KEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG. (Jurnal Ilmiah) Oleh SEPTIAN ALAM
|
|
- Yohanes Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG (Jurnal Ilmiah) Oleh SEPTIAN ALAM Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM Pada Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
2 Judul Skripsi Nama Mahasiswa : KEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG : Septian Alam No Pokok Mahasiswa : Bagian Fakultas : Hukum Administrasi Negara : Hukum MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing Charles Jackson, S.H., MH Elman Eddy Patra, S.H., MH NIP NIP Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara Upik Hamidah, S.H., M.H. NIP
3 ABSTRAK KEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG Oleh Septian Alam, Charles Jackson, S.H., MH, Elman Eddy Patra, S.H., MH Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, Peranan Kepolisian Republik Negara Indonesia mempunyai tujuan yang tercantum dalam pasal 4 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mengatur " Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia". Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kebijakan dan faktor-faktor apakah yang menjadi penghambat terhadap kebijakan kepala polisi daerah lampung dalam upaya memberikan perlindungan kepada masyarakat Lampung? Pendekatan masalah pada penelitian ini menggunakan pendekatan Normatif dan Empiris. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersumber pada data primer dan data sekunder. Analisis data dilakukan dengan cara analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa kebijakan kepala Polisi Daerah Lampung dalam upaya memberikan perlindungan kepada masyarakat adalah program polisi dimana-mana. Dalam hal perlindungan bahwa pihak kepolisian mempunyai kebijakan untuk suatu upaya memberikan perlindungan kepada masyarakat, dalam hal ini kebijakan yang dibuat oleh kepala Polisi Daerah Lampung adalah untuk menekan tingkat kejahatan seperti penjambretan, begal, kendaraan bodong. Faktor Penghambat kebijakan Kepala Polisi Daerah Lampung dalam upaya memberikan perlindungan kepada masyarakat adalah keterbatasan fasilitas untuk memberikan pelayanan, salah satu contohnya adalah posko penjagaan polisi, yang tidak ada kursi untuk duduk dan tidak dapat memberi minum karena tidak ada meja, sehingga pelayanan kepada masyarakat kurang maksimal. Kemudian hal lain yang menjadi faktor penghambat adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan kebijakan Kapolda ini, masyarakat menganggap bahwa program polisi dimana-mana sama halnya dengan patroli, atau pengamanan lalu lintas yang biasa, artinya masyarakat belum banyak yang mengetahui tentang program polisi dimana-mana. Kata kunci : kebijakan, upaya perlindungan, masyarakat
4 I. PENDAHULUAN Masyarakat adalah sekumpulan individu yang saling berinteraksi satu sama lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mencapai kesejahteraan hidup. Kebutuhan setiap individu yang tergabung di dalam masyarakat tidaklah sama sehingga dapat menimbulkan pertentangan karena dalam proses pemenuhan kebutuhan, pasti akan ada individu yang merasa belum memperoleh haknya. Untuk menyelesaikan pertentangan tersebut, diperlukan peran penegak hukum yang dapat memberi perlindungan kepada masyarakat dengan mengutamakan keadilan, memperhatikan kepentingan masyarakat dan manfaat hukum yang diterapkan bagi masyarakat. Salah satu penegak hukum di Indonesia adalah Lembaga Kepolisian. Peranan Kepolisian Republik Negara Indonesia mempunyai tujuan yang tercantum dalam pasal 4 Undang- Undang Nomr 2 tahun 2002 tentang Indonesia yang mengatur : " Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia". Dalam naskah akademik yang dipersiapkan pada Tahun 1991 dalam rangka penyusunan Rancangan Undang-Undang kepolisian sebagai penyempurnaan dari Undang- Undang No. 13 Tahun 1961, telah dirumuskan pengertian istilah Keamanan dan Ketertiban Masyarakat sebagai berikut: "Keamanan dan Ketertiban Masyarakat suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka terciptanya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman, yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentukbentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat, yang merupakan salah satu prasyarat terselenggaranya proses Pembangunan Nasional". 1 Kepolisian diharapkan dapat menanggulangi masalah masyarakat secara preventif maupun represif. Peran kepolisian secara preventif adalah aktifitas pihak Kepolisian mencegah sebelum terjadinya pelanggaran hukum menjaga ketertiban dan mengadakan sosialisasi untuk mengenal hukum terhadap masyarakat. Dari tujuan dibentuknya badan kepolisian, maka dibentuklah tugas serta wewenang yang diberikan kepada pihak pihak kepolisian untuk mencapai tujuan tersebut yang tercantum dalam pasal 13 Undang-Undang Nomr 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia yaitu tugas pokok Indonesi adalah : 1 Markas Besar Indonesia, Naskah Akademik, Rancangan Undang-Undang tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jakarta 1991.
5 2 a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; b. Menegakkan hukum;dan c. Memberikan pelayanan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Keenyataannya justru masyarakat itu sendiri yang menjadi salah satu pelaku tindak kejahatan, yeng menyebabkan keresahan dan rasa tidak aman kepada sesama masyarakat, salah satu contohnya pencurian kendaraan motor yang dianggap meresahkan masyarakat, kegiatan seperti ini lah yang mengancam keamanan dan ketentraman dalam bermasyarakat. Untuk itu diperlukan penjagaan yang bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat. Bentuk kebijakan yang diterapkan Kepala kepolisian Daerah (Kapolda) dalam upaya memberikan perlindungan dalam hal ini masyaraka adalah program polisi dimana-mana, bahwa Kepala kepolisian Daerah (Kapolda) mempunyai kebijakan untuk mempertimbangkan upaya dan langkah apa saja untuk melayani masyrakat dalam hal ini melindungi masyarakat, tolak ukur yang dipakai Kepala kepolisian Daerah (Kapolda) dalam upaya meberikan perlindungan kepada masyarakat adalah hal apa saja yang selama ini meresahkan masyarakat. Dan tujuan dari program polisi dimana-mana ini yaitu Untuk menekan tingkat kejahatan seperti penjambretan, begal, kendaraan bodong. Bentuk pelaksanaan dari program polisi dimana-mana adalah penjagaan langsung dari pihak kepolisian dengan malakukan berbagai upaya dengan mendirikan pos penjagaan disetiap jalan raya dan daerah atau kelurahan. Penjagaan sangatlah penting dilaksanakan karena berguna untuk melakukan perlindungan dan pengawasan. Esensi dari penjagaan tidak lain memang untuk memberikan perlindungan kepada kepada masyarakat. Karena menyangkut penjagaan, pihak yang paling berwenang adalah POLRI karena pengamanan adalah bagian tugas pokok dari Polri. Dalam pasal 14 ayat 1 huruf a Undang- Undang Nomr 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia disebutkan, dalam melaksanakan tugaspokoknya, polri bertugas melaksanakanpengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan. Masih di ayat yang sama huruf b ditambahkan, Polri menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban. Penyebutan istilah petugas berwenang dalam ayat 2 dan 3 dalam pasal 65 peraturan pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 di atas, jelas menunjukan kepada petugas kepolisian, karena berdasarkan Undang-Undang hanya polisi yang mempunyai kewenangan melakukan pengaturan, penjagaan, pennngawalan dan patrol. Tidak ada Undang-Undang lain yang memberikan kewenangan demikian kepada instansi lain di luar kepolisian. Terkait dengan wewenang lembaga kepolisian dalam menjalankan tugasnya, dijelaskan dalam Undang- Undang Nomr 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian, bahwa lembaga kepolisian dapat dinyatakan sah
6 3 dalam mengambil suatu keputusan tertentu diluar undang-undang selama keputusan tersebut bukan merupakan suatu pelanggaran yang berdampak negatif terhadap pihak yang berkasus. Melalui Undang- Undang tersebut, kita dapat mengetahui bahwa lembaga kepolisian dalam menjalankan tugasnya untuk memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat diberi kewenangan untuk dapat mengambil keputusan diluar undang-undang. Hal demikian merupakan salah satu konsep hukum administrasi Negara yang dikenal dengan asas diskresi sebagai asas yang memberi kebebasan bagi pemerintah untuk bertindak atau membuat keputusan berdasarakan keputusannya sendiri apabila belum ada peraturan yang mengatur permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan uraian diatas, untuk mengetahui bagaimana kebijakan kepolisian dalam upaya memberikan perlindungan kepada masyarakat Lampung. Maka penulis berkesimpulan untuk mengadakan penelitian mengenai Kebijakan Kepala Polisi Daerah Lampung dalam upaya memberikan perlindungan kepada Masyarakat Lampung. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimanakah kebijakan kepala polisi daerah Lampung dalam upaya memberikan perlindungan kepada masyarakat Lampung? b. Faktor-faktor apakah yang menjadi penghambat terhadap kebijakan kepala polisi daerah lampung dalam upaya memberikan perlindungan kepada masyarakat Lampung? II. METODE PENELITIAN Pendekatan masalah pada penelitian ini menggunakan pendekatan Normatif dan Empiris. Pendekatan normative dan empiris yaitu pendekatan yang dilakukan dengan meneliti serta mengumpulkan data priemer yg telah diperoleh secara langsung pada obyek penelitian (field research) melalui hasil observasi, wawancara dengan responden atau narasumber ditempat obyek penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini di Kantor Polisi daerah Lampung yang selanjutnya disebut (POLDA). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersumber pada data primer dan data sekunder. Berdasarkan pendekatan masalah dan sumber data yang diperlukan, maka pengumpulan data ini dilakukan dengan cara studi pustaka dan studi lapangan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu menguraikan data yang telah disusun secara sistematis menurut klasifikasinya dengan memberi arti terhadap data tersebut menurut kenyataan yang diperoleh dilapangan dan disusun dalam uraian kalimatkalimat.
7 4 III. PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum lokasi Penelitian Perlindungan menurut pihak Polisi Polda Lampung adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk memberikan rasa aman, baik fisik maupun mental, kepada korban dan sanksi dari ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak manapun yang diberikan pada tahap penyelidikan, penuntutan, dan atas pemeriksaan disidang pengadilan. Aturan hukum tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek saja, akan tetapi harus berdasarkan kepentingan jangka panjang. Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian. Keberadaan hukum dalam masyarakat sangatlah penting, dalam kehidupan dimana hukum dibangun dengan dijiwai oleh moral konstitusionalisme, yaitu menjamin kebebasan dan hak warga, maka mentaati hukum dan konstitusi pada hakekatnya mentaati imperatif yang terkandung sebagai subtansi maknawi didalamnya imferatif. Hakhak asasi warga harus dihormati dan ditegakkan oleh pengembang kekuasaan negara dimanapun dan kapanpun, ataupun juga ketika warga menggunakan kebebasannya untuk ikut serta atau untuk mengetahui jalannya proses pembuatan kebijakan publik. Dalam pasal 13 UU No 2 Tahun 2002 dijelaskan bahwa tugas pokok Polisi adalah: 1. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; 2. Menegakkan hukum; dan 3. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Oleh sabab itu Kepala Kepolisian Daerah Lampung mengeluarkan suatu kebijakan yang disebut Polisi dimana-mana Untuk menekan tingkat kejahatan seperti penjambretan, begal, kendaraan bodong, jajarannya melakukan lebih intens razia kendaraan. Oleh sabab itu pihak yang melaksanakan kebijakan ini adalah pihak kepolisian. Dalam penelitian ini pihak Kepolisian berperan sebagai pelaksana dalam upaya memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam hal ini Kepolisian daerah Lampung (POLDA) lampung. Indonesia Daerah (Polda) merupakan satuan pelaksana utama Kewilayahan yang berada di bawah Kapolri. Polda bertugas menyelenggarakan tugas Polri pada tingkat kewilayahan. Polda dipimpin oleh Kepala Indonesia Daerah (Kapolda), yang bertanggung jawab kepada Kapolri. Kapolda dibantu oleh Wakil Kapolda
8 5 (Wakapolda). Polda membawahi Indonesia Resor (Polres). Ada dua tipe Polda, yakni Tipe A dan Tipe B. Tipe A dipimpin seorang perwira tinggi berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen), sedangkan Tipe B dipimpin perwira tinggi berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen). Setiap Polda menjaga keamanan sebuah Provinsi. Visi dan Misi Polda Lampung Visi : Bertekad mewujudkan Provinsi Lampung menjadi wilayah yang lebih aman dan tertib dengan budaya profesionalisme yang akan diwujudkan dalam bentuk meningkatkan penuntasan jumlah kriminalitas Tindak Pidana Khusus meliputi Kejahatan Trans nasional, Kejahatan yang merugikan Kekayaan Negara, Kejahatan yang berdampak Kontijensi dan pendekatan budaya dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di masyarakat Misi : POLDA Lampung bertekad untuk selalu profesional dan proporsional dalam menjalankan tugasnya dengan mengedepankan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta selalu menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) sehingga Polri dapat menjadi mitra yang dipercaya dan dekat dengan masyarakat. Memberikan rasa aman dengan upaya yang keras namun terukur dapat dipertanggung jawabkan sehingga dapat menyelesaikan secara tuntas setiap perkara tindak pidana dan pelanggaran yang terjadi yang tentunya akan memberikan kontribusi positif dalam menekan laju kriminalitas di wilayah Provinsi Lampung. Menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat dengan kedisiplinan masing-masing anggota Polri, baik dalam dinas maupun kehidupan individu. 3.2 Kebijakan kepala Polisi Daerah Lampung Dalam Upaya Memberikan Perlindungan Kepada Masyarakat Lampung Berdasarkan teori yang telah dikemukakan dalam tinjauan pustaka bahwa kebijakan adalah sebagai suatu program pencapai tujuan, nilainilai dan praktik-praktik. Dalam hal ini yang dapat mencapai tujuan yang diharapkan dalam program Polisi dimana-mana adalah seluruh jajaran staf Polda Lampung. Bentuk kebijakan yang diterapkan Kepala kepolisian Daerah (Kapolda) dalam upaya memberikan perlindungan dalam hal ini masyarakat adalah program polisi dimana-mana, bahwa Kepala kepolisian Daerah (Kapolda) mempunyai kebijakan untuk mempertimbangkan upaya dan langkah apa saja untuk melayani masyrakat dalam hal ini melindungi masyarakat, tolak ukur yang dipakai Kepala kepolisian Daerah (Kapolda) dalam upaya meberikan perlindungan kepada masyarakat adalah hal apa saja yang selama ini meresahkan masyarakat. Teknis perintah dari program polisi dimana-mana ini adalah perintah langsung dari kapolda kepada seluruh jajaran staf yang bertugas di POLDA dengan jadwal dan jam jam tertenu dalam melaksanakan program ini. Waktu tugas dalam menjalankan program polisi dimana-mana ini adalah sepanjang hari dengan
9 6 bergantian sif penjagaan antara petugas satu dan yang lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bripka Usman Wahid. Sebagai salah satu pelaksana program polisi dimana-mana tujuan dari program ini adalah guna untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, agar lebih dekat dengan masyarakat dan setiap saat dapat mengawasi dan melindungi masyarakat dan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan polisi. Ada banyak dampak posotif dari program ini, dengan adanya progrma ini dapat secara langsung mengurangi atau mengatasi masalah dari masyarakat, dan yang terutama tujuan utama dari program ini yaitu menekan angka kejahatan seperti begal motor, pencurian, perjudian dan lain sebagainya. Selanjutnya Bripka Usman Wahid mengatakan bahwa peran aktif masyarakat juga sangat penting dalam proses kebijakan polisi dimana-mana ini, masyarakat diharapkan bekerja sama dengan pihak kepolisian dengan cara memberikan laporan kepada pihak kepolisian bahwa apa saja yang dibutuhkan masyarakat apa saja hal yang mengganggu ketenangan dan ketentraman masyarakat itu sendiri, sehingga apabila masyarakat juga ikut membantu dalam program ini maka dapat mempermudah pihak kepolisian dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada masyarakat. Perlindungan hukum dapat diuraikan menurut unsur-unsur katanya. Kata perlindungan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berasal dari kata lindung yang berarti menempatkan dibalik atau di belakang sesuatu agar tidak kelihatan, Perlindungan adalah hal atau perbuatan melindungi. Perlindungan dapat diartikan jugasebagai perbuatan melindungi, menjaga dan memberikan pertolongan supaya selamat. Perlindungan hukum adalah memberikan pengayoman terhadap Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut (HAM) yang dirugikan orang lain dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Jaenal Arifin sebagai Masyarakat Lampung tepatnya di Bandar Lampung bahwa dengan adanya program polisi dimana-mana ini tentunya masyarakat merasa aman, merasa lebih dekat dengan pihak kepolisian. Lalu selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan saudari Tiara N sebagai salah satu masyarakat Lampung bahwa dengan adanya program polisi dimna-mana ini bahwa angaka kejahatan dimasyarakat mulai mengurang baik itu pencurian dan pembegalan. 3.3 Peranan Kepolisian di Masyarakat Setelah saya membaca dan membahas pada undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian, terlebih saya membaca peran beserta wewenang kepolisian dalam pasal 13 sampai dengan pasal 19 yang mana pada pasal tersebut yang menyangkut tentang masalah peranan kepolisian. Peranan kepolisian dimasyarakat adalah sebagai mitra yang saling membutuhkan, kita sepakat bahwa
10 7 polisi atau petugas kepolisian mempunyai fungsi dalam kehidupan masyarakat sebagai pengayom masyarakat, penegak hukum, yaitu mempunyai tanggung jawab khusus untuk memelihara ketertiban masyarakat dan menangani kejahatan, baik dalam bentuk tindakan terhadap pelaku kejahatan maupun dalam bentuk upaya pencegahan kejahatan agar para masyarakat dapat hidup dan bekerja dalam keadaan aman dan tentram. Dengan kata lain, kegiatan-kegiatan polisi adalah dengan berkenaan dengan masalah-masalah sosial yaitu berkenaan dengan suatu gejala yang ada dalam kehidupan sosial sebagai beban atau gangguan yang merugukan masyarakat tersebut. Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat setempat yaitu dimana gejala-gejala sosial tersebut terwujud, maupun masyarakat luas dimana masyarakat tersebut menjadi bagianya, baik masyarakat lokal maupun masyarakat nasional. Pengertian masyarakat juga mencakup oengertian administrasi pemerintahanya atau tokoh-tokoh masyarakat yang dianggap mewakili kepentingan kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan. Ringkasnya, peranan polisi dalam menegakan hukum dan melindungi masyarakat serta berbagai gangguan rasa tidak aman dan kejahatan adalah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, baik melindungi masyarakat maupun melindungu berbagai lembaga, kebudayaan ekonomi yang produktif. Pada dasarnya hubungan kepolisian dengan masyarakat terbagi dalam tiga katagori: 1. Posisi seimbang dan setara, dimana polisi dan masyarakat menjadi mitra yang saling bekerja sama dalam rangka menyelesaikan berbagai masalah sosial yang terjadi dimasyarakat. 2. Posisi polisi yang dianggap masyarakat sebagai mitranya, sehingga beberapa kebutuhan rasa aman harus dipahami dan dipenuhi. 3. Posisi polisi sebagai pelindung dan pengayom masyarakat, sekaligus sebagai aparat penegak hukum yang dapat dipercaya. 3.4 Faktor-faktor Yang Menjadi Penghambat Kebijakan Kepala Polisi Daerah Lampung Dalam Upaya Memberikan Perlindungan Kepada Masyarakat Lampung Berdasarkan hasil wawancara dengan Bripka. Usman Wahid dapat disimpulkan bahwa Faktor-faktor yang menjadi penghambat kebijakan Kepala Polisi Daerah Lampung dalam upaya Memberikan perlindungan kepada masyarakat adalah keterbatasan fasilitas untuk memberikan pelayanan, salah satu contohnya adalah posko penjagaan polisi, seperti saat melakukan wawancara ini Bripka Usman Wahid mengatakan tidak dapat mempersilahkan saya duduk dikarenakan tidak ada kursi dan tidak dapat memberi minum karena tidak ada meja, sehingga pelayanan kepada masyarakat kurang maksimal. Kemudian hal lain yang menjadi faktor penghambat adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan kebijakan Kapolda ini, masyarakat menganggap bahwa program polisi dimana-mana sama halnya dengan patroli, atau pengamanan lalu lintas
11 8 yang biasa, artinya masyarakat belum banyak yang mengetahui tentang program polisi dimana-mana ini. 4.1 Kesimpulan IV. PENUTUP Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dan dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Kebijakan Kepala Polisi Daerah Lampung dalam upaya memberikan perlindungan kepada masyarakat adalah program polisi dimana-mana. Dalam hal perlindungan bahwa pihak kepolisian mempunyai kebijakan untuk suatu upaya memberikan perlindungan kepada masyarakat, dalam hal ini kebijakan yang dibuat oleh kepala Polisi Daerah Lampung adalah Untuk menekan tingkat kejahatan seperti penjambretan, begal, kendaraan bodong. 2. Faktor Penghambat kebijakan Kepala Polisi Daerah Lampung dalam upaya Memberikan perlindungan kepada masyarakat adalah keterbatasan fasilitas untuk memberikan pelayanan, salah satu contohnya adalah posko penjagaan polisi, seperti saat melakukan wawancara ini Bripka Usman Wahid mengatakan tidak dapat mempersilahkan saya duduk dikarenakan tidak ada kursi dan tidak dapat memberi minum karena tidak ada meja, sehingga pelayanan kepada masyarakat kurang maksimal. Kemudian hal lain yang menjadi faktor penghambat adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan kebijakan KAPOLDA ini, masyarakat menganggap bahwa program polisi dimana-mana sama halnya dengan patroli, atau pengamanan lalu lintas yang biasa, artinya masyarakat belum banyak yang mengetahui tentang program polisi dimana-mana 4.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan diata, peneliti mencoba memberikan saran sebagai berikut : 1. Diharapkan Kepala polisi daerah lampung membuat dan menambah posko penjagaan polisi agar pihak kepolisian dapat maksimal memberikan pelayanan kepada masyarakat. 2. Diharapkan pihak kepolisian memberikan sosialisasi tentang program polisi dimana-mana ini supaya masyarakat dapat memahami dan mengerti fungsi dari kebijakan Kapolda ini. Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia.Naskah Akademik. Rancangan Undang-Undang tentang Indonesia.(Jakarta 1991) Undang_Undang Dasar 1945 Undang-UndangNomr 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia PeraturanPemerintah No.2 Tahun 2002 Tentang Tatacara Perlindungan Korban dan Saksi Dalam Pelanggaran Hak Asasi Manusia Yang Berat
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
HSL RPT TGL 5 MART 09 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan negara yang berdasarkan hukum dan bukan berdasarkan kekuasaan, negara Indonesia
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keamanan dalam negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu institusi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu institusi pemerintah yang bertugas sebagai ujung tombak penegakan hukum di Indonesia. Tugas yang diemban ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, Lalu. dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat, berpengaruh secara signifikan terhadap kehidupan sosial masyarakat. Dalam hal ini masyarakat dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan secara
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat
57 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat pertahanan negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG TINDAKAN PERTAMA DI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TPTKP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum pada dasarnya bersifat mengatur atau membatasi setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap masyarakat (individu). Pada garis besarnya hukum merupakan peraturan-peraturan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: UU 28-1997 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 2, 2002 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinci: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM KEAMANAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Hal ini terbukti dari banyaknya jenis tindak pidana dan modus
Lebih terperinciPERAN IKOSA (IKATAN KLUB OTOMOTIF SURAKARTA) DALAM MENDUKUNG SATLANTAS POLTABES SURAKARTA GUNA MEWUJUDKAN KETERTIBAN LALU LINTAS
PERAN IKOSA (IKATAN KLUB OTOMOTIF SURAKARTA) DALAM MENDUKUNG SATLANTAS POLTABES SURAKARTA GUNA MEWUJUDKAN KETERTIBAN LALU LINTAS Disusun oleh: RAKHMAT PONCO NUGROHO C 100 000 041 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu merasakan adanya gejolak dan keresahan di dalam kehidupan sehari-harinya, hal ini diakibatkan
Lebih terperinci2017, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2
No.1038, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Usaha Bagi Anggota Polri. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG USAHA BAGI ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekanbaru adalah kota terbesar yang berada pada posisi ketiga jumlah penduduknya setelah Medan dan Palembang di Pulau Sumatra. Mengingat arus migrasi yang masuk ke Kota
Lebih terperinciRestorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:
IMPLEMENTASI SISTEM KEAMANAN SWAKARSA (STUDI PATROLI KEAMANAN POLISI) DI KECAMANTAN KATINGAN HILIR, KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Oleh Santi Bahar Ising dan Indra Chusin Program Studi Administrasi
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN KEGIATAN MASYARAKAT DAN KEGIATAN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dan rakyat. Peran dan partisipasi rakyat sangat besar peranannya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia. Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa Kepolisian bertujuan untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepolisian Republik Indonesia 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia disebutkan
Lebih terperinciSTANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG RESOR PANGKALPINANG STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Polri sebagai aparat negara yang bertugas
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA KOMISI III DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2015 [1] RANCANGAN UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA KOTA STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA T ENT ANG TINDAK PIDANA RINGAN (TIPIRING) DI W ILAYAH HUKUM POL R E S
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum, hal ini diatur tegas dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara hukum asas taat dan hormat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Primary needs, Pengalaman-pengalaman tersebut menghasilkan nilai-nilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pergaulan hidup manusia diatur oleh berbagai macam kaidah atau norma yang pada hakekatnya bertujuan untuk menghasilkan kehidupan bersama yang tertib dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota, terutama di kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak penduduk. Selain itu sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu erat kaitannya dengan etika, baik ketika manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata etika sudah melekat dalam setiap interaksi yang dilakukan manusia dengan sesamanya. Sebagai suatu subyek, etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Ketentuan konstitusi tersebut berarti bahwa dalam praktek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum. Berdasarkan pasal 1 ayat (3) undang-undang dasar 1945 hasil amandemen, konstitusi Indonesia telah menempatkan hukum dalam
Lebih terperinciPENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA
PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA I. Pendahuluan Dalam UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia disebutkan bahwa tugas Kepolisian adalah memelihara
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi dan perubahan sosial, tidak hanya perubahan-perubahan yang berlangsung dengan intensif ditingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa negara Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum dan tidak berdasarkan atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia menurut kodratnya adalah merupakan makhluk sosial, yang artinya setiap individu selalu ingin hidup dalam lingkungan masyarakat tertentu. Dalam kehidupan
Lebih terperinciI. METODE PENELITIAN. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang menelaah hukum sebagai
36 I. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kepolisian negara lainnya, namun secara universal terdapat adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara mempunyai aparat kepolisian yang berbeda-beda dengan kepolisian negara lainnya, namun secara universal terdapat adanya hal-hal yang sama dalam pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun Setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berlandaskan hukum, hal ini ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun 1945. Setiap masyarakat pada hakekatnya
Lebih terperinciKEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA
KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Bernadus Ardian Ricky M (105010100111087) KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas. Persoalan lalu lintas yang dihadapi oleh kota-kota besar antara lain, yaitu kemacetan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dan pelanggaran hukum dapat dikatakan merupakan satu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum dan pelanggaran hukum dapat dikatakan merupakan satu kesatuan ibarat orang berjalan diikuti oleh bayangannya, begitu pula dengan hukum di negara kita yang
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENANGANAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENANGANAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinci2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAER
No.1143, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Penetapan Pembagian Daerah Hukum. Pencabutan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA
Lebih terperinciPEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA TIMUR
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepolisian merupakan suatu badan yang mempunyai tugas, fungsi dan tanggung jaawab terhadap masyarakat seperti menghimbau, melayani dan membantu masyarakat untuk
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016
KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu negara tanpa memiliki aparat yang melaksanakan fungsi keamanan dan ketertiban masyarakat, maka negara tersebut tidak akan mampu bertahan lama, karena pelanggaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum pada dasarnya bersifat mengatur atau membatasi setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap masyarakat (individu). Pada garis besarnya hukum merupakan peraturan-peraturan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PERIZINAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN KERAMAIAN UMUM, KEGIATAN MASYARAKAT LAINNYA, DAN PEMBERITAHUAN KEGIATAN POLITIK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUMTENTANG LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Polsek Tampan kota Pekanbaru
BAB II GAMBARAN UMUMTENTANG LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Polsek Tampan kota Pekanbaru Polsek Tampan berdiri pada tahun 1998 bertepatan di Jl. HR. Subrantas Kota Pekanbaru. Diresmikan oleh Kapolri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang karena menyangkut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang karena menyangkut keselamatan masyarakat. Oleh karena itu dalam plaksanaannya perlu di atur dengan sebuah peraturan yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu bentuk problematika yang sering menimbulkan permasalahan di jalan raya. Hal tersebut dapat dilihat
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016
KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016 Lembar, 26 Maret 2016 KEPOLISIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara yang berdasarkan hukum, atau sering disebut sebagai negara hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara hukum yang selama
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP.05.02 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI
Lebih terperinci2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas
No.605, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Kode Etik. Pegawai Pemasyarakatan. Majelis Kehormatan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemasyarakatan yang berperan penting dalam proses penegakan hukum. Untung S. Radjab (2000 : 22) menyatakan:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam tatanan kehidupan bernegara yang berlandaskan dengan ketentuan hukum, penguasa dalam hal ini pemerintah telah membentuk beberapa lembaga penegak hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam upaya menciptakan kehidupan bangsa Indonesia yang aman, damai dan sejahtera. Tanpa adanya penegakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keamanan dalam negeri melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keamanan dalam negeri merupakan syarat utama mendukung terwujudnya masyarakat madani yang adil, makmur, dan beradab berdasarkan pancasila dan Undang Undang
Lebih terperinciSKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG
SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG Diajukan Guna Memenuhi Sebahagian Persyaratan Untuk
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016
KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016 Lembar, 28 Januari 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dinamika kegiatan ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalisasi, Pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah daerah dilatarbelakangi oleh berbagai aspek kehidupan seperti perkembangan Penduduk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk di bahas. Perilaku pelajar yang anarkis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penegak hukum, tetapi lebih memberikan rasa aman kepada masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berlandaskan hukum, dimana segala aspek kehidupan masyarakatnya diatur dalam peraturan dan hukum yang berlaku. Dengan sistem
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, adalah : dengan prosedur penyidikan dan ketentuan perundang-undangan yang
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran penyidik di Polresta Bandar Lampung dalam penerapan diversi terhadap anak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hak asasi manusia merupakan dasar dari kebebasan manusia yang mengandung
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak asasi manusia merupakan dasar dari kebebasan manusia yang mengandung pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia didalam menemukan kemerdekaan, keadilan dan perdamaian
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Hsl Rpt (12) Tgl 19-05-06 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara
No.1352, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Kode Etik Pegawai. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN
Lebih terperinci2016, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
No. 1811, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Pengamanan Internal. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMANAN INTERNAL DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka,
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO.POL. : 1 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN TINDAKAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PENEGAKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia adalah Negara Hukum ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 setelah perubahan ketiga. Hal ini berarti bahwa di dalam negara Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkenaan dengan pembangunan teknologi,dewasa ini seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkenaan dengan pembangunan teknologi,dewasa ini seperti kemajuan dan perkembangan teknologi informasi melalui internet (Interconnection Network), peradaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan teknologi, membawa perubahan yang signifikan dalam pergaulan dan moral manusia, sehingga banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum berusaha mengatur segala aspek kehidupan manusia dalam segala bentuk, karena hukum berfungsi menertibkan dan mengatur pergaulan dalam masyarakat juga memberi keadilan
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS
PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS Setio Agus Samapto STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Didalam kecelakaan lalu - lintas yang
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS
PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS Setio Agus Samapto STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Didalam kecelakaan lalu - lintas yang
Lebih terperinciPEDOMAN TINDAKAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PENEGAKAN HUKUM DAN KETERTIBAN DALAM PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
PEDOMAN TINDAKAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PENEGAKAN HUKUM DAN KETERTIBAN DALAM PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL 1 2 - Pedoman Tindakan Kepolisian Negara RI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI
PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN. tentang kebebasan umat beragama dalam melaksanakan ibadahnya. Dasar hukum
1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan berbagai macam suku, ras, bahasa dan agama mengutamakan asas Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Yogyakarta melakukan upaya sebagai berikut : Pemasangan kamera CCTV di berbagai tempat.
51 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka untuk menjawab rumusan masalah yang telah diajukan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban dalam negeri, memiliki kewajiban untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hukum sebagai sarana dalam mencari kebenaran, keadilan dan kepastian hukum. Kesalahan,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penegakan hukum di lapangan oleh Kepolisian Republik Indonesia senantiasa menjadi sorotan dan tidak pernah berhenti dibicarakan masyarakat, selama masyarakat selalu mengharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan manusia. Salah satu unsur yang menyebabkan adanya perubahan dan perkembangan hukum adalah adanya ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemakmuran dan kesejahteraan rakyat akan tercipta dari pembangunan yang baik dan merata bagi seluruh rakyat. Di Indonesia pembangunan yang dilakukan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat mudah dan cepat mendapatkan segala informasi yang terjadi di sekitar masyarakat ataupun yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum. Hal ini tertuang dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara Indonesia berdasar atas hukum, tidak
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN MASALAH HUKUM
BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN MASALAH HUKUM Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, bukan berdasarkan atas kekuasaan. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi permasalahan, banyaknya kasus yang ditemukan oleh aparat penegak hukum merupakan suatu bukti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat kejahatan terhadap harta benda orang banyak sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap kepentingan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara hukum, artinya segala tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia harus berdasarkan hukum yang berlaku di negara Indonesia. Penerapan hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian Nasional di Indonesia, yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden.POLRI menjalankan tugas-tugas
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1767, 2016 POLRI. Calon Angoota POLRI. Penerimaan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENERIMAAN CALON ANGGOTA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kepengurusan dengan dipimpin oleh seorang Kepala Kepolisian Negara Republik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Polri merupakan suatu lembaga penegak hukum yang bertanggungjawab langsung dibawah Presiden. Dalam tubuh polri tersusun kerangka ataupun srtuktur kepengurusan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang mempunyai tugas pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan hukum dan
Lebih terperinciSKRIPSI UPAYA POLRI DALAM MENJAMIN KESELAMATAN SAKSI MENURUT UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN
SKRIPSI UPAYA POLRI DALAM MENJAMIN KESELAMATAN SAKSI MENURUT UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Fakultas Hukum
Lebih terperinci- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM
- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI
DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN POLRI PUSAT PEMBINAAN PROFESI I. Pendahuluan 1. Umum STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI Pelayanan publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Praperadilan merupakan lembaga baru dalam dunia peradilan di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praperadilan merupakan lembaga baru dalam dunia peradilan di Indonesia dalam kehidupan penegakan hukum. Praperadilan bukan lembaga pengadilan yang berdiri sendiri.
Lebih terperinciDengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU MEMUTUSKAN:
WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN ANAK JALANAN, GELANDANGAN DAN PENGEMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang
Lebih terperinci