INTISARI IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SUSU KEDELAI YANG DIJUAL DI BANJARMASIN TENGAH

Transkripsi

1 INTISARI IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SUSU KEDELAI YANG DIJUAL DI BANJARMASIN TENGAH Rina Fauziah 1 ; Siska Musiam 2 ; Ratih Pratiwi Sari 3 Salah satu makanan atau minuman sebagai sumber gizi adalah susu kedelai. Susu kedelai dapat digunakan sebagai alternatif pengganti susu hewan. Produsen susu kedelai yang memproduksi susu kedelai dalam jumlah yang besar terkadang menambahkan bahan tambahan pangan seperti pengawet. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar natrium benzoat dalam susu kedelai yang dijual di Banjarmasin Tengah. Sampel diekstraksi untuk mendapatkan senyawa benzoat dan memisahkan zat lain yang ada didalam susu kedelai, kemudian diukur kadar benzoatnya menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 224 nm. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan dilakukan pada bulan april mei 2016 di laboratorium Kimia Farmasi Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin dan laboratorium FMIPA Unlam Banjarbaru. Populasi dan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah susu kedelai yang dijual di Banjarmasin Tengah dengan metode sampling jenuh menggunakan kriteria inklusi yaitu pedagang susu kedelai yang menetap dan pedagang susu kedelai dari produsen yang berbeda-beda, kemudian kriteria eksklusi yaitu susu kedelai yang berwarna. Hasil penelitian menunjukkan 3 dari 9 sampel mengandung natrium benzoat, konsentrasi natrium benzoat pada sampel susu kedelai 1 adalah 0,808 mg/kg, sampel susu kedelai 2 adalah 4,76 kg/mg, sampel susu kedelai 3 adalah 2,57 kg/mg. Kata Kunci : Susu Kedelai, Bahan Pengawet, Natrium Benzoat 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin i

2 ABSTRACT IDENTIFICATION AND DETERMINATION OF SODIUM BENZOATE PRESERVATIVE LEVELS IN SOY MILK SOLD IN THE MIDDLE OF BANJARMASIN Rina Fauziah 1 ; Siska Musiam 2 ; Ratih Pratiwi Sari 3 One of the food or drinks as a source of nutrition is soy milk. Soy milk can be used as an alternative to animal milk substitute. Soy milk producers who produce soy milk in large numbers sometimes add additional ingredients such as food preservatives. One of the preservative sodium benzoate is added to IE. Sodium benzoate is a material that can be used in a certain amount and limit that is allowed according to BPOM No namely 600 mg/kg for soy milk. The purpose of this research is to identify and determine the levels of sodium benzoate in soy milk sold in Banjarmasin. The extracted sample to get the benzoic compounds and other substances that separate is in soy milk, then measured the levels of benzoat using UV-Vis spectrophotometer instrument at a wavelength of 224 nm. This research is descriptive research and conducted in april-may 2016 in Pharmaceutical Chemistry Laboratory of the Academy of Pharmacy and ENGINEERING laboratories of Banjarmasin ISFI Unlam Banjarbaru. Population and sample used in this study is the soy milk sold in the Middle with the sampling method of Banjarmasin saturated using the criteria of inclusion, namely soy milk traders and merchants who settled the soy milk from a different manufacturer, then the exclusion criteria, namely soy milk that is colored. The results showed 3 of 9 samples contain sodium benzoate, sodium benzoate on the concentration of the samples of soy milk 1 is mg/kg, 2 is soy milk samples 4.76 kg/mg of soy milk, sample 3 is 2.57 kg/mg. Keywords : Soy Milk, Presevative, Sodium Benzoate 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin ii

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum kesehatan merupakan hal paling utama yang sangat diperlukan dalam diri setiap orang karena kesehatan merupakan faktor utama penentu kelangsungan hidup kita. Tanpa adanya kesehatan, seluruh aktivitas yang akan kita lakukan tidak akan berjalan dengan lancar. Kesehatan juga sangat berhubungan dengan makanan. Manusia membutuhkan makanan sebagai sumber tenaga untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, makanan yang dikonsumsi haruslah bergizi, aman, sehat, dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan serta layak untuk dikonsumsi (Kartikasari, 2013). Salah satu makanan atau minuman sebagai sumber gizi adalah susu kedelai. Susu kedelai dapat digunakan sebagai alternatif pengganti susu hewan. Protein susu kedelai mempunyai susunan asam amino yang mirip dengan susu sapi, sehingga sangat baik untuk mengganti susu sapi bagi mereka yang alergi atau bagi mereka yang tidak menyukai susu sapi. Selain itu susu kedelai harganya lebih murah daripada susu hewani. Susu kedelai dapat dibuat dengan teknologi dan peralatan sederhana, serta tidak memerlukan keterampilan khusus, sehingga semua orang dapat membuat sendiri di rumah. Susu kedelai juga menjadi alternatif minuman bergizi bagi masyarakat yang kurang mampu. Produsen susu kedelai yang memproduksi susu kedelai dalam jumlah yang besar terkadang menambahkan bahan tambahan pangan seperti pemanis, pewarna, dan pengawet. Pemanis ditambahkan sebagai pengganti gula, pewarna dan perasa untuk memberikan variasi rasa susu sedangkan pengawet unutuk memperlama waktu penyimpanan (Koswara,1992). Kedelai mengandung karbohidrat sekitar 35 persen, dari kandungan karbohidrat tersebut hanya persen saja yang dapat digunakan tubuh secara biologis. Karbohidrat pada kedelai terdiri atas golongan oligosakarida dan golongan polisakarida. Golongan 2

4 oligosakarida terdiri dari sukrosa, stakiosa, dan raffinosa yang larut dalam air. Sedangkan golongan polisakarida terdiri dari erabinogalaktan dan bahan-bahan selulosa yang tidak larut dalam air dan alkohol. Secara umum kedelai merupakan sumber vitamin B, karena kandungan vitamin B1, B2, niasin, piridoksin dan golongan vitamin B lainya banyak terdapat di dalamnya. Vitamin lain yang terkandung dalam jumlah cukup banyak ialah vitamin E dan K (Koswara, 2009). Natrium benzoat merupakan bahan pengawet yang dapat digunakan untuk makanan dan minuman dalam jumlah tertentu (Direktorat Jendral pengawasan obat dan makanan). Syarat mutu susu kedelai dalam BPOM No. 36 tahun 2013 termasuk batas jumlah bahan tambahan makanan yang diantaranya zat pengawet. Ambang batas penggunaan natrium benzoat untuk minuman ringan adalah 600mg/kg. Konsumsi natrium benzoat diatas batas maksimum dapat menyebabkan kejang kejang, hiperaktif serta penurunan berat badan yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian (Nurcahyani, 2005). Berdasarkan beberapa kasus, asam benzoat dan natrium benzoat diketahui menimbulkan beberapa gejala seperti asma dan urtikaria yang diikuti adanya paparan benzoat baik secara oral, dermal, maupun melalui pernafasan. Gejala tersebut muncul sesaat setelah terpapar, namun akan hilang setelah beberapa jam meski terpapar dalam dosis yang rendah (Maibach dan Johnson, 1975). Konsumsi susu kedelai di Kalimantan Selatan terutama Banjarmasin tergolong tinggi, karena susu kedelai memiliki rasa yang khas, dibuktikan dari penelitian sebelumnya yang berjudul Analisis Kuantitatif Pengawet Natrium Benzoat pada Susu Kedelai yang dijual di Daerah Cibuntu menggunakan Spektrofotometri UV Sinar Tampak, didapatkan hasil analisis kuantitatif menunjukkan sampel yang mengandung natrium benzoat, konsentrasi natrium benzoat pada sampel susu kedelai A adalah 611,67 mg/kg, sampel susu kedelai B adalah 589,91 mg/kg, sampel susu kedelai C adalah 605,78 mg/kg. berdasarkan uraian diatas 3

5 diperlukan penelitian di Banjarmasin sebagai bahan evaluasi dengan mengambil judul Identifikasi dan Penetapan Kadar Pengawet Natrium Benzoat pada Susu Kedelai yang Dijual di Banjarmasin Tengah. Alasan mengambil sampel susu kedelai di daerah Banjarmasin tengah yaitu terdapat pedagang susu kedelai yang banyak oleh karena itu peneliti tertarik mengambil sampel dari wilayah Banjarmasin Tengah. 4