh: Triani, Supriyono, Isnaeni Maryam Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN PADA KONSEP HEWAN INVERTEBRATA

ABSTRAK PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN PADA KONSEP HEWAN INVERTEBRATA 20 ABSTRAK PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN PADA KONSEP HEWAN INVERTEBRATA Oleh : Amalia Rezeki, St.Wahidah Arsyad, Aminiddin P.P Pembelajaran

Lebih terperinci

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha menerapkan

Lebih terperinci

550 Junaidi : Perbaikan Keterampilan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran... WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

550 Junaidi : Perbaikan Keterampilan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran... WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 550 WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PERBAIKAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn PADA MATERI POKOK GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam kegiatan sehari-hari komunikasi dilakukan baik di lingkungan

I. PENDAHULUAN. Dalam kegiatan sehari-hari komunikasi dilakukan baik di lingkungan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kegiatan sehari-hari komunikasi dilakukan baik di lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja, di jalan, di pasar dan di tempat-tempat umum lainnya. Komunikasi menjadi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm. 25-38 25 MENINGKATKAN KETERAMPILAN ILMIAH SAINS MELALUI KEGIATAN ONE DAY ADVENTURE PADA MATERI TUMBUHAN HIJAU DI KELAS V SDN JURUBANU

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.3 (2016) : 147-154 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 PADANG BATUNG PADA KONSEP EKOSISTEM

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada bulan. April Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada bulan. April Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014. 27 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada bulan April Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Populasi dan Sampel Populasi

Lebih terperinci

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan demikian akan menimbulkan perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyatakan bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Suatu metode penelitian yang terpadu dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 2 September 2014 dilaksanakan observasi awal dan tanggal 4 September

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual, 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual, sosial maupun fisik yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut pengetahuan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA TOPIK GERAK LURUS BERATURAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMPN 3 TANJUNGSARI

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA TOPIK GERAK LURUS BERATURAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMPN 3 TANJUNGSARI UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA TOPIK GERAK LURUS BERATURAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMPN 3 TANJUNGSARI : Muslim, Mimin Iryanti 1, Nurhayati 2 1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia yang bermutu merupakan faktor penting dalam pembangunan di era globalisasi saat ini. Pengalaman di banyak negara menunjukkan, sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1) 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil-hasil penelitian pembelajaran beserta pembahasannya tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe investigasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia diperlukan manusia yang lainnya, manusia tidak bisa hidup seorang diri. Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep Penilaian penguasaan konsep siswa dilakukan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk tes pilihan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3 19 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3 SMP Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan sikap serta bertanggung jawab kepada lingkungan. Biologi berkaitan dengan cara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di MA Al-Hikmah Bandar Lampung pada 5-

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di MA Al-Hikmah Bandar Lampung pada 5- 26 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di MA Al-Hikmah Bandar Lampung pada 5-12 April 2013. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan ini mengenai deskripsi pra siklus, deskripsi siklus 1, dan deskripsi siklus 2. Deskripsi siklus 1 tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran BAB V PEMBAHASAN A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Penilaian kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran

Lebih terperinci

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MATERI ANNOUNCEMENT DI KELAS IX A SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPA merupakan mata pelajaran yang berkaitan atau berhubungan erat dengan alam dan kehidupan manusia. Melalui IPA kita belajar tentang alam dan kehidupan manusia.

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2, Hal 70-77, Mei 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2, Hal 70-77, Mei 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X-IPA 3 SMA LABORATORIUM UNSYIAH BANDA ACEH Nurti Aslindiˡ, Hasmunir²,

Lebih terperinci

rangka perkembangan manusia (Hidayat dan Machali, 2010: 32). maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk lainnya.

rangka perkembangan manusia (Hidayat dan Machali, 2010: 32). maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah proses kegiatan yang khas dilakukan oleh manusia. Pendidikan merupakan produk kebudayaan manusia. Kegiatan pendidikan dilakukan dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah

I. PENDAHULUAN. agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa dapat menjelajahi dan memahami

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Alam Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Mayayap Sarifa Tas, Anthonius Palimbong, dan Hasdin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menitikberatkan pada tiga aspek, yaitu pelaksanaan peer assessment, model pembelajaran Jigsaw, dan kemampuan berkomunikasi lisan siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIS Sullamut Taufiq yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIS Sullamut Taufiq yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIS Sullamut Taufiq yang terletak di Jalan Manggis Gang Taufiq Rt. 27 No. 11 Banjarmasin.

Lebih terperinci

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini disetting sebagai penelitian tindakan kelas di SMAN 3 Gorontalo Kecamatan Kota Tengah Kabupaten Gorontalo. Subjek

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri PENERAPAN MODEL STAD DENGAN PERMAINAN KUIS MAKE A MATCH PADA MATERI SISTEM GERAK TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII J SMPN 2 NGUNUT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peneliti berperan utama sebagai pengajar dan sebagai perencana tindakan artinya peneliti sebagai pengajar dalam proses belajar mengajar dan peneliti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 di SD Negeri 1

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 di SD Negeri 1 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 di SD Negeri 1 Gumukrejo Pringsewu. B. Polpulasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Table 8. Kategori aktivitas belajar siswa dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Table 8. Kategori aktivitas belajar siswa dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian Kategori aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran, diklasifikasikan menjadi siswa yang aktif dan siswa yang tidak aktif. Sebagaimana disajikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIID SMP N 1 Kembaran Kabupaten Banyumas dengan jumlah siswa 32 yang terdiri dari 16 siswa lakilaki dan 16 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa : 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pengertian PTK Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi, rata-rata hasil belajar IPA semester I kelas III SD Negeri Karangwotan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA Eva M. Ginting dan Harin Sundari Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MELALUI LESSON STUDY. Oleh :

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MELALUI LESSON STUDY. Oleh : PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MELALUI LESSON STUDY Oleh : Siti Sriyati Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Development Research), karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran matematika sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah Secara geografis SD Negeri 2 Plosoharjo terletak di Desa Plosoharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Berada di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang tercantum pada kurikulum. Bagi para siswa, belajar kimia hanya untuk keperluan menghadapi ulangan

Lebih terperinci