STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN OBYEK PARIWISATA DIREKTORAT PAMOBVIT POLDA NTB
|
|
- Indra Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT PAMOBVIT STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN OBYEK PARIWISATA DIREKTORAT PAMOBVIT POLDA NTB BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Undang - Undang Kepolisian Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia mengamanatkan bahwa tugas pokok Polri yaitu memelihara kamtibmas, melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat serta melakukan penegakan hukum secara demokratis dan menjunjung tinggi prinsip hak asasi manusia. b. Tugas pokok Polri tersebut dilaksanakan untuk menjamin keamanan dalam negeri agar seluruh proses pembangunan nasional dapat berjalan dengan aman. c. Salah satu bagian integral dari pembangunan nasional adalah pariwisata, dimana pariwisata merupakan salah satu sumber devisa bagi negara dan penyumbang kedua terbesar setelah Migas, sehingga semua kegiatan di bidang Pariwisata harus berjalan dengan aman, tertib dan nyaman. e. Dalam menjaga keamanan di bidang pariwisata, Polri memberikan tugas dan tanggung jawab kewenangan pengamanan kepada Dit Pam Obvit Babinkam Polri dan seluruh satuan wilayah sehingga perlu disusun standar operasional prosedur ( SOP ) sebagai arah dan pedoman dalam penyelenggaran pengamanan pariwisata. f. Pelayanan publik yang diberikan oleh Polri kepada masyarakat adalah merupakan perwujudan fungsi sebagai aparatur Negara sebagai abdi masyarakat. Pelayanan publik menjadi salah satu focus perhatian dalam meningkatkan kinerja Polri dan harus terukur dan dapat dievaluasi keberhasilannya.sehingga Polri harus memiliki dan menerapkan prosedur kerja yaitu Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melaksanakan pelayanan publik, SOP tidak saja bersifat internal tetapi juga bersifat eksternal karena SOP dapat juga digunakan untuk mengukur responsitivas, responsibelitas dan akuntabilitas Polri.
2 2 g. Subdit Wisata Ditpamobvit Polda NTB merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah Direktur Ditpamobvit Polda NTB dengan tugas melaksanakan pengamanan obyek pariwisata termasuk mobilitas wisatawan yang memerlukan pengamanan khusus. 2. Dasar. a. Undang - Undang Kepolisian Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan. c. Undang - Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. d. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunanan Kebudayaan dan Pariwisata. e. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 bagian ketiga Pasal 58 a Paragraf 1 Tentang penyelenggaraan Kepariwisataan. f. Keputusan kapolri No. Pol. : Kep / 53 / X / 2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia, beserta perubahannya. g. Keputusan kapolri No. Pol. : Kep / 54 / X / 2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah, beserta perubahannya. h. Surat keputusan Kapolri No. Pol. : Skep / 248 / IV / 2004 tanggal 21 April 2004 tentang Naskah Sementara Buku Petunjuk Kegiatan Pengamanan Objek dan Daya Tarik Wisata. i. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM. 34 / HM.001 / MKP / 2008 tanggal 8 September 2008 dan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.19 / UM.101 / MKP / 2009 tanggal 19 Mei 2009, tentang penetapan objek vital nasional di bidang pariwisata. j. Perkap Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Daerah. k. Surat Keputusan Kapolri No. Pol.: Skep/738/X/2005/tanggal 13 Oktober 2005 tentang Pedoman Sistem Pengamanan Objek Vital Nasional; 3. Maksud dan tujuan. a. Maksud. SOP ini disusun sebagai pedoman dan arahan bagi Subdit Pariwisata Ditpamobvit Polda NTB dan Satpamobvit di Polres-polres dalam penyelenggaraan pengamanan obyek pariwisata.
3 3 b. Tujuan. Tujuan disusunnya standard operasional prosedur ini untuk menyamakan persepsi dan tindakan dalam penyelenggaraan pengamanan obyek pariwisata yang dilaksanakan oleh Subdit Pariwisata Ditpamobvit Polda NTB. 4. Ruang Lingkup. Ruang lingkup standard operasional prosedur ( SOP ) ini meliputi penggolongan obyek pariwisata, standar konfigurasi pengamanan obyek pariwisata serta kegiatan persiapan dan pelaksanaan pengamanan obyek pariwisata. 5. Sistimatika. I. PENDAHULUAN. II. PENGGOLONGAN OBYEK PARIWISATA III. GANGGUAN KAMBTIBMAS DI BIDANG PARIWISATA IV. KONFIGURASI STANDAR PENGAMANAN OBYEK PARIWISATA V PELAKSANAAN PENGAMANAN OBYEK PARIWISATA VI. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VII. PENUTUP 6. Pengertian pengertian. Dalam penyusunan standar operasional prosedur pengamanan pariwisata ini, yang dimaksud dengan : a. Standar Operasional Prosedur ( SOP ) adalah merupakan tata cara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. b. Konfigurasi adalah gambaran maupun sketsa yang dapat menjelaskan suatu permasalahan. c. Pengamanan adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan dalam rangka pencegahan, penangkalan dan penanggulangan serta penegakan hukum terhadap setiap ancaman dan gangguan keamanan. f. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan objek / daya tarik wisata ( Objek - objek Wisata ), usaha jasa pariwisata dan usaha sarana pariwisata serta usaha - usaha lainnya yang terkait di bidang tersebut. g. Pengelola Pariwisata adalah perangkat otoritas pariwisata termasuk objek dan daya tarik wisata.
4 4 h. Polisi Pariwisata ( Police Tourism ) adalah bagian dari anggota Polri yang bertugas sebagai ujung tombak dan penanggung jawab keamanan di bidang pariwisata. i. Pengamanan Internal adalah petugas yang dibentuk oleh instansi / Proyek / badan usaha, untuk melaksanakan pengamanan secara fisik dalam rangka menyelenggarakan keamanan swakarsa di lingkungan/ kawasan kerjanya. j. Event Pariwisata adalah salah satu pagelaran Pariwisata yang berskala nasional maupun Internasional dan berpotensi mengandung kerawanan kamtibmas baik potensi gangguan, ambang gangguan dan gangguan nyata. k. Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil. l. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran Wisata. m. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. BAB II PENGGOLONGAN PARIWISATA 7. Objek dan Daya Tarik Wisata, dapat digolongkan sebagai berikut a. Termasuk Objek dan daya tarik Wisata alam adalah : 1) Taman Nasional antara lain Taman Rinjani di Lombok Timur 2) Taman Wisata, antara lain Taman Wisata. 3) Taman Hutan Raya, antara lain Taman Hutan. 4) Taman Laut antara lain Taman Laut. 5) Wisata Bahari antara lain. b. Termasuk dalam Objek dan daya tarik Wisata budaya adalah : 1) Peninggalan sejarah, antara lain. 2) Musium, antara lain Musium NTB. 3) Pusat pusat kesenian dan budaya ( tempat, bangunan yang mempunyai nilai sejarah, nilai spiritual dan tradisional ), antara lain sanggar 4) Taman Rekreasi, antara lain Taman Sangkareang. 5) Taman Hiburan dan Taman Budaya Mataram. 6) Taman Satwa, antara lain Kebun Binatang. 7) Monumen, antara lain Monumen.
5 5 c. Termasuk dalam Objek dan Daya Tarik Wisata minat khusus, berkaitan dengan hobby seseorang adalah : 1) Wisata Buru antara lain berburu Babi Hutan, berburu Rusa 2) Wisata Agro, antara lain Perkebunan kopi, perkebunan buahbuahan 3) Wisata Tirta antara lain Olah Raga Air ( selancar air, selancar angina, berlayar, menyelam, memancing). 4) Wisata Petualangan Alam, antara lain Mendaki Gunung, Menelusuri Sungai Air Deras. 5) Wisata Kesehatan ( tempat pengobatan secara tradisional ), antara lain Sumber Air Panas Mineral; 7) Pusat-pusat dan tempat-tempat budaya, industri dan kerajinan, antara lain Desa Industri; d. Termasuk dalam Objek dan Daya Tarik Wisata modern ( tempat, kawasan dan benda hasil karya manusia dengan teknologi modern, antara lain musium ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) 8. Hotel. Hotel merupakan usaha penyediaan akomodasi, dengan tanda bintang dan melati, yang dapat digolongkan menjadi : a. City Hotel Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara ( dalam jangka waktu pendek ) dan sebagai transit karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel. b. Residential Hotel Hotel yang berlokasi di daerah pinggiran kota besar yang jauh dari keramaian kota tetapi mudah mencapai tempat tempat kegiatan usaha. c. Resort Hotel Hotel yang berlokasi di daerah pegunungan, di tepi pantai, di tepi danau atau di tepi aliran sungai, terutama diperuntukan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi. d. Motel ( Motor Hotel ) Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungkan satu kota dengan kota besar lainnya dan biasanya diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan kendaraan umum atau mobil sendiri. 9. Event pariwisata.a Event pariwisata berskala lokal/daerah, yang meliputi :
6 6 1) Kegiatan event pariwisata yang dilaksanakan di lingkungan objek / daya tarik wisata serta penyelenggaranya hanya melibatkan peserta dan kepanitiaan dari daerah setempat/lokal. 2) Kegiatan event pariwisata yang dilaksanakan di luar lingkungan objek / daya tarik wisata serta penyelenggaranya hanya melibatkan peserta dan kepanitiaan dari daerah setempat/lokal. b. Event pariwisata berskala nasional yang meliputi : 1) Kegiatan event pariwisata yang dilaksanakan di lingkungan objek / daya tarik wisata serta penyelenggaranya tidak melibatkan peserta dan kepanitiaan dari luar negeri. 2) Kegiatan event pariwisata yang dilaksanakan di luar lingkungan objek / daya tarik wisata serta penyelenggaranya tidak melibatkan peserta dan kepanitiaan dari luar negeri. c. Event pariwisata berskala internasional yang meliputi : 1) Kegiatan event pariwisata yang dilaksanakan di lingkungan objek / daya tarik wisata serta penyelenggarannya melibatkan peserta dan kepanitiaan dari luar negeri. 2) Kegiatan event pariwisata yang dilaksanakan di luar lingkungan objek / daya tarik wisata serta penyelenggaranya melibatkan kepanitiaan dan peserta dari luar negeri. BAB III GANGGUAN NYATA DI BIDANG PARIWISATA 10. Gangguan kamtibmas dalam bentuk kejahatan a. Kejahatan konvensional. 1) Pencurian. 2) Penipuan. 3) Perompakan. 4) Penganiayaan. 5) Pengrusakan. 6) Kejahatan asusila. 7) Pembunuhan. 8) Pemerasan. 9) Perkelahian. b. Kejahatan transnasional. 1) Teroris. 2) Penyanderaan. 3) Sabotase. 4) Uang palsu.
7 7 5) Narkoba. c. Kejahatan yang berimplikasi kontijensi. 1) Rusuh massal. 2) Penjarahan massal. 3) Unjuk rasa. 11. Gangguan Kamtibmas dalam bentuk peristiwa bencana alam. a. Gempa bumi b. Banjir. c. Tanah longsor. d. Angin topan. e. Gelombang besar / badai/ gelombang tsunami. f. Kebakaran objek wisata alam karena proses alam. g. Gunung meletus. 12. Potensi kerawanan kecelakaan. a. Tenggelam. b. Hanyut. c. Hilang arah / tersesat. d. Terjatuh ke jurang. e. Laka Laut. f. Kecelakaan penerbangan g. Kecelakaan dalam pendakian gunung BAB IV KONFIGURASI STANDAR PENGAMANAN OBYEK PARIWISATA 13. Konfigurasi Standar Kekuatan dan Kemampuan Personil. a. Standar Kekuatan Personil Pengamanan. Kebutuhan personil pengamanan pariwisata ditentukan berdasarkan hakekat ancaman dari potensi gangguan yang diperkirakan terjadi, yaitu : 1) Pengamanan Objek dan Daya Tarik Wisata a) Situasi rutin ( Di lokasi objek / daya tarik wisata tidak ada event pariwisata maupun tidak terjadi peningkatan jumlah wisatawan ) kekuatan personil pengamanan terdiri dari : (1) Polisi Pariwisata ( Tourist Police ) (2) Anggota Polres dan Polsek setempat. (3) Satuan pengamanan internal objek / daya tarik wisata.
8 8 b) Situasi insidentil ( Di lingkungan objek / daya tarik wisata tersebut diselenggarakan event pariwisata, yang dihadiri pejabat VVIP dan atau VIP serta terjadi peningkatan jumlah pengunjung ) kekuatan personil pengamanan terdiri dari : (1) Pelibatan unsur pengamanan VVIP dan atau VIP. (2) Direktorat Pamobvit Polda NTB (3) Personil Pengamanan dari Polres dan Polsek terdekat. (4) Unit Satwa Direktorat Samapta Polda NTB. (5) Korps Brimob Polda NTB (6) Kedokteran Polda NTB (7) Subdit Pariwsata Polda NTB 2) Pengamanan Hotel a) Situasi rutin ( Aktivitas hotel berjalan rutin dan tidak ada penyelenggaraan event / kegiatan pariwisata ataupun kunjungan pejabat VVIP dan atau VIP ) personil pengamanan terdiri dari : (1) Polisi Pariwisata ( Tourist Police ) (2) Satuan Pengamanan Hotel setempat. b) Situasi insidentil ( Aktivitas hotel terjadi peningkatan karena diselenggarakan event / kegiatan pariwisata dan atau dihadiri pejabat VVIP / VIP ), personil pengamanan terdiri dari : (1) Pelibatan unsur pengamanan VVIP dan atau VIP. (2) Subdit Pariwisata. (3) Personil pengamanan dari Polres dan Polsek terdekat. (4) Unit Satwa Direktorat Shabara Polda NTB (5) Korps Brimob Polda NTB (6) Kedokteran Kepolisian Polda NTB (7) Satuan pengamanan internal hotel setempat 3) Pengamanan Event Pariwisata. a) Event Pariwisata biasa ( Event pariwisata yang tidak dihadiri pejabat VVIP dan atau VIP ), personil pengamanan terdiri dari : (1) Polisi Pariwisata ( Tourist Police ) (2) Anggota Polres dan Polsek setempat. (3) Satuan pengamanan internal objek / daya tarik wisata tempat penyelenggaraan event pariwisata.
9 9 b) Event Pariwisata khusus ( Penyelenggarakan event pariwisata yang dihadiri pejabat VVIP dan atau VIP serta terjadi peningkatan jumlah pengunjung), personil pengamanan terdiri dari : (1) Pelibatan unsur pengamanan VVIP dan atau VIP. (2) Direktorat Pam Obsus Babinkam Polri. (3) Anggota Polda, Polres dan Polsek setempat. (4) Subdit Satwa Direktorat Samapta Babinkam Polri. (5) Korps Brimob Polri. (6) Kedokteran Kepolisian. (7) Satuan pengamanan internal objek / daya tarik wisata tempat penyelenggaraan event pariwisata. b. Standar Kemampuan Personil Pengamanan. 1) Memiliki kualifikasi kemampuan penyelamatan sesuai dengan karakteristik obyek dan daya tarik wisata tempat bertugas, antara lain : a) Kemampuan menyelam. b) Kemampuan mendaki gunung. c) Kemampuan penyelamatan di pantai. 2) Memiliki kemampuan mengoperasionalkan alat dan peralatan yang digunakan untuk bertugas. 3) Memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti. 4) Memiliki kemampuan berbicara bahasa asing dan atau bahasa daerah setempat. c. Konfigurasi Standar Peralatan dan perlengkapan. 1) Umum. a) Mirror Gate. b) Metal Detector. c) CCTV. d) Safety Box. e) Generator Listrik ( cadangan ). f) Rambu - rambu Lalu - lintas. g) Alarm System kebakaran. h) Alat - alat pemadam kebakaran ( 2 unit tabung api 1 kg untuk semua kamar dan Hydrant umum ). i) Alat - alat penyelamatan untuk pantai / kolam ( pelampung dan ban ). j) Peralatan SAR ( kasur angin dan tali ). k) Kendaraan :
10 10 (1) Ranmor R2. (2) Ranmor R4. 2) Perorangan ( Di sesuaikan dengan karakteristik obyek / daya tarik wisata ) a) Gampol Polisi Pariwisata ( Tourist Police ) b) Tongkat T. c) Borgol. d) Senter. e) Pluit. f) Alkom. g) Senpi Suar, GPS. h) Senpi organik 3). Fasilitas pendukung. a) Anjing pelacak. b) Posko pengamanan. c) Save House. d) Fasilitas Kesehatan : (1) Klinik. (2) Dokter. (3) Paramedis. 4) Peralatan Khusus untuk menanggulangi ancaman teror bom. a) Metal Detector. b) Explosive Detector. c) Mirror Set. d) Walk Through / Gate Metal Detector. e) X Ray Devide. f) Bomb Blanket. g) Body Vest. h) Seek dan Seach Suit. i) Bomb Bin. 14. Sasaran Pengamanan Pariwisata. a. Orang. b. Harta benda. c. Dokumen / surat - surat penting. d. Giat/Kegiatan Semua aktivitas yang sedang diselenggarakan baik di lokasi obyek dan daya tarik wisata maupundi Hotel. BAB V PELAKSANAAN PENGAMANAN PARIWISATA
11 Pengamanan Objek dan Daya Tarik Wisata. Pengamanan obyek dan daya Tarik wisata dilaksanakan oleh Polisi Pariwisata ( Tourist Police ) ataupun anggota Polri yang ditugaskan untuk pengamanan obyek dan daya tarik wisata, dengan tahapan sebagai berikut : a. Persiapan. 1) Melaksanakan apel kesiapan untuk bertugas rutin dengan mengecek antara lain : a) Kehadiran anggota. b) Sikap tampang dan kerapihan. c) Kelengkapan gampol perorangan. d) Surat - surat kelengkapan diri. 2) Mengecek dan mempersiapkan alat - alat standar perorangan maupun sarana dan prasarana lainnya yang akan digunakan untuk bertugas. 3) Memberikan dan menerima arahan ( APP ) tentang tugas - tugas yang akan dilakukan hari ini dengan mengevaluasi pelaksanaan tugas yang telah dilakukan sebelumnya. 4) Melakukan koordinasi dengan satuan pengamanan internal dan pengelola objek / daya tarik wisata tentang tugas - tugas yang akan dilaksanakan 5) Dalam situasi khusus dimana kendali pengamanan berada di satuan wilayah maka Polisi Pariwisata ( Tourist Police ) ataupun anggota Polri yang ditugaskan untuk pengamanan obyek dan daya tarik wisata, juga mengikuti apel dan arahan dari satgas pengamanan khusus. b. Pelaksanaan 1) Di pintu masuk daerah kawasan objek dan daya tarik wisata. a) Memberi salam dan memberi penghormatan dengan sikap ramah dan humanis. b) Melakukan pemeriksaan bersama dengan satuan pengamanan internal dengan menggunakan metal detector maupun mirror gate terhadap pengunjung / tamu dan karyawan hotel serta kendaraan yang digunakan, dengan cara : (1) Melakukan pemeriksaan dengan teliti terhadap barang barang / tas yang dibawa oleh orang yang berkunjung ke hotel baik secara manual maupun dengan alat X ray.
12 12 (2) Memeriksa badan dengan metal detector (3) Melakukan penggeledahan badan terhadap orang yang dicurigai. (4) Melakukan pemeriksaan di bagian bawah mobil maupun bagian bagasi dengan teliti. 2) Memberikan pelayanan kepolisian kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan pertolongan dan informasi dengan cara pelayanan yang ramah dan sopan. 3) Melaksanakan himbauan - himbauan dengan bahasa yang mudah dimengerti kepada seluruh wisatawan untuk berhati hati dan selalu waspada agar tidak menjadi korban tindak pidana. 4) Melaksanakan pengawasan dan pemantauan di sekitar objek dan daya tarik wisata, dengan cara : a) Melakukan patroli dialogis ke lokasi rawan tindak pidana bersama - sama dengan satuan pengamanan internal objek dan daya tarik wisata. b) Berkomunikasi dengan wisatawan yang berkunjung ke objek dan daya tarik wisata tersebut. c) Mampu menjadi guide untuk wisatawan asing maupun domistik. d) Berkomunikasi dengan para pedagang dan petugas - petugas serta pengelola objek dan daya tarik wisata. 5) Koordinasi dengan patroli sambang dari polsek dan polres setempat yang datang ke kawasan lokasi objek dan daya tarik wisata tersebut. 6) Melakukan pengawasan dan pemantauan di sekitar kawasan pintu keluar obyek dan daya tarik wisata bersama sama dengan petugas pengamanan internal. 7) Dalam situasi khusus dimana kendali pengamanan berada di satuan wilayah maka petugas pengamanan rutin dan satuan pengamanan objek dan daya tarik wisata berperan memberikan informasi dan masukan yang diperlukan antara lain : a) Karakteristik ancaman objek dan daya tarik wisata b) Perkiraan jumlah pengunjung c) Kebiasaan masyarakat setempat 8) Memberdayakan unit Satwa untuk mengantisipasi ancaman terror bom dan kejahatan narkotika.
13 13 9) Melaporkan setiap perkembangan situasi yang terjadi di sekitar objek dan daya tarik wisata melalui : (1) Handy Talky (2) Telepon atau mobile phone. (3) Sarana telekomunikasi lainnya. 16. Pengamanan Hotel. Pengamanan hotel dilaksanakan oleh Polisi Pariwisata ( Tourist Police ) ataupun anggota Polri yang ditugaskan untuk melaksanakan tugas pengamanan hotel, dengan tahapan sebagai berikut : a. Persiapan. 1) Melaksanakan apel kesiapan untuk bertugas rutin dengan mengecek antara lain : a) Kehadiran anggota. b) Sikap tampang dan kerapihan. c) Kelengkapan gampol perorangan. d) Surat - surat kelengkapan diri. 2) Mengecek dan mempersiapkan alat - alat standar perorangan maupun sarana dan prasarana lainnya, yang akan digunakan untuk bertugas. 3) Memberikan dan menerima arahan (APP) tentang tugas - tugas yang akan dilakukan hari ini dengan mengevaluasi pelaksanaan tugas yang telah dilakukan sebelumnya 4) Bersama - sama dengan pengamanan internal Hotel melaksanakan pengecekan berfungsinya CCTV serta alat - alat dan kelengkapan pengamanan lainnya. b. Pelaksanaan 1) Di Pintu masuk kawasan Hotel a) Memberi salam dan memberi penghormatan dengan sikap ramah dan humanis b) Melakukan pemeriksaan di pintu masuk bersama dengan satuan pengamanan hotel dengan menggunakan metal detector maupun mirror gate terhadap tamu / pejalan kaki / Karyawan Hotel serta kendaraan yang masuk dan keluar dengan cara : (1) Melakukan pemeriksaan dengan teliti terhadap barang barang / tas yang dibawa oleh orang yang berkunjung ke hotel baik secara manual maupun dengan alat X ray. (2) Memeriksa badan dengan metal detector.
14 14 (3) Melakukan penggeledahan badan terhadap orang yang dicurigai. (4) Melakukan pemeriksaan di bagian bawah mobil maupun bagian bagasi dengan teliti. 2) Di pintu masuk dan keluar karyawan hotel. a) Memantau dan membantu pengamanan internal untuk melakukan pemeriksaaan terhadap karyawan yang keluar masuk kawasan hotel dengan cara : (1) Pemeriksaan identitas / tanda pengenal karyawan hotel secara teliti. (2) Melakukan penggeledahan badan terhadap karyawan yang dicurigai. (3) Melakukan pemeriksaan terhadap barang barang bawaan / tas yang dibawa oleh karyawan. b) Koordinasi dengan pengamanan internal maupun dengan fungsi intelejen untuk dapatkan data karyawan hotel. 3) Di pintu masuk dan keluar bongkar muat barang. a) Memantau dan membantu pengamanan internal untuk melakukan pemeriksaaan terhadap mobil serta barang barang yang keluar masuk pintu bongkar muat. b) Koordinasi dengan pengelola hotel maupun pengamanan internal untuk selalu mencatat dan mendatakan kendaraan yang melakukan bongkar muat barang. 4) Melaksanakan pengawasan dan pemantauan setiap sudut hotel dengan cara patroli dengan sasaran : a) Lobby b) Kantor Manajemen c) Lorong tiap - tiap lantai d) Tempat parkir e) Tempat hiburan, kolam renang dan tempat makan f ) Tempat kasir g) Tempat Listrik dan Genset h) Tempat instalasi Air 5) Mengecek dan melaksanakan pemantauan melalui CCTV yang ada dengan teliti dan seksama serta memastikan bahwa CCTV tersebut dalam posisi merekam. 6) Apabila situasi khusus maka dilakukan sterilisasi terhadap lokasi hotel yang akan digunakan untuk aktivitas pejabat VVIP / VIP oleh satuan Jihandak Brimob Polda NTB. 7) Melaporkan setiap perkembangan situasi yang terjadi di sekitar objek dan daya tarik wisata melalui :
15 15 a) Handy Talky b) Telepon atau mobile phone. c) Sarana telekomunikasi lainnya 17. Pengamanan Event Pariwisata. a. Persiapan..1) Menyelenggarakan rapat dan koordinasi dengan Pemda, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah, instansi terkait lainnya serta penyelenggara event pariwisata ( Event Organizer ) dengan melakukan pengecekan antara lain : a) Perizinan b) Bentuk kegiatan c) Kepanitiaan d) Pertelaahan tugas kepanitiaan. 2) Melakukan koordinasi dengan pengelola objek / daya tarik wisata apabila event pariwisata dilaksanakan di lingkungan objek / daya tarik wisata. 3) Melakukan koordinasi dengan satuan tugas pengamanan VVIP / VIP apabila event pariwisata tersebut akan dihadiri oleh pejabat VVIP / VIP. 4) Mempersiapkan administrasi berupa surat perintah. 5) Mempersiapkan personil yang akan dipersiapkan untuk melaksanakan tugas pengamanan sesuai dengan surat perintah. 6) Mempersiapkan alat dan peralatan yang akan digunakan untuk pengamanan. 7) Mengajukan kebutuhan anggaran kepada penyelenggara event pariwisata. 8) Menyelenggarakan pelatihan - pelatihan, drill - drill dan gladi. 9) Melaksanakan apel kesiapan personil untuk mengecek kehadiran dan kelengkapan peralatan yang digunakan dalam pengamanan. 10) Memberikan arahan tentang tugas - tugas yang akan dilaksanakan. 11) Melaksanakan floting penempatan personil. b. Pelaksanaan. 1) Melakukan pemeriksaan di pintu masuk bersama dengan satuan pengamanan internal dengan menggunakan metal detector
16 16 maupun mirror gate terhadap pengunjung / penyelenggara maupun kendaraan yang masuk dengan cara : a) Memeriksa barang bawaan / tas. b) Memeriksa badan dengan metal detector c) Melakukan penggeledahan badan terhadap orang yang dicurigai. d) Melakukan pemeriksaan di bagian bawah mobil maupun bagian bagasi dengan teliti. 2) Melakukan sterilisasi terhadap lokasi event dan sekitarnya yang akan digunakan untuk aktivitas VVIP / VIP oleh satuan Jihandak Brimob Polda NTB. 3) Memberikan pelayanan Kepolisian kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan pertolongan dan informasi dengan sikap dan tingkah laku yang sopan, ramah dan simpatik. 4) Melaksanakan pengawasan dan pemantauan setiap kegiatan dengan cara patroli dan penjagaan di kerumunan orang yang menjadi potensi gangguan. 5) Memberdayakan unit Satwa Dit. Sabhara Polda untuk mengantisipasi ancaman teror bom dan kejahatan narkotika. 6) Melakukan pengawasan dan pemantauan di sekitar kawasan pintu keluar tempat diadakan event pariwisata bersama sama dengan petugas pengamanan internal setempat. 7) Melaporkan setiap perkembangan situasi yang terjadi di sekitar objek dan daya tarik wisata melalui : a) Handy Talky b Telepon atau mobile phone. c) Sarana telekomunikasi lainnya 18. Cara bertindak bila terjadi gangguan kamtibmas. a. Apabila ditemukan suatu tindak pidana tertangkap tangan di objek / daya tarik wisata, di kawasan hotel atau saat ada event pariwisata, segera melakukan langkah langkah : 1) Laporkan kepada pimpinan. 2) Tindakan Pertama di TKP ( TPTKP ). 3) Koordinasi dengan satuan pengamanan internal dan pengelola untuk menjaga status quo TKP. 4) Apabila ditemukan tersangka dan barang bukti maka segera membawa dan menyerahkan ke posko atau kantor kepolisian terdekat.
17 17 b. Apabila di temukan benda - benda yang mencurigakan ( bom ) di lokasi obyek / daya tarik wisata, di kawasan hotel atau di lokasi event pariwisata, segera lakukan langkah langkah : 1) Menjaga dan menutup TKP. 2) Melaporkan kepada pimpinan untuk dikoordinasikan dengan Satuan Gagana. 4) Koordinasi dengan pengelola obyek dan daya tarik wisata dan pengamanan internal, untuk menghimbau kepada pengunjung atau karyawan agar tidak panik dan tidak mendekati TKP. 5) Setelah dinyatakan steril / aman oleh Satuan Gegana, lakukan himbauan kepada pengunjung untuk melanjutkan aktivitas dan lebih waspada dan hati hati. c. Apabila di temukan orang yang di curigai sebagai teroris, maka tindakan yang harus dilakukan adalah : 1) Melaporkan kepada pimpinan. 2) Koordinasi dan bersama sama dengan pengamanan internal untuk terus mengawasi garak gerik orang yang dicurigai sampai dengan fungsi yang terkait datang. d. Apabila menerima atau mendapat laporan tentang telpon ancaman bom, segera melakukan langkah - langkah tindakan : 1) Mengarahkan agar penerima telepon menerima si penelpon gelap dengan tenang, jangan panik dan jangan grogi serta mengulur - ulur waktu, sehingga mendapatkan data penelpon gelap selengkap mungkin serta meyakinkan bahwa pembicaraan direkam secara otomatis. 2) Melaporkan kepada pimpinan untuk dikoordinasikan dengan Satuan Gegana. 3) Koordinasi dengan pengelola obyek dan daya tarik wisata dan pengelola hotel serta pengamanan internal untuk dilaksanakan evakuasi dalam rangka sterilisasi. 4) Menghimbau kepada pengunjung atau karyawan yang sedang evakuasi untuk tenang dan tidak panik. 5) Menyiapkan diri untuk memberikan bantuan atau mendampingi fungsi terkait dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan sesuai dengan yang di perlukan. e. Apabila terjadi musibah kebakaran, segera lakukan langkah langkah : 1) Memberitahukan dan melaporkan adanya kebakaran kepada kepada pimpinan. 2) Koordinasi dengan pengamanan internal untuk menghidupkan alarm tanda bahaya yang telah tersedia. 3) Berusaha untuk tidak panik dan dan secepat mungkin menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran pada telpon layanan bantuandan menghubungi PLN untuk mematikan/memutuskan arus listrik. 4) Berusaha membantu melakukan tindakan pertama untuk mengatasi api dengan tabung pemadam kebakaran yang ada dengan tetap menjaga keamanan dan keselamatan diri.
18 18 5) Membantu evakuasi orang dan atau barang ke tempat yang aman. 6) Melarang orang orang maupun kendaraan yang tidak berkepentingan untuk memasuki atau mendekati lokasi kebakaran. 7) Berusaha membantu kelancaran petugas pemadam kebakaran yang sedang berusaha memadamkan api. 8) Berusaha mencatat semua proses dari waktu ke waktu dengan catatan terhadap apa yang terjadi dan upaya yang sedang dilakukan. f. Cara Bertindak bila terjadi bencana alam gempa bumi. 1) Menghimbau pengunjung atau karyawan hotel agar tetap tenang dan tidak panik. 2) Segera laporkan kepada pimpinan dengan sarana komunikasi yang ada. 3) Bersama sama dengan pengelola dan pengamanan internal, menghimbau pengunjung atau karyawan hotel untuk keluar menuju lapangan terbuka. 19. Pengawasan BAB VI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN a. Pengawasan kegiatan pengamanan obyek pariwisata dilaksanakan oleh Kapolsek, Kapolres, Dir Pamobvit Polda NTB dan Kapolda NTB. b. Direktur Pamobvit Polda NTB memberikan petunjuk teknis kepada anggota Subdit Pariwisata, Kapolsek dan Kapolres dalam penyelenggaraan pengamanan obyek pariwisata. c. Ditpamobvit Polda NTB menyelenggarakan petunjuk teknis dan supervisi terhadap penyelenggaraan pengamanan pariwisata. 20. Pengendalian a. Pengendalian kegiatan pengamanan obyek pariwisata dilaksanakan oleh Dir Pamobvit Polda NTB. b. Dalam situasi tertentu pengendalian kegiatan pengamanan suatu event pariwisata di bawah kendali Ro Ops Polda NTB. c. Membuat laporan pelaksanaan tugas. d. Melaksanakan analisa dan evaluasi pelaksanaan tugas.
19 19 BAB VII PENUTUP Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) pengamanan obyek pariwisata Ditpamobvit Polda NTB ini dibuat untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas. Ditetapkan di : Mataram Pada tanggal : Desember 2011 DIREKTUR PAMOBVIT POLDA NTB Drs. RUSLAN,S.H.M.H. KOMBESPOL NRP
KONSEP STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN KAWASAN TERTENTU ( WASTER )
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT PAMOBVIT KONSEP STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN KAWASAN TERTENTU ( WASTER ) BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a.
Lebih terperinciKONSEP STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN KAWASAN TERTENTU ( WASTER )
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT PAMOBVIT KONSEP STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN KAWASAN TERTENTU ( WASTER ) BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a.
Lebih terperinciPENGAMANAN KEPARIWISATAAN
MODUL 04 PENGAMANAN KEPARIWISATAAN 44 JP (1.980menit) Pengantar Dalam modul ini dibahas materi tentang pengamanan kepariwisataan. bertujuan agar kepariwisataan. peserta pelatihan terampil dalam pengamanan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR PENGAMANAN OBYEK VITAL KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT No... TAHUN 2012
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT PAMOBVIT PERATURAN DIREKTUR PENGAMANAN OBYEK VITAL KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT No.... TAHUN 2012 TENTANG STANDAR OPERASIONAL
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR PENGAMANAN OBYEK VITAL KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT No... TAHUN 2012
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT PAMOBVIT PERATURAN DIREKTUR PENGAMANAN OBYEK VITAL KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT No.... TAHUN 2012 TENTANG STANDAR OPERASIONAL
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG TINDAKAN PERTAMA DI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TPTKP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) SATUAN SABHARA POLRES MATARAM DALAM PENANGANAN UNJUK RASA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) SATUAN SABHARA POLRES MATARAM DALAM PENANGANAN UNJUK RASA I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciLAPORAN ANALISA DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAANKEGIATAN OPERASIONAL DIT PAMOBVIT POLDA NTBTAHUN 2016
KEPOLISIANNEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT PAMOBVIT LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAANKEGIATAN OPERASIONAL DIT PAMOBVIT POLDA NTBTAHUN 2016 I. PENDAHULUAN A.
Lebih terperinciSTANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG RESOR PANGKALPINANG STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Polri sebagai aparat negara yang bertugas
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN KEGIATAN MASYARAKAT DAN KEGIATAN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN I. PENDAHULUAN. 1. Umum
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG KECEPATAN PELAYANAN TEAM QUICK RESPON DITPOLAIR MENDATANGI TKP GANGGUAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1207, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Pengamanan Kepariwisataan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENGAMANAN KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR Tentang SAR ( SEARCH AND RESCUE ) PENANGANAN KECELAKAAN DIWILAYAH PERAIRAN Lembar,
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESESRE NARKOBA KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT RESERSE NARKOBA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESESRE NARKOBA
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 5 TAHUN 2005 TENTANG
Hasil rapat 7-7-05 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 5 TAHUN 2005 TENTANG TEKNIS PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TERHADAP SAKSI, PENYIDIK, PENUNTUT UMUM, HAKIM DAN KELUARGANYA DALAM
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN
Lebih terperinciSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA KOTA STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA T ENT ANG TINDAK PIDANA RINGAN (TIPIRING) DI W ILAYAH HUKUM POL R E S
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. Pengamanan. Ketertiban. Pelaksanaan. Tata Cara.
No.1340, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. Pengamanan. Ketertiban. Pelaksanaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT
PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT 1. TUJUAN Untuk memastikan semua personil PT XXXXXXX bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-aspek kritis dari suatu keadaan darurat. 2. RUANG LINGKUP Prosedur
Lebih terperinciKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN RIAU DIREKTORAT PENGAMANAN OBYEK VITAL LAPORAN HASIL PELATIHAN CHECK BAG X-RAY MOBILE TA.
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN RIAU DIREKTORAT PENGAMANAN OBYEK VITAL LAPORAN HASIL PELATIHAN CHECK BAG X-RAY MOBILE TA. 2016 Batam, Oktober 2016 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negar
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1172, 2017 POLRI. Bantuan Pengamanan. Objek Vital Nasional dan Objek Tertentu. Pencabutan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PATROLI SAT SABHARA POLRES SUMBAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA BARAT Jl. Telaga Baru Taliwang 84355 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PATROLI SAT SABHARA POLRES SUMBAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciSOP PATROLI DIALOGIS
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT SABHARA 1 SOP PATROLI DIALOGIS SUMBER DATA PELAKSANA MUTU BAKU CEK LIS N0 URAIAN KEGIATAN Laporan pengaduan, tertangkap tangan,lap
Lebih terperinciSTANDAR OPRASIONAL PROSEDUR (SOP) TPTKP
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR (SOP) TPTKP I. DASAR 1. JUKLAK KAPOLRI : 01/II/1982 TGL 18 FEBRUARI 1982 TENTANG PENANGANAN TKP;
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENGAWALAN TAHANAN POLRES MATARAM
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENGAWALAN TAHANAN POLRES MATARAM I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELKAKANG a. Bahwa dalam rangka
Lebih terperinciSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG POLMAS PERAIRAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG POLMAS PERAIRAN BAB I P E N D A H U L U A N 1. Umum a. Kepolisian Negara
Lebih terperinciURAIAN TUGAS SATPAM INTERNAL
A. Identitas URAIAN TUGAS SATPAM INTERNAL Nama : Unit Kerja : Satpam B. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Bertanggung jawab kepada manajemen atas keamanan, ketertiban, rasa aman dan nyaman di rumah sakit
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEGIATAN PENGAWALAN SAT SABHARA POLRES SUMBAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA BARAT Jalan Telaga Baru Taliwang 84355 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEGIATAN PENGAWALAN SAT SABHARA POLRES SUMBAWA BARAT BAB
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEGIATAN PENGATURAN SAT SABHARA POLRES SUMBAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA BARAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEGIATAN PENGATURAN SAT SABHARA POLRES SUMBAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian
Lebih terperinciKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT TAHANAN DAN BARANG BUKTI
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT TAHANAN DAN BARANG BUKTI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT TAHANAN
Lebih terperinciPROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)
PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK) KEADAAN DARURAT Keadaan darutat adalah situasi atau kondisi atau kejadian yang tidak normal o Terjadi tiba tiba o Menggangu kegiatan
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA KOTA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN MASYARAKAT PENERBITAN SURAT IJIN, SURAT KETERANGAN, REKOMENDASI DAN SURAT TANDA
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PENGAMANAN OBYEK VITAL UNIT PAM OBVIT POLRES LOMBOK TENGAH
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT LOMBOK TENGAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PENGAMANAN OBYEK VITAL UNIT PAM OBVIT POLRES LOMBOK TENGAH I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciStandard Operasional Prosedur (SOP) PENGAMANAN OBVITNAS CANDI BOROBUDUR
PENGAMANAN OBVITNAS CANDI BOROBUDUR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN BALAI KONSERVASI BOROBUDUR Jl. Badrawati Borobudur 56553 Telp. (0293) 788175,788225, Fax. (0293)
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SURAT IJIN, PEMBERITAHUAN KEGIATAN MASYARAKAT DAN PENYAMPAIAN PENDAPAT DIMUKA UMUM
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TENGAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SURAT IJIN, PEMBERITAHUAN KEGIATAN MASYARAKAT DAN PENYAMPAIAN PENDAPAT
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWALAN
PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWALAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLRES LOMBOK TIMUR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLRES LOMBOK TIMUR NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Tergelarnya peralatan Polres Lotim
Lebih terperinci2015, No. -2- untuk melaksanakan ketentuan Pasal 50 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1528, 2015 KEMENKUMHAM. Lembaga Pemasyarakatan. Rumah Tahanan Negara. Pengamanan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2015
Lebih terperinciSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA POL R E S B I M A K O T A
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA KOTA STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA DALAM MELAKSANAKAN PATROLI MULT I FU NGSI SEBAG AI W UJUD PELAYANAN PRIMA
Lebih terperinciSTANDAR OPRASIONAL PROSEDUR PENJAGAAN TAHANAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR PENJAGAAN TAHANAN I. PENJAGAAN TAHANAN 1) Tahap Persiapan a) Membuat rencana kegiatan b) Membuat
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KAPASITAS ANGGOTA SATUAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Lebih terperinciLAPORAN ANALISA DAN EVALUASI PELAKSANAAN TUGAS PENJAGAAN SUBDIT GASUM DITSABHARA POLDA NTB BULAN FEBRUARI 2017
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT SABHARA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI PELAKSANAAN TUGAS PENJAGAAN SUBDIT GASUM DITSABHARA POLDA NTB BULAN FEBRUARI 2017 I. PENDAHULUAN.
Lebih terperinciANGGOTA UNIT SATWA MELAKSANAKAN STERILISASI HANDAK PADA STAND DAN PANGGUNG UTAMA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT SABHARA FOTO KEGIATAN PENGAMANAN LOMBOK 5 K DAMANDIRI ANGGOTA UNIT SATWA MELAKSANAKAN STERILISASI HANDAK PADA STAND DAN PANGGUNG
Lebih terperinciKRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI
Halaman 1 dari 1 KRONOLOGI DOKUMEN Tanggal Revisi Ke Keterangan (Tuliskan sub-bab & perihal yang diubah serta alasan perubahan) 14-10-2011 0 Penentuan baru 25-11-2013 1 Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun
Lebih terperinciTATA KERJA ORGANISASI
PENGELOLAAN PENGAMANAN LOKASI SUMUR EKSPLORASI DI LINGKUNGAN No.01 /RG1000/2016-S0 REVISI KE- 0 PERTAMINA HULU ENERGI RANDUGUNTING HALAMAN : 1 dari I. TUJUAN Tujuan TKO ini adalah untuk mengatur pelaksanaan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa, untuk meningkatkan
Lebih terperinciINSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH
INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN OBJEK VITAL DAN FASILITAS PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang
Lebih terperinciDAFTAR ISIAN PIRANTI LUNAK PADA SAT LANTAS POLRES LOMBOK TENGAH YANG BERSUMBER DARI MABES POLRI / POLDA NTB
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT LOMBOK TENGAH DAFTAR ISIAN PIRANTI LUNAK PADA SAT LANTAS POLRES LOMBOK TENGAH YANG BERSUMBER DARI MABES POLRI / POLDA NTB SUMBER NO
Lebih terperinciDATA MoU DAN PEDOMAN KERJA/PETUNJUK TEKNIS POLDA DAN POLRES
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DATA MoU DAN PEDOMAN KERJA/PETUNJUK TEKNIS POLDA DAN POLRES NO KEMENTERIAN LEMBAGA NOMOR PEJABAT MASA NOTA PEDOMAN TTG/JUDUL PENANDA BERLAKU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang ada namun meski telah melakukan reformasi birokrasi selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sebagai institusi negara yang salah satu tugasnya adalah melakukan pengamanan dan menjamin keselamatan warga
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SURAT IJIN, PEMBERITAHUAN KEGIATAN MASYARAKAT DAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TENGAH RESOR KENDAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SURAT IJIN, PEMBERITAHUAN KEGIATAN MASYARAKAT DAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT BINMAS POLRES BIMA KOTA TAHUN 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA KOTA I. PENDAHULUAN 1. Umum STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT BINMAS POLRES BIMA KOTA TAHUN 2016 a. Bahwa dalam rangka pengembangan
Lebih terperinciAssalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN DALAM RANGKA OPERASI LILIN 2014 TANGGAL 23 DESEMBER 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian Yang Saya
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN (PERUBAHAN)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR RESORT SIDOARJO INDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN 2015-2019 (PERUBAHAN) 1 Terpenuhinya Alpalkam / Almatsus dan kapor Polri guna
Lebih terperinciKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH METRO JAYA RESORT PELABUHAN TANJUNG PRIOK I. PENDAHULUAN. 1. Umum
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH METRO JAYA RESORT PELABUHAN TANJUNG PRIOK LAPORAN HASIL AKHIR PELAKSANAAN PATROLI CIPTA KONDISI GUNA ANTISIPASI GUANTIBMAS SENIN TANGGAL 04 MEI 2015 13:00 WIB
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PELETON PENGURAI MASSA
PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PELETON PENGURAI MASSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS LINTAS Selong, Januari 2015 BIDANG LAKA LANTAS
Lebih terperinciDATA EVALUASI KINERJA POLRES SUMBAWA BARAT BULAN JANUARI S.D AGUSTUS 2017
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA BARAT DATA EVALUASI KINERJA POLRES SUMBAWA BARAT BULAN JANUARI S.D AGUSTUS 2017 Tabel 1 Jumlah kegiatan Intelijen yang dapat
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (UNIT PPA)
Lebih terperinciLAPORAN PENGUKURAN KINERJA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT UNIT ORGANISASI : KEPOLISIAN DAERAH NTB TAHUN ANGGARAN : 2016 LAPORAN PENGUKURAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
Lebih terperinciNO ISI SURAT LAMPIRAN KETERANGAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH METRO JAYA RESORT METRO TANGERANG KOTA Jalan Daan Mogot no. 52 Tangerang 15111 Nomor : B/ /II/2016/Restro Tng Kota Klasifikasi : BIASA Tangerang, Pebruari 2016
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.2033,2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Rambu. Papan Informasi. Bencana. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG RAMBU DAN PAPAN INFORMASI BENCANA
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 17 TAHUN 2005 TENTANG
Hsl Rpt Tgl 20-12-05 (Draft) Hasil rapat 7-7-05 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 17 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP PELAPOR DAN SAKSI
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
HSL RPT TGL 5 MART 09 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN
Lebih terperinciPROSEDUR KERJA. Kencana Loka BLOK F JABATAN : KOORDINATOR SECURITY TGL TERBIT : 19 1-2014 SATUAN PENGAMAN / SECURITY NO REVISI : 0
JABATAN : KOORDINATOR SECURITY A. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 1. Melakukan Rekrut anggota Security sesuai dengan kebutuhan, Yang telah di setujui warga melalui keputusan Ketua RT. 2. Sebagai jembatan komonikasi
Lebih terperinciPIRANTI LUNAK DIT. SABHARA POLDA NTB TAHUN 2017
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT SABHARA DIT. SABHARA POLDA NTB TAHUN 2017 JENIS MOR/TAHUN TENTANG 1. No 1 Tahun 2012 Peleton Pengurai Massa 1 2. No 11 Tahun 2009
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG T E R M I N A L DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7 1. Usaha mengurangi resiko bencana, baik pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 6 TAHUN : 1997 SERI : C NOMOR : 2
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 6 TAHUN : 1997 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR : 6 TAHUN 1997 TENTANG IZIN USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSTANDART OPERASIONAL PROSEDURE ( SOP ) PENGAWASAN SENJATA API DAN BAHAN PELEDAK
POLRI DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT INTELKAM STANDART OPERASIONAL PROSEDURE ( SOP ) PENGAWASAN SENJATA API DAN BAHAN PELEDAK I. PENDAHULUAN. 1. Umum. a. Intelijen Keamanan merupakan salah satu
Lebih terperinci2 Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir tentang Keamanan Sumber Radioaktif; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (L
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.654, 2015 BAPETEN. Radioaktif. Sumber. Keamanan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA LINTAS GANTI DAN CARA BERTINDAK
Hsl rpt tgl 24 Maret 2009 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA LINTAS GANTI DAN CARA BERTINDAK DALAM PENANGGULANGAN HURU-HARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciMEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI
MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI TSUNAMI ADALAH... Ÿ Serangkaian gelombang laut yang sangat besar, akibat dari gempa bumi yang sangat kuat bersumber di laut. Ÿ Gempa bumi membuat perubahan mendadak pada
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA
HASIL FINAL 26 Mei 2011 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
Lebih terperinciANALISA BEBAN KERJA BULAN AGUSTUS 2017 DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN POLDA NTB NO URAIAN PEKERJAAN HASIL KERJA
KEPOLISIAN NEGARA RPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN ANALISA BEBAN KERJA BULAN AGUSTUS 2017 DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN POLDA NTB I. DIR/WADIR POLAIR KERJA (DOKUMEN/
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia. Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa Kepolisian bertujuan untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepolisian Republik Indonesia 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia disebutkan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.833, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA RI. Search and Rescue. Pedoman. Standardisasi. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG SEARCH AND
Lebih terperinciRENCANA LATIHAN RUTIN FUNGSI TEKNIS KEPOLISIAN POLRES BIMA TA. 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA RENCANA LATIHAN RUTIN FUNGSI TEKNIS KEPOLISIAN POLRES BIMA TA. I. PENDAHULUAN 1. Umum a. Latihan adalah merupakan salah satu upaya
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGURUSAN TAHANAN PADA RUMAH TAHANAN DIREKTORAT TAHANAN DAN BARANG BUKTI KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT TAHANAN DAN BARANG BUKTI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGURUSAN TAHANAN PADA RUMAH TAHANAN DIREKTORAT TAHANAN DAN BARANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN DAN RETRIBUSI OBYEK WISATA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN DAN RETRIBUSI OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG Menimbang
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016
KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016 Lembar, 26 Maret 2016 KEPOLISIAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
HASIL FINAL 26 Mei 2011 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
Lebih terperinci2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.187, 2012 TRANSPORTASI. Kendaraan Bermotor. Pelanggaran. Pemeriksaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5346) PERATURAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PERIZINAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN KERAMAIAN UMUM, KEGIATAN MASYARAKAT LAINNYA, DAN PEMBERITAHUAN KEGIATAN POLITIK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Korban Bencana dan Kecelakaan. Pencarian. pertolongan. Evakuasi. Standar Peralatan.
No. 1523, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Korban Bencana dan Kecelakaan. Pencarian. pertolongan. Evakuasi. Standar Peralatan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.696, 2015 KEMENHAN. TNI. Penanggulangan Bencana. Pelibatan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELIBATAN TNI
Lebih terperinciSTANDAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PELETON PENGURAI MASSA (RAIMAS) SATUAN SABHARA SETINGKAT POLRES
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PELETON PENGURAI MASSA (RAIMAS) SATUAN SABHARA SETINGKAT POLRES I. PENDAHULUAN 1. LATAR
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN FUNGSI, KLASIFIKASI, PERSYARATAN ADMINISTRATIF DAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDOKUMENTASI KEGIATAN PELATIHAN SAR FUNGSI DIREKTORAT SABHARA POLDA NTB
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT SABHARA DOKUMENTASI KEGIATAN PELATIHAN SAR FUNGSI DIREKTORAT SABHARA POLDA NTB APEL PEMBUKAAN PELATIHAN SAR YANG DIPIMPIN OLEH
Lebih terperinciKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA BARAT Jalan Telaga Baru - Taliwang 84355
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA BARAT Jalan Telaga Baru - Taliwang 84355 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGAMANAN OBYEK VITAL SAT SABHARA POLRES SUMBAWA
Lebih terperinciSTANDAR OPERSIONAL PROSEDUR PAM OBVIT
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR PAM OBVIT I. PENGAMANAN OBJEK VITAL a. Pengertian Pengamanan Objek vital adalah Sgla bentuk upya
Lebih terperinciWALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG
WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG KEPARIWISATAAN DI KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPENGENDALIAN DAN CARA BERTINDAK TERHADAP AKSI UNJUK RASA
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA S D E O P S PENGENDALIAN DAN CARA BERTINDAK TERHADAP AKSI UNJUK RASA 1. REFERENSI : a. UU No. 2 tahun 2002 tentang Polri. b. UU No. 9 tahun 1998 tentang
Lebih terperinciNASKAH SEMENTARA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEGIATAN PENGENDALIAN MASSA SAT SABHARA POLRES SUMBAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA BARAT Jalan Telaga Baru - Taliwang 84355 NASKAH SEMENTARA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEGIATAN PENGENDALIAN MASSA SAT SABHARA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG POKOK-POKOK PENYELENGGARAAN TUGAS BANTUAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BENCANA ALAM, PENGUNGSIAN DAN BANTUAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral) INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Jalan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110 KotakPosNo. 1389 Jakarta 10013 Telepon : 3505550-3505006 (Sentral) Fax:3505136-3505139 3507144 INSTRUKSI
Lebih terperinciSUBDIT PEMBINAAN LINGKUNGAN KAMPUS (PLK)
SUBDIT PEMBINAAN LINGKUNGAN KAMPUS (PLK) Keamanan & Ketertiban Keselamatan & Green Campus Kesehatan Kerja SUBDIT PEMBINAAN LINGKUNGAN KAMPUS Subdit Pembinaan Lingkungan Kampus (PLK) Dipresentasikan dalam
Lebih terperinciKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH ACEH DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH ACEH DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Provinsi Aceh yang terletak di ujung barat Indonesia, secara geografis di kelilingi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selalu menjadi daerah yang menarik untuk bersantai, berekreasi melepas lelah, baik bersama keluarga maupun bersama kerabat. Akan tetapi aktifitas wisata di pantai
Lebih terperinci