JURNAL PRODUKTIF ISSN Vol. 2, No. 1, edisi 2018 SUSUNAN DEWAN REDAKSI PRODUKTIF JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL PRODUKTIF ISSN Vol. 2, No. 1, edisi 2018 SUSUNAN DEWAN REDAKSI PRODUKTIF JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI"

Transkripsi

1

2 JURNAL PRODUKTIF ISSN Vol. 2, No. 1, edisi 2018 SUSUNAN DEWAN REDAKSI PRODUKTIF JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI Ketua Redaksi Editor/ Penyunting : Ir. Muhammad Taufiq, M.Kom : Sulidar Fitri, M.Sc Milah Nurkamilah, M.Pd Artistik/ Publisher : Taofik Muhammad, M.Kom Cecep Riki, M.M.Kom Tata Usaha Mitra Bestari : Alfadl Habibi, M.Ag : Falahah Suprapto (Widyatama Bandung) Ayi Purbasari (Universitas Pasundan) Yudi Prayudi (UII Yogyakarta) Pelindung : Pembina : BPH Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya Rektor Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Ka Prodi Pendidikan Teknologi Informasi Alamat Redaksi: Prodi PTI FKIP Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Jl. Tamansari km 2,5 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, 46196, Telpon: / Fax: , jurnalproduktif@umtas.ac.id

3

4 JURNAL PRODUKTIF ISSN Vol. 2, No. 1, edisi 2018 KATA PENGANTAR Jurnal PRODUKTIF merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Teknologi Informasi FKIP-UMTAS (Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya). Maksud dan tujuan diterbitkannya Jurnal PRODUKTIF adalah sebagai sarana pertukaran ilmu pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan ilmu computer, informasi dan aplikasi. Jurnal ini diharapkan dapat menumbuhkan kreatifitas dan pertukaran gagasan diantara para akademisi, kalangan industri dan institusi swasta maupun negeri di Indonesia pada bidang ilmu komputer dan informasi. Jurnal PRODUKTIF berisi pokok-pokok permasalahan baik dalam pengembangan kerangka teoritis, implementasi maupun kemungkinan pengembangan system secara keseluruhan. Dalam Vol. 2, No 1 edisi 2018 merupakan lanjutan dari volume sebelumnya. Jurnal PRODUKTIF ini memuat 6 buah tulisan ilmiah. Diharapkan setiap naskah yang diterbitkan didalam jurnal ini memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan sumberdaya penelitian didalam bidang ilmu computer dan informasi. Tim redaksi membuka komunikasi lebih lanjut baik kritik, sarana dan pembahasan. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada para penulis yang telah mengirimkan naskahnya pada tim redaksi. Begitu juga ucapan terimakasih yang dalam kami tujukan kepada Bapak Rektor UMTAS, Dekan FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Kaprodi PTI (Pendidikan Teknologi Informasi) dan seluruh rekan-rekan yang telah memberikan dorongan moril hingga dapat diterbitkannya Jurnal PRODUKTIF ini. Semoga jurnal PRDUKTIF dapat bermanfaat bagi kita semua. Pimpinan Redaksi, Ir. Muhammad Taufiq, M.Kom

5

6 JURNAL PRODUKTIF ISSN Vol. 2, No. 1, edisi 2018 DAFTAR ISI Pengantar Redaksi PEMODELAN KONTUR MENGGUNAKAN INTERPOLASI FRAKTAL Janoe Hendarto 1-10 PERBANDINGAN PRETEST DAN POSTTEST MELALUI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT Nursalam, Suardi IMPLEMENTASI ALPHA CRONBACH PADA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENGENALAN SAMPAH METODE MDLC Ai Ilah Warnilah EFEKTIFITAS BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI KECEMASAN MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGHADAPI UJIAN Cucu Arumsari, Milah Nurkamilah, Yuni Kuswita ANALISIS PERFORMA DAN KEBUTUHAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA SISTEM INFORMASI PENERIMAAN MAHASISWA BARU DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA Muhammad Taufiq, Sulidar Fitri KEBUTUHAN INFORMASI TERHADAP MINAT PELANGGAN PADA PRODUK JAMU LEO MENGGUNAKAN METODE SMART Irwin Supriadi, Amras Mauluddin *****

7

8 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 1 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif PEMODELAN KONTUR MENGGUNAKAN INTERPOLASI FRAKTAL Janoe Hendarto Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada jhendarto@ugm.ac.id Abstraksi Pemodelan fraktal berkembang dengan pesat dan semakin banyak dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan pembuatan gambar objek alam seperti bukit, batuan,dll. Interpolasi fraktal merupakan metode untuk mencari grafik fungsi fraktal yang melalui beberapa titik interpolasi. Pertama, dirancang metode untuk melakukan pemodelan kontur dengan menggunakan interpolasi fraktal 2D dan 3D, fungsi interpolasi yang digunakan adalah transformasi affine sedangkan pemodelan konturnya dilakukan dengan menggambar grafik interpolasi berkali kali dengan suatu iterasi berdasar parameter tertentu, kemudian ditentukan parameter apa saja yang dapat diubah secara interkatif. Akhirnya dibangun suatu program komputer yang mampu melakukan pemodelan kontur secara interaktif. Hasil uji coba program komputer yang dibuat menunjukkan bahwa kontur dapat dimodelkan dengan baik menggunakan grafik interpolasi 2D dan 3D, parameter yang dapat diubah secara interaktif untuk mendapatkan model kontur yang beragam adalah parameter faktor skala vertikal, dimensi dan koordinat titik interpolasinya. Kata kunci: Kontur, Interpolasi fraktal, Interaktif. Abstract Fractal modeling is growing rapidly and is increasingly needed to solve the problem of building images of natural objects such as hills, rocks, etc. Fractal interpolation is a method for finding graph of fractal functions that through the interpolation points. First, will be designed a method of contour modeling by using 2D and 3D fractal interpolation, the interpolation function used is affine transformation whereas contour modeling is done by drawing interpolation graph repeatedly with an iteration based on certain parameters and specified parameter can be changed interatively. Finally built a computer program of modeling contours interactively. The results of the computer program show that the contours can be modeled well using 2D and 3D fractal interpolation graphs, the parameters that can be changed interactively to get the various contour models are vertical scale factor parameters, dimensions and coordinates of interpolation points. Keywords: Contour, Fractal Interpolation, Interactive. Pendahuluan Fraktal adalah struktur geometri yang sangat cocok untuk merepresentasikan objek alam. Pola fraktal dapat dibangun dengan berbagai cara, antara lain adalah dengan menggunakan SFI (Sistem Fungsi Iterasi), titik tetap/atraktor dari SFI inilah yang berupa gambar struktur kompleks yang bisa berbentuk objek alam yang mirip sebenarnya [1]. Fungsi interpolasi suatu data {(x i,f i) ϵ R 2, i = 0,1,..., N} dengan x 0< x 1< x 2<...< x N, didefinisikan sebagai suatu fungsi kontinu f :[x 0, x N] R sehingga f(x i)=f i untuk i = 0, 1,..., N. Titik-titik (x i,f i ) ϵ R 2, i = 0, 1,..., N disebut titik-titik interpolasi dan dikatakan bahwa fungsi f menginterpolasikan data tersebut dan grafik fungsi interpolasi f merupakan atraktor dari suatu SFl. Grafik interpolasi fraktal dapat digunakan untuk membuat kontur atau permukaan dari suatu objek alam seperti bukit, batuan dan gunung. Pada proses pemodelan kontur dengan grafik interpolasi fraktal, banyak parameter yang bisa diubah ubah untuk mendapatkan permukaan yang dikehendaki, antara lain parameter koefisien dalam SFI, pewarnaan, serta parameter dari koordinat titik interpolasinya.

9 2 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 Pada penelitian ini dielaborasi dan dikaji (a).bagaimana metode untuk melakukan pemodelan kontur dengan menggunakan interpolasi fraktal. (b).parameter interpolasi apa saja yang dapat diubah-ubah secara interaktif untuk mendapatkan permukaan yang dikehendaki. (c).bagaimana program komputer untuk melakukan pemodelan kontur secara interaktif yang mampu membangun permukaan secara cepat menggunakan interpolasi fraktal. Hasil tinjauan pustaka tentang pemodelan kontur menggunakan interpolasi fraktal dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tabel Hasil Tinjauan Pustaka Peneliti Topik Penelitian, Metode yang digunakan Kekurangan/kelemahan Barnsley, M., 1988 Interpolasi fraktal menggunakan SFI transformasi affine dan dimensi fraktal dari grafik fungsi interpolasi fraktal serta tentang variabel tersembunyi pada interpolasi fraktal, kemudian menggunakan interpolasi fraktal untuk membuat kurva space-filling yang dapat digunakan untuk menggambar objek alam Uemura dkk., 2002 Fractal Interpolation Functions (FIF) untuk pemodelan multiple-valued signal yaitu mengembangkan FIF dengan menambah parameter baru serta dimensi fraktalnya, kemudian menggunakannya untuk merepresentasikan bentuk garis pantai kepulauan di Jepang. Manousopoulos 2007 dkk., Representasi kurva di R2 dan R3 menggunakan teknik interpolasi fraktal yang diaplikasikan pada beberapa set data seperti data geografis dan data medis, representasinya sangat efektif dan tepat untuk data yang tidak teratur dan komplek. Interpolasi yang digunakan adalah SFI transformasi affine dengan parameter kontraksi tertentu. Sun, 2010 Menggunakan interpolasi fraktal untuk mensimulasikan data penurunan permukaan tanah pertambangan dan membandingkan hasil data simulasi dengan data pengukuran di lapangan, hasilnya data simulasi menggunakan interpolasi fraktal lebih baik dibandingkan dengan menggunakan interpolasi linear. Liu dkk., 2014 Mengembangkan fractal interpolation function (FIF) menjadi fractal interpolation surface (FIS) kemudian menggunakan FIS untuk membangun permukaan dasar laut dan hasilnya permukaan yang dibangun dengan FIS mempunyai presisi yang tinggi dan sisi yang halus dengan proses yang lebih sederhana. pemodelan konturnya hanya dengan menggunakan kurva space-filling, belum membahas pemodelan kontur yang interaktif. pemodelan kontur hanya berupa bentuk garis pantai, belum membahas pemodelan kontur yang interaktif. Pemodelan dari data geografis dan data medis, belum membahas pemodelan kontur yang interaktif. Pemodelan untuk penurunan permukaan tanah pertambangan, belum membahas pemodelan kontur yang interaktif. Menggunakan fractal interpolation surface untuk membangun permukaan dasar laut, belum membahas pemodelan kontur yang interaktif. Berdasarkan analisis terhadap hasil penelitian sebelumnya maka dapat dilihat bahwa permasalahan yang belum banyak diteliti adalah bagaimana algoritma pemodelan kontur dengan menggunakan interpolasi fraktal secara interaktif.

10 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 3 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Metode Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Studi pustaka, mulai dari referensi buku hingga mempelajari paper-paper mengenai interpolasi fraktal dan penggunaannya untuk membangun permukaan objek. 2. Analisis permasalahan dan analisis terhadap metode pemodelan kontur dengan menggunakan interpolasi fraktal. 3. Perancangan aplikasi interaktif pemodelan kontur dengan menggunakan interpolasi fraktal, secara garis besar langkah-langkah pemodelan kontur dilakukan dengan melakukan penggambaran grafik interpolasi fraktal berkali kali dengan iterasi berdasarkan perubahan koordinat titik-titik interpolasinya, secara garis besar langkah-langkah pemodelan kontur dapat dinyatakan dengan diagram alir pada Gambar Mengimplementasikan aplikasi dalam bentuk program, dengan menggunakan bahasa pemrograman Delphi. 5. Menguji kebenaran, interaktifnya dan efisiensi (waktu dan memory) dari algoritma dan program aplikasi pemodelan kontur dengan menggunakan beberapa data uji secara interaktif. Mulai Baca data koordinat, parameter2 SFI Penggambaran kontur dengan interpolasi fraktal Ubah parameter2 dan Penggambaran ulang kontur Kontur suatu objek Selesai Gambar 1. Diagram alir pemodelan kontur dengan menggunakan interpolasi fraktal Hasil dan Pembahasan Pertama akan dibahas tentang metode pemodelan kontur menggunakan interpolasi fraktal, kemudian dibahas algoritma dan program interaktif pemodelan kontur menggunakan interpolasi fraktal dan akhirnya dibahas analisis hasil programnya.

11 4 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi Metode pemodelan kontur dengan menggunakan interpolasi fraktal. Pembuatan model kontur pada penelitian ini digunakan 2 metode yaitu pemodelan kontur menggunakan grafik interpolasi fraktal 2 dimensi dan pemodelan kontur menggunakan grafik interpolasi fraktal 3 dimensi. Dengan menggunakan kedua metode diharapkan dapat menghasilkan model kontur yang bermacam macam. Kedua metode tersebut akan dibahas secara lebih rinci sebagai berikut : a. Pemodelan kontur menggunakan interpolasi fraktal 2 dimensi Pertama akan dikonstruksikan SFI menggunakan transformasi affine, yang atraktornya merupakan grafik fungsi interpolasi fraktal 2 dimensi yang menginterpolasi titik-titik (x i,f i ) ϵ R 2, i = 0,1,.., N. SFI = {R 2 ; W i, i=1,2,,n} dengan W i adalah transformasi affine yang berbentuk sebagai berikut : Wi ( x y ) = (a i 0 ) ( x c i d i y ) + (e i f ) (1) i dengan konstrain : Wi ( a i F i ) = ( x i 1 F i 1 ) dan Wi ( x N FN ) = ( x i F i ) untuk i = 1,2,..,N (2) Sehingga dari persamaan (1) dan (2) diperoleh rumus : a i = (x i x i 1 ) (x N x 0 ) e i = (x N x i 1 x 0 x i ) (x N x 0 ) c i = (F i F i 1 ) (x N x 0 ) d i (F N F 0 ) (x N x 0 ) f i = (x N F i 1 x 0 F i ) (x N x 0 ) d i (x N F 0 x 0 F N ) (x N x 0 ) d i merupakan faktor sekala vertikal, merupakan parameter independen, yang dapat digunakan untuk mendapatkan grafik interpolasi dengan nilai dimensi fraktal tertentu. Hubungan nilai d i dengan dimensi (Dm) adalah[1] N 1 d i = N Dm 1 Jika nilai d i sama untuk semua i maka d i = (±1)N Dm 2 dimana ±1 digunakan untuk mengatur bentuk grafik interpolasinya. Pada penelitian ini nilai N = 4, digunakan 5 titik interpolasi, dimana ketentuan nilai x i adalah x 0 < x 1 < x 2 < x 3 < x 4, sedangkan nilai y i dapat dipilih sembarang. Untuk mendapatkan suatu kontur, grafik interpolasi fraktal tersebut dibuat berkali kali dengan melakukan iterasi serta mengubah titik-titik interpolasinya sedemikian hingga membentuk kontur 3 dimensi. y Gambar 2. Kontur fraktal dengan interpolasi 2D b. Pemodelan kontur menggunakan interpolasi fraktal 3 dimensi x Pertama akan dikonstruksikan SFI menggunakan transformasi affine, yang atraktornya merupakan grafik fungsi interpolasi fraktal f 3 dimensi yang menginterpolasi titik-titik (x i, F i, H i) ϵ R 3, i = 0, 1,..., N. SFI = {R 3 ; W i, i=1,2,,n} dengan W i adalah transformasi affine yang berbentuk sebagai berikut : e i Gambar 2. Menunjukkan hasil kontur fraktal menggunakan interpolasi fraktal 2D dengan iterasi sebanyak 50 dan koordinat x i diubah dengan delta x adalah dx 1 = -0.01; dx 2 = ; dx 3 = , sedangkan nilai y i diubah dengan delta y adalah dy i = - y i/m dan d i = N Dm 2 dengan N =4 dan Dm = 1,2, untuk i=0,1,2,3,4. x a i 0 0 x Wi ( y) = ( b i d1 i d2 i ) ( y) + ( f i ) (3) z c i d3 i d4 i z g i

12 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 5 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif dengan konstrain : x 0 Wi ( F 0 ) = ( H 0 x i 1 F i 1 x N FN x i F i ) dan Wi ( ) = ( ) untuk i = 1,2,..,N (4) H i 1 H N H i Dengan cara yang identik dengan interpolasi fraktal 2 dimensi, maka mennggunakan persamaan (3) dan (4) akan diperoleh rumus untuk a i, b i, c i, e i, f i, g i dalam variabel titik-titik interpolasi dan parameter faktor skala vertikal d1 i, d2 i, d3 i, d4 i sebagai berikut : a i = (x i x i 1 ) (x N x 0 ) e i = (x N x i 1 x 0 x i ) (x N x 0 ) b i = (F i F i 1 ) (x N x 0 ) d1 i (F N F 0 ) (x N x 0 ) d2 i (H N H 0 ) (x N x 0 ) c i = (H i H i 1 ) (x N x 0 ) d3 i (H N H 0 ) (x N x 0 ) d4 i (H N H 0 ) (x N x 0 ) f i = (x N F i 1 x 0 F i ) (x N x 0 ) d1 i (x N F 0 x 0 F N ) (x N x 0 ) d2 i (H N H 0 ) (x N x 0 ) g i = (x N H i 1 x 0 H i ) (x N x 0 ) d3 i (x N F 0 x 0 F N ) (x N x 0 ) d4 i (x N H 0 x 0 H 0 ) (x N x 0 ) Untuk mendapatkan suatu kontur, grafik interpolasi fraktal 3D tersebut dibuat berkali kali menggunakan iterasi dengan mengubah titik-titik interpolasinya sedemikian hingga membentuk kontur 3 dimensi, sebagai contoh dilakukan iterasi sebanyak 70 (M=70) dan nilai z i diubah dengan delta z adalah dz i = 10/M untuk i = 0,1,2,3,4, sehingga nilai z i berjalan dari 0 sampai dengan 10 sedangkan nilai x i dan y i tetap. Hasil Kontur dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Kontur fraktal dengan interpolasi fraktal 3D Kontur fraktal yang dihasilkan pada Gambar 2 terlihat masih lurus mendatar belum membentuk relief, agar dapat berbentuk seperti pegunungan maka perlu dilakukan modifikasi pada nilai parameter-parameternya, ada banyak parameter pada pemodelan kontur dengan menggunakan interpolasi fraktal 3D yaitu antara lain perubahan koordinat titik kontrolnya (x i,y i,z i) dan juga perubahan nilai faktor skala (d1 i, d2 i, d3 i, d4 i). Gambar 4. Kontur fraktal 3D Termodifikasi dengan tanpak samping dan depan

13 6 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 Modifikasi kontur fraktal antara lain dapat dilakukan dengan mengubah koordinator titik interpolasi, selain melakukan iterasi berdasarkan perubahan nilai z i juga berdasarkan nilai x i dan y i dengan nilai delta x dan delta y yg bervariasi bergantung yang dikehendaki, hasil kontur fraktal 3D modifikasi iterasi tersebut dapat dilihat pada Gambar Algoritme dan Program interaktif pemodelan kontur menggunakan interpolasi fraktal Pemodelan kontur dengan menggunakan interpolasi fraktal perlu dibuat program komputer yang interaktif, pertama akan dibahas algoritme untuk membuat grafik interpolasi fraktal kemudian dibahas algoritme pemodelannya itu sendiri. Algoritme untuk membuat grafik interpolasi fraktal baik 2 dimensi maupun 3 dimensi menggunakan algoritme iterasi random yaitu algoritme penggambaran atraktor dari suatu SFI, algoritmenya secara umum adalah sebagai berikut : Input : - SFI ( parameter affine a i, b i, c i, d i, e i, f i, g i i = 1,2,3,..,N) - Titik interpolasi ((x i,y i) atau (x i,y i,z i) untuk i=0,1,2,..,n) - Np : Banyak titik grafik interpolasi yang akan dibuat Output : Grafik interpolasi fraktal Begin - Menentukan nilai awal titik x=0; y=0; z=0; - For i = 1 to Np do begin - r = random(1..n); - Menghitung nilai x w,y w,z w dengan melakukan trasformasi affine ke-r titik (x,y,z); - Transformasi window_to_viewport (x w,y w,z w ) menjadi (x v,y v); - Plot titik (x v,y v); - x = x w ; y = y w ; z = z w ; end; end; Sedangkan algoritme pemodelan kontur menggunakan interpolasi fraktal secara umum adalah sebagai berikut : Input : - M : banyak iterasi/grafik interpolasi yang akan dibuat; - Parameter-parameter yang diperlukan; Output : Kontur fraktal; Begin - Menentukan nilai delta sesuai kontur yang diinginkan, dx,dy,dz,... - For i = 1 to M do begin - Hitung nilai komponen affine a i, b i, c i, d i, e i, f i, g i i = 1,2,3,..,N) - Buat Grafik interpolasi fraktal; - Tambahkan x, y dan z dengan delta dx, dy dan dz; end; end. Cuplikan program komputer (Delphi) untuk membuat grafik interpolasi fraktal 3 dimensi adalah sebagai berikut : X := 0; y := 0; z := 0; Np := 15000; for i:=1 to Np do begin r:=random; if r<=p[1] then k:=1 else if r<=(p[1]+p[2]) then k:=2 else if r<=(p[1]+p[2]+p[3]) then k:=3 else k:=4; xw := a[k]*x+tx[k]; yw := b[k]*x+d1[k]*y+d2[k]*z+ty[k]; zw := c[k]*x+d3[k]*y+d4[k]*z+tz[k]; Window_to_Viewport (xw,yw,zw,xv,yv); if i>10 then Canvas.Pixels[xv,yv]:=clblack; x := xw; y := yw; z := zw; end;

14 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 7 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Cuplikan program untuk proses pemodelan kontur menggunakan interpolasi fraktal 3 dimensi adalah sebagai berikut : procedure Interpolasi(); Var JT,iter,xv,yv: integer; a,b,c,d1,d2,d3,d4,tx,ty,tz,p : array[0..10] of real; Dm,r,x,y,z,xb,yb,zb,S : extended; sx,sy,sz : string; begin xwmin:=0;xwmax:=5;ywmin:=0;ywmax:=5; xvmin:=10;xvmax:=510;yvmin:=10;yvmax:=510; N:=4; for i:=1 to 4 do begin d2[i]:=0.001;d3[i]:=0.001; d4[i]:=0.001; end; Dm:=strtofloat(form1.edit5.text); d1[1]:=c1*exp((dm-2)*ln(n));d1[2]:=c2*exp((dm-2)*ln(n)); d1[3]:=c3*exp((dm-2)*ln(n));d1[4]:=c4*exp((dm-2)*ln(n)); Xk[0]:=0;Xk[1]:=2.5;Xk[2]:=5;Xk[3]:=7.5;XK[4]:=10; Yk[0]:=1;Yk[1]:=2.5;Yk[2]:=1.5;Yk[3]:=2.9;YK[4]:=1; Zk[0]:=0;Zk[1]:=0;Zk[2]:=0; Zk[3]:=0;ZK[4]:=0; for iter:=1 to M do begin Zk[0]:=Zk[0]+10/M; Zk[1]:=Zk[1]+10/M; Zk[2]:=Zk[2]+10/M; Zk[3]:=Zk[3]+10/M; Zk[4]:=Zk[4]+10/M; for i:=1 to n do begin a[i]:=(xk[i]-xk[i-1])/(xk[n]-xk[0]); b[i]:=(yk[i]-yk[i-1])/(xk[n]-xk[0])-d1[i]*(yk[n]-yk[0])/(xk[n]-xk[0])- d2[i]*(zk[n]-zk[0])/(xk[n]-xk[0]); c[i]:=(zk[i]-zk[i-1])/(xk[n]-xk[0])-d3[i]*(zk[n]-zk[0])/(xk[n]-xk[0])- d4[i]*(zk[n]-zk[0])/(xk[n]-xk[0]); tx[i]:=(xk[n]*xk[i-1]-xk[0]*xk[i])/(xk[n]-xk[0]); ty[i]:=(xk[n]*yk[i-1]-xk[0]*yk[i])/(xk[n]-xk[0])-d1[i]*(xk[n]*yk[0]- XK[0]*YK[N])/(XK[N]-XK[0])-d2[i]*(XK[N]*ZK[0]-XK[0]*ZK[N])/(XK[N]-XK[0]); tz[i]:=(xk[n]*zk[i-1]-xk[0]*zk[i])/(xk[n]-xk[0])-d3[i]*(xk[n]*yk[0] -XK[0]*YK[N])/(XK[N]-XK[0])-d4[i]*(XK[N]*ZK[0]-XK[0]*ZK[N])/(XK[N]-XK[0]); end; S:=0; for i:=1 to N do s:=s+abs(a[i]*d1[i]*d4[i]); for i:=1 to N do if (a[i]*d1[i]*d4[i])=0 then p[i]:=0.001 else p[i]:=abs(a[i]*d1[i]*d2[i])/s; x:=0;y:=0;z:=0;jt:=15000; for i:=1 to JT do begin r:=random; if r<=p[1] then k:=1 else if r<=(p[1]+p[2]) then k:=2 else if r<=(p[1]+p[2]+p[3]) then k:=3 else k:=4; xb:=a[k]*x+tx[k]; yb:=b[k]*x+d1[k]*y+d2[k]*z+ty[k]; zb:=c[k]*x+d3[k]*y+d4[k]*z+tz[k]; convert(xb,yb,zb,xv,yv); if i>10 then begin Canvas.Pixels[xv,yv]:=clblack; Pw[iter,i].x:=xb;Pw[iter,i].y:=yb;Pw[iter,i].z:=zb; end; x:=xb;y:=yb;z:=zb; end; end; end;

15 8 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 Gambar 5. Rancangan Tampilan Utama 3. Analisis Hasil Program Pemodelan Kontur menggunakan interpolasi Fraktal. Model kontur yang dihasilkan dari program sangat beragam karena adanya banyak parameter yang dapat diubah ubah secara interaktif, analisis hasil program untuk masing-masing parameter adalah sebagai berikut : a. Parameter Dimensi Gambar 5. Menunjukkan rancangan tampilan dari program yang dibuat hanya terdiri 1 tampilan utama yang mempunyai fasilitas untuk membuat model kontur menggunakan interpolasi fraktal 2 dimensi dan 3 dimensi, juga terdapat fasilitas pengubahan parameter antara lain dimensi, banyak iterasi, titik-titik interpolasi, koefisien dari faktor skala vertikal serta sudut pandang untuk view 3 dimensi Dimensi yang diinginkan dari grafik interpolasi fraktal dapat menghasilkan kontur yang berbeda, semakin tinggi dimensinya semakin terlihat kekasaran grafik dan konturnya, Gambar 6. menunjukkan hasil grafik interpolasi 2 dimensi dan hasil konturnya untuk beberapa nilai dimensi yaitu 1,0, 1,2 dan 1,4. Dimensi = 1,0 Dimensi = 1,2 Dimensi = 1,4 Gambar 6. Grafik interpolasi fraktal 2D dan hasil konturnya berdasarkan dimensi b. Parameter koordinat titik interpolasi Faktor yang sangat menentukan bentuk kontur yang dihasilkan adalah banyaknya titik interpolasi dan koordinatnya, semakin banyak jelas semakin kompleks kontur yang dihasilkan, pada penelitian ini dibatasi banyaknya titik interpolasi adalah 5, sehingga yang bisa diubah ubah adalah koordinat ke 5 titik interpolasinya yaitu dapat ditentukan secara interaktif terserah pengguna program hanya ada syarat menentukan ke 5 titiknya terurut dari kiri ke kanan berdasarkan nilai x. Gambar 7. menunjukkan hasil kontur yang berbeda beda karena pemilihan ke 5 titik interpolasinya berbeda semua sedangkan parameter lainnya, seperti dimensi, koefisien faktor skala dll. dibuat sama. c. Parameter faktor skala vertikal Gambar 7. Hasil kontur dengan titik interpolasinya berbeda beda Faktor skala vertikal adalah faktor yg akan menentukan bentuk grafik interpolasinya secara vertikal yaitu nilai y nya, yang pada SFI interpolasinya adalah parameter d, untuk interpolasi fraktal 3 dimensi adalah d1, d2, d3, d4. Faktor skala vertikal ini sangat erat hubungannya dengan dimensi grafik interpolasinya, sudah dibahas di atas. Untuk nilai dimensi yang sama bentuk grafik interpolasinya bisa berbeda beda hal ini karena adanya koefisien

16 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 9 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif dari parameter d yang dibuat berbeda beda, koeefisien yang dimaksud adalah sebagai berikut : d 1 = c1n Dm 2 ; d 2 = c2n Dm 2 ; d 3 = c3n Dm 2 ; d 4 = c4n Dm 2 dimana N = 4, Dm adalah dimensi dan c1,c2,c3,c4 adalah koefisien yang dimaksud, pada penelitian ini nilai nya -1 atau 1. Gambar 8. menunjukkan hasil kontur berbagai nilai koefisien dari d, dengan nilai parameter lainnya dibuat sama, yaitu dimensi = 1 dan banyak iterasi = 60. d. Parameter banyaknya iterasi d(-1,1,-1,1) d(-1,-1,-1,-1) d(1,1,1,1) Gambar 8. Hasil kontur dengan berbagai nilai koefesien d Banyaknya iterasi, yaitu M, juga sangat berpengaruh pada kontur yang dihasilkan, semakin banyak iterasinya semakin halus konturnya, Gambar 9. menunjukkan hasil kontur fraktal berbagai nilai banyak iterasi sedangkan nilai parameter lainnya dibuat sama yaitu dimensi = 1,3. Gambar 9. Hasil kontur dengan berbagai nilai iterasi Waktu yang dibutuhkan dalam proses pemodelan kontur menggunakan interpolasi fraktal sangat bergantung pada banyaknya iterasi (M) yang dipilih serta banyak titik dari grafik interpolasinya (Np), dari algoritmenya terlihat mempunyai kompleksitas waktu O(M.Np)=O(n), linear terhadap banyaknya titik pada kontur, dengan asumsi banyaknya titik interpolasi dianggap konstan. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Telah berhasil disusun algoritme dan program untuk melakukan pemodelan kontur menggunakan interpolasi fraktal baik 2 dimensi maupun 3 dimensi. 2. Pembuatan kontur dilakukan dengan melakukan penggambaran grafik interpolasi fraktal berkali kali dengan iterasi berdasarkan perubahan koordinat titik-titik interpolasinya. 3. Program yang dibuat dapat melakukan pemodelan kontur secara interaktif untuk mendapatkan kontur yang beragam. 4. Keragaman model kontur dapat diperoleh dengan pengaturan nilai beberapa parameter, yaitu dimensi, koordinat titik-titik interpolasi, faktor skala vertikal dan banyak iterasi yang dilakukan. Daftar Pustaka Iterasi = 20 Iterasi = 40 terasi = 60 [1] Barnsley, M., 1988, Fractals Everywhere, Academic Press, Inc., New York. [2] Liu, L. dkk., 2014, 3D Seabed Terrain Establishment Based on Moving Fractal Interpolation, /14 $ IEEE. [3] Manousopoulos, P. dkk., 2007, Effective representation of 2D and 3D data using fractal interpolation, 2007 International Conference on Cyberworlds, /07 $ IEEE. [4] Sun, H., 2010, Application of Fractal Interpolation in the Law of Mining Subsidence, 2010 Sixth International Conference on Natural Computation (ICNC 2010). [5] Uemura, S. dkk., 2002, Efficient Contour Shape Description By Using Fractal Interpolation Functions, /02/$ IEEE.

17 10 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 Biodata Penulis Drs. Janoe Hendarto M.Kom., memperoleh gelar Sarjana Matematika (Drs.), Program Studi Matematika FMIPA UGM, lulus tahun Tahun 1992 memperoleh gelar Magister Komputer (M.Kom) dari Program Studi Ilmu Komputer Program Pascasarjana UI. Saat ini sebagai Staf Pengajar program studi S1 Ilmu Komputer Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA Universitas Gadjah Mada.

18 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 11 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif PERBANDINGAN PRETEST DAN POSTTEST MELALUI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT Nursalam 1), Suardi 2), 1) Pendidikan Sosiologi FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar 2) Pendidikan Sosiologi FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar nursalam.h@unismuh.ac.id 1), suardi@unismuh.ac.id 2) Abstraksi Perbedaan hasil belajar IPS melalui penggunaan media power point dapat dilihat dari perubahan nilai melalui pretest yaitu 13,65% sedangkan posttest yaitu 86,35%. Pengaruh penggunaan media power point diperoleh dari, t Hitung = dan t Tabel = Maka t Hitung t Tabel atau Sehingga dapat disimpulkan bahwa H o ditolak dan H 1 diterima. Ini berarti bahwa penggunaan media power point dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Kata Kunci : Pretest, Posttest, Power Point, Hasil Belajar Abstract The Differences in IPS learning outcomes through the use of power point media can be seen from the change in the value through pretest is 13.65% while the posttest is 86.35%. The effect of using power point media is obtained from, t = and ttable = Then t count ttable or So it can be concluded that Ho is rejected and H1 accepted. This means that the use of power point media in learning can improve IPS learning outcomes. Keywords :Pretest, Posttest, Power Point, Learning Outcomes Pendahuluan Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diukur berdasarkan ketercapaian kompetensi yang telah ditetapkan sejak awal kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran perlu adanya interaksi antara dua belah pihak yaitu pengajar (guru) dan siswa, karena tugas guru tidak hanya memberikan sejumlah informasi kepada siswa, tetapi mengusahakan agar konsep-konsep yang diajarkan dapat tertanam dalam ingatan siswa (Fakhriyah, F., Roysa, M., & Faturrohman, I. 2016). Realitas di sekolah terkhusus pembelajaran IPS siswa masih memandang pembelajaran IPS sebagai pembelajaran yang sulit diingat, materinya susah, cenderung membosankan bahkan siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, sehingga berdampak pada hasil belajar yang kurang maksimal, karena siswa kurang memahami konsep dan materi-materi yang diajarkan oleh guru. Sebenarnya pembelajaran IPS dapat diajarkan dengan berbagai model, metode maupun media pembelajaran, agar mempermudah siswa dalam memahami pelajaran IPS. Salah satu usaha untuk mengakomodir kebutuhan siswa dalam kegiatan belajar mengajar IPS, guru hendaknya mampu membuat pembelajaran menjadi suatu hal yang menyenangkan dan memberikan dampak yang efektif pada siswa. Selain itu pembelajaran IPS di sekolah dasar masih banyak dilakukan secara konvensional/tradisional (pembelajaran berpusat pada guru), padahal kegiatan pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan berpusat pada siswa (student centered). Hal tersebut peneliti temukan pada saat melakukan observasi di SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar, pelajaran IPS selalu disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah, dengan keterlibatan siswa yang sangat minim karena siswa hanya melakukan kegiatan duduk, diam, mendengar, mencatat dan menghafal, sehingga kurang menarik minat siswa dan membosankan yang akhirnya membuat siswa mudah lupa terhadap konsep yang telah diberikan. Pembelajaran lebih cenderung bersifat teacher oriented daripada student oriented. Guru kurang menggunakan media sekalipun di sekolah terdapat perangkat media. Alasan guru yang enggan menggunakan media pembelajaran: pertama menggunakan media itu

19 12 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 repot, kedua media itu canggih dan mahal, ketiga guru tidak terampil menggunakan media, keempat media itu hiburan sedangkan belajar itu serius, kelima tidak tersedia di sekolah, keenam kebiasaan menikmati ceramah/bicara, ketujuh kurangnya penghargaan dari atasan (Sutjiono, T. W. A. 2005). Padahal penggunaan media dalam pembelajaran menurut Nurseto, T. (2011) memiliki manfaat antara lain menyamakan persepsi siswa dan mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media pembelajaran power point. Power point salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (data storage) (Nurseto, T. 2011). Ketepatan penggunaan media power point yaitu dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar siswa. Penggunaan media power point adalah salah satu alat bantu yang digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan penggunaan media power point akan memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Penggunaan media power point tentunya juga akan melatih daya ingat siswa karena terdapat penggunaan warna dalam slide power point. Pembelajaran yang menarik seperti ini akan menjadikan pembelajaran yang sangat menyenangkan. Menurut Arsyad dalam Yanti, N. W. W. (2013) ada beberapa manfaat power point di antaranya adalah: (1) materi pembelajaran akan menjadi lebih menarik, (2) penyampaian pembelajaran akan lebih efektif dan efesien, dan (3) materi pembelajaran disampaikan secara utuh, ringkas, dan cepat melalui pointer-pointer materi. Menurut Warass, R. D. (2016) Power point memiliki beberapa keunggulan dibandingkan program lain, antara lain (a) Penyajiannya menarik, (b) Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi. (c) mudah dipahami peserta didik. (d) Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang, sehingga praktis untuk dibawa kemana mana. Hasil penelitian releven tentang power point dilakukan oleh beberapa peneliti seperti penelitian dari Elistiawati (2015) yang berjudul pengaruh media berbasis teknologi berbentuk slide power point terhadap hasil belajar IPS murid kelas IV SD Negri 421 Paselloreng Kabupaten Wajo memberikan hasil yang baik terhadap penggunaan media berbasis teknologi berbentuk slide power point, sehingga metode ini layak digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS. Penelitian yang lain yaitu penelitian dari Supriyatno, Y. J. (2012) yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Power Point terhadap hasil belajar IPA Siswa kelas V di SDN Lanjan 02 Kecamatan Sumowono Semester Genap Tahun Ajaran 2011/ 2012, memberikan hasil yang positif terhadap penggunaan Media Power Point. Dimana hasil pada pembelajaran dengan menggunakan media power point siswa lebih aktif dan memahami materi pelajaran. Siswa juga lebih berani untuk bertanya kepada guru, hal ini didukung dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan, dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, siswa kurang aktif dan siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. namun kedua penelitian tersebut belum mengobservasi secara mendalam penggunaan power point dalam pembelajaran hanya berfokus pada hasil belajarnya. Sedangkan yang peneliti lakukan selain mengukur hasil belajar siswa, peneliti juga mengoservasi aktivitas siswa dalam pembelajaran.tujuan penelitian ini untuk mengenalisis perbedaan hasil belajar sebelum dan sesuadah penggunaan media power point terhadap hasil belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajarn IPS Siswa kelas IV di SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar. Batasan penelitian hanya pada hasil belajar yang didapatkan melalui pretes dan postes dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran dengan menggunakan media power point, penelitian ini dilakukan dengan ekperimen (one group pretest posttest design). Manfaat secara teoritis penelitian ini dapat menumbuhkan semangat belajar siswa, karena lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar sehingga siswa aktif terlibat dalam proses belajar mengajar serta dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran IPS. Sedangkan manfaat segi praktis: (a) Bagi siswa, membantu siswa dalam memecahkan masalah dan berfikir kritis untuk dapat dikembangkan melalui pembelajaran secara aktif dapat mudah terjadi bila situasi pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata dan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi IPS dengan adanya penggunakan media power point. (b) Bagi guru, sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan dan pemilihan pendekatan/ model pembelajaran untuk digunakan pada saat proses belajar mengajar. (c) Bagi sekolah, memberikan masukan bagi sekolah dalam rangka mengefektifkan pembinaan dan pengolahan materi mengajar dalam pelaksanaan pendidikan. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian ekperimen dengan one group pretest posttest design. Penelitian ini dilakukan dengan mengimplementasikan Pengaruh Penggunaan Media Power Point terhadap hasil belajar IPS

20 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 13 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Siswa kelas IV di SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan melalui beberapa tahapan, secara ringkas dapat dilihat pada diagram alir berikut: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian eksperimen dengan jenis One Group Pretest-Posttest. Tabel 1.1 Desain Penelitian Pretest Perlakuan Postest 0 1 X 02 Sampel dalam penelitian ini adalah murid kelas IV SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar. sebanyak 22, untuk lebih jelas lihat tabel dibawah ini. Tabel 1.2. Keadaan Sampel No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah 1. IV Total 22 Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, teknik tes, melalui instrumen dokumentasi dan tes. Data hasil pengumpulan data kemudian dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan analisis data ini adalah sebagai berikut: Analisis Statistik Deskriptif f P x100% (Arikunto, 2006) N Perhitungan rata-rata skor peubah dengan rumus: Xi Me N Teknik kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Depdiknas (2005) yang dinyatakan sebagai berikut: Tabel 1.3. Teknik Kategorisasi Standar berdasarkan Ketetapan Pendidikan Nasional Interval Kategori 0 34 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

21 14 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 Analisis statistik inferensial menggunakan teknik statistik t (uji-t), dengan tahapan sebagai berikut : Sugiyono (2016:56) t= Md X2 d N(N 1) Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : Mencari harga Md dengan menggunakan rumus: Md= d N Mencari harga X 2 d dengan menggunakan rumus: ( d)2 X 2 d = d N Mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus: Md t = X2 d N(N 1) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan kaidah pengujian signifikan : (1) Jika t Hitung> t Tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima, berarti penggunaan media pembelajaran power point berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar. (2) Jika t Hitung< t Tabel maka H o diterima dan H 1 ditolak, berarti penggunaan media pembelajaran power point tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar. Menentukan harga t Tabel dengan Mencari t Tabel menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan α = 0,05 dan dk = N 1. Hasil dan Pembahasan 1. Perbedaan hasil belajar IPS Siswa Kelas IV SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Menggunakan Media Power Point Berdasarkan analisis data pretest Hasil belajar IPS sebelum Menggunakan Media Power Point pada siswa kelas IV SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar dengan jumlah siswa 22 orang, maka diperoleh gambaran yaitu tidak ada siswa yang mampu memperoleh nilai 100 sebagai nilai maksimal. Nilai tertinggi yaitu 85 yang diperoleh 2 siswa dengan presentase 9.09%, nilai 75 yang diperoleh 1 siswa dengan presentase 4.54%, nilai 60 yang diperoleh 6 siswa dengan prsentase 27.27%, nilai 50 yang diperoleh 10 siswa dengan presentase 45.45% dan nilai terendah adalah 40 yang diperoleh 3 siswa. Tabel 1.4. Distribusi Nilai, Frekuensi, dan Persentase Hasil Belajar IPS Sebelum dan Sesudah Menggunakan Media Power Point (Pretest) P R E T E S T No Nilai Frekuensi (f) Persentase (%) 9,09 % 4,54% 27,27% 45,45% P O S T T E S No Nilai Frekuensi (f) Persentase (%) 22.7 % 9.04 % % % Kriteria Ketuntasan Minimal KKM : ,63 % T % % Jumlah % Jumlah % Nilai di atas 70 Tuntas Nilai di bawah 70 tidak tuntas Berdasarkan tabel 1.4 hasil pretest menunjukkan nilai presentase siswa yaitu (9,09%) sampel yang mendapat nilai 85 berjumlah 2 orang, (4,54 %) sampel yang mendapat nilai 75 berjumlah 1 orang, (27,27 %) sampel yang mendapat nilai 60 berjumlah 6 orang, (45,45 %) sampel yang mendapat nilai 50 berjumlah 10 orang, dan (13,63 %) sampel yang mendapat nilai 40 berjumlah 3 orang. Berdasarkan uraian tersebut, tampak bahwa perolehan nilai siswa berada pada rentang nilai 40 sampai dengan 85 dari rentang 10 sampai 90 yang kemungkinan dapat diperoleh siswa. Berdasarkan perolehan nilai beserta frekuensinya dapat diketahui hasil belajar IPS sebelum menggunakan power point siswa kelas IV SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar dengan melihat tabel 4.4 berikut ini.

22 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 15 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Tabel 1.5 Klasifikasi Nilai Siswa Kelas IV (Pretest) No. Perolehan Nilai Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Nilai 70 ke atas % 2 Nilai 70 ke bawah % Jumlah Berdasarkan tabel 1.5, maka dapat diketahui bahwa frekuensi dari persentase nilai hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar yaitu siswa yang mendapat nilai 70 ke atas sebanyak 3 orang (13,65%) dari jumlah sampel. Sedangkan siswa yang mendapat nilai 70 ke bawah sebanyak 19 siswa (86.35%) dari jumlah sampel. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar sebelum menerapkan media power point belum memadai karena nilai yang mencapai kriteria kemampuan siswa yaitu hanya mencapai 13,65 % atau sebanyak 3 siswa. Berdasarkan tabel 1.4 pada posttest menunjukkan ada 22.7% sampel yang mendapat nilai 95 berjumlah 5 orang, 9.04 % sampel yang mendapat nilai 92 berjumlah 2 orang, % sampel yang mendapat nilai 85 berjumlah 6 orang, % sampel yang mendapat nilai 80 berjumlah 4 orang, (9.04 % sampel yang mendapat nilai 70 berjumlah 2 orang, dan % sampel yang mendapat nilai 58 berjumlah 3 orang. Berdasarkan uraian tersebut, tampak bahwa perolehan nilai siswa berada pada rentang nilai 58 sampai dengan 95 dari rentang 10 sampai 100 yang kemungkinan dapat diperoleh siswa. Berdasarkan perolehan nilai beserta frekuensinya dapat diketahui hasil belajar IPS Kelas IV SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar setelah menggunakan media power point dengan melihat tabel 4.4 berikut ini. Tabel 1.6. Klasifikasi Nilai Siswa Kelas IV (Posttest) No. Perolehan Nilai Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Nilai 70 ke atas % 2 Nilai 70 ke bawah % Jumlah Berdasarkan tabel 1.6, maka dapat diketahui bahwa frekuensi dari persentase nilai hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar setelah menggunakan media power point yaitu siswa yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 19 orang (86.35%) dari jumlah sampel dan siswa yang mendapat nilai di bawah 70 sebanyak 3 orang (13.65%) dari jumlah sampel. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar dengan menggunakan media power point sudah memadai karena hampir semua siswa mencapai kriteria yang ditetapkan sebagai hasil belajar IPS siswa yaitu mencapai % atau sebanyak 19 siswa dari jumlah sampel. 2. Analisis Data Pretest dan Posttest Pengaruh Penggunaan Media Power Point terhadap hasil belajar IPS siswa. Pengaruh media power point terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar berdasarkan perolehan nilai pretest (sebelum tindakan) dan nilai posttest (setelah tindakan). Jumlah nilai pretest yang diperoleh adalah 1325 dan jumlah nilai posttest yang diperoleh adalah Rentang antara nilai pretest dan posttest adalah 598 dan jumlah rentang antara nilai pretest dan posttest jika dikuadratkan adalah 17,725. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah ada pengaruh penggunaan media power point terhadap hasil belajar IPS. Untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya penggunaan media power point sebelum (pretest) dan setelah diberi perlakuan (posttest) digunakan analisis Uji T (t-test). (a) Menentukan/mencari harga Md (Mean dari perbedaan antara pre test dan post test). (b) Menentukan/mencari harga X 2 d (terlampir). (c) Menentukan harga T Hitung (terlampir). (d) Menentukan harga t Tabel. Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan α = 0,05 dan d.b. = N 1 = 22 1 = 21(terlampir).

23 16 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 Berdasarkan tabel t, maka diperoleh t 0,05 = 3,819. Setelah diperoleh t Hitung = 15,26 % dan t Tabel = 3,819 maka t Hitung t Tabel atau 14,74 3,819. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima. Ini berarti bahwa penggunaan media power point terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar. Berdasarkan nilai yang diuraikan, terlihat bahwa jumlah nilai dari posttest (setelah perlakuan) lebih tinggi dibandingkan pretest (sebelum perlakuan) yang diperoleh siswa kelas IV SDN No.125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar. Hal tersebut relevan dengan berbagai hasil yang juga menggunakan media pembelajaran power point dalam pembelajarn, hasil yang didapatkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Fakhriyah, F., Roysa, M., & Faturrohman, I. 2016, Supriyatno, Y. J. 2012, Hadiyanti, R. W. 2012, Elistiawati. 2015) 3. Hasil Observasi Sebelum dan Sesudah Menggunakan Media Power Point Fenomena menunjukkan bahwa pada tes pertama (pretest), siswa mengalami berbagai kendala dalam hasil belajar IPS. Tampak sebagian siswa mengalami kebingungan, hanya tinggal diam, dan kurang bersemangat. Menurutnya, media yang di gunakan guru kurang menarik minat belajar siswa sehingga segala yang diharapkan dari guru sulit ditemukan. Menurut peneliti, siswa mengalami kesulitan belajar, seperti siswa kurang memerhatian pelajaran pada saat proses pembelajaran berlangsung, tidak semua siswa fokus dalam memperhatikan penjelasan karena suasana pembelajaran yang kurang kondusif, dan tidak menyenangkan sebab dilaksanakan pada jam terakhir selain itu komunikasi antara siswa dan guru yang kurang baik, disertai rasa malu-malu bertanya dari siswa untuk mengemukakan pendapatnya sehingga membuat hasil belajar IPS kurang terarah. Sedangkan setelah menggunakan media power point tampak semua siswa bersemangat dalam prosese belajar. Siswa lebih mudah memahami pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran power point sehingga segala yang diharapkan dari guru mudah dipahami. Fenomena lain yang tampak yaitu ketika siswa mampu mengemukakan pendapatnya serta mampu menjawab pertanyaan berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar. Hal ini mengindikasikan bahwa media pembelajaran power point cocok digunakan dalam pembelajaran IPS, dan dengan adanya penggunaan media power point sangat berrmanfaat bagi siswa karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi IPS. Hasil penelitian ini relevan dengan berbagai hasil penelitian terkait dengan motivasi siswa dalam pembelajaran (Handhika, J.2012, Sukiyasa, K., & Sukoco, S. 2013, Kurniawati, I. 2008, Anang, N. 2015, Setyono, I. D. 2009, Suarno, D. T. 2012, Aina, M. 2013). Kesimpulan Perbandingan nilai yang diperoleh siswa sebelum menggunakan media power point yang mencapai mencapai 13,65% atau sebanyak 2 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas. Namun setelah menggunakan media power point dapat diketahui hasil belajar IPS dikategorikan memadai dan hampir semua siswa mampu memperoleh nilai di atas 70 yaitu sebanyak 86,35%. Pengaruh penggunaan media power point diketahui pula berdasarkan perhitungan uji t. Perbandingan hasil kemampuan pretest dan posttest menunjukkan bahwa nilai t hitung sebanyak 15,26 > t Tabel = 3,819. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi ada perbedaan penggunan media power point terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN No. 125 Bajeng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar diterima. Hasil observasi sebelum menggunakan media power point menunjukkan pada tes pertama (pretest), siswa mengalami berbagai kendala dalam hasil belajar IPS. Tampak sebagian siswa mengalami kebingungan, hanya tinggal diam, dan kurang bersemangat dalam proses belajar. Namun setelah menggunakan media Power Point tentunya berdampak positif terhadap nilai akhir yang diperoleh dan mampu membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar Daftar Pustaka [1] Aina, M Efektifitas Pemanfaatan Multimedia Interaktif Pembelajaran Ipa-Biologi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pria Dan Wanita Smp 19 Kota Jambi. Prosiding SEMIRATA 2013, 1(1). [2] Anang, N Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Power Point dengan Video dan Animasi terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar pada Materi Perawatan Unit Kopling Siswa Kelas 2 Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Piri 1 Yogyakarta (Doctoral dissertation, UNY). [3] Arikunto, S Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta [4] Elistiawati Pengaruh Media Berbasis Teknologi Berbentuk Slide Power Point Terhadap Hasil Belajar IPS Murid kelas IV SD Negri 421 Paselloreng Kab Wajo. Skripsi Universitas Muhammadiyah Makassar: tidak diterbitkan. [5] Ena, O. T Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti Lunak Presentasi. Yogyakarta: Indonesian Language and Culture Intensive Course) Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

24 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 17 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif [6] Hadiyanti, R. W Pengaruh Penggunaan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V SD Negeri 1 Karangtengah Kecamatan Cilongok Tahun Ajaran 2011/2012 (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Yogyakarta). [7] Handhika, J Efektivitas Media Pembelajaran IM3 Ditinjau dari Motivasi Belajar. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1(2). [8] Kurniawati, I Eksperimentasi Pembelajaran Menggunakan Media Power Point Pada Pokok Bahasan Lingkaran Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta). [9] Nugrahani, R Media Pembelajaran Berbasis Visual Berbentuk Permainan Ular Tangga untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mengajar di sekolah dasar. Lembaran Ilmu Kependidikan, 36(1). [10] Nurseto, T Membuat media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 8(1). [11] Setyono, I. D Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal dan Media Pembelajaran Powerpoint Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta). [12] Suarno, D. T Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Media Slide PowerPoint Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII A SMP Negeri 3 Sleman (Doctoral dissertation, UNY). [13] Sukiyasa, K., & Sukoco, S Pengaruh Media Animasi terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(1). [14] Supriyatno, Y. J Pengaruh Penggunaan Media Power Point Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD N Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 (Doctoral dissertation, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW). [15] Sutjiono, T. W. A Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur, 4(4), [16] Warass, R. D Pengaruh Media Pembelajaran Microsoft Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI SMA Pasundan 2 Kota CIMAHI (Doctoral dissertation, FKIP UNPAS). [17] Yanti, N. W. W Penerapan Model Pembelajaran PBL Berbantuan Power Point Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn. Jurnal Jurusan Pendidikan PKn, 1(2). Biodata Penulis Nursalam, memperoleh gelar Sarjana, Program Studi Pendidikan Umum di UVRI Ujung Pandang, lulus tahun Tahun 2003 memperoleh gelar Magister dari Program Magister Ilmu Komunikasi di Universitas Hasanuddin Makassar. Tahun 2012 memperoleh gelar Doktor dari Program Doktor bidang Ilmu Sosiologi di Universitas Negeri Makassar. Saat ini sebagai Ketua Jurusan dan dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Suardi, memperoleh gelar Sarjana, Program Studi Pendidikan Sosiologi di Universitas Muhammadiyah Makassar, lulus tahun Tahun 2014 memperoleh gelar Magister Pendidikan dari Program Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Kekhususan Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Makassar. Saat ini sebagai dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

25 18 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 IMPLEMENTASI ALPHA CRONBACH PADA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENGENALAN SAMPAH METODE MDLC Ai Ilah Warnilah AMIK BSI Tasikmalaya ai.aiw@bsi.ac.id Abstraksi Sampah di lingkungan masih kurang diperhatikan oleh sebagian masyarakat, tentunya bagi anak-anak perlu adanya pengenalan dengan pembelajaran media interaktif untuk pengenalan sampah organik dan anorganik berbasis desktop dengan metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC). Sebagai proses pengembangan perangkat lunak yang secara berurutan dimulai dari konsep, desain, mendapatkan materi konten, majelis, pengujian,dokumentasi untuk menunjang proses belajar dengan fitur yang disediakan pengguna dapat bermain sambil belajar. Dari hasil pengujian dengan Alpha Cronbach dari hasil pengolahan kuesioner menyatakan aplikasi ini layak digunakan bagi anak-anak. Kata Kunci : animasi, MDLC, Cronbach Abstract The environment waste is still less attention by some people, of course for children need the introduction by interactive media learning. To introduce and overcome organic and inorganic waste is based on desktop by multimedia development life method(mdlc). As the software development process sequentially starting from the concept. The design gets the conten material, mogic testing, documentation to support the learning process with feature provided uses can play while learning. The results of data processing questionnaire said the application fit for use by users both children Keywords : animasi, MDLC, Cronbach Pendahuluan Pertumbuhan sampah di Indonesia saat ini menjadi masalah yang sulit diatasi karena kurangnya kesadaran dan pentingnya kebersihan lingkungan. Hal tersebut menyebabkan Indonesia menempati posisi ke-2 negara yang menghasilkan sampah terbanyak pada tahun Sampah terbagi dari 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah an organik. Sampah organik di artikan sebagai sampah yang terdiri dari bahan yang bisa terurai secara alami contoh nya daun-daun kering. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sulit terurai secara alami contohnya plastik. Kurangnya pendidikan sejak dini tentang sampah-sampah yang ada menjadi salah satu penyebab kurangnya kesadaran masyarakat dan bahaya yang ditimbulkan dan jenis penyakit yang di sebabkan oleh bertumpuknya sampah tersebut. Tentunya dalam hal tersebut kita wajib menanamkan pengetahuan bagi anakanak tentang asiknya menjaga kebersihan lingkungan. agar ketika dewasa sudah tahu bahwa menjaga lingkungan adalah suatu keharusan. Multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan yaitu memuat materi tentang pembelajaran mengenai pengenalan dan penangulangan sampah organik dan anorganik Penulis. Multimedia ini dikembangkan pada platform desktop yang dapat diakses melalui komputer yang mengombanisakan teks, gambar, audio, video, dan animasi sehingga penyajian materi lebih menarik perhatian dan mudah dipahami oleh anak-anak. Dan untuk menguji kelayakan aplikasi pembelajaran ini, penulis melakukan penelitian menggunakan metode Alpha Cronbach.

26 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 19 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Dari Latar belakang diatas, dapat diketahui bahwa tujuan penelitian adalah sebagai berikut 1. Membuat permainan yang menyenangkan dan edukatif yang bersangkutan dengan pengenalan sampah organik dan anorganik. 2. Memberikan pengetahuan tentang dampak membuang sampah sembarangan dan cara menangulanginya melalui media animasi interaktif 3. Melakukan Uji Kelayakan pengembangan animasi pembelajaran pengenalan sampah menggunakan metode Alpha Cronbach. Tinjauan Pustaka 1. Animasi dan Multimedia Menurut Kausar, Sutiawan, & Rosalina (2015:19-22) menyatakan bahwa: Animasi adalah tampilan yang menggabungkan antara media teks grafik dan suara dalam suatu aktivitas pergerakan [5]. Multimedia merupakan kombinasi teks, seni, gambar, animasi, videoyang disampaikan melalui komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan secara interaktif [6]. 2. Pembelajaran Interaktif Menurut Purwanto & Hanief (2016: ) mengemukakan bahwa: Pembelajaran adalah sebuah proses transfer pengetahuan atau informasi dari seorang ahli atau kompetensi pada sebuah permasalahan kepada orang lain dengan tujuan mempunyai wawasan dan keahlian yang sama. Dalam sebuah pembelajaran harus ada pemberi ajar dan penerima pembelajaran tersebut [8]. Menurut Mukti, Lumenta, & Sugiarso (2016:1-6) Menyatakan bahwa: Pembelajaran Interaktif adalah Lawan dari pembelajaran tradisional yaitu elemen yang disusun untuk meningkatkan pemahaman konsep secara interaktif dari siswa melalui kegiatan berfikir dan bekerja yang mengahsilkan umpan balik melalui diskusi dengan petunjuk atau tanpa petunjuk dari pendidik [7]. 3. Storyboard Menurut Kausar, Sutiawan, & Rosalina (2015: 19-26) menyatakan bahwa: Storyboard adalah gambaran scene bentuk visual perancangan, audio, durasi keterangan dan narasi untuk suara akan dibuat pada perancangan storyboard. Hasil dari perancangan storyboard akan menjadi acuan dalam pembuatan tampilan pada tahap implementasi [5]. 4. Testing Program Tahapan terakhir setelah pembuatan aplikasi pembelajaran selesai, adalah tahap pengujuan (testing). Adapun metode yang digunakan dalam untuk melakukan pengujian dalam perancangan sistem ini adalah metode Black Box Testing. Menurut Pratiwi (2014) menyatakan bahwa : Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian black-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak untuk mendapatkan serangkaian kondisi masukan yang menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black-box bukan alternatif dari teknik white-box, tetapi merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kelas kesalahan daripada metode white-box [9]. 5. Metode Alpha Cronbach a. Uji Validitas Menurut Arikunto dalam (Fanani, Djati, & Silvanita, 2017) menyatakan bahwa : Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahan sesuatu instrumen [4]. Dalam uji Validitas setiap item pernyataan membandingkan rhitung dengan rtabel. Penentuan rtabel dengan menggunakan tabel harga titik dari Pearson Product Moment dengan jumlah sampel (n) sebanyak jumlah responden pada kuisioner dan perhitungan dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS. Berikut ini adalah kriteria batas minimal butir pernyataan yang diterima adalah rtabel yang taraf signifikannya adalah 5% (level of significance) menunjukkan bahwa pernyataan-pernyataan tersebut sudah valid sebagai pembentuk indikator. Menurut Sugiyono dalam (Fanani, Djati, & Silvanita, 2017) dapat disimpulkan bahwa: 1. Jika rhitung > rtabel (degree of freedom) maka instrumen dianggap valid. 2. Jika rhitung< rtabel (degree of freedom) maka instrumen dianggap tidak valid (drop), sehingga instrumen tidak dapat digunakan dalam penelitian. b. Uji Reliabilitas Menurut Fanani, Djati, & Silvanita ( 2017:40-53) mengemukakan bahwa[4] : Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen, dalam hal ini kuisioner, dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama. Uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih

27 20 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 dari dua menggunakan uji Cronbach's Alpha, yang nilainya akan dibandingkan dengan nilai koefisien reliabilitas minimal yang dapat diterima. Untuk menguji reliabilitas Menurut Sugiyono dalam (Fanani, Djati, & Silvanita, 2017) maka digunakan rumus Alpha sebagai berikut: Keterangan: rit : koefisien realibilitas k Si2 rit = [ ] [1 k 1 St 2] k : banyaknya butir pertanyaan ΣSi2 : jumlah varians butir ΣSt2 : varians total Menurut Sugiyono dalam (Fanani, Djati, & Silvanita, 2017) dasar pengambilan keputusan uji reliabilitas sebagai berikut : a. Jika α lebih besar dari rtabel maka instrumen reliable. b. Jika α lebih kecil dari rtabel maka instrumen tidak reliable. Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan berbagai gejala dan fakta yang terdapat dalam kehidupan social secara mendalam. Metode ini bertujuan melukiskan danmemahami model kebudayaan suatu masyarakat secara fenomenologis dan apa adanya. [14] Metode Penelitian Kualitatif adalah mengembangkan pertanyaan dasar tentang apa dan bagaimana kejadian itu terjadi, siapa yang terlibat dalam kejadian tersebut, kapan terjadinya, dan dimana tempat kejadiannya. [15], disini penulis mengambil data anak sekolah dasar kelas 1 sampai dengan 6 mengambil sample 10 data siswa. 1. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Observasi adalah suatu kegiatan pengamatan terhadap sesuatu yang memiliki pengaruh yang kuat dalam pembuatan proyek. Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan pada objek secara langsung. b. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan proses yang dilakukan penulis untuk mencari data melalui literatur dan kepustakaan sebagai suatu acuan dalam pengumpulan data yang dibutuhkan, baik dari media cetak maupun media elektronik. 2 Metode Pengembangan Rekayasa Perangkat Lunak yang dilakukan Rekayasa perangkat lunak (RPL atau Software Engineering adalah satu bidang profesi yang mendalami cara-cara pengembangan perangkat lunak termasuk pembuatan, pemeliharaan, manajemen, organisasi pengembangan perangkat lunak, dan sebagainya. [10] Menurut Luther-Sutopo MDLC adalah penggunaan dan perpaduan gambar,video, dan suara dalam multimedia yang menerik maupun menggugah minat belajar peserta didik atau siswa[3]. Gambar 1 Multimedia Development Life Cycle (MDLC) a. Konsep (Concept) Tahap konsep merupakan tahap awal dalam siklus MDLC. Pada tahap konsep, dimulai dengan menentukan tujuan pembuatan aplikasi serta menentukan pengguna aplikasi tersebut. Pada penelitian ini, tujuan pembuatan aplikasi adalah membantu anak-anak dalam belajar mengenal sampah organik dan anorganik menggunakan sebuah aplikasi multimedia.

28 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 21 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif b. Perancangan(Desain) Konsep yang sudah matang akan memudahkan dalam menggambarkan apa yang harus dilakukan. Tahap ini menggunakan storyboard untuk menggambarkan rangkaian cerita atau deskripsi tiap scene sehingga dapat dimengerti oleh pengguna, dengan mencantumkan semua objek multimedia dan tautan ke scene lain. c. Pengumpulan Bahan(Material Collecting) Material Collecting adalah tahap pengumpulan bahan yang sesuai dengan kebutuhan.bahan-bahan tersebut antara lain gambar, foto, animasi, video, audio, serta teks baik yang sudah jadi ataupun yang masih perlu dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan yang ada. Bahan-bahan tersebut dapat diperoleh secara gratis atau dengan pemesanan kepada pihak lain sesuai dengan rancangan yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. d. Pembuatan(Assembly) Tahap assembly adalah tahap pembuatan keseluruhan bahan multimedia. Aplikasi yang akan dibuat didasarkan pada tahap design, seperti storyboard. Tahap ini biasanya menggunakan perangkat lunak authoring, seperti Macromedia Director ataupun Adobe Flash, stencyl. e. Pengujian(Testing) Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa hasil pembuatan aplikasi multimedia sesuai dengan rencana. Ada dua jenis pengujian yang digunakan, yaitu pengujian alpha dan pengujian beta. Pengujian alpha seperti menampilkan tiap halaman, fungsi tombol serta suara yang dihasilkan. Jika ada malfunction maka aplikasi akan segera diperbaiki. Jika telah lolos dalam pengujian alpha maka akan dilanjutkan dengan pengujian beta. Pengujian beta adalah pengujian yang dilakukan oleh pengguna, dengan membuat kuisioner tentang aplikasi yang dibuat dengan uji validasi Alpha Cronbach. f. Distribusi(Distribution) Tahap ini adalah tahap terakhir dalam siklus pengembangan multimedia. Pendistribusian dapat dilakukan setelah aplikasi dinyatakan layak pakai. Pada tahap ini, aplikasi akan disimpan dalam suatu media penyimpanan seperti CD,. Jika media penyimpanan tidak cukup untuk menampung aplikasinya, kompresi terhadap aplikasi tersebut akan dilakukan.tahap evaluasi termasuk ke dalam tahap ini. Adanya evaluasi sangat dibutuhkan untukpengembangan produk yang sudah dibuat sebelumnya agar menjadi lebih baik. Hasil dan Pembahasan 1. Analisis Kebutuhan Tahap analisis kebutuhan adalah proses pengumpulan kebutuhan yang dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami seperti apa yang dibutuhkan oleh user. Tahap ini terdiri dari hardware, software dan aplikasi yang digunakan yaitu sebagai berikut: a. Kebutuhan Perangkat Keras Komputer yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut: 1. Processor AMD E-450 APU with Radeon (tm) HD Graphics 1.6GHz 2. Memory 2048 MB RAM 3. HDD 320 GB 4. Display 1366 x 768 (32 bit) (60 Hz) b. Kebutuhan Software 1.Sistem operasi yang umum digunakan seperti : Microsoft Windows 7 Ultimate 2.Aplikasi yang digunakan seperti : Adobe Flash CS6, Adobe Photoshop CC, Stencyl Versi Perancangan Perangkat Lunak Dalam pembuatan aplikasi ini,rancangan storyboard digambarkan dalam bentuk table dan uraian secara garis besar.berikut ini merupakan rancangan storyboard dari perancangan media interaktif pengenalan dan penangulangan sampah organik dan anorganik yang dijelaskan pada tabel-tabel berikut ini: Tabel 1 Storyboard Tampilan Awal VISUAL SKETSA AUDIO Pada Tampilan Utama ini berfungsi sebagai Tampilan pembuka. Cara Kerjanya adalah pada saat dimulai gambar akan terus berganti dan button start ditekan akan muncul submenu utama. Gambar start

29 22 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 Tabel 2. Storyboard Menu VISUAL SKETSA AUDIO musik Tampilan submenu dari menu utama: JUDUL -Judul -pembelajaran -mulai game pembelajaran MULAI Tabel 3. Storyboard Submenu Dari Pembelajaran VISUAL SKETSA AUDIO Tampilan submenu dari menu pembelajaran - Tombol Next Tabel 4. Storyboard Submenu Dari Pembelajaran2 Musik instrumen VISUAL SKETSA AUDIO Tampilan submenu dari menu pembelajaran - Tombol Next - Tombol Back Tabel 5. Storyboard Submenu Dari Pembelajaran3 Musik instrumen VISUAL SKETSA AUDIO Tampilan submenu dari menu pembelajaran - Tombol Back Tabel.6. Storyboard Submenu Dari Permainan Musik instrumen VISUAL SKETSA AUDIO Tampilan submenu dari menu permainan - actor (pemain) - sampah (item yang harus dikumpulkan - enemy (actor yang harus di hindari) Tabel 7. Storyboard Submenu Dari Game Over Musik instrumen VISUAL SKETSA AUDIO Tampilan submenu dari menu game over - Tombol Retry (mengulang Kembali permainan) - Tombol Home (kembali ke menu) Tabel.8. Storyboard Submenu Dari Paused Musik instrumen VISUAL SKETSA AUDIO Tampilan submenu dari menu paused - Tombol Retry (mengulang Kembali permainan) - Tombol Home (kembali ke menu) JUDUL SUBMENUPEMBELAJARAN JUDUL SUBMENUPEMBELAJARAN JUDUL SUBMENUPEMBELAJARAN actor RETRY RETRY sampah GAME OVER enemy HOME HOME Musik instrumen

30 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 23 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Tabel.9. Storyboard Submenu Dari Level Complete VISUAL SKETSA AUDIO Tampilan submenu dari menu level complete - Tombol Next (melanjutkan level permainan) - Tombol Home (kembali ke menu) LEVEL COMPLETE NEXT HOME Musik instrumen 3.Implementasi dan Pengujian Unit 3.1 Implementasi a.tampilan Awal, Tampilan ini berisi rangkaian slide yang menampilkan permasalahan sampah, dan button start. Gambar 2. Implementasi Antar Muka Tampilan Utama b. Tampilan Menu,Tampilan ini berisi judul aplikasi, button permainan dan button pembelajaran. Berfungsi sebagai Tampilan judul aplikasi, Button permainan merupakan button untuk menuju pada tampilan permaian, sedangkan Button pembelajaran merupakan button untuk menuju pada tampilan pembelajaran. Gambar 3. Implementasi Antar Muka Tampilan Menu c. Tampilan Menu Pembelajaran berisi gambar pembelajaran, button next untuk melanjutkan slide pembelajaran, dan button back untuk kembali pada slide sebelumya. Gambar 4. Implementasi Antar Muka Tampilan Pembelajaran d. Tampilan Menu Permainan berisi actor sebagai pemain, sampah sebagai item yang harus d kumpulkan oleh pemain agar actor dapat meneruskan level selanjutnya, enemy sebagai musuh yang harus di hindari oleh actor dan jikalau actor menyentuk enemy maka nyawa actor akan berkurang

31 24 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 Gambar 5. Implementasi Antar Muka Tampilan Permainan e.tampilan Level Complete Banner Tampilan level complete banner akan muncul jikalau jumlah sampah telah mencapai nol ( 0 ). Tampilan ini berisi gambar level complete, button next untuk melanjutkan level, dan button home untuk kembali pada menu home. Gambar 6. Implementasi Antar Muka Tampilan Level Complete f.tampilan Game Over Banner Tampilan game over banner akan muncul jikalau nyawa actor telah mencapai nol ( 0 ). Tampilan ini berisi gambar game over, button retry untuk mengulang kembali permainan, dan button home untuk kembali pada menu home. Gambar 7 Implementasi Antar Muka Tampilan Game Over g.tampilan Paused Banner Tampilan ini berisi gambar paused, button retry untuk mengulang kembali permainan, dan button home untuk kembali pada menu home 3.2 Pengujian Unit Pengujian terhadap program yang dibuat menggunakan blackbox testing proses masukan dan keluaran program. 1. Pengujian Unit Terhadap Form Tampilan Awal yang fokus terhadap Tabel 11. Hasil Pengujian Blackbox Testing Frame Awal Input/Event Proses Output/Next Stage Hasil Pengujian button Start Switch to [menu] and [crossfade] Pilihan Menu Sesuai for (3) secs [Play] [sound] on chanel (3)

32 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 25 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif 2. Pengujian Unit Terhadap Form Tampilan Menu Tabel 12. Hasil Pengujian Blackbox Testing Frame Menu Input/Event Proses Output/Next Stage Hasil Pengujian button Menu Switch to [belajar] and Tampil pembelajaran, Sesuai pembelajaran [crossfade] for (3) secs [Play] [sound] on chanel (3) button next dan button home. button Menu permainan Switch to [game] and [crossfade] for (3) secs [Play] [sound] on chanel (3) Actor, enemy, dan item 3.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Dengan menyebar kuisioner bagi minimal 10 orang untuk mengetahui sejauh mana aplikasi ini berfungsi dengan baik serta bermanfaat bagi pengguna. Tabel 13. Kuisioner No PERTANYAAN KUESIONER SS S R TS STS 1 Apakah Tampilan Aplikasi Pengenalan sampah ini Menarik? Apakah dengan aplikasi ini pengguna sudah mengetahui tentang apa itu sampah organik dan anorganik? Apakah dengan aplikasi ini pengguna mendapatkan informasi tentang bahaya sampah? Apakah dengan aplikasi ini pengguna mendapatkan informasi tentang cara mengani sampah? Apakah dengan aplikasi ini penguna sudah dapat membedakan sampah organik dan anorganik? Apakah dengan aplikasi ini penguna sudah dapat mencintai lingkungan sekitarnya? Apakah Animasi Pengenalan dan penangulangan sampah organik dan anorganik Mudah Untuk Dioperasikan? 8 Apakah Setiap Fitur Yang Terdapat Pada Aplikasi Ini Berjalan Baik? 9 10 Apakah Informasi Yang Diberikan Oleh Aplikasi Ini Sudah Memenuhi Kebutuhan Pengguna? Apakah Dengan Bantuan Aplikasi Ini Masalah Pengguna Dapat Diselesaikan? Pengujian Validitas Berikut data Hasil pengujian kuisioner pada 10 orang: Tabel 14 Data Pengolahan Kuisioner Validitas No Nama Usia Kelas 1 HSN 12 Tahun 6 2 SFR 7 tahun 1 3 KNF 9 tahun 3 4 FRM 9 tahun 3 5 IDR 8 tahun 2 6 HSN 8 tahun 2 7 RYN 10 tahun 4

33 26 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi MTR 10 tahun 4 9 SYN 9 tahun 3 10 NZM 7 tahun 2 Tabel15 Data Pengolahan Kuisioner Validitas No Jawaban Angket Total Total Kuadrat Responden Jumlah Jumlah Kuadrat Dari hasil pengolahan kuisioner menggunakan aplikasi SPSS maka didapat hasil Uji Validitas, yaitu: Gambar 8 Pengolahan Kuisioner Uji Validitas SPSS Selanjutnya, nilai r hitung untuk pertanyaan 1 adalah 0,895 dibandingkan dengan r tabel yaitu (n) = 10 untuk taraf kesalahan 5% yaitu sebesar 0,632. karena nilai r hitung > nilai r tabel maka pertanyaan tersebut Valid. Tabel 16 Hasil Uji Validitas

34 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 27 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Pengujian Reliabilitas Data yang diperlukan dalam rumus adalah : Keterangan: rit : koefisien realibilitas k : banyaknya butir pertanyaan ΣSi 2 : jumlah varians butir ΣSt 2 : varians total Keterangan : Menghitung varians Butir Si 2 pertama: Si 2 = = ,4 10 = 7,6 = 0, ΣSi 2 = 0,76 + 1, ,76 + 0,96 + 0,45 + 0,6 + 1,16 + 0,96 + 0,76 = 8,5 St 2 = Menghitung Koefisien Cronbach Alpha 10 8,5 rit = [ ] [ ,84 ] = [1,11][1 0,163] = [1,11] [0,837] = 0, 929 k Si2 rit = [ ] [1 k 1 St 2] = ,6 10 = 518,4 10 = 51, 84 Dari perhitungan diatas nilai Cronbach alpha (α) adalah 0,929 dibandingkan dengan r tabel yaitu (n) = 10 untuk taraf kesalahan 5% yaitu sebesar 0,632. Karena nilai r hitung > nilai r tabel maka pertanyaan tersebut Reliabel. Dengan data r tabel yang diketahui adalah sebagai berikut : Gambar 18 Data Rtabel

35 28 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 Sedangkan untuk perhitungan uji reliabilitas menggunakan Aplikasi SPSS adalah sebagai berikut: Gambar 19 Pengolahan Kuisioner Uji Reliabilitas SPSS Kesimpulan 1. Dengan adanya animasi interaktif ini diharapkan anak- anak dapat membedakan sampah organik dan anorganik dan dapat membuang sampah pada tempatnya, dan mencintai lingkungan sekitar nya sehingga bisa mencegah terjadinya bencana alam yang disebabkan oleh sampah yang menumpuk yang mengakibatkan banjir, tanah longsor 2. Dari perhitungan hasil kuesioner menggunakan Aplikasi SPSS maka didapat angka Cronbach s Alpha sebesar 0, Dari hasil diatas menunjukan bahwa nilai α > rtabel yang memiliki nilai 0,632, dan menunjukkan data yang reliabel dan animasi ini sangat layak digunakan. Daftar Pustaka [1] Ariyati, S., & Misriati, T. (2016). Perancangan Animasi Interaktif Pembelajaran Asmaul Husna. Jurnal teknik Komputer, AMIK BSI, Jakarta. [2] Adhayani, Ai dan Dewi Tresnawati. pengembangan Sistem Multimedia Pembelajaran iqro Menggunakan Metode Luther. ISSN : Vol. 12 No [3] Binanto, Iwan Multimedia Dasar-Dasar Teori dan pengembangannya. Yogyakarta:ANDI. [4] Fanani, I., Djati, S., & Silvanita, K. (2017). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB). fundamental management journal,uki,jakarta [5] Kausar, A., Sutiawan, Y. F., & Rosalina, V. (2015). Perancangan Video Company Profile Kota Serang Dengan Teknik Editing Menggunakan Adobe Premier Pro CS 5. Jurnal PROSISKO,Universitas Serang Raya, Serang [6] Munir Multimedia konsep & Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung:Alfabeta. [7] Mukti, I., Lumenta, A., & Sugiarso, B. (2016). Rancang Bangun Aplikasi Pembelajaran Untuk Anak Umur 6-9 Tahun Berbasi Android. E-Journal Teknik Informatika, Universitas Sam Ratulangi,Mando [8] Purwanto, A., & Hanief, S. (2016). Multimedia Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Berbasis Animasi. Jurnal Sistem dan Informatika, STIMIK AMIKOM, Yogyakarta [9] Pratiwi, H. (2014). Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Karyawan Berprestasi menggunakan Metode Multifactor Evaluation Process. Jurnal Sistem Informasi, STMIK Widya Cipta Dharma, Samarinda [10] Rosdiana, L., & Sari, D. P. (2016). Respon Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Model Inkuiri dengan Menggunakan Animasi, Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, Universitas Negri Surabaya,Surabaya [11] Sukamoto, Rossa A. Dan M. Shalahuddin rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan berorientasi Objek. Bandung: Informatika. [12] Simarmata, Janner Rekayasa Perangkat Lunak, Yogyakarta : ANDI.

36 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 29 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif [13] Saebani, Beni Ahmad,Drs., M.Si Metode Penelitian, Bandung : CV. Pustaka Setia. [14] Satori, Djam an,prof. Dr., M.A. Komariah, Aan Dr.,M.Pd Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta:. [15] Santoso, Singgih.2013.Menguasai SPSS 21 di Era Informasi, Kompas Gramedia,Jakarta Biodata Penulis Ai Ilah Warnilah, memperoleh gelar Sarjana Teknik(S.T), Program Studi Teknik Informatika Universitas Siliwangi, tahun Tahun 2015 Memperoleh gelar Magister Komputer(M.Kom) dari Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer Nusamandiri Jakarta, Saat ini sebagai Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Manajemen Informatika Akademi Manajemen Informatika dan Komputer(AMIK) Bina Sarana Informatika (BSI) Tasikmalaya.

37 30 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 EFEKTIFITAS BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI KECEMASAN MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGHADAPI UJIAN 1) Cucu Arumsari, 2) Milah Nurkamilah, 3) Yuni Kuswita Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya cucu.arumsari@umtas.ac.id 1), milah.nurkamilah@umtas.ac.id 2), yunikuswita@gmail.com 3) Abstraksi Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas bimbingan kelompok untuk mereduksi kecemasan mahasiswa Pendidikan Teknologi Informasi (PTI) menghadapi ujian. Metode penelitian kuasi eksperimen dengan desain randomized postest only control group design. Sampel terdiri dari 15 orang sebagai kelompok eksperimen dan 15 orang sebagai kelompok kontrol yang dipilih secara acak dari mahasiswa PTI semester II. Analisis data menggunakan uji independent t test. Hasil penelitian pada taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa bimbingan kelompok efektif mereduksi kecemasan mahasiswa PTI menghadapi ujian. Kata Kunci : Kecemasan, Bimbingan Kelompok, Mahasiswa Abstract This study aims to determine the effectiveness of group guidance to reduce students anxiety of Information Technology Education (PTI) facing the exam. Quasi experimental research method with randomized posttest only control group design. The sample consisted of 15 people as an experimental group and 15 people as control group from PTI students in second semester, The sample was selected randomly. Data analysis using independent t test. The results of the research at 5% significance level indicate that the group guidance effective to reduce the students s anxiety of PTI facing the exam. Keywords: Anxiety, group guidance, students Pendahuluan Masa depan yang cerah dengan prestasi gemilang merupakan dambaan semua peserta didik, pengajar maupun orangtua. Hal ini karena selain merasa bangga, juga dapat menunjang keberhasilan di masa depan. Semua itu dapat dicapai jika peserta didik mampu melewati setiap fase ujian yang ada disetiap jenjang pendidikan, seperti ulangan harian, UTS, UAS, ujian sekolah maupun ujian nasional (UN), ujian masuk kerja atau perguruan tinggi dengan nilai yang maksimal. Karena jika gagal dalam satu fase itu akan mempengaruhi fase selanjutnya dan tidak sedikit peserta didik yang menganggap kalau gagal dalam ujian berarti berakhir juga masa depan. Crystal [9] menyatakan bahwa kegagalan dalam ujian telah terbukti akan sangat berkaitan dengan kecemasan, ketakutan dan depresi. Bahkan, Chen [9] menyatakan, performa akademis yang buruk ditemukan menjadi satu-satunya yang konsisten asosiasi sosial yang terkait dengan bunuh diri di kalangan muda orang Cina. Jika anak-anak tidak bisa memenuhi harapan orang tua mereka untuk mencapai target akademis, mereka menjadi takut dan cemas. Hal tersebut nampaknya juga menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh mahasiswa. Kemajuan jaman yang ditandai dengan perkembangan teknologi canggih dan informasi yang mudah diakses, berakibat pada persaingan berprestasi semakin ketat. Hal ini mempengaruhi keadaan mahasiswa, baik dari segi pengetahuan, pribadi, cita-cita dan emosi. Ciri-ciri kepribadian mahasiswa telah ditemukan mempengaruhi kinerja hasil akademik [12]. Hasil wawancara dan observasi pendahuluan, diperoleh informasi bahwa tingkat kecemasan mahasiswa PTI meningkat ketika menghadapi ujian baik ujian tengah semester maupun ujian akhir semester. Beberapa diantara mahasiswa menyatakan bahwa kecemasan itu kian tinggi, karena diantaranya tidak memiliki kemampuan prasyarat untuk memahami mengenai teknologi dan aplikasi komputer karena ada diantara mahasiswa yang

38 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 31 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif berasal dari SMA atau SMK yang bukan teknologi. Kurangnya kemampuan menguasai kemampuan prasyarat tersebut menjadikan beberapa diantara mahasiswa merasa minder, dan tegang ketika menghadapi ujian karena merasa takut gagal dalam ujian dan memperoleh hasil yang kurang baik. Terdapat 2 mahasiswa yang pada awalnya berencana untuk pindah jurusan, karena merasa tidak mampu mengikuti perkuliahan. Selain itu, ada beberapa mahasiswa yang mengeluh tidak pintar komputer, sehingga merasa cemas ketika mengikuti perkuliahan. Hal ini tentu dapat memicu kecemasan yang tinggi pada diri mahasiswa jika dibiarkan saja. Sejalan dengan pendapat MacIntyre [12] yang menyatakan bahwa hubungan antara kecemasan dan siklus tugas kinerja menunjukkan bahwa sebagai mahasiswa yang mengalami lebih banyak kegagalan, tingkat kecemasan mereka dapat meningkatkan bahkan lebih tinggi. Kekhawatiran mengenai kemampuan dalam mengikuti perkuliahan, tentu secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa, terutama pada saat mahasiswa menjelang ujian. Barksdale - Ladd & Thomas [10] menyatakan terdapat gejala somatis seperti mahasiswa mengalami sakit perut dan sakit kepala pada hari sebelum atau selama tes. Wigfield dan Eccles menyatakan Pencapaian nilai mengacu pada pentingnya perasaan untuk berhasil dalam domain atau tugas pada diri mahasiswa [10]. Selanjutnya dikemukakan bahwa rata-rata pelajar yang mencapai prestasi yang baik di masa lalu dan percaya bahwa mereka kompeten, merasa kurang cemas tentang evaluasi masa depan [10]. Hal ini tentu menunjukkan bahwa beberapa indikasi yang dialami mahasiswa PTI menunjukkan kecemasan terutama dalam menghadapi ujian, yaitu cemas tentang evaluasi masa depan akibat merasa diri tidak kompeten. Oleh karena itu, Kecemasan pada diri mahasiswa PTI merupakan aspek afektif yang krusial untuk diberikan penanganan. Dengan demikian, kecemasan merupakan masalah emosi dan prilaku yang harus secara optimal ditangani. Di sisi lain, Philips, Martin dan Meyer [1] menyatakan bahwa ada dua faktor yang menampilkan perkembangan kecemasan tes, yaitu anteseden distal tes kecemasan dan anteseden proksimal tes kecemasan. Zeinder [1] menegaskan bahwa faktor distal yang membentuk tes kecemasan sebagai sifat tertentu, sedangkan faktor proksimal diyakini berdampak pada tes kecemasan sebagai keadaan emosional. Kedua domain kecemasan sifat dan situasi berkontribusi terhadap bukti nyata tes kecemasan dalam evaluatif. Siswa kewalahan oleh berat tekanan terkait dengan ujian pada periode paling kritis untuk perkembangan fisik dan emosional [13]. Yildirim menyatakan prevalensi tes kecemasan berkisar dari 25 sampai 30 % di antara siswa dari budaya yang berbeda, namun Gu Ndogdu menyatakan bahwa prevalensi kecemasan tes tinggi 42 % di kalangan siswa mempersiapkan untuk sekolah tinggi dan ujian universitas [13]. Menurut Lazarus [4], kecemasan terdiri dari banyak faktor, diantaranya faktor individu dan sekolah dengan pendidikan dan kurikulum, termasuk kursus atau les, perilaku keluarga, nilai-nilai dan harapan, dukungan sosial, akademik sukses, hubungan keluarga, perfeksionisme, kemampuan belajar, dan fokus pengawasan. Yildirim [4] berpendapat bahwa kecemasan dipengaruhi oleh karakteristik metode guru dan pendidikan. Lufi, Okasha dan Kohen [1] menyatakan bahwa kecemasan dapat dibagi menjadi dua domain yaitu sifat kecemasan dan kecemasan situasi. Sifat kecemasan "kecenderungan yang lebih permanen untuk cemas". Dengan kata lain, kecemasan sifat adalah seorang individu, kecenderungan pribadinya untuk menyadari berbagai situasi berbahaya dan mengancam. Sedangkan Spielberger [1] menyatakan, kecemasan situasi merupakan antisipasi yang dialami pada saat tertentu dalam waktu sebagai respon terhadap mendefinisikan situasi. Mallow [4] mendefinisikan kecemasan ilmu pengetahuan sebagai pengalaman total siswa yang tidak memahami konsep-konsep ilmiah, ia menekankan bahwa kecemasan mempengaruhi perilaku. Sedangkan Connolly menyatakan kecemasan umumnya terjadi ketika sebuah sistem atau konsep disalahartikan atau tidak sehat [4]. Kecemasan pada intinya merupakan kondisi ketakuatan, kebingungan dan tekanan yang mendalam yang tidak menemukan jalan keluarnya sehingga individu mengalami ketidaksetabilan emosi yang mengakibatkan sakit, marah, malas, dll. Indikator kecemasan mahasiswa dalam menghadapi ujian yaitu ketakutan, tidak fokus, mearasa panas, dingin, sakit perut dan sebagainya. Dampaknya bisa sangat negatif jika kecemasan tersebut tidak mendapat penanganan layanan bimbingan dan konseling secara optimal. Hasil penelitian Gantina & Herdi [7][8] menunjukkan bahwa perlu penanganan bimbingan yang tepat terhadap peserta didik yang mengalami kecemasan melalui layanan konseling sebagai intervensi dalam mereduksi kecemasan siswa menghadapi ujian. Penelitian Tresna di Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja Tahun Ajaran 2010/2011, menghasilkan studi pendahuluan yang menunjukkan bahwa kecemasan menghadapi ujian pada siswa berada pada kategori sangat cemas. Setelah diberikan perlakuan konseling behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis, kecemasan siswa menjadi turun baik secara umum maupun dilihat dari aspek-aspeknya, sehingga siswa dapat mengukuti ujian tanpa rasa cemas yang berlebihan. Uji efektivitas menunjukkan hasil yang signifikan, sehingga konseling behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis terbukti efektif untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian pada siswa. Layanan konseling kelompok strategi modeling dapat menjadi jalan keluar dalam melakukan intervensi terhadap peserta didik yang mengalami kecemasan. Intervensi untuk mereduksi kecemasan mahasiswa menghadapi ujian yaitu salah satunya dengan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagai pengalaman dalam upaya pengembangan wawasan, sikap dan atau keterampilan

39 32 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 yang diperlukan dalam upaya mencegah timbulnya masalah atau upaya pengembangan pribadi [13]. Alasan menggunakan bimbingan kelompok karena bimbingan kelompok memiliki sifat yang beragam, mulai dari yang bersifat informatif sampai pada yang sifatnya terapeutik. Sedangkan dalam prakteknya, bimbingan kelompok dapat dilakukan melalui berbagai teknik seperti diskusi, simulasi, latihan, karyawisata, homeroom program, dan sosiodrama. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini yaitu mengetahui efektifitas bimbingan kelompok untuk mereduksi kecemasan mahasiswa PTI menghadapi ujian. Manfaat penelitian yaitu memberikan informasi tambahan secara konseptual mengenai pemasalahan kecemasan mahasiswa PTI menghadapi ujian dan memperkaya keilmuan mengenai pendekatan intervensi bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien. Selain itu, bagi mahasiswa diharapkan menambah keterampilan mengelola kecemasan menghadapi ujian melalui penerapan bimbingan kelompok. Serta bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya untuk menguji efektifitas penerapan konseling melalui bimbingan kelompok untuk mereduksi kecemasan pada subjek penelitian yang lain. Metode Penelitian Jenis penelitian yaitu eksperimen semu, dengan desain randomized posttest only control group design [2]. Adapun desain penelitian digambarkan berikut ini. Grup variabel bebas posttest A X O B _ O Populasi penelitian yaitu seluruh mahasiswa PTI semester dua tahun akademik berjumlah 30 orang. Sampel penelitian terdiri dari 15 orang kelompok eksperimen dan 15 orang kelompok kontrol yang dipilih secara acak sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol [6]. Adapun variabel bebas pada penelitian ini yaitu bimbingan kelompok, dengan variabel terikat kecemasan mahasiswa. Penelitian ini menggunakan instrumen yang dikembangkan sendiri. Hasil uji coba instrumen angket kecemasan terhadap 39 orang mahasiswa menunjukkan reliabilitas instrumen kecemasan tinggi dengan koefisien reliabilitas 0,910. Hasil dan Pembahasan Penelitian dilaksanakan satu minggu sebelum ujian akhir semester tahun akademik 2016/2017 dilaksanakan. Kegiatan pada hari pertama diawali oleh penayangan video motivasi mengenai Lena. Lena merupakan seorang yang memiliki keterbatasan fisik tapi mampu survive memecahkan masalah dengan segala keterbatasan yang ia miliki. Video ini ditayangkan untuk memberikan motivasi, sebagai makhluk Allah yang diberikan kesempurnaan fisik, patut untuk bersyukur. Selain itu, Lena dengan segala keterbatasan yang dimiliki mampu survive, apalagi seseorang yang diberikan kesempurnaan secara fisik oleh Allah SWT. Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Kelas eksperimen dibagi menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok berdiskusi dengan tema diskusi bagaimana cara atau tips menghadapi ujian agar sukses. Proses diskusi kelompok berjalan lancar dan peserta terlihat aktif. Meskipun terdapat beberapa anggota kelompok yang terlihat malu-malu dalam mengemukakan pendapatnya, namun komunikasi mulai terjalin diantara anggota kelompok. Adapun dokumentasi hari pertama seperti terlihat pada gambar 1 berikut. Gambar 1. Dokumentasi Penelitian Hari Kesatu Adapun hasil disuksi pada hari pertama, mengenai bagaimana cara atau tips menghadapi ujian agar sukses dari kedua kelompok disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Hasil Diskusi Kelompok pada Kelas Eksperimen No Tips Kelompok 1 Kelompok 2 1 Berdoa sepenuh hati dengan hati yang ikhlas dan lapang dada Berdo a 2 Istirahat yang cukup Belajar 3 Banyak membaca buku Istirahat yang cukup 4 Sebelum ujian mandi dulu agar fresh Pola hidup yangs ehat 5 Banyakin Dhuha dan baca Al-Qur an Diskusi kelompok sebelum ujian 6 Diskusi kelompok sebelum UAS Shalat malam (Tahajud)

40 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 33 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif No Tips Kelompok 1 Kelompok 2 7 Bertanya materi yang belum tahu kepada dosennya Mempersiapkan alat tulis (keperluan ujian) 8 Jangan belajar menggunakan sistem SKS ( Sistem Kebut Semalam) Meminta do a orang tua 9 Persiapan ATK sebelum UAS/UTS Memotivasi diri agar bisa lebih baik 10 Open positive mind Sarapan sebelum ujian 11 Relax saat mengerjakan soal ujian Menjauhkan gadget 12 Hati-hati saat berkendara sebelum ujian 13 Jaga kesehatan 14 Banyak olahraga minimal 15 menit di waktu pagi 15 Perbanyak motivasi 16 Berpakaian yang rapih, karena mencerminkan kepribadian yang baik 17 Latihan soal-soal terutama yang di dalamnya berhitung 18 Mengisi soal yang dapat dipahami terlebih dahulu 19 Kurangi bermain gadget 20 Minta doa restu orang tua Kegiatan hari kedua, perlakuan yang diberikan berupa permainan untuk melatih konsentrasi berupa games dengan nama duel maut. Aturan permainan pertama yaitu, mahasiswa diminta untuk memposisikan diri melingkar, kemudian setiap peserta yang disebut namanya maka orang yang berada disamping kiri dan kanan mengatakan dor dengan gaya menembak. Tujuan bimbingan kelompok ini adalah melatih daya konsentrasi untuk cepat bertindak dalam merespon sesuatu. Sedangkan aturan bimbingan kelompok games kedua dengan nama STRIP SEVEN, yaitu mahasiswa secara bergiliran berhitung mulai dari angka 1, kemudian mahasiswa yang mendapatkan giliran kelipatan 7 mengatakan hore. Pada permainan pertama dan kedua, mahasiswa yang keliru mendapatkan sanksi di akhir permainan. Sanksi yang diberikan berasal dari rekan yang lain. Mahasiswa terlihat rileks selama permainan, dan rasa nyaman diantara anggota kelompok terlihat lebih baik dibandingkan pada hari pertama. Mahasiswa mulai terbuka satu sama lain. Adapun dokumentasi pada hari kedua terlihat pada gambar 2 berikut. Tujuan bimbingan kelompok ini adalah untuk melatih konsentrasi peserta agar dapat merespon sesuatu dan juga dapat bertindak sesuai peraturan. Gambar 2. Dokumentasi Penelitian Hari Kedua Kegiatan hari ketiga, bimbingan kelompok dengan permainan diberi nama SEE OUR FEET. Mahasiswa berkelompok masing-masing anggota 3 orang, kemudian diberikan misi untuk berjalan dengan kaki terikat satu dengan yang lainnya. Berawal dari titik asal sampai tujuan yang ditentukan, kelompok dengan waktu tercepat adalah pemenangnya. Sedangkan kelompok lain bertugas untuk menghalangi menggunakan bola-bola kertas, seperti tampak pada gambar 3 berikut ini. Tujuan bimbingan kelompok ini adalah bekerja sama dalam satu tujuan. Gambar 3. Dokumentasi Penelitian Hari Ketiga Kegiatan hari keempat, mahasiswa dibagi menjadi 3 kelompok, dengan masing-masing anggota memiliki peran sebagai si pincang, si tuli, dan si buta. Kemudian berjalan saling membantu sampai tujuan yang ditetapkan, kelompok lain bertugas untuk menghalangi menggunakan bola kertas. Kelompok dengan waktu tercepat adalah pemenangnya. Adapun dokumentasi kegiatan hari keempat sebagai berikut. Gambar 4. Dokumentasi Penelitian Hari Keempat

41 34 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 Kegiatan hari ketiga dan keempat menunjukkan mahasiswa terlihat santai, rileks dan perasaan nyaman. Selain itu, keterbukaan antar masing-masing individu mulai terjalin, serta kerjasama mulai terjalin. Tujuan bimbingan kelompok ini adalah mampu berkomunikasi secara efektif dengan segala keterbatasan yang ada sehingga mereka mampu mencapai tujuan yang diidamkan tanpa kesulitan berarti. Instrumen kecemasan mahasiswa yang diamati meliputi indikator: (1) Pernapasan dangkal dan hiperventilasi, (2) buru-buru intens adrenalin dan hormon stres lainnya, (3) jantung berdebar-debar, dan berkeringat, (4) anggota badan gemetar, (5) Tubuh tegang dan ketegangan otot, (6) Mulut kering, (7) Sakit kepala, (8) Mual, diare atau muntah (9) Manifestasi fisik lain dari kecemasan meliputi letusan kulit, gatal-gatal dan ruam, kelelahan, makan dan masalah tidur. Deskripsi kecemaasan mahasiswa PTI pada akhir penelitian disajikan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Statistika Deskriptif Kecemasan Mahasiswa PTI setelah Penelitian Deskripsi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Skor Maksimum Ideal Skor Minimum Ideal Skor Maksimum Skor Minimum Rata-rata 196,13 173,27 Simpangan Baku 20,87 19,66 Varians 435,41 386,50 Berdasarkan data pada Tabel 3, rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berada pada kategori kecemasan rendah. Namun, secara rata-rata kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan. Hipotesis yang diuji pada penelitian ini yaitu bimbingan kelompok efektif mereduksi kecemasan mahasiswa PTI menghadapi ujian akhir semester ganjil. Hasil uji asumsi normalitas dan homogenitas data postes dari kelompok kontrol maupun eksperimen pada taraf signifikansi 0,05 ditunjukkan Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas data Postes Kelompok Sig. Uji Normalitas Keterangan Eksperimen 0,196 Normal Kontrol 0,060 Normal Lavene s Statistic Uji Homogenitas Sig. Keterangan 0,005 0,944 Homogen Hasil pada Tabel 3, uji statistik Saphiro-Wilks menggunakan program SPSS menunjukkan signifikansi kedua kelompok lebih dari 0,05, dengan demikian data postes baik kelompok kontrol maupun eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas data postes kedua kelompok, menunjukkan bahwa data homogen, karena nilai signifikansi 0,944 lebih dari 0,05. Dengan demikian, asumsi normalitas dan homogenitas data terpenuhi. Selanjutnya, uji keefektifan menggunakan uji independent t test menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,089 dengan signifikansi sebesar 0,0025. Dengan demikian, karena nilai signifikansi 0,0025 kurang dari 0,05 maka H ditolak. Artinya, bimbingan kelompok efektif mereduksi kecemasan mahasiswa PTI menghadapi ujian akhir 0 semester ganjil tahun akademik 2016/2017, karena rata-rata kecemasan kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Penelitian efektifitas bimbingan kelompok untuk mereduksi kecemasan mahasiswa PTI dalam menghadapi ujian, terbukti efektif. Kelompok mahasiswa yang dibuat dalam layanan bimbingan kelompok ditemukan setelah diberi intervensi mengalami penurunan kecemasan dalam menghadapi ujian. Secara umum efektifitas bimbingan kelompok untuk mereduksi kecemasan mahasiswa PTI dalam menghadapi ujian didiskripsikan sebagai berikut. Tabel 4. Kriteria Kecemasan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setelah Perlakuan Kriteria Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Jumlah Mahasiswa Persentase Jumlah Mahasiswa Persentase Sangat Tinggi 0 0 % 0 0 % Tinggi 0 0 % 0 0 % Sedang 1 6,67 % 8 53,33 % Rendah 10 66,67 % 7 46,67 % Sangat Rendah 4 26,67 % 0 0 % Berdasarkan data pada Tabel 4, terlihat bahwa jumlah mahasiswa pada kelompok eksperimen yang mendapatkan bimbingan kelompok kecemasan mahasiswa PTI sebelum ujian berada pada kriteria kecemasan rendah dan sangat rendah lebih banyak dibandingkan kelompok kontrol. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian

42 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 35 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Muharam yang menyimpulkan bahwa bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi efektif untuk meningkatkan kontrol diri peserta didik SMP [11]. Menurut Dimyati dan Mudjiono [5] kondisi lingkungan siswa juga mempengaruhi motivasi belajar siswa, mahasiswa semester tiga yang meninggalkan masa remaja dan digerbang masa dewasa, dengan kondisi lebih gampang terpengaruh oleh teman-teman, bimbingan kelompok terbukti dapat membantu meminimalsir kecemasan. Pernyataan tersebut didukung juga oleh pendapat Santrock [14] mengemukakan bahwa sesama siswa dapat menjadi tutor yang efektif. Dalam tutoring teman sebaya, seorang siswa mengajar siswa lainnya. Banyak penelitian yang telah menemukan bahwa tutoring teman sebaya sering kali membantu prestasi siswa. Penelitian lain yang dilakukan oleh Fuchs, dkk [14] menerangkan efektivitas program tutoring teman kelas dalam bidang membaca. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dalam kelas tutoring teman menunjukkan kemajuan membaca yang lebih besar daripada mereka yang tidak mendapatkan tutoring. Bimbingan kelompok efektif mereduksi kecemasan mahasiswa dalam menghadapi ujian. Bimbingan kelompok ini dilaksanakan menggunakan tema bimbingan kelompok yang berbeda-beda. Hari pertama bimbingan kelompok dengan menayangkan video motivasi, diaman dalam video tersebut ditanamkan agar semangat belajar dengan kondisi fisik yang serba kekurangan, tujuannya membentuk konsep awal segala masalah yang dihadapi bisa diselesaikan. Hari kedua menggunakan tema permainan mengasah konsentrasi mahasiswa, mahasiswa diminta untuk berkelompok memperhatikan hitungan kelipatan tujuh, sampai kelipatan tujuh mahasiswa diminta teriak dor, tujuannya agar mahasiswa sadar dalam menyelesaikan ujian diperlukan konsentrasi yang kuat. Hari ketiga menggunakan permainan kerjasama, mahasiswa dibagi menjadi tiga orang setiap kelompok, dalam permainan ketiga orang dalam kelompok masing-masing kakinya diikat, tetapi kelompok diharuskan berjalan kerjasama dalam keadaan terikat dari start sampai finish dengan tuntutan waktu tersingkat dan hambatan dari rekan kelompok lain, dari permainan tersebut berupaya memberikan kesadaran bagi mahasiswa bahwa dalam mencapai sesuatu perlu kerjasama dengan berbagai pihak dan usaha karena tidak semuanya, harapan kita berjalan sesuai rencana. Hari terakhir keempat bimbingan kelompok menggunakan permainan, setiap kelompok tiga orang yang masing-masing berperan sibuta, tuli dan bisu, masing-masing diwajibkan juga berjalan mengacapai finish dengan keterbatasan perannya tersebut, tujuan dari permainan ini adalah mahasiswa supaya sadar, dengan segala keterbatasan yang dipunya, setiap orang berhak berhasil dengan usaha dan doa nya masing-masing. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data pada taraf signifikansi 5 % dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok efektif mereduksi kecemasan mahasiswa PTI menghadapi ujian. Konselor perlu lebih aktif menggunakan bimbingan kelompok untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dihadapi, khususnya yang terkait dengan meningkatkan prestasinya, seperti membantu menyelesaikan masalah yang menghambatnya seperti kecemasan. Daftar Pustaka [1] Assiye, T & Ali The Impact Of Tests On Learners Test Anxiety. International Journal of Arts & Sciences,4(18). pp: [2] Ary, D., Jacobs & Chris Sorensen. (2010). Introduction to reasearch in education. Canada: Wardsworth. [3] Boyacioglu & Kucuk. (2011). Irrational Beliefs and Test Anxiety in Turkish School Adolescents. The Journal of School Nursing.27(6). pp: [4] Cem, Oktay & Mustafa. (2012). Pengembangan Ilmu Skala Kecemasan Primer Siswa Sekolah. Soc Indic Res, 109. pp: [5] Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, PT, Rineka Cipta, Jakarta, 2006 [6] Creswell, J. W. (2013). Recearch Design (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed) edisi ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar [7] Gantina, K & Herdi. (2010). Coping Skills Untuk Mengatasi Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Di Provinsi Dki Jakarta. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. [8] Gantina & Herdi. (2011). Coping Skills Untuk Mengatasi Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Di Provinsi Dki Jakarta. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. [9] Huijun & Ying. (2008). Factors Predicting Rural Chinese Adolescents' Anxieties, Fears and Depression. School Psychology International, 29: 376. [10] Laura, Heather & Jacquelynne. (2011). Interactions Among Domain-Specific Expectancies, Values, and Gender: Predictors of Test Anxiety During Early Adolescence. The Journal of Early Adolescence. 31(3). pp:

43 36 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 [11] Muharam, Fiki E. (2016). Bimbingan Kelompok dengan Permainan Simulasi untuk Meningkatkan Kontrol Diri Peserta Didik SMP. Surakarta: FKIP UNS. [12] Marsha Bensoussan. (2012). Alleviating Test Anxiety for Students of Advanced Reading Comprehension. RELC Journal. 43(2). pp: [13] Natawidjaja, R. (2009). Konseling Kelompok Kosep Dasar dan Pendekatan. Bandung: Rizqi. [14] Santrock, J.W Psikologi Pendidikan. Terjemahan: Wibowo, T. Jakarta:Kencana Prenada Media Group Biodata Penulis Cucu Arumsari, memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd), Program Studi Bimbingan dan Konseling UAD, lulus tahun Tahun 2015 memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) dari Program Studi Bimbingan dan Konseling UPI.. Saat ini sebagai Staf Pengajar Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS). Milah Nurkamilah, memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd), Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Siliwangi, lulus tahun Tahun 2016 memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) dari Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Saat ini sebagai Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS). Yuni Kuswita, Saat ini mahasiswa tingkat 3 (semester 5), Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS).

44 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 37 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif ANALISIS PERFORMA DAN KEBUTUHAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA SISTEM INFORMASI PENERIMAAN MAHASISWA BARU DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA Muhammad Taufiq 1), Sulidar Fitri 2) 1) 2) Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 1) mtaufiq@umtas.ac.id, 2) sfitri@umtas.ac.id Abstraksi Sistem informasi sebagai sarana penyedia kebutuhan informasi telah berkembang begitu pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang ada, dan peran sistem informasi ini terbukti terkait dalam kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru di Lingkungan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS), baik secara langsung maupun tidak langsung, dan keberadaan sebuah sistem informasi pada bagian Penerimaan Mahasiswa Baru di UMTAS, diharapkan bisa mendukung dalam peningkatan kinerja sistem secara totalitas, sehingga berdampak pada peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktivitas, disamping itu mendorong pihak manajemen UMTAS untuk berkmajuan dalam mengsikapi perkembangan Teknologi untuk meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan bersama. Berdasarkan temuan masalah dalam penelitian ini, maka akan dilakukan analisis performa dan kebutuhan informasi untuk merumuskan bentuk sistem Informasi yang sesuai dengan budaya dan kondisi manajemen, khususnya pada bagian Penerimaan Mahasiswa Baru di lingkungan UMTAS, sehingga diharapkan dapat mewujudkan tercapainya visi, misi dan tujuan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya secara umum, serta mampu memberikan kontribusi yang handal untuk meningkatkan kepuasan dalam pelayanan Penerimaan Mahasiswa Baru, baik secara internal maupun secara eksternal,, maka penulis mengangkat permasalahan tersebut dengan judul Analisis Performa (Kinerja) dan Kebutuhan Informasi Untuk meningkatkan Kinerja Sistem Informasi di Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS). Kata Kunci: Sistem Informasi, Kebutuhan Informasi, Analisis Performa (Kinerja) Abstract Information system as a means of information provision needs has grown so rapidly along with the development of existing technology, and the role of this information system proved to be associated in the activities of New Student admission in the University of Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS), either directly or indirectly, and the existence of a system information on the New Student Admissions section at UMTAS is expected to support the improvement of system performance in totality, thereby affecting the improvement of efficiency, effectiveness and productivity, in addition to encouraging UMTAS management to progress in responding to the development of Technology to improve the comfort and prosperity together. Based on the findings of the problems in this study, it will perform performance analysis and information needs to formulate the form of information system in accordance with the culture and management conditions, especially in the New Student Admissions within UMTAS, so it is expected to realize the achievement of vision, mission and goals of Muhammadiyah University Tasikmalaya in general, and able to provide a reliable contribution to improve satisfaction in the service of New Student Admissions, both internally and externally, the authors raised the problem with the title "Performance Analysis (Performance) and Information Needs To improve the performance of Information Systems at the University Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS) ". Keywords :Information System, Information Requirement, Performance analysis.

45 38 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 Pendahuluan Untuk dapat menghasilkan Informasi yang berkualitas, maka Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS) diharapkan bisa meningkatkan kinerja dari satu aktivitas ke aktivitas berikutnya, khususnya di bagian Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), adapun peningkatan kinerja tersebut dapat dicapai dengan melakukan improvement process, yakni melakukan peningkatan pada proses yang dapat memberikan kontribusi added value (nilai tambah) secara kontinuitas. Fokus penelitian untuk mewujudkan improvement process ini adalah dengan melakukan perencanaan dan pengendalian aktivitas dalam pengolahan informasi Penerimaan Mahasiswa Baru, maka sangatlah penting untuk dilakukan perencanaan yang matang dengan diikuti pengendalian dari setiap aktivitas yang terjadi, karena dari aktivitas pelayanan informasi inilah diharapkan sebagai sumber untuk peningkatan kinerja sistem secara keseluruhan, dan dengan melalui perencanaan serta pengendalian yang baik dan benar diharapkan tujuan utama UMTAS secara umum, dan secara khusus pada Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) bisa tercapai dengan semestinya. Selama ini Sistem Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) yang ada di lingkungan UMTAS lebih banyak dilakukan secara offline, hanya informasi keberadaan dan prosedur penerimaan mahasiswa baru yang ditayangkan di web dengan link sementara teknik pelaksanaan pendaftaran masih dilakukan secara offline, yakni calon mahasiswa baru datang langsung ke kampus, sehingga tidak menutup kemungkinan ada petugas untuk memberikan layanan informasi tentang keberadaaan dan prosedur penerimaan yang sifatnya perulangan dari informasi online Untuk itulah riset ini akan dilakukan pengukuran aktivitas yang berlangsung dengan melihat seberapa besar waktu yang digunakan oleh setiap tenaga kerja serta seberapa banyak tingkat aktivitas yang dikerjakan dalam menghasilkan sebuah produktivitas layanan, misal: waktu untuk memberikan layanan informasi pendaftaran dibutuhkan waktu sebesar 10 menit (tp), kemudian volume pekerjaan yang terjadi (yang menggambarkan tingkat aktivitas) dalam satu satuan waktu sebesar 15 jenis (vp), dan perubahan dari aktivitas satu ke aktivitas lainnya akan membutuhkan waktu responbilitas (vr), misal 2 menit Demikian juga dalam pengukuran kebutuhan informasi bagi manajemen, misal: untuk mendapatkan informasi tentang berapa jumlah calon mahasiswa yang sudah mendaftar, maka diperlukan waktu untuk melakukan pencarian atau perhitungan informasi tersebut dari pecatatan yang ada atau dari dokumen yang ada (tp), dalam hal ini dibutuhkan juga waktu responbilitas (tr) serta volume pekerjaan dari satu satuan waktu yang ditetapkan (vp) Dengan melihat dan mempertimbangkan aspek urgensi (kepentingan) terhadap pengukuran setiap aktivitas yang dilakukan oleh petugas (tenaga kerja) yang ada di UMTAS, maka dibutuhkan sebuah metode pengukuran yang akurat dan tepat untuk dapat memberikan kualitas layanan informasi berdasarkan waktu yang dibutuhkan serta tingkat efisiensi dari pergerakan (motion) setiap aktivitas dalam menghasilkan produk layanan, sehingga dengan metode ini dapat diperoleh gambaran adanya peningkatan produktivitas atas waktu dan pergerakan setiap aktivitas yang terjadi terhadap hasil yang telah dicapai oleh Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru, dan untuk kepentingan tersebut, maka metode yang digunakan dalam riset ini adalah Time Motion Study Time Motion Study merupakan sebuah metode pembelajaran sistematis dari sistem kerja (aktivitas) dengan tujuan mengembangkan sistem dan metode yang lebih baik, menstandarkan sistem secara baku, menentukan standar waktu, serta memberikan pelatihan kepada operator (tenaga kerja) yang terkait pada sistem yang dikembangkan Kemudian dari hasil perhitungan yang diperoleh berdasarkan data data yang terjadi, maka bisa digunakan sebagai alat untuk mencari alternatif solusi yang terbaik dalam meningkatkan kinerja sistem dan kualitas pelayanan terhadap kebutuhan informasi bagi manajemen Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di lingkungan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya. Berdasarkan permasalah yang ada, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana prosedur untuk mendapatkan waktu baku dari suatu aktivitas di bagian Penerimaan Mahasiswa Baru pada Universitas Muhammadiyah Tasikamalaya?. Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengukuran untuk mendapatkan: 1. Data waktu dari suatu aktivitas layanan informasi pendaftaran di bagian Penerimaan Mahasiswa Baru 2. Komponen komponen (elemen) kerja dari suatu aktivitas layanan informasi pendaftaran di bagian Penerimaan Mahasiswa Baru 3. Waktu baku (standar) dari suatu aktivitas layanan informasi pendaftaran di bagian Penerimaan Mahasiswa Baru

46 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 39 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Batasan masalah dalam riset ini, meliputi: 1. Waktu yang digunakan untuk menghasilkan suatu aktivitas layanan informasi pendaftaran 2. Waktu yang digunakan untuk menyesuaikan akibat perubahan aktivitas satu ke aktivitas berikutnya 3. Volume pekerjaan (tingkat aktivitas) yang terjadi dalam satu satuan waktu kerja yang telah ditetapkan Performa (kinerja) merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya (Sulistiyani,2003:223). Sedangkan menurut Bernardin dan Russel (1993) menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu (dalam Sulistiyani,2003: ). Simamora (1997) mengemukakan bahwa kinerja karyawan adalah tingkatan dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Sedangkan Suprihanto (dalam Srimulyo,1999 : 33) mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kinerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, target atau sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kinerja mengacu pada prestasi karyawan yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan perusahan. Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier (dalam As ad, 2003) sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler and Poter menyatakan bahwa kinerja adalah "succesfull role achievement" yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya ( As ad, 2003). Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Tika, 2006). Menurut Rivai dan Basri (2005) pengertian kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan. Menurut Bambang Guritno dan Waridin (2005) kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Hakim (2006) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dengan standar yang telah ditentukan (Masrukhin dan Waridin, 2004). Sistem merupakan sekumpulan komponen yang saling berhubungan atau berinteraksi satu sama lain dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, adapun sistem informasi merupakan kombinasi yang terorganisasi antar orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber data dan kebijakan serta prosedur yang berfungsi untuk menyimpan, mengambil kembali, mengolah, menyebar luaskan informasi dalam suatu organisasi Analisis sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisis jabatan, urauan tugas, ketentuan atau aturan. Masalah dan mencari solusi, adapun kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan diatas adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan mengumpulkan data awal 2. Kegiatan menyusun dan mengklasifikasikan data awal 3. Kegiatan menginterpretasikan serta mengevaluasi data awal Pengukuran Kinerja Sistem (Performance Measurement Systems) adalah suatu kegiatan penetapan, pengumpulan, analisis, pelaporan dan pengambilan keputusan mengenai semua ukuran kinerja dalam sebuah sistem Pengertian tentang Sistem dibagi menjadi 2 (dua) kelompok berdasarkan pendekatan yang dilakukan, yaitu pendekatan pada prosedur dan pendekatan pada komponen / elermen, yakni: 1. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur, dikatakan bahwa sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur - prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama - sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu [4]. Pendekatan sistem ini lebih menekankan pada urut - urutan operasi didalam sistem. 2. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemennya, dikemukakan oleh Gordon B. Davis, bahwa sistem merupakan sekelompok elemen - elemen / bagian yang saling berhubungan atau terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan menurut Raymond

47 40 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 McLeod mendefinisikannya sebagai berikut Sistem adalah sekelompok elemen - elemen yang saling terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka bisa dikatakan bahwa sebuah sistem umum memiliki beberapa komponen, dimana masing masing komponen tersebut saling bekerja sama atau berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan, adapun elemen elemen atau komponen yang mendukung kerja sistem, meliputi: 1. Input, merupakan energi atau bahan baku yang dimasukkan ke dalam sistem. 2. Proses, merupakan bagian pengolah yang akan melakukan perubahan atau transformasi masukkan (Input) menjadi keluaran (Output). 3. Output, merupakan hasil olahan dari energi atau bahan baku yang memiliki nilai manfaat bagi pihak lain (keluaran yang memiliki nilai manfaat), dan output dapat merupakan input bagi sub sistem yang lain. 4. Feed Back, merupakan kondisi yang terjadi terhadap sistem akibat dari penerapan sebuah sistem, dimana feed back ini dapat menimbulkan keadaan yang menguntungkan atau mengganggu kelangsungan hidup sistem, dan penilaian terhadap kesuksesan suatu sistem ditentukan oleh proses feed back ini. 5. Control, meruapakan kegiatan yang difokuskan pada pengendalian terhadap pelaksanaan akan kerja didalam proses guna pencapaian tujuan sistem, namun yang terpenting dari pengendalian adalah pengendalian yang seminimal mungkin guna efisiensi dengan tingkat kualitas sistem yang tinggi. 6. Boundary, merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luamya. 7. Goal, merupakan target pencapaian sistem dari sebuah perencanaan yang dirumuskan, dan suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Pengertian tentang Informasi bisa didefinisikan sebagai salah satu jenis sumberdaya yang tersedia bagi manajer, yang dapat dikelola seperti halnya sumberdaya yang lain. Informasi dari komputer dapat digunakan oleh para manajer, non manajer, serta orang-orang dan organisasi-organisasi dalam lingkungan perusahaan [8]. Pengertian tentang Sistem Informasi bisa dijelaskan sebagai suatu sistem pada sebuah organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan [8]. Kapasitas akan kecepatan proses sebuah sistem menunjukan bahwa semakin besar atau semakin rumit sebuah sistem akan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menjalankannya, sementara perkembangan sebuah sistem, berarti penambahan faktor kerumitan atau kompleksitas di dalam sistem, maka kecepatan proses (kapasitas) pengerjaan menjadi sangat penting artinya untuk sebuah sistem yang terus berkembang Kapasitas dalam kemampuan penyimpanan data yang sangat besar dan terjamin sangat dibutuhkan, karena sebuah sistem yang semakin besar akan semakin kompleks terhadap kepemilikan data - data dan arsip yang ada, jika hal ini digunakan cara penyimpanan konvensional yang menggunakan kertas dan lemari - lemari akan memakan tempat dan sumber daya lain yang sangat besar pula. Media penyimpanan data elektronik ini, dapat menyimpan data sangat banyak dan mampu menghemat tempat penyimpanan biasa lebih dari 1 juta kal Kapasitas terhadap pengaksesan dan pengelolaan data juga merupakan hal penting yang perlu dipertimbangkan, sebab data disimpan dalam bentuk elektronis dan berbentuk sangat kecil, maka pengaksesan dan pengelolaan data menjadi sangat mudah, dan tidak merepotkan. Data dapat dimanaj sedemikian denga cara diklasifikasikan, dikelompokkan, dicari, dan selanjutnya dimanfaatkan, bahkan dengan perkembangan teknologi telepon dan networking, maka proses pertukaran data tersebut dapat dilakukan diantara tempat yang sangat jauh dan terjadi dengan sangat cepat Terdapat beberapa pendapat dalam faktor ukuran suatu kinerja sistem, salah satunya adalah ukuran kinerja sistem Menurut Merle P Martin (1991). Marle P Martin (1991) menyatakan ukuran kinerja sistem berdasarkan : 1. Relevansi (Relevancy): Output sistem informasi harus dapat digunakan untuk operasional, taktik atau strategi manajemen. Jika tidak maka informasi menjadi tidak berguna dan informasi penting menjadi tidak jelas. 2. Keakuratan (Accuracy): Keakuratan sistem informasi terdiri atas aspek-aspek : 3. Kelengkapan (completeness), Data tidak hanya harus diinput dengan benar, tapi juga harus diinput secara lengkap. 4. Kebenaran (correctness), Kebenaran akan data/informasi merupakan cara lain untuk menilai akurasi sistem.

48 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 41 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif 5. Keamanan (security), Informasi sering dipindahkan/dikirimkan ke orang lain yang membutuhkan (pengguna). Atas transaksi pengiriman data ini, diperlukan otorisasi dari seksi keamanan data (security audits). 6. Ketepatan Waktu (Timeliness), Sistem informasi harus dapat melakukan proses secara cepat dan tepat waktu. 7. Ekonomi (Economy), Sistem informasi menggunakan sumber daya dan biaya operasional yang minimum. 8. Efisiensi (Efficiency), Nilai tambah/nilai manfaat (produktivitas) penggunaan sistem informasi dibandingkan dengan penggunaan sumber daya manusia dan modal investasi (per satuan unit ekonomi). 9. Reliabilitas (Reliability), Reliabilitas menunjukkan keajegan/kestabilan dari penggunaan sistem informasi. 10. Kemudahaan Penggunaan (Usability), Sistem informasi didesain dengan memberikan kemudahan bagi user. Pengertian tentang Time Motion Study ada beberapa pendapat, dan diantara adalah: 1. Menurut Adi (2009), dikatakan bahwa Time and motion study adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator (yang memiliki skill rata - rata dan terlatih) baik dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal. 2. Menurut Marvin E. Mundel (1978), istilah Time And Motion itu sendiri dapat diartikan atas dua hal(dalam Sarjono, 2001), yaitu: 3. Faktor dari motion study meliputi deskripsi, analisis sistematis dan pengembangan metode kerja dalam menentukan bahan baku, desain output, proses, alat kerja, tempat kerja, dan perlengkapan untuk setiap langkah dalam suatu proses, aktivitas manusia yang mengerjakan setiap aktivitas itu sendiri, dengan tujuan untuk menentukan atau mendesain metode kerja yang sesuai dalam menyelesaikan sebuah aktivitas. 4. Faktor dari time study terdiri atas keragaman prosedur untuk menentukan lama waktu yang dibutuhkan dengan standar pengukuran waktu yang ditetapkan, untuk setiap aktivitas yang melibatkan manusia, mesin atau kombinasi aktivitas (Ciptani, 2008) 5. Menurut Yuliarto (2009), time and motion study dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang mengarahkan engineering (rekayasa) dalam memilih suatu metode yang berkaitan dalam perancangan sebuah stasiun kerja yang diinginkan baik itu oleh si perancang maupun bagi pihak perusahaan. 6. Menurut Wignjosoebroto (1995) menjelaskan bahwa time and motion study adalah sebuah pembelajaran sistematis dari sistem kerja dengan tujuan mengembangkan sistem dan metode yang lebih baik, menstandarkan sistem dan standar, menentukan standar waktu dan melatih operator. Terdapat dua macam teknik pengukuran time and motion study, yaitu: 1. Pengukuran waktu secara langsung, yaitu pengukuran dengan mengamati secara langsung terhadap aktivitas (pekerjaan) yang dilakukan oleh operator dan mencatat waktu yang diperlukan oleh operator dalam melakukan aktivitasnya, dimana terlebih dahulu membagi operasi aktivitas menjadi elemen - elemen kerja yang sedetail mungkin dengan catatan masih bisa diamati dan diukur. Cara pengukuran langsung ini dapat digunakan metode jam henti (Stopwatch Time Study) dan sampling kerja (Work Sampling). 2. Pengukuran waktu secara tidak langsung, yaitu pengukuran dengan melakukan perhitungan waktu kerja dimana pengamat tidak berada di tempat pekerjaan yang diukur, adpun cara pengukuran tidak langsung ini dengan menggunakan data waktu baku (Standard Data) dan data waktu gerakan (Predetermined Time System). Spesifikasi yang harus dipenuhi pada aktivitas pengukuran time and motion study adalah aktivitas tersebut harus dilaksanakan secara repetitive dan uniform, isi atau macam pekerjaan tersebut harus homogen, hasil kerja (output) harus dapat dihitung secara nyata (kuantitatif) baik secara keseluruhan ataupun untuk tiaptiap elemen kerja yang berlangsung dan pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya sehingga akan memadai untuk diukur dan dihitung waktu bakunya (Wignjosoebroto, 1995). Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka dalam melaksanakan pengukuran time and motion study harus mempertimbangkan banyak faktor antara lain kondisi kerja, cara pengukuran, jumlah siklus kerja yang diukur (Universitas Kristen Petra, 2009). Persiapan awal terhadap uji time and motion study adalah untuk mempelajari kondisi dan metode kerja dari aktivitas yang terjadi, kemudian dilakukan langkah alternatif solusi perbaikan serta pembakuannya, adapun

49 42 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 pembakuan kondisi dan metode kerja ini dikenal dengan istilah studi gerakan (motion study). Disamping itu diperlukan juga langkah dalam memilih operator yang akan melakukan aktivitas yang akan diukur, dimana operator yang dipilih hendaknya memiliki skill normal sehingga setelah didapatkan waktu baku dapat diikuti oleh rata - rata operator lain (Wignjosoebroto, 1995). Perangkat yang digunakan untuk melakukan uji time and motion study adalah Stopwatch, dengan didukung lembar pengamatan yang berfungsi untuk mencatat segala informasi yang berkaitan dengan operasi kerja yang diukur [9]. Sebelum melakukan uji time and motion study, maka perlu dilakukan pembagian operasi menjadi elemen - elemen kerja yang lebih detail, untuk itu ada tiga aturan yang perlu diketahui dan dilakukan, yaitu: 1. Elemen - elemen kerja dibuat sedetail dan sependek mungkin, akan tetapi masih memungkinkan untuk diukur secara teliti. 2. Handling time seperti loading dan unloading harus dipisahkan dari machining time. Handling time ini terdiri atas aktivitas - aktivitas yang dilakukan secara manual oleh operator dan aktivitas pengukuran kerja mutlak terkonsentrasi pada aktivitas yang ada, karena pada tahap berikutnya akan berkaitan dengan masalah performance rating. 3. Elemen - elemen kerja yang konstan dan elemen kerja variabel harus dipisahkan. Elemen kerja yang konstan adalah elemen - elemen yang bebas dari pengaruh ukuran, berat, panjang ataupun bentuk dari benda kerja yang dibuat [9]. Pengamatan dan Pengukuran menurut Universitas Kristen Petra (2009) ada tiga metode yang digunakan untuk mengukur elemen - elemen kerja dengan menggunakan stopwatch, yaitu pengukuran waktu secara terus menerus (continuous timing), pengukuran waktu secara berulang - ulang (repetitive timing atau metode snap back) dan pengukuran waktu secara penjumlahan (accumulative timing). Pengukuran waktu secara terus menerus (continuous timing), maka pengamat kerja akan menekan tombol stopwatch pada saat elemen kerja pertama dimulai, dan membiarkan stopwatch berjalan terus sampai pada periode atau siklus aktivitas itu selesai, sehingga waktu yang dipakai sebenarnya merupakan waktu dari masing - masing elemen kerja yang diperoleh terhadap pengurangan pada saat pengukuran waktu selesai dilakukan. Pengukuran waktu secara berulang - ulang (repetitive timing atau metode snap back), jarum penunjuk stopwatch akan selalu dikembalikan ke posisi nol pada setiap akhir elemen kerja yang diukur, kemudian setelah dilakukan pencatatan pengukuran, maka tombol stopwatch ditekan lagi dan segera melakukan pengukuran untuk elemen berikutnya. Pengukuran secara akumulatif (accumulative timing) akan menggunakan dua atau tiga stopwatch yang akan bekerja secara bergantian, dimana metode ini memberikan keuntungan dalam hal pembacaan data yang lebih mudah dan lebih teliti, karena jarum stopwatch tidak dalam keadaan bergerak pada kondisi tersebut. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan studi kasus, Penelitian Kuantitatif adalah suatu metode expremential satu test pada kondisi terkontrol yang dibuat untuk mempertunjukkan satu diketahui benar atau menguji kebenaran dari satu hipotesis (Daniel Muji, 2004), sedang menurut Purwanto (2007) dikatakan kuantitatif karena nilai kualitas di skor ke dalam angka kuantitas dalam pengumpulan dan analisis datanya Penelitian merupakan sebuah bentuk rangkaian komunikasi (dialog) yang terjadi secara nyata dan berkesinambungan, baik antara kenyataan yang disepakati (agreement reality) maupun terhadap kenyataan penelitian (experiential reality), atau dengan kata lain sebuah upaya untuk menghubungkan kenyataan empirik dengan kenyataan teori, dengan catatan bahwa teori sudah ada. Antara kedua penelitian ini, baik secara kualitatif maupun kuantitatif sebaiknya dilakukan penyelarasan, dalam rangka untuk menilai kelebihan dan kekurangan dari masing-masing (penelitian) untuk penyelesaikan masalah (problem solving) dan atau untuk pengembangan teori (Theory Development). Indikator untuk pembahasan dan metode pendekatan dalam analisis data digunakan metode pendekatan kuantitatif dan kualitatif, dimana metode pendekatan ini dilakukan untuk mendapatkan analisis data yang komprehensif, deskriptif dan analitis. Oleh kerena itu, digunakan 2 (dua) metode pengumpulan data, yaitu metode wawancara dan observasi 1. Populasi dan Sampel

50 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 43 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif a. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh para calon mahasiswa, mahasiswa, dan para karyawan atau panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di lingkungan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya b. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian calon mahasiswa, mahasiswa, dan para karyawan atau panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan- tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan. (Sugiyono : 2008) 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dengan menggunakan pengumpulan dan analisis data secara kuantitatif dan kualitatif terpisah, kemudian ditransformasikan dari jenis data yang satu dengan jenis data yang lain. Dalam penelitian ini pengumpulan datanya menggunakan: a. Wawancara, adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Narbuko, dkk. 2005: 83). Adapun Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara tidak terstruktur dan dilakukan kepada beberapa para pengguna sistem informasi baik itu para calon mahasiswa, mahasiswa, dan para karyawan atau panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di lingkungan UMTAS b. Observasi, merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk mendapatkan data / informasi dari feomena yang terjadi (situasi maupun kondisi), dan teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, stop watch, dll Dalam penelitian ini dilakukan wawancara dan observasi terhadap antusias para pengguna (user) sistem penerimaan mahasiswa baru (PMB) yang berada di lingkungan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, baik itu terhadap sejumlah petugas (karyawan) yang terlibat langsung dengan penerimaan mahasiswa baru maupun terhadap beberapa mahasiswa sebagai sampel dalam sebuah simulasi Identifikasi dan Perumusan Masalah Perumusan Tujuan Kajian Literatur (Teori) dan Kajian Lapangan Identifikasi dan Evaluasi Variabel Pengumpulan Data Pengolahan Data dan Analisis Rekomendasi dan Saran GAMBAR 1 RANCANGAN PENELITIAN TINDAKAN

51 44 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi Tahapan Penelitian a. Tahap Persiapan, pada tahap ini peneliti melakukan studi dokumentasi dan studi kasus berupa data penerimaan calon mahasiswa baru. b. Tahap Pelaksanaan, pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan pengumpulan data sebanyak mungkin melalui teknik wawancara dan observasi, serta dilakukan simulasi kecil kepada beberapa personil yang ditunjuk di lokasi pendaftaran penerimaan mahasiswa baru yang ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian ini. c. Tahap Analisis, pada tahap analisis terhadap data penelitian akan dilakukan kajian, perhitungan, pengolahan, identifikasi, dan perbandingan data yang telah didapat dengan realita di lapangan serta menginterpretasi hasil dari penelitian, kemudian diuji kebenaran data sebelum akhirnya hasil penelitian disimpulkan dan direkomendasi. d. Tahap Rekomendasi, pada tahap ini dilakukan setelah pelaksanaan analisis, kemudian memberikan rekomendasi bahwa proses pengembangan sebagai langkah peningkatan sebuah sistem informasi penerimaan mahasiswa baru itu layak atau tidak Lebih detail dari tahapan penelitian ini diuraikan atau digambarkan dalam sebuah diagram, sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar berikut ini: Hasil dan Pembahasan Analisis Performa dan Kebutuhan Informasi merupakan parameter pengukuran terhadap pemecahan masalah yang terjadi dalam sebuah sistem melalui pengukuran 2 parameter dalam rangka peningkatan kinerja sistem manajemen dan kebutuhan informasi, dan berdasarkan hasil pengamatan (observasi) di Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, didapatkan data karyawan yang terlibat langsung dalam mekanisme kerja sistem penerimaan mahasiswa baru (PMB) yang terbentuk dalam sebuah panitia sebanyak orang, yang terdiri atas: Pelayanan Pendaftaran = 2 orang Sekretaris = 1 orang Seksi Tes Masuk = 1 orang Seksi Tes Kesehatan = 1 orang Seksi Sarana Pra Sarana = 1 orang sehingga total karyawan yang terlibat dalam penerimaan mahasiswa baru sebanyak 6 orang karyawan, namun karyawan yang terlibat aktif secara rutin adalah 2 orang yakni bagian Pelayanan Pendaftaran sedangkan bagian yang lain bersifat temporer Adapun mekanisme kerja sistem penerimaan mahasiswa baru (PMB) yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya masih dilakukan secara konvensional, yakni dicatat melalui pembukuan secara manual oleh panitia terbentuk dalam satuan waktu yang telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Rektorat, sehingga seringkali terjadi banyak masalah yang dirasakan oleh pelaku meliputi kesalahan, keterlambatan, dan kelupaan dalam memproses pendaftaran, pembayaran, pelaksanaan tes, dan pengumuman hasil kelulusan, karena bagian pembukuan atau pencatatan tidak hanya bekerja dalam pencatatan admistrasi pelayanan PMB, namun juga dilibatkan dalam aspek aspek pekerjaan yang lain didalam tugas dan tanggungjawab wajibnya didalam manajemen kampus Untuk menilai atau mengukur pemecahan masalah yang terjadi di Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan maka dalam hal ini penulis menggunakan analisis Performa dan Kebutuhan Informasi yang diukur secara kualitatif dan kuantitatif, adapun pengukuran kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode time and motion study yang dirumuskan: T = ( tr + tp ) x vr T tr tp vr = waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu macam aktivitas (kegiatan) dalam satu periode tertentu = waktu rerata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit kegiatan = waktu penyesuaian akibat peralihan antar satu unit kegiatan = volume rata rata aktivitas (kegiatan) dalam perioda waktu tertentu Tahapan kegiatan penerimaan mahasiswa baru (PMB) yang berlangsung di lingkungan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya selama ini, meliputi 6 kegiatan utama yang terdiri atas: 1. Penjelasan produk kepada calon mahasiswa 2. Pengisian formulir pendaftaran

52 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 45 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif 3. Pemeriksaan berkas persyaratan bagi pendaftar 4. Pelayanam persiapan tes masuk dan pasca tes 5. Pendokumentasian berkas data pendaftaran 6. Pengumuman hasil penerimaan mahasiswa baru Dalam hal ini untuk kegiatan penjelasan produk kepada calon mahasiswa tidak dijadikan bahan pengukuran dalam penelitian, karena kegiatan ini sangat relatif dari waktu yang dibutuhkan dengan fluktuasi perbedaan waktu untuk setiap responden yang diteliti cukup variatif Tahapan kegiatan ini dapat digambarkan dalam sebuah flowchart sebagai berikut: Mulai Penjelasan Produk Pengisian Formulir Pendaftaran Pemeriksaan Berkas Persyaratan Pendaftaran Pelayanan Persiapan Tes dan Pasca Tes Masuk Pendokumentasian Berkas Data Pendaftaran T Pengumuman Hasil Penerimaan LULUS Y Selesai GAMBAR 2 DIAGRAM ALIR KEGIATAN PENDAFTARAN MAHASISWA BARU

53 46 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 Data yang diperoleh dari hasil penelitian berdasarkan sejumlah responden yang ada berdasarkan berbagai kegiatan yang terjadi ditunjukan dalam Lampiran A dan Lampiran B, dimana Lampiran A menunjukkan pengukuran waktu rerata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit kegiatan (tr), sedangkan Lampiran B menunjukkan pengukuran waktu penyesuaian akibat peralihan antar satu unit kegiatan (tp), dan untuk pengukuran kedua waktu ini digunakan alat stopwatch sebanyak 2 (dua) unit, dengan harapan bisa memberikan hasil yang representative, adapun jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini untuk setiap kegiatan adalah sebanyak 10 orang, Berdasarkan hasil analisis data dari observasi yang telah dilakukan, maka performa (kinerja) yang berkaitan dengan sistem penerimaan mahasiswa baru (PMB) yang sedang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, telah dilakukam rekapitulasi pengukuran waktu rerata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit kegiatan mendaftar setiap calon mahasiswa (tr) berdasarkan data data pada Lampiran A, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut ini: TABLE 1 REKAPITULASI HASIL PENGUKURAN TR UNTUK SETIAP KEGIATAN 1. Unit Pengisian Formulir Pendaftaran 9,59 2. Pemeriksaan berkas persyaratan bagi pendaftar 2,56 3. Pelayanam persiapan tes masuk dan pasca tes 2,16 4. Pendokumentasian berkas data pendaftar 2,04 5. Pengumuman hasil penerimaan mahasiswa baru 5,40 TOTAL WAKTU = 21,75 22 Jadi total waktu dalam melayani setiap pendaftaran (tr) per pendaftar adalah 21,75 22 menit untuk 5 macam kejadian kegiatan yang ada Sedangkan waktu penyesuaian dari setiap kejadian dalam peralihanan unit kegiatan pada proses penerimaan mahasiswa baru, terbagi atas: 1. Peralihan kegiatan pengisian formulir pendaftaran ke pemeriksaan berkas persyaratan bagi pendaftar 2. Peralihan kegiatan pemeriksaan berkas persyaratan bagi pendaftar ke pelayanam persiapan tes masuk dan pasca tes 3. Peralihan kegiatan pelayanam persiapan tes masuk dan pasca tes ke pendokumentasian berkas data pendaftaran 4. Peralihan kegiatan pendokumentasian berkas data pendaftaran ke pengumuman hasil penerimaan mahasiswa baru Waktu penyesuaian yang terjadi akibat peralihan unit kegiatan satu ke unit kegiatan berikutnya (tp) didasarkan hasil olahan data pada Lampiran B, dan hasil rekapitulasi dapat ditunjukkan dalam tabel berikut: NO TABLE 2 REKAPITULASI HASIL PENGUKURAN TP UNTUK SETIAP KEGIATAN PERALIHAN ANTAR SATU UNIT KEGATAN Unit Kegiatan 1 ke Unit Kegiatan 2 Unit Kegiatan 2 ke Unit Kegiatan 3 Unit Kegiatan 3 ke Unit Kegiatan 4 Unit Kegiatan 4 ke Unit Kegiatan 5 BENTUK KEGIATAN Pengambilan, Pencatatan, dan Penyimpanan formulir Pendaftaran Pemilahan, pengelompokkan, dan Penyimpanan berkas persyaratan Pengecekan alat, pengelompokkan kartu tes, dan Penyimpanan perangkat Tes (soal) Pengklasifikasian data, penyiapan alat tulis, dan penataan WAKTU PENYESUAIAN tp (Menit) Total waktu penyesuaian untuk 5 unit kegiatan = 9,35 2,02 2,30 3,02 2,01

54 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 47 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Jadi total waktu dalam satu satuan waktu dalam penerimaan mahasiswa baru (tr + tp) dengan 5 unit kegiatan adalah ,35 atau 31,35 menit Waktu kerja efektif petugas untuk penerimaan mahasiswa baru dalam 1 hari adalah 7 jam atau 420 menit (7 x 60 menit), sedangkan waktu untuk melakukan perhitungan kumulatif pendaftaran (baik persiapan dan penyelesaian tugas) dalam satu hari diperkirakan sekitar 25 menit, sehingga waktu kerja efektif untuk melakukan penerimaan mahasiswa baru adalah atau 395 menit (6,58 jam), sehingga volume rata rata kegiatan penerimaan mahasiswa baru per hari (vr) adalah 395 / 31,35 (menit) atau sebanyak 12,6 12 kegiatan, maka total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu aktivitas (kegiatan) penerimaan mahasiswa baru dalam satu hari, adalah T = 31,35 x 12 = 376,2 menit (atau 6,27 jam) artinya dalam total waktu 6,27 jam dalam 1 hari, kegiatan untuk penerimaan mahasiswa baru mampu melayani sebanyak 12 calon mahasiswa (pendaftar), dengan sisa waktu kerja efektif adalah 6,58 6,27 = 0,31 jam atau 18,8 menit Berdasarkan hasil observasi, didapatkan kegiatan berupa pembuatan laporan penerimaan mahasiswa baru (PMB) di lingkungan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya sebagai bahan informasi bagi pemegang kebijakan untuk kajian dalam pengambilan keputusan atau penyelesaiaan masalah, dan untuk itu diperlukan sebuah penyajian informasi yang berkualitas yakni dengan melihat tingkat akuratisasi, ketepatan waktu penyajian, serta kesesuaian atas permintaan informasi yang dilakukan dalam jangka waktu 6 hari, maka informasi yang dihasilkan adalah: 1. Laporan pendaftaran 2. Laporan pelaksanaan tes seleksi 3. Laporan hasil seleksi penerimaan mahasiswa baru, termasuk dalam hal ini mencermati kesalahan kesalahan yang terjadi Untuk itu waktu rata rata yang dibutuhkan dalam menyelesaikan kegiatan tersebut diatas untuk setiap karyawan (tr) adalah 30 menit dengan waktu penyesuaian untuk satu unit kegiatan tersebut diatas setiap karyawan (tp) adalah 10 menit, sedangkan volume rata rata kegiatan dalam waktu perioda 1 hari adalah sebanyak 3 kegiatan, maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu macam aktivitas yakni pengukuran pendaftaran calon mahasiswa dalam satu hari, adalah: T = ( ) x 3 = 120 menit (atau sekitar 2 jam), artinya dibutuhkan waktu minimal 2 (dua) jam untuk menyelesaikan atau menyajikan informasi pendaftaran calon mahasiswa berupa laporan laporan yang dibutuhkan beserta formulir pendaftaran Dengan memperhatikan analisis yang telah dilakukan diatas, bahwa kinerja dalam 1 hari dengan waktu 395 menit diperoleh volume pekerjaan sebanyak 12 unit pelayanan, sehingga dengan diberlakukan 2 tenaga (petugas) penerimaan mahasiswa baru, maka pemanfaatan waktu yang ada dalam 1 hari semakin kecil, yakni 395 / 2 atau 197,5 menit atau 3,29 jam ( 3 jam 17 menit), maka sisa waktu kerja efektif karyawan dalam 1 hari menjadi lebih besar yakni (7 3,29) atau 3,71 jam ( 3 jam 43 menit), dan ini artinya tidak efektif Untuk itu perlu dipertimbangkan sistem penerimaan mahasiswa baru dengan menggunakan sistem on line, maka pemanfaatan waktu untuk pelayanan kepada calon mahasiswa baru bisa ditingkatkan menjadi lebih efektif dan lebih efisien, dan untuk itu perlu di analisis lebih jauh sebagai sebuah alternatif untuk pengembangan sistem informasi ke depan, adapun sebagai bahan analisis terhadap kinerja dan kebutuhan informasi pada sistem on line, dapat digunakan data estimasi sebagai bahan pendekatan analisis: 1. Pengisian formulir pendaftaran = 5 menit 2. Pemeriksaan berkas persyaratan bagi pendaftar = 1,5 menit 3. Pelayanam persiapan tes masuk dan pasca tes = 2 menit 4. Pendokumentasian berkas data pendaftaran = 0,5 menit 5. Pengumuman hasil penerimaan mahasiswa baru = 1 menit Sehingga total waktu untuk melayani setiap pendaftaran (tr) untuk setiap pendaftar adalah 10 menit dalam 5 macam kejadian kegiatan, sedangkan waktu penyesuaian dari setiap kejadian kegiatan di estimasikan sekitar 0,5 menit, maka dengan 5 kejadian kegiatan diatas, dibtuhkan (tp) sebesar 2,5 menit, sehingga total waktu untuk melayani proses penerimaan mahasiswa baru dalam satu hari (tr + tp) adalah 12,5 menit

55 48 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 Dengan tersdian waktu kerja efektif petugas dalam 1 hari adalah 7 jam atau 420 menit (7 x 60 menit), dengan waktu persiapan dan penyelesaian secara rutin sebesar 30 menit, maka volume rata rata kegiatan pendaftaran per hari (vr) adalah (420-30) / 12,5 atau sebanyak 31,2 ( 31) kegiatan pendaftaran, maka total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu kegiatan dalam satu hari, adalah: T = ( ,5 ) x 31 = 387,5 menit (atau 6,46 jam = 6 jam 30 menit) artinya dalam waktu 387,5 menit mampu melayani kegiatan pendaftaran sebanyak 31 calon mahasiswa baru, dan dalam hal ini sangat dibutuhkan sejumlah personil (karyawan) untuk menangani penerimaan sejumlah mahasiswa tersebut, karena tidak hanya menyangkut aspek administratif yang harus dilayani juga menyangkut hal hal lain yang perlu diperhitungkan dalam rangka memberikan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) Demikian juga menyangkut pelayanan kebutuhan informasi dalam pembuatan laporan laporan yang dibutuhkan juga dapat ditingkatkan, dengan waktu rerata untuk satu unit kegiatan (tr) serta waktu penyesuaian (tp) yang diperkecil, menjadi 5 menit untuk tr dan 1 menit untuk tp, sehingga dengan 3 laporan yang dibutuhkan, maka total waktu yang dibutuhkan menjadi: T = (5 + 1) x 3 = 18 menit Sehingga akumulasi waktu yang ada dalam 1 hari bisa memberikan kontribusi kinerja dan kebutuhan informasi yang efektif dan efisien. Kesimpulan dan Saran Beradasarkan hasil pembahasan yang ada serta melihat animo masyarakat terhadap Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya yang semakin meningkat, dimana target setiap tahun penerimaan mahasiswa baru rata rata sebesar 1500 calon mahasiswa, sehingga dalam 2 bulan efektif (sekitar 2 x 25 = 50 hari kerja) penerimaan mahasiswa baru yang jatuh pada bulan Juli dan Agustus untuk setiap tahunnya, maka jumlah calon pendaftar rata rata per hari yang diharapkan sebanyak 1500 / 50 atau 30 calon pendaftar, dengan mempertimbangkan sistem penerimaan mahasiswa baru secara on line yang telah dibahas diatas, maka sistem tersebut di rekomendasikan untuk layak dikembangkan Saran yang perlu dipertimbangkan untuk mengembangkan sistem penerimaan mahasiswa baru secara on line adalah: 1. Calon pendaftar yang datang ke Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya tidak bisa diprediksi, baik dalam ukuran waktu maupun kuantitas 2. Pemanfaatan perangkat secara optimal untuk kebutuhan lain pada waktu waktu yang dinyatakan tidak efektif dalam penerimaan mahasiswa baru, baik dalam ukuran harian, mingguan, maupun bulan, karena nilai investasi perangkat IT serta nilai informasi itu sangat mahal 3. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan sistem penerimaan mahasiswa baru secara on line bagi petugas (karyawan) perlu adanya pelatihan (training) yang memadai 4. Untuk peningkatkan penyajian informasi yang berkualitas berupa laporan laporan, formulir, kartu peserta tes yang dibutuhkan secara keseluruhan maka perlu diperhatikan hal hal sebagai berikut: verifikasi, validasi, pin atau password, notifikasi, serta memasang anti virus, memperhatikan dengan cermat rumus rumus yang digunakan dalam melakukan perhitungan dan hak akses bagi user yang berhak menggunakan sistem penenerimaan mahasiswa baru ini 5. Dalam pembuatan aplikasi sistem penerimaan mahasiswa baru sebaiknya dibuat terintegrasi dengan sistem (modul) lainnya, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Ucapan Terimakasih Karya riset ini tercipta tidak lepas dari berbagai fihak, dan untuk itu tersampaikan rasa terimakasih kepada PP Muhammadiyah, Majelis Dikti PP Muhammadiyah, yang telah memberikan kesempatan untuk mendukung pelaksanaan penelitian ini, demikian juga kepada Rektorat Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, FKIP Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, maupun Prodi PTI di Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya yang telah memberikan dukungan dalam prosesi pembuatan penelitian ini, serta rekan-rekan maupun orang-orang sekitar kami yang selalu memberik dukungan moril.

56 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 49 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Daftar Pustaka [1] Arikunto S, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta. [2] Arifamrizal Definisi dan Ruang Lingkup Time and Motion Study. Wordpress.com/page/2/. (19 Mei 2009) [3] Davis, B. Gordon. & H. Olson, Margrethe Management Information System: Conceptual Foundations, Structure, and Development, Second Edition, McGraw-Hill: Series in Management Information System; McGraw-Hill, Inc.: USA. [4] H.M, Jogiyanto Analisa dan Disain Sistem Informas; Pendekatan Terstruktur. Jogyakarta : Andy Offset. [5] H.M., Jogiyanto Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi. [6] Kendall, Kenneth E System Analysis and Design. 2 nd Edition. New Jersey: Prentice Hall. [7] Mc Leod, R, Jr Managemen information System. Sixth Edition. Prentice Hall. [8] Universitas Kristen Petra Landasan Teori Pengukuran Kerja. ac. id/ jiunkpenss ciptasentosaabstract_toc.pdf. ( 27 Mei 2009) [9] Yuliarto Time and Motion Study. It telkom.ac.id/ Library/index. Php. Option = com_content & view = article & id = 604 : time andmotion study. doc.(27 Mei 2009) Wignjosoebroto, Sritomo., 2009, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Guna Widya, Surabaya [10] Ciptani, Monika K Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja Masa Depan: Suatu Pengantar. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.2 No.1 hlm Universitas Kristen Petra [11] Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Salemba Empat, Jakarta Biodata Penulis Muhammad Taufiq memperoleh gelar Insinyur, dari Jurusan Teknik Perminyakan UPN Veteran Yogyakarta, lulus tahun Tahun 2013 memperoleh gelar Magister Komputer (MKom) dari Program Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta. Saat ini sebagai Dosen tetap di Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya. Sulidar Fitri, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) dari jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun Tahun 2012 memperoleh gelar Master of Science (M.Sc) dari Program Master of Bioinformatics di Department of Bioinformatics Asia Unviersity Taiwan. Saat ini sebagai Dosen tetap di Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya.

57 50 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 KEBUTUHAN INFORMASI TERHADAP MINAT PELANGGAN PADA PRODUK JAMU LEO MENGGUNAKAN METODE SMART Irwin Supriadi 1), Amras Mauluddin 2) 1), 2) Teknik Informatika FT Universitas Langlangbuana Bandung irwinshared@gmail.com 1), amrasmauluddin@gmail.com 2) Abstraksi Dalam dunia perdagangan, informasi minat pelanggan terhadap suatu produk yang telah dipasarkan sangat dibutuhkan untuk mempermudah dalam pendistribusian produk, sehingga penyalurannya lebih obyektif, tepat dan efisien. Dalam pengadaan dan pendistribusian barang, CV. Kurnia Sejahtera melakukan proses tersebut tidak melalui analisa menyeluruh dari hasil penjualan sebelumnya. Cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempermudah proses penentuan minat pelanggan terhadap produk jamu Leo yang lebih obyektif dengan cara membangun aplikasi SPK penentuan minat pelanggan terhadap produk Jamu Leo menggunakan metode SMART dan bahasa pemrograman Visual Basic.Net. Dengan metode SMART perhitungan nilai alternatif minat pelanggan terhadap produk jamu Leo dapat diketahui secara lebih cepat dan efisien, sehingga proses pengadaan dan pendistribusian produk lebih tepat dan efisien. Kata Kunci : SPK, SMART, produk, pelanggan. Abstract In the world of commerce, information on customer interest in a product that has been marketed is needed to facilitate the distribution of products, so that distribution is more objective, precise and efficient. In the procurement and distribution of goods, CV. Kurnia Sejahtera performs the process not through a thorough analysis of the previous sales results. The right way to overcome these problems is with Decision Support System (DSS). The purpose of this research is to simplify the process of determining the interest of the customers towards the more objective product of Leo herbal medicine by building the application of SPK determination of customer interest on Jamu Leo product using SMART method and Visual Basic.Net programming language. With SMART method, the calculation of alternative value of customer interest on Leo herb product can be known more quickly and efficiently, so that the process of procurement and distribution of products is more precise and efficient. Keywords :DSS, SMART, products, customers. Pendahuluan Dalam dunia perdagangan dibutuhkan suatu sistem dalam penentuan dan penyeleksian minat pelanggan terhadap produk-produk yang telah dipasarkan. CV. Kurnia Sejahtera sebagai salah satu distributor produk Jamu Leo membutuhkan sistem tersebut untuk mengetahui minat pelanggan agar mempermudah dalam pendistribusian produknya, sehingga penyaluran produk lebih obyektif, tepat dan efisien. Sistem pendukung keputusan (SPK) dalam penentuan minat pelanggan terhadap produk jamu Leo menggunakan metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART) dan bahasa pemrograman Visual Basic.Net pada CV. Kurnia Sejahtera yang bertujuan untuk mempermudah proses penentuan minat pelanggan terhadap produk jamu Leo yang lebih obyektif. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryanto dan Muhammad Safrizal (2015) dalam Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Teladan dengan Metode SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique), dan Rika Yunitarini (2013) Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Penyiar Radio Terbaik, metode SMART digunakan untuk menilai kinerja karyawan sehingga diperoleh kriteria karyawan dengan hasil terbaik/teladan. Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini antara lain adalah (1) Membangun Sistem Pendukung Keputusan penentuan minat pelanggan terhadap produk jamu Leo menggunakan metode SMART dan bahasa pemrograman Visual Basic.Net pada CV. Kurnia Sejahtera dan (2) Mengimplementasikan metode SMART dan bahasa pemrograman Visual Basic.Net untuk penentuan minat pelanggan terhadap produk jamu Leo pada CV. Kurnia Sejahtera.

58 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 51 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Dalam penyusunan jurnal ini dibagi dalam 5 (lima) bagian, yaitu: Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah kenapa hal ini diambil sebagai penelitian, Dasar Teori yang berisi studi pustaka berkaitan dengan tema yang diteliti, Perancangan yang berisi analisa kebutuhan dari sistem yang akan dibangun mencakup analisa kebutuhan sistem dan desain/perancanga sistem, Pembahasan mencakup hasil dari penelitian dan Kesimpulan. 1. Sistem Pendukung Keputusan Menurut Bonczek, dkk (1980) dalam buku Decision Support Systems and Intelligent Systems mendefinisikan sistem pendukung keputusan sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi, sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen sistem pendukung keputusan lain), sistem pengetahuan (respositori pengetahuan domain masalah yang ada pada sistem pendukung keputusan atau sebagai data atau sebagai prosedur), dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan) (Nofriansyah, 2014). Karakteristik dari sistem pendukung keputusan, yaitu: 1. mendukung proses pengambilan keputusan suatu organisasi atau perusahaan, 2. adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap memegang kontrol proses pengambilan keputusan, 3. mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur serta mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi, 4. memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan, 5. memiliki subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem, dan 6. memiliki dua komponen utama, yaitu data dan model. Kriteria atau ciri-ciri dari keputusan adalah sebagai berikut. 1. Banyak pilihan/alternatif. 2. Ada kendala atau surat. 3. Mengikuti suatu pola/model tingkah laku, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur. 4. Banyak input/variabel. 5. Ada faktor resiko. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan. Menurut Simon ada tiga fase dalam proses pengambilan keputusan diantaranya seperti berikut. 1. Intelligent Merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari ruang lingkup problematika secara proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah. 2. Design Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi menguji kelayakan solusi. 3. Choice Tahap proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan. Gambar 1. Fase proses pengambilan keputusan

59 52 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi SMART Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART) merupakan metode pengambilan keputusan multi kriteria. Teknik SMART didasarkan pada model aditif linier. Ini berarti bahwa nilai keseluruhan alternatif yang diberikan dihitung sebagai jumlah total skor kinerja (nilai) dari setiap kriteria (atribut) dikalikan dengan bobot kriteria itu[8]. Kelebihan metode SMART (Sukmawati, dkk., 2016) : 1. Perhitungan pada metode SMART lebih sederhana tidak diperlukan perhitungan yang rumit dengan pemahaman matematika yang kuat. 2. Fleksibel dalam pembobotan. 3. Memperluas pengambilan keputusan dalam memproses data/informasi untuk pengambilan keputusan. 4. Penambahan dan pengurangan alternatif tidak akan mempengaruhi perhitungan pembobotan karena setiap penilaian alternatif tidak saling bergantung. Kekurangan metode SMART (Sukmawati, dkk., 2016) : 1. Harus selalu diadakan perubahan yang continue untuk menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan yang terus berubah agar sistem tersebut up to date. 2. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan. 3. Bagaimanapun juga harus diingat bahwa sistem pendukung keputusan dirancang untuk membantu/mendukung pengambilan keputusan dengan mengolah informasi dengan data yang diperlukan dan bukan untuk mengambil alih pengambilan keputusan tersebut. Model yang digunakan dalam SMART adalah seperti persamaan 1 berikut.... (1) Dimana: wj = nilai pembobotan kriteria ke-j dari k kriteria uij = nilai utility alternatif i pada kriteria j. Pemilihan keputusan adalah mengidentifikasi dari n alternatif mana yang mempunyai nilai fungsi terbesar. Tahapan utama dalam analisis SMART (Olson, 1996)[4]: 1. Identifikasi pembuat keputusan. 2. Identifikasi kriteria-kriteria dalam membuat keputusan: Utility tergantung pada konteks dan tujuan keputusan. 3. Identifikasi kriteria-kriteria yang akan dievaluasi: langkah ini akan mengidentifikasi hasil dari tindakan yang mungkin (proses pengumpulan data). 4. Identifikasi batasan kriteria yang relevan: Sangat penting untuk membatasi dimensi nilai. Hal ini dapat dicapai dengan menegaskan kembali dan menggabungkan kriteria, atau dengan menghilangkan kriteria kurang penting. 5. Menetapkan nilai (peringkat) untuk setiap kriteria. 6. Menentukan bobot masing-masing kriteria. 7. Hitung normalisasi bobot rata-rata dari nilai-nilai untuk setiap alternatif tugas.... (2) k = jumlah kriteria wn = bobot kriteria ke n 8. Hitung nilai utility untuk setiap kriteria masing-masing.... (3) dimana: - uij = nilai utility kriteria ke-j untuk alternatif ke-i - Cmax = nilai kriteria maksimal - Cmin = nilai kriteria minimal - Cout = nilai kriteria ke-i 9. Membuat keputusan sementara 10. Lakukan analisis sensitivitas. 3. Unified Modeling Language (UML)

60 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 53 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Unified Modeling Language (UML) yang berarti bahasa pemodelan standar. Chonoles mengatakan sebagai bahasa, berarti UML memiliki sintaks dan semantik. UML adalah bahasa standar yang digunakan untuk menjelaskan dan memvisualisasikan artifak dari proses analisis dan desain berorientasi obyek. UML bukan hanya sekadar diagram, tetapi juga menceritakan konteksnya. UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain untuk (Widodo, 2011): 1. Merancang perangkat lunak. 2. Sarana komunikasi antar perangkat lunak dengan proses bisnis. 3. Menjabarkan sistem secara rinci untuk analisa dan mencari apa yang diperlukan sistem. 4. Mendokumentasi sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya. Beberapa literatur menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung. Diagram yang terdapat dalam UML sebagai berikut (Widodo, 2011). 1. Use case diagram (diagram use case) 2. Package diagram (diagram paket) 3. Class diagram (diagram kelas) 4. Sequence diagram (diagram urutan) 5. Communication diagram (diagram komunikasi) 6. Statechart diagram (diagram status) 7. Activity diagram (diagram aktivitas) 8. Component diagram (diagram komponen) 9. Deployment diagram (diagram deployment) 4. Konsep Dasar Basis Data Basis data terdiri dari 2 kata, yaitu basis dan data. Basis dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya. Sebagai satu kesatuan istilah, basis data (database) dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti (Fathansyah, 2015): himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasikan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah, kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama-sama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan, kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis. Operasi-operasi dasar yang dapat kita lakukan berkenaan dengan basis data dapat meliputi (Fathansyah, 2015): 1. pembuatan basis data baru (create database), yang identik dengan pembuatan lemari arsip yang baru, 2. penghapusan basis data (drop database), yang identik dengan perusakan lemari arsip (sekaligus dengan isinya, bila ada), 3. pembuatan tabel baru ke suatu basis data (create table), yang identik dengan penambahan map arsip baru ke sebuah lemari arsip yang telah ada, 4. penghapusan tabel dari suatu basis data (drop table), yang identik dengan perusakan map arsip lama yang ada di sebuah lemari arsip, 5. penambahan/pengisian data baru ke sebuah tabel di sebuah basis data (insert), yang identik dengan penambahan lembaran arsip ke sebuah map arsip, 6. pengambilan data dari sebuah tabel (query), yang identik dengan pencarian lembaran arsip dari sebuah map arsip, 7. pengubahan data dari sebuah tabel (update), yang identik dengan perbaikan isi lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip, 8. penghapusan data dari sebuah tabel (delete), yang identik dengan penghapusan sebuah lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip. Operasi yang berkenaan dengan pembuatan objek (basis data dan tabel) merupakan operasi awal yang hanya dilakukan sekali dan berlaku seterusnya. Sedangkan operasi-operasi yang berkaitan dengan isi tabel (data)

61 54 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 merupakan operasi rutin yang akan berlangsung berulang-ulang dan karena itu operasi-operasi inilah yang lebih tepat mewakili aktivitas pengelolaan (management) dan pengolahan (processing) data dalam basis data. 5. Visual Basic.Net Visual Basic.NET adalah Visual Basic yang direkayasa kembali untuk digunakan pada platform.net sehingga aplikasi yang dibuat menggunakan Visual Basic.NET dapat berjalan pada sistem komputer apapun, dan dapat mengambil data dari server dengan tipe apapun asalkan terinstal.net Framework (Hidayatullah, 2015). Pada umumnya Visual Basic.NET terpaket dalam Visual Studio.NET. Pada distribusinya, terdapat berbagai versi Visual Studio.NET, yaitu versi Professional, Premium, dan yang paling lengkap adalah versi Ultimate. Visual Basic.Net layak untuk dijadikan pilihan bahasa pemrograman visual, karena memiliki cukup banyak kelebihan. Beberapa kelebihan Visual Basic.Net antara lain (Kusumo, 2003) [8]. 1. Sederhana dan mudah dipahami. 2. Mendukung Graphical User Interface (GUI). 3. Menyederhanakan deployment. 4. Menyederhanakan pengembangan perangkat lunak. 5. Mendukung penuh Object Oriented Programming (OOP). 6. Mempermudah pengembangan aplikasi berbasis Web. 7. Migrasi ke VB.NET dapat dilakukan dengan mudah. 8. Banyak digunakan oleh programer-programer di seluruh dunia. Metode Penelitian Untuk mendapatkan gambaran permasalahan dan sistem yang berjalan di CV. Kurnia Sejahtera dilakukan pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, dan studi literatur. Sedangkan untuk menghasilkan hasil yang diharapkan dilakukan pembuatan aplikasi dan pengujian. 1. Analisa Sistem Berjalan CV. Kurnia Sejahtera merupakan distributor Jamu Leo di wilayah provinsi Banten. Dalam keseharian pekerjaan organisasinya, CV. Kurnia Sejahtera memanfaatkan Microsoft Excel untuk melakukan pencatatan transaksi. Cara ini sudah cukup bagus, tetapi untuk mendapatkan laporan yang sesuai dengan keinginan, bagian administrasi harus merekap lagi transaksi-transaksi penjualan yang ada. Penentuan minat pelanggan terhadap produk Jamu Leo saat ini masih belum dilakukan oleh CV. Kurnia Sejahtera, sehingga pengadaan produk berdasarkan jumlah barang yang tersedia. Sistem Pendukung Keputusan penentuan minat pelanggan ini dirasa perlu untuk dilakukan karena dengan cara ini dapat membantu CV. Kurnia Sejahtera dalam memilah produk mana yang jadi prioritas dalam pengadaannya, sehingga tidak ada penumpukan barang pada produk yang tidak banyak diminati oleh pelanggan. Proses penilaian/perhitungan penjualan digambarkan seperti gambar 2 berikut.

62 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 55 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif START Pencatatan transaksi penjualan harian Rekap data penjualan berdasarkan produk Perhitungan jumlah selisih barang yang masuk dengan keluar Mengurutkan data berdasarkan jumlah penjualan terbanyak END Gambar 2. Flowchart proses perhitungan hasil penjualan 2. Perhitungan Metode SMART Untuk menghasilkan keputusan, aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan minat pelanggan terhadap produk jamu Leo membutuhkan data kriteria yang dapat mendukung keputusan. Setelah kriteria ditetapkan, tahap selanjutnya adalah memberikan bobot setiap kriteria. Pembobotan kriteria seperti pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Pembobotan kriteria No Kriteria Bobot Normalisasi = w j W j 1 Harga 40 0,4 2 Tipe 30 0,3 3 Konsumen 20 0,2 4 Kota 10 0,1 3. Perancangan Sistem Secara umum, perangkat lunak ini berfungsi untuk membantu proses penentuan minat pelanggan terhadap produk jamu Leo di CV. Kurnia Sejahtera. Dengan demikian proses penentuan minat pelanggan terhadap jamu Leo akan menjadi lebih efektif dan efisien, karena akan menghilangkan proses manual. Perancangan sistem pengambilan keputusan penentuan minat pelanggan terhadap produk jamu Leo ini menggunakan notasi Unified Modeling Language (UML), dengan perancangan sistem yang diusulkan seperti pada gambar 3 berikut.

63 56 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 Kelola kota <<include>> Kelola kecamatan <<include>> kelola jenis jamu <<include>> <<include>> admin kelola produk jamu <<include>> login kelola konsumen <<include>> <<include>> tambah penilaian <<extend>> pembelian dan pemasaran kelola pembelian kelola harga <<include>> kelola penjualan <<include>> data stok barang kepala pemasaran buat laporan Gambar 3. Use case diagram SPK penentuan minat pelanggan Proses pengiriman pesan dari aktor ke sistem yang menggambarkan iteraksi antar aktor dan sistem dijelaskan dalam bentuk diagram urutan (sequence diagram) seperti pada gambar 4 berikut. :sistem :database Aktor 1. memilih form proses SPK 2. menampilkan form proses SPK 3. membuka basis data dan meminta data penjualan 4. memberikan data penjualan jamu 5. menampilkan data penjualan jamu 6. memilih tombol proses 7. Memproses data SPK 8. memilih tombol simpan 9. menyimpan data hasil proses SPK Gambar 4. Diagram urutan proses SPK metode SMART

64 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 57 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Hubungan antar entitas pada aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan minat pelanggan terhadap produk jamu Leo pada CV. Kurnia Sejahtera digambarkan dalam bentuk class diagram seperti gambar 5 berikut. Hasil dan Pembahasan Gambar 5. Class diagram SPK penentuan minat pelanggan Aplikasi SPK penentuan minat pelanggan terhadap jamu Leo pada CV. Kurnia Sejahtera digunakan untuk mengolah data penjualan dan pembelian serta menganalisa minat pelanggan terhadap produk jamu yang dijual oleh perusahaan. Hasil aplikasi SPK penentuan minat pelanggan yang dibangun seperti berikut. Antarmuka Menu Utama Menu utama merupakan halaman induk untuk antarmuka isian data lainnya. Antarmuka menu utama berfungsi untuk mengaktifkan halaman-halaman seperti halaman inputan data master, halaman inputan data transaksi, halaman laporan, dan halaman pengaturan (setting). Bentuk dari halaman menu utama seperti pada gambar 6 berikut. Gambar 6. Antarmuka menu utama

65 58 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 Antarmuka Transaksi Penjualan Antarmuka transaksi penjualan berfungsi sebagai tempat untuk memasukkan data proses transaksi penjualan produk jamu Leo kepada konsumen. Antarmuka transaksi penjualan diaktifkan melalui antarmuka menu utama dengan implementasi halaman seperti pada gambar 7 berikut. Gambar 7. Antarmuka transaksi penjualan Antarmuka proses SPK Antarmuka proses SPK digunakan oleh pengguna untuk mengelola atau memproses SPK penentuan minat pelanggan terhadap produk-produk jamu Leo. Pada antarmuka ini, nilai yang dimasukkan oleh pengguna akan diproses dan menghasilkan rekomendasi penilaian apakah produk tersebut peminatnya sangat baik, baik, dipertimbangkan atau kurang baik. Implementasi dari halaman proses SPK seperti pada gambar 8 berikut.

66 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 59 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Gambar 8. Antarmuka proses SPK Penentuan minat pelanggan terhadap produk jamu Leo dalam aplikasi ditentukan secara satu-persatu dengan memilih produk dan menghitung output dari setiap kriteria yang telah ditentukan. Pengujian Sistem Untuk mendapatkan program yang benar, maka dilakukan pengujian sistem terlebih dahulu, pengujian ini dilakukan dengan teknik black-box testing. Tujuan menggunakan metode ujicoba black-box adalah untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: 1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang 2. Kesalahan interface 3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal 4. Kesalahan performa 5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi Dari hasil uji coba sistem aplikasi penentuan minat pelanggan terhadap produk jamu Leo, dilakukan analisa terhadap sistem yang diusulkan pada CV. Kurnia Sejahtera, seperti pada tabel 2 berikut. Fungsionalitas yang diuji Login User Skenario Pengujian Memasukkan nama pengguna dan password yang benar. Memasukkan nama pengguna atau password yang salah. Tabel 2. Pengujian sistem Hasil pengguna berhasil login dan dapat mengakses menu utama program aplikasi. pengguna tidak berhasil masuk dan form aktif pada posisi login user. Diterima/ Ditolak Diterima Ditolak

67 60 J u r n a l P R O D U K T I F ISSN: Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Vol 2, No 1, Edisi 2018 Fungsionalitas yang diuji Tombol simpan Skenario Pengujian Menyimpan data kosong atau menyimpan data dengan jumlah karakter yang tidak sesuai dengan basis data Memasukkan kode (primary key) yang sama dengan data yang sebelumnya disimpan Menyimpan data yang sesuai dengan basis data yang disiapkan Tombol ubah Menampilkan data terpilih dan mengubah data yang berbeda Tombol batal Mengisi data pada form dan membatalkan proses pengisian data Tombol hapus Memilih data dan menampilkan di form kemudian menghapus data terpilih Tombol cari Memasukkan data/item pencarian yang ada pada basis data Hasil Sistem menolak dan memberikan informasi kesalahan Sistem menolak dan memberikan informasi kesalahan Sistem menerima dan menyimpan data ke basis data Sistem menerima dan menyimpan perubahan data ke basis data Sistem mengosongkan data pada form dan tidak melakukan penyimpanan data Sistem melakukan konfirmasi penghapusan (Ya/Tidak), bila Ya sistem menghapus data dan bila Tidak data tidak terhapus Sistem menampilkan data yang sesuai dengan item yang telah dimasukkan pada teks Diterima/ Ditolak Ditolak Ditolak Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Tombol periksa Tombol proses Memasukkan data/item pencarian yang tidak ada pada basis data Memasukkan data/item yang ada pada basis data Memasukkan data/item pencarian yang tidak ada pada basis data Memasukkan nilai output dari setiap kriteria yang ditentukan sebelumnya Sistem menampilkan data kosong yang berarti data tidak ada Sistem menampilkan data yang sesuai dengan item yang telah dimasukkan pada teks dan menampilkan nilai pada kotak teks harga yang disediakan pada form Sistem menampilkan data kosong yang berarti data tidak ada Sistem menampilkan hasil perhitungan dari metode SMART yang dibuat Diterima Diterima Ditolak Diterima Kesimpulan Berdasarkan hasil implementasi sistem pendukung keputusan penentuan minat pelanggan terhadap produkproduk jamu Leo menggunakan metode SMART pada CV. Kurnia Sejahtera, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Pengelompokan kriteria minat pelanggan terhadap produk jamu Leo pada CV. Kurnia Sejahtera dengan metode SMART berdasarkan 4 kriteria, yaitu berdasarkan harga, jenis jamu, konsumen dan lokasi konsumen (kota). 2. Implementasi metode SMART untuk penentuan minat pelanggan terhadap produk jamu Leo pada CV. Kurnia Sejahtera menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic. Net dapat dilakukan dan menggunakan basis data MySQL. 3. Penggunaan aplikasi dalam perhitungan nilai alternatif penentuan minat pelanggan terhadap produk jamu Leo menggunakan metode SMART lebih cepat dan efisien dari sisi waktu proses penilaian.

68 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 61 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif Daftar Pustaka [1] Fathansyah, 2015, Basis Data (revisi kedua), Informatika, Bandung. [2] Hidayatullah, Priyanto, 2015, Visual Basic.NET (Membuat Aplikasi Database dan Program Kreatif), Informatika, Bandung. [3] Nofriansyah, Dicky, 2014, Konsep Data Mining VS Sistem Pendukung Keputusan, Deepublish, Yogyakarta. [4] Sukmawati, Restyan, dan Ervin Kusuma Dewi, dan Rini Indriati, 2016, Implementasi Metode SMART untuk Mengidentifikasi Perkembangan Anak Dalam Mengikuti Ekstra, Jurnal Ilmiah Nusantara of Engineering, Volume 3 No [5] Suryanto dan Muhammad Safrizal, 2015, Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Teladan dengan Metode SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique), Jurnal CoreIT, Volume 1 No [6] Widodo, Prabowo Pudjo dan Heriawati, 2011, Menggunakan UML, Informatika, Bandung. [7] Yunitarini, Rika, 2013, Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Penyiar Radio Terbaik, Jurnal Ilmiah Mikrotek, Volume 1 No [8] The Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART). Compendium Series bagian 2. Website: SMART).pdf diakses tanggal 24 Juli Biodata Penulis Irwin Supriadi, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Informatika UNSERA, lulus tahun Tahun 2015 memperoleh gelar Magister Teknik (M.T) dari Teknik Elektro STEI ITB. Saat ini sebagai Staf Pengajar program studi Teknik Informatika Universitas Langlangbuana Bandung (UNLA). Amras Mauluddin, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik UNLA, lulus tahun Tahun 2011 memperoleh gelar Magister Komputer (M.T) dari Pasca Sarjana Teknik Informatika UNLA. Saat ini sebagai Staf Pengajar program studi Teknik Informatika Universitas Langlangbuana Bandung (UNLA).

69

70 ISSN: J u r n a l P R O D U K T I F 62 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Informasi Tambahan PEDOMAN PENULISAN JURNAL PRODUKTIF PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI - FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA a. Topik yang akan dipublikasikan oleh jurnal PRODUKTIF berhubungan dengan teknologi informasi, komunikasi dan komputer yang berbentuk kumpulan/akumulasi pengetahuan baru, pengamatan empirik atau hasil penelitian, dan pengembangan gagasan atau usulan baru b. Naskah yang diterima penyunting ditulis dalam bahasa Indonesia baku atau bahasa Inggris dan belum pernah dipublikasikan c. Naskah diketik dengan komputer menggunakan Microsoft Word, di atas kertas A4 (21 cm x 29,7 cm), margin cm (left-top-right-bottom), tersusun pada 1 kolom penulisan, jenis huruf Time New Roman dengan ukuran 10 point. d. Jumlah halaman berkisar antara 5 sampai 12 halaman, dan jumlah gambar tidak boleh melebihi 30% dari seluruh isi tulisan. e. Abstraksi. Panjang abstraksi maksimum adalah 200 kata, disertai dengan kata kunci pada bagian akhir abstraksi. f. Bahasa. Menggunakan bahasa Indonesia atau Inggris dengan memperhatikan kaidah-kaidah penggunaan bahasa yang baik. g. Tabel atau Gambar. Tabel atau gambar harus diberi nomor dan judulnya dan harus diacu dalam tulisan yang dimaksud. h. Persamaan. Penggunaan dalam persamaan matematik harus bernomor urut dalam kurung biasa (x) dengan penulisan bentuk rata kanan. i. Jika makalah bukan merupakan hasil penelitian maka bagian Metode Penelitian serta Hasil dan Pembahasan dijadikan satu bagian yaitu Pembahasan. j. Redaksi berhak menolak naskah yang tidak memenuhi kriteria/persyaratan teknis, mengadakan perubahan susunan naskah, memperbaiki bahasa dan berkonsultasi dengan penulis sebelum naskah dimuat.

71

PEMODELAN KONTUR MENGGUNAKAN INTERPOLASI FRAKTAL. Abstract

PEMODELAN KONTUR MENGGUNAKAN INTERPOLASI FRAKTAL. Abstract ISSN: 2548-8082 J u r n a l P R O D U K T I F 1 Vol 2, No 1, Edisi 2018 Versi online: journal.umtas.ac.id/index.php/produktif PEMODELAN KONTUR MENGGUNAKAN INTERPOLASI FRAKTAL Janoe Hendarto Departemen

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA 30 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XIV, Nomor 2, Tahun 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA INFLUENCE OF LEARNING INTERACTIVE

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 15, No. 2, Desember 2015 (59-63)

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 15, No. 2, Desember 2015 (59-63) Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 15, No. 2, Desember 2015 (59-63) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMPERBAIKI UNIT KOPLING DAN KOMPONEN-KOMPONEN

Lebih terperinci

HARIO WIJAYANTO A

HARIO WIJAYANTO A DAMPAK PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 POLANHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Eksperimen. Menurut Sugiyono (2006 : 4) Jenis-jenis metode penelitian dapat

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 16, No. 2, Desember 2016 (80-84) PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA Ribut Ari Korata 1, Kuswadi 2, Amir 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. e-mail: ributarikorata@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi di sekolah pembelajaran masih didominasi dengan guru sehingga kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah

Lebih terperinci

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES Siskawati Dewi Purba dan Eidi Sihombing Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan siskapurba20@gmail.com ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

Indonesian Journal of History Education

Indonesian Journal of History Education Indonesia Journal of History Education 1 (1) (2012) Indonesian Journal of History Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijhe PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kuasi Eksperimen atau eksperimen semu. Pada penelititian kuasi eksperimen (eksperimen semu) menggunakkan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR Muhammad Kadri dan Meika Rahmawati Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan email: kdrmhmmd8@gmail.com

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, telp: ,

*Keperluan korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 3 Tahun 015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 5-30 ISSN 337-5 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V Frienda Wimadwi Permastya, K.Y. Margiati, Nurhadi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR Siti Aisah, Kartono, Endang Uliyanti Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan penelitian

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO Tony Nurhidayat 1), A. Dakir 2), Peduk Rintayati 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK. Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 5, No. 2, Ed. September 2017, Hal. 141-148 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok eksperimen adalah siswa yang diberikan perlakuan (treatment) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok eksperimen adalah siswa yang diberikan perlakuan (treatment) dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode merupakan suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MEDIA SLIDE POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh MADE DEWI LESTARI

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MEDIA SLIDE POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh MADE DEWI LESTARI EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MEDIA SLIDE POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Artikel) Oleh MADE DEWI LESTARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM ANTARA MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG Bilqis, A. Syachruroji, M. Taufik Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DAN MEDIA YANG SEBENARNYA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (Studi Eksperimen pada Sub Konsep Mikroskop

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM THE INFLUENCE OF LEARNING MODEL OF THE REVERSE (RECIPROCAL

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Yahya Jaka Supriyatno

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Yahya Jaka Supriyatno PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN LANJAN 02 KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Instrumen penelitian yang diuji coba berupa soal tes hasil belajar siswa, terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Discovery

Pengaruh Metode Discovery Pengaruh Metode Discovery Disertai Penggunaan Media Kartu Kwartet Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV Dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Sumber Daya Alam Di SDN Sempolan 01 Jember (The Influence Of

Lebih terperinci

Ilham Baharuddin Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar. Abstrak

Ilham Baharuddin Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar. Abstrak EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TUTORIAL SEBAGAI PENDUKUNG PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 BAJO KABUPATEN LUWU SULAWESI SELATAN Ilham Baharuddin Jurusan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Games Tournament) YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA POWER POINT DAN DESTINASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Games Tournament) YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA POWER POINT DAN DESTINASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Games Tournament)

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V ARTIKEL PENELITIAN Oleh FRIENDA WIMADWI PERMASTYA NIM F37011002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key Words: Student Learning Outcomes, Cooperative Learning, NHT, STAD. ABSTRAK

ABSTRACT. Key Words: Student Learning Outcomes, Cooperative Learning, NHT, STAD. ABSTRAK PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE NHT DENGAN TIPE STAD PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGGAL TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 THE DIFFERENCE

Lebih terperinci

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA CD PEMBELAJARAN DISERTAI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BANJAR MARGO SUMBOGO B. M. SMP Negeri 1 Banjar Margo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta data hasil belajar siswa yang berupa nilai pre-test dan pos-test. Hasil dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta data hasil belajar siswa yang berupa nilai pre-test dan pos-test. Hasil dari 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam kegiatan pembelajaran menerapkan model pembelajaran Discovery, berupa data aktivitas belajar siswa serta

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS ISSN 301-7651 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS Karya Sinulingga Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODUL SISTEM PENDINGIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

PENGGUNAAN MODUL SISTEM PENDINGIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 15, No. 2, Desember 2015 (73-77) PENGGUNAAN MODUL SISTEM PENDINGIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA (THE

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG Zariasman 1), Gusmaweti 2), dan Azrita 2) 1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

Journal of Mechanical Engineering Learning

Journal of Mechanical Engineering Learning JMEL 2 (2) (2013) Journal of Mechanical Engineering Learning http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MENGUKUR

Lebih terperinci

PENERAPAN LABORATORIUM VIRTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SISWA KELAS XII SMA NEGERI ABULYATAMA

PENERAPAN LABORATORIUM VIRTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SISWA KELAS XII SMA NEGERI ABULYATAMA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 PENERAPAN LABORATORIUM VIRTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SISWA KELAS XII SMA NEGERI ABULYATAMA Syarifah Rahmiza Muzana 1 Hasanah

Lebih terperinci

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN : Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : 2088-5792 E ISSN : 2580-6513 http://journal.upgris.ac.id/index.php/malihpeddas MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MATERI MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Journal of Mechanical Engineering Learning

Journal of Mechanical Engineering Learning JMEL 2 (2) (2013) Journal of Mechanical Engineering Learning http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel STUDI KOMPARASI ANTARA MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP

Lebih terperinci

Journal of Mechanical Engineering Learning

Journal of Mechanical Engineering Learning JMEL 3 (1) (2014) Journal of Mechanical Engineering Learning http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME BERBASIS MEDIA PERAGA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU 71 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU maidadeli@yahoo.co.id SMP Negeri 13 Pekanbaru,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK Oktavia Indriani 1), M. Shaifuddin 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI 203 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI 0812 689 8822 SDN 002 Bagan Besar, Kota Dumai ABSTRACT This study aimed to describe the learning

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, HP: ,

*Keperluan korespondensi, HP: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 132-138 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PBL TERHADAP KEMAMPUAN KERJA ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENGARUH MODEL PBL TERHADAP KEMAMPUAN KERJA ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD PENGARUH MODEL PBL TERHADAP KEMAMPUAN KERJA ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD Yuliana, Hery Kresnadi, Sri Utami Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak Email : dwiyuliana54@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI THE FIRING LINE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BATIPUH. Abstract

PENERAPAN STRATEGI THE FIRING LINE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BATIPUH. Abstract PENERAPAN STRATEGI THE FIRING LINE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI BATIPUH Rahma Fitri ), Helma 2), Hendra Syarifuddin 3) ) FMIPA UNP, email: rahmashine@ymail.com 2,3) Staf Pengajar

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar JPF Volume 3 Nomor 1 ISSN: 2302-8939 34 Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar Penerapan Pendekatan Inquiry Based Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika di SMKN 1 Sulawesi Selatan Andi

Lebih terperinci

Leo Ferdinandus Manalu*, Asmadi M. Noer**, dan Rasmiwetti*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Leo Ferdinandus Manalu*, Asmadi M. Noer**, dan Rasmiwetti*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KREATIF SISWA PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA DI KELAS XI IPA SMAN 3 PEKANBARU Leo Ferdinandus Manalu*, Asmadi M. Noer**, dan Rasmiwetti***

Lebih terperinci

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SLOGOHIMO PADA KOMPETENSI DASAR KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN KUALITAS LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA Jumi Handayani 1,), Erviyenni 3), Rini 3) 1) Alumni Program

Lebih terperinci

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh penerapan metode pembelajaran PQ4R pada hasil belajar siswa dengan mengambil pokok bahasan program

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Lies Setyaningrum 1), Siti Kamsiyati ), Tri Budiarto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah data yang dapat membantu untuk membahas masalah dalam suatu penelitian tersebut.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN RODA LOGIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN RODA LOGIKA J u r n a l MATEMATICS PAEDAGOGIC Vol VII. No. 1, September 2016, hlm. 97 101 Available online at www.deacas.com/se/jurnal PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN RODA

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu.

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu. Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu. Puput Istiqomah, I Komang Werdhiana, dan Unggul Wahyono Puputajach23@yahoo.com Program

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Word square, Koloid dan Prestasi Belajar. Abstract

Abstrak. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Word square, Koloid dan Prestasi Belajar. Abstract PENERAPAN MODEL KOOPERATIF WORDSQUARE UNTUK MENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI SMKN PEKANBARU Lidiana Fitri 1, Nofianti 1, Susilawati 1 SMKN Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimental dibagi menjadi dua, yakni penelitian eksperimental

Lebih terperinci

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal EEAJ 3 (1) (2014) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR KOMPETENSI DASAR PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMK ISLAM DDI PONIANG MAJENE

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMK ISLAM DDI PONIANG MAJENE PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMK ISLAM DDI PONIANG MAJENE Rusdiah 1, Sainab 2 1,2 Prodi Pendidikan Biologi Fmipa Universitas Sulawesi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP KALOR DI KELAS X SMA N 2 PEUSANGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP KALOR DI KELAS X SMA N 2 PEUSANGAN 15-21 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP KALOR DI KELAS X SMA N 2 PEUSANGAN M. Taufiq 1, Zahara 2 1 Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE INKUIRI DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE INKUIRI DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE INKUIRI DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA Abdul Hakim S dan Lylis Bahriani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan lylis9@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 1 MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Maharani

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI (PTK Pembelajaran Ekonomi di Kelas VIII B Semester Gasal SMP Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 5 SD Negeri Medayu 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas suatu perlakuan tertentu sebagai variabel bebas, terhadap hal yang lain sebagai variabel terikat. Variabel

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHEIVEMENT DIVISIONS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHEIVEMENT DIVISIONS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHEIVEMENT DIVISIONS (STAD) BERBANTUAN MULTIMEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT PADA SISWA

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH DAN CARD SORT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 MATARAM TAHUN AJARAN 2016/2017 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

12 Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Macromedia Flash 8 Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII SMPN 18 Makassar Studi pada Materi Pokok Asam, Basa dan Garam Influence

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI Eviliyanto 1, Endah Evy Nurekawati 2 1,2 Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE DI KELAS X SMA NEGERI 6 KOTA TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 BANGKINANG BARAT TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mendapat bonus demografi berupa populasi usia produktif yang paling besar sepanjang sejarah berdirinya negara ini. Bonus demografi ini adalah masa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS3 PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEADAAN ALAM DI INDONESIA KELAS VII

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS3 PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEADAAN ALAM DI INDONESIA KELAS VII PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS3 PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEADAAN ALAM DI INDONESIA KELAS VII Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA 1 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR Ninik Handayani Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER ninikhandayani27@gmail.com

Lebih terperinci

Artikel Publikasi. Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi

Artikel Publikasi. Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII TENTANG BENTUK MUKA BUMI DAN AKTIFITAS PENDUDUK INDONESIA DI SMP NEGERI 3 TERAS BOYOLALI Artikel Publikasi Skripsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

Lebih terperinci

(The Differences of Students Learning Outcomes Between The Use Of Audio- Visual Media and Interactive Multimedia in Subject Ecology)

(The Differences of Students Learning Outcomes Between The Use Of Audio- Visual Media and Interactive Multimedia in Subject Ecology) PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI EKOLOGI (Studi Eksperimen di Semester Genap Kelas X MIPA SMA Negeri 2 Tasikmalaya

Lebih terperinci

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH ISTIQOMAH TUSSANGADAH NIM F32110037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 3 November 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Abdul Wakhid

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi/ Sampel, dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi Utara,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Heriyanto* ), Rena Lestari 1), Riki Riharji Lubis 2) 1&2)

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP Muhamad Firdaus Prodi Pendidikan Matematika, IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No. 8

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS VISUAL SISWA PADA KONSEP SISTEM INDRA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS VISUAL SISWA PADA KONSEP SISTEM INDRA Jurnal 100 Biotik, Rahmatan ISSN: 2337-9812, Vol. 3, No. 2, Ed. September 2015, Hal. 100-106 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS VISUAL SISWA PADA KONSEP SISTEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan komunikasi antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Dalam kegiatan berbahasa seseorang dituntut untuk menguasai keterampilan berbahasa. Keterampilan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN Abstrak Andri Tri Friyanto Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video Negeri 4 Bandung yang beralamat di Jl. Kliningan No.6 Buah

Lebih terperinci

REM KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Wiwit Winarto

REM KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Wiwit Winarto REM KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Wiwit Winarto E-mail: wiwit.winarto90@gmail.com Subagyo ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan dari masing-masing variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan.

Lebih terperinci

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Application of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have on The Human Body Excretion System Concept (Experimental Studies at II th Grade Science of the 1 st Public Senior High School Singaparna

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN INVESTIGASI MATEMATIKA SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN INVESTIGASI MATEMATIKA SISWA βeta p-issn: 2085-5893 e-issn: 2541-0458 Vol. 7 No. 1 (Mei) 2014, Hal. 1-12 βeta 2014 DOI: http://dx.doi.org/10.20414/betajtm.v9i2.7 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MACROMEDIA FLASH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MACROMEDIA FLASH PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MACROMEDIA FLASH PADA MATA PELAJARAN MENGANALISIS RANGKAIAN LISTRIK DI SMKN 1 PADANG Rina Lucyana PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK Mitra sofina 1), Lisa Deswati 2, ) Gusmaweti 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi PENERAPAN MEDIA ANIMASI INTERAKTIF DAUR BIOGEOKIMIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA THE APPLICATION OF BIOGEOCHEMICAL CYCLE INTERACTIVE ANIMATION MEDIA TOWARDS STUDENT S LEARNING OUTCOMES Novia Nurcahya Pradini

Lebih terperinci

Penerapan pembelajaran fisika dengan inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar kognitif

Penerapan pembelajaran fisika dengan inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar kognitif SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 185 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang berupaya untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, terampil, profesional, dan berdisiplin

Lebih terperinci

Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou

Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus VII MTs Bou Ika Hikmayanti, Sahrul Saehana dan Muslimin Hikmayantiika@yahoo.com Program Studi

Lebih terperinci

Nurul Fahmi, Edi Hernawan, Diana Hernawati ABSTRACT

Nurul Fahmi, Edi Hernawan, Diana Hernawati ABSTRACT EFFECTS OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE PICTURE PICTURE AND ASSISTED BY USING THE ADOBE FLASH MEDIA ON STUDENT LEARNING OUTCOMES OF THE MATERIALS ON HUMAN FOOD Digestive System (Experimental Study in

Lebih terperinci