PENGAMANAN KEPARIWISATAAN
|
|
- Widya Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL 04 PENGAMANAN KEPARIWISATAAN 44 JP (1.980menit) Pengantar Dalam modul ini dibahas materi tentang pengamanan kepariwisataan. bertujuan agar kepariwisataan. peserta pelatihan terampil dalam pengamanan Standar Kompetensi Memahami dan terampil melaksanakan pengamanan kepariwisataan Kompetensi Dasar 1. Memahami potensi kerawanan kepariwisataan Indikator hasil belajar: a. Menjelaskan potensi kerawanan kepariwisataan di lingkungan Internal. b. Menjelaskan potensi kerawanan kepariwisataan di lingkungan eksternal. 2. Memahami konfigurasi standar kekuatan dan kemampuan personil. Indikator hasil belajar: a. Menjelaskan konfigurasi standar kekuatan dan kemampuan personil. b. Menjelaskan konfigurasi standar peralatan dan perlengkapan. 46 KEPARIWISATAAN
2 3. Memahami Identifikasi obyek dan pola pengamanan Kepariwisataan Indikator hasil belajar: a. Menjelaskan potensi kerawanan kepariwisataan b. Menjelaskan sifat dan bentuk kepariwisataan c. Menjelaskan situasi keamanan kepariwisataan 4. Memahami pelaksanaan pengamanan kepariwisataan Indikator hasil belajar: a. Menjelaskan tahap persiapan b. Menjelaskan pelaksanaan pengamanan terhadap manusia c. Menjelaskan pelaksanaan pengamanan terhadap lokasi / kawasan. d. Menjelaskan pelaksanaan pengamanan terhadap fisik/benda e. Menjelaskan pelaksanaan pengamanan terhadap dokumen / informasi. f. Menjelaskan pelaksanaan pengamanan terhadap kegiatan g. Menjelaskan cara bertindak bila terjadi potensi kerawanan kepariwisataan. h. Menjelaskan tahap pengawasan dan pengendalian. i. Menjelaskan tahap pengakhiran 5. terampil pelaksanaan pengamanan kepariwisataan Indikator hasil belajar: - Mempraktekkan pengamanan kepariwisataan Materi Pelajaran 1. Pokok bahasan: potensi kerawanan kepariwisataan Sub pokok bahasan: a. Menjlaskan potensi kerawanan kepariwisataan di lingkungan Internal. b. potensi kerawanan kepariwisataan di lingkungan eksternal. 2. Pokok bahasan: konfigurasi standar kekuatan dan kemampuan personil. Sub pokok bahasan: a. konfigurasi standar kekuatan dan kemampuan personil. b. konfigurasi standar peralatan dan perlengkapan. KEPARIWISATAAN 47
3 3. Pokok bahasan: Identifikasi obyek dan pola pengamanan Kepariwisataan Sub pokok bahasan: a. potensi kerawanan kepariwisataan b. sifat dan bentuk kepariwisataan c. situasi keamanan kepariwisataan 4. Pokok bahasan: pengamanan kepariwisataan Sub pokok bahasan: a. tahap persiapan b. pelaksanaan pengamanan terhadap manusia c. pelaksanaan pengamanan terhadap lokasi / kawasan. d. pelaksanaan pengamanan terhadap fisik/benda e. pelaksanaan pengamanan terhadap dokumen / informasi. f. pelaksanaan pengamanan terhadap kegiatan g. cara bertindak bila terjadi potensi kerawanan kepariwisataan. h. tahap pengawasan dan pengendalian. i. tahap pengakhiran Metode Pembelajaran 1. Ceramah Adalah cara penyajian materi pelajaran yang dilakukan pelatih dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap peserta pelatihan. 2. Tanya jawab Adalah penyajian materi pelajaran dalam pertanyaan yang dijawab terutama dari pelatih kepada peserta pelatihan, tetapi dapat pula dari peserta pelatihan. 3. Demonstrasi Adalah penyajian pelajaran yang dilakukan pelatih dalam bentuk demonstrasi menembak dengan menggunakan dnjat api bahu dan senjata api genggam. 4. Diskusi Adalah penyajian materi pam kepariwisataan yang harus didiskusiikan peserta pelatihan 5. Simulasi Adalah cara penyajian materi pelajaran dimana pelatih memberikan suatu penugasan berupa bermain peran dalam pengamanan kepariwisataan. 48 KEPARIWISATAAN
4 ALAT/ MEDIA, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR 1. Alat/media a. white board; b. penghapus; c. laptop; d. laser point; e. LCD f. pengeras suara. g. Alins alongis yang diperlukan 2. bahan: a. ATK b. papan Flepcat; c. Kertas Flipchart. 3. sumber: a. Undang-undang Republik Indonesia no. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan b. Keppres no 63 tahun 2004 tentang pengamanan obyek vital nasional c. Inpres no 16 tahun 2005 tentang kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisata. d. Perkap no. 12 tahun 2015 tentang pengamanan kepariwisataan e. Perkap no 13 tahun 2017 tentang pemberian bantuan pengamanan pada obyek vital nasional dan obyek tertentu. f. Hanjar Dikbangspes Inspektur Pamobvit TA Kegiatan Pembelajaran 1. Tahap awal : 10 menit a. Pelatih/Instruktur memperkenalkan diri kepada para Serlat. b. Pelatih/Instruktur melakukan pencairan suasana kelas. c. Pelatih/Instruktur menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan Indikator hasil belajar. 2. Tahap Inti : menit a. Pelatih/Instruktur menjelaskan materi tentang pengamanan kepariwisataan b. Pelatih/Instruktur memberi kesempatan kepada peserta pelatihan untuk bertanya dan berkomentar terkait materi yang disampaikan; c. Pelatih memberikan contoh cara pengamanan kepariwisataan. d. Pelatih membagi kelompok menjadi 3 kelompok KEPARIWISATAAN 49
5 e. Pelatih memberikan skenario latihan kepada tiap kelompok peserta latihan. f. Masing-masing kelompok mendiskusikan skenario pelatihan; g. Tiap-tiap kelompok dibawah bimbingan pelatih mensimulasikan skenario cara pengamanan kepariwisataan. h. Pelatih membahas hasil praktik dan memberikan saran masukan untuk penyempurnaan i. Pelatih menyimpulkan hasil pelatihan dan memberikan penilaian. 3. Tahap akhir : 15 menit a. Penguatan materi. Pelatih/instruktur memberikan ulasan dan penguatan materi secara umum; b. Cek penguasaan materi. Pelatih/instruktur mengecek penguasaan materi dengan bertanya secara lisan dan acak kepada peserta pelatihan; c. Learning point. Pelatih/instruktur merumuskan learning point/koreksi dan kesimpulan dari materi yang disampaikan kepada peserta latihan. Tagihan / Tugas 1. Peserta pelatihan ditugaskan oleh pelatih untuk melaksanakan simulasi pengamanan kepariwisataan 2. Peserta pelatihan membuat resum kegiatan yang telah dilaksanakan Lembar Kegiatan 50 KEPARIWISATAAN Skenario Kawasan wisata pantai Situasi komando pada hari minggu dalam kedaan tenang, kawasan pantai diwilayah Polda A sangant ramai dari pengunjung wisatawan lokal dan asing, walaupun hari libur anggota Pamobvit tetap melaksanakan pam pada lokasi wisata pantai sesuai dengan Plog yang sudah dijadwalkan sesuai Sprin dari atasan. Dalam kondisi tenang wisatawanpun gembira menikmati liburannya. Tiba-tiba dikejutkan oleh para pendemo yang akan menutut jalan keluar masuk tempat wisata tersebut,
6 mengingat ada bebrapa lahan yang masih dalam sengketa. (tempat wisata masih banyak lahan yang belum diselesaikan pembebasannya dengan masyarakat setempat). Para pendemo yang diprakarsai oleh LSM dan para penduduk yang merasa dirugikan dan tokoh pemuda yang tergabung dalam forum rembuk dengan kekuatan massa kurang lebih 250 orang. Sehingga anggota Pamobvit yang dilibatkan dalam Pam rutin yang berjumlah 3 personil merasa kewalahan menanganinya. Sehingga memerlukan bantuan personil yang lebih besar lagi dan akhirnya melaporkan kepada atasannya untuk meminta bantuan personil agar situasi terkendali dan tidak mengganggu wisatawan yang sedang berlibur. Penugasan: 1. Pelatih membagi peserta pelatihan menjadi 3 kelompok: Tiap kelompok masing-masing berperan sebagai: a. tim pam obyek. b. tim pam orang. c. tim pam bantuan. 2. Diskusikan : a. cara bertindak bila terjadi potensi kerawanan kepariwisataan. b. cara berkoordinasi dengan pengelola destinasi obyek pariwisata. c. cara berkoordinasi untuk meminta bantuan personil Polri. d. cara bernegoisiasi dengan pendemo 3. simulasikan 4. pembuatan laporan hasil pelaksanaan tugas contoh format laporan. a. pendahuluan 1) dasar 2) maksud dan tujuan 3) ruanglingkupp 4) tata urut b. pelaksanaan 1) waktu dan tempat 2) kekuatan personil 3) sarana dan prasarana 4) hasil yang dicapai(dalam pelasanaan tugas, Sprin, dokumentasi dan daftar hadir) c. penutup 1) kesimpulan 2) saran dan masukan. KEPARIWISATAAN 51
7 Bahan Bacaan PENGAMANAN KEPARIWISATAAN 1. POTENSI KERAWANAN KEPARIWISATAAN a. Potensi kerawanan yg bersumber dari lingkungan internal. Potensi kerawanan dari lingkungan internal antara lain : 1) Unjuk rasa. 2) Mogok kerja. 3) Penyalahgunaan ijin. 4) Kebakaran. 5) Penarikan dana investasi oleh investor. 6) Rusak atau hilangnya asset usaha pariwisata. b. Potensi kerawanan yang bersumber dari eksternal antara lain: 1) Potensi kerawanan dalam bentuk kejahatan meliputi : a) Kejahatan konvensional antara lain : (1) Pencurian. (2) Penipuan. (3) Perampokan. (4) Pengrusakan. (5) Penganiayaan. (6) Kejahatan asusila. (7) Pembunuhan. (8) Pemerasan. (9) dan Perkelahian. b) Kejahatan transnasional antara lain : (1) Teroris. (2) uang palsu. (3) penyelundupan senjata api. (4) Narkoba. (5) perdagangan manusia. c) Kejahatan yang berimplikasi kontijensi antara lain : (1) kerusuhan massa. (2) penjarahan massa. (3) Konflik antar kelompok. d) kejahatan terhadap kekayaan Negara antara lain : (1) Korupsi. (2) penggelapan pajak. (3) pencucian uang. 52 KEPARIWISATAAN
8 2) Potensi kerawanan dalam bentuk bukan kejahatan meliputi. a) Penutupan usaha pariwisata b) Unjuk rasa c) Kecelakaan kerja d) Kerusakan fasilitas e) Dampak kebijakan pemerintah f) Gejolak social g) Persaingan bisnis h) Sengketa tanah i) Pemblokiran/penutupan jalan; j) Rusaknya lingkungan sekitar usahapariwisata yg dapat memacu masalah social. k) Peringatan perjalanan wisata (travel warning) 3) Potensi kerawanan dalam bentuk peristiwa antara lain : a) Bencana alam antara lain : Banjir, gempa bumi, tanah longsor, angin topan, tsunami, gunung meletus, gelombang pasang. b) Kecelakaan wisatawan dan/atau pengunjung (perjalanan wisatawan, hiburan dan rekreasi, wisata tirta dan wisata alam) c) Kebakaran karena proses alam. d) Serangan atau potensi kerawanan binatang buas. e) Penyebaran penyakit yang ditularkan oleh hewan kepada manusia. 2. KONFIGURASI STANDAR PENGAMANAN KEPARIWISATAAN a. Konfigurasi Standar Kekuatan Dan Kemampuan Personil 1) Standar Kekuatan Personil Pengamanan Kegiatan pengamanan kepariwisataan dilakukan berdasarkan atas pertimbangan situasi keamanan dan/atau permintaan dari pengelola/otoritas usaha pariwisata.pengamanan Kepariwisataan meliputi : a) Situasi rutin dilakukan oleh : (1) Polisi Pariwisata ( Tourist Police ) (2) Satuan kewilayahan (3) Satuan pengamanan internal b) Situasi insidentil ( di lingkungan objek wisata maupun usaha pariwisata diselenggarakan event pariwisata,kehadiran pejabat VVIP / VIP dan terjadi peningkatan jumlah pengunjung ) kekuatan personil terdiri dari : (1) Pelibatan unsur pengamanan VVIP/VIP. KEPARIWISATAAN 53
9 (2) Direktorat Pam Obvit Baharkam Polri (3) Personil Pam dari Polda, Polres dan Polsek setempat (4) Direktorat Satwa Baharkam Polri (5) Korps Brimob Polri (6) Kedokteran Kepolisian (7) Satuan Pam internal objek/daya tarik wisata c) Standar Kemampuan Personil Pengamanan (1) Memiliki kualifikasi kemampuan penyelamatan sesuai dengan karakteristik objek/daya tarik wisata tempat bertugas, antara lain : (2) Kemampuan menyelam (3) Kemampuan mendaki gunung (4) Kemampuan penyelamatan di pantai; (5) Memiliki kemampuan mengoperasionalkan alat dan peralatan yang digunakan untuk bertugas. (6) Memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti (7) Memiliki kemampuan berbicara bahasa asing dan atau bahasa daerah setempat. b. Konfigurasi Standar Peralatan Dan Perlengkapan 1) Umum : a) Mirror Gate b) Metal Detector c) CCTV d) Safety Box e) Generator listrik (cadangan) f) Rambu-rambu lain g) Alarm System kebakaran h) Alat-alat penyelamatan utk pantai/kolam (pelampung dan ban) i) Peralatan SAR (kasur angin dan tali) j) Kendaraan : (a) Ranmor R2 (b) Ranmor R4 (c) Perorangan : k) Gampol Polisi Pariwisata (a) Tongkat T (b) Borgol (c) Senter (d) Pluit (e) Alkom (HT) (f) Senpi suar, GPS. 54 KEPARIWISATAAN
10 2) Peralatan khusus utk menanggulangi ancaman terror bom a) Metal Detector b) Explosive Detector c) Mirror Set d) Walk Through/Gate Metal Detector e) X Ray Devide f) Bomb Blanket g) Body Vest h) Seek dan Seach Suit i) Bomb Bin 3. IDENTIFIKASI OBYEK DAN POLA PENGAMANAN KEPARIWISATAAN a. Sifat Dan Bentuk Pengamanan 1) Sifat pengamanan meliputi : a) Pengamanan terbuka meliputi : (1) Kegiatan Preemtif meliputi : (a) Melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan (stake holder) dan potensi masyarakat lainnya (b) Membangun kemitraan dengan pengusaha dan pengelola usaha pariwisata, wisatawan dan masyarakat sekitar lokasi/kawasan pariwisata, untuk menjaga keamanan, keselamatan dan ketertiban (2) Kegiatan Preventif meliputi : (a) Pengawasan dan pemeriksaan terhadap orang, barang dan kendaraan yg masuk keluar pada kawasan usaha pariwisata (b) Pengaturan terhadap lalu lintas manusia, barang dan kendaraan pada kawasan usaha pariwisata (c) Penjagaan untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran/kejahatan pada usaha pariwisata (d) Patroli pada kawasan usaha Pariwisata. b) Kegiatan Represif/penegakan hukum meliputi : (1) Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara (TPTKP) terhadap terjadinya tindak pidanadi kawasan usaha pariwisata (2) Permintaan bantuan teknis kepada fungsi kepolisian pendukung dalam hal terjadi tindak pidana. KEPARIWISATAAN 55
11 56 KEPARIWISATAAN 2) Pengamanan tertutup meliputi : a) Deteksi dini / identifikasi terhadap potensi potensi kerawanan b) Pemantauan / pengawasan terhadap orang, barang / benda, arsip / dokumen, informasi dan kegiatan pada usaha pariwisata. 3) Bentuk Pengamanan terdiri dari : a) Pengamanan langsung, berupa pengerahan dan penggelaran kekuatan secara fisik di lapangan b) Pengamanan tidak langsung, berupa pemantauan, pengawasan dan laporan perkembangan situasi. b. Situasi Dan Kondisi (Eskalasi Keamanan) 1) Situasi Aman : a) Situasi berjalan normal dan semua fungsi berjalan sesuai prosedur b) Keinginan masyarakat di sekitar lingkungan objek/usaha pariwisata kondusif c) Potensi kerawanan kriminalitas yg terjadi dalam skala kecil dan relatif tidak mengganggu aktivitas objek/usaha pariwisata d) Pengamanan lingkungan objek/usaha pariwisata sepenuhnya menjadi tanggungjawab satpam dan aparat polri sesuai permintaan e) Tindakan pengamanan lebih mengedepankan metode preemtif dan preventif 2) Situasi Rawan : a) Munculnya kasus-kasus kriminalitas dalam bentuk pencurian b) Munculnya aksi teror terhadap manajemen usaha pariwisata c) Munculnya keresahan, tuntutan dan unjuk rasa pekerja, maupun masyarakat sekitar lingkungan objek/usaha wisata namun tidak bersifat merusak d) Timbulnya aksi mogok pekerja objek wisata /usaha pariwisata namun tidak menyebabkan terhentinya aktivitas di objek/usaha pariwisata. e) Situasi dan kondisi di sekitar lingkungan objek wisata dan hotel terganggu dgn munculnya aksi teror, bom, unjuk rasa dan bentuk criminal lainnya namun tdk berpengaruh langsung terhadap giat di usaha pariwisata f) Satpam di usaha pariwisata kurang mampu mengatasi sikon potensi kerawanan keamanan yg terjadi. g) Pada prinsipnya pengamanan di lingkungan objek/usaha pariwisata tetap menjadi tanggung jawab bersama satpam dan aparat Polri / Polda.
12 h) Tindakan pengamanan mengedepankan metode preventif dan represif dilakukan sesuai kebutuhan i) Dalam melakukan pengamanan preventif, pihak pengelola dapat meminta bantuan kapada aparat polri/ polda setempat sesuai prosedur yg berlaku j) Dalam melakukan tindakan represif diatur sbb : (1) Apabila terjadi pelanggaran peraturan yg berlaku di lingkungan objek/usaha pariwisata maka satpam dapat melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap pekerja maupun mitra kerja utk kepentingan keamanan di lingkungan objek wisata dan hotel. (2) Apabila terjadi tindak pidana di lingkungan 0bjek/usaha pariwisata yg dilakukan oleh pekerja atau pengunjung/wisatawan, maka satpam dapat melakukan tindakan awal dlm bentuk penyelidikan, mengamankan TKP, pelaku dan barang bukti serta mengumpulkan bahan keterangan, selanjutnya dilaporkan dlm kesempatan pertama dan selambat-lambatnya 1x24 jam hrs segera diinformasikan /diserahkan kepada aparat polri setempat, serta membantu melaksanakan penyelidikan lebih lanjut. 3) Situasi Sangat Rawan : a) Terjadi kasus-kasus pencurian di lingkungan objek/usaha pariwisata dalam skala besar b) Munculnya aksi mogok kerja di lingkungan objek/ usaha pariwisata yang mengakibatkan terhentinya aktivitas di lingkungan objek/usaha pariwisata c) Munculnya aksi unjuk rasa baik dari pekerja maupun warga sekitar yg disertai anarkis d) Munculnya aksi terror bom, penculikan, penyanderaan, pemblokiran, maupun munculnya potensi kerawanan keamanan yg terjadi di lingkungan usaha pariwisata serta masyarakat yg berpengaruh langsung terhadap aktivitas di objek/usaha pariwisata. e) Satpam tdk mampu mengatasi situasi dan kondisi potensi kerawanan keamanan yg terjadi f) Tanggung jawab keamanan di bawah koordinasi aparat polri/polda dibantu oleh satpam di lingkungan objek/usaha pariwisata g) Apabila terjadi tindakan anarkis atau tindakan kriminal yg dilakukan oleh massa, maka aparat polri segera melakukan tindakan preventif dan represif dibantu oleh satpam di lingkungan objek/usaha pariwisata. KEPARIWISATAAN 57
13 h) Apabila terjadi tindak pidana penghadangan, penyanderaan, pemblokiran area, penghentian scr paksa kegiatan di objek/usaha pariwisata dan bentuk tindakan kriminal lainnya yg dilakukan oknum warga masyarakat maupun pekerja di usaha pariwisata maka diatur sbb: i) Apabila satpam mengetahui tindakan tsb maka dpt melakukan tindakan awal dlm bentuk mengamankan tersangka/pelaku, TKP, saksi dan barang bukti serta melakukan penyelidikan awal dan mengumpulkan bahan keterangan yg selanjutnya dlm kesempatan pertama atau dlm tempo selambat-lambatnya 1x24 jam hrs diinformasikan/diserahkan kepada aparat polri. j) Apabila aparat polri/polda mengetahui lebih dahulu adanya tindakan kejahatan/criminal yg dilakukan oleh oknum pelaku maka aparat polri harus melakukan tindakan sesuai hukum yg berlaku selanjutnya berkoordinasi selanjutnya berkoordinasi dgn satpam. 4. PELAKSANAAN PENGAMANAN KEPARIWISATAAN a. Tahap Persiapan 1) Melaksanakan apel kesiapan untuk bertugas rutin dgn mengecek kehadiran anggota, sikap tampang dan kerapihan, kelengkapan gampol perorangan dan suratsurat keterangan diri. 2) Mengecek dan mempersiapkan alat-alat standar perorangan maupun sarana dan prasarana lainnya yang akan digunakan untuk bertugas. 3) Memberikan/menerima arahan (AAP) tentang tugastugas yg akan dilakukan hari ini dgn mengevaluasi pelaksanaan tugas yg telah dilaksanakan sebelumnya. 4) Melakukan koordinasi dgn satpam internal dan pengelola objek wisata maupun usaha pariwisata tentang tugastugas yang akan dilaksanakan. 5) Dalam situasi khusus dimana kendali pengamanan berada di satwil, maka polisi pariwisata ataupun anggota polri yang ditugaskan untuk pengamanan kepariwisataan, juga mengikuti apel dan arahan dari satgas pengamanan khusus. 58 KEPARIWISATAAN
14 b. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Manusia 1) Pengaturan, penjagaan dan patrol untuk mewujudkan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan, tenaga ahli/staf, karyawan tetap dan karyawan lepas, tamu negara/pejabat negara, masyarakat sekitar destinasi pariwisata 2) Memberikan bantuan layanan informasi kepada wisatawan dan masyarakat pada lokasi/kawasan usaha pariwisata 3) Pengawasan dan pemeriksaan terhadap setiap orang yang dicurigai dapat mengganggu kegiatan usaha pariwisata 4) Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara (TPTKP), apabila terjadi pelanggaran tindak pidana di kawasan usaha pariwisata 5) Permintaan bantuan teknis kepada fungsi kepolisian pendukung.. c. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Lokasi / Kawasan 1) Lingkungan dalam area kawasan usaha pariwisata 2) Lingkungan luar area kawasan usaha pariwisata 3) Lingkungan sekitar di luar kawasan usaha pariwisata 4) Lingkungan atau kawasan pengamanan ditentukan oleh pengemban fungsi pengamanan kepariwisataan dan pengelola usaha pariwisata 5) Pengamanan terhadap lokasi / kawasan dilakukan dalam bentuk pengawasan, pengaturan, penjagaan dan patroli pada daerah rawan. d. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Fisik/Benda Berupa fasilitas dan kelengkapan usaha pariwisata dilakukan dalam bentuk pengawasan, pemeriksaan, pengaturan, penjagaan dan patroli pada kawasan usaha pariwisata. e. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Dokumen / Informasi Berupa pengamanan pada tempat penyimpanan dokumen, arsip dan kerahasiaan informasi. f. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Kegiatan Meliputi rangkaian penyelenggaraan usaha pariwisata, dilakukan dalam bentuk pengawasan, pengaturan, penjagaan dan patrol. KEPARIWISATAAN 59
15 g. Cara Bertindak Bila Terjadi Potensi kerawanan Kepariwisataan 1) Apabila ditemukan suatu tindak pidana tertangkap tangan di objek/usaha pariwisata, segera melakukan langkahlangkah : a) Laporkan kepada pimpinan b) Tindakan Pertama di TKP (TPTKP) c) Koordinasikan dengan satpam internal dan pengelola untuk menjaga status quo TKP d) Tersangka dan barang bukti segera dibawa dan diserahkan ke posko atau kantor kepolisian setempat. 60 KEPARIWISATAAN 2) Apabila ditemukan benda-benda yg mencurigakan (bom) di lokasi objek/usaha pariwisata, di kawasan hotel atau di lokasi event pariwisata, segera melakukan langkahlangkah : a) Menjaga dan menutup TKP b) Melaporkan kepada pimpinan utk dikoordinasikan dengan satuan gegana; c) Koordinasi dgn pengelola objek/usaha pariwisata dan satpam internal, untuk menghimbau kepada pengunjung atau karyawan agar tidak panik dan tidak mendekati TKP. d) lakukan himbauan kepada pengunjung untuk melanjutkan aktivitas dan lebih waspada serta hatihati. 3) Apabila ditemukan orang yang dicurigai sbg teroris, maka tindakan yg harus dilakukan adalah : a) Melaporkan kepada pimpinan b) Koordinasi dan bersama-sama dgn satpam internal untuk terus mengawasi gerak-gerik orang yang dicurigai sampai degan fungsi yg terkait dating. 4) Apabila menerima atau mendapat laporan tentang telepon ancaman bom, segera melakukan langkahlangkah : a) Mengarahkan agar penerima telepon menerima si penelpon gelap dgn tenang, jangan panic dan jangan grogi serta mengulur-ulur waktu, shg mendapatkan data penelpon gelap selengkap mungkin serta meyakinkan bahwa pembicaraan direkam scr otomatis. b) Melaporkan kepada pimpinan untuk dikoordinasikan dengan satuan gegana c) Koordinasi dgn pengelola objek/usaha pariwisata dan pengelola hotel serta satpam internal untuk dilaksanakan evakuasi dlm rangka sterilisasi.
16 d) Menghimbau kepada pengunjung atau karyawan yang sedang evakuasi untuk tenang dan tdk panik. e) Menyiapkan diri utk memberikan bantuan/mendampingi fungsi terkait dlm melakukan penyelidikan dan penyidikan sesuai dgn yg diperlukan. 5) Apabila terjadi musibah kebakaran, segera lakukan langkah-langkah : a) Memberitahukan dan melaporkan adanya kebakaran kepada pimpinan b) Koordinasi dgn satpam internal utk menghidupkan alarm tanda bahaya yg telah tersedia c) Berusaha utk tdk panik dan secepat mungkin menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran pada telpon layanan bantuan. d) Berusaha membantu melakukan tindakan pertama utk mengatasi api dgn tabung pemadam kebakaran yg ada dgn tetap menjaga keamanan dan keselamatan diri. e) Membantu evakuasi orang dan atau barang ke tempat yg aman. f) Melarang orang-orang maupun kendaraan yg tidak berkepentingan utk memasuki atau mendekati lokasi kebakaran. g) Berusaha membantu kelancaran petugas pemadam kebakaran yg sedang berusaha memadamkan api. h) Berusaha mencatat semua proses dari waktu ke waktu dengan catatan terhadap apa yg terjadi dan upaya yg sedang dilakukan. 6) Cara bertindak bila terjadi bencana alam gempa bumi : a) Menghimbau pengunjung atau karyawan hotel agar tetap tenang dan tdk panik. b) Segera laporkan kepada pimpinan dgn sarana komunikasi yang ada. c) Bersama-sama dgn pengelola dan satpam internal, menghimbau pengunjung atau karyawan hotel utk keluar menuju lapangan terbuka. h. Pengawasan Dan Pengendalian 1) Pengawasan : a) Pengawasan pengamanan kepariwisataan dilaksanakan oleh pejabat pembina teknis dan pengemban fungsi pengawasan internal Polri dan dilakukan secara berjenjang melalui sistem laporan, supervisi dan pemeriksaan. KEPARIWISATAAN 61
17 b) Dir Pam Obvit Polda sebagai pembina teknis operasional pengamanan kepariwisataan ditingkat wilayah c) Dit Pam Obvit Baharkam Polri sebagai pembina fungsi teknis pengamanan kepariwisataan ditingkat pusat 2) Pengendalian : a) Pengendalian kegiatan pengamanan kepariwisataan dilaksanakan oleh Kasatwil setempat b) Dalam situasi tertentu pengendalian kegiatan pengamanan suatu event pariwisata di bawah kendali De Ops Kapolri atau Dit Pam Obvit Baharkam Polri. c) Membuat laporan pelaksanaan tugas d) Melaksanakan analisa dan evaluasi pelaksanaan tugas. i. Tahap Pengakhiran Setelah melaksanakan tugas pengamanan pariwisata, agar dapatnya melakukan : 1) Apel konsolidasi dengan melakukan pengecekan peralatan atau perlengkapan 2) Mengecek ulang keamanan di sekitar objek wisata 3) Membuat laporan secara tertulis tentang hasil pengamanan. Rangkuman 62 KEPARIWISATAAN PENGAMANAN KEPARIWISATAAN 1. POTENSI KERAWANAN KEPARIWISATAAN a. Potensi kerawanan yg bersumber dari lingkungan internal. b. Potensi kerawanan yang bersumber dari eksternal antara lain: 1) Potensi kerawanan dalam bentuk kejahatan meliputi : a) Kejahatan konvensional b) Kejahatan transnasional c) Kejahatan yang berimplikasi kontijensi d) Kejahatan terhadap kekayaan Negara
18 2) Potensi kerawanan dalam bentuk bukan kejahatan 3) Potensi kerawanan dalam bentuk peristiwa 2. KONFIGURASI STANDAR PENGAMANAN KEPARIWISATAAN a. Konfigurasi Standar Kekuatan Dan Kemampuan Personil 1) Standar Kekuatan Personil Pengamanan Kegiatan pengamanan kepariwisataan dilakukan berdasarkan atas pertimbangan situasi keamanan dan/atau permintaan dari pengelola/otoritas usaha pariwisata.pengamanan Kepariwisataan b. Konfigurasi Standar Peralatan Dan Perlengkapan 1) Umum : a) Peralatan SAR (kasur angin dan tali) b) Kendaraan c) Gampol Polisi Pariwisata. 2) Peralatan khusus utk menanggulangi ancaman terror bom 3. IDENTIFIKASI OBYEK DAN POLA PENGAMANAN KEPARIWISATAAN a. Sifat Dan Bentuk Pengamanan 1) Sifat pengamanan meliputi : a) Pengamanan terbuka b) Kegiatan Preventif meliputi : c) Kegiatan Represif/penegakan hukum meliputi : 2) Pengamanan tertutup meliputi : b. Bentuk Pengamanan terdiri dari : c. Situasi Dan K. ondisi (Eskalasi Keamanan) 1) Situasi Aman : 2) Situasi Rawan : 3) Situasi Sangat Rawan : 4. PELAKSANAAN PENGAMANAN KEPARIWISATAAN a. Tahap Persiapan b. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Manusia c. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Lokasi / Kawasan. KEPARIWISATAAN 63
19 d. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Fisik/Benda Berupa fasilitas dan kelengkapan usaha pariwisata dilakukan dalam bentuk pengawasan, pemeriksaan, pengaturan, penjagaan dan patroli pada kawasan usaha pariwisata. e. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Dokumen / Informasi Berupa pengamanan pada tempat penyimpanan dokumen, arsip dan kerahasiaan informasi. j. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Kegiatan Meliputi rangkaian penyelenggaraan usaha pariwisata, dilakukan dalam bentuk pengawasan, pengaturan, penjagaan dan patrol. k. Cara Bertindak Bila Terjadi Potensi kerawanan Kepariwisataan l. Pengawasan Dan Pengendalian m. Tahap Pengakhiran Latihan 1. Jelaskan potensi kerawanan kepariwisataan 2. Jelaskan konfigurasi standar kekuatan dan kemampuan personil. 3. Jelaskan Identifikasi obyek dan pola pengamanan Kepariwisataan 4. Jelaskan pengamanan kepariwisataan. 64 KEPARIWISATAAN
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN OBYEK PARIWISATA DIREKTORAT PAMOBVIT POLDA NTB
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT PAMOBVIT STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN OBYEK PARIWISATA DIREKTORAT PAMOBVIT POLDA NTB BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciKONSEP STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN KAWASAN TERTENTU ( WASTER )
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT PAMOBVIT KONSEP STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN KAWASAN TERTENTU ( WASTER ) BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a.
Lebih terperinciKONSEP STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN KAWASAN TERTENTU ( WASTER )
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT PAMOBVIT KONSEP STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN KAWASAN TERTENTU ( WASTER ) BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1207, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Pengamanan Kepariwisataan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENGAMANAN KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR PENGAMANAN OBYEK VITAL KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT No... TAHUN 2012
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT PAMOBVIT PERATURAN DIREKTUR PENGAMANAN OBYEK VITAL KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT No.... TAHUN 2012 TENTANG STANDAR OPERASIONAL
Lebih terperinciSTANDAR OPERSIONAL PROSEDUR PAM OBVIT
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR PAM OBVIT I. PENGAMANAN OBJEK VITAL a. Pengertian Pengamanan Objek vital adalah Sgla bentuk upya
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. Pengamanan. Ketertiban. Pelaksanaan. Tata Cara.
No.1340, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. Pengamanan. Ketertiban. Pelaksanaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG TINDAKAN PERTAMA DI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TPTKP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 5 TAHUN 2005 TENTANG
Hasil rapat 7-7-05 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 5 TAHUN 2005 TENTANG TEKNIS PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TERHADAP SAKSI, PENYIDIK, PENUNTUT UMUM, HAKIM DAN KELUARGANYA DALAM
Lebih terperinciPROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT
PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT 1. TUJUAN Untuk memastikan semua personil PT XXXXXXX bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-aspek kritis dari suatu keadaan darurat. 2. RUANG LINGKUP Prosedur
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN KEGIATAN MASYARAKAT DAN KEGIATAN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciURAIAN TUGAS SATPAM INTERNAL
A. Identitas URAIAN TUGAS SATPAM INTERNAL Nama : Unit Kerja : Satpam B. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Bertanggung jawab kepada manajemen atas keamanan, ketertiban, rasa aman dan nyaman di rumah sakit
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negar
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1172, 2017 POLRI. Bantuan Pengamanan. Objek Vital Nasional dan Objek Tertentu. Pencabutan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR PENGAMANAN OBYEK VITAL KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT No... TAHUN 2012
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT PAMOBVIT PERATURAN DIREKTUR PENGAMANAN OBYEK VITAL KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT No.... TAHUN 2012 TENTANG STANDAR OPERASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang ada namun meski telah melakukan reformasi birokrasi selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sebagai institusi negara yang salah satu tugasnya adalah melakukan pengamanan dan menjamin keselamatan warga
Lebih terperinciKETERAMPILAN NEGOSIASI
MODUL 04 KETERAMPILAN NEGOSIASI 10 JP ( 450 menit) Pengantar Modul keterampilan negosiasi dibahas dengan tujuan agar peserta pelatihan memahami dan terampil melakukan negosiasi. Standar Kompetensi Memahami
Lebih terperinciPENGENDALIAN DAN CARA BERTINDAK TERHADAP AKSI UNJUK RASA
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA S D E O P S PENGENDALIAN DAN CARA BERTINDAK TERHADAP AKSI UNJUK RASA 1. REFERENSI : a. UU No. 2 tahun 2002 tentang Polri. b. UU No. 9 tahun 1998 tentang
Lebih terperinciKRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI
Halaman 1 dari 1 KRONOLOGI DOKUMEN Tanggal Revisi Ke Keterangan (Tuliskan sub-bab & perihal yang diubah serta alasan perubahan) 14-10-2011 0 Penentuan baru 25-11-2013 1 Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat berbeda dalam sifat dan substansinya (Rahardjo, 2010)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Polisi adalah profesi yang unik dan rumit. Dikatakan unik karena untuk merumuskan masalah secara tuntas adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah. Polisi merupakan
Lebih terperinciMAKALAH PERAN POLISI DALAM PEMBINAAN KEAMANAN SWAKARSA DI WIL DIY. Oleh: Dewi Emiliana Sakti, SH.
SEMINAR DAN WORKSHOP KELOMPOK STRATEGIS Eksistensi Milisi dan Memudarnya Tanggung Jawab Aktor Keamanan Negara Hotel Santika Premiere Yogyakarta, 3 4 September 2013 MAKALAH PERAN POLISI DALAM PEMBINAAN
Lebih terperinciSTANDAR OPRASIONAL PROSEDUR (SOP) TPTKP
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR (SOP) TPTKP I. DASAR 1. JUKLAK KAPOLRI : 01/II/1982 TGL 18 FEBRUARI 1982 TENTANG PENANGANAN TKP;
Lebih terperinciStandard Operasional Prosedur (SOP) PENGAMANAN OBVITNAS CANDI BOROBUDUR
PENGAMANAN OBVITNAS CANDI BOROBUDUR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN BALAI KONSERVASI BOROBUDUR Jl. Badrawati Borobudur 56553 Telp. (0293) 788175,788225, Fax. (0293)
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN
Lebih terperinciSTANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG RESOR PANGKALPINANG STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Polri sebagai aparat negara yang bertugas
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN (PERUBAHAN)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR RESORT SIDOARJO INDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN 2015-2019 (PERUBAHAN) 1 Terpenuhinya Alpalkam / Almatsus dan kapor Polri guna
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 17 TAHUN 2005 TENTANG
Hsl Rpt Tgl 20-12-05 (Draft) Hasil rapat 7-7-05 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 17 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP PELAPOR DAN SAKSI
Lebih terperinciKelapadua, Agustus 2015
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KORPS BRIMOB BUKU SAKU PENANGGULANGAN TEROR BOM I. PENDAHULUAN 1. Umum. a. Kepolisian Negara Republik Indonesia memiliki tugas dan tanggungjawab untuk
Lebih terperinciSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA KOTA STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA T ENT ANG TINDAK PIDANA RINGAN (TIPIRING) DI W ILAYAH HUKUM POL R E S
Lebih terperinciDATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES LOMBOK TENGAH DARI BULAN JANUARI - DESEMBER TAHUN 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TENGAH DATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES LOMBOK TENGAH DARI BULAN JANUARI - DESEMBER TAHUN 206 Tabel Jumlah produk Intelijen
Lebih terperinciNO ISI SURAT LAMPIRAN KETERANGAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH METRO JAYA RESORT METRO TANGERANG KOTA Jalan Daan Mogot no. 52 Tangerang 15111 Nomor : B/ /II/2016/Restro Tng Kota Klasifikasi : BIASA Tangerang, Pebruari 2016
Lebih terperinciLAPORAN ANALISA DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAANKEGIATAN OPERASIONAL DIT PAMOBVIT POLDA NTBTAHUN 2016
KEPOLISIANNEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT PAMOBVIT LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAANKEGIATAN OPERASIONAL DIT PAMOBVIT POLDA NTBTAHUN 2016 I. PENDAHULUAN A.
Lebih terperinciPROSEDUR KERJA. Kencana Loka BLOK F JABATAN : KOORDINATOR SECURITY TGL TERBIT : 19 1-2014 SATUAN PENGAMAN / SECURITY NO REVISI : 0
JABATAN : KOORDINATOR SECURITY A. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 1. Melakukan Rekrut anggota Security sesuai dengan kebutuhan, Yang telah di setujui warga melalui keputusan Ketua RT. 2. Sebagai jembatan komonikasi
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLRES LOMBOK TIMUR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLRES LOMBOK TIMUR NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Tergelarnya peralatan Polres Lotim
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PELETON PENGURAI MASSA
PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PELETON PENGURAI MASSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN
Lebih terperinciSOP PATROLI DIALOGIS
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT SABHARA 1 SOP PATROLI DIALOGIS SUMBER DATA PELAKSANA MUTU BAKU CEK LIS N0 URAIAN KEGIATAN Laporan pengaduan, tertangkap tangan,lap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berawal dari aksi teror dalam bentuk bom yang meledak di Bali pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berawal dari aksi teror dalam bentuk bom yang meledak di Bali pada tanggal 12 oktober 2002 hingga bom yang meledak di JW Marriott dan Ritz- Carlton Jumat pagi
Lebih terperinciPROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)
PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK) KEADAAN DARURAT Keadaan darutat adalah situasi atau kondisi atau kejadian yang tidak normal o Terjadi tiba tiba o Menggangu kegiatan
Lebih terperinciKEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Yang saya hormati : Segenap
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI
PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI
Lebih terperinciPEDOMAN BANTUAN PERALATAN
PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN BANTUAN PERALATAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) DAFTAR ISI 1. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016
KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016 Lembar, 26 Maret 2016 KEPOLISIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan mengorganisasi informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemetaan kriminal sudah lama menjadi bagian terpenting dari analisis kriminal. Sebelum ditemukannya komputer, pemetaan tindak kejahatan sudah dilakukan secara manual
Lebih terperinciANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI I. D A S
Lebih terperinciPERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN DAN RALAT
MODUL 05 PERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN DAN RALAT 4 JP (180 menit) PENGANTAR Pada bagian ini dibahas materi pengertian tentang perubahan, pencabutan, pembatalan dan ralat serta pejabat yang berwenang
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci2015, No. -2- untuk melaksanakan ketentuan Pasal 50 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1528, 2015 KEMENKUMHAM. Lembaga Pemasyarakatan. Rumah Tahanan Negara. Pengamanan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2015
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 9 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU
IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh Daftar
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. HASIL WAWANCARA DENGAN KOMPOL R. SITUMORANG, KASI. OPS. LAT. DIT. SAMAPTA POLDASU
LAMPIRAN 1. HASIL WAWANCARA DENGAN KOMPOL R. SITUMORANG, KASI. OPS. LAT. DIT. SAMAPTA POLDASU Pertanyaan : Apa sebenarnya faktor faktor penyebab terjadinya kerusuhan pada waktu melakukan demonstrasi? Jawaban
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN BIDANG JEMEN OPSNAL WASRIK ITWASUM POLRI TAHAP II ASPEK LAK & DAL TAHUN 2014
INSPEKTORAT PENGAWASAN UMUM POLRI INSPEKTORAT WILAYAH I DAFTAR PERTANYAAN BIDANG JEMEN OPSNAL WASRIK ITWASUM POLRI TAHAP II ASPEK LAK & DAL TAHUN 2014 NO PERTANYAAN JAWABAN 1 2 3 I ASPEK PELAKSANAAN 1.
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KAPASITAS ANGGOTA SATUAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Lebih terperinciANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciPEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) INISIATIF. Tentang SISTEM PENGUNGKAPAN KASUS SAT RESKRIM DENGAN TEAM ELITE SAT SABHARA POLRES LOMBOK TIMUR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) INISIATIF Tentang SISTEM PENGUNGKAPAN KASUS SAT RESKRIM DENGAN TEAM ELITE SAT
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA Menimbang
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016
KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016 Lembar, 28 Januari 2016
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG
- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG PENANGANAN BENCANA DAN PENGEMBALIAN HAK-HAK MASYARAKAT ATAS ASET TANAH DI WILAYAH BENCANA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLAPORAN PENGUKURAN KINERJA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT UNIT ORGANISASI : KEPOLISIAN DAERAH NTB TAHUN ANGGARAN : 2016 LAPORAN PENGUKURAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
HSL RPT TGL 5 MART 09 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWALAN
PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWALAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNSI PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR
Lebih terperinciData Kinerja, Evaluasi Kinerja, Polres Lombok Barat TA. 2016
Data Kinerja, Evaluasi Kinerja, Polres Lombok Barat TA. 216 Tabel 1 Jumlah produk Intelejen yang dapat digunakan oleh Pimpinan dalam Giat Lintas Sektoral Jenis Kegiatan ( Naik/Turun ) 1 Intel Dasar 1-1
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,
PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa hutan dan lahan merupakan sumberdaya
Lebih terperinciAssalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN DALAM RANGKA OPERASI LILIN 2014 TANGGAL 23 DESEMBER 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian Yang Saya
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral) INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Jalan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110 KotakPosNo. 1389 Jakarta 10013 Telepon : 3505550-3505006 (Sentral) Fax:3505136-3505139 3507144 INSTRUKSI
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016
KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016
Lebih terperinciDATA EVALUASI KINERJA POLRES SUMBAWA BARAT BULAN JANUARI S.D AGUSTUS 2017
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA BARAT DATA EVALUASI KINERJA POLRES SUMBAWA BARAT BULAN JANUARI S.D AGUSTUS 2017 Tabel 1 Jumlah kegiatan Intelijen yang dapat
Lebih terperinciData Kinerja, Evaluasi Kinerja, Polres Lombok Barat TA. 2016
Data Kinerja, Evaluasi Kinerja, Polres Lombok Barat TA. Tabel 1 Jumlah produk Intelejen yang dapat digunakan oleh Pimpinan dalam Giat Lintas Sektoral Jenis Kegiatan (Naik/Turun) 1 Intel Dasar 1 0-1 2 Kir
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEGIATAN PENGATURAN SAT SABHARA POLRES SUMBAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA BARAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEGIATAN PENGATURAN SAT SABHARA POLRES SUMBAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS ANTARA. NOMOR : PAS-07.HM TAHUN 2414 NOMOR : J U KNlSlO 1 llt,l201 4 BARESKRIM
PETUNJUK TEKNIS ANTARA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DENGAN BADAN RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PAS-07.HM.05.02
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT BINMAS POLRES BIMA KOTA TAHUN 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA KOTA I. PENDAHULUAN 1. Umum STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT BINMAS POLRES BIMA KOTA TAHUN 2016 a. Bahwa dalam rangka pengembangan
Lebih terperinciPANDUAN MATERI PENGAMANAN PATROLI KEAMANAN SEKOLAH
PANDUAN MATERI PENGAMANAN PATROLI KEAMANAN SEKOLAH SSPD SMABOY SMILE POLICE DEPARTMENT SMAN 1 BOYOLANGU, TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR 1.PENGERTIAN A.Pengamanan Suatu usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan
Lebih terperinciDATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES BIMA BULAN JANUARI s/d MEI TA. 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA DATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES BIMA BULAN JANUARI s/d MEI TA. 2016 Tabel 1 Jumlah produk Intelijen yang dapat digunakan
Lebih terperinciPERATURAN TATA TERTIB KOMPLEK
Hal 1 dari 6 PERATURAN TATA TERTIB KOMPLEK I. DEFINISI, PENDAHULUAN dan MAKSUD/TUJUAN 1.1. Definisi Kecuali ditentukan lain, semua istilah dan definisi yang tercetak miring dalam Peraturan Tata Tertib
Lebih terperinciDATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES LOMBOK TIMUR BULAN JANUARI S.D AGUSTUS 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR DATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES LOMBOK TIMUR BULAN JANUARI S.D AGUSTUS Tabel 1 Jumlah produk intelejen yang dapat
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG POLMAS PERAIRAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG POLMAS PERAIRAN BAB I P E N D A H U L U A N 1. Umum a. Kepolisian Negara
Lebih terperinciDATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES BIMA BULAN JANUARI s/d OKTOBER TA. 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA DATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES BIMA BULAN JANUARI s/d OKTOBER TA. 2016 Tabel 1 Jumlah produk Intelijen yang dapat digunakan
Lebih terperinciKEDUDUKAN, PERANAN, CIRI-CIRI DAN ASAS-ASAS ADMINISTRASI UMUM POLRI
MODUL 01 KEDUDUKAN, PERANAN, CIRI-CIRI DAN ASAS-ASAS ADMINISTRASI UMUM POLRI 4 JP (180 menit) PENGANTAR Dalam bagian ini dibahas materi tentang kedudukan, peranan, ciri-ciri dan asas-asas administrasi
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN
1 PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
Lebih terperinciSTANDART OPERASIONAL PROSEDURE ( SOP ) PENGAWASAN SENJATA API DAN BAHAN PELEDAK
POLRI DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT INTELKAM STANDART OPERASIONAL PROSEDURE ( SOP ) PENGAWASAN SENJATA API DAN BAHAN PELEDAK I. PENDAHULUAN. 1. Umum. a. Intelijen Keamanan merupakan salah satu
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU
PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA LINTAS GANTI DAN CARA BERTINDAK
Hsl rpt tgl 24 Maret 2009 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA LINTAS GANTI DAN CARA BERTINDAK DALAM PENANGGULANGAN HURU-HARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciTUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN
TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kekerasan. Hal ini dapat dilihat dari tabel tentang jumlah kejahatan yang
BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepolisian Polres Bantul terbukti kurang berhasil dalam menangani tindak pidana pencurian dengan kekerasan. Hal
Lebih terperinciKEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG. (Jurnal Ilmiah) Oleh SEPTIAN ALAM
KEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG (Jurnal Ilmiah) Oleh SEPTIAN ALAM Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM Pada
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN OBJEK VITAL DAN FASILITAS PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang
Lebih terperinci_ Nomor : Bl r74 I X I 2011 / Res Mimika Timika,$t Aktober Perihal :HIMBAUAN. 1. Rujukan;
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH PAPUA RESOR MIMIKA Jl. Aqimuqa No. 03 Timika 99910 _ Nomor : Bl r74 I X I 2011 / Res Mimika Timika,$t Aktober 201 1 Klasifikasi :B la S A Lampiran :- Perihal
Lebih terperinciLEMBAR WAWANCARA. 1. Kasus-kasus apa saja yang meresahkan dan mengganggu ketertiban
111 LEMBAR WAWANCARA 1. Kasus-kasus apa saja yang meresahkan dan mengganggu ketertiban masyarakat yang sering terjadi dalam 3 (tiga) tahun terakhir di wilayah hukum Polres Sibolga? 2. Jenis perjudian apa
Lebih terperinciTugas Umum Pemerintahan
Tugas Umum Pemerintahan 5.1. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal di Daerah 5.1.1. Forum koordinasi Dalam rangka tertib penyelenggaraan pemerintahan didaerah dan terwujudnya keserasian serta keberhasilan
Lebih terperinciPemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Polandia, selanjutnya disebut Para Pihak :
PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK POLANDIA TENTANG KERJASAMA PEMBERANTASAN KEJAHATAN TERORGANISIR TRANSNASIONAL DAN KEJAHATAN LAINNYA Pemerintah Republik Indonesia
Lebih terperinciRANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,
1 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN
Lebih terperinciPENEGAKAN HUKUM TERKAIT KONFLIK KELOLA KHDTK BLI
PENEGAKAN HUKUM TERKAIT KONFLIK KELOLA KHDTK BLI DASAR HUKUM UU No. 5 Th 1990 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya UU No. 41 Th 1999 Kehutanan UU No. 18 Th 2013 Pencegahan Dan Pemberantasan
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESESRE NARKOBA KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT RESERSE NARKOBA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESESRE NARKOBA
Lebih terperinciMEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI
MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI TSUNAMI ADALAH... Ÿ Serangkaian gelombang laut yang sangat besar, akibat dari gempa bumi yang sangat kuat bersumber di laut. Ÿ Gempa bumi membuat perubahan mendadak pada
Lebih terperinciBAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS
BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS 4.1 Perencanaan Audit Sebelum melakukan audit terhadap sistem aplikasi penjualan kredit di PT. Rodamas, kami terlebih dahulu membuat
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1948 tentang Pendaftaran dan Pemberian Izin Pemakaian Senjata Api (Lembaran Negara Republ
No.2096, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Pengelolaan Senjata Api. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN SENJATA API DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.833, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA RI. Search and Rescue. Pedoman. Standardisasi. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG SEARCH AND
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN TINDAK PIDANA RINGAN (TIPIRING)
PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN TINDAK PIDANA RINGAN (TIPIRING) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PEMELIHARA
Lebih terperinciNO. JENIS/ SERIES ARSIP RETENSI KETERANGAN
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN URUSAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,
Lebih terperinci