PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DENGAN METODE ARGENTOMETRI (Metode Mohr) TUGAS AKHIR OLEH: ESKADOANY SINAGA NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DENGAN METODE ARGENTOMETRI (Metode Mohr) TUGAS AKHIR OLEH: ESKADOANY SINAGA NIM"

Transkripsi

1 PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DENGAN METODE ARGENTOMETRI (Metode Mohr) TUGAS AKHIR OLEH: ESKADOANY SINAGA NIM PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

2

3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir (TA) dengan judul Penetapan Kadar Klorida pada Air Minum Isi Ulang dengan metode Argentometri (Metode Mohr). Dimana penulisan Tugas Akhir (TA) ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Analis Farmasi dan Makanan di Fakultas Farmasi, Medan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagaimana mestinya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, antara lain: 1. Ibu Dr.Masfria, MS.,Apt., selaku Pejabat Dekan Farmasi Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt., selaku Wakil Dekan I Fakultas Farmasi. 3. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.SC., Apt.,selaku Ketua Program Studi D-3 Analis Farmasi dan Makanan yang telah mengajari dan membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini. 4. Ibu Dra. Lely Sary Lubis, M.Si,. Apt., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan saran dengan penuh perhatian hingga Tugas Akhir inidapat diselesaikan. iii

4 5. Ibu Dr. Anayanti Arianto, M.Si., Apt., selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan banyak nasehat-nasehat kepada penulis selama melakukan perkuliahan. 6. Ibu dr. Hartati, M.Kes.,selaku Pimpinan Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Medan dan seluruh Staf Pegawai yang telah memberikan tempat pelaksanaan PKL dan telah mengajari penulis selama melakukan praktek kerja lapangan berlangsung. 7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa D3, yang telah memberi doa dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Nope, Ade, Dahlan, Evelin, Liluk, Niong serta kelompok PKL penulis yaitu Wantrio, Hanna, dan Herdina yang sangat banyak memberikan dukungan dan banyak pengalaman yang luar biasa kepada penulis selama kuliah. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ester dan Moni dan secara khusus kepada Abang Soezono Eben Ezer Sumbayak yang telah memberikan banyak bantuan dan dukungan serta memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulisan Tugas Akhir (TA) ini dapat diselesaikan. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yaitu Drs. Ramly Sinaga dan Asna Deriah Purba, S.Pd., yang telah memberikan dukungan baik secara material maupun moril kepada penulis dengan penuh kasih sayang dalam penulisan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari bahwa sepenuhnya Tugas Akhir (TA) ini masih mempunyai kekurangan dan kelemahan serta masih jauh dari kesempurnaan, iv

5 untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan dan peningkatan mutu penulisan Tugas Akhir (TA) di masa yang akan datang. Akhir katapenulis berharap semoga Tugas Akhir (TA) ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Medan, Mei 2016 Penulis, Eskadoany Sinaga NIM v

6 PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DENGAN METODE ARGENTOMETRI (METODE MOHR) ABSTRAK Klorida dalam bentuk ion Cl - adalah anion anorganik yang banyak terdapat dalam air. Adanya klorida yang berlebihan dalam air minum dapat menyebabkan gangguan pada sifat fisis air, gangguan pipa logam, dan gangguan kesehatan. Tujuan pemeriksaan klorida ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kadar klorida yang terkandung dalam air minum isi ulang yang diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah Medan sesuai persyaratan air minum yang diperbolehkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/ Kadar klorida dalam air minum isi ulang ditetapkan dengan metode Argentometri Mohr yaitu dengan menggunakan larutan standar AgNO 3 dan indikator K 2 CrO 4. Titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya endapan warna merah bata dari Ag 2 CrO 4. Kadar klorida (Cl) pada air minum isi ulang yang diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah Medan yang diperiksa, diperoleh kadar klorida (Cl) dengan kode masing-masing sampel 0307 dengan kadar 4,86 mg/l, kode sampel 0308 dengan kadar 11,61 mg/l, dan kode sampel 0316 dengan kadar 6,40 mg/l. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa air minum isi ulang tersebut layak digunakan sebagai air minum karena kadar klorida yang diijinkan untuk pengolahan air minum secara konvensional berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 adalah lebih kecil atau sama dengan 250 mg/l. Kata kunci: Klorida, Air Minum Isi Ulang, Argentometri Mohr vi

7 DAFTAR ISI Halaman JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii vi vii x xi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Air Air Minum Air Minum Isi Ulang Pencemaran Air Sumber-sumber Pencemaran Air Dampak Pencemaran Air Parameter dan Uji Kualitas Air Minum Klorida Titrasi Argentometri vii

8 2.4.1 Prinsip Dasar Titrasi Argentometri Jenis-jenis Titrasi Argentometri Metode Mohr Metode Volhard Metode K.Fajans Metode Liebig BAB III METODE PENELITIAN Tempat Alat Bahan Sampel Pereaksi Prosedur Analisa Klorida BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA viii

9 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 4.1 Hasil Analisa Kadar Klorida (Cl) ix

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1 Baku MutuKlorida x

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air merupakan zat kehidupan. Tidak satu pun yang berada di planet bumi ini, yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel hidup, baik pada tumbuhtumbuhan ataupun pada hewan (termasuk di dalamnya manusia) akan terkandung sejumlah air, yaitu lebih dari 75% kandungan sel tumbuh-tumbuhan atau lebih dari 67% kandungan sel hewan terdiri dari air (Suriawiria, 2005). Air sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa air kelangsungan hidup hanya beberapa hari saja. Air merupakan bahan pelarut di dalam tubuh dan membantu dalam pelembutan makanan. Suhu tubuh secara tidak langsung diatur oleh air dengan cara penyerapan melalui paru-paru dan keringat melalui kulit (Gabriel, 2001). Pada umumnya kebutuhan air untuk diminum setiap harinya adalah sekitar 2 liter (bagi orang dewasa). Sedangkan setiap individu memerlukan air sekitar 60 liter/hari untuk segala keperluannya untuk minum, cuci dan sebagainya (Gabriel, 2001). Namun saat ini air telah menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian yang seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena sudah banyak air yang tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik dalam limbah kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan lainnya (Suripin, 2004). 1

12 Salah satu senyawa yang terkandung dalam limbah yaitu klorida. Tergolong dalam unsur halogen, yang merupakan gas berwarna kuning kehijauan dan dapat bersenyawa dengan hampir semua unsur. Ion klorida adalah anion yang dominan di perairan laut. Unsur klor dalam air terdapat dalam bentuk ion klorida (Cl - ). Ion klorida adalah salah satu anion anorganik utama yang ditemukan di perairan alami dalam jumlah lebih banyak daripada anion halogen lainnya. Klorida biasanya terdapat dalam bentuk senyawa natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl) dan kalsium klorida (CaCl 2 ) (Effendi, 2003). Kebanyakan klorida diproduksi untuk pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan, dan proses tekstil. Kerugian dari penggunaan senyawa klorida yaitu dapat mengiritasi sistem pernafasan, dalam bentuk gas dapat mengiritasi lapisan lendir dan dalam bentuk cair bisa membakar kulit (Effendi, 2003). Penentuan kadar klorida dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya adalah metode titrasi argentometri. Argentometri merupakan metode yang klasik untuk analisis kadar klorida dengan menggunakan AgNO 3 sebagai pentiternya. Kelebihan analisis klorida dengan cara ini yaitu pelaksanaannya mudah dan cepat, memiliki ketelitian dan keakuratan yang cukup tinggi dan dapat digunakan untuk menentukan kadar yang memiliki sifat yang berbeda-beda. Berdasarkan hal di atas, dilakukan penelitian pada sampel air minum isi ulang di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, sehingga penulis memilih judul tentang Penetapan Kadar Klorida pada Air Minum Isi Ulang dengan Metode Argentometri (Metode Mohr). 2

13 1.2 Tujuan Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kadar klorida (Cl - ) yang terkandung dalam air minum isi ulang di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara memenuhi persyaratan baku mutu atau tidak. 1.3 Manfaat Manfaat tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kadar klorida (Cl-) yang terkandung dalam air minum isi ulang di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara memenuhi persyaratan baku mutu atau tidak sehingga hasil yang diperoleh dapat menjadi informasi bagi masyarakat setempat. 3

14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi (zat padat, air, dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya (30%) berupa daratan (dilihat dari permukaan bumi). Udara mengandung zat cair (uap air) sebanyak 15% dari tekanan atmosfer (Gabriel, 2001). Air dapat berwujud padatan (es), cairan, dan gas (uap air). Dimana air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Air adalah substansi kimia dengan rumus H 2 O yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia sehingga air sering disebut sebagai pelarut universal (Achmad, 2004). Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh mausia itu sendiri. Menurut Notoadmojo (2003), sekitar 55-60% berat badan orang dewasa terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80% (Mulia, 2005). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah R.I. No. 20 Tahun 1990 yang mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut (Mulia, 2005): 4

15 Golongan A :Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu Golongan B Golongan C :Air yang dapat digunakan sebagai air baku minum :Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan Golongan D :Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha diperkotaan, industri dan pembangkit listrik tenaga air. Menurut definisi di atas, bila sumber air yang termasuk dalam golongan B (air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum) mengalami pencemaran yang berasal dari air limbah suatu industri sehingga tidak dapat lagi dimanfaatkan untuk air baku air minum, maka dikatakan sumber air tersebut telah tercemar Air Minum Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Sumber air minum dapat berasal dari air permukaan (surface water), air tanah (ground water), dan air hujan. Termasuk air permukaan adalah air sungai dan air danau, sedangkan air tanah dapat berupa air sumur dangkal, air sumur dalam maupun mata air (Mulia, 2005). Air minum merupakan air yang dapat diminum langsung tanpa dimasak terlebih dahulu. Sedangkan air bersih merupakan air yang digunakan keperluan sehari-hari, memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak terlebih dahulu.air yang dapat diminum dapat diartikan sebagai air yang bebas dari bakteri yang berbahaya dan ketidakmurnian secara kimiawi. Air minum harus 5

16 bersih dan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau, dan tidak mengandung bahan tersuspensi atau kekeruhan (Mulia, 2005). Perusahaan air minum selalu memeriksa kualitas airnya sebelum didistribusikan pada pelanggan. Karena air baku belum tentu memenuhi standar, maka perlu dilakukan pengolahan agar memenuhi standar air minum. Air minum yang ideal harus jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau dan tidak mengandung kuman patogen. Air seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya (Mulia, 2005) Air Minum Isi Ulang Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan air minum adalah produksi air minum isi ulang yang pada saat ini telah berkembang pesat di seluruh daerah di Indonesia, utamanya di perkotaan seiring dengan pertumbuhan industri air dalam kemasan. Depot Air Minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Air baku yang digunakan Depot Air Minum harus memenuhi standar mutu dan persyaratan kualitas air minum sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Renny, 2013). Kebutuhan masyarakat akan air minum terus meningkat seiring dengan cepatnya pertumbuhan jumlah penduduk, sehingga masyarakat terdorong untuk mencari alternatif lain guna memenuhi kebutuhan akan air minum salah satunya dengan air minum isi ulang. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas air minum isi ulang yaitu hygiene dan sanitasi depot, sarana pengolahan, dan proses pengolahan air minum isi ulang. Proses pengolahan air minum isi ulang yang saat 6

17 ini dilakukan diberbagai depot yang ada di masyarakat yaitu proses ozonisasi, ultraviolet (UV), dan reversed osmosis(renny, 2013). Proses pengolahan air pada depot air minum pada prinsipnya adalah filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi. Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan campuran yang berbentuk koloid termasuk mikroorganisme dari dalam air, sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme yang tidak tersaring pada proses sebelumnya (Renny, 2013). 2.2 Pencemaran Air Pencemaran air didefinisikan sebagai perubahan langsung atau tidak langsung terhadap keadaan air dari keadaan yang normal menjadi keadaan air yang berbahaya atau berpotensi menyebabkan penyakit atau gangguan bagi kehidupan makhluk hidup. Kehadiran bahan pencemar di dalam air dalam jumlah banyak tidak normal mengakibatkan air dinyatakan sebagai terpolusi (Manihar, 2007). Air diperlukan dalam jumlah banyak untuk mendukung aktivitas organisme, mulai dari kebutuhan konsumsi makhluk hidup (termasuk manusia), untuk industri, dan sebagainya. Beberapa indikator terhadap pencemaran air dapat diamati dengan melihat perubahan keadaan air dari keadaan yang normal, diantaranya: 1. Adanya perubahan suhudan adanya perubahan ph atau konsentrasi hidrogen 2. Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air 7

18 3. Timbulnya endapan, koloida dari bahan terlarut 4. Adanya mikroorganisme, dan 5. Adanya perubahan tingkat keasaman, basa dan garam. Pencemaran air dapat juga merupakan masalah regional maupun lingkungan global, dan sangat berhubungan dengan udara serta penggunaan lahan tanah dan daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh kebumi bersama air hujan, maka air tersebut sudah tercemar. Beberapa jenis bahan kimia untuk pupuk dan pestisida pada lahan pertanian akan terbawa air kedaerah sekitarnya sehingga mencemari air pada permukaan lokasi yang bersangkutan. Pengelolahan tanah yang kurang baik dapat menyebabkan erosi sehingga air permukaan tercemar dengan tanah endapan (Manihar, 2007) Sumber-sumber Pencemaran Air a) Pencemaran Air oleh Bahan Nutrisi Tanaman Penggunaan pupuk nitrogen dan fosfat dalam bidang pertanian telah dilakukan sejak lama secara meluas. Pupuk kimia telah menghasilkan produksi tanaman pangan yang tinggi sehingga menguntungkan petani. Tetapi dilain pihak nitrat dan fosfat dapat mencemari sungai, danau dan lautan. Begitu juga dengan pupuk yang mengandung klorida dapat memberikan dampak yang buruk bagi manusia. b) Pencemaran Bahan Kimia Anorganik Bahan kimia anorganik seperti asam, garam, dan bahan toksik logam seperti Pb, Cd, Hg dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan air tidak enak diminum. Disamping itu dapat menyebabkan matinya ekosistem air seperti ikan dan organisme lainnya, pencemaran bahan tersebut juga dapat 8

19 menurunkan produksi tanaman pangan dan merusak peralatan yang dilalui air tersebut (karena bersifat korosif). c) Pencemaran Bahan Kimia Organik Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme. Dengan bertambahnya mikroorganisme dalam air maka tidak tertutup untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang dapat berbahaya bagi manusia. d) Sedimen dan Bahan Tersuspensi Bahan partikel yang tidak larut seperti pasir, lumpur,, tanah, dan bahan kimia organik dan anorganik menjadi bentuk bahan tersuspensi dalam air, sehingga bahan tersebut menjadi penyebab polusi tertinggi didalam air. Akan tetapi, kandungan sedimen yang terlarut pada hampir semua sungai meningkat terus karena erosi dari tanah pertanian, kehutanan, konstruksi, dan pertambangan. Partikel yang tersuspensi menyebabkan kekeruhan didalam air. e) Substansi Radioaktif Radioaktif yang terlarut dalam air akan mengalami amplifikasi biologi (kadarnya berlipat) dalam sistem rantai makanan. Radiasi yang terionisasi dari isotop tersebut dapat menyebabkan mutasi DNA pada makhluk hidup sehingga mengakibatkan gangguan reproduksi, kanker dan kerusakan genetik (Darmono,2001) Dampak Pencemaran Air Menurut Gabriel (2001), akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air adalah : a. Terganggunya kehidupan organisme air 9

20 b. Pendangkalan dasar perairan c. Punahnya biota air seperti ikan d. Menjalarnya wabah penyakit seperti muntaber e. Banjir akibat tersumbatnya saluran air Maka air yang sudah tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi manusia. Berdasarkan garis besarnya pencemaran air dapat mengakibatkan dua hal yaitu : 1) Air menjadi tidak bermanfaat lagi Air yang sudah tercemar tidak dapat dimanfaatkan lagi untuk berbagai keperluan seperti keperluan rumah tangga, keperluan industri, dan untuk keperluan pertanian. Hal ini dikarenakan air tersebut sudah tidak memenuhi persyaratan untuk digunakan, tentu saja hal ini juga menimbulkan dampak sosial bagi masyarakat. Misalnya seperti efek pencemaran air pada tanah mengakibatkan kualitas tanah menurun, menyebabkan material yang dilalui air mudah keropos, dan sebagainya. 2) Air menjadi penyebab dari penyakit Air lingkungan yang kotor karena tercemar oleh berbagai macam komponen dan dapat menimbulkan kerugian yang lebih jauh lagi yaitu kematian. Kematian dapat terjadi akibat pencemaran yang terlalu parah sehingga air menjadi penyebab berbagai macam penyakit. Seperti pencemaran yang diakibatkan oleh beberapa logam berat seperti Cadmium (Cd), Tembaga (Cu), Timbal (Pb), Merkur (Hg) dan beberapa logam lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati, tulang, 10

21 pankreas dan kelenjar gondok yang jika sudah lama akan bersifat kronis dan kumulatif yang dapat menyebabkan kematian (Mukono, 2006) Persyaratan dan Parameter Uji Kualitas Air Minum Air siap minum/ air minum adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, bakteriologi serta level kontaminasi maksimum (LKM). Level kontaminasi maksimum meliputi sejumlah zat kimia, kekeruhan dan bakteri koliform yang diperkenankan dalam batas-batas aman. Lebih jelas, bahwa air minum yang berkualitas harus memenuhi syarat sebagai berikut (Gabriel, 2001): a. Harus jernih, transparan dan tidak berwarna b. Tidak dicemari bahan organik maupun bahan anorganik c. Tidak berbau, tidak berasa, kesan enak bila diminum d. Mengandung mineral yang cukup sesuai standar e. Bebas kuman/ LKM koliform dalam batas aman. Agar air minum tidak menyebabkan gangguan kesehatan, maka air tersebut haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan. Di Indonesia, standar air minum yang berlaku dapat dilihat pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/ MENKES/ PER/ IX/ 1990 yaitu persyaratan air minum dapat ditinjau dari parameter fisika, parameter kimia, parameter mikrobiologi dan parameter radioaktivitas yang terdapat dalam air minum tersebut. 1. Parameter Fisika Parameter fisika umumnya dapat diidentifikasi dari kondisi fisik air tersebut. Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah zat padat terlarut (TDS). Air yang baik idealnya tidak berbau, harus jernih (air yang keruh mengandung partikel padat tersuspensi yang 11

22 berbahaya bagi kesehatan), tidak memiliki rasa serta air minum yang baik tidak boleh memiliki perbedaan suhu yang mencolok dengan udara sekitar (udara ambien). Zat padat terlarut (TDS) adalah bahan-bahan terlarut (diameter <10-6 ) dan koloid (diameter mm) yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik. Kesadahan yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan/ kerak pada sistem perpipaan. 2. Parameter Kimiawi Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia ataupun mineral, terutama oleh zat-zat ataupun mineral yang berbahaya bagi kesehatan. Parameter kimiawi dikelompokkan menjadi kimia anorganik dan kimia organik. Dalam standard air minum di Indonesia zat kimia anorganik dapat berupa logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya dan beracun serta derajat keasaman (ph). Sedangkan zat kimia organik dapat berupa insektisida dan herbisida, volatile organic chemicals (zat kimia organik mudah menguap) zat-zat berbahaya dan beracun maupun zat pengikat oksigen. 3. Parameter Mikrobiologi Secara teoritis semua air minum hendaknya dapat terhidar dari kemungkinan kontaminasi dengan bakteri, terutama yang bersifat patogen. Parameter mikrobiologi menggunakan bakteri koliform sebagai organisme petunjuk (indicator organism). Dalam laboratorium, istilah total koliform menunjukkan bakteri koliform dari tinja, tanah atau sumber alamiah lainnya. Istilah fecal Coliform (Koliform tinja) menunjukkan bakteri 12

23 koliform yang berasal dari tinja manusia atau hewan berdarah panas lainnya. Penentuan parameter mikrobiologi dimaksudkan untuk mencegah adanya mikroba patogen di dalam air minum. 4. Parameter Radioaktivitas Apapun bentuk radioaktivitas efeknya adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat berupa kematian dan perubahan komposisi genetik. Sinar Alpha, Beta, Gamma berbeda dalam kemampuan menembus jaringan tubuh. Sinar Alpha sulit menembus kulit dan sinar Gamma dapat menembus kulit sangat dalam. Kerusakan yang terjadi ditentukan oleh intensitas serta frekuensi dan luasnya pemaparan, oleh karena itu bahan radioaktif tidak diperbolehkan dalam air minum (Mulia, 2005). 2.3 Klorida Klorida (Cl) adalah salah satu senyawa umum yang terdapat pada perairan alam. Senyawa-senyawa klorida tersebut mengalami proses disosiasi dalam air membentuk ion. Kation dari garam-garam klorida dalam air terdapat dalam keadaan mudah larut. Ion klorida secara umum tidak membentuk senyawa kompleks yang kuat dengan ion-ion logam. Ion ini juga tidak dapat dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik. Tetapi kelebihan garam klorida dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Oleh karena itu sangat penting dilakukan analisa terhadap klorida, karena kelebihan klorida dalam air menyebabkan pembentukan noda berwarna putih di perpiaan air (Achmad, 2004). 13

24 Klorida banyak dijumpai dalam pabrik industri kaustik soda. Bahan ini berasal dari proses elektrolisa, penjernihan garam dan lain-lain. Klorida merupakan zat terlarut dan tidak menyerap. Sebagai klor bebas berfungsi sebagai desinfektan, tapi dalam bentuk ion yang bersenyawa dengan ion natrium menyebabkan air menjadi asin dan merusak pipa-pipa instalasi (Sutrisno, 2007). Konsentrasi maksimum klorida sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492 tahun 2010 yang diperbolehkan dalam air minum adalah 250 mg/l. Kadar yang berlebihan menyebabkan air asin rasanya. Rasa asin akan bertambah akibat adanya limbah yang mencemari air. Namun kadar klorida dalam konsentrasi yang layak tidak berbahaya bagi manusia (Sutrisno, 2007). Di Indonesia, klor digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum. Dalam jumlah banyak klorida akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air minum. Sebagai desinfektan, residu klor di dalam penyediaan air sengaja dilakukan, tetapi klor ini dapat terikat pada senyawa organik dan membentuk halogen-hidrokarbon (Cl-HC) banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa-senyawa karsinogenik. Oleh karena itu, di berbagai negara maju sekarang ini, kloronisasi sebagai proses desinfeksi tidak lagi digunakan karena adanya anggapan bahwa senyawa klorida tersebut dapat memberi resiko buruk bagi kesehatan (Slamet, 1994). 2.4 Titrasi Argentometri Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang Berarti perak. Jadi, Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan 14

25 endapan dengan ion Ag +. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO 3 ). Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag + dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan (Rohman dan Gandjar, 2007) Prinsip Dasar Titrasi Argentometri Titrasi argentometri adalah reaksi pengendapan (presipitasi) dimana zat yang hendak ditentukan kadarnya diendapkan oleh larutan baku AgNO3. Zat tersebut misalnya garam-garam halogenida (Cl, Br, I), sianida (CN), tiosianida (SCN) dan fosfat (Rohman dan Gandjar, 2007) Jenis-Jenis Titrasi Argentometri Metode Mohr Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO 3 dan penambahan K 2 CrO 4 sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini harus dilakukan dalam suasana netral atau dengan sedikit alkalis, ph 6,5-9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida (Rohman dan Gandjar, 2007). Cara yang mudah untuk membuat larutan netral dari larutan yang asam adalah dengan menambahkan CaCO 3 atau NaHCO 3 secara berlebihan. Untuk larutan yang alkalis, diasamkan dulu dengan asam asetat kemudian ditambah sedikit CaCO 3. Kerugian metode Mohr adalah; a. Bromida dan klorida kadarnya dapat ditentukan dengan metode Mohr akan tetapi untuk iodida dan tiosianat tidak memberikan hasil yang memuaskan, 15

26 karena endapan perak iodida atau perak tiosianat akan mengadsorpsi ion kromat, sehingga memberikan titik akhir yang kacau. b. Adanya ion-ion seperti sulfida, fosfat dan arsenat juga akan mengendap. c. Titik akhir titrasi kurang jelas jika menggunakan larutan yang encer. d. Ion-ion yang diadsorpsi dari sampel menjadi terjebak dan mengakibatkan hasil yang rendah sehingga penggojongan yang kuat mendekati titik akhir titrasi diperlukan untuk membebaskan ion yang terjebak tadi. Titrasi langsung iodida dengan perak nitrat dapat dilakukan dengan penambahan amilum dan sejumlah kecil senyawa pengkosidasi. Warna biru akan hilang pada saat titik akhir dan warna putih-kuning dari endapan perak iodida (AgI) akan muncul (Rohman dan Gandjar, 2007) Metode Volhard Cara volhard didasarkan pada pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam nitrat, dengan menggunakan ion besi (III) untuk meneliti ion tiosianat berlebih. Cara ini dapat dipergunakan untuk cara titrasi langsung dari perak dari larutan tiosianat standar atau untuk titrasi tak langsung dari ion klorida. Pada keadaan terakhir ini perak nitrat berlebih ditambahkan dan kelebihannya dititrasi dengan tiosianat standad. Anion-anion yang lain seperti bromide dan iodida dapat ditentukan dengan prosedur yang sama. Cara volhard secara luas digunakan untuk perak dan klorida karena kenyataan bahwa titrasi ini dapat dilakukan dalam larutan asam (Rohman dan Gandjar, 2007) Metode K. Fajans Pada metode ini digunakan indikator adsorbs, yang mana pada titik ekivalen, indikator teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan 16

27 perubahan warna pada larutan, tetapi pada permukaan endapan. Apabila suatu senyawa organik berwarna diserap pada permukaan suatu endapan, perubahan struktur organik mungkin terjadi, dan warnanya sebagian besar kemungkinan telah berubah dan mungkin telah menjadi lebih jelas. Peristiwa ini dapat dipakai untuk mengetahui titik akhir dari titrasi pengendapan garam-garam perak. Beberapa flouresein yang disubstitusi dapat bekerja sebagai indikator untuk titrasi perak. Jika perak nitrat ditambahkan kepada suatu larutan natrium klorida, maka partikel perak klorida yang terbagi halus itu cenderung menahan pada permukaannya (menyerap) beberapa ion klorida berlebih dalam larutan (Rohman dan Gandjar, 2007) Metode Liebig Pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan indikator, akan tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada penggojokan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil dan larut. Cara Liebig hanya menghasilkan titik akhir yang memuaskan apabila pemberian pereaksi pada saat mendekati titik akhir dilakukan perlahanlahan. cara Liebig ini tidak dapat dilakukan pada keadaan larutan amoni-alkalis karena ion perak akan membentuk kompleks Ag(NH 3 ) 2+ yang larut. Hal ini dapat diatasi dengan menambahkan sedikit larutan kalium iodida (Rohman dan Gandjar, 2007). 17

28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Pengujian Analisa kadar klorida ini dilakukan di Laboratorium Kimia Air di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, Jalan Willem Iskandar Pasar V Barat I No.4 Medan. 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam pemeriksaan klorida adalah Buret 50 ml, erlenmeyer 250 ml, gelas ukur 50 ml, pipet volume 10 ml, pipet tetes. 3.3 Bahan Sampel Sampel yang digunakan pada penetapan kadar klorida adalah air minum isi ulang dari Depot Air Minum yang ada dilaboratorium Kimia AirBalai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Pereaksi Pereaksi yang digunakan dalam pemeriksaan klorida adalah akuades bebas klor, kertas saring, indikator kalium kromat (K 2 CrO 4 5%), larutan natrium klorida (NaCl 0,014 N), dan perak nitrat (AgNO 3 0,014 N). 18

29 3.4 Prosedur Analisa Klorida a. Digunakan 100 ml sampel uji, lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Dibuat larutan blanko dengan volume yang sama. b. Ditambahkan 1 ml K 2 CrO 4 5% dengan cara penetesan menggunakan pipet tetes. c. Dititrasi dengan larutan baku AgNO 3 0,014 N sampai titik akhir titrasi yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna merah kecoklatan. Dicatat volume AgNO 3 yang digunakan. d. Dilakukan titrasi blanko, sama seperti pada titrasi sampel uji. Air suling bebas klorida (titrasi blanko memerlukan 0,3 ml larutan baku AgNO 3 ). e. Dihitung kadar klorida yang diperoleh dengan rumus: Kadar Klorida = A B N 35, V Keterangan: A = volume larutan baku AgNO 3 untuk titrasi sampel uji (ml) B = volume larutan baku AgNO 3 untuk titrasi blanko (ml) N = normalitas larutan baku AgNO 3 (mgrek/ml) V = volume sampel uji (ml) 19

30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Air minum yang diukur kadar kloridanya adalah air minum isi ulang di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara yang dilakukan pada tanggal 2 Februari Penetapan kadar klorida tersebut dilakukan dengan menggunakan metode argentometri metode Mohr. Hasil pengujian kadar klorida air minum isi ulang tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Hasil Analisa Kadar Klorida (Cl - ) pada Air Minum Isi Ulang di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara. Kode Sampel Kadar Maks. Air Minum Hasil Uji (mg/l) (mg/l) , , ,40 Kadar Klorida = Kadar Klorida = A B N 35, V 1,28 0,3 0,014 35, ml = 4,86 mg/l Kadar Klorida = 2,64 0,3 0,014 35, ml = 11,61 mg/l Kadar Klorida = 1,59 0,3 0,014 35, ml = 6,40 mg/l 20

31 4.2 Pembahasan Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO 3 dan penambahan K 2 CrO 4 sebagai indikator. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida. Pada titik ekivalen maka ion perak nitrat berlebih akan bereaksi dengan ion kromat yang ada memberikan perak kromat yang berwarna cokelat merah (Widya, 2014). Sesuai dengan konsentrasi standard maksimum yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 untuk klorida dalam air minum adalah lebih kurang atau sama dengan 250 mg/l. Dari analisa tiga sampel air minum isi ulang yang diperiksa di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tersebut, diperoleh kadar klorida (Cl) dengan kode masing-masing sampel 0307 dengan kadar 4,86 mg/l, kode sampel 0308 dengan kadar 11,61 mg/l, dan kode sampel 0316 dengan kadar 6,40 mg/l. Dari data yang diperoleh bahwa konsentrasi klorida dalam ketiga sampel yang diuji tidak ada yang melebihi kadar dari 250 mg/l. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sampel air minum isi ulang yang diuji masih memenuhi standar klorida yang masih aman atau masih memenuhi persyaratan dan dinyatakan layak untuk digunakan masyarakat sesuai dengan peruntukannya khususnya sebagai kebutuhan air minum. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 21

32 5.1 Kesimpulan Dari analisa tiga sampel air minum isi ulang yang diperiksa di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, diperoleh kadar klorida (Cl - ) dengan kode masing-masing sampel 0307 dengan kadar 4,86 mg/l, kode sampel 0308 dengan kadar 11,61 mg/l, dan kode sampel 0316 dengan kadar 6,40 mg/l. Dari ketiga hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel air minum isi ulang yang diujimemenuhi persyaratan baku mutu sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 dimana kadar klorida yang diijinkan yaitu tidak lebih dari atau sama dengan 250 mg/l. 5.2 Saran Sebaiknya pada penelitian selanjutnya dilakukan pengujian logam-logam berat selain klorida pada air minum. Hal ini untuk membuktikan bahwa air minum tersebut bebas dari cemaran logam-logam berat berbahaya. DAFTAR PUSTAKA Achmad, R. (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Halaman 15,

33 Darmono.(2001). Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta: Penerbit UI Press. Halaman Gabriel, J.F. (2001). Fisika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Hipokrates. Halaman 79, 80, Kusumaningrum, Widya. (2014). Menentukan Kadar Ion Klorida dengan Metode Argentometri (Metode Mohr). Jakarta. UIN. Diakses tanggal 1 April Mukono, H.J. (2006). Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga. Halaman Mulia, Ricki. M. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta. Graha Ilmu. Halaman Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010. Persyaratan Kualitas Air Minum. Renny M, Veronica. (2013). Analisis Kandungan Klorida dalam Air Minum Isi Ulang. Jakarta. Diakses tanggal 14 Oktober Rohman, A dan Gandjar. (2007). Kimia Farmasi Analis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halaman Situmorang, Manihar. (2007). Kimia Lingkungan. Medan. Universitas Negeri Medan. Halaman Suriawiria, Unus. (2005). Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Bandung. Penerbit P.T Alumni. Halaman 3-4. Lampiran 1. Baku Mutu Klorida Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 492/Menkes/Per/1V/2010 Tanggal : 19 April

34 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM No Jenis Parameter Satuan 1 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan Kadar maksimum yang diperbolehkan a. Parameter Mikrobiologi 1) E.Coli Jumlah per 100 ml sampel 2) Total Bakteri Koliform Jumlah per 100 ml sampel b. Kimia an-organik 1 Arsen 0,01 2) Fluorida mg/ I 1,5 3 Total Kromium mg/ I 0,05 4) Kadmium mg/ I 0,003 5 Nitrit, Sebagai N02 mg/ I 3 6 Nitrat, Sebagai N03 mg/ I 50 7) Sianida mg/ I 0,07 8 Selenium mg/ I 0,01 2 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan a. Parameter Fisik 1 Bau Tidak berbau 2 Warna TCU 15 3)Total zat padat terlarut mg/ I 500 (TDS) 4 Kekeruhan NTU 5 5) Rasa Tidak berasa 6 Suhu suhu udara ± 3 b.parameter Kimiawi 1 Aluminium mg/ I 2) Besi mg/ I 0,3 3) Kesadahan mg/ I Khlorida mg/ I 250 5) Mangan mg/ I 8 6) Ph 5 7) Seng mg/ I 3 24

35 8) Sulfat mg/ I Tembaga mg/ I 2 10 Axnonia mg/ I 1,5 MENTERI KESEHATAN, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH 25

ANALISIS KUALITAS AIR 3

ANALISIS KUALITAS AIR 3 ANALISIS KUALITAS AIR 3 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Tempat Pengujian Pengujian penetapan kadar klorida pada air menggunakan argentometri dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan Sisingamangaraja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penduduk. Dibeberapa daerah dapat terjadi kasus-kasus penyakit seperti kolera

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penduduk. Dibeberapa daerah dapat terjadi kasus-kasus penyakit seperti kolera BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air sangat dibutuhkan oleh manusia dalam jumlah besar, kekurangan air yang disebabkan oleh perubahan iklim dapat mengakibatkan bahaya yang fatal bagi makhluk hidup. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang sangat penting fungsinya. Dengan adanya penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU 85 LAMPIRAN 1 PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990 TANGGAL : 3 SEPTEMBER 1990 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. No Parameter Satuan A. FISIKA Bau Jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air adalah komponen kimia utama pada organisme hidup. Sifat fisiknya yang unik mencakup kemampuan untuk melarutkan berbagai molekul organik dan anorganik. Tubuh dapat bertahan

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr)

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr) PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE ARGENTOMETRI (metode mohr) Tujuan: Menentukan kadar ion klorida dalam air dengan metode argentometri Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Desinfeksi merupakan salah satu proses dalam pengolahan air minum ataupun air limbah. Pada penelitian ini proses desinfeksi menggunakan metode elektrokimia yang dimodifikasi

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KLORIDA

PENENTUAN KADAR KLORIDA PENENTUAN KADAR KLORIDA I. TUJUAN A. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa dapat melakukan analisis secara fisikan dan kimia terhadap air, memahami prinsip pengolahan air dan dapat mengunterpretasikan hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit

Lebih terperinci

Pengendapan. Sophi Damayanti

Pengendapan. Sophi Damayanti Titrasi Pengendapan 1 Sophi Damayanti 1. Proses Pelarutan Senyawa ionik dan ionik Dalam keadaan padat: kristal Struktur kristal: Gaya tarik menarik, gaya elektrostatik, ikatan hidrogen dan antaraksi dipol-dipol

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 Penentuan Kadar Klorida dengan Metode Mohr Tanggal Praktikum : 14 April 2014 DISUSUN OLEH: Petri Wahyusari 1112016200075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Air 2.1.1 Air Bersih Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang dinamakan siklus hidrologi. Air yang berada di permukaan menguap ke langit, kemudian

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN OLEH NAMA : HABRIN KIFLI HS. STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARJUNA LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR KLORIDA Selasa, 1 April 2014 EKA NOVIANA NINDI ASTUTY 1112016200016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PEDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air Lampiran Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air A. Daftar Kriteria Kualitas Air Golonagan A (Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan Menurut Odum (1971), pencemaran adalah perubahan sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air. Sedangkan menurut Saeni

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi AgNO 3 terhadap NaCl 0.1 N (Cara Mohr) Kelompok Vol. NaCl Vol. AgNO 3 7 10 ml 4 ml 8 10 ml 4.2 ml 9 10 ml 4.2 ml 10 10 ml 4.3

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah zat di alam yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi ini berbentuk cair, akan membeku pada suhu di bawah nol derajat celcius dan mendidih pada suhu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pencemaran Air. lingkungan global, dan sangat berhubungan erat dengan pencemaran udara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pencemaran Air. lingkungan global, dan sangat berhubungan erat dengan pencemaran udara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Air Pencemaran air dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan global, dan sangat berhubungan erat dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN

PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN AKADEMI ANALIS KESEHATAN THERESIANA JL. MAYJEN SUTOYO No. 69 SEMARANG PETUNJUK UMUM A. Tata Tertib 1. Mahasiswa harus sudah hadir 10 menit sebelum praktikum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia. Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat diantaranya tingkat ekonomi,

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

PROGRAM DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 PENETAPAN KADAR NITRIT PADA AIR MINUM DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI (VISIBLE) TUGAS AKHIR OLEH: WANTRIO PARDOMUAN SIRINGORINGO NIM 132410069 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat

TINJAUAN PUSTAKA. pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teluk Lampung Propinsi Lampung memiliki wilayah yang hampir seluruhnya berbatasan dengan pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat sunda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk hidup yang ada di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam tubuh makhluk hidup baik

Lebih terperinci

TARIF LINGKUP AKREDITASI

TARIF LINGKUP AKREDITASI TARIF LINGKUP AKREDITASI LABORATORIUM BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG BIDANG PENGUJIAN KIMIA/FISIKA TERAKREDITASI TANGGAL 26 MEI 2011 MASA BERLAKU 22 AGUSTUS 2013 S/D 25 MEI 2015 Bahan Atau Produk Pangan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM I. PARAMETER WAJIB No. Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum Yang Diperbolehkan 1. Parameter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan hampir-hampir 0,1% dari padanya berupa benda-benda

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4. LIMBAH Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.B3 PENGERTIAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18/1999 Jo.PP 85/1999

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN 56 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Air minum isi ulang yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum adalah

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN : Pemetaan Sebaran Kandungan ph, TDS, dan Konduktivitas Air Sumur Bor (Studi Kasus Kelurahan Sengkuang Kabupaten Sintang Kalimantan Barat) Leonard Sihombing a, Nurhasanah a *, Boni. P. Lapanporo a a Prodi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air SALINAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syaratsyarat Dan Pengawasan Kualitas Air MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

Air mineral SNI 3553:2015

Air mineral SNI 3553:2015 Standar Nasional Indonesia ICS 67.160.20 Air mineral Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disegala

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Sungai Sebagian besar air hujan turun ke permukaan tanah, mengalir ke tempattempat yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat, akhirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan manusia paling penting. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Kebutuhan air untuk keperluan

Lebih terperinci

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU Afandi Andi Basri,1), Nieke Karnaningroem 2) 1) Teknik Sanitasi Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jurusan Teknik Lingkungan FTSP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah senyawa H2O yang merupakan bagian paling penting dalam kehidupan dan manusia tidak dapat dipisahkan dengan air. Air dalam tubuh manusia berkisar antara 50

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai kebutuhan dasar dalam kehidupan, air selalu diperlukan manusia untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk keperluan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex BAB III METODE PERCOBAAN 3.1. Alat-alat - Kuvet 20 ml - Pipet Volume 10 ml Pyrex - Pipet volume 0,5 ml Pyrex - Pipet Tetes - Botol aquadest - Beaker glass 500 ml Pyrex - Colorimeter DR/890 Hach USA 3.2.

Lebih terperinci

TITRASI ARGENTOMETRI dengan CARA MOHR. Abstak

TITRASI ARGENTOMETRI dengan CARA MOHR. Abstak TITRASI ARGENTOMETRI dengan CARA MOHR Eka Yulli Kartika 1112016200031 Kelompok 3: Eka Noviana N.A,Masfufatul Ilma, Nina Afria Damayanti Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Bagi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI ATAS PENGAWASAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang :

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 Witi Karwiti Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Palembang ABSTRAK Besi merupakan salah satu logam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV Ayu Nitami 0906489681 Mohammad Fauzi Rachman 0906636876 Retno Murti Wulandari 0906636964 Tanggal Praktikum : 5 Mei

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Siklus Hidrologi Hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan, gas, padat) pada, dalam, dan di atas permukaan tanah, termasuk di dalamnya penyebaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar bumi terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur yang sangat penting untuk menopang kelangsungan hidup bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Air bersih memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini dikarenakan tidak ada satu senyawa (titran) yang dapat

Lebih terperinci

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA I IDENTIFIKASI AIR TERCEMAR

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA I IDENTIFIKASI AIR TERCEMAR KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA I IDENTIFIKASI AIR TERCEMAR Tabel Hasil Pengamatan Sampel Warna Endapan Suhu ph Ikan Jumlah gerak mulut ikan dalam 1 menit Keadaan akhir Jernih Tidak Tanpa 25-7 35-75 Hidup sumur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih

Lebih terperinci

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO Hasrianti 1, Nurasia 2 Universitas Cokroaminoto Palopo 1,2 hasriantychemyst@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi makhluk hidup. Air yang dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air yang jernih,

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI Tujuan: Menerapkan analisis gravimetric dalam penentuan kadar klorida Menentukan kadar klorida dalam MgCl 2 Widya Kusumaningrum (1112016200005),

Lebih terperinci

ANALISIS KESADAHAN TOTAL AIR MINUM DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI DARI KECAMATAN SIMANINDO TUGAS AKHIR OLEH: NOVA RANI SILABAN

ANALISIS KESADAHAN TOTAL AIR MINUM DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI DARI KECAMATAN SIMANINDO TUGAS AKHIR OLEH: NOVA RANI SILABAN ANALISIS KESADAHAN TOTAL AIR MINUM DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI DARI KECAMATAN SIMANINDO TUGAS AKHIR OLEH: NOVA RANI SILABAN 132410055 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUKAN ION KLORIDA DARI SAMPEL AIR DENGAN METODE ARGENTOMETRIK Selasa, 01 April 2014

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUKAN ION KLORIDA DARI SAMPEL AIR DENGAN METODE ARGENTOMETRIK Selasa, 01 April 2014 JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUKAN ION KLORIDA DARI SAMPEL AIR DENGAN METODE ARGENTOMETRIK Selasa, 01 April 2014 Di Susun Oleh: Ipa Ida Rosita 1112016200007 Kelompok 2 Amelia Rahmawati 1112016200004

Lebih terperinci

8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air merupakan sumber daya alam yang mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusai dan makhluk hidup lainnya, serta sebagai modal dasar dalam pembangunan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

ANALISA KADAR KLORIDA PADA AIR MINUM DAN AIR SUMUR DENGAN METODE ARGENTOMETRI KARYA ILMIAH NOVITA SANI SIANTURI

ANALISA KADAR KLORIDA PADA AIR MINUM DAN AIR SUMUR DENGAN METODE ARGENTOMETRI KARYA ILMIAH NOVITA SANI SIANTURI ANALISA KADAR KLORIDA PADA AIR MINUM DAN AIR SUMUR DENGAN METODE ARGENTOMETRI KARYA ILMIAH NOVITA SANI SIANTURI 102401061 DEPARTEMEN KIMIA PROGRAM DIPLOMA 3 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat tertentu tidak dikehendaki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, khususnya bagi manusia yang selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air merupakan komponen utama makhluk hidup dan mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Dublin,

Lebih terperinci

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK Hadi Iswanto 1) dan Nieke Karnaningroem 2) 1) Teknik Sanitasi Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ARGENTOMETRI

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ARGENTOMETRI LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ARGENTOMETRI Oleh : Nama : Lia Marliana Fasha NRP : 083020032 Kelompok/ Meja : III (tiga)/01 (Satu) Asisten : Vita Hediana P Tgl. Percobaan : 21 November 2009

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air 2.1.1. Sifat air Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pada kisaran suhu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Air yang berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Air yang berada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari perpaduan dua atom H (hidrogen) dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Air yang berada dialam ditemukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 416 / MENKES / PER / 1990, tentang syarat-syarat kualitas air disebutkan bahwa air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 A. PEMANTAUAN KUALITAS AIR DANAU LIMBOTO Pemantauan kualitas air ditujukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan terukur yang melebihi 0,1 mg/l tersebut dikarenakan sifat ortofosfat yang cenderung mengendap dan membentuk sedimen, sehingga pada saat pengambilan sampel air di bagian dasar ada kemungkinan sebagian material

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l No Panjang Gelombang % T Absorbansi (nm) 1 500 75 0,1249 2 505 74 0,1308 3 510 73

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai secara umum memiliki tingkat turbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. ada kehidupan. Demikian pula manusia tak akan hidup tanpa air. Tubuh manusia

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. ada kehidupan. Demikian pula manusia tak akan hidup tanpa air. Tubuh manusia B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. A i r Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Tanpa air tak akan ada kehidupan. Demikian pula manusia tak akan hidup tanpa air. Tubuh manusia sebagian besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah materi di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk hidup yang ada di planet ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel hidup baik pada sel tumbuh-tumbuhan

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM

MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting

Lebih terperinci

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER Akhir-akhir ini hujan deras semakin sering terjadi, sehingga air sungai menjadi keruh karena banyaknya tanah (lumpur) yang ikut mengalir masuk sungai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam timbal atau Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit Konsentrasi zat di titik sampling masuk dan keluar Hari/ mingg u WT H (jam) Masu k Seeding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015 Jurnal Fropil PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Endang Setyawati Hisyam

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN : Analisis Kualitas Air Sumur Bor di Pontianak Setelah Proses Penjernihan Dengan Metode Aerasi, Sedimentasi dan Filtrasi Martianus Manurung a, Okto Ivansyah b*, Nurhasanah a a Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12 LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-080-IDN Bahan atau produk yang Jenis Pengujian atau sifat-sifat yang Spesifikasi, metode pengujian, teknik yang Kimia/Fisika Pangan Olahan dan Pakan Kadar

Lebih terperinci