KOMPARASI KEBUTUHAN PEMENUHAN RASA KOMPETENS ANTAR DOSEN
|
|
- Veronika Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tema: 5 (Kewirausahaan, Koperasi dan UMKM) KOMPARASI KEBUTUHAN PEMENUHAN RASA KOMPETENS ANTAR DOSEN Oleh Devani Laksmi Indyastuti Universitas Jenderal Sodirman devani @gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perbedaan kebutuhan pemenuhan rasa kompetens antar dosen. Kami menginterview dosen-dosen untuk mengetahui berbagai perbedaan pemenuhan kompetens diatara dosen dosen. Penelitian-penelitian sebelumnya menggeneralisasi pemenuhan rasa kompetens seluruh individu. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan ini tidak saja berbeda diantara konteks penelitian, namun juga berbeda-beda antar individu. Perbedaan ini karena adanya perbedaan individu terkait jenis kelamin, latar belakang pengalaman, pendidikan, kemampuan dan sifat individu. Semua menentukan keinginan yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan kompetens. Kata kunci: kompetens, pemenuhan antar dosen, fenomenologi ABSTRACT This study aims to explore the difference of need of fulfilling competence among lecturers. We interviewed lecturers deeply to find out the differences among lecturers of fulfillment of competence. Previous study generate that needs for all humans. This result showed that fulfillment of that need does not be different between context, but also different among individuals. This differences are related to individual differences, such as, gender, experience backgrounds, education, competencies and trait. All of that differences determine that needs for fulfilling competence. Key word: competence, fulfillment among lecturers, phenomenology. PENDAHULUAN Kompetens adalah kebutuhan individu untuk merasakan adanya tantangan dalam melaksanakan pekerjaannya dan mampu mengekspresikan kemampuannya (Ryan & Deci, 2002). Beberapa akademisi mengemukakan pemenuhan kebutuhan kompetens bersifat general (Roth, Assor, Maymon & Kaplan, 2007; Gagne & Deci, 2005). Indyastuti (2017) menyatakan bahwa kebutuhan pemenuhan rasa kompetens bervariasi antar individu. Penelitian ini mengeksplor perbedaan dan persamaan perasaan dosen tentang apa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rasa kompetensnya. Hasil penelitian Indyastuti (2017) telah mengekspore dukungan rasa kompetens dosen-dosen. Namun dalam penelitian tersebut tidak dieksplore mendalam apa yang 965
2 menjadi perbedaan pemenuhan kebutuhan tersebut, mana yang memiliki kesamaan pemenuhan. Kesamaan pemenuhan dapat digeneralisasi di seluruh dosen yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan phenomenography. Pendekatan phenomenography merupakan pendekatan dengan mengekspor pengalaman individu tentang suatu fenomena (Wahyuni, 2012). Penelitian ini sesuai dilakukan karena perasaan dan persepsi dapat dieksplor dengan pendekatan ini. Peneliti mengkomparasikan beberapa pengalaman yang dialami oleh beberapa dosen dan mengeskplor perbedaan kebutuhan yang dirasakan oleh masing masing dosen. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga dapat mengeksplorasi fenomena secara lebih mendalam, rinci dan jelas. Setiap individu memiliki latar belakang, pengalaman dan tingkat pendidikan yang berbedabeda. Perbedaan individu inilah yang mempengaruhi perbedaan masing-masing individu. Penelitian ini akan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan kebutuhan pemenuhan kompetens dari beberapa dosen. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan phemenography. Teknik yang dilakukan yakni dengan interview mendalam. Peneliti menggunakan 4 partisipan dosen yang bekerja di perguruan tinggi di. Partisipan 1 telah bekerja selama 3 tahun. Partisipan 2 telah bekerja selama 20 tahun. Partisipan 3 telah bekerja selama 9 tahun. Partisipan 4 telah bekerja selama 17 tahun. Peneliti melakukan interview sebanyak 3. Jarak antara interview pertama dan kedua sekitar satu atau dua minggu. Interview lebih dari sekali bertujuan untuk mengkonfirmasi penjelasanpenjelasan yang telah diterangkan sebelumnya. Interview ketiga untuk menganalisis respon partisipan untuk penjelasan partisipan lain. HASIL DAN PEMBAHASAN Perbedaan kebutuhan pemenuhan rasa kompetens diantar empat partisipan: Partisipan I Partisipan I merupakan dosen yang relatif masih baru. Individu ini sedang mempelajari kondisi lingkungannya. Dia mempelajari apa yang menjadi tugas dan wewenang dia. Pendidikan yang diampunya adalah S2, suatu pendidikan yang belum mencapai titik pengalaman tertinggi (S3). Individu ini masih memiliki energi untuk berkembang, dan belum memiliki keinginan untuk mengekspresikan kemampuannya yang tinggi. Individu ini lebih menginginkan peluang pencarian pengalaman yang banyak. Dosen baru di tempat kerja partisipan seringkali mendapat pekerjaan-pekerjaan administrasi terkait pengelolaan data, ini terjadi pada saat kegiatan tertentu seperti akreditasi 966
3 program-program studi, pengelolaan jurnal. Dosen baru juga sering diberi pekerjaan mengajar, menguji yang menumpuk sehingga memunculkan kejenuhan. Berikut rincian dukungan kompetensi yang membedakan dengan partisipan lain: - Distribusi pekerjaan tugas administrasi yang merata. Ini masih menunjukkan bahwa dosen ini masih bersedia mengerjakan pekerjaan ini, namun dia menginginkan tidak semua pekerjaan tersebut diberikan kepadanya. Dia mengatakan,...mungkin kalau mendapatkan tugas administrasi bisa dikerjakan bersama-sama. Kalau pekerjaan administrasi menumpuk, saya merasa bosan dan tidak tertantang. Pekerjaan ini mau saya kerjakan karena dampak ke fakultas cukup tinggi. Selama ini dosen ini terlalu banyak mengerjakan pekerjaan administrasi. Partisipan lain tidak banyak mendapatkan tugas-tugas administrasi. Partisipan IV secara tegas mengatakan dosen tidak dibebani oleh pekerjaan administrasi. Dosen muda masih mencari-cari pekerjaan yang sebenarnya sesuai dengan dirinya sehingga pekerjaan administasi masih bisa dilakukan meski perlu adanya pemerataan. Dosen muda juga merasa bahwa pekerjaan ini penting untuk fakultas jadi tetap memiliki arti, namun kalau seluruh pekerjaan dipikulkan kepadanya, tidak ada lagi rasa tantangan namun merasa tidak berguna. - Tidak mengajar di semua bidang pengajaran. Partisipan lain sudah memperoleh pengajaran pada satu konsentrasi. Beberapa partisipan lain ada yang memiliki kesenangan mengajar di berbagai bidang untuk mengurangi kebosanan. Partisipan II menyatakan bahwa terlalu membosankan ketika mengajat itu itu saja selama bertahun-tahun. Perlu adanya variasi pengajaran supaya tidak membosankan. Partisipan II Partisipan kedua telah bekerja selama 20. Pendidikan partisipan adalah S2. Partisipan tidak banyak mengikuti pengalaman-pengalaman pelatihan di luar universitas sehingga hanya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan pimpinan. Agar mampu merasakan kompetens, partisipan ini perlu pengetahuan-pengetahuan untuk bekal mengajarnya. Berikut kebutuhan dukungan yang diperlukan dosen ini sebagai hasil wawancara dengan peneliti: - Pelatihan untuk ilmu-ilmu dibidangnya, seperti kuliah umum, adanya workshop, adanya kuliah umum dari praktisi. Partisipan ini mengatakan, Yah..., kita kan perlu tambahan pengetahuan dan contoh contoh praktis di sekeliling kita untuk materi pengajaran. Kita juga perlu pengetahuan-pengetahuan baru agar tidak tertinggal dengan universitas lainnya. Partisipan lain dapat secara mandiri mencari kegiatan di luar kampus. Respon partisipan lainnya (I, III), Yah, kita bisa searching, bisa ikut workshop di universitas laiinya, biayanya bisa dari dana riset. - Fasilitas literatur untuk dosen. Partisipan lain menunjukkan kemauannya untuk berusaha sendiri untuk memperoleh literatur yang dibutuhkan. Partisipan lainnya (I, III) merespon, Yah, memang fasilitas itu gak ada, cari sendiri saja, bukan masalah. 967
4 - Penghilangan budaya individualisme dan persaingan. Peningkatan kompetensi dosen ini diperoleh melalui sharing pengetahuan dan pengalaman sehingga individualistis menyebabkan dosen ini kehilangan sumber untuk memperoleh pengetahuan. Partisipan ini menyatakan, Kita perlu hubungan baik, karena ketika kita butuh teman teman untuk sharing, atau kita mau menanyakan yang kita tidak faham, kita bisa mendapatkannya. Ketika kita paham semua yang harus kita ajarkan, rasa kompetens kita kan meningkat. Sharing knowledge menjadi sumber memperoleh pengetahuannya. Ini mungkin berbeda dengan tiga partisipan yang lain karena partisipan yang dapat mengeksplor pengetahuan secara mandiri. Partisipan I mengatakan, persaingan itu menyenangkan selama persaingan itu persaingan yang fair, sehat, hasil yang diperoleh jelas karena keunggulan kita. Ketika ditanya tentang individualistis, dia menjawab Yah, dosen memang bisa bekerja sendiri ya, meski jangan terlalu individualistis, tapi sifat dosen memang mandiri. Partisipan III mengatakan, kadang tugas kita memang ada yang sifatnya mandiri, namun untuk kemajuan universitas memang perlu kolaborasi semua pihak. - Forum komunikasi antar dosen satu fakultas ataupun jurusan sehingga adanya peluang untuk memenuhi kebutuhan dosen termasuk kebutuhan kompetens. Ini terkait dengan knowledge sharing. Partisipan IV menyatakan Yang penting itu, prosedur, aturan dan sistem yang jelas. Partisipan III Partisipan III merupakan dosen muda dengan tingkat pendidikan s3. Partisipan memiliki bayangan ideal bagaimana kompetensi seluruh dosen dapat ditingkatkan sehingga mampu meningkatkan seluruh rasa kompetens dosen. Hasil interview yang membedakan dengan partisipan yang lain. - Meningkatkan budaya keilmuan. Ini terkait dengan dukungan seluruh kegiatan-kegiatan terkait dengan keilmuan. Tidak seluruh dosen menyadari pentingnya budaya akademik di lingkungan akademik sehingga tidak seluruh partisipan fokus pada budaya akademik. Budaya akademik menyebabkan meningkatnya spirit kerja partisipan ini sehingga dapat mengekspresikan kemampuannya. Ini menunjukkan bahwa prestasi kerja yang dihasilkan memang berkaitan dengan akademik. Sementara, beberapa partisipan hanya berfokus pada apa yang mereka butuhkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan mereka dengan puas dan memperoleh imbalan yang layak, tanpa menyadari tingkat kualitas dari perguruan tinggi mereka. Respon dosen lain, yah..., kalau saya yang penting bisa mengajar dengan baik, mungkin yang muda muda silakan menginginkan apa... - Adanya peningkatan kompetensi bersama. Masing-masing individu unik sehingga masingmasing kompetensi dari semua dosen harus dilakukan untuk dapat saling mengisi satu dengan yang lain. Ini bukan disebabkan karena partisipan tergantung pada individu yang lain. Namun pemfokusan partisipan untuk dapat berkembang bersama sehingga organisasi benar-benar 968
5 merasa kompetens secara akademik. Partisipan I, ya, yang penting ada dukungan dosen untuk mengikuti workshop, pelatihan dan lain-lainnya. - Jaminan bahwa seluruh individu bisa berkembang. Partisipan IV Partisipan IV merupakan dosen senior. Partisipan ini sedang menjalani pendidikan sehingga tidak mengalami berbagai peristiwa di instansi dalam waktu yang lama. Ini menyebabkan kesulitan untuk menggali kembali ingatannya tentang suasana di instansi dan apa yang diperlukan untuk merasakan kompetens di instansi. Peneliti harus banyak bercerita kembali untuk menggali memorinya, perasaannya ketika di instansi. Beberapa dukungan yang diperlukan dan berbeda dengan partisipan lainnya sebagai berikut: - Adanya pembagian tugas dan tanggunjawab seperti pembimbingan, pengajaran, pembimbing akademik dengan prosedur, aturan dan sistem yang konsisten, jelas dan terbuka. Ini untuk meminimalkan bias keputusan, kepemihakan, dan diskriminasi, karena tiga faktor tersebut pemicu rasa tidak kompetens. Individu tidak mampu untuk mengekspresikan kompetensnya. Namun ini juga tidak berlaku untuk seluruh partisipan, karena ada beberapa partisipan yang diuntungkan dengan prosedur, aturan dan sistem yang tidak konsisten selama dekat dengan pengambil keputusan. Beberapa dosen merespon, prosedur seperti apa yang diinginkan?. - Fleksibilitias jadwal pengajaran. Fleksibilitas penjadwalan perlu dilakukan supaya kita mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lainnya. Tugas dosen cukup banyak mencakup penelitian, penulisan buku, artikel dan lain-lainnya. Kinerja dosen tergantung pada fleksibilitas jadwal. Beberapa partisipan menyatakan bahwa penjadwalan yang ketat bukan suatu masalah bagi mereka. Ini ditunjukkan ketika Partisipan I ditanya tentang adanya absensi kuliah dosen dengan finger print, tidak masalah aturan ketat seperti itu, karena kita akan menyesuaikan ketika aturan menjadi ketat. Persamaan kebutuhan - Adanya apresiasi untuk setiap tugas yang dilakukan - Adanya wadah untuk mengekspresikan kemampuan diri - Adanya kesempatan untuk mengemukakan pendapat, pikiran individu KESIMPULAN Berdasarkan interview dengan beberapa dosen secara mendalam, kebutuhan dosen untuk memenuhi rasa kompetens berbeda-beda untuk beberapa hal. Ini terkait dengan latar belakang pengalaman, pendidikan dan kemampuan serta sifat masing-masing individu. Meski demikian, beberapa pemenuhan yang bersifat general tetap ada. Berdasarkan interview ada beberapa kesamaan tentang kebutuhan yang diperlukan untuk merasakan kompetens. 969
6 UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada LPPM UNSOED yang telah menfasilitasi dalam bentuk dana dan publikasi seminar penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Deci, E. & Ryan, R Handbook of self-determination research. Rochester. NY:University of Rochester Press pp. Gagne, M. & Deci, E.L Self Determination Theory and Work Motivation. Journal of Organizational Behavior. 26: Indyastuti, D.L Eksplorasi Dukungan Rasa Kompetens Dosen di Perguruan Tinggi, Prosiding FMI 9. Semarang. Roth, G. Assor, A. Maymon, Y.K. dan Kaplan, H Autonomous Motivation for Teaching: How Self-Determined Teaching May Lead to Self-Determined Learning. Journal of Educational Psychology. Vol. 99 (4): Wahyuni, Sari. (2011). Qualitatif Research Method: Theory and Practice. Salemba Empat. 9 pp. 970
PERBEDAAN KEPUASAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS DASAR DAN MOTIVASI KERJA ANTARA DOSEN-DOSEN DI KABUPATEN BANYUMAS DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PERBEDAAN KEPUASAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS DASAR DAN MOTIVASI KERJA ANTARA DOSEN-DOSEN DI KABUPATEN BANYUMAS DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh: Devani Laksmi Indyastuti 1), Rifqi Syaefurrohman 2) E-mail:
Lebih terperinciBAB V. SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PADA PENELITIAN BERIKUTNYA. 5.1 Simpulan
123 BAB V. SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PADA PENELITIAN BERIKUTNYA 5.1 Simpulan Penelitian ini menemukan faktor yang mempengaruhi kontradiksi pengaruh iklim psikologis persaingan terhadap
Lebih terperinciPENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN PENDIDIKAN TERHADAP RASA KOMPETENS DAN KETERHUBUNGAN DOSEN-DOSEN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN PENDIDIKAN TERHADAP RASA KOMPETENS DAN KETERHUBUNGAN DOSEN-DOSEN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh: Devani Laksmi Indyastuti 1) E-mail:devani20092010@gmail.com 1) Economics
Lebih terperinciLEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, disebutkan bahwa tugas dosen berkaitan dengan pelaksanaan tiga hal utama yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Karenanya kinerja dosen dalam
Lebih terperinciProfil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang
Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang Susilawati, Nur Khoiri Pendidikan Fisika IKIP PGRI Semarang, Jln Sidodadi Timur No. 24 Semarang susilawati.physics@gmail.com
Lebih terperinciDETERMINASI DIRI MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN ANGKATAN
45 DETERMINASI DIRI MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN ANGKATAN 2009-2013 Irma Ayuning Tyas 1 Gantina Komalasari 2 Eka Wahyuni 3 Abstrak Artikel ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah. mendapatkan persetujuan dari tim pembina mata kuliah seminar Ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata kuliah seminar merupakan Mata Kuliah Keahlian Program Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah mendapatkan persetujuan dari tim pembina
Lebih terperinciPERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U
VIEWED FROM DIFFERENT LEARNING MOTIVATION OF STUDENTS IN FAMILY ECONOMIC STATUS Meriam Yuliana Undergraduate Program, Faculty of Psychology Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: motivation
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL i. LEMBAR PENGESAHAN ii. LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN iii
Abstrak Pemenuhan terhadap basic needs satisfaction akan mendukung siswa untuk dapat berfungsi secara optimal dalam mencapai educational outcomes. Menggunakan teori basic need satisfaction oleh Deci &
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan seluruh rakyat Indonesia. Sistem pendidikan nasional yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 secara jelas dicantumkan bahwa salah satu cita-cita bangsa Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini, pendidikan menjadi salah satu aspek penting, baik untuk mengembangkan potensi dalam diri maupun untuk mencapai impian masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dan berkualitas agar mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman, diharapkan sumber daya manusia semakin berkembang dan berkualitas agar mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan perkembangan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPETENSI REFLEKSI PENDIDIK ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENULIS
Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris Vol. 2., No. 2., 2016. Hal. 25-35 PENGEMBANGAN KOMPETENSI REFLEKSI PENDIDIK ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENULIS JIPP Subhan El Hafiz
Lebih terperinciGAMBARAN PROSES PENERIMAAN IDENTITAS HOMOSEKSUAL PADA LESBIAN SKRIPSI
GAMBARAN PROSES PENERIMAAN IDENTITAS HOMOSEKSUAL PADA LESBIAN SKRIPSI OLEH: Cynthia Nagata Tionardi.S NRP: 7103007071 Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 2013 GAMBARAN PROSES
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jaringan sosial,
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jaringan sosial, pendanaan dan energi organisasi produktif terhadap eksplorasi dan eksploitasi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan desain penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
Lebih terperinciPERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI DITINJAU DARI GENDER KARYAWAN PT. INDOMARCO PRISMATA MEDAN ABSTRAK
Psikologia, 2013, Vol. 8, No. 1, hal. 19-24 19 PERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI DITINJAU DARI GENDER KARYAWAN PT. INDOMARCO PRISMATA MEDAN Putri Ayu Rizki dan Rahmi Lubis Universitas Medan Area ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,
Lebih terperinciApa itu Penelitian Kualitatif???
Apa itu Penelitian Kualitatif??? Definisi Jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss & Corbin, 1990) Penelitian kualitatif:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia dinilai masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia dinilai masih berkualitas rendah, terutama SDM yang bekerja di instansi pemerintah. Hal tersebut disebabkan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
25 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengambilan keputusan untuk bekerja pada penderita SLE laki-laki. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa penelitian ini termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada. tingkatan organisasi. Sumberdaya Manusia yang besar apabila dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu masalah dunia pendidikan saat ini adalah rendahnya penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada tingkatan organisasi. Sumberdaya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peranan Kinerja MGMP PKn dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP (Studi Kasus Terhadap
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. 96
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN. ii HALAMAN PERNYATAAN. iii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... x INTISARI. xi ABSTRACT... xii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan proses pembelajaran di masa global ini, pembelajaran yang sangat sesuai untuk di terapkan pada kondisi siswa yang pasif adalah pembelajaran
Lebih terperinciANALISIS KOMPARASI KINERJA MAHASISWA AKUNTANSI DAN MAHASISWA NON AKUNTANSI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BOGOR (KASUS PADA STIE KESATUAN BOGOR)
ANALISIS KOMPARASI KINERJA MAHASISWA AKUNTANSI DAN MAHASISWA NON AKUNTANSI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BOGOR (KASUS PADA STIE KESATUAN BOGOR) Muanas 1, Udi Pramiudi 2 STIE Kesatuan Bogor 1 Email: muanas.hb@gmail.com
Lebih terperinciJurnal FamilyEdu 40 Vanya Nikki Hadiarti Tamara et al
Jurnal FamilyEdu 40 Vanya Nikki Hadiarti Tamara et al Vol 1 No.1 April 2015 Kemampuan Mahasiswa dalam Pelaksanaan Workshop Manajemen Sumber Daya Keluarga Berbasis Project Based Learning Vanya Nikki Hadiarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam suatu perkembangan bangsa. Oleh karena itu, perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia selalu berusaha untuk ditingkatkan agar mencapai hasil yang semakin baik kedepannya. Pendidikan merupakan aspek terpenting
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna hidup dari pengalaman tragis,
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari ketiga subjek, kedua subjek sudah menyadari dan menemukan makna hidupnya sedangkan subjek C belum menyadari dan menemukan makna hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna
Lebih terperinciAnalisis Dampak Program Sekolah Lima Hari (PS5H) terhadap Efektivitas Perilaku Belajar Matematika Siswa dan Kecemasan Matematika (Math Anxiety)
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 53 Analisis Dampak Program Sekolah Lima Hari (PS5H) terhadap Efektivitas Perilaku Belajar Matematika Siswa dan Kecemasan Matematika (Math
Lebih terperinciAbstrak. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum dan spesifik mengenai persepsi penerapan Student Centered Learning serta keduabelas prinsipnya pada mahasiswa fakultas psikologi Universitas
Lebih terperinciHubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari
Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari Dibimbing Oleh : Dr.Ahmad Gimmy Prathama Siswandi, M.Si ABSTRAK
Lebih terperinciSandra Ria Fitriasih, Eli Rohaeti. Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
PENGARUH PEMBERIAN INITIAL KNOWLEDGE QUIZ (IKQ) TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA THE EFFECT OF INITIAL KNOWLEDGE QUIZ (IKQ) ON MOTIVATION AND CHEMISTRY LEARNING ACHIEVEMENT OF STUDENTS
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DAN KEPUASAN KERJA DI PT.
Konsentrasi / Bidang Minat : Manajemen SDM PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DAN KEPUASAN KERJA DI PT. SUCOFINDO SKRIPSI OLEH: DAVID PRASETYO
Lebih terperinciEVALUASI ANTARMUKA WEBSITE SMK MUHAMMADIYAH 2 SRAGEN MENGGUNAKAN METODE USABILITY TESTING
EVALUASI ANTARMUKA WEBSITE SMK MUHAMMADIYAH 2 SRAGEN MENGGUNAKAN METODE USABILITY TESTING Lucky Satrya Wiratama Fakultas Teknik Elektro dan Informatika, Program Studi Teknik Informatika Universitas Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian banyak sumber potensi yang mendukung keberhasilan organisasi, sumber daya manusia
Lebih terperinciSTANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA
STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA MMTC YOGYAKARTA 2015 STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciKOMPONEN G PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, DAN KERJASAMA
KOMPONEN G PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, DAN KERJASAMA G.1. Kualitas, Produktivitas, Relevansi Sasaran, dan Efisiensi Pemanfaatan Dana Penelitian dan Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran matematika pada jenjang sekolah disajikan menggunakan simbol-simbol, istilah-istilah, rumus, diagram, tabel sehingga mata pelajaran matematika
Lebih terperinciABSTRAK Pearson Alpha Cronbach
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Self-Regulation Akademik pada siswa kelas 10 SMA X Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Populasi sasaran adalah
Lebih terperinciFakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pemeliharaan Hubungan Pegawai
Pemeliharaan Hubungan Pegawai Pemeliharaan Hubungan Pegawai Pengertian Usaha untuk membina dan mengembangkan kondisi fisik, mental, sikap dan perilaku karyawan agar karyawan menjadi loyal dan mampu bekerja
Lebih terperinciPROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR
PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU 2016 37 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Oleh Ujiati Cahyaningsih Ujiati.dikdas13.uny@gmail.com
Lebih terperinciKEMENTRIAN PENDIDIKAN TINGGI, RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
huliah manajemen fasilitas prencana PEMBELAJARAN SEMESTER Program Studi : Psikologi Nama mata kuliah : Motivasi dan Emosi Kode: PSI6213 Jumlah SKS: 2 SKS Semester : Genap Mata kuliah prasyarat : - Dosen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengeksplorasi secara lebih dalam penerimaan (acceptance) remaja yang memiliki ibu tiri. Proses penelitian ini
Lebih terperinciStudi Deskriptif Student Engagement pada Siswa Kelas XI IPS di SMA Pasundan 1 Bandung
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Student Engagement pada Siswa Kelas XI IPS di SMA Pasundan 1 Bandung 1 Rida Ayu Mustika, 2 Sulisworo Kusdiyati 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman modern ini, setiap perusahaan menuntut diri untuk meningkatkan dan mengembangkan perusahaannya agar dapat mengatasi persaingan yang semakin ketat. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk membentuk karakteristik seseorang agar menjadi lebih baik. Melalui jalur pendidikan formal, warga negara juga diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dunia secara. global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dunia secara global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, memanfaatkan
Lebih terperinciPenyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama
Prosiding SNaPP2011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama Dewi Rosiana Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung
Lebih terperinciEdu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.
Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo KUALITAS PENGELOLAAN KELAS DAN MOTIVASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMA NEGERI KOTA TEGAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Lebih terperinciDUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Dian Lati Utami, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi,
Lebih terperinciLampiran 1 Alat Ukur DATA PRIBADI. Jenis Kelamin : Pria / Wanita IPK :... Semester ke :...
LAMPIRAN Lampiran 1 Alat Ukur DATA PRIBADI Jenis Kelamin : Pria / Wanita IPK :... Semester ke :... DATA PENUNJANG PENGALAMAN INDIVIDU Jawablah pertanyaan berikut ini dengan cara melingkari pilihan jawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja, yaitu baby boomers ( ), generasi X ( ), dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dalam dunia kerja terdapat tiga generasi yang mewarnai tenaga kerja, yaitu baby boomers (1944-1960), generasi X (1965-1976), dan generasi Y (1977-2002)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja agar mampu mandiri dan bersaing. Diantara salah satu aspek yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah menuntut banyak perubahan, perbaikan serta peningkatan diberbagai bidang. Jika dihubungkan dengan sumber
Lebih terperinciJournal of Mechanical Engineering Learning
JMEL 3 (1) (014) Journal of Mechanical Engineering Learning http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENTS) DAN
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik. Diajukan Oleh : DAHLIA HUTAHAEAN
SKRIPSI STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR PRAKTIK KEPENDIDIKAN KEBIDANAN MAHASISWA YANG SUDAH BEKERJA DAN BELUM BEKERJA PADA PROGRAM STUDI D- IV BIDAN PENDIDIK DI UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Disusun Guna
Lebih terperinciSTRATEGI MEMINIMASI STRES KERJA OPERATOR BERDASARKAN FAKTOR PEMICU STRES KERJA PADA PT AGRONESIA INKABA *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 STRATEGI MEMINIMASI STRES KERJA OPERATOR BERDASARKAN FAKTOR PEMICU STRES
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan yang dimilikinya melalui Perguruan Tinggi. Perguruan
Lebih terperinciTesis. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN BAHASA INGGRIS MAHASISWA SETARA PROGRAM DIPLOMA SATU Kasus : Studi Korelasi Penguasaan Kosakata, Motivasi Berprestasi, dan Persepsi tentang Kompetens Instruktur dengan Kemampuan
Lebih terperincipenelitian Langkah Strategis menulis proposal
Langkah Strategis menulis proposal penelitian Mengidentifikasi Argumen penting, membuat outline proposal, menulis gagasan dan masalah etis, dan menulis pendahuluan dengan model defisiensi (deficiency model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya perusahaan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan keberadaannya. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia pendidikan saat ini semakin kompetitif, tidak terkecuali persaingan dalam peningkatan kualitas di Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
BAB III METODE PENELITIAN I. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus deskriptif. Menurut Yin (1984a: 1981b dalam Robert K. Yin, 2006:
Lebih terperinciSILABUS DAN SAP Berdasarkan KKNI September SILABUS METODE PENELITIAN Dosen: Pristiana Widyastuti, SAB, MAB, MBA
SILABUS METODE PENELITIAN Dosen: Pristiana Widyastuti, SAB, MAB, MBA A. Deskripsi Mata kuliah ini bertujuan untuk menghasilkan kompetensi mahasiswa di bidang penelitian ekonomi dan bisnis. Mahasiswa mengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian serius pemerintah. Sejalan dengan upaya peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia terutama kualitas ditingkat sekolah dasar menjadi perhatian serius pemerintah. Sejalan dengan upaya peningkatan kesejahteraan guru melalui
Lebih terperinciKONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO
KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO Okky Mega Dhatu, Annastasia Ediati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh daya saing dan keterampilan (meritokration). Pria dan wanita sama-sama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang penuh dengan persaingan, peran seseorang tidak lagi banyak mengacu kepada norma-norma kebiasaan yang lebih banyak mempertimbangkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan identity formation pada gay.
24 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan identity formation pada gay. Dengan tujuan penelitian ini peneliti akan menggunakan metode penelitan kualitatif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum pembelajaran kedokteran Mahasiswa dituntut untuk mengetahui segala hal yang dituntut oleh kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan kemampuan-kemampuan
Lebih terperinciNadia Fitri Yani Adiyalmon, S.Ag, M.Pd Marleni, S.Pd Progam Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
Peranan Guru Pamong Membimbing Mahasiswa Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat (Studi Tentang Kesiapan Guru Pamong Membimbing Mahasiswa PPL Untuk Praktek Mengajar) Di SMA N Se-Kabupaten Dharmasraya Nadia
Lebih terperinciRINGKASAN DAN SUMMARY LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Bidang Ilmu: Sosial - Ekonomi RINGKASAN DAN SUMMARY LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL PEMBENTUKAN KESADARAN KOLEKTIF TERHADAP MANAJEMEN LINGKUNGAN PENGUSAHA KECIL TAHU TEMPE DI SOLO No Kontrak: 089/SP2H/PP/DP2M/III/2010
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. 23 Universitas Indonesia. Gambaran Penghayatan..., Mitra Atensi, FPSI UI, 2008
3. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran makna hidup yang dihayati oleh relawan pemberdayaan masyarakat miskin. Makna hidup bersifat unik, spesifik, dan personal (Frankl dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat pada bidang ekonomi. Teknologi juga telah mendorong
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat cepat saat ini telah banyak memberikan manfaat pada bidang ekonomi. Teknologi juga telah mendorong manusia untuk dengan mudah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2009), pemilihan pendekatan kuantitatif
Lebih terperinciPENERAPAN JURNAL MATEMATIKA UNTUK MENDORONG KEMAMPUAN MEREFLEKSI DIRI SISWA SECARA TERTULIS
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 PENERAPAN JURNAL MATEMATIKA UNTUK MENDORONG KEMAMPUAN MEREFLEKSI DIRI SISWA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Akademik a. Definisi Motivasi berasal dari kata Latin movere diartikan sebagai dorongan atau menggerakkan (Hasibuan, 2006). Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seberapa besar perkembangan pendidikannya (Sanjaya, 2005). Menurut UU RI No
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu di masyarakat. Kemajuan pada individu bisa dilihat dari seberapa besar perkembangan
Lebih terperinciANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGGUNAAN JASA TRANSPORTASI ONLINE CARPOOLING DI NEBENGERS TUGAS AKHIR
ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGGUNAAN JASA TRANSPORTASI ONLINE CARPOOLING DI NEBENGERS TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi, Program Studi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 PURWOREJO
HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 PURWOREJO Abstrak Memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, menuntut siswa untuk mampu menyesuaikan dirinya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti berusaha mendeskripsikan kompetensi sosial remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian women-friendly HRM (Human Resource Management) dorongan organisasi, golongan kecil itu yang menguji bagaimana pekerja
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penelitian women-friendly HRM (Human Resource Management) sering mengira wanita secara serba sama mereka ingin dan membutuhkan dorongan organisasi, golongan
Lebih terperinciPENGGUNAAN TUTOR SEBAYA UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
PENGGUNAAN TUTOR SEBAYA UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR Rakimahwati & Sri Hartati Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Hamka Airtawar Padang e-mail: rakimahwati10@yahoo.com Abstract: Peer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat padat. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib
Lebih terperinciProgram Kewirausahaan Mahasiswa. Indonesia (PKMI) 2017
Program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (PKMI) 2017 TUJUAN PKMI Pertama membentuk karakter wirausaha mahasiswa berupa proses pengintegrasian antara hardskill dan softskill (knowledge, skill, personal
Lebih terperinciBukti Instrumen PKKS Kompetensi KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN
Bukti Instrumen PKKS Kompetensi KEPEMIMPINAN Menyiapkan BUKTI ISTRUMEN PKKS Kompetens 2 : KEPEMIMPINAN 2.1 Bertindak sesuai Ditunjukkan dengan bukti dengan visi dan dokumen misi sekolah/madrasah. 1. program
Lebih terperinciApa Implikasi dari Inti Psikologi Kognitif Terhadap Pembelajaran Matematika?
Apa Implikasi dari Inti Psikologi Kognitif Terhadap Pembelajaran Matematika? Fadjar Shadiq, M.App.Sc (fadjar_p3g@yahoo.com & www.fadjarp3g.wordpress.com) Sebagian dari ahli teori belajar atau ahli psikologi
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berada di Universitas Bina Nusantara yang memiliki tanggung jawab untuk
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Organisasi Quality Management Center (QMC) merupakan salah satu organisasi internal yang berada di Universitas Bina Nusantara yang memiliki tanggung jawab
Lebih terperinciHUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA
HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Quroyzhin Kartika Rini 1 Ursa Majorsy 2 Ratna Maharani Hapsari 3 Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma { 1 quroyzhin,
Lebih terperinciJMP : Volume 4 Nomor 1, Juni 2012, hal
JMP : Volume 4 Nomor 1, Juni 2012, hal. 197-206 EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI KABUPATEN
Lebih terperinciPENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG
PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG Manuscript OLEH : Sri Utami G2A009102 PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu pondasi dasar suatu bangsa, sehingga pendidikan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang memengaruhi kemajuan suatu bangsa adalah pendidikan karena pendidikan merupakan salah satu pondasi dasar suatu bangsa, sehingga pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan sangat penting untuk menjamin perkembangan kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sangat penting untuk menjamin perkembangan kelangsungan kehidupan bangsa, hal ini tidak lepas dari peran seorang guru. Guru memiliki peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia saling berinteraksi sosial dalam usaha mengkomunikasikan pikiran dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Manusia saling berinteraksi sosial dalam usaha mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya.
Lebih terperinciAnalisis Permasalahan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Malang
Analisis Permasalahan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Malang Dika Ayu Adininggar A. Ali Wafa Abstract The Internship Program is one of Social
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wellbeing merupakan kondisi saat individu bisa mengetahui dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, dan secara
Lebih terperinciAnalisis Pengembangan Karir Jabatan Fungisional Peneliti Di Balai Litbang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) Magelang Tahun 2013
Analisis Pengembangan Karir Jabatan Fungisional Peneliti Di Balai Litbang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) Magelang Tahun 2013 *) **) Zainuddin *), Chriswardani Suryawati **), Anneke Suparwati
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Dosen Iain Ar-Raniry Banda Aceh
Analisis Kinerja Dosen Iain Ar-Raniry Banda Aceh Oleh : 1 Intan Afriati, M. Ag Abstrak Kinerja dosen merupakan keberhasilan dosen dalam menyelesaikan tugas akademiknya. Dosen IAIN Ar-Raniry Banda Aceh
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
46 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pemilihan pendekatan kualitatif didasarkan pada pemikiran bahwa masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tantangan dalam pembangunan suatu negara adalah menangani masalah pengangguran. Pengangguran merupakan salah satu masalah sosial yang dihadapi suatu
Lebih terperinci