INTISARI. ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KADAR ASAM SIANIDA PADA UMBI SINGKONG (Manihot Utilisima) DARI DESA SANGKURIMAN

Transkripsi

1 INTISARI ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KADAR ASAM SIANIDA PADA UMBI SINGKONG (Manihot Utilisima) DARI DESA SANGKURIMAN Yulida Rahmi 1, Amaliyah Wahyuni 2, Erna Prihandiwati 3 Singkong atau umbi singkong (Manihot utilisima) merupakan salah satu makanan pokok bagi masyarakat indonesia. Umbi singkong juga sumber karbohidrat lokal indonesia yang memiliki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung. Tingginya kandungan karbohidrat pada umbi singkong dapat menjadikan salah satu alternatif bahan pangan. Selain memiliki gizi, semua umbi singkong juga mengandung zat berbahaya berupa asam sianida (HCN) yang merupakan senyawa beracun dengan konsentarasi asam sianida (HCN) yang fatal bagi manusia jika dikonsumsi dosis yang mematikan (0,5 3,5 mg) HCN/kgBB. Syarat mutu singkong terhadap asam sianida berdasarkan SNI yaitu maksimal 40 mg/kg. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kualitatif dan kuantitatif asam sianida (HCN) pada umbi singkong (Manihot utilisima) di Desa Sangkuriman. Penelitian ini merupakan observasional deskriptif. Populasi dalam penelitian yaitu seluruh singkong segar yang dibudidaya di Desa Sangkuriman, sedangkan sampel dalam penelitian yaitu umbi singkong segar yang memenuhi kriteria. Sampel diambil dengan teknik prposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Selanjutnya sampel akan diuji analisis kualitatif dengan kertas pikrat dan analisis kuantitatif dengan titrasi argentometri. Hasil pengujian terhadap sampel dengan kertas pikrat memberikan hasil positif dengan kadar rata-rata 240 mg/kg. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan yaitu hasil pengujian pada umbi singkong (Manihot utulisima) di Desa Sangkuriman positif mengandung asam sianida (HCN) dengan rata-rata 240 mg/kg sebelum direndam. Setelah direndam selama 60 menit (1 jam) sisa kadar asam sianida sebesar 11,34 mg/kg maka dengan ini dapat dikatakan layak konsumsi karena memenuhi syarat mutu SNI yaitu maksimal 40 mg/kg. Kata kunci: Analisis Kualitatif dan Kuantitatif, Asam Sianida, Umbi Singkong 1,2,3 AkademiFarmasi ISFI Banjarmasin 1

2 ABSTRACT QUANTITATIVE AND QUANTITATIVE ANALYSIS OF CYANIDE ACID ON CASSAVA BULB (Manihot Utillisima) IN SANGKURIMAN VILLAGE Yulida Rahmi 1, Amaliyah Wahyuni 2, Erna Prihandiwati 3 Cassava or cassava bulb (Manihot utilisima) is one of staple food for Indonesian society. Cassava bulbs are also the source of local carbohydrate of Indonesia which is the third largest after rice and corn. The high content of carbohydrates in cassava bulbs can make it as one alternative food. Besides having nutrients, all cassava bulbs also contain harmful substances in the form of cyanide acid (HCN) which is a toxic compound with a cyanide acid (HCN) concentration that is fatal to humans if consumed in lethal dose ( mg) HCN / kgbb. The quality requirement of cassava to cyanide acid based on SNI is maximum 40 mg / kg. The purpose of this research is to analyze qualitative and quantitative cyanide acid (HCN) on cassava bulb (Manihot utilisima) in Sangkuriman Village. This research is descriptive observasional. The population in this research is all fresh cassava that is cultivated in Sangkuriman Village, while the sample in the research is the fresh cassava bulbs that meet the criteria. Samples were taken by purposive sampling technique based on inclusion and exclusion criteria. Then, the sample will be tested qualitative analysis with pique paper and quantitative analysis with titration argentometri. Test results of samples with picrate paper gave positive results with an average grade of 240 mg / kg. Based on the results of research conducted, it can be concluded that the test results on cassava bulbs (Manihot utulisima) in Sangkuriman village were positive containing cyanide acid (HCN) with an average of 240 mg/kg before soaked. After soaking for 60 minutes (1 hour) the remaining cyanide acid content of mg / kg then it can be said is worthy of consumption because it meets the quality requirements of SNI which is a maximum of 40 mg / kg. Key words : Qualitative and Quantitative Analysis, Cyanide Acid, Cassava Bulb. 1,2,3 Academy of Pharmacy ISFI Banjarmasin 2

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman singkong (Manihot ulitisima) atau dikenal juga sebagai ketela pohon merupakan tanaman pertanian utama di Indonesia (Almasyhuri, 2013). Bagi masyarakat Indonesia, singkong merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung (Askurrahman, 2010). Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi berbagai tanah (Hamidin dkk, 2012). Tanaman ini termasuk family Euphorbiacea yang mudah tumbuh sekalipun pada tanah kering dan tahan terhadap serangan penyakit maupun tumbuhan pengganggu (gulma) (Kurnia, 2012). Singkong merupakan tanaman yang memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap (Purawisastra dan Yuniati, 2014). Kandungan zat dalam singkong ialah karbohidrat, fosfor, kalsium, vitamin C, protein, zat besi dan vitamin B1 (Adegunwa dkk, 2011). Adapun bagian yang terdapat disingkong yaitu umbi, batang, dan daun (Kurnia, 2012). Mengingat banyaknya kandungan gizi yang terdapat di dalam singkong tersebut, maka banyak masyarakat memanfaatkan singkong salah satunya ialah umbi singkong sebagai keripik, cemilan, sayur kuah, dan banyak juga masyarakat memanfaatkan umbi singkong sebagai pakan ternak karena kadar protein yang cukup tinggi (Auliana, 2013). Selain umbi singkong dapat diolah, umbi singkong juga dapat dimanfaatkan secara tradisional yaitu dikonsumsi secara mentah dan dicuci bersih langsung dimakan dan dapat juga diambil sarinya diminum sebagai obat tradisional (Pratiwi,2008). 3

4 Namun,beberapa jenis singkong tertentu juga dapat menimbulkan keracunan, karena singkong mengandung senyawa yang berpotensi racun yaitu Asam sianida (Hamidin dkk, 2012). Menurut penelitian Nofita dan Retnangingsih. A bahwa umbi singkong positif mengandung Asam sianida (HCN) dengan kadar 47,91 mg/kg. Asam sianida adalah kelompok senyawa yang mengandung gugus siano (-C=) yang terdapat di alam dalam bentuk-bentuk berbeda (Luque-Almagro dkk,2011). Asam sianida dalam bentuk hidrogen sianida (HCN) dapat menyebabkan kematian yang sangat cepat jika dihirup dalam konsentrasi tertentu. Sifat sifat murni Asam sianida, yaitu mempunyai sifat tidak berwarna, mudah larut, mempunyai bau khas dan mudah menguap pada suhu kamar. (Riyadi, dkk. 2016). Gejala keracunan akut Asam sianida pada manusia meliputi: nafas tersengal, penurunan tekanan darah, denyut nadi cepat, sakit kepala, sakit perut, mual, diare, pusing, kekacauan mental dan kejang. Selain itu, sistem saraf juga menjadi sasaran utama asam sianida. Paparan Asam Sianida (HCN) secara lama dalam konsentrasi tinggi dapat menstimulasi sistem saraf pusat yang kemudian diikuti oleh depresi, kejang-kejang, lumpuh dan kematian (ATSDR, 2006). Konsentarasi Asam sianida (HCN) yang fatal bagi manusia jika dikonsumsi dosis yang mematikan (0,5 3,5 mg) HCN/kg berat badan (Winarto, 2002). Artinya, jika konsentarasi Asam Sianida (HCN) pada umbi singkong yang dikonsumsi secara mentah sebesar (0,5-3,5 mg) didalam tubuh manusia maka akan berakibat fatal. Namun, syarat mutu Asam sianida (HCN) pada umbi singkong berdasarkan SNI yaitu maksimal 40 mg/kg (Nofita, 2016). Singkong yang digunakan pada penelitian ini yaitu singkong yang ditanam di Desa Sangkuriman Kecamatan Paser Belengkong Kabupaten Paser Kalimantan Timur karena belum diketahui senyawa Asam sianida yang terdapat pada singkong. Berdasarkan uraian diatas penulis 4

5 tertarik untuk meneliti kandungan Asam sianida dan berapa kadar Asam sianida yang terkandung didalam singkong 5