BIDANG KAJIAN : DINAMIKA KEPENDUDUKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BIDANG KAJIAN : DINAMIKA KEPENDUDUKAN"

Transkripsi

1

2 DAFTAR ISI

3 BIDANG KAJIAN : DINAMIKA KEPENDUDUKAN MODUL 21: FERTILITAS DAN MORTALITAS PENDAHULUAN Komponen dasar demografi adalah fertilitas, mortalitas, dan migrasi, yang mempengaruhi perubahan penduduk.dalam modul ini memuat pengertian fertilitas, pengukuran fertilitas, faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas, mortalitas, pengukuran mortalitas, serta faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas.dalam modul 1 juga memuat tugas untuk menganalisis fertilitas dan mortalitas suatu daerah.bagian akhir terdapat tes formatif yang harus dikerjakan.skor yang diperoleh dalam mengerjakan soal formatif menggambarkan penguasaan materi pada Modul 1.Fertilitas dan Mortalitas. PETUNJUK BELAJAR 1. Bacalah modul ini sebaik-baiknya dengan cermat 2. Jika diperlukan saudara boleh mencari informasi tambahan sesuai dengan materi dalam modul ini 3. Setelah membaca kerjakan latihan soal pada bagian akhir modul ini. Saudara harus mendapatkan skor minimal 70. (minimal 7 soal harus dijawab dengan benar) 4. Jika Saudara mendapatkan skor kurang dari 70 maka saudara dinyatakan belum tuntas. 5. Jika belum tuntas dalam belajar modul ini, jangan beralih ke modul berikutnya CAPAIAN PEMBELAJARAN Dalam substansi keilmuan, setiap guru Geografi wajib menguasai pengetahuan Geografi yang setara dengan pengetahuan Geografi yang dikuasai oleh Sarjana Geografi. 1

4 SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN Peserta mempunyai pengetahuan tentang pengertian fertilitas, pengukuran fertilitas, faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas, mortalitas, pengukuran mortalitas, serta faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas URAIAN MATERI : FERTILITAS DAN MORTALITAS A. Pengertian Fertilitas Thompson (1953) state fertility the actual reproductive performance of a woman or group a woman. Jadi fertilitas adalah jumlah kelahiran hidup (Live birth) dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Atau dengan kata lain fertilitas adalah kemampuan seorang wanita atau sekelompok wanita untuk memberikan keturunan yang diukur dengan bayi lahir hidup (hasil nyata). Wanita fertil adalah wanita yang pernah melahirkan bayi lahir hidup, tetapi wanita yang pernah hamil belum tentu fertil. Fecundity denotes the ability to bear a children or physical capacity of bearing children ( Thomson, 1953). Jadi fecunditas ( kesuburan) adalah lebih diartikan kepada kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak. Atau dengan kata lain kemampuan seorang wanita untuk mendapatkan konsepsi. Ada juga pengertian dari fecundabilitas (fecundability) yaitu kemampuan seorang wanita untuk bias haid atau ovulasi. Sedangkan konsep dari reproduksi dalam demografi, lebih memberikan arti mengenai kemampuan penduduk wanita untuk berlipat ganda atau menggantikan dirinya (replacement dalam hal fungsi) Pengertian lahir hidup (live birth) menurut PBB dan WHO adalah peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu tanpa memandang/melihat usia kehamilan, dan setelah perpisahan/keluar tadi bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti; bernafas, ada denyut jantung atau denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot, tanpa memandang tali pusat sudah dipotong/masih melekat pada placenta. Sedangkan pengertian lahir mati adalah peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi tersebut keluar dari rahim ibunya tanpa memandang usia kehamilannya. (di dalam kandungan sudah mati) 2

5 B. Pengukuran Fertilitas Pengukuran fertilitas tidak sesederhana dalam pengkuran mortalitas, dengan alasan sebagai berikut: 1. Akurasi data, sulit memperoleh data lahir hidup karena banyak bayi-bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran tidak dicatatkan sebagai peristiwa kelahiran atau kematian dan sering juga dicatatkan sebagai lahir mati (still bith) 2. Tidak semua wanita mempunyai resiko melahirkan, yang mempunyai resiko adalah wanita menikah yang usianya usia reproduksi. 3. Kejadian melahirkan seorang wanita dapat berkali-kali dan melibatkan dua orang suami dan istri, dan akan lebih kompleks jika seorang wanita tersebut cerai, dan menikah lagi. 4. Budaya mempengaruhi kelahiran terutama yang mendukung kelahiran misalnya banyak anak banyak rezeki. Ada dua macam pengukuran fertilitas yaitu pengukuran fertilitas tahunan dan dan pengukuran fertilitas kumulatif. Pengukuran fertilitas tahunan adalah mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dan dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tertentu. Pengukuran kumulatif adalah mengukur jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita sampai mengakhiri batas usia subur. B.1.Pengukuran Fertilitas Tahunan a. Tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate / CBR) Tingkat kelahiran kasar didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap penduduk pada pertengahan tahun. CBR = Jumlah Kelahiran pada tahun tertentux Jumlah penduduk pada pertengahan tahun = B x k P m (Sumber : Mantra, 2015) 3

6 b. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate / GFR) Pengukuran GFR sama dengan CBR, hanya penyebutnya tidak terdiri dari seluruh jumlah penduduk tetapi jumlah penduduk wanita dalam usia subur yaitu wanita yang berumur antara (15 44) tahun atau (15 49)tahun. GFR merupakan suatu angka yang menunjukkan jumlah kelahiran per perempuan dalam usia produktif ( dan tahun) dalam suatu periode tertentu. Untuk menghitung angka kelahiran ini diperlukan tentang jumlah penduduk wanita usia reproduktif. Angka fertilitas umum ini lebih cermat dari pada angka kelahiran kasar (CBR). GFR = Jumlah kelahiran pada tahun tertentu x Jumlah wanita usia th. pada pertengahan tahun GFR = B x k Pf (15 49) (Sumber : Mantra, 2015) GFR sebagai ukuran fertilitas kurang sempurna, karena kemampuan wanita untuk melahirkan berbeda-beda sesuai dengan golongan umur mereka. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan ini, maka dipergunakanlah ukuran yang lebih sempurna yaitu tingkat kelahiran umur khusus ( Age Specific Fertility Rate). c. Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate / ASFR) Angka ini menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok umur tahun.ukuran ini lebih baik daripada kedua ukuran diatas, karena pengaruh daripada variasi kelompok umur umur dapat dihilangkan. Oleh karena itu terlihat perbedaan yang nyata mengenai fertilitas wanita dalam tiap kelompok umur interval lima tahun. ASFR i = Jumlah kelahiran dari wanita umur i x Jumlah wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun i ASFR = B i x k Pf i (Sumber : Mantra, 2015) Analisa kelompok umur yang berinterval lima tahun ini digunakan sebagai waktu untuk menghitung angka khusus menurut umur. Yang khas bahwa angka 4

7 menurut umur itu rendah atau sedang dalam kelompok umur tahun, sedang yang tertinggi dalam kelompok umur 20-an, lalu menurun sedang bagi wanita umur 30-an. Angka setelah umur 39 tahun biasanya relatif kecil. Contoh: Taksiran angka ASFR untuk Jawa Timur tahun (perhitungan didasarkan pada data Sensus Penduduk 2010) Tabel 1. Angka Taksiran ASFR Jawa Timur tahun 2010 Gol. Umur Jumlah Wanita Jumlah kelahiran ASFR ݔ 2 (1) (2) (3) (4 ) Jumlah ASFR 399 Sumber : Sensus Penduduk 2010 (diolah) Ukuran-ukuran diatas adalah pengukuran fertilitas tahunan, selanjutnya akan dibicarakan pengukuran fertilitas kumulatif. B.2. Pengukuran Fertilitas Kumulatif a. Tingkat Fertilitas Total (Total fertility Rate / TFR) TFR adalah jumlah bayi yang akan dilahirkan oleh wanita selama masa suburnya. Dalam praktek biasanya kita mengerjakan hitungan TFR lewat perhitungan ASFR dengan mengalikan 5 jumlah dari ASFR itu, yang biasanya ditulis dengan rumus: TFR = 5 x i ܨ ܣ (Sumber : Mantra, 2015) Misalnya ASFR untuk Jawa Timur tahun 2010dihitung dari Sensus Penduduk tahun

8 Total Fertility Rate (TFR ) = 5 x 399 = 1995, TFR sebesar 1995 per wanita dalam usia reproduksi atau 1,995 untuk seorang wanita,ini berarti dalam masa reproduksinya seorang wanita itu mempunyai 1 atau 2 orang anak. b. Gross Reproduction Rate (GFR / Tingkat Reproduksi Kotor) GFR adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah cohort yang terdiri dari seribu bayi perempuan sepanjang hidupnya tidak ada yang meninggal sebelum mengakiri masa reproduksinya, dapat dikatakan juga bahwa GRR sama dengan TFR untuk bayi wanita, yang biasa ditulis dengan rumus : GFR = 5 x ܨ ܣ (Sumber : Mantra, 2015) Dimana ASFR = ASFR wanita = ASFR fi Tabel 2. Contoh Angka ASFR untuk menghitung nilai GFR Umur Jumlah Wanita Jumlah kelahiran ASFR wanita wanita (1) (2) (3) (4 = 3/2.K) , , , , , , ,20 Jumlah ASFR fi = 358,20 Sumber : Mantra 2015 Jadi GFR = 5 x 385,20 = 1.926,0 GFR dapat mengukur berapa jumlah wanita yang akan menggantikan cohorthypothesis dari wanita diatas dengan catatan tidak ada wanita yang meninggal pada masa reproduksinya. Dengan mengabaikan kemungkinan wanita meninggal pada masa reproduksinya, maka merupakan kelemahan dari GFR. Karena alasan diatas maka digunakan perhitungan net reproduction rate. c. Tingkat Repoduksi Bersih (Net Reproduction Rate / NRR) NRR adalah jumlah kelahiran bayi wanita oleh sebuah cohort hypotetic dari 1000 wanita dengan memperhitungkan banyak kemungkinan meninggal 6

9 dari wanita-wanita tersebut sebelum mengakiri masa reproduksinya. Atau dapat dikatakan merupakan angka yang menunjukkan rata-rata jumlah anak-anak perempuan yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa hayatnya, dengan mengikuti pola fertilitas yang sama seperti ibunya.cohort adalah sekelompok penduduk yang dalam perjalanan hidupnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama. Misalnya sebuh cohort terdiri dari seribu bayi perempuan, berapa dari 1000 wanita itu yang meninggal sebelum mencapai umur reproduksinya. Selanjutnya wanita-wanita yang mencapai umur reproduksinyapun berapa yang meninggal, misalnya berapa wanita yang hanya berkesempatan mempunyai anak sampai umur 30 tahun dan seterusnya sampai akhir umur reproduksi sesudah itu meninggal. Jadi berapakah besarnya jumlah bayi wanita yang akan menggantikan cohort wanita diatas sampai akhir masa reproduksinya, dengan memperhatikan kemungkinan meninggal beberapa anggota cohort tersebut.nrr ini biasa ditulis dalam bentuk rumus sebagai berikut: NRR = ( ܨ ܣ) ݔ ( బ )(Sumber : Mantra, 2015) per ܨ ܣ 1000 wanita pada kelompok umur tertentu = ܨ ܣ బ = Survival ratio dari lahir hingga mencapai umur tertentu Tabel 3. Contoh perhitungan tingkat reproduksi bersih ( NRR ) Umur ASFR ܮ Kelahiran wanita tiap 1000 wanita untuk periode 5 tahun (2 x 3 ) (1) (2) (3) (4) ,99 3, , ,32 3, , ,62 3, , ,65 3, , ,35 3, , ,07 3, , ,20 3, ,12 Jumlah 1.390,83 7

10 NRR = 1268, ini berarti bahwa dalam satu generasi yang akan datang wanita akan diganti oleh 1.390,83 bagi wanita. C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tinggi Rendahnya Kelahiran Menurut Ida Bagoes Mantra (2015), faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor demografi dan faktor non demografi. Faktor Demografi adalah struktur atau komposisi umur, status perkawinan, umur kawin pertama, lama perkawinan, paritas, disrupsi perkawinan, fekunditas, dan proporsi penduduk yang kawin.faktor Non Demografi antara lain, keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status perempuan, urbanisasi dan industrialisasi. Menurut Davis dan Blake dalam Mantra (2015) faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya yang mempengaruhi fertilitas akan melalui variabel antara. Ada 11 variabel antara yang mempengaruhi fertilitas, yang masingmasing dikelompokkan dalam tiga tahap proses reproduksi sebagai berikut: a. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hubungan kelamin (intercouse variables) adalah 1. Umur mulai hubungan kelamin 2. Selibat permanen: proporsi wanita yang tidak pernah melakukan hubungan kelamin 3. Lamanya masa reproduksi yang hilang: a) Bila kehidupan suami istri cerai atau pisah atau ditinggal pergi oleh suami b) Bila kehidupan suami istri berakhir karena suami meninggal dunia 4. Abstinensi / berpantang sukarela 5. Abstinensi / Berpantang karena terpaksa (oleh impotensi, sakit, pisah sementara) 6. Frekuensi hubungan seksual b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi (conception variables): 1. Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak disengaja 2. Menggunakan atau tidak menggunakan metode kontrasepsi: 8

11 a) Menggunakan cara-cara mekanik dan bahan-bahan kimia b) Menggunakan cara-cara lain 3. Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang disengaja (sterilisasi, obat-obatan dan sebagainya) c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran (gestation variables) 1. Mortalitas janin yang disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak disengaja 2. Mortalitas janin oleh faktor-faktor yang disengaja Menurut Davis dan Blake, setiap variabel diatas terdapat pada semua masyarakat.masing-masing variabel memiliki pengaruh (nilai) positif dan negatifnya sendiri-sendiri terhadap fertilitas.contoh jika pengguguran tidak dipraktekkan di masyarakat maka variabel tersebut bernilai positif terhadap fertilitas. Arti lainnya fertilitas dapat meningkat karena tidak ada pengguguran.dengan demikian ketidak-adaan variabel tersebut juga suatu masyarakat masing-masing variabel bernilai negatif atau positif maka angka kelahiran yang sebenarnya tergantung kepada neraca netto dari nilai semua variabel. John Bongaarts (1978) mensederhanakan variabel Davis dan Blake, ada empat variabel antara yang terpenting yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas yaitu : perkawinan atau proporsi wanita yang kawin, pemakaian alat kontrasepsi, laktasi, dan pengguguran yang disengaja. Menurut Freedman (1975) mengemukakan bahwa fertilitas dipengaruhi oleh variable antara dan variabel antara itu sendiri dipengaruhi oleh norma besarnya keluarga (family norm) dan norma variabel antara itu sendiri.selanjutnya norma-norma tentang besarnya keluarga dipengaruhi oleh tingkat kematian bayi dan anak. Kesemua variabel antara ini dipengaruhi oleh struktur sosial ekonomi yang ada di masyarakat. Menurut Leibenstein anak dilihat dari dua aspek yaitu aspek kegunaan (utility) dan aspek biaya (cost). Kegunaannya adalah memberikan kepuasaan, dapat memberikan balas jasa ekonomi atau membantu dalam kegiatan berproduksi serta merupakan sumber yang dapat menghidupi orang tua di masa 9

12 depan atau sebagai tabungan hari tua. Sedangkan pengeluaran untuk membesarkan anak adalah biaya dari mempunyai anak tersebut. L I Tingkat Mortalitas F E N G Norma tentang besarnya keluarga R T K U N G A Struktur Ekonomi Norma tentang Variabel Antara Variabel Antara I L I T A N Program KB S Skema 1. Faktor Yang Mempengaruhi Fertilitas oleh Ronald Freedman Menurut Becker (1960), menyatakan anak dari sisi ekonomi pada dasarnya dapat dianggap sebagai barang konsumsi tahan lama (a consumption good, consumer s durable) yang mempunyai manfaat (utility) untuk memenuhi kebutuhan orang tuanya. Orang tua bertindak secara rasionil dalam menentukan preferensinya terhadap jumlah anak dan barang-barang lainnya yang didasarkan pada selera, harga dan pendapatannya.secara ekonomi fertilitas dipengaruhi oleh pendapatan keluarga, biaya memiliki anak dan selera.meningkatnya pendapatan (income) dapat meningkatkan permintaan terhadap anak. D. Pengertian Mortalitas Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.still birth dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah. Konsep-konsep lain yang terkait dengan pengertian mortalitas adalah: 10

13 1. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum berumur satu bulan. 2. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death) adalah kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya pada saat dilahurkan tanpa melihat lamanya dalam kandungan. 3. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan sampai dengan kurang dari satu tahun. 4. Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai umur satu tahun. E. Pengukuran Mortalitas a. Tingkat kematian kasar (Crute Death rate/cdr) Tingkat kematian kasar didefinisikan sebagai banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara konvensional kita menyatakan tingkat itu untuk tiap orang. Sehingga dapat juga dikatakan bahwa tingkat kematian kasar adalah sebagai jumlah kematian pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap penduduk pada pertengahan tahun. CDR dapat dituliskan dengan rumus: CDR = Jumlah Kematian pada tahun tertentu X Jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Atau: CDR = D xk (Sumber : Mantra, 2015) P m b. Tingkat Kematian Umur Khusus (Age Specific Death Rate) Tingkat kematian kasar pengukuran sangat kasar sekali, karena resiko penduduk pergolongan umur tidak sama. Tingkat kematian pergolongan penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan lain-lain. ASDR = Jumlah kematian penduduk umur i-x 1000 Jumlah penduduk pertengahan tahun kelompokumur i- 11

14 ASDR = D i X k (Sumber : Mantra, 2015) P i c. Tingkat Kematian Bayi ( Infant Mortality Rate/ IMR ) Bayi umur 0 1 tahun, mempunyai pola kematian tertentu.angka kematian bayi tidaklah tersebar merata pada masa tahun pertama dari kehidupannya.angka kematian yang tinggi terlihat pada bulan-bulan pertama dari kehidupan.misalnya angka kematian dibawah umur 28 hari lebih tinggi dari angka kematian pada umur 5 bulan, begitu juga untuk bulan-bulan selanjutnya. Infant mortality rate adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi yang berumur kurang dari 1 tahun per 1000 kelahiran pada suatu waktu tertentu, yang biasa ditulis dengan rumus: IMR = Jumlah kematian bayi (umur kurang 1 tahun) X 1000 Jumlah kelahiran hidup pada tahun tertentu IMR = బషభ 2015) Mantra, Sumber ) ݔ : Infant Mortality Rate mempuyai hubungan yang erat dengan tingkat kesehatan masyarakat di suatu daerah.pada umumnya ada korelasi yang negatif antara IMR dengan tingkat kesehatan masyarakat suatu daerah.jadi makin tinggi tingkat kesehatan masyarakat suatu daerah, maka akan makin rendah angka IMR-nya. Atau dengan kata lain jika angka kematian bayi (IMR) tinggi di suatu daerah, maka rendahlah tingkat kesehatan masyarakat di suatu daerah tersebut. Sering dikatakan bahwa tinggi rendahnya dipakai sebagai barometer tingkat kesehatan daerah itu. d. Angka Kematian Balita angka IMR disuatu daerah dapat Banyaknya kematian anak berumur 0-5 tahun selama satu tahun tertentu per anak umur yang sama pada pertengahan tahun. D 0 4 tahun AKBa (0-5 th) = x k(sumber : BPS.go.id) P 0-4 tahun 12

15 D 0-4thn P = jumlah kematian anak berusia 0-4 tahunpada satu tahun tertentu = jumlah penduduk berusia 0-4 tahun pada pertengahan tahun k = konstanta (1000) e. Angka Kematian Anak Banyaknya kematian anak berumur 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per anak umur yang sama pada pertengahan tahun. D 1 4 tahun AKA (1-4 th) = x k(sumber : BPS.go.id) P 1-4 tahun D 1-4 thn = jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun pada satu tahun tertentu P = jumlah penduduk berusia 1-4 tahun pada pertengahan tahun tertentu k = konstanta (1000) e. Angka Kematian Ibu/AKI (Maternal Mortality) Kematian ibu menurut WHO adalah kematian yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan oleh sebab apapun, tetapi bukan kecelakaan atau kelalaian, dan terjadi selama kehamilan sampai dengan 42 hari setelah persalinan (masa nifas) serta tidak tergantung umur atau letak kehamilan. Ada 2 ukuran: 1) Maternal mortality rate 2) Maternal mortality ratio 1) Maternal Mortality Rate MMR = Jumlah kematian ibupada tahun tertentu x (Sumber : WHO) Jumlah perempuan umur tahun tertentu Jumlah perempuan umur tahun disebut juga person years lived exposed to risk yaitu jumlah orang yang mempunyai risiko mengalami kematian karena kehamilan/persalinan (sesuai definisi kematian ibu) 13

16 2 )Maternal Mortality Ratio Jumlah kematian ibu pada tahun t x (Sumber : WHO) Jumlah kelahiran hidup pada tahun t F. Faktor yang mempengaruhi Mortalitas Faktor yang mempengaruhi kematian ada dua faktor, yaitu faktor dari dalam individu atau faktor dari luar individu.international Classification of Diseases (ICD) versi 10 tahun 2016 mengklasifikasi penyakit penyebab kematian penduduk.daftar sebab kematian dalam Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD) sangat terperinci dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan sebab-sebab ini ke dalam 22 kelompok.adapun klasifikasi penyakit penyebab kematian tersebut adalah : 1. Penyakit infeksi dan parasit tertentu 2. Neoplasma 3. Penyakit darah dan organ pembentuk darah dan gangguan tertentu yang melibatkan mekanisme kekebalan tubuh 4. Endokrin, nutrisi dan penyakit metabolik 5. Gangguan mental dan perilaku 6. Penyakit pada sistem saraf 7. Penyakit mata dan adneksa 8. Penyakit pada telinga dan proses mastoid 9. Penyakit pada sistem peredaran darah 10. Penyakit pada sistem pernapasan 11. Penyakit pada sistem pencernaan 12. Penyakit pada kulit dan jaringan subkutan 13. Penyakit pada sistem muskuloskeletal dan jaringan ikat 14. Penyakit sistem genitourinari 15. Kehamilan, persalinan dan masa nifas 16. Kondisi tertentu yang berasal dari periode perinatal 17. Malformasi kongenital, deformasi dan kelainan kromosom 18. Gejala, tanda dan temuan klinis dan laboratorium yang abnormal, tidak diklasifikasikan di tempat lain 14

17 19. Cedera, keracunan dan beberapa konsekuensi lain dari penyebab eksternal 20. Penyebab eksternal morbiditas dan mortalitas 21. Faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan layanan kesehatan 22. Kode untuk tujuan khusus misal penyakit baru atau ketahanan terhadap obat Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia, disusul oleh penyakit stroke. Adapun sepuluh penyebab kematian di dunia terlihat pada Gambar 1. Sepuluh Penyebab Kematian di Dunia (Sumber : WHO) gambar 1, yaitu penyakit jantung, stroke, infeksi pernafasan, paru kronis, kanker paru, diabet mellitus, alzheimer dan penyakit dimensia, penyakit diare, TBC serta penyebab kematian yang disebabkan oleh kecelakaan. G. Kelangsungan Hidup Anak Mosley dan Chen Mosley dan Chen (1984) membagi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup anak menjadi dua, yaitu; (1) Variabel yang dianggap eksogenous atau sosial ekonomi (seperti budaya, sosial, ekonomi, masyarakat, 15

18 dan faktor regional) dan; (2) Variabel endogenous atau faktor biomedical (seperti pola pemberian ASI, kebersihan, sanitasi dan nutrisi). Determinan Sosial- Ekonomi Faktor ibu Pencemaran Lingkungan Kekurangan Gizi Kecelakaan Sehat Sakit Pengendalain Penyakit Individual Gangguan Pertumbuhan ibu Kematian Gambar 2. Kelangsungan Hidup Anak oleh Mosley dan Chen Penelitian sosial maupun penelitian medis, memberikan kontribusi yang besar bagi pemahaman mengenai penyebab kematian anak di negara sedang berkembang.kunci dari model kelangsungan hidup anak terletak pada identifikasi sekumpulan variabel yang menyebabkan peningkatan resiko kematian pada anak. Semua determinan sosial dan ekonomi harus melalui variabel antara untuk dapat mempengaruhi kelangsungan hidup anak. Variabel antara ini dikelompokkan ke dalam lima kategori : 1. Faktor ibu 1) Umur, 2) Paritas dan 3) Jarak kelahiran. 2. Pencemaran Lingkungan 1) Udara yang merupakan jalur penyebarluasan penyakit pernafasan dan banyak penyakit 2) Makanan, air, dan jari yang merupakan jalur utama penyebarluasan diare dan penyakit usus lainnya ; 16

19 3) Kulit, tanah dan benda mati yang merupakan jalur infeksi kulit 4) Serangga pembawa penyakit 3. Kekurangan gizi 1) Kalori, 2) Protein, dan 3) Gizi mikro (vitamin dan mineral) 4. Luka kecelakaan 1) Kecelakaan 2) Luka yang disengaja 5. Pengendalian Penyakit Perorangan 1) Tindakan preventif perorangan 2) Perawatan dokter H. Determinan Kematian Ibu Ada dua Klasifikasi Kematian Ibuyaitu : 1. Penyebab langsungyaitu kematian ibu yang disebabkan oleh komplikasi obstetri pada masa hamil, bersalin dan nifas, atau yang disebabkan oleh suatu tindakan yang dilakukan pada masa hamil, bersalin dan nifas, atau berbagai hal akibat tindakan tersebut 2. Penyebab tidak langsung yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh penyakit yang bukan komplikasi obstetri, yang berkembang atau bertambah berat akibat kehamilan atau persalinan Mc.Carthy dan Maine (1992) dalam kerangka konsepnya mengemukakan peran determinan kematian ibu sebagai keadaan atau hal yang melatarbelakangi dan menjadi penyebab langsung serta tidak langsung dari kematian ibu. Determinan kematian ibu itu dikelompokkan dalam : Determinan Proksi atau dekat (proximate determinant), determinan antara (intermediate determinants) dan determinan kontekstual (contekstual determinants). 1. Determinan Kontekstual/jauh (determinan sosial, ekonomi dan budaya), yaitu a. Status perempuan dalam keluarga dan masyarakat Faktor-faktor yang menentukan status perempuan antara lain tingkat pendidikan (Kecenderungan perempuan yang berpendidikan lebih tinggi lebih memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya), pekerjaan 17

20 (ibu yang bekerja di sektor formal memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi kesehatan), keberdayaan perempuan (woman empowerment) yang memungkinkan perempuan lebih aktif dalam menentukan sikap dan lebih mandiri dalam memutuskan hal terbaik bagi dirinya, termasuk kesehatannya atau kehamilannya. b. Status keluarga dalam masyarakat Jika variabel yang tersebut di atas lebih menekankan pada diri perempuan sebagai individu, maka variabel berikut ini merupakan variabel dari keluarga perempuan tersebut. Variabel tersebut antara lain penghasilan keluarga, kekayaan keluarga, tingkat pendidikan dan status pekerjaan anggota keluarga, juga dapat berpengaruh terhadap risiko mengalami kematian ibu. c. Status Masyarakat Variabel ini meliputi antara lain tingkat kesejahteraan, ketersediaan sumber daya (misalnya jumlah tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia), serta ketersediaan dan kemudahan transportasi. Status masyarakat umumnya terkait pula pada tingkat kemakmuran suatu negara serta besarnya perhatian pemerintah terhadap masalah kesehatan. 2. Determinan Antara, meliputi a. Status Kesehatan Faktor-faktor status kesehatan ibu antara lain status gizi, penyakit infeksi atau parasit, penyakit menahun seperti TBC, penyakit jantung, ginjal dan riwayat komplikasi obstretri. b. Status Reproduksi Faktor-faktor status reproduksi antara lain usia ibu hamil ( usia dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia berisiko untuk hamil dan melahirkan), jumlah kelahiran (semakin banyak jumlah kelahiran yang dialami oleh seorang ibu semakin tinggi risikonya untuk mengalami komplikasi), jarak antara kehamilan, status perkawinan (perempuan dengan status tidak menikah cenderung kurang memperhatikan kesehatan diri dan janinnya selama kehamilan dengan tidak melakukan 18

21 pemeriksaan kehamilan, yang akan menyebabkan tidak terdeteksinya kelainan yang dapat menyebabkan komplikasi) c. Akses Terhadap Pelayanan Reproduksi Akses pelayanan, ada dua aspek utama, yaitu ketersediaan dan keterjangkauan.ketersediaan adalah tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan dengan jumlah dan kualitas yang memadai.keterjangkauan pelayanan kesehatan meliputi jarak, waktu, dan biaya. d. Perilaku sehat Berkaitan dengan perilaku penggunaan alat-alat kontrasepsi ( ibu ber KB akan lebih jarang melahirkan dibandingkan dengan ibu yang tidak berkb), pemeriksaan kehamilan (ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur akan terdeteksi masalah kesehatan dan komplikasinya), penolong persalinan (ibu yang ditolong oleh dukun berisiko lebih besar untuk mengalami kematian dibandingkan dengan ibu yang melahirkan oleh tenaga kesehatan), perilaku menggugurkan kandungan (ibu yang berusaha menggugurkan kandungannya berisiko lebih besar untuk mengalami komplikasi) e. Faktor-faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terduga Ada keadaan yang mungkin terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi selam hamil atau melahirkan.beberapa keadaan tersebut terjadi pada saat melahirkan, misalnya kontraksi uterus yang tidak adekuat, ketuban pecah dini dan persalinan yang terlambat melebihi 9 bulan. 3. Determinan Proksi, yaitu a. Kejadian Kehamilan Perempuan yang hamil mempunyai risiko untuk mengalami komplikasi, sedangkan perempuan yang tidak hamil tidak mempunyai risiko tersebut.program keluarga berencana dapat secara tidak langsung mengurangi risiko kematian ibu. Efek KB terhadap penurunan AKI berkaitan dengan TFR. Bila TFR tinggi maka penurunan kematian ibu akan sangat dipengaruhi oleh keikutsertaan KB. Sebaliknya jika TFR cukup rendah, maka pelayanan KB tidak lagi berpengaruh terhadap penurunan AKI. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa angka 19

22 total kesuburan (Total Fertility Rate/TFR) ternyata tidak selalu memberikan dampak yang berarti pada penurunan AKI karena kematian ibu berkaitan pula dengan faktor-faktor lain, misal kualitas pelayanan kesehatan b. Komplikasi Kehamilan dan Persalinan Komplikasi obstetri ini merupakan penyebab langsung kematian ibu, yaitu perdarahan, infeksi, eklampsia, partus lama, abortus dan rupture uteri. Intervensi yang ditujukan untuk mengatasi komplikasi obstetri tersebut merupakan intervensi jangka pendek; yang hasilnya akan dapat gera terlihat dalam bentuk penurunan AKI. Determinan Konstektual Determinan Antara Determinan Proksi (Konstextual Determinant) (Intermediate Determinant) (Proximate Determinant) Status Perempuan dalam keluarga dan masyarakat Pendidikan, Pekerjaan, Penghasilan, Pemberdayaan Wanita Status Keluarga dalam Masyarakat Penghasilan, Kepemilikan, Pendidikan, dan Pekerjaan Anggota Rumah Tangga Status Masyarakat Kesejahteraan, Sumber Daya (nakes, yankes, transportasi, Tingkat Kemakmuran Status Kesehatan Gizi, Infeksi, Penyakit Kronik, Riwayat Komplikasi Status Reproduksi Umur, Paritas, Status Perkawinan Akses ke Pelyanan Kesehatan Lokasi Pelayanan Kesehatan (KB, Pelayanan Antenatal, Pelayanan Obstetri), Jangkauan Pelayanan, Kualitas Pelayanan, Akses Informasi tentang Pelayanan Kesehatan. Perilaku Sehat Penggunaan KB, Pemeriksaan Antenatal, Penolong Persalinan Kehamilan Komplikasi Perdarahan, Infeksi, Eklamsia, Partus Macet, Ruptura Kematian/ Kecacatan Faktor Tak Terduga Gambar 3. Determinan Kematian Ibu (McCarthy and Maine, 1992) Maine dan kawan-kawan mengidentifikasi rantai penyebab kematian ibu dan menghubungkannya dengan strategi intervensi yang dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu : 20

23 a. Mencegah/memperkecil kemungkinan perempuan untuk menjadi hamil. Pada saat perempuan tidak berada dalam kehamilan, ia tidak mempunyai risiko kematian ibu. Penurunan angka kesuburan perempuan merupakan cara yang efektif untuk mencegah kemungkinan menjadi hamil sehingga menghilangkan risiko kematian akibat kehamilan/persalinan.keikutsertaan dalam ber-kb mencegah kematian ibu. b. Mencegah/Memperkecil kemungkinan perempuan hamil mengalami komplikasi dalam kehamilan/persalinan. Banyak analisis menunjukkan bahwa kejadian komplikasi obstetri tidak dapat di cegah atau diperkirakan sebelumnya, kecuali misalnya induksi abortus yang tidak aman.dan telah diketahui bahwa kelompok perempuan tertentu mempunyai risiko yang lebih besar terhadap kematian dari pada kelompok perempuan lainnya.analisis juga menunjukkan risiko kematian ibu terbesar pada kelompok umur di bawah 20 tahun dan di atas 30 tahun. c. Mencegah/memperkecil kematian perempuan yang mengalami komplikasi dalam kehamilan/persalinan. Walaupun kebanyakan komplikasi obstetri tidak dapat dicegah dan diperkirakan sebelumnya, tidak berarti bahwa komplikasi tersebut tidak dapat ditangani.setiap ibu hamil mempunyai risiko untuk mengalami komplikasi obstetri, maka ibu hamil perlu mempunyai akses terhadap pelayanan kegawat-daruratan obstetri.dengan penanganan yang baik, hampir semua kematian ibu dapat dicegah. RANGKUMAN Fertilitas adalah kemampuan seorang wanita atau sekelompok wanita untuk memberikan keturunan yang diukur dengan bayi lahir hidup (hasil nyata). Ada dua macam pengukuran fertilitas yaitu pengukuran fertilitas tahunan dan dan pengukuran fertilitas kumulatif. Menurut Mantra (2015) faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor demografi dan faktor non demografi. Menurut Davis dan Blake dalam Mantra (2015) faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya yang mempengaruhi fertilitas akan melalui variabel antara. John Bongaarts (1978) mensederhanakan 21

24 variabel Davis dan Blake, ada empat variabel antara yang terpenting yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas. Menurut Freedman (1975) mengemukakan bahwa fertilitas dipengaruhi oleh variable antara dan variabel antara itu sendiri dipengaruhi oleh norma besarnya keluarga (family norm) dan norma variabel antara itu sendiri. Menurut Freedman mengemukakan bahwa fertilitas dipengaruhi oleh variable antara dan variabel antara itu sendiri dipengaruhi oleh norma besarnya keluarga (family norm) dan norma variabel antara itu sendiri. Menurut Becker (1960), menyatakan anak dari sisi ekonomi pada dasarnya dapat dianggap sebagai barang konsumsi tahan lama (a consumption good, consumer s durable) yang mempunyai manfaat (utility) untuk memenuhi kebutuhan orang tuanya. Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Pengukuran mortalitas antara lain pengukuran Tingkat Kematian Kasar (CDR), Tingkat Kematian Umur Khusus (ASDR), Tingkat Kematian Bayi (IMR), Angka Kematian Anak, Angka Kematian Balita, dan Angka Kematian Ibu. Faktor yang mempengaruhi kematian ada dua faktor, yaitu faktor dari dalam individu atau faktor dari luar individu, dan WHO mengklasifikasi penyebab kematian ke dalam daftar Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD) dengan sangat terperinci.mosley dan Chen (1984) membagi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup anak menjadi dua, yaitu; (1) Variabel yang dianggap eksogenous atau sosial ekonomi (seperti budaya, sosial, ekonomi, masyarakat, dan faktor regional) dan; (2) Variabel endogenous atau faktor biomedical (seperti pola pemberian ASI, kebersihan, sanitasi dan nutrisi). Mc.Carthy dan Maine (1992) dalam kerangka konsepnya mengemukakan peran determinan kematian ibu sebagai keadaan atau hal yang melatarbelakangi dan menjadi penyebab langsung serta tidak langsung dari kematian ibu. Determinan kematian ibu itu dikelompokkan dalam : Determinan Proksi atau dekat (proximate determinant), determinan antara (intermediate determinants) dan determinan kontekstual (contekstual determinants) 22

25 DAFTAR PUSTAKA Barclay, George W, 1958, Tecnique of Population Analysis. New York, John Wiley Sons. Bongaarts, John, 1978, A Framework for analysing the proximate determinants of fertility Population and Development Review, Vol.4.no. 1 (March), pp Carthy Mc, James, Deborah Maine, 1992, A Framework for Analyzing the Determinants of Maternal Mortality Studies in Family Planning Vol. 23, No. 1 (Jan. Feb.), pp Donald.J Bogue, 1969: Principles of Demography. John Wiley and Sons. Inc, New York Freedman, Ronald, 1975, The Sociology of Human Ferlity, New York, Irvington Lembaga Demografi, 1980, Buku Pegangan Bidang Kependudukan, Jakarta, Lembaga Demografi FE-UI. Lucas, David, Peter McDonald, Elspeth Young, and Christable Young, 1982, Pengantar Kependudukan. Penerjemah Nin Bakde Sumanto, Riningsih Saladi. Yogyakarta, Gadjah Mada Press, dan PPSK-UGM Mantra, Ida Bagus, 2015, Demografi Umum, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Mosley, W. Henry, and Lincoln c. Chen, 1983, An Analytical Framework for the Study of ChildSurvival in Developing Countries, dalam W. Henry and Chen, Lincoln, eds. Child Survival Strategiesfor Researc. London. Cambridge University Press Pollard AH, Yusuf Farhat, Pollard GN, 1981, Teknik Demografi.Terjemahan Rozy Munir, dkk,bina Aksara, Bandung Shyrock, Hs and Js Siegel, The Methods and Materials of Demography. London. Academic Press, Inc Thomson Waren,S, and David. Lewis, 1958: Population Problem. New York. Mc.Graw-Hill Book Company. 23

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fertilitas (kelahiran) sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan misalnya bernafas,

Lebih terperinci

FERTILITAS. Ni mal Baroya, S. KM., M. PH.

FERTILITAS. Ni mal Baroya, S. KM., M. PH. FERTILITAS Ni mal Baroya, S. KM., M. PH. DISKUSI KELOMPOK 30 Diskusikan dalam kelompok anda hal-hal berikut ini 1. Coba amati lingkungan sekitar anda, apakah setiap keluarga mempunyai jumlah anak yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

PERTEMUAN 9 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA PERTEMUAN 9 : MORTALITAS Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013

Lebih terperinci

MORTALITAS (KEMATIAN)

MORTALITAS (KEMATIAN) MORTALITAS (KEMATIAN) Pengantar: Kematian terkait dengan masalah sosial dan ekonomi Komitmen MDGs pada tahun 2015: - Angka Kematian Bayi menjadi 20 per 1000 kelahiran hidup - Angka Kematian Ibu menjadi

Lebih terperinci

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M MORTALITAS Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M 1 Mortalitas Salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah

Lebih terperinci

ANALISA PENURUNAN TFR DAN BONUS DEMOGRAFI DI PROPINSI BENGKULU

ANALISA PENURUNAN TFR DAN BONUS DEMOGRAFI DI PROPINSI BENGKULU ANALISA PENURUNAN TFR DAN BONUS DEMOGRAFI DI PROPINSI BENGKULU I. Pendahuluan Propinsi Bengkulu telah berhasil melaksanakan Program Keluarga Berencana ditandai dengan penurunan fertilitas dari 3% hasil

Lebih terperinci

5. FERTILITAS (KELAHIRAN)

5. FERTILITAS (KELAHIRAN) 5. FERTILITAS (KELAHIRAN) 5.1. Parameter Fertilitas Pengukuran fertilitas hasilnya berlaku untuk periode waktu tertentu sebagai contoh perhitungan tingkat kelahiran kasar di Indonesia tahun 1975 sebesar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1. Arti dan Tujuan Demografi Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau penduduk dan Grafein adalah menulis. Demografi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada Minggu 1 Definisi dan Cakupan Fertilitas Pertumbuhan penduduk disuatu wilayah dipengaruhi oleh empat faktor: kelahiran, kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar. Bagi beberapa negara, misalnya Indonesia,

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN IV PROSES DEMOGRAFI

POKOK BAHASAN IV PROSES DEMOGRAFI POKOK BAHASAN IV PROSES DEMOGRAFI A. FERTILITAS Istilah/Pengertian Fertilitas : Jumlah kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita atau sekelompok wanita pada usia reproduktifnya Lahir hidup (live

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi yang lahir hidup. Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi yang lahir hidup. Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fertilitas Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut

Lebih terperinci

GAMBARAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2007)

GAMBARAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2007) GAMBARAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2007) I. Pendahuluan Propinsi Bengkulu telah berhasil melaksanakan Program Keluarga

Lebih terperinci

Fertilitas. Andri Wijanarko,SE,ME.

Fertilitas. Andri Wijanarko,SE,ME. Fertilitas Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com Fertilitas Merupakan komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat menambah jumlah penduduk. Fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA PERTEMUAN 8 : FERTILITAS Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia di kategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencangkup lima masalah

Lebih terperinci

fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester

fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester 2 2012 outline PENDAHULUAN 1 2 3 MORTALITAS FERTILITAS MIGRASI perhitungan konsep konsep dasar tipe angka mortalitas konsep dasar ukuran fertilitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penduduk ialah orang atau individu yang tinggal atau menetap pada suatu daerah tertentu dalam jangka waktu yang lama. Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu

Lebih terperinci

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami perhitungan angka kelahiran.

Lebih terperinci

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI 1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan banyak jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Sex

Lebih terperinci

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN Http://arali2008.wordpress.com LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN OLEH Arsad Rahim Ali Staf Dinas Kesehatan Kab Polewali Mandar Analisa kependudukan dibatasi pada analisa distribusi jenis kelamin dan usia,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Fertilitas Fertilitas atau yang sering dikenal dengan kelahiran dapat diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari penduduk (actual reproduction performance)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa pengertian singkat yang perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa pengertian singkat yang perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengertian Beberapa pengertian singkat yang perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada, yaitu : 2.1.1.

Lebih terperinci

Minggu ke 2, 3 Teori Fertilitas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Fertilitas Penduduk

Minggu ke 2, 3 Teori Fertilitas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Fertilitas Penduduk Minggu ke 2, 3 Teori Fertilitas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Fertilitas Penduduk Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor demografi

Lebih terperinci

MORTALITAS DAN MORBIDITAS

MORTALITAS DAN MORBIDITAS MORTALITAS DAN MORBIDITAS PEMBAHASAN MORTALITAS MORBIDITAS PENGUKURAN MORBIDITAS DAN MORTALITAS PERKEMBANGAN ANGKA KEMATIAN ANAK DAN IBU DI INDONESIA KLIK BACK MORTALITAS Mortalitas diartikan sebagai kematian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH Zulwida Rahmayeni Universitas Putra Indonesia YPTK Padang E-mail: rzulwida.mm@gmail.com

Lebih terperinci

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation Demografi formal Pengumpulan dan analisis statistik atas data demografi Dilakukan ahli matematika dan statistika Contoh : jika jumlah perempuan usia subur (15-49) berubah, apa pengaruhnya pada tingkat

Lebih terperinci

MORTALITAS. 1. Pengantar

MORTALITAS. 1. Pengantar MORTALITAS 1. Pengantar Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat

Lebih terperinci

Epidemiologi Kesehatan Reproduksi - 2

Epidemiologi Kesehatan Reproduksi - 2 Pengertian, tujuan dan kegunaan Terjadinya penyakit / masalah kesehatan reproduksi Faktor resiko terjadinya masalah kesehatan reproduksi Ukuran-ukuran status kesehatan epidemiologi yang terkait dalam kespro

Lebih terperinci

Rata-rata usia kawin pertama seseorang dapat mencerminkan keadaan sosial ekonomi seseorang. Seseorang yang memilih untuk melakukan perkawinan di usia

Rata-rata usia kawin pertama seseorang dapat mencerminkan keadaan sosial ekonomi seseorang. Seseorang yang memilih untuk melakukan perkawinan di usia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan merupakan sebuah ikatan antara laki- laki dan perempuan sebagai suami dan istri dalam membentuk rumah tangga yang harmonis dan kekal berdasarkan Ketuhanan

Lebih terperinci

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEFINISI Fertilitas (Fertility): merujuk pada jumlah kelahiran hidup dari penduduk wanita Fekunditas (Fecundity): merujuk pada

Lebih terperinci

EKONOMI FERTILITAS 1

EKONOMI FERTILITAS 1 EKONOMI FERTILITAS 1 2 PENDAHULUAN Fertilitas : jumlah anak yang dilahirkan hidup Ukuran Fertilitas: - Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate=CBR): jumlah kelahiran per 1000 penduduk selama periode waktu

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH BUKITTINGGI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH BUKITTINGGI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH BUKITTINGGI Zulwida Rahmayeni Universitas Putra Indonesia YPTK Jl. Raya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kehamilan Risiko Tinggi Pada dasarnya setiap kehamilan adalah sebuah risiko. Risiko tersebut terbagi atas kehamilan dengan risiko tinggi dan kehamilan dengan risiko rendah.

Lebih terperinci

30/10/2015. Tujuan epidemiologi kebidanan :

30/10/2015. Tujuan epidemiologi kebidanan : Pengertian, tujuan dan kegunaan Terjadinya penyakit / masalah kesehatan reproduksi Faktor resiko terjadinya masalah kesehatan reproduksi Ukuran-ukuran status kesehatan epidemiologi yang terkait dalam kespro

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan dan penghidupan masyarakat baik materil maupun spiritual yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan dan penghidupan masyarakat baik materil maupun spiritual yang 2.1 Teori Kesejahteraan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Undang-undang No 13 tahun 1998 tentang ketentuan pokok kesejahteraan masyarakat memuat pengertian kesejahteraan masyarakat sebagai suatu tata kehidupan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian ibu atau kematian menurut batasan dari The Tenth Revision of The International Classification of Diseases (ICD-10) adalah kematian wanita yang terjadi pada

Lebih terperinci

UKURAN FERTILITAS. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair

UKURAN FERTILITAS. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair UKURAN FERTILITAS Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair Permasalahan Pengukuran Fertilitas Sulit menentukan jumlah bayi yang lahir hidup banyak bayi yang

Lebih terperinci

Apa penyebab kematian? Bagaimana cara membuat tabel mortalitas?

Apa penyebab kematian? Bagaimana cara membuat tabel mortalitas? BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk selain fertilitas dan migrasi. Tinggi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan (yaitu janin yang viabel, plasenta dan ketuban) dari dalam uterus lewat vagina ke dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISTILAH-ISTILAH 2.1.1 Dinamika Penduduk [Population Dynamics] Dinamika penduduk adalah proses perubahan yang terjadi secara terus menerus yang mempengaruhi jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) merupakan suatu deklarasi hasil kesepakatan kepala-kepala negara dan perwakilan dari 191 negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Lebih terperinci

2. Proporsi Perbandingan 2 nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Contoh: Proporsi 12/(12+20)= 0,375

2. Proporsi Perbandingan 2 nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Contoh: Proporsi 12/(12+20)= 0,375 OLEH KELOMPOK IV 1. Rasio merupakan nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut Contoh: Keracunan makanan terdapat 32 orang

Lebih terperinci

PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT

PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT Dalam epidemiologi ukuran yg banyak digunakan dlm menentukan morbiditas dan mortalitas adalah: Angka, Rasio, dan Proporsi RASIO merupakan nilai relatif yg dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab

Lebih terperinci

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan Ukuran-ukuran Demografi Angka absolut (count) adalah banyaknya peristiwa demografi tertentu di suatu wilayah dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals atau disingkat MDG s dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang merupakan paradigma pembangunan global

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata Kuliah : ILMU KEPENDUDUKAN Kode/SKS : 3 sks Deskripsi Singkat : Mata Kuliah memandu mahasiswa untuk memahami ilmu kependudukan, mulai dari konsep-konsep kependudukan,

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas di perdesaan (Studi pada Desa Pelayangan Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari)

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas di perdesaan (Studi pada Desa Pelayangan Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari) Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas di perdesaan (Studi pada Desa Pelayangan Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari) Lennaria Sinaga 1 ; Hardiani 2 ; Purwaka Hari Prihanto 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. Penduduk

I. PENDAHULUAN. seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. Penduduk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kependudukan, atau dalam hal ini adalah penduduk, merupakan pusat dari seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. Penduduk adalah subyek dan obyek

Lebih terperinci

MORTALITAS & MORBIDITAS

MORTALITAS & MORBIDITAS MORTALITAS & MORBIDITAS Angka Kematian o Death Rate (crude death rate) adalah jumlah kematian per 1000 penduduk pada tahun tertentu o CDR= ΣD P tengah tahun x k o CDR=crude death rate o D= jumlah kematian

Lebih terperinci

hampir semua negara berkembang di dunia. Perubahan penduduk dipengaruhi oleh

hampir semua negara berkembang di dunia. Perubahan penduduk dipengaruhi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi hampir semua negara berkembang di dunia. Perubahan penduduk dipengaruhi oleh tiga komponen demografi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian ibu yaitu kematian perempuan hamil atau kematian dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa mempertimbangkan umur dan jenis kehamilan sebagai komplikasi

Lebih terperinci

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga UKURAN MORTALITAS Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Pengukuran mortalitas membutuhkan ketepatan dalam: 1. Kelompok

Lebih terperinci

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR Pertumbuhan Penduduk Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR Pertumbuhan Penduduk adalah keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah suatu proses reproduksi yang akan berakhir dengan kelahiran bayi. Namun tak jarang kehamilan sering berakhir dengan keguguran. Umumnya kehamilan merupakan

Lebih terperinci

DEMOGRAFI (GEM 1201/2)

DEMOGRAFI (GEM 1201/2) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DEMOGRAFI (GEM 1201/2) OIeh: Alip Sontosudarmo JURUSAN GEOGRAFI MANUSIA FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2003 PRAKATA Rencana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Teoritis Penduduk adalah orang atau manusia yang bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu, sedangkan populasi mencakup seluruh organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara di dunia memiliki konsep pemeriksaan kehamilan yang berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian

Lebih terperinci

DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI &

DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI & DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI & APLIKASINYA (UKURAN 2 EPIDEMIOLOGI) DALAM KEBIDANAN PENGUKURAN FREKUENSI MASALAH KESEHATAN Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan pertama kehidupan merupakan masa paling kritis dalam kelangsungan kehidupan anak. Dari enam juta anak yang meninggal sebelum ulang tahunnya yang ke lima di tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persalinan preterm (prematur) merupakan persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan Kesehatan Dunia

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Supiati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan Abstract: Age, Parity, Incidence of LBW. One indicator

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENURUNAN FERTILITAS DI PROVINSI BENGKULU (PERBAIKAN HASIL SDKI TAHUN 2007)

FAKTOR-FAKTOR PENURUNAN FERTILITAS DI PROVINSI BENGKULU (PERBAIKAN HASIL SDKI TAHUN 2007) FAKTOR-FAKTOR PENURUNAN FERTILITAS DI PROVINSI BENGKULU (PERBAIKAN HASIL SDKI TAHUN 2007) I. Pendahuluan Secara kuantitatif demografis Program KB Nasional mempunyai fungsi untuk mengendalikan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian-pengertian Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada.

Lebih terperinci

ANALISA PELAKSANAAN PROGRAM KB PROPINSI BENGKULU

ANALISA PELAKSANAAN PROGRAM KB PROPINSI BENGKULU ANALISA PELAKSANAAN PROGRAM KB PROPINSI BENGKULU Pendahuluan Karakteristik pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk, Keluarga Berencana, dan dengan cara pengembangan

Lebih terperinci

KELANGSUNGAN HIDUP BAYI PADA PERIODE NEONATAL BERDASARKAN KUNJUNGAN ANC DAN PERAWATAN POSTNATAL DI INDONESIA

KELANGSUNGAN HIDUP BAYI PADA PERIODE NEONATAL BERDASARKAN KUNJUNGAN ANC DAN PERAWATAN POSTNATAL DI INDONESIA KELANGSUNGAN HIDUP BAYI PADA PERIODE NEONATAL BERDASARKAN KUNJUNGAN ANC DAN PERAWATAN POSTNATAL DI INDONESIA Ika Setya P 1, Krisnawati Bantas 2 1 Stikes Wira Medika PPNI Bali, 2 FKM Universitas Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut Saifuddin (2001), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir

Lebih terperinci

RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT

RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 merupakan survey yang berskala Nasional, sehingga untuk menganalisa tingkat propinsi perlu dilakukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.000 jiwa (Wilmoth et al., 2010). Angka kematian ibu di setiap negara

Lebih terperinci

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan:

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan: ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan: 1. Memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik dan perubahan perubahannya; perubahannya; 2. Menerangkan sebab sebab perubahan; 3. Menganalisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini adalah keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini adalah keluarga. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan modal dasar utama dalam pembangunan suatu negara. Penduduk yang besar dan berkualitas merupakan investasi yang berharga dengan produktifitasnya yang

Lebih terperinci

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia 11:06 Rafless bencoolen 1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan jumlah penduduk yang banyak. Dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang semakin

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah di Bidang Kesehatan dalam Menanggapi Angka Kematian Ibu di Indonesia

Kebijakan Pemerintah di Bidang Kesehatan dalam Menanggapi Angka Kematian Ibu di Indonesia Kebijakan Pemerintah di Bidang Kesehatan dalam Menanggapi Angka Kematian Ibu di Indonesia Abstrak Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu aspek yang diperhatikan oleh pemerintah, karena hal ini berhubungan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Neonatal dini adalah bayi lahir hidup dalam masa 7 hari sejak dilahirkan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Neonatal dini adalah bayi lahir hidup dalam masa 7 hari sejak dilahirkan. 11 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Neonatal Dini Neonatal dini adalah bayi lahir hidup dalam masa 7 hari sejak dilahirkan. Neonatal dini merupakan bagian dari bagian neonatal yang dibagi untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpengaruh tidah baik terhadap kehamilan tersebut (Prawiroharjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpengaruh tidah baik terhadap kehamilan tersebut (Prawiroharjo, 2010). digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan saat yang dinantikan oleh setiap pasangan yang telah menikah. Upaya peningkatan kesehatan ibu telah dilakukan, baik ditingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Makin tinggi angka kematian ibu disuatu negara maka dapat dipastikan bahwa derajat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai penyebab banyaknya jumlah

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai penyebab banyaknya jumlah 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi dan Keluarga Berencana Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS setiap

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN SKRINING ANTENATAL UNTUK DETEKSI DINI FAKTOR RESIKO IBU HAMIL BERBASIS MASYARAKAT

KERANGKA ACUAN SKRINING ANTENATAL UNTUK DETEKSI DINI FAKTOR RESIKO IBU HAMIL BERBASIS MASYARAKAT KERANGKA ACUAN SKRINING ANTENATAL UNTUK DETEKSI DINI FAKTOR RESIKO IBU HAMIL BERBASIS MASYARAKAT A. Pendahuluan Mortalitas dan Morbiditas pada wanita hamil dan bersalin masih merupakan masalah besar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar 60% Angka Kematian Ibu terjadi pada periode ini. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyak wanita

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS DI KELURAHAN PEKAUMAN KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS DI KELURAHAN PEKAUMAN KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 4 No 2 Maret 2017 Halaman 35-42 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS DI KELURAHAN PEKAUMAN

Lebih terperinci

TRANSISI EPIDEMIOLOGI

TRANSISI EPIDEMIOLOGI TRANSISI EPIDEMIOLOGI Kemajuan pembangunan yang telah dicapai secara menyeluruh telah mempengaruhi berbagai perkembangan dalam kehidupan manusia. Kondisi infrastruktur yang membaik serta berkembangnya

Lebih terperinci

CARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN

CARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN CARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN - Ukuran dasar epidemiologi RATE - Penyusunan rate perlu 3 hal: 1. Jumlah orang yang terserang penyakit / meninggal 2. Jumlah penduduk tempat asal penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakan secara dini komplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat kesehatan

Lebih terperinci

UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI 1. PROPORSI Proporsi adalah perbandingan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasi Rumus

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan wanita. Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan wanita. Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) adalah kematian wanita hamil atau kematian dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa mempertimbangkan umur dan jenis kehamilan.

Lebih terperinci

nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini

nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini 2.1 Pengertian fertilitas (kelahiran) BAB II TINJAUAN PUSTAKA Fertilitas (kelahiran) sebagai istilah demografi sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis/alamiah, namun dalam prosesnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, diperkirakan ibu meninggal karena komplikasi

BAB I PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, diperkirakan ibu meninggal karena komplikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Di seluruh dunia, diperkirakan 529.000 ibu meninggal karena komplikasi kehamilan dan persalinan, dan satu ibu meninggal setiap menit. 1 Indonesia salah satu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu

Lebih terperinci

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi 2015 Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 (Berdasarkan Proyeksi Penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan bidang kesehatan dapat dinilai dari indikator derajat kesehatan masyarakat, salah satunya melalui Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AKI ( angka kematian ibu ) merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat suatu negara. WHO memperkirakan 585.000 perempuan meninggal setiap harinya akibat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah saat yang paling menggembirakan dan ditunggutunggu setiap pasangan suami istri. Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin

Lebih terperinci

Pertumbuhan Populasi. Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth)

Pertumbuhan Populasi. Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth) Pertumbuhan Populasi Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth) Pertumbuhan Aritmetik populasi 0 5000 10000 15000 20000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka kematian dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan sistem pelayanan kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan

Lebih terperinci