KEADAAN UMUM LOKASI. Letak dan luas. dalam wilayah administrasi Kabupaten Kapuas Hulu, Propinsi Kalimantan Barat.
|
|
- Sri Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Danau Sentaru m # Selimbau KEADAAN UMUM LOKASI Letak dan luas Di Hulu Sungai Kapuas, terdapat kawasan dataran banjir (flood plain) yang dikenal sebagai Danau Sentarum. Sebelumnya kawasan ini berstatus Suaka Margasatwa yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 757/Kpts-II/Um/10/1982 tanggal 12 Oktober 1982 dengan luas Ha. Sejalan dengan perkembangannya, pada tanggal 4 februari 1999 dengan SK No.34/Kpts-II/1999 berubah menjadi Taman Nasional. Luas seluruh kawasan TNDS adalah ha, ditambah dengan ha yang diusulkan sebagai daerah penyangga. Danau ini merupakan danau musiman satu-satunya hutan rawa air primer di Kalimantan Barat dan mempunyai tingkat keunikan yang tinggi, berada di sebelah cekungan sungai Kapuas, sekitar 700 km dari muara yang menuju laut Cina Selatan. Danau Sentarum yang menurut posisi geografisnya terletak pada 0 o 40' - 0 o 55' LU dan 112 o 00' o 25' BT. Secara administratif, Danau Sentarum berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Kapuas Hulu, Propinsi Kalimantan Barat PETA KAWASAN TNDS KAPUAS HULU KALBAR Skala 1 : N 1 1 Legenda : 0 0 Kawasan TNDS Kab. KAPUAS HULU KODYA PONTIANAK -1-1 Batang Lupar Ba dau -2-2 Semitau Embau TNDS km Sumber Peta : PIKA Bogor, 2002 Gambar 4. Peta kawasan TNDS di Kabupaten Kapuas Hulu Kalbar.
2 17 Daerah Tingkat II Putussibau, terletak pada 5 kecamatan, yaitu kecamatan Semitau (disebelah Barat), Batang Lupar dan Badau (disebelah Utara), Selimbau (disebelah Selatan), dan Embau (disebelah Timur) kabupaten kapuas hulu Kalimantan Barat (Data administratif Kecamatan Selimbau, 2006). Peta batas kecamatan TNDS di Kapuas Hulu dapat dilihat pada Gambar PETA BATAS KECAMATAN TN DS DI KAPUAS HU LU N W E Batang Lupar Badau Danau Sentarum # Semitau Selimbau Em bau Legenda : # Danau Sentarum Batas K awas an TN D S Batas Kecamatan : Badau Batang Lupar Em bau Selim bau Sem itau S Skala 1 : km Sumber Peta : PIKA Bogor, 2002 Gambar 5. Peta batas Kecamatan TNDS di Kabupaten Kapuas Hulu Kalbar. Iklim Data iklim meliputi data curah hujan, suhu udara, dan kelembaban nisbi di lokasi penelitian berdasarkan data dari Stasiun Pangsuma Putussibau. Secara umum, kawasan TNDS termasuk dalam iklim tropis basah dengan curah hujan tinggi hampir sepanjang tahun, dengan curah hujan tahunan berkisar antara 4000 mm/tahun. Musim kemarau terjadi antara bulan Juli sampai September dengan tingkat curah hujan terendah 115 mm pada bulan Juli. Sedangkan musim penghujan terjadi antara Oktober sampai Juni dengan curah hujan bulanan berkisar antara 394 mm atau bahkan lebih, dengan tingkat curah hujan tertinggi 653 pada bulan Desember.
3 CH (mm) Jan Febr Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Sumber data : Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Wilayah II Pangsuma Putussibau Gambar 6. Histogram curah hujan rata-rata bulanan Stasiun Pangsuma Putussibau ( ) Suhu udara rata-rata bulanan pada kawasan Danau Sentarum relatif sama di semua wilayah yaitu 27,2 C. Fluktuasi suhu udara bervariasi antara 23,1 C- 33,3 C dengan nilai terendah yaitu pada bulan Juni dan nilai tertinggi pada bulan Juli. Pada wilayah rawa yang selalu basah ini, kelembaban nisbi udara rata-rata bulanan selalu tinggi sepanjang tahun. Kelembaban nisbi terendah 78% pada bulan Februari dan tertinggi 87% pada bulan Januari. ( % ) Kelembaban Nisbi Udara ( C ) Suhu Udara Jan Febr Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Sumber data : Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Wilayah II Pangsuma Putussibau Gambar 7. Grafik suhu udara dan kelembaban nisbi udara rata-rata bulanan Stasiun Pangsuma Putussibau ( )
4 19 Topografi Kawasan ini relatif rendah, dengan ketinggian antara m dpl. Keadaaan topografi TNDS sebagian besar datar dengan kelerengan di bawah 5% dikelilingi oleh perbukitan, dapat mencapai 400 meter dpl dan daerah perbukitan yang terdekat berjarak sekitar 500 meter. Vegetasi yang tumbuh di perbukitan memiliki habitat yang jauh berbeda dengan vegetasi hutan dataran rendah disekitarnya yang selalu tergenang. Kawasan ini merupakan cekungan dan merupakan daerah tangkapan hujan satuan wilayah sungai kapuas (Hadhi, 1996). Dilihat dari ketinggian Danau Sentarum tampak seperti hamparan danau luas tertutup air, dengan pulau-pulau berhutan yang umumnya tergenang. Saat musim kemarau, danau melepaskan air ke Sungai Kapuas secara perlahan-lahan sehingga air danau semakin surut. Saatnya air danau kering, terlihat aliran sungai yang dangkal dan banyaknya genangan. Jika kekeringan berlanjut, permukaan danau terlihat retak-retak. Tanah Menurut peta tanah Kalimantan Barat skala 1: (LPT Th. 1972) jenis tanah pada kawasan ini adalah Organosol Glei Humus dengan bahan induk alluvial (Hadhi, 1996). Selanjutnya Giesen & Aglionby (2000) menyebutkan pada kawasan TNDS tanah yang berlereng terdiri dari tanah liat yang miskin hara dan pasir yang sedikit tanah liat dan kapur. Hadhi (1996) menyebutkan bahwa secara umum keadaan tanah di kawasan ini dibagi ke dalam dua kategori yaitu tipe tanah dengan sedimen yang halus dan gambut yang berasal dari hanyutan air, dan tipe tanah gambut, glei humus dan Podsolid Merah Kuning (PMK), secara umum tanah pada kawasan ini mempunyai sedikit sekali status hara dan tidak subur.
5 20 Geologi Sedangkan keadaan geologinya relatif sederhana. Kawasan TNDS sebagian besar terdiri dari liat dan liat koalin yang terdapat di lembah danau yang berasal dari tanah gembur di dasar bukit. Pembukaan kawasan akan terlihat selama musim kering (Juni-September). Giesen (1987) menyatakan bahwa kawasan ini secara garis besar di tutupi sedimen quarter (liat, pasir, dan aluvial), formasi tertier (batu pasir, batu bara, dan batu cadas). Hidrologi Menurut Giesen (1995) bahwa danau air tawar dan hutan tergenang memiliki keunikan tersendiri. Danau dan rawa yang dangkal serta teras-teras rendah yang sangat luas, aliran utama yang masuk ke danau Sentarum adalah sungai Embaloh Leboyan. TNDS merupakan daerah retensi/luapan banjir (retarding basin) dari sungai Kapuas. Berdasarkan studi ODA (Overseas Development Administration), TNDS dapat menyerap 25% luapan sungai kapuas dan saat kemarau 50% air dari danau tersebut mengalir ke sungai Kapuas yang memberikan konstribusi cukup berarti bagi sungai Kapuas di musim kemarau. Tinggi permukaan air danau mengalami fluktuasi yang sangat drastis selama beberapa tahun, walaupun air tanah di seluruh kawasan naik turun rata-rata sekitar meter/tahun dengan kisaran di atas 15 meter. Mekanisme pasang surut terjadi secara berkala dan telah berlangsung selama ribuan tahun. Kehidupan flora, fauna dan manusia di sekitar DAS Kapuas bagian hulu telah beradaptasi dengan kondisi alam yang khas ini. Giesen (1987) memperkirakan kekeringan danau-danau ini berkaitan dengan pengurangan curah hujan bulanan di bagian hulu DAS Sungai Kapuas. Periode kering mulai terjadi pada bulan April, dan mencapai puncaknya pada bulan Agustus. Muka air danau akan kembali naik pada bulan September, dengan pasang tertinggi terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari. Tanah gambut di sekitar danau tersebut berpotensi sebagai penyimpan air cukup tinggi yaitu sampai 12 kali dari berat keringnya. Air cenderung berwarna hitam/gelap, tingkat kesuburan/kandungan nutrisi di perairan tanah tersebut rendah
6 21 sekali, karena penetrasi cahaya matahari yang masuk kedalam air sangat rendah dan tingkat keasaman air cukup tinggi. Aliran Sungai Tawang dan Kapuas merupakan potensi untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dan sebagai air baku yang potensial untuk memenuhi kebutuhan penduduk disekitar aliran sungai kapuas dan kecamatan-kecamatan terdekat. Keunikan Ekosistem Menurut Anshari (2006), sungai Kapuas dan Danau Sentarum merupakan ekosistem lahan basah yang sangat tua. TNDS terdiri atas sekumpulan danau musiman (23%), berwarna hitam kemerahan, yang muka airnya sangat tergantung atas curah hujan, dan limpasan air dari sungai kapuas, juga berbagai hutan rawa yang unik (49%). Danau-danau mengalami dua fase, yaitu fase basah dan fase kering secara berkala selama 3 bulan berturut-turut. Kekeringan total air di dalam TNDS akibat berkurangnya curah hujan di bagian hulu Sungai Kapuas, akibat penggundulan hutan sehingga kapasitas lahan untuk menyimpan air menjadi berkurang, juga perubahan pola curah hujan (Anshari, 2006). Tipe Ekosistem TNDS berkarakter hutan rawa pinggir danau yang pasang surut dipengaruhi cuaca dan iklim. Sebagian besar kawasan TNDS merupakan ekosistem dataran rendah berupa kumpulan danau-danau hamparan banjir yang hampir tidak ditumbuhi tumbuhan air. Namun dibeberapa danau yang berhubungan dengan Sungai Kapuas kita dapat menemukan Enceng Gondok, rumput kumpai serta rumput senarai. Secara umum vegetasi di tiga areal penelitian merupakan formasi vegetasi rawa yang khas secara keseluruhan. Dari tujuh tipe ekosistem hutan rawa yang ada di TNDS (Giesen, 1987), terdapat tiga tipe ekosistem hutan rawa dilokasi penelitian, yaitu :
7 22 Tabel 2. Tipe ekosistem di lokasi penelitian Tipe Ekosistem Tipe habitat di lokasi penelitian Jenis yang umum dijumpai di lokasi penelitian Hutan rawa gelgah* Hutan rawa Hutan rawa terhalang Hutan rawa Hutan rawa pepah Hutan rawa, peralihan, rawa gambut Barringtonia acutangula, Ixora mentangis, Carralia bracteata, Memecylon edule Mesua hexapetalum, Vatica manungau, Diospyros coriaceae Diospyros abnormis, Vitex pinnata Hutan rawa tepian* Hutan rawa Fragraea fragrans Hutan rawa gambut* Hutan rawa, peralihan, rawa gambut Dryobalanops abnormis, Gluta wallichii, Cotylelobium burkii Hutan dataran rendah Hutan rawa Vatica rassak Hutan kerangas Hutan rawa, peralihan, rawa gambut Timonius salicifolius Sumber : Giesen, 1987 Keterangan : * tipe ekosistem yang ditemukan di lokasi penelitian Flora di TNDS Tumbuhan kawasan TNDS tercatat lebih dari 500 spesies, termasuk kedalam 99 famili (Giesen, 2000), 262 spesies terdapat di hutan tergenang yang terdiri dari pohon dan semak belukar, jenis-jenis anggrek dan jenis parasit, tumbuhan obat-obatan, selain itu terdapat spesies rumput air yang tidak biasa dan terdapat spesies endemik (Giesen & Agloinby, 2000). Dari seluruh flora di TNDS, hanya sedikit saja yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan tersebut. Pemanfaatan sumber daya alam selain berupa kayu bulat seperti tembesu dan kawi, juga sebagai kayu konstruksi, sumber buah-buahan, sayuran, rotan, obat-obatan, bahan pewarna, tali dan lain-lain. Dari 207 jenis flora yang tercatat, hanya 3% saja yang digunakan untuk kayu bakar (Anshari, 2006).
8 23 Fauna di TNDS Kawasan TNDS juga memiliki sejumlah fauna yang beraneka ragam, yang tercatat sebagai salah satu habitat ikan air tawar terlengkap di dunia, daerah penyedia sekaligus sebagai pemasok terbesar ikan hias air tawar diantaranya adalah Arwana (Sclerophages formosus) jenis super merah (Super red dragon fish) dan Ulang uli (Botia macracranthus) yang berhasil menembus pasaran internasional dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi (Giesen & Agloinby, 2000). Pada kawasan ini tercatat paling tidak 120 jenis ikan termasuk jenis yang langka serta bernilai tinggi, sekitar 250 spesies burung, 143 spesies mamalia, tiga jenis buaya, dan lusinan tumbuhan yang juga hanya ada di Danau Sentarum. Fauna lain yang langka dan dilindungi namun terancam punah di antaranya : Ora, kelompok-kelompok bekantan (Nasalis lavartus), Siamang/ungka (Hylobates muelleri), Beruang madu (Helarctos malayanus), Macan Dahan (Neofelis nebulosa), Layang-layang (Hirundapus giganteus), Bangau Susu (Ciconia starmii), Burung ruwai (Argusianus argus), Karau paruh merah (Ciconia stormi), dan beberapa jenis fauna lainnya (Anshari, 2006). Sosial Ekonomi Masyarakat Kawasan TNDS menghasilkan berbagai sumber daya alam sehingga menarik minat manusia untuk datang dan tinggal di kawasan ini. Penduduk yang bermukim di kawasan TNDS memiliki budaya/etnis yang berbeda yaitu suku Melayu dan suku Dayak (Dayak Iban, Embaloh dan Kantu'). Suku melayu merupakan mayoritas penduduk kawasan TNDS dan mempunyai peranan yang lebih besar terhadap masyarakat disekitar kawasan.
9 24 Aksesibilitas Kawasan TNDS terletak di Dati II Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat. Untuk mencapai kawasan TNDS dapat digunakan transportasi umum (bus umum) dari Pontianak menuju Semitau selama ± 15 jam. Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan transportasi air (motor bandung) dari kecamatan Semitau menuju kecamatan dibagian utara, yaitu Lanjak dan Badau yang berbatasan dengan Malaysia, sungai Tawang, Kapuas dan Nibung merupakan sarana perjalanan jalur sungai menuju Danau Sentarum.
PENYEBARAN DAN KARAKTERISTIK TEMPAT TUMBUH POHON TEMBESU
PENYEBARAN DAN KARAKTERISTIK TEMPAT TUMBUH POHON TEMBESU (Fragraea fragrans Roxb.) (Studi Kasus Di Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum Kapuas Hulu Kalimantan Barat) NESA ROSALIA SEKOLAH PASCASARJANA
Lebih terperinciKONDISI W I L A Y A H
KONDISI W I L A Y A H A. Letak Geografis Barito Utara adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah, berada di pedalaman Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 4 o
Lebih terperinci28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec
BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten
Lebih terperinciBAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak dan Luas Daerah penelitian mencakup wilayah Sub DAS Kapuas Tengah yang terletak antara 1º10 LU 0 o 35 LS dan 109 o 45 111 o 11 BT, dengan luas daerah sekitar 1 640
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI
26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta 4.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Secara geografis DI. Yogyakarta terletak antara 7º 30' - 8º 15' lintang selatan dan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi
BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai
Lebih terperinciKEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG
KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan tanggal 22 April sampai 9 Mei 2007 di hutan rawa habitat tembesu Danau Sumbu dan Danau Bekuan kawasan Taman Nasional Danau
Lebih terperinciKONDISI UMUM BANJARMASIN
KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI UMUM WILAYAH
16 BAB IV DESKRIPSI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis dan Administrasi Lokasi penelitian secara geografis terletak pada koordinat 0,88340 o LU- 122,8850 o BT, berada pada ketinggian 0-500 m dpl (Gambar
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi
IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinciIII. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN LOKASI STUDI
BAB III GAMBARAN LOKASI STUDI 3.1. Umum Danau Cisanti atau Situ Cisanti atau Waduk Cisanti terletak di kaki Gunung Wayang, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Secara geografis Waduk
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU
75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAERAH PENELITIAN
KARAKTERISTIK DAERAH PENELITIAN 4.1 Topografi dan Tata Sungai DAS Citarum Hulu merupakan suatu cekungan yang dikelilingi oleh pegunungan Tangkuban Perahu di daerah utara dengan puncaknya antara lain Gunung
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
7 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis Kabupaten Karawang Wilayah Kabupaten Karawang secara geografis terletak antara 107 02-107 40 BT dan 5 56-6 34 LS, termasuk daerah yang relatif rendah
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai
Lebih terperinciBAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di Jakarta dan Bogor untuk organisasi-organisasi tingkat nasional, di Pekanbaru dan Pontianak masingmasing untuk tingkat
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Curah Hujan Data curah hujan yang terjadi di lokasi penelitian selama 5 tahun, yaitu Januari 2006 hingga Desember 2010 disajikan dalam Gambar 5.1. CH (mm) 600 500 400
Lebih terperinciKONDISI UMUM PERUSAHAAN
KONDISI UMUM PERUSAHAAN Sejarah Kebun PT. National Sago Prima dahulu merupakan salah satu bagian dari kelompok usaha Siak Raya Group dengan nama PT. National Timber and Forest Product yang didirikan pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah aliran sungai (DAS) Cilamaya secara geografis terletak pada 107 0 31 107 0 41 BT dan 06 0 12-06 0 44 LS. Sub DAS Cilamaya mempunyai luas sebesar ± 33591.29
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, setelah Brazil (Anonimus, 2009). Brazil merupakan salah satu negara dengan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara 4.1.1 Kondisi Geografis Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, terletak di bagian selatan
Lebih terperinciDAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUNTANG, PROPINSI JAWA TENGAH
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUNTANG, PROPINSI JAWA TENGAH Oleh : Sri Harjanti W, 0606071834 PENDAHULUAN Daerah aliran sungai (DAS) merupakan suatu kesatuan wilayah tata air dan ekosistem yang di dalamnya
Lebih terperinciTanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala
Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang
Lebih terperinciTAMAN NASIONAL DANAU SENTARUM
TAMAN NASIONAL DANAU SENTARUM A. Sejarah Berdirinya Taman Nasional Danau Sentarum Penunjukan kawasan Danau Sentarum sebagai kawasan Suaka Alam untuk pertamakalinya pada tahun 1981 dengan status sebagai
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH
40 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Biofisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km 2, secara geografis terletak di koordinat 113 o 20 115 o 55 BT dan antara 0 o 53 48 0
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
16 5.1 Hasil 5.1.1 Pola curah hujan di Riau BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Data curah hujan bulanan dari tahun 2000 sampai dengan 2009 menunjukkan bahwa curah hujan di Riau menunjukkan pola yang sama dengan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta
Lebih terperinciDANAU SENTARUM. Gambar 1. Peta lokasi Danau Sentarum
DANAU SENTARUM Danau Sentarum merupakan bagian tak terpisahkan dari Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) yang berada di wi layah Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat. Letaknya kira-kira 700
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
26 III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Lokasi kawasan Gunung Endut secara administratif terletak pada wilayah Kecamatan Lebakgedong, Kecamatan Sajira, Kecamatan Sobang dan Kecamatan Muncang,
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
40 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Lokasi penelitian berada di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok seluas 462 ha. Secara geografis daerah penelitian terletak
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.
IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi CV. Jayabaya Batu Persada secara administratif terletak pada koordinat 106 O 0 51,73 BT dan -6 O 45 57,74 LS di Desa Sukatani Malingping Utara
Lebih terperinciIV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota
IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan
Lebih terperinciJenis Jenis Sumberdaya Alam di Indonesia ( Pertemuan ke-3 )
Jenis Jenis Sumberdaya Alam di Indonesia ( Pertemuan ke-3 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013 Standar Kompetensi 2. Memahami sumberdaya alam Kompetensi Dasar
Lebih terperinciKarakteristik Daerah Aliran Sungai Mamberamo Papua
Karakteristik Daerah Aliran Sungai Mamberamo Papua Disusun Oleh : Ridha Chairunissa 0606071733 Departemen Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Daerah Aliran Sungai
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas
42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kawasan Tahura WAR mencakup luas areal ,31 ha secara geografis
19 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Administrasi Kawasan Tahura WAR mencakup luas areal 22.249,31 ha secara geografis terletak diantara 105⁰ 02 42,01 s/d 105⁰ 13 42,09 BT dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Firdaus, 2012). Pembentukan wilayah pengelolaan hutan dilakukan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam PP No. 6 Tahun 2007 Pasal 1 angka 1, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) diartikan sebagai wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat
Lebih terperinciKondisi Sosial-Ekonomi Penduduk di sekitar kawasan Danau Sentarum, kalimantan Barat
Kondisi Sosial-Ekonomi Penduduk di sekitar kawasan Danau Sentarum, kalimantan Barat Disampaikan dalam acara Seminar Forest Honey & Forest Conservation : What is the Link? Oleh : Abet Nego Tarigan Deputy
Lebih terperinciPROSEDUR SERTIFIKASI SUMBER BENIH
LAMPIRAN 7 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.1/Menhut-II/2009 Tanggal : 6 Januari 2009 PROSEDUR SERTIFIKASI SUMBER BENIH A. Identifikasi dan Deskripsi Calon Sumber Benih 1. Pemilik sumber benih mengajukan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat 0 52 32-01 54 50 LS dan 101 48 57-101 49 17 BT. Beriklim tropis dengan ketinggian
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Inventarisasi Tahap inventarisasi merupakan tahap yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dan dibutuhkan pada perencanaan jalur hijau jalan ini. Berdasarkan
Lebih terperinciIII. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah
Lebih terperinciKeindahan Tersembunyi di Kalimantan Barat ( DANAU SENTARUM )
Keindahan Tersembunyi di Kalimantan Barat ( DANAU SENTARUM ) A. Fisiografi 1) Letak dan Cakupan Wilayah Danau Sentarum merupakan bagian dari Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) yang berada di wilayah
Lebih terperinciTabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95
Lebih terperinciBAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
22 BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Luas dan Lokasi Wilayah Merang Peat Dome Forest (MPDF) memiliki luas sekitar 150.000 ha yang terletak dalam kawasan Hutan Produksi (HP) Lalan di Kecamatan
Lebih terperinciPENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 217 ISBN: 978 62 361 72-3 PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA Esa Bagus Nugrahanto Balai Penelitian dan
Lebih terperinci3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi
3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware
Lebih terperincidampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau
dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau ABSTRAK Sejalan dengan peningkatan kebutuhan penduduk, maka kebutuhan akan perluasan lahan pertanian dan perkebunan juga meningkat. Lahan yang dulunya
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalimantan Selatan sebagai salah satu wilayah Indonesia yang memiliki letak geografis di daerah ekuator memiliki pola cuaca yang sangat dipengaruhi oleh aktifitas monsoon,
Lebih terperinciGambar 9. Peta Batas Administrasi
IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320
28 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Kepulauan Krakatau terletak di Selat Sunda, yaitu antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Luas daratannya sekitar 3.090 ha terdiri dari Pulau Sertung
Lebih terperinciINVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO
1 INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO (Johannes teijsmania altifrons) DI DUSUN METAH, RESORT LAHAI, TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH PROVINSI RIAU- JAMBI Yusi Indriani, Cory Wulan, Panji
Lebih terperinciKEADAAN UMUM 3.1 Lokasi, Administrasi, dan Transportasi 3.2 Geologi dan Bahan Induk
11 KEADAAN UMUM 3.1 Lokasi, Administrasi, dan Transportasi Desa Lamajang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat. Desa ini memiliki luas wilayah 1474 ha dengan batas desa
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Kawasan Taman Hutan Raya Pancoran Mas secara administratif terletak di Kota Depok, Jawa Barat. Luas Tahura Pancoran Mas berdasarkan hasil pengukuran
Lebih terperinciKAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas
KAJIAN UMUM WILAYAH Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi dirancang dengan kegiatan utamanya pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
Lebih terperinciIV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun
Lebih terperinciKONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok
IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
63 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Biofisik 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Letak Kota Ambon sebagian besar berada dalam wilayah Pulau Ambon yang secara geografis berada pada posisi astronomis
Lebih terperinciANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH
ANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH Nurmalita, Maulidia, dan Muhammad Syukri Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Syiah Kuala, Darussalam-Banda Aceh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang berpotensi untuk dikembangkan dan didayagunakan bagi pemenuhan berbagai kepentingan. Danau secara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keanekaragaman Hayati Tanah Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem pada suatu daerah.
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis Daerah penelitian terletak pada 15 7 55.5 BT - 15 8 2.4 dan 5 17 1.6 LS - 5 17 27.6 LS. Secara administratif lokasi penelitian termasuk ke dalam wilayah Desa
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Sub DAS Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7 59 46 LS
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon
KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6 1. Komponen tanah yang baik yang dibutuhkan tanaman adalah.... bahan mineral, air, dan udara bahan mineral dan bahan organik
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
27 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Ratah Timber merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang memperoleh kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola
Lebih terperinci19 Oktober Ema Umilia
19 Oktober 2011 Oleh Ema Umilia Ketentuan teknis dalam perencanaan kawasan lindung dalam perencanaan wilayah Keputusan Presiden No. 32 Th Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Kawasan Lindung
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2
SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2 1. Berikut ini yang tidak termasuk kegiatan yang menyebabkan gundulnya hutan adalah Kebakaran hutan karena puntung
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi
Lebih terperinciBMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG OUTLINE I. GEMPABUMI TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI (25 - oktober 2010); Komponen Tsunami Warning System (TWS) : Komponen Structure : oleh
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Wilayah Bodetabek Sumber Daya Lahan Sumber Daya Manusia Jenis tanah Slope Curah Hujan Ketinggian Penggunaan lahan yang telah ada (Land Use Existing) Identifikasi Fisik Identifikasi
Lebih terperinciKeberadaan lahan gambut selalu dikaitkan dengan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Kondisi lahan gambut yang unik dan khas menjadikan
Keberadaan lahan gambut selalu dikaitkan dengan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Kondisi lahan gambut yang unik dan khas menjadikan keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya juga memiliki
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI
24 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Sejarah Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu merupakan kawasan yang berubah peruntukannya dari kebun percobaan tanaman kayu menjadi taman wisata di Kota Palembang.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.
BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Metodologi merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki
Lebih terperinciBAB IV UJI KELAYAKAN PANTAI UJUNGNEGORO KABUPATEN BATANG SEBAGAI TEMPAT RUKYATUL HILAL A. UJI KELAYAKAN BERDASARKAN KONDISI GEOGRAFIS
BAB IV UJI KELAYAKAN PANTAI UJUNGNEGORO KABUPATEN BATANG SEBAGAI TEMPAT RUKYATUL HILAL A. UJI KELAYAKAN BERDASARKAN KONDISI GEOGRAFIS Seperti yang telah dijelaskan pada bab II, bahwa tempat yang layak
Lebih terperinciSTUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR
STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HERIASMAN L2D300363 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
I-1 BAB I 1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai (SWS) Pemali-Comal yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Brebes Provinsi Jawa
Lebih terperincimampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan
Latar Belakang Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang utama memegang posisi penting dalam kelestarian lingkungan. Kemerosotan kemampuan tanah yang ditunjukkan dengan meningkatnya laju erosi dari
Lebih terperinciStadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Stadia Sungai Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut. Dalam Bahasa Indonesia, kita hanya mengenal satu kata sungai. Sedangkan dalam Bahasa Inggris dikenal kata stream dan river.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sancang, Kecamatan Cibalong,, Jawa Barat, merupakan kawasan yang terletak di Selatan Pulau Jawa, yang menghadap langsung ke Samudera Hindia. Hutan Sancang memiliki
Lebih terperinciC. Potensi Sumber Daya Alam & Kemarintiman Indonesia
C. Potensi Sumber Daya Alam & Kemarintiman Indonesia Indonesia dikenal sebagai negara dengan potensi sumber daya alam yang sangat besar. Indonesia juga dikenal sebagai negara maritim dengan potensi kekayaan
Lebih terperinciEkologi Padang Alang-alang
Ekologi Padang Alang-alang Bab 2 Ekologi Padang Alang-alang Alang-alang adalah jenis rumput tahunan yang menyukai cahaya matahari, dengan bagian yang mudah terbakar di atas tanah dan akar rimpang (rhizome)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Kesampaian Daerah Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kampung Seibanbam II, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan.
Lebih terperinciDAMPAK PERUBAHAN KARAKTERISTIK HUJAN TERHADAP FENOMENA BANJIR DI AMBON
DAMPAK PERUBAHAN KARAKTERISTIK HUJAN TERHADAP FENOMENA BANJIR DI AMBON Happy Mulya Balai Wilayah Sungai Maluku dan Maluku Utara Dinas PU Propinsi Maluku Maggi_iwm@yahoo.com Tiny Mananoma Fakultas Teknik
Lebih terperinci4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km
Lebih terperinciPemanfaatan Pintu Pengendali Muka Air Di Jaringan Sub Kuarter Daerah Rawa Terentang Hulu Kalimantan Barat
Pemanfaatan Pintu Pengendali Muka Air Di Jaringan Sub Kuarter Daerah Rawa Terentang Hulu Kalimantan Barat Henny Herawati 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura, Jl. Ahmad Yani Pontianak
Lebih terperinci