Mengenal Produk Nasional. Batik dan Tenun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mengenal Produk Nasional. Batik dan Tenun"

Transkripsi

1 Teguh Prayitno

2 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun Penyusun Teguh Prayitno Editor Susilo Perwajahan dan Ilustrasi Pendy Layout Eko Sulistiyono Desain Sampul Sucipto Penerbit: PT Sindur Press Jl Pleburan VIII/64 Semarang Telp (024) , Fax (024) , Cetakan Tahun 2010 ISBN HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

3 Batik dan tenun merupakan seni kerajinan dari masyarakat Indonesia sejak abad ke-13. Kini batik dan tenun telah menjadi fenomena di Indonesia. Batik dan tenun menjalani berbagai likuliku yang sangat kompleks. Misalnya dari segi sejarah, politik, ekonomi, tekonologi, dan kebudayaan bangsa. Batik dan tenun bagi bangsa Indonesia mempunyai suatu nilai yang sangat besar. Memakai batik atau tenun dapat menunjukkan status dari yang mengenakannya. Dahulu batik dan tenun dipakai oleh kalangan penguasa, kerajaan, atau keraton. Tetapi seiring kemajuan zaman batik dan tenun sudah merambah ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia, bahkan di mancanegara dan membanjir di pasar internasional. Sebagai warga negara yang baik harus dapat melestarikan dan menjaga warisan dari leluhur. Melalui buku Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun kita dapat mengetahui lebih banyak tentang kerajinan batik dan tenun yang ada di Indonesia. Diharapkan setelah mengerti, kita mau menjaga dan melestarikan seni kerajinan batik dan tenun. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam buku ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan demi perbaikan buku ini untuk edisi berikutnya. Mudah-mudahan buku ini bermanfaat. Penyusun iii

4 Kata Pengantar iii Daftar Isi iv Bagian 1 Sejarah Batik Indonesia 1 Bagian 2 Batik 6 Bagian 3 Ciri Batik Menurut Daerahnya 12 A. Batik Pesisir Batik Cirebon Batik Pekalongan Batik Batavia 14 B. Batik Pedalaman Batik Solo Batik Yogya Batik Klaten Batik Madura Batik Ponorogo 19 Bagian 4 Perkembangan Teknologi Batik 20 Bagian 5 Batik Indonesia di Pasar Dunia 23 Bagian 6 Pesona Batik Tulis di Era Modern 25 Bagian 7 Koperasi Batik Indonesia 27 Bagian 8 Sejarah Kerajinan Tenun 31 Bagian 9 Proses Pembuatan Tenun 35 Bagian 10 Jenis Tenun dan Kain Tenun 39 Bagian 11 Jenis-Jenis Tenun di Indonesia 44 Bagian 12 Membuat Kain Songket 56 Glosarium 59 Daftar Pustaka 60 iv

5 1 Sejarah Batik Indonesia Batik dikenal oleh nenek moyang sejak abad XIII, pada saat itu batik ditulis atau dilukis di atas daun lontar. Pada saat itu batik motifnya tidak seperti sekarang ini, batik tersebut bermotif binatang dan tanaman. Semakin lama kesenian batik terus berkembang dari lukisan binatang dan tanaman menjadi motif abstrak yang menyerupai wayang, relief candi, dan sebagainya. Akhirnya berkembanglah seni batik tulis yang ada seperti saat ini. Namun, corak dan variasi dari batik ini sangat dipengaruhi oleh budaya dari masing masing daerah, sehingga mendorong lahirnya berbagai macam corak dan jenis batik tradisional yang menjadi kesenian nasional indonesia. Perkembangan batik di Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan Kerajaan Majapahit. Batik terus berkembang hingga zaman Kerajaan Mataram, zaman Kerajaan Solo dan Yogyakarta. Batik merupakan seni lukis di atas kain yang dipakai oleh raja-raja dan pengikutnya pada zaman dahulu. Banyak Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 1

6 pengikut raja yang tinggal di luar keraton, sehingga kesenian batik dibawa keluar dari keraton dan dikerjakan di tempat masingmasing. Kesenian batik ditiru oleh rakyat sebagai kesibukan pada waktu senggang. Batik pun meluas dan digemari oleh rakyat jelata, baik tua maupun muda. Kain batik yang digunakan untuk batik saat itu adalah hasil dari tenunan sendiri. Bahan pewarna berasal dari tumbuh tumbuhan seperti pohon mengkudu, soga, nila, bahan soda dibuat dari soda abu dan garam yang dibuat dari tanah lumpur. Sampai saat ini batik masih berkembang baik di Indonesia khususnya di daerah Pulau Jawa. Menurut beberapa ahli sejarah, batik berasal dari India yang dibawa oleh para pedagang dari India yang sedang melakukan perdagangan di Pulau Jawa. Dari situlah terjadi penggaruh terhadap orang jawa untuk mengetahui lebih banyak tentang batik. Ahirnya orang Jawa mulai mengenal batik dan dikembangkan dengan menggunakan bahan baku yang ada di Indonesia sehingga terbentuklah kain batik yang memiliki ciri khas bangsa Indonesia. Akantetapi ternyata batik bukan berasal dari India. Orang India membeli batik dari orang Persia dan menjualnya lagi. Orang Persia hanya menjadi pelaku perdagangan saja bukan penghasil batik. Diperkirakan batik berasal dari Mesir dan Turki. Pada saat batik menjadi kegemaran dari orang India, masyarakat India banyak melakukan inovasi terhadap batik yang disesuaikan dengan corak kebudayaan bangsa India. Hal ini terbukti penduduk di pantai Komandel India telah lama mengenal seni batik serta memberikan sentuhan terhadap seni batik. Hasil batik kemudian dipasarkan ke Nusantara yang di ikuti dengan hasil kerajinan lainnya. Di samping itu orang India juga menyebarkan 2 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

7 Agama Hindu dan Budha yang kemudian mempengaruhi raja- raja di Pulau Jawa untuk memeluk agama tersebut. Maka dari itu batik di Indonesia merupakan warisan dari bangsa India yang pertama kali melalalui raja-raja di Pulau Jawa. Tahun 1830 bangsa India mampu membuat batik tiruan dan memasarkannya di daerah Pulau Jawa dan mampu menyerap tenaga-tenaga ahli dari Jawa. Apalagi ditambah dengan kemajuan di Swiss yang mampu memproduksi pewarna sintesis yang sangat membantu usaha batik tersebut. Penerapan pola-pola batik tidak hanya terbatas pada pakaian bahan dasar katun. Tetapi batik terus berkembang dengan penggunaan bahan kulit binatang, kertas kulit, gading, logam, kayu, dan sebagainya. Orang-orang Eropa pun mampu memproduksi batik dan memasarkan ke daerah jajahannya termasuk di Nusantara. Hasil pembuatan baju batik yang ditawarkan oleh orang Eropa kepada bangsa Indonesia tidak sesuai dengan adat ketimuran. Batik yang dibawa orang Eropa tidak begitu diminati oleh penduduk Indonesia. Hal ini berpengaruh terhadap pemasaran batik buatan Eropa yang tidak bisa memuaskan bangsa Eropa. Pada akhirnya mereka melanjutkan aksinya menjajah bangsa Indonesia. Bersamaan dengan hal tersebut, para pembatik Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut disebabkan dengan ditemukan alat-alat pembatik seperti canting dan cap yang terbuat dari tembaga yang telah membantu hasil produksi dari batik tersebut. Batik tiruan makin tidak digemari oleh konsumennya. Masyarakat Jawa makin sadar untuk menyukai batik asli atau batik tulis. Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 3

8 Bangsa Cina yang mendengar kegagalan Bangsa Eropa dalam memasarkan batik di Indonesia. Para pedagang membujuk bangsa Eropa untuk mau menggunakan jasa perantara mereka. Bangsa Eropa menyetujui menjual batik tiruan kepada para pedagang dari Cina. Pedagang Cina memasarkan batik tiruan hampir di semua negara Asia Timur dan di negara Cina sendiri. Pada abad XVIII para seniman batik di Jawa mulai mengalami kemajuan. Hal ini disebabkan para seniman batik berhasil menemukan barang- barang pembuat warna batik. Secara teknis pembuatan batik masih sangat sederhana, tetapi secara umum seni batik mengalami kemajuan walaupun setapak. Dengan ditemukannya pewarna-pewarna alami dapat menarik para seniman batik untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Di temukannya zat pewarna dari tumbuh-tumbuhan seperti molinda citrifolia (pancimeng kuda) yang dapat menghasilkan warna merah, curcuma domestika (pohon kunyit) yang dapat menghasilkan warna kuning, sedangkan bahan warna yang lain digunakan dengan menggunakan pencampuran dari warna yang telah ada. Sekitar pada pertengahan abad XIX, pembuatan batik mengalami kemajuan, karena ditemukannya metode membatik dengan menggunakan metode cap tangan. Dengan ini maka batik sangat mudah didapat di pasaran dan harganya sangat murah. Batik tersebut mampu menyaingi batik tiruan yang dibuat oleh bangsa Eropa yang dipasarkan oleh pedagang Cina. Perkembangan batik di Jawa semakin pesat, banyak rakyat yang mampu membuat batik. Kini batik di Jawa tidak hanya dipakai oleh kalangan keraton dan pengikutnya. Batik mulai dipakai oleh 4 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

9 masyarakat untuk menghadiri acara-acara tertentu. Dalam pemakaian batik ada perbedaan antara orang keraton dengan rakyat jelata. Batik yang digunakan oleh rakyat jelata merupakan pakaian yang sangat istimewa tetapi bagi lingkungan keraton batik digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Maka dengan begitu para pembuat batik tidak lagi terbatas pada kelangan keraton. Banyak dari rakyat jelata mengerjakan usaha batik walaupun sasaran mereka adalah para petani. Dengan banyak yang berminat dengan batik maka terciptalah batik cap.tekhnik membatik seperti ini dapat menimbulkan revolusi industri yang dapat merubah kehidupan pembatik. Sebelumnya membatik merupakan pekerjaan yang digunakan sebagai pekerjaan sampingan dan dikerjakan di rumah. Ditemukannya tehnik membatik menggunakan sistem cap menyebabkan banyak tumbuh industri-industri kecil. Industri tersebut mampu memproduksi batik dengan jumlah yang lebih banyak dengan menggunakan waktu yang singkat. Permintaan pasar pun dapat dipenuhi oleh para pembatik- pembatik lokal serta harga yang di- tawarkan sangat terjangkau. Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 5

10 2 Batik Batik berasal dari bahasa Jawa yaitu Amba yang berarti menulis dan titik. Batik merupakan seni kerajinan yang memiliki nilai seni yang menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia khususnya di daerah Jawa. Pada zaman dahulu wanita di Jawa menjadikan keterampilan membatik sebagai mata pencaharian sebelum ditemukannya batik cap. Batik merupakan kesenian asli dari Indonesia walaupun tidak secara murni. Batik sebelumnya dibawa oleh pedagang dari India. Batik juga diartikan sebagai kain mori yang digambar secara manual hasilnya secara umun disebut dengan kain batik. Dalam perkembangannya kain batik digunakan sebagai bahan pembuat kemeja, gaun wanita, sarung dan sebagainya. Selain batik yang digunakan secara tradisional ada juga batik yang dibuat secara besar-besaran dengan menggunakan teknologi yang modern. 6 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

11 Kain batik ada bermacam-macam. Kain batik yang kualitasnya paling baik adalah kain batik tulis. Tetapi batik yang standar ada juga seperti kain batik cap. Di samping itu ada juga perpaduan antara batik tulis dan batik cap yang biasa dikenal dengan sebutan batik kombinasi. Pada tahun 1960 lahirlah batik sablon dan batik printing. Dari berbagai produk batik yang ada yang paling baik kualitasnya adalah batik tulis. Batik ini sangat mahal harganya apalagi kain batik yang terbuat dari bahan-bahan yang bermutu tinggi. Penampilannya masih sangat bagus walaupun sudah dipakai puluhan tahun. Motif batik Eropa Sumber: Gaya pakaian Indonesia dipengaruhi oleh gaya pakaian dari luar negeri, sehingga pakaian kebaya hanya digunakan oleh wanita Indonesia saat menghadiri acara-acara tertentu. Ragam dan corak batik sangat dipengaruhi oleh budaya asing. Sebelunnya batik mempunyai corak dan ragam yang terbatas seperti warna merah yang dipopulerkan oleh orang Tionghoa. Motif batik bangsa Eropa identik dengan corak bunga dan benda-benda miliknya seperti bunga tulip, gedung, kereta kuda, dan warna kesukaannya adalah warna biru. Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 7

12 Batik adalah suatu kebudayaan yang dikenal di seluruh Nusantara. Ragam dan jenis batikpun bermacam macam. Motif batik dibuat untuk memenuhi keindahan batik di Pulau Jawa dibuat dengan suatu tujuan dan harapan. Misalnya batik Sidomukti, corak ini mengungkapkan harapan agar pemakaiannya dapat mengalami kehidupan yang mulia dan berkecukupan. Di Pulau Jawa batik dibagi menjadi dua yaitu yaitu batik pesisir dan batik Solo-Yogya. Kedua batik ini memiliki perbedaan, batik Solo-Yogya corak batiknya bersifat simbolis atau perlambang. Dengan latar belakang Hindu dan kejawen misalnya seperti motif meru atau pagoda yang melambangkan alam, bumi dan gunung, burung melambangkan dunia air, modang atau lidah api menggambarkan panas atau nyala api. Batik Solo-Yogya juga ditandai oleh warna-warna yang dominan yaitu coklat sagon, biru wedahan, hitam, dan putih. Batik pesisir banyak dipengaruhi budaya Cina sehingga banyak bentuk gambarnya sangat naturalis. Batik pesisir didominasi dengan dengan warna biru muda sampai biru tua, kuning, merah, dan cokelat. Dalam budaya pakaian adat di Pulau jawa terutama di lingkungan keraton, ada beberapa motif yang dilarang digunakan oleh rakyat jelata. Di lingkungan sekitar keraton Solo-Yogya, motif Parang Barong hanya digunakan oleh raja dan pangeran. Orang kaya sekalipun dilarang untuk mengenakan motif batik tersebut. Motif batik diciptakan dengan bentuk yang simbolik yang pada umumnya melambangkan harapan dan doa. Pemakai kain batik harus pandai memilih motif yang akan dipakainya. 8 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

13 Seorang pengantin harus menggunakan batik yang bermotif Sidomukti, Sidoluhur, Sidomulyo atau Sidoasih. Sedangkan orang tua mempelai harus menggunakan batik yang bermotif Truntum dikarenakan motif batik ini melambangkan tuntunan orang tua kepada anaknya. Kain Motif batik Truntum batik di Pulau Jawa banyak sekali Sumber: misalnya. 1. Parang; jenis ini memiliki kurang lebih memiliki 20 sub motif di antaranya Parangrusak, Parangklitik, Parangbarong, Parangkusumo, Paranggurdo, Parangjenggot. 2. Geometri; jenis ini memiliki kurang lebih 42 sub motif antara lain Kawung, Nitirengganis. 3. Banji; jenis ini hanya memiliki tiga sub motif yaitu Banji, Banji Bengkok yang motifnya hampir mirip dengan batik Kawung, dan Banji Guling. 4. Sulur-suluran; yang mempunyai arti tumbuhan-tumbuhan menjalar yang memiliki 38 sub motif di antaranya Semen, Kembang Gempol, Sawatsuri. 5. Tumbuhan-tumbuhan air; jenis ini memiliki kurang lebih 15 sub motif salah satunya yaitu Gonggong bronto. 6. Kembang; jenis ini memiliki sekitar 24 sub motif di antaranya Trintim, Ceplok, dan Grompol. 7. Satwa dan alam kehidupan yang memiliki kurang lebih memiliki 65 sub motif antara lain Sidomukti, Cuwiris, Gringsing buntal. Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 9

14 Batik jlamprang Sumber: Dalam masyarakat keraton, batik merupakan suatu simbol, bahkan ada aturan tentang motif tertentu yang rakyat dilarang untuk mengenakannya. Corak ini hanya boleh digunakan pada kalangan keluarga raja. Rakyat biasa dilarang menggunakan corak batik yang dimaksud. Sebagai contoh di Kasunanan Solo pada tahun 1769 melarang penggunaan batik Jlamprang kepada masyarakat umum. Kasultanan Yogyakarta pada tahun 1785 melarang masyarakatnya untuk mengenakan corak batik Parangrusak. Batik parang rusak Sumber: 10 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

15 Sampai sekarang penerapan cara eksklusif terhadap batik masih dilakukan oleh pejabat negara, terutama pejabat yang berasal dari Jawa. Mereka sangat selektif dalam mengenakan baju yang berasal dari bahan batik. Bahkan ada juga perusahaan batik yang membatasi produksi batik tertentu. Di mana produk batik itu hanya dipakai oleh kalangan orang tertentu sehingga harga batik tersebut sangat mahal. Hal ini akan menambah citra dari pemakai batik tersebut. Batik tersebut tidak diperjualbelikan secara umum. Sehingga masyarakat akan mengaguminya. Motif dari batik sejak abad ke-18 sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa. Hal ini merupakan pencurahan rasa dari pembatik yang juga nampak dari pencurahannya terhadap jenis batik yang dihasilkan. Hal tersebut dapat terjadi karena kehidupan para seniman batik makin teratur serta situasi politik yang stabil. Lingkungan alam dan produsen sangat mempengaruhi motif batik yang berkembang saat itu. Warna batik lebih mencerminkan rasa jiwa yang tenang seperti warna cokelat dan hitam. Sedangkan batik yang dihasilkan di daerah pesisir warna batik yang diperlihatkan sangat terang di mana warna itu melambangkan suasana batiniah yang dipengaruhi oleh laut yang menghasilkan riak dan gelombang. Hal ini sangat memberikan inspirasi terhadap hasil motif batik. Dapat kita lihat hasil batik dari Cirebon yang sangat dipengaruhi oleh laut. Sehingga batik yang berasal dari Cirebon banyak batik yang bercirikan kehidupan makhluk laut, seperti ikan, udang, penyu, karang, ombak laut, awan mendung, batu karang, pasir putih, dan masih banyak lagi. Kalau kita melihat hasil batik dari daerah pedalaman sangat dipengaruhi oleh tumbuhan dan lingkungan hutan sehingga motif batik lebih menggambarkan ranting, dedaunan, bunga, buah-buahan, umbi, dan masih banyak yang lainnya. Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 11

16 3 Ciri Batik Menurut Daerahnya Batik secara umum dibagi dua yaitu batik pesisir dan batik pedalaman. Batik pesisir adalah batik yang tumbuh di daerah pantai utara Pulau Jawa seperti Jakarta, Cirebon, dan Pekalongan. Batik pedalaman sangat dipengaruhi oleh adat istiadat dari keraton atau kasunanan. Batik pedalaman dapat dijumpai dengan mudah di daerah seperti Solo, Yogya, Klaten. Batik yang merupakan campuran dari pesisir dan pedalaman adalah batik yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Madura. A. Batik Pesisir Batik di daerah pesisir mempunyai ciri yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya dan juga hasil dari cipta dan rasa dari para senimannya. Sehingga menghasilkan suatu hasil karya yang mencerminkan pengamatan dari lingkungannya. Berikut daerah penghasil batik yang ada di pesisir pantai. 12 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

17 1. Batik Cirebon Kota Cirebon secara geografis terletak di pinggir pantai. Daerah itu juga terdapat sebuah tradisi kasultanan yang sangat mempengaruhi pola batik di daerah tersebut. Batik di kota ini mempunyai ciri khas batik Cirebon. Cirebon terletak berbatasan dengan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kota Cirebon berada di pinggir pantai sehingga banyak didatangi oleh tamu asing. Seperti Cina yang telah mempengaruhi corak batik Cirebon. Dari dua kebudayaan seni itu melahirkan motif-motif batik simbol yang tidak nampak secara jelas gaya kasultanan maupun gaya Cina. Misalnya corak siput urang yang mencerminkan pengaruh laut yaitu berupa kuku udang sangat dikenal luas sebagai produk batik dari Cirebon yang sudah mempunyai pamor. Batik Cirebon Sumber: Batik Cirebon juga sangat dipengaruhi oleh agama Hindu, Buddha, dan kebudayaan Islam yang dibawa oleh para wali atau sunan. Pakaian batik juga sering digunakan untuk pelaksanaan Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 13

18 upacara keagamaan sehingga tidak nampak perbedaan kelas sosial. Dengan demikian menghilanglah jenis-jenis pakaian khusus buat bangsawan maupun rakyat jelata. 2. Batik Pekalongan Batik Pekalongan mempunyai ciri-ciri gambar bunga-bunga yang terang, daun, dan ranting, serta burung yang berwarna mencolok. Suasana pertamanan yang riang gembira yang disebut corak batik Encin. Dulu pedagang Cina berlabuh ke pantai pesisir Pekalongan sangat memberikan pengaruh terhadap corak batik Pekalongan. Batik Cina identik dengan warna-warna yang mencolok dan berlambang hewan purba serta huruf Cina yang mempengaruhi corak batik dari Pekalongan. 3. Batik Batavia Batik Pekalongan Sumber: Batik Batavia sangat dipengaruhi oleh bangsa Eropa pada masa penjajahan Belanda. Kain batik banyak dipakai oleh kaum wanita, sedangkan kaum pria jarang yang memakai batik. Tetapi, sekarang batik sangat diminati baik wanita maupun pria. 14 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

19 Ada sebuah cerita tentang keengganan kaum laki-laki mengenakan batik. Jika seorang laki-laki mengenakan batik ada semacam pelecehan tingkah laku yang sangat menyakitkan oleh orang-orang Eropa kepada pemakai batik. Jadi para bule Belanda banyak yang membeli kain batik bertujuan untuk merendahkan martabat kaum lelaki bangsa Indonesia. Kain batik bagi orang Eropa digunakan untuk serbet, mencuci mobil, piyama. Tindakan ini merupakan penghinaan. Padahal batik bagi bangsa Indonesia digunakan untuk upacara-upacara sakral, kebesaran raja-raja, dan adat keagamaan. Batik bagi orang Belanda digunakan sebagai alat politik. Dengan cara menciptakan kain batik yang melambangkan keangkuhan dari orang-orang Belanda. Langkah itu mempunyai tujuan untuk melemahkan kultur masyarakat dan meruntuhkan moral masyarakat Indonesia. Di mana masyarakat Indonesia merasa timbul semangat dan harga dirinya timbul ketika mengenakan baju batik, oleh sebab itu corak batik dipandang sebagai ancaman serius bagi pemerintahan Belanda. Maka dengan ini pemerintah kolonial Belanda meruntuhkan martabat kain batik, sehingga mereka sangat memperhatikan mengenai produksi kain batik dan distribusinya yang semakin luas. Hal ini memperkirakan Belanda rakyat Batavia akan menentang setelah menyadari akan jatidirinya. Sehingga pemerintahan Belanda gencar dalam merendahkan martabat dari kain batik dengan cara menggunakan batik untuk kegiatan yang sepele. Dalam hal ini tidak semua orang Belanda melakukan batik untuk hal-hal yang sepele. Banyak juga orang-orang Belanda yang berusaha untuk mempelajari secara serius dan kemudian Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 15

20 mengembangkannya dengan gaya Eropa. Ada juga yang mengirimkan batik ke keluarganya di Eropa sebagai souvenir. B. Batik Pedalaman Batik pedalaman merupakan jenis batik yang motifnya dipengaruhi oleh tumbuh-tumbuhan dan teratur sehingga motifnya selalu berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan dan senjata kerajaan. Berikut ini beberapa batik pedalaman. 1. Batik Solo Batik Solo Sumber: Batik Solo sangat dipengaruhi oleh adat istiadat dari keraton, sehingga motifnya menggambarkan kesopanan, kelembutan, dan ketenangan. Batik Solo sangat dipercaya oleh masyarakat sebagai barang yang mempunyai kekuatan magis. Pemakaian batik Solo disesuaikan dengan derajatnya, karena seseorang akan terangkat karismanya manakala menggunakan batik tersebut. 16 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

21 2. Batik Yogya Secara sosial batik Yogya hampir mempunyai kemiripan dengan batik Solo. Kesultanan Yogya sangat mempengaruhi perkembangan batik di daerahnya. Motif batik yang diciptakan oleh kesultanan bertujuan untuk kepentingan politik, yaitu agar terjadi keharmonisan kehidupan dalam masyarakat. Motif batik tidak menimbulkan gejolak sosial dan membawa ketenangan bagi masyarakatnya. Hal tersebut sangat membantu dalam mengokohkan situasi dari kerajaan. Dengan demikian tidak mudah menggoyahkan kedudukan sultan serta kekuasaan sultan. Motif batik Yogya diilhami dari kejiwaan masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Dahulu kekuasaan bersumber dari kekuatan magis yang biasanya dihubungkan dengan kekuatan alam seperti awan di langit, matahari bersinar terang, rembulan bersinar redup, laut kidul yang bergelombang dahsyat, pusaka-pusaka keramat, kuda panal, dan masih banyak yang lainnya. Materi itulah yang dijadikan bahan inspirasi untuk motif batik yang beraroma magis. Seiring perkembangan waktu terjadi proses akulturasi, namun tidak menggeser derajat gelar kebangsawanan keraton. Hal tersebut tetap di pertahankan dalam mendominasi jiwa dan karakteristik motif batik Yogya yang memiliki tradisi yang melekat. Pada umumnya batik Yogya tidak ada ruang yang kosong. Hal ini menggambarkan begitu eratnya kehidupan sosial bagi masyarakat Yogya. Di mana seakan menggambarkan ikatan keluarga besar masyarakat Yogya dalam suatu wadah kultur sosial. Motif batik Kawung diarahkan sebagai sumber kekuatan magis dan kekuasaan Sri Sultan. Di mana motif Kawung yang berpusat Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 17

22 di tengah titik bumi dan terpancar ke seluruh dunia. Batik Yogya juga menggambarkan ikatan persaudaraan dalam tata krama pergaulan di Yogyakarta yang sangat hormat kepada budaya di daerahnya. Dalam mempertahankan kejenakaannya, batik kawung dicerminkan dan dipakai oleh punakawan dalam kisah pewayangan. 3. Batik Klaten Batik Klaten Sumber: Berbeda dengan batik Yogya dan Solo, batik Klaten tidak dipengaruhi oleh kehidupan dari keraton ataupun dari kasunanan. Motif batik Klaten sangat dipengaruhi oleh gaya campuran dari Solo dan Yogya karena letak Klaten yang berada di tengah antara Solo dan Yogya. Namun, batik Klaten didominasi dengan motif batik yang berasal dari rakyat bawah. Sehingga motif batik Klaten lebih mencerminkan suasana bersahaja seperti kehidupan petani, daun padi yang hijau, dan suasana alam pedesaan. Motif ini sangat menonjol pada batik Klaten. 18 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

23 4. Batik Madura Motif batik Madura sangat kontras. Adat keraton di Madura banyak menimbulkan pengaruh terhadap motif dan warna batik yang menyebabkan gaya batik Madura semakin konservatif. Hal ini disebabakan karena keadaan alam Madura yang sangat keras sehingga batik Madura mempunyai greget yang lebih filosofis. Batik Madura Sumber: 5. Batik Ponorogo Batik Ponorogo bermotif sangat kasar. Hal ini menggambarkan keadaan masyarakat Ponorogo yang mempunyai tempramen sangat tinggi. Warna batik Ponorogo didominasi oleh warna cokelat hitam dengan dasar putih. Ponorogo juga berkembang batik Banyumas yang bercorak bentuk garis, kotak, lingkaran dan juga meniru pola dari alam seperti kembang, dedaunan atau kehidupan satwa seperti burung merak. Di daerah Ponorogo selain berkembang batik tulis juga berkembang batik cap yang dapat mengangkat perekonomian masyarakat Ponorogo. Hal ini didukung dengan banyaknya seniman yang dapat menciptakan canting Di mana canting sangat mendukung perkembangan industri batik di Ponorogo. Dalam kehidupan orang Ponorogo sangat kental sekali dengan syariat agama Islam sehingga batik yang dihasilkan bernuansa agamis. Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 19

24 4 Perkembangan Teknologi Batik Pada abat ke- 17 batik mulai berkembang di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari para penggusaha batik yang memulai impor kain katun (catoon fabrik) yang merupakan kain yang berkualitas tinggi. Kain katun itu di impor dari Cina dan India, negeri itu masih daerah jajahan dari Inggris. Kain katun itu disalurkan oleh VOC pada pengusaha batik dari Pulau Jawa. Setelah kain katun itu dibatik oleh orang Jawa, batik itu dijual lagi oleh VOC ke benua Eropa. Saat itu para pembatik di Jawa sudah berhasil dalam menciptakan peralatan membatik yang berupa canting. Canting merupakan alat yang sederhana yang digunakan untuk menyalurkan malam. Dari lubang kecil pada cantinglah malam digunakan untuk membentuk motif bentuk pada kain. Canting juga dapat dibuat untuk membuat gambar ornamen yang halus, 20 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

25 membesarkan atau mengecilkan lingkaran. Serta menambah atau membuang goresan-goresan yang dapat memadukan keindahan suatu karya seni batik tangan. Pembuatan batik tulis dengan sentuhan kejiwaan dan penyaluran imajinasi para pembatik. Pembatik ini sangat tertopang dengan peralatan batik yaitu canting sehingga canting bagi para pembatik merupakan nyawa bagi pembatik tulis. Canting sangat dirawat dengan baik oleh pemiliknya. Apabila terjadi perubahanperubahan fisik sedikitpun pada canting dapat mengganggu kelancaran pekerjaan membatik. Pada tahun 1918 para pembatik Indonesia sudah menggunakan pewarna kimia (chemical dyestuft) yang sangat mendorong perkembangan industri batik. Adanya zat pewarna yang masuk ke Pulau Jawa membuat para pembatik lebih mudah dalam mewarna batik. Pewarna kimia itu berasal dari Jerman, Swiss, Prancis, dan Jepang. Para pembatik di Pulau Jawa sangat diuntungkan dengan masuknya zat pewarna kimia. Banyak pembatik yang semula menggunakan zat alami misalnya untuk mendapatkan warna biru menggunakan bahan bahan pewarna alami sangat merepotkan para pembatik. Setelah mengetahui pewarna sintetis banyak para pembatik yang beralih menggunakan karena banyak keuntungan yang didapatkan dalam menggunakan pewarna kimia seperti penggunaannya sangat mudah, praktis, dan hemat tenaga. Dalam proses pembuatan batik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan tanggan yang dibantu dengan canting batik yang diproses seperti ini dinamakan batik tulis. Dari segi nilai batik tulis sangat mahal karena kualitasnya sangat bagus. Masyarakat biasa menyebut batik tulis dengan sebutan batik halus. Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 21

26 Proses pembuatan batik yang kedua dengan menggunakan metode cap. Memproduksi batik dengan metode cap sangat menguntungkan karena dilihat dari segi waktu dan kualitas. Penggerjaan batik dengan metode seperti ini lebih cepat. Tapi batik tulis dihargai sangat tinggi oleh para pemakai karena jika batik tulis dipakai dapat meningkatkan derajat dari pemakainya. Batik Tulis Sumber: Sedangkan produk yang menggunakan metode cap digunakan berdasarkan permintaan pasar yang sangat besar. Dengan begitu pengerjaannya lebih singkat sehingga metode menggunakan cap banyak dipilih oleh penggusaha dalam memenuhi permintaan batik yang cukup besar. 22 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

27 5 Batik Indonesia di Pasar Dunia Maraknya produk batik di pasar dunia, batik Indonesia masih mempunyai kekuatan untuk bersaing dengan produk batik dari negara-negara lain. Hal ini karena batik dari Indonesia mempunyai motif yang sangat beragam. Seluruh dunia mengenal batik menjadi suatu karya cipta suatu bangsa dan dipakai di berbagai kesempatan bahkan digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Batik sekarang sudah memasyarakat sedangkan dulu batik dipakai oleh para penguasa. Sekarang ini batik sudah memasyarakat dari seorang presiden sampai petani sudah biasa menggunakan batik sehingga batik kini dipakai oleh semua lapisan masyarakat. Pengrajin batik di Indonesia sangat masih memegang teguh warisan leluhur dalam membuat batik, walaupun sekarang di dunia marak menggunakan teknologi batik print. Pengrajin batik tradisional masih tekun menggoreskan cantingnya ke selembar Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 23

28 kain. Meskipun teknologi modern sudah dapat meniru hasilnya, bahkan batik cap ataupun print yang berkwalitas sangat mirip dengan batik hasil goresannya. Hal ini berakibat pada harga batik yang semakin murah. Tetapi walaupun batik banyak teknik membuat dan juga ragam harganya semua produk batik memiliki pasar sendiri-sendiri. Di Indonesia pengkonsumsi batik sangat menggembirakan. Ini dapat dilihat di DKI Jakarta banyak orang yang menggunakan batik tidak hanya sebagai busana melainkan sebagai dekorasi rumah, bahkan juga dibuat dalam upacara pemakaman, pesta, dan seragam kantor. Ketua Batik Internasional Sulaiman Abdul Gani dari Malaysia menyatakan bahwa tahun 2003 merupakan era kembalinya batik. Di mana tahun itu Malaysia telah mempromosikan hasil batiknya di berbagai negara seperti Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat. Sulaiman Abdul Gani mengakui bahwa batik yang dihasilkan negaranya yang berasal dari Trenggano dan Kelantan sangat dipengaruhi batik dari Indonesia khususnya Cirebon dan Pekalongan. Di Malaysia batik dikenal pada tahun 1920 dan diproduksi di Malaysia sekitar tahun Batik dipatenkan menjadi produk Malaysia pada tahun Pada tahun 1985 batik Malaysia mulai bangkit. Kini batik mulai populer kembali di mana-mana karena di pasar dapat kita jumpai batik Thailand, batik Malaysia, batik Vietnam, batik China, batik India, bahkan batik Afrika. Sebenarnya dalam motif batik itu menceritakan dongeng atau filosofi. 24 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

29 6 Pesona Batik Tulis di Era Modern Di era modern sekarang ini batik tidak hanya digunakan sebagai bahan untuk membuat pakaian. Bagi orang Jawa, batik mempunyai motif-motif yang menyimpan makna historis. Namun di tangan seorang desainer dapat mengubah kesan batik yang klasik, anggun, dan berwibawa yang diberi sentuhan pesona modern batik dapat membius penikmat fashion mancanegara. Dengan begitu kini batik tidak berkutat pada tanah leluhurnya sendiri. Namun, telah berhasil dipadukan dengan desain antara nilai etnis, tradisional, dan modern yang menjadi hasil karya seni tinggi yang mampu memuaskan selera masyarakat internasional. Sekarang batik juga dibuat sebagai aksesoris dan pelengkap interior rumah seperti bed cover, sarung bantal, gorden, taplak meja, pembungkus sandaran, dan hiasan dinding. Ternyata kain batik tulis tidak hanya digunakan sebagai fashion semata. Dengan Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 25

30 sentuhan kreasi dan sedikit inovasi dari perancang batik tulis dapat dikembangkan terus seperti sekarang. Batik tulis digunakan sebagai interior rumah dan perlengkapan untuk tempat tidur seperti bed cover (sprei) dan juga dibuat piyama. Sekarang batik tulis fungsi juga dapat memberikan kenyamanan dalam tidur. Hal ini dapat diwujudkan karena di era modern sekarang ini perlengkapan kamar tidur tidak lagi menonjolkan fungsi semata, melainkan untuk memenuhi kenyamanan tidur yang dapat mengantarkan pemakainya mengembara ke dalam alam mimpi. Batik Tulis Sumber: 26 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

31 7 Koperasi Batik Indonesia Koperasi Batik Indonesia ada sejak abad ke-20 yaitu pada saat terjadinya Pergerakan Nasional di Indonesia. Pada tahun 1911 berdirilah sebuah organisasi Serikat Dagang Islam yang menjadi organisasi nasional kedua setelah Budi Utomo. Organisasi ini dipelopori oleh Haji Samanhudi dari Solo, Haji Zarkasi dari Yogyakarta. Organisasi ini semula didirikan untuk mengantisipasi terhadap tindakan spekulan kain mori (bahan baku yang digunakan sebagai bahan batik). Untuk membela para pengusaha batik di Jawa yang sulit mendapatkan bahan baku. Di mana pada waktu itu ada bahan bakunya tetapi harganya sangat tinggi jadi menyengsarakan para pengusaha batik. Dalam waktu yang singkat Serikat Dagang Islam berhasil menghimpun anggota di seluruh pelosok Nusantara. Belanda nampak tidak senang atas kemajuan Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 27

32 perkumpulan-perkumpulan Serikat Dagang Islam. Kelancaran barang itu pun dihambat oleh birokrasi pemerintahan Belanda yang bekerja sama dengan orang Tionghoa. Hal itu berakibat harga kain sangat mahal sampari di koperasi. Pada saat itu Koperasi Batik Indonesia terus mengalami jatuh bangun hingga tahun Berdasarkan pengalaman tentang organisasi koperasi yang tidak berusia panjang, para pengusaha batik berbenah diri. Mereka mendalami pengetahuan tentang perkoperasian dan belajar dari pengalaman kegagalan di masa lalu. Mereka berusaha membangun kembali koperasi batik dengan pengelolaan yang lebih baik. Ada beberapa hal yang penting dalam perkoperasian batik di Jawa Tengah. Misalnya, pada tahun 1935 berdiri Persatuan Perusahaan Batik Soerakarta yang berdiri di Solo dalam bentuk koperasi. Berdirinya koperasi ini, mempengaruhi tokoh-tokoh di daerah untuk mendirikan koeperasi batik di daerahnya. Daerah itu antara lain Ponorogo, Tulungagung, Sidoarjo, Gresik, Kudus, Pekalongan, Cirebon, Purworejo, Banyumas, dan Tasikmalaya. Dalam waktu singkat di daerah perbatikan telah berdiri koperasi batik yang dipelopori oleh pengusaha batik daerah. Para pengusaha itu semua bergabung untuk mengangkat pengusaha kecil agar dapat berhasil usahanya dalam industri batik. Masalah utama yang menjadi perhatian dari koperasi perbatikan adalah mengenai penyediaan bahan baku yaitu berupa kain Cambries. Maka dengan berdirinya koperasi batik tersebut yang menjadi perhatian pertama adalah bagaimana cara menyediakan bahan baku kain Cambries agar pengusaha batik dapat melangsungkan usahanya terutama bagi industri batik yang masih kecil. 28 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

33 Ada beberapa langkah yang dilakukan perkoperasian batik yang di dirikan. Langkah-langkah itu antara lain. 1. Koperasi dapat melakukan pembelian kain cambries kepada importir tanpa menggunakan perantara sehingga dengan pembelian kain tanpa menggunakan perantara harga, kain combries lebih murah. 2. Koperasi batik dapat berlaku sebagai pihak importir kain cambries. 3. Koperasi batik dapat mendirikan atau memiliki pabrik cambries sendiri. Harapan anggota yang berpikir dengan pembelian bahan kain yang dikoordinir oleh koperasi harga kain akan murah. Pembelian barang yang diinginkan dalam jumlah yang besar, kualitas baik, dan harga lebih murah itu tinggal harapan. Importir yang kebanyakan orang Tionghoa menolak pembelian dari koperasi batik kepadanya. Penolakan itu dengan alasan mereka sudah melakukan perjanjian dengan perantara, sehingga para importir dari Tionghoa tidak bisa melanggar perjanjian itu dan tidak bisa menjual kain secara langsung kepada koperasi batik. Gedung Gabungan Koperasi Batik Indonesia Sumber: Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 29

34 Pada bulan Oktober 1948, Menteri Kemakmuran Republik Indonesia menganjurkan kepada semua koperasi batik yang ada di Indonesia bergabung menjadi satu dengan nama Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) setelah GKBI terbentuk sebelum melakukan aktivitasnya. Keadaan politik di Indonesia guncang dan akhirnya GKBI membekukan segala aktivitasnya. Setelah situasi politik normal, sekitar tahun 1949 GKBI mulai memperkokoh kedudukannya. Dengan usaha yang dilakukan GKBI pada tahun 1952 membuahkan hasil. Dengan dukungan penuh dari pemerintah. Di mana pemerintah sebagai pelaksana importir bahan baku yang mendatangkan langsung dari pabrik cambries di Nederland, Jepang, dan RRC. GKBI ditunjuk oleh pemerintah sebagai suatu organisasi yang mempunyai hak penuh dalam mendistribusikan kain cambries ke koperasi-koperasi yang ada di daerah secara merata. 30 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

35 8 Sejarah Kerajinan Tenun Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang penting dan sampai saat ini masih dilestarikan masyarakat Indonesia ialah kerajinan kain tenun tradisional. Tenun merupakan hasil kerajinan kain yang dibuat dari benang serat kayu, kapas, sutra, dan lain-lain. Kain tenun ini dibuat oleh para wanita, karena pekerjaan ini sangat membutuhkan kesabaran dan ketelitian yang dibuat dengan seperangkat alat tenun. Kerajinan tenun berasal dari zaman prasejarah, yang dikembangkan oleh masyarakat di belahan dunia. Budaya tenun kuno berasal dari daerah Asia Timur, India, dan Asia Barat, yang kemudian kebudayaan bertenun ini menyebar ke seluruh dunia. Di Indonesia kerajinan tenun telah ada sejak beberapa abad sebelum masehi yang diperkirakan kurang lebih tahun yang Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 31

36 lalu dengan bukti ditemukannya alat pembuat tenun pada situs Gilimanuk, Melolo, Sumba Timur, Gunung Wingko, Yogyakarta, dan lain-lain. Kepandaian masyarakat dalam bertenun dikembangkan dengan membuat anyaman dari daun-daunan dan serat kayu yang digunakan tempat barang atau busana. Pengetahuan bertenun yang berasal dari luar Indonesia sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, sehingga cepat diterima oleh masyarakat dan berkembang di Indonesia. Hal ini membuat para penenun mulai meningkatkan mutu, bahan keindahan tata warna dan motif dari hiasan tenun. Motif tenun di Indonesia dipengaruhi oleh kebudayaan dari India, Cina, dan Arab. Hasil tenun dipengaruhi oleh pengetahuan budaya, kepercayaan yang telah disesuaikan dengan lingkungan alam, dan sistem organisasi sosial dari masyarakat yang membuat tenun tersebut. Selain sebagai busana, hasil tenunan sangat berkaitan dengan religi dan simbol status dalam kehidupan bermasyarakat. Jenis kain dengan motif dan warna tertentu dipakai oleh orang-orang memegang peranan tertentu di daerahnya. Biasanya motif hiasan merupakan simbol yang mempunyai makna yang bermanfaat bagi kedudukan, kesehatan, dan kebahagiaan pemakainya. Kain tenun seiring dengan kemajuan zaman telah diguanakan sebagai mas kawin. Hasil dari tenun yang terkait dengan berbagai latar belakang budaya dan lingkungan telah melahirkan keanekaragaman corak tenun ikat, tenun songket, dan tenun batik. Banyak daerah penghasil tenun di Indonesia. Setiap suku di Indonesia mengangkat 32 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

37 kembali tenun tradisional dalam berbagai upacara adat. Dengan begitu pemerintah turut pula mendukungnya lewat pekan budaya daerah, pameran tingkat nasional dan internasional, dan akhirnya tenun menjadi kebudayaan nasional. Tenun motif hiasan Kerajinan tenunan mengenal dua tehnik dalam pembuatannya, yaitu teknik dalam membuat kain (alat tenunnya) dan teknik membuat hiasan. Adapun hal lain yang tidak kalah pentingnya selain kedua teknik tersebut yaitu mempersiapkan pembuatan benang dan pembuatan zat warna. Pembuatan benang secara tradisional dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain, menggunakan pemberat yang diputar dengan jari tangan dan mengguanakan antih. Antih adalah alat yang terdiri dari sebuah roda lebar yang bisa diputar. Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 33

38 Alat tenun antih Ada dua wilayah pembagian alat tenun, Pertama alat tenun Indonesia bagian timur, pada umumnya penenun duduk di atas tanah di luar rumah, di tempat teduh atau di lantai rumah dengan mengaitkan salah satu alat tersebut pada tiang. Kedua alat tenun Indonesia bagian barat alat tenun disebut cacak yaitu dua buah tiang pendek yang diberi belahan untuk menempatkan papan guna menggulung benang yang akan ditenun. Sekitar tahun 1911 terjadi revolusi pembuatan kain tradisional. Pada masa ini dikenal alat tenun bukan mesin (ATBM). Alat ini terbuat dari kayu, di mana digunakan torak-torak yang dihubungkan dengan tali, sehingga apabila salah satu alat tenun digerakkan, maka alat lainnya akan bergerak. Alat ini hanya dapat membuat kain-kain sederhana seperti kain polos, lurik, ikat, dan sebagainya. 34 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

39 9 Proses Pembuatan Tenun Dalam kerajinan tenun dikenal dua alat tenunan yaitu alat tenun bukan mesin (ATBM) dan alat tenun mesin (ATM). Alat tenun bukan mesin (ATBM) adalah alat tenun tradisional yang dikenal dengan nama gendong. Alat tenun gendong mempuyai ciri-ciri, pada bagian belakang disebut epor yang diletakkan di belakang pinggang yang seolah-olah digendong waktu menenun. Alat tenun bukan mesin ada dua macam yaitu. 1. Alat Tenun Gendong Pada alat tenun gendong ada dua tehnik cara menenun dengan hasil yang berbeda. Teknik tersebut adalah a. Mengikatkan ujung benang lungsi, kemudian digulung pada patek. Ujung benang yang lain diikatkan pada apait yang juga berfungsi sebagai penggulung hasil tenunan. Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 35

40 b. Menyambung kedua ujung benang lungsi menjadi satu, hasil tenunan dengan cara ini berupa tabung. Alat tenun gendong 2. Alat Tenun Tijak Alat tenun tijak adalah pengembangan dari alat tenun gendong, alat ini memiliki rangka-rangka yang lebih banyak. Terdapat beberapa tiang untuk menopang bagian-bagian alat tenun ini. Cara menenu dengan alat tenun tijak ini menggunakan tangan dan kaki. Posisi penenun duduk di kursi. Proses pembuatan tenun menggunakan alat tenun bukan mesin atau tenunan tradisional terdiri dari beberapa proses. Berikut ini akan dijelaskan proses-proses tenunan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). a. Proses persiapan menenun Proses ini merupakan langkah awal dari proses bertenun, di mana proses ini menyiapkan bahan-bahan seperti benang, benang 36 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

41 lungsi, dan benang ikat. Benang yang akan digunakan sebagai benang lungsi diberi kanji dari bubur nasi, kemudian dikeringkan. Tujuannya agar benang menjadi kuat, karena dalam proses menenun benang ini akan mengalami tengangan dan hentakan untuk merapatkan benang pakan. Alat tenun ATBM Setelah diberi kanji, benang lungsi disusun pada alat yang disebut hani. Sesudah tersusun sejajar, secara berseling dilihat dengan tali yang disebut tali gun. Fungsi tali gun ini untuk menurunkan benang-bebang lungsi yang diikat dan yang tidak di ikat. Benang-benang lungsi tersebut di tusukkan antara jari-jari atau jeruji pada sebuah alat yang berbentuk sisir. Alat ini disebut suri. Suri berfungsi untuk memisahkan benang-benang lungsi yang direntang sejajar satu sama lain. Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 37

42 b. Prosen Menenun Setelah proses persiapan, langkah selanjutnya adalah proses menenun. Proses ini dilakukan dengan cara memasukkan benang pakan diantara benang-benang lungsi, sehingga akan membentuk anyaman benang. Caranya dengan menggunakan tali gun yang digerakkan ke atas sehingga berbentuk rongga. Dengan menggunakan teropong yang berisi benang pakan, benang pakan dimasukkan ke rongga tersebut. Agar rongga tali tetap terbuka selama proses memasukkan teropong yang berisi benang pakan, terlebih dahulu liro dimasukkan ke dalam rongga tersebut dan ditegakkan. Setelah benang pakan dimasukkan, benang tersebut didorong suri yang ditekan oleh liro. Saat teropong dimasukkan, benang-benang lungsi yang diikat denga tali gun berada di atas, maka pada saat memasukkan teropong berikutnya benang lungsi talinya ada di atas, sekarang berada di bawah. Maka akan terbentuk anyaman dari benang yang secara keseluruhan membentuk sehelai atau selembar kain. Kain yang ditenun biasanya berupa lembaran adapula berbentuk tabung. Kain yang berbentuk tabung, setelah ditenun akan digunting pada sambungan benang-benang lungsinya. 38 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

43 10 Jenis Tenun dan Kain Tenun Kerajinan tenunan memiliki banyak jenis-jenis dan macamnya, ada yang tipis dan tebal sesuai dengan keperluan pakaian tenunan. Berikut beberapa tenun berdasarkan jenisnya. 1. Tenun Biasa Tenunan biasa adalah tenun yang dibuat dari satu susunan benang lungsi dan satu benang pakan. Contohnya kain poplin, berkoleis, drill, gabardin, satiner, dan satin. 2. Tenun Kembar Tenun kembar dibuat dari dua susunan benang lungsi dan benang pakan. Dari dua macam benang ini dibuat dua tenunan, tenunan atas dan tenunan bawah. Kedua tenunan ini dihubungkan dengan benang sehingga berbentuk satu tenunan kembar. Contoh kain tetra, kain tirai, dan sebagainya. Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 39

44 3. Tenun Diperkuat Tenun ini terbuat dari satu susunan lungsi dan dua susunan benang pakan, atau sebaliknya terbuat dari dua susunan benang lungsi dan satu susunan benang pakan. Tenunan ini tergantung dari lungsi atau pakan yang akan diperkuat. Apabila pakan yang diperkuat maka pada tenunan ini terdiri dari dua susunang benang pakan dan satu susunan benang lungsi. Sebaliknya apabila lungsi yang diperkuat terdiri dari dua susunan benang lungsi dan satu susunan benang pakan. 4. Tenun Renggang Tenunan Renggang dibuat bertujuan untuk mendapatkan kain yang renggang. Namun, kain ini cukup kuat dan tidak mengubah pola serta rupa yang diinginkan. 5. Tenunan Ikat Tenun ikat adalah tenun yang ragam hias dan motifnya didapatkan dari cara mengikat benang di tempat-tempat tertentu. Sebelum dicelup, dan ditenun bagian-bagian benang yang terikat tidak diwarnai, sehingga setelah ikatannya dibuka benang tetap seperti warna aslinya. Benang yang diikat dalam kain akan membentuk motif. Bagian yang tidak dicelup adalah warna dasar dari kainnya. 6. Tenun Songket Tenun songket dibuat menggunakan alat tenun yang disebut gendongan. Tenun songket dibuat dengan cara menyulamkan benang emas, benang perak, benang kapas berwarna, benang felamen, dan lain-lain. Pada tenun songket, tenun dasarnya adalah 40 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

45 tenun polos, demikian pula corak warnanya ada yang bermotif benang emas ada juga yang kosong di bagian tengahnya tetapi motif diberikan pada bagian tepi kain. 7. Tenun Bersengkelit Tenunan bersengkelit adalah tenunan yang terdapat penuh sengkelit-sengkelit dibuat sama dengan membuat beledu lungsi, tetapi sengkelit pada tenunan ini tidak dipotong. 8. Tenun Domas Tenun Domas mengkombinasikan silang seperti silang satin polos dan silang satin. 9. Tenun yang dilapis Tenun yang dilapis adalah jenis tenun yang dilapisi dengan resin. Resin ada dua macam, yaitu resin termo plastik dan resin termo plastik kimia. 10. Tenun yang Berbulu Tenun yang berbulu adalah tenun yang berbulu tegak dan terikat pada dasar tenunannya. Pada ujung-ujung benang disebut bulu, sedangkan nama kainnya disebut beledu. Kerajinan tenun berkembang di Indonesia, kerajinan ini sudah dikenal sejak beberapa abad sebelum masehi. Motif dan hiasan tenun Indonesia mendapat pengaruh dari Cina, India, dan Arab. Hasil proses akulturasi kebudayaan ini disesuaikan dengan lingkungan alam dan sosial masyarakat. Selain sebagai busana hasil tenunan juga digunakan sebagai upacara adat, keagamaan, dan simbol status dalam kehidupan masyarakat. Jenis kain dan Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 41

46 motif tenun dapat membedakan status sosial dan peranan seseorang. Motif-motif ini dipercaya dapat bermanfaat bagi kehidupan, keselamatan, dan kebahagiaan bagi orang yang memakainya. Hasil tenun yang terkait dengan budaya dan lingkungan masyarakat melahirkan berbagai macam ragam corak, seperti corak tenun ikat, tenun songket, dan lain-lain. Berbagai macam kain tenun yang dikenal di Indonesia di antaranya berikut. a. Kain tenun ikat Tenun ikat Kain tenun ikat dibuat dengan teknik mengikat benang-benang lungsian atau benang-benang pakan pada bagian tertentu yang membentuk pola hiasan. Jenis tenun ikat ada bermacam-macam. Misalnya tenun ikat lungsian dari Kalimantan, Sulawesi, Sumba, dan Batak. 42 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

47 b. Kain tenun songket Kain tenun songket adalah kain tenun yang dibuat dengan cara menyungkit benang, kemudian menyisipkan benang-benang lungsian yang berwarna sebagai pola hiasan tertentu. Misalnya kain tenun songket Palembang, Sumatra Barat, Lampung, dan Nusa Tenggara. c. Kain tenun lungsin tambahan Kain tenun lungsian tambahan adalah kain tenun yang dibuat dengan cara menambahkan benang lungsian yang berwarna sebagai pola hiasan. d. Kain tenun sulam Kain tenun sulam dibuat dengan cara menyulamkan benang berwarna pada kain tenun tertentu. Misalnya kain tenun sulam Lampung, Jawa, Sumatra Selatan, dan Sulawesi. e. Kain tenun pelekat Kain tenun ini dibuat dengan cara mengomposisikan warna benang. Contoh kain tenun pelekat di antaranya kain tenun pelekat dari Kalimantan, Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 43

48 11 Jenis-Jenis Tenunan di Indonesia Kerajinan tenun telah lama dikenal di Indonesia, kerajinan ini merupakan warisan budaya secara turun temurun dan sampai saat ini masih tetap dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat Indonesia. Kerajinan tenun di Indonesia dibagi menjadi dua wilayah pembagian alat tenun, pembagian kedua wilayah ini mengakibatkan setiap wilayah mempunyai ciri khas dan motif berbeda dengan wilayah lain. Berikut ini macam-macam jenis tenunan di Indonesia. 1. Tenun Pandai Sikek Masyarakat Pandai Sikek telah lama mengenal kerajinan tenun. Bagi masyarakat Pandai Sikek kerajinan tenunan merupakan warisan leluhur, sampai sekarang masih dijaga keberadaannya. Masyarakat Pandai Sikek menyebut tenunan dengan istilah sebuah kerajinan tangan yang menggunakan bahan-bahan seperti benang, 44 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

49 katun, benang emas, yang ditenun dengan tangan di atas alat yang bernama panta sehingga menjadi kain. Tenun pandai sikek Tenun Pandai Sikek biasanya digunakan pada upacara-upacara adat, pernikahan, dan pakaian raja di Minangkabau. Tenun Pandai Sikek mempunyai motifmotif tertentu dan motif ini dipercaya untuk membedakan status sosial masyarakat Pandai Sikek. Pada motifmotif tertentu tenun Pandai Sikek biasanya dipakai oleh para raja, datuk atau puti. 2. Tenun Ikat Troso Tenun ikat troso berasal dari daerah Jepara, Jawa Tengah. Di Desa Troso inilah kerajinan tenun Troso dihasilkan, terutama tenun ikat. Maka itu tenun ini diberi nama tenun Traso, karena tenun ini berasal dari daerah yang bernama Desa Troso. Tenun ikat troso mempunyai corak yang berbeda dengan tenun-tenun lainnya seperti dengan corak tenun Bali, tenun Lombok, tenun Asmat, tenun Toraja, dan lain-lainnya. Maka dengan itu, untuk memenuhi permintaan pasar para pengrajin tenun troso mencoba berbagai inovasi agar tenun troso ini laku di pasaran. Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 45

50 Ada ratusan corak tenun ikat traso, di antara berbagai macam corak tenun ikat traso, corak yang khas saat ini dan dijaga keasliannya antara lain corak ikat lusi, ikat pakan, dan lurik. Hasil kerajinan Tenun ikat troso tenun troso ini dalam bentuk bermacam-macam seperti kemeja, kebaya, selendang, kain jarik, kain sarung, dan lain-lain. Selain tenun troso memiliki corak yang khas dan bentuknya dalam berbagai macam, komoditas tenun troso ini harganya juga relatif bisa dijangkau kalangan umum. Harga tenun troso bervariasi dari puluhan ribu sampai jutaan rupiah. Sehingga dapat menyesuaikan dengan harga yang diinginkan. 3. Tenun Songket Palembang Tenun songket Palembang Tenun songket Palembang adalah kerajinan khas masyarakat Palembang. Songket adalah kain tenun yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan sebagai hiasan, dengan menyisipkan benang emas, perak atau benang warna lainnya. Tenun songket Palembang memiliki beberapa motif tertentu seperti lepus, pulir biru, bungo cino, dan lain-lain. Tenun songket Palembang mempunyai keistimewaan yaitu tenun ini terbuat dari kombinasi benang sutera dan benang emas yang ditenun dengan cita rasa seni yang tinggi. 46 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

51 4. Tenun Songket Silungkang Tenun Songket Silungkang biasanya dibuat dengan menggunakan teknik menambah benang pakan sebagai hiasan, caranya dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsi. Tenun ini memiliki berbagai motif diantaranya lepus, jando beraes, tretes midar, pulir biru, kembang suku hijau, bunga cino, bunga pacik, dan lain-lain. Tahap pembuatan tenun ini pada dasarnya dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu menenun kain dasar dengan bentuk rata atau polos, tahap berikutnya dengan cara menghias tenun dengan menggunakan benang pakan atau sering disebut dengan mlay weaving sistem. Keistimewaan tenun ini adalah proses pembuatannya sangat cermat dengan hiasan benang sutra yang dikombinasikan dengan benang emas sehingga tenun ini sangat menarik dan indah dipandang. 5. Kain Tenun Nusa Tenggara Tenun Nusa Tenggara Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 47

52 Kerajinan tenunan sudah lama dikenal masyarakat Nusa Tenggara. Kain tenun Nusa Tenggara memiliki ciri-ciri yang khas yaitu kainnya tebal dan pembuatannya lama sehingga tenun Nusa Tenggara cenderung mahal harganya. Serta tidak dapat digunakan sebagai pakaian sehari-hari hanya untuk digunakan pada acaraacara tertentu seperti upacara adat, perkawinan, upacara keagamaan, dan lain-lain. 6. Kain Tenun Dongala Kain tenun Dongala memiliki ciri khas yang mengandung nilai seni dan budaya yang tinggi. Bagi masyarakat Dongala terutama kaum wanitanya, bertenun merupakan kegiatan rutinitas. Tenun Donggala motif buya bumba Pembuatan tenun Dongala hampir sama dengan pembuatan tenun-tenun yang lain. Baik dari proses pewarnaan hingga penenunan. Proses pembuatan tenun Dongala tergantung pada corak tenun. Pembuatan corak tenun ini dibagi menjadi enam jenis 48 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

53 yaitu kain pelekat garusu, buya bumba, buya sabi, kombinasi buya dan subi. Di antara corak-corak tersebut yang paling sulit dan membutuhkan waktu yang lama adalah corak buya bumba. Untuk corak buya bumba ini dikerjakan dengan sangat hatihati, karena corak yang dihasilkan sangat banyak. Corak buya bumba memiliki ciri khas menarik. Tenun ini biasanya digunakan untuk pakaian pesta orang tua, untuk menjamu para tamu, serta acara duka. Kerajinan tenun Dongala sudah terkenal di Nusantara. Dalam menjaga kelestariannya, pemerintah kabupaten Dongala mengeluarkan perda yang tujuannya untuk melestarikan kerajinan tenun Dongala agar tidak diduplikasi oleh pihak lain, dan menghakpatenkan tenun Dongala. 7. Tenun ATBM Tenun ATBM Tenun ATBM yang dikenal dengan istilah alat tenun bukan mesin, dimanfaatkan sebagai dekorasi rumah. Tenun ATBM ini mempunyai ciri khas yang menarik, yaitu tenun ini dikombinasikan lukisan dengan rangkaian tali, kancing batok kelapa, tarsel, dan Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 49

54 sebagainya. Dekorasi ruangan dengan menggunakan tenun ATBM ini sangat cocok bagi orang yang ingin menciptakan suasana back to nature di rumahnya. Untuk menata sebuah rumah bergaya natural, unsur kesederhanaan merupakan sesuatu hal yang harus diperhatikan. Kesederhanaan yang dimaksud adalah penggunaan bahan-bahan yang relatif sederhana. Bahan tenunan ini sangat sederhana, bentuknya pun unik sehingga cocok untuk dijadikan dekorasi rumah. Selain menggunakan dekorasi tenun ATBM dan alat-alat perkakas rumah yang sederhana. Unsur penting yang harus diperhatikan adalah menyesuaikan barang-barang dengan ukuran ruang yang tersedia. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan suasana back to nature di rumah anda. 8. Tenun Alor Bagi masyarakat Alor, kerajinan tenun sudah dikenal sejak lama. Di Alor terbagi lima daerah basis tenun dan masing masing daerah mempunyai ciri khas. Pembagian daerah ini berdasarkan pada warna dan motif tenun. Kelima basis daerah tenunan itu adalah Kui, Batu Lolong, Kolana, Baranusa, dan Alor. Masingmasing daerah mempunyai ciri khas tenunan yang berbeda seperti berikut ini. - Daerah Kolana, Kui, dan Batu lolong terkendal dengan tenun songket. - Ternate, Pulau Buaya, Baranusa, Koli, Jahi, dan Alor Kecil terkenal dengan tenun ikat, yang masing-masing daerah memiliki warna dan motif tersendiri. 50 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

55 Berdasarkan motif atau pembuatan ragam hias, tenunan Alor terdiri atas tiga jenis yaitu tenun ikat, tenun songket, dan tenun buna. Pada tenun ikat pembuatan ragam hias dengan cara mengikat benang lungsi kemudian diproses dengan pewarnaan tradisional. Pembuatan ragam hias pada tenun songket dilakukan dengan cara menambah benang pakan. Sementara pada tenun buna, ragam hias dibuat dari proses penggandaan benang lungsi. Tenun Alor Pada zaman dahulu, hasil kerajinan tenun Alor hanya berupa sarung, selimut, dan selendang. Pemanfaatannya pun masih sangat terbatas hanya sebagai alat pelindung tubuh, status sosial, upacara adat, mas kawin, serta menurut mitos ada corak atau desain tertentu yang akan melindungi pemakainya dari gangguan alam, bencana, atau roh jahat. Pada mulanya motif atau desain tenun Alor sangat sederhana dan monoton. Hal ini disebabkan karena motif-motif tersebut merupakan warisan turun-temurun. Biasanya motif-motif tersebut berupa fauna (zoomorphic), manusia (antromorph), tumbuhan Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 51

56 (flora) serta replika ragam hias kain patola. Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan konsumen saat ini, maka ukuran, motif, warna, dan jenis kain tenun yang dihasilkan pun tidak hanya berupa sarung, selimut, dan selendang saja. Kini kerajinan tenun Alor bisa digunakan sebagai rompi, bahan pakaian safari, kain gorden, gaun terusan perempuan, dan lain-lain. Beberapa penenun di Alor masih ada yang menggunakan alat tenun secara tradisional. Pengerjaan tenun ini dimulai dari pembersihan kapas yang disebut dengan bareha dan dilanjutkan dengan proses menggulung kapas menjadi benang. Benang tersebut digulung menjadi bola-bola. Proses pewarnaan tenunan dilakukan sampai tiga kali dengan menggunakan bahan pewarnaan yang berasal dari pohon kosambi dan daun turi. Selanjutnya proses pemintalan dan pencelupan kapas dengan daun, akar, dan kulit. Proses pemintalan ini apabila dilakukan dengan tradisional dan bahan pewarna alami, pastinya akan membuat perbedaan pada hasil tenunan alami dan sintetis. Perbedaan tenun ikat atau songket yang menggunakan bahan kapas dan pewarna alami memiliki warna tidak seterang warna pada tenun ikat dan songket yang terbuat dari bahan sintetis. Selain poses pembuatannya yang memakan waktu dan tenaga. Tenun alami juga mengalami kendala dalam hal pengadaan kapas. 9. Tenun Batak atau Kain Ulos Ulos adalah kain tenun tradisional khas Batak. Bagi masyarakat Batak kerajinan tenun merupakan warisan secara turun temurun. Ulos memiliki berbagai macam jenis, ukuran, dan tujuan pemakainya. Macam-macam jenis itu antara lain seperti ulos 52 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

57 sadum, pinussan, mangiring, bintang maratur, sirara, sitoluntulo, bolean, jeumbat, si bolong, suri-suri, tum-tuman, ragi hotang, ragi pangko, runjat, djobit, simarindjamisi, ragi, dan lain-lain. Motif Tenun Ulos Keanekaragaman nama-nama ulos tersebut telah membuktikan bahwa kerajinan tenun merupakan kegiatan rutinitas masyarakat Batak terutama kaum wanitanya. Bahkan bertenun juga dijadikan mata pencaharian sampingan bagi mereka. Mata pencaharian utama masyarakat Batak adalah bertani. Mereka bertenun pada saat waktu luang untuk mengisi waktu luang. Proses pembuatan kain ulos dilakukan dengan cara teknik ikat lungsi, yaitu dengan cara mengikatkan benang yang disusun memanjang pada alat tenun. Selain untuk membuat ulos teknik ikat lungsi juga dikenal luas pada masyarakat Dayak, Sumba, Flores, Toraja, dan lain-lain. Teknik ikat lungsi diduga berasal dari Asia Tenggara. Hal ini dibuktikan dengan adanya alat tenun yang Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun 53

58 memakai kayu di pinggang dengan ragam hias berbentuk geometris, pohon hayat, dan manusia. Berikut ini cara membuat kain ulos. Kain Ulos a. Pertama keraskan dahulu benang dengan lem atau kanji, dengan alat yang dinamakan unggas dan pengunggasan. Mengeraskan benang ini dilakukan untuk membuat benang lungsi kuat. Hal ini karena pada saat menenun benang akan dirapatkan dan ditarik-tarik. b. Setelah diunggas, benang dikeringkan. Lalu digulung dengan alat pengulhulan dengan cara diputar. c. Proses selanjutnya adalah bertenun. Caranya dengan memasukan benang ke dalam alat tenun yang terbuat dari kayu. Alat tenun ini terdiri dari beberapa bagian seperti berikut. - Hasoli adalah gulungan benang pada sebatang lidi sepanjang kira-kira 30 cm. 54 Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik sudah dikenal sekitar abad ke-13, yang pada saat itu masih ditulis dan dilukis pada

Lebih terperinci

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal BAB I GAMBARAN USAHA 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Seni batik di Indonesia usianya telah sangat tua, namun belum diketahui secara pasti kapan mulai berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa. Banyak negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Definisi Batik Batik, adalah salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia, Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan pangan berupa makanan, sandang berupa pakaian, dan kebutuhan

Lebih terperinci

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN Di Usulkan Oleh: 1.RINA ANJARSARI

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari : 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari : Internet Wawancara dengan owner Survey terhadap target audience 2.2 DATA UMUM

Lebih terperinci

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...ii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...ix. DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. ABSTRAK...ii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...ix. DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI PERNYATAAN...i ABSTRAK......ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR......ix DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk generasi selanjutnya hingga sampai saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk generasi selanjutnya hingga sampai saat ini. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan dilestarikan dan di wariskan secara turun menurun dari nenek moyang terdahulu untuk generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan

Lebih terperinci

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL TEKNIK RAGAM JENIS PENGERTIAN DAN HIAS SIFAT BAHAN TEKSTIL BAHAN PEWARNA TEKSTIL Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang besar dan memiliki berbagai macam kebudayaan, mulai dari tarian, pakaian adat, makanan, lagu daerah, kain, alat musik, lagu,

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

Alat dan Teknik Rekarakit Nusantara

Alat dan Teknik Rekarakit Nusantara ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA 101 Alat dan Teknik Rekarakit Nusantara A. RINGKASAN Dalam bab terdahulu kita telah mempelajari berbagai pengetahuan tentang teknik rekalatar, alat, dan bahan, beserta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Potensi Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang berarti keras, kuat. Dalam pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

MEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN

MEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN BAB II MEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN II.1 Batik Batik merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang sudah ada sejak lama. Pengertian batik itu sendiri adalah suatu proses teknik pembuatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kerajinan batik itu sendiri yang juga ditopang oleh peningkatan sumber daya

I. PENDAHULUAN. kerajinan batik itu sendiri yang juga ditopang oleh peningkatan sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni kerajinan batik hingga kini tetap berkembang di daerah tertentu di tanah air. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis identitas budaya nasional ini mampu bertahan hidup

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik

Lebih terperinci

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi Oleh: Nyoman Tri Ratih Aryaputri Mahasiswa Program Studi Seni Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar Email: triratiharyaputri3105@gmail.com

Lebih terperinci

Ujian Tengah Semester Pengenalan Teknologi Dasar (PTD) Kelas VII

Ujian Tengah Semester Pengenalan Teknologi Dasar (PTD) Kelas VII Ujian Tengah Semester Pengenalan Teknologi Dasar (PTD) Kelas VII 1. Batik berasal dari kata amba dan tik yang berarti... a. Menggambar, titik c. Menulis, garis b. Menulis, titik d. Menggambar, garis 2.

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD)

PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) Pengenalan Teknologi Dasar Kelas VII PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) KELAS VII Disusun Oleh : BAB I PENGENALAN BATIK 1.1 DEFINISI BATIK Dari segi etimologi (bahasa), Batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Di zaman yang sudah modern saat ini dan masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi Di Indonesia gaya bohemian ini sangat

Lebih terperinci

Bab 2 DATA DAN ANALISIS. Data dan sumber informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini

Bab 2 DATA DAN ANALISIS. Data dan sumber informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini Bab 2 DATA DAN ANALISIS 2.1 Sumber Data Data dan sumber informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain: 1. Wawancara dengan pihak terkait :

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Sintesis Perancangan sistem merupakan suatu kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan inti dari semua proses yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kain Tenun merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia, karena keberadaannya merupakan salah satu karya Bangsa Indonesia yang tersebar luas diseluruh kepulauan

Lebih terperinci

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Secara Umum, Pengertian Seni Kriya adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pengertian Busana Manusia adalah makhluk yang berbudaya, dengan kebudayaan itu manusia mampu menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan budaya Indonesia seperti: ragam suku, ragam bahasa, dan ragam pakaian adat yang salah satunya berbahan

Lebih terperinci

Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya

Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya kerajinan batik,batik merupakan warisan budaya indonesia. kerajinan pahat, kerajinan yang membutuhkan ketekunan. kerajinan ukir, adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negeri yang kaya akan sejarah, budaya, dan kekayaan alamnya. Sejak masih jaman Kerajaan, masyarakat dari seluruh pelosok dunia datang ke

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka Tujuan dari penelitian ini adalah memperkenalkan kepada khalayak ramai tentang batik Salatiga, dengan menggunakan sarana buku. Untuk itu penting bagi peneliti memahami dengan baik

Lebih terperinci

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB III SURVEY LAPANGAN BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang

I. PENDAHULUAN. Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang berkembang, tetapi juga di negara-negara maju. Di Indonesia, walaupun pada awalnya

Lebih terperinci

Kerajinan dan Wirausaha Tekstil

Kerajinan dan Wirausaha Tekstil Kerajinan dan Wirausaha Tekstil SEKOLAH TUNAS BANGSA KUBU RAYA PONTIANAK 2016/2017 Email : sitimustiani@gmail.com Web : http://www.sitimustiani.com Tujuan Pembelajaran Mengidentifikasi karya kerajinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan

Lebih terperinci

Tahun 1970-an batik Indonesia diunggulkan sebagai busana resmi di Indonesia oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

Tahun 1970-an batik Indonesia diunggulkan sebagai busana resmi di Indonesia oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. PEMBERDAYAAN BATIK Oleh Suciati, S.Pd., M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil tersebar di sepanjang garis khatulistiwa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang terdiri dari pulau- pulau yang membentang luas memiliki ragam suku bangsa beserta adat istiadat yang terbentuk akibat percampuran ras dan kebudayaan

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01 DOKUMEN SEKOLAH SANGAT RAHASIA UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Mata Pelajaran Tata Busana/Ketrampilan Paket 01/Utama Hari/Tanggal... Waktu 08.30 09.30 (60 menit) P - 01 PETUNJUK UMUM :

Lebih terperinci

BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL. A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek,

BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL. A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek, 53 BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek, Kabupaten. Tuban. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa masyarakat sekitar menyebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Wallpaper adalah sejenis bahan yang digunakan untuk melapisi dan menghias dinding untuk kebutuhan interior rumah, kantor, atau fungsi bangunan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Karya Sejenis a. Bohemian Style Produk 1 : Baju Blouse Lengan Kalong Gambar 2. 1 Baju Blouse (Sumber: www.pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat Indonesia yang tinggal di Kepulauan Nusantara dengan bangga dalam hal keanekaragaman kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengertiannya yang paling umum, pakaian dapat diartikan sebagai penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung tubuh terhadap hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut sejarah seni kerajinan di Indonesia sudah ada semenjak zaman pra sejarah yaitu zaman Neolitikum. Pada saat itu manusia mulai pada perkembangan hidup menetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom adalah semua bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom adalah semua bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman, atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti rok, dress, atau pun celana saja, tetapi sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Indonesia tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh wilayahnya. Setiap daerah di Indonesia memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

Gambar sampul adalah hasil modifikasi gambar yang diambil dari kratonpedia.com

Gambar sampul adalah hasil modifikasi gambar yang diambil dari  kratonpedia.com BATIK oleh : Herry Lisbijanto Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku

Lebih terperinci

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM TUGAS PRAKARYA KERAJINAN DARI BAHAN ALAM Oleh: NAMA : FARHAN ARIYANDI SAPUTRA KELAS : VII D SMP YKPP DUMAI T.A 2015/2016 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Mata Kuliah Kriya Tekstil dan Batik III Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya Tekstil dan Batik II. Mata kuliah Kriya Tekstil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh manusia. Hal ini berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan, yang biasanya selalu dilakukan

Lebih terperinci

BATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE. Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI

BATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE. Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI BATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI Nama Djawa Hokokai mengikuti nama organisasi propaganda Jepang yaitu organisasi Putera menjadi Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sekitar 500 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh kebudayaan India,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, yang diiringi dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, telah membawa manusia kearah modernisasi dan globalisasi.

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT. Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016.

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT. Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016. SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016. Yth. Pimpinan dan Pengurus Yayasan Batik Indonesia; Yth. Pimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang penuh akan keanekaragaman budaya. Salah satu keanekaragamannya dapat dilihat pada perbedaan dalam pakaian adat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan disimpulkan hasil penellitian yang telah dilakukan dalam penulisan skripsi yang berjudul Tenun Songket Palembang 1980-2000 (Kajian Sosial Budaya Tentang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata songket memiliki banyak definisi dari beberapa beberapa para ahli yang telah mengadakan penelitian dan pengamatan terhadap kain songket. Menurut para ahli

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik (nasional) maupun dimasa internasional, dimana untuk memenangkan persaingan perusahaan

Lebih terperinci

Ragam Hias Tenun Songket Nusantara

Ragam Hias Tenun Songket Nusantara RAGAM HIAS TENUN SONGKET NUSANTARA 115 Ragam Hias Tenun Songket Nusantara A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan mempelajari kebiasaan masyarakat Nusantara dalam membuat hiasan, khususnya menghias dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Dalam perancangan produk clothing ini penulis melakukan analisa pada masing-masing produk yang akan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika BAHAN AJAR BAGIAN III SEJARAH MODE PERKEMBANGAN BENTUK DASAR BUSANA DI NEGARA TIMUR A. Thailand Thailand adalah salah satu negara tetangga Indonesia sehingga busan antara kedua negara tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Barat yang berbentuk selendang.

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Barat yang berbentuk selendang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu warisan budaya Indonesia yang berasal dari daerah Kalimantan Barat adalah tenun ikat Dayak. Tenun ikat Dayak merupakan salah satu kerajinan tradisional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Batik merupakan salah satu ciri khas kebudayaan Indonesia yang telah menjadi warisan peradaban dunia. Jenis corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang

Lebih terperinci

BUSANA TENUN IKAT TRADISIONAL KAB. KUPANG

BUSANA TENUN IKAT TRADISIONAL KAB. KUPANG BUSANA TENUN IKAT TRADISIONAL KAB. KUPANG Kegiatan menenun merupakan warisan ketrampilan turun temurun serta garis penghubung antar generasi yang sampai saat ini masih tetap dipertahankan dan tersebar

Lebih terperinci

Ragam Hias Kain Sulam dan Terapan Lainnya

Ragam Hias Kain Sulam dan Terapan Lainnya BAHAN DASAR TEKSTIL NUSANTARA 71 Ragam Hias Kain Sulam dan Terapan Lainnya A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari asal usul kain yang ragam hiasnya dibentuk dengan cara teknik sulam. Di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu seni budaya Indonesia yang sudah menyatu dengan masyarakat Indonesia sejak beberapa abad lalu. Batik menjadi salah satu jenis seni kriya yang

Lebih terperinci

Written by Anin Rumah Batik Tuesday, 06 November :59 - Last Updated Tuesday, 06 November :10

Written by Anin Rumah Batik Tuesday, 06 November :59 - Last Updated Tuesday, 06 November :10 Pada awalnya batik dibuat di atas bahan berwarna putih yang dibuat dari kapas (kain mori). Sekarang ini semakin berkembang dengan bahan-bahan semacam sutera, poliester, rayon, dan bahan sintetis lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini komunikasi modern, pendidikan, serta proses modernisasi telah membawa banyak dampak. Terutama pada perubahanperubahan dalam masyarakat dan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah salah satu tekstil tradisi yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah salah satu tekstil tradisi yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan tekstil di era modern seperti sekarang ini semakin dibutuhkan.batik adalah salah satu tekstil tradisi yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian

Lebih terperinci

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK Terbentuknya kain tenun, pada mulanya manusia purba menemukan cara membuat tambang, kemudian tali dan juga benang dari tumbuhantumbuhan merambat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri kreatif merupakan kumpulan aktivitas terkait dengan penciptaan atau penggunaan ilmu pengetahuan dan informasi untuk menciptakan nilai dan pemecahan

Lebih terperinci

Batik Tulis TradBatik Tradisional Tuban

Batik Tulis TradBatik Tradisional Tuban Batik Tulis TradBatik Tradisional Tuban Keberadaan profesi pengrajin batik tulis tradisional sekarang ini hampir-hampir merupakan pekerjaan yang telah banyak ditinggalkan oleh banyak orang, karena ketrampilan

Lebih terperinci

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and

BAB I PENDAHULUAN. dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dunia internasional, batik Indonesia telah mendapatkan penghargaan dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of

Lebih terperinci

BAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN

BAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN BAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN 3.1 Pengertian Pakaian Adat Pakaian adat yaitu semua kelengkapan yang dipakai oleh seseorang yang menunjukkan kebudayaan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi, isu perdagangan global dan kesadaran akan pentingnya peran konsumen telah mengakibatkan banyak perubahan pada kondisi persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi (budi atau akal) diartikan hal-hal yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami masyarakat

Lebih terperinci

Maulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

Maulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin PKMK-2-9-2 PENYULUHAN DAN PELATIHAN PENGRAJIN KAIN SASIRANGAN DI KELURAHAN SEBERANG MESJID KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH KOTA BANJARMASIN DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU DAN KUALITAS SASIRANGAN Maulana Achmadi,

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi BAB II DATA DAN ANALISA 2. 1 Data dan Literatur Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh dari: 1. Media elektronik: Internet 2. Literatur: Koran, Buku 3. Pengamatan langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki beranekaragam kebudayaan. Budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau dengan beragam suku dan budaya di tiap-tiap daerah. Dari tiap-tiap daerah di Indonesia mewariskan berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki moto atau semboyan Bhineka Tunggal Ika, artinya yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun pada hakikatnya bangsa

Lebih terperinci